Delli Maria
Jurnal Bisnis Darmajaya Vol. 01 No. 01, Maret 2013
PENGARUH MODERNISASI SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BANDAR LAMPUNG 1
Oleh Delli Maria
1
Jurusan Akuntansi – Fakultas Ekonomi Informatics & Business Institute Darmajaya Jl. Z.A Pagar Alam No.93 Bandar Lampung Indonesia 35142 Telp: (0721)-787214 Fax (0721) -700261 Email :
[email protected] Abstract This study aims to prove the effect of the modernizing tax administration system with the level of compliance of employers Tax Service Office ( KPP ) Primary area of Bandar Lampung . The study was conducted at the Tax Service Office ( KPP ) Primary area in Bandar Lampung , Teluk Betung , Tanjung Karang and Kedaton. The method used in this research is descriptive qualitative method and verification approach . Questionnaires distributed to the Taxable Person ( PKP ) are listed in the Tax Service Office ( KPP ) Primary area in Bandar Lampung . Hypothesis testing techniques performed using the t test . The results show the implementation of the modernization of the tax administration system in Tax Service Office (KPP) in Bandar Lampung significant effect on the level of compliance Taxable Person with the positive direction of the relationship . This suggests that the higher the modernization of the tax administration system provided by the Tax Service Office ( KPP ) and will increase compliance Taxable Person ( PKP ) in paying the taxes. . Keywords : Systems Administration Modernization , Tax Taxable , Tax Compliance Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh modernisasi pada sistem administrasi perpajakan dengan tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama wilayah Bandar Lampung. Studi ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di wilayah Lampung Bandar, yaitu KPP Pratama Teluk Betung, KPP Tanjung Karang dan KPP Pratama Kedaton. Obyek penelitian ini adalah Pengusaha Kena (PKP) terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama di wilayah Bandar Lampung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan verifikatif. Kuesioner disebarkan pada Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama di wilayah Lampung Bandar. Teknik uji hipotesis dilakukan menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan modernisasi sistem administrasi perpajakan pada KPP Pratama di kota Bandar Lampung berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepatuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) dengan arah hubungan positif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi modernisasi sistem administrasi perpajakan yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan akan meningkatkan kepatuhan Kena Pajak (PKP) dalam membayar pajak. Kata kunci: Sistem Modernisasi Administrasi, Pengusaha Kena Pajak, Kepatuhan Pajak
38
Informatics & Business Institute Darmajaya
Delli Maria
Jurnal Bisnis Darmajaya Vol. 01 No. 01, Maret 2013
dapat meningkatkan potensi penerimaan
PENDAHULUAN Faktor yang dapat mempengaruhi
pajak yang tersedia dapat dipungut secara
tingkat kepatuhan wajib pajak yaitu
optimal. Kalau ditinjau dari konsep
kondisi sistem administrasi perpajakan
produktivitas penerimaan pajak, jika
suatu negara, pelayanan pada wajib
organisasi
pajak, penegakan hukum perpajakan,
penerimaan pajaknya, maka organisasi
pemeriksaan pajak, dan tarif pajak (Siti
harus respon terhadap perubahan yang
Kurnia Rahayu, 2009: 82). Administrasi
terjadi (Generalis,
baik tentunya karena instansi pajak,
merespon perubahan berarti melewatkan
sumber daya aparat pajak dan prosedur
peluang
perpajakannya baik.
masalah. Oleh karena itu, reformasi
Perbaikan
pelayanan
lewat
program perubahan (Change Program),
ingin
atau
meningkatkan
2000). Kegagalan
malah
menciptakan
(modernisasi) adalah hal yang tidak terhindarkan.
penegakan hukum dan pelaksanaan kode
Menurut (Rahayu dan Lingga,
etik yang lebih baik harus diprioritaskan
2009), program reformasi administrasi
agar
dapat
perpajakan diwujudkan dalam penerapan
efisien.
sistem administrasi perpajakan modern
Tuntutan akan peningkatan penerimaan,
yang memiliki ciri khusus antara lain
peningkatan kesadaran dan kepatuhan
struktur
wajib pajak serta perbaikan-perbaikan
berdasarkan fungsi, tidak lagi menurut
dan perubahan mendasar dalam segala
seksi-seksi
aspek
perbaikan pelayanan bagi setiap wajib
administrasi
berjalan
secara
perpajakan
efektif
perpajakan
dilakukannya
dan
menjadi
reformasi
alasan
perpajakan.
pajak
organisasi
berdasarkan
melalui
Reformasi perpajakan tersebut dapat
representative
berupa
untuk
kebijakan
penyempurnaan perpajakan
terhadap dan
sistem
yang
dirancang
jenis
pembentukan
pajak,
account
dan
compliant
center
menampung
keberatan
Wajib
Pajak. Sistem administrasi perpajakan
administrasi perpajakan sehingga bias
modern
meningkatkan kepatuhan wajib pajak
teknologi
dalam
berbasis e-system seperti e-SPT, e-Filing,
mematuhi
kewajiban
juga
mengikuti
dengan
kemajuan
pelayanan
e-Registration
yang
perpajakannya, meningkatkan tanggung
e-Payment,
dan
yang
jawab aparatur pemerintah agar tidak
diharapkan
meningkatkan
melakukan kecurangan dan melayani
kontrol yang lebih efektif yang ditunjang
masyarakat dengan sebaik-baiknya dan
dengan penerapan Kode Etik Pegawai
Informatics & Business Institute Darmajaya
39
mekanisme
Delli Maria
Jurnal Bisnis Darmajaya Vol. 01 No. 01, Maret 2013
Direktorat Jenderal Pajak yang mengatur
PPN
perilaku pegawai dalam melaksanakan
dibandingkan dengan penerimaan PPN
tugas dan pelaksanaan good governance.
