DAFTAR ISTILAH Availability
: Probabilitas suatu sistem beroperasi sesuai fungsinya dalam suatu waktu tertentu dalam kondisi operasi yang telah ditetapkan
Consequence Assesment
: Pendekatan kuantitatif terhadap konsekuensi potensial yang ditimbulkan akibat sebuah kegagalan operasi
Corrective Maintenance
: Kegiatan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya sebuah kegagalan pada suatu sistem dengan tujuan agar sstem tersebut kembali melakukan fungsi awal sebagaimana mestinya
Downtime
: Waktu dari suatu perangkat/sistem yang tidak beroperasi
Failure function
: Keadaan suatu komponen atau sistem tidak dapat menjalankan fungsinya
Failure Rate
: Laju kegagalan, yakni jumlah kegagalan yang terjadi tiap satuan waktu
Maintainability
: Peluang suatu sistem atau komponen rusak dikembalikan pada kondisi kerja penuh dalam suatu periode waktu yang telah ditentukan dan dengan prosedur maintenance tertentu
Maintenance
: Aktivitas yang bertujuan memastikan segala asset fisik mampu memenuhi fungsi yang diharapkan
xvi
MTTF
: Waktu rata-rata suatu komponen atau sistem dari sistem tersebut berfungsi sampai failed.
MTTR
: Waktu rata-rata suatu komponen atau sistem diperbaiki sampai berfungsi kembali.
Preventive Maintenance
: Kegiatan
perawatan
yang
dilakukan
berdasarkan perkiraan interval waktu tertentu atau kriteria yang telah ditentukan dengan tujuan mengurangi probabilitas terjadinya kegagalan Preventive Task
: Kegiatan pengukuran
xvii
preventive
maintenance
menggunakan
hasil RCM
Bab I
I.1
Pendahuluan
Latar Belakang
Pada awalnya PT. GTP merupakan perusahaan dengan investasi modal lokal/penanaman modal dalam negeri atau (PMDN) yang terbentuk pada bulan febuari 1997 dengan nama akte pendirian PT. Dayin Prima Paint dan memulai produksi komersil yang pertama kali pada tanggal 18 juni 1977 dengan kapasitas produksi terpasang yaitu 10.000 ton pertahun. Sejak berproduksi pada tanggal 18 juni perusahaan ini telah mendapatkan lisensi eksklusif dari kansai paint CO.Ltd. Jepang sebagai mitra ahli dibidangnya dan memiliki reputasi internasional untuk membuat dan memasarkan berbagai produk cat unggulan. Bentuk kerja sama ini semakin diperluas setelah PT. GTP mendapat lisensi dari Paint Australia yang dikenal sebagai ahli dibidang Coil Coating. Kemudian pada tanggal 01 maret 2012 sebagian wilayah dari PT. GTP diambil alih oleh jepang, dan mengganti nama menjadi PT. Kansai Prakarsa Coatings. Rangkaian cat bermutu tinggi produksi PT. Kansai Prakarsa Coatings telah diakui keunggulannya dan digunakan secara luas dibidang perakitan kendaraan bermotor dan karoseri, galanagan kapal, industri peralatan listrik/rumah tangga, serta perusahaan minyak asing maupun nasional. Selain itu masih ada produk heavy duty coating, yaitu produk yang berfungsi sebagai lapisan pelindung yang mampu membuat permukaan yang dicat tahan segala cuaca serta korosi bahan-bahan kimia. PT. Kansai Prakarsa Costings memiliki dua buah plant untuk memproduksi bahan dasar cat (resin) dan juga untuk mengolahnya menjadi produk cat sebagai produk akhir. Dua buah plant ini terdiri dari Resin Plant dan Paint Production Plant Masing-masing plant memiliki bagian engineering tersendiri yang bertugas untuk menjaga keandalan dan utilitas. Resin Plant berbentuk sebuah gedung yang terdiri dari berbagai macam mesin untuk mengolah bahan baku menjadi resin. Resin atau binder merupakan 1
komponen utama cat. Resin berfungsi merekatkan komponen-komponen yang ada dan melekatkan keseluruhan bahan pada permukaan bahan lain yang nantinya akan membentuk film. Resin pada dasarnya adalah polimer dimana pada temperatur ruang memiliki wujud cair, bersifat lengket dan kental. Dalam memproduksi resin, suhu serta tekanan sangatlah berpengaruh di dalamnya. Pada gambar I.1 dapat dilihat aliran proses yang terdapat pada Resin Plant. Pada penelitian ini pengamatan difokuskan pada Resin Plant bagian Processing yang terdiri dari beberapa jenis mesin. Namun yang kan dibahas merupakan subsistem kritis dari dari mesin Boiler, mesin Reaktor, Kondensator, dan Thinning Tank, yang merupakan mesin kritis pada Resin Plant bagian Processing.
