Dibawah Pengajaran Dosen: Kenangan Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris
DIBAWAH PENGAJARAN DOSEN: KENANGAN MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS Nina Afrida
This paper is intended to describe students’ experiences during instructional process at English Department in STAIN Zawiyah Cotkla Langsa TA 2013/2014. Qualitative applied as an approach in this research. The data were obtained from interview technique to 10 students as the sample of research. The sample was chosen by accidental sampling. The result showed that the methods used by the lecturers in teaching are not effective. It based on students’ answer that they did several activities ,which not should be done during the class is running. The dominant methods applied by the lecturers are lecturing and Discussion . Keyword : Qualitative, research, activities PENDAHULUAN Sebagai tenaga pendidik, seorang dosen harus mempertimbangkan segala unsur-unsur yang tepat yang mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran utuk mata kuliah yang diampunya, atas dasar pertimbangan tersebut maka dari itu metode yang digunakan sangat bervariasi, sebagian dosen ada yang menjelaskan materi sepanjang perkuliahan, ada juga yang memberi penjelasan materi sepanjang perkuliahan plus sesi tanya jawab, berdiskusi, pemberian tugas, pembagian kelompok, atau metodemetode lainnya yang disesuaikan dengan faktor-faktor tertentu. Bukan tidak mungkin metode yang mereka gunakan belum tepat sasaran dan tepat guna, karena sebab dari suatu hal yang mungkin tidak disadari oleh dosen tersebut. Adanya gejala penyimpangan yang benar-benar tidak disadari oleh dosen namun dapat dirasakan keberadaan gejala tersebut oleh penerima materi pembelajaran. Hanya mereka yang memiliki kepekaan fenomenologis saja yang dengan cepat dapat
mennyerap gejala-gejala itu lewat indera. Kepekaan fenomenologis ini bisa didapatkan oleh setiap orang yang memiliki banyak pengalaman dalam proses pembelajaran, yaitu mahasiswa. Pada observasi awal peneliti di prodi PBI STAIN ZCK Langsa, dari metode-metode pembelajaran yang diterapkan oleh dosen, ada beberapa metode yang dominan digunakan oleh dosen yang sama pada setiap pemberian materi perkuliahan, atau beberapa dosen menggunakan metode yang sama dalam menyampaikan materi perkuliahan yang berbeda. Hasil interview terhadap mahasiswa PBI pada studi sebelumnya menyatakan bahwa 9 mata kuliah yang diikutinya memberikan metode yang bervariasi, ada pula beberapa dosen menggunakan metode yang hampir sama. Mata kuliah tersebut terdiri dari 5 mata kuliah yang berkode TAR, STU, dan STK artinya mata kuliah tarbiyah, umum dan keagamaan yaitu Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Ilmu Tasawuf, Ilmu Kalam, Ilmu Pendidikan, dan Kewiraan. Dan 4 mata kuliah yang berkode ENG yaitu Reading, Translation, dan Grammar.
* Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP, Institusi Agama Islam Negeri Langsa
44
Magistra No. 97 Th. XXVIII September 2016 ISSN 0215-9511
Dibawah Pengajaran Dosen: Kenangan Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris
Sebagian besar dosen pada mata kuliah umum yang berkode TAR menggunakan metode mengajar
Oleh karena itu, hal ini pastinya memberi pengalaman pembelajaran yang melekat pada diri
dengan cara membentuk kelompok diawal perkuliahan, kemudian setiap kelompok diberikan materi berdasarkan silabus, selanjutnya setiap kelompok mencari bahan bacaan berdasarkan materi
mahasiswa dan pengalaman tersebut akan diasumsikan sangat bervariasi. Pengalaman ini berdasarkan fenomena yang terjadi selama mereka mengikuti
tadi, dan materi tersebut dipertanggung jawabkan didepan kelas pada setiap kali peertemuan, atau mahasiswa sering menyebutnya dengan istilah “maju makalah” atau “metode presentasi”. Kemudian, ada metode lain yang tidak pernah tertinggal yang sering digunakan oleh dosen yaitu metode dosen menjelaskan materi selama proses pembelajaran, pada akhir proses pembelajaran dosen tersebut memberikan peluang kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang kurang faham, maka dosen akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Sedangkan mata kuliah keprodian memiliki keberagaman metode dalam penyampaian materi perkuliahan. Untuk kesimpulan sementara, kedua metode ini menjadi metode favorit dosen di prodi PBI. Fakta di atas menunjukkan sebagian besar dosen seolah memiliki persepsi yang sama dalam pemilihan dan penetapan metode pembelajaran yang digunakan, Penyebabnya bisa beragam, bisa saja dikarenakan para pendidik di perguruan tinggi harus berpegang teguh pada teori andragogi atau teaching adult, atau memang metode turun temurun yang tanpa fikir panjang harus langsung digunakan, atau bisa saja karena tidak mengetahui metode yang lain. Hal ini memberi efek langsung kepada mahasiswa selaku penerima materi ajar. Jika pertimbangan dalam memilih metode pembelajaran tersebut benar-benar melihat dari berbagai unsur, maka proses pembelajaran akan berjalan sesuai rencana dan hasilnya pun lebih berkualitas, namun apabila pemilihan metode dilakukan secara subjektif maka akan terjadi hal sebaliknya.
