ISBN : 978-602-19327-fi -4
WffiffiMM SEMINAR NASIONAL HASIL RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRY "HASIL RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRY BERBASIS ACRO SERTA IMPLENIENTASINYA"
Banda Aceh, 14 s/d 16 Nopember 2011
KEMENTERIAN PERINDUSTRIANI BADAN PENGKAJIAN KEBiJAKAN, IKL![/I DAN MUTU INDUSTRI
BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI ACEH J!n. eut Nyak Dhien No. 377 Lamteumen Timur Banda Aceh Telp. (06s1) 497,14 Fax_ (065j) 49556
PROSIDING SEMINAR NASIONAL IIASIL RISET DAN STANDARDIS,{SI INDUSTRI
..E{SIL RISET DAN STANDARDISASI INIDUSTR1 BERBASIS AGRO SERTA
IMPLEMENTASINYA" Banda Aceh, l4
-
16 Nopember 2011
Pengarah,?enllrggung Jawab Kepala Baristand Industri Banda Aceh Ketua : Nurlaila, ST, MT Dewan Penyunting :
Ir. Aan Yulistia, M.Sc 2. Dr. M. Dani Supardan, 1.
3.
ST,
MT
Mahlitrda, ST, MT
J. Fitriana
Djafar, S.Si, MT 5. Syarifuddin ST, MT Sekretaris
:
Fauzi Redha, ST
Diterbitkatr Oleh: Balai Riser dan Standardisasi IBdustri Band, Aceh
-{amat Redaksi:
Jh
Cut Nyak Dhien No. 377
I-amteumen Timur Banda Aceh 23236 Telp. (0651) 49714 Fax. (0651) 49556
c-oail : brs bna(Dvahoo,com
6Bl'l:
978-602-19327-0-4
DAFTAR ISI Hal.
J :-\ I. ARTJKEL PENDAF{ULUAN
.
:.:rri
-\gribisnis Rcmpah dan Atsiri di pr.opinsi Aceh \::rlieni Bermawie
::r::nasa[
llqlilr
'--ri
Obat dan Makanan di propinsi Aceh
arman
12
Potensi Pengembangan Nilam Di propinsi Aceh
: -'oiati. Z.\
_:-:::r
22
Standar Dalam Pengembangan Industri Agro
.,:n Yulistia J ]-.. i]. .\RT]KIL UTAMA
3i
::13'.in
Dan Analisis Potensi Limbah padat pabrik Kelapa Sarvit Di ::-: .:rsi -{ceh Sebagai Sumber Energi Alte.natif Berbasis-Mekurisme
::::::ngunan Benih if ihidin, I. Machdar., M, Faisal dan Nl. Nizar
- :,:::rsisi Kimia Dan Sifat-Sifat Fisikokimia Minvak Nilam :-::,::etnon Cablin)Dari Tiga Daerah Tumbuh Berbeda : J .:oi \is5 ah
3i
57
::].Iisasi Alal Pengaduk Dengan putaran Motor, Waktu proses - -- l, .rlurne Air 'ferkontrol Secara Digital 65
-
I :::::maan Abu Pembakaran Limbah Kelopak Jantung pisang Sebagai Katalis l.:-:sierifikasi N4inyak Jarak Menjadi Biodiesel
il.ni i
llusin
..._..__...
'75
: ,ilaatan Cangkang Sawit Sebagai lul lbilib
--.
.-
:::
Bahan Bakar Briket
:.:, Sifar-Sifat Mekanik Komposit Serat Kenaf lprilia, Amri Amin ...._....... ..........
-'..i-'nr-rila"i
'--nr
::-:-\aran Kadar
108
P4fc houli
A
lcohol Minyak Nilam Rakyat Dengan
j--iirna Diafar, Cut Marina
::,-::Isi
101
Selulosc Bakleriar { N3lr De Coco)
\ lu 7r ifa
-:--i\rakum
9t
Nlinyak Atsiri Dari Daun Jeruk pu Nt (Citrus Hysffix D. C.) Dergan =::+nakan Peiarut
I t'7
Pocut Nurul Alarn, M.Dani Supardan
t25
Aditif Kunyit Dan Asam Sebagai Bahan Pangan Fungsional \urlaila. Lancy Mi urina. Fllys:r
t:14
10. Ekstraksi Zat
ll.
Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Untuk Pembuatan Papan Komposit Dengan Perekal High Density Polietilen (HDPE)
Sofyana. Hisbulleh
t45
t2. Pengaruh Lama Penyimpanan Nira Dan Konsentrasi Gula Tcrhadap Ku:alitas Nata De Arengd
Yanti Mcldasari Lubis, Murna Muzaifa 13. Pembuatan Membmn Ultrafiltrasi Selulosa Asetat Pulp Ka1,u Sengon (Parasedanthes Falcataria)
157
Dari Selulosa
Cut Meurah Rosne1Iy ...............................
165
Kimia Tepung Ikan leabi.z Flitam Yang Dibe.i Asam Askorbat Selama Penyimpanan Zalnieti f onna llozali .........................
188
14. Karaktcristik
Protein Susu Segar Secara Simultan Menggurakan Teknologi Analisis Terbaru Near Infrared Spectroscopy (IJIRS) Dan Cheuo etrics I lesti Veilina, Alfien Pulra ..................
15. Prediksi Kandungan Lemak Drm
Biodegradable Dai Carltpuran Pati Ubi Jalar (Ipomoea Batatas)Dan Selulosa Residu Rumpfi Laut (Eucheuma Spinossum) Dengan Gliserol Sebagai Plasticizer Yuli Darni. Umi FalhaDah
16. Pembuatan Plastik
t1. Potensi Pemanfaatan Teknik Spektroskopi Plasna Laser (Laser-Indriced Breakdown Spectroscopy, LIBS) Untuk Alat Analisa Cepal Dan Efisien Produk Agro
Nasr llah Idris 18.
Komposisi Serangga Perkebunan Kelapa Sawit Dan Perannya Terhadap Produktivitas Suw.rrro, Seumenikl Fitrializrnah, Abdul Hadi Mahmud
19. Perbaikan
Teknologi Budidaya Nilam (Pogo.rtemon cablin BENTH)
l\,lenggunakan Varietas Unggul
lda$anni, Feoty Fera] xnti ............
EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI DARI DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix D. C.) DENGAN MENGGUNAKAN PELARUT Pocut Nurul Alam, M.Dani Supardan Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh 23111
ABSTRAK
Minyak atsiri dihasilkan dari tanaman dan mempunyai sifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air. Minyak atsiri dapat diperoleh dari daun jeruk purut dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan waktu ekstraksi dan rendemen yang diperoleh, sehingga minyak yang dihasilkan tetap memenuhi standar dan proses yang lebih ekonomis. Ekstraksi dilakukan pada temperatur 68oC dan dengan variabel waktu ekstraksi 120, 160 dan 180 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas minyak daun jeruk purut yang dihasilkan dipengaruhi oleh variabel-variabel proses tersebut. Warna minyak daun jeruk purut merupakan gabungan dari warna kuning muda dan kehijauan. Rendemen minyak daun jeruk purut yang diperoleh pada waktu 180 menit sebesar 4,414% dengan nilai bobot jenis 0,872 gr/ml, indeks bias 1,4495, bilangan asam 3,67, bilangan ester 15,42 dan kelarutan dalam alkohol 1 : 4. Kata kunci : ekstraksi, minyak atsiri, daun jeruk purut, pelarut
PENDAHULUAN
minuman. Perkembangannya yang relatif lambat merupakan permasalahan umum
Minyak atsiri yang disebut juga
yang dihadapi di beberapa negara penghasil
minyak eteris, minyak terbang atau essential
minyak atsiri, khususnya di Indonesia. Hal
oil merupakan komoditas ekspor non migas
ini disebabkan persaingan dengan negara
yang dibutuhkan di berbagai industri seperti
lain yang berkaitan dengan ke anekaragaman
dalam industri parfum, kosmetika, industri
jenis
farmasi/obat-obatan, industri makanan dan
minyak
atsiri
yang
dihasilkan.
