JAKARTA IN FIGURES 2007
MANUFACTURING, MINING, ENERGY AND CONSTRUCTION
7. PERINDUSTRIAN, PERTAMBANGAN, ENERGI DAN KONSTRUKSI
7. MANUFACTURING, MINING, ENERGY AND CONSTRUCTION 7.1. Large and Medium Manufacturing
7.1.
Industri Besar dan Sedang
Hasil survei BPS tahun 2005 mencatat peningkatan jumlah perusahaan Industri Besar dan Sedang sekitar 6,13 persen dari 1.842 perusahaan menjadi 1.955 perusahaan. Seiring dengan meningkatnya jumlah perusahaan Industri Besar dan Sedang ini, meningkat pula jumlah tenaga kerja, terlihat dari kenaikan tingkat penyerapan tenaga kerja sebesar 2,98 persen, yaitu dari 360.816 orang menjadi sebanyak 371.573 orang. Sementara itu kenaikan hasil produksi/ output sekitar 8,85 persen dari Rp 127,37 trilyun menjadi sebesar Rp 138,65 trilyun.
BPS survey in 2005 recorded that around 6.13 percent of large and medium manufacturing establishment was increased in number that is from 1.842 establishments to 1.955 establishments. The impact of the increase in number of large and medium manufacturing establishments has increased the number of labor force.. It can be seen from employment absorption level which is increased to 2.98 percent. The employment absorption level is increased from 360.816 persons to 371.573 persons. And so does the output/production level which is increased around 8.85 percent from Rp 127.37 trillion to Rp 138.65 trillion.
7.2. Pertambangan
7.2. Mining
Volume penjualan 7 jenis (tidak termasuk biosolar) Bahan Bakar Minyak (BBM) tahun 2006 turun 11,29 persen dari 19.141 ribu kiloliter menjadi 16.981 ribu kiloliter. Seluruh jenis bahan bakar mengalami penurunan penjualan, kecuali bahan bakar avtur meningkat sebesar 4,22 persen. Penurunan volume penjualan BBM ini terutama disebabkan penurunan volume penjualan minyak diesel sebesar 47,54 persen, diikuti solar (16,97 persen), avgas (12,94 persen), minyak tanah (12,65 persen), minyak bakar (6,95 persen), dan premium (4,86 persen), Sementara untuk penjualan jenis BBM pertamax dan pertamax plus mengalami peningkatan yang cukup pesat pada tahun 2006 yaitu pertamax naik sebesar 128,31 persen, dan pertamax plus naik sebesar 131,34 persen.
In 2006 volume of fuel sold is decreased 11.29 percent compared previous year from 19.141 thousand kilolitres to 16.981 thousand kilolitres. All of type fuel are decresed, exceptly avtur is increased as 4,22 percent. They are diesel as 47.54 percent, solar as 16.97 percent, avgas as 12.94 percent, kerosene as12.65 percent, fuel oil as 6.95 percent, and premium as 4.86 percent. Meanwhile the other type fuel which volume of fuel sold increased are pertamax (128.31 percent) and pertamax plus (131,34 percent).
BPS-Statistics DKI Jakarta Provincial Office
259
PERINDUSTRIAN, PERTAMBANGAN, ENERGI DAN KONSTRUKSI
7.3.
Listrik, Gas dan Air Bersih
JAKARTA DALAM ANGKA 2007
7.3. Electricity, Gas and water Supply
7.3.1. Listrik
7.3.1. Electrity
Tenaga listrik di DKI Jakarta sebagian terbesar disuplai oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Kebutuhan listrik ini semakin bertambah besar setiap tahunnya seperti yang tercermin dari laporan penjualan listrik PLN wilayah Jakarta dan Tangerang tahun 2006 yang tercatat 26,17 milyar Kwh, yang berarti mengalami peningkatan sekitar 5,44 persen dibanding tahun sebelumnya. Jumlah pelanggan listrik pada tahun 2006 tercatat sebanyak 3.251.063 pelanggan atau naik 3,25 persen dibanding tahun sebelumnya. Bila dilihat dari komposisi pelanggan maka konsumen terbesar adalah rumah tangga dengan 2.967.657 pelanggan atau sekitar 91,28 persen.
Power supply in DKI Jakarta is largely supplied by Electricity State Enterprise (PLN). Electricity need is always increase every year. This is showed in Electricity sales report of PLN Jakarta and Tangerang regional in 2005. Electricity sales is recorded 24.82 billions Kwh. While in 2006, the increase of sales is around 5.44 percent, or equal to 26.17 millions Kwh. In 2006, number of electricity customers is reached 3.251.063 costumers or increase about 3.25 percent compare to that of previous year. By customer’s composition, the largest consumer is household category which is around 2.967.657 costumers or around 91,28 percent.
7.3.2. G a s
7.3.2. Gas
Produksi Gas di DKI Jakarta pada tahun 2006 sebesar 1.647,20 juta m3 yang berarti turun sebesar 2,92 persen dibanding tahun sebelumnya. Jumlah konsumen gas juga turun sebesar 1,00 persen (14.226 pelanggan dari 14.369 pelanggan). Konsumen gas ini didominasi oleh rumahtangga sebesar 98,42 persen, dan terbanyak terdapat di Jakarta Timur sebesar 50,79 persen.
