BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Analisis Imple mentasi Produk Jasa Letter of Credit (L/C) di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan Letter of Credit (L/C) di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan adalah salah satu produk jasa yang ditawarkan kepada pihak yang akan melaksanakan penyelesaian pembayaran transaksi luar negeri. Pihak yang selama ini menggunakan adalah perusahaan yang akan menyelesaikan pembayaran atas mesin tekstil yang dibeli. Bukan hanya penyelesaian pembayaran atas mesin saya yang dapat dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan, namun semua transaksi pembayaran dengan letter of credit dapat dijalankan selama barang yang ditransaksikan adalah barang yang tidak melanggar prinsip syariah. Letter of Credit (L/C) di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan dijalankan dengan menggunakan akad wakalah. Pihak bank menjadi wakil atas amanat dari nasabah untuk menguruskan dokumen. Nasabah dalam hal ini membayar (ujrah) upah kepada pihak bank dengan ketentuan yang telah ditentukan dari nasabah atau bukan nasabah, negosiasi, setoran jaminan, perubahan atau pembatalan L/C. Akad wakalah yang digunakan dalam mekanisme L/C Impor syariah termasuk jenis akad wakalah Muqayyadah karena pihak nasabah / importer
72
73
menyerahakan semua tugas pengurusan dokumen kepada pihak bank, agar berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Mekanisme L/C yang berjalan di Bank Syariah Mandiri sama dengan mekanisme L/C yang berjalan pada umumnya yaitu dengan langkah sebagai berikut dan dengan ketentuan untuk nasabah.
Langkah- langkah yang harus
dilalui nasabah atau perusahaan letter of credit adalah: 1. Pengajuan Letter Of Credit; 2. Pengisi Letter of Credit; 3. Menyerahkan dokumen yang dibutuhkan baik foto kopi maupun asli mengenai perusahaan dan dokumen yang digunakan dalam mekanisme Letter of Credit; 4. Mengadakan perjanjian dengan Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan atas dasar akad wakalah; 5. Membayar upah (ujrah) atas Letter of Credit yang akan dijalankan oleh pihak bank; 6. Menyelesaikan pembayaran Ketentuan di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan yang harus dilalui nasabah sesuai dengan ketentuan umum akad wakalah sebagai berikut: 1 1. Bank dan nasabah yang tercantum dalam akad harus cakap hukum, artinya baik bank atau nasabah hal ini perusahaan, misalnya: mempunyai ijin 1
Muhammad Firdaus, Cara mudah Memahami Akad-akad Syariah, (Jakarta: Reisan ITC Cempaka Mas, 2005), h. 58.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
74
pendirian dan ijin pendirian bangunan. Apabila dana nasabah tidak cukup (tidak memiliki dana sesuai harga barang), maka penyelesaian Letter of Credit (L/C) dilakukan dengan pembayaran murabahah, salam, ijarah, mudharabah atau musyarakah. 2. Kelalaian dalam menjalankan kuasa menjadi tanggung jawab bank kecuali kegagalan karena force meajoure (bila ada kesalahan tanpa dugaan seperti barang rusak atau tidak sesuai dengan kehendak nasabah) menjadi tanggung jawab nasabah. 3. Apabila bank yang ditunjuk lebih dari satu maka masing- masing bank boleh bertindak sendiri-sendiri tanpa musyawarah dengan bank lain kecuali dengan izin nasabah. 4. Tugas dan tanggung jawab bank harus jelas sesuai dengan kehendak nasabah. 5. Atas pelaksanaan tugas tersebut, bank mendapat ganti biaya berdasarkan kesepakatan bersama. 6. Pemberian kuasa berakhir setelah selesai tugas dilaksanakan dan disetujui bersama antara bank dan nasabah. Mekanisme ini membuktikan bahwa langkah awal dalam menjalankan mekanisme L/C sesuai dengan aturan syariah dalam perjanjian menggunakan akad wakalah, penentuan ujrah, penyelesaian pembayaran dengan akad murabahah yang terdapat pada fatwa DSN MUI No.34/DSN-MUI/IX/2002.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
75
B. Analisis Imple mentasi Fatwa DSN MUI No.34/DNS-MUI/IX/2002 tentang Akad Wakalah Produk Jasa Letter Of Credit di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan Akad wakalah pada mekanisme L/C di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan seperti apa yang telah dijelaskan dalam Bab III hal.59-69 dapat diambil kesimpulah bahwa mekanisme L/C telah berjalan seperti ketentuan fatwa DSN MUI No.34/DSN MUI/IX/2002 tentang letter of credit impor syariah. Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan menggunakan : Akad wakalah bil ujrah karena nasabah harus membayar upah (ujrah) atas pengurusan dokumen yang telah dilakukan oleh bank besarnya ujrah yang diberikan oleh nasabah ditentukan oleh beberapa hal yang telah disepakati baik oleh pihak nasabah dan pihak bank; akad wakalah bil ujrah dan qardh karena nasabah yang belum memiliki dana sesuai dengan harga barang yang dibeli maka pihak bank akan memberikan dana talangan kepada nasabah sebesar 70% dari harga barang yang dibeli karena di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan nasabah harus menyerahkan 30% dana dari harga barang yang dibeli; akad wakalah bil ujrah dan murabahah karena nasabah telah diberikan dana talangan 70% maka nasabah harus mengganti dana talangan tersebut dengan cara mengangsur untuk jangka waktu dan besar angsuran yang ditetapkan dengan menggunakan akad murabahah dalam penyelesaiannya.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
