BUKU PERSYARATAN INDIKASI GEOGRAFIS
MASYARAKAT PERLINDUNGAN KOPI ENREKANG ( MPKE)
Buku persyaratan ini merupakan bagian yang tidak terpisah dengan Sertifikat IG No. ID G 000 000 018
BUKU PERSYARATAN INDIKASI GEOGRAFIS KOPI ARABIKA KALOSI ENREKANG
Masyarakat Perlindungan Kopi Enrekang (MPKE) 2012 1
KATA PENGANTAR
Kopi Arabika Kalosi sejak abad XVII telah dikenal sebagai kopi terbaik di dunia, namun masyarakat petani kopi Enrekang sampai saat ini masih berada dibawah garis kemiskinan. Praktek curang dalam mata rantai perdagangan kopi seakan menjadi suatu kewajaran dalam menakar keuntungan sepihak. Indikasi Geografis merupakan hal baru dalam sistem perlindungan Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia. Indikasi Geografis juga diatur dalam Perjanjian TRIPs (Trade Related Intellectual Property Rights) yang mewajibkan negara-negara anggota untuk menyusun peraturan tentang Indikasi Geografis, dengan tujuan memberikan perlindungan hukum dari praktek atau tindakan persaingan curang. Tujuan ini tentunya akan sangat bernilai dan menjadi titian bagi segenap petani kopi untuk meraih kesejahteraan yang lebih baik. Semoga Kopi Arabika Kalosi dapat segera memperoleh sertifikat Indikasi Geografis agar kesejahteraan seluruh masyarakat dapat terwujud di bumi Massenrempulu Enrekang.
2
BUPATI ENREKANG REKOMENDASI Kami yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa kami mendukung upaya Masyarakat Perlindungan Kopi Enrekang untuk mendapatkan sertifikat Indikasi Geografis Kopi Arabika Kalosi Enrekang, dan kami menyatakan bahwa peta wilayah daerah penghasil produk Kopi Arabika Kalosi Enrekang adalah benar seperti yang ditunjukkan oleh peta wilayah yang terdapat dalam buku permohonan Indikasi Geografis Kopi Arabika Kalosi Enrekang 2012. Demikianlah pernyatan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya
3
ABSTRAK
Kopi yang berasal dari perkebunan di Enrekang di sebut sebagai Kopi Kalosi, telah dikenal di pasar dunia dengan cita rasa dan ciri khas aroma harum kopi yang sangat kuat tapi lembut campuran antara bunga, buah dan rempah. Perisa (flavor) kompleks
dan
kekentalannya
(body)
yang
kuat.
Dalam
praktek
perdagangan
Internasional beberapa penyangrai tingkat dunia memakai kata Kalosi dalam merk dagang, sebagai contoh adalah Pendaftaran “Sulotco Kalosi Toraja Coffee” nomor pendaftaran 74547036, milik IFES Inc. Corporation California sebagai merek dagang di Amerika yang berdampak pada adanya pelarangan penggunaan kata Kalosi pada perdagangan kopi di Amerika, yang sangat merugikan Indonesia. Masyarakat Perlindungan Kopi Enrekang (MPKE) bermaksud mewujudkan Indikasi Geografis (IG) Kopi Arabika Kalosi Enrekang, untuk : (1) mendapatkan perlindungan hukum atas nama produknya, (2) pengakuan atas mutu dan kekhasan produk, dan (3) melestarikan tradisi tata cara produksi kopi (adat istiadat) yang telah ada di dataran tinggi Enrekang. Untuk itu MPKE mengajukan permohonan untuk memperoleh sertifikat Indikasi Geografis bagi Kopi Arabika Kalosi Enrekang. Penerbitan sertifikasi Indikasi Geografis Kopi Arabika Kalosi Enrekang bisa dipertimbangkan dengan alasan sebagai berikut : Kopi Arabika Kalosi Enrekang berasal dari kawasan yang sangat spesifik di dunia, terletak di jantung jazirah selatan pulau Sulawesi yang merupakan pulau tertua di kawasan nusantara. Ekosistem pertanian di dataran tinggi purba disepanjang punggung pegunungan Latimojong ini sangat cocok dan secara historis telah menghasilkan kopi arabika dengan cita rasa yang istimewa serta ditunjang dengan sistem pertanian dan pengolahan kopi spesialti tersebar di kecamatan Bungin, Baraka, Buntu Batu, Baroko dan Masalle , menjamin terciptanya produksi yang kontinyu dengan kualitas yang terbaik.
4
DAFTAR ISI Kata Pengantar Rekomendasi Abstrak Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar I. PENDAHULUAN II. PEMOHON III. BUKU PERSYARATAN 3.1. Nama Indikasi Geografis Yang Dimohonkan 3.2. Nama Barang Yang Dilindungi Oleh Indikasi Geografis 3.3. Uraian Mengenai Karakteristik Dan Kualitas Kopi Arabika Kalosi Enrekang 3.3.1. Sifat Fisik 3.3.2 Profil Citarasa 3.3.3 Jenis Dan Pengelompokan Produk 3.4. Uraian Lingkungan Geografis 3.4.1. Faktor Alam (Geomorfologi) Kabupaten Enrekang 3.4.2. Faktor Alam (Geomorfologi) Wilayah Kopi Arabika Kalosi Enrekang 3.4.3. Hari Hujan dan Curah Hujan 3.4.4. Faktor Manusia 3.5. Batasan Kawasan Produksi Kopi Arabika Kalosi Enrekang 3.5.1. Kawasan Produksi Gelondong Merah 3.5.2. Kawasan Produksi Kopi Beras dan Pelabelan 3.5.3. Kawasan Penyimpanan,Penyangraian Kopi Dan Pembuatan Kopi Bubuk 3.6. Sejarah Adat Istiadat 3.6.1. Sejarah Kopi Arabika Kalosi Enrekang 3.6.2. Adat-Istiadat 3.7. Produksi Dan Pengolahan Kopi Arabika Kalosi Enrekang 3.7.1. Penanaman, Pemeliharaan, Panen dan Pasca Panen 3.7.2. Pengolahan Buah Kopi Gelondong Merah Menjadi Kopi Beras Berlabel Kopi Arabika Kalosi Enrekang 3.7.3. Pengolahan Kopi Sangrai Dan Kopi Bubuk Arabika Kalosi Enrekang 3.8. Pengawasan dan Keterunutan 3.8.1. Pengawasan Internal MPKE
5
2 3 4 5 7 7 8 21 26 26 26 26 27 27 29 30 30 34 35 36 37 38 39 41 42 42 47 49 49 56 61 65 65
3.8.2. Pengawasan Eksternal MPKE 68 3.8.3. Keterunutan 69 3.9. Pelabelan 73 3.10 Pemakaian Nama Dan Tanda Kopi Arabika Kalosi Enrekang 76 IV. PENUTUP 78 V. DAFTAR PUSTAKA 80 VI. LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Daftar Kelompok Tani Kopi di Wilayah Kopi Arabika Kalosi Enrekang 82 LAMPIRAN 2 Rekapitulasi Profil Citarasa Kopi Arabika Kalosi Enrekang Dari 20 Sampel 92 LAMPIRAN 3 Hasil Uji Citarasa 20 Sampel Kopi Arabika Kalosi Enrekang Berdasarkan Analisis Puslitkoka Jember 95 LAMPIRAN 4 Sertifikat Penghargaan Kopi Terbaik 116 LAMPIRAN 5 Peta Lokasi Lahan Kelompok Tani Untuk Uji Cita Rasa dan Analisis Kimia Tanah 117 LAMPIRAN 6 Data Hari Hujan dan Curah Hujan Kabupaten Enrekang 118
6
DAFTAR TABEL Tabel 1. Tabel 2.
Data Lingkungan Fisik Kabupaten Enrekang………………… Batasan Kawasan Produksi Kopi Arabika Kalosi Enrekang...
33 38
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Gambar 7. Gambar 8. Gambar 9. Gambar 10. Gambar 11. Gambar 12. Gambar 13. Gambar 14.
Peta Propinsi Sulawesi Selatan ….………………………… Pohon Kopi Arabica Tipika Berumur 300 Tahun Enrekang Kartu Anggota MPKE 2012 ..……………………………….. Susunan Pengurus Masyarakat Perlindungan Kopi Enrekang (MPKE) 2012 – 2015 …………………………... Geomorfologi Enrekang ……………………………………. Peta Kawasan Produksi IG Kopi Arabika Kalosi Enrekang Lahan Perkebunan Kopi Rakyat …………………………… Petani Kopi Memetik Buah Merah …………………………. Petani Wanita Menggunakan Pulper ………………………. Penjemuran Kopi Gabah ……………………………………. Alat Produksi Kopi Koperasi Tani ………………………….. Bagan Pengolahan Kopi Arabika Kalosi Enrekang …….… Hubungan Keterunutan Anggota MPKE …........................ Logo IG Kopi Arabika Kalosi Enrekang ……………………
7
9 17 22 23 31 46 49 55 57 58 59 64 69 74
I. PENDAHULUAN
Kabupaten Enrekang dengan ibu kotanya Enrekang adalah daerah yang berada di punggung Pegunungan Latimojong terletak tepat di jantung Provinsi Sulawesi Selatan pada 3º 14’ 38”, 3 50’ 00” LS dan 119º 40’ 53” – 120º 06’ 33” BT. Masyarakat yang berdiam di kabupaten ini dikenal sebagai
rumpun etnis Massenrempulu dengan corak dasar
budaya campuran antara Bugis, Toraja dan Mandar dengan dengan 3 sub etnis yaitu Enrekang, Maiwa dan Duri. Secara administratif
kabupaten ini terdiri dari 12 kecamatan
dengan 17 kelurahan dan 95 Desa.
Wilayah ini di sebelah Utara
berbatasan dengan Kabupaten Tanah Toraja, sebelah Timur dengan kabupaten Luwu, sebelah Selatan Kabupaten Sidenreng Rappang dan sebelah Barat Kabupaten Pinrang. Gunung Bamba Puang yang berada ditengah–tengah kawasan Enrekang merupakan tempat pertama kalinya 8
berlabuh orang-orang Proto Melayu ribuan tahun silam yang membuka perkampungan purba Rura disekitar tempat tersebut. Dari komunitas awal ini sejarah peradaban kerajaan di Sulawesi Selatan bermula. Peta daerah administrasi dan wilayah geografis Kabupaten Enrekang di Provinsi Sulawesi Selatan terdapat pada Gambar 1.
Gambar 1. Peta Propinsi Sulawesi Selatan
Kabupaten Enrekang memiliki luas wilayah 1.786.01 Km dan berada pada ketinggian 50 m hingga 3.200 m dpl. Kopi Arabika ditanam pada ketinggian 1000 hingga 2000 m dpl.
Mata pencarian masyarakat
Enrekang pada umumnya adalah bertani yang antara lain adalah Kopi Arabika, Kelapa, Cengkeh, Kakao, Jambu Mete, Lada, Kemiri, Kapuk dan
9
Panili serta Sayur-sayuran. Kopi Arabika yang diproduksi dari Kecamatan Masalle, Bungin, Baroko, Buntu Batu dan Baraka merupakan salah satu kopi arabika terbaik didunia. Kopi Kalosi adalah kopi arabika (Coffea arabica Linn.) yang berasal dari perkebunan rakyat di Kabupaten Enrekang dan di Toraja yang di mulai ditanam
sekitar abad
XVII
oleh pemerintah kolonial
Belanda
melalui sistim tanam paksa. Interaksi iklim, jenis tanah, ketinggian tanah, varietas kopi dan metode budidaya dan pengolahan yang dilakukan membuat kopi arabika di Enrekang sejak dahulu menjadi kopi yang paling menarik dan dicari di dunia dan dikenal sebagai Kopi Kalosi DP (Kalosi Coffee). Kalosi adalah kota kecil di Enrekang yang merupakan tempat pengumpulan kopi yang ditanam daerah Massenrempulu dan di Tana Toraja pada tahun 1700an. Sejarah mencatat pada tahun 1889,
Kerajaan Enrekang dan
Kerajaan Tallu Lembangna (Tanah Toraja) dahulu bersatu untuk berperang melawan Kerajaan Bugis Sidenreng, Sawitto, Bone dan Luwuk yang ingin menguasai perdagangan kopi di kedua tempat tersebut. Raja Enrekang XVI La Tanro kemudian berhasil memadamkan perang tersebut pada tahun 1890 dan menyusun sistim tata niaga kopi pada kedua kerajaan tersebut. Enrekang di masa kini merupakan salah satu daerah sentra produksi kopi arabika spesialti terbaik di dunia. Kopi spesialti adalah istilah yang diberikan oleh International Coffee Organization (ICO) yang menunjuk kepada beberapa populasi kopi arabika yang di tanam pada
10
daerah tertentu dan menghasilkan kopi dengan rasa dan aroma istimewa (khas). Indonesia memiliki beberapa populasi kopi spesialti selain Kalosi Spesialty Coffee yang juga sudah punya nama di pasar internasional yaituToraja Spesialty Coffee, Java Spesialty Coffee, Gayo Mountain Specialty Coffee dan Mandheling Specialty Coffee (ICO, 2001 dan SCAI, 2010). Kopi Kalosi Enrekang dikenal dunia Internasional sebagai kopi specialty dengan aroma khas terbaik dengan cita rasa
good acidity,
smooth, very nice mellow and good body, sangat digemari utamanya di Jepang, Amerika Serikat dan Jerman (AEKI, 2010). Pada Kontes Kopi Spesialty Indonesia I tahun 2008 yang diselenggarakan oleh AEKI, kopi arabika Enrekang meraih juara I dan II dan meraih piala bergilir nasional kopi specialty (Lampiran 4). Reputasi panjang dan nama besar Kopi Arabika Kalosi Enrekang yang melegenda ternyata tidak sejalan dengan kehidupan petani kopi di Enrekang
yang
hampir
semuanya
masih
berada
dibawah
garis
kemiskinan. Mereka mengolah dan menghasilkan biji kopi terbaik dan termahal di dunia namun hanya menjadi penonton dan tenaga kerja murah di ladang kepunyaan sendiri dan menyaksikan dengan pasrah para tengkulak mengambil keuntungan berlipat ganda dari kopi mereka. Bukan hanya itu petani kopi juga tidak dapat menjual kopinya dengan nama historis daerah asal biji kopi mereka dihasilkan untuk mendapatkan harga yang pantas, kopi mereka dicampur dengan kopi dari daerah lain dan dipasarkan sebagi kopi yang diberi nama dengan daerah
11
historis kopi mereka. Semua hal tersebut membuat situasi petani menjadi semakin sulit. Pada praktek perdagangan Internasional beberapa pedagang dan penyangrai tingkat dunia memakai kata Kalosi dalam merk dagangnya seperti “Sulotco Kalosi Toraja Coffee” dengan nomor pendaftaran 74547036 milik IFES Inc. Corporation California USA, yang berdampak pada adanya pelarangan penggunaan kata Kalosi pada produk kopi yang sejatinya berasal dari Enrekang Indonesia, hal tersebut sangat merugikan sistim perdagangan kopi nasional kita (Septiono, 2009). Pada era pasar global sekarang ini peran perlindungan indikasi geografis (IG) dirasa begitu penting, dimana masyarakat produsen lokal membutuhkan perlindungan hukum terhadap nama asal produk agar tidak dipergunakan oleh pihak lain untuk melakukan persaingan curang. Indikasi geografis juga memegang peranan penting dalam memberikan daya tarik dan jaminan kualitas kepada konsumen nasional maupun internasional. Akhir-akhir ini tuntutan pilihan konsumen terhadap produk kopi yang akan mereka beli juga makin berkembang. Konsumen tidak hanya sekedar ingin memenuhi kebutuhan dan keinginan akan produk kopi dengan citarasa baik saja, akan tetapi juga mengharapkan adanya jaminan bahwa kopi tersebut diproduksi melalui proses dan cara-cara yang dapat dipertanggungjawabkan dan dengan sistem keterunutan yang dapat dilacak. Pada era pasar global yang semakin ketat persaingannya
12
pada beberapa dekade belakangan ini, maka peran indikasi geografis (IG) sangat penting untuk melindungi ciri khas suatu produk. Kopi Arabika Kalosi Enrekang memiliki daya tarik tersendiri bagi konsumen lokal, nasional maupun internasional. Konsumen saat ini tidak hanya sekedar ingin memenuhi kebutuhan dan keinginan akan produk kopi dengan citarasa khas yang baik saja, akan tetapi juga mengharapkan adanya jaminan bahwa kopi tersebut diproduksi melalui proses yang secara sosial dapat dipertanggungjawabkan. Semua hal tersebut dapat dipenuhi oleh Kopi Arabika Kalosi Enrekang. Melihat
dari
pertimbangan-pertimbangan
diatas,
Masyarakat
Perlindungan Kopi Enrekang (MPKE) bermaksud untuk mendapatkan sertifikat indikasi geografis (IG) bagi Kopi Arabika Kalosi Enrekang. Keinginan tersebut didasari oleh keinginan agar Kopi Arabika Kalosi Enrekang memiliki : 1. Perlindungan hukum atas nama produknya, 2. Pengakuan atas mutu dan kekhasan produk ini, dan 3. Kelestarian tradisi tata cara produksi kopi berdasarkan adat istiadat yang ada di Enrekang. Untuk itu MPKE mengajukan permohonan pendaftaran perlindungan indikasi geografis Kopi Arabika Kalosi Enrekang. Pemberian perlindungan Indikasi Goegrafis kepada Kopi Arabika Enrekang bisa dipertimbangkan dengan alasan-alasan sebagai berikut :
13
1.
