Integritas - Jurnal Manajemen Bisnis | Vol. 1 No. 2 | Agustus - November 2008 (131 - 150)
Parsons, D., Marshall, V., 1996, Skills, qualifications and
Rumelt, D.P., 1984, Towards a strategic theory of the
utilization: a research review, Department
firm. Alternative theories of the firm, Elgar
for Education and Employment Research
Reference Collection.
Services, No.67.
Meningkatkan Kinerja Pemasaran dengan Kreativitas Strategi - Widodo
MENINGKATKAN KINERJA PEMASARAN dengan Kreativitas Strategi
Senge, P.M., 1990, The fifth discipline: the art Porter, M.E., 1990, The competitive advantage of nations, The Free Press, US.
and practice of the learning organization, Currency Doubleday, New York.
______, 1980, Competitive strategy: techniques for
Wernerfelt, B., 1984, “The resource-based view of
analyzing industries and competitors, The
the firm”, Strategic Management Journal, 5,
Free Press, US.
(2), pp. 171-180.
Radelet, S., J.D. Sachs, R. N. Coopers, B. P. Bosworth,
______, 1995, “The resource-based view of the
1998, “The East Asian financial crisis:
firm: ten years after”, Strategic Management
diagnosis, remedies, prospect”, Brookings
Journal, 16, (3), pp. 171-174.
Widodo Universitas Islam Sultan Agung, Semarang
[email protected]
Papers on Economic Activity, Number 1, pages 1-90.
This study explores new variables that support strategic creativity in marketing according to Menon et al. (1999). Those variables are: reward, individual performance, and team work effect. Therefore, there are four hypotheses that are tested in this research. Firstly, the higher the strategic creativity, the higher the marketing peformance. Secondly, the higher the reward, the higher the strategic creativity. Thirdly, the higher the individual performance, the higher the strategic creativity. And lastly, the higher the team perfomance, the higher the strategic creativity.
Abstract
Multiple regression analysis is used to test the hypotheses using inputs from fifty respondens. The result shows that those hypotheses can be accepted. Managerial implications correspond to the result are discussed at the end of this article.
Keywords: Reward, individual performance, team performance, marketing performance.
150
151
Integritas - Jurnal Manajemen Bisnis | Vol. 1 No. 2 | Agustus - November 2008 (151 - 175)
O
rganisasi
bisnis yang
akan
terputus-putus. Keempat: Cocok dengan
dengan kreativitas strategi. Namun pada
produk baru (Moorman dan Miner, 1997) dan
bersaing pada kompetisi global
lingkungan eksternal. Lingkungan eksternal
pelaksanaan focus group discussion terhadap
kreativitas dalam program pengembangan
sekarang ini harus memiliki
memberikan peluang dan ancaman kepada
para manajer dalam penelitian mereka, para
produk baru (Andrews dan Smith, 1996) masih
keunggulan bersaing (competitive advantage).
perusahaan yang saling bersaing. Oleh
manajer tersebut menekankan pentingnya
memerlukan penelitian lebih jauh yang mulai
Namun sumber daya yang dimiliki perusahaan,
karena itu suatu keunggulan bersaing tidak
reward pada budaya inovatif dan pada proses
untuk mensintesa dan meluaskan penemuan
bila terlalu mudah bagi perusahaan pesaing
hanya melihat kelemahan pesaing namun
marketing strategy making (Menon et al. 1999),
penelitian ini dengan mengembangkan
untuk memperbaiki dan sumber daya
juga harus memperhatikan kondisi pasar.
dan disarankan untuk dilakukan penelitian
kerangka kerja integratif organisasi atau
substitusi yang lebih efektif, bukanlah dasar
Kelima: Laba yang diperoleh lebih tinggi
tambahan yang memasukkan peran reward
tim kerja dan individu yang mengendalikan
dalam meraih keunggulan kompetitif.
daripada rata-rata laba perusahaan lain.
dalam marketing strategy making. Sarin dan
kreativitas pemasaran. Andrews dan Smith
Untuk merealisasikan suatu perusahaan
Mahajan (2001) menunjukkan bahwa reward
(1996) mencatat bahwa pengembangan
yang mempunyai daya saing banyak
yang dimiliki tim kerja akan memotivasi untuk
ide atau gagasan unik dan penuh arti juga
faktor penyebabnya, salah satunya kinerja
dapat membuat performansi atau kinerja
kritis dalam pengembangan produk baru.
pemasaran (Lado et al.: 1992).
tim kerja menjadi lebih baik. Hal ini dapat
Maka Andrews dan Smith menekankan
membawa hubungan yang positif antara
peran individu dalam kreativitas program
reward dan kreativitas strategi. Hal ini juga
produk baru. Begitu pula dengan tim kerja,
didukung oleh Andrews dan Smith (1996) di
di mana mereka mungkin dapat membantu
mana orang-orang yang diberi perhargaan
perkembangan pemikiran-pemikiran kreatif
untuk mengambil risiko dianggap akan lebih
atau sebaliknya, malah dapat menghambat
memiliki kemauan untuk melakukannya
pengembangan kreativitas pada produk baru
juga di masa mendatang, di mana akan
(Andrews dan Smith, 1996).
Menurut Hall (1994), keunggulan bersaing berkelanjutan berdimensi durabilitas, imitabilitas, serta tingkat kemudahan untuk menyamai aset-aset stratejik yang dimiliki perusahaan. Sedangkan Glueck et al. (1987)
Kreativitas strategi merupakan hal penting
berpendapat, suatu perusahaan dikatakan
dalam melaksanakan aktivitas terutama
memiliki keunggulan bersaing jika mempunyai
dalam penyusunan-penyusunan strategi.
karakteristik pertama; kompetensi khusus,
Kreativitas memungkinkan seseorang atau
misalnya mempunyai produk dengan mutu
organisasi untuk memunculkan ide-ide baru
lebih baik, mempunyai saluran distribusi
dalam setiap penyusunan rencana (Fillis dan
yang lebih lancar, penyerahan produk yang
McAuley, 200). Begitu pula halnya dalam
lebih cepat mempunyai merk produk lebih
dunia pemasaran, kreativitas dipandang
terkenal. Kedua: menciptakan persaingan
penting dalam setiap penyusunan strategi
tidak sempurna. Dalam persaingan sempurna
pemasaran.
setiap perusahaan dapat masuk dan keluar
152
Meningkatkan Kinerja Pemasaran dengan Kreativitas Strategi - Widodo
pasar dengan mudah sehingga perusahaan
Dalam penelitian yang dilakukan Menon
yang ingin mencari keunggulan bersaing
et al. (1999) tentang pembuatan strategi
harus keluar dari pasar persaingan sempurna.
pemasaran, dimasukkan kreativitas strategi
Ketiga: Keberlanjutan, artinya keunggulan
pasaran dimasukkan kreativitas strategi
bersaing harus dapat berlanjut dan tidak
dengan faktor-faktor yang berhubungan
meningkatkan kemungkinan bahwa mereka dapat mengembangkan program pemasaran yang kreatif.
