L'
'
lji
REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN GRESIK TAHUN 2000 s/d 2010
RFlICfrl|fr
PEMERII\TAH KABT]PATEN GRESIK I
,l'..
.,
ti
i
,,
;
,1,
@.onctna
d"ata
Pcwg;antar
Sebagai laporan ketiga dati proses penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang VJilavah Kabupate|r Gresik adalah Penyerahan Eukri "Rencana , buku lapcian tafrap ketiga
iniberiSikantentanghasi|eVa|uasidalambuku''FaKadanAna|isa''terdahu|u,penetapanstrategiengernba delineasi kawasan oeruntukan.
Proses ini ditindaklaniuti dengarr dilakukannya proses penetapan pengembangan peiayanan sarana ceri t)resaran6 v,.iiavah Farja iragic,ir akhir dafi p'l-0Sc:l i'eil':aile
irrl
dilakukan pembahasan kembali terhadap pengelolaan pembangunan di daerah perencanaan. Dengan terselesaikannya buku laporan tahap ketiga ini diharapkan dapat memperlancar dan n]embantu proses penyusunan laporan tahap selanjutnya berupa pernbuelan album peta baik peta eksisting dan peta rencana setelah melalui proses serntnar.
I
p l: t,4 E ll. I r',i]
l.
E
{
h-\t}
t-t
PATI fJ
Cresik. Januari 2000
G R F-,fl
K
:ql*r.r-r*
Kata Pengantar Daftar f si Daftar Tabel dan Eagan Daftar Peta
BAB. l" PENDf\HULUAN
1.1
Laiar
Eelakang.
...1
. Kondisi Kegiatan pcnataan Ruang 1 1.2. Fermasalahan Penata.an R-.i::,ng . 1
1
.1.1
.:.:. Pengertian
i.l;
.............. | 2 . .l -z ... t - 3
Dasar.......
...
i iv'iaksird..
1.4. Ruang ";
....... i
| - rj ....... .... ... i - 6 1",4i;teii
i:-:::i:sii:itsr ;encarn;. iingk,:t rei"iiana.
i .,1 .2. Rirang Lingkup rLriii:y;:ir
't
BA8,
rr
i-rinrensil.tlaktlr
iji,,;te*i:-:iik*
b
..
Lingkup
4.1. Ruang Lingkr-ip
'i..,1.3.
_
........1-6
pengediaiiwii;:,ua'-';..
{:.
t_3
. .. i - 4
i*aksird. Tujr"ran dan Sasa:"an
t.3.2 Tr,rjli:n i..i.3. Sasaran
D4\FqUp4\R USU
1
_
1.?i. PenataanRueing. i.;!.2 Kedudr-rkan Operasiontl Rt.:i'it.;iii-le . 1 lJ.
-
.
..
::
.
i -7 l-g
....... . ,?) |.l - I
ilr:,-il'a.1iar;
STRATEG I PET.{GEMBANGAN WILAYAH KA BUPA.TE N SRESIK 2.1 Hasii Evaluasi RTRVtj Kai,,-rl:aii,rr . .. ll - 1 2.'t .1 . Aspel< ... ... ii - 5 2.1 2. Aspe!< .. ..... .li - 6 2.1 .3. Aspe'ir Strul
.
(-ile:;iir KependLr$uk;rn Ekr:noini-.
.
.
Trar-rspr:dasi...... r,rdilayah
.
.
2'r Potensi
Wilayah
. Hidup.... Kota Ruang
..il-8
2.3.
lV - 25 4.6.1. Jalan Raya .-..1V -27 4.6.2. Kereta Api........... lV - 27 4.6.3. Sarana Pengembangan Transportasi ........... lV - 2B 4.7. Rencarra Sistem Utama Jaringan Utilitas IV - 28 4.7.1. Listrik....... lV - 32 4.7.2. Air Bersih .. iV - 32 4.7.3. Telepon ...... lV - 37 4.7.4. lrigasi lV - 37 4.7.5. Persampahan .......... ...... tV - 39 4.7.6. Drainase.. lV - 39 4.8. Rencana Pengembangan Pemanfaatan Air Bakr-r.. lV - 40 ... 4.9. Rencana Pengaturan Zoning Kainrasan lV - 40 4.9.1. Kawasan Lindung... - 41 ....lV 4.9.2. Kawasan Budidaya 4.10. Rencana Wilayah Pengencialian Ketat (High ControlZone) lV - 42
Gresik
.........-.ll - 38 Strategi Pengembangan Wilayah Kabupaten - 38 Ruang Struktur Tata Wilayah.............ll Pengembangan 2.3.1. Strategi ......11 - 39 2.3.2. Strategi Pemantapan Kawasan ll - 39 Pengembangan Kawasan Strategi 2.3.3.
Lindun9.............. Budidaya
BAB. III. KEBIJAKSANAAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATET{ GRESIK ...lll - 1 3.1. Kebijaksanaan Umum Perencanaan Tata Ruang Wilayah -1 ........111 dan Peranan Wi1ayah.............. 3.1.1. Fungsi ......1i.1- 2 3.1.2. Kebijaksanaan Keseimbangan Ekologi -3 Optimasi Kota/Perkotaan.lll Kebijaksanaan Pemanfaatan Ruang 3.1.3. .lll - 3 3.2. Kebijaksanaan Operasional ..lll -3 Umum...... 3.2.1. lil - 4 3.2.2. Jalur-jalur Upaya...... 3.3. Penetapan Sektor-Sehlor Priorritas Pembangunan ..............111 - 7 3.4. Kriteria Penetapan Kalvasan Lindung dan Kawasan Budidaya.............lil - 7 3.4.1. Pengettian dan Klasifikasi Kawasan Lindung............ ........111 - 7 3.4.2. Pengertian dan Klasifikasi Karnrasan Budidaya....... ...lll - 11 ......1t1 - 11 3.4.3. Kriteria Penetapan Kawasan Lindung 3.4,4. Kriteria Penetapan Kawasan Budidaya............ ........111 - 13 BAi l. tV. REruCANA TATA RUANG WILAYAH 4.1 . Rencana Struktr,rr Wilayah . .. lV - 1 ...1V - 2 4.1.1. Hierarki Kota ........ ..... lV - 3 4.1.?. Penetapan Fungsi Koia...... lV - 4 4.1.3. Delineasi Batas Wilayah Kota........, ........;........ .... lV - 5 4.1.4. Perwilayahan Pembangunan .... lV - 6 4.1 5. Distribusi Penduduk .lV - 10 4.2. Ketentuan Klasifikasi Kawasan. ....lV - 12 4.3. Rencana Pen,antapan Karnrasan Lindung.. ... ..... lV - 12 4.3.1. Kawasan Pelestarian Alanr 4.3.2. Kawasan Cagar Budaya dan llnru PengetahLtan.......... lV - 13 lV - 13 4.3.3. Kawesan Perlindr-rngan Bavrah;lnnya ..lV - 13 Kavvasan Perlindungan Setempat.......... ' 4.3.4. lV - 14 4.3.5. Kawasan Rarrvan Betrcana ...lV - 17 4.4. Rencana Pengeinbangaf'r Karvasan Budidaya .lV - 17 4.4.1. Kavtasan Pertanian l-arraman Pangan ........,.f,...... .... lV - 17 . 4.4.2. Kawasan Perkebunan ...1V - 17 4.43. Kawasan Perikanan 4.4.4. Kavrasan Hutan Produksi ............. ..r.............. lV - 1B 4.4.5. Karryasan lrrdustri lV - 1E 4.4.6. Karnrasan Pariwisata ....lV - 18 4.4.7. Kawasan Permukiman ........ lV - 20 Pertambangan 4.4.8. Kawasan . ..lV - 20 4.4.9. Penanganan Kawasan dan Lahan Kritis ...... lV - 20 4.5. Rencana Pengembangan Wilayah Prioritas .....lV -25 4.6. Rencana Sistem Transportasi ........... r1
t,
BAB. V. KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG
5.1. lnciikasi Prograrn 5.2. Pedoman Umum Penetapan Penranfaatan Ruang 5.3. Pengembangan Sistenr Insentif dan Disinsentif ......... 5.4. Ketentuan,{dministratif ..... 5.5. lnstitusi Pelal.lsana
.........V ....V ............V ...V . .....V -
1
3 3 4
5
BAB. VI. KETENTUAN -KETENTUAN PENGFNDTLI gf'J FEII4AI\I FAATAf( RUANG
6.1. 6.2. 6.3.
.
Umum
Penqawasan Penediban
.....Vt -
vl -2
vt-2
BAB. VII. PENUTUP 7.1 Ketentuan Rencana Tata Rurang di Kavuasan Perkotaan, Perdesaan dan Ka"vasan Terientu... . 7.2. Legalitas Rencana Tata Ruang .....
.
..............V11 - 2
...............Vt1 - 2
o
I
r.ri
1
''!
.t,
a7t
Y/terzczaa
Keperrdudukan........ Analisis Perekcnonrian........ Analisis Struktur Ruang Wilayah
Tabel:2.2.
-7
Tabel: 3.2
Pertimbangan Pengkajiern Kriter"ia Terhadap
Tabef : 4.',l-1
A.rahan StruKirr Kota-Kota di Kabupaten Gresik Menitrut
Tabel: 2.5. Tabel: 2.6.
Tabel 2.7. Tabel: 2.8. Tabel: 2.9-1
s1d
Tabel: 2.9-12
BAGASS
............11
Tabel: 3.i
Tabel: 2.4.
&
-5
ll - 9 ..ll - 12 Analisis Pola Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang ll - 13 Analisis Sistenr Transpottasi........... Analisis Kondisi Sarana dan Prasarana..................:...... ll - 15 ....ll - 17 Analisis Kelembagaan .. ..ll - 19 Analisis Peri-inciang-Undangai"i .... ..ll 20 sid ll - 22 Tabel.2.9-1,1. Penilaian-Penilaian Evaiuasi U - 22 Penilaian Terhadap 3 Kriteria Perencanaan RTRVT/ Gresik Klasifikasi SektoriSub Sektor Strategis di Kabupaten Gresik ttl - 7
Tabel: 2.3.
DAHryAJR qFABE&
...........11
Analisis
Tabel: 2.1.
......"
Kav".,asan
. Perkiraan Junrlah Penduduk di Kabupaten Gresik Tahun Prediksi 2}Agi2l\10 . ...
Tabel: 4.1-2
Tabei.4.1-3
Perl.:iiaarr Kepadatan Kotor Penducjuk di Kabupaterr Gi-esik
Tabel: 4.1-4
l'ahun 199912000 - 2009/2010 Perk.iraan Kepadatart Bersih di K;;bupaten Giesik
Tabel.4.4-1
Tabel: 1.7-7
Tabel: 4.7-4
Tabel.5
1
Bagan :0.1 Bagan : 0.2 :'
...lV - 6 r\i
4^
lV - 10
Aralian Predih:si Llias Kawasan Budidaya dan Kawasan Lindttng
Gresik Tairun 2AA9.i2010..... ........ Perkiraan Kebutithan Fasiiitas Lisirik oi Kabupaten Gresik Sanrpai Derrgan Th 2009i2}rc Perkiraan Kebutuhan nir Bei'sih Ferpipaan di Katrupaten Gresik Sampai Th.
Tabel: 4.7-3
o
2AO9|2C10...
Tabet: 4.7-1
- 15
... iV - 4
Fr.rngsinya Sampai Tahun 244912C10........ ....
Tahun 1999i200i) -
tr
........111
2009/2010
lV - 23 lV - 30
lV - 33
Perkiraa.n Kebr,ittrhrin Telepon di Kabupaten Gresik $anrpai
DerrganTh 2LlC)9i2010 Perkiraan Produksi Sanrpah dan Kebutuhan Sarafl?rr!?l cli Kabr-rparten Gresik Sarnpai Th 2009/2010.... lndikasi Program Pembangunan di Kabupaten Gresik
...iV-35 lV - 37
v-2
Sanrpai Th. 2009/2C1O Kerangka Pemikiran Revisi Rencana Tata. Ruang Wilayah Kabr-rpaten Gresik
Sistem Pengendalian Pemanfaatan
Ruang
10 ..
Vl -
1
Peta. ll-1
Gresik
Peta: M-1
Eksisting Penggunaan Lahan Kabupaten RencanaPenggunaanLahanTerdahu|uKabupatenGresik'.. Rencana Perurilayahan Pembangunan Kabupaten
Peta: lV-2
Rencana
Peta: ll-2
Gresik
Strukt}
Kabupaten
DffiGB,PEqFA a
ll - 40 ...|V - 7
Keg iatan Perwilayahan Pembangunan
Gresik
............1V - 8
Peta: lV-3
Rencana Kepadatan Penduduk Kabupaten
Peta: lV-4
Rencana Kavrasan
Gresik
- 11 ..............fV - 15 .............1V - '16 .....-...lV
Peta: lV-S
Lindung Rencana Kawasan Rawan Bencana
Peta: [V-6
Rencana Pengembangan Wilayah.Prioritas...................... ...............iV -
Peta: lV-7
Rencana Kawasan Budidaya dan Non
Peta: lV-8
Rencana Struktur Jaringan
Peta: lV-9
Rencana Pengembangan Prasarana
Peta: M-10 Peta: tV-11 Peta: lV-12 Peta: fV-13
Jalan
Budidaya
Listrik....... Rencana Pengembangan Prasarana Air Bersih Rencana Pengembangan Prasarana Telepon . Rencana Pengenrbangan Prasarana Telepon Rencana Kawasan Pengendalian Ketat
2'2
...........IV - 24
- 2g .........lV - 3.i ...... ..lV - 34 .. .... ...tV - 36 tV - 38 ...1V - 44 ...1V
l.l.
Lstar Belakong Pembangunan
daerah merupakan bagian yang integral dalam
kerangka
pembangunan nasional, dalam arti sangat menentukan keberhasilan pembangunan nasional keseluruhan. Mengingat peranan dan kedudukannya, pembangunan daerah harus dilaksanakan secara serasi dan diarahkan agar dapat berlangsung. secara berdaya gLrna dan berhasil guna pada seluruh tingkat adnrinistrasi pemerintahan. Pembangunan
daerah ditekankan pada upaya meninEkatkan claya gr-rna dan hasil guna pembangunan sektoral sesuai dengan potensi
dan prioritas daerah yang bersangkutan; merringkatkan
daya guna Fasarana dan sarana sosial ekonorni yang telah ada; serta meningkatl.ran kemampuan partisipasi daerah dalani pembangunen. ' lPo r r,rt, l. o ,/r r," rr.
Pada kurun rryaktu mulai Pelita I sampai..ciengan Pelita Vil, dapat diamaii trahiva perkembangan pembangutran daerah teiah beriangsr-rng dengan pesat dan diperkirakan
akan terus berlaniut pada pelita-pelita selanjutnya meskipun pada saat ini telah terjadi
banyak paradigma baru yang akan mempengaruhi penataan ruang. Hal ini dapat dipastikan akan mernbarrya darnpak keruangan (ciampak spatial) di daerah dalam bentuk
terjadinya perubahan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan ataupun tidak direncanakan. Namun demikian, dapat diarnati juga bahrr,ra kesiapan penataan ruang daerah urrtuk pengenrbangan sekicr-sektor tersebut masih jauh tertingga!. Perubahatr pola penranfaatarr ruang yang dimaksud meliputi penrbahan fungsi kawasan berfungsi lindung, perubahan fungsi dan sebaran kawasan produktif seperti tanaman pangan dan
kawasan industri, perubahan pola/sistem permukiman atau sisrom- kota-kota sepedi
serta perubahan ukuran/sebaran kota-kota, perubahan sistem transportasi wilayah, ruang diatas kualitas dan kuantitas sistem prasarana wilayah. Perubahan penataan
tata ruang dalam dan daerah serta dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran rencana pengembangan wilaYah.
pada akhirrrya dikhawatirkan akan menimbulkan dampak negatif terhaciap fungsi
l.I.I.
perkembangan kawasan.
secara Kondisi kegiatan penataan ruang saat ini di Kabupaten Gresik dilakukan
yang selama Upaya untuk mengkoordinasikan pembangunan sektoral di daerah masih ini telah dilakukan dalam bentuk pemanfaatan rencana tata ruang. dapat diamati belum belum mantap. Hal ini terutama dikaitkan dengan keberadaan rencana tata rLr1ng
dari segi merupakan suatu kesatuan dengan Pola Dasar Penrbangunan Daerah' baik substansinya maupun landasan perundarrgannya. Didalam pembarrgunan dererah, pengenrbangan
tata ruang, merrtpakan sisi lain yang tidak
yang masih belum simultan dan berkelanjutan, meskipun masih ada beberapa wilayah penataan ruang tidak diraksanakan penyusunan tata ruang dalam skara kota. Kegiatan tetah hanya dilakr-rkan oleh instansi setirrgkat Bappeda akan tetapi lral tersebut tercieiinrinasi
pembangunan sektoral.
pengambangan tata ruang dan pengembangan sektoral, kecitranya harlts seialu pei'umusan strategi' sei^'iirgga
pembangunan dapat berlangsung secara lebih berdaya guna. Dalam kaitannya tlengan rericana adanya pentahapan perencanaan, Pembangunan Nasionat dijabarkarr dalam
pembangunan wilayah-wilayah
i<e
seluruh instansi sel
terpisahkan dari tr.1,?,.
berdanipingan, baik dalam perulnusan kebijaksanan dan
Kondisi Kegicton Penotqqn Rocng
yang lebih kecil dan untuk itu perlu dibuat rerlsana
-f
ermasalqhren Penataqn Relcng
permasalahan penataarr ruang tvitayah,"klrususnya masalah pembangunan dan pengembangan rvilayah yang diharapkan
clap':at
cliselesaikan cialam pen'y'usunan Revisi
RTRW Kabr-rPaten Gresik adalah: Javra Timur, sehingga O RTRW Kabupaten Gresik merupakan penjabaratr dari RTRWP
isinya harits selaras dan tidak troleh menyintpang;
di Kabupaten Gresik yang O Banyaknya lahan sawah beririgasi teknis dan hutan lindung
pembangunan wilaYah-
Rencana Tata Ruang Kabupaten (RTRW Kabupaten),adalah nrerupakan sitatu pengaraharl rencana penataan rLtang wilayah yang dimaksudkan sebagai rencana
'.Jan
pengendalian pembangunan fisik, baik yang dilakukan oleh PeTnerintah maupr-it-i atas sektoral inisiatif atau swadaya masyarakat dalam rangka keterpaduan program-program
memerlukan delineasi Yang jelas.
menampung programQ Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik harus mampu batas realitas pfogram strategis, program-program prioritas jangka menengah clalam nasional dan daerah; sesuai kemampuan keuangan dan kondisi perekonomian
O Dalam penyusunan RTRW Kabupaten Gresik harus berkoordinasi sepenuhnya dengan kegiatan penyusunan REPELITADA Vll atau sesuai dengan REPELITADA V1; a
O Standard klasifikasi kavvasan harus disesuaikan dengan peraturan daerah No. 4 Tahun 1996 tentang RTRWP Jawa Timur;
LZ.l.
Penqtqqn Rsqng Penataan ruang adalah merupakan kerangka stFategis dalam mengelola dan
mengatur sumber daya lahan, sumber daya lahan, sumber daya air, sumber da1,2
,1"*
dan sttmber daya lainnya secara terpadu, efektif, efisien, selaras, seimbang
dan
berkelanjutan serta dapat mewujudkan keterbukaan.
1.7, Fengertian
Dqrar A. Definisi Ruang, Tata Ruang dan Penataan Ruang
Peninjauan kembalr dan penyempurnaan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik merupakan suatu proses yang dilakr-rkan secara berkala agar Kabupaten Gresik selalu nremiliki suatu rencana tata ruang yang dapat L,erfungsi sebagaitnana ditetapkan dalam UU Rl. frJo. 2411992 tentang Penataan Rirang {UUPR) yaiiu sebagai pedoman untuk:
sebagai satlt kesatuan r,viiayah tenrpat nianusia dan rnakhluk lainnya hidup cian rnelakukan kegiatan seda nremelihara kelangsurrgan hidupnya.
Ruang daratan adalah ruang yang terletak cii atas dan di bawah permukaan clarat, iermasuk pernrukaan perairan darat dan sisi clarat dari garis laut terendah. Ruang
M Perumusan kebijaksanaan pokok pemanfaatan dan pengendalian ruang
di
rr;ilayah
Kabupaten Gresik.
M Mewujudkan keterpadltan, keterkaitan
a. Ritarrg adalah rvadah yang meliputi ruang daratan, rlrang lautan, dan ruang udara
ttdara adalah ruang !/ang terletak di atas ruang daratan sekitar wilayah negara dan nrelekat pada bunri.
dan keseimbangan perkembangan
antar
kawasan wilayah Kabupaten Gresik serta keserasian pemb;rngr;nan arrtar sektor.
M Penetapan lokasi investasi yang dilaksanakan Pernerintah dan atau masyarakat di Kabupaien Gresik.
U Penyr-rsunan rencana rinci tata ruang di Kabupateh Gresik
b. Tata ruang adalah rvujud struktural
dan pola penranfaatan ruang, baik
yang
direncanakan atau ticiak.
c. Penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pentanfaatan ruang. Secara spesifik penataan ruang dapat diartikan
?.
M Pelaksanaan pembangunan dalam memanfaatkan ruang bagi kegiatan pembangunan.
Peninjauan kembali yang dilakukan secara berkala, dida*sarkan atas. informasi yang diperoleh dari proses pengerCalian pemanfaatan ruang (pelaporan, pemantauan, dan evaluasi) yang dilakukan secara rutin oleh Pemerintah Kabupaten Gresik.
sebagai suatu upaya mev,,iijrtdkan iaia rL,ang yang terencana dengan memperhatikan
keadaan lingkungan aiam, lingkungan buatan. lingkungan sosial, interaksi antar lingkungan, tahapan dan pengelolaan pembangunan, serta pembinaan kelembagaan
%t", dan sumber daya manusia yang tersedia, dengan selalu mendasarkan pacia kesatuan nasional dan ditujukan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
perencanaan yang prosesnya terjadi setelah suatu siklus kegiatan penataan ruang yang
terdiri dari perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan
B. Azas Penataan Ruang Penataan ruang berazaskan
Kegiatan peninjauan kembali RTRW Dati ll Gresik merupakan bagian dari kegiatan
ruang dilakukan. :
1. Pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu, berdaya gLrna dan berhasil guna, serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan.
2. Keterbukaan, persamaan, keadilan, dan perlindungan hukum. C. Tingkat Rencana Berdasarkan pengertian ruang sebagaimana telah disebutkan diatas, maka ruang
Oleh karena itu peninjauan kembali ini merupakan kegiatan peninjauan kembali secara total terhadap keseluruhan kinerja penataan ruang, termasuk mengakomodasikan
pemutahiran yang dirasakan perlu
akbat kemungkinan adanya paradigma
sefta
peraturanirujukan baru pembanqunan dan perencanaan tata ruang. A. Dalam Sistern Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah
c
dapat meliputi ruang daratan, ruang lautan dan ruang udara. Berkenaarr dengan itu. dan
Penyeleng gara.an' pemerintahan
dengan menunjuk pada batas-batas kewenangan otonom suatu Pemerintah, maka tidak
tttjuan clan ruang lingkupnya, menganclrurg makna yang sangat luas. baik sebagai
semua unsur-unsur ruang v'rilayah menjadi kev,renangan otonom. suatr.r daerah, sehirrgga
sLtatu dasar cjaiarn r-nenetapkarr kebijaksanaan maupun sebagai lvadah kocrclinasi
tidak semua unsur ruang wilayah diatur dalam perencanaan tata ruang di Kabupaten
seluruh aspek pembangunan sektoral.
Gresik.
dan pembangunan daerah sesuai dengan asas,
Dengan esensi dan hakekat demikian. seda dalam kaitannya dengan pelaksanaan
Undang-undang Nonror 1.7.2, Kedadukan Operqsionql RencEnq
peninjauan kembali dalam konteks penataan ruang secara keseluruiran
5 Tahun 1974 Tentang Pokok-pokok Pemeriritahan di
Daerah, yaitu daiam rangka tugas d!biclang penyelenggaraan pemerintahan dan pentbangunan.
merupakan bagian dari proses perencanaan tata rLrang yflng dalam hal ini diartikan
sebagai proses untuk memperbaiki rencana tata ruang yang ada, oleh karena itu peninjauan kembali sebagaimana tersebut diatas bukan berarti plnyurunan rencana baru
secara totalitas sebagaimana digariskan pada pasal 1,3 ayat (2) UU Rl. No. 24 Tahun 1992, tentang Penataan Ruang (UUPR).
Berkenaan detrgan itr-r, maka fungsi Pernerintahan Daerah dalam kaitan dengan penataan ruang adalah: O Mengatur dan menyelenggarakan penataan ruang untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakvat.
C.
berkedudukan setara/sederajat, maka pokok-pokok kebijaksanaan penataan ruang
Berdasarkan arahan GBHN, maka tata ruang bertujuan untuk menserasikan tata
(spasial) dalam POLDAS dan Repelitada harus memberijiwa dan matra yang bersifat
guna tanah, tata guna air dan tata guna sumber daya alam lainnya, maka pengaturan
koordinatif dan integratif terhadap pokok-pokok kebijaksanaan pembangunan
dan pengendalian terhadap tata pemanfaatan tanah sumber daya alam lainnya
menurut sektor/sub sektor/program dan proyek di daerah.
merupaka'n kegiatan yang tidak dapat dipisahkan. Pengendalian terhadap
Dalam POLDAS, REPELITADA dan REPETADA
pemanfaatar+tanah dilakukan melalui pengendalian penguasaan tanah. pengendalian
Mengingat bahwa REPELITADA merupakan penjabaran dari POLDAS dalam bentuk
penggunaan tanah marjinal, pengendalian harga tanah
rencana lima tahun menurut sektor, sub sektor, program dan proyek, maka setiap
pemberian/perpanjangan hak atas tanah (khususnya HGU dan HGB) pada lokasi-
penjabaran kedalam. program dan proyek sudah seharusnya mempertimbangkan
lokasi yang kegiatannya tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang. Pengendalian
arahan program dan proyek khususnya yang berimplikasi terhadap pemanfaatan
terhadap pemanfaatan sumber daya alanr dilakukan dengan mengacu pada
ruang yang termttat dalam arahan rencana tata rr-rang wilayah Kabupaterr.
klasifikasi kawasan lindung dan kawasan budi daya sebagaimana ditetapkan dalam
D. Dalam Fengembangan Investasi Masyarakat dan Swasta
Rencana Tata Ruang sei'ta dengan memberikan pedornan
Tugas pemerintah daerah cli dalant bidang pembangunan fisik hanya terbaias pada pembangunan sarana
dan
pertimbangan
pemanfaatan
penggunaannya
prasarana umum guna menunjang pelayanan
kepada masyarakat dalam upaya meningkatkan 'pertumbuhan
dan
pemerataan
pembangunan, sedangkan pengisian kegiatannya seperti perumahan, industri, perdagangan dsb pada umumnya sebagian besar dilakukan oleh masyarakat/swasta.
I.3.
l*lokgud, Taiocn dcn SqsEftrn
t.3.I. Flcksad Maksud dari pada P€nyru5t^att Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Dari kondisi ini jelas bahwa proporsi investasi masyarakaUswasta merupakan bagian
Gresik adalah untuk memberikan arahan bagi kepentingan penataan ruang terdetiminasi
terbesar dalam menunjang perputaran roda perekonomian daerah. Sehubungan
keseluruh instansi sektoral pelaksana pembangunan sehingga terjadi singkronisasi
dengan itu kiranya menjadi jelas bahwa terhadap p"*Uulgunan oleh masyarakat
pelaksanaan pembangunan di wilayah Kabupaten Gresik.
(baik individu maupun kelompok perusahaan), agar sesuaidengan rencana tata ruang perlu dikendalikan terutama dalam bentuk E.
dan
perijinan.
Dalam Pengendalian Pemanfaatan Tanalr dan sumber Daya Alam
.
@,anazna
2.
1.7.2. Tojaon Penataan Ruang bertujuan
Memberikan arahan pengembangan kawasan budidaya yang meliputi antara lain kawasan permukiman, kawasan hutan, kawasan pertanian, kawasan pertambangan,
:
kawasan industri, kawasan panrruisata dan kawasan lainnya;
a. Terselenggaranya pemanfaatan ruang berwawasan lingkungan yang berlandaskan Wawasan Nusantari dan Ketahanan Nasional.
b. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan budi daya.
J.
Memberikan arahan pengembangan sistem pusat-pusat permukiman;
4.
Memberikan arahan sistem pengembangan prasarana wilayah, meliputi prasarana transpodasi, pengairan, energi, telekomunikasi, dan lainnya,
c. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk:
5.
1. Mewujudkan kehidupan bangsa yang cerdas, berbudi luhur dan sejahtera.
2. [4ewujr-rdkan keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber
Memberikan arahan pengembangan kawasan pen genr
ciaya
6.
buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia.
ja
ng
ka rr'raidu perenca naa
n
diprioritaskan
;
Menetapkan kebijaksanaan Tata Guna Tanali. iata guna iar. tata guna uclara dan tata guna sumberdaya lainnya;
3. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya buatan secara berdaya guna, berhaslf guna, dan tepat guna untuk meningkatkan kualitas sumber
bangannya selama
yang perlu
7.
Menetapkan kebijaksa,naarr perrunJang ruang (aspek institusilkelembagaan, aspeli pendanaan clan aspek lrukum-peraturan) untrik dapat melorr-rjucikan tata ruang yang
daya manusia.
4. Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi
direncanakan.
dampak negatif terhadap lingkuligan.
5. Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan.
1.4.
Berdasarkan batasanldefinisi diatas, maka ruang lingkup perrataan ruang
o
khususnya untuk tingkat kabupaten, meliputi
1.3.3. Sqrarqn
Sasaran dalani rangka penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik, adalah:
1.
. I.
Memantapkan karr',rasan yang befungsi lindurng yang meliputi karrvasan-kawasan
yang memberikan perlindungan setenrpat, kawasan suaka
.
Rocng lingkap
l,ur
dan cagar budaya
:
r
Pengelolaan/penetapan kav,rasan lindung dan katryasan budidaya.
.
Pengelolaan kavyasan pedesaan, kawasan perkotaan, dan kawasan tertentu.
r
Sistim kegiatan pembangunan dan sistim permukiman perkotaan dan pedesaan.
.
Sistim prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, pengairan, dan prasarana
serta kawasan rawan bencana: pengelolaan lingkungan.
t.4.t.
Roong Lingksp l'lqteri (substansi rencqnq. tingkct renccnq, pmgertion ruqng wiloyoh| Ruang lingkup pekerjaan salam rangka penyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Gresik adalah
:
pelaksanaan RTRW Kabupaten Gresik. Arah pengembangan dimaksud dapat :
r
arah pengerirbangan ekonomi
7
arah perrgembangan sosial
r
arah pengentbangan fisik
yang meliputi
:
1. Tingkat Nasional
Strategi Nasional Pola Penataan Ruang (SNPPTR) ditetapkan dalam Peraturan
1. Menentukan arah pengembangan (sasaran) yang ingin dicapai dalam kurun waktu
dijabarkan dalam 3 aspek yaitu
Tingkatan rencana tata ruang ditunjukkan oleh hirarkhi perencanaan tata ruang
Pemerintah jangka waktu 25 tahun, ciigambar peta minimal berskala 1 : 1.000.00O.
2. Tingkat Propinsi
"
Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi, yang merupakan penjabaran strategi dan arahan kebiiaksanaan
.
Penranfaatan ruang rtlilayah nasiqral kedalam s{:rategi dan struktut pernanfaatan
ruang wilayah Propinsi, ditetapkan dengan Peraturan Daerah Propinsi berjangka
2. fi4enemukan kembali potensi darr masalah pembangunan dengan nrelakr-tkan analisis
terhaclap rona wilayalr perencanaan serta kaitannya dengan sasaranlarah pengembangan yang ingin dicapai.
r,vaktu 15 tahun dan digambar cialan-r peta nrinimal berskala 1 :250.000.
3. Tingkat Kabupaten Gresik
i
Rencana Tata Ruang \tVilayali Kabupaten Gresik merupakan penjabaran RTR
3. Menetapkan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Gresik berupa penjabaran lang$ah-
Wilayah Propinsi Jawa Timur kedalam strategi pelaksanaan pemanfaatan ruang
langkah untuk memanfaatkan potensi wilayah dan mengatasi nrasalah-nrasalah
Wilayah Kabupaten Gresik, ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten
pembangunan yang ditemukenali untrlk mencapai tujuan/arah pengembangan yang
Gresik berjangka waktu 1d tahun dan digambar dalam peta minimal berskala
ditetapkan.
i :50.000 sampai 1 :25.000.
4. Perunrusan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik yang secara umum terdiri atas tiga produtk perencanaan, yaitu
;
RTRW Kabupaten selanjutnya da;rat dijabarkan dalam tingkat rencana yang tebih
a. :
rinci, yaitu Kawasan Kota/Perkotaan yang terdiri dari RUTRK (Skala 1:10.000),
r
rencana struktur tata ruanq
RDTRK (Skala 'l:5.000) dan Rencana Teknik Ruang Kota
,
rencana alokasi o"*"nruuian ruang
Rencana Kawasan budi daya diwilayah non perkotaan atau kawasan khusus.
(Ska
la 1.1.L000) dan
pada tingkat RTRW Kabupaten Gresik merupakan hasil perencanaan tata ruang
1.4.2. fi[uong LingkuP Wilqyqh
yang menetapkan Kabupaten yang merupakan perumusan kebijaksanaan Pemerintah
Wilayah perencanaaan Kabupaten Gresik adalah wilayah kabupaten dalanr
harus dilindungi, lokasi pengembangan kawasan budidaya
pengertian administratif, yaitu Kabupaten Gresik, Propinsi Jawa Timur. Walau demikian
jaringan prasarana dan termasuk kawasan produksi dan kawasan pemukiman, pola
dalam penataan ruang, wilayah disekitar wilayah perencanaan tidak terlepas dari
pengembangannY'a dalam kawasan strategis dalam kabupaten )rang akan diprioritaskan
pengamatan, karena rnemiliki pengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap
kurulr waictu perencanaan. Jenis rencana ini merupakan salah satu bentuk darih*n"unu
wilayah perencanaan.
lokasi kawasan
Iunn
Tata Rirang Wiiayalr Kabupaten (RTRW K) yang merupakan bagian (sub sistem) dari
1.4.3. Pimensi Wektn
sisiem o,-it€t1caf1?an tata ruang nasional.
Berdasarkan skala cakupan dan kedalamantrya, sistetn perencanaan tataoruang nasional tei'diri atas 3 (tiga) jenjang, Yaitu:
1)
Strategi t,iasicrral Pengenrbangan Pola Tata Ruang ($NPPTR) ditingkat Nasional,
2t
Rencana Sirui
3)
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.
Dimensi rnlaktir perencanaan penyLrsunafi RTRW Kabupaten Gresik berjangl'la waklu 10 tahun, deng.an pembagian tahapan pembangunan dengarr pola pengemban$?rr
tahap p-reriaina kecjua dari ketiga. Alok:asi penelitian, peretlcanaan dan peml:ang''lr'an dihragi lagi nrenui'ut tarrapan Repeliiada ,unn i.eialr ciisahkan.
RTRW Kabupaten merupakan penjabaran rlinrensi tata ruang pada Pola Dasar
I.5. Sirtematiltc PcnYciicn Untuk mendapatkan ganrbaran yang menyeluruh mengenai buku Draft Rencana
penrbangr;nan Kabupaten dan mengacu pada RSTRP yang bersangkutan serta pada
SNpPTR dan sekaligus merupakan pula umpan balik untuk mempertajam dan menyempurnakan kebijakan tata ruang pada Pola Dasar Kabrrpaten itu sendiri. RTRW
ini disusun materi pembahasan sebagai berikut:
BAB
l. Pendahuluan
Bab ini mer1rpakan penciahuluan dalanr brrku laporan ini, yang berisikan lata
Kabupaten Gi-esik menjadi pecioman kragi Perirerin',ahrDaerah untuk nretietapkan iokasi
dan memanfaatkan ruang dalam menyusLrn progfam-program dan pembangunan lima tahunan dan
tahurran.
'
belakang, pengertian dasar i-encana, maksud, tujuan dan sasaran, rilan!
proyek-proyek
'
lingkup, dan sistematika pembahasan penyusunan Revisi Rencana Tata Ruan(
.
WilaYah Kabr,laten Gresik.
BAB
ll.
Strategi Pengembangan wilayah Kabupaten Gresik
a Bab
ll
merupakan tinjauan terhadap hasil evaluasi yang telah dilakukan pada
Vl. Ketentuan-Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
pekerjaan sebelumnya, mengulas pctensi dan permasalahan pembangunan,
Bab ini memuat tentang ketentuan-ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang
menetapkan scenario perencanaan seda menetapkan strategi pengembangan
bagi wilayah Kabupaten Gresik.
BAB Vll. Pe-nuiup
wilayah
Pada bab ini memaparkan tentang ketentuan-ketentuan tentang rencana tata
BAB III. Kebijaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik Bab ini memuat tentang kebijaksanaan yang berhubungan dengan pemanfaatan
ruang, legalitas perencanaan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik
ruang bagi wilayah Kabupaten Gresik sefain itu dijabarkan kriteria, pengertian
serta ketentuan evaluasi dan peninjauan kembali.
serta klasifikasi penetapan kavrasan budidaya dan non budida;va.
BAB IV. Rencana Tata Ruang Wilaltah Kabupaten Gresik Bab
ini
berisikan tentang arahan struktur vuilayah yang berupa hierarki kota-
kota, perv,rilayaharr penrbangunan, distt-ibt-tsi datt daya tanrpetng
v,rilayah,
penetapan rencana pemantapan kavvasan baik budidaya dan non budidaya, pemantapan rencana pengelnbangan v-rilayah prioritas, rencana pengembangan sistem transportasi, pemantapan rencana sistern utilitas utama wilayah, rencana
pengembangan sistem air baku, rencana pengaturan zoning kar,vasan serta rencana wilayah pengendalian ketat
BAB V, .Ketentuan Pemanfaatan Fenataan Ruang Bab ini memtiat tentang ketentuan-kete.ntuan pemanfaatan ruang bagi vvilayah Kabupaten
L-
BAB
@6ad4n4
Gresik
?'
@,cnoant
Bagan: 0.1.
Kerangka Pemikiran Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik
SASARAT{ PEI'IGED/EAI{GAN
I(AEIJPATEN
-Ar* &Ketijzf<sasr PeraanRtagWqldr -PdtuP€rrb Tkl &Tkll - Repefttada lkl & II(ll
ru.fi-lAl
PENGEIVBAI'IGAN
-
.Penat'4all(anatUndng
-Sreaat Pa€ertteqkarFidk
.
PegEnbilgml(a^/6a'r
. Pengp|rbdE€n SsternKcta-Kcta . SstanSaara & l---l Prasaila I | . fergenttrg
RTfiititbWelerr Gresik
,/;;;\
I
I
t
\-*. _1-'
I P€R J[rlUSAli STFi-,KruF.
-
TATA RIJ/,f.IG YA{G CITUJU
T'
I
Y
-Tda*daSRrsa PelaVa nl I -SilenJaiaCcrTr'rqxr1 | -Ssvnhasaara&Sa'ara i
PEI.IEil}?UA{
r^tt-AYAHRO,IAA Al.
WIAYAII]G8I'PAIEN
I I
ARAFT PENGEI{IBA,IGAI{
TATARUA-IGIGBUPATEI{
I
-
PENGMBaNGAN PEI'IGELOL AAN SECAFATERPADU
|
t_-------
I' Y
Rcra Sosid
-Raa Fis*
&
l'ra,vear Tebdd
-Kararearltftis - l(a,l'er Perfirrbdur Cepd
-TdaRuagMlro
-Sman PerSpnbrgm
-RTR1AltrtilJeaim -
-
TdaRt"BgRH
Sasaar Pergen{E€an Scdd
-Srrrber Dqpfilbre*a
Urgkrrgal
-RaaB<mrri
-S-rttrs'OagrAlan
-SnJ
-$rrber
Oalp &retar
-Krdite TetaRuarg -Kenxrrp nPentiq6ar
ft'qgranPe*rb:rgucr ftiqiras
Vrll<1y*r
I I
! I I
I
i |
PentraqLr| n PerrErift d1
-Fidk& Est€tka Urykurgm Oaerdr
Aokai PerrarfdanRr.rrg
Sdlri .
Roa Kdarbagiaardar Keuagat Daerdr
1. .
Ardisis tGseeraar Tekdogi
Ka,,umar
Urxirrg
2 Katrymr BtrJdar.a
-Ar{isis $rui.ru- Taa Fr-arg . Adisis Sist€ffiKe6jaar .
.
Ardisis Fda Perntrirrar . a. Ardisis Aksesitilita
PEDCIilIAN
OPERASG\AIISA.S RTRWKABI'PATEN
-Aspek Tdcfs -Aspe+r
t(darbaSryt
-Aspek
YtridsHtfttrn
-A6p€k Fendawr
f.R.onctnr
2.1. Horil Evolussi RTItltr Kcbupoten Gresik Kegiatan evaluasi dilakukan pada prinsipnya merupakan peninjauan kembali penataan ruang yang secara keseluruhan merupakan bagian dari proses perencanaan tata ruang yang diartikan sebagai suatu proses atau bagian dari pada perbaikan rencana
tata ruang yang ada, dengan kata tain bahwa proses peninjauan kembali ini bukan merupakan penyusunan rencana baru secara totalitas sebagaimana yang telah digariskan cialanr Pasai 13 ayat (2) UU tilo.24 tahr:n 1992, tentang Penataan Ruang.
Proses peninjuan kembali aiau evaluasi
ini
rnerupakan kegiatan perencanaan yang
pfoses terjadinya setelah siklus kegiatan penataan rLtang yang berupa perencanaan tata
ruang. pemarnfaatan ruang dan pengendalian penranfaalan i'uang dilakukan, oleh karena
ffit n:;t tyi Eiilgyttt/rt rl,[, tr lifi'i l r,;t'r
itu kegiatan Evalirasi rnerr-rpakan kegiatan pemutahirarr data kai-ena adanya paradigma
i){{,t /tttp"r i r7t r ;r)t rc, i i;
serta peratrtrani;ijlr'(i:n baru pembangunan dan perencanaan tata rLtang. Falctor-faktor
n
periyebab perlunya dilakukan eiraluasi ini ada beberapa faldor yang dapat diklasifikasikan i
naenjadi faktor eksternal cian internal sebagai berikilt:
A. Faktor Eksternal Adanya perubahan darr atau penyempurnaan peraturan/rujukan sistem penataan
ruang yang berlal
kebijaksanaan pemanfaatan ruang ataiu sekioral dari tingkat
nasionalipusaUpropinsi
yang berdampak pada pengalokasian kegiatan yang
memerlukan ruang berskala besar dan harus diakomodasikan oleh Kabupateti
Gresik, sehingga praktis akan terjadi pelaksanaan pemanfaatan ruang yang sudah
dengan tugat penataan ruang mengenai fungsi dan kegunaan RTRW Kabupaten
ada dalam RTRW Kabupaten Gresik.
dalam pelaksanaan pembangunan sehingga tingkat partisipasinya dalam menyusun
c Adanya ratifikasi kebijaksanaan global yang mengubah
paradigma-paradigma
RTRW-nya sendiri maupun pendayagunaannya
bagi seluruh kepentingan
sistem pembangunan dan pemerintahan yang sedang berlaku pada umumnya dan
pembangunan daerah sangat rendah, hal ini sebagai contoh terjadinya perlawanan
paradigrma perencanaan tata ruang yang digunakan dalam penyusunan rencana
rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW
akan menjadi tidak relevan sehingga sering kali sia-sia mempertahankannya.
Kabupaten dan pelaksanaannya dilapangan. Seperti yang telah dijabarkan dalam
+ Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat dan
petunjuk teknis penyLtsunan Revisi RTRW Kabupaten Gresik maka dari beberapa '@
seringkali radikal dalam hal menraksirnalkan pemanfaatan sumber daya alam dan
proses peninjauarr kembali RTRW Krabupateri Gresik diatas, maka selanjr.rtnya
memininralkan kerusakan lingkungan, selringga kapasitas daya Cukung lingkungan
diiakukan penentuan tipologi peninjauan kenibali yang ciibagi dalam delapan
dapat ditingkatkan. Oleh karena itu harus selalu diantisipasi 'untuk keperluan
kemungkinan tipologi sebagai berikut:
optimasi struldur dan pola penranfaatan ruang yang ada.
Tipolo-r,i
B. Faktor Internal
A: K.ondisi Rl-Flvv sah, terjacli simpangan kecil dan tidak terjadi
perubahan
faktci- eksternal.