Dari segi lingkungan, A. Tanah Purba Spesifik Jenis tanah di Enrekang termasuk areal purba karena berada di lereng pegunungan Latimojong di Pulau Sulawesi yang merupakan
bagian
pembentukan
dari
geologisnya
pulau dari
tertua
dan
rangkaian
berbeda kepulauan
sejarah lain
di
Indonesia. Tanah Enrekang memiliki batu yang sangat spesifik di permukaan tanah yang berusia lebih dari 100 juta tahun. Selama ratusan abad kemudian berkembanglah tanah Lixisol Podzolik yang kaya zat besi di daerah Enrekang. Semua daerah penghasil kopi terbaik di dunia umumnya mempunyai jenis tanah seperti ini. B. Ketinggian Lahan dan Iklim Mikro yang Ideal Perkebunan kopi rakyat berada di ketinggian lahan 1000 m sampai 2.000 m dpl. Kawasan perkebunan kopi di Enrekang memiliki udara yang dingin dapat mencapai 4 °C serta kering, ratarata curah hujan sekitar 1.410 mm per tahun, selama 137 hari/tahun. Musim hujan berlangsung dari bulan November sampai Maret sedangkan musim kemarau berlangsung antara bulan Mei sampai Oktober. Curah hujan terendah terjadi pada bulan Mei dan tertinggi pada bulan Desember. Bila dihitung nilai Q (tipe iklim) maka daerah ini mempunyai tipe iklim B. Suhu udara pada dataran tinggi berkisar antara 4 °C sampai 18 °C dan pada dataran rendah berkisar antara 18 0C sampai 32 0C sepanjang tahun. Kelembaban nisbi melebihi
14
80%. Ada perbedaan suhu yang tinggi sekitar 15 °C antara siang dan malam. Semakin tinggi lahan perkebunan maka kopi arabika akan tumbuh lebih lambat dan menghasilkan buah lebih kecil, padat dan lebih beraroma serta lebih tahan terhadap serangan hama karat daun. Cekaman lingkungan utamanya pada suhu ekstrim dan ketersedian air yang terbatas di ketinggian yang berinteraksi dengan jumlah stomata daun rendah yang merupakan ciri anatomi kopi arabika mengakibatkan berlangsungnya banyak proses fisiologis yang khusus seperti reaksi sintesis senyawa folatil dan asam organik lain dari jalur metabolit sekunder untuk memperkuat aroma dan cita rasa kopi di Enrekang menjadi semakin tidak tertandingi dibandingkan kopi arabika dari daerah lain. 2. Varietas Kopi Unggul Dan Langka Lebih dari 90 % lahan perkebunan Enrekang di dominasi oleh kopi arabika dari varietas Linie S-795, USDA, Kartika I, Kartika II, Hibrido de Timor dan Cattimor serta varietas kopi Salongge di Kendenan. Dapat dikatakan hampir 100 % kabupaten Enrekang memproduksi kopi arabika. Di beberapa lahan yang terbatas di ketinggian lebih dari 1500 m di desa Pojappong dan Nating Kecamatan Bungin serta desa Buntu Sarong kecamatan Masalle masih terdapat sisa areal perkebunan kopi bekas peninggalan pemerintah Hindia Belanda di tempat yang masih alami dan terpencil. Di areal perkebunanan kopi tua tersebut masih dapat ditemukan populasi pohon induk elit Kopi Arabika Tipika (Coffea arabica Linn. var.
15
Typica), yang merupakan varietas kopi terbaik yang telah dinyatakan musnah dan terancam punah oleh organisasi kopi internasional. Hasil analisis molekuker generasi ketiga dengan menggunakan primer
Simple
Sequences Repeated (SSR) terhadap DNA yang di isolasi dari jaringan daun memastikan bahwa pohon induk yang berusia 300 tahun tersebut adalah varietas purba kopi arabika tipika (Coffea arabica Linn. Var. Typica), (Latunra, 2011). Sebagian dataran tinggi Enrekang masuk dalam areal hutan lindung dan juga berfungsi sebagai zona penyangga ekosistem dan menjadi habitat dari hewan endemik Sulawesi yang hampir punah dan dilindungi seperti Anoa dataran tinggi (Bubalus quarlesi), Anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis), Monyet hitam sulawesi ( Macaca nigra), Monyet Sulawesi ( Macaca tongkeana), Babirusa (Babyrousa babyrussa), Katak raksasa (Bufo celebensis), Kuskus Sulawesi (Phalanger celebensis) serta berbagai jenis tanaman anggrek langka. Dengan demikian areal perkebunan kopi elit tersebut perlu diselamatkan dan dilindungi agar plasma nutfah dari varietas kopi tipika serta hewan endemik lainnya dapat tetap lestari keberadaanya untuk dipergunakan
meningkatkan
kemakmuran
masyarakat
Enrekang.
Populasi kopi elit yang masih tersisa ini diproyeksikan untuk menghasilkan kopi spesialti super premium.
16
Gambar 2. Pohon Kopi Arabica Tipika Berumur 300 Tahun di Enrekang
3. Faktor Manusia, Tradisi dan Nama Historis yang Melegenda Kopi Arabika Kalosi Enrekang adalah produk yang memiliki mutu dan reputasi tinggi karena ditanam oleh masyarakat yang memiliki kepedulian atas mutu. Masyarakat ini tergabung dalam kelembagaan petani tradisional dan profesional (kelembagaan petani di bawah pengolah swasta)
yang
seluruhnya
di
naungi
oleh
lembaga
Masyarakat
Perlindungan Kopi Enrekang (MPKE) sejak tahun 2012. Sejarah panjang budidaya dan pengolahan Kopi Kalosi di mulai sejak zaman kerajaan Enrekang dan Kerajaan Tallu Lembangna (Toraja) di abad XVII sampai pada abad XXI sekarang ini. Sebelum masa kemerdekaan kopi kalosi Dp terkenal keseantero dunia sebagai satu dari The Best of The
salah
Single Origin Coffee (kopi murni tunggal
terbaik) yang pernah ada. Setelah kemerdekaan nama Kopi Kalosi Dp menghilang seiring dengan lahirnya nama Kopi Toraja yang kadang juga disandingkan dengan nama Kalosi (Kopi Kalosi - Toraja). Kepopuleran
17
nama Kopi Toraja sangat dibantu oleh keuletan Hisashi Ohki, wakil direktur perusahaan Kimura Coffee Co., Ltd
yang melaporkan dalam
suatu harian di Jepang tentang temuan kopi yang bermutu tinggi dan langkah dengan produksi sangat kecil dari lahan perkebunan kopi yang terlantar di hutan belantara di daerah Toraja setelah kunjungannya ke pedalaman Toraja pada tahun 1973. Ohki mampu meyakinkan pemerintah Jepang untuk membantu revitalisasi kopi di daerah tersebut agar tidak musnah. Kerjasama Jepang dan dengan
membuka
perkebunan
Indonesia kemudian kopi
arabika
diwujudkan
Pedamaran
dengan
pengelolah PT. Toarco Jaya tahun 1976 dan sebagai induk perusahaan adalah Kimura Coffee Co., Ltd yang berganti nama menjadi Key Coffee Inc. pada tahun 1990. Sejak saat itu Kopi Toraja namanya semakin mendunia seiring dengan pudarnya nama kopi Kalosi Dp. Enrekang sekarang tetap dikenal sebagai
salah satu daerah
penghasil kopi spesialti terbaik di dunia walau nama historis mereka hampir terlupakan. Petani kopi Enrekang secara kontinyu mendapatkan transfer ilmu pengetahuan melalui pelatihan-pelatihan yang bersifat membangun, baik melalui dinas terkait maupun dari berbagai lembaga lainnya. Topik yang disuluhkan kepada petani adalah teknik pembibitan dan budidaya kopi (pengelolaan secara organik), teknik pemanenan dan penanganan pasca panen serta pengolahan hasil. Pembinaan tersebut telah diterima petani kopi di Enrekang sejak tahun 1980 yang diawali oleh Proyek Rehabilitasi Peremajaan Tanaman Ekspor (PRPTE). Pada tahun 1992 pembinaan proyek ini dilanjutkan oleh Proyek Pengembangan
18
Pertanian Rakyat Terpadu, dan pada tahun 1997 pembinaan di lakukan melalui Proyek Pengembangan Usaha Tani Lahan Kering Sulawesi (PULKS). Pada tahun 2003 dibentuk Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan (KIMBUN) dan pada tahun 2009 sampai sekarang seluas 10 ha lahan perkebunan di desa Kendenan Kec Baraka di jadikan sebagai areal pemulian parsitipatif untuk mendapatkan varietas kopi unggul lokal dibawah
pengelolaan
Pusat
Penelitian
Kopi
dan
Kakao
Jember
(PUSLITKOKA Jember) yang bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Enrekang. Pada Tahun 2012 petani Enrekang bertekad untuk kembali secara mandiri ke pentas perdagangan kopi dunia dengan menyandang nama historis mereka yang melegenda “Kopi Kalosi” yang di pelopori Ir. Haji La Tinro La Tunrung (Bupati Enrekang periode 2003 - 2013) yang melahirkan ide dan langkah penyelamatan dan pengembangan kembali industri kopi untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kehidupan sebagian besar masyarakat petani di Enrekang memang sangat bergantung dari hasil produksi kopi mereka. Hasil penjualan kopi digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari berupa biaya rumah tangga, pendidikan anak-anak, penyelenggaraan berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan seperti pernikahan anggota keluarga, perayaan hari-hari besar islam dan nasional, dan berbagai aspek kehidupan ekonomi lainnya. Acara Lelang Kopi Kalosi di agendakan langsung di Enrekang secara berkala bertaraf Internasional setiap tahun oleh MPKE dimulai saat
19
sertifikat IG diberikan, di proyeksikan akan memicu kobaran semangat petani mengembangkan kembali industri kopi berskala dunia ini untuk menggapai
harapan
kesejahteraan.
Tidak
hanya
berhenti
pada
peningkatan harga jual kopi pada level terendah yaitu petani, tingkat yang lebih tinggipun di bidang lain akan terimbas untuk berkembang seperti pada sektor pariwisata dan pendidikan dengan makin banyaknya pelaku bisnis dan wisatawan yang menetap akan meningkatkan pembangunan hotel, restaurant, kedai kopi tradisional, pembangunan pusat ekowisata kopi dunia serta pusat penelitian dan pengembangan kopi arabika tipika yang pada akhirnya akan menerbitkan kemakmuran pada masyarakat. Berdasarkan pertimbangan di atas, maka masyarakat petani kopi Arabika Kalosi Enrekang memandang perlu bahwa kopi Arabika Enrekang mendapatkan
sertifikat
indikasi
geografis.
Dalam
upaya
untuk
mendapatkan sertifikat indikasi geografis, masyarakat petani kopi Enrekang telah bergabung dalam sebuah organisasi yang bernama Masyarakat Perlindungan Kopi Enrekang (MPKE).
Kelompok ini
mengajukan permohonan untuk memperoleh sertifikat indikasi geografis bagi Kopi Arabika Kalosi Enrekang kepada pemerintah Republik Indonesia.
20
II. PEMOHON
Pemohon Indikasi Geografis Kopi Arabika Kalosi Enrekang adalah Masyarakat Perlindungan Kopi Enrekang (MPKE) Sejarah terbentuknya MPKE adalah berawal sejak tahun 2003. Pada saat itu sebanyak 168 kelompok tani Kopi, 17 koperasi primer perkebunan, Asosiasi Petani Kopi Indonesia (APKI) Enrekang serta LSM pemerhati perkopian di Enrekang menjadi bagian dari kelembagaan Proyek Pengembangan Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan (KIMBUN) Kopi Kabupaten Enrekang. Lima tahun kemudian pada tahun 2008, Bupati Enrekang Ir. Haji La Tinro La Tunrung membuat Program Revitalisasi Kopi Arabika Kalosi yang bertujuan mengembalikan kejayaan Enrekang sebagai penghasil kopi terbaik di dunia sejak abad XVII. Selanjutnya
pada
tahun
2012,
Beliau
menginisiasi
pembentukan
Masyarakat Perlindungan Kopi Enrekang (MPKE), sebagai suatu lembaga yang bertujuan untuk mendukung terciptanya perlindungan hukum dan menjaga kualitas mutu serta citarasa serta membangkitkan kembali indutri kopi Enrekang yang telah lama terkubur. MPKE mengusulkan kepada pemerintah agar Kopi Arabika Kalosi Enrekang mendapatkan sertifikat indikasi geografis, agar pelaku usaha Kopi Arabika Kalosi Enrekang mendapatkan manfaat yang sebesarbesarnya, melalui kegiatan yang dapat menjamin terjaganya mutu dan kekhasan kopi Arabika Enrekang. Anggota MPKE memiliki Kartu Anggota seperti terdapat pada Gambar 3.
21
Gambar 3. Kartu Anggota MPKE 2012
Keanggotaan MPKE terdiri dari individu, kelompok tani, koperasi, dan perusahaan swasta.
Petani yang tidak masuk sebagai anggota
kelompok tani bisa masuk kedalam keanggotaan MPKE.
MPKE tetap
bersifat inklusif, dimana siapapun bisa bergabung dengan organisasi ini selama telah memenuhi semua aturan-aturan Buku Persyaratan. Susunan pengurus MPKE disajikan pada Gambar 4.
22
SUSUNAN PENGURUS MASYARAKAT PERLIDUNGAN KOPI KALOSI ENREKANG ( MPKE ) SEKRETARIAT : GEDUNG HALAL CENTRE JL PAHLAWAN NO 17 TLP.0420-21787 ENREKANG 91711
: Drs. Idris : Bakri, Spd : Yusuf Kenden, SP. : Daud, SPd
HUKUM
: 1. Takdir 2. Hasan
PENGOLAH MUTU
: 1. Burhanuddin 2. Amiruddin
KETERUNUTAN DAN ADM :
BUDI DAYA
ADAT DAN SOSIAL BUDAYA
Bupati Enrekang
PENASEHAT
:
Wakil Bupati Enrekang
DEWAN PAKAR
: :
Prof. Dr. Ir. H. Yunus Musa, M.Sc Prof. Dr. Ir. H. Badron Zakaria, MS Reta, S.IP, M.Si
KETUA UMUM WAKIL KETUA I WAKIL KETUA II SEKRETARIS WAKIL SEKRETARIS I WAKIL SEKRETARIS II BENDAHARA WAKIL BENDAHARA TIM TEKNIS
: : : : :
Haji La Tinro La Tunrung Ir. H. B. Santiago , MP Syafruddin, SH Dr. Andi Ilham Latunra, M.Si Ir. H.Umar Sappe , MBA Ir. H. Mursalim Bagenda, MP Drs. H. Chaerul Latanro, MM H. Ahmad 1. Ir Anwar Kadir 5. Amiruddin, SP 2. Hardi, SE 6. Arsal, SE 3. Samaki, SP 7. Sutarjo Barrang, SP
KETUA WAKIL KETUA SEKRETARIS WAKIL SEKRETARIS
: Ruslim,SH : Al-Azis : Musa Sitallu : Hasmin
SEKSI - SEKSI
SEKSI - SEKSI
PROMOSI, PEMASARAN DAN KOMUNIKASI
:
KEC. BUNGIN
KEC. BARAKA KETUA WAKIL KETUA SEKRETARIS WAKIL SEKRETARIS
PEMBINA
: 1. Haidir 2. Marsuki 1. Lajida 2. Jasman : 1. Mas Jaya 2. Yunus : 1. Nurdin 2. Mahyuddin
HUKUM
: 1. Bakri 2. Rusli
PENGOLAH MUTU
: 1. Kamaruddin 2. Mahmud
: : :
KEC. MASALLE KETUA WAKIL KETUA SEKRETARIS WAKIL SEKRETARIS Lasri BENDAHARA W. BENDAHARA
: Awaluddin Undu : Hasan Pairi : Enggus Barman, S. Pd : : Yusuf Undu : Kamaruddin Syam
SEKSI - SEKSI HUKUM
KETERUNUTAN DAN ADM
1. Salaidin 2. Caming
PROMOSI, PEMASARAN DAN KOMUNIKASI KETERUNUTAN DAN ADM
BUDI DAYA
: 1. Sahuddin 2. Rahim P BUDI DAYA
ADAT DAN SOSIAL BUDAYA :
: Sari : Baharuddin
ADAT DAN SOSIAL BUDAYA :
23
HUKUM
KEC. BAROKO KETUA WAKIL KETUA SEKRETARIS WAKIL SEKRETARIS : BENDAHARA W. BENDAHARA
HUKUM : Natsir
PENGOLAH MUTU
PENGOLAH MUTU
: 1. Sudirman 2. Baharuddin
PROMOSI, PEMASARAN DAN KOMUNIKASI
: 1. Drs.Ramli 2. Marwa
KETERUNUTAN DAN ADM
KETERUNUTAN DAN ADM
: 1. Darmawan 2. Rudi
BUDI DAYA
1. Jasman 2. Ilham Sair
: 1. Jasman 2. Azis
BUDI DAYA
: 1. Alimuddin 2. Bakrie
ADAT DAN SOSIAL BUDAYA :
1. Rahmat 2.
: Ir. Patola : Yusuf,S.Pd : Ilen
: Kamaluddin : Mardan
SEKSI - SEKSI
: 1. Jaya 2. Sande Anwar
: 1. Sudirman, S.Pd 2. Samsul Anwar
1. Appang 2. Zaini
Gambar 4. Susunan Pengurus MPKE 2012-2015
: Tahrim, SP : Mudassir : Sabri, ST
SEKSI - SEKSI : 1. KamaruddinS yam 2. Latif Qaeda
: 1. Arifuddin
:
KETUA WAKIL KETUA SEKRETARIS WAKIL SEKRETARIS : BENDAHARA W. BENDAHARA
: Rahmad
PENGOLAH MUTU PROMOSI, PEMASARAN DAN KOMUNIKASI 2. Akip
KEC. BUNTU BATU
PROMOSI, PEMASARAN DAN KOMUNIKASI
ADAT DAN SOSIAL BUDAYA :
: Opang : 1. Nasir 2. Edi muktar, S.Pd : 1. Sulaiman Rasyid 2. Eddy S. : 1. Baharuddin 2. Yusuf : 1. Asiz 2. Sirra 1. Ahmad Taufik 2. Rauf
Komponen pembentuk Masyarakat Perlindungan Kopi Enrekang adalah : 1. Komponen dari produsen gelondong merah, beranggotakan petani dan kelompok- kelompok tani. 2. Komponen dari pengolah kopi, beranggotakan koperasi, pengolah biji kopi, penyangrai dan pembubuk kopi. 3. Komponen Pedagang, beranggotakan pedagang kopi beras, kopi sangrai dan kopi bubuk. 4.