Pemikiran untuk memproduksi jenis 125
minyak atsiri baru yang diduga bernilai
tidak higienik, mudah terkontaminasi, resiko
komersial tinggi dirasakan perlu untuk
kehilangan dan kerusakan flavor selama
memberikan nuansa baru terhadap dunia
penyimpanan relatif tinggi, penggunaannya
perminyak atsirian. Perkembangan teknologi
pada bahan pangan relatif terbatas, distribusi
pengolahan minyak atsiri di beberapa negara
flavornya
maju
produk-produk
juga
menjadi
salah
satu
faktor
kurang
baik
cair,
terutama dan
pada
cenderung
pendukung yang dapat memberikan nilai
penampakan yang kurang menarik pada
tambah terhadap komoditas itu sendiri.
produk
akhir.
Lawrence
(1993)
Jeruk purut (Citrus hystrix D. C.)
mengistilahkan minyak yang dihasilkan dari
merupakan salah satu tanaman hortikultura
daun jeruk purut dengan nama combava
yang umumnya digunakan sebagai flavor
petitgrain oil. Produksi minyak ini dapat
alami pada berbagai produk makanan dan
dijadikan
minuman. Di Indonesia daun jeruk purut
memecahkan
digunakan sebagai bumbu masak untuk
Isolasi terhadap komponen utama dari
menutupi bau amis ikan. Buahnya lebih
minyak daun jeruk purut dapat dimanfaatkan
banyak digunakan untuk perawatan tubuh
dalam industri non-pangan, seperti industri
dan
parfum, kosmetik dan obat.
kulit
daripada
digunakan
untuk
makanan. Kulit buah ini dapat dimanfaatkan untuk bahan shampoo pencuci rambut.
salah
Ada
satu
alternatif
masalah-masalah
beberapa
proses
dalam tersebut.
untuk
memperoleh minyak daun jeruk purut salah
Sebagai produk pertanian, daun jeruk
satunya
adalah
ekstraksi
dengan
purut memiliki banyak keterbatasan seperti
menggunakan solvent (pelarut). Ekstraksi
umur
pendek,
adalah suatu pemisahan partikel atau unsur
masalah-masalah yang berhubungan dengan
baik satu atau lebih dengan menggunakan
ilklim,
serta
pelarut yang sesuai dengan mengontakkan
penyimpanan yang tidak tepat yang dapat
dengan suatu padatan. Proses ekstraksi
mempengaruhi
yang
belum lazim digunakan untuk menghasilkan
dihasilkan. Menurut Heath dan Reineccius
minyak daun jeruk purut, walaupun pada
(1986) aplikasi bahan mentah langsung
dasarnya perolehan minyak lebih tinggi
sebagai bumbu memilki beberapa kerugian
dibandingkan
antara lain: kekuatan flavor bervariasi, relatif
mungkin disebabkan oleh mahalnya harga
simpannya dan
yang
juga
relatif
penanganan
kualitas
flavor
proses
lainnya.
Hal
ini 126
pelarut. Untuk itu pada penelitian ini ingin
KOH
0,1
N
dan
0,5
dicoba metode ekstraksi dengan melihat
Phenolptalin dan HCl 0,1 N
N,
indicator
perbandingan waktu pengambilan sampel
Peralatan-peralatan yang digunakan
dan kualitas rendemen yang diperoleh,
pada proses ektraksi minyak daun jeruk
sehingga minyak yang dihasilkan tetap
purut terdiri dari alat ekstraksi soxhlet,
memenuhi standar dan proses yang lebih
timbangan digital, penangas air, labu leher
ekonomis.
tiga, kertas saring, thermometer, corong,
Tujuan penelitian ini adalah untuk
stopwatch, pipet leher gondok dan gelas
memperoleh minyak atsiri dari daun jeruk
kimia sedangkan analisa mutu meliputi:
purut (Citrus hystrix D. C) dengan metode
erlenmeyer, gelas kimia, gelas ukur, buret,
ekstraksi
piknometer, spatula, penyaring, timbangan,
waktu
dengan
termometer, stopwatch dan refraktometer.