Kualitas RTRVii Kabupaten yang ada reridah sehingga kurang ciapai dipergunakan
RTRW nrempunyai kondisi Lrerlaku ciigunakan sebagai acuan pemirangunan dan
sebagai dasar untuk penerbitan perijinan lokasi pembangunan cjan kurang dapat
memenuhi syarat ketentuan, prosedLtr dan proses penyrrsrlnan rencana dan terpenuhinya
digunakan untuk mengoptimalkan perkembangan dan pertumbuhan aktivitas sosial
substansi RTRW. Simpangan-simpangan dalam pemanfaatan dan pengendalian rencana
ekonomi yang berlangsung cepat dan dinamis yang secara fisik ierus menerus
secara prinsip tidak mempengaruhi perubahan iujuan, strategi ser"ta pola dan struktur
metringkatkan kebutuhan ruang. Rendahnya kualitas rencana yang
pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, dengan demikian pula faklor-faktor eksternal
ada
dapat
disebabkan oleh tidak diil
masih satrgat kecil peirgaruhnya pada perubahan vyilalrah.
perencanaan tata ruang yang benar, atau tidak lengkaprtyut'ko*Oonen rencana tata
Tipologi B: Kondisi RTRW sah, terjadi simpangan kecil, namun terjadi perubahan
ruang yang seharusnya disusun sehubungan dengan berbagai
keterbatasan
kelengkapan sistem pendukungnya maupun kemampuan sumberdaya penyusunnya.
Uaslfr kurangnya dan terbatasnya pengertian serta komitment aparat yang terkait
significant pada faktor-faktor eksternal berpengaruh terhadap kinerja RTRW.
RTRW mempunyai kondisi berlaku digunakan sebagai acuan pembangunan' .dan
memenuhi syarat ketentuan prosedur serta proses penyusunan rencana, namun karena
@lncan< adanya pengaruh faktor eksternal, RTRW tersebut tidak lagi dapat sepenuhnya d'ljadikan
acuan pembangunan. Secara mendasar RTRW seperti
ini memerlukan
perubahan-
untuk mengklasifikasikan tipologi peninjauan kembali terdapat 3 variabel penilaian yaitu:
perubahan mendasar dalam tujuan, sasaran, strategi serta pola dan struktur pemanfaatan
.
Keabsahan RTRW Kabupaten terdahulu
ruang wilaYah kabuPaten.
.
Perubahan Faktor Eksternal
.
Simpangan
Tipologi
C:
RTRW sah, simpangan besar, faktor eksternal secara significant.
Dalam pemanfaatan RTRW terjadi simpangan yang menyalahi ketentuan dalam RTRW,
Darivariabeldiatas terdiri beberapa indikator sebagai penilaian sebagai berikut:
disebabkan oleh faktor-faktor eksternal secara significant
Va
Perlu ditakukan perubahan tujuan, sasaran, strategi serta pola dan struktur pemanfaatan
1. Kelengkapan dan keabsahan data
riabel keabsahan RTRW meliputi indi kator-i ndi kator:
ruang vrilay26.
.
Metode dan analisis
Tipologi D: RTRW sah, simpangan besar, tidak terjadi perubahan faktor eksternal.
.
Perumusan konsep clan strategi pemanfaatan ruang
Dalam pelaksanaan RTRW telah, terjacii simpangan daiarn pemanfaatan
" c
Produk Rencana Tata Ruang Wilayq6 Kabupaten
dan
pengendalian/tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RTRW, lvalau kondisi RTRW sendiritelah memenuhi prosedur dan ketentuan penyusunan RTRW.
Prosedur Penyusunan RTR\tV Kabupaten
2. Variabel Perut:ahan Faktor Eksternal terdiri dari indikator-indikator:
Tipologi E,F,G dan H: Keempat tipotogi pada dasarnyu *"inpunyai kondisi sama yaitu
.
Terdapat peraturan dan rujukan baru
RTRW tidak sah, perbedaan tipologi hanya dibedakan atas pemanfaatan serta faktor
r
Terdapat kebijaksanaan baru
ekternal sebagai berikut:
n
Terdapat perubahan dinamis akibat kebijaksanaan maupun pertumbuhan ekonomi
. . .
.
Terdapat paradigma baru
: Tipologi F : Tipologi G : ' Tipologi H : Tipologi E
simpangan kecil, faktor eksternal berubah simpangan kecil, faktor eKernal teiap simpangan besar, faktor eksternal
.
berubah .
{'
simpangan besar, faktor eksternal tetap
Pada dasarnya untuk keempat tipologi ini perlu dilakukan penydmpurnaan RTRWI
L
perubahan yang diakibatkan oleh fal
3. Variabel simpangan terdiri dari indikator-indikator:
c Simpangan
.
dalam pemanfaatan
Simpangan dalam pengendalian
perubahan tujuan, sasaran, strategi serta struktur dan pola pemanfaatan ruang wiiayah
Masing-masing yariabel akan diklasifikasikan penilaian sebagai berikut:
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam penyusunan rencana dan sesuai dengan
a. Keabsahan RTRW Kabupaten diklasifikasikan s€bagai
:
. .
c) Tidak terdapat salah satu indikator/sub indikator, dikatakan faktor
RTRW sah RTRW tidak sah
berubah.
b. Perubahan Faktor Eksternal diklasifikasikan sebagai berikut:
o o
FaktoreksternaltetaP
3. Variabel SimPangan a)
Faktor eksteinal berubah
c)
SimpanEan besar
indikaior akan diberi bobot penilaian menurut tingkat keperrtingan ierhadap pengaruh materi RTR\I.J secara keseluruhan. Fenilaian kiasifikasi masing-masing kriteria }'eng didefinisikan sebagai variabel adalah: Variabel l(eabsahan RTRW
a)
atau karalceristik iersendiri sehingga -aetiap Kabupaten mempunyai keklrususan perlr.r penyesuaian keberadaan indikator atau sub indikator.
b) Setiap indikator, sub indikator memputryai
indikator
peranatl yang sama, sangat penting dan
Penentuan SimPangan:
. .
Penilaian ktasifikasi variabel kesatuan RTRW
setiap indikator akan ter.di|i
1.
1
mempunyai nilai 100/15 = 6,56
Simpangan keci!
iJ
setiap indikator mempunyai nilai kontribusi yang sama.
b) Apabila jumlah indikator 15 dengan total nilai 100, maka nilai
c. Simpangan diklasifikasikan sebagai:
e .
eksternal
0-
50
51 -
100
SimPangan Kecil SimPangan Sesar
Dari beberapa uraian kriieria peniiaian terhadap keabsahan RTRW Kabttpaten b'eriku-,: Gresik rnasil-r ditindak'laniuti derrgan penilaian beberapa rrariabel sebagai
A. Kriteria Kesahan RTR'f/ yang nreiiniiti peniiaian tentang:
r
KelengkaPan dan keabsahan da'te
.
Metode dan analisis
c
Perumusan konsep dan stratcgi pemanfaatan ruang
c
Produk rencana tata ruang wilayah
o
Prosedur penyusunan RTRW Kabupaten
saling memPengaruhi-
c) 2.
KenyataannVa tidak terdapat salah saiu inciikatorlsub indikator tidak syah.
Variabel Faktor Ekternal
a) Setiap Kabupaten mempunyai kekhususan atau kardkteristik yang tersendiri, sehingga perlu penyesuaian indikator atau sub indikator.
b)
Setiap indikator/sub indikator mempunyai peranan yang sama/sangat penting.
sebagai berikttt: B. Kriteria Adanya Perubahan Faktor Ekternal yang meliputi penilaian
c
Terdapatnya peraturan dan rujukan baru
c
TerdapatnYa kebijaksanaan
.
Terdapatnya perubahan dinamis akibat kebijaksanaan & pertumbuhan
o
TerdapatnYa Paradigma baru
@ancana
.
C.Kriteria Adanya Penyimpangan yang meliputi penilaian sebagai berikut: . Kriteria simpangan dalam pemanfaatan ruang
.
Sub Indikator kependudukan berupa kepadatan penduduk 5 tahun, kenyataan data kesimpulan penilaian data lengl
Kriteria simpangan dalam pengendalian pemanfaatan RTRW
Pada bagian akhir dari penilaian ini adalah ciidapatnya kesimpulan hasil penilaian
.
Sub Indikator Kependudukan, Pertumburhan Penduduk 5 tahun, lengkap.
.
Sub Indikaitor kependudukan berupa Lapangan pekerjaan penduouk selanra 5
sebagai berikut:
tahun, kenyataan data tidak lengkap.
1) Apakah hasil penilaian Kriteria Kesahan RTR\A/ sah atau tidak
2)
B. Penitaian terhadap indikator Metode darr Analisis:
Apakah hasil penilaian Kriteria Perubahan Faktor Eksiernal sah atau tidak
3) Apakah
penilaian terhadap indikator Metode dan Analisis kependudukan dilakukan seperii
hasil penilaian Kriteria Simpangan besa| atau kecil
Dari ketiga peniiaian tersebut diatas maka pertanyaan termasuk daianr tipologi apa
produk RTR\Ai yang sudah disusun terdahulu. dengan demikian langkah selanjutnya
ya dalam modul ll climana untuk setiap sub indikator diiclentifikasi terlradap penyataan aiau tidak-nya suatu proses analisis ieiatr ditakukan. lebih jelasnya lilrat pada tah;el 2'1
,
akarr dapat dicerrnati apakah akan dilakukan revisi, cJire";isi sebagian atau revisi total.
A^*,'.,1"*1"?*2nJuorx un
:=:::=::
lo.ii
U,l.t. fispek Kcpendadakan Seperti yang telah dijabarkan pada bahasan terdahulu kegiatan evaluasi terhadap
aspek kependudukan didasarkan pada peniiaiair
3 variabel variabel
keabsahan dan
kelengkapan data, faktor eksternal dan variabel simpangan, dengan kata lain penilaian ini
tidak terbatas pada data saja akan tetapi juga nreliputi hasil analisa yang terangkunr dalam buku Lampiran ll serta rencana tata ruang yang berupa buku lampiran
l.
J-_,, i
{,
1: Variabel Keabsahan RTRW
A. Penilaian terhadap indikator kelengkapan dan keabsahan Data
.
Sub Indikator kependudukan berupa perkembangan penduduk 5 tahun, kenyataan data kesimpulannya adalah data penduduk lengkap.
!
I
i
lada'ticiaxl
-----r -i.
l:erker:i-.anEarr oenriuci,{ E i i enat,rrs tingi<et -kecanatanl kabupaten i I perkotaan, i I i i
liiili
z I anatisis nrengenaipergerakarr/nobrlrtas i I OenduduK perkotaan, kecareiianl i
lkabupaten lilil
3 | Ariatisis distribusi/kepadatan I kecanatan perkoiaan
i
pendtrduk
I
liiit Analisis struKur pekerlaarr pendudttk
4 I
iJ Penilaian Terhadap Masing-Masing Variabel
Uraian
I i
Anaiisis sit'ttldur dan tingkat partisrpast
ii ii
---{
Trtig
dan mgrasipada.wilayah i e i- vtet,putioutkecattutarr dan kabupaten i i Pei'kotaan
iE i I !
i
Keterangan t/^.^j^^^^A
ii ii ii
l'
I
I I
tr4eliputi distribus/persebaran
perrclucluk
i I serta kepadatannya padawtlayah-rnrllayanl perkotaan, kecaratan dan kabupaten
i
I
i
- tr/eiiputi sti'uKur lapangan pekerjaan utalre
kabupaten, kecanatan. perkotaan
angkatan kerja kabuPaten
'
- StruKur dan tingkat partisipasi arrgkatan kerja (pengelompokan angkatan kerja)
C. Penilaian indikator Perumusan Konsep dan Strategi Pemanfaatan Ruang
D. Penilaian terhadap paradigma baru pembangunan
Penilaian indikator Perumusan Konsep dan Strategi Pemanfaatan Ruang seperti dalam modul lll, untuk setiap sub indikator diidentifikasi terhadap penyataan yaltidak-nya
Terdapat perubahan dalam kaitannya dengan adanya paradigma baru pembangunan. 3. Variabel Simpangan
suattt proses perumusan dan strategi telah dilakukan. Kegiatan evaluasi ini melakukan penilaian arahan pengembangan sosialdemografi dengan kesimpulan sebagai berikut:
r
p€t'urTlusan pengembanganiprediksi penduduk sudah dilakukan
e perurlusan tingkat pelayanan o
Dari ke enam belas sub indikator yang telah dipaparkan dimuka maka penilaian terhadap variabel simpangan dilakukan dengan asumsi bahwa keseluruhan sub indikator mempunyai nilai 100 maka dengan membagi jumlah 100 untuk nilai keseluruhan dengan
utilitas belum seluruhnya dilakukan
jumlah keseluruhan sub indikator sebanyak 16, maka nilai untuk setiap sub indikator
p€rufllusan terhadap tingkat kemudahan belum dilakukan dalam perencanaan
aspek kependudukan 6,25. Untuk jawaban layak sebanyak
2. Variabel Perubahan Faktor Eksternal
perubahan faktor eksternal sebagai berikut:
"nilai 50 dan
simpangannya diambif angka tersebut yang dapat dikatakan bahwa untirk aspek kependudukan mempunyai simpangan yang kecil. ..
A. Penilaian terhadap Faktor Eksternal Terdapatnya Peraturan Baru dan Rujukan
Barur:
Adanya perubahan pada aspek kependudukan karena adanya PP tentang penataan
2,1J,. 6rpek Eksnomi
ruang kawasan pedesaan.
Kegiatan evaluasi terhadap aspek ekolromi didasarkan pada penilaian 3 variabel
B. Penilaian terhadap faktor eksternal adanya kebijaksanaan-kebijaksanaan baru: Terdapat perubahan pada aspek kependudr.rkan sehubungan dengan adanya kebijaksanaan untuk memperiahankan lahan-lahan pedanian beririgasiteknis.
kp.bijaksanaan maupun
pertumbuhan ekonom
variabel keabsahan dan kelengkapan data, faktor eksternal dan variabel simpangan. Penilaian ini dilakukan terhadap beberapa sub indikator sebagai berikut.
fl
Penilaian Terhadap Masing-Masing Variabel
1. Variabel Keabsahan RTRW A. Penilaian terhadap
indikator kelengkapan darr keabsahan Data:
Terdapat perubahan pada aspek kependudukan karena adanya perubahan fungsi
.
Sub lndikator PDRB selama 5 Tahun dengan kenyataan.data lengkap.
perdesaan da.n adanya investasi yang berpengaruh terhadap pola dan struktur
.
Sub Indikator mobilisasi orang dan barang dari dan keluar ka';upaten dengan
wilayah, serta terdapatnya pusat pelayanan baru.
\--
dengan
jawaban tidak layak 8 dengan nilai variabel sirnpangan 50, dengan dernikian nilai variabei
Pada tahap avral penilaian variabel ini dilakukan penilaian terlradap beberapa
C. Penilaian terhadap adanya perubahan dinarnis akib,at
I
kenyataan data mobilisasiorang dan barang tidak lengkap.
' .
Sub Indikator sistem jaringan jalan dan lainnya antar dan dalam kabupaten dengan
@lnozza
Tabel:2.2 Analisis Ferekonomian
kenyataan data lengkap. Keterangan
. Sub Indikator produksi per ,"fnor,
pembangunan total Kabupaten dengan Analisis men$enai ekonomi dasar wilayah
kesimpulan kenyataan data tidak lengkap.
.'
- hilrerupakan kegiatan ekonom i yang m en unja ng perkem bangan daerah meliputi produksi dan jasa perdagangan
Sub Indikator produksi per selctor pembangunan dirinci per kecanratan dengan Aialisis mengenai sektor kesimpulan kenyataan data tidak lengkap
E]
- Sektoi'-sektor yang mempunyai peratran .penting unfu k perkembangan ekonom i
EI
- Peluang pertumL-rirhan ekonotni (prociuks dan jasa perdagangan kaitannya dengan kelril aksanaa n reg iona
unggu lan yang berpenga ruh
. Sub lndikator data APBD Kabupaten Gresik (5 Tahun)
terhadap regiona dan nasional
dengan kesimpulan Aialisis
rn
engenai peluang
pedum buhan ekonom r dikaitkar:
kenyataan data tidak lengkap.
I
Sttb Indikator realisasi penerimaan dan pengeluararr rutin (5 tahun)
clengan
Ia - Pergerakan/aliian [:arang dan lasa antar
kenyataan data ticlak lengkap.
kabupaten dan dalam vri!arah kabupaten
Sub Indikator data realisasi penerimaan dan pengeiuar-an pelrnbangurran {5 tahun) - F:'erge;-akan dan perkernbalgan inwcsici
dengan kenyataan data tidak lengkap.
ii
ii li
Sub lndikator Investasi pembangunan per sektor yang terkait clengan penataan C, Fenilaian indikator Perumusan Konsep dan Strategi Pemanfaatan Ruang ruang' kenyataan datanya tidak lengkap.
Penilaian terhadap indikator Perumusan Konsep dan Strategi Pemanfaatan Ruang B. Fenilaian terhadap indikator Metode dan Analisis:
dilakukan seperti dalam modul lll dimana untuk setiap sub indikator diidentifikasi terhadap
Penilaian terhadap indikator Medode dan analisis perekonomian dilakukan seperti
dalam modul ll dimana untuk setiap sub indikator diidentifikasi terhadap penyataarr ya atau tidak-nya suatu proses analisis telah
Lebih jelasnya lihat tabel 2.2.
clilakukarr.
{.
penyataan ya atau tidak-nya suatu proses perumusan dan strategi telah dilakukan.
Kegiatan evaluasi pada indikator
pengenrbangan perekononiian berupa:
.
Pertr-rnrbuhan ekonomi yang dinyatakan dengan
dalarn RTRW terdahuhr lengkap.
L-_
ini dengan melakukan penilaian terhadap arahan
laju pertumbuhan PDRB, dimana
.
Pergeseran struktur ekonomi dinyatakan dengan struktur penduduk berdasarkan mata
3. VariaUel Simpangan
pencaharian, perbandingan antara jumlah tenaga kerja yang terlibat pada sektor
Dari ke dua putuh sub indikator yang telah dipaparkan dimuka maka penilaian
pertanian dengan non pertanian, posisi relatif sektor dilihat dari segi tenaga kerja dan
terhadap variabel simpangan dilakukan dengan asumsi bahwa keseluruhan sub indikator
pendapatannya, dengan kenyataan data lengkap.
mempunyai nilai 100 maka dengan membagijumlah 100 untuk nilai keseluruhan dengan
jumfah keseluruhan sub indikator sebanyak 20, maka nilai untuk setiap sub indikator
2. Variabel Perubahan Faktor Eksternal
Pada tahap awal penitaian variabel ini dilakukan penilaian terhadap beberapa
aspek ekonomi 5.
Untuk jarvaban layak sebanyak 6 dengan nilai 30 dan untuk jawaban tidak layak
perubahan falctor eksternal sebagai berikut: A. Penilaian terhadap Faktor Eksternal Terdapatnya Peraturan Baru dan Rujukan Baru.
Telah dikeluarkannya PP tentang kawasan pedesaan yang altan berpengar-uh pada
sebanyak 14 dengan nilai variabel sinipangan 70, dengan demikian nilai sub indikator yang ierbesar nilai variabet simpangannya diambil angka tersebut.
Secara keseluruhan untuk indikator dalam aspek ekonomi mempunyai nilai
pergeseran kepentirrgan ekonomi wilayah secara keseluruhan
B. Penitaian terhadap faKor eksternal adanya kebijaksariaan-kebijaksanaan barlt. Terdapat perubahan pada aspek ekonomi sehubungan dengan adanya kebijaksanaan
simpangan 7G. rriaka disirnpulkan bahvla untuk aspek ekonomi ffi€rl"ipLlnlai simpangan yang besar.
untuk mempertahankan lahan-lahan pertanian beririgasi teknis pada kebijaksanaan
dan strategi perwilayahan pada tingkat nasional, propinsi paupun pada tingkat
Seperti yang ielah dijabarkan pada bahasan terdahulu kegiatan evaluasi terhadap
kabupaten serta arahan pola dasar pembangunan.
3 variabel variabel
Penilaian terhadap adanya perubahan-perubahan dinamis akibat kebijaksanaan
aspek struktur wilayah didasarkan pada peniiaian
maupun pertumbuhan ekonomi
kelengkapan data, faklot eksternal dan variabel simpangan-
:
Adanya perubahan fungsi pada aspek' ekonomi,,. terdapatnya investasi yang
D.
2.1.3" filpek Strakt$r tftfitoycFt
keabsahan dan
o
Dengan kata lain penilaian ini tidak terbatas pada data saja akan tetapi juga
berpengaruh pada pola dan struktur perekonomian wilayah.
meliputi hasil analisa yang terangkum Uutut buku Lampiran ll serta rencana tata ruang
Peni|aianterhadapparadigmabarupembangunan<
yang berupa buku lampirarr l.
Tidak terdapat perr,rbahan kaitannya adanya paradigma baru
pembangunan,
sehubungan timbulkan krisis moneter dan reformasi yang tengah berlangsung.
@.encdnd
tJ Penilaian Terhadap Masing-Masing Variabel
Tabel:2.3 Analisis StruKur Rmtg
1. Variabel Keabsahan RTRW
[Jraian
.
Aralisis struKur
lVbnemu kenali pewujudan ruang yang ada, kecerderungan
tata ruang
perkembangan dan permasalahan perkembangan
-
A. Peniiaian terhadap indikator kelengkapan dan keabsahan Data:
Sub Indikator peta kecenderungan perkembangan wilayah dengan kenyataan data -
Arnlisis sistem
- tVlengkaji sebaran dari pada konsentrasi kegiatan permuki perclesaan seda kaitannya dergan kcgiaiankegiatan goduks
Pelrrrttkirnarr
tidak lengkap.
disekrtarny:a.
Sub Indikator sebaran kawasan yang meliputi kawasan lindung dan
sisiem lrusa'r-pxrsat permukiman perkohan/sistem kota mercakup: fungsr kota (pusat kegiatan pemerintahan, sosial ekcnoni dan jasa transporhsi * Fungsi pennuldman mernberikan perhatian furgsr-fungsi scsial d,an ekonorni
"
kawasan
budidaya dengan kenyataan data lengkap.
Sub lndikator struktur ruang yang antara lain melipitti furrgsi dan hirarki pusat-pusat permukiman serta keterkaitannya aniar pusat-pusat permukiman dengan kawasan
- /nalis.is
lTasa
ra
- Fbla jarirrgan transportasi keterkaitarr fungsioral antai kota
sisterl na t|a ;-s ixrrtas.
airtar kal',€san,artar kob dari kawasan produks! - Fungsi kardisi dan tirgKat grelapnan pi'asarana trans;;ortasi leiig ada dan kecenderungannla
i
produksi dan prasarana wilayali dengan kenyaiaan data lengkap.
B. Penilaian terhadap indikator Metode dan Analisis:
._.\-t:-.:^ - At rd!ts:t ^;^t-."-sts[gr i
piasa
fa
na
I
trl
P€r-rCe t rat-r
Penilaian terhadap indikator l\4edode dan analisis kependudukan dilakukan seperti
1..
Urluk meiakukan pengkaiian terhacap ircia jariqgan perlJaira l- Fur-rgsi, kcndisl dan tirgkat pela;enan korrlisi strmber air dan i iit-,a1'3 lxiestai-ien cian sianciarci kelririuhai-r a!r balc.l i-
I I
datam modu! ll untuk setiap sub indikator diidentifikasi terhadap penyataan ya atai; tidaknya suatu proses analisis telah dilakukan.
Untuk lebih jelasnya proses penilaian dalam indikator diatas yang dinilai berdasarkan sub indikator pada tabel 2.3.
- Aralisrs sistem
prasaffina wilayafi iainnya
- Llniuk meiakukan kajian terhadap fungsr. kondisr dan tingkat peiavanan tertudap prasarana vriiayah lain yaitu energi/listrik te lekoinu iri'xas i pengel cl aa n I i rigkunga n i:rasa rana kota
C. Penilaian indikator Perumusan Konsep dan Strategi Pematrfaatan Ruang: Penilaian terhadap indikator Perumusan Konsep dan Strategi Pemanfaatan Ruang dilakukan seperti dalam modul lil diniana untui< setiap sub inciikator diidentifil.rasi terhadap
penyataan ya atau tidak-nya suatu proses perumusan dan strategi telah dilakukan. Kegiatan evaluasi pada indikator struktur wilayah sebagai berikut:
t-
ini dengan melakukan penilaian terhadap
arahan
.
perumusan sistem kegiatan pembangunan dan sistem pemukiman belum seluruhnya
terdapatnya kebijaksanaan untuk mempeftahankan lahan-lahan pertanian beririgasi
dilakukan dalam buku produk RTRW terdahulu.
teknis.
r
p€IUf?lusan tingkat pelayanan transportasitelah dilakukan dalam perencanaan.
.
perumusan prasarana airlpengairan belum seluruhnya dilakukan dalam perencanaan
maupun pertumbuhan ekonomi:
RTRW Gresik
Terdapat perubqfan pada struktur rryilayalr karena adanya perubahan fungsi
p€t-ufiusan sistem pengembangan prasarana listrik, telepon, pengelolaan lingkungan
perdesaan dan adanya in.restasi yang berpengaruh terhadap pola dan struktur
belum seluruhnya dilakukan dalam perencanaan, RTR\IV Gresik
vrilayah, seria terdapatnya pusat pelayanan
c
C. Penilaian terhadap adanya perubahan-perubahan dinamis akibat kebijaksanaan
baru.
o
D. Penilaian terhadap paradigma baru pernbangunan
2. Variabel Perubahan Faktor Eksternal
Pada tahap awal penilaian variabel ini dilakukan penilaian terhadap beberapa
Terdapat perubahan struktur u,ilayah karena proses globalisasi merrghadapi era perdagangan bebas
perubahan fatctor eksternal sebagai berikut:
.
Terdapatnya Penataan Ruang dan rujukarr baru
.
Kebijaksanaan-Kebijaksanaan baru
.
Terdapatnya Perubahan-perubahan dinamis akibat kebijaksanaan maupun
terhadap variabel simpangan dilakr'lkan ciengan asumsi bahwa keselur-uhan sub indikator
pertumbuhan ekonomi
mempLrnyai nilai 1C0 nraka dengan rnernbagijerrnlah 100 untuk nilai keseluruhan dengan
Terdapatnya Paradigma Baru Pembangunarr
jumlah keseluruhan sub indikator sebanyak 15, maka nilai untuk setiap sub indikator
.
3. Variabel Sirnpangan
Dari i<e lima belas sub indikator yang teiah dipaparkan diniuka maka penilaian
A. Penilaian Faktor Eksternal Terdapatnya Peraturan Baru dan Rujukan Baru:
Adanya perubahan aspek struktur wilayah karena adanya RPP tentang penataan ruang kalvasan pedesaan dan PP tentang penataan r:epS kawasan tertentu.
B. Penilaian terhadap faktor eksternal adanya kebijaksanaan-kebijaksanaan baru:
aspek struktur vrilayah 6,66. Untuk jalaban layak sebanyak 6 dengan nilai 39,96 dan untuk jav,,aban tidak layak
sebanyak 9 dengan nilai variatrel simpangan 59,94, ciengan denrikian jumlah terbesai
nilai sub indikator pada yang tidak layak sebesar 59,94. Secara keseluruhan untuk
Terdapat perubahan pada aspek strulctur wilayah ,uhilbungun dgngan adanya
indikator dalam aspek struktur wilayah mempunyai kecenderungan nilai tidak layak yaitu
perub.ahan kebijaksanaan strategi penruilayahan propinsi
sebesar 59,94, maka dapat disimpulkan bahwa untuk aspek struldur wilayah mempunyai
dan kabupaten serta
simpangan yang besar.
@.encana
Kegiatan evaluasi pada indikator
2.1.4. 6rpek Pemqnfqotsn dqn Peqgcndolion fiucng
ini dengan melakukan penilaian terhadap
arahan
pemanfaatan dan pengendalian ruang dengan hasilsebagai berikut: Seperti yang telah dijabarkan pada bahasan terdahulu kegiatan evaluasi terhadap
o aspek Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang didasarkan penilaian 3 variabel variabel
arahan pengembangan fisik tetah dilakukan dalam perencanaan RTRW Kabupaten Gresik.
keabsahan dan kelengkapan data, faktor eksternal dan variabel simpangan, dengan kata
r
lain penilaian ini tidak terbatas pada data saja akan tetapijuga meliputi hasil analisa yang
peturtusan konsepsi dan strategi pengembangan tata ruang wilayah telah dilakukan dalam perencanaan RTR\nl Kabupaten Gresil.:.
terangkum dalam buku Lampiran llserta rencana tata ruang yang berupa buku lampiran
L
LI Penilaian Terhadap Masing-Masing Variabel
e
pengembangan kawasan perdesaan belunr dilakukan dalam perencanaan RTRW
1. Variabel Keabsahan RTRW
Kabupaten Gresik
A. Fenilaian terhadap indikator kelengkapan dan keabsahan Data:
.
Sub Indikator sumber daya alam dengan kenyataan tidak data lengkap
.
Qub lndikator sumber daya manusia dengan kenyataan data lengkap
*
Sub lndikator sumber daya buatan dengan keny3issn data tidak lengkap
.
Sub lndikator potensi ruang dengan kenyataan data lengkap
B. Penilaian terhadap indikator lt4etode dan Analisis:
c .
C. Penilaian indikator Perumusan Konsep dan Strategi Pernanfaatan Ruang
.
Penilaian terhadap indikator Perumusan Konsep dan Strategi Pemahfaatan Ruang
dilakukan seperti dalam modul lll dimana untuk setiap sub indikator diidentifikasi terhadaSi
penyataan ya atau tidak-nya suatu proses perumusan dan strategi telah dilakukan.
l-
perumusan konsepsi pengembangan tata ruang rryilayah teialr dilakukan dalam perencanaan RTRW Kabupaten Clresik
.
penetapan kawasan strategis dan i
c
penetapan kawasan ko?rservasi lingkungan Lreluni sepenuhnya dilakukan dalanr perencanaan RTRW Kabcrpaten Gresik
terhadap penyataan ya atau tidak-nya suatu proses analisis telah dilakukan. Sub indikator dalanr penilaian ini lebih jelasnya proses peqilaian diatas pada tabel 2.4.
penetapan dan pengembanoan kar^rasan tertentu belum dilakukan dalam perencanaan
RTRW Kabr-rpaten Gresik
Penifaian indikator Medode dan anallsis Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang dilakukan seperti dalam moclul ll dimana untuk setiap sr-rb indikator diidentifikasi
peiletapan dan pengenrbangan karvasan perkotaan belum dilakukan penetapan dan
.
penetapan kawasan lindung telah dilakukan dalam perencanaan Rl RW Gresik
.
penetapan rencana kavvasan budidayrq telah dilakukan dalam perencanaan RTRW
o penetapan rencana telah sistem
kegiatan pembangunan dan sistem pemukiman
perkotaan belum sepenuhnya dilakukan dalam perencanaan RTRW Gresik
@.ancana
TSel:24
2. Variabel Perubahan Faktor Eksternal
Analisis Pola Pemanfaatan dan
Pada tahap awal penilaian variabel ini dilakukan penilaian terhadap beberapa Arelsis pola
-
penanfaatan ruarE
kuj
mn nergidentrf ikas i ber rtuk- bertuk pernart' aatan rmry neliputi furgsi ukuran dan karaKerstik teglatan alam dan nanusia serta nerEartisipasi perkentarga nnya
perubahan faktor eksternal sebagai berikut: A. Penilaian terhadap Faktor Eksternal Terdapatnya Peraturan Baru dan Rujukan Baru;
- Berdasarkan azas lelestarian nergidentifitesi pola selnran lqw asan berf urgsi lindufg yarg ada dan sel'nrr.sryra lerf ungsi lindung
Adanya perubahan pada aspek pemanfaatan dan pengendalian ruang karena adanya
- Arnlisis kawasan t-tnidaya
- Mbrgidentif ilqsi tordrs i seba ran kaw asan untd< kegratan procitksi, perrnkirre n, pi-rtrangunan dan sarana pemrrjarg
karrlasan tertentu.
Anali:is ;ercerriaiiarr
- Kajian terhadap faldor-faKor yang rreiqlengaruhi alolcasi penanf aatadpe rgguraarr lahan, distribs; i perBgi-rman lali.a n ber{uk-bentul< intervensi penerintah dalam rargka perger-rdaliarr penanf aatair.
- Amlrss kav-rasan
txrfwrgsi lirdurg
f
uarrlj
- Arciisis iata guim arr
- Anahsis tata gura r-dara
- Analisis tata guna hutan
RPP tentang penataan ruang kawasan pedesaan clan RPP tentang penataan ruang
B. Penilaian terhadap taktor eksternal adanya kebijaksanaan-kebijaksanaan
Terdapat perubahan pada aspei< pen'ianfaatan dan pengendalian ruang sehubungart
dengan adanya perubahan kebi.iaksanaan straiegi pennilayahan propinsi dan
- I{a1'an terFadap beitik-irirtr:k hak ;:errarrfaaian, iletggumarl peruLesaan suntrerdaya air clari i-rasyarakai, swasta darr B-fVF
- lGjan-kalran terhadap l-.'entLd< penarrfaatan ruang r-idara. perpr€saa rr da n perurt ub rr :; un"oerday a r-lda ra aiau dala r'n raqg're pengendalian penanfaatan sunber daya udara yaiig bewawasan lingkurgan
kabupaten serta terdapatnya kebijaksarraan urrtiik nrempeGahankan lahan-lalrari pertanian beririgasi teknis.
C. Penilaian terhadap acianya perubahan-perubahan dinamis akibat kebijaksanaan maupun pertumbuhan ekonomi:
- Ka;ian terhadap faidor yang nerqtrgaruhi alokasi prerrarf aatan hutan. disirifrus i dan kecer-lder lgan perqLrrcaan hutan Bentrk-bentuk hak penguasaan dan nerg-rsal-raan hutan oleh svrasta (FFH hutran tarianan rnd-stri, aEdrestry) Bentuk-bentuk interverrsi perrerirdah dalam rargka pergerdalian L^fi
- Arelisis tata guru s
un1=rciay a ab m
iar
fiily'
- iGjiarr terl^adap pengL^asaan, peruntukan dan perEgunaarr suntrrdaya !/ang ada cialamratSle pen-anfaaian dan pergenclalnn penarf aatan ruang wilayah. SurLerday a aia nr lain rehfllti s un berdaya hay ati (rregetas i, flora, p{asr,'a nulfah, far-rna) sunberchya hayati(mreral, bahan tanterg. gliarr &n seLagainva) ercrE pasaram alam
barur:
Terdapat perubahan pada pemanfaatan dan pengendaiian ruang karena adanya perubahan fungsi perdesaan dan adanya investasi yang berpengaruh terhadap pola dan struktur wilayah, serta terdapatnya pusat pelayanan baru.
D.
Penilaian terhadap paradigma baru pernbangunan Terdapat perubahan pemanfaatan dan pengendalian ruang karena proses globalisasr menghadapi era perdagangan bebas.
rl
@anoana 3. Variabel Simpangan
Dari ke 26 sub indikator yang telah dipaparkan dimuka mak3 penilaian terhadap
.
Sub lndikator data pergerakan barang & orang kenyataan data tidak lengkap
.
Sub lndikator sistem jaringan transportasi jalan dan lain antar dan dalam Kabupaten
variabel simpangan dilakukan dengan asumsi bahwa keseluruhan sub indikator
dengan kenyatiaan data lengkap
c
mempunyai nilai 100 maka dengan membagijumlah 100 untuk nilai keseluruhan dengan
.
Sub Indikator besarnya moda angkutan dengan kenyataan data tidak lengkap
iumldh keseluruhan sub indikator sebanyak 26, maka nilai untuk setiap sub indikator
.
Sub Indikator sarana transportasiwilayah dengan kenyataan data tidak lengkap
aspek pemanfaatan dan pengendalian ruang 3,846. Untuk jawaban layak sebanyak
11
B. Penitaian terhadap indikator Metode dan Analisis:
dengan nilai 42,306 dan untuk jawaban tidak layak sebanyak 15 dengan nilai variabel Penilaian terhadap indikltor tVledode dan analisis sistem transportasi dilakukan simpangan 57,69, dengan denrikian dengan teknik analisis tabulasi silang akan dapat
seperti dalam nrodul
f
l
dinrana untuk setiap sr:b indikator diidentifikasi terhadap
diketahui bahwa jumlah nilai yang tidak layak ciengan nilai variabel simpangannya penyataan ya atau tidak-nya suatu proses analisis telah dilakukan. Lebih jelasnya proses
sebanyak 57,69. Dengan demikian nilai yang diambil adalah nilai yang tidak layak penifaian dalam indikator diatas yang dinilai berdasarkan sub indikator pada tabel2.5.
sebesar 57,69 yang dapat disinrpulkan bahlva untuk aspek pemanfaatan dan Tai:ell 2.5 Analisis Sistem etn Transnortasi I I an5t)()
pengendalian ruang mempunyai simpangan yang besar. Uraian
ada
Analis is Sistem Tmnsportasi
El
No.
ki - li,le n e m u ke
2.1.5. Sirtem Trcnsportosi
variabel variabel keabsahan dan kelengkapan data, faktor eksternal dan variabel
-
Analisis mengenai sistem jaringan jalan regional dan t;'ansportasi regional lainnya
-
Analisis sistem prasarana tmnsportasi
^
Analisis konrJisi s istem jaringan jalan dan sistem transportasi lainnya
simpangan. Pada tahap awal penilaian ini dilakukan penilaian terhadap beberapa sub
Ll
berikut:
(.
Penilaian Terhadap l\4asing-Masing Variabel
1. Variabel Keabsahan RTRW
A. Penilaian terhadap indikator kelengkapan dan keabsahan Data:
.
rr
a
I
i pe rm
a s a la h a
n tra n s po rtas i,
kebutuiran pengembarrgan sarana dan prasarana tranSport
Kegiatan evaluasi terhadap sistem transportasi didasarkan pada penilaian 3
indikator sebagai
Keterangan
Sub Indikator data sistem prasarana transport dengan kenyataan data lengkap
- Arralrsis trngkat pelapnan prasa ra na tra ns portas i
- Transprortasijalan raya
IE
trl
EI
sistem prinrer sesuai orde dan hubungan antar kota Transportasijalan kereta api, laui Can udara - Pola jaringan transportasi keterkaiian fungsional antar kota, kairrasan. dan kaw*asan produksi - Fungsi. kondisi dan tingkat pelayanan prasarana trans;:orbsi y..ng ada dan kecenderungannya transportasijalan raya nreliputi sistem p;'!nrer' sesuarorde dan hubungan antar kota. transportasi jalan kereta api. laut udara
- Fola
- Berdasarkan pola pergerakan tersebut ditentukan
rencana pengembangan prasarana tra ns porta s i
s
istem
I
' B. Penilaian
C. Penilaian indikator Perumusan Konsep dan Strategi Pemanfaatan Ruang Penilaian terhadap indikator Perumusan Konsep dan Strategi Pemanfaatan Ruang dilakukan seperti dalam modul lll dimana untuk setiap sub indikator diidentifikasiterhadap penyataan ya atau tidak-nya suatu proses perumusan dan strategitelah dilakukan.
e .
terdapatnya perubahan strategi pewilayahan propinsi terhadap pengembangan jaringan jalan arteri.
c. Penilaian terhadap adanya perubahan-perubahan dinamis akibat
keb'rjaksanaan
maupun pertumbuhan ekonomi:terdapat perubahan fungsi pada aspek ekonomi, yaitu
sudah dilakukan pembahasan.
terdapatnya investasi yang berpengaruh pada pola dan struktur pengoembangan
fasilitas jaringan transportasi transportasi dinyatakan dengan fasilitas untuk jaringan
jaringan transportasi dan terdapatnya pusat-pusat pengembangan baru.
ternrinal regional hingga terminal lokai hanya sebagian telah dilakukan pene[aahan.
D. Penilaian terhadap paradigma baru pembangunan
terdapatnya faktor-faktor eksternal dalam kaitannya dengan adanya paradigma
barur
pembangunan,, sehubungan dengan adanya pengembangan kawasan tefientu.
2. Variabef Perubahan Faktor Eksternal
Pada tahap awal penilaian variabel ini dilakukan penilaian terhadap beberapa
3. Variabel Simpangan
Dari ke lima belas sub indikator yang telah dipaparkan dimuka maka peniiaian
perubahan faktor eksternal sebagai berikr-rt: Terdapatnya Penataan Ruang dan rujukan baru
terhadap variabel simpangan dilakukan dengan asumsi bahvra keseluruhan sub indikator
Kebijaksanaan-Kebijaksanaan baru
mempunyai nilai 100 maka dengan membagijumlah 100 uniuk nilai keseluruhan dengan
Terdapatnya Perubahan-perubahan dinamis akibat ketrijaksanaan
Fr'l?upun
peftumbuhan ekonomi a
terhadap faktor eksternal adanya kebijaksanaan-kebijaksanaan baru:
Fungsi prasarana transportasi yang dinyatakan dengan fungsi arteri primer, kofektor
arteri sekunder, kolek'tor sel
r
@.cncsn+
Terdapatnya Paradigma Baru Pembangunan
A Penitaian terhaclap Faklor EksternaiTerdapltnya Peratplran Barir dan Rujukan Baru:
jumlah keseluruhan sub indikator sebanyak 15, Nilai setiap sub indikator aspek transportasi 6,66. Untuk jawaban layak 7 dengan nilai 46,62 dan untuk jarvaban tidak layak 8 dengan
nilai variabel simpangan 53,28, dengan demikian dengan teknik analisis tabulasi silang
telah dikeluarkannya PP tentang kawasan pedesaan yang akan lrerpengaruh pada
diambil dari jumlah nilai sub indikator yang tidak layak sebesar 53,28 dengan demikian
ketersediaan sarana dan prasarana transport.
nilai variabel simpangannya diambil angka tersebut, maka dapat disimpulkan
bahvva
untuk aspek transportasi mempunyai simpangan yang besar.
Ir
.1
Seperti yang telah dijabarkan pada bahasan terdahulu kegiatan evaluasi terhadap
penilaian 3 variabel variabel keabsahan dan aspek fasilitas dan utilitas didasarkan pada dengan kata lain penilaian ini kelengkapan data, faktor eksternal dan variabel simpangan,
yang terangkum tidak terbatas pada data saja akan tetapi juga meliputi hasil analisa
penilaian terhadap indikator Medode dan analisis kebutuhan fasilitas dan utilitas dilakukan seperti dalam modul lt dimana untuk setiap sub indikator diidentifikasiterhadap penyataan ya atau tidak.nya suatu proses analisis telah dilakukan- Penilaian sub inCikator diatas yang dinilai berdasarkan sub indikator pada tabel 2.6.
l' dalam L,uku Lampiran ll serta rencana tata ruang yang berupa buku lampiran
E Penilaian
B. Penilaian terhadap indikator Metode dan Analisis:
Tabel:2.5 Analisis Kond'rsi Sarana dan Prasarana
Terhadap Masing-Masing Variabel
1. Variabel Keabsahan RTRW
Keterangan
A. Penilaian terhadap indikator kelengkapan darr keabsahan Data:
is mengena i kondis dan iumlah sarana ienis sosral, dan e'konom serta kebuiuhannYa .Arlalis
Sub lndikator data sarana ekonon,i tiap Kecamatan dan perkoiaan
.
ciengan
tri
sosial (pendidikan' raga rekreasi olah keseha'ran, peribadatan' fasilitas umutr'l. dll)sarana ekonorni (pasar' toko/ \ /arung gudang dll) serta kebutuhannya
- Kcndis i jenis-jen is s aran a
i
kenyataan tidak data lenglcaP
.
c
daia tidak lengkaP
.
Sub Indikator data dan peta sarana dan prasarana transportasi di Gresik dengan kenyataan tidak data
lengkap
l- po ta tra
is ko nrJis I s iste.,r, jaringan ialan dai'' slstm ir-an s porias i la in n 1,,a Arra lis
'r:enyataan sub lndikator data sarana sosial tiapr Kecamatan dan perkotaan ciengan
Aralis is klndis i larin ga pengaira n, listrik telekom unikasi
KabuS:;:ten
i
n
ns
porta
-<
i ia la
n
ra
ya mel i ptiti s iste m p!'ltn erli
s".'.,uior,.le dart httbungan antai- koia iratisi:ot-tasiii kereta aPi. laut, ii I lu'un
i
trl
iliFungsi l-
udara
kondisi dan tingkat pelayanan lT:,utunu ene r-gt/l rsiri k, telekor;l u n i kas r. u ntu k ni el th ai penga ruhn ya te rhadap perkem trangan wiia-va h
li
Sub Indikator data dan peta prasarana pengairan kenyataan data tidak lengkap Sub Indikator data dan peta sumber air baku dengan keiryataan ciata iengkap Sub Indikator data dan peta sistem jaringan listrik dengan kenyataan ciata lengkap
Sub Indikator data dan peta sistem telekonrunikasi dengan kenyataan cjata tidak {.
