DAMPAK KEGIATAN PENAMBANGAN BATUPASIR (SANDSTONE) DI DESA SINDANGWANGI KECAMATAN PADAHERANG KABUPATEN PANGANDARAN Slamet Nurhadi Sumarno1 (
[email protected]) Nedi Sunaedi2 (
[email protected])
Progam Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi
ABSTRACT
This research background concerns about the impact of mining activities in the Village Sindangwangi sandstone studied based on the influence of geographical factors. The main purpose of this research is to find out the impact of that is raised and know the efforts that can be done to reduce the risk arising from mining activities in the Village Sindangwangi sandstone. The method used is descriptive research methods, data collection techniques used were observation, interviews, documentation and literature studies, by taking respondents 55 respondents. The results showed that the mining activities in the village Sindangwangi sandstones have an impact as berpotensinya land around the mine suffered landslides, damage to land or agricultural land and damage to roads. Similarly, for the safety of miners and the community aspect was also affected from mining activity. To reduce the risk arising from mining activities in the village sandstone Sindangwangi made such efforts do counseling about safety to all miners and inspection tools and supplies miners. For a very vulnerable location closure and immediate post-mining land reclamation in order to re-optimal environmental conditions Keywords : impact, mining, sandstone and the influence 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegiatan ekploitasi melalui penambangan bahan galian industri akan selalu mengubah keadaan lingkungan baik secara fisik maupun non fisik. Oleh karenanya semua kegiatan penambangan wajib diusahakan secara benar dengan memperhatikan keseimbangan alam. 1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya
2
Dosen Program Studi Pendidikan Geografi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Pembangunan
yang
secara
ekonomi
menitikberatkan
pada
pertumbuhan sering bertentangan dengan prinsip pelestarian lingkungan, sehingga sering dikatakan bahwa antara pembangunan ekonomi dengan lingkungan terkesan kontradiktif. Tapi hal ini tidaklah selalu benar karena antara dua kepentingan ini bisa saling interaksi dan ketergantungan antara dua faktor tersebut, maka diperlukan pendekatan yang cocok bagi kepentingan pembangunan berkelanjutan atau pembangunan yang berwawasan lingkungan (sustainable development) Penambangan batupasir yang dilakukan oleh penduduk di Desa Sindangwangi
Kecamatan
Padaherang
Kabupaten
Pangandaran
merupakan kegiatan produksi memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia di lingkungannya. Penambangan masih dilakukan dengan cara konvensional terlepas dari prinsip-prinsip management yang biasa dilakukan para pengusaha. Mereka melakukan aktivitasnya secara berkelompok tanpa ikatan perjanjian tertulis antara pihak pengusaha sebagai pemilik lahan dengan para pekerja. Pekerja mendapat upah dari hasil penjualan batu dengan pemilik lahan memperoleh keuntungan dengan sistem bagi hasil. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri kecil salah satunya penambangan batu, memiliki peran yang sangat strategis mengingat potensi yang dimilikinya. Suatu lingkungan dari masa ke masa senantiasa perubahan-perubahan yang dilakukan oleh manusia secara sengaja maupun secara alami atau oleh keduanya. Keberadaan lahan penambangan galian C dari jenis batuan sedimen di Desa Sindangwangi telah memberikan dampak terhadap kehidupan masyarakat sekitarnya. Dengan adanya penambangan batu dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di desa, penyerap tenaga kerja dan usaha transportasi, akan megurangi tingkat pengangguran, meningkatkan daya beli yang secara makro akan dapat meningkatkan taraf perekonomian masyarakat Desa Sindangwangi. Selain memberikan pengaruh positif, juga muncul pengaruh negatif dengan keberadaan usaha penambangan batu
antara lain lingkungan vegetasi yang berkurang, daerah resapan air atau sumber air berkurang, terancamnya lahan pemakaman umum, dan yang ekstrim adalah tingkat kecelakaan kerja cukup tinggi yang menyebabkan cacat permanen bahkan sampai kematian. 1.2 Tujuan Tujuan utama penelitian ini dilakukan yaitu untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan serta mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko yang ditimbulkan dari kegiatan penambangan batupasir di Desa Sindangwangi. 2. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi literatur, dengan mengambil responden sebanyak 55 responden. 3. PEMBAHASAN 3.1 Karakteristik Jenis Batupasir di Desa Sindangwangi Batupasir (sandstone) adalah batuan endapan yang terdiri dari mineral berukuran pasir atau butiran batuan. Sebagian besar batupasir terbentuk oleh kuarsa atau feldspar karena mineral-mineral tersebut paling banyak terdapat di kulit bumi.
