BQ
Program Kegiatan Pekerjaan Lokasi Tahun Anggaran
: Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya : Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan Irigasi : Perencanaan Rehabilitasi Saluran Irigasi Rawa dan Pembangunan Pintu Air Ds. Sei.Terap (DAK) : Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi : 2015
HARGA
JUMLAH
SATUAN (Rp.)
HARGA (Rp.)
5
6
Ls
-
-
NO
URAIAN PEKERJAAN
VOLUME
SATUAN
1
2
3
4
1,00
A.
PEKERJAAN PENDAHULUAN
1
Pek. Mobilisasi/Demobilisasi
Sub.1 B.
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SALURAN BETON
I
PEKERJAAN TANAH DAN GALIAN
1
Pek. Galian Tanah Lumpur Konstruksi ( Manual )
123,95
M3
-
-
2
Pek. Urugan Tanah Hasil Galian
117,75
M3
-
-
Sub.1 II
PEKERJAAN SALURAN BETON
1
Pek. Balok Sloof Pondasi Lajur (K-225)
2
Pek. Pembesian Balok Sloof
3
Pek. Dinding Saluran Beton (K-225)
4
Pek. Pembesian Dinding
5
Pek. Kolom Saluran (K-225)
6
Pek. Pembesian Kolom
7
Pek. Balok Skur Atas Saluran (K-225)
8
Pek. Balok Skur Bawah Saluran (K-225)
9 10
Pek. Pembesian Balok Skur Pek. Cerucuk Dia. 8 - 10 cm Panjang 2 m
70,32
M3
-
-
6.262,73
Kg
-
-
158,10
M3
-
-
21.068,64
Kg
-
-
17,70
M3
-
-
2.000,44
Kg
-
-
14,16
M3
-
-
7,08
M3
-
-
4.861,38 2.943,00
Kg Btg
-
-
Sub.2 C.
PEKERJAAN BANGUNAN PINTU AIR ( 1 UNIT )
I
PEKERJAAN PINTU AIR
1
Pek. Galian Konstruksi (Manual)
3
Pek. Cerucup Kayu Dia. 10 cm - 150 cm
4
Pek. Beton Pondasi (K-225)
5
Pek. Pembesian Pondasi
6
5,07
M3
-
-
164,00
Btg
-
-
3,02
M3
-
-
397,72
Kg
-
-
Pek. Lantai Kerja (K-125)
1,24
M3
-
-
7
Pek. Beton Dinding Shielf Found (K-225)
1,20
M3
-
-
8
Pek. Pembesian Dinding Shielf Found
94,69
Kg
-
-
9
Pek. Beton Lantai (K-225)
1,86
M3
-
-
10
Pek. Pembesian Lantai
293,55
Kg
-
-
11
Pek. Beton Dinding (K-225)
6,86
M3
-
-
12
Pek. Pembesian Dinding
658,60
Kg
-
-
13
Pek. Beton Dinding Sayap (K-225)
6,24
M3
-
-
14
Pek. Pembesian Dinding Sayap
772,47
Kg
-
-
15
Pek. Beton Plat Injak (K-225)
0,16
M3
-
-
16
Pek. Pembesian Plat Injak
13,60
Kg
-
-
17
Pek. Plesteran Ad. 1 : 3
58,24
M2
-
-
18
Pek. Pengadaan Pintu Air ( 8mm x 1.5m x 1m ) +
1,00
Unit
-
-
Rantai dan Kunci Pengaman Sub.1
II
PEKERJAAN PONDOK BANGUNAN PINTU PENGATUR
1
Pek. Beton Cor Umpak (K-125)
0,27
M3
-
-
2
Pek. Cor Tiang dan Balok Beton ( K-225 )
0,12
M3
-
-
3
Pek. Pembesian Tiang dan Balok
30,34
Kg
-
-
4
Pek. Kuda - Kuda
0,10
M3
-
-
5
Pek. Gording
0,10
M3
-
-
6
Pek. Papan List Plank
10,90
M'
-
-
7
Pek. Seng Gelombang BJLS 20
12,00
M2
-
-
8
Pek. Bubungan Seng Plat BJLS 20
3,00
M'
-
-
9
Pek. Cat Kayu
9,45
M2
-
-
Sub.2
REKAPITULASI Program Kegiatan Pekerjaan Lokasi Tahun Anggaran
: Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya : Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan Irigasi : Perencanaan Rehabilitasi Saluran Irigasi Rawa dan Pembangunan Pintu Air Ds. Sei.Terap (DAK) : Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi : 2015
NO
URAIAN PEKERJAAN
1
2
JUMLAH HARGA (Rp.) 3
A.
PEKERJAAN PENDAHULUAN
-
B.
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SALURAN BETON
I
PEKERJAAN TANAH DAN GALIAN
-
II
PEKERJAAN SALURAN BETON
-
C.
PEKERJAAN BANGUNAN PINTU AIR ( 1 UNIT )
I
PEKERJAAN PINTU AIR
-
II
PEKERJAAN PONDOK BANGUNAN PINTU PENGATUR
-
JUMLAH
-
PPN 10 %
-
JUMLAH
-
DIBULATKAN
-
TERBILANG :
-
……,…………………2015 CV/PT……………………………..
(…………………………..) DIREKTUR
ITEM PEMBAYARAN NO. : 5 JENIS PEKERJAAN : MOBILISASI % TERHADAP TOTAL BIAYA PROYEK =
No.
URAIAN
0,0000 %
SATUAN
HARGA SATUAN (Rp.)
VOL.
A.
Sewa Tanah
M2
B.
PERALATAN Periksa lembar 1.2-2
Ls
1,00
C. 1 2 3 4 5
FASILITAS KONTRAKTOR Base Camp Kantor Barak Bengkel Gudang, dan lain-lain
M2 M2 M2 M2 M2
12,00
D. 1 2 3 4 5 6 7
FASILITAS LABORATORIUM Ruang Laboratorium (sesuai Gambar) Peralatan Laboratorium Perabotan & Layanan J M F dan Pengujian …………………………………….. …………………………………….. ……………………………………..
M2 set set Ls ……….. ……….. ………..
-
E. E.I. 1 2 3 4 5
MOBILISASI LAINNYA PEKERJAAN DARURAT Jembatan Darurat Perkuatan Jembatan Lama Pemeliharaan Jalan Kerja / Samping Biaya Angkut Tambahan ......................
LS LS LS Ls ....
1,00
E.II. 1 2 3 4 5
LAIN-LAIN As Built Drawings Dokumentasi dan Pelaporan Papan Nama Proyek Kesdam Pek. Pengukuran Ulang
Set Ls Bh Ls Ls
5,00 5,00 1,00 1,00 1,00
DEMOBILISASI
LS
1,00
F.
Lembar 1.2-1 JUMLAH HARGA (Rp.)
0
Total Biaya Mobilisasi Catatan : Jumlah yang tercantum pada masing-masing item mobilisasi di atas sudah termasuk over-head dan laba serta seluruh pajak dan bea (kecuali PPn), dan pengeluaran lainnya.
PENJELASAN UMUM a.
Umum 1) Lapangan kerja akan di serahkan kepada kontraktor dalam keadaan seperti waktu pemberian penjelasan dan sebelum memulai pekerjaan di anggap mengetahui benar letak, batas-batas tanah maupun situasi tanah pada waktu itu. 2) Kontraktor wajib menyelesaikan pekerjaan hingga lengkap yaitu dengan membuat, memasang, menyediakan bahan-bahan bangunan, alat-alat dan sebagainya yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan tersebut. 3) Setiap pekerjaan yang akan di mulai kontraktor maupun yang sedang di laksanakan kontraktor wajib berhubungan dengan pengawas untuk menyaksikan sejauh tidak di tentukan lain untuk mengesahkanya. 4) Setiap permohonan dari kontraktor maupun pengesahan dari pengawas di anggap sah dan berlaku serta mengikat jika dilakukan secara tertulis. 5) Ketelitian dan kerapihan kerja akan di nilai oleh pengawas apabila yang menyangkut penyelesaian dan kerapihan pekerjaan ( finishing Work ). 6) Penimbunan bahan-bahan di lapangan harus memenuhi syarat-syarat tehnis serta dapat di pertanggungjawabkan dan tidak menimbulkan bahaya. 7) Jika terjadi perbedaan antara gambar dengan uraian ini, kontraktor wajib menghubungi pengawas guna mendapatkan pemecahanya . 8) Jika terjadi perbedaan ukuran pada atau gambar maka yang terdapat dalam gambar skala terbesar yang berlaku. 9) Jika terdapat gambar kerja dan penjelasanya yang kurang atau tidak jelas, Kontraktor boleh melengkapi atas persetujuan dan petunjuk Pengawas. 10) Semua ukuran yang di maksud dalam persyaratan pelaksanaan ini adalah mengikat dan di nyatakan lebih lanjut mengenai masing-masing bagian dalam pasalpasal selanjutnya yang di gunakan sebagai dasar atau pedoman pelaksanaan.
b.
