DESKRIPSI KEMAMPUAN MAHASISWA PROGRAM STUDI GEOGRAFI DALAM MENYELESAIKAN SOAL PREDIKSI UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN GEOGRAFI
Yasrin Ibrahim1), Enos Taruh2), Supartin3) Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo email :
[email protected] Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo email : Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo email :
[email protected]
ABSTRAK
This research is a descriptive study that aimsto provide an overview abilities as teacher candidates Students of geography in solving problems of national exam predictions about the subject of geography. The number of students who take a sample of about 51 students of sixth semester of the academic year 2014-2015. The research instrument used in this study is a 50 question test and based on competency standards and national examinations 2014-2015. These results indicate that the competence of students in general education programs in solving problems of national exam predictions Geography reached 37%. competence 1 (Describe the nature, objects, scope, principles, concepts, aspects and approaches geography) = 16%, competence 2 (Analyzing the history of the formation of the Earth, solar system, and Jagadraya) = 14%, competence 3 (Analysing the dynamics of the elements of the geosphere and its relation to human life) = 12%, competence 5 (Describe the use and conservation of the environment) = 16%, competence 6 (Applying the basic skills of map / mapping in understanding the phenomenon of the geosphere) = 14%, competency 7 (Describe the use of remote sensing image and Geographic Information System as an information media phenomenon geosphere) = 16%, competence 8 (Describe the zoning in the region and the world) = 16%. Keywords : Competence, Prediction Problem, National Exam Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran kemampuan Mahasiswa sebagai calon guru dari Geografi dalam memecahkan soal prediksi tentang ujian nasional subjek geografi. Jumlah mahasiswa yang mengambil sampel sekitar 51 mahasiswa semester enam tahun akademik 2014-2015. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 50 pertanyaan tes dan berdasarkan standar kompetensi dan ujian nasional 2014-2015. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi mahasiswa dalam program pendidikan umum dalam memecahkan masalah prediksi ujian
nasional Geografi mencapai 37%. kompetensi 1 (Mendeskripsikan hakikat, objek, ruang lingkup, prinsip, konsep, aspek dan pendekatan geografi) = 16%, kompetensi 2 (Menganalisis sejarah pembentukan Bumi, Tatasurya, dan Jagadraya) = 14%, kompetensi 3 (Menganalisis dinamika unsur-unsur geosfer serta kaitannya dengan kehidupan manusia) = 12%, kompetensi 5 (Mendeskripsikan pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup) = 16%, kompetensi 6 (Menerapkan keterampilan dasar peta/pemetaan dalam memahami fenomena geosfer) = 14%, kompetensi 7 (Mendeskripsikan Kata Kunci : Kompetensi, Soal Prediksi , Ujian Nasional Ekologi, SIG, dan lain sebagainya. 1. Pendahuluan Mata kuliah tersebut wajib diikuti Pendidikan merupakan langkah oleh semua mahasiswa guna perbaikan mutu kehidupan bangsa menempuh sarjana. Banyak metode yang dibangun sebagai usaha sadar dan pendekatan yang telah dicoba guna menciptakan manusia yang untuk meningkatkan mahasiswa manusiawi yang memiliki karakter terhadap materi-materi pada mata dan pola pikir yang kuat dalam kuliah tersebut. Namun membangun diri, masyarakat, bangsa kenyataannya, banyak mahasiswa dan negara. Hal ini berakar pada mengalami masalah dalam tujuan bangsa Indonesia memahami materi tersebut. sebagaimana yang tercantum dalam Berdasarkan masalah yang pembukaan Undang-Undang Dasar telah dikemukakan di atas, maka 1945 yakni mencerdaskan kehidupan perlu dikembangkan pembelajaran bangsa. Geografi dasar yang dapat mengatasi Pada umumnya hasil belajar semua kesulitan tersebut. Hal ini siswa di sekolah saat ini ditujukan agar mahasiswa calon guru menunjukkan sebuah perolehan yang mempunyai bekal pemahaman dan memprihatinkan dan membutuhkan