e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
DESKRIPSI SIKAP SOSIAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 PENARUKAN KECAMATAN BULELENG KABUPATEN BULELENG Ida Ayu Dewi Virani1, I Putu Nanci Riastini2, I Made Suarjana3 1,2,3Jurusan
PGSD,FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia email:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sikap sosial siswa kelas IV di SD Negeri 4 Penarukan Tahun Pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV tahun pelajaran 2015/2016 di SD Negeri 4 Penarukan, yang berjumlah 31 orang. Objek penelitiannya adalah sikap sosial. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah pengumpulan data, reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, sikap sosial siswa sudah baik pada aspek jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, dan peduli. Walaupun sudah baik, akan tetapi pada aspek disiplin 10% siswa masih belum memakai seragam lengkap dan rapi, 32% siswa datang terlambat dan tidak mengerjakan tugas. Berikutnya pada aspek santun, 12% siswa masih berkata kasar. Selanjutnya, aspek percaya diri masih termasuk cukup. Hal ini tampak dari kurang beraninya siswa tampil ke depan kelas, malu untuk mengungkapkan pendapat, dan malu untuk mengerjakan tugas atau soal di papan tulis. Kata kunci: sikap sosial siswa
Abstract This study aimed to describe the social attitudes of the fourth grade students at SDN 4 Penarukan in academic year 2015/2016. This research is a descriptive study. The subjects were fourth grade students in the academic year 2015/2016 in SD Negeri 4 Penarukan, totaling 31 people. The object of research is social attitudes. Collecting data in this study using the method of observation, interviews, questionnaires. Data analysis technique used is data collection, data reduction, data display, and conclusion. Based on the results of the study, students' social attitude has been good in the aspect of honesty, discipline, responsibility, courtesy, and caring. Although it has been good, but in the aspect of discipline 10% of students are still not wearing full uniform and tidy, 32% of students coming in late and not doing their jobs. Next on aspects of manners, 12% of students still say rude. Furthermore, the aspect of confidence still including enough. This is evident from the less brave students appear to the front of the class, shy to express opinions, and embarrassed to do the task or problem on the board. Keywords: Social Attitudes
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENDAHULUAN Manusia merupakan makhluk individu dan mahluk sosial. Pernyataan ini mengandung pengertian bahwa manusia merupakan perpaduan antara aspek individu sebagai perwujudan dirinya sendiri, dan makhluk sosial sebagai anggota kelompok atau masyarakat (Sumaatmadja, 1998 ). Manusia sebagai makhluk individu dan sosial akan menampilkan tingkah laku tertentu. Hasil tingkah laku yang muncul merupakan peristiwa saling mempengaruhi, sehingga menimbulkan sikap sosial tertentu yang akan mewarnai pola interaksi tingkah laku setiap individu. Sikap sosial, dalam hal ini yang muncul pada siswa, sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Lingkungan tersebut berupa lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Apabila lingkungan sosial yang dimaksud memfasilitasi atau memberikan peluang terhadap perkembangan anak secara positif, maka anak akan dapat mencapai perkembangan sosial secara matang (Danim, 2011). Namun sebaliknya, apabila lingkungan sosial itu kurang kondusif, maka sikap sosial anak cenderung menampilkan perilaku yang menyimpang. Untuk itu, pengembangan sikap sosial anak di sekolah sangat penting dilakukan untuk mematangkan mereka. Di sekolah, guru memiliki peran penting dalam mengembangkan sikap sosial siswa. Guru dapat membantu siswa dalam menggunakan seluruh potensinya untuk mencapai aktualisasi diri yang maksimal. Ketika berada di ruang kelas, guru memegang peranan penting dalam mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai, termasuk pengembangan sikap sosialnya. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, hal yang demikian bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab (UU RI No. 20 Tahun 2003). Pembentukan dan pembinaan sikap sosial yang dilaksanakan oleh para guru akan berhasil mencapai tujuan dengan membentuk individu-individu yang memiliki dan mengamalkan sikap sosial dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan terhadap siswa kelas IV di SD Negeri 4 Penarukan pada bulan September sampai dengan bulan Desember Tahun 2015 dalam situasi pembelajaran, tampak bahwa sikap sosial siswa dapat dikategorikan baik. Sikap-sikap yang dimaksud adalah sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun dan percaya diri. Sebagai contoh, para siswa