Uraian Pekerjaan
Program Kegiatan Pekerjaan Volume Lokasi
: Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya : Pembangunan dan Rehabilitasi Bangunan Irigasi : Rehabilitasi Saluran Irigasi Rawa dan Pembangunan Pintu Air Ds Sungai Terap (DAK) : 1 Paket : Kecamatan Kumpeh Ulu
c.
Jenis dan Mutu Bahan Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri.
d.
Gambar dan Dokumen Gambar—gambar dijilid bersatu atau terpisah dari Spesifikasi Teknis ini, yang terdiri dari : 1) Gambar Denah, Tampak dan Potongan 2) Gambar Detail Konstruksi 3) Gambar Datail Khusus 4) DLL Untuk melaksanakan pekerjaan ini berlaku dan mengikat pula : 1) Gambar Kerja yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh pemberi tugas termasuk juga gambar-gambar detail yang dilaksanakan oleh Kontraktor dan sudah disahkan/disetujui Direksi. 2) Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ) 3) Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi
Halaman 1
4) 5) 6) 7) 8)
Berita Acara Penunjukan Pemenang Surat Keputusan Pemimpin Pelaksana Kegiatan tentang Penunjukan kontraktor Surat Perjanjian/Kontrak, atau Surat Perintah Kerja (SPK). Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui Direksi
e.
Peraturan Teknis Pembangunan Yang Digunakan 1) Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Dokumen Lelang ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini, termasuk segala perubahan dan tambahannya. a. Perpres No. 54 Tahun 2010 beserta perubahan No. 4 Tahun 2015, petunjuk teknis dan lampirannya. b. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan Di indonesia atau allegemen Voorwarden Voor de uitvoering bij aaneming van openbare werken ( AV ) 1941 c. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknis dari Dewan Teknis Pembangunan Indonesia. d. Peraturan Muatan Indonesia. e. Peraturan Umum dari dinas keselamatan kerja Departemen Tenaga Kerja f. SNI No. 2 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu Indonesia dulu nya Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI 1961). g. Peraturan semen Portland Indonesia NI No. 08 h. Peraturan beton bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971) i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11 Tahun 2013 Tentang : Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum. j. Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh jawatan/instansi pemerintah setempat, yang bersangkutan dengan permasalahan pembangunan
f.
Jadwal Pelaksanaan 1) Sebelum mulai pekerjaan nyata dilapangan pekerjaan, Kontraktor wajib membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-chart dan S curve 2) Rencana Kerja tersebut sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari konsultan pengawas, paling lambat dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari kerja setelah Surat Keputusan Penunjuk (SKP) diterima Kontraktor 3) Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada Konsultan Pengawas, Satu salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding di Direksi keet di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan ( prestasi kerja ). 4) Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan kontraktor berdasarkan Rencana Kerja tersebut.
g.
Kuasa Kontraktor di Lapangan 1) Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjukan seorang kuasa kontraktor atau biasa disebut pelaksana yang ahli untuk memimpin pelaksanaan dilapangan dan mendapat kuasa penuh dari kontraktor, 2) Dengan adanya pelaksana, tidak berarti bahwa kontraktor lepas tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya. 3) Kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis kepada Tim Pengelola Proyek dan Konsultan pengawas, nama dan jabatan pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi
Halaman 2
4)
Bila kemudian hari, menurut pendapat Tim Pengelola Proyek dan Konsultan Pengawas, Nama dan Jabatan pelaksana secara tertulis untuk mengganti pelaksana. dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan, kontraktor harus sudah menunjuk pelaksana baru atau kontraktor sendiri ( penanggung jawab/direksi perusahaan ) yang akan memimpin pelaksanaan.
h.
Penjaga Keamanan Lapangan Pekerjaan 1) Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang milik Kegiatan, konsultan pengawas dan milik Pihak Ketiga yang ada dilapangan. 2) Untuk maksud-maksud tersebut Kontraktor harus membuat pagar pengaman dari kayu atau bahan lain yang biayanya menjadi tanggungan Kontraktor. 3) Bila terjadi Kehilangan bahan—bahan bangunan yang telah disetujui Konsultan Pengawas, baik yang telah dipasang maupun yang belum, menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah. 4) Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa, Untuk itu kontraktor diwajibkan menyediakan alat—alat pemadam kebakaran yang siap pakai .
i.
Jaminan dan Keselamtan Kerja 1) Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ( PPPK ) yang selalu dalam keadaan siap digunakan dilapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja lapangan. 2) Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syaratsyarat kesehatan bagi semua petugas dan pekerja yang ada dibawah kekuasaan Kontraktor. 3) Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih bagi semua petugas dan pekerja, kecuali ada dilokasi, harus seizin Pemilik Kegiatan. 4) Kontraktor wajib memberikan jaminan social dan keselamatan kerja dalam bentuk ASTEK kepada seluruh pekerja, sesuai dengan Surat Keputusan bersama antara Menteri Pekerjaan Umum dengan Menteri Tenaga Kerja No. KEP. 07/Men/1987 tanggal 27 Januari 1984. Jumlah ASTEK yang harus disetor Kontraktor akan ditentukan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
j.
Syarat Cara Pemeriksaan Bahan Bangunan 1) Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam Dokumen Pemilihan. 2) Konsultan Pengawas berwenang menanyakan asal bahan dan Kontraktor wajib memberitahukan. 3) Semua bahan bangunan yang akan digunakan harus diperiksakan dulu kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. 4) Bahan Bangunan yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan pekerjaan, jika ditolak oleh konsultan pengawas, harus segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam terhitung dalam jam penolakan. 5) Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan Kontraktor tetapi ternyata ditolak Konsultan Pengawas, harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas. 6) Apabila Konsultan Pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut, Konsultan Pengawas berhak mengirimkan bahan tersebut kepada Balai Penelitian Bahan-bahan (Laboratorium ) yang terdekat untuk diteliti. 7) Biaya pengiriman dan penelitian menjadi tanggungan Kontraktor, apapun hasil penelitian bahan tersebut.
Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi
Halaman 3
PEKERJAAN CERUCUK KAYU a.
Umum Pondasi Cerucuk adalah salah satu jenis pondasi yang biasanya diaplikasikan didaerah dengan kondisi tanah yang kurang stabil dimana umumnya dengan jenis tanah lumpur ataupun tanah gambut dengan elevasi muka air yang cukup tingggi. Cerucuk dalam defenisinya adalah susunan tiang kayu dengan diameter antara 8 sampai 15 meter yang dimasukkan atau ditancapkan secara vertikal kedalam tanah yang ditujukan untuk memperkuat daya dukung terhadap beban diatasnya. Dalam konstruksinya ujung atas dari susunan cerucuk disatukan untuk menyatukan kelompok susunan kayu yang disebut dengan kepala cerucuk. Kepala cerucuk dapat berupa pengapit dan tiang -tiang kayu , matras, kawat pengikat , papan penutup atau balok poer.
b.
Persyaratan Teknis 1) Kayu harus mempunyai diameter yang seragam yaitu antara 8 – 15 cm, dimana pada ujung terkecil tidak boleh kurang dari 8 cm dan pada ujung terbesar tidak melebihi 15 cm 2) Kayu harus dalam bentang yang lurus untuk kemudahan penancapan dan juga daya dukung yang makin besar. 3) Jenis kayu harus merupakan kayu yang tidak busuk jika terendam air, kayu tidak dalam kondisi busuk dan tidak dalam keadaan mudah patah jika ada pembebanan.
c.
Persyaratan Bahan Jenis kayu yang sering digunakan untuk pondasi cerucuk adalah : 1) Kayu Gelam 2) Kayu Medang 3) Kayu Betangor 4) Kayu Ubah 5) Kayu Dolken
d.