Magistra No. 97 Th. XXVIII September 2016 ISSN 0215-9511
perkuliahan di PBI. TUJUAN Metode mengajar dosen merupakan unsur penting yang harus dosen gunakan ketika proses pembelajaran, setiap dosen memiliki pertimbangan tersendiri ketika menggunakan metode yang digunakannya ketika menyampaikan materi, namun yang jelas pertimbangan tersebut tidak secara subjektif. Jika seorang dosen memilih metode mengajar tanpa ada pertimbangan atau dengan pertimbangan yang subjektif maka metode tersebut diasumsikan kurang tepat pada penyampaian materi. Hingga memberi pengalaman tersendiri pada mahasiswa selaku penerima materi ajar. Maka dari itu, penelitian ini berusaha mengeksplor pengalaman mahasiswa selama proses pembelajaran terfokus pada metode mengajar dosen pada prodi PBI di STAIN ZCK Langsa.Maka tulisan ini akan mengungkap pengalaman mahasiswa terhadap metode yang digunakan oleh dosen ketika proses pembelajaran di PBI. Tulisan ini memberi gambaran secara jelas pelaksanaan metode pembelajaran yang digunakan oleh dosen pada prodi PBI di STAIN ZCK Langsadan juga juga dapat menjadi acuan kepada pembaca tentang tata cara menyampaikan materi pembelajaran dengan metode yang diterapkan oleh dosen pada prodi PBI di STAIN ZCK Langsa, juga dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan, metode apa yang baik digunakan berdasarkan disiplin ilmu yang diajarkan. Selanjutnya para tenaga didik dapat mempraktekkan
45
Dibawah Pengajaran Dosen: Kenangan Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris
metode pembelajaran yang benar-benar tepat guna dan tepat sasaran yang akan dipaparkan dalam laporan penelitian ini. Juga dapat menjadi bahan evaluasi dosen dalam memilih metode pembelajan untuk materi yang disampaikan.
mereka melakukan interaksi atau komunikasi. Para ahli fenomenologi yakin bahwa banyak cara menterjemahkan pengalaman yang tersedia dimasingmasing kita melalui interaksi dengan yang lainnya, dan hal tersebut yang mendasari pengalaman kita menjadi
LANDASAN TEORI
realita atau nyata, dan pada akhirnya terbentuklah yang disebut tindakan sosial. Hal ini tidak lepas dengan
Fenomenologi
teori Symbolic Interaction.
Teori-teori yang mendukung penelitian ini adalah teori tentang fenomenologi dari Alfred schuzt dalam Bogdan dan Biklen bahwa pengkajian dengan
Symbolic Interaction
model fenomenologi berusaha memahami makna peristiwa dan interaksi seseorang dalam kejadian tertentu. Dengan fenomenologi dapat dipelajari bentuk-bentuk pengalaman dari sudut pandang orang yang mengalaminya secara langsung, seolah-olah kita mengalaminya sendiri. Fenomenologi tidak saja mengklasifikasikan setiap tindakan sadar yang dilakukan, namun juga meliputi prediksi terhadap tindakan di masa yang akan datang, dilihat dari aspekaspek yang terkait dengannya. Semuanya itu bersumber dari bagaimana seseorang memaknai objek dalam pengalamannya. Schutz dalam pendapatnya, fenomenologi adalah studi tentang pengetahuan yang datang dari kesadaran atau cara kita memahami sebuah obyek atau peristiwa melalui pengalaman sadar tentang obyek atau peristiwa tersebut. Sebuah fenomena adalah penampilan sebuah obyek, peristiwa atau kondisi dalam persepsi seseorang, jadi bersifat subjektif. Bagi Shultz dan pemahaman kaum fenomenologis, tugas utama analisis fenomenologis adalah merekonstruksi dunia kehidupan manusia “sebenarnya” dalam bentuk yang mereka sendiri alami. Realitas dunia tersebut bersifat intersubjektif dalam arti bahwa sebagai anggota masyarakat berbagi persepsi dasar mengenai dunia yang mereka internalisasikan melalui sosialisasi dan memungkinkan
46
Pada konteks fenomenologi, mahasiswa dalam penelitian ini sebagai aktor yang memegang peran utama bagi yang mengalami proses pembelajaran didalam kelas, maka dari itu mereka yang mengalami secara langsung efek dari tindakan dalam proses pembelajaran. Teori yang mendukung kajian ini adalah Teori Interaksi Simbolik (George Herbert Mead dan Herbert Blumer). Para ahli Interaksi simbolik melihat bahwa individu adalah obyek yang bisa secara langsung ditelaah dan dianalisis melalui interaksinya dengan individu yang lain. Ketika terjadinya interaksi terus menerus antara manusia, maka terjadilah tindak sosial’ perilaku atau tindakan kita merupakan respon dari tindakan orang lain terhadap diri kita. Inilah yang kemudian disebut sebagai tindakan sosial. Adanya sebuah interaksi yang dilakukan secara terus-menerus oleh individu-individu sehingga dapat menciptakan kelompok masyarakat, institusi, hukum, dan norma. Teori Mead menyatakan ada tiga konsep dalam interaksi simbolik, yaitu Mind, Self, and Society. Pada Mind yaitu individu memaknai pengalaman yang terjadi baik itu kejadian, orang lain, dan lain sebagainya melalui interaksi dengan hal lain disekitarnya. Terjadinya pemaknaan melalui interaksi bukan timbul dari tindakan otonomi, atau paksaan dari seseorang, melainkan melalui hal yang ditemui seseorang disekitarnya, seperti: keluarga, orang-orang dimasa
Magistra No. 97 Th. XXVIII September 2016 ISSN 0215-9511
Dibawah Pengajaran Dosen: Kenangan Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris
lalu, orang-orang yang ditemui di tempat kerja, dan yang lainnya. Selanjutnya, dalam konsep Self, seseorang berusaha melihat dirinya sebagaimana orang lain melihat dirinya dengan menerjemahkan gaya dan tindakan langsung melalui dirinya sendiri dan juga dapat menempatkan dirinya pada peran orang lain. Society, seseorang bukan mendefenisikan aturan atau norma, tetapi bagaimana ini semua digunakan dalam situasi tertentu. Aktor mengejar tujuan dalam situasi dimana norma norma mengarahkan dalam memilih alternatif cara dan alat dalam mencapai tujuan. Norma-norma tersebut tidak dapat menentukan pilihannya terhadap cara atau alat, tetapi ditentukan oleh kemampuan aktor untuk memilih. yaitu kemampuan individu melakukan tindakan dalam arti menetapkan cara atau alat dari sejumlah alternatif yang tersedia dalam rangka mencapai tujuan.