Ruang: C. Penilaian indikator Perurfrusan Konsep clan Strategi Pemanfaatan penilaian terhadap indikator Perumusan Konsep dan Strategi Pemanfaatan Ruang terhadap dilakukan seperti dalam modul lll dirnana untuk setiap sub indikator diidentifikasi
penyataari
ya atau tidak-nya suatu proses perumusan clan strategi telah
lengkap
Kegiatan evaluasi pada indikator
ini ldengan melakukan penilaian terhadap
berupa: .pengembangan fasilitas dan utilitas
o
difakukatt'
p€rurytusan pengembangan/prediksi fasilitas dan utilitas belum 'lilakukan
arahan
@cneana
.
perumusan tingkat konsep pengembangan lahan kawasan budidaya telah dilakukan dalam perencanaan RTRW Gresik.
o
p€rurllus€lrl terhadap konsepsi pengembangan
maupun pertumbuhan ekonomi: Terdapat perubahan pada aspek fasilitas dan utilitas
tata ruang
wilayah/pedonran
.pemanfaatan ruang telah dilakukan dalam perencanaan RTRW Gresik
e r
karena perubahan fungsi dan adanya investasi yang berpengaruh terhadap pola dan struktur tata ruang wilayah Kabupaten Gresik.
p€rufilusan terhadap konsepsi pengembangan prasarana transpoftasi telah dilakukan
D. Penilaian terhadap paradigma baru pembangunan
dalani perencanaan RTRW Gresik
Tidak terdapat perubahan dalam kaitannya dengan adanya paradigma baru
p€futrlusan terhadap konsepsi pengembangan prasarana pengairan belum dilakukan
pembangunan.
dalam peiencanaan RTRW Gresik
.
C. Penilaian terhadap adanya perubahan-perubahan dinamis akibat kebijaksarraan
3. Variabel Simparigan
perumusan terhadap konsepsi pengentbangan prasarana listrik, telekornlrnikasi, pengelolaan lingkungan dan lannya belum seluruhnya dilakukan
Dari ke tiga pult"th satu sub indika.tor yang telah dipaparkan dimuka maka peniiaian terhadap variabel simi:angan dilakukan dengan asumsi bahwa keseluruhan sub indikator
2. Variabel Perubahan Faktor Eksternal
nle.mpunyai nilai 1Ofl maka derrgan membagi lumlalr 100 untuk nilai keseluruhan ciengan
Pada tahap awal penilaian rrariabel ini dilakukan penilaiarr terhadap beber'apa pei(ibai-'an
jumlah keseluruhan sui: irrdikator sebanyak 31, maka nilai untuk setiap sub indil
faKor eksternal sebagai berikut:
aspek fasilitas dan utilitas 3,23. Untuk jav,raban layak sebanyak 6 dengan nilai 19,3B dan
A. Penilaian terhadap Faktor Eksternal Terdapatnya Peraturan Baru dan Rujr;kan Baru:
untuk jawaban tidak layak sebanyak 25 dengan nilai variabel simpangan 80,75, dengan
Adanya perubahan pada aspek fasilitas dan utilitas karena adanya PP Nomor 69
demikian dapat diketahui bahwa nilai variabel simpangannya adalah nilai yang
Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta bentuk, tata cara, peran
mempunyai nilai yang tidak layak yaitu sebesar 80,75, maka dapat disimputkan bahwa
sefta masyarakat dalam penataan ruang dan adanya RPP tentang Penataan
untuk aspek fasilitas dan utilitas mempunyai simpangan yang besar.
katvasan tertentu.
B. Penilaian
rLtang
{"
terhadap faktor eksternal adanya kebijaksanaan-kebijaksanaan baru:
Terdapat perubahan pada aspek fasilitas dan utilitas n'ur"nu dengan adanya
2.1.7. fispek frdministrcri dcm Ketembagacn Seperti yang telah dljabarkan pada bahasan terdahul.u kegiatan evaluasi terhadap
3 variabel variabel
kebijaksanaan adanya perubahan strategi penvilayahan propinsi dan kebijaksanaan
aspek kelembagaan didasarkan pada penilaian
uniuk tetap mempertahan lahan sawah beririgasi teknis.
kelengkapan data, faktor eksternal dan variabel simpangan, dengan kata lain penilaian ini
.
rl
keabsaharr Can.
tidak terbatas pada data saja akan tetapi juga meliputi hasil analisa yang terangkum dalam buku Lampiran ll serta rencana tata ruang yang berupa buku lampiran
l.
Tabel:2.7 Analisis Kelem ba
Pada
tahap awal penilaian ini dilakukan penilaian terhadap beberapa sub indikator seperti
Uraian - Analisis masalah pengetolaa
pembangunan
dibawah ini.
fl
Kete rangan
-
- Analrss masalah
Penilaian Terhadap Masing-Masing Variabel
penge nda la n pembangunan
1. Variabel Keabsahan RTRW
- Anallss rnasalah evaluasi oela ksanaan penbangunan
na lis
b terha dap
pe
ngelolaan pe nbangu
na n
fi,len-tide ntit rlia s i kegiata n pen ge nda ian o hh pe nF rinta h da era h I
terhadap pelaksa.rraan ketrljakarr pengenbangan tata
ruanE
Ka.;nn terhada p pelaksanaan evaluasi terhadap perXemOangan
keadaan penqeinbangan tata ruang aKibat
adanya
se rta n]a s l-li;n Ya in',, esta s i pemba nguna n ya ng nrempe nga i'u hi
li ll
!i
li li
pola struKur ruang yang telah dijabarkan dalam rencana.
Sub Indikator data kelenrbagaan yang terkait ciengan pengelolaan ruang kenyataan Anahsis sstein keiemlagaa n
Kajrail ierf racap aspei( lielembagaan pelaksana peraturan,'
pelaksana pemanfaatan dan pengendalian penrbangunan
data lengkap Sub fndikator kegiatan kelembagaan pengelolaantata ruang dengan kenyataan data
- Analisrs peran sert3 f
nas vaf akai
- Analisis sistem adnrinistrasi
lengkap
.
a
kebijat:.sanaanataupunperaturanperundang-urrdangan
A. Penilaian terhadap indikator kelengkapan dan keabsahan Data:
.
lvler upa ka n
hulrungannya dengan pelaksanaan pembangunan di ciaerah yang terkait dengan pelaksanaan kebijaksanaan tata ruang oleh irrstansi yang ada rnaupun oleh pihak swasta
Kaiian-l
Kajian terhadap iat,tor yang rnempengaruhi nranajenen pengelolaan i?ta ruanE iv iiay6fl
li ii
ii ii ii
JJ
Sub Indikatoi' keie'.nbagaan pengendalian tata ruang di daerah dengan kenyataan data
lengkap
i
B. Penilaian terhadap indikator Metode dan Analisis: Penilaian terhadap indikator Medode dan analisis kelembagaan dilakukan seperti
dalam modul-ll dimana untuk setiap sub indikator diidentifikasi terhadap penyataan ya
atau tidak-nya suatu proses analisis telah dilakukan. Untuk lebilr jelasnya proses penilaian dalam indikator diatas yang dinilai berdasarkan sltb indi{ator pada tabel 2.7.
C. Penilaian terhadap indikator Perumusan Konsep dan Strategi Femanfaatan Ruang: Penilaian terhadap indikator Perumusan Koi'isep dan Strategi Pemanfaatan Ruang dilakukan sepefti dalam modul lll dimarra untuk setiap sub indikator diidentifikasi terhadap
penyataan
ya atau iidak-nya suatu proses perumusan dan strategi telah
dilakukan.
Kegiatan erraluasi paCa indikator ini ldengan melakukan penilaian terhadap arahan sisteni kelembagaan berupa:
@.cnaana
o
arahan sistem kelembagaan telah dilakukan dalam buku produk RTRW.
Terdapat perubahan pada pemanfaatan dan pengendalian ruang karena adanya
o
arahan pengembangan peran serta masyarakat belum dilakukan dalam perencanaan
perubahan fungsi perdesaan dan adanya investasi yang berpengaruh terhadap pota
RTRW Kabupaten Gresik.
dan struktur wilayah, serta terdapatnya pusat pelayanan baru.
. e
arahan sistem administrasi pembangunan belum dilakukan dalam perencanaan
D. Penilaian terhadap paradigma baru pembangunan
RTRW Kabupaten Gresik
Terdapat perubahan pemanfaatan dan pengendalian ruang karena proses globalisasi
arahan pengembangan aspek pengelolaan secara terpadu belum dilakukan dalam
menghadapi era perdagangan bebas. 3. Variabel Simpangan
perencanaan RTRW Kabupaten Gresik
.
Dari ke dua puluh sub indikatoi' yang telah dipaparkan dimuka maka peniiaian
penetaoan rencana sistem kegiatan pembangunan dan sistenr pemukiman perkotaan
terhadap variabel sinrpangan dilakukan dengan asumsi bahrrva kesefuruhan sub indikator
belum dilakukan dalam perencanaan RTRW Kabupaten Gresik 2. Variabet Perubahan Faktor Eksterna!
Pada tahap arrual penilaian variabei ini dilakukan penilaian terhadap beberapa
6
mempunyai nilai 100 makg dengan membagijumlah 100 untuk nilqi keseluruhan derigan
jumlah keselurulran sub itrdii
5 dengan nilai 25 dan untuk
perubahan faktor eksternal sebagai berikut:
aspek kelembagaan 5. Untuk jarrvaban layak sebanyak
A. Penilaian terhadap Faktor Eksternal Terdapatnya Peraturan Baru dan Rujukan Baru:
jal'raban tidak layak sebanyak 15 dengan nilai 'rariabel simpangan 75, dengan demikian
Adanya perubahan aspek pemanfaatan dan pengendalian ruang karena PP kawasan
dengan teknik analisis tabulasi siiang akan dapat diketahui bahwa jumlah nilai yang tidak
perkotaan, PP tentang penataan ruang kawasan pedesaan dan PP tentang penataan
layak dengan nilai variabel simpangannya sebanyak 75 yang diambil sebagai indikator
ruang kawasan tertentu, UUPR No.2411992 dan Permendagri No.2Th.1997.
dengan simpangan besar.
B. Penilaian terhadap faktor eksternal adanya kebijaksanaan-kebijaksanaan baru: Terdapat perubahan aspek pemanfaatan dan pengend.alipn ruang sehubungan adanya perubahan kebijaksanaan strategi perwilayahan propinsi dan kabupaten serta kebijaksanaan untuk mempertahankan lahan-lahan pertanian beririgasiteknis.
C. Penilaian terhadap adanya perubahan-pe:uhahan dinamis akibat kebijaksanaan maupun peftunibuhan ekonomi
:
3.9. firpek Pemtrrrqm Perundqng-UndcnScn Penilaian dalam aspek peraturan perurndang-undangan terhadap nrasitrg-masing variabel dilakukan sebagai berikut. 1. Variabel Keabsahan RTRW
A. Penilaian terhadap indikator kelengkapan. dan keabsahan Data: ,r;
' I
o Sub Indikator data kelengkapan perundang-undangan
pelaksanaan RTRW
C. Penilaian Ruang
Kabupaten dengan kenyataan data tidak lengkap
o
terhadap indikator Perumusan Konsep dan Strategi Pemanfaatan
Penilaian terhadap indikator Perumusan Konsep dan Strategi Pennanfaatan Ruang
-Sub Indikator perkembangan kegiatan pengesahan peraturan daerah dengan
dilakukan seperti dalam modul lll dimana untuk setiap sub indikator diidentifikasi terhadap
kenyataan data lengkap
penyataan ya atan tidak-nya suatu proses perumusan dan strategi telah dilakukan.
B. Penilaian terhadap indikator Metode dan Analisis: Penilaian terhadap indikator Medode dan analisis peraturan perundang-undangan
Kegiatan evaluasi pada indikatbr ini ldengan melakukan penilaian terhadap arahan sistem
dilakukan seperti dalam moclul ll dimana untuk setiap sub indikatcr diidentifikasi terhadap
peratu ran perr,rndang-undangan berupa:
penyataan ya atau tidak-nya suatu proses analisis telah dilakukan. Untuk lebih jelasnya
o
cialam buku produk RTRW.
proses penilaian indikator diatas yang dinilai berdasarkan sub iridikator pada tabel 2.6.
. Tabef :2.8 Peratura n Ferunda Perunda nq-Unda ng-unoa nga n Ana lisis ts Feraturan
Uraian
No.
1
-
-
ada
tr
Analisis peratLrran perLrndangundangan yang terkait dengan irn plerr entasi tata ruang
Analisis pola implementasi didaerah
idak
EI
arahan sistem ,administrasi pembangunan belum dilakukan dalam perencanaan RTR\frt
2. Variabel Perubahan Faktor Eksternal
A. Penitaian terhadap Faktor Eksternal Terdapatnya Peraturan Baru dan Rujukan Baru: - Merupakan analisis terhadap aspek perundang-undangan yang dapat dipakai selragai a lat pengendaii pem anfaatan rLrang di daerah - [,.4e n g rd entifi kas i kem u ng kin a n -kem u n g ki r: a bentuk kegiatan pengendalian oleh pem eri ntah daerah terhadap pelaksanaan kebijakan pengembangan tata fuang
EI
. tata ruang
Analisis pola adm inistrasi pem 0angunan
Keterangan
araharr sistem pengaturan pemanfaatan rlrang diatas tidak semuanya tetah dilakukan
- Kajian,te#iadap pola administrasi pembarrgunan yang dapat dipakai
sebagai alat pengendali dan sistem eva luas i yang' akan dilaku kan
Adanya perubahan pada aspek pemanfaatan dan pengendalian ruang karena adarrya
RPP kavuasan perkotaan, RPP tentang pe;raiaan ruang kawasan pedesaan dan RPP tentang penataan ruang karryasan tertentu,'Pernrendagri No.2 Tahun 1997
B. Penilaian terhadap faktor eksternal
adanya kebijaksanaan-kebijaksanaan baiu:
Terclapat perubahan pada aspek penranfaatan dan pengendalian rtrang sehubungan adan.va perubalran kebijaksanaarr strategi pervrilayahan propirrsi dan kabupaten seda ter:dapatnya kebijaksanaan mempedahankan lahan pertanian beririgasiteknis.
C. Penilaian terhadap adanya perubahan-perubahan dinamis akibat kebijaksanaan maupun pertumbuhan ekonomi
:
@.oncana
Ierdapat perubahan pada pemanfaatan dan pengendalian ruang karena adanya
dalam penentuan simpangan bahwa angka untuk setiap tabel disebut dengan jumlah
perubahan fungsi perdesaan dan adanya investasi yang berpengaruh terhadap pola
penilaian atau frekuensi sel tabel.
dan struKur wilayah, serta terdapatnya pusat pelayanan baru.
0.
3.
Jumlah sel tabel bila dibagi seluruh sampel akan diperoleh frekuensi relatif sub
Penilaia;r terhadap paradigma baru pembangunan
indikator untuk setiap variabel dari kombinasi kemungkinan dari penilaian indikator untuk
Terdapat perubahan pem.anfaatan dan pengendalian ruang karena proses globalisasi
tiga variabel diatas.
menghadapi ei'a perdagangan bebas.
Untuk lebih jelasnya oenilaian diatas dapat dilihatpada tabel: 2.9-12
Variabel Simpangan
Dari ke sebelas sub indikator yang telah dipaparkan dimuka nraka penitaian
Tabel: 2.9.1 Penilaiarr (Variabel) Keahsahan l. Kriteria RTRW 1.1. Ke Uraian j'"gg. 1 Data ke brlaks? na arr pem nang L', anTaera Data karaKeristik ekonom i wilai,ah 2 LE Data ke perrdud u ka nidem ografi t t1 Data sosial kern asye rakata n Data surn berciala buaian L1aia sumberciala alam
Keterangan
I
terhadap rrariabel simpangan dilakukan dengan asumsi bahwa keseluruhan sub indikator mempunyai nilai 100 maka dengan membagi jumlah 100 untuk niiai keseluruhan dengan
jumlah keseluruhan
sub indikator sebanyak 11, maka nilai untuk setiap sub inciikaior
aspek peratui-an 5:erundang-undangan 9,09. Untuk jawaban layak sebanyak
iE
dan untuk jawaban tidak layak sebanyak 9 dengan nilai variabel simpangan
81,81, dengan demikian dengan teknik analisis tabulasi silang akan dapat diketahui bahwa maka
jumlatr nilai yang tidak layak dengan nilai variabel simpangannya sebanyak 81.81,
Dari keseluruhan proses tersebut dinilai lagi untuk men{a$atkan jenis tipologi teknik Tahel Kantingensi, tabel kontingensi ini merupakan cara menunjukkan
variabel kategori yang mentabulasi silang antara satu variabel dan variabel lainnya. Hasil
tabulasi silang tersebut menunjukkan tabel kontingensi, dimana sepefti cara diatas
it
bel: 2.9.2 Penil:i
Uraian 1
2
i(an
1
50 00C sld 25 000
ia
n
tidak
Keterangan
Kedudukan wilaph dalam srstem lelrrh luas Keterka itan antar ivi laya h
G-l
Ke pe n du d ukan/De m
4
7
simpangan yang besar.
dari
iFl iR\rv
1.2. Metode dan Analisis
dapat disimpulkan bahwa untuk aspek peraturan perundang-undangan menrpunyai
dengan
I
2 dengan Ta
nilai 18,18
Sebagian acia sebagian -iidak lengkap
ografi Sosial kemasyarakatan Perekonomian wilawh Fisikdan daya dukung lingkungarr Sarana prasara na wilayah Struktur dan pola ruang dan kecericierLrnEan perkembangan Sumberdaya alarn Kemam puan pem triayaan pem ba ngunan
ts
a E trI
Tidak lengkap
@.cnoand Tabet:2.9.3 penilaian {.3. Perumusan Konsep dan Strategi pemarrfaatan Ruang No. n I
2
Uraian
Herumusan tdenttnKast potenst dan masalah pembangunan Perumusan konsep dan sbategi pembang unan tata ruang:
Tabel:2.95 Penitaian 1.5. Prosedur Peqrusunan RTRIN lGhrpaten ada
tidak
Keteranqan
nK).
E] 1
E
z
Penjabaran konsep & skategi pengembangan wilayah. a. Penenfuan rencana penggunaan, kawasan lindung, budidaya, perkotaan dan tertenfu b. Penentuan rencana sistem kegiatan pembangunar
dan sistem permukiman perkoban c. Penenfuan rencana sistem sarana dan prasarana
E
Belum lengkap
E
4
E
Belum lengkap
d. Penentuan rencana penatagunaan: tanah, air, udara, hutan, sumber daya mineral dan sumber
E
Belum lengkap
png
E
wilayah.
Uraian Dinyatakan lengkap bita tetah melElufGgEtan Disusun berdasarkan pedoman penyJsunan yang berlaku It4elibatkan seluruh Tim Koordinasi penataan Ruang Daerah serta pihak lain yang terkait. Telah melalui proses konsensus dan musyrar1ysl66 dalam mengalofcrsikan ruang. Telah melalui pembahasan dan kesepakatan antar struktur. Telah disetujui oleh DPRD setem pat
-
lainnp.
e. Perumusan pedoman pemanfaatan ruang
meliputi: tanah/lahan, air, udara, mineral, serh sumberdaya alam lainnya serta pengendalian pemanfaatan
ada
IloaK I Keterangan
tr EI
El E]
El
Tabel:2.94 Penilaian il. Kriteria Adanya Perubahan Faktor Eksternal 2, T,e_qQapatnya Peraturan dan Ruiukan Baru t\o. l/eraturani F(uJuKan l'erpengarun lernadap
ruano
ya 1
Peraturan dan Rujukan baru: UU No. 24 tahun 1992
2
PP
3 4
Kepres Dst
Tabel:2.9.4 Penilaian 1.4. Produk Rencana Tata Ruang Wilayah
Arahan pengelolaan kawasan lindungEE dldaya a. Rencana penggunaan ruang (tanah, air, udara) b. Ketentuan teknis dan arahan pengem bangan kawasan Arahan pengelolan kawasan perkotaan dan kalvasan tedentu: a. Delineasiwilayah b. Ketentuan teknis dan arahan kawasan. Sistem kegiahn pembangunan dan sistem perkotaa Arahan pengembangan sistem pdasarana vrilalah: sistem prasarana transportasi, prasarana air,. pengelolaan air, pengelolaan lingkungan, ljstrik telekom u nikasi dan lai nnya, Arahan pengerft bangan kawasan yang diprioritaskan Arah dan penatagunaantanah au,udara dan sda lainnya. a. Rencana, pengaturan, penguasaan & pemanfaata tanah, air, udara dan sda lainnya. b. ttflekanisme penguasaan dan pemanfaatan c. fiAekanisme pengendalian pemanfaatan
t-< |
l-(w
tidak
E E
a E
Belum lengkap
Belum lengkap Belum lengkap Belum lengkap
Tabel:2.9-7 Penilaian 2.2. Terdapatnya Kebii aksanaan
nNo'
Pengaruh terhadap RTRW - Slrategi pembangunan - Rencana - Pola Dasar - Pola Pemanfaatan ada tidak
Kebijalaanaan
Belum lengkap 1
E]
Bejtum tengkap
2 3
Repelitada Jaura Timur Kebijaksanaan pengendalian lahan sawah beririgasi teknis P e n ge m ba n g a n kaurasa n SV1P Ge rba n g kertosl
E] EI si
t
a
E
Tabel: 2.9€ Penilaian 2.3. Terdapatnya Perubahan Dinamis Akibat Kebi aan & Pertumbuhan No.
1
2
3 4
Perubahan
Tabel : 2.9-11 Penilaian 3.2. Kriteria Simpangan Dalam Pengendalian pemanfaatan RTRW No.
Pengaruh Terhadap RTRW aqa iloaK
Perubahan fungsi kota Investasi properti skala besar Pem bangunan inf rastruktur Adanya pusat pelayanan baru
EI
1
E]
E E
2 ?
Tabel:2.9-9 Penilaian
4
2.4. Terdapatnya Paradigma Baru No.
Paradigma Baru
6
Pengaruh Terhadap RTRW aoa ttdak
h I
2
Pengelolaan sawah irigasi teknis Penelolaan kawasan industri pengelolaan kawasan tertentu
EI EI
I
2 ?
4
5 o 7 B
9
RTRWdijadilan acuan pelalsanaan pem[iangunan SruKurdan pola pemanfaatan ruang benar-benar seslai dengan arahan dalam RTRW RTRWtelah ditetapkan dan disahlen menjadi perda RTRWterlah terdesiminas'len le etiap seldor RTRW merupalan acuan eldor dalam penyusunan rencana, pembiayaan dan pentahapan program RTRW menjadi acuan dalam pelaksanaan penyuslnan RTR hirarkie dibavrahnya RT RW tida k men i m b u I lc n t
Telah dibuat sistem informasi pemanfaatan dan pelaporan. Tetah dilaksanakan mekanisme perijinan yang sesuai dengan RTRW Telah dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program -program pem bangunan Telah dilakukan evaluasi terhadap kenyataan di lapangan Diterapkannya instrumen seperti perangkat insentif disinsentif terhadap suatu arahan kegiatan Diterapkannya denda atau sanksi terhadap pihak-pihak yang melanggar pemanf aatan ruang
EI EI E] EI
tr El
Tabel:2.9.12 Penilaian Terhadap 3 Kriteria Perencanaan RTRW Kabupaten Gresik
lll. Kriteria Adanya Penyimpangan 3.1. Kriteria Simpangan Dalam pemanfaatan RTRW Kriteria Simpangan
Keterangan ya IIOAK
E
Tabel: 2.9-1 0 penilaian
No.
Kriteria Simpangan
Uraian Kriteria
Keterangan ya iloaK
l. Kriteria Keabsahan RTRW{Variabel
yalada
)
1.1- Kelengkapan dan Keabsahan Data lndikalor
Tabel: 3.9.2 Penilaian 1.3. Perumusan Konsep dan Strategi Pemanfaatan 1.4. ProdukRencana Tata Ruang Wlayah 1.5. Proedur Penyuslnan RTRW Kabupaten
EI
E
tr E]
al
A
Ruang
i
Sub Total
ll. Kntena Adanya Perubahan FaldorEldemai 2.1. Tedapatnya Perafuran dan Rujukan Baru
% Nilai Penyimpangan
2.2. T erdapatnya Kebijaksanaan 2.3. Terdapatnya Perubahan Dnamis Akjbat 2.4. Tedapatnya Paradigma Baru
EI
p El E]
Total
)
6
b
10
.+
7
5
q
1
5
19
19
50.00
50.00
38 100
n
4
10
tl 'l
I
Sub Total
% Nilai Penvimoanoan ilr. Kntena Adanya Penyimpangan 3.1. Kriteria Simpangan Dalam Pemanfaatan RTRW 3.2. Kriteria Simpangan Dalam Pengendalian pemanfaatan RTRW Sub Total
El
tidak
% NilriFe-nvirnoanoan
Total
12
85.71
4
8
14
100
I
6 .|
o 15
53.33
46.67
100
39
28
67
41,79
100
Total Nilai penyimpangan 59,21 Keterangan . Nilai kondanta untuk setiap 1 nilai penyimpangan 1,49
1
2 14.29
r
Dengan asumsi nilai total keseluruhan dari kriteria 100, maka untuk nilai satu
2,7,. Potcnri dqn Permosolshan pemDqngoncn lMlcyoh Kcbupctcn
kriteria diatas adalah membagi dengan jumlah keseluruhan kriteria maka nilai untuk satu
kriteria adalah 1,49. maka untuk nilai keseluruhan yang tidak/belum memenuhi kriteria
2.2,.1. Potensi
Potensi pembangunan
mempunyai nilai simpangan 58,21 sedangkan untuk yang memenuhi kriteria 41,7g
di Kabupaten Gresik dapat dilihat dari seberapa
besar
sehingga kesimpulan dari penilaian diatas RTRW Kabupaten Gresik mempunyai nilai
potensi sumber daya alam maupun buatan seda posisi strategis wilayah, dalam hal ini
simpangan yang besar.
potensi wilayah Kabupaten Gresik untuk dapat melakukan alctifitas wilayah serta interaksinya terhadap wilayah pengaruh maupun yang mempengaruhinya.
3.1O. Kerimpulon Hqril Peniloion
'1.
Dati keseluruhan penilaian terhadap variabel, indikator dan sub indikator dapat
Potensi Geografis Wilayah
Wilayah Kabupaten Gresik dilihat dari konstelasi regional Gresik mempunyai
disimpulakan sebagai berikut:
beberapa keuntungan strategis, selain sebagai wilayah yang termasuk dalam
1. Hasil penilaian "Kriteria Keabsahan RTRW"
pengembangan perwilayahan Gerbangkeftosusila,
E
E 2.
sah
pergerakan yang tinggi juga sebagai salah satu pintu gerbang menuju pusat
Tidak Sah
pengembangan perwilayahan tersebut pada bagian barat, hal ini menrbawa konselauensi
Hasil penilaian " Kriteria Perubahan Faktor Eksternal" Y/T I jF-----1 Ada Perubahan
E 3.
ridak Ada perubahan
Hasil penilaian "Kriteria Simpangan" j.'------l
"' I
IYITI |
i:-----t IY/TI
i "' I 4.
juga mempunyai kontribusi dan
Simpanqan Besar
Simpangan Kecil
Tipologi Penilaian:
Termasuk pada Tipologi C : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik sah, terjadi simpangan Besar dan ada perubahan faktor eksternal.
pada pola transportasi dan penyediaan sarana transpoftasi dari dan ke arah Kabupaten Gresik. Kondisi Kabupaten Gresik dilihat dari aspek fisik wilayah dapat diidentifikasi atas beberapa kriteria fisik. Kriteria fisik tersebut yang akan menentukan ciri-ciri wilayah yang
ada diberbagai kawasan Kabupaten Gresik. Dalam lingkup yang lebih luas (regional), Kabupaten Gresik terletak di kawasan tengah wilayah Propinsi Jatim. Secara Geografis letak Kabupaten Gresik berada di koordinat
.
1120 24' B" - 1 120 38' Bujur Timur
r
60 50' 55" - 70 23'37" Lintang Selatan
:
@.ancana
Secara Administrasi Kabupaten Gresik berbatasan
potensi sub sektor perikanan
payau, tambak air tavvar, kolam, dan perikanan umum.
g
Sebelah
Utara :
Berbatasan dengan Laut Jarrva.
g
Sebelah
Timur :
Selat Madura dan Wilayah Kodya Surabaya.
g
Sebelah Selatan
:
Searah dengan tujuan pembangunan perikanan dalam rangka meningkatkan
Berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo, Mojokedo dan Kodya
Sebelah
Barat :
kemudalran segi perkreditan, sarana produksi dan perntodalan harus disukseskan
Berbatasan dengan Kabupaten Lamongan.
Luas Kabupaten
ini
produksi dan produktifitas melalui sapta usaha perikanan untuk memenuhi kebutuhan
pangan yang lebih merata dan perbaikan gizi masyarakat, maka dengan diikuti
Surabaya.
g
+'117.4O7,00 Ha. Secara administratif Kabupaten Gresik
dengan mcnrperhatikan kelestarian lingkungan tiidup.
rfrlalarlpun saat
terdiri atas 17 wilayah kecanratan,3l2 Desa dan 26 Kelurahan.
2.
di Kabupaten Gresik yang diarahkan padaobudidaya air
:
'
ini kontribusi dari sektoi peiikanan cukup baik, rnengingat
pengembangan perikanan tersebut sangat berkaiian dengan kebutuhan lahan untuk
Potensi Pertanian Penggunaan tanah untuk pertanian tanaman perreafi di Kabupaterr Gresik
dilihat dari luas panennya selama 5 tahun terakhir (1994/1995-199811999) mengalami perLrrunan rata-rata sebesar -9.52o/o, hai ini juga tidak diikuti o{eh terjadinya l.renaikan
jumlah produksi yang pada tahun data 199411995 tercatat 262,842.7 ton menjadi
di;rlih furigsikan ke lahein terbangun, nraka pengembangannya perlu diamhkan secara ketat dan terkenciaii. " 4.
Potensi lndus{,ri Secara umunl berdasarkan atas klasifikasi jenis'industri cji Kabupaten Gresik ada
278,602.7 ton pada tahun 1998. Jika hal tersebut dibiarkan berlarut-larut, dikhawatirkan
4 yaitu:
akan terjadi keadaan yang akan menggoyahkan kondisi swasenrbada pangan yang ada.
a. Industri beiat
Untuk itu perlu diadakan perencanaan pencegahan turunnya luas panen lahan tananran
b. Menengah
pangan tersebut khususnya untuk sawah, miriimal.bisa sama dengan luas panen pada
c. Aneka Industri
{.
tahrrn dasar (19941 1995).
d. Industri Kecil dan Kerajinari
3.
Perikanan
.
Pola perkembangan kawasan perikanan balVak dipengaruhi oleh
Secara umum (meskipun ada yang nrasih dalam tahap perencanaan) pola adanya
pertambakan di wilayah Kabupaten Gresik serta kolam dan perairan umum, peningkatan
t-'
pengembangan kawasan industri yang nantinya akan mempunyai kontribusi besar terkonsentrasi di kawasan utara Kgbupaten Gresik.
Pola perkembangan kawasan industri di Kabupaten Gresik banyak dipengaruhi
Obyek wisata senja dan Obyek wisata alam. Jenis dan kegiatan wisata diatas
oleh adanya kebijaksanaan perwilayahan Jawa Timur dan Kotamadaya Surabaya.
dijabarkan sebagai berikut;
Pengembangan pola kegiatan industri yang dipengaruhi oleh keadaan perwilayahan di
1.
Wisata Budaya
Kabupaten Gresik dipengaruhi oleh adanya potensi lahan yang menunjang, ditaluinya
I
wilayah Kabupaten Gresik oleh jaringan aderi primer dan jalur toll serta keterdekatannya
iJ Makam Maulana Malik lbrahinr
dengan prasarana penunjang proses produksi dan kegiatan eksport seperti pelabulran
'J Makam Fatimah Binti Mairnun
peti kemas di Surabaya clan pelabuhan udara di Sidoar;o.
Wisata Senja
Tingkat penyerapan tenaga kerja per Inc*ustri yang ter"hesar acaiah lndustri tekstil,
Makam Sunan Giri
Kai'vasan vvisata
ini terdaPat di Kecamatan Manyap yang dapat dijumpai sarang
pakaian jadi dan kulit 24.748 pekerja, kemudian Industri bafian galiari non logam yang
kelelawar yang penuh dihuni ribuan jumlahnya.
tercatat sebesar 16.955 pekerja.
Wisata Alam
Perkembangan jumlah tenaga kerja antara tahun igg,..i-1gg6 nreningkat raia-rata
J
sumber Air Panas di Desa Kota Kusuma Kecamatan sangkapura
untuk industri makanan dan minuman sebesar 20,660/o. s€ci,?rrQkarr Lrntuk jenis indrrstr-i
J
Pulau Noko yaitu pulau ),ang tidak ber-penghi-rni dengan pasirnya yang memutih
bahan gafian non logam tercatat kenaikan sebesar 2s,z4o/o. 5.
dan panorama yang indah. Terletak cii pulau Bawean.
Potensi Pariwisata
-l
Potensi pengembangan kawasan pariwisata di Kabr-rpaten Gresik dapat dikatakan sangat baik dan potensial, hal tersebut dilihat dari banyaknya lahan/karryasan pariwisata yang dapat di buka dan ditingkatkan lebih baik.
Obyek wisata budaya,
keindahan alam yang nremukau.
-!
l-aman Laut Yang lndah terletak di Pulau Barrvean derrgan pemandangan laut dan berbagai ftlacam ikan warna-vvarnitak kalah dengan taman laut maluku.
Potensi pengembangan kawasan pariwisata dapat dikatakan sangat baik dan potensial, ditinjau dari jenisnya obyek wisata
Danau Kastoba terletak di Desa Panorama Kecamatan Tambak yang mempunyai
di Kabupaten Gresik dibagi atas 3
yaitu;
Potensi Kependudukan
menjadi zJAo/o padatahun 1998. Dari kondisi struKur perekonomian Kabupaten Gresik
Perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Gresik dari tahun 19g4l1gg5 sampai
yang tercermin dari PDRB per sektor, maka sampai dengan Tahun 2009/2010
tahun 1998/1999 tercatat sebesar 1,S9ohlTahun, dengan kondisi sehubungan dengan
diperkirakan komposisi struktur perekonomian Kabupaten Gresik tidak akan berubah
6.
posisi wilayah Kabupaten Dati
li Mojokerto yang berdekatan dengan wilayah lain yang
mempunyai potensi perkembangan vlilayah lebih baik tersebut melupakan potensi dalam
banyak, dengan catatan
il
Sektor hotef dan restoran akan semakin besar peranannya, mengingat sektor pariwisata mempunyai potensi dan prospek yang sangat besar untuk lebih
hal penyediaan sumberdaya bagi penyediaan tenaga kerja.
7.
:
dikembai'rgkan.
Potensi Ekonomi Potensi ekonomi
;I di
Demikian juga perdagangan, dengan semakin berkembangnya parirvisata, hotei dan
Kabupaten Gresik dapat dilihat dari besarnya sLtmbangan restoran secara tidak langsung akan semakin nreningkat.
sektor-seKor ekononri terhadap perekonomian lvifayah Kabupaten Gresik secara
J
Sektor indr-rstri khusr-tsnya industri pengolahan dalam arti luas mempunyai pr.ospek
keseluruhan selait: itu akan dapat dilihat sunrbangannya terha'Cap skala regional.
Sektor pertaniarr 3,41o/o pada
di
yang semakin baik peningkatannya di Kabupaten Gresik.
Kabupaten Daerah Tingkat
ll
Gresik nrengalanri kenaikan
tahun 1994 nrenjadi 3,90o/o pada tahun 1998, Sektor pertambangan dan
7,.7,.7..
Permasa lqhcn (
penggatian mengalami penurunan 6,040lo pada tahun 1994 nrenjadi 5,11a/o pada tahun
1998. Sektor industri pengolahan di Ka%upaten Gresik mengalami penurunan B,EZ pada tahun 1994 menjadi 8,640/0 pada tahun 1998, Sektor listrik, gas dan air bersih mengalami
kenaikan 12',18 pada tahun 1994 menjadi 13,31olo pada tahun 1998, Sektor bangunan mengalami kenaikan 2.22o/o pada tahun 1994 menjadi
2,320 pada tahun 1gg$, Sektor
perdagangan, hotel dan restoran mengalami kenaikan 5,197o pacia iafrun 19g4 rirenjadi
5,3806 pada tahun 1998, Sektor angkutan
dan komunikasi di Kabupaten
Gresik
mengalami kenaikan 1,BB% pada tahun 1994 menjadi 2,14a/o pada tahun 19g8, Sektor
bank dan lembaga keuangan mengalami penurunan 4,35oh pada tahun 1994 menjadi 4,34oA pada tghup,.1998, Sektor jasa-jasa mengqlami perlurunan 2,31 pada tahun 1994 I !r
i. fl'
.'
Pokok-pokok masalah dimaksud meliputi hal-hal sebagai berikut:
a.
Masalah peranan Kabupaten Gresik dalam korrstelasi Propinsi Jawa Timur
b.
Masalah peranan Kabupaten Gresik dalam konstelasi SWP
c.
Masalah perkembangan ekonomi Kabupaten Gresik
d.
Masalah Fisik dan lingkungan hidup
e.
Masalah lvilayah kurang berkemoang
t.
Masalah kawasan lindung dan benda-benda cagar budaya
g.
Masalah struktur witayah
h.
Masalah pengendalian ruang khususnya kawasan pervilaan
i ,:r
'.i
il'.
i
_t.
*
7.2.2.1, Mosqlqh Perkembangqn dqn Pemerotqqn Ekonomi
keadaan tersebut salah satu jalan untuk mengatasi masalah tersebut adalah penyediaan
wilsyqh
Struktur perekonomian daerah Kabupaten Gresik berdasarkan atas harga berlaku
tahun 1998 masih didonrinasi sektor konstruksi/bangunan dengan sumbangannya sebesar '+ 45,A2o/o kemudian sektor industri pengolahan 27,79a/o, listrik, gas dan air
dan pembangunan sarana dan prasarana transportasi serta penunjang ekonomi lainnya selain itu memberikan pembinaan terhadap sumber daya manusianya.
Z.U.2.3.Mqsclah Fisik dan Lingkcngcn Flidup
minum sebesar 27,54oh, Pertanian 25,A0o/o sedangkan sektor perdagangan, hotel dan
Di Kabupaten Gresik terdapat gejala-gejala terjadinya ketidak seimbangan antara
restoran 18.49o/o.
Terlihat adanya ketidakseimbangan struktur perekononrian daerah terutama sektor
prinrer, sekunder dan tersier. Selain
itu beftim rneratanya penyebaran
pelaksanaan
pembangunan dan hasil-hasilnya mengakibatkan tirnbulnya kesenjangan pertumbuhan
jumlah penduduk dengan daya dukung lahan, baik lahan pertanian maupun kavrasan hutan sehingga mengakibatkan terjadinya gangguan ekologis. lVtasalah fisik dan lingkungan hidup yang menonjol, antara lain
:
antar wilayah pedesaan dan perkctaarr sei'ta acianya kantong-kantong kemiskinan.
pelestarian surnber daya alam yang belum diipat terpecahkan secara tuntas.
r
Z.7.2.7.Wilcyoh Kurang Berkembang
kebutuhan penrbangunan yangn"mengakibatkan berbagai kawasan pertanian
Berdasarkan data yang ada menunjukan bahwa dominasi dari penc{Lrduk di
dipergunakan untuk permukiman, sarana dan prasarana, pengembangan kawasan
Kabupaten Gresik hidup dan bermukim di v,rilayah pedesaan. Besarnya jumlah pendudurk
yang hidup dipedesaan tersebut akan membawa implikasi sosial eklnomi, antara lain pertuntbuhah penduduk dengan angkatan kerja, terdapatnya kesenjangan distribusi penduduk antar desa ternrasuk terbatasnya lapanEan kerja yang tersedia di
budidaya lainnya dan membuka daerah terisolir.
e
Fisik Umum
Akibat kegiatan pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan
dan
v,riiayah
pedesaan. Pertumbuhan dan perkembangan ivilaysfi pedesaan berkaitan erat dengan
bidang usaha pertanian yang berkembang dipedesaan. WTlayah yanq
Tunrpang tinciitrnya keperliran lahan untuk pelestarian dan perlindungan alatn dengan
keterbatasan pengetahuan masyarakat umum dan ketidakpedulian pengusaha dalani mengelola sumber daya alam, timbullah lahan-lahan kritis, pencemat'an air, tanah dan
kurang
berkembang pada umumnya wilayah yang relatif terisolasi sebagai akibat minimnya sarana dan prasarana penunjang, kondisi ini terutama terdapat di vrilayah desa-desa
udara dan gangguan lingkungan hidup.
.
C.
Kelestarian Lingkungan Hidup
A.
Erosi
Neraca Air Tata guna air, tata guna lahan serta kehutanan diselenggarakan secara terpadu,
Pada tanah kritis di musim hujan akan terjadi pelumpuran atas air ltermukaan yang
sehingga menjamin kelestarian fungsi sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
mengakibatkan meningkatnya proses erosi, sedimentasi dan pendangkalan pada sungai
Pengelolaan sumberdaya air selama ini belum optimal, dapat dilihat sebagai berikut
dan waduk. Pada musim hujan akan terjadi banjir di bagian dataran dan muara sungai,
1)
sedangkan banjir bandang/gerakan tanah terjadi di daerah perbukitan selain itu banjr akibat
longsoran.
Sejalan dengan perkembangan kebutuhan lalran untuk kegiatan budiciaya terbangun
maka terjadi penyusutan lahan sawah, sedangkan pertambahan lahan sawah beririgasi 'hanya dinrungkinkan apabila potensi lahan dan air tersedia serta perlu
.
Pacla wiiayah Kabupaten Gresik terdapat beberapa wilayahrrya yang terletak pada
daerah lereng gunung, berbukit dan banyak aliran sungai, pada bagian rvilayah tersebut
melakukan pembangunan jaringan irigasi baru.
2)
Penanggulangan bencana akibat barijir hanya untuk perbaikan darurat dengan tujuan
juga mernpunyai tingkat erosi yang tinggi hal ini disebabkan karena pengoiahan lahan
agar pelayanan pdnyediaan air irigasi pada musirri kernarau dapat
yang masih kurang memperhatikan pembuatan terrasiring dan vila-vila serta pada
sedangkan perbaikan secaia permanen ticlak semua kerusakan dapat dipertiaiki.
ka\o.rasan pertanian
terjadi pola pertanian pada lahan kering yang trelunr dikelola dengan
baik.
B.
:
3)
diperrr-rhi.
Penanggulangan air sungai dilakukarr secara koordinasi meialui program kali bersih, namun masih belum memberikan hasil yang memadai frarena kesadaran nrasyarakat yang masih rendah.
Lahan Kritis Lahan kritis terdapat di sebagian vrilayah Kecamatan Sangkapura, Tambak dan
4) Penyediaan air baku uniuk keperluaan
daerah luar lbukota lVlojokerto belcrnr terpenuhi
lvilayah Kecamatan Ujung Pangkah. Upaya yang dilakukan dalam penyelamatan lahan
secara keseluruhan, masih banyak ciaerah-cjaeralr yang kesulitan memperolelr air
kritis dengan melakukan qehabilitasi dan konservasi tanah clengan Inpres Penghijauan
irigasi permukaan maupun alt' bersih pedesaan, sedangkan daeraii-daerah yang
dan reboisasi. selain mampu m€ngurangi erosi dan sedimentadi di berbagai sungai juga
mempunyai potensi air tanalr perlu urrtuk dikembangi
mampu menciptakan lapangan kerja bagi petani rniskin
di daerah lahan kritis
untuk
meningkatkan penghasilannya serta mengembalikan fungsi resapan air bagi sumbersumber air baku yang ada di Kabupaten Gresik.
D. Pengamanan Wilayah Sungai
Luas areal penghijauan tepi sungai
di wilayah
Kabupaten Gresik
yalg
ada
cenderung berkurang kaiena pengembangan areal budidaya serta penc"rurun'rungai,
mengakibatkan kemerosotan mutu lingkungan perairan. Untuk mengurangi akibat
dampak negatif lingkungan v4ng terjadi
di
daerah sekitar sungai telah dilakukan
Dengan semakin meningkatnya tingkat kehidupan ekonomi masyarakat di
pengendalian pencemaran lingkungan dengan pengendalian pengembangan tambak
Kabupaten Gresik serta disatu sisi semakin meningkatnya kebutuhan akan lahan bagi
serta melalui Program Kali Bersih (PROKASIH), dan juga dilakukan rehabilitasi lahan
kegiatan pembangunan, n'tasalah penggunaan lahan mengalami perkembangan juga,
kritis disepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) yang akan mengurangi tingkat erosi dan
yaitu:
sedimentasi diberbagai sungai.
1. Terjadinya perubahan penggLlnaan lahan pertanian ke non pertanian
.
Keserasian Pola Penggunaan Tanah (Land Use Conflict)
menyebabkan terjad nya ketida ksei m bangan penyed iaa n pangan i
Pembangutran yang telah dilaksanakan sampai saat menimbulkan banyak kemajuan-kemajuan hal
ini secara nyata
telah
2.
Aspek penggunaan fahan sering mengalami masalah karena benturan kepentingan
ini dilakukan bertujuan dalam rangka
3.