Pelaksanaan Pekerjaan 1) Perkuatan tanah dasar, dilakukan penggantian tanah dasar dengan menimbun tanah baru yang lebih stabil, dilakukan dengan menguruk tanah pada lokasi yang sudah direncanakan. 2) Penancapan kayu cerucuk, dilakukan dengan menancapkan kayu terhadap lokasi pondasi yang akan dikerjakan, Pelaksanakan diseuaikan dengan jarak antar titik kayu dan kedalaman yang direncanakan. 3) Pemasangan kepala cerucuk. Dialakukan dengan menyatukan ujung kepala kayu yang sudah ditanamkan dengan membuat ikatan antar kepala kayu dan dibuat bidang datar sebagai penempatan pondasi konstruksi yang direncanakan.
e.
Pengendalian Mutu Pemasangan kedalam cerucuk, diameter, dan jenis kayu cerucuk harus sesuai dengan gambar kerja. Apabila ada perubahan kedalaman, ukuran, dan jenis kayu cerucuk Penyedia Jasa harus melapor ke pelaksana lapangan dan tertuang dalam buku direksi.
f.
Pengukuran dan Pembayaran Pengukuran dan pembayaran harus sesuai dengan pekerjaan di lapangan mengikuti gambar kerja dan rencana anggaran biaya, volume pembayaran adalah ‘btg’/batang dan jumlah yang digunakan sesuai di lapangan.
Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi
Halaman 4
MOBILISASI DAN DEMOBILISASI a.
Umum Lingkup kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam kontrak ini tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang dilaksanakan, sebagaimana disyaratkan pada bagian-bagian lain dari dokumen kontrak, dan secara umum Penyedia Jasa harus memenuhi ketentuan berikut: - Mampu memobilisasi sumber daya manusia, material, dan peralatan sesuai dengan kebutuhan yang diatur dalam dokumen kontrak. - Menyediakan lahan yang dapat digunakan sebagai kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang, dan sebagainya.
b.
Mobilisasi Personil Penyedia Jasa harus memobilisasi personil sesuai dengan ketentuan sebagai berikut: - Mobilisasi personil dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Untuk tenaga inti harus mengacu pada daftar personel inti (key personnel) yang dilampirkan dalam berkas penawaran. - Mobilisasi Kepala Penyedia Jasa (General Superintendant) yang memenuhi jaminan kualifikasi (sertifikasi) menurut cakupan pekerjaannya. - Dalam pengadaan tenaga kerja dengan kemampuan dan keahlian sesuai dengan yang diperlukan, maka prioritas harus diberikan kepada pekerja setempat.
c.
Mobilisasi Peralatan Penyedia Jasa harus memobilisasi fasilitas dan peralatan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut: - Penggunaan alat berat dan pengoperasian peralatan/kendaraan mengikuti aturan perizinan yang ditetapkan oleh Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (DLLAJR), Kepolisian dan instansi terkait lainnya. - Menyediakan lahan yang diperlukan untuk basecamp/direksi keet pelaksanaan pekerjaan di sekitar lokasi proyek, digunakan untuk kantor proyek, gudang dan sebagainya yang telah disebutkan dalam kontrak. - Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum dalam penawaran, dari suatu lokasi asal ke lokasi pekerjaan yang akan menggunakan peralatan tersebut sesuai kontrak. - Apabila setiap alat berat yang telah selesai digunakan dan tidak akan digunakan lagi, maka alat berat tersebut segera dikembalikan. - Penyedia Jasa melaksanakan operasional dan pemeliharaan kendaraan/peralatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pabrik pembuatnya dan tidak mencemari tanah dan air.
d.
Mobilisasi Material Penyedia jasa harus memobilisasi material sesuai dengan ketentuan sebagai berikut: - Menyediakan fasilitas kuari yang diusahakan dekat dengan lokasi proyek dan sudah mengikuti aturan perizinan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah dan instansi terkait. - Mobilisasi material sesuai dengan jadwal dan realisasi pelaksanaan fisik. - Pengajuan izin menggunakan kuari kepada Pemerintah Daerah. - Material yang akan didatangkan dari luar lokasi pekerjaan terlebih dahulu diambil contohnya untuk diuji keandalannya di laboratorium, apabila tidak memenuhi syarat, segera diperintahkan untuk diangkut ke luar lokasi proyek dalam waktu 3 x 24 jam.
Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi
Halaman 5
e.
Periode Mobilisasi Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan yang terdaftar harus diselesaikan sesuai jadwal pekerjaan, dan sudah harus dimulai selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari terhitung mulai diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
f.
Program Mobilisasi Pelaksanaan mobilisasi harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah penandatanganan kontrak, Penyedia Jasa melaksanakan Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting/PCM) yang dihadiri Pemilik, Direksi Pekerjaan, Direksi Teknis dan Penyedia Jasa untuk membahas semua hal baik teknis maupun non teknis dalam proyek ini. 2) Dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah PCM, Penyedia Jasa menyerahkan program mobilisasi (termasuk program perkuatan jembatan, bila ada) dan jadwal pelaksanaan pekerjaan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan. 3) Program mobilisasi menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi yang mencakup informasi tambahan sebagai berikut: - Lokasi basecamp/direksi keet Penyedia Jasa dengan denah lokasi umum dan denah rinci di lapangan yang menunjukkan lokasi kantor Penyedia Jasa, bengkel, gudang, molen jika fasilitas tersebut termasuk dalam kontrak. - Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua peralatan yang tercantum dalam daftar peralatan yang diusulkan dalam penawaran, serta usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangannya di lapangan. - Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan dalam penawaran harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan. - Suatu daftar detail yang menunjukkan struktur yang memerlukan perkuatan agar aman dilewati alat-alat berat, berisi usulan metode pelaksanaan dan jadwal tanggal mulai dan tanggal selesai untuk perkuatan setiap struktur. - Suatu jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar chart) yang menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva kemajuan untuk menyatakan persentase kemajuan mobilisasi.
g.
Demobilisasi Kegiatan demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa pada saat akhir kontrak termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik pemerintah atau masyarakat dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum pekerjaan dimulai.
h.
Pengukuran Pengukuran kemajuan mobilisasi akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan atas dasar jadwal kemajuan mobilisasi yang lengkap dan telah disetujui seperti yang diuraikan dalam ‘Periode Mobilisasi’.
i.
Dasar Pembayaran Mobilisasi harus dibayar dengan cara lumpsum, pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua peralatan, untuk semua pekerja, bahan, perkakas, dan biaya lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. 1) Pembayaran biaya lumpsum ini akan dilakukan dalam tiga angsuran sebagai berikut: a. 50% (lima puluh persen) bila mobilisasi 70% (tujuh puluh persen) selesai, dan pelayanan atau fasilitas pengujian laboratorium telah lengkap dimobilisasi.
Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi
Halaman 6
b.
2)
20% (dua puluh persen) bila semua peralatan utama berada di lapangan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan. c. 30% (tiga puluh persen) bila demobilisasi selesai dilaksanakan. Apabila Penyedia Jasa tidak menyelesaikan mobilisasi sesuai dengan salah satu dari kedua batas waktu yang disyaratkan, maka jumlah pembayaran mobilisasi yang disetujui Direksi Pekerjaan adalah persentase angsuran penuh dari harga lumpsum mobilisasi dikurangi dengan 1% (satu persen) nilai angsuran untuk setiap keterlambatan 1 (satu) hari, maksimum sampai 50 (lima puluh) hari.
Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi
Halaman 7
GALIAN,TIMBUNAN, dan PEMADATAN TANAH a.
Umum 1) Sebelum melakukan pekerjaan tanah, pelaksana harus membersihkan daerah yang akan dikerjakan dari sisa-sisa akan pohon maupun semak-semak serta segala perintah yang ada dalam daerah kerja kecuali ditentukan oleh pangawas 2) Pelaksanaan harus menjamin terjaganya keutuhan barang/benda atau bangunan yang sudah selesai dikerjakan dari segala macam kerusakan dan berhati-hari untuk tidak mengganggu patok pengukuran atau tanda-tanda lain. 3) Perbaikan kerusakan pada barang. Benda atau bangunan yang harus dijaga akibat pelaksanaan pekerjaan akan menjadi tanggung jawab pelaksana. 4) Pelaksana harus melakukan pengukuran dan pematokan terlebih dahulu melaporkannya kepada pengawas, serta meminta ijin untuk memulai pekerjaan. 5) Pemindahan material akibar pembongkaran puing-puing dan semua yang merintangi pekerjaan harus dilakukan menurut peraturan-peraturan Pemerintah Daerah Setempat.
b.
