1
Bidang Unggulan PT : INTEGRASI NASIONAL DAN HARMONI SOSIAL
LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI
REFORMULASI PENDIDIKAN TINGGI KEGURUAN: PEMBELAJARAN PROGRESIF PENDIDIKAN GURU BERBASIS LESSON STUDY TERINTEGRASI Tahun ke-1 dari rencana 2 tahun
TIM PENGUSUL :
Dra. Mei Sulistyoningsih, M.Si.
0607056702
Atip Nurwahyunani, S.Si., S.Pd., M.Pd
0615058303
Eko Retno Mulyaningrum, S.Pd., M.Pd.
0602028401
Sri Wahyuni, S.Pd, M.Pd
0613087201
IKIP PGRI SEMARANG NOPEMBER 2013
2
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian
Peneliti/ Pelaksana a. Nama Lengkap b. NIDN c. Jabatan Fungsional d. Prodi e. No.HP f. Alamat Surel Anggota 1 a. Nama Lengkap b. NIDN c. Perguruan Tinggi Anggota 2 a. Nama Lengkap b. NIDN c. Perguruan Tinggi Anggota 3 a. Nama Lengkap b. NIDN c. Perguruan Tinggi Penanggung Jawab Tahun Pelaksanaan Biaya Tahun Berjalan Biaya Keseluruhan
: Reformulasi Pendidikan Tinggi Keguruan: Pembelajaran Progresif Pendidikan Guru Berbasis Lesson Study Terintegrasi : : Dr. Dra. Mei Sulistyoningsih, M.Si. : 0607056702 : Lektor Kepala / IVa : Pendidikan Biologi : 08122855278 : Jl. Meranti I / A-90 Plamongan Indah (
[email protected]) : Atip Nurwahyunani, S.Si., S.Pd., M.Pd : 0615058303 : IKIP PGRI Semarang : Eko Retno Mulyaningrum, S.Pd., M.Pd. : 0602028401 : IKIP PGRI Semarang : Sri Wahyuni, S.Pd, M.Pd : 0613087201 : IKIP PGRI Semarang : LPPM IKIP PGRI Semarang : Tahun ke - 1 dari rencana 2 tahun : Rp. 78.750.000 : Rp. 121.250.000
Mengetahui, Ketua LPPM IKIP PGRI Semarang
Ir. Suwarno Widodo, M.Si. NPP. 876101038
Semarang, 28 November 2013 Ketua Peneliti,
Dr. Dra. Mei Sulistyoningsih, M.Si. NPP. 936701099
3
RINGKASAN
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan pendidikan karakter melalui pembelajaran progresif pendidikan guru berbasis lesson study di program studi biologi. Pengembangan pembelajaran ini diawali dengan tahapan analisis kebutuhan yang selanjutnya dikembangkan perangkat model pembelajaran, pembuatan panduan model pembelajarannya beserta teaching materialnya. Panduan ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan pendidikan berkarakter melalui pembelajaran progresif. Tahun pertama penelitian diawali dengan studi pendahuluan untuk memetakan penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah. Tahapan ini terdiri dari dua kegiatan yaitu studi literatur dan studi lapangan. Dilanjutkan dengan tahap perencanaan (plan) berdasarkan pada analisis kebutuhan. Pengembangan model ini diharapkan dapat menjadi sarana pengembangan pendidikan berkarakter di perguruan tinggi keguruan. Tahapan terakhir dalam tahun pertama adalah tahapan uji coba terbatas terhadap model pembelajaran yang telah dikembangkan untuk mengukur efektivitas pembelajaran perencanaan pembelajaran biologi sebagai sarana pengembangan pendidikan karakter. Tahun kedua peneliti melakukan analisis dan interpretasi data yang merupakan hasil refleksi dan evaluasi dari pengembangan perangkat model pembelajaran pada tahun pertama. Hasil analisis ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam pembuatan panduan model pembelajaran progresif berbasis lesson study yang dilanjutkan dengan pengembangan dan implementasi Pembelajaran Progresif berbasis lesson study terintegrasi di MGMP Biologi Kota Semarang dengan tujuan memberikan acuan kepada guru
yang akan
mengembangkan pendidikan karakter dalam pembelajaran di sekolah, sehingga ketercapian kompetensi yang distandarkan dapat tercapai dengan optimal.
Kata kunci : Pembelajaran Progresif, Pendidikan Guru, Lesson Study.
