32
DISIPLIN SOSIAL DAN ETOS HUK SERT A MASALAHNYA DI INDONESIA __--=-______ Oleh:
Bismar Siregar--------_
Pendahuluan Menyimak makna yang tersurat dari . them a, sub thema serta judul yang diberikan kepada saya seperti tersebut di atas, tidak seorangpun yang akan berkata- sia-sia dan mubazzirlah seminar ini diadakan. Oleh sebab itu, walaupun belum tahu siapa secara persona, demikian pula karena keawaman sebagai warga Medan yang baru I tahun menjadi pemukim menjadi tanda tanya siapa pula pengajak seminar ini? Tekad saya, kalau ia bermanfaat tunjang dan sokonglah. Bila tidak secara mated, cukup moral yang disebut do 'a jadilah ! Setelah saya mendalami kerangka acuan, saya menangkap maksud dan tujuan, baik yang makro juga mikro, demikian pula target istilah populer, yang menjadi sasaran antara lain, bagaimana menjadikan disiplin sosial menjadi bagian yang utuh dari kebutuhan hidup masyarakat, yang pada gilirannya tersosialisasi dan diadaptasinya nilai-nilai budaya bangsa serta Pancasila dalam menunjang pem bangunan nasional. Rasa berdosa dan berkhianat kepada Tuhan menyelinap · dalam hati bila mengatakan hanya bersedia, bukan berperan aktif dalam seminar ini, mengingat betapa banyak dan besarnya rakhmad dan kurnia yang dilimpahkanNya seperti ilmu dan pengabdian dalam jabatan. Oleh sebab itu tanpa ragu-ragu saya berucap, Insya
Allah ! Itulah kata, itulah janji yang semaksimal mungkin diberikan seorang, bila ia sadar dan menyadari akan kedhaifan dan ketidak sempurnaannya. Karena itu diawali dengan Bismillah. Tidak salahnya pula disarnpaikan dengan segala kerendahan hati, sekiranya materi yang disajikan tidak bersifat ilmiyah, paling tidak ada orang yang berpendapat demikian, ada benarnya, walaupun mungkin tidak seluruh benar. Maafkanlah saya seandainya gaya ungkapannya yang seolah-olah siniskritis, tiada lain karena di dorong kesadaran, siapa lagi yang akan berkata yang benar itu benar yang salah itu salah, dan tidak berkata setengahsetengah, kalau bukan kita hadir disini, demi cinta kita kepada negara dan bangsa yang menjadikan dasarnya Ketuhanan Yang Maha Esa. Karenanya diakui sebagian paparan ini seolah-olah oukan ilmiyah, tetapi dakwah dan khotbah menurut mereka itu. Tetapi dakwah dan khotbah, kecuali ilmiyah juga akidah. Dasarnya ada, antara lain nabi sempat berkata: "Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina ". "Ambillah hikmah ilmu pengetahuan dan kebajikan ulehmu dan tidak berba· haya bagimu dari tempat manapun da· tangnya ". "Allah meninggikan derajat orang yang berimah diantaramu dan orang yang mempunyai ilmu".
.
Disiplin Sosial & Etas Hukum
Sekiranya ada fihak yang berkesimpulan cara dan langgam saya aneh, ganjil dan asing, saya terima. Dari sejarah perkembangan ummat setiap pem baharuan selalu dianggap aneh, t etapi belum berarti yang aneh dan asing itu tidak baik. Khusus untuk memberi penguat hukum dalam hal ini saya menyajikan dialog nabi an tara lain: Pertanyaan : "Siapakah orang asing itu "? : "Orang yang menghidupkan Ja wab sunnahku, orang yang meng· adakan perobahan, berani mengambil sikap tidak perduli pendapat kebiasaan orang lain ".
\ Istilah umum ijtihad dan orang demi.kian mUjtahid. Itulah dasar pijak saya untuk berani tampil di gelanggang, untuk menerima ocehan, seandainya itulah yang dianggap wajar setelah mendengar uraian •
•
1m.
Pokok Permasalahan Untuk memudahkan uraian ingin saya membagi makna judul menjadi tiga yaitu: 1. Disiplin sosial 2. Etos hukum 3. Masalah disiplin sosial dan etos hukum itu di Indonesia.