selalu mengucapkan salam kepada guru atau tamu yang hadir di kelas mereka. Namun masih ada dua atau tiga orang siswa yang masih menggunakan bahasa Bali kasar di kelas ketika mereka berbicara dengan teman sekelasnya. Selain itu, masih ada siswa yang tidak selesai mengerjakan tugas tersebut tepat pada waktunya ketika diberi tugas. Sikap sosial perlu ditanamkan pada siswa di sekolah karena siswa menghabiskan sebagian waktunya di sekolah. Untuk dapat membentuk kepribadian siswa agar memiliki sikap sosial yang lebih baik tidak lepas dari peran guru. Ditangan para gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan proses pembelajaran dan pembentukan sikap kepribadian anak, sehingga memiliki sikap sosial positif atau negatif. Supaya semua guru mampu menunaikan tugas dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan pendidikan guru harus memahami dengan benar keadaan siswa secara individu maupun kelompok, apalagi dengan pembentukan sikap kepribadiannya terutama dalam penanaman sikap sosial. Jadi, sikap sosial penting untuk ditanamkan di sekolah. Penjabaran di atas menunjukkan perlunya sikap sosial siswa kelas IV di SD Negeri 4 Penarukan dideskripsikan secara detail. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu diadakan penelitian untuk mendeskripsikan sikap sosial siswa di sekolah. Dengan demikian, diadakan penelitian yang berjudul “Deskripsi Sikap 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Sosial siswa kelas IV SD Negeri 4 Penarukan Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016”. Sikap merupakan perilaku yang di miliki tertanam sejak dini yang memiliki pandangan persoalan dalam pendidikan. Sikap tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata oleh seorang tetapi hanya bisa diperhatikan oleh orang tersebut. Menurut Baron dan Byrne (2004), sikap disebut sebagai penilaian subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Menurut pendapat Gerungan (2004), dalam buku Psikologi Sosial, definisi tentang sikap adalah kata sikap terhadap objek tertentu, yang dapat merupakan sikap, pandangan atau sikap perasaan, tetapi sikap mana disertai oleh kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek tadi itu. Selanjutnya W.J. Thomas (dalam Baron dan Byrne, 2005) memberi batasan sikap sebagai suatu kesadaran individu yang menentukan perbuatanperbuatan yang nyata ataupun yang mungkin akan terjadi di dalam kegiatankegiatan sosial. Ahmadi (2007:152) “menyebutkan bahwa sikap sosial adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata dan berulang-ulang terhadap obyek sosial”. Sikap sosial ini tidak dinyatakan oleh seorang tetapi diperhatikan oleh orang-orang sekelompoknya. Ahmadi (2007) menjelaskan bahwa sikap terdiri dari: 1) sikap positif yaitu sikap yang menunjukan atau memperlihatkan, menerima, mengakui, menyetujui, serta melaksanakan norma-norma yang berlaku dimana individu itu berada, 2) sikap negatif yaitu sikap yang menunjukan atau memperlihatkan, penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma- norma yang berlaku dimana individu itu berada. Sikap positif/ negatif ini tentu saja berhubungan dengan norma. Katz (Luthans, 1995) menjelaskan bahwa tiap-tiap sikap mempunyai 3 (tiga) aspek sebagai berikut. 1. Aspek Kognitif yaitu yang berhubungan dengan gejala mengenal pikiran. Ini berarti berwujud pengolahan, pengalaman, dan keyakinan
serta harapan-harapan individu tentang objek atau kelompokkelompok objek tertentu. 2. Aspek Afektif berwujud proses yang menyangkut perasaanperasaan tertentu seperti ketakutan, kedengkian, simpati, antipati, dan sebagainya 3. Aspek Konatif: berwujud proses tendensi/kecenderungan untuk berbuatu sesuatu objek,misalnya kecenderungan memberi pertolongan, menjauhkan diri dan sebagainya. Meskipun ada beberapa perbedaan pcngertian tentang sikap, namun ada beberapa ciri yang dapat disetujui. Sebagian besar ahli setuju bahwa sikap adalah predisposisi yang dipelajari yang mempengaruhi tingkah laku, berubah dalam hal intensitasnya, biasanya konsisten sepanjang waktu dalam situasi yang sama, dan komposisinya hampir selalu kompleks. Oleh karena itu, dapat disimpulkan pengertian sikap sebagai kesiapan merespons yang sifatnya positif atau negatif. Seperti halnya kemampuan yang lain yang dimiliki oleh manusia sikap juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Ahmadi (2007) menyebutkan bahwa sikap timbul karena adanya stimulus. Terbentuknya suatu sikap itu banyak dipengaruhi perangsang oleh lingkungan sosial dan kebudayaan, misalnya: keluarga, sekolah, norma, golongan agama, dan adat istiadat. Sikap tumbuh dan berkembang dalam basis sosial yang tertentu, misalnya: ekonomi, politik, agama dan sebagainya. Di dalam perkembangannya, sikap banyak dipengaruhi oleh lingkungan, norma-norma atau grup. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan sikap antara individu yang satu dengan yang lain karena perbedaan pengaruh atau lingkungan yang diterima. Sikap tidak akan terbentuk tanpa interaksi manusia, terhadap objek tertentu atau suatu objek. Penilaian sikap memiliki karakteristik yang berbeda dari penilaian pengetahuan dan keterampilan. Dalam Kurikulum 2013 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