Gambar 1 Jenis Batupasir Graywacke di Desa Sindangwangi
Berdasarkan identifikasi dan kriteria yang telah diuraikan tersebut, Batupasir yang ditambang di Desa Sindangwangi Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran tergolong ke dalam jenis Batupasir Graywacke. 3.2 Luas Area / Lokasi Penambangan Batupasir Lokasi penambangan batupasir ini berada di Blok Petir Dusun Karanghonje Desa Sindangwangi Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran. Letak geografis nya berada pada 7° 34' 28,21" Lintang Selatan dan 108° 41' 27,76" Bujur Timur. Adapun luas area penambangan Batupasir yang ditambang seluruhnya adalah seluas 55,7 hektar.
Gambar 2 Lokasi Penambangan Batupasir di Desa Sindangwangi 3.3 Cara Penambangan Batupasir di Desa Sindangwangi 3.3.1 Memilih dinding batu yang akan dipasang bahan peledak Dinding batu yang dipilih bertujuan untuk membuat lubang yang dinamakan lubang ledak. Diameter dan kedalamannya umumnya bervariasi tergantung kebutuhan masing-masing lokasi lubang tambang. Bahan peledak yang dipakai juga bervariasi tergantung dari kedalaman dan diameter lubang ledak. 3.3.2 Memasang bahan peledak Bahan peledak dipasang pada lubang ledak yang disisi detonator, booster, dan bahan peledak. Detonator berfungsi untuk meledakkan
booster yang akan memicu bahan peledak supaya dapat meledak. Tanpa detonator dan booster, bahan peledak tidak akan meledak 3.3.3 Menuruni dinding batu setelah memasang bahan peledak Setelah selesai proses pemasangan bahan peledak, kemudian pekerja atau juru ledak (shotfire) akan turun dengan menggunakan seutas tali tambang tanpa pengaman yang memadai. Proses ini hanya dapat dilakukan oleh orang yang sudah mahir 3.3.4 Peledakan Batuan Lubang ledak yang telah diisi bahan peledak lalu ditimbun dengan bahan-bahan material lain seperti pasir, tanah, atau batu kerikil. Kesemuanya itu dilakukan untuk menghasilkan daya ledak yang besar dan energi yang cukup supaya dapat membongkar batuan dan tidak mencederai manusia atau merubuhkan bangunan yang berada di sekeliling lokasi peledakan. 3.4 Alat yang digunakan Peralatan yang digunakan dalam penambangan batupasir di Desa Sindangwangi masih sederhana, walaupun menggunakan teknik peledakan dalam prosesnya
Gambar 3 Peralatan yang Digunakan 3.5 Pengangkutan Hasil Pengangkutan hasil penambangan batupasir di Desa Sindangwangi diakut secara manual ke dalam kendaraan truk untuk kemudian didistribusikan ke berbagai daerah atau para pembeli.
Gambar 4 Pengangkutan Hasil Galian 3.6 Potensi Terjadinya Longsor Daerah penambangan batupasir di Desa Sindangwangi merupakan daerah dengan potensi bahaya gerakan tanah (longsor). Tanah longsor adalah runtuhnya tanah secara tiba-tiba atau pergerakan tanah atau bebatuan dalam jumlah besar secara tiba-tiba atau berangsur yang umumnya terjadi di daerah terjal yang tidak stabil. Daerah dengan tingkat bahaya erosi yang sangat tinggi menandakan tidak adanya tindakan konservasi lahan yang menyebabkan lahan mudah longsor.