I. Disiplin Sosial Dari kerangka acuan dapat dibaca dasar pemikiran yang dirnaksud disiplin sosial sebagai sebuah idea, dan untuk mewujudkan dalam kenyataan harus ditetapkan kwalitas hidup yang dalam hal ini jelas, kwalitas ' hidup yang sungguh-sungguh mencerminkan pola berdasarkan Pancasila. Tetapi untuk sampai kepada tujuan itu harus menempuh berbagai tantangan, karena pembaharuan wbat m odernisasi yang mengalir tidak terben dung dari luar. Kalau tidak ada
33 saringan akan mungkin menghancurkan nilai-nilai yang sampai saat ini kita tidak ragukan Pancasila, penyelam at dari kehancunm ummat dan bangsa pada waktu yang lalu. Sejauh manakah kita marnpu bertahan terhadap . tobrosan kultural, sehingga kita tidak terbawa arus yang mau tidale mau dihadapi. Karena itulah tepat disiplin sosial dipermasalahkan. Tentang tujuan seminar dibagi dua makro dan mikro. Yang bersifat makro antara Jain: Kebutuhan sosial untuk meningkatkan kesadaran masyarakat perlunya disiplin sosial dalam semua aspek-aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, bahkan tidak hanya berbangsa juga berantar-bangsa. Tujuan dan sasaran yang luas demikian sungguh tepat dan baik. Bahwa apa yang dicapai tidak atau belum seluas yang disarankan dalam seminar itu, itu soallain. • Pokoknya ada niat ada usaha. Dan yang demikian itu patut digalakkan_ Menurut pengamatan yang demikian sampai sekarang belum memasyarakat. Seringkali telah ada niat, tetapi belum berwujud dalam tekad, karena gugur dalam putusasa atau lebih condong karena rasa kecewa. Bukankah sering terjadi, kalau meli-hat satu peristiwa katakanlah ngebutnya anak-anak penggede yang punya modil dipersirnpangan jalan Pattirnura dengan jalan Mongonsidi, setiap hari Sabtu, , berbuat yang bukanbukan. Bukan mustahil yang jantungnya lemah alean copot. Dalarn kejadian seperti ini say a sering bewiat besok saya lapor ke Kepala DLLAJR atau Polisi. Tetapi niat itu tinggal niat. Hati sempat berbisik: "Merekakan sudah tahu, cuma kurang mau tahu!" , .. Sebaliknya bila tekad telah ada, tetapi tidak dilandasi niat gagal pulalah J anuarl 1984
•
34 dia. Kalau . tidak ada kesadaran yang menjiwai perbuatan, sarna saja dengan tingkah laku hewan. Yang setepatnya ialah bila bersatu niat, tekad dan amal. Ini terjadi diseminar ini. Ada niat, ada tekad berwujud dalarn tindakan, masing-masing menguraikan buah fikirannya kemudian diperbincangkan lalu disimpulkan untuk disarnpaikan sebagai masukan kepada yang berwenang. Sumbangsih pemikiran perlu dalam era pembangunan. Bila dianggap baik akan dilanjutkan dengan tindakan konkrit. Apakah mem buat peraturan Un dang-Un dang, apakah menertibkan yang perIu ditertibkan. Tetapi jelas akan ada follow upnya. Inilah harapan dan inilah tujuan. Bila berhasil, Alharndulillah! Bila belum kita dapat berkata, karni telah berusaha dan itulah batas kemampuannya. 1. Apa perlu pembahasan disiplin sosial ? Menurut hemat saya perIu ! Bahkan sungguh perIu. Sekarang ini, maaf bila kata-kata ini seperti kata nenek tua "si tunjuk mata ni norbo ". Apa yang dimaksud disiplin sosial, kalau hanya karena kesadaran sulit mengharapkan dipatuhi. Berbagai peraturan dibuat, berbagai larangan diadakan, ketidak disiplinan tidak terhilangkan. Perobahan nilai kultural mem bawa akibat yang tidak terkendalikan untuk ini perlu kesadaran bertanggung j a wab. Dalam diri seorang saat ini sering terpaku istilah hanya aku, untuk kepentingan aku dan sebagainya ! Aku ditonjolkan bukan kita. Ucapanpun ten tang aku ini sudah memasyarakat. Pernah berIaku, bila kita berucap kepada orang lain tidak atau kurang beradat rasanya bila menyebut saya.