4
PRAKATA Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan kegiatan Penelitian Unggulan PT yang berjudul “Reformulasi Pendidikan Tinggi Keguruan: “Pembelajaran Progresif Pendidikan Guru Berbasis Lesson Study Terintegrasi”. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pengalaman nyata Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya Dharma yang ke-dua yaitu Penelitian dan salah satu wujud kepedulian kami dalam bidang pendidikan, khususnya untuk meningkat kompetensi dan kinerja dosen, serta peningkatan hasil belajar mahasiswa secara kognitif, afektif, dan psikomotor. Kami mengucapkan terima kasih kepada DIKTI dan LPPM IKIP PGRI Semarang yang telah mengalokasikan anggaran untuk mendukung kegiatan tersebut.
Semarang, Nopember 2013 Tim Pelaksana Penelitian.
5
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan ................................................................
ii
Kata Pengantar .........................................................................
iv
Daftar Isi ..................................................................................
v
I.
II.
III.
IV.
V.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................
1
B. Tujuan Khusus ....................................................
2
C. Urgensi Pnelitian ...............................................
3
D. Luaran akademik .................................................
4
TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Progresif .............................................
5
B. Pendidikan Guru Berbasis Lesson Study ...............
7
C. RIP LPPM IKIP PGRI Semarang ............................
10
TUJUAN DAN MANFAAT A. Tujuan Penelitian ..................................................
13
B. Manfaat Penelitian ..................................................
14
METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian ...........................................
15
B. Desain Penelitian ................................................
16
C. Bagan Desain Penelitian ..........................................
17
D. Tahapan Penelitian ..............................................
18
E. Jenis Penelitian ………….....................................
19
F. Tempat dan Waktu ………………………………..
19
G. Subjek Penelitian ………………………………….
20
H. Instrumen Penelitian ………………………………
20
I. Metode Analisis data ……………………………….
23
J. Indikator Capaian tahunan ………………………..
24
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .........................................................
10
B. Pembahasan ...............................................................
20
6
VI.
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ......................................................
31
B. Saran ................................................................
31
7
DAFTAR TABEL
Tabel 1 ........................................................................................
16
Tabel 2 ........................................................................................
20
Tabel 3 ........................................................................................
21
Tabel 4 ........................................................................................
22
Tabel 5 ........................................................................................
23
8
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Reformulasi Pendidikan Tinggi keguruan dalam rangka meningkatkan kualitas Pendidikan saat ini merupakan agenda penting yang menjadi tugas institusi pendidikan. Hal itu dimaksudkan agar terjadi perubahan paradigma dalam pembelajaran yang tidak lagi mengedepankan peran guru sebagai sumber utama belajar (teacher center), tapi keaktifan siswa dalam belajar yang harus diutamakan (student center). Oleh karenanya, diperlukan pembelajaran progresif bagi guru untuk mewujudkan pembelajaran aktif dan menyenangkan, sehingga proses belajar mengajar tidak lagi bernuansa konvensional, melainkan tercipta pembelajaran berbasis hands on activity and daily life. Dari hasil pelaksanaan observasi awal secara lesson study yang dikoordinir tim MGMP biologi Kota Semarang, menunjukan bahwa pembelajaran masih belum maksimal; 1) Pembelajaran tidak berjalan natural, suasana yang tegang, situasi dipaksakan agar sesuai dengan kehendak guru model. 2) Penjelasan materi selalu oleh guru, sehingga pembelajaran masih bersifat teacher centered. 3) Pertanyaan siswa selalu di-handle guru, sehingga kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengemukakan pendapat ataupun menyampaikan pengetahuan yang dimiliki. 4) Saat guru menjelaskan dan menjawab pertanyaan media yang ada tidak dioptimalkan. 5) Waktu pembelajaran terlalu lama, sehingga banyak waktu terbuang. 6) Skenario urutan materi pembelajaran monoton sehingga membuat siswa bosan. 7) Assessment alternatif tidak maksimal, dengan teknik scoring masih membingungkan. Dengan demikian problematika yang tampak adalah guru belum berkompeten dengan tugas yang mereka emban, sehingga berdampak pada belum tercapainya tujuan pendidikan secara optimal. Dengan kondisi yang ada seperti di atas muncul pertanyaan di benak kita, “Sesungguhnya apa kekurangan dari sistem pendidikan yang telah kita jalani selama ini?” Berdasarkan permasalahan di atas maka Program Studi (Prodi) Pendidikan Biologi IKIP PGRI Semarang sebagai salah satu prodi penyelenggara tenaga kependidikan memiliki peranan penting untuk menyiapkan calon guru khususnya
9
guru IPA Biologi. Menurut Ngasbun (2011) Kepribadian, kreativitas, serta kemampuan profesional mahasiswa Program studi Pendidikan Biologi harus dikembangkan agar dapat melaksanakan tugas secara optimal di sekolah, karena guru mempunyai peran
dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk
kepribadian siswa, guna mengembangkan dan menyiapkan sumber daya manusia (SDM). Guru juga harus memberikan kemudahan belajar bagi seluruh siswa, agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Menurut Mulyasa (2005) guru juga harus kreatif, profesional, dan menyenangkan. Penelitian ini bertujuan melakukan reformulasi yang terintegrasi pada satuan pendidikan. Tema penelitian ini mengacu pada roadmap penelitian IKIP PGRI Semarang 2012-2016. Lebih lanjut secara khusus penelitian ini sesuai dengan rincian topik IKIP PGRI Semarang yaitu penelitian R&D tentang pengembangan profesional guru. Hal tersebut terjabarkan pada roadmap penelitian yang menjadi target 2012-2013, yaitu pada komponen A (penelitian pendidikan nomer 4) (terlampir). Khususnya pada perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran sehingga terlaksana proses pembelajaran yang efektif dan efisien melalui pembelajaran progresif berbasis lesson study.