Komponen dewan penasehat, beranggotakan perwakilan pemerintah daerah, organisasi pendukung dan para pembeli kopi Enrekang. Koperasi petani adalah gabungan beberapa kelompok tani
produsen gelondong merah yang telah merubah status badan hukumnya menjadi koperasi. Beberapa koperasi telah memiliki fasilitas pengolahan gelondong merah menjadi kopi beras. Petani, pengolah biji kopi merah menjadi biji kopi beras dan penyangrai kopi yang menjadi anggota MPKE saat ini adalah : 1. 186 kelompok tani yang terdiri dari 4.766 KK petani yang mengelola sekitar 7.149 ha areal pertanaman kopi arabika (data pada lampiran 1) 2. 3 Koperasi Tani (KOPTAN) yaitu : a. Kelompok Tani Padaidi di dusun Parandean desa Batu Kede yang beranggotakan 200 petani b. Kelompok Tani Sari Kembang Desa Benteng Alla Utara yang beranggotakan 180 petani, serta
24
c. Kelompok
Tani
Bone-Bone
di
Desa
Bone-Bone
yang
beranggotakan 110 petani. 3. Pengolah swasta yang mengolah biji kopi merah menjadi biji kopi beras yaitu : a. PT. Kopi Jaya yang bekerjasama dengan sekitar 1.000 petani, dan b. CV. Arif Jaya 4. Penyangrai kopi yaitu : a. Kelompok Tani Padaidi Desa Batu Kede kecamatan Masalle b. Kelompok Tani Putra Koro di Desa Bone-Bone Kecamatan Baraka, dan c. Kelompok Tani Tanah Bulan desa Buntu Mondong di kecamatan Buntu Batu Keanggotaan
MPKE akan
terus
meningkat
seiring dengan
perkembangan dan dinamika organisasi. Saat ini keanggotaan MPKE terdiri atas 4.766 keluarga petani, 186 kelompok tani, 3 koperasi tani, 2 pengolah swasta dan 3 penyangrai dan pembubuk kopi.
25
III. BUKU PERSYARATAN
3.1. Nama Indikasi geografis yang dimohonkan Nama indikasi geografis yang dimohonkan adalah : KOPI ARABIKA KALOSI ENREKANG 3.2. Nama barang yang dilindungi oleh Indikasi geografis Nama barang yang dilindungi oleh indikasi geografis adalah : 1. Kopi Biji Beras (Green bean) 2. Kopi Sangrai 3. Kopi Bubuk 3.3. Uraian mengenai karakteristik dan kualitas Kopi Arabika Kalosi Enrekang Kopi kalosi dihasilkan dari tanaman kopi Arabika yang ditanam di lereng pegunungan Latimojong di Enrekang dengan ketinggian antara 1.000 – 2.000 m dpl dengan jenis tanah Podsolik dan memiliki udara yang dingin dan kering. Karakteristik kawasan Enrekang dijelaskan lebih rinci dibagian D (deskripsi lingkungan geografis), sangat mendukung budidaya tanaman kopi Arabika yang menghasilkan cita rasa yang sangat khas. Kopi Arabika di Enrekang terdiri dari varietas Lini S-288, Lini S-795 (dominan), Arabusta, Hibrido de timor, Catimmor (Kartika I & II), Tipika serta varietas lokal terbentuk dari persilangan varietas-varietas kopi yang juga terdapat di Enrekang. Tanaman kopi ditanam di bawah tanaman penaung, dan dikombinasikan dengan tanaman lain. Sebagian kopi telah dikelola secara organik dan telah mendapat sertifikat organik.
26
Hutan Primer dan Kawasan Lindung hampir mencakup 35 % dari seluruh kawasan Enrekang, saat ini diperkirakan sekitar 45 % dari total kawasan dikembangkan sebagai perkebunan campuran yang sebagian besarnya ditanami tanaman kopi dan jenis tanaman lain seperti Kakao. 3.3.1. Sifat Fisik Biji Kopi Arabika Kalosi Enrekang yang diperdagangkan adalah : 1. Biji kopi beras/green bean. Mutu I dengan nilai cacat fisik kurang dari 8 per 100 gram menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) dan standar Specialty Coffee Association of America (SCAA), dengan kadar air biji maksimum 12% serta memiliki warna biji hijau keabu-abuan. Sortasi akhir setelah pengolahan menghasilkan biji kopi dengan diameter lebih besar atau sama dengan ukuran 6,5 mm atau 16 menurut standar dari SCAA. 2. Biji kopi sangrai. Biji kopi sangrai kualitas no 1, yang berasal dari biji kopi beras/green bean mutu I yang disangrai setelah disortasi sehingga memiliki ukuran yang seragam. Sangrai yang digunakan adalah sangrai muda, sangrai sedang dan sangrai tua. 3. Kopi bubuk. Berasal dari kopi sangrai kualitas no. 1 yang diolah menjadi bubuk kopi. 3.3.2. Profil Cita Rasa Berdasarkan hasil pengujian mutu terhadap dua puluh sampel Kopi Arabika Kalosi
yang berasal dari berbagai lahan perkebunan dan
kelompok tani yang terdapat dalam wilayah IG (peta lokasi pengambilan
27
sampel pada lampiran 5) yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember 2012, memperlihatkan bahwa Kopi Arabika Kalosi Enrekang memiliki kualitas spesialti dengan nilai hasil uji diatas 80. Kopi Arabika Kalosi Enrekang juga memiliki berbagai aroma yang sangat khas yang terdiri dari kombinasi aroma rempah, coklat, buah-buahan, bunga , karamel dan lain lain. Rekapitulasi hasil pengujian mutu Kopi Arabika Kalosi Enrekang yang dilakukan oleh Puslit Kopi dan Kakao Jember terdapat pada Lampiran 2. Hasil uji cita rasa Kopi Arabika Kalosi Enrekang oleh Puslit Kopi dan Kakao Jember terdapat pada Lampiran 3. Cita rasa khas Kopi Arabika Kalosi Enrekang tersebut diperoleh dari interaksi antara varietas kopi yang digunakan dengan kondisi geografis di areal pertanaman dan sistem budidaya serta sistem pengolahan biji kopi gelondong merah yang dilakukan. Pengolahan biji kopi gelondong merah dilakukan dengan cara Olah Basah Gerbus Basah (OBGB) dengan hasil akhir berupa kopi beras berwarna hijau kebu-abuan berkadar air sekitar 12 %. Kopi sangrai dan kopi bubuk dihasilkan dari biji kopi beras yang diolah dengan cara OBGB sesuai ketentuan dalam Buku Persyaratan. Kopi yang akan disangrai di sortasi untuk mendapatkan biji kopi dengan ukuran yang seragam kemudian disangrai. dengan
berbagai
tingkat
kematangan,
Sangrai dapat dilakukan sangrai
muda,
sangrai
menengah/medium atau sangrai tua. Kopi yang sudah disangrai
28
selanjutnya dijadikan kopi bubuk dengan menggunakan mesin pembubuk kopi. Secara nasional pada tahun 2008, pada kontes kopi spesialti yang diselenggarakan oleh Puslit Kopi dan Kakao Jember, Kopi Excelso, Kopi Kapal Api dan AEKI, kopi Arabika dari Enrekang dinyatakan sebagai kopi terbaik 1 dan 2 (lampiran 4) 3.3.3. Jenis dan Pengelompokan Produk Pada dasarnya Kopi Arabika Kalosi Enrekang diproduksi dalam 3 jenis, yaitu : a. Kopi biji beras atau green bean b. Kopi sangrai c. Kopi bubuk Meskipun demikian untuk memenuhi permintaan pasar, ketiga jenis Kopi Arabika Kalosi Enrekang tersebut dapat pula diproduksi berdasarkan kelompok : a. Kopi yang memiliki sertifikat lain selain IG, misalnya memiliki sertifikat Organik, Rain Forest dll. b. Kopi dari daerah khusus, misalnya dari lokasi tertentu yang memiliki cita rasa khas sesuai hasil pengujian mutu seperti yang dilakukan oleh Puslit Kopi dan Kako Jember c. Kopi dari varietas khusus, misalnya khusus dari varietas Tipika, Lini S 795 dsb d. Kopi pengolahan khusus, misalnya dengan proses fermentasi dengan waktu tertentu dsb
29
e. Kopi permintaan khusus pembeli, misalnya yang memiliki ukuran biji tertentu dsb. 3.4. Uraian Lingkungan Geografis Lingkungan geografasi areal pertanaman dan produksi Kopi Arabika Kalosi Enrekang terletak di lereng pegunungan Latimojong dengan ketinggian 1.000 m sampai 2.000 m dari permukaan laut, dan memiliki musim hujan dan musim kemarau.
Lokasi tersebut termasuk dalam
wilayah Kabupaten Enrekang dan terletak pada wilayah kecamatan Baraka, kecamatan Baroko, Kecamatan Masale, kecamatan Buntu Batu dan kecamatan Bungin. Peta wilayah penanaman dan produksi Kopi Arabika Kalosi Enrekang terdapat pada Lampiran 5. Data Curah Hujan dan Hari Hujan terdapat pada Lampiran 6. 3.4.1. Faktor Alam (Geomorfologi) Kabupaten Enrekang Kawasan Enrekang terletak di utara Provinsi Sulawesi Selatan, di daerah tropis, di garis lintang antara 3º 14’ 38”, 3 50’ 00” LS dan 119º 40’ 53” – 120º 06’ 33” BT. Menempati daerah bagian lereng barat formasi Latimojong berumur kapur akhir. Berdasarkan morfologinya, kabupaten Enrekang didominasi oleh perbukitan dan pegunungan dengan lereng yang curam.
30
Gambar 5. Geomorfologi Enrekang sebagian besar berupa dataran tinggi di Punggung Pegunungan Latimojong berumur kapur akhir.
Tanahnya terbentuk dari batuan sediman, metamorf dan batuan gunung api, yang terdiri dari satuan morfologi ; 1. Brow Forest Soil terdapat di wilayah kecamatan Maiwa (perbatasan Kabupaten Enrekang dengan Kabupaten Pinrang). 2. Mediteranian coklat keabu-abuan terdapat di wilayah Kecamatan Alla, Kecamatan Anggeraja, kecamatan Baraka dan Kecamatan Enrekang. 3. Mediteranian coklat terdapat di wilayah kecamatan Anggeraja dan kecamatan Alla. 4. Podsolik coklat dengan bahan induk Tufa Volkan terdapat di wilayah Kecamatan Enrekang dan kecamatan Maiwa. 5. Podsolik coklat dengan bahan induk batuan pasir serfik dan tufa terdapat di wilayah Kecamatan Anggeraja, Kecamatan Baraka dan Kecamatan Enrekang.
31
6. Podsolik kekuningan dengan bahan induk seksis terdapat di wilayah Kecamatan Maiwa, kecamatan Baraka dan kecamatan Alla. 7. Podsolik merah kekuningan dengan bahan induk batu pasir terdapat di wilayah kecamatan Maiwa. 8. Podsolik violet dengan bahan induk serpih dan batu pasir terdapat wilayah Kecamatan Maiwa, Kecamatan Baraka dan Kecamatan Alla. Topografi wilayah Kabupaten Enrekang terdiri atas dataran tinggi yang terletak pada bagian Barat, Timur, Selatan dan Utara meliputi Kecamatan Alla, Curio, Anggeraja dan Malua, sedang dataran rendah terhampar pada bagian tengah, yang meliputi Kecamatan Enrekang dan sebagian Kecamatan Maiwa. Sebagian
besar
kabupaten
Enrekang
ditempati
morfologi
perbukitan yang dilalui cabang-cabang sungai dari DAS Saddang Secara keseluruhan kondisi geografis dan topografi ini berkaitan langsung dengan potensi pengembangan perkebunan kopi Enrekang. Berdasarkan data statistik Kabupaten Enrekang tahun 2011, Kabupaten Enrekang memiliki 14 komoditi perkebunan, yaitu kopi arabika, kkao, lada, vanili, cengkeh, kelapa, jambu mete, kemiri, pala, aren, kapok, kayu manis, nilam dan tembakau dengan total luas areal mencapai sekitar 32.000 ha. Dari luasan tersebut kopi arabika merupakan komoditi yang terluas dengan total areal mencapai 11.949 ha.
32
Unsur lingkungan geografis Kabupaten Enrekang disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Data Lingkungan Fisik Kabupaten Enrekang Relief
50 – 3.330 m di atas
Ketinggian
permukaan laut
Cuaca
Tanah
Lereng
0 - 45%
Curah Hujan
1410 mm per tahun
Temperatur
16 – 24º C
Kelembaban relative
80 %
Bentukan Geologis
Andesit dan pyroclastik
Jenis tanah
Podzolik, Ponsolik, Mediteran dan aluvial
Tekstur
Lempung berfragmen kasar > 15%
Solum
40 > 70 cm
C-organik
Sedang hingga tinggi
Kapasitas pertukaran
Rendah hingga sedang
kation Masa
tanah
kekurangan air
33
Februari – Mei
Berdasarkan dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK) pemanfaatan lahan di Kabupaten Enrekang dibagi menjadi 10 kawasan/wilayah, yaitu kawasan hutan lindung, kawasan lindung, kawasan hutan produksi, wilayah sawah, wilayah pertanian lahan kering, wilayah hortikultura, wilayah perkebunan, wilayah agroforestri, wilayah peternakan, wilayah pemukiman dan sebagai areal penggunaan lain. Areal pertanian digunakan untuk lahan kering dan sawah. Lahan kering berupa areal tegalan di dataran didominasi oleh budidaya kopi Arabika. Sawah terdapat di lembah-lembah sepanjang sungai yang airnya cukup tersedia. Data kepemilikan tanah di Kabupaten Enrekang menunjukkan bahwa rata-rata luas tanah yang dikelola oleh setiap keluarga petani kopi arabika adalah 1 sampai 2 ha. Petani kopi arabika yang memiliki luas areal pertanaman kopi arabika lebih dari 2 ha adalah kurang dari 25%. 3.4.2. Faktor Alam (Geomorfologi) Wilayah Kopi Arabika Kalosi Enrekang Kawasan penghasil Kopi Arabika Kalosi Enrekang terletak di wilayah kecamatan Baraka, kecamatan Baroko, kecamatan Bungin, kecamatan Masalle dan kecamatan Buntu Batu, khususnya pada ketinggian diatas 1.000 meter dpl. Kawasan ini memiliki jenis tanah Podsolik. Pada kawasan ini tanaman kopi arabika ditanam dengan naungan tanaman suren, lamtoro hantu, dadap, gamal dan nangka. Kawasan ini merupakan kawasan perbukitan dengan kemiringan lahan yang cukup
34
tinggi, karena itu petani dalam menanam tanaman kopi arabika menggunakan sistem terasering, baik berupa teras individu maupun berupa teras sabuk. 3.4.3. Hari Hujan Dan Curah Hujan Kabupaten Enrekang memiliki 4 stasion cuaca yang dapat memonitor keadaan curah hujan dan hari hujan sepanjang tahun di Kabupaten Enrekang, yaitu stasion Maiwa, stasion Cendana, stasion Alla dan Stasion Baraka. Volume air tanah di wilayah Kabupaten Enrekang umumnya terbatas karena tidak dijumpai sumber air tanah yang berarti kecuali di daerah resapan air. Air curah hujan yang jatuh di wilayah perbukitan akan mengalir sebagai air permukaan. Potensi sumberdaya air di Kabupaten Enrekang dipengaruhi oleh keadaan curah hujan yang hampir merata di setiap tahun dengan curah hujan 1.410 mm/tahun dan 137 hari hujan. Pemanfaatan air permukaan ini sangat penting karena Kabupaten Enrekang dilalui oleh sungai-sungai besar antara lain Sungai Saddang, Sungai Mata Allo, Sungai Tabang dan Sungai Malua.
Sungai-sungai tersebut terutama dimanfaatkan untuk
kebutuhan irigasi teknis. Data curah hujan (CH) dan hari hujan (HH) yang disajikan pada Lampiran 6 berasal dari 4 stasiun utama yang berada di kecamatan Maiwa (stasiun no. 401 B), kecamatan Baraka (stasiun no. 400 A), kecamatan Alla (stasiun no. 399 D), dan kecamatan Cendana (stasiun no. 400 I) kabupaten Enrekang pada tahun 2008 – 2010 bersumber dari Kabupaten
35
Enrekang dalam Angka 2011 (Badan Pusat Statistik Kabupaten Enrekang, 2011). 3.4.4. Faktor Manusia Masyarakat di Kabupaten Enrekang terdiri dari berbagai suku. Suku dengan jumlah penduduk terbesar adalah suku Massenrempulu, dan sisanya adalah suku Makassar dan Bugis. Masyarakat di Enrekang, umumnya menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Enrekang, bahasa Duri dan bahasa Maiwa sebagai bahasa pengantar sehari-hari. Petani kopi arabika tergabung dalam kelompok tani yang esensinya merupakan organisasi petani yang mempunyai orientasi pertanian yang sama.