Terjadinya masalah pembebasan lahan untuk penrbangunan yang tidak sebanciing
upaya pemerataan hasil-hasil penrbangunan yang dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat
di Kabupaten
yang
Gresik, dilain pihak seiring dengan senrakin pesatnya
harganya akan sering meninrbulkarr konfliklkeresahan masyarakat
Konflik penggunaah lahan yang terjadi di K.abupaten Gresik paling banyak pada
C
pembangunan disertai dengan semakin berkembangnya tingkat perturnbuhan penduduk
perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi' kav,iasan terbangr-rn terutama rvilayah
maka hal ini akan berakibat pacla semakin besarnya kebutr"rhan sarana dan prasaiana
perkotaan, selain itu terjadi pada kair,,asan pertarrian di bagian selatan dimana saat ini ada
penunjang dilain pihak pola lahan yang tersedia untuk dapatnya dibudidayakan semakin
yang telah dikuasai oleh pengembang untr-rk dikelola sebagai lahan permukiman.
terbatas. Hal-haltersebut diatas akan menimbulkan beberapa masalah sebagai berikut:
Konflik penggLtnaan lahan juga terjadi pada kawasan
lindungi
.
Terjadinya perubahan penggunaan lahan yang tidak terkendali
(perbukitan/pegunungan) perlindungan terutama pada lahan-lahan yang diperuntukkan
" .
Terjadinya tumpang tindih kegiatan antar sektor pembangunan
utrtuk lahan konservasi dan daerah resapan air yang dikonversi menjadi laharr budiCaya
Terdapatnya kawasan budidaya yang tidak sesuai dengan kernampuan daya dukung
berupa lahan pertanian (wilayah Sangkapura dan Tambak). Dengan keadaan tersebut
kawasannya
nraka perlu lebih dipertegas fungsi pengawasan cian pengendalian penggunaan lahari
.
a.
.
Terdapatnya penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan fungsinya
.
Terdapatnya tanah terlantar, kerusakan tanah, merosotnya produktifitas lahan, terjadinya tanah longsor, terjadinya banjir dan lainnya.
terutama pada kawasan perkotaan dan wilayah penyangga.
@.oncana
6.
Berdasarkan kriteria diatas, maka benda cagar budaya di Kabupaten Gresik akan
l,losqlah Kcworqn Lindung dqn Bendc Ccgcr Budoyo
mencakup kelompok sebagai berikut:
1. Kawasan Lindung U Kawasan yang fungsi utamanya adalah melindungi kelestarian sumber daya alam,
D Lingkungan
sumber daya buatan serta nilai budaya dan sejarah bangsa.
iJ Kawasan ini harus dilindungi dari kegiatan produksi dan kegiatan manusia yang
I
Kawasan lindung meliputi kawasan suaka alanr dan pelestarian alam,
kar,vasan
cagar budaya, kawasan periindungan bawahannya, kalvasan perlindungan
J
Elemen/elemen jaian bersejarah
J
Ruang terbuka/tarr'ran
Kar'.rasan cagar budaya adalah kawasan )rang terdapat bangunan/bukan bangirnan
hasil buciaya manusia yang rnempunyai nilai tinggi atau terbentuk karena alam. Ka',,i,,asan
ini berperan penting dalam nengembangan ilmu
pengetahuan. Yang
dimaksud dengan benda cagar budaya menurut UU No.5 Tahun 1992 adalah:
o
Berdasarkan kriteria unlLrrn kairvasan budi tlaya ,.intlt{ rnlilayah Kabiioaten Gresik telah difakukan penyesiraiarr kriteria sebagai berikrit:
a. Wilayah budidaya daratan, rnelipr-rti: -J Wilayah
Perkotaan o
Benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang berupa h:esatuan atau
Batas wilayah perkc.rtan di Kabu;-'aten Gi'esik telah clite"raLrkan dalanr Peraturan
kelompok atau bagian lainnya; atau sisa-sisanya yang berumur sekurang kurangnya
Daerahtahun 1998, sesuai dengan Peraturan f'lenteri Dalam Negeri No.5 Tahun
50 tahun. atau mervakili masalgaya yang khas sekurang-kurangn;ra 50 tahun serta
1986 tentang Penetapan Batas Wilayatr Kota.
dianggap mempunyai nilai penting sejarah, ilmu pengetahuan
.
bersejarah
B. tlqsclsh Kcrwqsan *fldidcva
2. Eenda-benda Cagar BudayT
.
c
Tata nilai budava
setempat, dan kavrasan rav/an bencana alam.
cagar budaya
tradisional
kuno
Bangunan
U Monumen
dapat mengurangi dan merusak fungsi lindung.
-l
LJ Bangunan Makam penyebar agama lslam
Url t*OrO
ayaan:
I
Wilayah Perdesaan
Benda alam yang dianggap rnempunyai nilai penting sejarah, ilmupengetahuan dan
Wilairah permukiman perdesaan meliputi kampung atar-r pemukinrari penduduk,
kebudayaan;
jasa dan perkantoran di pedesaan maupun industri tanpa p"n."ruran. Wilayah
situs atau lokasi yang mengandung atau diduga mengandung benda cagar budaya
yang dapat dialih fungsikan dari tanah pertanian lahan keras ke bukan pertanian.
termasuk lingkungan yang diperlukan bagi pengamannya. r
,,i
'l
.i
r
Untuk wilayah ini diarahkan pada tanah pertanian lahan keras yang tidak produktif
[J sungai, danau, waduk, rawa dan genangan air lainnya.
lagisepefti lahan tanah kering, sawah tadah hujan pada lereng dibawah
3
Wilayah Khusus
tl
Wilayah khusus yang dinraksud adalah kawasan pemancar telekomunikasi.
150,6
tr Wilayah yang tidak dapat dialihkan fungsikan dari lahan pertanian ke bukan pertaniaan dengan kriteria teknis mempunyai ketinggian antara 0-5 meter, berjarak
c. Wilayah Tertentu
dari air surut terendah kurang lebih 500 meter ke arah daratan dan mempunyai kelerengan
Q-2o/o.
Wilayah yang khusus di peruntukkan bagi kepentingan militer. 1. Kawasan Hutan
E Sawah, yang dimaksud dengan sawah disini adalah sawah 2 kali panen setahun
f)ominasi kawasan hutan saat ini berada pada kawasan
di kepulauan
Bawean
maupun satu kali padi dan palawija atau tebu. Kriteria teknis untuk sawah adalah
yang tetcatat di wilayah "K*""tutun Sangkapura sebesar 2.884,400 Ha, Kecamatan
diutamakan pada ketinggian 0-5 m dpl atau lereng O-S
Tambak sebesar 1.672,2AA 1Ja serta se.bagian berada di v,rilayah Kecamatan.Panceng
o/o.
rJ Tegalan, yang termasuk tegalan adalah tanah kering dengan tananran sen'iusim
yang tercatat sebesar t.OtZ,4OO Ha. Kerusakan kavrasan hutan yang terjadi akan
seperti palawija, padigogo, tebu lahan kering dan tanaman sayuran. l(riteria teknis
mengakibatkan makin luasnya lahan kritis, berkurang atau hilangnya sumber air, terjadi
untuk tegalan adalah diutamakan pada ketinggian 100-500 m dpl, kecuali tegalan
erosi dan pendangkaian aiirari sungai yang sampai saat ini belum dapat diatasi secara
dengan tanaman suO tropis (tanaman holtikultura) seperti kubis, kentang, wortel
tuntas.
dan lainnya dengan kemiringan lahan antara 15-Z5oh.
2. Kawasan Pertanian
Ll Kebun campur, yang dimaksud disini adalah tanah kering yang ditanami dengan
Pertanian merupakan sektor utama dalarr pembangunan perekonomian, karena
pelbagai jenis tanaman tidak menunjukkan dominasi dan jarak tanam pada
sebagian besar nrata pencaharian penduduk secara langsung atau tidak langsung terkait
ulnumnya tidak teratur. Kriteria teknis untuk kebun campur diutamakan pada
dibidang pertanian. Pembangunan sektor pedaniarr masih nrenghadapi berbagai masalah
ketinggian 250-750 nr dpl dengan lereng
15-25o/o. .
t'
b. Wilayah budidaya perairan
yang sampai saat ini belunr tuntas, antara lain
.
.
Masih kurangnya partisipasi petani/rnasyarakat dalam hubungan dengan tingkat
Yang termasuk wilayah budidaya perairan adalah budidaya perikanan, berddsarkan
pemanfaatan sumberdaya alam belum optimal khususnya lahan kritis (sumberdaya
Undang-undang No. 11 Tahun 1974,wilayah perikanan lndonesia adalah:
bagi keseimbangan ekosistem terutama konservasi tanah, tata air dan udara)
[J perairan Indonesia t. tf
l;
i'
c60
.
Masalah pemilikan tanah yang sempit dan menyebar yang sangat mempengaruhi
\q
.
efisiensi usaha tani, kualitas produk dan pemasaran hasil, pola seperti ini sulit diharapkan untuk menunjang perkembangan industri pengolahan
e
rendahnya produksi dan produktivitas usaha tani
.
Masih dijumpai petani yang enggan/belum rnenggunakan pemupukan berimbang
Terjadinya perubahan iklim yang kurang menunjang yaitu adanya kemarau panjang dan bencana banjir, berpengaruh pada penurunan produktivitas hasil perkebunan
o Fengurangan
khususnya penggunaan pupuk kalium
o
Sempitnya pemilikan lahan dan terbatasnya modal usaha tani menyebabkan
sarana produksi yang tidak dibarengi dengan kenaikan harga produksi
Rendahnya kemampuan kelompok tani, rendahnya kemampuan simpanan kelompok
komoditi perkebunan, hal
tani dan melembaganya kelompok dengan KUD yang masih kurang
meningkatkan usaha taninya
r
Masih sering dijumpai petani yang tidak memakai bibit padiyang bersertifikat.
o
.
Musim kemarau penyediaan air pada danau belum mencukupi disebabkan makin
4. Kawasan Perikanan
menyebabkan menurunnya minat petani untuk
Serangan irama penyakit tanaman perkebunan
mendangkalnya baik danau serta tempat penampungan air yang ada
r
ini
Wilayah [,.abupaten Gresik nrempunyai potensi sumber daya perikanan yang
Kondisi geografis yang kompleks khususnya wilayah kepulauan (daerah perbukitani,
beium dirnaksimalkan. Sub sektor perikanan yang ada meliputi kegiatan usaha
masih perlu varietas padi unggul baru yang tahan kondisi tersebut.
pembudidayaan ikan di tambakdan kolarn serta penangkapan ikan di sungai dan danau,
3. Kawasan
Perkebunan
o
penangkapan ikan diperairan umum dan pengolahan hasil perikanan.
Dalam pelaksanaan pembangunan sub sektor Perkebunan di Kabupaten Gresik
Permasalahan pokok yang dihadapi dalam pelaksanaan penrbangunan sub sektor
dijumpai berbagai masafah sebagai berikut:
perikanan di Kabupaten Gresik adalah
o
a) Rendahnya tingkat komsumsi makan ikan yang dikaittcan dengan
Terbatasnya jumlah personil
di lapangan sehingga tidak seluruh wilayah ada
petugasnya, hal ini mengakibatkan potensiyang ada belum terangkat secara optinial
. .
.
Daya produksi perkebunan rakyat rendah baik kuantitas maipun kualitasnya, hal ini
:
;
Tingkat kesadaran masyarakat akan fungsi ikan sebagai sumber protein hewani yang sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan tubuh masih rendah
karena rendahnya kemampuan petani dalam penyerapan dan peqerapan teknologi.
"
Produksi ikan yang clihasilkan sebagian besar dikirim ke luar daerah
Sistem tata niaga lrantai pemasaran antara produsen dan komsumen relatif panjang,
o
Distribusi hasil pokok yang belum merata
mengakibatkan rendairnya tingkat pendapatan petani
@.cncana
b)
Kurang persediaan benih ikan untuk memenuhi kebutuhan potensi
usaha
.
pembudidayaan baik di tambak, danau, kolam maupun untuk kebutuhan penebaran di perairan umum
menyeluruh), hal ini disebabkan terbatasnya master plan drainase disetiap kota
b) Program persampahan
c) Adanya potensi sumber daya perikanan yang belum secara optimal khususnya perairan umurn (sungai dan laut)
Adanya ketidak seimbangan antara pelayanan persampahan dengan produksi sampah yang ada, karena laju pertumbuhan penduduk yang cukup pesat.
d) Terjadinya fluktuasi lrarga ikan budidaya yang sangat tinggi
f)
Program yang dilaksanakan hanya bersifat perbaikan kota (parsial/belum
c) Program
Rendahnya pendapatan nelayan tradisional karena kurangnya teknologi penangkapan
.
cian belum adanir6 paket kredit yang diarahkan kepacia neiayan tracjisional unt.rk meningkatkan kegiatan usaha
Limbah
Kttrangdlya kesadaran datr keterbatasan nrasyarakat dalam pembangunan sarana linrbah rumah tanqqa
"
5. Kawasan Permukinran
Air
Belunr nrantapnta-,1","*Ounaan dalam rangka penanganan sarana air limbah
6. Kawasan/Keg iatan Industri
Dalam pembangunan sektor pemukiman, progranr PLP sarrgat berperarr cii dalam
Selain mengalanri peningkatan didalam pembangunan sel.dor industri, jlrga nrasih
pelaksanaan kegiatan prenrbangLrnan, perbaikan dan penreliharaari air" lrmbah clair sistem
aCanya hanrbatan. antara lain
persampahan kota.
a) Asoek Permoclalan
:
Dengan pertumbuhan kota yang sangat tirrggi yang iikuti pula dengan irei'bagai
c
Industri kecil/kerajinan sangat terbatas dalam permodalan
tuntutan kebutuhan dasar yang terus meningkat, serta kurang kesaclaran masyarakat
c
Kurang efisiennya dalam penggunaan modalyang dioperasikan
dalam peng.elolaan lingkungan, maka permasalahan lingkungan pemukiman akan terus
.
Untuk tnemanfaatkan"fasilitas kredii dari bank, agunan masih merupakan kendala
terjadi. Perntasalahan yang dihadapi antara lain
b) Aspek Teknologi :
{.
a) Program Drainase
.
Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam keikut sertanya kebersihan yang berakibat pada pengelolaan saluran terganggu
o
Masih adanya ketidakjelasan status saluran berbagai lokasi
rnemelihara
.
Tingkat teknologi yang diterapkan pada umumnya masih sederhana
.
Kemanrpuran teknis tenaga kerja relatif rendah
.
Hasil pr:oduksi belum memenuhi standar dan tidak seragam
.
Diversifikasi produk kurang bisa dilaksanakan
c) Aspek Pemasaran
diberbagai wilayah. Masalah atau dampak negatif yang terjadi akibat usaha
.
Manajemen pemasaran kurang dikuasai sehingga penguasaan pasar juga terbatas
penambangan bahan galian Golongan C adalah
o
Masih adanya persaingan yang tidak sehat antara pengrajin disamping masih terus
.
menghadapi persaingan dengan pengusaha besar dan menengah
r
.
Tanair penutup yang subur akan hilang yang menyebabkan bertambah luasnya
perbukitan gundul
d) Aspek Organr'sasi dan Masyarakat
Hambatan yang dihadapi adalah kurangnya keteranrpilan manajemen yang mengakibatkan pemanfaatan tenaga kerja kurang efisien, disamping iiu kesadaran untuk kerja sama dalam kelompok masih rendah.
Pertambangan
Bentuk topografi akan berubah (khusus daerah perbukitan) dan meninggalkan bentang alam yang rusak.
Kurang bisa memanfaatkan informasi pasar baik pasar dalam maupun eksport
7. Masalah Kawasan
:
dan tanah gersang,
mengakibatkan terjadinya tanah
longsor/gerakan tanah tanah pada daerah perbukitan yang curam.
"
Tata air termasuk air tanalr akan berubah/berkurang atau menghilangkan sumber air. Permukaan air tanah menurun akan nrenyebabkan kelembaban tanah berkurang dan
tanah akan menjadi kering, dan pada daerah-daerah tertentu terjadi penurunan
c
Pertambangan merupakan upaya untuk memanfaatkan sumber daya alanr denEan
permukaan tanah yang berakibat langsung dengan penurLlnan pernrukaan air tanah.
melakukan kegiatan mulai dari pencarian dan pembuktian, penggalian, oengolahan
Selain itu terjadi pelumpuran pada musinr hr-rjan pada air permukaan (surrgai.
sampai ke pemasarannya untuk dapat digunakan dalam-industri selanjutnya. Proses
danau, waduk), juga menirrgkatnya proses erosi, sedimentasi dan' pendangkalan pada
penggalian (penambangan) dapat dilakukan dipermukaan bunri maupLrn di daianr bumi,
sungai, danau dan vraduk. Pada musim hurjarr akan te{adi banjir di bagian dataran dan
oleh karena itu setiap usaha penambangan akan melakukan perubahan
mLtara sungai, sedangkan banjidgerakan tanah terjacii di daerah perbukitan.
keadaan
permukaan bumi ataupun di dalam bumi. Jenis bahan gatian/pertambangan lokasinya
tersebar dapat dilokasi yang sangat terpencil ataupun berada dekat kota, sehingga dampak lingkungan yang terjadi akan berbeda pula. Dengan {demikiarr untuk dapat melakukan analisis terhadap permasalahan pertambangan dalam kaitannya dengan
'upaya pengelolaan lingkungan hidup, harus diketahui sifat dan lingkugi
suatu
kegiatan/industri pertamb-angan serta parameternya. Kegiatan pertambangan yang cukup
potensial
di Kabupaten Gresik
adalah bahan tambang Golongan r-i
t., fl'
C yang l:
tersebar
B. Masalah Kawasan Pariwisata
Keparirvisataan merupakan suatu kegiatan jasa yang memanfaatkan sumber daya
alam dan lingkungan hidup yang memiliki kekhusLrsan tertentu seperti kebudayaan, peninggalan sejarah, pemandangan alam dan lain-lainnya, maka usaha pengembangan keparivrisataan harus dapat menjaga dan memelihara kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup serta kebudayaan. Kabupaten Gresik nremiliki obyek-obyek wisata yang
cukup potensial sepefti wisata alam inaupun budaya. Masalah kawasan pariwisata yang
dihadapi saat
ini
adalah belum memadainya sarana dan prasarana penunjang obyek
b) Homogenitas wilayah
wisata karena terbatasnya dana yang ada, hal ini merupakan salah satu hambatan dalam
Kesamaan karakteristik daerah yang penerapannya dalam bentuk kesamaan geografis
pengembangan obyek-obyek wisata yang ada. Selain itu masih perlu adanya pembinaan
dan tingkat kesuburan tanah, mencer'minkan adanya daerah-daerah yang mempunyai
terhadap masyarakat untuk menumbuhkan sadar wi6ata dan kurangnya informasi pasar
ciri dan sifat tertentu, sehingga penanganannya juga memerlukan pendekatan tertentu.
produk-produk wisata yang ada ke daerah lain.
2.2.7,1+.
c) Ekologiwilayah Pendekatan ekologi lebih mendasarkan pada sistem lingkungan alam, termasuk peran
Hssolch Stroktur Tqtq Ruong Kota
manusia
A.
Sistenr Pusat-pusat dan Keserasian Fungsi/Peranan Sistern Pusat-pusat Pengembattgan wilayah sebagai salah satu pendel
suatu usaha penrbangunan dengan memperhatil:an aspek spasial. Peranan aspek spasial dalam penyLlsunan rencana dan progranl penrbangunan tercerniin dalam upaya pengembangan wilayah, seperti tertuang dalam Undang-undang No. 24 Tahtrn 'i992 tentang Penataan Ruang. Menyadari besar dan luasnya ruang wilayah Kabupaten Gresik
dan menyadari banyaknya perbedaan-perbedaan yang terdapat arrtara satu
di daerah ke dalam program dan proyek bidang ekonomi,
sosial, politik dan Hankam, dengan memperhatikan kekhususan,masalah dan potensi
d) Perurilayah seldoral
Dalam penyelenggaraan pembangunan, beberapa :ektar perlu penanganan secara geografislspasial karena kekhususan seKor yang bersangkuian dan acianya tuntutan efisien cian efektivitas penarrgaflGnnla, misalnya Kesatuarr Pemangkuan Hutan (KPH),
e)Admi nistrasi penrerintahan
Penyeienggaraan pemerintahan dan penrbangunan dalam sistem ketatanegaraan, menyebabkan ruarig dibagi dalanr daerah-daerah administrasi yang menunjukan batas otoritas pemerintahan yang ada.
B.
Sistern Jaringan Transportasi
:
a) Hubungan antara pusat dan vrilayah sekitarnya
l'lubungan antar kota (pusat pemukiman) dan wilayah belakangnya (hinterland) berkaitan dengan fenomena hubungan timbal balik antara daerah pendukung dengan pusat ikatan sosial ekonomi (pusat pengembangan).
dengan ekologitertentu ntisainya DAS yang perlu perlanganan secara khusus.
wilayalr Pengairan dan sebagainya.
dalam kurun waktu tertentu diperlukan penjabaran sasaran-sasaran pertumbuhan dan
setiap bagian wifayah. Dasar pendekatan penyusunan peruvilayaharr acJalah
lingkungan
claerah
dengan daerah lainnya, maka untuk mewtrjudkan program pembangur,an"secara efisien
pemerataan pembangunan
di dalamnya. Di Kabupaten Gresik terdapat beberapa satuan
PemL'angunan transportasi merupakan unsur vital
dari pembangunan daerah,
karena merupakan perangsang dan penunjang penting bagi pembangunan sektor lainnya, hal
ini berarti kelemahan di sektor transportasi akan sangat r"nggunjgu
pembangunan sektor lainnya. Adanya pelayanan.prasarana dan sarana transpoftasi yang
{
memadai akan berSampak pada bidang sosial, ekonomi, politik dan hankam baik secara
C. Sistem Keterkaitan Kegiatan Fungsi Dasar dan Fungsi Penunjang Skala Kota
lokal, regional maupun nasional.
Masalah peftumbuhan ekonomi akan merupakan tantangan pokok yang tidak
Dengan semakin meningkatnya jumlah sarana transportasi kurang diimbangi dengan meningkatnya prasarana yang tersedia, maka akan mengakibatkan semakin kurang nremadai dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat terhaddp pelayanan jasa transportasi.
dapat didbaikan, karena peranan peftunrbuhan ekonomi dalam menciptakan lapangan
kerja. Untuk memacu pertumbuhan ekonomi terdapat beberapa kendala yang perlu diperhatikan seperti investasi dapat lebih mudahoditarik masuk ke Kabupaten Gresik, kondisi perijinan yang berkaitan dengan penanaman modal agar diterapkan secara benar
tVlengingat dengan keterbatasan dana maka dituntut adanya ketajaman prioritas
dalam penyLrsunan perencanaan, sehingga meskipun dengan dana terbatas prasarana
transpofiasi (khususnya prasarana jalan pada ruas-ruars yang poteirsial tinggi) harus mendapatkan pelayanan. Di Kabupaten Gresik pembangunan dan rehabilitasi jaian serta
penyediaan sarana penEaman
sehingga dapat membantu nremperlancar arLts investasi. Pengembangan wilayah merupakan salah satu pendekatan dalam perencanaan pembangunan dengan tata ruang, diharapkan akan dapat dicapai:
.
lalu lintas dijalan belr-rm dapat mengimbangi
perkenrbangan alat angkutan.
penrbangunan di wilayah yang Lrersangkutan
"
Permasalahan yang menyangkut bidang angkutan Kereta Api adalah berkaitan
dan bangunan lainnya terr-rtanra yang tidak
berijin,
Keterpaduan pembangunan, baik sektoral maLrpun regional terutanra dalam hal ketepatan lokasi dan penjadwalan kegiatan bagi pelaksanaan program-program atau
dengan jalanlrel, jembatan sinyal, telekomunikasi dan pintu lintasan. Pembangunan gedung-gedung, perunrahan
Tingkat kernudahan yang lebih tinggl dalam perencanaan dan pelaksanaan
proyek-proyek pembangunan di daerah.
.
mengakibatkan jarak pandang masinis kereta api dan pengemudi di jalarn sernakin senrpit
Kenrudahan dalam pemerataan pembangunan sehingga tercapai keseinrbangan antar daerah dalam tingkat kemakmuran
l''
dan pendek.
n
Selain itu PERUMKA tidak mungkin menantbah jumlah terlaga kerja pirrtu-pintu
Semakin kokohnya kesatuan ekononri, baik secara regional maupu pada tingkat yang lebih atas
pelintasan baru karena keterbatasan keuangan, dengan ber"tambahnya pintu lintasan
.
Efisiensi pertumbuhan vrilayah, dengan tujuan pemerataan dan keseimbangan
baru akan menambah titik kerawanan terhadap kecelakaan.
.
Peningkatan foordinasi fungsional perwilayaah dari kerja sama pembangunan antar wilayah untuk lebih nrelancarkan pelaksanaan/pengelolaan kegiatan pembangunan.
& g
B. Kendala-kendala Yang Dihadapi
7.7,2.r. Mqralch Pengendo liqn Pemqnfoqtqn (,u on g
Kendala-kendala yang dihadapi dalam pengendalian pemanfaatan ruang yaitu A. Upaya-upaya Pengendalian
perangkat hukum yang masih terbatas dalam penataan ruang mulai dari perencanaan, Upaya-upaya pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan dengan meningkatkan kemampuan aparatur
di bidang penataan ruang, dengan
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.
kegiatan penataan ruang
Dalam rangka memelihara konsistensi
dan kontinyuitas pengendalian
ditingkatkan agar makin efektif dan dilengkapi dengan kelembagaan yang kuat serta
ditunjang dengan aparat yang mampu dan terlatih. Dalanr pengembangan
pemanfaatan ruang oleh Pemerintah Kabupaten Gresik diperlukan beberapa persyaratan dan operasional antara lain
:
pemgnfaatan kelembagan diperjelas batas wewenang dan kewajiban masing-masing
c
1. Kemampuan aparai untuk secara terus menerus memonitor, mengatnati, mengevaluasi
untuk menghindari tumpang tindih kewenangan cian kewajiban antar lembaga dalam
dan menelaah sefta nlenyempurnakan dan mengemlrangkan penerapan konsep penataan ruang yang meliputi perencanaan, pemanfaatan ruang dan pengendalian pengembangan wilayah'pada umumnya dan pemanfaatan ruang pada khususnya. pemanfaatan ruang.
2. Terseclianya perangkat (instrumen-instrumen)' yang diperlukan untuk memonitor,
Peningkatan peranserta masyarakat dan dunia usaha sangat penting dalam niengevaluasi dan menganalisis pemanfaatan ruang. Perangkat (instrumen-instrumen)
rangka mengikutsertakan masyarakat dan dunia usaha dalanr penataan ruang dengan tersebut perlu disiapkan dan disusun secara konsepsional dan terpadu dalam konteks mekanisme tertentu mulai dari perencanaan, pemanfaatan ruang dan pengerrdalian perencanaan dan pengendalian pemanfaatan ruang. pemanfaatan ruang.
Terbinanya koordinasi perencanaan yang efektif dan efisien, baik dalam koordinasi Peran serta masyarakat dikembangkan untuk menegakkan dan memasyarakatkan horisontal maLrpun vertikal dalam pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang.
ketentuan yang telah diatur
di dalam rencana tata ruang, sehingga dapat
dipahami 4. Terselenggaranya pengendalian yang efektif terhadap seluruh kegiatan perencanaan
dengan baik karena mendapat dukungan dari 'masyarakat. Untuk merrdukung dan pemanfaatan ruang. pengelolaan tata ruang dalam mengatur keterpaduan serta keserasian, keselarasan dan
q Adanya bank data yang merupakan salah satu faktor kenrudahan di dalam mengukur
keseimbangan penggunaan sumber daya yang ada, perangkat peraluran dikembangkan kemanfaatan pendekatan perencanaan.
dan disempurnakan sehingga dapat memberikan arah yang jelas dan memberikan kepastian.
-i; r., tf
6. Partisipasi segenap pihak, baik instansi-instansi pemerintah maupun swasta dalam
2,3.1. Strctegi Pmgembqngqn Strukttrr Totq Rucng Wiloyah
menyajikan data, informasi dan kemajuan pembangunan secara tertib sesuai dengan
Strategi pengembangan struktur tata ruang wilayah pada dasarnya adalah
fungsi dan tanggung jawab masing-masing.
langkah-langkah yang akan ditempuh untuk mencapai bentuk struktur ruang wilayah
Kabupaten Gresik melalui pengaturan masing-nrasing komponen ruangni/a. Strategi
7,.3. Strctegi Pcngembcngcn Wilcych Kobupoten Gresik
pengembangan struktur tata ruang tersebut dilakukan melalui penetapan dan Perumusan strategi pengembangan wilayah Kabupaten Gresik sekurangkurangnya dilakukan hal-hal sebagai berikut:
/
keterpaduan, keterkaitan,
Perumusan masalah pembangunan dan pemanfaatan ruang dalam bentuk identifikasi masalah pemb.angunan dan arahan pemanfaatan ruang.
'r
Perumusan korrsep darr strategi pengembangan tata ruanE vrilayah kabupaten
antara lain
!"Lrang
wilayah,
:
1. Kal"rasan-kawasan yang periu dikembangkan pemanfaatan rurangnya untuk kegiatan
Penentuan rencana pengelolaan kawasan lindung, kawasan budidaya, kawasan perdesaan, kawasan perkotaan dan kawasan teftentu.
Penentuan rencana sistem kegiaian pembangunan
pembangunan sektor-sektor dalam rangka meningkatkan pedumL-,ulran darr penyebaran kegiatan ekononri
dan sistem
pernrukinran
perdesaan dan perkotaan
;
2. Kawasan-kawasan kritis baik ditinjau dari sudut lingkungan maupun sosial ekonomi yang harus ditangani;
Penentuan rencana sistenr sarana dan prasarana wilayah
3. Kawasan^kawasan yang berfungsi lindung dan karr.rasan-kawasan cagar alam nasionai;
{.
Penentuan rencana penatagunaan lahan, air, uclara, hutan, sumberdaya mineral dan sumberdaya lainnya
4. Rumusan sistim kota-kota yang memperlihatkan fungsi-fungsi kota. keterkaitan kota dan keterkaitan kota dengan kawasan;
yang meliputi Tanahllahan,
air,
udara, mineral, seda sumberdaya alam lainnya serta Pengendalian Pemanfaatan
Ruangnya.
serta
keserasian antar sektor, pengarahan lokasi investasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah
memperhatikan ketentuan-ketentuatr yang termt-rat dalam isi rencana tata
kedalanr langkah-langkah sebagai berikut:
,
dan keseimbangan perkembangan antar wilayah
dan atau masyarakat. Pepgembangan struktur tata ruang wilayah dilaksanakan dengan
Penjabaran konsep dan strategi pengembangan tata ruang wilayah tersebut
r
pengelolaan kawasan lindung dan kav,rasan budidaya dalam rangka mewujudkan
t.
l., tt'
li
5. Rumusan sistim transpodasi yang memperhatikan keterkaitan moda; 6. Rumusan sistim prasarana wilayah
I
7. Kawasan-kawasan tertentu yang perlu mendapat perhatian karena sifatnya yang strategis untuk pengembangan ekon6mi, pemerataan dan penanganan kawasan kritis.
2.3.2, Strctegi Pemantqpqn Kqrryqtqn Undong Strategi pemantapan kawasan lindung pada dasarnya harus dikaitkan dengan
Hal ini berarti bahwa dalam penetapan kawasan ini harus memperhatikan falctor
-J
ini dilengkapi dengan arahan pengelolaan yang pada
pokoknya
meliputi tiga pilihan penanganan;
tr
Mengeluarkan kegiatan budidaya yang ada, bila diindikasikan merusak fungsi lindung;
tr
Membatasi perkembangan kegiatan budidaya dalam areal-areal tertentu
di
dalam
kawasan lindung;
U Membiarkan kegiatan budidaya pada kawasan lindung, selama kegiatan tersebut tidak
konteks keseimbangan ekosistim dalam arti yang seluas-luasnya.
lainnya yaitu
Penetapan
mengubah/merusak/mengganggu fungsi lindung.
:
t.I.3. Strctegi Pengembcngqn Kqwasqn Eadidcys
Keseimbangan hidroorologis;
'J 'Keseirnbangan flora dan fauna;
Strategi pengembangan kalvasar-r budidaya ditetapkan berdasarkarr u*f,"n
-J
Perlilrdungan cagar budaya dan;
pengembangan kawasan budidaya nrenyangkut aspek-aspek
-l
Perlindungan terhadap dampak lingkungan lainnya.
a. Pemanfaatan ruang untuk kegiatan budidayia (produksi dan permui.iinran) secara
Sedangkan strattegi yang ditempuh dalam pemantapan kav,rasan lindung di Kabupaten Gresik adalah
:
optimal sesuai dengan kemarnpuan daya dukung lingkungan;
b. Pengendalian dan pengaturan pemanfaatan ruang pada kawasan budidaya untuk
:
a. Pemantapan kawasan lindung sesuai derigan fungsi masing-masing, yaitu untuk
menghindari konflik kepentingan antar sektor kegiatan.
melinclungi kawasan bawahnya (fungsi hidr:o-orologis), melindungi kawasan setempat,
Dengan demikian strategi pengembangan kawasan budidaya pada dasarnya
memberi perlindungan terhadap keanekaragaman flora/fauna beserta ekosistemnya,
memanfaatan setiap kegiatan pembangunan yanlJ berimplikasi terhadap ruang secara
dan melindungi kawasan yang ra\r/an terhaddp
bencana: .
r'
b. Pengecualiaan pemanfaatan ruang pada karnrasan lindr-rng dalam $atas- batas fungsi lindung yang ditetapkan, dengan berdasarkan atas kriteria yang ditetapkan KEPPRES No.3211990.
optimai sesuai dengan kondisi daya dukung lahannya. sebagai r"rpaya untuk mendukung peningkatan laju pertumbuhan pembangunan daerah.
t
E
f
!F
PETffiR|iTTAHKABT'PATEN
GRESIK
REI'IS REI€ANA TATA RnNO WII.AYAFI (RrRYtt) IqBUPATEilGRESIK
IETER|ilgAil
A)l(AwAgAfi LlttD{tll€
Fl
lrrul laera.i
lLduot h't'l llt.t|
ll'd||tl
patll.drnl'n lrrr3|n (rrdet 3urttrl)
3GtGtDg't
!t l(At^3^r IoDTDAYA FFIET:I rlLFh Pctlotr.n F::ii.d Ei:: !::l rll.tah
Pcnutimri
qlPrh rr t.n.h Pc?tailaat 'l"rt dirtth gir-rkra lc DoLr. Ftt.nl..
mm
ill?"TdYt
di'?'tr'n
rtr
hst'r
rlt.trh t! e.rabt !' |,tt tana||atr lctli
]fL!-41
@.anoctzt
3.1,
Kebliskrqnqqn Umsm Pcrenrqnqon Tqtq Rcoqg tMloyoh
3.1.1. pongsi dsn Persnqn Wilqyqtr ttotc/Perkotocn Secara ceografis, Kabupaten Gresik diapit oleh
2
wilayah Kabupaten dan
1
wilayah Kotamadaya. Dalam kebijaksanaan perwilayahan Jawa Timur, Kabupaten Gresik
termasuk dalam SWP Gerbangkertosusila. Dengan peftinrbangan
wilayah
Gerbangkertosusila yang sangat padat dan mempunyai laju pertumbuhan ekonomi dan
fisik yang sangat tinggi. Zonasi SWP Gerbangkertosusila dib,agi rnenjadi 4 zona pengembangan:
a.
Zona Surabaya Raya (Surabaya, Gresik, Sidoarjo)
Surabaya Raya menjadi pusat wilayah Gerbangkertosusila, Jawa Timur secara
&,ohya ksdraoaa G,ono,rna Gala Q:Ru"r n,1 (Wilrp,r/t tJ{",;r/tup,z t e n qp rcs' i l;
keseluruhan maupun lBT, dengan kegiatan yang harlrs dikembangkan meliputi:
+
perniagaanlkomersial, perdagangan, pemerirrtahan, permodalan, penerar"rgan
+
pelabuhan dalam rangka mendorong penyaluran berbagai macam komoditi, bahan baku industri dan hasil perlanian.
t industri manufaktur baik yang bersifat modern
maupun
tradisional
pengembangannya diupayakan serasi.
+
perumahan untuk mengantisipasi pertambahan jumlah penduduk serta berbagai fasilitas rekreasi.
b.
Tona Pengaruh Surabaya Raya di Bangkalan
c-
Zona Pengaruh Surabaya Raya di Lamongan
d.
Zona Pengaruh Surabaya di Mojokerto.
@.,
Pengembangan wilayah kota sebagai wilayah perkotaan bertumpu pada ekonomi
3.1.2. Kebijokscnsqn Kereimbqngqn Ekologi
perkotaan yang serasi dengan penyediaan fasilitas umum, pelayanan jasa komersial dan
o
A. Kebijaksanaan Keseimbangan Ekologi Kabupaten Gresik permukiman. Apabila dilihat berdasarkan kontribusi ekonomi Kabupaten Gresik terhadap
Kebijaksanaan keseimbangan- ekologi diarahkan dalam upaya mendukung
Propinsi Jawa Timur, maka maka untuk kurun waktu 1994 s/d 1998 PDRB Kabupaten Gresik memberikan kontribusi yang relatif kecil terhadap PDRB Propinsi Jawa Timur, yaitu sebesar 5,07
0,6
(tahun 1994) menjadi 5,93
0,6
(tahun 1998). Adapun sektor-sektor
yang memiliki peran/kontribusi relatif besar dibandingkan sektor-sektor lainnya terhadap PDRB propinsi pada tahun 1998 adalah sektor listrik, gas dan air bersih (13,96
industri pengolahan (10,45
0,6),
0,6),
sektor perdagangan, hotel dan restoran (5,99
0,6)"dan
perlindungan bawahannya, kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam dan kawasan rawan bencana. Dengan menjaga keserasian antara pengembangan secara optimal di
di atas tidak dapat
1998, sektor-sektor yang berperan relatif besar dalam perekonomian Propinsi Jawa Timur 0,6)
Kabupaten Gresik adalah dengan memantapkan fungsi kawasan lindung yang telah
sektor
dilepaskan dari perkembangan masing-masing sektor ekonomi yang ada. Hingga tahun
( ttO
Kebijaksanaan yang perlu dilakukan dalam upaya menjaga keseimbangan ekologi di
ditetapkan, baik yang berfungsi sebagai kawasan perlindung setempat, kalvasan lindung
selctor pertambangan dan penggalian (6,30 06).
Tingkat perkembangan ekonomi secara umum seperti
pembangunan yang berwawasan lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan.
kawasan budi daya serta dengan memperhatikan fungsi lindung serta dengan mendasarkan pola pembangunan daerah yang beipedoman pada prinsip Lestari, Optimat, Serasi dan Seimbang (LOSS), maka diharapkan pembangunan di wilayah ini
dapat berkembang sesuai dengan apa yang diharapkan dalam konteks pembangunan adalah sektor industri pengolahan (28,14%), sektor perdagangan, hotel dan
restoran (21,49ok) dan sektor pertanian (17,A2o/o). Bila dibandingkan tahun-tahun
yang berwawasan lingkungan serta berkelanjutan.
Dalam upaya mendukung kebijaksanaan keseimbangan ekologi
sebelumnya, sektor-sektor yang mengalami kenaikan kontribusi adalah sektor indr-rstri pengolahan, selct6r listrik, gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor angkutan dan komunikasi. Sedangkan sektor-selctor lainnya secara umum mengalami penurunan kontribusi terhadap PDRB Propinsi Jairva Timur Demikian halnya
dengan Kabupaten Gresik, sektor yang memberikan kontribusi besai adalah sektor industri pengolahan (49,58 %), sektor perdagangan, hotel dan restoran (21,29 sektor pertanian (10,85
oA).
o/o) dan
di
Kabupaten
Gresik , maka arahan pengendalian pembangunan yang perlu dilakukan antara lain
e
:
Pengawasan terhadap kawasan konservasi dan wisata alam yang akan dikembangkan
khususnya pada kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan lindung;
o Pengendalian akan kemungkinan adanya dampak pengembangan
kawasan industri
. terhadap pengembangan kawasan budidaya dan non budidaya terutama pada kawasan timuidan utara Kabupaten Gresik
;
@lnoana
.
Pengendalian kegiatan industriyang dapat mengundang pemusatan pemukiman baru;
.
Pengendalian kegiatan pemukiman yang dapat mengundang pemusatan pemukiman
tahan kota/perkotaan. Keb'ljaksanaan optimasi pemanfaatan lahan kota/perkotaan di Kabupaten Gresik adalah
1. Pengembangan lahan untuk kegiatan permukiman, industri dan perdagangan tidak
baru disekitar kawasan pengembangan jalan arteri;
.
Pengendalian terhadap penggunaan lahan pertanian
:
ke penggunaan lahan
diarahkan pada lahan-lahan produktif/subur khususnya lahan pertanian
non
;
2. Pengendalian peruntukan lahan pada kawasan pusat kota, terutama pada kota
pertanian;
disepanjang jalan arteri/kolektor primer dan kota-kota kecilyang sedang tumbuh pesat;
B. Kebijaksanaan Keseimbangan Ekologi KotalPerkotaan
Kebijaksanaan keseimbangan ekoiogi kota/perkotaan diarahkan dalam upaya membentuk suatu lingkungan yang memenuhi asas.Aman, Tertib, Lancar dan sehat.
3. Kebijaksanaan pemanfaatan lahan kota/perkotaan berpedoman kepada arahan kebijaksanaan Rencana Tata Ruang Kota yang telah disusun dan di Perdakan.
4. Pengalihan lahan pertanian terutama yang bersifat sawah teknis yang saat ini tetah
Kebijaksanaan ini pada dasarnya menghendaki agar pertumbuhan dan perkembangqn
terlanjur dikelr-rarkan iiinnya
kota dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan daya dukung lingkungannya dengan
memperhatikan jumlah dan kepadatan penduduk kota yang ideal, tersedianya luas lahan
d
i
upayakall secara bertahap.
3.L. Kebiiqkrsncan OPercricncl
untuk fasilitas ruang terbuka hijau (RTH) berdasarkatt ketentuan standard mirrimal, pengaturan pola penggunaan lahan yang optimal guna menghindari kemungkinan konflik
kegiatan yang merugikan, terkendalinya dampak negatip dari polusi dan limbah dan sebagainya. Dalam upaya menjaga keseimbangan ekologi kota di Kabupaten Gresik
,
i
Tujuan dan Sasaran pembangunan tata ruang Kabupaten Gresik yang diteiapkan berdasarkan kajian potensi, permasalahan pokok sefta arah kebijaksanaan pembangunan
sedang berkembang cepat, sehingga periu dikendalikan secara terus menerus melalui
disusun.
Cmam
,
maka perhatiannya terutama ditujukatr pada kota-kota kecil dan nrenengah yang saat ini
rencana kota yang sudah
t.7,.1.
{'
3.1.3. Kebijckscnqqn Optimosi Pernqnfqatan Rscng Koto/Perkotqcn. Kebijaksanaan optimasi J"*untuutun ruang kota/perkotaan diarahkan dalam upaya mendukung upaya pembangunan kota sesuai dengan kemampuan daya dukung
daerah jangka panjang, pada hakekatnya diupayakan tercapai dalam tahapan-tahapan
pembangunan jangka panjang selaras dengan tahapan pembangunan nasional dan daerah. Sejalan dengan upaya-upaya pembangunan yang bersifat non-fisik dan sektoral
terhadap semua aspek pembangunan, maka upaya pembangunan berdasarkan prinsip penataan ruang dinyatakan secara sistimatis dengan strategi menurut "paket jalur upaya",
halmana setiap paket jalur upaya akan mengarah kepada pencapaian bagian-bagian
' sasaran pembangunan, dan selanjutnya jalur-jalur upaya secara bersama-sama akan
@oncaut
ts Pemanfaatan sumber daya alam yang berdaya guna dan berhasil guna serta
mengarah kepada pencapaian seluruh sasaran pembangunan yang dimaksud.
benrawasan lingkungan. 2. Jalur Upaya Keseimbangan Perkembangan Antar Wilayah;
3.7.7. Jolur-lolor Opoyo a. Dasar Pertimbangan: Strategi penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik menurut "Jalur Upaya" adalah sebagai berikut 1. Jalur Upaya Pemanfaatan
P
Penetapan dan arahan kegiatan di kawasan lindung;
F
Penetapan peruntukan tanah/kegiatan pembangunan pada kawasan budi daya
:
Fungsi Lindung:
F Penetapan sistim dan struktur hirarki
kota-kota/pusat-pusat yang ditetapkan
a. Dasar Kebijaksanaan:
F
dalam sistim keterkaitan fungsional; Penetapan kawasan budi daya dan kawasan lindung;
. ? Arahan kegiatan/peqanganan
r Penetapan fungsi, peranan
pembangunan terhadap kawasan lindung;
P Pengendalian pertumbuhan penduduk dalam batas kapasitas
i
Penetapan sistim keniucjahan hubungan antar v.rilayah (aksesibilitas), bail< bentuk
terhadap
>
Perv,rilayahan pembangunan dalam rangka pendayagunaan kegiatan dan hasil
i
tinjiiungan (klimatologi, aspek-aspek kehidupan dan penghidupan lainnya); perlindungan terhadap flora dan fauna;
pembangunan sesuai kondisi dan potensi rnrilayah,
i
Penetapan kawasan pengembangan strategis dan andalan;
P
Prioritas program.
b. Bagian sasaran yang dicapai
P Perlindungan terhadap kelangsungan fungsi asset-asset
i
program
jaringan, fungsijaringari, modus transport utama dan kornunikasi;
P Optimasi pemanfaatan ruang dalam rangka keseimbangan daya dukirng
i
dan
ciaya dukung air;
> Kemantapan fungsi sistim hidroorologis dan keseinrbangannya
kegiatannya;
pengembangan
pengembangannya;
b. Bagian Sasaran yang dicapai:
kebutuhan penduduk dan
-pusat
g
); pembangunan
:
Menciptakan pra-kondisi bagi pertumbuhan ekonomi yang mantap utamanya
;
pada wilayah-witayah yang saat ini kurang berkembang dengan mengarahkan Menghindari pencemaran;
sistim koleksi-distribusi barang dan jasa secara efetctif dan efisien, sehingga c. Tujuan yang diarahkan
:
setiap setiap bagian wilayah mempunyai kesempatan berperan semaksimal
F
Kelestarian lingkungan hidup;
)
Pembangunan yang berkelanjutan;
mungkin dalam proses mekanisme pasar;
G.cnctn
Pemerataan perkembangan ekonomi dengan menciptakan kondisi yang
Pertumbuhan ekonomi wilayah
memungkinkan percepatan perkembangan wilayah terbelakang dan tertinggal;
Kemerataan dan kesei mbangan perkembangan antar wilayahl keca makn.