Gambar I.1 Process Flow Resin Plant (Sumber: Data Perusahaan) Saai ini, PT. Kansai Prakarsa Coatings telah memiliki kegiatan perawatan mesin yang terbagi menjadi dua bagian, yakni corrective maintenance dan preventive maintenance yang biasa dilakuakan sebulan sekali dan kebijakan perusahaan untuk melakukan TA (Turn Around) setiap tahun. Namun kegiatan maintenance di PT. Kansai dinilai masih belum efektif melihat data kerusakan yang ada. Berdasarkan gambar I.2 dapat dilihat kerusakan yang terjadi pada mesin yang terdapat pada Resin Plant bagian Processing. Kerusakan terjadi secara periodik berdasarkan bulan pengamatan. Berdasarkan gambar, dapat dilihat jumlah
2
kerusakan tiap mesin berdasarkan jam operasinya. Terdapat total sepuluh mesin yang didata kerusakannya.
Gambar I.2 Grafik Frekuensi Kerusakan Mesin Kritis (Sumber: Data Perusahan) Berdasarkan data historis kerusakan mesin, 62,45% dari total kegiatan perawatan yang ditetapkan PT. Kansai Prakarsa Coatings merupakan corective maintenance. Padahal
tingginya
kegiatan
corective
maintenance
dapat
megakibatkan
meningkatnya biaya perawatan, downtime dan meningkatkan resiko kerugian turunnya kinerja mesin. Oleh karena itu perlu dilakukan kegiatan maintenance yang mempertimbangkan efisiensi pemeliharaan dengan tetap memperhatikan karakteristik kerusakan mesin dan juga optimasi penentuan waktu perawatan mesin dengan mempertimbangkan reliabilitas, biaya perawatan, dan avaibility.
3
Tabel I.1Total biaya kerugian akibat downtime Tahun 2006 2007 2008 2009
Breakdown hour 882 1024.75 229 1760
Biaya korektif manhour material Rp 29,547,000 Rp 79,380,000 Rp 34,329,125 Rp 92,227,500 Rp 7,671,500 Rp 20,610,000 Rp 58,960,000 Rp 158,400,000
loss of revenue* Rp Rp Rp Rp
26,460,000,000 30,742,500,000 6,870,000,000 52,800,000,000
Loss Total Rp Rp Rp Rp
26,568,927,000 30,869,056,625 6,898,281,500 53,017,360,000
Pada Tabel diatas, menunjukkan jumlah kerugian yang dialami oleh perusahaan bila terjadi breakdown pada mesin bagian processing. Hal ini dirasakan cukup merugikan bagi perusahaan apabila ada berhentinya proses produksi maupun bottleneck yang membatasi jumlah kapasitas produksi. Pada kolom loss of revenue diatas, jumlah kerugian diperkirakan berdasarkan nilai rupiah potensial jumlah ton resin yang dapat diproduksi oleh plant per jamnya.
PT. Kansai Prakarsa Coating saat ini juga memiliki kendala dalam hal penentuan persediaan komponen, perusahan belum memiliki strategi manajemen persediaan yang cukup optimal untuk mesin-mesinya. Oleh sebab itu perlu dilakukannya optimasi interval waktu perwatan dan pengadaan komponen mesin tersebut berbasiskan metode Reliability Centered Maintenance. I.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang akan diselesaikan pada penelitian ini adalah: 1. Komponen kritis apa saja yang terdapat pada mesin di Resin Plant bagian Prosessing? 2. Bagaimana menentukan alternatif perawatan komponen kritis yang paling optimal berdasarkan metode Reliability-Centered Maintenance? 3. Bagaimana menentukan total biaya perawatan bagi mesin yang terdapat pada Resin Plant bagian Processing? 4. Bagimana perbandingan antara biaya perawatan eksisting dengan biaya perawatan usulan? 5. Berapa interval waktu yang optimal untuk perawatan pencegahan dan pengadaan komponen berdasarkan pendekatan minimasi biaya perawatan pada komponen kritis mesin yang terdapat pada Resin Plant bagian Processing?