untuk tingkat Sekolah Dasar disebutkan bahwa penilaian sikap dimaksudkan sebagai penilaian terhadap perilaku peserta didik dalam proses pembelajaran kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler, yang meliputi sikap spiritual dan sosial. Dalam penelitian ini, sikap yang lebih ditekankan adalah sikap sosial. Menurut Kurikulum 2013 dapat dijelaskan aspek sikap sosial adalah sebagai berikut. (1) Jujur yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. (2) Disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. (3) Tanggung jawab yaitu sikap dan perilaku peserta didik untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara, dan Tuhan Yang Maha Esa. (4) Santun yaitu perilaku hormat pada orang lain dengan bahasa yang baik. (5) Peduli yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain atau masyarakat yang membutuhkan. (6) Percaya diri yaitu suatu keyakinan atas kemampuannya sendiri untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Indikator-indikator masing-masing aspek yang dapat dikembangkan oleh sekolah sebagai berikut. a. Jujur 1) Tidak mau berbohong atau tidak mencontek. 2) Mengerjakan sendiri tugas yang diberikan guru, tanpa menjiplak tugas orang lain. 3) Mengerjakan soal penilaian tanpa mencontek. 4) Mengatakan dengan sesungguhnya apa yang terjadi atau yang dialaminya dalam kehidupan seharihari. 5) Mau mengakui kesalahan atau kekeliruan. 6) Mengembalikan barang yang dipinjam atau ditemukan.
7) Mengemukakan pendapat sesuai dengan apa yang diyakininya, walaupun berbeda dengan pendapat teman. 8) Mengemukakan ketidaknyamanan belajar yang dirasakannya di sekolah. 9) Membuat laporan kegiatan kelas secara terbuka (transparan).24ilaian dkolah b. Disiplin 1) Mengikuti peraturan yang ada di sekolah. 2) Tertib dalam melaksanakan proses belajar mengajar. 3) Hadir di sekolah tepat waktu. 4) Masuk kelas tepat waktu. 5) Memakai pakaian seragam lengkap dan rapi. 6) Tertib mentaati peraturan sekolah. 7) Melaksanakan piket kebersihan kelas. 8) Mengumpulkan tugas/pekerjaan rumah tepat waktu. 9) Mengerjakan tugas/pekerjaan rumah dengan baik. 10) Membagi waktu belajar dan bermain dengan baik. 11) Mengambil dan mengembalikan peralatan belajar pada tempatnya. 12) Tidak pernah terlambat masuk kelas. c. Tanggung jawab 1) Menyelesaikan tugas yang diberikan. 2) Mengakui kesalahan. 3) Melaksanakan tugas yang menjadi kewajibannya di kelas seperti piket kebersihan. 4) Melaksanakan peraturan sekolah dengan baik. 5) Mengerjakan tugas/pekerjaan rumah sekolah dengan baik. 6) Mengumpulkan tugas/pekerjaan rumah tepat waktu. 7) Mengakui kesalahan, tidak melemparkan kesalahan kepada teman. 8) Berpartisipasi dalam kegiatan sosial di sekolah. 9) Menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam kelompok di kelas/sekolah. 10) Membuat laporan setelah selesai melakukan kegiatan. 4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
d. Santun 1) Menghormati orang lain dan menghormati cara bicara yang tepat. 2) Menghormati guru, pegawai sekolah, penjaga kebun, dan orang yang lebih tua. 3) Berbicara atau bertutur kata halus tidak kasar. 4) Berpakaian rapi dan pantas. 5) Dapat mengendalikan emosi dalam menghadapi masalah, tidak marahmarah. 6) Mengucapkan salam ketika bertemu guru, teman, dan orang-orang di sekolah. 7) Menunjukkan wajah ramah, bersahabat, dan tidak cemberut. 8) Mengucapkan terima kasih apabila menerima bantuan dalam bentuk jasa atau barang dari orang lain. e. Peduli 1) Ingin tahu dan ingin membantu teman yang kesulitan dalam pembelajaran, perhatian kepada orang lain. 2) Berpartisipasi dalam kegiatan sosial di sekolah, misal: mengumpulkan sumbangan untuk membantu yang sakit atau kemalangan. 3) Meminjamkan alat kepada teman yang tidak membawa/memiliki. 4) Menolong teman yang mengalami kesulitan. 5) Menjaga keasrian, keindahan, dan kebersihan lingkungan sekolah. 6) Melerai teman yang berselisih (bertengkar). 7) Menjenguk teman atau guru yang sakit. 8) Menunjukkan perhatian terhadap kebersihan kelas dan lingkungan sekolah. f. Percaya diri 1) Berani tampil di depan kelas. 2) Berani mengemukakan pendapat. 3) Berani mencoba hal baru. 4) Mengemukakan pendapat terhadap suatu topik atau masalah. 5) Mengajukan diri menjadi ketua kelas atau pengurus kelas lainnya. 6) Mengajukan diri untuk mengerjakan tugas atau soal di papan tulis. 7) Mencoba hal-hal baru yang bermanfaat.