tahun 2010, maka penerimaan PPN
Dalam
penelitian
277,73
triliun,
jika
penulis
mengalami peningkatan, tetapi apabila
kepatuhan
dilihat dari perjenis pajaknya untuk tahun
Pengusaha Kena Pajak (PKP) sebagai
2011, maka PPN memiliki pencapaian
subjek pajak/wajib pajak PPN karena
target paling rendah. Meskipun demikian,
pertama berbagai perubahan dalam UU
PPN mengalami kinerja pertumbuhan
tentang PPN (terakhir UU No. 42 tahun
sebesar 20,45%, yang tergolong relatif
2009) mencakup juga berbagai aspek
baik.
menganalisis
yang
ini
mencapai
tingkat
terkait
erat
dimensi
Kurang tercapainya penerimaan
modernisasi pajak. Selain itu, kewajiban
PPN di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
perpajakan
mempunyai
yang ada di Bandar Lampung yaitu KPP
frekuensi tinggi karena SPT yang bersifat
Teluk Betung, KPP Tanjung Karang dan
masa (bulanan) tidak tahunan seperti
KPP Kedaton karena tingkat kepatuhan
halnya wajib pajak orang pribadi dan
pengusaha kena pajak dalam menyetor
badan.
banyak
PPN masih rendah dan juga bahwa masih
penelitian sebelumnya yang mengambil
banyak transaksi yang tidak tercatat atau
Pengusaha Kena Pajak (PKP) sebagai
yang dikenal dengan ekonomi bawah
objek penelitian.
tanah (Underground Economy), sehingga
PKP
dengan
relatif
Kemudian
belum
Kedua adalah, meskipun besaran penerimaannya
PPh,
(Manurung, 2002) menemukan bahwa
kontribusi PPN terhadap pendapatan
sekitar 22% untuk setiap Kanwil Pajak
Negara sangatlah signifikan. Menurut
terdapat PKP yang bukan pembaya pajak.
Badan Kebijakan Fiskal Kementerian
Peran serta Wajib Pajak dalam sistem
Keuangan
pemungutan pajak sangat menentukan
RI,
belum
sebesar
penerimaan PPN tidak mencapai target.
Penerimaan
Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) naik hampir
tercapainya target penerimaan pajak.
dua kali lipat dalam kurun waktu lima
Signifikannya peran pajak dalam
tahun terakhir, yaitu dari Rp 123 triliun
pembangunan bangsa dan pentingnya
pada tahun 2006 menjadi 232,2 triliun
moderinisasi system perpajakan guna
pada tahun 2010. Angka ini lebih kurang
meningkatkan kepatuhan wajib pajak
30% dari total penerimaan Negara dari
dalam membeyar pajak, menjadi motivasi
pajak. Untuk tahun 2011 penerimaan
penulis
40
Informatics & Business Institute Darmajaya
untuk
melakukan
penelitian
Delli Maria
Jurnal Bisnis Darmajaya Vol. 01 No. 01, Maret 2013
kembali
mengenai
modernisasi
sistem
pengaruh administrasi
merupakan alat kebijakan pemerintah untuk
mencapai
tujuan
tertentu.
perpajakan terhadap tingkat kepatuhan
Merupakan fungsi lain dari pajak sebagai
pengusaha
fungsi budgetair.
kena
pajak
di
kantor
pelayanan pajak (KPP) pratama. Tujuan
Subjek pajak Waluyo (2007:57)
penelitian ini adalah untuk menguji
terdiri dari: Orang Pribadi dan Badan.
bagaimana
pengaruh
pelaksanaan
Sedangkan
modernsiasi
sistem
administrasi
Penghasilan, Laba usaha, Hadiah dari
Objek
pekerjaan,
yaitu:
perpajakan terhadap tingkat kepatuhan
undian
pengusaha kena pajak pada Kantor
karena penjualan atau karena pengalihan
Pelayanan Pajak Pratama di wilayah Kota
harta; danDeviden.
Bandar Lampung.
atau
Pajak
Keuntungan
Tarif pajak yang menurut Waluyo dan Wirawan B. Ilyas (2003:16) adalah
LANDASAN TEORI
sebagai
Pajak
proporsional, Tarif tetap, Tarif progresif
Pajak adalah iuran kepada negara
berikut
:
Tarif
sebanding/
danTarif Degresif. Dalam memungut
(yang dapat dipaksakan) yang terutang
pajak
oleh yang wajib membayarnya menurut
pemungutan, Siti Resmi (2007:10) yaitu
peraturan-peraturan,
dengan
tidak
official assesment system, self assesment
mendapat
kembali,
yang
system, with holding system,
prestasi
langsung
dapat
gunanya
adalah
pengeluaran
-
ditunjuk, untuk
dan
beberapa
sistem
yang
membiayai
pengeluaran
dikenal
umum
Sistem
Administrasi
Perpajakan
Modern
berhubung dengan tugas negara yang
Menurut
A.