Petani kopi arabika di Enrekang saat ini telah
mampu melakukan petik gelondong merah yang selanjutnya diolah dengan menggunakan teknik OBGB. Petani kopi arabika di Kabupaten Enrekang telah menyadari bahwa sistem panen kopi gelondong merah akan dapat menghasilkan biji kopi beras yang berkualitas tinggi sehingga juga akan dapat meningkatkan pendapatan petani secara signifikan. Untuk menjalankan kelompok tani tersebut, para anggotanya secara demokratis memilih para pengurus yang terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara. Kelompok tani membahas waktu yang paling tepat serta cara-cara terbaik untuk menanam, memangkas, memupuk, mengendalikan hama dan penyakit, dan panen. Kelompok tani juga mengontrol anggotanya agar menerapkan hasil musyawarah atau keputusan bersama dengan sebaik baiknya.
Kelompok tani selain
berperan sangat penting dalam pengelolaan produksi gelondong merah,
36
pengelolahan biji kopi beras bermutu tinggi, juga berperan penting dalam kehidupan keagamaan dan sosial masyarakat. Pada tanah yang miring (berlereng) petani diharuskan membuat teras untuk menahan air agar tidak terjadi erosi, terutama pada saat tanaman kopi masih muda. Teras menyebabkan tertahannya laju aliran air permukaan, sehingga akan memperlambat laju degradasi tanah. Perlakuan tersebut menyediakan lingkungan yang sangat baik untuk perkembangan tanaman kopi Arabika. Petani kopi juga selalu dihimbau menanam pohon penaung dan jenis tanaman penaung yang banyak digunakan antara lain suren, lamtoro gung, dadap, gamal, alpukat dan nangka. Pembinaan petani dan pengolah kopi dilakukan secara terus menerus oleh Pemda melalui Penyuluh Lapangan, Perguruan Tinggi, Balai Penelitian dan dari pihak konsumen 3.5. Batasan Kawasan Produksi Kopi Arabika Kalosi Enrekang Batasan kawasan produksi Kopi Arabika Kalosi Enrekang secara umum dibagi menjadi kawasan produksi gelondong merah, kawasan pengolahan gabah basah, kawasan penjemuran, kawasan pengolahan, hingga kawasan penyangraian dan pembubukan diuraikan pada Tabel 2.
37
Tabel 2. Batasan Kawasan Produksi Kopi Arabika Kalosi Enrekang Proses Pengolahan Kopi
Batasan Kawasan
Produksi gelondong merah
Dalam batas wilayah IG
Pengolahan gelondong merah sampai penjemuran kopi gabah setengah kering Penggerebusan kopi gabah setengah kering
Dalam batas wilayah IG
Penjemuran biji kopi beras/green bean
Dalam batas wilayah IG
Sortasi, pengemasan, uji mutu dan pemberian label, logo dan kode keterunutan
Dalam batas wilayah IG
Penyimpanan kopi beras/green bean
Dimana saja
Penyangraian kopi beras/green bean dan pelabelannya Pembubukan kopi sangrai dan pelabelannya
Dimana saja
Dalam batas wilayah IG
Dimana saja
3.5.1. Kawasan Produksi Gelondong Merah Kopi Enrekang hanya bisa diperoleh dari gelondong merah kopi Arabika yang diproduksi di kawasan sesuai peta wilyah IG (Gambar 6). Batas daerah ini telah diatur sedemikian rupa sehingga hanya mencakup daerah produksi kopi Arabika Enrekang yang terbaik. Areal pertanaman kopi Arabika yang termasuk dalam kawasan IG adalah areal pertanaman yang terletak pada ketinggian 1000 m sampai 2000 m dpl. Kriteria lain yang digunakan sebagai persyaratan adalah tanah dan karakteristik iklim, sistem produksi kopi Arabika dan manajemen kolektif atas produksi kopi di dalam kelompok tani. Semua faktor-faktor ini sifatnya homogen di dalam kawasan wilayah IG dan dampaknya terhadap mutu kopi arabika yang dihasilkan telah dijabarkan di atas.
38
Secara administratif kawasan IG ini mencakup 5 kecamatan yaitu kecamatan Masalle, kecamatan Baraka, kecamatan Baroko, kecamatan Buntu Batu dan kecamatan Bungin. Daftar dari desa-desa yang termasuk dalam daerah IG terdapat pada Lampiran 1. Wilayah produksi Kopi Arabika Kalosi Enrekang yang terdapat di 5 kecamatan di Kabupaten Enrekang tersebut, terdapat pada Gambar 6. 3.5.2. Kawasan Produksi Kopi Beras dan Pelabelan Kopi gelondong merah harus berasal datang dari kawasan wilayah IG seperti yang dijabarkan di atas. Gelondong merah tersebut diolah di kawasan wilayah IG yang sama menjadi kopi berkulit tanduk atau kopi gabah basah. Penjemuran kopi gabah basah sampai menjadi kopi gabah setengah kering harus dilakukan di dalam kawasan wilayah IG.
Kopi
gabah setengah kering digerebus menjadi kopi beras atau green bean setengah kering juga di dalam kawasan IG kopi Arabika Enrekang. Selanjutnya kopi beras atau green bean setengah kering dijemur sampai mencapai kadar air sekitar 12 % juga di wilayah IG. Setelah kopi beras atau green bean mencapai kadar air sekitar 12% dilakukan sortasi untuk memisahkan biji kopi yang pecah, berlubang, biji hitam atau cacat lainnya dengan dengan kopi yang baik. tujuan untuk mendapatkan biji kopi dengan nilai cacat fisik kurang dari 8 per 100 gr, dan dengan ukuran lebih besar atau sama dengan nilai 16.
39
Gambar 6.
Peta Kawasan Produksi Kopi Arabika Kalosi Enrekang pada ketinggian 1000 - 2000 meter dpl (ditandai dengan warna hijau)
40
Kopi biji beras atau green bean yang baik dikemas dalam karung plastik baru. Kopi beras atau green bean yang sudah dikemas selanjutnya dinilai mutunya oleh Tim Penguji Mutu MPKE. Kopi beras atau green bean yang memenuhi persyaratan mutu IG Kopi Arabika Kalosi Enrekang selanjutnya diberi Label, Logo serta Kode Keterunutan. Proses sortasi, pengemasan, pemeriksaan mutu dan pemberian Label serta Logo harus dilakukan di dalam wilayah IG Kopi Arabika Kalosi Enrekang. 3.5.3. Kawasan Penyimpanan, Penyangraian Kopi dan Pembuatan Kopi Bubuk Penyimpanan kopi beras atau green bean Kopi Arabika Kalosi Enrekang yang sudah dalam kemasan dan memiliki label, logo serta kode keterunutan dapat dilakukan dimana saja. Kualitas Kopi Arabika Kalosi Enrekang dijamin selama karung kemasan masih utuh dan penyimpanan dilakukan sesuai dengan syarat penyimpanan yang baik. Apabila karung kemasan sudah tidak utuh atau penyimpanan dilakukan tidak sesuai dengan tatacara penyimpanan yang baik bagi Kopi Arabika Kalosi Enrekang sebagaimana diuraikan pada bagian penyimpanan, maka MPKE tidak menjamin kebenaran kualitas kopi tersebut. Penyangraian biji Kopi Arabika Kalosi Enrekang dilakukan setelah kopi beras atau green bean Kopi Arabika Kalosi Enrekang melalui proses sortasi biji kopi beras atau green bean menjadi ukuran yang seragam. Kopi yang berukuran seragam selanjutnya disangrai dan tingkat
41
kematangan penyangraian dilakukan sesuai selera penyangarai dan permintaan pasar. Pada dasarnya penyangraian dapat dilakukan dalam bentuk sangrai
muda,
sangrai
sedang
atau
medium
dan
sangrai
tua.
Penyangraian dapat dilakukan dimana saja, tetapi hanya penyangrai yang menjadi anggota MPKE atau yang seizin MPKE yang dapat menggunakan label, logo serta kode keterunutan Kopi Arabika Kalosi Enrekang pada kemasan produk kopi hasil sangraiannya. Pembubukan Kopi Arabika Kalosi Enrekang dapat dilakukan dimana saja. penyangraian
Tetapi hanya kopi bubuk yang berasal dari proses seperti diuraikan
diatas dan
yang
pembubukannya
dilakukan oleh anggota MPKE atau yang seizin MPKE yang dapat menggunakan label, logo serta kode keterunutan Kopi Arabika Kalosi Enrekang pada kemasan produk kopi bubuknya. 3.6. Sejarah dan Adat Istiadat 3.6.1. Sejarah Kopi Arabika Kalosi Enrekang Kopi (Coffea sp.) adalah tanaman asli Ethiopia Afrika, terdiri dari tiga spesies utama yaitu, Kopi Arabika (Coffea arabica Linn), Kopi Robusta (Coffea canephora Pierre ex Frohen) dan Kopi Liberika (Coffea liberica). Tradisi minum kopi diawali oleh orang di Afrika dan jazirah Arab kemudian menjadi terkenal sampai ke Eropa. Kegemaran minum kopi telah berhasil menurunkan konsumsi alkohol dan berperan dalam lahirnya revolusi industri di kawasan Eropa. Pada tahun 1696, Gubernur Belanda di Malabar, India, mengirim bibit kopi
42
arabika yang berasal dari Yaman untuk pertama kalinya kepada Gubernur Belanda di Batavia untuk ditanam di pulau Jawa. Ekspor pertama kopi ke Belanda dikirim dari Jawa oleh VOC yang kemudian memonopoli perdagangan kopi dari tahun 1725 sampai 1780.
Batavia menjadi
pemasok utama kopi bagi Eropa dan kopi tersebut dikenal sebagai Java Coffee (SCAI, 2010). Kopi arabika tipika adalah varietas kopi yang pertama kali ditanam oleh Belanda di Sulawesi pada tahun 1750 di dataran tinggi pegunungan sekitar Enrekang dan Toraja. Lokasi penanaman kopi pertama di Enrekang berada di daerah Pojappung, Nating, Bungin, Buntu sarong, Rampunan, Pekalobean dan Benteng Alla Utara. Nama Kalosi mulai dikenal saat itu untuk menyebut nama kopi yang berasal daerah pertanaman kopi di Enrekang dan Toraja. Kalosi adalah kota kecil di Enrekang yang merupakan tempat pengumpulan kopi dari daerah sekitarnya. Kopi kemudian menjadi produk unggulan zaman Belanda dan di ekspor lagsung ke Eropa dengan nama Kopi Kalosi DP. Singkatan DP adalah menandakan kopi Kalosi diperoleh melalui sistim Dry Process. Perdagangan kopi di Enrekang dan Toraja diatur oleh sistim pemerintahan kerajaan di kedua daerah tersebut. Masyarakat Enrekang dan Toraja sebagai daerah penghasil kopi pada saat itu banyak menerima pedagang dari daerah lain seperti dari pulau Jawa yang memasukkan bahan porselin, tenunan halus, perhiasan emas yang banyak disimpan sampai sekarang oleh turunan bangsawan tinggi.
43
Penduduk setempat
menukar barang barang tersebut dengan kopi dan biji emas (Tangdilintin, 1981). Pada
tahun
1887,
pedagang
dari
kerajaan
Luwuk
ingin
memonopoli perdagangan kopi di Toraja. Raja Makale Lasokbaik atas nama para Raja di Tallulembangna Toraja (Makale, Mengkendek dan Sangalla) meminta bantuan Kerajaan Enrekang dan Sidenreng untuk memaksa pedagang Luwuk menghentikan monopoli perdagangan kopi tersebut. Pedagang kopi kerajaan Luwuk akhirnya tidak dapat mengakses lagi kopi dari Enrekang dan Toraja. (Lontarak Enrekang, 2011) Sepuluh tahun berselang pada tahun 1898, pasukan kerajaan Bone yang di pimpin Lamaddukelleng, Panglima Bone, memasuki Toraja dan bertujuan memonopoli perdagangan Kopi di daerah Toraja dan Enrekang, Para Raja Tallulembangna Toraja kemudian meminta bantuan ke Enrekang kembali. La Tanro Arung Buttu yang saat itu menjadi Raja Enrekang XVI dengan anggota Hadat Enrekang segera menuju ke Sillanan Mengkendek menemui utusan Panglima Bone. La Tanro Raja Agung Enrekang mengeluarkan maklumat agar Bone tidak mencoba melalui Bamba Puang di Enrekang, Sidenreng, Wajo maupun Tanah Luwuk dalam membawa kopi. Mereka hanya dibolehkan membawa kopi melewati Alitta Pinrang. Maklumat La Tanro Raja Enrekang kemudian di patuhi oleh La Madukelleng, Panglima Kerajaan Bone. Dua puluh hari berselang pasukan kerajaan bone meninggalkan Toraja. Perang Kopi kemudian berakhir Enrekang, 2011).
44
pada tahun 1890 (Lontarak
Pada tahun 1900an , penyakit karat daun yang disebabkan oleh cendawan Haemileia vastatrix menyerang seluruh areal pertanaman kopi di Enrekang yang melenyapkan hampir seluruh populasi kopi arabika varietas Typica yang berada di ketinggian dibawah 1.000 m dpl . Sejak itu di areal yang ketinggiannya kurang dari 1.000 meter dpl dikembangkan Kopi Robusta (C. canephora) yang relatif tahan terhadap penyakit karat daun tersebut. Setelah kemerdekaan di tahun 1950an pemerintah merilis variasivariasi baru dari kopi Arabika yang tahan terhadap karat daun. Perkembangan yang paling pesat terjadi pada periode 1975-1983. Pada tahun 1979-1984 bersamaan dengan masuknya proyek Peremajaan dan Rehabilitasi Tanaman Ekspor (PRPTE) Departemen Pertanian, semua petani kopi mengganti tanaman kopi robusta dengan kopi arabika dengan cara sambung pucuk dengan menggunakan tanaman kopi robusta sebagai batang bawah. Saat ini areal pertanaman kopi arabika di Enrekang telah mencapai sekitar seluas 11.000 ha dengan total produksi sekitar 6500 ton per tahun. Varietas kopi arabika yang ditanam adalah Linie S-795, USDA, Kartika I, Kartika II dan Cattimor. Namun beberapa populasi kopi tua dari varietas tipika yang sudah berumur 300an tahun yang telah dinyatakan musnah sampai saat ini masih tersisa di daerah dengan ketinggian diatas 1500 m dpl di Kabupaten Enrekang, khususnya pada wilayah-wilayah terpencil seperti di Pojappung dan Nating yang produksinya hanya dipakai oleh petani kopi sendiri (Latunra, 2011).
45
Pada tahun 2008, Bupati Enrekang, Ir. Haji La Tinro La Tunrung mencanangkan
program
revitalisasi Kopi Arabika
Enrekang yang
bertujuan mengembalikan kejayaan Kopi Kalosi DP Enrekang sebagai kopi terbaik di dunia. Usaha ini dimulai dengan usaha konservasi kopi arabika tipika dengan mengadakan bibit sambung pucuk yang ditanam pada lahan seluas 20 ha pada ketinggian 1500m di desa Nating kecamatan Bungin. Selanjutnya pada tahun 2011 beliau aktif dalam usaha pembentukan Masyarakat Perlindungan Kopi Enrekang (MPKE) yang mendorong agar Kopi Arabika Kalosi Enrekang dapat memperoleh sertifikat Indikasi Geografis (IG). Tujuan program ini adalah agar petani Enrekang dapat secara mandiri mengembangkan industri kopi
dalam
perdagangan nasional maupun internasional untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih baik. Sejalan dengan pengembangan pariwisata, semakin banyak orang dari luar Enrekang dan dari manca negara menginap di Enrekang sebelum ke Toraja. Hal tersebut semakin meningkatkan reputasi kawasan ini termasuk produk-produknya, khususnya kopi. Wisatawan yang datang ke Enrekang, biasanya membeli kopi Enrekang langsung di kawasan pertanaman dan pengolahan Kopi Arabika Kalosi Enrekang atau di kotakota lain yang berdekatan dengan kawasan tersebut, karena beberapa penyangraian pembubuk kopi memasok kopi ini ke toko-toko dan supermarket. Selain wisatawan domestik dan wisatawan manca negara, konsumen kopi Enrekang sekarang ini juga mencakup para pecinta kopi
46
yang menganggap kopi jenis ini sebagai origin coffee. Pencinta kopi tersebut bersedia membayar kopi ini dengan harga tinggi. Para pencinta kopi ini bisa ditemukan di Enrekang atau di seluruh Indonesia, bahkan di negara-negara tetangga seperti Jepang, Australia dan beberapa negara Eropa, di mana kopi ini telah diekspor selama lebih dari dua puluh tahun sampai sekarang. Kepopuleran Kopi Arabika Kalosi Enrekang menyebabkan Kopi Arabika Kalosi Enrekang sangat membutuhkan perlindungan hukum khususnya dalam bentuk Indikasi Geografis (IG). IG akan memberikan jaminan kepada konsumen bahwa kopi yang mereka beli adalah produk Kopi Arabika Kalosi Enrekang yang asli dan berkualitas. IG juga memberikan jaminan kepada produsen Kopi Arabika Kalosi Enrekang terhadap pemalsuan produk yang mungkin dilakukan oleh pihak pihak yang tidak bertanggung jawab. Penjabaran tentang sejarah Kopi Kalosi di atas menunjukkan bahwa sudah lebih dari tiga abad masyarakat Enrekang telah menggeluti dan mengenal sektor perdagangan kopi. Kopi telah menjadi bagian budaya dan tradisi masyarakat Enrekang dan berlangsung terus turun temurun sampai saat ini. Kopi juga menjadi salah satu tanaman yang paling penting yang menjadi pendorong bagi kesejahteraan masyarakat dan pembangunan di Kabupaten Enrekang. 3.6.2. Adat Istiadat Di Enrekang ada kebiasaan penduduk, utamanya di desa Batu Kede dan Desa Baroko, yang secara turun temurun meminum air rebusan
47
daun kopi yang dicampur santan kelapa pada pagi dan sore hari sambil bercengkerama dengan keluarga atau tetangga. Biasanya acara minum air rebusan daun kopi ini dilaksanakan secara bergantian pada setiap rumah. Selain itu kopi di Enrekang juga digunakan sebagai pemberian atau sumbangan dalam acara-acara tertentu, misalnya pada acara perkawinan atau pada acara kedukaan.