Jadi, untuk penelitian lebih jauh, Menon et al. (1999) menyarankan bahwa ada variabel-variabel baru yang mendukung
Kreativitas strategi dalam penelitian
kreativitas strategi dalam pemasaran seperti
Menon et al. (1999) mempunyai efek yang
reward, efek individual dan efek tim kerja.
signifikan pada kinerja perusahaan dan
Dalam penelitian Woodman et al. (1993)
pembelajaran organisasi. Kreativitas strategi
menyatakan bahwa individu yang kreatif
dalam penelitian Menon at al (1999) yang
akan membuka dirinya untuk saling berbagi
mendasarkan penelitian pada kreativitas
informasi. Individu yang menggali dirinya
153
Integritas - Jurnal Manajemen Bisnis | Vol. 1 No. 2 | Agustus - November 2008 (151 - 175)
dengan mencoba bekerja kreatif akan dapat
stratejik tertentu. Bagi seorang tenaga
maupun dalam satuan moneter. Membaiknya
membantu penyelesaian masalah (problem-
penjualan kinerja dihasilkan sebagai akibat
k inerja pemasaran ditandai dengan
solving) (Woodman, et al., 1993). Hal ini dapat
dari keagresifan tenaga penjualan mendekati
pertumbuhan penjualan yang baik dari
mendukung kreativitas suatu organisasi
dan melayani dengan baik pelanggannya
tahun-tahun sebelumnya dan pertumbuhan
dalam menentukan strategi. Kerja sama
(Ferdinand Augusty, 2004, Sapiro dan Weitz,
yang lebih tinggi dari pesaing, serta memiliki
dalam grup atau kelompok yang disebut
1990).
porsi pasar yang lebih luas dibanding tahuntahun sebelumnya. Sedangkan kinerja
dengan teamwork merupakan antecedent dari grup kreativitas inovasi dalam kreativitas strategi dalam pemasaran. Darian dan Coopersmith (2001) menyatakan bahwa tim kerja akan memberikan keuntungan dalam kegiatan perencanaan. Dengan demikian kerja tim dapat menjadi salah satu variabel yang mempengaruhi kreativitas strategi organisasi bisnis jasa maupun manufaktur yang konsekuensinya dapat meningkatkan kinerjanya. Berdasarkan uraian tersebut tulisan ini akan menelaah upaya untuk meningkatkan kinerja pemasaran melalui
Strategi manajemen pemasaran ditetapkan
pemasaran yang buruk ditandai dengan
untuk menghasilkan kinerja pemasaran
menurunnya penjualan, kemunduran
terbaik, yang merupakan ukuran prestasi
penjualan dibanding tahun sebelumnya
dari sebuah aktivitas pemasaran secara
maupun kompetitor industri yang sama, dan
menyeluruh dari sebuah organisasi.
menurunnya porsi pasar. Berkaitan dengan
Ferdinand (2000) menyatakan bahwa kinerja
hal tersebut, Challagalla dan Sharvani (1996)
pemasaran yang baik dinyatakan dalam
dalam penelitiannya menyatakan bahwa
tiga besaran utama, yaitu nilai penjualan,
kinerja tenaga penjualan adalah suatu
pertumbuhan penjualan dan porsi pasar,
tingkat di mana tenaga penjualan dapat
yang pada ak hirnya bermuara pada
mencapai target penjualan yang ditetapkan
keuntungan perusahaan. Nilai penjualan
pada dirinya.
menunjukkan rupiah ataupun unit produk yang terjual, sedangkan pertumbuhan
Kinerja pemasaran atau market performance
penjualan menunjukkan seberapa besar
merupakan konstruk (faktor) yang umum
kenaikan penjualan produk yang sama
untuk mengukur dampak dari strategi
dibandingkan satuan waktu tertentu, serta
perusahaan. Strategi perusahaan selalu
Kinerja Pemasaran. Kinerja merupakan
porsi pasar menunjukkan seberapa besar
diarahkan untuk menghasilkan kinerja
indikator-indikator keberhasilan kerja
kontribusi produk menguasai pasar produk
perusahaan, baik dalam pemasaran maupun
sejenis di banding kompetitor.
dalam keuangan. Menon et al. (1996)
kreativitas strategi.
Telaah Pustaka dan Pengembangan Model
atau prestasi kerja sesungguhnya yang dicapai seseorang atau organisasi karena
154
Meningkatkan Kinerja Pemasaran dengan Kreativitas Strategi - Widodo
menggunakan perceptual measures kinerja
melaksanakan tugasnya dengan baik.
Kinerja pemasaran yang baik menunjukkan
pemasaran yang ditaksir atau dinilai melalui
Kinerja pemasaran selalu dipandang sebagai
tingkat penjualan yang tinggi, meningkatnya
pangsa pasar (market share), dan tingkat
hasil dari dijalankannya sebuah peran
jumlah penjualan baik dalam unit produk
pertumbuhan penjualan (sales growth rate)
untuk mengukur kinerja pemasaran. Studi yang dilakukan oleh Menon et al. (1999) sebagai outcome measures mereka menggunakan kinerja pemasaran yang diukur dengan skala three-item itu ditangkap tingkat dimana pencapaian atau kinerja strategi dipertemukan dengan harapanharapan bagi keseluruhan pencapaian atau kinerja penjualan, dan keuntungan. Kreativitas Strategi. Kreativitas merupakan sebuah proses pemikiran intelektual yang membutuhk an sebuah kesepak atan hebat atas usaha-usaha kognitif (Shalley: 1999). Ketika menguji bagaimana dampak kreativitas atas perusahaan dari sebuah perspektif pemasaran, paling tidak peneliti dapat membuktikan bermanfaat untuk mengidentifik asik an lingk up minat pada hubungan kreativitas/bisnis yang berpengaruh langsung pada k inerja pemasaran dan kesuksesan bisnis secara keseluruhan (Fillis dan McAuley: 2000). Kreativitas merupakan langkah pertama dalam inovasi, yang mana merupakan kesuksesan pengimplementasian kebaruan, kecocokan ide-ide dan inovasi sangat vital untuk kesuksesan perubahan dalam jangka panjang. Karena dunia bisnis dinamis maka
155
Integritas - Jurnal Manajemen Bisnis | Vol. 1 No. 2 | Agustus - November 2008 (151 - 175)
perubahan langkah harus selaras dengan
dalam mengukur kreativitas strategi menurut
dengan memperoleh bayaran dalam jumlah
reward ekstrinsik yang dipercaya dapat
percepatan. Tidak ada perusahaan yang
Menon et al. (1999) adalah pemilihan
besar pada saat individu mengambil resiko
meningkatkan motivasi karyawan dalam
terus-menerus menawarkan barang/jasa
strategi sangat berbeda dari yang lainnya
yang besar.
berbagai pengetahuan menurut Bock dan
yang sama dapat bertahan hidup lama
yang dikembangkan di masa lampau,
(Amabile: 1997).
strategi meliputi beberapa aspek baru yang
Reward berupa kenaikan gaji maupun
dibandingkan terhadap strategi-strategi
promosi karier sering kali menjadi dorongan
sebelumnya. Strategi yang diterapkan
motivasi bagi para eksekutif untuk berani
saat ini lebih inovatif, strategi saat ini lebih
mencapai prestasi melalui pekerjaan-
menantang dan berisiko dibandingkan
pekerjaan kreatif yang dapat memajukan
Berdasarkan aktivasi teori, Janssen (2001),
dengan strategi sebelumnya. Selanjutnya
perusahaan (Jauch dan Glueck: 1997).