Dunsire,
yang
menyelenggarkan pemerintahan. Waluyo
dikemukakan kembali oleh Siti Kurnia
(2007:2)
Rahayu (2009:92) administrasi diartikan
Menurut (2009:25),
Siti
Kurnia
menjalankan
Rahayu
sebagai
berikut:
Sebagai
arahan,
fungsinya
pemerintahan, kegiatan, implementasi,
sebagai (1) Fungsi Budgetair, yaitu
mengarahkan, penciptaan prinsip-prinsip
berfungsi untuk menutup biaya yang
implementasi
harus dikeluarkan pemerintah dalam
melakukan
menjalankan fungsi pemerintahannya. (2)
dan
Fungsi
pertimbangan-pertimbangan
Regulered,
yaitu
pajak
Informatics & Business Institute Darmajaya
kebijakan, analisis,
kegiatan
menyeimbangkan
mempresentasikan
keputusan, kebijakan,
41
Delli Maria
sebagai
Jurnal Bisnis Darmajaya Vol. 01 No. 01, Maret 2013
pekerjaan
individual
dan
keuangan, kecuali pengusaha kecil yang
kelompok dalam menghasilkan barang
memilih
untuk
dikukuhkan
dan jasa publik, dan sebagai arena bidang
pengusaha kena pajak”.
menjadi
kerja akademik dan teoritis akademik dan
Kriteria pengusaha pajak patuh
teoritis. Menurut Sophar Lumbantoruan
menurut Keputusan Menteri Keuangan
(2009:93),yang
kembali
No. 544/KMK.04/2000 dalam bukunya
oeh Siti Kurnia Rahayu, administrasi
Perpajakan Konsep, Teori dan Isu yang
perpajakan diartikan sebagai berikut :
ditulis oleh Sony Devano dan Siti Kurnia
Administrasi Pajak (Tax Adminsitration)
Rahayu (2006 : 111), menyatakan bahwa:
ialah cara-cara atau prosedur pengenaan
Kriteria wajib pajak patuh adalah: (1)
dan pemungutan pajak.” Menurut Marcus
Tepat waktu dalam menyampaikan SPT
Taufan Sofyan (2005:53)
untuk semua jenis pajak dalam 2 tahun
dikemukakan
Pada
sasaran
terakhir. (2) Tidak mempunyai tunggakan
administrasi perpajakan adalah upaya
pajak atau untuk semua jenis pajak,
peningkatan kepatuhan dalam pemenuhan
kecuali telah memperoleh izin untuk
kewajiban perpajakan dan pelaksaaan
mengangsur atau menunda pembayaran
ketentuan perpajakan secara sama antara
pajak. (3) Tidak pernah dijatuhi hukuman
Fiskus dan Wajib Pajak dalam menilai
karena melakukan tindak pidana di
suatu
mendapatkan
bagian perpajakan dalam jangka waktu
penerimaan pajak maksimal dengan biaya
10 tahun terakhir. (4) Dalam 2 tahun
optimal.
terakhir menyelenggarakan pembukuan
Tingkat kepatuhan Pengusaha kena
dan dalam hal terhadap wajib pajak
pajak
pernah dilakukan pemeriksaan, koreksi
Tingkat kepatuhan Pengusaha kena pajak
pada pemeriksaan yang terakhir untuk
yang ditulis oleh
Waluyo (2000:312)
masing-masing jenis pajak yang terutang
dalam bukunya Perpajakan Indonesia,
paling banyak 5%. (5) Wajib pajak yang
menyatakan bahwa: “Pengusaha yang
laporan keuangan untuk 2 tahun terakhir
melakukan penyerahan barang kena pajak
diaudit oleh akuntan publik dengan
dan atau penyerahan jasa kena pajak yang
pendapat wajar tanpa pengecualian, atau
dikenakan pajak berdasarkan undang-
pendapat dengan pengecualian sepanjang
undang perpajakan pertambahan nilai,
tidak memengaruhi laba fiscal.
tidak termasuk pengusaha kecil yang
Bangunan Hipotesis
ketentuan
batasnya 42
dasarnya
untuk
ditetapkan
oleh
menteri
Sistem
perpajakan
di
suatu
Informatics & Business Institute Darmajaya
Delli Maria
Jurnal Bisnis Darmajaya Vol. 01 No. 01, Maret 2013
negara, terdiri dari tiga unsur, yaitu : Tax
dilingkungan
Policy, Tax Law, dan Tax Administration,
Jenderal
Siti Kurnia Rahayu (2006:25). Ketiga
menerapkan
unsur tersebut saling menunjang satu
pelayanan prima kepada masyarakat.
sama lain, tidak dapat dipisahkan. Dan
Pengelolaan pajak mengalami perubahan
ketiga unsur tersebut harus sama kuat dan
besar yang terus dikembangkan ke arah
sama stabil, sehingga dapat menopang
modernisasi.