Galian Tanah 1) Semua galian harus mencapai kedalaman yang disyaratkan dalam gambar rencana kecuali ditentukan lain oleh pengawasn sehubungan dengan keadaan lapangan dari peil tanah. 2) Luas dasar galian untuk pondasi harus mempunyai luas minimum 10 cm lebih luas dari luas bawah pasangan pondasi tapak dengan tebing galian yang cukup llandai sehingga tidak mudah longor. 3) Pelaksanaan harus merawat tebing galian dan menghindarkan dari kelongsoran. Untuk itu pelaksana harus membuat penyangga/penahan tanah jika diperlukan selama masa penggalian, karena stabilitas dari permukaan tanah selama penggalian merupakan tanggung jawab pelaksana. 4) Semua akar-akar, batang-batang pohon yang terpendam maupun beton atau tembok/pondasi, pipa—pipa yang tidak terpakai atau halangan-halangan lain yang dijumpai pada saat penggalian harus dikeluarkan dan dibuang. 5) Pada saat penggalian, pipa-pipa drainase, gas, air bersih dan kabel-kabel yang masih berfungsi harus diamankan dan dijaga agar jangan sampai rusak atau cacat, apabila hal tersebut dijumpai, maka pelaksana harus segera memberitahukan kepada pengawas atau Pemimpin Kegiatan untuk mendapatkan intruksi lebih lanjut. 6) Apabila terjadi kerusakan-kerusakan pada barang-barang tersebut diatas, maka pelaksana harus segera memberitahukan kepada pengawas atau Pemimpin Kegiatan dan Pihak yang berwenang dan segera mengganti semua kerusakankerusakan tersebut atas biaya sendiri. 7) Semua galian harus diperiksa terlebih dahulu oleh pengawas sebelum melaksanakan pekerjaan selanjutnya, Pelaksana harus mendapat ijin / persetujuan tertulis dari pengawas.
c.
Timbunan dan Pemadatan Tanah 1) Pelaksana harus mengajukan contoh bahan pengisi yang akan digunakan, untuk disetujui oleh pengawas, bahan pengisi untuk daerah perkerasan dapat diambil dari lapangan atau diluar lapangan dan merupakan tanah laterik, tanah kapur atau tanah pasir yang bebas dari akar-akar pohon yang besarnya lebih dari 1 cm dan mempunyai CBR lab. Minimal 4.
Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi
Halaman 8
2)
3)
4)
Penghamparan dan pemadatan harus dilaksanakan secara lapis perlapis dan dipadatkan dengan hand compactor dengan tebal hamparan maksimal 25 cm dan kemudian dipadatkan. Lapisan tanah urug harus dipadatkan sampai mencapai 95 % dari kepadatan kering maksimum. Pemeriksaan kepadatan dilapangan harus dilaksanakan untuk setiap hasil pemadatan seluas 100 M2 pada setiap lapis pemadatan. Pelaksana bertanggung jawab atas stabilitas timbunan tanah dan pelaksana harus mengganti bagian-bagian yang rusak akibat dari kesalahan dan kelalaian pelaksana atau akibat dari aliran air. Kekurangan atau kelebihan tanah harus ditambah atau disingkirkan dari tempat-tempat yang akan ditentukan oleh konsultan pengawas.
d.
Pekerjaan Penyelesaian 1) Seluruh daerah kerja termasuk penggalian dan penimbunan harus merupakan daerah betul-betul seragam dan bebas dari permukaan yang tidak merata. 2) Seluruh lapisan akhir (finish grade) harus benar-benar memenuhi peil yang dinyatakan dalam gambar, Bila diakibarkan oleh penurunan, timbunan memerlukan tambahan material yang tidak lebih dari 30 cm, maka bagian atas timbunan tersebut harus digaruk terlebih dahulu sebelum material timbunan tambahan dihamparkan, untuk selanjutnya dipadatkan sampai mencapai elevasi dan sesuai dengan persyaratan teknis lainnya. 3) Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan pengisi/timbunan, seluruh puing-puing, reruntuhan dan sampah—sampah harus segera disingkirkan dari dalam lokasi.
e.
Pengendalian Mutu 1) Mutu Galian a. Harus memenuhi toleransi dimensi. b. Permukaan galian akhir harus sesuai gambar rencana. 2)
f.
Mutu Timbunan dan Pemadatan Penyedia Jasa harus menyampaikan usulan percobaan pemadatan termasuk memilih metode dan peralatan untuk mendapatkan ketebalan dan tingkat kepadatan yang disyaratkan. Apabila Penyedia Jasa tidak dapat mencapai kepadatan yang disyaratkan, prosedur pemadatan berikut ini harus diikuti: a. Mengganti alat pemadat yang lebih sesuai atau lebih berat. b. Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi jumlah lintasan alat pemadat dan kadar air sampai kepadatan yang disyaratkan tercapai sehingga dapat diterima oleh Direksi Teknis.
Pengukuran dan Pembayaran 1) Pengukuran Pengukuran pekerjaan galian dan pekerjaan timbunan harus sesuai dengan gambar dan rencana anggaran yang tertuang dalam kontrak pekerjaan. 2) Pembayaran Pembayaran untuk pekerjaan galian dan pekerjaan timbunan menggunakan meter kubik M3
Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi
Halaman 9
BAJA TULANGAN/PEMBESIAN a.
Umum Yang dimaksud dengan baja tulangan adalah bahan baja polos atau baja ulir yang digunakan sebagai tulangan suatu konstruksi beton bertulang. Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan coated dan tidak coated sesuai dengan spesifikasi dan gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
b.
Persyaratan 1) Standar Rujukan SNI 07-6401-2000
:
SNI 07-2529-1991 SNI 07-0663-1995 SNI 07-2052-1997 PBI 1971
: : : :
c.
Spesifikasi kawat baja dengan proses canay dingin untuk tulangan beton. Metode pengujian kuat tarik baja beton. Jaring kawat baja las untuk tulangan beton. Baja tulangan beton. Peraturan Beton Indonesia Tahun 1971
2)
Toleransi pada Pemasangan Tulangan a. Terhadap selimut beton (selimut beton) : ± 6 mm b. Jarak terkecil pemisah antara batang : ± 6 mm c. Tulangan atas pada pelat dan balok : - balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200 mm : ± 6 mm - balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm : ± 12 mm - balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : ± 12 mm - panjang batang : ± 50 mm
3)
Persyaratan Bahan a. Baja Tulangan Untuk Baja Tulangan harus memenuhi SNI 07-2052-1997 tentang Baja tulangan beton, ukuran panjang dan diamter tulangan sudah tertera pada gambar kerja. b. Pengikat Untuk Tulangan Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak yang memenuhi SNI07-6401-2000.
4)
Persyaratan Kerja a. Pengajuan Kesiapan Kerja Sebelum memesan bahan, seluruh daftar pesanan dan diagram pembengkokan harus disediakan oleh Penyedia Jasa untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan, dan tidak ada bahan yang boleh dipesan sebelum daftar tersebut dan diagram pembengkokan disetujui. Sebelum memulai pekerjaan baja tulangan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan daftar yang disahkan pabrik baja yang memberikan berat satuan nominal dalam kilogram untuk setiap ukuran dan mutu baja tulangan atau anyaman baja dilas yang akan digunakan dalam pekerjaan.
Pelaksanaan 1) Penyimpanan dan Penanganan
Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi
Halaman 10
a.
b.
Penyedia Jasa harus mengangkut tulangan ke tempat kerja dalam ikatan, diberi label, dan ditandai dengan label logam yang menunjukkan ukuran batang, panjang, mutu, dan informasilainnya sehubungan dengan tanda yang ditunjukkan pada diagram tulangan. Penyedia Jasa harus menangani serta menyimpan seluruh baja tulangan sedemikian untuk mencegah distorsi, kontaminasi, korosi, atau kerusakan lainnya.
2)
Pemasangan Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya. a. Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada posisi yang benar dan untuk menjaga jarak bersih digunakan spacers/penahan jarak. b. Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk memperoleh lokasi yang tepat selama pengecoran beton dengan penjaga jarak, kursi penunjang dan penunjang lain yang diperlukan. c. Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregat (seperti pasir, kerikil) dan pada lapisan kedap air harus dipasang/ditunjang hanya dengan tahu beton yang mutunya paling sedikit sama dengan beton yang akan dicor. d. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton. Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor. Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4 buah setiap m^2 cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini harus tersebar merata. e. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang pada tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atau ditunjang langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok beton yang tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan letak dari tulangantulangan pelat yang dibengkok yang harus melintasi tulangan balok yang berbatasan.