penalaran terhadap materi Geografi, kerja keras dari semua pihak yang khususnya materi-materi yang terkait dalam proses peningkatan berhubungan dengan ujian nasional hasil belajar Geografi. Hal ini dapat Geografi secara optimal. Materi dilihat dari hasil Ujian Nasional Geografi di SMA menjadi dasar (UN) siswa SMA pada setiap untuk mengembangkan materi kuliah tahunnya yang menunjukkan yang ada di perguruan tinggi. Untuk banyaknya siswa yang memperoleh itu menjadi seorang guru nilai yang tidak memuaskan pada professional harus memperhatikan mata pelajaran geografi. dan memahami materi yang Pada Jurusan Ilmu dan berhubungan dengan UN yang mana Teknologi Kebumian Prodi Geografi pembahasan soal materinya tidak FMIPA UNG, materi-materi yang lepas atau tidak jauh beda dengan berhubungan dengan ujian nasional soal prediksi UN. tersebar dibeberapa mata kuliah Berdasarkan uraian di atas, seperti, Dasar-dasar Geografi, dapat diamati bahwa guru beserta Geofisika, Biogeografi, Geografi nya merupakan salah satu faktor Lingkungan dan Sumberdaya Alam, yang turut berperan dalam
pencapaian tujuan pembelajaran dan pendidikan di sekolah, termasuk dalam menyukseskan Ujian Nasional (UN). Maka penelitian ini difokuskan untuk mengungkap yang dimiliki oleh calon guru Geografi dalam menyelesaikan soal prediksi ujian nasional di Universitas Negeri Gorontalo. Akhirnya penelitian ini diberi judul “Deskripsi Kompetensi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Dalam Menyelesaikan Soal Prediksi Ujian Nasional Mata Pelajaran Geografi”. 2. KAJIAN LITERATUR a. Pengertian Kompetensi Menurut Yasin, (2011:163) Kompetensi adalah serangkaian tindakan dengan penuh rasa tanggung jawab yang harus dipunyai seseorang sebagai persyaratan untuk dapat dikatakan berhasil dalam melaksanakan tugasnya. Sedangkan Dalam Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa : kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Dari uraian tersebut, nampak bahwa kompetensi mengacu pada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan. Kompetensi guru menunjuk pada performance dan perbuatan yang rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu didalam pelaksanaan tugastugas pendidikan. Dikatakan rasional karena mempunyai arah dan tujuan, sedangkan performance merupakan perilaku nyata dalam arti tidak hanya
dapat diamati tetapi mencakup sesuatu yang tidak kasat mata. b. Tinjauan Tentang Guru pengertian tradisional guru adalah seorang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan (Nurdin dan Usman dalam Daryanto 2013:17). Sedangkan menurut UU Sistem Pendidikan Nasional, dalam Daryanto (2013:17) pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Sementara menurut Ametembuh, seperti yang dikutip Djamarah dalam Munawaroh (2011:14) bahwa guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual maupun klasikal, baik di sekolah maupun diluar sekolah. Dari beberapa uraian di atas, secara umum guru dapat didefenisikan sebagai orang yang bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara emosional, spriritual, intelekual, klasikal di sekolah ataupun di luar sekolah. 2.1.1 Kompetensi Guru Menurut Uno (2012:67), kompetensi guru marupakan kapasitas internal yang dimiliki guru dalam malaksanakan tugas profesinya. Tugas profesional guru bisa diukur dari seberapa jauh guru mendorong proses pelaksanaan
pembelajaran yang efektif dan efisien. Cooper (Sudjana dalam Uno 2012:67), mengemukakan empat kompetensi guru, yakni : (a) mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, (b) mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya, (c) mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat, dan bidang studi yang dibinanya, serta (d) mempunyai keterampilan teknik mengajar. Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 dalam Bab IV pasal 10, Guru harus memiliki empat kompetensi yang meliputi : a) Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya. b) Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan peserta didik, dan berakhlak mulia. c) Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan.
d) Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, dan masyarakat sekitar. Berdasarkan kajian teori serta beberapa pendapat di atas maka didefinisikan secara konseptual bahwa kompetensi guru adalah kecakapan atau kemampuan yang dimiliki oleh guru yang diindikasikan dalam tiga kompetensi, yaitu kompetensi yang berhubungan dengan tugas profesionalnya sebagai guru (profesional), kompetensi yang berhubungan dengan keadaan pribadinya (personal), dan kompetensi yang berhubungan dengan masyarakat atau lingkungannya (sosial). Profesionalisme guru menekankan kepada penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen serta strategi penerapannya. Penelitian ini akan memperoleh salah satu kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru yaitu kompetensi professional yang lebih substansi pada ranah yaitu ranah kognitif atau penguasaan guru atas materi-materi bidang studi. Kemampuan menguasai adalah kemampuan mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi sejumlah pengetahuan keahlian yang akan diajarkan. Tipe hasil belajar ranah kognitif menurut Bloom dalam winkel, (2012:273) yakni : a. Pengetahuan Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowladge dalam taksonomi Blom. Sekalipun
demikian, maknanya tidak sepenuhnya tepat sebab dalam istilah tersebut termasuk pula pengetahuan faktual di samping pengetahuan hafalan atau untuk diingat seperti rumus, batasan, definisi, istilah, pasal dalam undang-undang, nama-nama tokoh, nama-nama kota. Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah yang paling rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasarat bagi tipe hasil belajar berikutnya. Hafal menjadi prasarat bagi pemahaman. Misalnya hafal suatu rumus akan menyebabkan paham bagaimana menggunakan rumus tersebut, hafal kata-kata akan memudahkan membuah kalimat. b. Pemahaman Tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain, Bloom dalam Sudjana (2013:24), mengemukakan bahwa kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak perlu ditanyakan sebab, untuk dapat memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal. c. Aplikasi Menurut Sudjana (2013:25) aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkrek atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. d. Analisis
Sudjana (2013 : 27) mengemukakan bahwa analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. Dengan analisis diharapkan seseorang mempunyai pemahaman yang komprehensif dan dapat memilahkan integritas menjadi bagian-bagian yang tetap terpadu, untuk beberapa hal memahami prosesnya, untuk hal lain memahami cara bekerjanya, untuk hal lain lagi memahami sistematikanya. e. Sintesis Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh disebut sintesis (Sudjana 2013:27). Berpikir berdasar pengetahuan hafalan, berpikir pemahaman, berpikir aplikasi, dan berpikir analisis dapat dipandang sebagai berpikir konvergen yang satu tingkat lebih rendah daripada berpikir devergen. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen. Dalam berpikir divergen pemecahan atau jawabannya belum dapat dipastikan. Mensintesiskan unit-unit tersebar tidak sama dengan mengumpulkannya ke dalam satu kelompok besar. Mengartikan analisis sebagai memecah integraitas menjadi bagaian-bagian dan sintesis sebagai menyatukan unsur-unsur menjadi inteegritas perlu secara hatihati dan penuh telaah. Berpikir sintesis merupakan salah satu terminal untuk menjadikan orah lebih kreatif. Berpikir kreatif merupakan salah satu hasil yang hendak dicapai dalam pendidikan.
Seseorang yang kreatif sering menemukan atau menciptakan sesuatu. Kreativits juga beroperasi dengan cara berpikir divergen. Dengan kemampuan sintesis, orang mungkin menemukan hubungan kausal atau urutan tertentu, atau menemukan abstraksinya atau operasionalnya. f. Evaluasi Menurut Sudjana (2013:28) evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkinn dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, material, dan lain-lain. Dilihat dari segi tersebut maka dalam evaluasi perlu adanya suatu kriteria atau standar tertentu. Dalam tes esai, standar atau kriteria tersebut muncul dalam bentuk frase. Untuk mempermudah mengetahui tingkat kemampuan evaluasi seseorang, item tesnya hendaklah menyebutkan kriterianya secara eksplisit. Mengembangkan kemampuan evaluasi yang dilandasi pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis akan mempertinggi mutu evaluasinya. Menurut Ali, dalam Munawaroh (2011:12) mata pelajaran merupakan isi pengajaran yang dibawakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Agar dapat mencapai hasil yang lebih baik, guru atau calon guru perlu menguasai bukan hanya sekedar materi tertentu yang merupakan bagian dari suatu mata pelajaran saja, tetapi pemahaman yang lebih luas terhadap materi itu sendiri dapat menuntut hasil yang lebih baik. Adapun Abror, dalam Munawaroh (2011:12) mengemukakan bahwa penguasan materi adalah guru bukan hanya mengetahui dan menguasai bahan