keadilan dalam pemberian reward dapat
Pengujian terhadap pengaruh kreativitas dengan melihat pada efek faktor kontekstual pada kreativitas individu dianggap penting karena kreativitas merupakan langkah kritis dalam proses inovasi, yang menjamin bahwa faktor lingkungan dapat meningkatkan atau menahan kreativitas individu (Shalley, 1991: 179). Bila lingkungan dan distruktur untuk mendukung kreativitas perilaku yang kreatif boleh jadi berkontribusi terhadap produktivitas jangka panjang dan
dijelaskan bahwa kreativitas strategi mempunyai efek signifikan pada kinerja pemasaran. Oleh karena itu hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah H1: Semakin tinggi kreativitas strategi, maka akan semakin tinggi kinerja pemasaran.
keinovatifan organisasi (Shalley: 1991). Reward. Perilaku kreatif dalam suatu Mengukur keberhasilan kreatif dalam perusahaan kecil tergantung pada besarnya perluasan orientasi pemilik atau manajer (Fillis dan McAuley: 2000). Kreativitas tidak selalu tentang ide-ide baru, tetapi dapat juga mengenai menemukan jalan yang lebih baik untuk menyelesaikan masalah yang ada. Oleh sebab itu, kreativitas dipandang perlu dalam proses perencanaan strategi dalam pemasaran. Pengukuran-pengukuran yang dapat dipakai
156
Meningkatkan Kinerja Pemasaran dengan Kreativitas Strategi - Widodo
organisasi dapat dimotivasi oleh salah satu input lingkungan kerja yang berupa reward (Amabile et al. 1996). Dalam penelitian Woodman et al. (1993), kebijakan dalam pemberian reward dapat mendukung tingkat kreativitas dalam organisasi. Dreher dan Dougherty (200) menuliskan bahwa suatu jalan yang dapat mendukung individu untuk berusaha mencapai level yang tinggi seperti menciptakan kinerja kreatif berhubungan dengan reward yang akan diterimanya
Kim (2002) adalah berupa uang (monetary reward), promosi karier, dan kesempatan memperoleh pendidikan (educational opportunity).
mempengaruhi pembatasan dalam investasi Amabile (1997) menunjukkan bahwa individu yang ditawarkan akan mendapatkan reward berupa uang sebagai bonus jika individu tersebut mau membuat suatu karya yang kreatif terbukti mampu memotivasi individu untuk melakukan pekerjaan yang mengandung kreativitas. Intensitas yang teratur dalam pemberian reward sering kali dipakai sebagai pengukur porsi variabel dalam pembayaran yang dapat meningkatkan kontribusi karyawan termasuk tim manajemen terhadap kinerja kreatif yang mereka lakukan (Zenger dan Marshal: 2000). Penelitian Bock dan Kim (2002) menyatakan perilaku berbagai pengetahuan dalam sebuah organisasi dan bagaimana mereka kerap kali saling mempengaruhi dalam berbagai pengetahuan ditentukan oleh
job oleh manajemen karyawan. Investasi job yang dimaksud adalah inteligensi, pengalaman, tenaga, dan waktu yang dikeluarkan untuk pelaksanaan kerja yang benar. Penghargaan kerja (job reward) yang diberikan dapat berupa uang, hubungan tanggung jawab dengan pekerjaan yang diinginkan, penghargaan, status, dan identitas sosial (Janssen: 2001). Reward dan evaluasi tetap dapat ditentukan secara fungsional di mana tim kerja dan individu sering kali dihargai untuk sesuatu yang salah. Penelitian Sarin dan Mahajan (2001) memuat hipotesis di mana reward dapat mempunyai hubungan yang positif terhadap kinerja pengembangan produk. Hasil penelitian Sarin dan Mahajan (2001) juga menunjukkan adanya hubungan positif
reward yang diharapkan. Bentuk-bentuk
157
Integritas - Jurnal Manajemen Bisnis | Vol. 1 No. 2 | Agustus - November 2008 (151 - 175)
dengan kecepatan terhadap pasar, inovasi,
sebagai pengembangan solusi berhubungan
Input ini akan menghasilkan pemecahan
cipta, banyak akal, dan percaya diri, motivasi
dan kualitas produk.
dengan pekerjaan (job) di mana diputuskan
masalah yang kreatif, sepanjang lingkungan
intrinsik yang menunjukkan perasaan
sebagai pembaruan dan kesesuaian dengan
mendukung dan memungkinkan (Fillis dan
positif terhadap tugas yang akan dilakukan,
situasi (Shalley: 1991). Penelitian Woodman
McAuley: 2000).
ketertarikan, kesenangan, dan tantangan,
Pada penelitian Janssen (2001), persepsi keadilan dalam pener imaan reward atas usaha yang dilakuk an seorang manajer adalah seseorang bekerja keras karena mempertimbangkan autcomes
dan pengetahuan yang dimiliki individu
et al. (1993) memberikan konsep di mana karakteristik individu akan mendukung perilaku yang kreatif dan pada akhirnya bermuara pada kreativitas organisasi.
Shalley (1991) memberi kesan di mana kemampuan, motivasi intrinsik, dan aktivitasaktivitas kognitif dibutuhkan bagi kreativitas. Kemampuan (ability) adalah pengetahuan
(hasil) yang akan diperoleh, seseorang
mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan secara umum dan kegiatan divisi yang melibatkan individu tersebut.
memberikan sebagian besar waktu dan
Sayangnya, sedikit yang diketahui mengenai
individu melakukan pekerjaan dan
perhatiannya kepada perusahaan dan akan
kondisi yang mempromosikan kinerja kreatif
keterampilan-keterampilan yang diperlukan
Amabile (1997) kinerja kreatif individu
merasakan dihargai, seseorang akan lebih
karyawan individu dalam organisasi (Oldham
untuk memproses informasi secara kreatif
dapat diukur dengan keahlian khusus
menginvestasikan segala kemampuan
dan Cummings: 1996). Studi terbaru Oldham
terhadap kebaruan produk dan kesesuaian
yang dimiliki (expertise), pemikiran kreatif
untuk berkreativitas untuk menerima
dan Cummings (1996) mendefinisikan kinerja
tanggapan-tanggapan. Sedangkan motivasi
(creative-thinking skill), dan motivasi intrinsik
kembali apa yang telah ia investasikan dalam
untuk sebuah produk, ide, atau prosedur
intrinsik merupakan ketertarikan inner
terhadap tugas (intrinsic task-motivation).
bentuk reward, dan reward yang ia terima
yang memuaskan dua kondisi, kinerja kreatif
terhadap sesuatu atau daya tarik (pesona)
Expertise merupakan dasar bagi semua
proporsional (seimbang) dengan usaha-
yang baru dan original serta kinerja kreatif
dengan sebuah tugas. Aktivitas-aktivitas
pekerjaan kreatif. Komponen-komponen
usaha kreatif yang telah dilakukan. Oleh
yang secara potensial relevan bagi dan atau
kognitif diperlukan dengan maksud untuk
expertise meliputi kecakapan teknikal, dan
karena itu hipotesis kedua yang diajukan
berguna untuk organisasi.
menjadi kreatif dalam mendefinisikan
talenta-talenta khusus dalam domain target
masalah-masalah, mengamati atau meninjau
kerja seperti ahli dalam simulasi komputer
lingkungan, memperoleh data, pemikiran
atau manajemen stratejik (Amabile, 1997:
yang dalam terhadap solusi, mengevaluasi
42). Komponen creative-thinking skill
solusi, dan mengimplementasikan solusi
merupakan something extra dalam kinerja
(Shalley: 1991).
kreatif seseorang. Seseorang tidak dapat
dalam penelitian ini adalah H2: Semakin tinggi, akan semakin tinggi kreativitas strategi.