3)
Pembengkokan Tulangan a. Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara yang merusak tulangan itu. b. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya. c. Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh perencana. d. Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh perencana. e. Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos atau diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak boleh mencapai suhu lebih dari 850 oC. f. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan dingin dalam pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan di atas 100 oC yang bukan pada waktu las, maka dalam perhitungan-perhitungan sebagai kekuatan baja harus diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami pengerjaan dingin. g. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali diijinkan oleh perencana.
Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi
Halaman 11
h.
4)
5)
d.
Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh didinginkan dengan jalan disiram dengan air. i. Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8 kali diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian dari bengkokan. Toleransi pada Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan. a. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransi yang disyaratkan oleh perencana. Apabila tidak ditetapkan oleh perencana, pada pemotongan dan pembengkokan tulangan ditetapkan toleransi-toleransi seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut. b. Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurun ukuran dan terhadap panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ± 25 mm, kecuali mengenai yang ditetapkan dalam ayat (3) dan (4). Terhadap panjang total batang yang diserahkan menurut sesuatu ukuran ditetapkan toleransi sebesar + 50 mm dan - 25 mm. c. Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar ± 12 mm untuk jarak lebih dari 60 cm. d. Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm. Panjang penjangkaran dan panjang penyaluran. a. Baja tulangan mutu U-24 (BJTP-24) Panjang penjangkaran = 30 diameter dengan kait Panjang penyaluran = 30 diameter dengan kait b. Baja tulangan mutu U-40 (BJTD-40) Panjang penjangkaran = 40 diameter tanpa kait Panjang penyaluran = 40 diameter tanpa kait c. Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi tegangan terbesar. Sambungan untuk tulangan atas pada balok dan pelat beton harus diadakan di tengah bentang, dan tulangan bawah pada tumpuan. Sambungan harus ditunjang dimana memungkinkan. d. Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui perbandingan 1 terhadap 10. e. Standard Pembengkokan Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan SKSNI-91 ( Tata Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung), kecuali ditentukan lain.
Pengendalian Mutu 1) Penerima Bahan Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah diterima harus sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan pada Butir B.3). 2)
Mutu Pekerjaan dan Perbaikan Atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan a. Persetujuan atas daftar pesanan dan diagram pembengkokan dalam segala hal tidak membebaskan Penyedia Jasa atas tanggung jawabnya untuk memastikan ketelitian dari daftardan diagram tersebut. Revisi bahan yang disediakan sesuai dengan daftar dan diagram,untuk memenuhi rancangan dalam gambar, menjadi tanggung jawab dan atas biaya Penyedia Jasa. b. Baja tulangan yang cacat sebagai berikut tidak akan diizinkan dalam pekerjaan:
Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi
Halaman 12
-
c.
d.
e.
Panjang batang, ketebalan dan bengkokan yang melebihi toleransipembuatan yang disyaratkan dalam PBI 1971. Bengkokan atau tekukan yang tidak ditunjukkan pada gambar atau gambar kerja akhir (Final Shop Drawing). Batang dengan penampang yang mengecil karena karat yang berlebih atau oleh sebab lain. Apabila terjadi kesalahan dalam membengkokkan baja tulangan, batang tulangan tidak bolehdibengkokkan kembali atau diluruskan tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan atau yang sedemikian sehingga akan merusak atau melemahkan bahan. Pembengkokan kembali dari batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin terkecuali disetujui lain oleh Direksi Pekerjaan. Dalam segala hal batang tulangan yang telah dibengkokkan kembali lebih dari 1 (satu) kali pada tempat yang sama tidak diizinkan digunakan pada Pekerjaan. Kesalahan yang tidak dapat diperbaiki oleh pembengkokan kembali, atau apabila pembengkokan kembali tidak disetujui oleh Direksi Pekerjaan, harus diperbaiki dengan mengganti seluruh batang tersebut dengan batang baru yang dibengkokkan dengan benar dan sesuai dengan bentuk dandimensi yang disyaratkan dan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa. Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas di tempat kerja untuk pemotongan dan pembengkokan tulangan, baik jika melakukan pemesanan tulangan yang telah dibengkokkan maupun tidak, dan harus menyediakan persediaan (stok) batang lurus yang cukup di tempat,untuk pembengkokkan sebagaimana yang diperlukan dalam memperbaiki kesalahan atau kelalaian.
Pengukuran dan Pembayaran 1) Baja tulangan diukur dalam jumlah kilogram terpasang dan diterima oleh Direksi Pekerjaan. Jumlah kilogram yang dipasang harus dihitung dari panjang aktual yang dipasang, atau luas anyaman baja yang dihampar, dan satuan berat dalam kilogram per meter panjang untuk batang atau kilogram per meter persegi luas anyaman. Satuan berat yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan akan didasarkan atas berat nominal yang disediakan oleh pabrik baja, atau bila Direksi Pekerjaan memerintahkan, atas dasar pengujian penimbangan yang dilakukan Penyedia Jasa pada contoh yang dipilih oleh Direksi Pekerjaan. 2) Penjepit, pengikat, pemisah atau bahan lain yang digunakan untuk penempatan atau pengikatan baja tulangan pada tempatnya tidak akan dimasukkan dalam berat untuk pembayaran. 3) Jumlah baja tulangan yang diterima, yang ditentukan seperti diuraikan di atas, harus dibayar pada harga penawaran kontrak terdaftar dalam daftar kuantitas, dimana pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pemasokan, pembuatan dan pemasangan bahan, termasuk semua pekerja, peralatan, perkakas, pengujian dan pekerjaan pelengkap lain untuk menghasilkan pekerjaan yang memenuhi ketentuan.
Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi
Halaman 13
PEKERJAAN BETON a.
Umum 1) Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang setara, agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan tambahan (additive)membentuk massa padat 2) Pekerjaan ini harus pula mencakup penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pengadaan perawatan beton, lantai kerja dan pemeliharaan fondasi seperti pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar fondasi tetap kering. 3) Lingkup pekerjaan meliputi pekerjaan lantai kerja, pekerjaan pondasi tapak, pekerjaan sloof, pekerjaan kolom, pekerjaan skoor, pekerjaan dinding, dan pekerjaan yang detail item pekerjaannya terdapat di gambar kerja dan RAB. 4) Mutu Beton yang digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam kontrak harus seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Mutu beton yang digunakan dalam pekerjaan ini menggunakan jenis beton bermutu rendah dengan kuat tekan beton karateristik ( fc’ ) berkisar antara 10 – 15 Mpa (Untuk K-125 – 175) dan 15 – 20 Mpa (untuk K175 – K-250).
b.
Persyaratan 1) Standar Rujukan Standar Nasional Indonesia SNI 03-2460-1991 : SNI 03-2495-1991 SNI 03-4433-1997 SNI 03-3976-1995 SNI 03-2834-2000
: : : :
SNI 03-1968-1990
:
SNI 03-1972-1990 SNI 03-1973-1990 SNI 03-1974-1990 SNI 03-2417-1991
: : : :
SNI 03-2458-1991
:
SNI 03-2493-1991
:
SNI 15-2049-2004 SNI 03-3418-1994
: :
SNI 03-4142-1996
:
SNI 03-6817-2002
:
SNI 03-4810-1998
:
Spesifikasi abu terbang sebagai bahan tambahan untuk campuran beton. Spesifikasi bahan tambahan untuk beton. Spesifikasi beton siap pakai. Tata cara pengadukan dan pengecoran beton. Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal. Metode pengujian tentang analisis saringan agregat halus dan kasar. Metode pengujian slump beton. Metoda pengujian berat isi beton. Metode pengujian kuat tekan beton. Metode pengujian keausan agregat dengan mesin Los Angeles. Metode pengambilan contoh untuk campuran beton segar. Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium. Semen portland. Metode pengujian kandungan udara pada beton segar. Metode pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan No.200 (0,075 mm). Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton. Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di lapangan.
Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi
Halaman 14
2)
Persyaratan Bahan a. Semen Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen portland yang memenuhi SNI 15-2049-2004 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV. Apabila menggunakan bahan tambahan yang dapat menghasilkan gelembung udara, maka gelembung udara yang dihasilkan tidak boleh lebih dari 5%, dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Dalam satu campuran, hanya satu merk semen portland yang boleh digunakan, kecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Apabila di dalam satu proyek digunakan lebih dari satu merk semen, maka Penyedia Jasa harus mengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai dengan merk semen yang digunakan. b.