8) Mengungkapkan kritikan membangun terhadap karya orang lain. 9) Memberikan argumen yang kuat untuk mempertahankan pendapat. Dalam penelitian ini, aspek-aspek yang dipilih untuk diteliti adalah sikap sosial jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli dan bertanggung jawab. Kerangka Berpikir Secara teoretis, pada pembelajaran di sekolah dasar pendidik harus memahami karakteristik materi pelajaran, karakteristik murid atau peserta didik, serta memahami metodologi pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih variatif, dan inovatif. Dalam upaya memperluas wawasan pengetahuan dan implementasinya sehingga akan meningkatkan aktivitas dan kreatifitas peserta didik. Disamping itu, selain menekankan pada pola pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif, guru juga harus memperhatikan kurikulum. Dalam proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kurikulum yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu pedoman penyelenggaraan pembelajaran yang disesuaikan dengan tuntutan dan perkembangan zaman. Setiap kurikulum tentu memiliki karakteristik tersendiri, demikian juga kurikulum yang diterapkan sekarang di Indonesia yaitu kurikulum 2013. Pembelajaran dengan kurikulum 2013 lebih mengedepankan aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Namun dengan adanya perubahan kurikulum saat ini, kembalinya untuk dapat dideskripsikan, aspek sikap, keterampilan dan pengetahuan perlu ditingkatkan khusus pada jenjang pendidikan sekolah dasar agar tercapainya pembelajaran yang holistik. Pada proses pembelajaran dapat dideskripsikan sikap yang paling dominan muncul pada pembelajaran adalah sikap sosial. Sikap sosial adalah sikap yang menentukan cara individu untuk menghadapi individu lainnya dalam masyarakat terhadap objek-objek sosial yang ada. Aspek-aspek sikap sosial
5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
meliputi jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, dan percaya diri. Beberapa aspek-aspek sikap sosial tersebut akan menentukan sikap sosial yang dimiliki oleh seseorang. Sikap sosial siswa akan semakin matang terbentuk melalui proses pembelajaran. Pembelajaran berdasarkan kurikulum akan semakin mematangkan sikap sosial siswa jika guru dapat memaksimalkan berbagai aktivitas pembelajaran yang ada untuk memunculkan atau menumbuhkembangkan berbagai aspek yang dapat membangun sikap sosial pada pembelajaran berpusat pada guru, sehingga proses pembelajaran guru hendaknya selalu memantau sikap sosial siswa. Jika terdapat aspek sikap sosial yang menyimpang hendaknya guru langsung memberikan teguran, nasihat, atau pembinaan agar anak tidak seterusnya melakukan hal yang sama. Penelitian yang terkait dengan deskripsi sikap sosial telah dikemukakan oleh Helmi Dwi Utami, dkk. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa terdapat sikap sosial siswa dpat dikatagorikan baik. Selain itu penelitian yang terkait dengan suatu sikap sosial telah dikemukakan oleh Darmansyah. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa Rendahnya kompetensi guru dalam mengevaluasi sikap spiritual dan sosial telah berdampak negatif terhadap prsetasi belajar siswa pada kompetensi inti karena hal tersebut merupakan fokus utama dalam kurikulum berbasis karakter. Penelitian yang terkait dengan dimensi sikap sosial telah dikemukakan oleh I Made Agus Suteja, dkk. Hasil penelitian ini adalah (1) dari 6 aspek sikap siswa, sebagian besar siswa sudah mulai konsisten menunjukan sikap spiritual dan sikap sosial (2) Hambatan dalam mengembangkan sikap siswa berasal dari internal siswa sebanyak 5 aspek, dan 1 aspek dari eksternal siswa. (3) Solusi yang telah dilakukan guru sebanyak enam hal, yang secara umum tergolong ke dalam nasehat dan pengawasan serta teguran dari guru. Berdasarkan landasan teori dengan hasil-hasil penelitian yang relevan, untuk dapat direkonstruksi sikap