Penelitian Fillis dan McAuley (2000), mengungkapkan, keterampilan yang kognitif juga akan mempengaruhi proses, di mana
158
Meningkatkan Kinerja Pemasaran dengan Kreativitas Strategi - Widodo
Kinerja Individu. Kreativitas organisasi
faktor-faktornya meliputi karakteristik
merupakan kreasi sebagai nilai, produk
kepribadian, fleksibilitas, visualisasi, dan
baru yang bermanfaat, pelayanan, ide,
imajinasi yang semuanya itu memainkan
Variabel kinerja kreatif individu oleh
prosedur, atau proses yang dilakukan oleh
bagian dari kemampuan individu untuk
Woodman et al. (1993) dapat ditunjukkan
individu yang bekerja sama dalam sistem
melihat cara-cara baru untuk menerapkan
oleh kemampuan kognitif (style) yang
sosial yang rumit (Woodman et al. 1993).
pengalaman-pengalaman masa lalu dan
dimiliki individu, kepribadian (personality)
Perilaku kreatif individu akan didefinisikan
membangun petunjuk atau arah, alternatif.
yang melekat pada individu seperti berdaya
menghasilkan kerja yang kreatif jika creativethinking skill sangat kurang. Creative-thinking skill, menurut Amabile (1997), meliputi kemandirian, disiplin diri, orientasi ke depan dengan risk-taking, dan ketekunan/keteguhan hati dalam menghadapi keputuasaan.
159
Integritas - Jurnal Manajemen Bisnis | Vol. 1 No. 2 | Agustus - November 2008 (151 - 175)
Intrinsic task-motivation dikendalikan oleh
ide/gagasan memungkinkan kreativitas
rasa ketertarikan yang mendalam dan
dengan mengekspos anggota-anggota
keterlibatan terhadap pekerjaan, dengan rasa
tim terhadap variasi ide-ide yang banyak
ingin tahu, kenikmatan, atau sense seseorang
atas ide-ide yang luar biasa (Amabile et al.:
terhadap tantangan (Amabile: 1997). Oleh
1996).
Meningkatkan Kinerja Pemasaran dengan Kreativitas Strategi - Widodo
Gambar 1: Kerangka Pemikiran Teoritis
Reward
H2
karena itu, hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah H3: Semakin tinggi kinerja individu, akan semakin tinggi kreativitas strategi.
Komitmen dalam tim kerja dalam sebuah organisasi mempersiapkan anggota-
Kinerja Tim Kerja. Woodman et al. (1993)
pembangunan tim secara berkelanjutan
menggambarkan model interaksi kreativitas
dan merangkul anggota-anggota tim untuk
organisasi yang menunjukkan bahwa
hadir dalam setia pertemuan tim sehingga
kreativitas tim kerja akan menimbulkan
semua anggota mempunyai kesempatan
pengaruh terhadap organisasi. Dalam
untuk memperdengarkan ide-ide mereka
p e n e l i t i a n Wo o d m a n e t a l . ( 1 9 9 3 )
yang kreatif (Jassawalla dan Sashittal: 2002).
menyebutkan bahwa komposisi tim atau
Dalam kreativitas juga dapat menemukan
grup atau kelompok, karakteristik, dan faktor-
ekspresi kualitas kepemimpinan pemilik
faktor proses dalam tim kerja berhubungan
dan para manajer (Fillis dan McAuley, 2000).
dengan hasil tim kerja berhubungan dengan
Hal ini berarti kinerja tim yang memiliki
hasil yang kreatif dalam tim kerja dan tim
kepemimpinan yang baik tertentu akan
penelitian. Kinerja kreatif tim kerja dapat
dapat menghasilkan kreativitas dalam
terjadi dalam tim kerja itu sendiri, yaitu
organisasi. Penelitian Bourgeois dan
melalui perbedaan atau perbedaan latar
Eisenhardt (1988) menghasilkan bahwa
belakang anggota-anggota tim, keterbukaan
pemberdayaan dari tim manajemen yang
bersamaan terhadap ide-ide membangun
dalam hal ini dapat diartikan sebagai tim
tantangan terhadap ide-ide, dan berbagai
kerja akan berpengaruh pada kinerja yang
komitmen terhadap proyek (Amabile et al.:
tinggi karena tim ini mempunyai peranan
1996). Anggota-anggota tim yang beraneka
dalam setiap pengambilan keputusan dalam
ragam dan keterbukaan bersama terhadap
pembuatan strategi.
H3
Kreativitas Strategi
H1
Kinerja Pemasaran
H3
anggota tim kerja untuk bekerja dalam struktur yang baru melalui training dan
160
Kinerja Individu
Kinerja Tim
Menurut Woodman et al. (1993), kinerja
tantangan pada setiap pekerjaan, percaya
tim kerja meliputi aturan-aturan yang
dan saling membantu satu sama lain, dan
dimiliki perusahaan yang dapat diterima
merasa terlibat dalam pekerjaan yang sedang
oleh tim kerja, adanya keterpaduan antara
dilakukan. Oleh karena itu hipotesis keempat
anggota tim kerja, adanya peranan yang
yang diajukan dalam penelitian ini adalah
jelas dan terarah yang dimainkan setiap
H4: Semakin tinggi kinerja tim, akan
anggota tim kerja, adanya pembagian tugas-
semakin tinggi kreativitas strategi.
tugas yang adil dan tepat, dan memiliki pendekatan problem-solving yang baik dalam tim kerja. Dalam Amabile et al. (1996) kinerja dari sebuah tim kerja dapat diukur
Berdasarkan telah pustaka tersebut maka model empirik pada studi ini tampak pada Gambar 1.
dengan adanya keanekaragaman keahlian dalam tim kerja yang mana setiap anggota dapat mengkomunikasikannya dengan baik, terbuka terhadap ide-ide baru yang
Metodologi: Teknik Sampling Populasi meliputi seluruh manajer pemasaran hotel di wilayah Kabupaten Semarang, Jawa
disampaikan setiap anggota, membangun
161
Integritas - Jurnal Manajemen Bisnis | Vol. 1 No. 2 | Agustus - November 2008 (151 - 175)
Tengah, yang berjumlah 50 responden.
Ketiga: Kinerja individu ditunjukan oleh
dengan dua alasan: variabel bebas terdiri
Mengingat jumlah populasi terbatas maka
kemampuan kognitif yang dimiliki seorang
dari beberapa variabel dan diduga apabila
sampel dalam penelitian ini menggunakan
individu, kepribadian (personality) yang
variabel-variabel bebas berubah maka
metode sensus, artinya jumlah sampel sama
melekat pada individu seperti berdaya
variabel terikat akan berubah juga.
dengan jumlah populasi.
cipta, banyak akal, dan percaya diri, motivasi intrinsik yang menunjukkan perasaan
Definisi Operasional dan Pengukurannya Variabel dalam penelitian ini terdiri terdiri dari reward, kinerja individu, kinerja tim, kreatifitas strategi dan kinerja pemasaran Adapun definisi operasional masing-masing variabel adalah: Pertama: Kinerja pemasaran yang diukur dengan skala three-item itu ditangkap tingkat di mana pencapaian atau kinerja strategi dipertemukan dengan harapan-harapan bagi keseluruhan pencapaian atau kinerja penjualan dan keuntungan. Kedua: Kinerja tim kerja dapat diukur dengan adanya keanekaragaman keahlian dalam tim kerja yang mana setiap anggota
positif terhadap tugas yang akan dilakukan, ketertarikan, kesenangan dan tantangan, dan pengetahuan yang dimiliki oleh individu mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan secara umum
tersebut.