Agregat ( Pasir, Kerikil atau Batu Pecah ) Agregat yang dipakai adalah agregat buatan berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan spesifikasi sesuai menurut ASTM C – 33 dan mempunyai ukuran terbesar 2.5 cm Agregat kasar terdiri dari butir-butir yang kasar, keras tidak berpori dan berbentuk kubus, Bila ada butir yang ipih maka jumlahnya tidak boleh melebihi 20% dari Value dan tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50.5 kehilangan berat menutur test mesin los angeles. Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh dari pemecahan batu atau koral, atau dari penyaringan dan pencucian (jika perlu) kerikil dan pasir sungai. Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh pengujian SNI 03-2816-1992 tentang Metode pengujian kotoran organik dalam pasir untuk campuran mortar dan beton, dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya yang diberikan dalam Tabel 1 bila contoh-contoh diambil dan diuji sesuai dengan prosedur yang berhubungan.
c.
Agregat Halus Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu dan harus bersih dari bahan organic, Lumpur, zat—zat alkali dan tidak mengandung lebih dari 150% subtansi – subtansi yang merusak beton. Pasir laut tidak diperkenankan untuk digunakan dan pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan keras serta mempunyai gradasi seperti tabel berikut :
Ukuran Saringan
Persen Berat Yang Lolos Untuk Agregat
Standar (mm)
Halus
50,8 38,1 25,4
-
Kasar Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran maksimum maksimum maksimum maksimum 37,5 mm 25 mm 19 mm 12,5 mm 100 95 - 100 100 95 – 100 100 -
Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi
Ukuran maksimum 10 mm Halaman 15
19 12,7 9,5 4,75 2,36 1,18 0,300 0,150
100 95 – 100 80 - 100 50 – 85 10 – 30 2 – 10
35 - 70 10 - 30 0-5 -
25 - 60 0 - 10 0-5 -
90 - 100 20 - 55 0 - 10 0-5 -
100 90 - 100 40 - 70 0 - 15 0-5 -
100 95 – 100 30 – 65 20 – 50 15 – 40 5 – 15 0-8
d.
Air Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Air harus memenuhi ketentuan dalam SNI 036817-2002 tentang Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan. Apabila timbul keraguraguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan beton semen dan pasir dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air murni hasil sulingan. Air yang diusulkan dapat digunakan apabila kuat tekan beton dengan air tersebut pada umur 7 (tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan) hari mempunyai kuat tekan minimum 90% dari kuat tekan mortar dengan air suling untuk periode umur yang sama.
e.
Bahan Tambah Bahan tambah yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja beton dapat berupa bahan kimia, bahan mineral atau hasil limbah yang berupa serbuk pozzolanik sebagai bahan pengisi pori dalam campuran beton. Bahan kimia Bahan tambah yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam campuran beton dalam jumlah tidak lebih dari 5% berat semen selama proses pengadukan atau selama pelaksanaan pengadukan tambahan dalam pengecoran beton. Bahan tambah yang digunakan harus sesuai dengan standar spesifikasi yang ditentukan dalam SNI 032495-1991 tentang Spesifikasi bahan tambahan untuk beton. Mineral yang berupa bahan tambah atau bahan limbah dapat berbentuk abu terbang (flyash), pozzolan, mikro silica atau silica fume. Apabila digunakan bahan tambahan berupaabu terbang, maka bahan tersebut harus sesuai dengan standar spesifikasi yangditentukan dalam SNI 032460-1991 tentang Spesifikasi abu terbang sebagai bahan tambahan untuk campuran beton. Abu terbang merupakan residu halus yang dihasilkan dari sisa proses pembakaran batubara. Pozzolan adalah bahan yang mengandung silika atau silika dan alumunium yang bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida pada temperatur biasa membentuk senyawa bersifat cementitious. Bahan mikro silica atau silica fume adalah bahan pozzolanic yang sangat halus yang mengandung silica amorf yang dihasilkan dari elemen silica atau senyawa ferro-silica. Apabila akan digunakan bahan pencampur, pelaksana harus mengadakan percobaan-percobaan perbandingan berat dan CW ratio dari penambahan bahan pencampur (admixture) tersebut, Hasil Crussing test dari laboratorium yang berwenang, terhadap kubus-kubus beton yang berumur 7, 14, dan 21 hari harus dilaporkan kepada pengawas untuk dimintakan persetujuannya.
Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi
Halaman 16
f.
3)
Cetakan Beton (begisting) Dapat menggunakan kayu kelas II, Multipleks dengan tebal minimal 9 mm atau pelat baja, dengan syarat memenuhi ketentuan-ketentuan yang tersebut dalam PBI NI -2 1971.
Persyaratan Kerja a. Pengajuan Persiapan Kerja Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus bersih dan bebas dari kotoran-kotoran dan bagian beton lepas, Bagian-bagian yang akan ditanam dalam beton sudah harus terpasang ( pipa-pipa untuk instalasi listrik, plumbing, dan perlengkapanperlengkapan lain). Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus dibasahi dengan air sampai jenuh dan tulangan harus sudah terpasang dengan baik. Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari semua bahan yang akan digunakan dan dilengkapi dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan sesuai dengan spesifikasi teknis ini. Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran untuk masingmasing mutu beton yang akan digunakan, 30 (tiga puluh) hari sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai. Penyedia Jasa harus menyerahkan secara tertulis seluruh hasil pengujian pengendalian mutu sesuai dengan ketentuan kepada Direksi Pekerjaan sehingga data tersebut selalu tersedia apabila diperlukan. Penyedia jasa harus menyerahkan hasil pengujian percobaan campuran beton (trial mix) berdasarkan kuat tekan beton yang harus dilaksanakan untuk umur 3 (tiga) hari, 7 (tujuh) hari, 14 (empat belas) hari, dan 28 (dua puluh delapan) hari setelah tanggalpencampuran sesuai dengan SNI 03-1974-1990 tentang Metode pengujian kuat tekan beton Penyedia Jasa harus mengirimkan gambar detail dan perhitungan terinci untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai. Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis mengenai rencana pelaksanaan pencampuran atau pengecoran setiap jenis beton untuk mendapatkan persetujuannya paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam sebelum pelaksanaan, disertai dengan metode pengecoran, kapasitas peralatan yang digunakan, tanggung jawab personil dan jadual pelaksanaannya. b.
Penyimpanan dan Perlindungan Bahan Untuk penyimpanan semen, Penyedia Jasa harus menyediakan tempat yang terlindung dari perubahan cuaca dan diletakkan di atas lantai kayu dengan ketinggian tidak kurang dari 300 mm dari permukaan tanah serta ditutup dengan lembaran plastik (polyethylene) selama penyimpanan dan tidak lebih dari 3 (tiga) bulan sejak disimpan dalam tempat penyimpanan di lokasi pekerjaan. Semen tidak boleh ditumpuk melebihi 8 (delapan) sak ke arah atas.
Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi
Halaman 17
-
c.
c.