Hukum dan Pembangunan
Lebih beradat memilih ucap kita, walaupun terhadap orang yang baru dikenal. Ini pertanda ada perasaan kebersamaan. Kalau bukan kita istilah kami juga sering digunakan. Sebagai akibat terjadi perobahan sosial dan tentu membawa perobahan nilai, karen any a perIu diperhatikan perobahan disiplin sosial. Perobahan tidak dapat dihindarkan. Bila bernilai baik teruskan walaupun dituntut penyesuaian dengan keadaan. Sebagai contoh istilah kita, untuk saya, mencenuinkan jiwa gotong royong. Kita ingin memantapkan kelestarian jiwa gotong royong itu, bukan dalam bentuk pengertian yang larna sarna ke . sawah, sarna ke gunung, tentu dalam bentuk lain. Jiwa gotong royong itulah yang membuat kita jauh dari fllsafat Homo Homini Lupus, satu sarna lain menjadi serigala. Erosi jiwa gotong royong terjadi sdemikian rupa, bila ada orang Minta sekedar sedekah belas kasihan, bukan jarang dimaki: "Orang ini tidak tahu di untung". Apa sebabnya terjadi yang demikian ? Karena yang berkata mungkin teIIIlasuk orang yang tidak beruntung. Hidupnya dibawah garis kemiskinan, bukan lagi Senin dan Kemis, tetapi dicari pagi belum tentu dapat sore. Faktor ini perIu menjadi perhatian untuk ditelaah sejauh dan sebab apa terjadi perobahan niIai sosial seperti disebut dari berkita kepada yang ber-aku ! Sekedar untuk meresapkan, mungkin ada baiknya di ketengahkan hadist Nabi : "Kemiskinan itu mendekatkan orang kepada ke kufuran ".
Kufur diartikan melanggar hukum yang berarti tidak disiplin lagi. J adi
35
Disiplin Sosial & Etas Hukum
faktor penentu disiplin atau tidaknya seorang lebih luas lagi masyarakat sangat bergantung dari standar kehidupan dalam masyarakat itu . 2. Menjadi pertanyaan selanjutnya kesadaran so sial yang bagaimana yang menjadi sasaran ? Kita sudah bulat sepakat, kesadaran yang berakar pada fils3.tat t'a:flcasila. Tentang kesepakatan formal ini tidak ada yang meragukan. Setiap pejabat sudah fasih lidahnya berucap demikian. Yang belum, mungkin pak Wongso, Ibu Inem atau Djakodair dan Nai J oman di kaki gunung pedesaan. •
•
Yang dipertanyakan karenanya, apa sebab tidak berwujud dalam fakta sehari-hari ? Berbagai faktor patut diakui menjadi penyebab. Mungkin dalam hal ini patut diartikan bukan miskin pengisi perut, tetapi yang lebih utama miskin dalam iman. Miskin dalam perut masih bisa bertahan bila kuat iman. Tetapi kalau iman tidak kuat jangankan yang miskin harta, bisa jadi perampok, pembunuh, juga yang kaya harta tidak urung berbuat demikian walaupun dengan cara yang berbeda. Sungguh sengsaralah kita jadinya. Tidak akan dikenallagi batas antara yang halal dan bathil atau yang lembang dan melintang. Sarna selja sikat semua, "Asal bersisik dekkelah itu" ! Saya minta maaf bila ungkapan ini terlalu terbuka dan blak-blakan. Tetapi ini kejadian yang perlu diketahui agar tidak berlanjut apa yang dialami sekarang ini, dalam rangka menegakkan disiplin sosial yang ber-Pancasila. J angan hendaknya masih dilanjut-
kan kebiasaan menutup-nutupi kenyataan dan menghibur diri sendiri: "Itu bukan apa-apa ! Itu bukan urusan saya" ! Bagaimana disebut belum apa-apa? Setiap hari kita mem baca ten tang perbuatan melanggar hukum, bukan hanya sederhana tetapi berganda. Rampok disertai perkosaan diakhiri pembunuhan. Perkosaan oleh si kakek yang mengaku dukun terhadap gadis ingusan, yang minta jodoh di carikan. Si lakiganteng tahu di gantengnya merayu si perawan dan direnggut keperawanannya, ke mudian berkata: "Mengadulah ke langit ketujuh, tidak ada fasal yang mempersalahkan saya, mau sarna mau" ! Peristiwa-peristiwa seperti ini perlu menjadi pengamatan dalam seminar ini. Apa sebab terjadi perobahan nilai, perobahan sosial yang negatif demikian ? Bukankah bangsa ini pemah disebut, "het zachste volk der aarde?" Jawabannya ialah sasaran yang diharapkan dalam tujuan makro melalui seminar ini mencari masalah yang mendasar dan mencari fOllnat yang konseptual, operasional dan merumuskan program aksi kemasyarakatan secara lintis sektoral dari disiplin sosial. 