sistem perpajakan. Jika salah satu unsur
optimalisasi
lemah maka sistem perpajakan tidak akan
terlaksana dengan baik, efektif, dan
stabil
efisienJika
dan
akan
mengarah
pada
perpajakan
Pajak
Direktorat
bertujuan
Good
untuk
Governance
Dengan
dan
demikian
penerimaan pajak dapat
program
ditelaah
saling bergantung satu sama lain untuk
perubahan-perubahan yang telah, sedang,
mencapai suatu sistem perpajakan yang
dan akan dilakukan, maka dapat dilihat
baik.
bahwa konsep modernisasi ini merupakan peran
mendalam,
ini
kerutuhan. Ketiga unsur tersebut juga
Mengenai
secara
modenisasi
termasuk
administrasi
suatu terobosan yang akan membawa
perpajakan, Liberty Pandiangan (2006:1)
perubahan yang cukup mendasar dan
mengemukakan
revolusioner. Untuk mewujudkan itu
perpajakan
bahwa
administrasi
diupayakan
untuk
semua,
maka
reformasi
merealisasikan peraturan perpajakan, dan
perpajakan
penerimaan negara sebagaimana amanat
dilaksanakan secara menyeluruh dan
APBN. Menurut Sophar Lumbantoruan
komprehensif.
(1997), yang dikemukakan kembali oleh
Hasil penelitian Lasnofa Fasmi dan
Siti
Fauzan
Kurnia
Rahayu
(2009:93),
perlu
administrasi
Misra
dirancang
(2012)
dan
menunjukkan
administrasi perpajakan diartikan sebagai
bahwa modernisasi system perpajakan
berikut
:“Administrasi
Pajak
(Tax
mempunyai pengaruh yang signifikan
cara-cara
atau
terhadap tingkat kepatuhan pengusaha
prosedur pengenaan dan pemungutan
kena pajak. Sedangkan penelitian Dianne
pajak.”Melalui modernisasi administrasi
Dewintari
(2011)
perpajakan, diharapkan terbangun pilar-
Pengaruh
pelaksanaan
pilar pengelolaan pajak yang kokoh
administrasi perpajakan terhadap kualitas
sebagai fundamental penerimaan Negara
pelayanan
yang
kepatuhan wajib pajak badan (Studi
Adminsitration)
baik
Modernisasi
ialah
dan
berkesinambungan.
sistem
dan
terkait
dengan
modernisasi
implikasinya
pada
perpajakan
Kasus Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Informatics & Business Institute Darmajaya
43
Delli Maria
Jurnal Bisnis Darmajaya Vol. 01 No. 01, Maret 2013
Cicadas Bandung) menunjukkan bahwa pelaksanaan
modernisasi
Kerangka Pemikiran
adminsitrasi Pajak
perpajakan dan kualitas pelayanan secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap
kepatuhan
Sistem Perpajakan
wajib
pajak badan. Hasil berbeda dengan penelitian yang dilakukan Sri Rahayu dan
Tax Policy
Tax Law
Ita Salsalina Lingga (2009) “pengaruh modernisasi
sistem
pajak”, hasilnya menunjukkan bahwa sistem administrasi perpajakan modern memiliki
terhadap
pengaruh
Kepatuhan
signifikan
Wajib
Pajak.
Berdasarkan paparan di atas, hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: Ha:
Modernisasi
signifikan terhadap tingkat kepatuhan kena
Pengusaha Kena Pajak
Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan meliputi : Struktur Organisasi Penyempurnaan Proses Bisnis Melalui Pemanfaatan Teknologi Komunikasi Dan Informasi Penyempurnaan Manajemen Sumber Daya Manusia Pelaksanaan Good Governance
sistem administrasi
perpajakan mempunyai pengaruh secara
pengusaha
Tingkat Kepatuhan
administrasi
perpajakan terhadap kepatuhan wajib
tidak
Tax Administrat ion
pajak
di
Kantor
Pelayanan Pajak Pratama di wilayah Bandar Lampung.
Tujuan Modernisasi Sistem AdministrasiPerpajakan: Tercapainya tingkat kepatuhan wajib pajak yang tinggi. Tercapainya tingkat kepercayaan terhadap administrasi perpajakan yang tinggi. Tercapainya tingkat produktivitas pegawai pajak yang tinggi
Hipotesis : Modernisasi sistem administrasi perpajakan mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak di kantor pelayanan pajak pratama di wilayah Bandar Lampung
Gambar 1 BAB III METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian
Pratama yang terdapat di wilayah Bandar Lampung, yaitu : KPP Pratama Teluk
Populasi dalam penelitian ini
Betung, KPP Pratama Tangjung Karang
adalah Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
dan KPP Pratama Kedaton. Teknik
44
Informatics & Business Institute Darmajaya
Delli Maria
Jurnal Bisnis Darmajaya Vol. 01 No. 01, Maret 2013
pengambilan sampel (teknik sampling)
Lampung. (2) Pengusaha kena pajak
yang digunakan dalm penelitian ini
(PKP)
adalah
dan
terutangnya (PPN) di Kantor Pelayanan
pemilihan sampel menggunakan metode
Pajak (KPP) Pratama di wilayah Bandar
purposive
yang
Lampung. Dengan menggunakan rumus
dikehendaki). Dengan kreterian sebagai
sampel minimal (Riduwan ,(2005:65) n =
berikut: (1) Pengusaha kena pajak (PKP)
N/N(d)2 + 1, Diperoleh minimal 96
yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak
sampel dan digernapkan menjadi 100
(KPP)
sampling.