Penyedia Jasa harus menjaga kondisi tempat kerja terutama tempat penyimpanan agregat, agar terlindung dan tidak langsung terkena sinar matahari dan hujan secara langsung sepanjang waktu pengecoran. Penyimpanan agregat harus dilakukan sedemikian rupa sehingga jenis agregat atau ukuran yang berbeda tidak tercampur. Pencampuran dan Penakaran Proporsi bahan dan berat penakaran harus ditentukan sesuai dengan SNI 03 2834-2000. Sebagai pedoman awal untuk perkiraan proporsi takaran campuran dapat digunakan. Penyedia Jasa harus membuat dan menguji campuran percobaan dengan rancangan campuran serta bahan yang diusulkan sesuai dengan SNI 03-2834-2000, dengan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan, yang menggunakan jenis instalasi dan peralatan sebagaimana yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Pelaksanaan 1) Persiapan Pengecoran a. Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus bersih dan bebas dari kotoran-kotoran dan bagian beton lepas, cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus dibasahi dengan air sampai jenuh dan tulangan harus sudah terpasang dengan baik. b. Sambungan diusahakan lurus dan rata dalam arah horizontal maupun vertikal terutama untuk permukaan beton yang tidak di finish (exposed concrete) 2)
Pengecoran a. Pelaksanaan Pengecoran Penyedia Jasa harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton apabila pengecoran beton telah ditunda lebih dari 6 (enam) jam (final setting). Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton. Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas pemberitahuan tersebut dan akan memeriksa perancah, acuan, tulangan dan mengeluarkan persetujuan tertulis untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan. Penyedia Jasa tidak boleh melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan. Walaupun persetujuan untuk memulai pengecoran sudah diterbitkan, pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan apabila Direksi Pekerjaan atau wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran secara keseluruhan. Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi pelumas di sisi dalamnya agar didapat kemudahan pembukaan acuan tanpa menimbulkan kerusakan pada permukaan beton. Pengecoran beton ke dalam acuan harus selesai sebelum terjadinya pengikatan awal beton seperti ditunjukkan dalam hasil pengujian beton dari laboratorium, atau dalam waktu yang lebih pendek sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan berdasarkan pengamatan karakteristik waktu pengerasan (setting time) semen yang digunakan, kecuali digunakan bahan tambahan untuk memperlambat proses pengerasan (retarder) yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi
Halaman 18
-
-
-
-
-
-
-
-
Pengecoran beton harus berkesinambungan tanpa berhenti sampai dengan lokasi sambungan pelaksanaan (construction joint) yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai. Pengecoran beton harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi antara agregat kasar dan agregat halus dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang dapat dicapai pada posisi akhir beton. Pengaliran beton tidak boleh melampaui satu meter dari tempat awal pengecoran. Pengecoran beton ke dalam acuan struktur yang berbentuk rumit dan penulangan yang rapat harus dilaksanakan secara lapis demi lapis dengan tebal yang tidak melampaui 150 mm. Untuk dinding beton, tebal lapis pengecoran dapat sampai 300 mm menerus sepanjang seluruh keliling struktur. Tinggi jatuh bebas beton ke dalam cetakan tidak boleh lebih dari 1,5 m. Beton tidak boleh dicor langsung ke dalam air. Apabila beton dicor di dalam air dan tidak dapat dilakukan pemompaan dalam waktu 48 (empat puluh delapan) jam setelah pengecoran, maka beton harus dicor dengan metode tremi atau metode DropBottom-Bucket, dimana pengggunaan bentuk dan jenis yang khusus untuk tujuan ini harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan. Dalam hal pengecoran dibawah air dengan menggunakan beton tremi maka campuran beton tremi tersebut harus dijaga sedemikian rupa agar campuran tersebut mempunyai slump tertentu, kelecakan yang baik dan pengecoran secara keseluruhan dari bagian dasar sampai atas tiang pancang selesai dalam masa setting time beton. Untuk itu harus dilakukan campuran percobaan dengan menggunakan bahan tambahan (retarder) untuk memperlambat pengikatan awal beton, yang lamanya tergantung dari lokasi pengecoran beton, pemasangan dan penghentian pipa tremi serta volume beton yang dicor. Pipa tremi dan sambungannya harus kedap air dan mempunyai ukuran yang cukup sehingga memungkinkan beton mengalir dengan baik. Tremi harus selalu terisi penuh selama pengecoran. Apabila aliran beton terhambat maka tremi harus ditarik sedikit keatas dan diisi penuh terlebih dahulu sebelum pengecoran dilanjutkan. Baik tremi atau DropBottom-Bucket harus mengalirkan campuran beton di bawah permukaan beton yang telah dicor sebelumnya. Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga campuran beton yang telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang baru. Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton baru yang akan dicor, harus terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan rapuh dan dilapisi dengan bonding agent yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam setelah pengecoran permukaan pekerjaan beton, tidak boleh ada air yang mengalir di atasnya. Untuk perawatan dengan pemberian air di atas permukaan, dapat dilakukan sebelum 24 (dua puluh empat) jam setelah pengecoran dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari pengawas, atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut: Bagian sisi balok 48 Jam Balok tanpa beban konstruksi 7 Hari
Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi
Halaman 19
3)
Balok dengan beban konstruksi Pelat Lantai / Atap/ Tangga
21 Hari 21 Hari
b.
Pemadatan Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar acuan yang telah disetujui. Apabila diperlukan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin kepadatan yang tepat dan memadai. Alat penggetar tidak boleh digunakan untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam acuan. Pemadatan harus dilakukan secara hati-hati untuk memastikan semua sudut, di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar terisi tanpa menggeser tulangan sehingga setiap rongga dan gelembung udara terisi. Lama penggetaran harus dibatasi, agar tidak terjadi segregasi pada hasil pemadatan yang diperlukan. Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurangkurangnya 5000 putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas acuan supaya dapat menghasilkan getaran yang merata. Posisi alat penggetar mekanis yang digunakan untuk memadatkan beton di dalam acuan harus vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai kedalaman 100 mm dari dasar beton yang baru dicor sehingga menghasilkan kepadatan yang menyeluruh pada bagian tersebut. Apabila alat penggetar tersebut akan digunakan pada posisi yang lain maka, alat tersebut harus ditarik secara perlahan dan dimasukkan kembali pada posisi lain dengan jarak tidak lebih dari 450 mm. Alat penggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih dari 15 detik atau permukaan beton sudah mengkilap.
c.
Sambungan Pelaksanaan Rencana atau Schedule pengecoran harus disiapkan untuk penyelesaian satu konstruksi secara menyeluruh, termasuk persetujuan letak Construction Joint Dalam keadaan tertentu dan mendesak, pengawas dapat merubah letak Construction Joint tersebut. Permukaan Construction Joint harus bersih dan dibuat kasar dengan mengupas seluruh permukaan sampai didapat permukaan beton yang padat. Construction Joints harus diusahakan berbentuk garis tegak atau horizontal sedapat mungkin dihindarkan adanya Construction Joinst tegak kalaupun diperlukan maka harus dimintakan persetujuan dari pengawas. Sebelum Pengecoran dilanjutkan permukaan beton harus dibasahi dan diberi lapisan grout segera sebelum beton dituang.
Pengerjaan Akhir a. Semua permukaan jadi hasil pekerjaan beton harus rata, lurus tanpa ada bagian-bagian yang keropos, melendut atau bagian-bagian yang membekas pada permukaan, ujung-ujung atau sudur-sudut harus berbentuk penuh dan tajam. b. Bagian-bagian yang rapuh, kasar, berlubang dan tidak memenuhi persyaratan harus segera diperbaiki dengan cara memahatnya dan mengisinya kembali dengan adukan beton yang sesuai baik kekuatan maupun warnanya untuk kemudian diratakan, bila diperlukan seluruh permukaan beton diharuskan dengan ampelas, caborandum atau gurinda. c. Permukaan lantai beton harus mempunyai bentuk jadi yang rata. Toleransi kerataan pada permukaan lantai tidak boleh melampaui 1 cm dalam jarak 10
Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi
Halaman 20
d.
e.
f.
4)
d.
m, tidak dibenarkan untuk menaburkan semen kering pada permukaan beton dengan maksud menyerap kelebihan air. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari pengawas, atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut: Bagian sisi balok 48 Jam Balok tanpa beban konstruksi 7 Hari Balok dengan beban konstruksi 21 Hari Pelat Lantai / Atap/ Tangga 21 Hari Dengan persetujuan pengawas, cetakan dapat dibongkar lebih awal apabila hasil pengujian dari benda uji yang mempunyai kondisi sama dengan beton sebenarnya, telah mencapai 75 % dari kekuatan beton pada umur 28 hari. Segala ijin yang diberikan oleh pengawas, tidak mengurangi atau membebaskan tanggung jawab pelaksana terhadap kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan.
Perawatan Beton Semua pekerjaan beton harus dirawat secara baik dengan cara yang disetujui oleh pengawas setelah pengecoran dan penyelesaian, permukaan beton yang tidak tertutup oleh cetakan harus tetap dijaga kelembabannya dengan jalan membasahi secara terus menerus selama 7 ( tujuh ) hari. Cetakan beton yang tidak dilindungi terhadap penguapan dan belum dibongkar, selama masa perawatan beton harus selalu dibasahi untuk mengurangi keretan beton harus selalu dibasahi untuk mengurangi keretakan dan terjadinya celah-celah pada sambungan. Lantai beton atau permukaan beton lainnya yang tidak disebut diatas, harus dirawat dengan jalan membasahi atau menutupi dengan membrane yang basah.