mempresentasikan materi secara sistematis. Berdasarkan pengertian diatas, maka metode pembelajaran adalah suatu cara dalam mennyampaikan materi secara sistematis untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Menurut Haris, metode pembelajaran dipilih atas pertimbangan berikut: Rumusan tujuan pembelajaran, sifat dan jenis materi pembelajaran, ketersediaan fasilitas, kondisi dan karakteristik peserta didik, dan alokasi waktu yang tersedia. Tidak jauh berbeda dari haris, Andriani menyajikan 6 hal yang harus dipertimbangan dalam penentuan metode, yaitu: Tujuan yang hendak dicapai, Materi pelajaran, Peserta didik, Situasi, Fasilitas, dan guru. Berdasarkan teori yang telah disajikan, maka alur kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambar dalam skema berikut:
Metode Pembelajaran Metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Maka metode mengajar adalah alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Richard and Rodger memberi pengertian metode pembelajaran sebagai keseluruhan rangkaian perencanaan untuk mempresentasikan materi secara sistematis. Berdasarkan pengertian diatas, maka metode pembelajaran adalah suatu cara dalam
Studi Fenomenologi: Pengalaman Mahasiswa pada Metode Pembelajaran Dosen Prodi PBI di STAIN ZCK Langsa
mennyampaikan materi secara sistematis untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Maka metode mengajar adalah alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Richard and Rodger memberi pengertian metode pembelajaran sebagai keseluruhan rangkaian perencanaan untuk
Magistra No. 97 Th. XXVIII September 2016 ISSN 0215-9511
Gambar 1. Alur Kerangka Pemikiran
47
Dibawah Pengajaran Dosen: Kenangan Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris
METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Berkaitan dengan tujuan dalam penelitian ini, yaitu untuk menggali informasi tentang pengalaman belajar mahasiwa pada metode pembelajaran yang diterapkan oleh dosen, maka pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif, dan menggunakan jenis penelitian fenomenologi. Ada beberapa alasan mengapa penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Wier sma dalam Herawati, Pendekatan qualitatif yaitu mencari kejadian yang kompleks berdasarkan pengalaman dari partisipan dengan bertanya kepada mereka dan melihat tindakan mereka dengan cara deskriptif. Penelitian kualitatif menggunakan peneliti sebagai instrumen pengumpulan data dan menggunakan analisi induktif. Bogdan dan Biklen juga setuju dengan pernyataan tersebut dengan menyebutkan ada 5 karakteristik dalam penelitian kualitatif, 2 diantaranya adalah penelitian kualitatif merupakan natural setting atau situasi wajar dan peneliti merupakan kunci instrumennya, kemudian data dalam penelitian kualitatif adalah deskriptif yang berupa berupa kata atau gambar. Karena itu sesuai dengan teori tersebut, salah satu alasan pemilihan pendekatan kualitatif dikarenakan data yang akan diambil dari lapangan merupakan serangkaian pengalaman yang ada pada diri mahasiswa dan akan ditanya langsung kepada yang memiliki pengalaman tersebut, maka dari itu peneliti adalah instrumen penting dalam proses pengumpulan data dilapangan sebagai penanya langsung kepada sumber data, dan data tersebut merupakan data yang berwujudkan katakata bukan angka, maka data tersebut adalah data kualitatif berbentuk deskripsi.
48
Penggalian informasi yang mendalam tentang fenomena yang terjadi ketika proses pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran dominan yang sering digunakan dosen di PBI adalah hal utama yang dicari dalam penelitian ini, Maka dari itu pendekatan kualitatif yang tepat untuk penelitian ini menggunakan desain fenomenologi. Seorang tokoh fenomenologi menyatakan “Dengan fenomenologi kita dapat mempelajari bentuk-bentuk pengalaman dari sudut pandang orang yang mengalaminya secara langsung, seolah-olah kita mengalaminya sendiri.” Desain ini menekankan pada subjektivitas pengalaman bermakna yang dialami oleh manusia dengan peneliti menggali secara langsung tanpa ada pengaruh dari hal apapun, kejadian apa adanya. Sumber Data Data akan diperoleh dari proses tanya jawab tentang apa saja yang dialami mahasiswa PBI ketika belajar mengajar pada prodi PBI. Sumber data yang akan diambil yaitu dari 1 jenis sumber, yaitu infoman. Adapun informan yang dibutuhkan adalah mahasiswa Prodi Bahasa Inggris pada yang mereka