3. Faktor lain yang menjadi penyebab terganggu disiplin sosial itu patut dikemukakan hilangnya kepekaan. Kita bukan tergolong buta, tuli, bisu ! Tidak ! Bila ada orang bersebut demikian, celaka. Bisa dendam tak berujung. "Kalau ini buta tidak punya mata". "Kau ini tuti tidak punya telinga", dianggap kata penghinaan. Tetapi ironis, dalarn kenyataan bukan mustahil kita tergolong bu ta, tuli, bisu ! Bacalah semen tara iklan sur at kabar. Disajikan barang-barang super Januari 1984
,
36
Hukum dan Pembangunan
lux. Untuk sebagian besar bangsa kita barang itu hanya dalam bayangan. Bukankah bila ia kern bali dari pekan, setelah dilihatnya di toko TV, lemari es dan sebagainya mengajak ia untuk berangan-angan, yang tentu tidak ada larangannya. Tetapi dapatkah dibayangkan, apa jadinya bila angan-angan itu akan diwujudkan dalam kenyataan ? Apa daya uang tak punya ! J alan lain ada terbuka, melanggar hukum. Saya berani berkata, orang yang beriman tidak akan berbuat demikian. Tetapi berapalah dian tara • ummat ini yang berimah seperti itu? Contoh lain, iklan film ! Kalau bukan yang menyangkut sex tidak digalakkan. Tolonglah baca dan perhatikan apa makna gambar dan kata-katanya. Sebagai contoh: "Majikan lald~laki main dengan pelayannya, biasa. Tapi majikan perempuan main dengan pelayan lakilakinya baru luar biasa. Dan ini putri perempuannya apa akibatnya .buat dia". (FooZin Around). Iklan lainnya dalam judul yang sarna "Inikah pelayan laid-laid itu? Dia pacar sang putri atau kekasih sang ibunya ? atau kedua-duanya ?" Janganlah kita membiarkan masyarakat ini dikotori oleh hidup berangan-angan baik ten tang yang bersifat materi (benda) juga cara hidup dari atas angin sana. Dalarn situasi demikian set an sudah siap dengan bujuk rayu gombalnya. Bujuk rayu setan tiada lain melanggar hukum. Tidak pernah setan mengajak mematuhi hukum. Saya bukan ahli ekonomi, tetapi sebagai orang awam dapat memperkirakan sekedar kira-kira, berapa banyak devisa yang terbuang sia-sia demi pemasukan barang yang untuk sementara. patut ' dinyatakan tidak berguna. •
•
Mubazzir namanya. Mubazzir hukumnya. Haram dan dosa imbalannya. Siapa yang berdosa itu ? Saya tidak tahu, tetapi seminar ini mungkin mencari tahu, agar kita tidak jadi sasaran bangsa lain dengan import segala macam yang langsung atau tidak merusak kepribadian kita. Akibat lain yang menyangkut kenyataan disebebut di atas, ada jurang yang semaldn mendalarn an tara yang punya dan tidak punya berakibat antara lain, kesombongan, keangkuhan bagi si yang punya. Tanpa apriori mempersalahkan aotu-rally dan motoreros, tetapi patut difikirkan akibat yang tim bul dalam pergaulan masyarakat dalam rangka membina • disiplin sosial, tenggang rasa, tep 0 seliro. Masuknya nilai-nilai baru tidak dapat dihambat, dalam berbagai gaya dan bentuk ia menyelinap di tengah kehidupan masyarakat. Karenanya patut diperingatkan waspadalah agar tidak diracuni kebudyaan asing yang asing itu. Ingat tuntutan hak yang disebut waria. Perhatikan heboh operasi plastik, terakhir operasi selapu t dara. Bila kita alpa memperhatikan ini, saya rsa-rasanya dihantui bayangan peringatan Tuhan. "Tidaklah suatu bangsa yang ber· buat maksiat daripada mereka itu ada orang yang sanggup untuk me· nan tang mereka, tetapi ia tidak lao kukan, melainkan dikhawatirkan bah· wa Allah akan menimpakan bencana kepada mereka semua dari sisi Allah ". (Hadis Nabi)
Inilah peringatan agar kita tidak buta, tuli, bisu, tetapi melihat kenyataan dan apa kenyataan itu.