Pada acara pernikahan dan
ketika seseorang meninggal dunia, maka tetangga, sanak saudara biasanya memberi sembangan, bentuknya berbagai macam, diantaranya adalah kopi yang akan dikonsumsi selama upacara tersebut. Saat ini pemerintah kabupaten Enrekang juga telah menjadikan Kopi Arabika Kalosi Enrekang sebagai cindera mata resmi bagi
setiap tamu
kabupaten. Dari segi kesehatan masyarakat, kopi di Enrekang juga banyak digunakan sebagai obat penyembuh, misalnya kalau seseorang menderita pening dia bisa minum kopi, kalau ada luka kecil berdarah maka kopi ditaburkan diatas luka tersebut sebagai penutup luka dan agar luka cepat mengering dan sembuh. Ibu yang mengalami kesulitan dalam melahirkan diberi
kopi
manis
untuk
menambah
kekuatan
dan
membantu
mempercepat proses kelahiran bayi. Ketika bayi baru lahir ampas kopi ditempelkan ke bibir sang bayi. Hal tersebut juga dimaksudkan untuk mencegah terjadinya step atau panas tinggi pada sang bayi. Uraian diatas memperlihatkan bahwa kopi telah dan masih menjadi bagian yang sangat penting dari budaya lokal masyarakat Enrekang.
48
3.7. Produksi dan Pengolahan Kopi Arabika Kalosi Enrekang 3.7.1. Penanaman, Pemeliharaan Tanaman, Panen dan Pasca Panen 1. Persiapan Lahan dan Penanaman Tanaman Kopi
Gambar 7.Lahan perkebunan kopi rakyat di desa Batu Kede Kecamatan Masalle
a. Lahan yang diusahakan sebagai areal budidaya kopi di Enrekang adalah lahan yang sebelumnya telah digunakan untuk mengusahakan tanaman kopi atau tanaman lainnya atau bahkan semak belukar yang sengaja dibuka sebagai lahan baru untuk penanaman kopi. Lahan di Enrekang hampir seluruhnya potensial ditanami kopi Arabika. Untuk daerah-daerah yang miring sebagai fungsi konservasi dibuatkan terasering.
Pada umumnya untuk kemiringan yang di bawah 30%
dibuatkan teras dalam bentuk sabuk gunung, sedangkan pada kemiringan di atas 30%° dibuatkan teras individu, di mana pada masing-masing teras ini ditanam satu tanaman saja. b. Jarak tanam yang digunakan petani bervariasi tergantung pada kondisi morfologi tanah, kesuburan tanah, dan varietas kopi Arabika 49
yng digunakan. Jarak tanam yang umum digunakan oleh petani di Enrekang adalah 2 m x 2 m (2.500 batang per hektar), 2,50 m x 2,50 m (1.600 batang per hektar); 2 m x 2,50 m (2.000 batang per hektar), 3 m x 3 m (1.100 batang per hektar). Pada hampir semua jarak tanam tersebut petani di Enrekang terbiasa melakukan penanaman mata lima, dimana setiap 4 lubang tanam kopi dalam persegi empat, dilakukan penanaman pohon pelindung di tengahnya.
Model ini
sejauh yang diketahui, hanya ada dan dilakukan dalam budaya masyarakat Enrekang. c.
Bibit tanaman kopi ditanam pada lubang tanam yang dibuat sesuai jarak tanam yang digunakan, dengan ukuran sekitar 60 cm x 60 cm dengan kedalaman sekitar 60 cm. Lubang dsiapkan 1 sampai 3 bulan sebelum penanaman bibit. Pada waktu penanaman dan penutupan lubang, tanah dicampur dengan pupuk organik berupa kulit kopi atau pupuk kandang.
d. Tanaman pelindung kopi yang biasa digunakan oleh petani kopi di Enrekang adalah tanaman suren, lamtoro hantu, dadap dan gamal. Pada beberapa lokasi digunakan pula tanaman nangka sebagai tanaman penaung. 2. Bahan Tanam dan Pembibitan Varietas kopi Arabika yang saat ini umum dibudidayakan oleh petani Enrekang di kawasan IG Kopi Arabika Kalosi Enrekang antara lain adalah varietas Timtim, Catimor, Lini S-288, Lini S-795, USDA dan varietas lokal lainnya seperti kopi arabika Salongge atau kopi arabika
50
tipika. Pembibitan Kopi di Enrekang dilaksanakan oleh Kelompok Tani dan Dinas Perkebunan bekerjasama dengan Puslit Kopi dan Kakao Jember sejak tahun 2008. Petani juga dapat membeli bibit kopi dari pengusaha pembibitan yang terdaftar dan bersertifikat.
Selain itu sebagian petani ada yang
membuat bibit dari tanaman sendiri yang pertumbuhannya baik, sehat dan buahnya lebat dan besar. Pembibitan
kopi
arabika
menggunakan koker atau polybag.
umumnya
dilakukan
dengan
Penggunaan koker atau polybag
dimaksudkan untuk memudahkan pemindahan, pengangkutan dan proses penanaman. Bibit biasanya mulai dipindah ke areal pertanaman setelah berumur 5-6 bulan, atau telah memiliki tinggi sekitar 30-40 cm atau telah memiliki cabang 1 sampai 3. 3. Pemeliharaan Tanaman a. Pemupukan tanaman dilaksanakan dua kali setahun, pada awal dan akhir musim penghujan, dengan menggunakan pupuk kimia dan pupuk organik. Pupuk organik yang digunakan terutama berasal dari kulit kopi dan pupuk kandang yang berasal dari kotoran sapi. Dengan demikian kesuburan tanah tetap stabil karena adanya penambahan pupuk organik secara tetap setiap tahunnya. Pada budidaya tanaman kopi yang menghasilkan Kopi Arabika Kalosi Enrekang
juga
diperkenankan menggunakan sisa-sisa tanaman lainnya seperti kompos tanaman sayur-sayuran. Penggunaan pupuk kimia berupa pupuk urea, ZA, TSP dan KCl diperbolehkan tetapi secara bertahap
51
dikurangi pemakaiannya, dan diarahkan untuk menggunakan pupuk organik saja. b. Pembentukan tanaman kopi dilakukan melalui pangkasan bentuk berbatang tunggal.
Pangkasan bentuk dilakukan 3 kali, masing
masing pada saat tanaman mencapai tinggi sekitar 80 cm, 120 cm dan 150 cm. Selain pangkasan bentuk, secara rutin juga dilakukan pangkas produksi berupa pangkas cabang air, pangkas wiwilan, pangkas cabang balik, pangkas cabang tidak produktif dan pangkas cabang sakit.
Pangkas produksi dilakukan 2 kali perbulan. Pada
tahun pertama, pangkas produksi biasanya dilakukan 2 bulan sekali. c.
Hama penyakit penting yang sering ditemukan pada pertanaman kopi Enrekang adalah nematoda, penggerek buah kopi, penggerek cabang dan karat daun. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dengan memanfaatkan musuh-musuh alami dan agensia hayati. Penggunaan pestisida termasuk herbisida sangat jarang dilakukan dan diarahkan untuk menggunakan musuh alami dan agensia hayati. Musuh alami dan agensia hayati yang banyak digunakan untuk mengendalikan hama penggerek buah dan penggerek cabang adalah cendawan Beauveria bassiana.
d. Tanaman penaung yang paling banyak digunakan adalah suren, lamtoro hantu, nangka, gamal dan dadap. Tanaman penaung juga berfungsi sebagai sumber bahan baku pupuk organik. Tanaman penaung dari jenis leguminosa juga berfungsi sebagai sumber
52
penghasil Nitrogen bagi tanaman. dipangkas setahun sekali.
Umumnya tanaman penanung
Adanya tanaman penaung yang baik
menyebabkan kopi Arabika Enrekang tahan terhadap sinar matahari karena evapotranspirasi menjadi tidak terlalu tinggi, akibatnya jarang ditemui terjadinya kerontokan daun pada tanaman kopi di Enrekang. e. Diversifikasi tanaman dilakukan oleh petani kopi di Enrekang untuk mendapatkan
tambahan
penghasilan
juga
sebagai
upaya
pengamanan sumber pandapatan. Petani kopi di kawasan Enrekang terbiasa melakukan usaha diversifikasi horizontal, baik dengan tanaman lain seperti tanaman sayuran, tanaman buah-buahan maupun dengan ternak. Diversifikasi tersebut memberikan dampak yang positif terhadap pertanaman dan produksi kopi serta terhadap pendapatan petani. Karena itu maka diversifikasi seperti ini terhadap kualitas kopi, maka diversifikasi ini direkomendasikan untuk terus dilanjutkan. Pada umumnya diversifikasi dilakukan dengan tanaman sayur-sayuran
pada
tahun
1-3
penanaman
kopi,
selanjutnya
diversifikasi dilakukan dengan tanaman buah buahan seperti alpukat yang ditanam bersamaan pada saat penanaman tanaman kopi. Tanaman buah buahan tersebut selanjutnya juga berfungsi sebagai tanaman penaung. f.
Pada pertanaman kopi yang sudah berumur di atas 10 tahun, petani umumnya membuat lubang angin di dua atau tiga sisi batang kopi. Lubang angin tersebut berfungsi untuk menanam pupuk organik secara vertikal, sehingga pertumbuhan dan produktifitas kopi menjadi
53
lebih baik. Lubang angin tersebut juga berfungsi untuk menangkap air aliran permukaan dan menyimpannya sebagai cadangan air yang sangat bermanfaat bagi tanaman kopi. g. Pada areal batas kebun pertanaman kopi dan atau di sepanjang jalan menuju ke kebun kopi, biasa ditanami rumput dan tanaman kayu manis oleh petani. Rumput tersebut menjadi sumber pakan ternak yang dipelihara oleh petani. Daun-daunan dari pohon penaung seperti lamtoro hantu atau sisa-sisa tanaman lainnya, termasuk sisa-sisa gulma yang dibersihkan secara reguler juga merupakan bahan baku untuk pupuk organik. Tanaman kayu manis menjadi sumber pendapatan tambahan bagi petani. 4. Panen dan Pasca Panen Pada umumnya kopi arabika di Enrekang mulai berbuah pada umur 3 tahun. Panen dilakukan dengan cara petik gelondong merah. Untuk memperoleh kualitas Kopi Arabika Kalosi Enrekang, buah kopi gelondong merah yang digunakan untuk proses selanjutnya hanyalah buah kopi gelondong merah yang dipetik langsung dari tanaman kopi. Buah kopi yang jatuh ke tanah meskipun telah merah, tidak boleh digunakan untuk memproduksi Kopi Arabika Kalosi Enrekang.
54
Gambar 8. Petani kopi Benteng Alla memetik hanya buah kopi merah. Sumber : http://www.philocoffeproject.com
Kopi gelondong merah yang dipanen setelah dipisahkan secara manual dari gelondong kuning, hijau atau hitam yang terbawa dan dipisahkan dari buah yang kosong, rusak dan sebagainya dengan cara perambangan, selanjutnya dimasukkan dalam keranjang atau karung untuk diangkut ke tempat pemrosesan lebih lanjut berupa pengupasan kulit merah atau pulping. Sebagian petani melakukan proses pengupasan kulit merah atau pulping dikebun dan sebagiannya melakukan di sekitar rumah.
55
3.7.2. Pengolahan Buah Kopi Gelondong Merah Menjadi Kopi Beras Berlabel Kopi Arabika Kalosi Enrekang Pengolahan Kopi Arabika Kalosi Enrekang dilakukan dengan teknik pengolahan Olah Basah Gerbus Basah (OBGB). Cara ini dikenal juga sebagai teknik pengolahan basah atau Wet Process dan dalam prosesnya memerlukan banyak air bersih. Tahapan proses pengolahan OBGB adalah sebagai berikut : 1. Pengolahan Buah Gelondong Merah Menjadi Kopi Gabah Setengah Kering Proses OBGB diawali dari sortasi biji gelondong merah hasil pemetikan dari biji kuning, hijau atau hitam yang terikut dalam proses panen. Sortasi ini akan menghasilkan biji gelondong merah minimal 95 % dengan prosentase biji kuning maksimal 5 %, tanpa biji hijau atau biji hitam. Buah yang kuning dan hijau diproses secara terpisah tetapi tidak boleh dijual sebagai Kopi Arabika Kalosi Enrekang. Selanjutnya buah kopi gelondong merah direndam dalam bak berisi air yang bersih untuk memisahkan dari biji kosong atau dari biji yang tidak berisi penuh.
Dalam bak berisi air buah kopi gelondong merah
diaduk sehingga buah yang berisi penuh akan tenggelam kebawah dan buah yang ringan akan terapung di permukaan air. Buah kopi yang terapung dipisahkan dan diproses secara terpisah tetapi tidak boleh dijual sebagai Kopi Arabika Kalosi Enrekang. Selanjutnya buah kopi gelondong merah yang tenggelam dalam waktu tidak lebih dari 24 jam setelah pemetikan, harus dikupas kulit
56
merahnya dengan menggunakan mesin pengupas kulit atau pulper. Pulper yang digunakan petani ada yang berupa pulper manual dan ada pula yang berupa pulper mekanis. Pulper yang digunakan dapat berupa pulper dengan satu atau beberapa silinder yang dalam operasinya menggunakan air bersih.
Gambar. 9. Petani wanita desa Bone-Bone menggunakan pulper mekanis
Buah buah kopi yang telah terkupas dari kulitnya disebut sebagai kopi gabah atau kopi kulit tanduk dan siap untuk diproses lebih lanjut. Limbah pulping berupa kulit buah kopi diolah menjadi kompos yang akan dikembalikan lagi ke areal pertanaman kopi dalam bentuk kompos atau pupuk organik. Di Enrekang pada umumnya proses sortasi biji gelondong merah, perambangan dan pengupasan kulit merah atau pulping dilakukan oleh petani sendiri di kebun atau di rumah. Kopi gabah atau kulit tanduk yang diperoleh selanjutnya di masukkan kedalam karung atau keranjang untuk diolah lebih lanjut di rumah petani. Kopi kulit tanduk selanjutnya diperam atau difermentasi selama 12 sampai 36 jam di rumah petani, sesuai kelompok produk yang diinginkan. Selanjutnya kopi gabah dicuci untuk menghilangkan lendir yang masih 57
melekat pada kulit tanduk dengan menggunakan air bersih yang mengalir. Pada saat pencucian dilakukan juga sortasi untuk memisahkan biji pecah atau biji yang tidak terkupas sempurna kulit merahnya. Kopi hasil sortasi diolah terpisah, tetapi tidak boleh dijual dengan nama Kopi Arabika Kalosi Enrekang.
Gambar 10. Penjemuran kopi gabah di Benteng Alla
Kopi gabah basah selanjutnya dijemur 2 sampai 3 hari menjadi kopi gabah setengah kering. Penjemuran dilakukan diatas tikar atau terpal atau diatas lantai jemur. Penjemuran terbaik dilakukan diatas para para. Penggunaan para para untuk menjemur kopi gabah akan terus ditingkatkan sehingga pada saatnya nanti seluruh kopi gabah akan dijemur menggunakan para para.
58
2. Pengolahan Kopi Gabah Setengah Kering Menjadi Kopi Beras Kering Kopi gabah yang telah dijemur setengah kering selanjutnya dijual atau disetorkan oleh petani kepada Kelompok Tani atau kepada Koperasi Tani.
Ada juga Koperasi Tani atau Kelompok Tani yang membeli
langsung buah kopi gelondong merah dari petani dan melakukan sendiri seluruh tahapan pengolahan termasuk pengolahan buah gelondong merah menjadi kopi gabah setengah kering
Gambar 11. Alat produksi kopi Koperasi Tani Sari Kembang Benteng Alla Utara Sumber : http://philocoffeeproject.wordpress.com
Kopi gabah setengah kering selanjutnya digerbus atau digiling untuk memisahkan kopi beras atau green bean dari kulit tanduk. Pemisahan
kulit
tanduk
dengan
kopi
beras
dilakukan
dengan
menggunakan mesin penggerbus atau penggiling yang biasa disebut huller. Biji kopi beras yang telah dipisahkan dari kulit tanduknya selanjutnya dijemur atau dikeringkan dengan menggunakan sinar matahari.