Indikator
1
Reward
• Kebijakan • Promosi • Keadilan • Kesempatan pendidikan
2
Kinerja Individu
• Flexibelitas • Kemandirian • Kreativitas • Pemecahan masalah
3
Kinerja Tim
• Transparansi • Kebersamaan • Kepercayaan • Komitmen pada konsensus
4
Kreativitas Strategi
• Ide baru • Pemecahan metode baru • Tantangan • Risiko • Kontinuitas
5
Kinerja Pemasaran
• Pangsa pasar • Tingkat pertumbuhan • Adaptabilitas
berikut (Gujarati: 2003): Y1 = α1+ β1X1 + β2X2 + β3X3 + e Y2 = α2+ β1Y1 + e Y1 : Kreativitas Strategi
X1 : Reward
uang (monetary reward), promosi karir,
X2 : Kinerja individu
dan kesempatan memperoleh pendidikan
X3 : Kinerja Tim
(educational opportunity).
α : Konstanta
menguji keberartian koefisien regresi parsial,
β1, β2, β3 : Koefisien regresi
dengan rumusan hipotesis sebagai berikut:
sebuah proses pemikiran intelektual yang
Untuk menganalisis data (agar sesuai
H0 : β1 = β2 = β3 = 0
membutuhkan sebuah kesepakatan hebat
dengan tujuan penelitian ini), data dianalisis
atas usaha-usaha kognitif.
secara kualitatif untuk menjelask an
Kelima: Kreativitas strategi merupakan
baik, terbuka terhadap ide-ide baru yang
pada Tabel 1.
(mendeskripsikan) hubungan antara data yang diperoleh dan telaah pustaka yang digunakan melalui uraian-uraian yang sistematis dan secara kuantitatif artinya
Pengujian Hipotesis
dan saling membantu satu sama lain, dan
dilakukan.
Variabel
Keempat: Reward berkaitan dengan berupa
Variabel dan indikator pada studi ini tampak
merasa terlibat dalam pekerjaan yang sedang
No.
digunakan dapat dirumuskan sebagai
Y2 : Kinerja Pemasaran
dapat mengkomunikasikannya dengan
tantangan pada setiap pekerjaan, percaya
Bentuk regresi linear berganda yang
Tabel 1. Variabel dan Indikator
dan kegiatan divisi yang melibatkan individu
disampaikan setiap anggota, membangun
162
Meningkatkan Kinerja Pemasaran dengan Kreativitas Strategi - Widodo
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk regresi berganda,
memakai uji statistik. Untuk membuktikan kebenaran hipotesis 1, 2, 3, dan 4 digunakan uji t, yaitu untuk
Sumber : Woodman et al (1993); Coopersmith (2001)
Ha : β1 > β2 > β3 > 0 Pengujian ini dilakukan melalui uji t dengan membandingkan t hitung (observasi) dengan t tabel pada = 0,05. Apabila hasil pengujian menunjukkan, Pertama: t hitung > t tabel maka H0 ditolak. Artinya: (1) variabel bebas dapat
163
Integritas - Jurnal Manajemen Bisnis | Vol. 1 No. 2 | Agustus - November 2008 (151 - 175)
menggunak an Cronbach Alpha, jik a
Tabel 2. Uji Validitas Data
No.
Variabel
Indikator
r hitung
r tabel
Keterangan
1
Reward
Reward 1 Reawrd 2 Reward 3 Reward 4
0,7127 0,7776 0,6743 0,6490
0,286
Valid Valid Valid Valid
Individu 1 Individu 2 Individu 3 Individu 4
0,5415 0,5370 0,7432 0,663
0,286
Tim 1 Tim 2 Tim 3 Tim 4
0,6405 0,6785 0,6554 0,8434
0,286
Kreatif 1 Kreatif 2 Kreatif 3 Kreatif 4 Kreatif 5
0,511 0,6773 0,6401 0,6631 0,6174
0,286
Kinerja 1 Kinerja 2 Kinerja 3
0,6131 0,7450 0,6545
0,286
2
3
4
5
Kinerja Individu
Kinerja Tim
Kreativitas Strategi
Kinerja Pemasaran
Meningkatkan Kinerja Pemasaran dengan Kreativitas Strategi - Widodo
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber : Woodman et al (1993); Coopersmith (2001)
Cronbach Alpha > 0,6 maka kuesioner dikatakan konsisten atau reliabel, (Imam Ghozali, 2002). Berdasarkan perhitungan dengan Program SPSS 10,00
masing-
masing variabel mempunyai nilai > 0,6 alpha sebagaimana tampak pada Tabel 3 Maka kuesioner dalam penelitian ini adalah konsisten atau reliabel.
Uji Asumsi: Multikolinearitas Uji asumsi multikolinearitas artinya antar variabel bebas tidak boleh ada korelasi.
menggunakan korelasi Product Moment.
(2) ada pengaruh diantara dua variabel
Jika hasil perhitungan r hitung > r tabel maka
yang diuji.
kuesioner valid atau sahih. Berdasarkan hasil
digunakan Uji VIF dan Tolerance. Jika hasil
di bawah 10 % dan tolerance variabel bebas di atas 10 % (Imam Ghozali, 2001). Berdasarkan hasil perhitungan tampak pada Tabel 4.
perhitungan dengan Program SPSS 10,00 Kedua: t hitung < t tabel, maka H0 diterima. Artinya: (1) variabel bebas tidak dapat menerangkan variabel tidak bebasnya, dan (2) tidak ada pengaruh diantara dua variabel yang diuji.
Validitas Uji validitas pada penelitian ini
164
Variabel
Alpha
Keterangan
1
Reward
0,8575
Reliabel
2
Kinerja Individu
0,8063
Reliabel
3
Kinerja Tim
0,8552
Reliabel
4
Kreativitas Strategi
0,8026
Reliabel
5
Kinerja Pemasaran
0,8158
Reliabel
Tabel 4. Uji Multikolineritas
Variabel Terikat
Variabel Bebas
Tolerance
VIF
Kreativitas Strategi
Reward
66,7 %
1,500
Kinerja Individu
89,4 %
1,119
Kinerja Tim
66,6 %
1,501
varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
Tabel 2 (Corrected Item-Total Correlation)
Pada Tabel 4, hasil perhitungan menunjukkan
Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
r hitung variabel reward, kinerja individu,
bahwa tolerance di atas 10 % dan VIF di bawah
adalah yang Homoskedastisitas.
kinerja tim, kreativitas strategi dan kinerja
10. Maka dapat disimpulkan bahwa asumsi
pemasaran > r tabel Product Moment (0,286).
tidak ada multikolineritas dalam penelitian
Maka kuesioner dalam penelitian ini adalah
ini terpenuhi.
valid/sah.
Pembahasan: Pengujian Reliabilitas dan Validitas
No.
Untuk menguji adanya kolineraitas ganda
perhitungan nilai varian inflation factor (VIF) menerangkan variabel tidak bebas dan
Tabel 3. Uji Reliabiltas Data
Uji Heteroskedastisitas Uji Reliabilitas U j i re l i a b i l i t a s p a d a p e n g u j i a n i n i
Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot
Tujuan uji ini mengetahui apakah dalam
antara SRESID dan ZPRED di mana sumbu
model regresi terjadi ketidaksamaan
Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu
165
Integritas - Jurnal Manajemen Bisnis | Vol. 1 No. 2 | Agustus - November 2008 (151 - 175)
Gambar 2. Scatterplot
Meningkatkan Kinerja Pemasaran dengan Kreativitas Strategi - Widodo
Tabel 5. Rangkuman Perhitungan Regresi Berganda
Scatterplot
No.