diperoleh. Melalui penelitian ini diharapkan
Pada penelitian proses ekstraksi dilakukan
dapat memperoleh minyak atsiri dari daun
pada temperaur 68oC, ukuran sampel 1 mm
jeruk purut sebagai potensi baru minyak
dan berat sampel 70 gr, sedangkan waktu
atsiri yang dapat dikembangkan menjadi
ektraksi dilakukan pada 120 menit, 160
minyak daun jeruk purut diduga merupakan
menit, dan 180 menit.
satu
dan
perbandingan yang
salah
ekstraksi
melihat
komoditi
rendemen
komersial
yang
mempunyai peluang cukup tinggi untuk bersaing
dengan
produk-produk
flavor
ingredient lainnya.
Metoda Proses
ektraksi
dilakukan
melalui
beberapa tahapan kerja. Pertama-tama daun jeruk purut yang telah dikering-anginkan selama 24 jam dirajang halus sampai ukuran
METODOLOGI PENELITIAN
1 mm. Pengeringan dibawah sinar matahari
Bahan dan Peralatan Bahan
yang
pada
dikhawatirkan akan menyebabkan minyak
penelitian ini adalah daun jeruk purut,
yang terkandung dalam daun jeruk purut
pelarut
akan menguap karena minyak atsiri bersifat
n-heksan,
air
digunakan pendingin
untuk
ekstraksi sedangakan bahan yang digunakan
volatile.
untuk analisa minyak atsiri dari daun jeruk
sebanyak 70 gr lalu dimasukkan kedalam
purut terdiri dari Etanol 70 % dan 95 %,
kertas saring dan kemudian dimasukkan ke
Daun
jeruk
purut
ditimbang
127
dalam soxhlet. Kemudian rangkaian alat
dihasilkan
ekstraksi yang berupa labu leher dua yang
Penyimpanan minyak daun jeruk purut
telah dilengkapi dengan thermometer diisi
dilakukan dalam botol dan ditempat yang
dengan solvent. Air pendingin dialirkan
tidak
melalui kondensor. Ekstraksi dihentikan
menghindari oksidasi oleh cahaya matahari.
setelah
waktu
penelitian.
tertentu
Minyak
sesuai yang
variabel
adalah
terkena Semua
kuning
cahaya minyak
kehijauan.
matahari yang
guna
diperoleh
dihasilkan
memiliki aroma khas daun jeruk purut,
kemudian dimasukkan ke rotary evaporator
aroma khas daun jeruk purut merupakan
untuk memisahkan kadar heksan yang masih
kombinasi dari aroma sereh (citronella oil)
terkandung
dan minyak jeruk.
dalam
minyak
tersebut.
Selanjutnya, minyak yang telah dipisahkan dari
heksan
diuji
kualitasnya
dengan
menganalisa rendemen, indeks bias, bobot jenis, kelarutan dalam alkohol 70%, bilangan asam, dan bilangan ester HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 1 menunjukkan minyak daun jeruk purut yang dihasilkan. Warna minyak daun jeruk purut merupakan kombinasi dari warna kuning muda dan warna kehijauan. Warna kuning muda diduga berasal dari sitronelal yang merupakan komponen utama minyak
daun
jeruk
purut,
sitronelal
merupakan flavoring agent berbentuk liquid yang berwarna kuning samar atau kuning muda. Warna yang diperoleh waktu ekstraksi 120
menit
sampai
180
menit
tidak
mengalami perubahan dimana warna yang
Gambar 1. Minyak daun jeruk purut Perolehan ditentukan
dengan
minyak
(rendemen)
menghitung
massa
minyak yang dihasilkan dari bobot bahan yang diekstrak dan dinyatakan dalam persen. Pada penelitian ini ekstraksi minyak daun jeruk purut dilakukan dengan variasi waktu ekstraksi 120 menit, 160 menit dan 180 menit. Rendemen minyak jeruk purut yang dihasilkan pada tiap waktu ekstraksi dapat di lihat pada Gambar 2. 128
