1
BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA TEMU KADER PKK TINGKAT KABUPATEN SEMARANG
TANGGAL 13 AGUSTUS 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
2
Ysh : 1. Dewan Penyantun PKK Kabupaten Semarang, 2. Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Semarang, 3. Tim Penggerak PKK Kecamatan se-Kabupaten Semarang, dan tamu undangan yang saya hormati, Pada kesempatan yang berbahagia ini, marilah kita senantiasa memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga sampai hari ini kita masih diberi kesehatan, kesempatan dapat hadir, dan bersilaturrahim, dumateng panjenengan sedoyo pada acara, Temu Kader PKK tingkat Kabupaten Semarang, dalam keadaan sehat wal’ afiat.
Hadirin yang saya hormati
3
Sebagaimana kita ketahui bersama, gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) adalah gerakan nasional dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah yang pengelolaannya dari, oleh dan untuk masyarakat, menuju terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri, kesetaraan dan keadilan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan. Salah satu ujung tombak pembangunan bangsa tak lepas dari partisipasi para perempuan anggota PKK. Generasi yang cerdas akan –
dicapai apabila para perempuan berani melakukan perubahan yang
4
diawali dari masing-masing keluarga. Karena perempuanlah kunci kesuksesan dan keberhasilan sebuah keluarga. Dukungan dimulai dari pendidikan karakter, mental spiritual, ahlakul karimah di lingkungan keluarga, kesehatan dan pendidikan anak, serta penggunaan produk lokal termasuk meningkatkan ekonomi keluarga. Demikian pula halnya ragam persoalan yang dihadapi juga berbeda
sejalan
dengan
perkembangan
waktu
dan
dinamika
pembangunan yang berjalan pada masing-masing daerah. Tim Penggerak PKK
berperan
sebagai
motivator,
pengendali dan penggerak.
fasilitator,
perencana,
pelaksana,
Pembinaan tehnis kepada keluarga dan masyarakat dilaksanakan
5
dalam kerjasama dengan unsur dinas instansi pemerintah terkait. Kader PKK dipandang
berpotensi
sebagai
mitra
utama
dalam
program
pembangunan. Hadirin yang saya hormati, Angka Kematian Ibu ( AKI ) adalah banyaknya perempuan yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.
AKI diperhitungkan pula pada jangka waktu enam minggu hingga setahun
6
setelah melahirkan. AKI merupakan salah satu target yang masih sulit dicapai di Indonesia, dimana target MDGs 2015 ialah menurunkan AKI menjadi 102/100.000 kelahiran hidup. Berkaca dari pengalaman dan identifikasi kelompok atau
organisasi
masyarakat sipil
mengenai
permasalahan
kesehatan yang seyogyanya terpenuhi sesuai dengan target MDGs, akan diusulkan apa yang perlu menjadi agenda kerja untuk mengurangi AKI . Persoalan kematian ibu ketika melahirkan dilihat dengan kerangka berpikir yang menggunakan perspektif gender agar bisa diperoleh gambaran yang utuh mengenai bagaimana upaya-upaya yang telah -
dilakukan untuk mengatasi persoalan kematian ibu. Penurunan kematian
7
ibu sangat penting bagi pembangunan karena merupakan prasyarat serta indikator sekaligus hasil sebuah capaian kemajuan dalam pembangunan. Perhatian terhadap masalah kesehatan ibu dengan menghargai dan melindungi hak asasi manusia setiap perempuan, dapat menjadi kekuatan yang berpotensi mendorong kemajuan dalam upaya memenuhi prioritas pembangunan, termasuk di sini penyelesaian permasalahan ketimpangan gender, kesehatan, ketahanan pangan dan ketersediaan air serta anggaran seluruh aspek kesehatan agar dapat mencapai tujuan kesejahteraan masyarakat.
Pembahasan mengenai persoalan kematian ibu ketika melahirkan
8
sangat penting karena sesuai dengan pasal 12.1 International Covenant on Economic, Social & Cultural Rights (1966), yang menyebutkan bahwa kesehatan, termasuk kesehatan reproduksi dan seksualitas, sangat penting dalam pengembangan potensi manusia serta pembangunan dan diakui sebagai hak asasi yang wajib dipenuhi. Banyak yang menyebutkan bahwa target MDGs untuk kesehatan masih belum selesai, dan masih sangat relevan, misalnya target penurunan angka kematian ibu menjadi 102/100,000 pada tahun 2015 yang tampaknya masih belum bisa tercapai. Selain itu kesehatan reproduksi dan seksualitas baru masuk menjadi bagian dari target MDGs lima tahun yang lalu.