Dengan mengarahkan pemanfaatian kawasan budi daya, pemantapan sistim
aksesibilitas serta pemantapan sistim fungsi
dan peranan pusat-pusat,
c. Tujuan yang diarahkan
Penataan dan pengendalian kawasan sepanjang jalur jalan arteri dan kolektor primer diwilayah Kabupaten Gresik
Pertumbuhan ekonomi yang semakin t
),
Keseimbangan perkemba nga n laju pertu mbu han antar wilayah/keca matan
,-
Kemerataan hasil-hasil pembangunan diseluruh kabupaten.
> ;
3. Jalur upaya optimasi pemanfaatan sumber daya:
> Penataan dan pengendalian
kawasan sepanjang jalur kereta api;
> Penataan dan pengendalian
kawasan sekiiar asset-asset nasional lainnya.
-
;, Pengamanan
penetapan dan arahan kegiatan dalam kawasan lindung;
>
Penetapan dan arahan kegiatan pembangunan dalam kawasan budidaya;
> Keamanan
hasil
Prioritas program.
Terpeliharanya fungsi prasarana secara cptimal,
penggunaan prasatana terhadap kegiatan pendudtrk;
pengembangan kawasan khusus:
a. Dasar kebijaksanaan
:
:
Pembangunan yang berkelanjutan.
5. Jalur upaya
b. Bagian sasaran yang dicapai
kavlasan pengenrbangan prasarana;
c. Tujuan yang diarahkan
i
pembangunan sesuai kondisi dan potensi wilayah;
:
Tertib penrbangunan,
Penetapan dan arahan kawasan strategis/andalan;
Peruilayahan pembangunan dalam rangka pendayagunaan kegiatan dan
:
Penataan dan pengendalian daeratr atiran sungai (DAS);
b. Bagian sasaran yang dicapai
a. Dasar Kebijaksanaan:
i
a. Dasar kebijaksanaan:
:
i
i
4. Jalur upaya pemeliharaan fungsi asset prasarana pembangunan:
i
dimaksudkan untuk mencapai pemanfatiaan sumbe r dayasecara optimal.
;
:
. {.
>
Pemanfaatan sumber daya dengan daya guna yang sebesar-besarnya serta berwawasan lingkungan
P
t ;
Pemanfaatan 5umber daya yang sesuai dengan kondisi dan potensiwilayah.
c. Tujuan yang diarahkan:
i
Arahan kegiatan dan penataan ruang pengembangan kar,vasan rvisata;
i
Arahan kegiatan dan penataan pengembangan ruang kawasan industri regional.
b. Bagian sasaran yang dicapai
> Peningkatan
:
investasi masyarakaUswasta;
F
Pendayagunaan sumber daya alam secara maksimal/benvawasan lingkungan;
c. Tujuan yang diarahkan;
)
Pertumbuhan ekonomi;
)
Kelestarian lingkungan.
6. Jalur upaya pemantapan
)'
Pemanfaatan lahan secara optimal;
F
Kesehatan lingkungan;
F
Tertib lingkungan.
c. Tujuan yang diarahkan
fungsidan peranan kota :
a. Dasar kebiiaksanaan:
;
)
Lingkungan pemukiman yang aman, tertib, lancar dan sehat (ATLAS);
F
Kemantapan fungsi dan peranan kota dan ciesa.
F
Penetapan sistim dan struktur hirarki kota-kotalpusat;
>
Penetapan sistim prasarana transportasi;
>
Penetapan fungsi dan peranan kota-kota/pusat untuk setiap orde;
;,
Penetapan tipologi pedesaan:
z
Prioritas program pengembangan kota-kota.
i
Penetapan fungsi dan peranan pedesaan:
r
Arahan program urrtuk menc!ukung efisiensi.produksi pedesaan;
B. Jalur upaya peningkatan efisiensi
a. Dasar kebijaksanaan:
b. Bagian sasaran yang dicapai:
>
Kemantapan hubungan ekonomi antar rvilayahlkecamatan;
i
Mempercepat
laju
> Arahan tingkat
perkembangan rvilayah terbelakang/tertinggal dengan o
o
Flengaruh sistim koleksi dan distribusi barangijasa diwilayah kota/perkotaan.
c. Tujuan yang diarahkan
Kemerahan perkembangan;
>
Pertumbuhan ekonomi.
b. Bagian sasaran yang dicag:ai;
;
Pertumbuhan ekononri pedesaan
a. Dasar Kebijaksanaan:
F Arahan tentang pemilikan tanah/lahan nrinimum, jumlah pekerja maksinrun,
Jalur upaya optimasi penggunaan unsur-ufisur pemukiman
:
,
besaran satuan pernukiman maksimurn dalam rangka menjanrin fungsi produksi
,.
dan pemanfaatan sumber daya yang berkelanjutan.
.
z
Penyusunan dan operasionalisasi rencana kota;
F
Pengendalian pemukiman pedesaan.
b. Bagian sasaran yang dicapai
minimum mendukung prodr-rksi sefta kebutuhan dasar penduduk;
9. Jalur upaya pemanfaatan unsur produksi pedesaan
:
z
a. Dasar kebijaksanaan
produksi pedesaan:
:
b. Bagian sasaran yang dicapai:
F
Pemantapan fungsi dan peranan desa terhadap daya dukung lingkungan.
@.onodna Tabel:3.1
c. Tujuan yang diarahkan: K
F
Pertumbuhan ekonomi pedesaan;
F
Kelangsungan fungsi produksi.
di Sektor
Sangat Strategls
1. Industri Pengolahan 2. Listrik, Gas dan Air Bersih 3. Perdagangan, Hoteldan Restoran
3. Banglrnan
o
4. Perdagangan. Hotel dan Restcralr Angkutan darr kortr iiliii.asi
maupun jangk4panjang.
J
Pemantapan sektor prioritas yang mempunyai skala prioritas tinggi terhadap daerah.
r
P
i
Kelangsungan fungsi produksi.
4.l 42
Hotel Restorarl
5 1. Angkutan Darat 5.2 AngKutan Kereia
Api
5..1 Teiekornunikasi 5 4. Angkutan [-aut, Penyebei'arrgan Udara
b. Bagiarr sasaran yang dicapai:
diarahkan:
1. Listrik
2. Fertambangarr darr penggaiian
:
Arahan pola pembangunan di Kabupaterr Gresik baik jangka pendek menengah
c. Tujuan yang
1
1.2. Perrkanan
a. Dasar Kebijaksanaan:
;
Su bsekto r
I . 1. Henanran tanaman Hanqan
Henanl
strateg ls
Strategi penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik menurut "Sektor-Sektor Prioritas Pembangunan" adalah sebagai berikut
ktor/Su bsektor Strateg is Kabupaten Gresik
Se
Klasifikasi
Penetopcn SektonSektor Priodtas Pembqngrlnsn
;'
lasifi kasi
l)er
sil
as
a-jasa
6 1 Jasa Ferusalraan
r)a l,: ;,s
i
ertumbuhan ekonomi wilayah;
7.1+. Kritsriq Fenetapcn Kavrasqn Lindsng d$n Kqrflusan Budidayc Sektor-seKor strategis/priorits yang ditetapkan dalam pembahasan Falcta dan r
sebagai dijabarkan sepedi pada tabel berikut:
3.4.I. Pcngertion don Klqsifikqsi Kewsssn Lindong
A.
Kawasan Linduno
4.1. a
.
Kawasan Pelestarian Alarn: Taman Wisata Alam.
b
Kawasan Wisata Budaya;
c.
Wisata Makam (Ziarah)
4.2.
Kawasan Cagar Budaya & llmu Pengetahuan
A.3.
3. Taman Wisata Alam:
Kawasan Perlindungan Bawahannya:
Kawasan pelestarian alam terutama dimanfaatkarr untuk pariwisata dan rekreasialam.
a. Kawasan Hutan Lindung Mutlak
4. Kav,rasan Cagar Eudaya dan llmu Pengetahuan
b. Kawasan Hutan Lindung Terbatas
A.4
c. Kawasan Lindung lainnya
Kawasan dan ruang disekitar bangunan bernilai budava tinggi, situs purbakala dhn
d. Kawasan Resapan Air
kar,vasan dengan bentukan geologi tertentu yang mempunyai manfaat tinggi untuk
KavrasanPerlindunganSetempat
pengembangan ilmu Pengetahuan-
5. Kawasan Perlindu ngan Bawahan nya:
a. Kawasan Sekitar ltlata Air
A.5
b. Kawasan Sekitar Waciul
[r?w?sot-r yang perlr.r dilindurrgi dan dilestarikan karena mempLtllyai fungsi perlindugan
c, Sempadan Sungai
terhadap sumirer alam dibawahnva. dimanal suntber alant tersebrrt merupakan unsur penti
Kawasan Rawan Bencana Alarn:
g/menentu ka n sll.,aga i penya ngga ke h id u pa n.
6. Kawase rr !-iutan iirt'3uttg fllutlak.:
a. Kawasan Rawan GemPa Btrmi
yang lrerupa liutan cl*rrgan firngsi utamanya
b. Kawasan Rawan Gerakan Tanah
Kavtrasan perlindur'rgan l>aiiyahannya
c. Kawasan Ravran Angin ToPan
menjaga kehidupari sekiiarnya sebagai petSgatur tata ah, pei'lcegah banjir dan erosi
Pengertian -pengertia
1. Kawasan
seda memelilrara kesrrburan tanah, yang pemanfaatannlva rnr-rtlak hanya ttntuk
n:
kelestarian fgngsi yang rJimaksitcJ. Perkecualiarr pcmanfaatan han1,2 terbatas pada
Lindung
Suatu karnrasan yang ditetapkan dengan fungsi utama nrelindungi kelestarian
fungsi penunjarrg telekonrurrikasi cjalanr rangka intcgrasi vrilayah nusantara, sejauh
lingkungan hidup yang mencakup sumber aiam, sumber daya buatan dan nilai
tidak mengurangi fungsi kelestarian ditnaksud.
sejarah se*a buc{aya bangsa guna kepentirrgah pembangunan yang berkelanjutan.
2.
n
7. Kautasan Hutan Lindung Terbatas
Kawasan Pelestarian Alam:
Kar,,lasan perlinciungan bar.rrahannya berupa hutan dengan fungsi tttamanya menjaga
Kawasan berciri khas, baik didarat rnaupun diperairan mempuiyai fungsi perlindungan
kehidupan sekitarnya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta
sistim penyangga kehidupan, pengawetan keaneka ragaman
jenis
tumbuftan/satwi,
sefta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
memelihara kesuburan tanah, pernanfaatanya masih dimungkinkan untuk usaha budi dava secara terbatas, sejauh masih terjamin terpeliharanya fungsi lirrdung yang ada.
t
C:
J
?
8. Kawasn
Berdasarkan ketentuan yang ada, kriteria untuk pendelinesian tiap kawasan/sub
Lindung LainnYa.
Kawasan perlindungan bawahannya yang tidak berupa hutan namun fungsi utamanya
memberikan perlindungan sumber alam dibawahnya dan menyangga kehidupan sekitarnya, dimana kemungkinan pemanfaatannya dapat tergolong mutlak-terbatas
t*
Arr
air hujan
sehingga
air. merupakan tempat pengisian air bumi (akifeQ yang berguna sebagai sumber A.
harus dilindungi. Kriteria pemantapan karr'rasan lindrtng dalam Keppres No. 32 Tahun
dasarnya tidak diarahkan untr.rk dikentbarrgkan/dibucidayakan dalarn rangka
Kawasan yang niempunyai kemampuan tinggi untuk meresap
1
jenis tanah, curah hujan, ketinggian, hiclrologi serta keberadaan flora dan fauna yang
kondisi fisik 1gg0 prinsipnya menunjukan rvilayah limitasi dan kendala yang berdasarkan
yang ada. atau terbatas, tergantung pengaruhnya terhadap fungsi kelestarian 9. Kavvasan Resapan
kawasan lindung diatas, secara umLtm berdasarkan faktor fisik dasas seperti kelerengan,
perlindungan dan pelestariannya, Secara umum tujuan pemantapan kawasan tindung di Kabupaten Gresik untuk niencegali timbulr-.ya berbagai kerusakari fungsi lingkungan
hidupsertamengamankandar'ikemr.rrrgkinanterjaclinyainterrrensipenggunaankebukan
Kawasan Perlindungan Sefempaf-
furigsi Kawasan yang berfungsi untuk melin{.r-rngi kelestaria suatu manfaat atalt suatu tertentu, $aik yang merupakan bentirkan alami maupun buatan' 11. Kav'lasan Rawan Bencatra Alam
adalah: kawasan lindung. Sasaran penetapan.katrasan linclung di Kabrrpaten Gresik,
1.
Meningkatkan fungsi lindurrrg terhadap ianah, air dan iklim (fungsi hidro-orologis);
2.
alatii Mempertahankan keanel.:a f'agarnan florfri fauna, tipe ekosisteni seria keunikan yang terdaPat div'rilairah ini;
ietusan Kavirasan yang sering dan atau menipunyai poterrsi bencanaalam seperii
.
gunung berapi, gempa bumi. gerakan tanah, angin topan, banjir dan kebakaran yang
jenis kavrasan lindung rangka penrantapan kawasan iinciung akan diuraikan menurttt
disebabkan oteh alam.
Kawasan lindung
di
Kabupaten Gresik terdiri dari empat sub-kavrasan utama
ciengan pengklasifikasian sebagai berikut
" . e
Kawasan suaka alanr dan cagar budaya;
o
Kawasan rawan bencana alam;
seter.rrpai;
yang ditetapkan di Kabupaten Gi-esik. Pemantapan kalasan iindung dilakukan detrgan memperlratikan haf-hal sehagai berikut:
:
Kawasan yang menrberikan p'ierlinci{-lngan karvasan barvahannya; Karrvasan perlindungan
dalam Dengan diclasarkan pada hal tersebut ciiatas, kebijakan pemanfaatan ruang
"
''
perundang Kawasan linclung ditetapkan cieh [-remerintah berdasarkan peraturan undangan ya'lg beriaku tetap dipeitat-''ankan'
.
sawah' Perlggunaan laha'n yang telah ada pada kawasan tindung seperti permukiman,
tegalan dan perkebltnan dalam kavvasan finOung ini dimungkinkan sePanjang masih menjamin fungsi hidrologis.
D
Pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya di sepanjang sungai yang mengganggu atau merusak kualitas air, kondisifisik dan dasar sungai serta alirannya;
ft
Pencegahan kegiatan budidaya sekitar pantai yang mengganggu fungsi utamanya'
f,l
Perigendalian kegiatan yang telah ada disekitar sungai dan pai:tai;
D Pengamanan
Kebijaksanaan pemanfaatan ruang terutama ditujukan bagi perlindungan kawasan
U
lindung dari Kawasan yang mempunyai fungsi menjaga atau mengamankan kawasan
dalam rangka Kawasan yang dimanfaatiian ataupun dikelola r.rntuk kegiatan manusia kehiciupan dan PenghiduPantrYa.
:
Pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya
di
sekitar
darrau yang daPat
4. Kawasan Terbarrgr-in
Fenrukiman:
o
sarana Kavlasarr yang dinranfaatkan untir!< pemukirnan, baik perumahan, bangunan,
mengganggu fungsi danau;
Ll
2. Kawasan PenYangga:
3. Kat'vasan Usaha:
b. Kawasan sekitar Danau
u
dan PenghiduPannYa-
rambahan ataupun pengaruh perkembangan dan pengembangan kawasan budidaya.'
daerah aliran sungai.
sekitar danau meliPuti
kehidupan Suatu kawasan yang dimanfaatkan untuk kegiatan manusia dalam rangka
pi.asarana umum. perclagangan, industri, perkantoran dan kawasan fungsional iain
Pengencilian kegiatan yang telah ada di sekitar danau;
yanE terkait langstirrg dci-rgan kehidupan stiatu pemukiman.
Pengamanan di daerah hulu.
5. i(awasan Tidak Terbangun Untr-rk KeElatan Usaha'
3.4.2. Pengerticn don KlorifikEri Kswsgan Brudidcyc
yang ada Kawasan diluar kav.rasan linclung yang dimanfaatkan sumber daya alam
Pengertian Kawasan Budidaya sebagai berikut:
tanpa menggunakan bangr-rnan l<ecuali bangunan tertentu sebagai sarana kegiatan
1. Kavrasan penyanggao
usaha memanfaaikan strmberclaya alam tei'sebltt'
2. Kar.rrasan Usaha:
6. Karrvasan Budidaya Khrtsus:
a. Kaiarasan terbangrtti pemukiman b. Kai,vasan tidak terbangun untuk kegiatan 3. Kar,/asan Budidaya Khustts. P e n g e rii a n - P e n g e
rti
a
1. Kawasan BudidaYa:
n
:
Kav,'asan yang dimanfaatkan untuk fungsi khltsus
usaha
. {.
3.&.3. Kriteria Penetcpan Kawarqn Lindong EI Kawasan Suaka Alam: a. Kawasan Cagar Alam;
.
Kawasan yang ditunjuk mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa
c. Taman Wisata Alam:
.
sefta tipe ekosistemnya;
o Mewakiliformasi
.
biota tertentu dan atau unit-unit penyusun;
beragam, memiliki arsitektur bentang alam dan akses yang baik bagi wisatawan.
Mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli dan tidak atiau belum
-
e. Kawasan Cagar Budaya dan llmu Pengetahuan
.
terganggu manusia:
o Mempunyai luas dan bentuk tertentu
agar menunjang pengelolaan yang efektif
pengetahuan.
Mempunyai ciri khas dan dapat merupakan satu-satunya contoh disuatu daerah
.
serta keberadaannya menrerlukan upaya konservasi. b. Kav,rasan
EI Kawasan Perlindungan Bawahannya
dan perkembang-biakan dari
suatu jenis satwa yang perlu dilakukan upaya konservasi,
.
Menriliki keanekaragaman dan populasi satwa yang tinggi;
e
Merupakan tempat dan kehidupan bagi satwa migran tertentu;
.
Tergantung dari ada tidaknya kaw,asan yang perlu dilindungi sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangan-und angan yang berlaku.
Suaka Margasatwa
Karorasan yang ciitunjuk merupakan tempat hidup
Tempat sekitar bangunan bernilai budaya tinggi, situs purbakala dan bentukan
geologi tertentu yang mempunyai manfaat tinggi bagi pengembangan ilmu
dengan daerah penyangga yang luas,
n
Kawasan berhutan atau vegetasi tetap yang memiliki tumbuhan dan satwa yang
a. Kalvasan HLrtan Lindung lvlutlak
r:
Kavvasan hutan dengan ketinggian >2.000 m dpl dan atau;
.
Kawasan hutan yang mempunyai lereng lapangan > 4Ao/o dan atau;
c
Kawasan hutan dengan faKor lereng lapangan, jenis tanah, curah hujan melebihi
Mempunyai luas yang cukup sebagai habitat jenis satwa yang bersangkutan. nilai skor 175.
Kawasan Pelestarian Alam
:
b. Kawasan Hutan Lindung Terbatas a.
Taman Nasional:
r
Kawasan hutan dengan ketinggian 1.000-2.000 m dpl dan atau; Kawasan berhutan/bervegetasitetap nremiliki tumbuhan/satwa beragam, memiliki .
,
arsitel
Kavyasan hutan yang mempunyai lereng lapangan > 4A
a.
.
Kawasan berhr-rtan atau vegetasi tetap memiliki tumbuhan dan satwa beragam, dengan bentang alam yang baik dan memiliki akses untuk keperluan wisatawan.
dan atau;
Kawasan hutan dengan faktor lereng lapangan, jenis tanah, curah hujan melebihi
Taman Hutan Raya;
r
o/o
nilai skor 175.
@lncana c. Kawasan Lindung Lainnya
EI Kawasan Ralvan Bencana Alam
.
Kawasan Hutan dengan ketinggian > 1.000 m dpl dan atau;
.
Kawasan hutan yang memiliki lereng lapangan
.
Wilayah kepulauan mempunyai ketinggian diatas 2/3 titik tertinggi pulau tersebut.
>
a. Kawasan Rawan Gempa Bumi
r
}o/odan atau;
d. Kawasan Resapan Air
o
Curah hujan dengan intensitas tinggidan atau;
o
Struktttr tanah yang mudah meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang
mengalami kegempaan dengan intensitas lebih dari 4 skala Reichter.
b. Karvasan Rawan Gerakan Tanah
c
Kawasan Perlindungan Setem pat
a.
Kalasan Rayran Angin Topan J u-
Kav,'asan 1,ang sering terjadi angin dengan kecepaian minimum
110 KmlJam
dengarr radius pusaran mencapai sekitar 80 Km.
Kawasan Sekitar Mata Air
r
Kawasan yang mempunyai sifat tanah lunak, gembur dengan ketebalan lebih dari 1m yang mempunyai kelerengan lebih dari 15 06 serta merupakan patahan.
mampu meresapkan air secara besar-besaran.
g
Kawasan yang pernah diidentifikasikan sebagai pusat gempa dan yang pernah
Radius mininrum 200 m
3.t+.i1. I(sitcria Fenetcpcn Kcwasqn BadEddyc b. Kawasan Sekitar Waduk/Danau
s
1. Kar,vasan Penyangga
Kawasan sepanjang tepi waduk/danau lebarnya proporsional, bentlrlv kondisi fisik waduk selebar 50-100 m, diukur dari titik pasang tertinggi kearah darat.
.
Kawasan diluar dan berbatasan dengan kavvasan lindung:
.
Kar,vasan dengan kelerengan arrtara 25-/+Ao/o:
c. Kawasan Sempadan Sungai
r r r r o
Sungai-sungai besar dih-rar karnrasan pemukiman selebar minimum 100m; Pacia anak-anak sungai diluar kawasan pemukiman minimlrm selebar 50nr
" .
Kawasan disekii;il kawasan hutan tindung mutlak fiutan dengan radius Kawasan disekitar kaurasan hutan iindr-rng terbatas
Ka\rvasan dengan ketinggian lebih besar sama dengan 1000 m;
o
Kawasan disekitar-mata air denEan radius 200-300 nr dari pusat mata
Sungai bertanggul sempadannya diukur dari,kiri-kanan kaki tanggul bagian luar
.
Kavvasan sekitar waduk/danau dari muka air tertinggi 100-200 m;
sepanjang tanggul sungai;
.
Kawasan dikanan kirijurang dengan lebar 2x kedalaman jurang.
Sungai tidak bertanggul Oiut
2.000nr;
* 500 m;
.
Padasungai dikawasan pemukiman sel*bar 15m;
t
air;
o
c Diluar kawasan lindung dan penyangga, dan
2. Kawasan Usaha:
kebukan pertanian, misal tanah kering dan sawah tadah hujan dengan
a. Kawasan Terbangun Pemukiman Kota
.
Disesuaikan dengan ketentuan Batas Wilayah Kota sesuai Peraturan Menteri
kelerengan sekitar 15olo. Diatur lebih lanjut dalam tingkat rencana tata ruang yang
Dalam Negeri No. 7 tahun 1986.
lebih rinci secara terpisah.
.
Batas administrasi Kotamadya dan Kota Administratif.
o
Batas yang ditetapkan dalam rencana tata ruang,
c. Kawasan Tidak Terbangutr untuk Kegiatan Usaha
e Diluar
Diluar kawasan lindung dan penyangga, dan tidak termasuk wilayah yang dilarang adanya peralihan penggunaan tanah dari pertanian ke bukan pertanian,
.
kawasan lindung, kawasan penyangga maupun kawasan terbangun
permukiman;
b. Kawasan Terbangun untuk Permukiman Pedesaan:
.
pertaniannya dapat dialihkan
l(avrasan Budidaya Khusus
J.
o
.
Untuk kepentingai"r nriliter atau;
yang umumnya terhiri atas sawah 2x panen setahun, sawah 1x panen padi dan
c Untuk pengungsian sahrya;
2x panen polor.^rijo, sawah tidak ditanami paditetapi polorvijo 2x panen dan tebu.
o Untuk pei-ian'ibangan
Diluar kawasan lindung dan penyangga, dan tidak termasltk kawasan yang
" .
peralihan penggunaan tanahnya diarahkarr untuk tanaman keras atau hutan produksi, yaitu: tanah kering dengan lereng
>
15oh dan dengan kelerengan <
1506 yang tidak mungkin untuk diusahakan tanaman semusim seperti tatrah b,erbatu, berpasir kwarsa, padat lahar dan bekas penarnbatiganlgalian.
minyak dan gas burmi:
Untuk pen'ii:angkit tetraga atci"ti; Utrtul'. kepentingan lain-iaitlnya
TABEL III.2. P
NO
su8
JENIS
P
ENGKA'IAN KRITERI A TERHADAP KAWASAN
KRITERIATEIflIS/
RJNGSI/SASARAN
KAWASAN
KAWASAN
ERTIM BAN GAN
P ERTTM
KRITERIA
TATA RUANG
TOLOKUKUR
KAWASAN
PENERAPAT.I
BAN GAt{/ P ENGKA, lA},1
UTAMA I
rntfuasmr-J
1.1. Kawasan yanrl mempunyai
.Kawasan Lindung lvhtlak
NON BUDIDAYAI
Hutan lindung dan cagar budaya yang telah diietapkan oleh pemerintah berdasarkan peraturan/perilndangan fora & fauna serta cagar budayan)a, Kawasan dengan kelinggian V.no berlaku tetap dipertahankan. > 1.000 fitl dpl. bukan pen ggunaan lahannya 12. FengEunaan lahan yang telah ada diluarbutir 1 diatas I 2. Unfuk fungsi perlindungan hidrooroloEis I (perrrrukiman, savrah,tegalan, perkebunan. dll) dalam Kawasan disekitar m ata air yang paling ideal adalah liutan lindung. I kao..,a:.:an perlindungan ini m asih dim ungkinkan dengan radius kurang lebih 200 wl akan tetapi keadaan irr! iidak selaiu dari perm ukaan air tertinggi. I sepanjang ntasiir menjaniin fungsi hidrooroiogis. dijumpai Kawasan sekitar waduk/ danau 13. Penggunaan lahan sebagaimana dimaksud butir Jenis penggurraan lahan yar:g ni ungkrn | 2 Oiatas yang hdak bisa rn enjarnin fungsi hidroorologis kurang lebih 500 M dari m uka air sesuai dijumpaiadalalr tedinggi. I secara bertahap diubah meniadi hutan lindung a. Pengcunaan lahan yang berfung:;i Kawasan panraikurang lebih 500 fr4 I dengan kondisi setempat dan kemampuan pem erintah Perubahan pengguna;n lahan daianr kawasan perlinhid rociroio,-l i= da'r surutterendah. i+. b. Diiingkatkan usaha kan se!\'esin!? Kawasan kurang lebih 100 h.4 kanan i dungan ini yang tidak bisa merrjamin fungsi liidroorosehirrg ga ber{ungsi tridrooroh-'gis. dan kiri sungai. I logis dilarang, kecuali stratu jenis penggunaan lahanl j kegi.iian )'an$ kar{:na siiatn'ra tidati dapat dialiitkatr c. Penggunaan lahan 1;;ng [irluil{ 5i:;a Ka\$asan kurang iebiii 5C lvikarran ciiti n g kail-:an trs ah a k{-,rl s er-!e I i uf } iu i'i kiri anak sungai. I ke ti:.ai pai larrr, misaln;r.r jaring;rn listiik. salur'an air beriun g sr h rdruo:'oi orgi :. i nrinunr. cillicjenqan tetai) melakukan ieknik k,orrsei-uasi Kawasan di kanan-kiri jurang dengan Denga n d ern r'r::a n. priorita s l:,?nangar,ar i5. Seniua usaha Calanr butir 2.3. dar' 4 dituarrgkan lebar 2 kali kedalam an .jurang. d iteka nkli n D aCa bLtti!' c. keni i:ci iall i--'. j datu,,-t Rencana lata Ruang rtrlila-vah Kecarr aiarr. Ada tidaknya k3wasan yang pedu I !o dilindungi sesuai dengan liaterltuaa j di:lr peratur'an darr perundangarr !€ng berlaku. Kawasan dengan lereng > 40od
1.
Yang diutamakan fungsi
hidroorologis dan perlindungan
fungsi hidroorologis
l
]
11.
I I
]
l
I
:
.
Karva
san )6n g rr'l e!-,r
pu nyai
fungsi perl{hdungzn tit:rra/ faun bird aya,
ilan geologil.
2. Kavvasan Lindung 2.1. Kawasan yang mempunyai Terb ata s. fungsi hitlroorolcgis
Kawasan ciengan keleren gan 25 - 4O o/o. Kaivasan dengan ketinggian > 1.000 M dpl. Kawasan disekitar m ata air dengan radius kurang lebih 200 ["4 dari perrn ukaan air teding gi. Kawasan sekitar wadukl danau kurang lebih 500 M dari m uka air tedi nggi
Kawasan pantai dari batas surut terendah kurang lebih 500 l-1. Kawasan kurang lebih 100 kiri sungai. Kav.rasan kurang lebil-r 50 kiri anak sunEai.
l,Jl
kanan
['J kartarr
Kawasan di kanan-kiri jurang dengar lebar 2 kali kedalam an JUrang.
i I
I
yang mempunyai t,' Kawasan ngsi perlindungan ora/ fu
I I
fl
fauna budaya. dan geologrs
Adatidaknya kavvasan yang perlu dilindungi sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangan ydng b
edaku
.
I
i I
i I I
I i I I
i
@onotnt TASEL llt.2. ( Lanjuran) PERTIM BANGAN PENC+(A'IAN KRITERIA TERHADAP KAWASAI.I
NO
JENIS
suB
RJNGSI/SASARAI,I
KAWASAT{
KAWASAN
KAWASAtI
Kawasan Penyangga
Kawasan yang m empunyai fungsi hidroorologis.
KRITERIATEKNIS/ TOLOK UKUR
P
ERTIM BANGANI
P
ENGKA.' IAN
PENERAPAT,I
KRITERIA
TATA RUANG
UTAMA tl
KAWASAN
BUDIDAYA
Kawasan dengan kelerengan
25- 40%. Kawasan di sekitar kawasan lindung mutlak dengan radius lebih kurang 2 000 M,
I
Kav';asan kurang lebih 500 f\t Ci sekitar
lindung terbatas
.
l
Kawasan cieng an ketinggian > 1.000 f..,{dpl. Kawasan di sekitar rnata air dengan radius kurang lebih 200 Mdari perrn ukaan air terting gi.
Kawasan kurang lehih 500 tr,4 darr uka air leriirrggi di sexitar vadukl danau. m
Ka'orasarr paatai kur-arrg lebih 500
fr4
ciari surui terendah.
Kawasan kurang lebilr 100 kiri :ul g;rl Kawasan kurang lebrir kiri anak ::ungai.
1.4
5CJ l.d
kanarr
kanan
Ka'alas ai, kanan-kiri juran g dengan lebar 2 xali fts471".noir jurang.
Kawasan yang nr enrpunyai fungs i perlindun gan fl oral faun budidaya. dan
ge
ologis.
Ada tidaknrs kawasan yang periu cilindun gi sesuai dengan ketentuan dan peraiuran perundangan ybnE b
erlaku.
Luas kav,'asan disesuaikan denqarr kebtr tuh
il. Kawasan Terbangun Pern'
u
P;* u"
ot
Perm rrkim an kota.
r.
',
at.
Disesuaikan dengan ketentuan baias rvilayah kata ipernrendagri hlo.7 tahun 1 996! Batas adrninisirai!f Kou-ye dan Kotif.
Kavyasan Tei'bangun
Perniullim an pedesaan
Pernr trkim an ped esaan.
VVila.€h Perkoiaan.
erkciaa ri iri: ia rla::a rnya Ciarahkan untuk kegi;rtan non pertanian ({erutam a pus at pern-, rririrn an, pus at produksi non pertanian. puseijas; Can
a. Fenggunaan lzhan bukan pedanian
ya
lr
p
perdagangan) Pelaksanaan peraiihan Fenggunaan lahannla clari pertalian ke nr)n pedania dilakukan secar-a be!1ehap sesuai deng al keperirran pr-l bangunan dengan m encjahulukan lahan pertanran yeng tidak subur/ produktif.
Pada jalr:r'-jalur jalan art8ri dan koleklol pr"im ei p erkenr banga n desadesa FnE ada lrarus dibatasi.
Tidak terrnasuk kavrasan png dilarang adanle peralihan pen ggunaan lahan dari oertanian ke non pertanian yang pada umumnya terdirr atas sar,r,ah 2 kali panen padi dan 2 kali panen palali,ija.
![/ilayah Perkolaan. \l.illa
2.
V'/ilayah Pedesaan a. Wlayah pedesaan utamanya untuk
kegiatan produksi pertanian dengan kegiatan-kegi atan tem pat-tem p at
permukiman pedesaan.
dalani kcta
Fng sesuai dengan rencana tata ruang ietap dipertahankan Usaha-usaha y-ang dilakukarr pada kar,;asan ini berupa penirr gkatan kualil,as b. Penggunaan !ahan L,ukan pertanian c!alar"n ic.ta
yang tidak sesuai cjenEan retrcana tata ruang.
peruLrah;nn;e dilakukan secara i:ertahap
sesuai dengan konCisi seterrrpat dan kenr atnpuan o em eiinta h
Perubahan perrggunaan lahan pertanian ke bukan pertanian di !aksanakan secara bertahap sesuai dengan Repelitada dan rencana tal'lunan. dengan men-
@cneau
4.1.
Rencqne Struktur tlllilcyoh Dalam kaitannya dengan arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Gresik,
Kebijaksanaan tata ruang merupakan bagian integrasi dari kebijaksanaan umum dan
sektoral yang telah ditetapkan. Sesuai dengan
pola dasar pembangunan,
kebijaksanaan tata ruang dimaksudkan untuk menjamin
pertumbuhan daerah,
adanya
laju perkembangan
seda memelihara keseimbangan dan
dan
kesinambungan
pelaksanaannya secara menyeluruh, terarah dan terpadu.
Dalarn ke.rangka ini. untuk penysbrrluasen kegiatan pembangunan diseluruh rrrilayah Kabupaten Gresik, perh-r adanya penentuan sub satuan v.rilayah penrbangunarr
(SSWP). Keb'ijaksanaari. tata ruang Kabupaten Gresik yang tertuang dalam bentuk
(R"enoana
Cau
(R.uang @ilayah a
pervrrlaltahan pe;nbangr! na n trc rtujuan
:
a. Mengusahakan p.enrerataan pembancunan yang serasi didalam dan antar wilayah seita sub v,iilayah pembangunan, agar perbedaan pembangunan antar wilayah (yang rnajr,r dan terbc-lakang) dapai diperkecil.
b. tliengusahakan
ian
merigarahkan kegiatan pembarr{urrano wilayah sesuai dengan
potensi, kondisi, serta fungsi yang terdapat
di setiap
v,,ilayah darr sub wilayah
pembanglrnan.
c. Mengembangkg,n iruLriiirgarr ekononri antar wilayah dan sub v'rilayah pemkrangunan CI
secara saling menguntungkan demi terjalinnya interaksi yang harmonis dalant kegiatan ekonomi, sosial budaya, dan polkam, sehingga tewujudnya ekonomi daerah yang kuat
dan mampu menun1ang sefta memperkokoh perkembangan regional dan nasional.
@.aaoana
d. Mempertajam prioritas pembangunan pada daerah rawan, daerah terbelakang dan
Dilihat dari karakteristiknya, dengan rnerg?cu pada studi NUDS,
.i""t"r
rcot"
daerah pantai melalui program khusus dengan tetap memperhatikan sepenuhnya
Gresik berada pada fase perkembangan awal. Ciri sistem kota seperti ini adalah jumlah
upaya penyelamatan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
kota yang terkait relatif kecil, distribusi kotanya didominasi oleh kota kecil dengan skala
Kebijaksanaan tata ruang melalui perwilayahan pembangunan
ini difakukan
pelayanan lokal, serta intensitas interaksi antar kota yang relatif kecil. Dilihat dari struktur
ekonominya, sistem kota-kota di Gresik didominasi ofeh seKor industri (sekitar 40o/o),
dengan memperhatikan:
meskipun sektor lainnya juga mempunyai kontribusi cukup besar. Dalam hal ini batasan
1.
Hambatan antara daerah pusat dan daerah belakang
2.
Homogenitas atau kesamaan karakteristik wilayah.
3.
Kesamaan lingkungan yang membutrrhkan penanganan lingkungan dalam bentuk
daerah perkotaan mencakup'Desa Urban' menurut kriteria BPS yang telah dipakai dalam
NUDS, ditambah clengari sernLta ibukota kecamatan (lKK) yang belum termasuk. Peftinrbangari r-intux inenrasukkan IKK adalah karena dilihat dari status administrasinya,
terpadu.
kota-koia tersebi.it rnerupakan pr-rsai kegiatan dari tiap kecamatan. Dari jumlah penduduk kota-koia k€icarriirian, ianrpak bahvra sarnpai dengan tahun 1998 distribusi besaran kota
4.l.l,llierqrki Kcts Pemantapan struktur kota-kota di Kabupaten
Gresik pada
dasarnyar ticlak dapat
dilepaskan darijalur upaya pemantapan-pemantapan fungsi kota dalam kerangka strategi pengembangan pola tata ruang Kabupaten Gresik. Dalam kaitannya dalam jalur upaya
ini, struktur kota-kota diarahkan untuk mencapai tujuan keseimbangan perkenrbangan
satu koia teibesai (50.000-100.000 jilva), disusr.ri kemudian r.rntuk kelompok penduduk 25.000-50.000 dan Kelompok yang berukuran dibawah 20.000 jivra.
Hasil analisis lebih jauh terhadap kota-kota diatas, dapat dilakukan dengan nreninjau skala pelayanan tiap kota tersebut sesuai dengan furrgsinya. Ini berarti kota
ruang kota dan wilayah belakangnya.
Berdasarkan analisis terhadap strurktur kota-kota yang telah ada
tidak jauh berbeca clii:ancingkan dengan tahun 1994. Kota Gresik tetap merupakan salah
di
Kabupaten
Gresik. dengan mempertimbangkan:
dipandang sebagai kcsentrasi kegiatan atau iungsi teftentu dengan cakupan wilayah tefientr-r yang L,erorientasi terhadapnya. Menurui skaia pelayahan
ini
kota-kota di
I
e
Status administrasi kota
.
Hierarkhi Penduduk (ukuran jumlah pe.nduduk)
.
Hirarkhi fungsional (kelengkapan fasilitas per:kotaan), maka untuk masa yang akan datang perlu adanya pemantapan terhadap orde kota.
t
-t t
:
t
Kabupaten Gresik dapat dibedakan sebagai
:
1. Pursat regional, dengan skala pelayanan kabupaten dan/atau kabupaten di sekitarnya.
2. Pusat sub-regional, dengan skala pelayanan sebagian kabupaten atau beberapa keca mata n disekita rnva
.
3. Pusat lokal, dengan skala pelayanan hanya diwilayah kecamatannya sendiri. Kota-kota
3.
ini adalah yang tidak termasuk pusat regional dan pusat sub-regional.
Kota orde fll: Semua ibukota kecamatan ( IKK ), dengan wilayah pelayanan kecamatan
masing-masing.
Dalam kaitannya dengan perwilayahan pembangunan yang akan diterapkan di
Berdasarkan hasil analisis menyangkut hierarki fungsionalnya, lebih lajut kota-kota
Kabupaten Gresik (telah diuraikan di Bab ll buku Fakta dan Analisa), tentu saja adanya
diatas diharapkan akan dapat berperan sebagai pusat-pusat pelayanan sebagai berikut:
pusat-pusat subwilayah pembangunan tersebut perlu dipertimbangkan. kota-kota sebagai
o
Pusat Regional
:
Dengan wilayah pelayanan seluruh Kabupaten Gresik.
pusat pelayanan di atas lebih didasarkan pada aspek pelayanan fungsionalnya sekarang.
e
Pusat Sub Regional
:
Dengan pusat pelayanan meliputi beberapa kecamatan.
Kondisi yang diharapkan adalah berimpitnya kota-kota sebagai pusat pelayanan
e
Pusat Lokal
:
Dengan wilayah pelayanan meliputi kecamatan tertentu.
(regional, sub-regional atau lokal) serta wilayah yang dilayaninya dengan kota-kota yang
akan dikembangkan sebagai pusat sub-wilayah penrbangunan. Berdasarkan hasil
*.1,7.. Fenctcpcn Fungri [(otq
di kabupaten Gresik dengan
Pengembangan fungsi kota-kota di Kabupaten Gresik pada dasarnya bergantung
mempefiimbangkan tiga aspek utama yaitu status administrasi; ukuran kota (junrlah
pacia liirarki kota tersebut, dilihat dari ukuran.jumtah penduduknya (hirarki penduduk).
analisis terhadap hirarki fungsional kota-kota yang ada
penduduk); dan urutan kelengkapan
fungsi
pelayanannya, maka dapailah ditentul
ntaupLtn lrirarki fungsionalnya. Dalam kaitan
ini kota-kota yang dikembangkan secara
struktur kota-kota sesuai dengan peranannya sebagai plrsat-pusat pelayanan.
umum mempunyai fungsi t-ttama sebagai berikut:
Sehubungan dengan adanya penentuan struktur kota-kota dalam propinsi Ja\,r'a Tirnur
.
sebagai pusat kegiatan yang mefiibentuk suatu inrilayah pelayanan tertentu.
c
sebagai simplrl jasa perhubungan, yang mencakup kegiatan pengumpulan, produksi
yang menempatkan Kota Gresik sebagai kota orde
l, maka berafti struktur kota-kota
lainnya di Kabupaten Gresik akan mengikuti hirarki tersebut (kota orde ll dan lll). Dalam
hal ini arahan struktur kota-kota yang perlu dikembangkan di Kabupaten Gresik, terdiri dari
:
1. Kota orde | : Kota Gresik, Kota ini akan berperan seb'agai
2.
regional, dengan
:rtu,
Kota orde ll : Kota Sidayu, Driyorejo dan Sangkapura, Kota ini berperan sebagai pusat sub-regional, dengan wilayah pelayanan beberapa kecamatan
.
sebagai tempat fungsi teftentu yang didasarkan pada suatu kegiatan dominan. Selairr itir, pengembangan fungsi kota-kota perlu pula mempertimbangkan adanya
...
wilayah pelayanan seluruh Kabupaten Gresik.
maupun pemasaran.
sektor-sektor strategis pada kota dan wilayah pelayanannya. Sektor-sektor yang dipandang strategis pengembangannya telah diidentifikasi dan kepentingan penataan ruangnya telah dirumuskan dalam sub bab'terdahulu. Hasil analisis terhadap kelengkapan fasilitas perkotaan yang telah ada (eksistinO) mengindikasikan berbagai fungsi kota sebbgai berikut:
O
pusat pemasaran dan perdagangan serta jasa
a
pusat perhubungan dan komunikasi
O
pusat kegiatan pertanian
n
pusat kegiatan pariwisata
tl
pusat kegiatan sosiallmasyarakat.
4.1.3. Delineosi Botos Wloyah Koto Penetapan delineasi batas wilayah kota
di
Kabupaten
Gresik
dilakukan
berdasarkan pada keadaan wilayah terbangun dan keberadaan sarana di suatu wilayah. Sejalan dengan perkembangan saat ini pertimbangan penetrapan delineasi batas wilayah
kota tidak hanya didasarkan pada pertimbangan kawasan terbangun saja akan tetapi
Untuk pengembangan kota-kota di Kabupaten Gresik pada masa yang akan datang, maka perlu adanya pengembangan fungsi-fungsi diatas yang sesuai dengan jumlah penduduk dan lvilayah yang dilayani. Disamping itu perlu juga dipertimbangkan
harus dipertimbangl.;an dengan nrelihat perkembangan yang terjadi
pengembangan sawah beririgasi teknis, pergeseran kebijaksanaan tentang penataan ruang serta adanya paradigrna-paradignra baru.
kaitannya dengan peranan koia sebagai pusat-pusat wilayalr pembangunan (sepeffi dinyatakan dalanr Repelitada). Dalam hal ini kota-kota tersebut perlu dikembangkan agar
dapat mendr-rkung kebijaksanaan pengenrbangan sel
masalah
Penetaparr delineasi batas vrilayah kota tidak lrarus berdasarkan batasan administras!, hal ini agar tidak terjadi bias dalam penetapan batasan rvilayahnya yang disesuaikan dengan variabei yang telah disebutkan diatas. Dengan melihat kear)aarr tersebut maka penetaFan delirieasi didasarkan pada hal-hal sebagai berik,ut.