Variabel Terikat
Variabel Bebas
t hitung
β
Sign
Keterangan
Dependent Variable: KREATIF
1
Kreativitas Strategi
Reward
2,823
0,352
0,007
Ha diterima
Kinerja Individu
2,065
0,259
0,045
Ha diterima
Kinerja Tim
5,431
0,510
0,000
Ha diterima
Kreativitas Strategi
8,207
0,439
0,000
Ha diterima
Regression Standardized Predicted Value
3
Constanta Ajusted R2 Sign F hitung
2 1
2
0 -1
Kinerja Pemasaran
Constanta Ajusted R2 Sign F hitung
-2
= 2,102 = 66,4 % = 0,000 = 33,212
= 3,395 = 57,5 % = 0,000 = 67,358
-3 -4
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Studentized Deleted (Press) Residual
oleh variabel gangguan. Untuk menguji adanya otokorelasi dipergunakan Uji Durbin Watson. Berdasarkan perhitungan Durbin watson (DW) sebesar 2,336, sedangkan nilai
X adalah residualnya. Untuk menguji ada
menginginkan model yang digunakan
tidaknya heterokedastisitas, pada Gambar
secara tepat menggambarkan rata-rata
2 tampak bahwa grafik scaterplot titik-titik
variabel tergantung dalam setiap observasi.
menyebar secara acak serta tersebar baik
Dengan kata lain bila sampel diulang-
di atas maupun di bawah angka 0 pada
ulang dengan nilai variabel bebas yang
sumbu Y. Hal disimpulkan bahwa tidak
tetap, kesalahan dalam tiap observasi
terjadi heterokedastisitas pada model regresi
akan mempunyai rata-rata sma dengan
(Gozali, 2001).
nol. Non otokorelasi = 0 artinya bahwa gangguan di satu observasi tidak berkorelasi
Autokorelasi Otokorelasi, artinya asumsi ini
166
hasilnya nampak pada Tabel 5.
dengan ganguan di observasi yang lain.
DW tabel untuk 5 % dan K-3 ( dl = 1.421 dan du = 1,674) dengan formulasi du < DW < 4 - dl. Dengan hasil perhitungan tersebut di atas maka dalam model ini bebas tidak ada otokorelasi, sehingga asumsi klasik terpenuhi.
Pengaruh Reward terhadap Kreativitas Strategi Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian adalah ada pengaruh reward terhadap kreativitas strategi. Tabel 5, berdasarkan perhitungan dengan software SPSS 10.00, koefisien regresi, menunjukan angka sebesar 0,352 berarti semakin tinggi reward maka semakin baik kreativitas strategi.
Pengujian Hipotesis
Dengan kata lain variabel tidak bebas hanya
Berdasarkan perhitungan regresi berganda
diterangkan oleh variabel bebas dan bukan
dengan software Windows SPSS 10.00,
Kemudian t hitung (2,823) > t tabel (1,670) tingkat sign. variabel bebas (reward)
167
Integritas - Jurnal Manajemen Bisnis | Vol. 1 No. 2 | Agustus - November 2008 (151 - 175)
menunjukkan angka sebesar 0.007 < 0.05.
atau didukung data empiris. Dengan
Dengan diterimanya hipotesis tersebut
dalam penelitian Menon et al. (1999:31)
Berarti hipotesis yang diajukan (Ha), yakni
diterimanya hipotesis tersebut berarti
berarti mendukung studi Darian dan
mempunyai efek yang signifikan pada
ada pengaruh reward terhadap kreativitas
mendukung studi Woodman et al. (1993:312)
Coopersmith (2001: 134) menyatakan bahwa
kinerja pemasaran.
strategi hotel terbukti kebenarannya atau
menyatakan bahwa kinerja individu atau
tim kerja akan memberikan keuntungan
didukung data empiris.
yang kreatif akan membuka dirinya untuk
dalam kegiatan perencanaan. Dengan
saling berbagi informasi. Individu yang
demikian kerja tim dapat menjadi salah satu
menggali dirinya dengan mencoba bekerja
variabel yang mempengaruhi kreativitas
kreatif akan dapat membantu penyelesaian
strategi organisasi bisnis.
Dengan diterimanya hipotesis tersebut berarti mendukung studi Amabile (1997:41) menyatakan bahwa individu dengan reward ditawarkan berupa uang sebagai bonus jika individu tersebut mau membuat suatu karya
masalah (problem-solving). Hal tersebut dapat mendukung kreativitas suatu organisasi dalam menentukan strategi.
yang kreatif terbukti mampu memotivasi individu untuk melakukan pekerjaan (kreativitas strategi).
Pengaruh Kinerja Individu terhadap Kreativitas Strategi Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian adalah ada pengaruh kinerja individu terhadap kreativitas strategi Pada Tabel 5 berdasarkan perhitungan dengan
Pengaruh Kreativitas Strategi terhadap Kinerja Pemasaran
Pengaruh Kinerja Tim terhadap Kreativitas Strategi
penelitian adalah ada pengaruh kreativitas strategi terhadap kinerja pemasaran
Hipotesis ketiga yang diajukan dalam
Pada Tabel 5, berdasarkan perhitungan
penelitian adalah ada pengaruh kinerja tim
dengan software SPSS 10.00, koefisien regresi
terhadap kreativitas strategi. Pada Tabel 5,
menunjukan angka sebesar 0,439 berarti
berdasarkan perhitungan dengan software
semakin baik kreativitas strategi maka
SPSS 10.00, koefisien regresi menunjukan
semakin tinggi kinerja pemasaran.
angka sebesar 0.510 berarti semakin kinerja tim maka semakin baik kreativitas strategi.
Kemudian F hitung ( 67,358 ) > F tabel ( 4,05) tingkat sign. variabel bebas (kompetensi)
menunjukan angka sebesar 0,259 berarti
Kemudian t hitung (5.431) > t tabel (1.670)
menunjukkan angka sebesar 0,000 < 0,05.
semakin kinerja individu maka semakin baik
tingkat sign. variabel bebas (reward)
Berarti hipotesis yang diajukan (Ha), yakni
kreatifitas strategi Kemudian t hitung (2,065)
menunjukkan angka sebesar 0.000 <
ada pengaruh kreativitas strategi terhadap
> t tabel ( 1,670) tingkat sign. variabel bebas
0.05. Berarti hipotesis yang diajukan (Ha),
kinerja pemasaran terbukti kebenarannya
(reward) menunjukkan angka sebesar 0,045
yakni ada pengaruh kinerja tim terhadap
atau didukung data empiris.