B. Tujuan Khusus Penelitian Pendidikan berkarakter tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan tersendiri tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran, pengembangan diri dan budaya sekolah. Oleh karena itu pelaku pendidikan perlu mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah ada. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengembangkan pendidikan berkarakter melalui reformulasi pendidikan tinggi keguruan ; pembelajaran progresif pendidikan guru berbasis lesson study terintegrasi untuk mahasiswa Prodi Biologi IKIP PGRI Semarang dan guru IPA Biologi Kota Semarang. Untuk dapat mengimplementasikan pendidikan berkarakter tersebut maka perlu dikembangkan model pembelajaran progresif berbasis lesson study yang terdiri dari:
10
1. Mengembangkan need assessment berdasarkan studi lapangan 2. Menentukan indikator keefektifan perangkat model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi 3. Merencanakan aktivitas pengembangan perangkat model berbasis lesson study terintergrasi 4. Membuat desain pengembangan model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi teaching materialnya (Silabus, RPP, Bahan Ajar, LKS, Assesment). 5. Pembuatan panduan model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi (Silabus, RPP, LKS, CD panduan, Bahan ajar). Model
pembelajaran
progresif
berbasis
lesson
study
terintegrasi
diharapkan mampu diimplementasikan pada pendidikan keguruan tinggi dan Sekolah Menengah Pertama di Kota Semarang melalui tim MGMP IPA Biologi Kota Semarang.
C. Urgensi Penelitian Problematika pendidikan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah guru belum berkompeten dengan tugas yang mereka emban, sehingga berdampak pada belum tercapainya tujuan pendidikan secara optimal. Akibatnya pendidikan yang kita jalani saat itu dianggap oleh sebagian masyarakat hanya mampu melahirkan gelar-gelar saja karena tidak sedikit pula diantara lulusan-lulusan yang ada belum mampu mengimplementasikan ilmu yang mereka pelajari sesuai bidang keahlian dalam bidang pembelajaran. Dengan kondisi yang ada seperti di atas muncul pertanyaan di benak kita, “Sesungguhnya apa kekurangan dari sistem pendidikan yang telah kita jalani selama ini?” Berdasarkan studi psikologi belajar serta sosiologi pendidikan, maka masyarakat pendidikan menghendaki agar proses pembelajaran harus dapat memperhatikan minat, kebutuhan, dan kesiapan anak didik untuk belajar, serta dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan sosial sekolah. Untuk mengatasi kelemahan sistem konvesional dan kesulitan yang
11
dihadapi guru, perlu dilakukan upaya pemberdayaan guru sesuai kapasitas serta permasalahan yang dihadapi masing-masing (Hendayana, 2007). Salah satu teori yang mendukung gagasan ini adalah teori belajar progresif. Teori progresivisme merupakan perluasan pikiran-pikiran pragmatisme pendidikan. Teori ini memandang peserta didik sebagai makhluk sosial yang aktif, dan bahwa peserta didik ingin memahami tentang lingkungan dimana dia berada, baik lingkungan personal (individu) ataupun kolektip (sosial). Lewat penelitian unggulan ini peneliti ingin mengembangkan pembuatan panduan model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi material teachingnya dengan mengembangkan need assessment berdasarkan studi lapangan, menentukan indikator kefektifan perangkat model pembelajaran progresif
berbasis
lesson
study
terintegrasi,
merencanakan
aktivitas
pengembangan perangkat model pembelajaran, dan diteruskan pada tahun kedua dengan pembuatan panduan model pembelajaran progresif berbasis lesson study yang meliputi Silabus, RPP, CD Panduan model pembelajaran sains berbasis lesson study, LKS, Buku Ajar, dan assessment. Apabila hasil dari pengembangan dan pembuatan teaching material ini baik, maka peneliti akan mengajukan pengembangan model pembelajaran beserta CD Panduan model pembelajarannya menjadi hak paten untuk diproduksi atas nama IKIP PGRI Semarang.