59
Penjemuran dilakukan diatas tikar atau terpal atau diatas lantai jemur. Penjemuran terbaik dilakukan diatas para para. Penggunaan para para untuk menjemur kopi beras akan terus ditingkatkan sehingga pada saatnya nanti seluruh kopi beras akan dijemur menggunakan para para. Penjemuran dilakukan sampai kopi beras atau green bean memiliki kadar air sekitar 12 %. Kopi beras tersebut akan terlihat bernas dan berwarna hijua ke biruan dengan harum kopi yang segar dan menarik. 3. Pengemasan, Pelabelan dan Penyimpanan Kopi beras atau green bean yang telah memiliki kadar air sekitar 12 %, selanjutnya disortasi untuk memisahkan kopi beras yang baik dengan kopi beras yang pecah, berwarna lain atau yang memiliki kelainan lainnya dari kopi beras yang baik. Selanjutnya kopi beras yang baik di kemas dalam karung yang baru dan disimpan digudang untuk proses pelabelan. Kopi beras yang pecah, berwarna lain atau memiliki kelainan lainnya dipisahkan prosesnya, tetapi tidak boleh dijual sebagai Kopi Arabika Kalosi Enrekang. Kopi beras selanjutnya disimpan dalam gudang yang bersih, beralaskan kayu atau bambu, tidak tercampur barang barang lain dan memiliki aerasi udara yang baik, diuji kualitasnya oleh Tim Penguji Mutu internal MPKE.
Kopi beras yang memenuhi syarat mutu Kopi Arabika
Kalosi Enrekang selanjutnya diberi label, logo dan kode keterunutan. Kopi beras dalam kemasan karung baru yang telah memiliki label, logo dan tanda keterunutan selanjutnya dapat diperjual belikan sebagai Kopi Arabika Kalosi Enrekang. Tanda-tanda lain yang diperlukan pembeli
60
selain tanda tanda IG tersebut, dapat pula diberikan pada kemasan karung Kopi Arabika Kalosi Enrekang. 3.7.3.
Pengolahan Kopi Sangrai dan Kopi Bubuk Arabika Kalosi Enrekang Penyangraian dan pembubukan Kopi Arabika Kalosi Enrekang
dapat dilakukan dimana saja. Meskipun demikian kopi sangrai dan kopi bubuk yang dapat menggunakan nama dan tanda Kopi Arabika Kalosi Enrekang hanyalah kopi sangrai dan kopi bubuk yang diproduksi oleh anggota MPKE atau oleh penyangrai dan pembubuk yang memiliki izin dari MPKE untuk menggunakan nama dan tanda Kopi Arabika Kalosi Enrekang. Penyangrai atau pembubuk yang menjadi anggota MPKE atau yang memiliki izin dari MPKE untuk menggunakan nama dan tanda Kopi Arabika Kalosi Enrekang, harus melakukan proses penyangraian dan pembubukan sebagai berikut : 1. Penyangraian Penyangraian Kopi Arabika Kalosi Enrekang dapat dilakukan dimana saja.
Proses penyangraian diawali dengan melakukan sortasi
kopi beras yang bertanda Kopi Arabika Kalosi Enrekang menjadi biji kopi yang berukuran seragam. Selanjutnya biji kopi yang berukuran seragam disangrai tanpa menambahkan bahan apapun. Biji kopi yang disangrai haruslah 100 % biji Kopi Arabika Kalosi Enrekang.
61
Penyangraian dapat dilakukan dengan berbagai tahap kematangan, tergantung pada kemauan penyangrai, pasar ataupun permintaan khusus konsumen. Tingkat kematangan penyangraian dapat berupa sangrai muda (light roasting), sangrai sedang (medium roasting) atau sangrai tua (dark roasting). Kopi beras yang sudah disangrai selanjutnya didinginkan dan dikemas dalam kemasan plastik double aau dalam kemasan aluminium foil. Kemasan yang terbaik adalah aluminium foil, karena dapat memperpanjang masa simpan dan menjaga mutu Kopi Arabika Kalosi Enrekang. Selanjutnya kopi sangrai dimasukkan dalam kemasan akhir. Pada kemasan akhir bagi penyangrai yang menjadi anggota MPKE atau memiliki izin dari MPKE untuk menggunakan nama dan tanda Kopi Arabika Kalosi Enrekang, dapat menggunakan nama dan tanda Kopi Arabika Kalosi Enrekang. 2. Pembubukan Pembuatan bubuk Kopi Arabika Kalosi Enrekang dapat dilakukan dimasa saja. Proses pembubukan diawali dengan proses penyangraian sebagaimana telah diuraikan diatas. Kopi Arabika Kalosi Enrekang yang telah disangrai setelah didinginkan dilakukan pembubukan dengan menggunakan mesin pembubuk. Proses pembubukan dilakukan dengan menjaga agar suhu mesin pebubuk tidak menjadi terlampau tinggi. Suhu mesin yang terlampau tinggi akan dapat mempengaruhi kualitas bubuk kopi yang dihasilkan.
62
Dalam proses pembubukan tidak boleh diberikan campuran bahan lainnya. Kopi sangrai yang akan dibubukkan haruslah 100 % Kopi Arabika Kalosi Enrekang yang telah disangrai. Kopi yang telah menjadi bubuk, selanjutnya disaring dengan menggunakan saringan dengan kerapatan tertentu untuk memperoleh bubuk kopi dengan keseragaman ukuran yang dikehendaki. Bubuk kopi yang tidak lolos saringan dapat digiling kembali dan selanjutnya disaring kembali. Kopi Arabika Kalosi Enrekang selajutnya dikemas dalam kemasan plastik double atau dalam kemasan aluminium foil. Kemasan aluminium foil lebih baik karena dapat menjaga mutu Kopi Arabika Kalosi Enrekang bubuk lebih lama. Selanjutnya kopi bubuk dimasukkan dalam kemasan akhir. Pada kemasan akhir bagi pembubuk yang menjadi anggota MPKE atau memiliki izin dari MPKE untuk menggunakan nama dan tanda Kopi Arabika Kalosi Enrekang, dapat menggunakan nama dan tanda Kopi Arabika Kalosi Enrekang. Bagan pengolahan kopi gelondong merah sampai menjadi kopi beras, kopi sangrai dan kopi bubuk kualitas Kopi Arabika Kalosi Enrekang terdapat pada Gambar 12.
63
Gambar 12. Bagan Pengolahan Kopi Arabika Kalosi Enrekang STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE OLAH BASAH GERBUS BASAH SORTASI BUAH GELONDONG MERAH KOPI ARABIKA KALOSI PANEN BUAH MERAH
SORTASI BUAH GELONDONG MERAH 95 % (Pisahkan buah hijau, hitam, kuning, kering, & kotoran lain)
PERENDAMAN / PERAMBANGAN BUAH (Pisahkan buah merah yang mengapung)
PENGELUPASAN KULIT BUAH MERAH (PULPING) MENJADI KOPI GABAH (Menggunakan mesin pulper tidak lebih dari 24 jam setelah panen)
FERMENTASI KOPI GABAH (Selama 12 – 36 jam)
PENCUCIAN (Dengan air bersih dan mengalir, sampai cangkang benar-benar bersih dari lendir)
PENJEMURAN KOPI GABAH SAMPAI SETENGAH KERING PADA PARA-PARA / LANTAI JEMUR (Kadar air sekitar 30% - 40%)
PENGGERBUSAN / PENGUPASAN KULIT / HULLING / PENGGILINGAN UNTUK MENGHASILKAN KOPI BERAS / GREEN BEAN
PENJEMURAN KOPI BERAS / GREEN BEAN SAMPAI KADAR AIR 12% PADA PARA-PARA
SORTASI DAN PENYIMPANAN KOPI BERAS / GREEN BEAN (Simpan di tempat bersih, gunakan karung bersih, hindarkan dari bau tajam)
PENILAIAN MUTU UNTUK PELABELAN PADA KEMASAN PENYANGRAIAN
2. KOPI SANGRAI SIAP DIPASARKAN
1. KOPI BERAS SIAP DI PASARKAN
PEMBUBUKAN
64
3. KOPI BUBUK SIAP DIPASARKAN
3.8. Pengawasan dan Keterunutan Untuk menjamin kebenaran kualitas Kopi Arabika Kalosi Enrekang ditetapkan sistem pengawasan dan penetapan kode keterunutan yang bertujuan untuk : ◘ pemenuhan aturan-aturan yang dituangkan dalam Buku Persyaratan ◘ mengetahui asal atau keterunutan produk Secara umum pengawasan ini dibagi menjadi pengawasan internal MPKE dan pengawasan eksternal MPKE. Pengawasan internal MPKE dilaksanakan oleh organ-organ MPKE pada setiap tahapan proses menghasilkan Kopi Arabika Kalosi Enrekang. Pengawasan eksternal dilakukan oleh konsumen dan unit kerja yang berfungsi melakukan pembinaan terhadap MPKE dalam menghasilkan Kopi Arabika Kalosi Enrekang. 3.8.1. Pengawasan Internal MPKE Pengawasan internal dilakukan agar setiap pelaku pada setiap tahapan proses menghasilkan Kopi Arabika Kalosi Enrekang dilakukan sesuai dengan ketentuan dan aturan yang terdapat dalam Buku Persyaratan Kopi Arabika Kalosi Enrekang. Pengawasan dilakukan mulai dari tahapan persiapan tanam, penanaman,
pemeliharaan
tanaman,
panen
dan
pasca
panen,
pengolahan kopi beras, pengolahan kopi sangrai dan pengolahan kopi bubuk dengan kualitas Kopi Arabika Kalosi Enrekang.
65
Pengawasan tersebut dilaksanakan dalam bentuk pengawasan mandiri (autokontrol) dan pengawasan oleh Masyarakat Perlindungan Kopi Enrekang (MPKE). 1. Pengawasan Mandiri Masing-masing pelaku pada masing masing tahapan melakukan pengawasan mandiri terhadap kegiatan yang dilaksanakannya. Kegiatan yang dilaksanakan haruslah memenuhi ketentuan yang diuraikan dalam Buku Persyaratan. Hasil pengawasan mandiri dan kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan upaya untuk menghasilkan Kopi Arabika Kalosi Enrekang dicatat dalam buku catatan khusus. Buku catatan tersebut diperlihatkan dan menjadi bahan diskusi dengan pengawas MPKE. Untuk dapat melakukan pengawasan mandiri, maka setiap pelaku dalam setiap tahapan kegiatan menghasilkan Kopi Arabika Kalosi Enrekang minimal harus memiliki bagian Buku Persyaratan Kopi Arabika Kalosi Enrekang yang sesuai. Pengawasan mandiri juga dilakukan oleh Kelompok Tani terhadap anggota kelompoknya.
Hasil pengawasan oleh Kelompok Tani dicatat
dalam buku khusus yang juga akan diperlihatkan dan menjadi bahan diskusi dengan pengawas dari MPKE.
66
2. Pengawasan Oleh MPKE Pengawasan oleh MPKE dilakukan oleh Tim Pengawas yang dibentuk oleh MPKE. MPKE membentuk dua Tim Pengawas, yaitu : a. Tim Pengawas Kesesuaian Pelaksanaan Buku Persyaratan, dan b. Tim Pengawas Mutu Kopi Arabika Kalosi Enrekang. Tim
Pengawas
Kesesuaian
Pelaksanaan
Buku
Persyaratan
melakukan pengawasan terhadap pengawasan mandiri yang dilakukan oleh anggota MPKE pada setiap tahapan kegiatan untuk menghasilkan Kopi Arabika Kalosi Enrekang. Tim Pengawas secara rutin melakukan pengawasan pada seluruh pelaku kegiatan minimal dua kali setahun. Pengawasan kepada petani dilakukan melalui Kelompo Tani. Apabila dalam pengawasannya Tim menemukan adanya ketidak sesuaian dengan Buku Persyaratan, maka Tim melakukan pembinaan terhadap ketidak sesuaian tersebut untuk diperbaiki sesegera mungkin. Apaila perbaikan belum dapat dilakukan setelah jangka waktu tertentu, Tim dapat merekomendasikan pembekuan sementara kegiatan pelaku tersebut dan produknya tidak dapat digunakan untuk menghasilkan Kopi Arabika Kalosi Enrekang. Hasil pengawasan dari Tim Pengawas Kesesuaian Pelaksanaan Buku Persyaratan dilaporkan kepada MPKE. Tim Pengawasan Mutu melakukan pengawasan mutu Kopi Arabika Kalosi Enrekang, khususnya pada saat kopi beras telah dikemas dalam karung dan siap untuk dipasarkan atau digunakan untuk penyengraian dan pembubukan. Kopi beras yang memenuhi persyaratan
67
mutu Kopi Arabika Kalosi Enrekang diperkenankan untuk menggunakan nama dan tanda Kopi Arabika Kalosi Enrekang. Tim pengawas mutu juga melakukan pengawasan mutu Kopi Arabika Kalosi Enrekang yang beredar dipasar untuk mengetahui secara dini apabila terdapat pemalsuan atau penggunaan nama dan tanda Kopi Arabika Kalosi Enrekang.
Pengawasan mutu Kopi Arabika Kalosi
Enrekang di pasar juga dimaksudkan untuk menemukan secara dini apabila ada kopi dengan tanda sah Kopi Arabika Kalosi Enrekang tetapi mutunya sudah berubah karena berbagai sebab. Hasil pengawasan Tim Pengawas Mutu dilaporkan kepada MPKE. 3.8.2. Pengawasan Eksternal MPKE Pengawasan eksternal dilakukan oleh Kementerian Hukum dan HAM, instansi pembina kegiatan MPKE dan oleh konsumen.
Hasil
pengawasan yang disampaikan oleh pengawasan eksternal kepada MPKE wajib dibahas dan ditindak lanjuti oleh MPKE. Hasil pembahasan dan tindak lanjut yang dilakukan oleh MPKE wajib disampaikan kepada pengawas ekstrenal yang memberikan informasi kepada MPKE. Hal tersebut dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa saling percaya dan saling mendukung untuk menjaga kualitas Kopi Arabika Kalosi Enrekang.
68
3.8.3. Keterunutan 1. Pendaftaran Anggota Petani, kelompok tani, pengolah kopi beras, penyangrai dan pembubuk anggota MPKE serta pengurus, pembina dan penasehat MPKE telah diminta untuk mengisi daftar yang disediakan MPKE sesuai bidang kegiatannya.
Daftar
tersebut
dimasukkan
dalam
komputer
dan
berdasarkan daftar tersebut anggota, pengurus, pembina dan penasehat MPKE mendapatkan kartu anggota dari MPKE. Pembaharuan daftar anggota MPKE akan dikeluarkan setiap tahun, sehingga perubahan perubahan yang terjadi dapat terekam dengan baik di MPKE. Daftar keanggotaan tersebut juga menjadi dasar untuk menentukan Kode Keterunutan produk Kopi Arabika Kalosi Enrekang. Hubungan keterunutan dengan anggota MPKE terdapat pada Gambar 13.
Gambar 13. Hubungan Keterunutan Anggota MPKE
Keterangan : Prod = petani produsen gelondong merah KT = Kelompok Tani
69
Penjelasan kegiatan : ♦ Masing–masing Kelompok Tani harus mendaftar nama-nama produsen serta data-data tentang perkebunan mereka. Data-data ini kemudian dikirim ke MPKE. ♦ Masing-masing produsen mandiri harus diregistrasi langsung oleh MPKE. ♦ Masing-masing unit pengolahan (swasta maupun Kelompok Tani) harus diregistrasi oleh MPKE. ♦ MPKE menyampaikan kartu IG kepada masing-masing produsen dan mengirim daftar produsen IG ke masing-masing Unit Pengolahan. ♦ Selama musim panen, unit-unit pengolahan harus mengirim data-data tentang gelondong yang diterima dan kopi yang diproduksi, kepada MPKE. ♦ Pada akhir musim, unit-unit pengolahan harus menyampaikan jumlah total kopi yang dijual. Kalau ada produsen yang melakukan perubahan pada tanaman mereka dan tidak lagi memenuhi aturan-aturan dalam Buku Persyaratan, keanggotaan mereka bisa dibatalkan dan mereka juga diminta untuk mengembalikan kartu mereka. Masing-masing unit pengolahan harus didaftar sebagai Pengolah IG. Untuk memudahkan pengawasan pada setiap tahap pengolahan kopi IG, setiap Unit Pengolahan harus mencantumkan tempat-tempat di mana mereka melakukan pengolahan kopi (juga di mana kopi akan disimpan). Setiap Kelompok tani yang ada di wilayah IG Kopi Enrekang meliputi Kecamatan Masalle, Buntu Batu, Baroko, Baraka dan Bungin
70
wajib mendaftar ke MPKE sehingga akan muncul nomor keanggotaan di MPKE maka secara otomatis wilayah masing-masing akan terdaftar dalam IG Kopi Enrekang. Proses pendaftaran dilakukan per tiga bulan, per enam bulan dan per tahun, setelah melalui beberapa proses administrasi dan inspeksi wilayah masing-masing maka resmilah menjadi anggota MPKE dan terdaftar dalam IG Kopi Enrekang. Masing-masing anggota dari kelompok tani tersebut akan di daftarkan ke MPKE untuk memudahkan sistem pengawasan agar kopi dari masing-masing kelompok resmi sebagai kopi Enrekang Indikasi Geografis. Pengawasan dan keterunutan kopi Enrekang dalam hal pembelian oleh kelompok tani masing-masing seperti rekapitulasi Kelompok Tani dan Koperasi MPKE, terdapat pada Lampiran Kopi
kalosi Enrekang yang dijual ke dan oleh eksportir harus
dilengkapi dengan data-data diatas. Eksportir wajib mematuhi bahwa mereka tidak akan mencampur Kopi Kalosi Enrekang dengan kopi yang lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Eksportir Kopi Kalosi
Enrekang wajib meminta dokumen dari masing-masing kelompok tani/ koperasi untuk memastikan bahwa kopi yang mereka beli adalah Kopi Kalosi Enrekang. Setiap Eksportir yang akan menjual Kopi Kalosi Enrekang kepada Importir/Buyer harus melampirkan data-data dari pembelian. Setiap kali petani produsen menjual kopi gelondong merah atau kopi gabah setengah kering kepada Unit Pengolahan/UP (kelompok tani,
71
unit pengolahan swasta dan koperasi), maka UP harus mengecek kartu dan mencatat nama produsen, nomor produsen, jumlah kopi yang dibeli dan tanggal transaksi.