nonprobability
sampling
Pratama
di
sampling
(kriteria
wilayah
Bandar
aktif
yang
melapor
pajak
memenuhi pernyataan-pernyataan tipe Tabel Definisi Operasional Variable Definisi Variabel
skala likert. 5=sangat setuju, 4=setuju,
Definisi
Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak (dependent) (Y)
Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak adalah suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan, tercermin dalam situasi dimana Wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan, Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas, Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar dan Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya. Siti Kurnia (2006:110)
Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan (independent) (X)
Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan adalah penyempurnaan atau perbaikan kinerja administrasi baik secara individu, kelompok maupun kelembagaan agar lebih efisien, ekonomis, dan cepat.(Suparman 2007:1)
Variabel Manifest (Indikator) Sumber data 1. Kepatuhan untuk mendaftarkan diri 2. Kepatuhan untuk menyetorkan kembali SPT 3. Kepatuhan dalam Primer penghitungan dan pembayaran pajak terutang 4. Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan pajak 1. Struktur organisasi 2. Prosedur organisasi 3. Strategi organisasi Primer 4. Budaya organisasi
3=Netral, 2=Tidak Setuju dan 1=Sangat Tidak Setuju. (Sugiyono (2006:86)) Skala Pengukuran Penulis memperoleh langsung data-
Metode Analisis Data
data yang dibutuhkan berdasarkan dari
Uji Validitas
keterangan dan informasi yang diberikan
Tingkat validitas dapat diukur dengan
responden melalui angket (kuesioner)
cara membandingkan nilai r hitung
yang telah disebarkan dengan metode
dengan nilai r tabel untuk degree of
skor. Variabel-variabel tersebut diukur
freedom (df) = n - k dengan alpha 0,05.
oleh instrumen pengukur dalam bentuk
Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan
kuesioner
berskala
ordinal
yang
Informatics & Business Institute Darmajaya
45
Delli Maria
Jurnal Bisnis Darmajaya Vol. 01 No. 01, Maret 2013
nilai r positif, maka butir atau pernyataan
independen.
tersebut dinyatakan valid.
koefisien
Agar
hasil
korelasi
perhitungan
dapat
diketahui
signifikan/tidak signifikan maka hasil perhitungan dari statistik uji t (thitung)
Uji Reliabelitas Suatu
konstruk/variabel
dikatakan
tersebut selanjutnya dibandingkan dengan tabel.
Jika t
≥t
reliabel jika memberikan nilai cronbach
t
alpha (α) > 0.60 dan dikatakan tidak
daerah penerimaan, berarti Ha diterima
reliabel jika memberikan nilai cronbach
artinya antara variabel independent (X)
alpha (α) ≤ 0.60 (Nunnaly, 1969 dalam
dan
Imam Ghozali, 2005:42).
hubungannya. Jika t hitung ≤ t table maka Ha
hitung
variabel
table
maka Ha ada di
dependent
(Y)
ada
ada di daerah penolakan, berarti Ha Uji Normalitas
ditolak
artinya
antara
variabel
Uji normalitas dapat digunakan dengan
independent (X) dan variabel dependent
alat analisis grafik normal propability
(Y) tidak ada hubungannya.
plot dan uji Kolmorov Smirnov. Analisis Regresi Linier Sederhana
HASIL DAN PEMBAHASAN
nalisis regresi linier sederhana adalah alat
Hasil Pilot Test
analisis
Uji Validitas dan Reliabilitas Pilot Test
yang
digunakan
untuk
mengetahui besarnya pengaruh variabel
Instrumen
independent
variabel
Hasil Pilot test terkait dengan validitas
dependent (Y). Jika nilai t hitung < t tabel
instrumen menunjukkan hasil yang valid.
berarti ada pengaruh yang signifikan
12
antara variabel bebas terhadap variabel
Pengusaha Kena Pajak semua r hitung
terikat, atau bisa juga dengan signifikansi
berada diatas r table (0,355), r hitung > r
di bawah 0,05 (Duwi Priyatno, 2012:124)
table, yang berarti instrument dinyatakan
(X)
terhadap
pertanyaan
Tingkat
Kepatuhan
valid. Dengan Crobah Alpha 0,695 dan Uji Hipotesis
untuk Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
Uji Statistik t
0,833.
Uji signifikansi parameter individual (uji
instrument adalah Reliable.
statistik t) bertujuan untuk mengukur
Deskriptif Responden
Hal
ini
menunjukan
kedua
seberapa jauh pengaruh satu variabel independen menerangkan 46
secara
individual
variasi
dalam variabel Informatics & Business Institute Darmajaya
Delli Maria
Jurnal Bisnis Darmajaya Vol. 01 No. 01, Maret 2013
Tabel 2 Karakteristik Responden Responden Pengusaha Kena Pajak Kuesioner Kuesioner Kembali Kuesioner Gugur Jumlah Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Usia 22 - 30 Tahun 31 – 46 Tahun 47 – 64 Tahun Jumlah
Jumlah Responden 100 Jumlah Responden 96 4 100 Jumlah Responden 68 28 96 Jumlah Responden 58 35 3 96
Persentase 100 % Persentase 96 % 4% 100 % Persentase 70,8 % 29,2 % 100 % Persentase 60,4 % 36,5 % 3,1 % 100 %
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2013
Uji Normalitas Sampel Penelitian Tabel 3 Hasil uji Normalitas, uji kolmogorov smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
32 0E-7 2,65817514 ,133 ,108 -,133 ,753
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
,622
b. Calculated from data.