D. Luaran Akademik Luaran akademik penelitian ini: 1. Jurnal terakreditiasi nasional “Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran” ISSN 0854-8315 (UM) atau Jurnal terakreditasi nasional “Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan” ISSN 1410-4725 (UNY) 2. Perangkat pembelajaran pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi (Silabus, RPP, LKS, Buku Ajar, dan Assessment) 3. CD Panduan model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi.
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Progresif Teori progresivisme sebetulnya merupakan perluasan pikiran-pikiran pragmatisme pendidikan. Teori ini memandang peserta didik sebagai makhluk sosial yang aktif, dan dia percaya bahwa peserta didik ingin memahami tentang lingkungan dimana dia berada, baik lingkungan personal (individu) ataupun kolektip (sosial). Pendidikan progresif dengan tokoh pendahulunya, Francis Parker dan John Dewey memandang bahwa peserta didik merupakan satu kesatuan yang utuh. Materi pengajaran berasal dari pengalaman peserta didik sendiri yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Ia merefleksi terhadap masalah-masalah yang muncul dalam kehidupannya. Berkat refleksinya itu, ia dapat memahami dan menggunakannya bagi kehidupan. Pendidik lebih merupakan ahli dalam metodologi dan membantu perkembangan peserta didik sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya masing-masing. Menurut Dewey terdapat tiga tingkatan kegiatan yang bisa dipergunakan di sekolah. Tingkatan pertama untuk anak pada pendidikan prasekolah, pada anak tingkatan ini diperlukan latihan berkenaan dengan pengembangan kemampuan panca indra dan pengembanan koordinasi fisik. Tingkatan kedua pembelajaran haruslah menggunakan bahan-bahan belajar yang bersumber pada lingkungan. Diperlukan berbagai variasi bahan belajar yang dapat menumbuhkan minat dan kreativitas siswa dalam belajar. Menurut Sunyono (2008) sumber belajar dapat menggunakan masyarakat sekitar, lingkungan fisik sekitar sekolah, bahan bekas atau limbah yang tidak terpakai, dan fenomena alam sekitar. Dengan demikian sumber belajar dapat menggunakan bahan tercetak seperti buku teks, majalah, koran, benda dan alam di sekitar siswa (seperti
jam, bel, sungai, sampah,
tumbuhan, hewan) juga dapat dijadikan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran. Tingkatan ketiga yaitu tingkatan dimana anak akan menemukan ide-ide atau gagasan, mengujinya, dan menggunakan ide-ide atau gagasan tersebut untuk memecahkan persoalan atau masalah-masalah yang sejenis. Carol (2007)
13
menyatakan kreativitas muncul ketika siswa diberi berbagai permasalahan untuk dipecahkan. Penelitian Hendon dalam jurnal international science teaching for enlightenment: A holistic approach in developing a teacher's guide for best practices to teach at secondary level, menyatakan bahwa kemampuan kognitif siswa, adalah salah satu hal yang memberikan kontribusi terhadap hasil belajar (Hendon dkk, 2007). Terdapat lima prinsip pendidikan progresif, yaitu: 1. memberikan kebebasan kepada anak untuk berkembang secara alamiah, 2. minat, pengalaman langsung merupakan rangsangan yang paling baik untuk belajar, 3. guru memiliki peran sebagai nara sumber dan pembimbing kegiatan belajar 4. mengembangkan kerjasama antara sekolah dengan keluarga, dan 5. sekolah progresif harus menjadi laboratorium informasi dan pengujian pendidikan. Progresivisme memfokuskan kepada anak sebagai individu yang mau belajar daripada sebagai subjek belajar, menekankan pada aktivitas-aktivitas dan penggalian pengalaman daripada kemampuan verbal dan kemampuan membaca, dan meningkatkan kegiatan belajar bersama dibanding belajar individual. (Mashadi, 2008). Selain itu bentuk aktivitas belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran biasanya berhubungan dengan kedisiplinan siswa dalam mengikuti pelajaran, mempersiapkan peralatan, ketekunan mendengarkan informasi, menulis, membaca, mengamati, berfikir, dan melakukan latihan atau praktek (Sahono, 2004). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yates (2007) juga menunjukan bahwa proses belajar aktif mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam penelitian Yates tingginya aktivitas belajar, dapat meningkatkan hasil belajar. Sehingga sebagai calon guru IPA mahasiswa prodi biologi tentunya harus memiliki tiga komponen yakni: 1) sikap ilmiah; objektif dan jujur, 2) proses ilmiah; merancang dan melaksanakan eksperimen, 3) produk ilmiah; prinsip, hukum dan teori (Nur, 1983).