bidang studi dalam kurikulum sekolah, tetapi juga menguasai bahan pendalaman/aplikasi bidang studi. Jadi yang dimaksud kompetensi oleh calon guru adalah kemampuan penguasaan guru dalam menggunakan pengetahuan/ kepandaiannya untuk menjelaskan isi dari materi pelajaran yang diberikan kepada siswa sehingga apa yang dipelajari siswa dapat dikuasai seluruhnya. Disamping itu guru juga harus dapat menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan. c. Tes Sebagai Alat Penilaian Hasil Belajar Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan dengan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran (Sudjana 2013:35). d. Tes Objektif Menurut Sudijono 2008 dalam Nafah (2010:9) bahwa Tes objektif adalah salah satu bentuk tes pilihan ganda yang terdiri atas petanyaan pertanyaan yang sifatnya belum selesai, dan untuk menyelesaikannya harus dipilih salah satu (lebih) dari beberapa kemungkinan jawab yang telah disediakan pada tiap-tiap butir soal yang bersangkutan. Sementara itu pendapat lain mengemukakan bahwa soal-soal bentuk objektif dikenal ada beberapa
bentuk, yakni jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan pilihan ganda. Bentuk soal jawaban singkat merupakan soal yang menghendaki jawaban dalam bentuk kata, bilangan, kalimat, atau simbol dan jawabannya hanya dapat dinilai benar atau salah (Sudjana 2013:44). Ada dua bentuk soal jawaban singkat, yaitu bentuk pertanyaan langsung dan bentuk pertanyaan tidak lengkap. Menurut Sudjana (2013:45), bentuk soal benar-salah adalah bentuk tes yang soal-soalnya berupa pernyataan. Sebagian dari pernyataan itu merupakan pernyataan yang benar dan sebagain lagi merupakan pernyataan yang salah. Pada umumnya bentuk soal benarsalah dapat dipakai untuk mengukur pengetahuan siswa tentang fakta, definisi dan prinsip. e. Soal Prediksi Menurut Munawaroh (2011:32) Tes atau Soal merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau di jawab. Tes atau soal merupakan sebuah pertanyaan yang akan mendapatkan jawabannya. Menurut Yupani, (2013:3) Prediksi merupakan suatu proses dugaan atau perkiraan terhadap suatu peristiwa atau fenomena. Prediksi juga merupakan suatu sikap menduga atau memperkirakan serta ramalan sesuatu yang akan terjadi. Kesimpulannya soal prediksi yaitu ramalan atau perkiraan pertanyaan yang akan dijumpai pada saat ujian. Dengan adanya standar
kompetensi yang telah ditetapkan maka kita dapat meramalkan atau memperkirakan pertanyaan yang akan dijumpai pada saat ujian. Untuk itu seorang mahasiswa yang basisnya di bidang pendidikan lebih khususnya keguruan dapat dilihat kemampuannya menyelesaikan soalsoal prediksi yang ada. 3. a.
METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Universitas Negeri Gorontalo Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian Prodi Geografi Geografi khususnya Program Studi S1 Pendidikan Geografi. b. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Akademik 2015/2016 selama 2 bulan (Januari-Februari 2015). Hal ini mencakup tahapan persiapan selama 2 minggu yaitu pembuatan proposal sampai ujian seminar proposal, pengumpulan data selama 3minggu yang mencakup pemberian soal tes pada mahasiswa sampai pengumpulan hasil jawaban tes, dan penyusunan laporan hasil penelitian selama 3 minggu yang mencakup pengolahan data, bimbingan hasil sampai ujian seminar. c. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif untuk memberikan gambaran umum tentang deskripsi Kompetensi mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi dalam menyelesaikan soal prediksi Ujian