akan menghasilkan minyak lebih banyak lagi sehingga rendemen yang diperoleh akan terus meningkat. Hal ini disebabkan oleh semakin banyaknya panas yang diterima oleh
bahan
untuk
menguapkan
sel-sel
minyak dari bahan dan semakin banyak uap yang berhubungan langsung dengan sel-sel minyak atsiri di dalam daun. Ketaren (1985) menyebutkan salah
Gambar 2. Grafik Rendemen hasil ekstraksi Gambar
2
menunjukkan
bahwa
dengan meningkatnya waktu ekstraksi maka jumlah minyak daun jeruk purut yang dihasilkan semakin banyak. Pada variasi 120 menit rendemen yang diperoleh 3,475%, sedangkan pada variasi waktu 180 menit rendemen yang diperoleh meningkat menjadi 4,414%. Pada waktu ekstraksi 120 menit rendemen yang dihasilkan masih rendah karena pada waktu tersebut minyak yang terkandung di dalam daun jeruk purut belum terekstrak keseluruhannya. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa perolehan minyak daun jeruk purut setiap menitnya mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan semakin lama waktu ekstraksi maka semakin banyak panas yang masuk ke dalam soxhlet sehingga semakin banyak terjadi penguapan pada pelarut. Selanjutnya, penguapan pelarut yang semakin banyak
satu tujuan dilakukannya analisa sifat fisiko kimia
minyak
atsiri
adalah
untuk
mengevaluasi mutu dan kemurniaannya. Sifat fisiko kimia minyak atsiri pada umumnya ditentukan dalam suatu standar mutu. Sifat fisiko minyak atsiri merupakan suatu tetapan yang konstan pada kondisi yang tetap. Sifat fisiko digunakan untuk mengetahui kemurnian minyak. Analisa sifat kimia bertujuan untuk menentukan mutu dan jumlah senyawa kimia yang terdapat dalam minyak. Saat ini belum terdapat suatu standar mutu yang menggambarkan sifat fisiko kimia minyak daun jeruk purut. Hasil pengukuran sifat fisiko kimia minyak daun jeruk purut dari penelitian ini dibandingkan dengan sifat fisiko kimia minyak daun jeruk purut yang diteliti oleh Sait dan Lubis (1991). Adapun analisis sifat fisiko kimia minyak atsiri yang dilakukan adalah bobot 129
jenis, indeks bias, kelarutan dalam alkohol,
jenis yang diperoleh pada penelitian ini
bilangan asam dan bilangan ester.
dapat di lihat pada Gambar 3 dibawah ini. Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa pada waktu ekstraksi 120 menit, dan 160
a. Bobot Jenis Nilai bobot jenis merupakan salah
menit diperoleh bobot jenis yaitu 0,852
satu kriteria penting dalam menetukan mutu
gr/ml dan 0,864 gr/ml, sedangkan pada
dan kemurnian suatu bahan. Bobot jenis
waktu 180 menit bobot jenis yang diperoleh
suatu bahan merupakan perbandingan massa
yaitu 0,872 gr/ml. Menurut Sait dan Lubis
bahan dengan massa air pada volume yang
(1991) standar mutu bobot jenis berkisar
sama dan temperature tertentu. Piknometer
antara 0,853 sampai 0,860. Dari data
adalah alat penetapan bobot jenis yang
tersebut membuktikan bahwa bobot jenis
praktis dan tepat digunakan (Guenther, 1988
minyak daun jeruk purut sudah memenuhi
dalam Fransisca K. H, 1999). Nilai bobot
standar mutu. Karena tiap-tiap komponen
jenis yang diperoleh pada penelitian ini
memiliki berat jenis yang berbeda.