Sumber : Data diolah melalui SPSS Ver. 20
Hasil uji pada tabel 3 menunjukkan data
dengan nilai Asymp.Sig. (2-tailed) yang
berdistribusi normal, ini dapat dilihat
> 0.05.
Uji Regresi Linier Sederhana Tabel 4 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana
Informatics & Business Institute Darmajaya
47
Delli Maria
Jurnal Bisnis Darmajaya Vol. 01 No. 01, Maret 2013
Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
1
Std. Error
25,571
4,836
,223
,104
t
Sig.
Collinearity Statistics
Beta
Tolerance 5,288
,000
2,148
,040
VIF
Modernisasi Sistem Administrasi
,365
1,000
1,000
Perpajakan
a. Dependent Variable: Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Sumber : Data diolah melalui SPSS Ver. 20 Tabel 5 Hasil Uji Korelasi Correlations Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan
Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak 1
32 ,365* ,040 32
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Sumber : Data diolah melalui SPSS Ver. 20 Tingkat kepatuhan PKP di KPP Pratama di Bandar Lampung Grafik Persentase tingkat kepatuhan PKP di KPP Pratama di Wilayah Bandar Lampung
Grafik diatas menggambarkan persentase tingkat kepatuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama yang ada di wilayah Bandar Lampung. 48
Informatics & Business Institute Darmajaya
,365* ,040 32 1 32
Delli Maria
Jurnal Bisnis Darmajaya Vol. 01 No. 01, Maret 2013
Bila dilihat berdasarkan persentase maka
Pajak (KPP) Pratama Teluk Betung
terlihat tingkat kepatuhan Pengusaha
sebesar
13,30
%,
untuk
Kena Pajak (PKP) di Kantor Pelayanan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Tanjug
Karang
tingkat
Keuangan
Nomor
132/PMK.01/2006
Tentang Organisasi dan Tata Kerja
kepatuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP)
Instansi
sebesar 46,80 %, dan untuk Kantor
Pajak sebagaimana telah diubah dengan
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kedaton
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
tingkat kepatuhan Pengusaha Kena Pajak
55/PMK.01/2007,
(PKP)
Tingkat
mempunyai tugas yaitu melaksanakan
kepatuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP)
penyuluhan, pelayanan dan pengawasan
tertinggi berada di Kantor Pelayanan
wajib pajak dibidang pajak penghasilan,
Pajak (KPP) Pratama Tanjung Karang
pajak pertambahan nilai, pajak bumi dan
dengan persentase sebesar 46,80 %, dan
bangunan, serta perolehan hak atas tanah
tingkat kepatuhan Pengusaha Kena Pajak
dan
(PKP)
berdasarkan
sebesar
terendah
38,30
berada
%.
di
Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Teluk
Vertikal Direktorat Jenderal
bangunan
KPP
dalam
Pratama
wewenang
peraturan-peraturan
yang
berlaku.
Betung dengan persentase sebesar 13,30
Berdasarkan pembuktian hipotesis
%.
yang dilakukan diatas terdapat hubungan
Pembahasan
modernisasi
sistem
administrasi
Penelitian ini bertujuan untuk
perpajakan terhadap tingkat kepatuhan
menganalisis apakah terdapat hubungan
Pengusaha Kena Pajak (PKP) di Kantor
antara modernisasi sistem administrasi
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama di
perpajakan terhadap tingkat kepatuhan
wilayah Bandar Lampung yaitu : di
pengusaha
Kantor
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandar
Teluk Betung, Kantor Pelayanan Pajak
Lampung yang diukur dengan progam
(KPP) Pratama Tanjung Karang, dan
SPSS versi 20 yang dilakukan Dengan uji
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
validitas, uji reliabelitas, uji normalitas,
Kedaton.
kena
pajak
di
analisis regresi linier sederhana, uji
Melalui uji normalitas dengan
korelasi, koefisien determinasi, dan uji
menggunakan normal propability plot
statistik t. Sebagaimana yang telah diatur
dan
dalam pasal (58) Peraturan Menteri
yang dilakukan dengan progam SPSS
Informatics & Business Institute Darmajaya
49
one-sample
kolmogorov-smirnov
Delli Maria
Jurnal Bisnis Darmajaya Vol. 01 No. 01, Maret 2013
versi 20 bahwa Kantor Pelayanan Pajak
positif
(KPP) Pratama Teluk Betung, Kantor
administrasi perpajakan dengan tingkat
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Tanjung
kepatuhan Pengusaha Kena Pajak. Dari
Karang, dan Kantor Pelayanan Pajak
output diperolah nilai signifikansi (sig 2-
(KPP) Pratama Kedaton bahwa dapat
tailed)
dikatakan
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Teluk
data
berdistribusi
yang
normal
digunakan
karena
antara
modernisasi
sebesar
0,04
pada
sistem
Kantor
nilai
Betung, untuk Kantor Pelayanan Pajak
residualnya yang berada diatas tingkat
(KPP) Pratama Tanjung Karang sebesar
signifikansinya 0,05.