Apabila ada masalah, UP bisa memeriksa
registrasi dari produsen tersebut. MPKE mengirim daftar semua petani yang telah terdaftar kepada semua UP setiap tahun sebelum masa panen Petani individu (yang bukan anggota kelompok tani tetapi tanaman mereka terletak di daerah yang ditandai untuk IG dan memenuhi persyaratan-persyaratan)
juga
memiliki
keleluasaan
untuk menjual
gelondong merah kepada kelompok tani/UP setelah mereka diregistrasi oleh MPKE sebagai produsen kopi gelondong merah dan sebagai anggota MPKE. UP harus mengirim daftar pemasok gelondong merah dan kopi gabah setengah kering kepada MPKE dua kali setahun yaitu pada saat awal panen dan pada saat akhir musim panen kopi. MPKE mengecek apakah jumlah gelondong merah dan kopi gabah setengah kering yang dijual oleh satu produsen sesuai dengan luas dan jumlah pohon yang dimilikinya. 2. Kode Keterunutan Lot Kopi Tepat setelah pengolahan dan pemeriksaan mutu selesai, UP harus mengidentifikasi setiap karung dengan kode lot. Kode ini mencakup; kode Unit Pengolahan (XX), tahun produksi (YYYY) dan nomor lot (XX). Kode ini terdiri dari 8 nomor : XX-YYYY-ZZ. Masing-masing unit pengolahan harus membentuk 10 sampai 15 lot dari produksi tahunan mereka (lot-lot ini dapat dibentuk tergantung dari
72
minggu-minggu produksi atau dengan cara membentuk sub-kelompok produsen di dalam kelompok. Kode kode lot ini disimpan sampai pada tahap penjualan Kopi Arabika Kalosi Enrekang dan kode-kode lot tersebut tetap
disimpan
selama
mungkin
untuk dapat
digunakan
apabila
diperlukan. Setiap transaksi harus dicatat oleh UP. Sekali setahun (bulan Juni), data-data itu harus dikirim ke MPKE. Lalu MPKE mengecek transaksi-transaksi dan kecocokan jumlah Kopi Arabika Kalosi Enrekang yang dijual dengan jumlah gelondong merah dan kopi gabah setengah kering yang dibeli dari petani produsen. Para penyangrai dan pembubuk Kopi Arabika Kalosi Enrekang yang terdaftar sebagai anggota MPKE, juga harus mengirimkan data yang sama (pembelian biji kopi) kepada MPKE setahun sekali (bulan Juni). Dengan demikian, MPKE juga bisa mengecek jumlah kopi yang dijual dengan standar kualitas Kopi Arabika Kalosi Enrekang. 3.9. Pelabelan Label Kopi Arabika Kalosi Enrekang adalah mencakup : ●
Nama Indikasi Geografis, yaitu : Kopi Arabika Kalosi Enrekang
●
Logo IG Kopi Arabika Kalosi Enrekang, seperti terdapat pada Gambar 8.
●
Kode lot yang juga merupakan kode keterunutan
73
Gambar 14. Logo IG Kopi Arabika Kalosi Enrekang
Di dalam logo Kopi ArabikaKalosi Enrekang terdapat :
Lingkaran biji kopi berwarna cokelat
Tulisan KOPI ARABIKA KALOSI Berwarna hitam
Tulisan ENREKANG MASSENREMPULU berwarna hitam
Bola dunia berwarna cokelat
Pulau Sulawesi berwarna cokelat muda keemasan
Biji kopi berwarna ungu
Makna Logo : Lingkaran biji kopi
mengelilingi bumi
bermakna kopi merupakan
minuman yang mencitrakan persahabatan dan persaudaraan abadi yang diterima secara internasional.
74
Tulisan kopi Arabika Kalosi dan tulisan Enrekang Massenrempulu merupakan nama historis kopi arabika yang ditanam sejak abad ke-17 di dataran tinggi Enrekang Massenrempulu. Lambang bola dunia bermakna bahwa kopi merupakan salah satu komoditas utama yang bersifat universal, digemari oleh banyak masyarakat dari kelas atas sampai bawah di berbagai negara di belahan dunia. Gambar pulau Sulawesi, pulau sulawesi merupakan pulau purba tertua dari rangkaian kepulauan nusantara yang tidak pernah bersatu dengan benua Asia maupun Australia yang dibatasi oleh garis Weber di Timur dan garis Wallace di Barat dengan flora dan fauna khas dan endemis yang tidak ditemukan dimanapun di dunia. Biji kopi berwarna ungu menunjukkan letak daerah Enrekang di jantung jazirah selatan pulau Sulawesi Selatan. Warna ungu adalah lambang Kerajaan Enrekang, tanahnya spesifik menumbuhkan kopi dengan cita rasa terbaik di dunia. Warna Cokelat adalah warna yang melambangkan Pertiwi atau “Peretiwi” dalam bahasa bugis yang bermakna tanah. Unsur tanah dilambangkan
sebagai
ibu
yang
mengerahkan
seluruh
daya
kehidupannya tanpa pamrih kepada semua yang berpijak diatasnya. Warna cokelat keemasan merupakan warna biji yang telah disangrai dan bubuk kopi.
75
3.10. Pemakaian Nama Dan Tanda Kopi Arabika Kalosi Enrekang Nama Kopi Arabika Kalosi Enrekang hanya bisa digunakan untuk kopi murni yang berarti bahwa kopi yang dijual dengan nama ini harus memiliki komposisi 100% Kopi Arabika Kalosi Enrekang yang dihasilkan di wilayah dan oleh anggota dengan tata cara produksi sesuai Buku Persyaratan Kopi Arabika Kalosi Enrekang. Kopi campuran dan yang tidak memenuhi ketentuan diatas, tidak dapat menggunakan kata Kopi Arabika Kalosi Enrekang. Dalam hal kopi Arabika
Kalosi
Enrekang
dipergunakan
sebagai
campuran
maka
presentase komposisi Kopi Arabika Kalosi Enrekang dapat dicantumkan dalam informasi komposisi bahan atau kandungan.: Aturan-aturan penggunaan nama Kopi Arabika Kalosi Enrekang antara lain adalah : 1. Pemakaian kata Kalosi Arabika Enrekang sebagai merek dagang kopi oleh pihak ketiga tidak diperkenankan 2. Pemakaian kata Kopi Arabika Kalosi Enrekang secara tanpa hak oleh pihak ketiga melingkupi kata ala, serupa, sekualitas, tiruan rasa, dibuat dengan cara-cara atau translasinya dalam bahasa lain termasuk juga penggunaan kata-kata yang dapat menyesatkan konsumen mengenai asal barang tidak diperkenankan 3. Setiap anggota yang telah memiliki merek dagang terdaftar yang menggunakan kata Kopi Arabika Kalosi Enrekang sebagai unsur dalam merek dagangnya wajib memberitahukan kepada MPKE.
76
4. Setiap penggunaan kata Kopi Arabika Kalosi Enrekang oleh pihak ketiga, harus mendapatkan izin dari MPKE dengan menaati ketentuan dalam buku persyaratan serta harus didaftarkan ke Ditjen HKI sesuai ketentuan Pasal 15 PP No. 51 tahun 2007 tentang Indikasi Geografis.
77
IV. PENUTUP
Masyarakat Perlindungan Kopi Enrekang (MPKE), yang dibentuk pada Januari tahun 2012 merupakan organisasi petani dan pengolah kopi yang didukung oleh unsur pembina dan penasehat.
Lembaga ini
mengajukan permohonan untuk memperoleh sertifikat Indikasi Geografis untuk Kopi Arabika Kalosi Enrekang. Permohonan tersebut diajukan, karena kopi Enrekang
Arabika Kalosi
memiliki kekhasan baik karakteristik fisik maupun citarasa.
Kekhasan kopi Arabika Kalosi Enrekang lahir karena biji kopi gelondong merahnya berasal dari tanaman kopi arabika yang dibudidayakan di dataran tinggi Enrekang dan kemudian diolah secara olah basah gerbus basah (OBGB). Analisis mutu dan cita rasa yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao di Jember tahun 2012, memperlihatkan adanya mutu yang baik disertai dengan cita rasa khas dan unik dari kopi Enrekang. Mutu dan kekhasan cita rasa tesebut muncul sebagai interaksi dari faktorfaktor : ■ Varietas kopi arabika yang dipilih untuk ditanam oleh para petani, ■ Tumbuh di bawah tanaman penanung yang sesuai ■ Teknik budidaya yang khas dan tetap memperhatikan adat-istiadat, ■ Perawatan tanaman dan pemberian pupuk organik dari sumber bahan baku lokal ■ Cara panen buah yang selektif dan tepat waktu
78
■ Sifat-sifat alami tanah tempat pembudidayaan tanaman kopi arabika ■ Iiklim pegunungan Enrekang yang khas ■ Pengetahuan budidaya petani lokal yang diperoleh secara turun temurun sejak berabad-abad silam, dan kemudian mendapat masukan dari berbagai pihak secara rutin melalui penyuluh-penyuluh, lalu dipraktekkan oleh petani Enrekang secara baik dan teratur, ■ Teknik budidaya yang dipraktekkan petani mempunyai tujuan ganda, yaitu untuk mendapatkan mutu produk terbaik dan untuk mencapai keseimbangan kehidupan yang harmonis antara alam/lingkungan dan manusia di Enrekang, sehingga kebun kopi di Enrekang adalah kebun kopi rakyat yang ramah lingkungan, serta ■ Teknik pengolahan olah basah gerbus basahyang diikuti dengan sortasi yang teliti dari biji-biji kopi yang akan dipasarkan.
79
V. DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 2011. Kabupaten Enrekang Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Enrekang Anonymous. 2011. Lontarak Enrekang. Sumber: Koninklijk Instituut Voor Taal, Land- En Volkenkunde (KITLV) Leiden Belanda. Pemilik Puang Haji La Tunrung. Terjemahan Muhammad Salim. Enrekang Dinas Perkebunan Aceh Tengah. 2006. Kabupaten Aceh Tengah.
Profil Komoditi Kopi.
Geografiana. 2004. Peraturan Pemerintah tentang Produk Indikasi Geografis, Membendung "Caplok" Negara Lain. Herman. 2003. Membangkitkan Kembali Peran Komoditas Kopi Bagi Perekonomian Indonesia. Holland Coffee. 2003. http://www.hollandcoffee.com/sumatra.htm. International Coffee Organization. 2008. Coffee Market Report, August. 2008. International Coffee Organization. 2002. Coffee Market Report, Oktober 2002. (http://www.ico.org.6p. diakses10 Agustus 2010). Latunra, A.I. 2011. Mapping of Germplasm Potency of Typica Arabica Coffee (Coffea Arabica L. var typica) In South Sulawesi Based on Study of Phenotypic and Analysis of SSRs DNA Molecular. Doctoral Disertation Hasanuddin University. Makassar. Multatuli. 1820. Max Havelaar atau Lelang Kopi Maskapai Dagang Belanda. Terjemahan H.B. Jassin. Cetakan IX. DJambatan: Jakarta Nugroho, D., Hulupi, R., Samsul, W, 2011. Observasi Kopi Arabika Lokal Salongge Asal Enrekang (Tahap III),. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Indonesian Coffee and Cocoa Research Institute. Kerjasama dengan Dinas Perkebunan Kabupaten Enrekang. Septiono, S. 2009. Perlindungan Indikasi Geografis dan Potensi Indikasi Geografis Indonesia. Dirjen HKI. Jakarta Sukmana, Simpwee, 2002, Mineral Logam Di Daerah Kabupaten Tana Toraja Dan Kabupaten Enrekang Propinsi Sulawesi Selatan.Sub Dit. Mineral Logam DinasPertambangan
80
Tangdilintin, L.T. 1981. Toraja dan kebudayaannya. Yayasan Lepongan Bulan. Tana Toraja
81
LAMPIRAN 1. DAFTAR KELOMPOK TANI KOPI ARABIKA DI WILAYAH KOPI ARABIKA KALOSI ENREKANG Lokasi No Nama Kelompok Tani Ketua Kelompok Tani Kampung Kecamatan 1 2 3 4 5 1 Mesa Kada Masalle Masalle 2 Lolo Tallu Masalle Masalle 3 Pemuda Langi - Langi Masalle Masalle 4 Sadar Kalena Masalle Masalle 5 Sipakainga Masalle Masalle 6 Tujuh Wali Masalle Masalle 7 Buntu Simun Masalle Masalle 8 Panggara Masalle Masalle 9 Bunu' II Masalle Masalle 10 Setuju Buntu Sarong Masalle 11 Ledan Buntu Sarong Masalle 12 Karya bersama Buntu Sarong Masalle 14 Mammesa Batekong Buntu Sarong Masalle 15 Mammesa I Buntu Sarong Masalle 16 Tunas Muda Buntu Sarong Masalle 17 Batu Tindak Rampunan Masalle 18 Malua Rampunan Masalle 19 Buntu Kaindi Rampunan Masalle 20 Andongi Rampunan Masalle 21 Wai Tuo Rampunan Masalle 22 Buntu Rombe Rampunan Masalle
82
Kabupaten 6 Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang
Total Petani (org) 7 30 27 23 30 30 23 20 30 24 25 18 30 30 29 20 30 26 30 29 26 30
Ha 8
LAMPIRAN 1. DAFTAR KELOMPOK TANI KOPI ARABIKA DI WILAYAH KOPI ARABIKA KALOSI ENREKANG Lokasi No Nama Kelompok Tani Ketua Kelompok Tani Kampung Kecamatan 1 2 3 4 5 23 Batu Lo'po Mundan Masalle 24 Pandan Mundan Masalle 25 Siga' Mundan Masalle 26 Sitoe Lima Lombok Mundan Masalle 27 Sikamalik Mundan Masalle 28 TM Karu Bua Mundan Masalle 29 Tirowali I Tongkonan Basse Masalle 30 Tirowali II Tongkonan Basse Masalle 31 Tirowali III Tongkonan Basse Masalle 32 Suka Maju Tongkonan Basse Masalle 33 Harapan Jaya Tongkonan Basse Masalle 34 Buntu Podong Tongkonan Basse Masalle 35 Batak Litak Tongkonan Basse Masalle 36 Karuaja Tongkonan Basse Masalle 37 Mammesa Penawa Batu Ke'de Masalle 38 Padaidi Batu Ke'de Masalle 39 Liang Loka Batu Ke'de Masalle 40 Buntu Simbolong Batu Ke'de Masalle 41 Mamminasae Batu Ke'de Masalle 42 Mario Marannu Batu Ke'de Masalle
83
Kabupaten 6 Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang
Total Petani (org) 7 27 26 30 30 30 26 30 30 30 22 30 30 30 30 24 25 22 26 25 26
Ha 8
LAMPIRAN 1. DAFTAR KELOMPOK TANI KOPI ARABIKA DI WILAYAH KOPI ARABIKA KALOSI ENREKANG Lokasi No Nama Kelompok Tani Ketua Kelompok Tani Kampung Kecamatan 1 2 3 4 5 43 Buntu Batu Pasui Pasui Buntu Batu 44 Mamminasa Pasui Buntu Batu 45 Sipatuo Buntu Bangkan Pasui Buntu Batu 46 Sipaturuk Landoke Pasui Buntu Batu 47 Buntu tambolang Pasui Buntu Batu 48 Batu Papan Pasui Buntu Batu 49 Sipakario Pasui Pasui Buntu Batu 50 Tani Karya Pasui Buntu Batu 51 Sipakarannu Pasui Buntu Batu 52 Tunas harapan Panyurak Lunjen Buntu Batu 53 Pemuda Tani Rumbia Lunjen Buntu Batu 54 Ramakan Rumbia Lunjen Buntu Batu 55 Pewajangan Langda Buntu Batu 56 Tana bulan Langda Buntu Batu 57 Buntu Kanan Langda Buntu Batu 58 Buntu Langda Langda Buntu Batu 59 Buntu Randan Langda Buntu Batu 60 Buntu Belalang Langda Buntu Batu 61 Sikanana Katangka Langda Buntu Batu 62 Sipatuju Ledan Dea Potok Ullin Buntu Batu
84
Kabupaten 6 Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang
Total Petani (org) 7 28 24 25 25 22 20 30 23 30 30 30 36 25 21 30 25 25 26 23 36
Ha 8