dapat di lihat pada Gambar 3 dibawah ini. Nilai berat jenis daun jeruk purut yang
dihasilkan
sebagian
besar
telah
memenuhi standar, dimana komponen yang terkandung didalamnya berupa fraksi berat yang
memiliki
gugus
fungsi
yang
mengandung oksigen lebih dari satu. Minyak daun jeruk purut yang memiliki nilai berat jenis lebih kecil dari syarat mutu, masih banyak mengandung fraksi-fraksi ringan berupa senyawa terpen yang memiliki jumlah atom karbon dan jumlah ikatan rangkap sedikit sehingga menyebabkan nilai
Gambar 3. Hubungan bobot jenis terhadap waktu ekstraksi
berat jenis menjadi kecil (Shriner, 1964
Hasil analisa bobot jenis minyak
dalam Fitriana Djafar, 2009). Nilai bobot daun
jeruk
purut
menunjukkan
bahan 130
minyak tersebut umumnya mengandung
adalah alat yang tepat dan cepat untuk
fraksi berat yang memiliki berat molekul
menetapkan nilai indeks bias. Gambar 4
yang besar yang mengakibatkan besar nilai
adalah perolehan indeks bias untuk masing-
berat jenis muinyak tersebut. Berat molekul
masing sampel minyak daun jeruk purut.
berkolerasi positif dengan berat jenis dimana semakin besar berat molekul suatu senyawa maka bobot jenis juga akan semakin besar (Othmer, 1980 dalam Fitriana Djafar, 2009). b. Indeks Bias Minyak daun jeruk purut merupakan campuran dari berbagai jenis komponen yang berbeda. Indeks bias suatu cairan merupakan perbandingan dari sinus sudut sinar jatuh dengan sinus sudut sinar bias dari
Gambar 4. Hubungan indeks bias terhadap
cahaya yang melewati suatu zat (Shriner,
waktu ekstraksi Gambar
1964 dalam Fitriana Djafar, 2009). Nilai
4
menunjukkan
bahwa
biasanya
indeks bias yang diperoleh berkisar antara
digunakan untuk mengindentifikasi kualitas
1,4480 – 1,4495. Indeks bias yang diperoleh
komponen
cara
telah memenuhi standar mutu, menurut Sait
membandingkannya dengan nilai indeks bias
dan Lubis (1991) standar mutu berkisar
komponen yang telah diketahui dari literatur.
antara
Nilai indeks bias suatu bahan merupakan
menunjukkan bahwa ekstraksi percobaan ini
salah satu parameter untuk mengetahui
telah memenuhi standar dengan waktu 120,
kemurnian bahan tersebut. Tinggi rendahnya
160, dan 180 menit.
indeks
bias
yang yang
diperoleh
telah
diketahui
1,4485
–
1,4496.
Hal
ini
Nilai indeks bias yang lebih besar
nilai indeks bias suatu bahan dari standar yang telah ditetapkan menunjukkan bahwa
dari
nilai
standar
kemurnian bahan tidak terjamin lagi, dengan
komponen
kata lain telah bercampur dengan bahan lain.
mengandung senyawa yang memilki rantai
Menurut Guenther (1947), Refraktometer
panjang
penyusun seperti
disebabkan minyak
sesquiterpen
karena banyak sehingga 131
kerapatan
medium
minyak
atsiri
akan
bertambah sehingga cahaya yang datang
mudah larut dalam alkohol daripada yang kaya akan terpen.
akan lebih sukar untuk dibiaskan (Guenther,
Kelarutan minyak juga dapat berubah
1987). Semakin lama waktu proses maka
karena pengaruh umur minyak. Kondisi
minuak daun jeruk purut akan mengandung
penyimpan
lebih banyak komponen-komponen fraksi
mempercepat
berat dengan asumsi bahwa fraksi ringan
alkohol yang digunakan untuk menentukan
berupa senyawa terpen telah mengalami
kelarutan minyak atsiri adalah 50%, 60%,
proses resinifikasi. Nilai indeks bias minyak
70%, 80% dan 90%. Semua minyak yang
daun jeruk purut yang tinggi disebabkan
dihasilkan pada penelitian ini dapat larut
karena terjadinya proses resinifikasi minyak
dengan
atsiri pada saat prose pengecilan ukuran,
dengan perbandingan 1 : 4.
yang
kurang
polimerisasi.
sempurna
dalam
baik
dapat
Konsentrasi
alkohol
70%
pengeringan maupun pada saat penyimpanan bahan baku.
d. Bilangan Asam Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas dan dihitung
c. Kelarutan Dalam Alkohol 70% Penentuan kelarutan minyak daun
berdasarkan berat molekul asam lemak atau
jeruk purut dalam alkohol dilakukan untuk
campuran lemak. Pada Gambar 5 dapat di
mengetahui jumlah dan konsentrasi alkohol
lihat perolehan bilangan asam minyak daun
yang dibutuhkan untuk melarutkan secara
jeruk purut.
sempurna
sejumlah
minyak
tersebut.