0,00, dan untuk Kantor Pelayanan Pajak
Untuk hasil uji statistik yaitu
(KPP) Pratama Kedaton mempunyai nilai
berdasarkan uji regresi linier sederhana
signifikansi
bahwa Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
signifikansi < 0,05 maka Ha diterima.
Pratama Teluk Betung mempunyai nilai
0,00.
Karena
nilai
Berdasarkan uji statistik koefisien
konstanta (a) sebesar 25,571 artinya jika
determinasi untuk
modernisasi
administrasi
Pajak (KPP) Pratama Teluk Betung
perpajakan nilainya adalah 0, maka
didapat nilai R Square sebesar 0,133 atau
tingkat kepatuhan Pengusaha Kena Pajak
13,3 %. Angka 13,3 % memberi arti
nilainya 0,365. untuk Kantor Pelayanan
bahwa
Pajak (KPP) Pratama Tanjung Karang
pengusaha
mempuyai nilai konstanta (a) sebesar
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Teluk
16,068 artinya jika modernisasi sistem
Betung
administrasi perpajakan nilainya adalah
sistem administrasi perpajakan sebesar
0, maka tingkat kepatuhan Pengusaha
13,3 %. untuk Kantor Pelayanan Pajak
Kena Pajak nilainya 0,684. Dan untuk
(KPP) Pratama Tanjung Karang didapat
Kantor
nilai R Square sebesar 0,468 atau 46,8 %.
(KPP)
sistem
Pelayanan Pajak Pratama Kedaton
mempunyai
nilai
konstanta (a) sebesar 20,646 Hasil uji korelasi Pada Kantor
perubahan kena
dipegaruhi
Kantor Pelayanan
tingkat pajak
oleh
kepatuhan di
Kantor
modernisasi
Angka 46,8 % memberi arti bahwa perubahan tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak di Kantor Pelayanan Pajak
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Teluk
(KPP)
Pratama
Betung, Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
dipegaruhi
Pratama Tanjung Karang, dan Kantor
administrasi perpajakan sebesar 46,8 %.
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kedaton
Dan untuk
mempunyai hubungan yang kuat dan
(KPP) Pratama Kedaton didapat nilai R
50
Informatics & Business Institute Darmajaya
oleh
Tanjung
Karang
modernisasi
sistem
Kantor Pelayanan Pajak
Delli Maria
Jurnal Bisnis Darmajaya Vol. 01 No. 01, Maret 2013
Square sebesar 0,383 atau 38,3 %. Angka
Lampung sudah termasuk sangat
38,3 % memberi arti bahwa perubahan
baik.
tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak di
Kantor
Pelayanan
Pajak
2. Tingkat
kepatuhan
Pengusaha
(KPP)
Kena Pajak (PKP) pada Kantor
Pratama Teluk Betung dipegaruhi oleh
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
modernisasi
di wilayah Bandar Lampung
sistem
administrasi
perpajakan sebesar 38,3 %
tertinggi
yaitu
pada
Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama SIMPULAN DAN SARAN
Tanjung Karang, dan tingkat
Simpulan
kepatuhan
Penelitian
ini
mengetahui
bertujuan
bagaimana
Pengusaha
Kena
untuk
Pajak (PKP) terendah yaitu pada
pengaruh
Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
pelaksanaan
modernsiasi
sistem
administrasi
perpajakan
terhadap
kepatuhan pengusaha kena
pajak pada
Pratama Teluk Betung. 3. Pelaksanaan modernisasi sistem administrasi
perpajakan
pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama di
Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
wilayah Kota Bandar Lampung. Sampel
Pratama di wilayah
yang digunakan dalam penelitian ini
Lampung
adalah Pengusaha kena pajak (PKP) yang
signifikan
terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak
kepatuhan
(KPP)
Pratama
Lampung.
progam
berpengaruh terhadap Pengusaha
wilayah
Bandar
Pajak
data
sampel
hubungan positif.
Adapun
pengamatan Data
di
Bandar
(PKP),
dengan
tingkat Kena arah
sebanyak 96 kuesioner.
diolah
dengan
komputer
menggunakan
SPSS
versi
20.
Keterbatasan Penelitian ini hanya mengkaji pengaruh
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
modernisasi
dan pembahasan, diperoleh kesimpulan
perpajakan terhadap tingkat kepatuhan
sebagai berikut :
pengusaha kena pajak tanpa mengukur
1. Pelaksanaan modernisasi sistem administrasi
perpajakan
pada
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama di wilayah
sistem
administrasi
tingkat kepatuhan sebelum dan sesudah diterapkannya
modernisasi
sistem
administrasi perpajakan.