sosial siswa yang masih berbeda-beda serta me ningkatkan kompetensi guru dalam mengevaluasi sikap sosial agar berdampak positif. Sikap sosial siswa berkembang atau tidak, selain berasal dari diri siswa juga sangat ditentukan oleh guru. Peran guru dalam membentuk sikap sosial siswa memiliki pengaruh yang besar sehingga dapat mendidik siswa dalam menerapkan sikap sosial yang meliputi aspek jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri secara maksimal. Berdasarkan uraian tersebut dapat dilihat bahwa perlu dilakukan penelitian deskripsi lebih mendalam mengenai gambaran yang lebih jelas bagaimana gambaran sikap sosial siswa kelas IV SD Negeri 4 Penarukan Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016 secara detail. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Menurut Nazir (1983), Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) metode observasi yang digunakan untuk memperoleh data tentang sikap sosial siswa kelas IV SD Negeri 4 Penarukan, (2) metode wawancara dilakukan secara mendalam dan tidak terstruktur kepada subjek penelitian dengan berpedoman pada yang telah dibuat. Wawancara dilakukan terhadap siswa, guru kelas IV, dan kepala sekolah SD Negeri 4 Penarukan, (3) metode kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpul-an data yang dilakukan dengan cara mem-beri seperangkat pertanyaan atau pernyata-an tertulis kepada siswa untuk dijawabnya, dan (4) studi dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data dari dokumen yang diperlukan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut (Bungin dalam Samiaji, 2012), yaitu (1) pengumpulan data dengan menggunakan 6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
metode observasi, wawancara, kuesioner, dan studi dokumen-tasi, (2) reduksi data yang dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan ring-kasan, menulis memo dan lain sebagainya dengan maksud menyisihkan data atau informasi yang tidak relevan, (3) display da-ta yaitu pendeskripsian sekumpulan in-formasi tersusun yang memberi kemungkin-an adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Display data pada penelitian ini dapat disajikan dalam bentuk teks naratif atau berupa uraian singkat me-ngenai sikap sosial siswa kelas IV SD Negeri 4 Penarukan, dan yang terakhir (4) verifikasi dan penegasan kesimpulan (Conclution Drawing and verification) atau penarikan kesimpulan pada penelitian ini yaitu me-nemukan makna data yang telah disajikan. Selanjutnya makna tersebut dituangkan dalam bentuk kata-kata untuk menyimpul-kan fakta tentang sikap social siwa kelas IV SD Negeri 4 penarukan.
siswa mengerjakan sendiri soal ulangan tanpa menyontek. Selanjutnya, hasil wawancara terhadap wali kelas IV di SD Negeri 4 Penarukan terkait sikap jujur anak didiknya adalah jujur. Diakui oleh wali kelas IV bahwa tingkat kejujuran siswa kelas IV perlu ditingkatkan karena ada satu siswa di kelas tersebut yang kedapatan mengambil barang milik temannya. Namun hal itu sudah ditangani secara baik oleh pihak sekolah dengan melakukan pendekatan terhadap anak yang bersangkutan beserta orang tua dari siswa tersebut. Siswa yang bermasalah itu berjanji untuk tidak mengulang perbuatannya. Guru mengakui bahwa pembinaan sikap jujur telah dilakukan dengan mensisipi pembentukan perilaku pada saat pemberian mata pelajaran. Sikap Disiplin Disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan (Kurikulum, 2013). Hasil wawancara dengan kepala sekolah dan para pegawai terkait sikap disiplin siswa kelas IV di SD Negeri IV Penarukan adalah sudah disiplin. Sebagai bukti, seluruh siswa kelas IV (100%) sudah memakai pakaian atau seragam sekolah sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan di sekolah. Selain itu kepala sekolah dan para pegawai juga menjelaskan bahwa terdapat aturan bagi murid yang terlambat hadir di sekolah. Mereka wajib memberi laporan kepada guru piket, sehingga tidak ada siswa kelas IV yang terlambat. Mereka hadir tepat waktu di sekolah dan telah tertib dalam mengikuti proses belajar mengajar. Selanjutnya, hasil wawancara terhadap wali kelas IV di SD Negeri 4 Penarukan terkait sikap disiplin anak didiknya adalah disiplin. Siswa kelas IV telah mengikuti aturan sekolah. Contohnya, siswa rajin datang ke sekolah tepat pada waktunya dan siswa tertib mengikuti kegiatan belajar pada saat proses pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara terhadap para siswa di kelas IV adalah seluruh siswa (100%) hadir di sekolah tepat waktu. Mereka mengaku datang ke sekolah jam 07.00 pagi, karena kegiatan