II. Etos Hukum Etos Hukum: Mungkinkah arti etos sarna dengan semangat ? Kalau tepat, •
Disiplin Sosial & Etas Hukum
je1as bagi saya ! Bahwa disiplin sosial sebagai suatu idea harus didukung oleh semangat hukum. Tentang semangat dan bersemangat tidak ada permasalahn. Kita sudah ter1atih untuk bersemangat. Bukankah kemerdekaan kita pero1eh dengan semangat juang ? Tetapi patut menjadi pertanyaan ten tang semangat hukum yang bagaimana ? Secara fonnal hukum dan keadilan di negara ini hukum berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. (Pasal 4 ayat 1 UU No. 14/ 1970).
37
Bukan bermaksud menantang Pak Soedomo ! Tetapi beliau pernah berucap dibenarkan mencuri keahlian teknologi modern dengan segala cara. Artinya menghalalkan cara untuk mencapai tujuan. Saya setuju khusus tentang mengambil alih teknologi modern itu, tetapi dengan 1andasan hukum yang dapat dibenarkan menurut Pancasila. Karena yang diambil alih secant tidak halal itu, ilmu. Islam memperingatkan tidak boleh kikir tentang ilmu. Jadi kalau ada yang kikir ten tang ilmu ia inelanggan ketentuan Tuhah. Dan tidak perlu menyebut kita sebagai Pencuri. Juga pernah ada pernyataan Ketua Umum DPP HNSI:
Pertanyaan akan timbu1, apa dan bagairnana hukum dan keadilan yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa ? Secara formal, belum bahkan "Tengku1ak ikan perlu dikeIja-paksatidak berarti dituangkan ! Tetapi sekan oleh Kopkamtib". Ini ucapan cara azasi telah ada ! Perhatikanlah Ketua Umumnya. Seyogianya tidak kecuali pasal 4 ayat 1 UU No. 14/ terucap agar disiplin sosial dan etos 1970, juga pasal 29 ayat 1 UUD hukum itu tidak saling bertentangan. 1945. Ada peristiwa lain di Medan, dikenal Dasar negara Ketlihanan Yang Maha peristiwa Losmen Selayang Pandang. Esa, mengandung makna yang 1uas seKarena tidak kapok-kapok juga baik si kali. Berdasarkan ketetapan itu di pemilik hotel, demikian pula si pelaku negara ini tidak boleh ada apapun namanya yang direstui bila bertentangan ., untuk berbuat tidak senonoh, pada saat penggre bekan tertangkap basah dengan jiwa roh Tuhan Yang Maha • yang sudah berke1uarga, istri Esa itu. Juga demikian yang menyangkut huYang mahasiswa dan ia lajang si ayah di panggil oleh si pejabat penegak kum dan pelaksanaan hukum. Kalau hukum. Masing-masing disuruh memdemikian semangat hukum yang dijadikan menggiring disiplin sosial itu buat pernyataan persetujuan atas perseyogianya tiada lain disiplin sosial buatan itu ! Coba bayangkan, istri yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa. atau ayah disuruh setuju apa yang Berlandaskan iman dan taqwa itu pudiperbuat ! Masya Allah, malu nian ! lalah, kualita.s hidup, walaupun sekaKalau masih ada rasa malu ! Salahkah rang ini belum terwujudkan dipawaiyang demikian ? Biarkan seminar ..ini pawai menyebut, seyogyanya ! yang mempennasalahkannya dalam Kwalitas hidup masyarakat yang berrangka mendinamisasikan disiplin sosial. taqwa itu sejak lelu1uhur sudah ada, Mungkin ada baiknya, dalam hal ini walaupun patut diakui belum meradisebut penembakan misterius atau ta, juga belum mendalam apalagi dipetrus ! Pro dan kontra bergema dan sebut berakar. Karenanya tidak heran tidak akan ada habis-habisnya. Tanpa masih sering kita mendengar ucapaningin mengemukakan pendapat, tetapi ucapan pejabat yang bertentangan detidak salah d'alam kehidupan ada yang ngan kualitas hidup demikian. disebut keadaan darurat. Islam meng•
•
Januarl 1984