Dari Gambar 5 dapat di lihat bahwa
Dikarenakan banyak minyak atsiri larut
bilangan asam yang diperoleh masih tinggi.
dalam alkohol dan jarang yang larut dalam
Ini
air, maka kelarutan dapat mudah diketahui
komponen penyusun minyak jeruk purut
dengan menggunakan alkohol pada berbagai
belum terekstrak dengan sempurna. Yang
konsentrasi. Menentukan kelarutan minyak
mungkin pada saat ekstraksi berlangsung
tergantung juga pada kecepatan daya larut
hanyalah fraksi ringan yang kandungan
dan kualitas minyak. Biasanya minyak yang
fraksi asam lemak bebasnya lebih tinggi.
kaya akan komponen oxygenated lebih
Bilangan asam yang didapatkan antara 3,67
disebabkan
pada
waktu
tersebut
132
– 4,21 yang menunjukkan bahwa hasil yang
Bilangan ester minimum diperoleh pada
didapat tidak memenuhi standar.
waktu 180 menit yaitu 15,42.
Gambar 5 Hubungan bilangan asam terhadap waktu ekstraksi Gambar 6 Grafik Bilangan Ester
e. Bilangan Ester Ester-ester
yang
terdapat
pada KESIMPULAN
minyak daun jeruk purut adalah sitronelil asetat dan geranil asetat. Selain ester kedua
Dari hasil penelitian yang telah di
yang disebutkan diatas, terdapat jenis ester
lakukan maka diambil beberapa kesimpulan
lain dalam minyak daun jeruk purut yaitu
sebagai berikut :
sitronelil
1. Warna minyak daun jeruk purut yang
format.
Ester-ester
tersebut
terhidrolisa menghasilkan komponen terpen
diperoleh adalah kuning kehijauan.
alkohol dan senyawa karboksilat yang
2. Semakin lama waktu ekstraksinya maka
cenderung polar sehingga relatif larut dalam
rendemen yang dihasilkan semakin besar.
air. Perolehan bilangan ester dapat di lihat
3. Kualitas minyak daun jeruk purut yang diperoleh sudah memenuhi standar, bobot
pada Gambar 6 di bawah ini. Pada Gambar 6 di atas dapat di lihat bahwa
bilangan
ester
yang
dihasilkan
jenis 0,8539, bilangan ester 18,38, indeks bias 1,4485, kelarutan dalam alkohol
mengalami penurunan, pada ektraksi 120
yaitu 1:4
menit, 160 menit, dan 180 menit diperoleh
menit.
pada waktu ekstraksi 180
bilangan ester 19,63, 18,23, dan 15,42. 133
DAFTAR PUSTAKA F. K. Hidayat, 1999. Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix D. C) pada Skala Pilot Pant, Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. F. Dja’far, 2009. Eksatraksi Minyak Atsiri Dari
Jahe
Dengan
Metode
Hidrodistilasi Sistem Kobohasi, Tesis Magister Teknik Kimia, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh E. Guenther, 1972. Minyak Atsiri, Volume I, Robert E. Krieger Publishing Company, Huntinton, New York. S. Ketaren, 1985, Pengantar Teknologi Minyak
Atsiri,
PN
Balai
Pustaka,
Jakarta. R.E.
Kirk
dan
D.F.
Othmer,
1994.
Encyclopedia of Chemical Technologi, 2nd vol 4, john Willey and Sons, New York. L. Maulidi dan Hobir. 1991. Prospek dan Permasalahan dalam Pengembangan Tanaman Minyak
Atsiri
Indonesia.
Prosiding Forum Komunikasi Ilmiah Pengembangan
Atsiri
di
Sumatra.
Bukit Tinggi, 31 Agustus 1991. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor. 134