memiliki pengalaman langsung dari metode yang digunakan dosen ketika terjadinya proses pembelajaran dan mahasiswa yang berada di level semester tinggi, karena mereka sudah memiliki pengalaman hampir semua mata kuliah. Pada pemilihan informan, peneliti mengambil dengan cara Accidental sampling, yaitu dengan siapa saja mahasiswa PBI yang bersedia diwawancara, karena mempertimbangan kegiatan mereka yang padat seperti PPL, KPM, penyusunan skripsi, dan ada juga ditambah dengan perbaikan matakuliah yang tidak lulus. Oleh karena itu, partisipan dipilih dengan melihat siapa dari mereka yang memiliki waktu untuk diwawancara. Hal lain yang menjadi alasan dalam pemilihan responden adalah
Magistra No. 97 Th. XXVIII September 2016 ISSN 0215-9511
Dibawah Pengajaran Dosen: Kenangan Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris
berdasarkan IP terakhir mereka, dalam hal ini dikelompokkan menjadi 3 kelompok, (1) Mahasiswa yang memiliki IP terakhir tinggi, antara 3.50 – 4.00, (2) Mahasiswa yang memiliki IP terakhir sedang, antara 3.00 – 4.50. (3) Mahasiswa yang memiliki IP tinggi, antara 2.50 – 3.00. Keseluruhan sumber data tidak kurang dari 10 orang, karena dalam penelitian fenomenologi pengambilan sampel dapat diambil antara 5 sampai 25 orang partisipan. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Data yang akan diambil dari lapangan pastinya memiliki metode dan teknik tertentu, adapun teknik yang digunakan yaitu interview, yaitu dengan memberikan sederetan pertanyaan secara verbal kepada mahasiswa PBI yang menjadi informan penelitian. Peneliti bertanya langsung kepada mahasiswa berkaitan dengan pengalaman mereka ketika proses perkuliahan, fokus pertanyaan adalah pada metode penyampaian materi yang sering digunakan oleh dosen. Wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur atau indeptinterview. Penggunaan jenis interview ini disebabkan pertanyaan harus diajukan secara mendalam, partisipan akan terus dikejar dengan berbagai pertanyaan sehingga informasi yang didapat juga mendalam dan detail. Ada 10 pertanyaan dalam pedoman yang memuat outline interview. Ini didasari oleh pernyataan Creswell bahwa peneliti harus menyiapkan protocol interview sebelum wawancara dilaksanakan. Interview protocol adalah sebuah form yang dirancang oleh peneliti yang berisikan tentang instruksi pelaksanaan wawancara, pertanyaan yang akan ditanyakan, dan tempat kosong untuk catatan dari jawaban partisipan. Pelaksanaan interview dilakukan lebih kurang dalam durasi 45 sampai 60 menit.
Magistra No. 97 Th. XXVIII September 2016 ISSN 0215-9511
Prosedur pengumpulan data akan melalui tahapan sebagai berikut: Tahap persiapan, pada tahap ini peneliti melakukan penulisan proposal berkaitan dengan permasalahan tentang metode pembelajaran yang sering digunakan dosen pada prodi PBI, kemudian lanjut kepada pembuatan pedoman wawancara agar wawancara lebih sistematis dan terarah dengan adanya penduan tersebut, kemudian wawancara tersebut diujicoba kepada 3 mahasiswa PBI. Persiapan yang dilakukan berikutnya adalah alat perekam di HP sebagai alat bantu ketika wawancara. Kedua, tahap pelaksanaan. Sebelum melakukan wawancara, peneliti mengeluarkan alat tulis, buku, atau alat rekam. Baru setelah itu mengadakan tanya jawab dengan panduan yang telah tersedia. Pada akhirnya adalah tahap terminasi atau peneliti melakukan validasi terhadap data yang telah didapat kepada semua partisipan. Pada tahap penutup ini, ucapan terima kasih diucapkan kepada partisipan dan pengumpulan data dinyatakan berakhir. Teknik Analisa Data Setelah data terkumpul dari hasil wawancara maka selanjutnya menganalisa data tersebut sehingga data mentah yang diperoleh dari lapangan menjadi mudah dimengerti. Dalam penelitian fenomenologi, pengolahan data yang digunakan hampir sama dengan penelitian kualitatif lain. McMillan menyatakan bahwa analisis data pada fenomenologi sama seperti studi kasus dan etnografi, Transkript, pengkodean, pengelompokan, dan analisa data. Analisa data dimulai dengan membuat transkrip dari keseluruhan hasil interview, kemudian menetapkan inisial kode pada transkrip tersebut, memasukkan kedalam katagori, dan membuat ringkasan atau kesimpulan.
49
Dibawah Pengajaran Dosen: Kenangan Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris
KARAKTERISTIK MAHASISWA YANG DIPILIH
dalam memperoleh data, karena dengan begitu mereka lebih berani untuk berbicara dan berkata jujur.