4
I.3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang akan dilakukan pada permasalahan ini adalah untuk menjawab rumusan masalah yang akan dikaji. Adapun tujuan yang ingin dicapai antara lain sebagai berikut: 1. Menentukan komponen kritis untuk tiap mesin yang terdapat pada resin plant bagian processing. 2. Menentukan alternatif perawatan komponen kritis yang paling optimal berdasarkan metode Reliability Centered Maintenance. 3. Menentukan menentukan total biaya perawatan bagi mesin yang terdapat pada Resin Plant bagian Processing. 4. Menentukan perbandingan antara biaya perawatan eksisting dan biaya perawatan usulan. 5. Menentukan interval waktu yang optimal untuk perawatan pencegahan dan pengadaan komponen berdasarkan pendekatan minimasi biaya perawatan pada komponen kritis mesin yang terdapat pada Resin Plant bagian Processing I.4
Batasan Penelitian
Untuk mengarahkan penelitian agar mencapai tujuan yang direncanakan maka batasan masalah yang diterapkan adalah: 1. Tidak membahas secara rinci mengenai prosedur operasi teknis yang dibutuhkan dalam melaksanakan kegiatan aktivitas perawatan mesin usulan. 2. Interval waktu optimal perawatan dibuat untuk komponen-komponen dalam suatu sistem yang terpilih dengan frekuensi kerusakan tinggi yang berdampak besar terhadap reliability mesin. 3. Untuk data yang tidak dapat diperoleh, maka menggunakan data asumsi. 4. Penelitian ini dibatasi hanya sampai pada pengajuan usulan, sedangkan implementasinya di lapangan tidak termasuk dalam pembahasan. I.5
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat Penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Departemen Engineering Unit resin PT. Kansai Prakarsa Coating dapat menjamin bahwa mesin yang terdapat pada resin plant bagian processing yang
5
akan digunakan terpelihra secara baik dengan perawatan pencegahan yang terjadwal dan terencana. 2. Supervisor Unit Resin PT. kansai Prakarsa Coating dapat mengetahui interval waktu yang optimal untuk perawatan pencegahan dan pengadaan komponen yang dapat meminimasi biaya perawatan. 3. Divisi Resin PT. Kansai Prakarsa Coating dapat memperpanjang umur pemakaian mesin dengan pencegahan perawatan yang terjadwal dan terencana. 4. Departemen Engineering PT. Kansai Prakarsa Coating dapat mencegah terjadinya gangguan mesin serta downtime yang diakibatkan kerusakan komponen pada saat mesin beroperasi. I.6
Sistematika Penulisan
Penelitian ini diuraikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I
Pendahuluan Pada bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II
Landasan Teori Pada bab ini dikemukakan teori yang akan menjadi acuan dalam melakukan penelitian yaitu teori manajemen perawatan, ilmu statistik, Reliability Centered Maintenance (RCM), dan deskripsi alat bantu berupa software.
Bab III
Metodologi Penelitian Pada bab ini dijelaskan langkah-langkah penelitian secara rinci meliputi: tahap merumuskan masalah penelitian,
merancang
pengumpulan dan pengolahan data, melakukan uji data dan merancang analisis pengolahan data.
6
Bab IV
Pengumpulan dan Pengolahan Data Bab ini berisi data-data yang diperlukan untuk penelitian beserta pengolahannya. Data yang dikumpulkan meliputi gambaran umum Resin Plant bagian Processing, data waktu kerusakan dan perbaikan, dan data unit yang terpasang pada mesin. Data-data yang sudah dikumpulkan baik dari record data, observasi kelapangan maupun
wawancara
menghasilkan
suatu
dengan
teknisi
terkait,
keluaran
guna
menjawab
diolah tujuan
untuk dari
dilakukannya penelitian ini.
Bab V
Analisis Pada bab ini dilakukan pemahaman dan penganalisaan terhadap hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya.
Bab VI
Kesimpulan dan Saran Pada bab ini berisi kesimpulan akhir dari hasil analisis pada bab sebelumnya guna menjawab tujuan dari penelitian beserta saransaran dalam melakukan evaluasi, masukan untuk perusahaan dan penelitian lebih lanjut.
7