Pengendalian Mutu 1) Ketentuan Sifat – Sifat Campuran a. Campuran beton yang tidak memenuhi ketentuan kelecakan (misalnya dinyatakan dengan nilai “slump”) seperti yang diusulkan tidak boleh digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Direksi Pekerjaan dalam beberapa hal menyetujui penggunaannya secara terbatas. Kelecakan (workability) dan tekstur campuran harus sedemikian rupa sehingga beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga, celah, gelembung udara atau gelembung air, dan sedemikian rupa sehingga pada saat pembongkaran acuan diperoleh permukaan yang rata, halus dan padat. b. Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan yang disyaratkan atau yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan, bila pengambilan contoh, perawatan dan pengujian sesuai dengan SNI 03- 1974-1990 tentang Metode pengujian kuat tekan beton, SNI 03-4810-1998 tentang Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di lapangan, SNI 03-2493-1991 tentang Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium, SNI 03- 2458-1991 tentang Metode pengambilan contoh untuk campuran beton segar. c. Sebelum dilakukan pengecoran, penyedia jasa harus melakukan percobaan campuran (trial mix) di lapangan sesuai dengan rancangan campuran yang dihasilkan oleh laboratorium. Apabila hasil kuat tekan beton yang didapat pada umur 7 (tujuh) hari menghasilkan kuat tekan beton lebih kecil dari 85% nilai kuat tekan beton yang disyaratkan, maka Penyedia Jasa harus melakukan penyesuaian campuran dan mencari penyebab ketidak sesuaian tersebut, dengan meminta saran tenaga ahli yang kompeten di bidang beton untuk kemudian melakukan percobaan campuran kembali sampai dihasilkan kuat tekan beton di lapangan yang sesuai dengan persyaratan.
Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi
Halaman 21
d.
2)
Apabila percobaan campuran beton telah sesuai dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka Penyedia Jasa dapat melanjutkan pekerjaan pencampuran beton sesuai dengan hasil percobaan campuran.
Penyesuaian Campuran a. Apabila sifat kelecakan pada beton dengan proporsi yang semula dirancang sulit diperoleh, maka Penyedia Jasa boleh melakukan perubahan rancangan agregat, dengan syarat dalam hal apapun kadar semen yang semula dirancang tidak berubah, juga rasio air/semen yang telah ditentukan berdasarkan pengujian yang menghasilkan kuat tekan yang memenuhi tidak dinaikkan. Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan cara menambah air atau oleh cara lain tidak diizinkan. b. Apabila beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan, maka kadar semen dapat ditingkatkan atau dapat digunakan bahan tambahan dengan syarat disetujui oleh Direksi Pekerjaan. c. Bila perlu menggunakan bahan tambahan, maka Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Jenis dan takaran bahan tambahan yang akan digunakan untuk tujuan tertentu harus dibuktikan kebenarannya melalui pengujian campuran di laboratorium. Ketentuan mengenai bahan tambahan ini harus mengacu pada SNI 03-2495-1991. Penggunaan bahan tambahan ini dilakukan dalam hal-hal sebagai berikut: - Meningkatkan kinerja kelecakan adukan beton tanpa menambah air. - Mengurangi penggunaan air dalam campuran beton tanpa mengurangi kelecakan. - Mempercepat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton. - Memperlambat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton. - Meningkatkan kinerja kemudahan pemompaan beton. - Mengurangi kecepatan terjadinya kehilangan slump (slump loss). - Mengurangi susut beton atau memberikan sedikit pengembangan volume beton (ekspansi). - Mengurangi terjadinya bliding (bleeding). - Mengurangi terjadinya segregasi. d. Penakaran agregat harus dilakukan dalam kondisi jenuh kering permukaan (JKP). Apabila hal tersebut tidak dilakukan maka harus dilakukan koreksi penakaran sesuai dengan kondisi agregat di lapangan. Untuk mendapatkan kondisi agregat yang jenuh kering permukaan dapat dilakukan dengan cara menyemprot tumpukan agregat dengan air secara berkala paling sedikit 12 (dua belas) jam sebelum penakaran untuk menjamin kondisi jenuh kering permukaan; e. Cara pencampuran bahan beton dilakukan sebagai berikut, pertama masukkan sebagian air, kemudian seluruh agregat sehingga mencapai kondisi yang cukup basah, dan selanjutnya masukkan seluruh semen yang sudah ditakar hingga tercampur dengan agregat secara merata. Terakhir masukkan sisa air untuk menyempurnakan campuran. f. Waktu pencampuran harus diukur mulai pada saat air dimasukkan ke dalam campuran bahan kering. Seluruh sisa air yang diperlukan harus sudah dimasukkan sekitar seperempat waktu pencampuran tercapai. Waktu pencampuran untuk mesin berkapasitas ¾ m3 atau kurang harus sekitar 1,5 menit; untuk mesin yang lebih besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5 m3.
Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi
Halaman 22
g.
h.
e.
Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, harus dilaksanakan pada setiap pencampuran beton yang dihasilkan, dan pengujian harus dianggap belum dikerjakan kecuali disaksikan oleh Direksi Pekerjaan atau wakilnya. Untuk nilai slump 80 mm, maka toleransi terhadap nilai slump yang disyaratkan adalah - 20 mm , + 20 mm. Toleransi untuk perkerasan kaku adalah – 10 mm, + 10 mm. Pengujian Kuat Tekan : Penyedia Jasa harus membuat sejumlah set benda uji (3 buah benda uji per set) untuk pengujian kuat tekan berdasarkan jumlah beton yang dicorkan untuk setiap kuat tekan beton dan untuk setiap jenis komponen struktur yang dicor terpisah pada tiap hari pengecoran. Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus menyediakan benda uji beton berupa silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm, dan harus dirawat sesuai dengan SNI 03-4810-1998. Benda uji tersebut harus dicetak bersamaan dan diambil dari beton yang akan dicorkan, dan kemudian dirawat sesuai dengan perawatan yang dilakukan di laboratorium. Jumlah set benda uji yang dibuat berdasarkan jumlah kuantitas pengecoran atau komponen struktur yang dicor secara terpisah dan diambil jumlah terbanyak diantara keduanya. Pengambilan benda uji untuk pengecoran yang didapat dari pencampuran secara manual, setiap 10 m3 beton harus dibuat 1 (satu) set benda uji dan untuk setiap jenis komponen struktur yang dicor terpisah minimal diambil 3 (tiga) set benda uji (1 set = 3 buah benda uji). Prediksi awal pada umur kurang dari 7 (tujuh) hari harus disesuaikan dengan grafik perkembangan kuat tekan campuran sebagai fungsi waktu. Setiap set pengujian dilakukan untuk kuat tekan beton umur 28 (dua puluh delapan) hari. Apabila dalam pengujian kuat tekan benda uji tersebut terdapat perbedaan nilai kuat tekan yang > 5% antara dua buah benda uji dalam set tersebut, maka benda uji ketiga dalam set tersebut harus diuji kuat tekannya. Hasil kuat tekan yang digunakan dalam perhitungan statistik adalah hasil dari 2 (dua) buah benda uji yang berdekatan nilainya.
Pengukuran dan Pembayaran 1) Pengukuran a. Cara Pengukuran - Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada gambar kerja atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada pengurangan yang akan dilakukan untuk volume yang ditempati oleh pipa dengan garis tengah kurang dari 200 mm atau oleh benda lainnya yang tertanam seperti "water stop", baja tulangan, selongsong pipa (conduit) atau lubang sulingan (weephole). - Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan untuk acuan, perancah untuk balok dan lantai pemompaan, penyelesaian akhir permukaan, penyediaan pipa sulingan, pekerjaan pelengkap lainnya untuk penyelesaian pekerjaan beton, dan biaya dari pekerjaan tersebut telah dianggap termasuk dalam harga penawaran untuk pekerjaan beton. - Kuantitas bahan untuk lantai kerja, bahan drainase porous, baja tulangan dan mata pembayaran lainnya yang berhubungan dengan struktur yang
Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi
Halaman 23
telah selesai dan diterima akan diukur untuk dibayarkan seperti disyaratkan pada Seksi lain dalam spesifikasi ini. - Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai beton struktur atau beton tidak bertulang. Beton struktur harus beton yang disyaratkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai fc’=20 MPa (K250) atau lebih tinggi dan beton tak bertulang harus beton yang disyaratkan atau disetujui untuk fc’=15 MPa (K-175) atau fc’=10 MPa (K-125). Apabila beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih tinggi diperkenankan untuk digunakan di lokasi untuk mutu (kekuatan) beton yang lebih rendah, maka volumenya harus diukur sebagai beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih rendah. 2)
Dasar Pembayaran Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan sebagaimana yang disyaratkan di atas, akan dibayar pada harga kontrak untuk mata pembayaran dan menggunakan satuan pengukuran Meter Kubik. Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh penyediaan dan pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam mata pembayaran lain, termasuk "water stop", lubang sulingan, acuan, perancah untuk pencampuran, pengecoran, pekerjaan akhir dan perawatan beton, dan untuk semua biaya lainnya yang perlu dan lazim untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mesti.
Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi
Halaman 24
Spesifikasi Teknis Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ma. Jambi
Halaman 25