38 akui ada keadaan darurat, antara lain sabda nabi: "Terangkat dari ummatku, kekeliru an , lupa dan perbuatan yang dilakukan dengan terpaksa". Keadaan terpaksa disebut darurat. Dalam keadaan seperti itu yang haram itu menjadi halal, hukumnya. Oleh sebab itu sejauh manakah petrus itu patut dikaitkan dengan etos hukum dalam rangka meluruskan jalan disiplin sosial di reI Pancasila ? Seminar ini mungkin dapat membicarakannya. Masih dalam ruang lingkup etos hukum, Pengadilan Tinggi pernah membuat heboh tentang arti barang danjasa dengan menerapkan pasal 378 KUHP , terhadap perbuatan yang selarna ini 'tidak pernah menjadi putusan hakim. Aneh disebut demikian. Aneh belum tentu salah, walaupun yang salahseringkali tidak aneh. Juga patut menjadi perhatian termasuklah dalam rangka meningkatkan etos hukum melindungi si golongan lemah si wanita ? J anganlah kita menyangkal kelemahan wanita itu, kecuali kalau sudah berfikir ala Barat bulat 100%. Masih belum habis penuasalahan muncuI lagi operasi selaput dara. Pro dan kontra ada, semen.ara pendapat demi ilmiyah boleh. Alasan yang patut dipertanyakan, dalam pola hid up Pancasila. Tentang operasi selaput dara ini sampat Menteri Sosial menghimbau jangan diperbesar. Menurut pendapat saja, biarkan saja agar hangat, karena perm asl!lahan ini sangat azasi. Bukan tidak pernah operasi plastik dipennasalahkan paling tidak oleh saya sendiri, dalam pertemuan para dokter (IDI) di Jakarta Desember 1982 saya berkesimpulan operasi plastik y ang menyimpang dari buatan Tuhan walaupun demi ilmu haram hukumnya. Lain halnya dengan cacad tubuh. Karena ciptaan Tuhan juga, silahkan
Hukum dan Pembangunan
para dokter adu ilmu dan kemampuannya. Ini tennasuk kewajiban mengamalkan ilmu pemberian Tuhan. Tentang operasi selaput dara yang menimbulkan heboh itu di Indonesia masalah bam walaupun masalah yang sudah lama di Jepang. Bila oleh Menteri Kesehatan diragukan kemungkinnya, saya sependapat. Operasi untuk memulihkan kepada keadaan yang sebenarnya, tidak mungkin. Disinilah kelebihan buatan Tuhan itu dibandingkan dengan buatan manusia, walaupun si manusia sering takabur serba bisa dan pintar. Tentang selaput dara marilah kita yang berakal ini, memikirkannya. Adakah suatu hikmah yang terkandung di dalamnya ? Jawabnya, akan berbeda. Bagi segolongan manusia ada yang bersikap nikmatikah dunia ini sepuas-puasnya. Artinya, selama ia berada disini reguk dan puaskanlah hidup tanpa batas. Hidup hanya sekali, selaput dara tidak bermakna ! Masu dapat istri yang masih perawan, bukan menjadi masalah. Bahkan sudah meluas kemajuan hidup untuk tidak beristri, cukup berpartner yang lanang bersama lanang yang betina sesama betina. Siapa yang larang ? Ada yang larang y ang membuat oeringatan dengan apa yang disebut wabah · aids. Mengapa kita harus teriampau meributkan yang demikian kalau itu adalah akibat tangan-tangan rna• nusia itu sendiri. Jngat cerita Nabi Luth. Juga golongan ini yang berkata, mari kita ber free sex. Suka sama suka. Bila kurang "syur", bumbui sambil menyaksikan gambar-gambar porno melaluivideo ! Kebebasan hak azasi, sekali lagi kata mereka. Pendapat seperti itu sudah memasuki wilayah yang menyatakan diri-
39
Disiplin Sosial & Etas Hukum
Singkatnya, kalau tidak di larang secara fOllllal, ada adegan bugil dan bersenggama dia akan muat? Pertanyaan inikah tipe manusia wira swasta yang sudah di tatar P-4? Ia hanya bertuhankan duit di negara yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa ? Kemudian, tidakkah terbaca oleh si pegawai negeri . anggota Korpri yang dibebani sensor? Matanya tidak buta, hatinya tidak beku, telinganya tidak tuJi dan ia mengaku te1ah di tatar P-4 pula!