HASIL PENELITIAN Penelitian sikap sosial siswa kelas IV SD Negeri 4 Penarukan dilaksanakan dengan melakukan kegiatan observasi, mewawancarai kepala sekolah, guru kelas IV, dan seluruh siswa kelas IV terkait dengan aspek yang diteliti. Aspek-aspek yang diamati adalah sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri. Deskripsi hasil penelitian tentang sikap sosial siswa kelas IV SD Negeri 4 Penarukan disajikan di bawah ini. Sikap Jujur Sikap jujur merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan (Kurikulum, 2013). Berkaitan dengan sikap jujur, menurut kepala sekolah dan pegawai SD Negeri 4 Penarukan, rata-rata kejujuran siswa kelas IV di SD Negeri 4 Penarukan sudah jujur. Sebagai contoh, 10 orang siswa yang sedang piket di kelas tersebut mengembalikan barang yang dipinjam pada tempatnya. Selain itu siswa yang tidak suka dengan temannya, dalam hal bermain maupun belajar siswa tersebut tidak akan mau dengan teman yang tidak dia sukai. Contoh lainnya adalah 90 % 7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
persembahyangan bersama akan dimulai pukul 07.15 wita. Seluruh siswa (100%) juga menjawab bahwa mereka masuk ke kelas tepat waktu saat bel sudah berbunyi karena takut dimarah oleh guru yang mengajar. Sikap Tanggung Jawab Tanggung jawab yaitu sikap dan perilaku peserta didik untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara, dan Tuhan Yang Maha Esa (Kurikulum, 2013). Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan para pegawai, sikap tanggung jawab siswa kelas IV sudah baik. Hal ini terbukti dengan terlaksananya tugas yang menjadi kewajibannya di kelas, seperti piket kebersihan terlaksana dengan baik. Selain itu, siswa di kelas IV yang bermasalah seperti datang terlambat atau tidak mengerjakan tugas, mereka secara berani mengakui kesalahan yang dilakukan dan menepati janjinya untuk tidak datang terlambat lagi. Sikap Santun Santun yaitu perilaku hormat pada orang lain dengan bahasa yang baik (Kurikulum 2013). Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah SD Negeri 4 Penarukan dan para pegawainya bahwa sikap santun siswa kelas IV, dirasa cukup. Hal ini terlihat cara berpakaian mereka yang rapi dan lengkap dengan atribut yang sudah ditentukan. Bahkan, beberapa anak mengucapkan salam “ Selamat Pagi” kepada guru yang mereka temui di sekolah. Hal yang sama juga diungkapkan oleh guru wali bahwa sikap santun siswa kelas IV dirasa masih cukup. Hanya 10% siswa yang masih menggunakan bahasa Bali kasar di kelas ketika mereka berbicara dengan teman mereka di kelas.
mereka di kelas. Tetapi untuk hal lainnya, mereka menjelaskan bahwa mereka berusaha santun dengan meminta izin apabila ingin keluar kelas seperti izin ke kamar mandi atau ke toilet. Dari hasi kuesioner, 100% siswa menyatakan telah mengucapkan salam ketika bertemu guru, teman, orangorang di sekolah, berbicara atau bertutur kata halus, tidak kasar dan menghormati orang lain. Berikut hasil tabulasi kuesioner terkait sikap santun dari para siswa kelas IV di SD Negeri IV Penarukan. Berikut adalah hasil tabulasi aspek sikap santun. Sikap Peduli Peduli merupakan sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain atau masyarakat yang membutuhkan (Kurikulum, 2013). Menurut kepala sekolah SD Negeri 4 Penarukan dan para pegawai, sikap peduli siswa kelas IV yang paling terlihat adalah kepedulian dan perhatian mereka terhadap kebersihan kelas dan lingkungan sekolah. Mereka mengerjakan dengan sungguh-sungguh tugas piket yang diwajibkan kepada mereka. Sikap Percaya Diri Percaya diri yaitu suatu keyakinan atas kemampuannya sendiri untuk melakukan kegiatan atau tindakan (Kurikulum, 2013). Terkait sikap percaya diri siswa kelas IV, menurut kepala sekolah dan para pegawai bahwa tingkat percaya diri siswa masih dirasa kurang. Hal yang sama juga diungkapkan oleh guru wali kelas. Para siswa kelas IV masih merasa malu untuk berani tampil ke depan kelas, malu untuk mengungkapkan pendapat dan malu untuk mengerjakan tugas atau soal di papan tulis. PEMBAHASAN Secara umum, deskripsi data hasil penelitian sikap sosial siswa sudah baik pada aspek jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, dan peduli. Namun, pada aspek percaya diri masih dikatakan cukup. Telah terbentuknya beberapa sikap sosial siswa disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, guru telah banyak mengajarkan dan membina siswa untuk menerapkan sikap sosial, baik dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Guru juga