Bandar Saran
Informatics & Business Institute Darmajaya
51
Delli Maria
Jurnal Bisnis Darmajaya Vol. 01 No. 01, Maret 2013
1. Kantor Pelayanan Pajak Pratama di wilayah Bandar Lampung disarankan untuk
lebih
modernisasi
meningkatkan
sistem
administrasi
perpajakan. 2. Bila
ingin
tingkat
kepatuhan
Administrasi Perpajakan Terhadap Kualitas Pelayanan Dan Implikasinya Pada Kepatuhan Wajib Pajak Badan , Skripsi Ely Suhayati, Siti Kurnia Rahayu. 2006. Perpajakan ”Teori dan Teknis Perhitungan”. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Pengusaha Kena Pajak semakin tinggi pada
–
masing
masing
Kantor
Erly Suandy, 2006, Perpajakan, Edisi Pertama, Jakarta: Salemba Empat.
Pelayanan Pajak Patama di wilayah Bandar
Lampung,
diharapkan
meningkatkan kesadaran wajib pajak diiringi peningkatan fiskus agar lebih kuat
dalam
pengawasan
karena
temuan penelitian ini menunjukan bahwa
patuh
dalam
mendaftar
sebagai wajib pajak/pengusaha kena
Generalis, Georgios B. 2000. A Methodology for Measuring Productivity and Improving Service Responsiveness in a Tax Collection Agency. Dissertation, University of Miami. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
pajak tidaklah jaminan bahwa wajib pajak
juga
akan
perhitungan,
patuh
dalam
pembayaran
dan
pelaporan pajak. 3.
Bagi
penelitian
sebaiknya
kedepan,
mengembangkan
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 19, Edisi 5, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Hadi, Sutrisno. (1996). Metodologi research, (edisi kesepuluh), Yogyakarta: Andi offset.
penelitian ini dengan mengukur tingkat kepatuhan sebelum dan sesudah
diterapkannya
modernisasi sistem administrasi perpajakan.
DAFTAR PUSTAKA Devano, Sony dan Siti Kurnia Rahayu, 2006, Perpajakan: Konsep, Teori dan isu, Kencana, Jakarta. Dewintari, Dianne 2011 Pengaruh Pelaksanaan Modernisasi 52
Indriantoro, Nur, & Supomo, Bambang, 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Indeks. Joko Subagyo, 1997, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta Lasnofa Fasmi dan Fauzan Misra, 2012, Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Padang, Skripsi Informatics & Business Institute Darmajaya
Delli Maria
Jurnal Bisnis Darmajaya Vol. 01 No. 01, Maret 2013
Liberty, Pandiangan, 2006, Pemahaman Praktis Undang-undang Perpajakan Indonesia, Erlangga, Jakarta Liberty, Pandianga. 2008. Modernisasi dan Reformasi Pelayanan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo (Kelompok Gramedia). Manurung, Romulus. 2002. Analisa Dampak Kajian Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 terhadap Penerimaan PPN Sektor Pertanian. Kajian Ekonomi dan Keuangan, Volume 6 Nomor 4, Desember 2002: 71-85. Mardiasmo, 2009, Yogayakarta : ANDI
Perpajakan,
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE. Priyato. Duwi, 2012. Cara Kilat Belajar Analisis dengan SPSS 20. CV. Andi offset. Yogyakarta Rahayu dan Lingga. 2009. Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Akuntansi Vol.1 No.2 November 2009:119138 Rahayu, Siti Kurnia. 2009. Perpajakan Indonesia “Konsep dan Aspek Formal”. Yogyakarta: Graha Ilmu Rahayu, Sri. 2009. Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan pada KPP Pratama Bandung. Jurnal Akuntansi. Vol. 1, No. 2: 119-138 Riduwan. 2005. Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Bandung: Alfabeta
Informatics & Business Institute Darmajaya
Salip, dan Tendy Wato, 2007. “Pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Studi Kasus: di KPP Jakarta Kebon Jeruk”. Jurnal Keuangan Publik Vol 4 : 61-81. Santoso, S. 2010. Statistik Multivariat Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: PTElex Media Komputindo. Santoso, Singgih 2002; Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS Versi 11.5, (Jakarta : Elex Media Komputindo) Siti Resmi. 2003. “Buku Satu Perpajakan Teori dan Kasus”.Penerbit: Salemba Empat.Jakarta. Siti Resmi, 2007, Perpajakan Teori dan Kasus, Dua, Jakarta: Salemba Empat Siti Kurnia Rahayu dan Sony Devano, 2009, Perpajakan: Konsep, Teori, dan Isu,Satu, Jakarta: Kencana Sugiono, 2006, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta Sugiono, 2008, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta Sugiyono, 2007. Metodelogi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. edisi keempat Bandung: Afabeta. Suparman. 2007. Catatan Praktek Perpajakan Kita. Taufan, Marcus 2005, Pengaruh Sisten Modernisasi Administrasi Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak, Skripsi. Waluyo, 2000, Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.
53
Delli Maria
Waluyo, 2007, Perpajakan Indonesia, Dua, Jakarta: Salemba Empat Waluyo, dan Wirawan B Ilyas, 2003, Perpajakan Indonesia, Jakarta: Salemba Empat
54
Jurnal Bisnis Darmajaya Vol. 01 No. 01, Maret 2013
Warsito, Hermawan. 1992. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Informatics & Business Institute Darmajaya