Penyebab kebejakan moral harus segera diberhentikan ! Ancaman kebejatan moral ini bukan tidak pernah diperingatkan Tuhan, Tentang peringatan ini tidak disebut, jangan berzinah, tetapi jangan mendekati perzinahan. Oleh sebab itu dan seandainya ada yang sangat mendesak dewasa ini, di bidang kwalitas hidup inilah yang perlu mendapat perhatian. Pendapat lain tentang se1aput dara itu, ialah pendapat umum yang ada di masyarakat. Kita mengi10rmati dan menjunjung tinggi hubungan yang suci antara suami istri. Hubungan yang mendapat berkah dari Tuhan dan orang tua. Karena itu1ah tiang negara dan bangsa. Karenanya selaput dara jadi j aminan diberi Tuhan, bagi kesetiaan sesudah menginjak perkawinan. Mungkin ada yang bertanya bagi laki-laki apa jaminannya ? Tidak ada ! Hanya dirinya sendiri dan Tuhan ! SekaJi lagi ten tang operasi plastik, tidak ada alasan pembenaran, demi ilmu dilaksanakan. Kita tidak menyukai apa yang disebut seni untuk seni, ilmu untuk ilmu. Yang benar seni untuk seni, ilmu untuk ilmu demi pelaksanaan amanah Dahi semata. Ini azas dan dasar yang prindpil sekaJi. Dalam rangka itu tidak salah diketengahkan trilogi sikap seorang muslim yakni:
Marilah kita renung dan camkan, kalau tidak SARA akan terganggu. Karena itu saya ingin memohon perhatian akankah kita sepakat melalui seminar ten tang konstatasi ini dan menyampaikan peringatan terutama kepada yang berwenang, sebelum malapetaka yang menimpa sebagian ummat di benua sana, akan menimpa ummat kita ?
a. Niat : Lillahi Robbi! A lam in b. Tekad: Bismillahirrohamanirrohim c. Hasil: Alhamdulillal:i Robbfl A lam in. Semuanya atas nama Allah dan atas rakhmad Allah. Dan yang demikian sesuai dan sejalan dengan roh keadilan dan hukum yang diucapkan di negara ini, yaitu:
nya berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa ini. Sadar atau tidak tangantangan kita ikut membantu dan memperlancarnya. Sekedar contoh nyata. Diantara mass media, dalam hal ini Bukit Barisan tgl. 18-11-1983, dimuat: "Akibat film dan kaset video porno: J angankan yang muda, kakek-kakek pun ingin kembali muda". Tidak kurang pula disinggung tentang iklan yang disodorkan antara lain kerendahan derajat golongan wanita, sebutannya, 1. Gadis te1epon 2. Gadis panggilan 3. Senyum monaJisa, Gambar yang disajikan adegan pelacur dan pria hidung be1ang (?) dian tara sajian kata "Maaf ..... . gam bar ...... sengaja tidak kami muat karena ada larangan."
•
•
Januari 1984
40
. Hukum dan Pembangunan
Demi keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
III. Masalahnya di Indoriesia Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan apa masalahnya di Indonesia? Masalahnya secara singkat : a. Negara Indonesia terletak antar persimpangan jalur dari Benua Barat ke Timur, Utara ke Selatan sangat terbuka untuk dimasuki apapun dari luar, ideologi, cara/ pandangan hidup, tidak terkecuali sasaran yang empuh untuk kepentingan ekonomi, politik, pertahanan negara lain. b. Negara Indonesia diakui negara mud a dalam mengejar keterbelakangannya patut lebih wasp ada. J angan dan tidak perlu mengalami hal-hal yang tidak baik pernah dialami rtegara yang sudah berkembang itu. Oleh sebab itu harus tepat pilih memasukkan baik pandangan hidup, cara hidup yang menyangkut moral. Pandangan hidup bebas tanpa batas tidak dibenarkan. Walaupun belum terlambat, tetapi sudah ·terlanjur, patut dipertimbangkan dengan sungguhsungguh apa yang disebut trobosan kebudayaan di bidang per film an , baik import/pembuatannya. Juga sifat latah disebut konsumenerisme yang menghabiskan devisa yang sangat dibutuhkan dalam rangka pembangunan guna meningkatkan hidup bangsa terutama di pedesaan dan lapisan terbesar di perkotaan sangat erat kaitannya dengan pola hidup sederhana. ,c. Budaya panutan masih kuat berakar dihati sanubaru ummat dan bangsa. Pupuk dan tumbuhkan tentu dengan penilaian apakah
cara panutan yang sekarang ini sudah tepat atau belum. Kalau belum marl difikirkan. Ada pola yang sangat sederhanll, otektik pula sabda nabi: a. "Setiap kamu menjadi pemimpin dan akan dipertanggung jawabkan dari padamu ten tang pimpinanmu itu ". b. " Tidak termasuk golonganku yang tidak menyantuni bawahannya dan bawahan yang tidak menghormati atasannya ". C. ''Demi Allah janganlah engkau serakah sesuatu pekerjaan kepada seorang yang memohon pekerjaan itu kepadamu ".