Tafiel:4.1-1
AMHAN STRUKruR KOTA.KOTA
1.
Ketersediaan lahan pada wilayah kecamatan
2.
Kecenderungan perkembangan v'rilayah Kecamatan dan orientasi pergerakari wilayah
3.
Kecenderungan perkernbangan kawasan terbangun Kecamatan
4.
Paradigma-paradigma baru yang berkembang saat ini
DI KABU;PATEN GRESIK SAI{IFAt OENGAN TAHUN ?AI.\9I2O10
Ukurarr Kota (Jiw aI
3il.c00 - 180
a(.iu
20 00c-5c 00rj
Gres k
Fusai Regicr'r:l
Kebi-rm a'-
Pur-gi Lokal
Oriyotejc
Fu:at s.rb Regionai
fi,!an:,ar
Pusat s.ib Regic'nai l:'risat s:b i?eg i c';-,a
5 anE tcop u ra lt'..lt
ngir'l3n crn
Kedamean Balong Panggang Benl eng
ii'ieng anti
Cerme Manyar Bungah DulcJn
Panceng
Ujung Pangkalr T
ambak
a.
5. Pembatasan penggunaan lahan sawalr teknis untuk tidak penggunaan [ainnya
Pti:-at Lc,i.el
Pusat Lokal
Pu:et Lokal Fu:.at Loiel Pusat Loral Pusat Lokal Pusat Lokal
Pust
6.
Kebijaksanaarr-kebijaksanaan
1
_j f
*
T
lain yang mendasari seperti telah
ditetapkann5,a
peraturan perundang-undangan tentang penataan ruang wilayah.
Lokal
Pusat Lokal Pusat Lokal Pusat Lokal Pusat Lolarl
Berangkat dari keadaan tersebut maka penetapari delineasi batas wilayah kota di
wilayah Kabupaten Gresik mendesak untuk dadakan evaluasi secara menyeluruh.
Sunrber :.Hasil Anali g s 't
dikonversikar"r ke
I
li
G.mcatd
t.t.4. pcrxdldyoh{a
parbong|rnon
a. Hambdan antara daelah pusat dan daerah belakang
b' Homogenitas atau kesamaan ruang c Kesamaan lingkungan yang membutuhkan penanganan lingkungan terPadu dimaksudkan untuk nEnjamin laju perkembangan dan pertumbuhan daerah, serta esuaidengan potensi dan kondisifisik alamidaerah tingkungan yani ada serta pelaksanaannya secara menyeruruh memerihara kes€imbangan dan kesinambungan prioritas wilayah' maka Kabupaten Gresik dalam kerangl€ pembangunan langka paniang penyebaduasan pembanguhan kegiabn terarah dan te.padu. Daram keraagka ini, untuk terbagi menjadi meniadi4 satuan wilayah pembangunan (swP) yaitu: penentuan perlu wiray"h adanya sub satuan dis€ruruh wirayah Kabupaten Gresik, a, saa)an lmlayah Panbangunan ,, meliprJti witayah Kecamatan Dukun, Panceng, pembangunan (sswp). ujungpangkah' sidayu dafl Bungah berpusat di sidayu Kegiatan utama yang 1. Kebijaksanaan iata ruang Kabupaten Gresik yang tertuang dalam bentuk perwirayahan diketnbangkan di wilayah ini antara lain: p€ngembangan pertanian tanaman pangan' pembangunan bertujuan: perkebunan' pertambangan' perikanan' perumahan' par visata dan industri kecil' z. Mengusahakan pemerataan pembangunan yang serasi didalam dan aniar wirayah b' satuan wilayah Pembangunan //' meliputi wilayah Kecamatan Manlar' Duduk serta sub witayah pembangunan, agar perbec'laan pembangunan antar wilayah (yang ampeyan, Gresik, dan Kecamatan Kebomes belpusat di Gresik. Kegiatan utama yang maju dan terbelakang) dapat diperkecil dikembangkan di v''ilayah ini antara lain: pemerintahan' perdagangan dan jasa 3. Mengusahakan dan mengarahkan kegiatan peinbangunan vyilayah sesuai dengarr disamping itu dikembangkan kegiatan industri berat' Industri perikanan' lndustri kecil' potensi, kondisi, serta fungsi yang terdapat di seliap wilalah dan sub wilayah pertanian tanaman pangan, pertambangEn, perumahan, pariwisata;pemDangunan. 4. Mengembangkan hubungan ekonomi antar wilayah dan sub wilayah pembangunan c. safuan wilayah Pembangunan {1, meliputi wilayah Kecamatan cerme, Benieng, Balongpanggang, Menganti, Kedamean, Wringinanom dan Driyoreio berpusat di secara saling menguntungkan demiteriatinnya interaksi yang harmonis dalam kegiatan Driyoreio. Kegiahn utama yang dikembangkan antara lain: perumahan iuga ekonomi, sosial budaya, dan polkam, sehingga terwujudnya ekonomi daerah yang kuat dikembangkan industri sedang.-berat, pertanian tanaman pangan, peternakan. dan dan mampu menunjang seda memperkokoh perlembangal.regional dan nasional. industrikecil. 5. Mempertajam prioritas pembangunan pada daerah rawan, daerah terbelakang dan d. Sawan Wleyah Pembanguna, /V, meliputi wilayah Kecamatan Sangkapuran dan melatui program khusus dengan tetap memperhatika'n sepenuhlya upaya penyelamatan sumber daya atam dan lingkungan hidlp. Tambak berpusat di Sangkapura. Kegiatan utama yang dikembangkan di wilayah ini Kebiaksanaan tab ruang melalui peMila'yahan pembangunan ini dilakukan antara lain: Perikanan dan Pariwisata selain itu dikembangkan kegiatan pertambangan, perlanian tanaman panlian, perkdbunan, maiitim dan industi kecil/kerajinan. dengan memperhatikan:
sesuai dengan pora dasar pembangunan, adanya kebiiaksanaan tata
i
l€rakterislik wilar/ah'
f d. Satuan Wilayah Pembangunan /V, meliputi wilayah Kecamatan Sangkapuran
dan
Tambak berpusat di Sangkapura. Kegiatan utama yang dikembangkan di wilayah ini
antara lain: perkebunan rakyat dan pariwisata selain itu dikembangkan kegiatan
secara umum relatif memberikan kesempatan kerja yang luas, sedangkan selrtor primer
Dewasa ini sejalan dengan perkembangan kegiatan ekdnomi masyarakat perlu kiranya pengembangarr pola pembangunan dengan juga berpedoman pada pola koridor
ekonomi yang saat ini telah terbentuk sehingga l.:egiatan menerus yang dikibatkan adanya pola jaringan distribusi barang akan menrberikan kontribusi yang iebih bagi
perkembangan yang lebih baik.
selama waktu perencanaan, maka diperkirakan laju pertumbuhan penduduk Kabupaten sampai dengan akhir waktu perencanaan adalah sebesar
1
,54
a/o
per tahun.
Perkiraan perkembangan jumlah penduduk sampai tahun 200912A10 untuk tiap kecamatan dapai dilihat pada tabel .4.1-2. Tabel:4-1-2
pengembangan v,iilayah kabupaien Gresik.
Perkiraan Jum lah Penductuk Kabupaten Gresil': Tahun Prediksi
Untuk lebih jelasnya orientasi kegiatan dan arahan lregiakn di Kabupaten Gresik
1
999n00CI-200S12C1 0
Prediksi Pendudttlt Dengan Asumsi Angka AngEa qqqqlnryhan l--54%
dapat dilihat pada peta lV-I dan lV-2.
itl-- Kecamatan i i iggg/2000 | zoaanaas i *-+{ No.
I
l!r
4.1.5. Dirtriburi Fendqduk
6. Perkiraan Perkembsngan Psnduduk Berdasarkan data penduduk dari Tahun 1994 sanrpai tahun 1998, niaka diketahui bahrva perturnbuhan jumlah penduduk di Kabr-rpaten Gresik relatif linier yaitu sebesar tahun, serta angka pertumbuhan tersebtri diatas angka pertumbr"rhan rata-rata
propirisi Jawa Timur. Konciisi pertunibuhan yang relatif tinggilersebut dari hasil analisis diketahui bahwa faktor rnigrasi masuk ke wiiayah Kabupaten, rnerupakarr faktor yang sangat berpengaruh besar terhadap angka pertumbuhan tersebut. -
Kondisi ini dapat dipahami, meningat bahwa sampai saat ini
indikasi
Dengan pertimbangan udunyu perge$eran struktur ekotromi Kabupaten Gresik
pertambangan, pertanian tanaman pangan, perikanan dan maritim.
1,54o/o per
ada
khususnya pertanian perkembangannya relatif lambat wataupun
perkembangan
perekonomian Kabupaten Gresik sudah mulai bergeser pada sektor sekunder, yang
-.-
t i it*ingrlano!'n i 2 |Driyorelo | 3 i K.edarnean I + | Batoni; Panggarrg i s I rienlei's i i 6 ! Nbngarit!
;' I cerme
i
54 s05
s7.333
61 .733
!
B i: [rur.trrr.. Sanrlreyan ii K,et:onras iI s$ iil{.el:orlas 10 lGresix i i1 | trrn,,"r. i 12 | Biingah i 13 i sicayu I 14 I r;uk..,r, I f,"n.e,',g 15 i l-ijllcellLj II
43.3521 ^^ .,.\^l 392 i L.bi9zi 06 259161 o7 427 | s1 016i
17 i su,''soaprr= | 18 | larnbak I
43.603
Ulung
Pengkair I
Jumlah Sumber. Hasil Analisa
i 6001sl 54 796 | 53.937 | ss 473
I 557401 s0 s92 | s0.092 | sa ros l 18.5301 s0.s9s
:to 961
I |
| 84 557 |
| | 81.7421 72.6021 54.e321 33.337 61 .54€
| n s22l
46 950
936.966
1
46.680 too i =t i l.qool .488 71
s7 159 795 | av.'vvl ao
ilr u3ll
2c09/2c10
i |
43-926i '- ---
|
| 25.3281
59
i
64625 59 004 st ozz
oz sot !i1 047 oo.azt 50 263 76 76.97 e74 88.016 78 17s se.14E
es.ago
oo.zzo 47 298 50 5s3 27?721.086.316
FM|EWTA}OKA8{.'PATIEH
GRtrSOK
LAUI JA RE$reA${A FERIftM-A\IAIOAN PEffiBAI}O@ItrUAN
KAB{I'PAIIIEAIGRESM(
ET(
lil
TAXAgJPAIEII
(TAXEC*IIATAI
EATASI(^ELPA'rEH
LIVT JA VA
EAT€KEC{r|ATAI{
RE.I(gIETAAPI
q &l SEIAT
a.a PEFU![lY^}qfl FElErr\F,n{A}n
M
I
aaPER*I Y ttA'|FElAAhgfiAttX €(a FEF*[^YA|A'{ FEIEAT*I,.]{}i tt I I tl
A!
FeRWEAVA'!A,{
[l
pEtl9 r{A.lr|Atl lv
@
''#h,
g(Ata, l:?6.Cldl
-|_+Ji.{F-I---,{-_---Orr-
s-
l{hl.
w-
7
a
FEMMF{
A$O
KABUPATEN
GRtrSOK .PERTAI'EANGAN
. PERII(AruNS .PERLfrIA}OAN
-PARfi,tl&dTA - INOUSTRI KECIL / ffiRA'INA}J LAUT JA RE$ilGA6IA SIIIRUKTUR KE€NATAN FEiRfifffiAYATHAN FE0fl BA$&S[J0$AIN
SELA T
Td
- FEREACIA$.!CII,f'J & .IFISA
.IhIDUSTRI BERAT - IhDUSTRI FERiF$${Af-l - $musTrRr KEc0t. FEKTA,FSAT{ TAJdAftfi Aft{ P.A.T-IGA,I.I . PEFffAMEAI{G,AN
- PERUN&4FIFJ{ - PARIWISATA
.FARIWISATA -FERrAfr'tBAf{CA,ht -
FEmrf.llArd
TAI'{A,MAf,$ FAt {GAt{
-FERMEg(.oN.4f.l
.fr{ARITIM " ll,tDt sTRt KEct[- / KEEA'|F{AS{
- rr|rultuPlf&af\ 0NDt €!TR! SmANG - BERAT '- PERTAIfUT{N TAFII{MAN PF${GAN
r
. PETERT.TAKAN . M{DUSTRN KECIL
[tu[.
-l
M-
E
C. Kepcdotan don Dcyc TcmPung
B. Ketenagakeric(n di
Penduduk di Kabupaten Gresik saat ini cenderung untuk mengelompok pada
Kabupaten Gresik rata-rata meningkat 1,01 9'o per tahun. Walaupun peningkatan laju
wilayah yang mempunyai tingkat ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap,
pertumbuhan tenaga kerja tersebut relatip rendah dibandingkan laju pertumbuhan
selain itu pada lokasi teftentu konsentrasi penduduk diakibatkan karena adanya kegiatan
ekonominya, akan tetapi jika laju pertumbuhan sektor-sektor sekunder dan tersier masih
ekonomi ataupun semakin mendekati sektor prodr"rksi yang prospektif serta wilayah
relatip lambat pada masa akhir perencanaan, maka kondisi ini akan menimbulkan
belakang Kota Gresik yang berfungsi sebagai lahan alternatif pengembangan
permasalahan.
permukiman.
Laju pertumbuhan tenaga kerja (penduduk berusia 10 tahun keatas)
Penilaian terhadap kepadatan penduduk di suatu wilayah akan sangat bias jika
Oleh karena itu, upaya-upaya mendorong peftumbuhan seKor ekonomi tersebut lagi,
penilaiarrnya hanya dilihat perbandingannya teriradap luas wilayah secara administratif,
upaya-upaya pengembangan sektor pendidikan khususnya kearah
karena luas wilayah pacia adnrinistrasi tedentu tidak sama sehingga wilayah Kecamatan
pendidikan ketrampilan juga merupakan salah satu upaya dalam nreningkatkan
yang mempunyai junilah Frenduduk yang relatrf besar akan tetapi juga mempLlnyai iuas
kemampuan sumberdaya manusia yang ada.
wiiayah yang besar pula hasilnya akan tetap kelihaian kecil secara kuantitatif.
merupakan langkah penting guna memberikan kesempatan kerja
disamping
itu
yang lebih besar
Dilain pihak kalau ditihat di lapangan akan lairr penilaiannya, sehingga tingkat
Mempertimbangkan keadaan saat ini maka langkah yang bisa dilakukan adalah:
e
Perluasan kesempatan kerja
kepadaian ini juga dilihat dari luas latran terbangun dibandingkan terhadap junrlah
.
Peningkatan mutu tenaga kerja
penducluk yang terkonsentrasi di karr,rasan tersebut hal ini yang disebut kepadatan bersih.
r
Perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja
Perhitungan terhadap prediksi kepadatarr pendudr"rk kotor dihitung dari hasil prediksi penduduk sampai tahun 2AA9QA10 secara keseluruhan.
Dengan tujuan yang akan dicapaiyang diarahkan kepada:
Untuk leb,ih jelasnya prediksi kepadatan penduduk uniuk tiap Kecamatan di
.
Penciptaan lapangan kerja dan mengurangi penganggurul
.
Meningkatkan produktifitas, vrirausaha dan etos kerja yang baik.
kabupaten Gresit< sampai taliun anggaran 2}.9l2}10dapat dilihat pada tabel: 4.1-3 dan
o
Perlindungan tenaga kerja
4.1-4.
e
Pengerahan tenaga kerja trampil ke luar negeri.
..
%**** Tabel:4.1-3 Perkiraan Kepadatan Kotor Penduduk Kabqratelr Gresik
+.2. !(etentqan Klqsifikcri Kqwqran
Tahun 1999/2000-200S201 0
Kawasan lindung yaitu kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi Tahun-r
Kecarnatan
No,
19S9t2000
7AO4nOO5
20092,A1O
Jiwafl(m 2
I 2
vwn9rnanom Driyorejo
?
Kedam ean
4
Balong Panggang Benjeng
5 o
ft/lenganti
Cerme
I 10
Ouduk Sampeyan Kebom as Gresik
tl
Manyar
9
gah
tz
Bun
IJ '14
Siday,r Dukun
.14
Panceng
to
Ujung Pangkalr
17
Sangkapura
18
Tambak JunrlalVRata-Rata
Sum ber:
u/o
Y4q
1.'170
1.260
832
896
871
937 1.02e 1.327 927
I
1.087 772 808 s86 1 .144 800 583
955 1.232 861
2.238
2.410
676 2.595
14.488
15.600
16.797
e76 685
943
627
014
636 685 957 646
737
7s4
|.u+t
1 122
749
695
4?8 426
357 303
327
352
1.581
1.702
1.833
kelestarian lingkungan hidup mencakup sumber alam, sumberdaya buatan dan niiai
sejarah/budaya bangsa guna mensukseskan sistim pembangunan berkelanjutan. Berdasarkan
Ekosistemnya,
A.
Kawasan Lindunq
A.1.
b. Kawasan Wisaia Budaya; c. Wisata Makam (Ziarah)
Tahun
Kecamatan
1S99/2000
:I
[:. Kawasan Hutan Lindung Terbatas
1
Wringinanom
2
Driprejo
1rl <
307
b$u
7rc
765
479
s16
J'J
5
Kedamean Balong Panggarrg Ber,jeng
9?1
crq?
0
fvlenganti
1.068 1.015
7
Cerme
963
a
Duduk Sampeyan
1.036 ?.127
t.tto 2.290
fi 12 13 14 15 17 18
Kebornars G,resik lVanyar
d. Kalvasan Resapan
A.4
..
1.386
1.493
1.607
Sldayl
915 1.492 2.585
985
1 060
1176
1.267
2.784
J.ol4
3.902
2.997 4.202
$ngkapura
260
280
302
Tambak
410
441
475
1.086
I .170
1.259
.
lainn'yr6
Air
c
Kawasan Perlindungan Setempat
a. Kav/asan Sekitar Mata Air
6?9
Bungah Dukun Panceng Ujung Pangkah
c. Kav,lasan Lindung
b. Kawasan Sekitar WaduklDanau
1.837 703
tJ]2
sil Analis
t
584 1.706
6C6
Jumlah/Rala-Rala
):
419
451 331
1.975 543 1.584
Kavrasan trerlindungan Bar'vairannya:
2009/2010
.liwal(m2
4
Kawasan Cagar Budaya & llnru Pengetahuan
a. Kawasan Hutan Lindung Mutlak
2004n005
389
-)
Kavvasan Peiestarian Alarn:
a. Taman Wisata Atam;
A.2. A.3.
c. Sempadan €'iungai
A.5
dan
dan berdasarkan KEPPRES No.32 Th.1990 tentang Pengelolaan
Kalvasan Lindung, klasifikasinya sebagai beriKut:
Hasil Analisa Tabet :4.1 -{ Perklraan Kepadatan Bersih Penduduk Kaoupaten Qesik Tahun 1 99912000-2009n01 0
No.
UU. No.S Th.1990 tentang Konservasi Sumber alam Hayati
Kawasan Rawan Bencana Alanr:
a. Kawasan Rawan Gempa Bumi b. Kawasan Rawan Gerakan Tanah
c. Kawasan Rawan Ang?n Topan
PEtrffiSgTAH KAETFAT€D{
GRESIK
LAUT JA RENC,ANIA KEFADATAhI PENT}I'DIJK
ts,.zuPATlEN GRESIK
F._.-.]
B{rArrearrpAlsl
F----t
eAtr6H:tArAlinH
F:-=
t? t*t""ebe t?9t9sgtv/' '999r?9!l
l.tHft.#
S€II.4THAOUR
t?9!9tdv tffaFtrevl?t\z&t!? ! t ? l9t v i t ? I v ? 9 9 i ? 9\t ,!v9{"\o;le ./ attt?re?!!v9-tv!Y\ r! ! 9v t ?9 v v'Y s*? if-e? "
F$i'"tF# ,totrb?t"toO ,ftt['""ttr"J""JJ"ffi', ? I ti"t!tssl9,r 9 S t I I9r I E i e 9 M |
? 9?9 99 t ? C l9 99! ? v t)9,/ .-s-t?F914i"9?9V9t.& tf,rt"o"""{ r{aF??rfi.r aE\cr/tv!tftg9vt?9t{ rb'eaer, rof,-aarpvov.ttrsttgr! '9 ltQ9d"Y9r"g-r-=t qa'?tt' q (t s ! | 9 !9.Ve." 99rgrrt9?l??tiVRl s rj >e vt t 1z r{aGzFsn "
E E effi
w,7,7n l?f9s9t9l !*a:i-"-"'J
?9F-t!9t qr{Crtvs
FevF! b r+f i' ?
e gvt
9 al.4%9
i
ltiff,"""'*\oa: t iyt v s t e ! t Yt"{ irvvY.n3.3roo lE.9:t.l?v9r.?.S.1 !+!99S91t99 a'!:ar?e?v?it tiitgrti?9t
v.& v
t
?'J9{ Y ! eL.
i
i"qi"J"\-q ?att9v9g
I
I
'a:'vvrrtts !Y.C9999f!
;'"'"l"+FJ"1:/
re'P""79vf f9.{9V9qr_
tf*1"1 ;'"oot l"r3-9 ? ?.9Ft
ffi:il r|f'4+Hii'*'3
i'e^?rU FE XIXi;L"tfl"' e?vli9est999l #,F+**d+i \'9??Egs999r' 9\a9?lEgl9?91" t.Q9999?lrO9 lgt 9 ! ? e 9p Y c I
v""#f*,#f.",
.9-t/9'€i??eqs 9?r?r99VJial.
I;-,'fidrlt13'J. q?StJ9e??& i"q r?g
$F"stilq{i$t+;
l.a s
Hal.lV-
11
4.3.
Dengan didasarkan pada hal tersebut diatas, kebijakan pemanfaatan ruang dalam
Renconc Pemontqpcn l(ornnrcn Lindung
rangka pemantapan kawasan lindung akan diuraikan menurut jenis kawasan lindung
Kawasan Lindung di Kabupaten Gresik didasarkan pada hasil studi Paduserasi Kawasan Kehutanan yang meliputi pengklasifikasian sebagai berikut
:
Kawasan hutan lindung
di Kabupaten Gresik tersebar di 2 wilayah
Kecamatan
1.
Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya;
yaitu Kecamatan sangkapura seluas ?-,884.4A Ha, Kecamatan Tambak
2.
Kawasan Perlindungan setemPat;
yaitu pulau kedua wilayah Kecamatan ini kebetulan berada pada satu wilayah kepulauan
3.
Kawasan suaka alam dan cagar budaya;
Barvean.
4.
Kavtasan rawan bencana alam;
BErcfasarkan ketentuan yaltg ada, kriteria untuk pendelinesian tiap kal""asanisub
1
,672.20 Ha dan
&.3.I. KEwsNsan Pele*taricn filcm
kawasan lindung diatas, secara umum berdasarkan kepada faktor-faktor fisik dasar
Kawasan petestarian alam terdiri atas beberapa laharr yarlg mempunyai ciri khas
flora seperti kelerengan, ienis tanah, curah hujan, ketinggian, hicirologi seiia keberacjeran
tertentu, baik didarat maupun cli perairan yat'lg !-nernpunyai fungsi perlinciungan sistinr
yang teftuang dan fauna yang harus dilindungi. Kriteria perrantapan kalrrasan lindttng
tumbuhan dan satwa serta ilenyangga kehidupan. pengawetan keaneka-ragaman ienis
r,viiayai'i lin-,itasi dalam Keppres No.32 Tairun 1990 pada prinsipnya nrenunjukan adanya
pemanfaatan secara lestari surirberdaya alam hayati dan ekosistentnys.
dan wilayah kerrdala yang berdasarkan kondisi fisik dasarnya tidak diarahkan uniuk dikembangkanldibudidayakan dalam rang[
Secara umum tujuari pemantapan kav,rasan iindung cii Kabtrpaten Gresik ttntuk
i!
Kawa,san pelestarian alam rr,,ilayah Utara
di
Kabupaten Gresik pada umumnya berada pada
dan paCa karvasan di wilayah kepulauan Bawean, Kairyasan pelestarian ini
lahan yang L.erupa karvasan dengan lahan kritis maupun pada wilayah yang menrpunyai
di
mencegah timbulnya berbagai kerusakan fungsi lingkungan hidup sefia rnenganiankatr
seharusnya terdapat kawasan perlindungan seper.ti sekitar kawasan pantai
dari kemungkinan terjadinya iniervensi penEgunaan k9 bukan kawasan iindung.
utara. Kawasan dengan ciri lahan kritis ini Llmumnya pada kav'iasan yang mempunyai
Sasaran penetapan kawasan lindung di Kabupaten Gresik, adalah:
pengembangan tingkat kemiringan rata-rata curam atau lebih dari 4Aa/o sehingga pada
1. Meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air dan iklim (fungsi hicJroorologis);
atau kawasan budidaya lalran pada kawasan ini disarankan untuk tidak dibudidayakan
2.
keaneka ragaman flora, fauna, tipe ekosistem serta keunikan alam -Mempertahankan yang terdaPat diwilaYah ini;
t
yang ditetapkan di Kabupaten Gresik.
sebaiknya diperuntukkan bagi kawasan perlindungan'
bagian
4,3.7. Koworqn ccgcr Budoyo dan llmu Pengetchuon bangunan atau bukan Kawasan cagar budaya adalah kawasan dimana terdapat
tinggi atau terbentuk karena bangunan hasil budaya manusia yang mempunyai nilai dalam pengembangan ilmu alam. Kawasan cagar budaya dimaksud berperan penting menurut UU No' 5 Tahun pengetahuan. Yang dimaksud dengan benda cagar budaya 1992 adalah:
4.3.3. Kqwasqn Perlindongon
Bouuqhonnya
o
pemanfaatan ruang di kawasan ini didasarkan pada tuiuan pemantapannya' untuk sebagai berikut:' mencegah terjadinya bencanalnreniaga kelestarian kawasan
No' 32 Tahun 1990 melalui 1. Pemantapan kawasan hutan lindung berdasarkan Kepress pengendalian; pengukuhan dan penataan batas di lapangan untuk nremudahkan
(penggunaan lahan yang telah 2. Pengendalian kegiatan buclidaya secara ketat berlangsung|ama)seftasecarabertalrapdirelokasikandengantetapmemperhatikan
yang berurtrur sel':ttrang kitrangni'a kelompok atau bagian lainnya; atau sisa-sisanya
50 tahuri serta 50 tahun, atau rnelovakili masa lgtaya yang khas sekurang-kurangrTya pengbtahtran dan kebr'rdayaarr: dianggap mempunyai nitai penting sejaralr, ilmu
dicuga tnerrgarrdung benda kebudayaan;siius atau lokasi yang mengandung ataur pengamannya' cagar budaya termasuk lingkrrngan yang diperlukan bagi cli K'abt"ipaten Gresik akan Berdasarkan kriteria diatas, maka benda cagar btrdaya
mencakup kelompok sebagai berikut:
I
+
-..i .t
!a
tersebut; kondisi sosial eko.omi pend'duk yang terkena xeoiitsanaan
tetah mengalami keiusakan 3. Pengembalian fungsi hidroorologi kar,nrasan hutan Yang (rehabilitasi dan kcnserVasi);
kectrali kegiatan yang tidak 4. Pencegahan
alam) agar tidak penelitian, el<splorasi minerai dan air tanah, pencegahan bencana mengganEgu fungsi lindung'
4.3,4. l(cwcrsn Perllndongcn $ttemP(t
Makarn pata penyeb'ar agama isiart
r
Bangunan kuno
.
Monumen bersejaralt
dan karrvasan sekitar nrata
.
Elemenlelemen jalan bersejarah
a. Sempadarr Sungai & Pantai
Ruang terbuka/taman
o
Tata nilai budaya di Kabupaten Gresik
;
di kawasan lindung. (antara lain 5. Pemantauan l<egiatan yang diperbolehkan berlokasi
.
r
t.
yaitu sempadan sungai Kawasan perlindungan setempat terdiri dari dua klasifikasi,
ait.
'
Gresik terdapat disepanjang Kawasan sempadan sungai dan pantai di Kabupaten pantai yang terdapat di kawasan sungai yang mengalir di wilayah Gresik seria kawasan
G.encand
Berdasarkan keadaan tersebut diatas diindikasikan beberapa kawasan yang juga
Utara dan sebagian wilayah timur Kabupaten Gresik. Kebijaksanaan pemanfaatan ruang
diutamakan bagi perlindungan kawasan sempadan sungai dan pantai meliputi:
mempunyai kecenderungan terjadinya erosi akibat dari penggerusan oleh air terutama air
f,l
Pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya di sepanjang sungai yang mengganggu
hujan dengan curah hujan yang lebat kecuali pada wilayah yang tidak terkena erosi yaitu
atau merusak kualitas air, kondisifisik dan dasar sungai serta alirannya;
sebagian Kecamatan Panceng, Kecamatan Ujungpangkah, Kecamatan Kebomas dan
O Pencegahan
Ll Pengendalian kegiatan yang telah ada disekitar sungai
tl
Kecamatan Manyar serta sebagian Kecamatan Kedamean. Wilayah Kabupaten Gresik
kegiatan br-rdidaya sekitar pantai yang mengganggu fungsi utamanya.
yang pada kawasan selatan dan sebagian wilayah timur berbatasan dengan garis pantai
dan pantai;
hal ini juga merupakan faktor pendukung terjadinya keadaan tersebut, yaitu akibat
Pengamanan daerah aliran sungai.
terjadiriya sleding air laut yang semakin menjcrok ke arah daratan, oleh karena itu pada
b. Kawasan sekitar Danau dan Mata air Kebijaksanaan pemanfaatan ruang bagi perlindungan kawasan sekitar danau meliputi
,J
:
sebagian kavyasan pantai terdapat kawasan yang terabrasi oleh intrusi air laut, hal ini juga
Pencegahan dilakr"rkannya kegiatan budidaya di sekitar danauinrata air yang dapat
diperparah dengan adanya kawasan budidaya terbangun yang berbatasan langsung
mengganggr,r fungsi danau cjan katnrasan sekitai" ma'ta air tersel:ut:
dengan garis paniai tanpa menrperhatikan sempadan pantai yang senrestinya bebas dari
il
Pengendlian kegiatan yang ielah ada di sekitar danau dan maia air;
bangunan.
'J
Pengamanan di daerah hulu.
meiipurti harnpir seluruh wiiayah
t,
di
Kabupaten Gresik. Selain itu terdagrat
2 wilayal-r
Kecamatan yang mempunyai kawasan rawan bencana erosi yaitu vrilayah Kecanratan
4.3.5, Kcwssqn Rewqn Bencqna
yang ada di Pulau Barvean (Kecamatan Sangkapura dan Kecamatan Tambak).
Wiiayah peka bencana dan rvilayah l"rriiis di Kahirpaten Gresik karena adanya
Kebijaksanaan tersebut meliputi
:
wilayah yang mempunyai ketinggian cliatas kurang 25 rneter diatas permukaan air laut
.
Pengendalian kegiatan di sekitar karvasan rawan bencana.
dengan kelerengan 2-15%, selain itr: karena terdapatny'a faktor penrbatas alam berupa
.
Rehabilitasi dan konservasi tanah pada karvasan yang rawan bencana longsor/ tanah
bentuk-bentuk batuan dalam tanah yang relatif sulit menyerap{air (tanah clay). vuilayah
yang nrempunyai faktor pembatas ini terdapat cii wilayah Kecamatan Bungalr Kecamatan Dukun.
.:
Pada wilayah lainnya terdapat karryasan peka bencana banjir tidak rutin yaitu
dan
tererosi sangat tinggi;
o
Pengendalian kegiatan sekitar alur sungai yang berbelok arah berbentuk patung.
Dengan kriteria diatas defineasi kawasan lindung dapat dilihat pada peta:
lV4
FGNNEM}STAI! KIhB'UPAIIEN
GtrJESlft(
LAUT JA RESOqAN4\KAWASAS{ [.lhsDu$3G
Ht(gTAr(,u.trrgl lt't(C'TA KECAI'^TAN
IAIABKANTA'IE{ EATTAXBCII|A'TAil
F€.KEFTTAAFI
dJr{G l ARTEFFRtr,ER XOTCICMRFflTGR
toXTLPRIIGR
SET.AT- U
AitEilSCt{r{DEi KO1EKTORTXI'DER Ld(|LS€KI.TDER KAt\ra3{l gEirmDnfl FA}fT^l KAWCSAilSA'TNAfi 8UilGAI
r^wrsAil s6f FrDAr{ JA(^N sd.t_ rqwAsata Ps.Elg?6rfl /|rr|{ t(Awfs$t aNAlr trfAD{Jr(, RAwr. tc\wtsAN
*ilPtDAf{,
gg{lrAF. wAot t(
KAWTTSANCtq,tR'lJO YA
l(AW$/ll{SU KA'I|.AU KAWASAI BA{TAR IIATA AIR KAWATTTTITTAil
t(Awr,sAti RAwa{ BE}crd,|A
${hr.
M-{5
PEMERINTAH !$BUPATEhI
GRESOK
REVISI RENCAT.|A TATA RUANG WIt AYAFI (RTRVV)
IGBUPATEN GRESIK
LAUT JA
o STXOTAKAAUPA'IE
{
BI(OTAXECAT/|^TA'I
sAT aK
8|f re{
BATASIGCAT'.ETAN
LAUf
.!{.A}IA8PA
JAWA
JArJ\il BATrt
j!'LANTAnAH REL XEREIAAPI
srri|(i^l
AT NADU
K1WASAN RAWAi BERCA'IA
U
TARA
::'-" Y
I i
'.@'i
st
1:Go.Qoo
I
I
| lcrrt lFE--t
u
rt
{tk
Hat" ilv
{.
- 't6
93t-"*o 1. Lahan perkebunan pedesaan:
4.4. Rencnnq Peilgembongan Kqwqson Bodidsyo
Pengenrbangan lahan perkebunan yang tidak memertukan lahan luas diarahkan pada:
4.4.1, Kqwqron Pertqnion Tonqmcn Pangon Arahan kawasan pertanian di Kabupaten Gresik dibagi 2 yaitu lahan pertanian pedesaan dan perkotaan.
Pengembangan lahan sawah yang tidak memerlukan lahan yang luas diarahkan pada: o
. o
Memperhatikan kesesuaian kriteria/persyaratan teknis sektoral dan kesesuaian lahan.
l
areal yang tersedia dengan merubah penggunaan lahan ffi€rnp€rhatikan pola penggLtnaan lahan optimal
areal yang tersedia dengan merubah penggunaan lahan merilperhatikan pola penggLtnaan lahan optimal
Fengenrbangan lahan perkebunan dengan lahan yang luas memperhatikan:
. . o
batas wilayalr
kota.
e
kriteria penataan ruang terbuka hijau. sesuai dengan RUTRK/RDT'RKlttTRK
Pengembangan lahan perkebunan yang rrienrerlukan lahan yang luas dengart
2. Lahan pertanian perkotaan
i
Memperhatikan kesesuaian persyaratan teknis selctoral dan kesesuaian lahan.
2. Lahan perkebunan perkotaan
Areal yang tersedia dengan tidak merubah penggunaan lahan.
Pengembangan lahan persawahan yang memerlukan lahan yang luas diarahkan pada:
. r
Arealyang tersedia defigan tidak merubah penggunaan lahan.
Pengembangan lahan perkebunan yang memerlukan lahan yang luas diarahkan pada:
1. Lahan pertanian pedesaan:
n o
. .
Pengembangan lahan sawah yang tidak memerlukan lahan luas dengan memperhatikan;
memperhatikan pada:
r . .
. . *
kriteria penataan ruang terbuka hijau. kriteria penataan dan pengendalian kawasan
RUTRT(RDTRK/RTRK
batas vrilayalr kota.
kriteria penataan ruang terbuka hijau. sesuai dengari RUTRI(lRDTRK,/RTRK
PengLmbangan lahan sawah yang memerlukan lahan luas dengan memperhatikan pada:
. .
4.4.3. KEwasqn Perikqftqn
kriteria penataan ruang terbuka hijau.
Walaupun saat ini kontribusi cjari seklor perikanan tambak tersebut cukup baik,
RUTRI(RDTRI(RTRK Rencana penataan karnrasan persawahan.
mengingat pengembangan perikanan tersebut sangat berkaitan dengan kebutufian lahan
4,4,7,. Kqwqrcn
Fcrkebanan
Perkebunan
..
di Kabupaten Gresik berupa perkebunan rakyat yang merupakan
konversi dari jarak tanam tanaman kebun pada pekarangan, kbbun campuran dan perkebunan rakyat. Arahan kawasan perkebunan
di Kab-upaten Gresik dibagi 2
untuk dialih fungsikan ke lahan terbangun, maka pengembangannya perlu diarahkan secara ketat dan terkendaii. Karrvasarn ini perlu tetap dipertahankan, pengembangannya lebih kearah mengoptimalkan luas lahan yang ada. Demikian pula pada pengembangan
yaitu
kegiatan perikanan pada waduk agar lebih
'dijaga
fungsi perlindungannya terhadap
lahan perkebunan pedesaan dan perkotaan. keberadaan daerah tersebut sebagai daerah resapan air dan sumber air bersih.
4.t+.6. l(qwqsqn Pa riwisctq
4.4,4. Kqurcrqn J{uton Prodskgi Kawasan hutan Produksi
di
Ditinjau dari karakteristik dan potensi obyek-obyek vrisata di Kabupaten Gresik,
Kabupaten Gresik dalam pengembangannya
didasarkan pada beberapa kriteria dari cara dan sistem pengelolaannya yang terbagi
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
atas:
1. Wisata
1.
Budaya
Kawasan hutan produksiterbatas; Kawasan ini adalah hutan yang diperuntukkan bagi
Makam Sunan Giri, Makam Maulana Malik lbrahim, Nyai Ageng Pinatih dan Makam
hutan produksi terbatas dimana eksploitasinya hanya dengan tebang pilih dan tanam.
Fatimah Binti Maimun
2.
2.
Hutan Produksi Konservasi; kawasan hutan apabila diperlukan dapat dialih fungsikan.
3.
Hutan Produksi Tetap; adalah hutan yang diperuntukkan bagi hutan produksi tetap
Kaurasan wisata ini terdapat
dimarra eksploitasinya dapat dengan tebang pilih atau tebang habis dan tanam.
kelelarr'rer yang penuh dihuni ribttan jumlaltnya.
3 4.4.S. Kewqsqn Indsstri Kawasan pengemlrangan perindLstrian
di
Kabupaten Gresik melipr-rii laltan
pengembangan pada daerah pedesaan dan perkotaan, baik berupa
Wisata Senja
di
Kecamatan Manyar yang dapat dijumpai sarang
Wisata Alam
J
Sr-rmber Air Panas cfi Desa Kota Kusunra Kecamatan Sangkapura
J
Pulau Noko yaitr"r pulau yang tidak berpenghuni dengan pasirnya yang nrenruiih
lahan
dan panoraffia yang indah, Terletak di pulau Bawean.
pengembangan kawasan inclustri, lahan industri non kalvasan serta sentra-sentra industri.
J
Danau Kastoba terletak di Desa Panorama Kecamatan Tambak yang rnempttnyai
1. Lahan lncilistri
*
keindahan alam ya69 memukau. Pacla daerah pedesaan, diarahkan pada sentra industt'i dan kerajinan serta pada
J
Taman Laut Yang lndah terietak di Pulau Bav.rean dengan pemandangan laut dan
kavvasan permukiman yang telali ada.
.
irerbagai macam ikan warna-vrarnitak kalah dengan taman iar-it maluku. Pada claerah perkotaan, diarahl
RUTRK/RDTRKIRTRK yang tetah ada
,
. {.
il
Kawasan Gua Wtirang yang baru saja diketemukan dan nrempunyai potensi untuk dikembangkan.
2. Kawasan lndustri Kawasan industri di Kabupaten Gresik di kembangkan pada kiwasan yang telah ada
4.4.7 . Kqwqsqn Permukiman
A. Perkotaan sekarang yaitu pada pengembangan lahan kawasan indusiri di kawasan pantura.
Ruang yang diperuntukan pengelompokan perumahan penduduk termasuk didalamnya saranalprasarana sosial ekonomi, bagi penduduk dengan kegiatan usaha
non pertanian (pemerintahan, perdagangan, dan jasa lainnya), untuk
menampung
penggunaan lahan pertaniannya dapat dialihkan ke bukan pertanian (pada umumnya
penduduk pada saat sekarang maupun perkembangannya pada masa yang akan datang.
mempunyai produktivitas rendah, tegalan serta kebun campuran). Permukiman pedesaan
Kriteria yang akan digunakan dalam penetapan kawasan permukiman perkotaan adalah:
ini merupakan ruang yang diperuntukan bagi pengelompokan perumahan penduduk
o
Ketentuan Permendagri No. 7 Tahun 1986 tentang batas wilayah kota serta Perda No.
yang terikat dengan pola lingkungan pedesaan dengan dominasi. kegiatan usahanya
5 Tahun 19BB Tentang Penetapan Batas Wilayah Kota di Kabupaten Gresik,
dibidang pertanian.
.
Dominasi penggunaan lahan adalah permukiman perkotaan;
Kriteria yang digunakan
r
Memperhitungkan kecenderungan perkembangan pembangunan permukiman baru;
.
Pengelompokan lokasi permukiman pedesaan yang sudah
.
[4emperhitungkan daya tampung perkembangan penduduk'dan iasiliias/prasarana
"
Menghindari sawah irigasi ieknis,
yang dibutuhkan.
"
Memperhatikan keltutr-rhan pei'umafian penduduk pedesaan untttk masa yang akari
*
lvlemperhitungkan kecenderungan perkembangan dan Eksesibilitas;
campuran). Perubahan penggunaan lahan menjadi karvasan terbangun (tel'utama untuk
c
lr4emperhatikan keierkaitan ciengan
Upaya-upaya
lahan dengan produktivitas rendah.
Penataan ruang dan pengendalian selanjutnya pada kawasan terbangun kota periu dilakukan sesuai arahan Rencana Tata Ruang Kota. Upaya lain yang penyediaan
perlu
dilai'lukan
pusat p'ertunrbuhan yang ada seperti lbu
Kota
yang perlu dilakukan dalam mendukung kawasan permukiman
pedesaan, antara lain
.
baik metalui program semacanl P3KT dan -prasarana dan sarana kota
sebagainya; Program intensifikasi pemukiman perkotaan, dengan penyelenggarcan
@
kecamatan sebagai pusat distribusi dan koleksi cliseluruh vrilayah kecamatan.
permukiman) pada kavlasan ini dilakukan secara bertahap. Prioritasnya adaiah ; ada
:
Program perbaikan permukirnair, sebagai upaya agar kualitas fisik rumah dipedesaan
memenuhi persyaratan sosiai dan konstruksi;
.
Program penataan rLtang permukiman pedesaan. agar dicapai keseimbangan fungsi
"Land readjustment" (penataan ruang pemukiman), perempjdan pemukintan meialui
antara pengembangan pemukiman dengan pengembangan fungsi lain disekitarnya
pemugaran pemuktman.
(fungsi peftanian, perkebunan, kehutanan, kavrasan lindung dsb)
.
B. Pedesaan
Kawasan permukiman pedesaan
yang ada
di Kabupaten
Gresik meliputi
permukiman pedesaan yang telah ada serta perluasannya pada kawasan-kawasan yang
-a--'_
ada;
kebr.rn
kota akan mencakup sebagian kawasan pertanian yang telan uOu (sarvalr dan
{I
,
datang dengan memperhitungkan daya tampung, yang terkait dengan lahan ttsahanya,
Dikaitkan dengan penggunaan lahan eksistingnya, maka areal pengentbangan
-n
:
Program peny'ediaan sarana dan prasarana pemukiman, baik berupa sarana sosial (seperti pasar, bangunan pertemuan dan s'ebagainya) maupun prasarana sosial (air bersih, listrik dan sebagainya).
bahwa potensi bahan tambang yang ada belum secara optimal diusahakan maka lahan
4.4.E. Kqwqsqn Pertqmbsngan Potensi pengembangan ini dalam pengembangannya tidak lepas dari kriteria lingkungan serta arahan kawasan lindung yang harus dipenuhi. Bahan tambang diatas
termasuk dalam bahan galian golongan
C dimana dalam
tersebut diatas masih bisa berkembang lagi.