Dalam penelitian ini, yang menjadi partisipan berjumlah 10 orang mahasiswa pendidikan bahasa
Dalam proses analisa data maka hal yang paling
Inggris, yang diambil dari tahun angkatan yang berbeda, mulai dari tahun angkatan 2010/2011, 2009/ 2010, 2008/2009. Dan mereka juga berasal dari unit yang berbeda, meskipun pada semester yang sama. Mahasiswa yang menjadi partisipan memiliki IP yang bervariasi. Agar lebih jelasnya maka berikut tabel karakteristik partisipan: Tabel 1. Karakteristik Partisipan
ISI DAN PEMBAHASAN Tidakan Mahasiswa Terhadap Cara Mengajar Dosen Setelah para partisipan diwawancara dengan menggunakan alat bantu perekam yang terdapat di dalam telpon genggam iPhone dan juga alat bantu tulis dan kertas, maka hal selanjutnya yaitu menterjemahkan hasil wawancara tersebut dalam sebuah transkrip agar mudah menemukan tema yang diujarkan oleh partisipan. Namun sebelumnya perlu diketahui bahwa peneliti melakukan wawancara tidak semata wawancara kepada satu orang saja, namun lebih kepada 2 orang bahkan lebih, dalam waktu yang bersamaan. Ini dilakukan untuk memudahkan peneliti
50
awal dilakukan yaitu dengan penulisan transkrip wawancara. Pada proses ini diawali dengan menuliskan kata apapun yang dihasilkan dari alat rekam tersebut. Setelah itu yaitu membuang hal yang tidak berkaitan sedikitpun dengan variabel penelitian, seperti jawaban responden yang lebih kepada pendapat terhadap dosen, atau menyampaikan keluh kesah tentang metode dosen, dan hal lain yang tidak penting untuk bahan penelitian. Pada tahap ini, hal yang dilakukan yaitu dengan memberi kode mana kata yang penting dan mana yang tidak. Setelah hal yang berkaitan dengan penelitian diambil, kemudian menentukan tema dari setiap pernyataan partisipan yang dilakukan melalui beberapa tahap hingga akhirnya tema yang memiliki kesamaan arti digabungkan dalam satu katagori Berikut proses beberapa tahap pada penentuan tema hingga ketahap pengelompokan dengan tema-tema yang memiliki kesamaan arti. Selanjutnya membahas tentang bagaimana tindakan mahasiswa yang telah diceritakan kepada peneliti terhadap cara mengajar dosen pada saat perkuliahan berlangsung. Karena pada dasarnya meski mereka diajarkan dengan dosen yang sama pada matakuliah yang sama, namun hal ini dapat menimbulkan proses penerjemahan yang berbeda karena mereka memiliki latarbelakang berbeda yang melahirkan sudut pandang yang berbeda pula. Perbedaan ini dapat dilihat dari cara mereka menyampaikan pengalaman belajar dalam proses pembelajaran Pada saat wawancara, Kelompok mahasiswa yang memiliki IP rata-rata tinggi dan sedang
Magistra No. 97 Th. XXVIII September 2016 ISSN 0215-9511
Dibawah Pengajaran Dosen: Kenangan Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris
memandang metode mengajar dosen yaitu dosen tidak memberi kesempatan kepada mahasiswa, mereka juga lebih transparan dalam mengungkap pengalamannya kepada peneliti, dan lebih banyak menceritakan pengalamannya dibandingkan mahasiswa yang memiliki IP rata-rata rendah. Dan pada metode pemberian pembagian kelompok, pemberian tugas, dan penyajian materi, mereka memandang itu metode yang membangkitkan keaktifan mahasiswa, mereka tampak senang ketika menceritakan metode tersebut. Sedangkan kelompok mahasiswa yang memiliki IP rata-rata rendah menceritakan bahawa seolah metode menjelaskan itu sangat sempurna, dan ketika menceritakan pengalamannya tidak mengalir banyak, kecuali jika peneliti terus bertanya kepada mereka. Pembahasan Hasil wawancar a yang dihasilkan jelas menunjukan perbedaan pada prilaku dan tindakan mahasiswa yang diajarkan dengan dua metode dominan yang digunakan dosen. Perbedaan ini terjadi karena bedanya arahan internal yang terdapat dalam diri mahasiswa tersebut. Faktor tersebut terbentuk secara alami dalam diri mereka. Seperti pernyataan Aiken dan Bogdan yang dikutip dari teori Mead menyatakan bahwa beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya interaksi secara simbolik yaitu kebutuhan, motivasi, mekanisme kontrol sosial, nilai budaya, kewajiban, status sosial, atau lingkungan. Hal ini yang mampu memberi perubahan makna pada satu kata yang ingin diterjemahkan, tergantung pada prilaku seseorang tersebut. Hasil penelitian yang telah disajikan
akademik memiliki prestasi yang tinggi menanggapi cara dosen mengajar dengan menjelaskan itu terlalu monoton, sehingga bagi mereka yang tergolong berprestasi tinggi mereka seolah terabaikan, dan jiwa keingin tahuannya tidak muncul karena kemonotonan metode tersebut. Hal ini didasari karena mahasiswa yang pintar itu lebih aktiv dalam pembelajaran, sehingga ketika seorang dosen menyajikan materi tanpa melibatkan mereka, hal ini menimbulkan kebosanan dan kejenuhan. Akibatnya, mahasiswa tersebut hadir pada saat proses pembelajaran hanya memenuhi jumlah kehadiran tanpa ada rasa penasar dan keingin tahuan yang tinggi, sehingga mereka tidak melakukan kegiatan yang seharusnya dilakukan ketika proses pembelajaran, seperti mendengarkan musik, membaca komik, dan sibuk dengan HP. Sebagai konsekuensinya mereka tidak mengerti sama sekali materi yang disampaikan. Lain halnya ketika dosen menggunakan metode pembagian kelompok, penugasan, dan penyajian materi, disini mereka merasa senang dilibatkan dalam proses pembelajaran. Dengan mencari materi terlebih dahulu sebelum dosen yang memberi penjelasan merupakan suatu tantangan tersendiri bagi mereka. Metode ini seolah memberi mereka pemmahaman lebih pada saat mereka mencari materi yang ditugaskan oleh dosen. Meskipun tidak semua penyaji menarik dan materi yang disampaikan benar, namun bagi mereka yang memang senang akan keaktifan metode ini memberikan pembelajaran yang lebih berarti. Hal ini sama terjadi dengan kelompok mahasiswa yang memiliki IP rata-rata sedang.