Berdasarkan hasil wawancara dengan para siswa di kelas IV, seluruhnya menyatakan bahwa mereka selalu mengucapkan salam kepada yang lebih tua, menghormati orang lain, dan menghormati cara bicara yang tepat. Mereka menjelaskan bahwa mereka sering terbawa kebiasaan pergaulan di rumah dengan mempergunakan bahasa Bali kasar ketika berbicara dengan teman 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
selalu membimbing sikap sosial siswa supaya menjadi yang lebih baik. Bimbingan yang di berikan oleh guru seperti mengajarkan siswa untuk berpakaian yang bersih ke sekolah. Sebelum belajar siswa di berikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal tentang materi sebelumnya yang belum dipahami. Selanjutnya, setiap hari sebelum masuk kelas siswa diajarkan untuk selalu membersihkan ruang kelas. Bimbingan tersebut menyebabkan siswa terbiasa melakukan sikap-sikap tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Moh Surya (1988:36) yang menyatakan bahwa “bimbingan ialah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan perwujudan diri, dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyusaian diri dengan lingkungannya”. Kedua, orang tua juga sangat berperan dalam memperhatikan dan membina sikap anaknya. Adanya masukan-masukan guru kepada orang tua siswa tentang perkembangan anaknya menjadi bahan untuk membina anak mereka. Dengan demikian, orang tua dapat memberikan bimbingan dan bantuan belajar kepada anaknya terlebih berkenaan dengan aspek sikap sosial. Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmadi (2007:158) yang menyatakan bahwa “pembentukan dan perubahan sikap tidak terjadi dengan sendirinya. Keluarga yang terdiri dari orang tua, saudara-saudara di rumah memiliki peranan yang penting”. Ketiga, faktor teman sebaya juga bisa mempengaruhi seseorang untuk merubah sikapnya. Seorang siswa akan diajak bermain oleh temannya apabila siswa tersebut berpakaian bersih dan wangi. Karena itu, siswa tersebut merubah cara berpakaian yang sebelumnya kotor kini berpakaian bersih. Selain itu, siswa yang tidak melakukan pembersihan di lingkungan sekolah, tidak akan diajak bermain oleh temantemannya. Hal tersebut dengan pendapat Hurlock (dalam Yusuf, 2002) yang menyatakan bahwa “setiap kelompok sosial mempuyai standar bagi para anggotanya tentang prilaku yang diterima.
Untuk dapat bersosialisasi, seseorang tidak hanya harus mengetahui prilaku yang dapat diterima, tetapi mereka juga harus menyesuaikan prilakunya sehingga ia bisa diterima oleh teman-temannya.
Seperti yang dijelaskan oleh Abu Ahmadi (2007) bahwa sikap dapat bersifat positif dan negatif dimana sikap positif yaitu sikap yang menunjukan atau memperlihatkan, menerima, mengakui, menyetujui, serta melaksanakan norma-norma yang berlaku dimana individu itu berada, sedangkan sikap negatif yaitu sikap yang menunjukan atau memperlihatkan, penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma- norma yang berlaku dimana individu itu berada. Sikap positip/ negatif ini tentu saja berhubungan dengan norma. Bagi siswa yang bersikap positif, kecendrungan perilaku dalam proses pembelajaran mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu. Sedangkan sikap negatif cenderung menjauhi, menghindari, membenci atau tidak menyukai obyek tertentu. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sikap sosial para siswa kelas IV di SD Negeri 4 Penarukan yang meliputi sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli dan percaya diri dapat dikategorikan baik. Hal ini tentu saja berdampak positif pada proses pembelajaran. Sikap sosial yang positif dapat memperlancar proses pembelajaran di kelas sehingga pengetahuan yang diberikan oleh para guru dapat diterima secara baik. Hal ini mengandung pengertian bahwa sikap sosial berdampak positif dan signifikan terhadap proses pembelajaran, berarti sikap sosial yang positif mempunyai dampak yang penting terhadap prestasi belajar siswa kelas IV khususnya di SD Negeri 4 Penarukan. Semakin positif sikap sosial siswa maka proses pembelajaran dikelas semakin lancar dan meningkatkan pula prestasi belajar siswa. Sebaliknya semakin negatif sikap sosial siswa maka akan menghambat proses pembelajaran dan berdampak pula pada prestasi belajar belajar siswa yang semakin rendah.