LAMPIRAN 1. DAFTAR KELOMPOK TANI KOPI ARABIKA DI WILAYAH KOPI ARABIKA KALOSI ENREKANG Lokasi No Nama Kelompok Tani Ketua Kelompok Tani Kampung Kecamatan 1 2 3 4 5 63 Matawai Potok Ullin Buntu Batu 64 Sukamaju Potok Ullin Buntu Batu 65 Dante Kalaciri Potok Ullin Buntu Batu 66 Tunas Harapan Potok Ullin Buntu Batu 67 Buntu Lampo Potok Ullin Buntu Batu 68 Sukamaju Kalepe Eran batu Buntu Batu 69 Matindo Duri Eran Batu Buntu Batu 70 Indo Coco Eran batu Buntu Batu 71 Patikala Eran Batu Buntu Batu 72 Ihtiar Eran Batu Buntu Batu 73 Sipatuju Eran Batu Buntu Batu 74 Pasang Buang Kaju Eran Batu Buntu Batu 75 Bunga Kopi Latimojong Buntu Batu 76 Tuo Marannu Latimojong Buntu Batu 77 Siporannu Latimojong Buntu Batu 78 Mario Rannu Latimojong Buntu Batu 79 Mamminasa Latimojong Buntu Batu 80 Suci Tani Latimojong Buntu Batu 81 Rante Kambola Latimojong Buntu Batu 82 Rante Mario Latimojong Buntu Batu
85
Kabupaten 6 Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang
Total Petani (org) 7 39 28 31 23 26 30 23 31 16 23 23 21 24 36 21 25 27 22 23 25
Ha 8
LAMPIRAN 1. DAFTAR KELOMPOK TANI KOPI ARABIKA DI WILAYAH KOPI ARABIKA KALOSI ENREKANG Lokasi No Nama Kelompok Tani Ketua Kelompok Tani Kampung Kecamatan 1 2 3 4 5 83 Tanah Bulan Buntu Mondong Buntu Batu 84 Bubun Rindu Buntu Mondong Buntu Batu 85 Buntu Riri Buntu Mondong Buntu Batu 86 Buntu Katarrung Buntu Mondong Buntu Batu 87 Sipurio Buntu Mondong Buntu Batu 88 Hijau Lestari Buntu Mondong Buntu Batu 89 Bangkawani Buntu Mondong Buntu Batu 90 Sipaendek Buntu Mondong Buntu Batu 91 Tok Panasa Buntu Mondong Buntu Batu 92 Sipakatau Buntu Mondong Buntu Batu 93 Sangkombong Buntu Mondong Buntu Batu 94 Baroqah Buntu Mondong Buntu Batu 95 Buntu Saratu Buntu Mondong Buntu Batu 96 Buntu Mariri Ledan Buntu Batu 97 Sipakatua Uru Ledan Buntu Batu 98 Sipatuju Talimbangan Ledan Buntu Batu 99 Tomewatang Talimbangan Ledan Buntu Batu 100 Landokamale Talimbangan Ledan Buntu Batu 101 Tana Malea Talimbangan Ledan Buntu Batu 102 Batu Putih Ledan Buntu Batu
86
Kabupaten 6 Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang
Total Petani (org) 7 22 20 21 29 21 26 25 31 28 31 28 26 25 30 31 21 25 25 23 23
Ha 8
LAMPIRAN 1. DAFTAR KELOMPOK TANI KOPI ARABIKA DI WILAYAH KOPI ARABIKA KALOSI ENREKANG Lokasi No Nama Kelompok Tani Ketua Kelompok Tani Kampung Kecamatan 1 2 3 4 5 103 Pongde Ledan Buntu Batu 104 Bunga Jaya Bungin Bungin 105 Bola Padang Bungin Bungin 106 Tammalaju Bungin Bungin 107 Harapan Mandiri Bungin Bungin 108 Serang Bungin Bungin 109 Batu Ciak I Bungin Bungin 110 Citra Pango Bungin Bungin 111 Botto Awo Bungin Bungin 112 Puncak Te'gek Bungin Bungin 113 Samaturu Bungin Bungin 114 To Assa Bungin Bungin 115 Bungin Riase Bungin Bungin 116 Mario Riase Bungin Bungin 117 Sipatuo Baruka Bungin 118 Meraja Bontong Baruka Bungin 119 Pemuda Sipatuju Baruka Bungin 120 Botto Tallu Sawitto Bungin 121 Botto Tirondo Sawitto Bungin 122 Tanariwang Sawitto Bungin
87
Kabupaten 6 Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang
Total Petani (org) 7 20 26 25 24 20 25 23 24 27 27 20 25 26 25 20 23 23 30 30 27
Ha 8
LAMPIRAN 1. DAFTAR KELOMPOK TANI KOPI ARABIKA DI WILAYAH KOPI ARABIKA KALOSI ENREKANG Lokasi No Nama Kelompok Tani Ketua Kelompok Tani Kampung Kecamatan 1 2 3 4 5 123 Harapan Sawitto Sawitto Bungin 124 Marangka Sawitto Bungin 125 Botto Bulo Bulo Bungin 126 Mattirowali Bulo Bungin 127 Mase - Mase Bulo Bungin 128 Sipatuo Bulo Bungin 129 Sipatokkon Bulo Bungin 130 Padaidi Bulo Bungin 131 Padaelo Bulo Bungin 132 Tallu Batu Papan Bulo Bungin 133 Tunas Mewatang Sawitto Bungin 134 Lumbaja Benteng Alla Baroko 135 Lamba Kebulu Benteng Alla Baroko 136 Landokadawang Atas Benteng Alla Baroko 137 Kuang Nyarang Benteng Alla Baroko 138 Sanginawa Benteng Alla Baroko 139 Karua Bua Baroko Baroko 140 Buntu Ampang Baroko Baroko 141 Sangtabi Baroko Baroko 142 Bulu Bawan Baroko Baroko
88
Kabupaten 6 Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang
Total Petani (org) 7 30 30 24 25 26 24 27 22 25 27 30 21 25 28 27 20 22 22 22 22
Ha 8
LAMPIRAN 1. DAFTAR KELOMPOK TANI KOPI ARABIKA DI WILAYAH KOPI ARABIKA KALOSI ENREKANG Lokasi No Nama Kelompok Tani Ketua Kelompok Tani Kampung Kecamatan 1 2 3 4 5 143 To Tallang Baroko Baroko 144 Kombong Lompo Tongko Baroko 145 Lulunan Buntu Dea Tongko Baroko 146 Sirande Palak Tongko Baroko 147 Pintu Bahagia Tongko Baroko 148 Surya Bubunbia Tongko Baroko 149 Sipakaritutu Tongko Baroko 150 Bina Baru Tongko Baroko 151 Sipakaboro Tongko Baroko 152 Pasa'dalle Tongko Baroko 153 Sitanggaran Pasadalle Tongko Baroko 154 Kuang Dewata Tongko Baroko 155 Rante Tombang Tongko Baroko 156 Mesa' Kada Tongko Baroko 157 Makmur Jaya I Tongko Baroko 158 Makmur Jaya II Tongko Baroko 159 Kombong Bura Patongloan Baroko 160 Gelora Mandiri Patongloan Baroko 161 Tunas Harapan Patongloan Baroko 162 Cahaya Kopi Patongloan Baroko
89
Kabupaten 6 Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang
Total Petani (org) 7 15 20 25 24 30 25 28 24 22 25 27 26 28 26 31 25 24 23 25 26
Ha 8
LAMPIRAN 1. DAFTAR KELOMPOK TANI KOPI ARABIKA DI WILAYAH KOPI ARABIKA KALOSI ENREKANG Lokasi No Nama Kelompok Tani Ketua Kelompok Tani Kampung Kecamatan 1 2 3 4 5 163 Sipaloloan Patongloan Baroko 164 Mitra Tani Patongloan Baroko 165 Sipatuo Benteng Alla Utara Baroko 166 Tengko Situru Benteng Alla Utara Baroko 167 Sari Kembang Benteng Alla Utara Baroko 168 Tallu Lolona Benteng Alla Utara Baroko 169 Mitra Bangsa Benteng Alla Utara Baroko 170 Bonco Benteng Alla Utara Baroko 171 To' Beang Benteng Alla Utara Baroko 172 Tongkonan Benteng Alla Utara Baroko 173 Sipakatanna Benteng Alla Utara Baroko 174 Mesa Kada Benteng Alla Utara Baroko 175 Putra Korok Bone – Bone Baraka 176 Usaha Bersama Bone – Bone Baraka 177 Putra Korok II Bone – Bone Baraka 178 Putra Korok I Bone – Bone Baraka Baraka 179 Arabika Salongge Kendenan Kendenan Baraka 180 Buntu Kamboti Kendenan Baraka 181 Kartika Salongge Kendenan Baraka 182 Pemuda Awo
90
Kabupaten 6 Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang
Total Petani (org) 7 23 26 28 25 46 20 20 25 30 20 21 20 28 30 24 25 29 28 25 34
Ha 8
LAMPIRAN 1. DAFTAR KELOMPOK TANI KOPI ARABIKA DI WILAYAH KOPI ARABIKA KALOSI ENREKANG Lokasi No Nama Kelompok Tani Ketua Kelompok Tani Kampung Kecamatan 1 2 3 4 5 Kendenan Baraka 183 Dante Sulu Kendenan Baraka 184 Batu Ariri I Kendenan Baraka 185 Batu Ariri II Kendenan 186 Buntu Tongko Baraka Jumlah
Luas areal kepemilikan per KK rata rata = 1,5 ha Perkiraan luas areal tanaman kopi = 7.149 ha
91
Kabupaten 6 Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang
Total Petani (org) 7 28 23 30 27 4.766
Ha 8
LAMPIRAN 2. REKAPITULASI PROFIL CITARASA KOPI ARABIKA KALOSI ENREKANG DARI 20 SAMPEL
KARAKTERISTIK CITA RASA NO 1.
NAMA LOKASI
FRA G
FLA V
AFT
ACD
BD
UF
BAL
CC
SWN
OA
FINAL SCORE
KETERANGAN
7.625
7.875
7.750
7.625
7.750
10.00
7.875
10.00
10.00
7.875
84.380
- KT. Tani Sadipe
7.750
7.500
7.250
7.130
7.500
10.00
7.250
10.00
10.00
7.250
81.630
- KT. Sarassa
7.580
7.250
7.080
7.080
7.330
10.00
7.080
10.00
10.00
7.170
80.580
Bright Acidity, Lemony. Cereally, Astrigent, New Crop. Greeny, Grassy, Astrigent, New Crop.
7.750
7.380
7.750
7.380
7.630
10.00
7.630
10.00
10.00
7.630
83.130
Floral, Sweet, New Crop, Astrigent.
7.630
7.500
7.630
7.250
7.880
10.00
7.500
10.00
10.00
7.500
82.880
Spicy, “Chili Fragrance”, Astrigent, New Crop, Chocolaty.
7.750
7.920
7.920
7.670
7.750
10.00
7.920
10.00
10.00
8.000
84.920
Floral, Flowery, Honeyed.
7.875
7.875
7.750
7.750
7.500
10.00
7.875
10.00
10.00
7.750
84.375
Spicy, Bright Acidity, Very Sweet.
7.750
7.920
7.750
7.670
7.420
10.00
7.920
10.00
10.00
7.830
84.250
Floral, Flowery
KECAMATAN MASALLE A. Desa Buntu Sarong - KT. Buntu Issong
B. Desa Tongkonan Basse - KT. Buntu Podong C. Desa Rampunan - KT. Ratu Kalena D. Desa Mundan - KT. Tani Siga E. Desa Batu ke’de - KT. Perlawa Kira 2.
KECAMATAN BUNTU BATU A. Desa Buntu Mondong - KT. Tok Panasa
92
B. Desa Eran Batu - KT. Suka Maju
3
8.000
7.750
7.750
7.750
7.750
10.00
7.875
10.00
10.00
7.875
84.750
Floral, Chocolaty. Floral, Flowery, Very Bitter, Astrigent, New Crop.
- KT. Matindo Duri
7.670
7.670
7.580
7.330
7.580
10.00
7.500
10.00
10.00
7.580
83.000
C. Desa Langda - KT. Buntu Randan D. Desa Pato’ Ulin
8.000
7.875
8.000
7.500
7.875
10.00
7.875
10.00
10.00
7.875
85.000
Fruity, Chocolaty
- KT. Tomang Mesa
7.830
7.830
7.750
7.420
7.670
10.00
7.500
10.00
10.00
7.670
83.670
Floral, Flowery, Fresh Coffe Flavour.
8.125
8.000
8.000
7.500
7.875
10.00
8.125
10.00
10.00
8.000
85.625
Spicy, Nice Body, Execellent
7.625
7.500
7.625
7.625
7.750
10.00
7.500
10.00
10.00
7.500
83.000
Rather Cereally, Astrigent, Harsh
- KT. Buntu Bandera
7.750
7.670
7.500
7.330
7.580
10.00
7.420
10.00
10.00
7.500
82.750
- KT. Buntu Kamboti
8.000
8.000
8.000
8.000
7.750
10.00
8.000
10.00
10.00
8.000
85.750
- KT. Buntu Kandi Mario
7.750
7.830
7.580
7.580
7.500
10.00
7.670
10.00
10.00
7.750
83.170
- KT. Botto Tirando
7.750
8.000
8.000
8.250
7.750
10.00
8.000
10.00
10.00
8.000
85.750
8.000
7.880
7.630
7.630
7.500
10.00
7.630
10.00
10.00
7.630
84.380
KECAMATAN BARAKA A. Desa Bone-Bone - KT. Putra Koro B. Desa Salongge - KT. Buntu Kamboti C. Desa Kendenan
4.
Herbal, Chocolaty, Astrigent Floral, Flowery, Bright Acidity, Excellent
KECAMATAN BUNGIN A. Desa Sawitto Floral, Sweet Corn Aroma. Floral, Fruity, Bright Acidity
B. Desa Nating - KT. Tana Riwang
93
Caramell, Molasses Sweet, Flowery, High
Acidity C. Desa Bungin - KT. Pucak Te’gek I
7.500
7.670
7.580
7.500
7.750
10.00
7.580
10.00
10.00
7.580
83.170
KETERANGAN KT . : Kelompok Tani FRAG : Fragrance/Aroma FLAV :Flavour AFT : Aftertaste UF : Uniformity BAL : Balance CC : Clean Cup SWN : Sweetness Sumber : Report of Cup Testing, Laboratorium Penguji Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, Jember, Indonesia, 2012
94
ACD : Acidity OA : Overall
BD : Body
Herbal
LAMPIRAN 3. HASIL UJI CITARASA 20 SAMPEL KOPI ARABIKA KALOSI ENREKANG BERDASARKAN LAPORAN HASIL ANALISIS PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA 2012
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
LAMPIRAN 4 . SERTIFIKAT PENGHARGAAN KOPI TERBAIK
116
LAMPIRAN 5.
PETA LOKASI LAHAN KELOMPOK TANI UNTUK UJI CITARASA & ANALISIS KIMIA TANAH (DITANDAI WARNA TITIK MERAH)
117
LAMPIRAN 6. DATA HARI HUJAN DAN CURAH HUJAN KABUPATEN ENREKANG
Banyaknya curah hujan dan Hari Hujan pada Stasiun No. 401 B menurut bulan di Kec. Maiwa 2008-2010 2008 2009 2010 Hari Curah Hari Curah Hari Curah Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan 1 Januari 9 111 14 143 16 82 2 Februari 12 106 9 56 10 117 3 Maret 15 353 11 148 10 179 4 April 16 203 8 369 12 175 5 Mei 14 85 9 37 23 345 6 Juni 18 261 7 218 22 388 7 Juli 18 235 11 5 20 496 8 Agustus 24 211 5 157 19 456 9 September 15 263 12 157 26 452 10 Oktober 21 406 8 211 26 480 11 Nopember 13 308 8 132 20 216 12 Desember 16 123 12 357 14 70 Jumlah 191 2.665 114 1.976 218 3.456 Sumber : Enrekang Dalam Angka, 2011 No
Bulan
Banyaknya curah hujan dan Hari Hujan pada Stasiun No. 400 I menurut bulan di Kec. Cendana 2008-2010 2008 2009 2010 No Bulan Hari Curah Hari Curah Hari Curah Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan 1 Januari 11 188 8 239 7 125 2 Februari 10 187 8 162 7 120 3 Maret 17 417 11 247 8 114 4 April 14 253 8 141 8 117 5 Mei 5 65 9 399 15 184 6 Juni 7 297 8 144 7 Juli 15 157 6 110 16 468 8 Agustus 13 257 10 387 9 September 9 196 1 21 19 523 10 Oktober 14 369 4 161 20 379 11 Nopember 9 226 3 125 13 391 12 Desember 10 132 8 160 8 202 Jumlah 134 2.744 66 1.765 139 3.154 Sumber : Enrekang Dalam Angka, 2011
118
Banyaknya curah hujan dan Hari Hujan pada Stasiun No. 400 A menurut bulan di Kec. Baraka 2008-2010 2008 2009 2010 No Bulan Hari Curah Hari Curah Hari Curah Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan 1 Januari 10 176 11 124 17 176 2 Februari 5 29 11 153 14 158 3 Maret 22 572 9 141 13 187 4 April 21 234 15 267 9 216 5 Mei 15 469 18 481 23 400 6 Juni 12 236 7 96 23 38 7 Juli 23 366 5 201 17 143 8 Agustus 18 328 3 178 21 254 9 September 10 320 22 299 10 Oktober 20 362 8 208 20 244 11 Nopember 11 534 7 101 19 235 12 Desember 16 377 12 96 10 181 Jumlah 183 4.003 106 2.046 208 2.531 Sumber : Enrekang Dalam Angka, 2011 Banyaknya curah hujan dan Hari Hujan pada Stasiun No. 399 D menurut bulan di Kec. Alla 2008-2010 2008 2009 2010 No Bulan Hari Curah Hari Curah Hari Curah Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan 1 Januari 10 113 6 110 9 144 2 Februari 1 17 4 88 6 177 3 Maret 15 258 7 170 7 117 4 April 10 117 8 113 9 167 5 Mei 6 93 14 379 21 328 6 Juni 11 197 5 44 22 298 7 Juli 10 107 5 108 15 190 8 Agustus 12 19 3 9 22 278 9 September 7 192 6 77 22 278 10 Oktober 10 207 6 80 11 211 11 Nopember 17 147 4 77 16 292 12 Desember 11 145 4 68 7 131 Jumlah 120 1.612 72 1.323 167 2.611 Sumber : Enrekang Dalam Angka, 2011
119