Nasional (UN) mata pelajaran Geografi. Menurut Sugiyono (2010:14) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, tehnik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 4. Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2010:61) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditatapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini hanya satu yaitu mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi dalam menyelesaikan soal prediksi Ujian Nasional (UN) mata pelajaran Geografi 5. Populasi Penelitian Menurut Sugiyono (2010:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Fisika Prodi Geografi Geografi FMIPA angkatan 2012 dengan jumlah 51 Mahasiswa di Universitas Negeri Gorontalo. 6. Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Jumlah sampel penelitian yang berperan sebagai responden (sampel) didasarkan pada teknik penarikan sampel Arikunto (2006:112), apabila penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua. Tetapi jika populasi lebih dari 100, dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau tergantung dari kesiapan peneliti. Mengingat sampel populasi yang dijadikan sampel penelitian kurang dari 100 Maka peneliti mengambil sampel penelitian yaitu Mahasiswa semester VI tahun akademik 20142015 angkatan 2012 berjumlah 51 orang. d. Teknik Pengumpulan Data Pada prosedur pengumpulan data menggunakan teknik pengumpulan data yaitu dalam bentuk tes seperti tes uraian. Tes uraian dalam penelitian ini dikategorikan dalam jenis tes uraian terstruktur. 7. Teknik Analisis Data Data yang dikumpulkan melalui tes akan digunakan untuk menjawab dan menemukan seberapa jauh calon guru mata pelajaran Geografi dalam menyelesaikan soalsoal prediksi modifikasi Ujian Nasional (UN). Maka cara yang digunakan untuk menganalisis data hasil tes yaitu menggunakan rumus deskriptif persentase (Ali dalam Munawaroh 2011:33) S
n .100% N
Keterangan :
S = deskriptif persentase n = jumlah responden yang menjawab benar N = jumlah responden 8. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil Berdasarkan data yang telah diperoleh dan diolah maka dapat dilihat bahwa : 1. Mendeskripsikan hakikat, objek, ruang lingkup, prinsip, konsep, aspek dan pendekatan geografi. Dengan indikator Menentukan penggunaan prinsip, konsep dasar, aspek, dan pendekatan Geografi dalam mengkaji fenomena geosfer. Mahasiswa sebagai calon guru memperoleh 33%. 2. Menganalisis sejarah pembentukan Bumi, Tatasurya, dan Jagadraya. Indikator, a) Mendeskripsikan proses pembentukan Bumi, Tatasurya, dan Jagadraya, b) Mengidentifikasi planet Tatasurya dan Jagadraya. Mahasiswa sebagai calon guru memperoleh 48% 3. Menganalisis dinamika unsur-unsur geosfer serta kaitannya dengan kehidupan manusia. Indikator, a) Menganalisis fenomena yang terjadi di lithosfer dan pedosfer serta kaitannya dengan kehidupan manusia, b) Menganalisis fenomena yang terjadi di atmosfer dan hidrosfer serta kaitannya dengan kehidupan manusia, c) Mendeskripsikan keanekaragaman flora dan fauna sebagai potensi pendukung kehidupan, d) Mendeskripsikan fenomena kependudukan. Mahasiswa sebagai calon guru memperoleh 35%. 4. Mendeskripsikan sumber daya alam serta kaitannya dengan kehidupan manusia. Indikator, a) Mengidentifikasi sumber daya alam yang berhubungan dengan aspek geografi, b) Mengidentifikasi
5.
6.
7.
8.
pemanfaatan sumber daya alam secara arif. Mahasiswa sebagai calon guru memperoleh 38%. Mendeskripsikan pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup, Indikator a) Menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup, b) Mengkaji kaitan lingkungan hidup dengan pembangunan berkelanjutan. Mahasiswa sebagai calon guru memperoleh 36%. Menerapkan keterampilan dasar peta/pemetaan dalam memahami fenomena geosfer. Indikator a) Menerapkan keterampilan dasar pemetaan pada pembuatan peta, b) Menganalisis penggunaan peta untuk penentuan lokasi kegiatan ekonomi penduduk. Mahasiswa sebagai calon guru memperoleh 37%. Mendeskripsikan pemanfaatan citra penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis sebagai media informasi fenomena geosfer. Indikator, a) Menginterpretasi citra hasil penginderaan jauh dan pemanfaatnya sebagai sumber informasi geosfer, b) Mendeksripsikan Sistem Informasi Geografis sebagai media informasi fenomena geosfer. Mahasiswa sebagai calon guru memperoleh 24%. Mendeskripsikan wilayah dan pewilayahan di dunia. Indikator, a) Membedakan pola keruangan dan interaksi desa- desa, desa-kota, dan kota-kota, b) Mendeskripsikan konsep wilayah dan pewilayahan dalam kaitan dengan pembangunan, c) Mendeskripsikan karakteristik negara berkembang dan negara maju. Mahasiswa sebagai calon guru memperoleh 43%.
Seperti yang dibawah ini
tampak
pada
grafik
Geografi dalam menyelesaikan soal-soal prediksi Ujian Nasional (UN) mata pelajaran Geografi secara keseluruhan berdasarkan perhitungan adalah 37%, yang dapat menjawab dengan benar dengan 50 jumlah butir soal.