Juga finuan Jesus Kristus : "Bahwa kamu inilah garam dunia, jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia dapat diasinkan pula. Tiadalah ia berguna lagi, hanyalah akan dibuang dan di injak orang". (Mateus 5 : 13).
Bila yang demikian itu hadist nabi, iman sekaligus sum ber hukum bagi umatnya, terpuji kiranya sekedar kata-kata mutiara bagi yang bukan tergolong ham banya. Apa salahnya pedoman demikian digali dari sumber hukum yang tidak tertulis dalam rangka mencarl jawaban tentang masalah yang sekarang diperbincangkan dalam seminar ini. Mari dengan segala kerendahan, keterbukaan hati, bila akan berbeda pendapat, jangan paksakan pendapat. Biarlah kita berbeda asal tidak bertentangan. Beda pendapat pertanda orang yang waras dan sehat sekaligus terimalah sebagai rakhmad Allah.
IV. Kesimpulan Tidak sulit untuk menemukan jawaban dari "kemelut", seandainya bo•
41
Disiplin Sosial & Etos Hukum
leh dikatakan ada yang demikian de• • wasarnl. Caranya: Benllawas diri untuk mencari penyebab keadaan yang tidak baik dan mencari upaya mengatasinya. Bila sudah dapat, marilah secara tulus ikhlas, siapa ia, warga biasa atau bukan, bertekad didahului niat yang tulus ikhlas.
1. Kita tidak ingin negara dan bangsa ini jadi arena pertarungan politik, ekonomi dan sebagainya oleh siapapun juga dari luar atau dalam. Apalagi bila yang demikian secara sengaja bertujuan membawa rnalapetaka hancurnya nilai-nilai terkandung dalam filsafat Pancasila. .
2. Pancasila sebagai alat pemersatu wajib ditegakkan dan dilestarikan. Karenanya disiplin sosial yang akan disimpulkan sebagai hasil seminar ini haruslah disiplin yang dijiwai dengan roh Pancasila dan UUD 1945.
hari ini kita tidak ragu lagi, segala sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai terkandung dalam filsafat Pancasila dan UUD 1945 apapun bentuk ragamnya tidak akan berlanjut lagi dalam kehidupan ummat, bangsa dan negara ini.
4. Sekiranya boleh mengeluh kepada Tuhan , keluhan itu tidak lain: "Ya, Tuhan, melalui nabimu Muhammad ia berkata: "Jika engkau lihat kemungkaran, robah dengan tanganmu, bilamana tidak dengan mulutmu, bilamana tidak dengan . hatimu. Dengan hati ialah selemah iman". Apa yang dicapai dalam seminar ini, semoga dengan mulutlah itu
5. Kepada Tuhan kita bermohon, kepadaNya kita berpinta, kita hanya manusia perencana, tetapi Ia jualah Yang Maha perencana, dan sekaligus Maha Penentu. Insya Allah, dirihoi dan diberkahi upaya kita ini. Ami n ! •
3. Ini tekad, ini k erngrnan ·· kita '. Bila hari kemarin kita terlalai,
Wabillalii taufiq wal hidayah Wassalamu 'Alaikum Wr.Wb.
Murung, bukanlah perasaan jasmani yang kurang nya· man, sebagaimana yang anda bayangkan, melainkan penyakit pikiran. (John Ford)
Mohonkanlah kesederhanaan kepada Tuhan. Hanya itulah alat yang diperlukan oleh penyakit yang anda derita. (Shake speare) •
•
•
Januari J 984