4.4.9. Fencngcnqn Kcwcscn dqn Lqhqn Kritis
pengexploitasiannya akan
sering menimbulkan dampak negatif sebagai berikut:
Penanganan kawasan dan lahan kritis
di Kabupaten
Gresik diarahkan pada
beberapa langkah yaitu:
1. Topografi
Bentuk topografi khususnya pada daerah perbukitan akan berubah menjadi kalvasan
bencana alam banjir, tepi kanan dan kiri sungai, tanah-tanah terlantar dengan
kaniang bentang alarn yang rusak dengan pemandangan yang gersang dan buruk-
kegiatan penghijar-ran yang
2. Tanah Penutup
**ngl.u
pada RTL-RLKT dalam satuan Wilayah Daerah
Aliran Sungai (diluar kawasan hutan negara).
Hilangnya lapisan atas tanah sebagai akibat semakirt gundulnya daerah per'trukitan,
hal ini akan nienimbulkan ekses lain yang tidak baik berupa terjadinya longsoran; gerakan tanah terutama pada daerah perbttkitan curam.
pada kalvasan hutan serta pengkayaan jenis hutan lindung dan kavvasan konsei'vasi.
r
3. Tata Air
hutan kema5y,2p2katan. perlebahan, penanaman kayu bakar dan sebagainya.
Berdampal.l padd menyurutnya potensi air/sumber air karena kelembaban tanah yang
i
r
berkurang dan tanah akan menjacii ker"ing bahkan pada daerah tertentu akaii teryadi
fiiienirrgkatkan peran :;erta nnas'yai'al
j
:
Metringkatkan pengelolaan buffer zone atau witayah perryangga nrelalui agroforestry,
amblesan tanah dan penui"unan dari muka air tanah. Terjadinya pelumpuran ;:ada air
permukaan, proses erosi, sedimentasi dan pendangkalan yang meningkat
di
badan
r+.5. Ftenecne Pengennbcngan \frfilayuh PriorEttrr Sesuai dengarr peranatl sektorsektor di Kabupaten Gresik dalam lingkup yang
sungai, ataupun waduk, pada musim hujan sering akan terjadi banjir karena tidak ada lagi penahan. Dalam upaya memperkecil clampak ekses yang tidak b"ik
t"rr*but maka upaya-
upaya yang bisa dilakukan berupa; upaya eksploitasi harus melalui izin, kegiatan
lebih luas serta potensi pengembangannya masa yang akan datatrg, diidentiflkasi adanya sektor unggulan yang dianggap strategis pengembangannya.
penambangan harus sesuai dengan kriterialsyarat penambangan
Kawasan pertambangan diKabupaten Gresik sepefti pada buku RTRWP diprediksikan untr"rk dikembangkan sek;esar 1.400 Ha. Dengan kenyataan di lapangan It
5 --E.?
t
I
L
Sektor tersebut adalah
r
sektor industri
:
Berdasarkan karakteristik fisik wilayahnya dan prioritas program dalam rangka
pemerataan pembangunan diseluruh wilayah Kabupaten Gresik serta terciptanya keseimbangan pembangunan sektoral dan pembangunan daerah maka penetapan prioritas lokasi pembangunan diarahkan sebagai berikut:
1.
Prioritas l; didasarkan pada tingkat kepentingan pengembangan yang rnerata seperti
Sehubungan dengan kepentingan pengembangan sektor-sektor tersebut untuk
yang tetah disebutkan diatas yaitu pada lvilayah perkotaan terutama vrilayah lbukota
memperoleh dukungan penataan rlrang, maka perlu ditetapkan kawasan-kavvasan
Kabupaten serta wilayah sekitar jalan Arteri kawasan pusat kota lbu Kota Kabupaten
andalan/strategis yang diharapkan dapat mengakomodasikan kebr-rtuhan pengembangan
selain iiu pada kav,rasan pengembangan industri pantura dan kawasan perbatasan
sektor unggulanistrategis sekaligus dapat n'lemacu perkenrbangan yang iebiit lLtas.
Surabaya-Gresik.
Secara ideal pengembangan kawasan andalan/kawasan stiategis lokasinya periu mem pertim ba ng ka n kriteria-kriteria sebagai
1.
berikut
3.
Kepulauan, seria cJaerah aliran sungai (DAS).
Pengembangannya tidak hanya rnempunyai dampak lokal, teiapi iuga dalant lingkup
3.
Frioritas li!: ilidasarl,iarr pada keadaan r,vilayah dengan potensi yang ciimilikinya,
Pengembangan sarana dan prasarananya akan membr"rtuhkan lahan ciaianr skala
vrilayah pengernbarlgan prioritas ketiga ini pada kawasan pertambakan dan kawasan
yang relatif besar;
lainnya cli bagian seiatan.
Sektor yang akan dikembangkan diatasnya mempunyai pricritas tinggi dalarn iingkup
Pengembangailnya mempunyat prospek ekonomi yang cerah serta diperkirakan akan tunrbuh sangat pesat;
5. Adanya
__
4.
dukungan minat dan kecenderungan investasi srvgsta dan pemerintah yang
cukup tinggi.
Lintuk
peta: lV-6
regional/propinsi:
4.
lingkungan,
nengemSangan poteiisi'khusus Can pengembangan daerait terisolir pada wilayal-r
:
regional atau bahkan nasional;
2;
2. Prioiitas. ii; didasarkan pada tingkat kepentingari keiestarian
lel-.if-r
jeiesnv;i ciistribr.rsi r',iilayah prioritas tersebut diatas dapat dilihat pada
PEMERTT{TA}I
IGBI'PATEN
@ES[K
RE1/lSl RENCAf.IA TATA RT ANG WIIAYAH (RTRW)
IGBUPATEN GRESIK
REhICA}TA PENGEMBAhIGA}'I WILAYAH
PRIORITAS I(AEUPATEN GRESIK
LAUT JA
ftr_l
rrin(or^K^arP''rE''l
f oI F== F== F----l
LAUI JAWA
r..--
F
LLLLLL
m
F.-_--l
A,7 LLLLLLL LLLLLLL LLLLLLL ILLLLLL
LLLLLLL
'I
ADU
ri-a__j-1'_ii.-i1
LLLLLLLti L
LLLLLU LLLLLL LLL:",LL
HXHJ{
IrlO.
PgfA
I
fv-6
UTARA U
"@'
I
SI(AA :60.000
ooE*--4;:jj.J.*
s
h{a!.
-d
M - 22
Tabel:4.4-l Gresik Arahan Prediksi Luas Kawasan BudidaYa dan Kawasan Lindung di Wilayah Kabupaten o
Tahun 2009/2010
Kawasan
Kawasan BudidaYa
4
I
1
,1 .+
t)
ll
10 A4 tl lrtIL
13 4A IT
15 16 47 t; io
Wnnginanom Driyorelo Kedamean Balong Panggang Benjeng Menganti Cerme Duduk SamPeY'an Kebomas Gresk M anyar Bungah Sidayu Dukln Panceng Ujung Pangl
Jumlah
902,12 489,23 s50.00 809,00 841.00 T
47 ,AA
.409,16 170,05 2 250,79 3.109,75 899,63 1 546,45 1
913,48 827,AA 0.00 0,00 930,37 957,83 7 44,60 851,12 1.328,00 991,00 1 392,00 1.449,00
i .430,7
92,50 0,00 0,00 391.70 73,65 1 073,68
937,20 386,38 66?.10 '1 298,33
Strmber Data: Hasil Analtst:
Keterartgan: 1. = Sawah Telcnis 2. = Sawah Setengan Teknis 3. = Pertambakan lkan & Garam 4. = Kawasan Pedesaari 5. = Kawasan Perkotaan 6. = Kawasan Pertambangan
B.
=Lahanlndu{ri
= Kawasan Indudri I = Kawasan Lindung SetemPat 10. = Kawasan Hutan
J
26,0f1
15.122,75 1S.782,1s 15.503,Ol
Prosentase (%
7.
8
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2.046.1 1 2.628,33 52,75 0,00 1.286,09 3.110,62 1 033,84 1.3A6,55 i 7,00 3 915,72
1.084,00 973,50 882,00 299,30 919,90 865,00
0,00 0,00 488,00 343,06 486,10 775,00 169,00 342,0C 594,00
9.246.36
,7
4
JO4,O / 349,1 0
1.311 42
0,0C)
0,00
5 990 52 2 47')-.09
0.1 10,34
34.433.91
5.632,91
145,52 0,00 0,00 970,98 0,00 0,00 111,25 0.00 ?.015,78 1.000,00
593,80 421,4Q 6C3,06 456,28 27 8,91 511 ,23
0,00 1 500,00 :2.150.00
1.O20,A2
tr'l 17Q .J I L.l9
387
0,00 0,00 0,00 0,00 " 0,00 0,00 0,00 0,00 63,91 0,00 0,00 0,00 o,00 0,00 i 012.'10 0,00 2 884,40 1 672.:?.4
196,79
445,23 498,54 455,18 848.02 485,70 702,37
1 0c10.00
0.00 0,00 325,04 1 '130.00
389.E6 ?4 n ?p.
'i85,00
8.512.57
2.278.$O
;
59,00 1
Budida
0.00 0,00 0,00
000 0.00 0,00 200,00 0,00 0,90 585,00 0.00
2.216,70 1.943,66 1 .904,51 4l - {to | 4u,vv o'l 2.979,77 2.030,20 1.563,65 3.250,13 1.889.29 78,60 1 987.00 1 .815,56 o7q 65 <.? A.4t a 4rVV J
37B,BO
6.254, 5.130, 6.588, 6.{ 96, 6.126, 6.862,
7.167, 2.966,0
11.872,4
117.407,
FIESERfiSYAff KABT'FAT]ffi
GRESK
LAUT JA
ruEhreANA KAWASAN BU@FAYA DANNON BTMODAVA
rrt@r^|(.ilF
TErl
5t(o!ArFct*ar^ll lA'n€x|lilPAltfl lA'f|dgKECAWTTAfl
nft.|(gETAAPI
eJl*$l
|ttlttFffi I(IECORFR
TER
u?orl-FR8.ER
==--===4
SELAT N
T}tlEStEqJflDB t0,.8$DR8gr$Dcn
lo|(rlEAroCR
il8El,C ll^l{P firA fiAWAarflSEt3AO^}tq'IF l
|(dns
r,ifiAlrfi Selfrolil
JAIIN
fir.t
Krsr{rg|s{ FEr.eltrAfl fi Arril KAS Sltt oANllt rltutsrK, FArn
|(|iln$$l sEr}{D !{'SEKIT Rwffrr( t0riJvl$l{crcfiBUq YA KAWAl|fi8l,UfiA^|rl{
r|iln^3Ax8Elfirf,H TAltl rArrrsrfl Hfirx
r(^*|3^llR wAcaE?sA}n KrrY
gil Ff,.ttAf$rlclclEmc
xAtf llflFERltlAttAll |(AIYT6AX FEFTXIBN
rE*|( $il|(E$n{GtrrP|.n
t(^fiA8rAflT */|ixr
t(rfl{rg|t|fErorrrA- Rf O|olr^-
rAmi,SlFEH{qflAn I(AIVA8$IPER($TTOR|N fiATYAs^]{IDiJSTIFE
xAv{tsfirJrsA 6 nlr, PEFD A{XOIX |(ATvriffllPEl,'4ru11
. 0 7.! 15
a(AlA t:7tl.OD J
4 Hril.
tXt'l XY
-24
Pola perkembangan kawasan industri di Kabupaten Gresik banyak dipengaruhi
Obyek wisata senja dan Obyek wisata alam. Jenis dan kegiatan wisata diatas
oleh adanya kebijaksanaan peruilayahan Jawa Timur dan Kotamadaya Surabaya.
dijabarkan sebagai berikut;
Pengembangan pola kegiatan industri yang dipengaruhi olelr keadaan perwilayahan di
1.
Wisata Budaya
Kabupaten Gresik dipengaruhi oleh adanya potensi lahan yang menunjang, dilaluinya
[.J Makam Sunan Giri
wilayah Kabupaten Gresik oleh jaringan arteri primer.dan jalur toll serta keterdekatannya
U
dengan prasarana penunjang proses produksi dan kegiatan eksport seperti pelabuhan
iJ Makam Fatimah Binti Maimun
peti kemas di Surabaya dan pelabuhan udara diSidoarjo.
Makam Maulana Malik lbrahim
2. Wisata Senja
Tingkat penyerapan tenaga kerja per Industri yang terbesar adalah tndustri tekstil,
K.arrvasan
wisata ini terdapat di Kecamatan Manyar yang dapat dijumpai sarang
pakaian jadi dan kulit 24.748 pekerja, kemudian Industri bahan galian non logam yang
l<elelarnrar
yang penuh dihuni ribuan jumlahnya.
tercatat sebesar 16.955 pekerja.
3.
\tuisata Alam
Perkembangan jumlah tenaga kerja antara tahun 1994-1998 nreningkat rata-rata
J
$umber Air Panas di Desa Kota Kusuma Kecamatan Sangkapura
untuk industri makanan dan minunran sebesar 20,66%, sedangkan rintuk jenis industri
*
Pulau Noko yaiiu pulau yang tidak berpenghuni dengan pasirnya yang menrutih
bahan galian non loganr tercatat kenaikan sebesar 25,74oh.
5.
Potensi Pariwisata
dan panorama yang indah. Terletak di pulau Barvean.
.J
keindahan alam yang memukau.
Potensi pengembangan kawasan pariwisata di Kabupaten Gresik dapat dikatakan sangat baik dan potensial, hal tersebut dilihat dari banyaknya lahan/kawasan pariwisata
J
potensial, ditinjau dari jenisnya obyek wisata di Kabupaten Gresik dibagi atas 3 yaitu; Obyek i,visata budaya,
Tanran Laut Yang lrrdah tei'letak di Pulau Bawean dengan pemandangan laut dan trerbagai macam ikan rryarna-rryarnitak kalah dengan taman laut
yang dapat di buka dan ditingkatkan lebih baik.
Potensi pengembangan kawasan pariwisata dapat dikatakan sangat baik dan
Danau Kastoba terletak di Desa Panoranta Kecamatan Tambak yang mempunyai
maluku. o
il
Gr-ra Wlirang yang baru saja diketernukan
obyek wisata potensial.
dan dapat dikenrbangkan sebagai
6.
i
a
Potensi Kependudukan
menjadi 2,1Uo/o padatahun 1998. Dari kondisi struktur perekonomian Kabupaten Gresik
Perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Gresik dari tahun 199411g95 sampai
yang tercermin dari PDRB per sektor, maka sampai dengan Tahun 2009/2010
tahun 1998/1999 tercatat sebesar 1,S9o6ftahun, dengan kondisi sehubungan dengan
diperkirakan komposisi struktur perekonomian Ka.bupaten Gresik tidak akan berubah
posisi wilayah Kabupaten Gresik yang berdekatan dengan wilayah fain yang memounyai
banyak, dengan catatan
potensi perkembangan wilayah lebih baik tersebut merupakan potensi dalam hal
[]
Sektor liotel dan restoran akan semakin besar peranannya, mengingat sektor pa.r'iwisata mempunyai potensi
penyediaan sumberdaya bagi penyediaan tenaga kerja.
7.
:
dan prospek yang sangat besar untuk
lebih
dikembangkan.
Potensi Ekonomi Potensi ekonomi
l di
Demikiarr juga perdagangan, dengan semakin berkembangnya pariwisata, hotel dan
Kabupaten Gresik dapat dilihat dari besarnya sumbangan restoran secara tidak iangsung akan semakin meningkat.
sektor-sektor ekonomi terhadap perekonomian wilayah Kabr-rpaten Gresik secara
J
Sektor industri khusqsnya industri pengolahan dalam arti luas mempunyai prospek
keseluruhan selain itu akan dapat dilihat sumbangannya terhadap skala regional. '/ang semakin baik peningkatannya di Kabupaten Gresik.
Sektor pertanian
di
Kabupaten Gresik mengalami kenaikan 3,41o/o pada tahun
1994 menjadi 3,900,6 pada tahun 1998, SeKor pertambangan dan penggalian mengalami penurunan 6,0406'pada tahun 1994 menjadi 5,1
40,6
padatahun 1gg8.
Sektor industri pengolahan di Kabupaten Gresik mengalami penurunan 8,87 pada tahun 1994 menjadi 8,64a/o pada tahun 1998, Sektor listrik, gas dan air bersih mengalami
kenaikan 12.,18 pada tahun 1994 menjadi 13,310,6 pada tahun 1998, Sektor bangunan mengalami kenaikan 2,22oh pada tahun 1994 menjadi 2,32o/o pada tahun 1998, Selrtor
perdagangan, hotel dan restoran mengalami kenaikan 5,19o4 p'dOa tahun 19g4 menjadi
5,38% pada tahun 1998, Sektor angkutan dan .komunikasi Qi Kabupaten Gresik mengalami kenaikan 1,88art pada tahun 1994 menjadi 2,14o/o pada tahun tgEig, Sektor
bank dan lenrbaga kzuangan mengalami penurunan 4,35o/a pada tahun 1994 menjadi 4,34o/o
t
2.3,.2. PermaEclshqn
pada tahun 1998, Sektor jasa-jasa mengalami penurunan 2,31 pada tahun 1gg4
Pokok-pokolr masalah dimaksud meliputi hal-hal sebagai berikut:
a.
iylasalah peranan K.abupaten Gresik dalam konstelasi Propinsi Jariva Tirnur
b. Masalah peranan Kabupaten Gresik dalanr konstelasi SWP c.
lv4asalah perkembangan ekonomi Kabupaten Gresik
d.
Masalah Fisik dan lingkungan hidup
e.
l',4asalah wilayah kurang
f.
berkembang
a
Masalah kawasan lindung dan benda-benda cagar budaya
g. Masalah stru[
ruang khususnya kawasan pervilaan
o
@areata Skala pelayanan fungsi jaringan jalan direncanakan bertahap mulai dari tahap paling rendah (alan perumahan) sampaiyang paling tinggi fialan arteri primer).
berbatasan langsung di bagian timur wilayah Kabupaten Gresik.
4.6.2, Keretq fipi
4.6.3. Sorcns Pengembengqn Trcnsportosi
iVleskipun disadari bahwa angkutan kereta api saat ini lebih pada pelayanan bagi
3.
Pengembangan sarana transportasi didasarkan pada beberapa faktor yaitu:
penyaluran hasil industriyang didasarkan pada keinginan para industriawan yang ada di
r
Pola angkutan barang dan orang
kawasan utara Kabupaten Gresik, akan tetapi pada masa mendatang jalur tersebut dapat
.
Lokasi pusat-pusat kegiatan
dikembangkan untuk pelayanan secara umum.
.
Jarak pencapaian untuk setiap moda angkutan atau antar moda angkutan
Jika hal ini terjadi maka sarana angkutan kereta api di' Kabupaten Gresik
.
Ketersediaan dana pernt:angunan
tnempunyai posisi penting sebagai pintuo gerbang pengiriman komoditi dari Kabupaten
.
Pola tata ruang yang telah ada
Gresik pada wilayah sebelah utara dan barat ke daer"ah lain termasuk komoditi dari
" .
Proyeksi pengembangan wilaryah
: '!
kabupaten Gresik ke luar v,tilayah Kabupaten Gresik.
Dengan adanya jalur rel kereta api, maka akan didapat keuntungan bagi ciaeratr
Jumlah penduduk pada daerah pelayanan Saat ini telah dipenuhi beberapa saraira berupa terminal yaitu terminal bus dan taxi
serta kemudahan-kemudahan sebagai berikut:
serta sub terminal. Sedangkan untuk jenis kendaraan yang melayani wilayah Kabupaten
U 'J
Pengangkutan barang akan lebih mudah, murah dan aman.
Gresik selain trayek mobil angkutan umum (AKDP) juga terdapat trayek angkutan kota
Dapat mengurangi beban jalan raya sehubungan dengan keterbatasan daya dr"rkung
dan angkutan pedesaan.
jalan maksimum
B ton,
sehingga kerusakan jalan dapat ditangkal sedini nrungkin.
l-lal-hal yang perlu diperhatikan pada pengembangan sistem jaringan irri adalah seminim mungkin terdapatnya persilangan terhadap jaringan kdreta api. Pada sisi lain pada jalur bagian tengah merupakan jalur KA jurusan Jakarta yang
karena kedekatannya dengan stasiun induk maka dengan pertimbangan lebih efisien
r*
sekiranya para penumpang dapat langsung ke wilayah Kotamadya Surabaya yang
Selrublrngan uniuk keperluan proyeksi pengembangan wilayah dan keterkaitan
dengan pelayanan Kabupaten Gresik memerlukan beberapa sarana penunjang transpoftasi baik berupa jenis mobil penumpang umum, angkutan kota maupun angkutan pedesaan.
Dari keadaan tersebut diatas dihubungkan dengan proyeksi pengembangan wilayah
dan keterkaitan dengan pelayanan Kabupaten Gresik memerlukan beberapa sarana
4.7. ftenecna Sirtem 4.7.1. Listrik
penunjang transpoftasi baik berupa jenis mobil penumpang umum, angkutan kota
Prediksi kebutuhan kelistrikan di Kabupaten Gresik pada
maupun angkutan pedesaan.
Prioritas utama proyeksi kebutuhan sarana angkutan
ini adalah pada
jurusan-
jurusan yang saat ini nrasih belum di kembangkan akan tetapi wilayah-wilayah tersebut
Utanrq foringcn Otllitss
dasarnya
mempertimbangkan hasil prediksi penduduk yang mana dapat diklarifikasi lagi untuk disesuaikan dengan tingkat kebutuhan sarana.
'sehubungan dengan tingkat kebutuhan sarana tersebut maka akan dapat
mempunyai faktor potensi alam yang besar sehingga akan dapat meningkatkan
diketahui kebutuhan kelistrikan sesuai dengan standard yang baku dan optimal dalam perekonomian wilayah.
Pengembangan jaringan sarana pelayanan transporiasi diatas didukung oleh
pemenuhan sebagai berikut:
.
Fasilitas perumahan standardnya disesuajkan dengan jenis kapling, ditnana untuk
pengembangan sub terminal.
Prioritas utama proyeksi kebutuhan sarana angkutan ini adalah pada
kaplirrg besar B0 Watt/M2, kapling seclang Ug i1y2tt/lvl? dan kapling kecil 30 WaUlv12.
jurusan-
jurusan yang saat ini masih belum di kembangkan akan tetapi wilayah-wilayah tersebtlt mempunyai faKor potJnsi alanr yang besar sehingga akan dapat nreningkatkan perekonomian vrilhyah.
Selain kebutuhan akan sarana angkutan tersebut juga perlu ditingliatkan pengadaan
.
Fasiiitas pendidikan dengan standard kebtrtuhan 30 WatUM2.
.
Fasiiitas Kesehatan 70 \A/atUM2.
.
Fasilitas Peribadatan 30 WatUM2.
.
Fasititas Perdagangan dan jasa berr,tpa pasar 80 WatUM2, pertokoan 50 WatUM2, rumah makanirestoran 50 WatUMZ dan untuk toko 30 WatUM2'
rambu-rambu jalarr terutama pada persimpangan jalan yang melnpunyai intensitas yang
padat dan. persilaflgan kereta api juga pada jaringan jaian yang mempunyai fisik lahan yang berlainan/bergelombang dan berbukit.
Pada kawasan perkotaan pengadaa
n
zebra cross perlu Jipertratikan terutama pada
karryasan kegiatan umum (pendidikan, pasar, perkantoran,. kesehatan ataupun o
peribadatan).
#
r
Fasilitas Perkantoran non lokal 68 g/3{t/M2 dan kantor dinas 50 WatUM2.
.
lndustri dengan standard 20 WatUM2.
Dengan asumsi diatas maka akan dapat diprediksi sampai akhir tahun perencanaan untuk kebutuhan kelistrikan seperti pada tabel4.7-1. Untuk lebih jelasnya lihat peta: lV-9
Tabel:4.7-1 Perkiraa n Kebutuhan Fa s ilitas Listrik Di Kabupaten Gresik Sampai Dengan Thhun 240912019
Jenis $arana
No.
Standard Kebuhrhan Jumlah (Unit)
Watt/M2)
t #
1
'li j
Perumahan - l(apling besai'
80
- Kapling sedang
l"
n
z
30
Pendiditcn
Daya
/! lni{\ \\Jl lil.,i
1
I
I
,o tt,rl --'-l
I
I
16 C62 300i 1 2s4 sS4l
5 14ol
I
I
4001
1 0421 2 999 7001 l
Keehatan
l\J
4
Peribadatan
JU
1 142
6
Perdagangan & - Pasr
I I
I
60 6231 24 033 I crnl
Per Jenis Kegiatan
Daya
([42)
(KVA)
(250 KVA)
i
I
606.2251
l'l', 89
6
4251
'> J
I
?12l| ?3 8?i:i
4 01 6l
2 se1|
9e11
;l'l
1
eoTl 1 7? Sr51i
1
s92 400
?a
I
1201
il
.. ^ ,.1 z \-i:-)
21
1i
i_l-1ul
I
1
4761 I
ancl
1 753i
i 07.!r00
86
I
1i
77?1
17 295
I
1001
1 383 6081
2001 1
729
5101
6
elsl
I
25 942
7001
I I
I
3 223 d00 180 250 692 400
sl
ri
-1/.\tr 4l.-t-,J
I
ii
1'1 L!-
't
"
^^Ol 1 s 622 600l 1 4se 80Bl 3 459i j l.U_)Oj I .t? A 1a ,tl 1 1? 3 ,?.245. 1001 1 862 2551 -i. Jzil I 1 cr/Al 31C 376 27 e33 80ol B3e o14l
96.714i 1?
- -.--l 3.v5vi .,^t -i.44Yl I
i
^-.-^.1 J Jsll
3 725{ 4 65q 2 0e5
I
I
I
I
61S1
I
T
.1 /
31131
I
I
I
778.2811
1l
2Q 77?
4
|
i'tzz
I
l
03 e5sl
sl
5
i97 400i
13
8181
1
i
6e2 4001
20 772
2
1
3 465
2001
1
l
Jas -210 0c0
24 800
(rQ
0?
.-rj
ll
()
- Pertoi
6n
4l
1
17.500
5 875
24
.l
50
0
U
- Rumah Malqn/Redoran
6n
o,'
1 550
o
- Toko dan Kios
J(J
31 000 1 12 500 314 00c
?q?
Jumlah
5 5341
I
34 5e0
(400 KVA)
(250 KVA)
(KVA)
(f.i2)
KVA)
I I
?1
Kantor Dinas
4OO
I
BC
.
iUnit)
Dayua
I
I
I
Perlentoran - l.lori Lolal *)
iumlah
Gardu Li$rik
Luas Lahan
I
I
803111 32 i24 5ool
1tl
30
Jumlah
(4@KVA)
I I
I
- i(apiing kecil
i$rik
l
{3.i
Tahun 2OAgl2O1A Kebutuhan Gardu Li$rik Per Jenis Luas Kegiatan DaYa c'Dava Lahan
Ke rutuhan
(25O KVA)
(KVA)
(t!.12)
o
Tahun 200412005
Tahun 199912000 Kebutuhan Gardu Per Luas Jenis Daya Kegiatan Lahan
"76
oo
437
50
21
-v.Jvu
< {/a
"1.)
L 1,)8 JLJ
77 07 1 700 3 795 804
E:.
IJ
ltlta
U
ai -a\r\ Z I,L\JV
3 636
A
:j'i5 000
?1 4?0
32
48 000
404
a6
a'a '1 ^:1
\l
14103
r'\
{-i
I
lEg
a I
0
c
.-.
rrU
0
ll
JA
0
0
0
U
11 IL
n U
U
n
C
4.J:
0
0
7.000
a1 LI 556
B6
49 500
4(3
4r
IJ 1
I
J
i
86
| I
2
4CC
1g
82 408 650 4 048
95Sj
15 686
E 804
Sumber Data. Hasil Analtsa Pemadam tebabran Ketenangan': ") Kantoi- Kecam atan, KantorDesa, Kantorpos. Gedung DFR, KantorPemcla. Kanior polid, KantorTelepon
^
,.^
\'
31
0
C
88 523 000 4.352 654 16 86€
4/
r 1A 542
FffiE$UHTff{ KAM'PATE{ GRtrSOK
RtrVISIB
REN€A,RiA TArTA RJANG mfiLAYAH {RTK4,1
KAtsUPATEB{
GRffiIK
T.!Di.'I. PETA
LAUT TA RE${
gA[$A
JARilD{GASTI UISIITEIK
KAIBI'PA]ItrN GRES{fi( KESERA}.IG*frI
t--m I
a[rrgrA|(jraJP
lE{
|6tl46TAKEC$tATAttl
L^Ur t^
WA
F.--{
qATAFA&fArEH
tr=:]]
E.rrsKEc,r$qi n F€LT.ERATAFPI
F=.< sElAr *t
F=
BI'|GAI PEtlg€tiuAi$A(fl JAFII.II4X LISTR K
l{
S|LAHALBr.I
&G{!A
|
artrt F
:76.0O0
lo
L
oxn
D{d. fM-:
4.7.2.
4.7.7, Teiepan
f,ir Beruih
Kebutuhan akan fasilitas telepon
Prediksi kebutuhan sarana air bersih sampai akhir tahun perencanaan diasumsikan
di
Kabupaten Gresik pada dasarnya diambil
bahwa pelayanan yang akan dituju sampai 75olr prediksi penduduk dan untuk kebutuhan
asumsi yang sama dengan pemenuhan sarana kelistrikan akan tetapi standard
sambungan rumah dengan asumsi kebutuhan kebutuhan 12O Lihari sedangkan
kebutuhannya saja yang berlainan.
kebutuhan untuk kran umum
30o/o
.
dari kebutuhan sambungan rumah.
kapling besar 3}ah,kapling sedang 1506 dan kapling kecil
Kebutuhan untuk non domestik diprediksikan dengan asumsi bahwa kebutuhannya
mencapai
2 Rali kebutuhan
domestik dan untuk faKor kehilangan air 250,6 dari total
kebutuhan baik domestik maupun non domestik.
Dari keseluruhan hasil analisa kebutuhan air di Kabupaten Gresik sebesar 2.O71 L/det. Melihat sunrber baku air bersih di Kabupaten Gresik yang melimpah terutanta dari
Fasilitas pendiclikan dengan standard kebutuhan lOOo/o dari jumlah fasilitas
o
Fasilitas Peribadatan 100% Oari lumtah fasilitas
.
Fasilitas Perdagangan dari jasa berupa pasar lAAo/a dari jumlah fasilitas, pertokoan
Fasilitas Kesehatan 100o/o dari jumlah fasilitas
100o/o
toko
dari jumlah fasilitas, runrah makan/restoratr.lOo/c, dari jumlah fasilitas dan untuk
150,6
dari jr-rmlah fasilitas
n
Fasilitas Perkantoran non lokai 100o/o dari jumlah fasilitas dan kantor dinas 10006 dari jumlah fasilitas
Pelayanan yang belum optimat saat ini karena keterbatasan dana untuk pengolahan
ini
keterbatasan dana untuk pengolahan sumber daya air yang belum dioptimalkan.
Untuk lebih jelasnya lthat peta: lV-10
L
o
cJi
Kabupaten Gresik bisa ditingkatkan sampai pelayanan yang optimal.
sumber daya air tersebut diatas. Pelayanan yang belum optimal saat
50,6.
" .
sumber baku sungai apalagi pada kawasan selatan dan utara yang mempunyai ciri fisik sebagai kawasan penampung air, maka dapat dikatakan bahwa potensi penyec'iaan air
Fasilitas perumahan standardnya disesuaikan dengan jenis kapling. diniana untuk
.
o
Industri dengan standard lAAo/s ciari jumlah fasilitas.
karena
Dengan asumsi diatas maka akan dapat diprediksi san'rpai akhir tahun perencanaan uniuk kebutuhan pelayanan telepon seperti pada tabel 4.7-3 Lebih jelasnya lihat peta: lV-11.
Tabel: 4.7-2 Perkiraan Kebutuhan Jumlah
Tahun
uduk Penduduk Yang Oilayani Oteh Sistem Perpipaan Pencf
{j!wa) 19g5ji 2000
936 9.66
?00412005
1 008 881
2009/2C10
1 086
Sumber Data. Keterangan.
kumsi/Standard
^11
3i0
Ar Bersih Perpipaan di Kabupaten Gresik Sampai Dengan Tahirn PERKIRAAhI KEBU TUHAT'I A R
Kebutuhan Sambungan
Ar Domestik
Rumah
Domestik
(Ltr/Hr)
(LtriHr)
7A2 725
96 852 57 977 684
1'tT.32?-.128
Kehilangan air (Losses) (LtrlHri
Total
Kebutuhan Kebutu han Sambungan Air ii,iri
Umum iKApAstTAs iLtrlDet)
1.682.322
42.53,:i.051
212.924
49
242 131
96.610 44
1.932 209
48 9C9
244 516 701
2.340 57
59.24t'i.
29$ 231 041
rdri:'c
IKEBUTUHAAI
H r)
84 116.1
117 028 8
KTan
(Urrit) IPRODUKSI
Rumah
21A.A7
1 Sambr,rngofl rs613ir '12i) ltriiii2 Kran umum 30% dari i(ebutllhan sambungan rumah 3 Domrestrk = Samhrlngan rurnah - Kran umurr 4 Norr Dornestik 2 x Doniestik 5 Faktor kehiiairgart air 1,:''o/o cJari keOutuhan cJornestik dan non dcnresiik 6 Total kei:utuhan = Sanrbungan rurnah + Kian umutri + Domestil-l + ['..lon Dcmestik 7. Kran umurn = 3Cah pei-rtluduk yang clilay ani / 2OO
J!
20O9l2OlO
1054i
i1
56 497
1211i
i;
68 438
1
191
4671
2
A71
PW€RINITAIOKA@PATEO
GRtrSOK
Frw160 REhIGATNIA
TAIiA RJANG W[t AVAH {Rtrmm KAEUPA'trEO{ GRESIK .f,JDTJTPfiA
FtEbT
(gAT{,4 FtrNIGEMI BA,I:JGAN
FRASARA$EAAOR BERSIH h?tHJPAfiEN' @RES{K XErERANGtr{
i-E-l
l-ol
LAU| JtVA
6t!(otAtGcAirATA$
F]]l| F'---.-4
EArAsl
|E|
RE-KERETAAP!
f:--A sF[.4r uA9uRA
l6$,(OfAa(iEtlFAlE{
lffii
BATAS KEcAl,tATru{
'u1GAl PEHceilaAJiGrwJrfiofGAilARBERaH
il
lt----T_l
llASrLAr{ L6A
f
!tJtt @-
{
{Y(AIA :76.@0
l0
{
Or.t
@pncana
Tabel:4.7-3 Perkiraan Kebutuhan Fasilitas Telephon Di Kabupaten Gresik Sampai Dengan Tahun 2009/2010 o
Tahun 1999/2000 Jumlah Kebutuhan (Unit) Satuan
Jenis Sarana
Tahun 2004/2005 Kebutuhan Jumlah (Unit) Satuan ambunqan
amDUnoan
Perumahan - Kapling besar - Kapling sedang - Kapling kecii Pendidikan Kesehatan Peribadatan Perdagangan & Jasa - Pasr - Pertokoan - Ruma h Ma lan,'Redorarr -Tokr dan Kios Perkantoran - Non Lokal *) - Kantor Dinas
30 l\/
5
100 100 ||ilI
28,825 86.476 172.951
16C'.623
8.031 12.A47 8.031
50 20 'i0
.442
1.O42
190
19C
100 100
.142
4^6 I 'rJ LJ
205 1.234
LtI
21
100
80.3'1 1
1
1
.142
1
1
JzA
376
34
100
36
50
54
81
100 10 25
444 32
100 100
47
100
c 56
1A
50 67
IU
4A4
437
437
2.4
JI
gl
l2A
31A
34
47 62 375
100 100
2A
2A5 1 .23A
100
100 100
75 50
T.245
31
4r{ IJ
ambunoa
100 100 100
100 10
14.413
Tahun 2009/2010 Kebutuhan umlah (Unit) Satuan
1
I
23.27 46.55 62.A7
221
1.323
72
435
4s2 33
52.205 Kebutuhan:
Didribution Point Rumah Kabef Telepon Umum Sumber Data: Hadl Analisa Keterrangan : *) Kantor Kecamatan. Kantor Desa, Kantor Poq Gedung DPR, Kantor Pemda, Kantor polisi, KantorTelepon, Pemadam kebakaran
a_
Pm4Effi0fA!0 KAAUPfITE!{
GRtr6M(
LAUT TA
RENCANA FM$GEtrl
BA$,$G.Aft !
JAIRIN@AN lIELtr@SI
KAHJPAT€N
I of
SEITT NANURA,
i: E F
'u'.orArccemA'A*
F***.-q
pEHGErr6!$rG,At{
!
t.. I
I I
I
i I
---------.]I
I
I I
i I
_____t_
I
I I I
i I
-l. ARFI ts{#=rr Ht:aaxt
.sr
.t-
'GRES,IK
J.qroH}*NTELEpaila
4.7 .5.
PerrcnPchon
4.7.4.lrigosi
didasarkan prediksi kebutuhan sarana persampahan di Kabupaten Gresik
Seja|andenganproyeksi|ahanpersawahanbaikyangberirigasiteknismaupun pengembangan jaringan irigasi khususnya irigasi sederhana akan semakin diperlukan untukmenghindariterjadinyaketergantungansa|ahsatuwilayahterhadapwilayahlain terciptanya swasembada pangan' dalam hal penyediaan palgan serta mendukung
bahwa tiap masyarakat pemilik sawah Dengan keaadaan diatas dapat diketahui bangunan irigasi tersebut dan agar merata mernpunyai kepentingan yang sama terhadap
jaran agar terkoordirrasi dengan baik maka daiam mendapatkan air baku, sarah satu seperti yang terah ada sekarang seperti HIPPA' dibentuk kerompok-kerompok pemakai air
yang dikaitkan dengan perkiraan jumlah timbulan kepada pelayanan jumlah pencuduk sampah non domestik baik dari kegiatan sampah baik sampah domestik ataupun perdagangan maupun dari kegiatan lainnya' adarah 7oola darijumlah penduduk Asumsi untuk jumrah timburan sampah domestik jenis timbulan santpah yang diperkirakan QA perorarrg/hari. Dengair nrembedakan jenis sanrpah non domestik maka dapat diprediksi nienjadi jenis sampah domestik dan untuk perencanaan beseda sarana penunjangnya' timburan sampah sampai akhir tahun
4'7-4' febih jelasnya dapat dilihat $ada tabel:
Padamasayangakandatangseyogyanyaupayapenge|olaanbangunanirigasi tani tersebut ' berhubung dalam yang ada dilimpahkan kepada para kelompok-kelompok
'lahel:1':-{ lt d r n Kelr tt (nlt a lt S * rt n * n1':t Pr.rkila :r tr Trrhun 2009 20l0 tii-X*r,u1,*,",r Clresik Sarnpai D('lrs:rn liri
|tlo d u
pelat<sanaannyanantidikawatirkanakantimbu|nrasa|ahpembagianairmakaSecara
S
* rttp a
pengaturan pembatasan pengeroraan yaitu dengan dirakukan dapat tersebut har bertahap
Keb
'finrb ultart
jaringanirigasiyangrne|ayanibakusawahtertentu(sesuaidengankeadaansetenrpat) dari tetapi yang mempunyai baku sawah lebih dapat diserahkan kepada para petani akan Kabupaten Gresik cq. dinas pekerjaan yang ditentukan tetap akan dikerora oreh pemerintah
umum bidang Pengairan'
{.
akan diperdalam perencanaan yang lebih detail dalam aspek irigasi ini $eyogyanya
dinas se6oral seperti'yang tetah dilakukan dalam peren6anaan.jaringan"irigasi pada sampai saat ini.
d
'llotrl
I I
t)
l"
o
nrcsti*
(Il3i
1
.1)C,tr.38
I0
Siib-- Data' llasil Alalisr
I
l
'Iinrb unart.
iS
1 {(l
8-51. s.18.S-J
rlr:P ah
913.
i68.60
ao- l
1.,\6.i.:rJ:-,s_i
I
.5i(.i. -S9-E
llr lt e lr Pera lrr
t*
rt
P.,ttErrnrpulan I PeurirrdHhen i Pengrn{kufrro It'fl lr \fet'l li t ll rt-ori I) tr ttrli lrrng
SRlnrrirh | -tt li'"'
_
sia. noci 65-s.8?rr.l
I 9991 2000
1009j t0
nlP'alt
urtuk
(.ri\4nI
:0041 1005
Srr
rr
:i. l;8
l)cpo I llePo i (10 Nll)|(s0 iul1,
'Iiuk (ri
\ii
i
FEnAffiE{TAI{KAEUP&TEN
GREgW(
RIFUH
REDJGAINA
TATA R0tAro6 q964'y* (RTRltr) KA€UPATEf{ SRESS(
LAUT JA RENCANA PEN@EtrBAT{GAN PRASAIRANA FER6AtrPAHAN KAIBIJPATEN GRtrSIK KE^ITAqAHGAT{
rE-t f
o_l
E'tcgrAreapuas B'I{OTA IGDA'{'\TI{{
A\T^3|iI6(FAIEI{
= F-*_-
LAVT TAIIIA
F-= =
lr
I
"r.ort
;-wa
[tr:]
EATASKEC*IAIA'{ RE. XEREIAAPI SA.IIGAJ
ln^fllN
TS/PAT P€[EAlrcaat Al(xR
AMI{U{ICI/F iFAIGAU/IJ|O j{ 9g€ffAR
l
@znoanr
4.7.6. Drqinqre
4.8. Rencana Pengembongon
Pemonfaatcn
fiir Boku
Fungsi utama jaringan drainase adalah bangunan pengumpul air baik dari air hujan
Untuk menjamin daya dukung sumber daya air yang sesuai dengan kebutuhan
serta limpahan hasil kegiatan penduduk sehari hari dan berakhir di laut. Jaringan drainase
pengembangan sistim air bersih dalam jangka panjang, maka kebijaksanaan yang perlu
datam penamaannya dibedakan atas jaringan dengan fungsi primei berupa jaringan
ditempuh adalah
su-gai sebagai obyek pembawa ke laut, sedangkan drainase sekunder adalah bangunan
1. Perlu adanya pengamanan dan pengendalian pada daerah resapan
baik yang telah baik dengan bantaran ataupun drainase alam yang mempunyai fungsi utama sebagai penampLrng limpahan air hujan dan kegiatan penduduk.
Rencana sistem drainase di Kabupaten Gresik tidak lepas dari sistem yang telah
:
daerah pedesaan maupun daerah perkotaan;
2. Pengamanan terhadap kawasan hutan lindung khususnya daerah yang berfungsi
sebagai kawasan lindung bawahannya, yang mbmungkinkan
sistem cirainasenya mempunyai kewajiban untuk ntenjaganya, sedangkan pacia wilayah
keseimbangan fungsi hidrporologis
dilakukan kegiatarr pembuatan kanal drainase secara alami tanpa terplengseng, yang terpenting clari kegiatan ini adalah tidak terjadi genangan pacla suatu wilayahikawasan tertentu yang h)egitu lanta sehingga akan sangat membantu.
sekitar
. sumber air baku (mata air) yang dapat menjarnin penyediaan air bersih baik untuk
dikembangkan sekarang, dengan kata lain bagi kawasan/wilayah yang telah terbairgun
y?ng t'rrasih belurn terjangkau pelayanan sistem drairrase secai"a formal maka dapat
air di
terpeliharanya
;
3. Pengembangan sistim penyediaan air bersih untuk kota-kota yang mendapat prioritas tinggi (Kota Gresik dan lbu Kota Kecamatan lainny3l.
4. Mengingat kondisi Can karakteristik wilayah Kabupaten Gresik yang tidak mendukung terdapatnya sumber air tanah, maka alternatif lain dengan jalan nrengoptintalkan sumber
Sistem drainase di Kabupaten Gresik dikembangkan ciengan memadukan diainase
air baku yang besaral dari sungai yang melintasi wilayah Kabupaten Gresik seperti
alam yang ada baik dalam skala primer ataupun sekunder yang dihubungkan dengan
sungai Bengawan Solo dan Kali Lamong yang mempunyai debit air yang melimpah dan
sistem drainase perkotaan secara baik. Yang perlu dijaga dalarn pengenrbangan jaringan
tidak pernah kering.
drainase ini perlunya penyuluhan-penyuluhan terhadap penyebab sistem drainase yang
5. Sehubungan dengan kebutuhan
air baku tersebut nraka diupayakarr untuk tetap
saat ini tidak dapat berfungsi dengan baik yaitu dengan memberikan gambaran tentang
menjaga kadar air baku"sungai dengan jalan program kali bersih dan pengendalian
pentingnya kelancaran darainase yang ada sehingga tidak akan dijumpai kawasan yang
kegiatan industri yang membuang limbahnya ke badan sungai.
tergenang dalam waktu yang relatif tama.
4.9.