9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENUTUP Berdasarkan rumusan masalah, maka simpulan penelitian ini adalah sikap sosial siswa sudah baik pada aspek jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, dan peduli. Walaupun sudah baik, akan tetapi pada aspek disiplin 10% siswa yaitu 2 atau 3 orang siswa masih belum memakai seragam lengkap dan rapi. Berikutnya pada aspek santun sejumlah 10% (2 atau 3 siswa) terkadang masih berkata kasar di kelas dengan teman sekelasnya. Selanjutnya, aspek percaya diri sudah termasuk cukup. Hal ini tampak dari siswa bersedia tampil ke depan kelas dan mengungkapkan pendapat serta mengerjakan tugas atau soal di papan tulis walaupun masih terlihat malu-malu. Dalam pembentukan dan pembinaan sikap sosial yang dilaksanakan oleh para guru berhasil mencapai tujuan dengan membentuk individu-individu yang memiliki dan mengamalkan sikap sosial dalam kehidupan sehari-hari di sekolah dalam proses pembelajaran, tampak bahwa sikap sosial siswa dapat dikategorikan baik. Sikap-sikap yang dimaksud adalah sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, santun dan peduli. Berdasarkan simpulan di atas, beberapa saran yang diajukan adalah sebagai berikut. 1. Dalam pembinaan sikap sosial siswa, para guru dan sekolah telah melaksanakan kegiatan tersebut dengan baik, namun hendaknya kegiatan pembinaan tersebut lebih ditingkatkan dengan membentuk perilaku tersebut pada saat pembelajaran sehingga sikap sosial yang bersifat negatif dapat diminimalkan sehingga dapat memperlancar proses pembelajaran dan meningkatkan prestasi siswa 2. Penelitian ini hendaknya dapat menjadi masukan bagi sekolah dan Kepala Sekolah pada khususnya untuk merancang program sekolah berkenaan dengan penanaman sikap sosial pada diri siswa. 3. Hasil penelitian ini hendaknya menjadi masukan agar orang tua dapat membina sikap sosial anak di lingkungan keluarga sehingga
berdampak pada sikap sosial siswa di sekolah. 4. Hendaknya dapat menjadikan penelitian ini sebagai salah satu referensi dalam melaksanakan penelitian berikutnya terkait dengan deskripsi sikap sosial siswa. DAFTAR RUJUKAN Ahmadi, Abu. 1991. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Rineke Cipta. Bahri Djamarah, dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineke Cipta. Baron & Byrne. 2005. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga. Danim, Sudarwan. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: CV. Alfabeta. Darmansyah. 2014. “Teknik Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial dalam Pendidikan Karakter di SD 08 Surau Gadang Nanggalo”. Skripsi (tidak diterbitkan). Universitas Pendidikan Negeri Padang. Sumatra Barat. Tersedia pada: http: www.journal.tarbiyahiainib.ac.id. Diakses tanggal 18 Maret 2016. Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Fitriani, Neng Lia & Septian Andriyani. 2015. “Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Sikap Anak Usia Sekolah Akhir (10-12 Tahun) Tentang Makanan Jajanan di SD Negeri II Tagog Apu Padalarang Kabupaten Bandung Barat” Skripsi (tidak diterbitkan). Prodi D3 keperawatan FPOK-UPI. Bandung: Tersedia pada: http://journal.student.uny.ac.id/jurnal /edisi/1155/99. Diakses tanggal 21 Maret 2016. Gerungan, W.A. 2004. Psikologi Sosial. Bandung; PT Refika Aditama. Gunawan, Ary H. 2010. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineke Cipta. Helmi, Utami Dwi. 2011. “Penanaman Sikap Sosial melalui Pembelajaran IPS pada Siswa Kelas V (Studi Kualitatif di SDN Telaga Asih 04 Cikarang Barat” Skripsi (tidak diterbitkan). Universitas Muhammadiyah Jakarta. Tersedia pada: 10
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
http://repository.usd.ac.id/1297/1/14 41-jurnal-psikologi-vol-42-april-20. Diakses tanggal 2 Maret 2016. ______. 2014. Panduan Membuat Bahan Ajar Buku Teks Pelajaran Sesuai dengan Kurikulum 2013. Surabaya: Kata Pena. Marzuki. 2005. Metodologi Riset. Yogyakarta: Ekonisia. Nasution,S. 2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Nazir. 1983. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Rinandanto, Anang. 2015. “Sikap Siswa Terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di SD Negeri Balangan 1 Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman” .Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.Tersedia pada:http://eprints.uny.ac.id. Diakses tanggal 20 Maret 2016. Samiaji. 2012. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo. Sudrajad, Akhmad. Buku Panduan Penilaian Sikap Kurikulum 2013 Untuk Tingkat Sekolah Dasar. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta: Tersedia pada http:// akhmadsudrajad.files.wordpress.co m. Diakses tanggal 18 Maret 2016. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Cetakan Keempat. Bandung: CV. Alfabeta. Sumaatmadja, Narsid. 1998, Manusia Dalam Konteks Sosial Budaya Dan Lingkungan Hidup.Bandung : CV. Alfabeta. Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas. Surya, M. 1988. Dasar-dasar penyuluhan (Koseling). Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK Jakarta. Syamsu Yusuf. 2002. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Wiyanto, Agus. 2014. “Penanaman Sikap Sosial Dalam Membentuk Karakter Siswa Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran PENJASORKES. Skripsi (tidak diterbitkan).
Universitas PGRI Semarang: Semarang”. Tersedia pada: http://prosiding.upgrismg.ac.id/index. Diakses tanggal 21 Januari 2016.
11