menyatakan bahawa terdapat prilaku yang berbeda dari masing-masing kelompok dalam kegiatan proses
Secara kontras terjadi pada mahasiswa yang memiki IP rata-rata rendah, mereka lebih
pembelajaran. Pada kelompok mahasiswa yang memiliki IP rata-rata tinggi yang mereka jelas secara
memperhatikan ketika dosen menjelaskan materi, maka pada saat adanya sesi tanya jawab, mereka lebih
Magistra No. 97 Th. XXVIII September 2016 ISSN 0215-9511
51
Dibawah Pengajaran Dosen: Kenangan Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris
antusias untuk bertanya, karena mereka memperhatikan dan mencatat apa yang dosen jelaskan. Hal ini disebabkan karena mereka tidak ingin dibebankan dengan tugas apapun, dengan kemampuan rendah membuat mereka tidak suka keaktifan. Bagi mereka, monoton tidak masalah, yang penting dosenlah yang mencekoki mereka dengan materi. Mereka jarang melakukan kegiatan yang tidak semestinya, lebih sering mendengarkan dosen, memperhatikan, dan mencatat apa yang dosen jelsakan dan tulis di papan. Maka kegiatan ini memberikan efek positif kepada mahasiswa, mereka merasa jauh lebih paham dibandingkan dengan metode peembagian kelompok, penugasan, dan penyajian materi. Tindakan berbeda terjadi ketika dosen menggunakan metode pembagian kelompok, penugasan dan penyajian materi. Mahasiswa monoton dalam penyajian materi, hanya membaca materi, ketika adanya proses tanya jawab, suasana tidak hidup, kebanyakan mahasiswa sebagai audiance tidak memperhatikan penyajian materi, karena terkesan menyesatkan. Pada metode ini, mahasiswa sering mengalihkan pada kegiatan yang tidak seharusnya dilakukan yaitu mendengar musik, mencoret-coret, dan menghayal. Akibat yang terjadi, mahasiswa tidak sepenuhnya paham terhadap materi. Memang pada dasarnya ada aturan-aturan tertentu dalam dunia pendidikan yang harusnya mengatur semua proses pembelajaran didalam kelas. Namun teori tidak selamanya sejalan dengan kejadian dilapangan, disebabkan hal-hal tertentu diluar dugaan manusia, maka cara seseorang dalam menyikapi peraturan tersebutlah yang benar-benar membebtuk pengalaman. Meskipun aturan aturan didalamnya membatasi ruang gerak dan dapat mempengaruhi
52
prilaku mereka. Cara mahasiswa mendefenisikan metode mengajar dosen itu terlihat dari tindakan mereka didalam ruang kelas. Hal ini sesuai dengan teori Symbolic Interaction, bahwa teori tidak menampik adanya norma, aturan, dan sistem kepercayaan dalam masyarakat karena semua ini penting ketika memahami sebuah prilaku,hanya jika orang-orang membawa ini semua dalam tanggung jawab, disarankan bahwa bagaimana ini semua diartikan dan digunakan pada situasi tertentu. Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa tindakan mahasiswa ter hadap metode mengajar dosen adalah lebih kepada tindakan yang negatif yang tidak sesuai dengan tindakan yang harusnya mer eka lakukan didalam pr oses pembelajaran. Makna Metode Mengajar Dosen Interaksi yang terjadi antar mahasiswa dan antara mahasiswa dan dosen lebih kepada tidak adanya timbal balik antara satu dengan yang lain, karena pada dasarnya jika dosen menjelaskan maka mahasiswa mendengarkan, jika dosen bertanya maka mahasiswa menjawab, jika mahasiswa satu menyajikan maka yang lain mendengarkan, jika adanya pertanyaan maka ada jawaban. Namun hal itu tidak sepenuhnya terjadi ketika dosen menjelaskan mahasiswa melakukan kegiatan yang lain dan ketika mahasiswa menyajikan materi dosen juga tidak mendengarkan sepenuhnya. Meskipun interaksi yang muncul hampir sama pada ketiga kelompok dan berjalan seperti itu saja namun tetap akan terjadi perbedaan dalam makna yang timul. Karena mereka berasal dari kelompok yang berbeda, itu bisa saja dari latar belakang ekonomi sosial, orang tua, budaya, motivasi, minat, dan tingkat kemampuan. Dalam memaknainya, mahasiswa akan
Magistra No. 97 Th. XXVIII September 2016 ISSN 0215-9511
Dibawah Pengajaran Dosen: Kenangan Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris
melakukan secara aktif terhadap berbagai realitas yang bersifat obyektif dan subyektif melalui sosialisasi
pengelompokan. pengelompokan mahasiswa sebagai
diri pada lingkungan. Hal ini sesuai dengan asumsi teori Mead, bahwa penerjemahan pengalaman berdasarkan dari diri seseorang tersebut, seperti kebutuhan, motivasi, sosial ekonomi, budaya,
1) Mahasiswa yang memiliki IP terakhir tinggi, antara 3.50 – 4.00
mekanisme kontrol sosial, atau lingkungan fisik. Namun pada dasarnya tindakan dalam berinteraksi sifatnya sukarela, yaitu memandang komunikator sebagai makhluk pembuat pilihan. Ini tidak berarti bahwa orang memiliki pilihan bebas. Lingkungan sosial memang membatasi apa yang dapat dan sudah dilakukan, tapi dalam kebanyakan situasi, ada elemen pilihan tertentu. Sedangkan pengetahuan adalah sebuah produk sosial, pengetahuan bukanlah sesuatu yang ditemukan secara obyektif, tetapi diturunkan dari interaksi di dalam kelompok-kelompok sosial. Bahasa kemudian membentuk realita dan pengertian menentukan apa yang kita ketahui. Pengetahuan bersifat konstekstual yaitu pengertian terhadap peristiwa selalu merupakan produk dari interaksi pada tempat dan waktu tertentu, pada lingkungan sosial tertentu. Pemahaman tentang peristiwa berubah dengan berjalannya waktu. Hal ini sesuai dengan salah satu asumsi pada teori interaksi simbolik dari Herbert Blumer bahwa makna tadi diberikan oleh manusia sebagai hasil interaksi dengan sesamanya. Makna tadi tidak terlekat pada benda ataupun fenomenanya itu sendiri, melainkan tergantung pada orang-orang yang terlibat dalam interaksi itu. Makna dinegosiasikan melalui penggunaan suatu alat yang tak lain merupakan apa yang kita sebut sebagai bahasa.