< 0,05. Berarti hipotesis yang diajukan (Ha),
kreativitas strategi terbukti kebenarannya
yakni ada pengaruh kinerja individu terhadap
atau didukung data empiris.
kreativitas strategi terbukti kebenarannya
Implikasi Manajerial Pertama: Kinerja Individu Pengujian terhadap pengaruh kreativitas dengan melihat pada efek faktor kontekstual pada kreativitas individu, merupakan langkah kritis dalam proses inovasi, yang menjamin bahwa faktor lingkungan dapat
Hipotesis kelima yang diajukan dalam
software SPSS 10.00, koefisien regresi
168
Meningkatkan Kinerja Pemasaran dengan Kreativitas Strategi - Widodo
Dengan diterimanya hipotesis tersebut berarti mendukung studi kreativitas strategi
meningkatkan atau menahan kreativitas individu. Bila lingkungan dan distruktur untuk mendukung kreativitas perilaku yang kreatif boleh jadi berkontribusi terhadap produktivitas jangka panjang dan keinovatifan organisasi. Mengukur keberhasilan kreatif dalam perusahaan kecil tergantung pada besarnya perluasan orientasi pemilik atau manajer. Kreativitas tidak selalu tentang ide-ide baru, tetapi dapat juga mengenai menemukan jalan yang lebih baik untuk menyelesaikan masalah yang ada. Oleh sebab itu kreativitas dipandang perlu dalam proses perencanaan strategi dalam pemasaran.
Kedua: Variabel Reward Suatu jalan yang dapat mendukung individu
169
Integritas - Jurnal Manajemen Bisnis | Vol. 1 No. 2 | Agustus - November 2008 (151 - 175)
untuk berusaha mencapai level yang
tim, keterbukaan bersamaan terhadap ide-
hubungan kreativitas/bisnis yang berpengaruh
K e m u d i a n p a d a m e to d e p e n e l i t i a n
tinggi seperti menciptakan kinerja kreatif
ide membangun tantangan terhadap ide-ide,
langsung pada kinerja pemasaran dan
pengambilan data menggunakan kuesioner,
berhubungan dengan reward yang akan
dan berbagai komitmen terhadap proyek.
kesuksesan bisnis secara keseluruhan .
aspek subyektivitas mungkin saja bisa terjadi.
diterimanya dengan memperoleh bayaran
Anggota-anggota tim yang beraneka ragam
dalam jumlah besar pada saat individu
dan keterbukaan bersama terhadap ide/
mengambil risiko yang besar. Keterampilan
gagasan memungkinkan kreativitas dengan
kognitif mempengaruhi proses, di mana
mengekspos anggota-anggota tim terhadap
faktor-faktornya meliputi karakteristik
variasi ide-ide yang banyak atas ide-ide yang
kepribadian, fleksibilitas, visualisasi, dan
luar biasa.
bagian dari kemampuan individu untuk melihat cara-cara baru untuk menerapkan pengalaman-pengalaman masa lalu dan membangun petunjuk atau arah, alternatif. Input ini yang kemudian akan menghasilkan pemecahan masalah yang kreatif, sepanjang lingkungan mendukung dan memungkinkan (Fillis dan McAuley 2000: 13). Ketiga: Tim Kerja
Komposisi tim atau grup atau kelompok, karakteristik, dan faktor-faktor proses dalam tim kerja berhubungan dengan hasil tim kerja berhubungan dengan hasil yang kreatif dalam tim kerja dan tim penelitian. Kinerja kreatif tim kerja dapat terjadi dalam tim kerja itu sendiri, yaitu melalui perbedaan atau perbedaan latar belakang anggota-anggota
Hasil studi ini menunjuk k an bahwa
didukung dengan metode observasi.
antesenden kreativitas strategi yang Budaya organisasi merupakan pola yang
sebesar 0,352, kinerja individu sebesar
terpadu perilaku manusia serta berkaitan
0,259 dan kinerja tim sebesar 0,510. Oleh
dengan masalah penyesuaian atau integrasi
karena itu upaya peningkatan kreativitas
kondisi internal dan eksternal. Oleh karena
Keempat: Kinerja Pemasaran
strategi yang utama adalah kinerja tim,
itu budaya organisasi memiliki peran dalam
Kinerja pemasaran yang diukur dengan
kemudian reward dan kinerja individual.
proses pengembangan kualitas kreativitas
skala three-item itu ditangkap tingkat di
Kinerja tim dibangun dengan indikator
strategi dalam upaya meningkatan kinerja
mana pencapaian atau kinerja strategi
transparansi, kebersamaan, kepercayaan
pemasaran. Dengan demikian studi
dipertemukan dengan harapan-harapan
serta komitmen pada konsensus. Hasil
lanjutan budaya organisasi dalam proses
bagi keseluruhan pencapaian atau kinerja
studi juga menunjukkan bahwa kreativitas
pengembangan kualitas kreativitas strategi,
penjualan, dan keuntungan. Oleh karena itu
strategi dapat menjelaskan kinerja
merupakan area studi yang menarik.
manajemen harus menyesuaikan keinginan
pemasaran sebesar 57,5 %, hal tersebut
pasar, dalam hal kelengkapan fasilitas dan
berarti peningkatan kinerja pemasaran
akses informasi yang cepat dan akurat.
dapat dijelaskan oleh variabel yang lain
Berkaitan variabel tim kerja akan menimbulkan pengaruh terhadap organisasi.
oleh karena itu studi mendatang seyogianya
mencakup reward koefisien menunjukkan
imajinasi di mana semuanya memainkan
170
Meningkatkan Kinerja Pemasaran dengan Kreativitas Strategi - Widodo
sebesar 43,5 %.
Keterbatasan dan Agenda Penelitian Mendatang
pemikiran intelektual yang membutuhkan sebuah kesepakatan hebat atas usaha-usaha kognitif. Ketika menguji bagaimana dampak kreativitas atas perusahaan dari sebuah perspektif pemasaran, paling tidak peneliti dapat membuktikan bermanfaat untuk mengidentifikasikan lingkup minat pada
kinerja pemsaran pada umumnya dominan bersumber pada kondisi internal. Namun di negara berkembang, kondisi eksternal
Diskusi Kreativitas merupakan sebuah proses
Di negara maju, pemicu peningkatan
Pengembangan model empirik pada studi ini tidak memasukan variabel lingkungan. Hal tersebut disebabkan studi ini memfokuskan atau berangkat dari fenomena kondisi internal. Kondisi tersebut merupakan keterbatasan dalam studi ini.
(lingkungan) dominan berpengaruh pada peningkatan kinerja pemasaran. Kondisi lingkungan mencakup: (1) Kompleksitas lingkungan merupakan keragaman faktorfaktor dan masalah-masalah yang ada di dalam lingkungan organisasi. (2) Dinamika lingkungan menggambarkan tingkat perubahan dalam lingkungan di mana
171
Integritas - Jurnal Manajemen Bisnis | Vol. 1 No. 2 | Agustus - November 2008 (151 - 175)
Meningkatkan Kinerja Pemasaran dengan Kreativitas Strategi - Widodo
organisasi beroperasi. Maka agenda penelitian
Denison, D.R. & Mishra . A.K., 1995, “Toward
mendatang perlu dipertimbangkan karena
a theory organizational culture and
dengan SPSS. B a d a n Pe n e r b i t Universitas Diponegoro Semarang.
efectiveness.” Organization Sceince.
sebagian besar studi ini menekankan kondisi
Kotler, P., 1997, Marketing Management.
204 – 223.
internal organisasi.
Analysis, Planning, Implementation, and Don Vande, Walle & Larry L. Cumming,
Control, Prentice Hall International, Inc.
2004, “A test of the influence of goal
Alford.B, Silver Lawrence dan Sean Dwiyer,
Daftar Pustaka
Marketing, 11 (3 ). 273 – 281.
2006, Learning and performance goal orientation of sales people reviseted:
Boorom, Michael L., et al., 1998, “Relational
The role of performance-approach
communication traits and their effect
and per formance -advaidance
on adaptiness and sales performance,“
orientation. Journal of Personal & Sales
Journal of The Academy of Marketing
Management. 36, 27-38.