Oleh
karena
itu
masih
diperlukan
lebih
banyak
waktu
untuk
9
mengimplementasikan dan melakukan monitoring atas capaian ini. Oleh karena itu, kesehatan ibu, termasuk penyelesaian persoalan kematian ibu ketika melahirkan, perlu tetap menjadi prioritas dalam agenda Pasca 2015. Untuk mengkaji persoalan kematian ibu ketika melahirkan di Indonesia dan bagaimana upaya untuk mengurangi tingginya angka kematian ibu, perlu dilihat: 1. Pelayanan kesehatan reproduksi; 2. Anggaran yang tersedia untuk kesehatan ibu baru kemudian kita bisa melihat poin selanjutnya; 3. Angka Kematian Ibu
10
Hadirin yang saya hormati,
Perlu diketahui, bahwa setiap tiga menit, di Indonesia, satu anak balita meninggal dunia. Selain itu, setiap jam, satu perempuan meninggal dunia ketika melahirkan atau karena sebab-sebab yang berhubungan dengan
kehamilan. Peningkatan
kesehatan
ibu
di Indonesia, yang
merupakan Tujuan Pembangunan Milenium (MDG) kelima, berjalan lambat dalam beberapa tahun terakhir. Rasio kematian ibu, yang diperkirakan sekitar 228 per 100.000 kelahiran hidup, tetap tinggi di atas 200 selama dekade terakhir, meskipun telah dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu.
Hal ini bertentangan dengan negara-negara miskin di sekitar Indonesia
11
yang menunjukkan peningkatan lebih besar pada MDGs kelima . Indonesia telah melakukan upaya yang jauh lebih baik dalam menurunkan angka kematian pada bayi dan balita, yang merupakan MDG keempat. Tahun 1990-an menunjukkan perkembangan tetap dalam menurunkan angka kematian balita, bersama-sama dengan komponen-komponennya, angka kematian bayi dan angka kematian bayi baru lahir. Akan tetapi, dalam beberapa tahun terakhir, penurunan angka kematian bayi baru lahir (neonatal) tampaknya terhenti. Jika tren ini berlanjut, Indonesia mungkin tidak dapat mencapai target MDG keempat (penurunan angka kematian anak) pada tahun 2015.
Kematian anak di Indonesia sebagian besar saat ini terjadi pada
12
masa baru lahir (neonatal), bulan pertama kehidupan. Kemungkinan anak meninggal pada usia yang berbeda adalah 19 per seribu selama masa neonatal, 15 per seribu dari usia 2 hingga 11 bulan dan 10 per seribu dari usia satu sampai lima tahun. Seperti di negara-negara berkembang lainnya yang mencapai status pendapatan menengah, kematian anak di Indonesia karena infeksi dan penyakit anak-anak lainnya telah mengalami penurunan, seiring dengan peningkatan pendidikan ibu, kebersihan rumah tangga dan lingkungan, pendapatan dan akses ke pelayanan kesehatan. Kematian bayi baru lahir kini merupakan hambatan utama dalam menurunkan kematian anak lebih lanjut.
Namun
demikian
alhamdulillah
kematian
bayi
baru
lahir
dapat
13
ditanggulangi. Hadirin yang saya hormati, Dengan adanya Temu kader ini dilaksanakan agar peran PKK bisa selalu selaras dan sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. untuk menselaraskan peranan gerakan PKK dengan perkembangan kebutuhan masyarakat harus perlu ditunjang adanya alat yang lebih canggih sehingga dapat menyajikan tertib admisnitrasinya misalnya melalui Sistem Informasi Manajemen PKK (SIM PKK). Menguatkan keberadaan PKK untuk dapat berperan secara optimal. Kaderkader PKK harus ditingkatkan sumber daya manusianya agar selalu tanggap
permasalahan dan bijaksana dalam menanggapi segala persoalaan
14
yang ada. Dengan adanya temu kader ini saya berharap kepada segenap Kader dan Tim Penggerak PKK se - Kabupaten Semarang
untuk dapat
meningkatkan perannya ditengah masyarakat, dan dapat membantu untuk mendapatkan data informasi tentang 10 program Pokok PKK secara cepat, tepat, akurat dan menyeluruh mulai dari dasa wisma, RW, Kelurahan, Kecamatan sampai dengan tingkat Kota, sehingga dapat mengoptimalkan serta mempersamakan persepsi seluruh pengurus dari tingkat Kota sampai Desa.
Kepada
semua
kader
mengucapkan
terima
kasih,
meningkatkan
kesejahteraan
PKK
yang
saat
semoga
temu
kader
masyarakat
dan
ini ini
untuk
hadir,
saya
dapat
15
lebih
mewujudkan
masyarakat Kabupaten Semarang Yang mandiri tertib dan sejahtera . Dengan mengucap Bismillahirrohmanirrokhiim Temu Kader PKK tingkat Kabupaten Semarang dengan resmi saya nyatakan dibuka. Sekian terima kasih. Wassalamualaikum Wr.Wb BUPATI SEMARANG
H. MUNDJIRIN
16
Ketua TP. PKK Kabupaten Semarang
17
Hj. BINTANG NARSASI MUNDJIRIN, Sp.d