berikut yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu:
2) Mahasiswa yang memiliki IP terakhir sedang, antara 3.00 – 4.50 3) Mahasiswa yang memiliki IP rendah, antara 2.50 – 3.00 Responden mahasiswa memaknai metode yang sering digunakan dosen dalam proses pembelajaran bermacam-macam sesuai dengan pengalaman yang ada pada dirinya masing-masing terhadap metode tersebut. Dari pengumpulan data di lapangan, pemaknaan responden mahasiswa PBI dapat dikelompokkan/tipikasi sebagai berikut: 1) Mahasiswa yang memiliki IP terakhir tinggi, antara 3.5 – 4.00 dalam memaknai metode menjelaskan yang digunakan dosen sebagai berikut: a. Metode yang digunakan dosen pada proses pembelajaran membosankan b. Mahasiswa tidak sepenuhnya mendengarkan apalagi paham, terkadang melakukan pengalihan aktivitas. c. Dosen tidak fokus pada materi yang dijelaskan. 2) Mahasiswa yang memiliki IP terakhir sedang, 3.00 – 3.50, memaknai metode mengajar dosen sebagai berikut: a. Metode yang dosen gunakan membuat suntuk. b. Mahasiswa mendengarkan tetapi tidak paham apalagi mencatat. c. Dosen tidak membuaat mahasiswa paham.
Dalam penelitian dengan menggunakan studi fenomenologi, pengalaman mahasiswa yang diajarkan dengan metode dominan oleh dosen dari luar atau dari arus utama pengalaman ialah melalui proses
Magistra No. 97 Th. XXVIII September 2016 ISSN 0215-9511
53
Dibawah Pengajaran Dosen: Kenangan Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris
3) Mahasiswa yang memiliki IP terakhir rendah, antara 2.50 – 3.00 memaknai metode menjelaskan
tidak memiliki suatu tingkat kemampuan yang konsisten
yang sering digunakan dosen sebagai berikut:
Dari hasil pemaknaan ketiga kelompok responden dapat ditarik kesimpulan bahwa metode mengajar menjelaskan yang sering digunakan dosen pada prodi PBI, kurang memenuhi tujuan dan daya
a. Metode yang digunakan dosen membuat paham. b. Mahasiswa mendengarkan dan mencatat materi. c. Dosen menjelaskan dengan rinci dan detail. Sebagai tindakan sosial merupakan perilaku mahasiswa secara subjektif yang bermakna dan unik yang ditujukan untuk mempengaruhi pada perilaku orang lain. Mahasiswa PBI adalah aktor yang melakukan tindakan sosial. Pada aktor tersebut juga memiliki historisitas dan dapat dilihat dalam bentuk yang alami. Mereka memaknai dari luar atau dari arus utama pengalaman ialah melalui proses tipifikasi. Dalam hal ini termasuk membentuk penggolongan atau klasifikasi dari pengalaman yang ada. Hubunganhubungan makna diorganisir secara bersama-sama, juga melalui proses tipifikasi, ke dalam “kumpulan pengetahuan” (stock of knowledge). Kumpulan pengetahun bukanlah pengetahuan tentang dunia, melainkan merupakan segala kegunaan-kegunaan praktis dari dunia itu sendiri. Misalnya manfaat dan efek dari metode tersebut baginya. Namun mahasiswa PBI adalah individu-individu yang dalam memaknai metode pembelajaran dosen tergantung pada tingkat kemampuan yang ada pada masing-masing individu. Karena orang berpikir pada tingkat kecanggihan yang berbeda, tergantung pada topiknya. mahasiswa yang memiliki kemampuan tinggi dapat melihat lebih banyak perbedaan daripada mereka yang memiliki sistem kemampuan rendah. Perbedaan memper- sepsikan bukan alami namun ditentukan seperang- kat yang berlawanan dalam sistem kemampuan indi- vidual. Setiap mahasiswa
54
atau sama pada destinasi.
tarik tertentu, karena menimbulkan berbagai interpretasi. Sebagian responden yang berasal dari kelompok A dan B memaknai metode tersebut tak terkait dengan anak didik yang diajarkan oleh dosen. Mereka merasa bosan dan suntuk ketika dijelaskan materi, kar ena penjelasan mater i sepanjang perkuliahan bukan lagi untuk pembelajaran dewasa, yang hanya duduk diam dan dengar, hanya terkadang ada tanya jawab. Mereka merasa dosen terlalu menguasai kelas, dan tidak memberi kesempatan kepada mahaiswa. Dengan demikian, cara mengajar yang digunakan dalam proses pembelajaran tersebut kurang tepat untuk membangkitkan keaktifan, kreatifitas, daya nalar, terutama pemahaman mahasiswa terhadap materi. Metode tersebut kurang bisa membuat mahasiswa paham terhadap materi, karena berdasarkan hasil penelitian, hanya sebagian kecil responden (yaitu pada kelompok C) yang memahami materi dengan menggunakan metode tersebut, terkusus pada mata kuliah prodi. Hasil wawancara menunjukkan keragaman makna terhadap metode mengajar yang sering digunakan dosen, karena sesuai dengan metode Feomenologi, Mahasiswa PBI memiliki beragam interpretasi sesuai dengan social setting masing- masing khalayak. Tetapi, walaupun terdapat beragam interpretasi, di benak pemirsa menjurus ke suatu hasil yang menunjukkan metode mengajar yang sering digunakan dosen kurang tepat (baik itu metode menjelaskan maupun metode pembagian kelompok penugasan dan penyajian materi) karena hampir seluruh responden
Magistra No. 97 Th. XXVIII September 2016 ISSN 0215-9511
Dibawah Pengajaran Dosen: Kenangan Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris
berusaha mengalihkan kegiatan ketika proses pembelajaran terjadi.