Science, Vol, 26, No. 1.
Agarwal, Sanjeev, dan Sridar N. Ramaswami, 1993, “Affective organizational
Cooper, D. R. dan W. C. Emory., 1995, Business Research Methods, Irwin.
commitment of salespeople: an expanded model”, Journal of Personal
Deery. SP and Iverson R.D, 2005. ”Labor
Selling and Sales Management, Vol XIII,
management
cooperation:
Number 2 (Spring).
antecedesnts and impact on o r g a n i z a t i o n a l, p e r fo r m a n c e.”
Amabile, Teresa M. Regina Conti. Heather Coon J.L. and Herron., 1996, “Assesing
Industrial and Labor Relations Review. 58 No.4.588-609.
the work enviroment for creativity“. Academy of Management Journal. 1154-1184.
Dess. G.D. Lumpin. G.T. Covin. J.G. (1997) “. Entrepreneurial strategy making and firm performace : test contigency and
Amit, R. and Schomaker. PJ.K., 1993, “Strategic asset and organizational rent,” Strategic
configurational models.“ Strategic Management Journal. 677 -689.
Management Journal. 33-46. Dess Gregory G. and Origer Nancy K., 1987,
172
Brian Smith., 2003, ”The effectiveness of
“Enviroment, structure and consensus
marketing strategy making processes:
in strategy formulation: a conseptual
a critical literat.” Journal of Targeting,
integration “. Academy of Management
M e a s u re m e n t a n d A n a l y s i s f o r
Journal. 12 (2), 313-324.
orientation on the feed back-seeking
Lado, AA., Boyd, N.G & Wright, P., 1992,
process.” Journal of Applied Psycology.
“A competence–based model of
182, 390-400.
sustaineble competitive advantage: toward a conceptual integration,”
Gautam, Ray, Barney J. B. and Waleed A.M.,
Journal Management, 18, 77-91.
2004, ”Capablities, business process and competitive advatage: chosing
Lado, A.A. and Marry C. Wilson, 1994,
the dependent variabel in empirical
”Human resources system and
test of the resources based –view.”
sustained competitive anvantage:
Strategic Management Journal. 25,
a competency-based perspective.”
23 - 37.
Academy of Management Review. Vol. 19 No. 4, 699-727.
Gima, K.A & Murray .J.Y., 2004, “Antecendents and outcomes of marketing strategy
Menon A, Bharadwaj S.G, Adidam P, J,
co m p re h e n s i n e s s.” Journal of
Edison S.W, 1999, ”Antecendents and
Marketing. Vol. 63. pp.33-46.
consequence of marketing strategy making: model and tes.“ Journal of
Gundlach, Gregory, T. et al.,1995, “The Struc ture
of
Marketing. Vol 63. p. 18-40.
Commitment in
Exchange”, Journal of Marketing, Vol.
Menon A, Bharadwaj S.G, and Roy Howell, 1996, “The quality and effectiveness
59 (January), pp. 78-92.
of marketing strategy: effect of Gujarati, D.H., 1995, Basic Econometrics, 3
rd
functional and disfunctional conflict
edition, Prentice Hall International
in intraorganiztional relationship“.
Edition, USA.
Journal of Marketing. Vol 24. No.4 p.299-313.
Hair, Jr., F. Joseph, R. E. Anderson, R. L. Tatham dan W. C. Black, 1992, Multivariate Data Analysis with Readings, Macmillan.
Nigel F. Piercy , Arthur. B and David W. Cravens, 2005, “Examing business strategy: sales management and
Imam, Ghozali. 2001. Analisis Multivariate
salesperson antecedents of sales
173
Integritas - Jurnal Manajemen Bisnis | Vol. 1 No. 2 | Agustus - November 2008 (151 - 175)
Meningkatkan Kinerja Pemasaran dengan Kreativitas Strategi - Widodo
organization effectivenes,“ Journal of
Rhys Andrews. George A. Boyne. Richard
Planning Capability.” Academy of
Tegarden Lida F. Sarason Y, Cliders J.S
Personal Selling & Sales Management,
M.,2006, Strategy content and
Marketing Scienece Journal.32.373-
and Hadfield Donald E., 2005, ”The
2. 109-123.
organizational per formance:
385.
engagement of employes the strategy
an empir ical analysis,” Pamella . S.T and Marry. A.G., 2004, “Cultural variation in strategy issue intepretion:
Public
Administration Review, January ,365-
treath and opportunity,“ Strategic Management Journal. 25,.59 - 67.
Stata, Ray, 1989. “Organizational learning – Sloan Management Review. 63-74
Sekaran, Uma, 1992, Research Methods for Business: A Skill Building Approach, Second Edition, John Willey & Sons,
“Antecendents and consequence of
Inc.
marketing manager conflict-handling behaviors,“ Journal Marketing. Vol.64
2003, “Adaptability and performance
Sharma. Sanjay, 2003, “A contigency resouce-
effect of business level strategies: an
based view of proactive corporate
empirical test ,“ Irish Marketing Review,
enviromental strategy,” Academy of
57 -69
Management Review. 28 (1)p.77
(January), 50-66.
Public Adminitration Review. 52-63. Weitz, BA, Sujan H, dan Sujan M, 1986, “Knowledge, motivation, adaptive
Skinner, Steven J., 2000, “Peak performance
selling effectiveness,” Journal of
in the salesforce,” Journal of Personal
Marketing, Vol. 50 (October), pp. 174
Selling & Sales Management, Vol XX,
– 191.
Scullen . E. S, Judge J.A. and Mount Michael
whell reinvented?, Business Horizons,
K., 2003, “Evidance of the construct
November–Desember, 26-31.
validit y ratings of manager ial
Slater, S. F. dan J. C. Narver, 1994, “Does
performance,” Journal of Applied
competitive environment moderate
Psycology,50-66.
the market orientation performance
development: a marketing
performance an empirical,” Anayisis
behaviour : a framework for improving
Petroff, J.V, 1997, “Relationship marketing: the
of adaptation in microenterprise
Walker. O.C., Neil M.F Boyne George A., 2006, “Strategy content and organizational
S ong X.M, H ie.J dan D yer.B., 2000,
Patrict T. G, Rosemary K, and Geraldine l.,
Pitt, L. F. and Kannemeyer, 2000, “The role
of Business Strategies. 22. 75-98.
the key to management inovation,“
375
relating cutural uncertainty advoidance to controllolability in discrimnating
process and firm performance,” Journal
No. 1 (Winter).
relationship?” Journal of Marketing, Vol. Sinkula.J.M, 1994, “Market information
perspective,“ Journal of Developmental
procesing
Entrepreneurship. Vol 5.(2.)
learning,“ Journal of the Academy of
58, January, pp. 46-55.
and organizational
Marketing Science, 58 (January),.35 Piercy.F.Nigel dan Morgan Neil A., 1996,
– 45
“Competitive advantage, quality strategy and the role of marketing,”
Sinkula.J.M, Baker.M.R dan Noordewier. T.,
British Academy of Management, 231-
1997, ”A framework for market-based
245.
organizational learning: linking values, knowledge, and behavior,” Journal of
Ramaseshan B. dan Dickison. Sonia, 2004, ”An investigation of the antecendents
the Academy of Marketing Science. 25 (4),305-318.
to cooperative marketing strategy implementation,“ Journal of Strategic Marketing. 71-95.
174
Slotegraaf Rabecca J and Dikson Peter R, 2004,” The Paradox of a maeketing
175