In 2006, gas production of DKI Jakarta is about 1.647,20 million m3 which is decrease to 2.92 percent compare to that of previous year. The total gas consumers increased 1.00 percent that reach 14.226 consumers from previous year as 14.369 consumers. Gas customers dominated 98.42 percent by household costumers The largest customer was in East Jakarta which is contributed 50.79 percent respectively.
260
BPS Provinsi DKI Jakarta
JAKARTA IN FIGURES 2007
MANUFACTURING, MINING, ENERGY AND CONSTRUCTION
7.3.3 Air Bersih
7.3.3.. Water Supply
Pada tahun 2006, PAM DKI Jakarta yang memiliki instalasi sebanyak 11 unit mampu memproduksi air minum sebanyak 534,98 juta m3, atau turun sebesar 0,31 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah konsumen PAM sebanyak 725.441 pelanggan dengan konsumen terbesarnya adalah konsumen rumah tangga 89,49 persen dan niaga besar/kecil 8,88 persen. Selain itu di Jakarta terdapat pula konsumen yang berlangganan dari hydran PAM yang pada bulan Desember 2006 tercatat sebanyak 2.364 pelanggan dengan volume air yang terjual sebanyak 545,19 ribu m3.
Water supply establishment of DKI Jakarta, which has 11 units water installation in 2006, can produce water supply about 534.98 million m3, or decrease to 0.31 percent compare to that of previous year. Number of water supply customers are about 725.441 and the largest customers is household category which absorbs about 89.49 percent and businesses which contributes about 8.88 percent. Beside that, in Jakarta there are some water supply hydrant customers which is recorded about 2.364 customers in December 2006. Clean water sold 545.19 thousand m3.
7.4.
7.4. Construction
Konstruksi
Pendapatan bruto perusahaan konstruksi di DKI Jakarta dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2005 menunjukkan kondisi usaha meningkat. Berdasarkan hasil survei BPS, pendapatan bruto tahun 2005 dibandingkan tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 6,34 persen, dari 14.336 milyar rupiah menjadi 15.245 milyar rupiah. Nilai biaya antara pada tahun 2005 adalah 7.612 milyar rupiah, atau sebesar 49,93 persen dari pendapatan bruto. Nilai ini meningkat 8,17 peren dibandingkan tahun 2004. Nilai konstruksi yang secara aktual telah diselesaikan selama tahun 2005 mencapai 14.657.931 juta rupiah, atau naik sebesar 6,38 persen dibanding tahun sebelumnya. Jenis pekerjaan konstruksi pada tahun 2005 terkonsentrasi
BPS-Statistics DKI Jakarta Provincial Office
The number of gross output which generated by construction companies in DKI Jakarta during 2003 to 2005 were increased. BPS survey recorded in 2005, the growth of gross output was increasing 6.34 percent, from 14.336 billion rupiahs to 15.245 billion rupiahs. Total intermediate input of construction companies was 7.612 billion rupiahs, or equal to 49.93 percent to gross product. increased 8.17 percent from 2004. The production value of construction works completed by construction companies (construction value) in 2005 was 14.657 billion rupiahs, or increased 6,38 percent. works as shopping centre; office centre; Construction works completed in 2005 was concentrated to non residential building
261
PERINDUSTRIAN, PERTAMBANGAN, ENERGI DAN KONSTRUKSI
pada jenis pekerjaan bangunan campuran dan bangunan bukan tempat tinggal masing-masing nilai pekerjaannya memberikan kontribusi 46,95 persen dan 20,31 persen dari total nilai konstruksi. Karyawan tetap yang terserap selama tahun 2005 sebanyak 60.762 orang. Usaha Pembangunan Perumahan seperti yang dilakukan Perum Perumnas dan beberapa perusahaan Developer Swasta bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rumah yang sehat dan teratur. Untuk itu berbagai fasilitas pembiayaan kepemilikan rumah telah disediakan berupa Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari BTN. Pada tahun anggaran 2006 Perumnas telah membangun perumahan sebanyak 664 unit, turun dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat 785 unit. Sebaliknya dengan pembangunan perumahan dan bangunan lainnya yang dibangun oleh masyarakat di Jakarta terlihat semakin meningkat, terutama bila dihubungkan dengan ijin mendirikan bangunan (IMB) yang dikeluarkan PEMDA DKI Jakarta pada tahun 2006 yang naik sebesar 23,32 persen dari 14.033 lembar menjadi sebanyak 17.036 lembar.
262
JAKARTA DALAM ANGKA 2007
and factory building and mixed building. Both of production value contributed respectively 46.95 percent and 20.31 percent to total production value. Number of salary worker in DKI Jakarta province were 60.762 employees. Housing business, such as: Perum Perumnas and other private developer, is aimed to fulfilled the need of health housing. Therefore many facilities of mortgage finance to buy a house is available, such as:State Saving Bank. In Fiscal Year 2006, Perumnas has built housing reach 664 units, decreased that compared previous year as 785 units. The otherwise building growth other than housing which is built by private sector is increased. This activities can be seen from an increase of building permits issued by regional government in 2006, it is increased 23.32 percent from 14.033 certificates to 17.036 certificates.
BPS Provinsi DKI Jakarta
JAKARTA IN FIGURES 2007
Gambar : 7.1. Figure
MANUFACTURING, MINING, ENERGY AND CONSTRUCTION
Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri Besar/Sedang , 2001 - 2005 Number of Establishment and Workers of Large and Medium Manufacturing, 2001 - 2005
BPS-Statistics DKI Jakarta Provincial Office
263