76
Akad wakalah bil ujrah pada mekanisme L/C di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan diperkuat dengan dalil hadist Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan dari Busr bin Said bahwa Ibn Sa’diy Al-Maliki berkata : “Umar memperkerjakan saya untuk mengambil sedekah (zakat).setelah selasai dan sesudah saya menyerahkan zakat kepadanya.Umar memerintahkan agar saya diberi imbalan (fee).saya berkata :saya bekerja hanya karena Allah Umar menjawab: Ambillah apa yang kamu beri; saya pernah bekerja (seperti kamu) pada masa Rasul,lalu beliau memberiku imbalan; saya pun berkata seperti apa yang kamu beri katakan kemudian Rasul bersabda kepada saya, Apabila kamu diberi sesuatu tanpakamu diberi sesuatu tanpa kamu minta, makanlah (terimalah) dan bersedekahlah. Selain dalil Nabi Muhammad dalil yang menguatkan tercantum dalam surat An-Nisa ayat 29
“Hai orang yang beriman janganlah kamu saling memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka rela diantaramu.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
77
Mekanisme L/C di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan emang sudah sesuai dengan ketentuan fatwa DSN MUI No.34/DSN MUI/IX/2002 tentang Letter of Credit impor syariah namun Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan dalam menentukan dana talangan yang diberikan kepada nasabah, uang muka yang harus dimililiki nasabah, dan besarnya ujrah menggunakan aturan sendiri, karena dalam fatwa impor syariah tidak dijelaskan secara detail mengenai berapa prosentase perbandingan antara talangan yang diberikan, uang muka yang harus dimiliki nasabah, dan besarnya ujrah yang diberikan nasabah kepada bank. Padahal dalam praktiknya di lapangan, jelas pihak bank tidak akan memberikan talangan kepada nasabah sebesar 100 % dari harga barang yang dibeli, walaupun nasabah mempunyai jaminan yang likuid seperti emas karena ini termasuk risiko bank. Oleh karena itu, mungkin dalam fatwa impor syariah dapat menjelaskan secara detail yang berhubungan dengan aturan dana. Mungkin dengan itu dapat mempermudah pihak bank dan nasabah karena sudah jelas aturannya. Berdasarkan model akad dalam pelaksanaan L/C syariah dapat diperoleh manfaat bagi bank dan nasabah. pihak bank memperoleh sumber pendapatan dalam bentuk imbalan/ fee/ ujrah dari akad wakalah bil ujrah, sumber pendapatan bagi hasil dari akad wakalah bil ujrah dan murabahah. Sedangkan manfaat bagi nasabah adalah menerima barang yang diimpor disertai dokumen pendukung yang sesuai, memperoleh jasa penyelesaian pembayaran dan http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
78
penjaminan serta akseptasi yang mendukung aktivitasnya dalam perdagangan internasional. Syarat yang ditentukan oleh pihak bank dalam penyerahan dana sebesar 30% adalah syarat yang wajar karena pihak nasabah juga mempunyai kewajiban membayar atas barang yang dibeli. Serta meringankan nasabah dalam mengangsur apabila dana yang diberikan oleh bank seba nyak 100% maka tidak sedikit terjadi kemungkinan pihak nasabah tidak bertanggung jawab atas penyelesaian pembayaran dana talangan yang telah diberikan. Oleh karena itu dana sebesar 30% yang nasabah berikan kepada pihak bank untuk salah satu penguat atas perjanjian dengan menggunakan akad wakalah dan pihak bank hanya diberikan sebesar 70% . Yang terpenting dari mekanisme L/C adalah kesesuaian dokumen yang dibutuhkan sehingga mengurangi resiko terjadinya kesalahan pada mekanisme L/C tersebut. Selain itu untuk masalah penyelesaian pembayaran pihak bank juga dapat menggunakan jaminan barang liquid seperti emas dan barang yang dibeli sebagai jaminan yang dapat diambil apabila nasabah tidak dapat melunasi pembayaran atas dana talangan yang diberikan oleh bank. Dari kesesuaian syarat dan ketentuan mekanisme L/C yang telah berjalan maka mekanisme L/C di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan tidak pernah mengalami kegagalan dan berjalan sesuai dengan harapan nasabah serta Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan. http://elc.stain-pekalongan.ac.id/