Gambar 5 Potensi Terjadinya Longsor 3.7 Keselamatan Penambang dan Masyarakat Kondisi
keselamatan
penambang
dan
masyarakat
akibat
adanya
penambangan batupasir di Desa Sindangwangi yang dilakukan sangat beresiko terhadap keselamatan pekerja maupun penduduk yang ada di sekitar penambangan. Sering sekali para penambang dalam bekerja mengalami kecelakan ringan seperti terkena linggis, garpu, cangkul ataupun alat lainya dalam melakukan pengalian
batupasir, hal ini
merupakan kecelakan biasa terjadi dan
penambang pun tidak terlalu
khawatir karena itu merupakan resiko bagi penambang dalam berkerjanya dan pernah terjadi kecelakan bagi perkerja yang tertimpa reruntuhan dari bongkahan-bongkahan batupasir tersebut.
Gambar 6 Keselamatan Penambang dan Masyarakat 3.8 Kerusakan Tanah atau Lahan Pertanian Dengan adanya tingkat erosi yang terjadi di lokasi penambangan batupasir di Desa Sindangwangi akan menyebabkan rusaknya tanah, lahan pertanian dan hanyutnya partikel-partikel tanah yang sangat berpengaruh terhadap struktur tanah. Struktur tanah remah akan berubah menjadi struktur polyder atau terlepas. Struktur tanah seperti ini menyebabkan rendahnya produktivitas hasil pertanian karena lahan tidak mengandung koloit tanah. Koloit tanah berfungsi sebagai perekat partikel-partikel tanah mendorong peningkatan stabilitas struktur tanah. Banyaknya air yang masuk melalui permukaan tanah persatuan waktu dikenal sebagai laju infiltrasi.
Gambar 7 Kerusakan Tanah atau Lahan Pertanian
Kerusakan tanah atau lahan pertanian ini apabila tidak segera dilakukan perbaikan akan berpengaruh pada produktivitas lahan pertanian sebagai sumber matapencaharian masyarakat di Desa Sindangwangi. 3.9 Kerusakan Jalan Akibat adanya penambangan batupasir di Desa Sindangwangi arus kendaraan yang melintas pun semakin bertambah banyak sehingga menyebabkan rusaknya jalan yang merupakan penghubung antar desa, dan diperparah dengan banyaknya truk bermuatan berat membawa batupasir yang sering melewati di jalan desa. Belum lagi guyuran hujan yang terus menerus membuat kondisi jalan semakin berlubang di sepanjang jalan.
Gambar 8 Kerusakan Jalan Dengan kondisi jalan yang mengalami kerusakan akibat adanya penambangan batupasir di Desa Sindangwangi, maka kondisi ini membuat roda perekonomian masyarakatpun menjadi tersendat. Hal ini terjadi karena jalan merupakan faktor pendukung untuk berbagai aktifitas perekonomian yang dilakukan responden di lokasi penelitian ini. 3.10 Penyuluhan Tentang Keselamatan Kerja Penyuluhan tentang keselamatan kerja sangat penting dilakukan kepada para
pekerja
penambangan
batupasir
di
Desa
Sindangwangi.
Keselamatan merupakan evaluasi dampak dari resiko kematian, cedera, atau kerusakan pada manusia atau benda. Keselamatan sangat beresiko terhadap keselamatan pekerja maupun penduduk yang ada di sekitar penambangan. Sering sekali para penambang dalam bekerja mengalami kecelakan ringan seperti terkena linggis, garpu, cangkul ataupun alat lainya dalam melakukan pengalian batupasir.