para dosen agar lebih mempertimbangkan segala hal ketika memilih metode mengajar. Karena tidak semua
Dari hasil pemaknaan mahasiswa PBI, bahwa metode mengajar dosen tersebut kurang bisa dimaknai sebagai bentuk penguatan dalam peningkatan
subjek matakuliah dapat diajarkan dengan metode yang sama. Dan terkadang meskipun metode tersebut sudah tepat namun jika pada pelaksanaan belum sesuai
kemampuan mahasiswa dalam penguasaan materi, membangkitkan ketertarikan akan materi, dan tidak
dengan teori yang sebenarnya maka metode tersebut juga akan menjadi tetap belum tepat. Saran lain, bagi
mampu membuat mahasiswa fokus pada materi.
dosen juga harus selalu mengadakan evaluasi terhadap metode yang digunakan untuk pembelajaran dengan
PENUTUP
mencari kelemahan dari metode yang digunakan, hingga pada pembelajaran berikutnya beruapaya
Simpulan Setelah menganalisa data dan melakukan pembahasan dengan mengkaitkan data berdasarkan teori yang telah dipilih, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengalaman mahasiswa PBI pada metode mengajar yang sering digunakan dosen dapat dilihat dari tindakan mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dalam proses pembelajaran, data yang ada menunjukkan bahwa mahasiswa lebih kepada melakukan tindakan yang negatif, artinya mereka melakukan tindakan yang tidak seharusnya mereka lakukan didalam proses pembelajaran. Dan berdasarkan tindakan mereka pada saat diajarkan dengan menggunakan metode menjelaskan dan metode pembagian kelompok, penugasan, dan penyajian materi maka mereka memaknai metode mengajar dosen dengan metode yang digunakan belum tepat guna dan tepat sasaran, karena cara
menghilangkan kelemahan tersebut artinya dosen harus melakukan refleksi pada setiap metode yang
mengajar dosen belum bisa membuat mahasiswa tertarik pada materi, mahasiswa juga tidak fokus pada materi, dan akhirnya tidak mampu membuat
metode apa yang sebaiknya digunakan dosen , dan
mahasiswa paham terhadap materi. Saran
mereka terapkan. Dan bagi para mahasiswa yang menjadi subjek kedua pada proses pembelajaran, tidak perlu terlalu terfokus pada cara mengajar dosen dalam proses pembelajaran. Jika kurang menarik pada pembelajaran, mahasiswa dapat berusaha mencari pemahaman materi tersebut dengan mencari sendiri tanpa harus diminta oleh dosen. Karena pada teorinya, mahasiswa merupakan manusia dewasa yang mampu mencari jalannya sendiri karena mereka tahu tujuan dari segala yang diperbuat, termasuk tujuan belajar. Kemudian usahakan tidak terikat pada metode mengajar dosen, upayakan apapun metode mengajar dosen tetap fokus pada materi yang diajarkan, sekalipun tidak menarik. Instansi terkait juga sebaiknya memperhatikan bagaimana cara pemiihan metode mengajar yang tepat. Banyak hal yang bisa dilakukan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan atau program lain terkait dengan metode pembelajaran dosen.
Banyak hal yang perlu ditindak lanjuti terkait dengan hasil penelitian ini dengan berusaha memberi saran yang bisa dilaksanakan. Bererapa saran untuk
Magistra No. 97 Th. XXVIII September 2016 ISSN 0215-9511
55
Dibawah Pengajaran Dosen: Kenangan Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris
DAFTAR PUSTAKA Abdul Haris, Dasar-Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Pembelajaran serta Pengembangannya pada Mata Pelajaran Ekonomi, diakses dari http// bdksurabaya.kemenag.go.id/file/dokumen/dasardasarpengembangan.pdf pada tanggal 8 Mei 2013. Bogdan, Robert C, dan Biklen, Sari Knopp. 1992. Qualitative Research for Education: An Introduction for Theory and Method. Boston: Allyn and Bacon. Creswell, John W. 2008. Educational Research. (Pearson Merell Practice Hall: New Jersey). Hetty Herawati. A Thesis, 2009.The Implementation of Genre Based Approach in the Teaching of English at SMA N 1 Karanganyer and its Effects in Promoting Students’ Critical Thinking(A Naturalistic Study at SMA N 1 Karanganyer).
Jack C Richard and Theodore S. Rodger. 2001. Approaches and Methods in Language Teaching: Second Edition. USA: Camridge University Press. Kuswarno, Engkus. 2009. Metodologi Penelitian Komunikasi, Fenomenologi, Konsepsi, Pedoman dan Contoh Penelitian, Bandung : Widya Padjadjaran. McMillan, James H. 2008. Educational Research: Fundamental for the Consumer, (Person: USA, 2008). Rina Andriani. Kajian Pustaka: Metode mengajar, diakses dari http/lib.uin.malang.ac.id/thesis/ chapter_ii/ 07140005-rina-andriani.ps, pada tanggal 11 Mei 2013. Strategi dan Metode, diakses dari http// pakguruonline. pendidikan.net/buku_ tua_pakguru_dasar_ kpdd_ b11.html, pada tanggal 11 Mei 2013.
56
Magistra No. 97 Th. XXVIII September 2016 ISSN 0215-9511