PERSENTASE
50 40 30 20 10
Dalam penelitian ini, soal yang diberikan merupakan alat pengumpul data yang berisikan indikator-indikator pemahaman mahasiswa sebagai calon Guru Geografi terhadap konsep-konsep Geografi pada materi Ujian Nasional (UN). Hasil tes akan memberikan gambaran seberapa jauh tingkat pemahaman Mahasiswa sebagai calon Guru.
Pada penelitian ini, peneliti memperkirakan mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi dalam menyelesaikan soal-soal prediksi Ujian Nasional (UN) mata pelajaran Geografi paling tinggi mencapai 50 %. Hal ini dirumuskan pada hipotesis peneliti, dengan rumusan hipotesisnya statistiknya adalah Ho : o < 50 % (paling tinggi 50% Kompetensi mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi dalam menyelesaikan soal-soal prediksi Ujian Nasional mata pelajaran Geografi), dan Ha : o > 50 % (lebih dari 50% Kompetensi mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi dalam menyelesaikan soal-soal prediksi Ujian Nasional mata pelajaran Geografi). Dengan kriteria pengujian pada taraf kesalahan α = 5% untuk uji satu pihak pada uji pihak kanan dengan Ho diterima jika thitung < ttabel dan Ha dan jika thitung > ttabel maka hal tersebut di tolak.
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi yang menjadi responden untuk menyelesaikan soal adalah angkatan 2012 yang berjumlah 51 mahasiswa, setelah diberikan 50 butir soal yang beracuan pada standar 2014/2015 maka diketahui bahwa 1 memperoleh 33% yang dapat menjawab dengan benar sedangkan untuk 2 memperoleh 48%, 3 memperoleh 35%, 4 memperoleh 38%, 5 memperoleh 36%, 6 memperoleh 37%, 7 memperoleh 24% serta pada 8 memperoleh 42% yang dapat menjawab dengan benar, sehingga secara umum gambaran persentase rata-rata mahasiswa Program Studi Pendidikan
Berdasarkan data yang telah menempuh bebarapa rangkaian analisis data untuk pengujian hipotesis diperoleh harga thitung = -2,17sedangkan untuk ttabel memperoleh harga 1,612, sehingganya untuk thitung < ttabel dengan memperoleh harga masing-masing -2,17<1,6612. dari hasil data yang telah dianalis maka memperkuat hipotresis yang ada, Dengan demikian hipotesisnya yaitu Ho : o < 50 % diterima sedangkan Ha : o > 50 % ditolak. Hal ini sesuai dengan rumusan hipotesis statistiknya yaitu Ho : o < 50 % bahwa benar paling tinggi 50% Kompetensi mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi dalam
0 1
2
3
4
5
6
7
8
KOMPETENSI
b.
Pembahasan Sebagai calon guru harus memiliki sekaligus mempunyai yaitu pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap dan memberikan gambaran secara kuantitatif tentang Kompetensi mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi dalam menyelesaikan soal-soal prediksi Ujian Nasional (UN) mata pelajaran Geografi.
menyelesaikan soal prediksi Ujian Nasional (UN) mata pelajaran Geografi. Dengan demikian melihat data dan hipotesis yang menyatakan bahwa Kompetensi mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi dalam menyelesaikan soal prediksi Ujian Nasional (UN) mata pelajaran Geografi paling tinggi mencapai 50% dapat diterima, hal ini dikarenakan hasil dari analisis sampel ditemukan secara umum Kompetensi mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi dalam menyelesaikan soal-soal prediksi Ujian Nasional (UN) mata pelajaran Geografi 2015 memperoleh persentase rata-rata yaitu 37%.