Penyuluhan tentang keselamatan kerja pernah dilakukan namun belum semua pekerja pernah menerima penyuluhan tersebut, sehingga masih harus dilakukan penyuluhan kepada pekerja secara rutin/berkala 3.11 Pemeriksaan Alat dan Perlengkapan Penambang Pemeriksaan alat dan perlengkapan yang digunakan penambang merupakan hal yang harus diperhatikan untuk menjamin keselamatan pekerja dan meminimalisir resiko kerja yang mereka hadapi. Hal ini harus sesuai dengan standarisasi prosedur dan peralatan yang harus digunakan. Dengan demikian maka para pekerja akan merasa lebih aman dalam melakukan aktivitasnya dalam penambangan batupasir di Desa Sindangwangi. Pemeriksaan alat dan perlengkapan kerja para penambang perlu untuk dilakukan agar tingkat keamanan kerja penambang lebih terjamin dan aman (safety) 3.12 Penutupan Beberapa Lokasi Yang Rawan Ditambang Untuk mengatasi dampak yang akan terjadi dikemudian hari dari kegiatan penambangan batupasir di Desa Sindangwangi, seharusnya pemerintah dan masyarakat bisa mengatasinya dengan berbagai macam kegiatan dan solusi pemecahan yang tepat bagi masalah tersebut. Penutupan beberapa lokasi untuk kegiatan penambangan di Desa Sindangwangi merupakan salah satu solusi pemecahan yang seharusnya dilaksanakan. Beberapa lokasi blok penambangan batupasir saat ini sudah tidak ditambang oleh masyarakat. Hal tersebut disebabkan lokasinya yang sudah ditutup oleh pemerintah setempat. Seperti yang terlihat pada gambar berikut ini:
Gambar 9 Penutupan Beberapa Lokasi yang Rawan Ditambang 3.13 Reklamasi Lahan Pasca Penambangan\ Reklamasi merupakan usaha-usaha memperbaiki atau memulihkan kembali lahan pasca penambangan, sehingga lahan yang tadinya rusak akibat penambangan menjadi pulih kembali seperti semula. Reklamasi lahan tersebut harus dilakukan di daerah-daerah yang sudah selesai dilakukan penambangan. Reklamasi lahan pasca penambangan batupasir di Desa Sindangwangi harus dan perlu untuk dilakukan supaya kondisi lingkungan tidak rusak.
4. SIMPULAN Kegiatan penambangan batupasir di Desa Sindangwangi Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran telah menimbulkan dampak seperti berpotensinya lahan di sekitar penambangan mengalami longsor, kerusakan tanah atau lahan pertanian serta kerusakan jalan. Demikian juga untuk aspek keselamatan penambang dan masyarakat ikut terimbas dari adanya aktivitas penambangan batupasir ini.
Untuk
mengurangi
resiko
yang
ditimbulkan
dari
kegiatan
penambangan batupasir di Desa Sindangwangi Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran dilakukan upaya-upaya
seperti
melakukan
penyuluhan tentang keselamatan kerja kepada seluruh penambang dan melakukan pemeriksaan alat dan perlengkapan penambang. Adapun untuk lokasi yang sangat rawan sebaiknya dilakukan penutupan serta segera melakukan reklamasi pada lahan pasca penambangan agar kondisi lingkungan kembali optimal DAFTAR PUSTAKA Addinul Yakin, 1997. Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan. Jakarta : Akademika Presindo. Adiwikarta, Sudrajat dan Akub Tisna Somantri, 1996. Dasar Teori Geomrortologi Umum. Bandung : Jurusan Geografi IKIP. Ananto Kusuma Seta 1987. Konservasi sumber daya Tanah dan Air, Kalam Mulia, Jakarta Daldjoni, N dan A.Suyitno. 1979. Pedesaan Lingkungan dan Pembangunan. Bandung : Alumni. Diamal Irwan , Zoer’aini. 2012. Prinsip-prinsip Ekologi Ekosistem, Lingkungan dan Pelastariamya. Jakarta : Bumi Aksara. Jamulya dan Suratman Woro Suprojo. 1993. Pengantar Geografi Tanah. Yogyakarta : Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Nugraha, Erwan. 2010. Tanggapan Bencna Alam Tanah Longsor. Bandung: Angkasa. Sitanala, Arsyad. 1989.Konservasi Tanah dan Air. Bogor : Penerbit IPB Soemarwoto, Otto. 1997. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta : Djambatan Sukandarrumidi. 2009. Bahan Galian Industri. Yogyakarta : Gajah Mada University Press Sumaatdja, Nursid.1988. Studi Geogafi Suatu Penekatan dan Analisa Keruangan. Bandung : Alumni Tim Pudakir. 2011. Batuan dan Mineral. Bandung : Pudak