Sasaran penetapan kawasan lindung di Kabupaten Gresik, adalah:
Rencqns Pengcturcn Zoning Kotroran
1. Meningkatkan fungsi lindr.rng terhadap tanah, air dan iklim (fungsi hidroorologis); g
f fi
4.9.I. Kqwcron Lindeing Kawasan lindung
di
2. Mempertahankan keaneka ragaman flora, fauna, tipe ekosistem serta keunikan Kabupaten Gresik terdiri dari empat sub-kawasan utama
t
;:
ciengan pengklasifikasian sebagai berikut
alam
yang terdapat diwilayah ini;
:
ti
;
t
A. Kawasan Perlindungan Bawahannya
1. Karvasan yang memberikan perlindungan kavrasan bawahannya;
Kawasan lindung yang her{ungsi sebagai karvasan perlindungan bawahannya,
'a
,. :l
il
2. Kavvasan perlindungan setempat;
umumnya terletak pacla vrilayah barat dan selatan bagian timur terutama mendekati
.{ i. ,:
3. Kavvasan suaka alam dan cagar buda;ra;
kawasan pegunungan yang berupa kawasan resapan air darr kun'rulun mata air. Adapun
4. Kawasan ravr'an bencarra. Berdasarkan ketentuan yang ada, kriteria untuk pendelinesian tiap kawasan/sub kawasan lindung diatas, secara umum berdasarkan kepada faktor-faktor fisik dasar seperti
kelerengan, jenis tanah, ct.irah hujan. ketinggian, hidrologi serta keberadaan fiora dan
di
kalvasan
ini ditentr.rkan berdasarkan
pemantapannya, yaitu untirk mencegah terjadinya bencana kavlasan. Kebijaksanaan tersebui meliputi
dan menjaga
Kriteria pemantapan kalvasan lindung yang tertuang dalam Keppres No. 32 Tahun
1990 pada pnnsipnya menunjukan adanya wilayah lir"nitasi dan witayah kendala yang berclasarkan kondisi fisik dasarnya tidak diarahkan untuk dikernbangkan/dibudidayakan
tujuan
kelestarian
:
1. Pemantapan kawasan hutan lindung berdasarkan Keppres
fauna yang harus dilindungi.
32
Tahr-rn 1990 melalui
pengukuhan dan penataan batas di lapangan untuk memudahkan pengendalian;
2. Pengendalian kegiatan budi,Caya yang telah ada secara ketat (penggttnaan lahan yang
telah berlalgsung tama) sefia secara berangsur-angsur dilakukan relokasi keiuar kawasan ini dengarr tetap memperhatikan kondisi sosial ekonorni penduduk yang
dalam rangka perlindungan dan pelestariannya.
Secara unlum tujuan dari pemantapan kavvasan lindung
kebijaksanaan penranr'aatan rLtang
di
Kabupaten Gresik
adalah untuk mencegah timbulnya berbagai kerusakan fungsi{'lingkungan hidtrp serta mengamankan dari kemungkinan terjadinya intervensi penggunaan ke bukan kav,rasan
terkena kebijaksanaan tersebut;
3. Pengembalian fungsi hicJro-orologi kawasan hutan yang telah mengalami kerusakan (rehabilitasi dan konsenrasi)
;
4. Pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya baru, kecuali kegiatan yang tidak lindung. mengganggu fungsi iindung;
5. Pemantauan terhadap kegiatan Vqng diperbolehkan berlokasi di kawasan hutan lindung
C. Kawasan Rawan Ber'cana
Kawasan rawan bencana ini telah diidentifikasi yang meliputi kawasan dengan
(antara lain penelitian, eksplorasi mineral dan air tanah, pencegahan bencana alam)
perincian sebagai berikut:
agar tidak mengganggu fungsi lindung.
.
a'
Daerah Sangat
Kritis
:
Pada sebagian wilayah Kecamatan Sangkapura, Bungah
B. Kawasan Perlindungan Setempat dan Tambak.
Kawasan Perlindungan setempat terdiri dari tiga klasifikasi, yaitu sempadan surngai
.
Daerah Kritis
: Pada sebagian wilayah
dan waduk.
Kecamatan Panceng, Ujung
Pangkah, Dukun, Sidayu, Benjeng, Cerme dan Driyorejo'
1. Sempadan Sungai
.
Kawasan sempadan sungai
di Kabupaten Gresik terdapat disepanjang sungai
Daerah Agak Kritis
:
Pada sebagian wilayah Kecamatan Sidayu, Manvar, Duduk
yang
Sampeyan, Cerme, Balongpanggang, Menganti, Gresik dan
rnengalir di wilayah Kabupaten Gresik. Kebijaksanaan pemanfaatan ruang diutamakan
.
bagi perlindungan kawasan sempadan sungai melipuii:
*
Pencegahan kegiatan br"rdidaya
di
sepanjang tepiibadan sungai yang dapat
mengganggu atau merusak l.iualitas air, kondisi fisik dan dasar sungai serta alirannya;
" .
Pelgendalian kegiatan yang telah ada disekitar sungai:
luas panen yang sebesar-besarnya dengan teknollgi Supra Insus.
Kebijaksanaan pemanfaatan ruang terutama ditujukan bagi perlindirngan kawasan
di sekitar mata air yang
mengganggufungsimataairdanpenyediaanairbaku;<
.
Selian itu mengupayakan tidak terjadinya pengalihan penggunaan lahan kawasan irigasi teknis di Kabupaten Gresik meskipun kawasan pertanian tersebut saat ini masuk
:
Pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya
a. Kawasan Pertanian
perluasan sistem irigasi pada kawasan savuah tadati hujan dan mendorong/pengupayakan
2. Kawasan sekitar mata air
o
&.9.2. Kcv*cgcn BudldaYc
Kawasan pedanian tanaman pangan dalam pengembangannya difokuskan pada
Pengatnanan daerah aliran sungai.
sekitar mata air melipt-tti
Kedamean.
Pengendlian kegiatan yang telah ada di sekitar mata air;
dapat dalam batas wilaYah kota.
fl
Kourqrqn llona Indsstri Delineasi sentra kegiatan industri
di Kabupaten Gresik diarahkan pada setiap
kecamatan, sedangan untuk kawasan/ zona industri diarahkan pada: . Lahan
.
Ruang yang diperuntukan pengelompokan perumahan psnduduk termasuk didalamnya pertanian sarana/prasarana sosial ekonomi, bagi penduduk dengan kegiatan usaha non
pada saat (pemerintahan, perdagangan, dan jqsa lainnya), untuk meaampuhg penduduk
Industri
Pada daerah pedesaan, diarahkan pada sentra-sentra industri dan kerajinan serta pada kawasan permukiman yang telah ada-
.
Kawasan Permukiman Perkotaan
Pada daerah perl
pengemsekarang maupun perkembangannya pada masa yang aken ciatang., maka areal dan bangan kota akan mencakup sebagian kawasan pertanian yang telah ada (salvah (terutama kebun campuran). perubahan penggunaan lahan menjac, i'lafiasan terbangun adalah pada untuk permukirnan) pada kawasan ini dilakukan secara be=nas. Prioritasnya
yang telah ada. lahan dengan produktivitas rendah. 2.
Kawasan lndustri
f
I
Kawasan industri
di Kabupaten Gresik dikembangkan pada kalvasan ind:;strial estate
4.Io'
yang ada sekarang yaitu pada wilayah Fr.€canldton fVlanyar, Kebomas dan Gresik.
Rencenc wilqya!* Pengendoticn Kctet tFtr$t cgttrol zcne! Kawasan pengendalian ketat
c.
Kqwcsqn Pesmukimqn
I
Kawasan Permukiman
di
Kabupaten Gr€s;;i diarahkan pada koridor
jalan yang sepanjang jaringan jalan arteri yang melalui pusat kabu:a:an serta koridor
Pedesaan o
Karvasan permukiman pedesaan yang ada
di
itu menghubungkan dengan kawasan vrisata andalan di pus:: 'bu
Kabupaten Gresik metiputi
Pulau baweankawasan perlindungan berupa kawasan lindung dan suaka --=''Jasatwa di
permukiman pedesaan yang telah ada serta perluasannya pada kalvasan-kawasan yang
Sehubungan denga penggunaan lahan pertaniannya dapat diaiihkan ke bukan pertanian (pada un'turnnya mernpunyai produktivitas rendah, tegalan serta kebun campuran)'
permukiman pedesaan
ini
merupakan ruang yang'
tdiperuntukan
arahan rencana penranfaata- ';3ag serta kecenderungan
perkembangan saat ini, kav,tasan yang memerlukan penge-:': a" tinggiadalah
f
:
pantura; Kavrasan sekitar jalan arteri primer surabaya-Jakarta m= 3 -r .alur
bagi
pengelompokan perumahan penduduk yang terikat dengan pola lingkgngan pedesaan dengan dominasi kegiatan usahanya dibidang pertanian.
rt
Sebagai suatu kawasan khusus, intensitas kegiatan
:::3
{awasan
ini
mempunyai
kecenderungan untuk berkembang pesat yang seca'a :-3sung akan mempunyai implikasi terhadap perkenrbangan fisik kawasan
terbang--'i? Dengan kecenderungan
jalur yang pesat pengendalian kawasan terbangun lebih dipe'-=:'.:r. Kawasan sekitar
jaringan jalan arteri primer mempunyai tingkat perkembangan penggunaan lahan yang
semakin pesat, perkembangan tersebut akan mengarah sebagai suatu ribbon * &
develoment. Untuk menghindari dampak negatifnya, misalnya masalah mix-traffice
I
::
t antara latu lintas regional dan lalu-lintas internal, suatu pengenda[ian tata ruang perlu
1
ii ?
,.
dilakukan.
{
i 5
f
E
Kawasan Lindung dan Suaka Margasatwa di Pulau Bawean;
1
;
Pada kawasan ini memerlukan penanganan yang mendesak karena potensinya yang
I
semakin lama akan semakin terdesak oleh kegiatan budidaya.
?
:
i-l
Kawasan permukiman baru dalam skala besar di kawasan selatan wilayah Kabupaten.
-i
Untuk lebih jelasnya lihat peta: lV-13
,r
PMNEFT{TAIO KABUPATEN
GRtrSIK
RENCANAKAWASAN PEDOGENDATTAN
KffiAT
XETENAHGAN
r-En
llt(grAx
F_E_l F'-'-'-1 tr:===
IATA3I(^I.FAIEI
l-{
F=:<
LAV| !AYA
@ €=l
6€[Ar il
IATAAXEq$IATN{ RE. tsEFETATFI
EI,I|O
l
rct!f,tltlrsafiAErA{
PAHTAI
€fIOAil JAI'NIRTEFU PRilff srs xsGlmo r Rg- rEnsrArPl
ICAWASAff
w €
ffi
rr-_l r-6* I
f-.r I ffiffi : :t
r/rH
t(^wtsAilsrPtD^fl 8[h@\l l(A!flA$r{SgFiDlt{ JAll}l ro.l
l-{
l:t
lFA'rEN
ttfiorAtccAu
tii
:
M @ 6rc
:a
i tti : : ii i 2
Effiilf,fid6
ffi ffi
lc
PrSt Elrl| FBEET KAWrSlr{
f,,rl{flJlll
D^tt{r,w
uN,RAYT A
K/twAliitltClnAB$, SEXII i WiE(,( srnDc'| /!€xtT R a aERrAW. O{IXFTII K HtS r@nqfiBEAVA
xAw|rnfis$l(la^|t KNflASAXE TTRHATAAR t(Arfl
lAteilrr
N
tqHAS lrRAfinilag€A||A
t(^rA8Al|rERrill L REcrti$L tctfrAlAt{lfp.JgrFl KAW^6AXHAAg.rl{Al{
l(^w*9crtrFg.*Bfi
ld
nt.44
.J*
5.t.
lndikqri Progrcm |ndikasiprogrampemanfaatanruangtidakdapatdipisahkandariprioritasdan
pentahapan pembangunan yang dilaksanakan
di Kabupaten Gresik' seiring
dengan
pembangunan pengembangan kualitas sumber daya manusia, maka diprioritaskan
industri dan pertanian' sektor-sektor dibidang ekonomidimana keterkaitan antara
dengan prioritas Indikasi program pemanfaatan ruang yang terkait langsung pembangunandiwilayahKabupatenGresik,sebagaiberikut:
*
penataan industri dengan penguatan dan pendalaman struktur industri yang didukung
juga diarahkan tlntuk dengan kemampuan teknologi. selain itu program pembangunan dan kelembagaan koperasi' rneningkatkan ketangguhan pertanian, pemantapan sistem
KETET{Tilfi 3t PEl{fi
1{
Ffi6'r6H R$fi llc
penyempurnaan pola perdagangan, jasa din distribusi'
sehingga clapat Peningkatan upaya-upaya penanggulangan nrasa!ah kemiskinan kualitas hidup' memperkeciljunrlah penduduk miskin dan sekaligus meningkatkan
peningkatan kualitas sumber daya manusia agar mampu mendttkung pengelolaan melalui pendidikan pembangunan daerah, serta peningkatan produi
optimal potensi y ang perturnbuhan anfar daerah serta lebih mendaya-gunakan secara banjir' ada di daerah, terutama lahan yang rawan erosi dan rarryan
Tabel:5.1 Indika$i Program pembangunan Kabupaten Gresik PIR.ANTI FENGEOIBANGAN
as
2- Prloriras Kedua 3. Prioritas Ketiqa __ f::iT.iiiTl Dilaksanakan Pada Th. tt€e-?n1cr
= Li
Karvas alr Fefmukiman Kof e,,Perd ese alr
.
;;.::i !!l'l ::++r ::;! :, J:;
:i: i::;: !i::i',
4!isi.
:ji;::ji
.ii
::
,:;
r
l-..,r
i
I
'ahtclustri Pt-ngcniEarigrrr i.ieqieiar lrrdrgl.i o F'?r|gEqlt rtruJn !..e'Ja:-.ari !er5_rrJi;,ig11 i p):{g€nbarrg*n a Irrfiastruitl.rr tr-enr-llliulru ! d1.. lftdrjstr a F&ngemlrangari lnriustri l'.iecii a Ferial aar l1a/.az.;ar' Industri l-.tr-nurrr J,asa Korerersia/ a P€rtgernbarrgart Filsat-Puq:al l.:ediat,Bn a Fpngerrrt,rrrtian k.awe: an tr'arca{angan Pariwieta a PlLaEram Fengernbarrqan Pai.,el Parwrsala a Penrbangunan l-',a\^,asan Baru e PLangerrrt,angsh FrasaranaVv'rs,rla Hetireasi Pertaolaarr
mber Ha sil Analisa
::ti:;::i i:
::l!::!
: :i i:::i ,::i:
ft:+i.:i
::.:, :: :; ;j
:',:i I
i
'.'t it'a
::. i
tit :Iii
[l:lt,
!:.i :t
;
iji;1
ii
;is
r.-
':ti tt:;i i;
il.ij:ii
r:,i
,1.
:i]
l:
!5t r :: 1 ji::;
:::::
i::i:i
;i:J:-i1: !:.: !'..:;: ::{:.j:1i:
lll : Pengembangan Prasarana f. Ait Ecrcflt a fren{leiyrltangirn irllir g;lr, a F,€ngFn'rbenga,1 sunlt,er A$ Etetrt\ a f'engernbang-n Pr:tsar gna P*ricul,;unq e Pr:rruriritlrnr:3tr lfi5lal.:i:: F,er',.1e!t.:airrJrUr L,rr: iil a Fcngt'rrL arrq;rrr 'J..rrr,rrvr L,rtr.: , !.istriA O tr€rrgerrlllarluarr .lailltlarl ] FerrgerrrLanqan Surnber I is:rih a Fengtrnbangan Frasarlrrra Fprioukr,rrql a FEnllnn-,ll antiarr In-.1alaE.i L i:.:ril.. 3. fehFcn e FFng€ntbang:rn .Jeringir, a Fr€mL,rnSUnarr li'lenlral f zl*1:c,i Earr: a FerrgernLangan Pras.trana F errc,:hr:ng a FergeniL':rngarr lrrs:lalasr 4. Drairrege a if,rtigF,riLanUdrr SrSterrt Ferit*rrrl.:rli Hanjtr a FLrng€rrr[, an[ arr S sl e m .J arir,-g an a,r,a! s ? t]*lesl ari;::r l4a.l,;ad*n .itrnlrlr,J;l Surrr.rili 3 f:'rli'lgPirtl:; artg arrr Ei :lt t rrr ill raii a::;r: F,r-rio1 a,lrr 5. h'igt'si a Peftgerrlltat]t]arr Jerinqaar, ltici.lai a Fr€t.|.rPiririrri:3f -lat irtqan t)- Persaatpalsn o F rngerrrbarrgarr TF,\ I F'engtrnbanqan'Jrst(,rrr ?err:!.;r.l;rrq;rr 5jarritralr a lrF- ng..-. fi fr ana an trrh ; rt rukt ur r ? hG]tliu nq lV : Petrgembangan Sektoral
i
t}l6
.i:::i.;:;;,ij
l..jj
i::
ri+ i
lrr'C .-, -4
o-
+#i i+# ::]iT
t- ,_. Eg FC
s-D
i : :1j
1
i:i:i.::
t!-.trrlural
EF
,i i:::i
r,ljii;+ : !i:i:,;:::!
an./Fele sta rian k.awa san F,ers-d#ahrrrr Parrirr gketan./Felest srian l(awasrn Hul an F errin gft alan./PelE st a ri en klawa sarr Rua nti Tertrlk a Hiia u pe rt ot F enin gkat
FH
ffi
i::j:i:i:ri:,
Ka'sas:an iedr;stri Karwrsart Fariwisata . Penanganan Kawasan Ravran Eerrcana . Pelestarian Kawasan Lindung F'.frususny* di F,llar: Baviearr
Gt' .! Ci
=o-
tr-t
: Pen
6E
'iia-::f
i'i:,:!:;
'r
::,:;:
ii:i.!:::..: j, :i+lJ
ii,:+i.ii
-
j:;::::::
i;j
.i+iii ;i-*U,Ul
t-'--| ;'.ji: ;
.i t.:'i
i:
f':]j:1r:i='
.i1 ,: i, r,','1,-{.:+i+ t4.;
il:Tl
; ::
:i;:,,::;
i:
.----.-Hr;-l i-l :l-i:i.l : '-- 'j-rj-:-;: _::-;i-:!:-:
::i-.4::x
t;
t::::
1ir.:{-1
): :.
::::,:;;:.::
i,
::
::
;:i+ii. r:;.:: i:
:: !: ::.
!:
, : :i i:::l
:r u::ti
i
i:.: i:.;::
i:.r:'a!'i
i:iii-,iTi
j;.:i
;j.u, ,irl
:: :::::::j::
j:a.j
iit
rt
.:
:'
j", ,-l
;' :;
:.:: :: :l ii:iii il
r'.i!4; ::l:::;;!: ri:
!;
:',':
i
::;::;i
t
:|--,
:i::iii: l lilil::
:
;!!:r::.r
a
i*l;;l :l
ii.i
ii i; ::::
,rrll] iirl ErE:-lin ',i.1;il
:i.i.:!.i;:jt
:.i .::
_:
:j:I :
I
i
t! !:
tersebut adalah belum adanya dihadapi dalam pengembangan pola pengelolaan
5.7, Pedomon gmsm Penetcpcn Pemqnfqatqn Ruottg
pedoman ini' Peraturan Pemerintah yang menjadi penyusunan
o
Dalam undang-undang Nomor
24 Tahun 1gg2 tentang Penataan Ruang
b)
pada perhanfaatan ruang bagi semua disebutkan bahwa penataan ruang berazaskan
penduduk perangkat yang bersifat insentif dan disinsentif dengan menghormati hak sebagai warganegara.
guna, serasi' selaras' seimbang kepentingan secara terpadu, berdaya guna dan berhasil
secara terpadu, Aspek perrgelo|aan pemanfaatan ruang per|u mempertimbangkan
pemanfaatan ruang yang tercermin karena hal tersebut akan mernpengaruhi dinamika
dan berkelanjutan.
program pemanfaatan ruang Pemanfaatan ruang dilakukan melalui pelaksanaan
dalam:
tata ruang, dengan pengeftian beserta pembiayaannya yang didasarkan atas rencana
a)
perubahan nilai sosial akibat rencana tata ruang
kegiatan bahwa pemanfaatan ruang adalah rangkaian program
b)
perubahan nilaitanah
pelaksanaa'n
cJan
sumber daya'alam lainnya
jangka waktu yang ditetapkar' di pembangunan yang menranfaatkan ruang menurut
c)perubahanstatushukprmtanahakibatrencanatataruang
program pemanfaa'tan ruang adalah daiani rencarra tata ruang. Sedangkan pei'nbiayaan
dt
damPak terhadaP lingkurrgitn
diperlirkan untuk pelaksanaan nrobilisasi, prioritas dan alokasi pendanaan yang
e)
dan teknolcgi perkembangan serta kemarflpLlan itnrtr pengeiahuan
penrbangunan. rpogram pema*faa,tan ruarrg disetenggarakan secara bertahap melalui menyiapan
$.3.
Pengembcngo* sistem lnsentif dqn Dirinlcntif
dengan pemanfaatan ruang yang kegiatan pelaksanaan pembafl$uo?rr yang berkaitan
Daiampemaniaatanruangperludikembangkanperangkatyangbersifaiir.tserrti{
baik secara sendiri-sendiri maupun akan dilakutcan oleh pernerintah nraupun masyarakat,
sebagai v/arganegara' Perangkai dan disinsentif dengan menghormati hak penduduk
daram rencaan tata rlrang' bersama sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan
Gresik yang bertLrjLtan memberikan insentif ini perlu dikenrbangkan di wilayah Kabupaten
pembangunan derrgan Penranfaatan rLlang diselenggarakan melalui ' tahapan
tuiuarr rencana tata ruang r'vilayah' rangsangan terhadap kegiatan yang seiring clengan
program
pengembangan pengaturan tersebut akan diwujr-rdkan perangkat insentif dalam rangka
memperhatikan sumber
dan mobiiisasi dana serta atottas'i pembiayaan
diberikan kemuclahan tertentu pemanfaatan ruang, rnaka melalui pengaturan itu dapat
pemanfaatanruangsesuaidenganrencanatataruang.< Gresik, akan dikembangkan Dalanr pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten
a) Pola pengeloaan tata guna tanah, tata guna air, tata guna udara
:
dan tata guna
penataan ruang' Kendala yang sumber daya alam lainnya sesuai dengan asas
antara lain
:
a) Di bidang ekonomi melalui tata.cara pemberian kompensasi imbalan, dan tata cara
cara penggunaannya dan
Rencana tata ruang adalah pedoman yang mudah digunakan dan dapat dipahami
sarana dan prasarana seperti
jalan, listrik, air.nrinum, telepon dan sebagainya untuk melayani pengembangan
oleh berbagai tingkat, karena itu rencana tata ruang yang disusun dan
kawasan sesuai dengan rencana tata ruang
dikembangkan menjadi pengaturan letak yang lebih rinci perlu diciptakan. Rencana tata
Sedangkan perangkat disinsentif adalah pengaturan yang bertujuan membatasi
pihak seda dapat menjadi alat yang ampuh bagi Pernerintah Daerah
nrisalnya cialam bentuk
ntengendalikan pembangLl nari.
a) Pengenaan
:
pajak Yang tinggi
Ketidak tersediaan sarana cian prasarana
Rencana tata ruang itu hatus dapat menjadi pedoman untuk
a) b)
:
Mengarahkan'dan nrenentukan jenis, letak, besarnya investasi yang clapat, henciak
Merreptukan alokasi sunrber daya alam ,vang dapat digunal';an datr melitrdrrngi
a'rar-:
membatasi penranfaatan strmber daya aiam yang perlu dilindiingi.
pengaturan atas hakat dan martabat yang sama, hak memperoleh dan mempertahankan ruang hidupnya.
r"rntuk
dan periu dilakukan di suatu kar,vasan,
Pelaksanaan insentif darr disinsentif tidak boleh rnengurangi hak penduduk sebagai \',/arga negara. dengan pengertian hak penduduk sebagai warga negara rneliputi
terus
ruang itu harus dapat rnenjadi sarana hukum yaug tangguh dari dipatuhi cleh setnua
per-tunrbuhan atau merlgurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang.
b)
untuk
mengendalikan perkembangan digunakan rencana tata ruang
penyelenggaraan sewa ruang dan pemilikan saham
b) Di bidang fisik melalui pembangunan serta pengadaan
berpedoman pada ketersediaan anggaran serta
c)
Memperkirakan penctapatan (misainya Pajak
Burni dan Bangunarr,
retribusi
pemanfaatan sunrber daya alanr) yang dapat diperoleh dari talanan ruang yang fr .t+"
Ketentaan fidmin[strsfif
direncanakan
Rencana Tata Ruang Wilayah yang tetah disusun dan ditetapkan dalam Peraturan
Rencana tata ruang yang telah disusun harus terbuka untuk Llmum demi
Daerah lrarus mepjadi pedoman dalam ret'lcarra penrbar;rgunan daerah yang didasarkan
terjamirrnya tujuan pembangunan. Langkah-langkah nyata dalanr memenutii pi'insip
pada analisis dan masalah, tetapi segala analisis tersebut yang ditetapkatt dalam
keterbukaan dimaksud sejak pengumpulan fakta, analisa dan rencana tata ruang dalanr
pemanfaatan ruang harus diterjemahkan dalam puOotun yang operasional. Untuk
rapat koordinasi/seminar dalam rangka menampung pendapat masyarakat luas. Proses
melaksanakan pembangunan (pemanfaatan ruang) Pemerintah Daerah harus
pelaksanaan rencana ttita - ruang prinsip keterbukaan tersebut diwujudkan memalui pengumuman dan penyebarluasan tentang rumusan-rumusan renana tata ruang berikut
peta-petanya yang meliputi strategi, arah pengembangan
dan program
dalam
n
Bila penyimpangan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup,
pemanfaatan ruang serta pemberian informasi dan keterangan lisan maupun tertulis
maka sebaiknya kegiatan tersebut tetap dapat berlangsung dengan memberikan
tentang. rencana tata ruang kepada masyarakat yang memerlukannya. Untuk keperluan
konstribusi lebih dibandingkan dengan kegiatan sejenis yang sesuai dengan
tersebut Pemerintah Kabupaten Gresik berkewajiban melaksanakan pelayanan umum
rencana tata ruang.
sebaik-baiknya kepada masyarakat secara perorangan maupun swasta yang ingin
.
Bila penyimpangan yang ada ternyata menin'rbulkan dampak negatif terhadap
memperoleh keterangan rencana tata'ruang melalui prosedur dan tata cara yang mudah,
lingkungan hidup dan mengganggu wilayah sekitarnya, maka untuk kegiatan ini ijin
cepat dan murah diatur dan dikelola sebaik-baiknya oleh Penrerintah Kabupaten Gresik
operasional dibatalkan atau ijinny2 iidak diperpanjang sesuai dengan masa
seita sesuai cJengan ketentuan perundangan yang berlaku.
berlakunya.
Selrub,-rngan dengari keterbukaan rencana iata ruang tersebut diusulkan suatu
tindakan administratif sebaoai berikut
:
Pengendalikan pemanfaatan ruang seoei'Li cjiatas sangat diperlr-rkan kesiapari operasionalisasi rencana tata ruang pada tingkat yang lebih detail, seria kesiapan aparat
ai Rencana tata rLiang pada berbagai tingliatai'r dan jenis yang berkaitan langsung dengan r^nasyarakat sebaiknya diirsulkan secara tei'buka dalara arti masyarakat dan
Pemerintah Kabupaten Gresik yang terkeit iangsung dengan perencanaan, pernanfaatar-i darr pengencialian rencana tata ruang'orila'yah di Kabupaten Gresik.
svirasta bisa tnelilrat ientang rencana peruntukarr pacia setiap kalvasan. Berdasarkan
hal tersel-rut, nraka bagi berbagai pihak yang aKan melal
5.5.
tnstEtffsE Pefsksqtr]e
berkaitari deng;rn tata ruang suiah danat mernperkirakan lokasi mana sebaikn.va
Mekanisnre pengatirran dalani prcses perijirran pembangunan yang baik dan tepat
melakukan l.regiatan tersehrut. Beberarra hal ;rang berkaritan dengan kemungkirran
akan sarrgat bermr:nfaat bagi peial<sarraan pembangunan sesuai dengan rencana tata
perubahan rencana tata rlrang ciigunakarr pe
ruang. ljin dalam kegiatan pembangunan
kawasan. Berciasarkan arahqp lokasi dan pengembangan kegiatan, rnaka kepada
tetapi dalani peiaksar",aanrlya Bupati ciitrantu oleh ciinas/instansi terkait dengan perijinan
berbagai pihak yang akarr melakukan kegiatan yang mengakibatkan perubahan guna
penrbangunan, antara iain adalah
lahan harus mengajukan ijin terlebih dahulu dan koordinasi dengan instansi terkait.
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
b) Untuk kegiatan yang menyimpang/melanggar dari ketentuan rencana tata ruang yang telah ditetapkan diusulkan dilakukan hal-halsebagai berikut
di Kaliupaten Gresik
dibavyah Bupati, akarr
:
Bapeda dalam hal ini berkewenangan mer,herikan peftimbangan dalam memberikan
ijin prinsip lokasi bagi berbagai kegiatan sesuai dengan rencana tata ruang yang telah :
dan lingkungan hidup akan
disusun. Apabila terdapat beberapa perbedaan antara rencana dengan kondisi
pembangunan yang berwawasan tata ruang
dilapangan dan dipertimbangkan bahwa kegiatan tersebut memberikan kontribusi
diperlukan dalam koordinasi antar sektor dan antar bidang pembangunan di Kabupaten
positif serta tidak menimbulkan efek lingkungan hidup, maka sebelum ijin prinsip
Gresik. Secara operasional rencana tata ruang ini harus disusun secara sektoral secara
dikeluarkan harus dikoordinasikan dengan instansildinas terkait
lebih detail, sehingga kesalahan interpretasi lokasi dan bentul
sangat
dapat dihindari atau paling tidak dikut'angi'
2. Dinas Fekerjaan Umum (DPU) Cipta Karya
pU Cipta Karya dalanr hal ini menrberikan pertimbangan dalatn penrberian ijin dalam
Pemerintah Kabupaten Gresik mempunyai lvewenang untuk mengkoot'dinasikan
hat ke cipta kai'yaan, clerrgan beberapa perlirni:airgan dan kontribusi yang positif serta
berbagai kegiatap proyek yang ada di ri'-llayahnya, termasuk berbagai kegiatan yang jLlga
tidak berieptangan ciengan ai'ah dan kebijakan yang teiah dihasilkan dalam bidang ke
dilakukan dengan sumber dana non-pemerintalr. sehingga dapat mencapai hasii irsng
cipta karyaan.
optimal. Tetapi keadaan yang nyata nrenunjukan bahwa Pemerintalr Kabupaten Gresik kui'ang bahlian tidak dapat mengendalikan l.:egiatan tersebut dan hanya dapat beb'an
3. Badan Pertanahan Nasional {BPf{} Sesuai dengan perannyii, maka BPhl l'iabupaten Gresix memberikan periiinan daiam
untirk nrengatasi darnpak irang iinrbul. Dengan keaciaan yang sedemikian iiu dipel-iukati
rencana pernranfaatan tanah, setelah rencana p.embangufi3l1 y2119 diajtrkan telah
otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jarrvab seperti yang dikehendaki Unoang-
mandapat ijin prinsip dari Bappeda Kabupaten Gresik.
r.indang Rl. I'io: 5 tahr.in 1974.
3. Dinas/ instansi lain Disamping kecjr-ra insiarisi rJi atas ciimana kecuan;va mempunyai kaii"an langsung clengan perijinan peirrbarrgr,rnan,
cjalarr.,r
pettimbai'lgan tekr'is, iristansi lairr ir3ng terkait
juga sangat ciiperlirkan sekaligus rencana iata ruang telalr tersusitn. Berdasarkarn lrai tersebut, nraka peranedari insiarrsi,.terk-ait ini sangat nrenrbaniu
da|am nrekanisme perijinan pernbangunan, baik \tang berkaitari dengan |okasi, ska|a kegiatan, maltpun dampak dari kegiatan tersebut.
o
Dengan pertimbangan ini, maka diharapkan peiaksanaan pernbangunan akan
dapat dilaksanakan secara lebih efisien dan
efektif
. Untuk itu maka progfam
6.1.
Omqm Pelaksanaan rencana tata ruang wilayah melalui program pemanfaatan ruang,
perlu dikendalikan agar tetap sesuai dan selaras dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan dan telah disahkan. Upaya pengendalian pemanfaatan ruang terdiri atas kegiatan pengawasarr dan penertiban. Kegiatan pengavdasan dilaktrkan dalam bentuk pelaporan, pemantauan cian evaluasi, sedangkan untuk kegiatan penertiban dilakukan dalam berrtuk pengenaan sanksi langsung dan tidak langsung, sesuai dengan peratltran perundang-undangan yang beriaku.
. Bcg.rn:0.2 SlST!}N PENGEN DAI.IAN P[MAt.{
KETFF{Tff ff ff -KETENTQfi
TT P E ff G E
If Pfi H€TT
a-
RU A.NG
PENGENDALIAN PE lvl A N FA
FEffifiB$FfiffTSH RtrffffifA
FAA'IAN
N
ATA
[itJ.,1 N(i:
i IBEmlm*
I I I
--*l* PTN GA W ASA
I.,I
i':'-:;
';
ii
.,.
,' :,.,,
PEN ERTIBAN
f-"[:::::i:a-] PEN(;AY/ASAN
PEN(iAWASAN
PENGAW ASAN
o
7.
waktu tertentu yang dipandang perlu. Pelaporan dilakukan sekurang-kurangnya satun
Pcngouloson
kali dalam satu tahun oleh instansiyang berwenang.
Kegiatan pengawasan dimaksudkan untuk mengikuti dan mendata perkembangan C. Evaluasi
laksanaan pemanfaatan ruang yang dilakukan oleh semua pihak, sehingga apabila
iadi penyimpangan pelaksanaan pemanfaatan ruang dari rencana yang telah
Berdasarkan hasil pemantauan dan pelaporan, maka setiap tahun diadakan evaluasi
rutin dan setiap lima tahun diadakan evaluasi periodik. Apabila berdasarkan hasil
etapkan, dapat diketahui dan dilakukan upaya penyelesaiannya.
evaluasi ternyata terdapat penyimpangan yang mendasar terhadap struktur tata ruang
Adanya penyimpangan harus diukur, secara kualitatif dan atau kuantitatif, rdasarkan aspek administratfi, ntanfaat, teknis, darnpak lingkungan (fisik, sosial
vlilayah, maka berdasarkan hasil evaluasi periodik dapat diadakan revisi/penyesuaian rencana tata ruang seguai peratr,tran perundangan yang berlaku.
daya). Kegiatan pemanfaatan ruang yang nlempunyai dampak atar-r diduga mernpunyai. nnpak
terhadap lingkungan, maka proses penranfaatan rr"rang harus disertai AIVIDAL.
Upaya penyslss.ian penyilupangan pemanfaatan
rr-lar-rg
6,3,
Penertiban
dilakukan nrelalui ja[ir Kegiatan pener-tiban berkenaatr dengan penvirnli'angan terhadap rencana tata
ninistrasi dan hukum, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
ruang dapat ditakukan secara langsung melalui mekanisrne ;:enegakan hukum (law
Femantauan
Dalam rangka penataan ruang perlu dikembangkarr sistem pernantauan terhadap perubahan-perubahan dan perkenrbangan yang terjadi ciilapangan.berkenaan dengan penataan ruang. Pemantauan dilakukan oleh insiansi yang benn,enang cjan dilakukan
sanksi disinsentif. Sanksi disinsentif secara unrunr mencakup ketentuan sebagai berikut:
1. Terhadap sesecrang
sekurang-kurangnya sekali daiarn satil tahun.
ataLt badan usaha yang mendapatkan
untLtk kepentingan tertentu
Pelaporan
-'lasil kegiatan pemantauan harus ciisusun dalam bentuk laporan
enforcement). maupun dapat dilakr.rkan secara tidak langsung melalui pemberlakukan
maupun
rembaharuan (Updating) data dan informasi pada rencana tata ruang yang telah Jitetapkan. Pelaporan dapat dilakukan secara rutin dan periodik maupun dalam waktu-
ijin pembebasan tanah
dan telah melaksanakan pembebasan tanah
sesuai
dengan ketentuan, namLrn tidak segera dimanfaaikan atau dibangun sesuai dengan
ijin yang ada (ditelaniarkan) dapat dikenakan retribusi penundaan penlanfaatan ruang secara progresif sebelum terkena ketentuan pencabutan hak atas tanah sesuai dengan UU No.20 Tahun 1961.
@qlcqrd 2. Bagi seseorang atau badan usaha yang menelantiarkan tanah yang dikuasai dalam
jangka waldu tertentu dapat dikenakan retribusi penundaan pemanfaatan ruang seceira progresif sebelum terkena ketentuan pencabutan hak atas tanah sesuai dengan UU No. 20 Tahun 1961. 3.
Terhadap bangunan (yang dimiliki oleh seseorang atau bacian r.rsaha) yang menyimpang dari ketentuan penataan ruang yang ditetapkan, sepertl rnisalnya pelanggaran sempadan bangunan, sempadan pagar
dan
lainnya
.yan(l uniuk
penyesuaiannya memerlukan partisipasi langsung dari penrilik bangunarr, dapat diberlakukan pengenaan retribusi penundaan tertib sempadan (atau ter-tib iairrrrya) secara progresif.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik merupakan penjabaran dari RTRWP Jawa Timur, sebagai rencana yang bersifat mengarahkan pembangunan di wilayah kecamatan khususnya upaya pembangunan yang mempunyai implikasi ruang.
Oleh karena sifat rencana pada tingkat wilayah Kabupaten masih global dan terlalu Llmum, maka selanjutnya perlu disusun rencana tata ruang pada setingkat kecamatan, yaitu $encana Tata Ruang IKK maupun rencana yang lebih detail dan lebih teknis lainnya
seda suatu obyek khusus atau hal khusus yang menyangkut kepentingan regional Kabupaten Gresik, sebagai penjabararr lebilr lanjut dari rencana tata ruang wilayah kabupaten. Disamping penyusunan rencana tata ruang pada tingkat kecamatan tersebut, mal
ciisusun rencana tata ruang kawasan, yang pada hakekatnya'merupakan penjabaran dari
PENCTCP
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten yang bersangkutan. Selanjutnya penyusunan rancang bangun (design) kawasan dalanr rangka pelaksanaan pembangunan merupakan syarat perencanaan tata ruang sebelum dilaksanakan pembangunan konstruksinya.
Pelaksanaan RTR\,l1 Kabupaten Gresik pada hakekatnya dapat diselenggarakan peiaksanaannya oleh:
1. Pemerintah, yaitu sejalan dengan penyusunan
2.
Repeiita dan program proyek tahunan.
Masyarakat, yaitu sejalan cieng;rn berbagai investasi masyarakat, baik perorangan maupun siryasta
Seluruh penyelenggaraan pelaksanaan tersebut agar sesuai dengan ketentuan rencana tata ruang yang ditetapkan, maka upaya pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang perlu diterapkan dan dilaksanakan secara tertib dan konsisten.
Selanjutnya untuk dapat menerapkan secara tertib
dan konsisten
kegiatan
o
Sistem administrasi pembangunan
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang yang selaras dengan dinamika
o
Sistem penganggaran pembangunan
pembangunan yang terjadi maka perlu dikembangkan sistem koordinasi, integrasi dan
o
lklim yang kondusif bagi investasi pembangunan
sinkronisasi pelaksanaan tugas antar instansi terkait, dengan tetap memperhatikan:
Dalam kaitannya dengan pengembangan sistem permukiman pedesaan dan
r
Prinsip titik berat otonomi
pelestarian maka sistem kegiatan pembangunan harus mampu mengupayakan cara-cara
I
Prinsip keserasian azas dekonsentrasi, desentralisasi dan tugas pembantuan
keterpaduan berbagai instrument yang ada sehingga pengembangan sistem permukiman
Mengingat bahwa materi rencana pada tingkat detail sekalipun masih belum akan
lapat dipakai secara operasional dalam menangani masalah dilapangan,
maka
dapat dilaksanakan dengan pengembangan meliputi:
"
relaksanaan i'encana tata ruang ini selain memerlukan pedoman teknis lebih lanjut juga nemerlukan kemantapan kemampuan personil.
r.l.
Peningkatan hubungan antara permukiman pedesaan dan permukiman perkotaan dalam kegiatan ekonomi yarrg didukung oren pora jaringarr jalan.
"
Pengembangan sistem pernrukiman perkotaan dan perdesaan yang dilahirkan secara serasi dan saiing nrenguatkan
Ketenteiqn Rencanq Tqtq Rucng diKawcrqn perkotcon, peFdessEn
'
dtrn Kqwqrqn T€rtentu
Peningkatan fasilitas pelayanan perhotelan sesuai dengan fungsi kota dan hierarki kota. ro
Ketentuan-ketentuan dalam pengelolaan kawasan perkotaan, perdesaan dan awasan tertentu dijabarkan sebagai berikut:
) Penentuan rencana sistem kegiatan pembangunan dengan beberapa instrumen yang
'
Pengarahan dan pengembangan permukiman untuk nrendukung sektor industri.
"
Pengeraharr cjan pengambangan pernrukinran untuk menunjang perkembangan desa dan pengembangannya.
dapai dijadikan ,"Uugui pegangan adalah: ) Penentuan rencana sistem kegiatan pembangunan dan sistem permukiman perdesaan dan perkotaan
7,7.. Legelitos Renccnc Tnte fteiang Legalitas dari Rencana Tata Rr,rang Wilayah Kabupaten Gresik bergantr.rng
r
Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penataan ruang
kepada hasil analisa yang telah dalakukan dalam hal penentuan tipologi wilayah.
o
Sistem kelembagaan
Berdasarkan tingkat perbaikan dari masing-masing tipologi; tata cara pengesahan untuk
.
Peran serta masyarakat
masing-masing jenis pengesahan sebagai berikut:
c
I
I Z
-
Fi.
Tonpo Pengeschcn
dalam pengesahan RTRWK bersangkutan. Tipologi B dan
Apabila peninjauan kembali mempunyai kondisi tidak mempengaruhi isi dan
perubahan mendasar strategi, strttktur dan pola pemanfaatan ruang bisa termasuk dalam
.t
kesahan RTRW Kabupaten. Tipologi RTRWK yang tidak perlu pengesahan kembali adalah tipologi A dan D, dimana kedua tipologi tersebut mempunyai kondisi perencanaan
yang sah dan tidak terjadi perr-rbahan faktor eklt*rnat.
C yang tidak mengalami
kategori ini.
C.
Pengesohan oleh €ubErnor Kepclc Dqsrsh Tingkut I iowc Tinrur
A tindak penanganannya adalah perbaikan kecil pada proses
Apabila terjadi perubahan rnenclasar merrgenai tujr,ran, sasaran, strategi dan
pemanfaatan dan pengendalian. Sedangkan pada tipologi D adalah tindak penanganan
polaistrr.rktur tata ruang lvilayah, maka proseclur pengesahan akan metalui proses yanE
besar Flada proses pentanfaatan dan pengendalian sehingga yang diperlukan dalam
utrrh yakni dimufai clengan oenetapan oleh penrerintaha daerah (Bupati cJan DpRD
Pada tipologi
tindak penanganannya adalam pemantapan pemanfaatan dan pengendalian pelaksanaan RTR\
/K
dalarn peningkatan pomanfaatan RTRWK sebagai dokument pembangunan
Kabupaten) dan pengesahan oleh Gi-ibernur.
Faktor yairg akan 'berpengaruh terhaclap perubahan mendasar
ini bisa faktor
eksternal atar-r ketidak sahan substansi rencana atar-l tidak terpenuhinya ketentuan )/ang
daei'ah dan meialqrikan pernaniarian dan penertiban.
dikehendaki dalam sustur RTRWK.
B.
I
Peng*sehnn dengcn
5f-{,
Supcti
Tipelogi B dan C dapat masiik kategori pengesahan ini apabiia tei.jac.li perirbahan
Apabiia RTRWK rna:sih sah dan faktor eksiernal berubah, nar'tLrn perubalran
mendasar mengenai strategi, sii't-rkirir dan pola pemanfaatan ruang, seiJangkan 'fipoiogi E
faktor-faktor eksteinai tidai,; seialu secara signifikan akern berpengaruh terhaclap
hingga H yang meritpakan RTR,#K hasil peninjarran yzinE rnemerlukan revisi lotal,
perr-rbahan nrendasar substansi rencana tata rr.iang seperti perirbahan tujuan, straiegi
sehingga proses peninjauan kenibali ini aKan ieijadi pr-.rubahan secara
maupun arahan strul
rnengenai tujuan, sasafan, stiategi serta pola clan struikiur tata ruang wilayah.
terjadi perr-tbahan faktor eksiernal namun tidak mengubah.. tujuan, sirategi
n.rencjasar
dan
Dengan r:relihat ketentuan diaias inaka Rencana Taitr Ruang LVilayalr Kabupaten
struktur,rpola tata rLlang dapat cjilakukan iagi peninjauan kembali dengan menyampaikan
Gresik yang saat ini riilakukan peng e,raluasiannya ciiciapatken hasil akhir evaluasr yang
aturan tambahan dalam rangka penyesuaian rencana.
temasuk dalam tipologi C sehingga dalam hal legalitasnya cukup diperlukan penerbitan
Dengan dentikian pengesahan aturan tambahan tidak perlu birokrasi panjang namun dapat disahkan dengan Surat Keputusan Bupati sebaEai pejabat yang berwenang
Strrat Keputusan Bupatitanpa melalui proses rrengesahan lagi dari DPRD dan Gubernur.