9. Penutup a. Kesimpulan Berdasarkan hasil yang telah diperoleh bahwa paling tinggi 50% mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi dalam menyelesaikan soal-soal prediksi Ujian Nasional mata pelajaran Geografi SMA 2015, hal ini mencakup pada setiap yaitu, 1 memperoleh 33% yang dapat menjawab dengan benar sedangkan untuk 2 memperoleh 48%, 3 memperoleh 35%, 4 memperoleh 38%, 5 memperoleh 36%, 6 memperoleh 37%, 7 memperoleh 26% serta pada 8 memperoleh 44% yang dapat menjawab dengan benar, sehingganya persentase rata-ratanya diperoleh 37%. Dengan demikian hipotesis sesuai dengan hasil penelitian dan pembahasan dapat digambarkan secara umum tingkat keberhasilan mahasiswa sebagai calon guru Geografi dalam menyelesaikan soal-soal prediksi Ujian Nasional (UN) mata pelajaran Geografi SMA 2015 hanya mencapai 37%, hal ini disebabkan karena pemahaman tidak menyeluruh terhadap konsep-konsep Geografi sehingga pada saat menyelesaikan soal masih ada yang keliru dalam menentukan jawaban
b. Saran 1. Sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi dan sebagai calon guru Geografi sebelum menjadi guru di lembaga-lembaga pendidikan harus memahami materi bahkan meningkatkan profesionalnya dalam pengusaan materi-materi Geografi agar dapat mentransformasikan ilmu kepada peserta didiknya dengan baik sehingga peserta didik dapat menyelaikan soal-soal Ujian Nasional (UN) dengan hasil yang memuaskan sesuai yang diharapkan. 2. Sebaiknya pembelajaran Geografi pada mahasiswa calon guru Geografi di perguruan tinggi lebih dapat memberikan penegasan dan penjelasan yang menyeluruh tentang konsep-konsep dalam Geografi melalui model atau metode yang dapat meningkatkan penguasaan konsep yang ada dalam materi-materi Geografi misalnya melalui realita yang ada atau dengan demonstrasi yang dapat langsung menunjukan konsep itu. 3. Untuk penelitian mendatang, disarankan agar bisa melakukan penelitian sejenis dan bahkan melanjutkan penelitian sebelumnya untuk mengungkapkan faktor apa saja yang menjadi penyebab pada mahasiswa calon guru Geografi dalam menyelesaikan soal-soal Ujian Nasional (UN) mata pelajaran Geografi terutama dalam pengusaan konsep Geografinya, entah itu penyebab tidak dapat menjawab atau dapat menjawab sehinggga dapat diketahui penyebabnya.
DAFTAR PUSTAKA Atik,
Alami. 2012. Pengaruh Kompetensi Profesional Dan KompetensiSosial Guru Ekonomi Akuntansi Terhadap Prestasi
Belajar Siswa SMA di Kota Pati. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta: RinekaCipta. Ayuningtyas, Rizka. 2009. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Kompetensi Guru dengan Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional (UN) pada Siswa Kelas IX SMP N 9 Semarang. Skripsi . Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang.
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Sudjana, Nana. 2013. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta. Undang-Undang RI Nomor 14. 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta Uno,
Daryanto. 2013. Standar Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru Profesional. Yogyakarta : Gava Media. Gamma, Tim Widya. 2014. Mahir menghadapi Ujian Nasional dan Ujian Sekolah dilengkapi dengan Prediksi UN 2014/2015 dan LJK. Yrama Widya. Bandung. Hasibuan, Zainal. 2014. Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan No.0027/P/BSNP/IX/2014 tentang Kisi-kisi Ujian Nasional Untuk Satuan Dasar dan Menengah Tahun Pelajaran 2014/2015. BSNP. Jakarta Munawaroh, Wahdatul. 2011. Deskripsi Pemahaman Calon Guru Fisika Terhadap Konsep-Konsep Fisika Pada Materi Pokok Gerak Lurus Di IAIN Walisong Semarang. Skripsi . Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. Nafah, Isti. 2010. Pengaruh Perbedaan Bentuk Tes Dalam Evaluasi Hasil Belajar Fisika Ditinjau Dari Kemampuan Bahasa Indonesia. Skripsi . Fakultas Keguruan Dan
Hamzah. 2012. Kependidikan. Bumi Jakarta
Profesi Aksara.
Winkel, W.S. 2012. Psikologi Pengajaran. Media Abadi. Jakarta Yasin, Ahmad Fatah. 2011. Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam di Madrasah. Jurnal eL-QUDWAH - Volume 1 Nomor 5, edisi April. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang Yayah, Pujasari. 2009. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Terhadap Keberhasilan Belajar Siswa. Jurnal . Yupani, Evi dkk. 2013. Pengaruh model pembelajaran predictobserveexplain (POE) Berbantuan Materi Bermuatan Kearifan Lokal Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV. Skripsi Jurusan PGSD, Jurusan TP, FIP. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Indonesia.