14
Berkaitan dengan uraian diatas maka pembelajaran progresif merupakan salah satu langkah yang tepat untuk diterapkan sebagai reformulasi pendidikan keguruan,
sebagai
mengimplementasikan
upaya
mencetak
bidang
keahlian
calon yang
guru dimiliki,
yang
mampu
sejalan
dengan
perkembangan bidang pendidikan.
B. Pendidikan Guru Berbasis Lesson Study Terintegrasi Pelaksanaan proses pembelajaran hampir selalu diorientasikan kepada siswa sebagai pusat belajar (student centered oriented learning). Namun demikian, tidaklah berarti mengesampingkan pentingnya peran guru dalam pembelajaran. Keberhasilan proses pembelajaran melalui strategi/ model pembelajaran apapun, hanya mungkin terjadi apabila dilakukan oleh guru secara profesional. Salah satu upaya untuk mengembangkan profesi guru adalah dengan menyediakan fasilitas yang dapat memberi peluang kepada guru untuk learning how to learn dan to learn about teaching, yaitu dengan lesson study (Santyasa, 2009). Lesson study yaitu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan
mutual
learning
untuk
membangun komunitas
belajar
(Mustikasari, 2008). Lesson study merupakan salah satu strategi pengembangan profesi guru. Kelompok guru mengembangkan pembelajaran secara bersamasama, salah seorang guru ditugasi melaksanakan pembelajaran, guru lainnya mengamati belajar siswa. Sudrajat A (2008) melakukan penelitian tentang “Lesson Study untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Pembelajaran”, dalam penelitin ini ia membuktikan bahwa lesson study mampu meningkatkan proses dan hasil belajar siswa SD/MI. Proses ini dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung. Pada akhir kegiatan, guru-guru berkumpul dan melakukan tanya jawab tentang pembelajaran
yang dilakukan, merevisi, dan menyusun
pembelajaran berikutnya berdasarkan hasil diskusi. Di samping melibatkan guru sebagai kolaborator, dalam lesson study juga melibatkan dosen dan pihak lain yang relevan dalam mengembangkan program dan pelaksanaan pembelajaran
15
yang efektif. Pada penelitian ini tim lesson study yang terdiri atas dosen, guru dan tim ahli bekerja bersama-sama melaksanakan tahapan-tahapan dalam lesson study (Karim, 2006). Kegiatan lesson study dilaksanakan dalam tiga tahap kegiatan, yaitu (1) Plan, (2) Do, dan (3) See. 1. Perencanaan (Plan) Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah yang ada di kelas yang akan digunakan untuk kegiatan lesson study dan perencanaan alternatif pemecahannya. Identifikasi masalah dalam rangka perencanaan pemecahan masalah tersebut berkaitan dengan: a.
Karakteristik Mahasiswa Pembelajaran Perencanaan Pembelajaran Biologi (PPBio) dapat mempermudah dan memotivasi mahasiswa untuk mengenal, menerima, menyerap, dan memahami keterkaitan atau hubungan antara konsep, pengetahuan, nilai, atau tindakan yang terdapat dalam beberapa indikator dan kompetensi dasar.
b.
Kurikulum KTSP Dalam pembelajaran PPBio, dibutuhkan kurikulum yang luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman siswa (bukan pada pencapaian target penyampaian materi), yaitu kurikulum KTSP. Guru mempunyai kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran mahasiswa, dalam hal ini dosen membimbing
mahasiswa
utuk
mengembangkan
materi
dalam
penyusunan bahan ajar. c.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum pada standar isi, perlu memperhatikan: 1) Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/ atau tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di standar isi. 2) Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran.
16
3) Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran. d.
Sarana dan prasarana Sarana dan prasarana dalam pembelajaran PPBio sangat diperlukan karena digunakan untuk pembelajaran konsep yang dihubungkan dengan tema. Sarana dan prasarana perlu dioptimalkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dari
hasil
identifikasi
masalah
dan
diskusi
perencanaan
pemecahannya, selanjutnya disusun dan dikemas dalam suatu perangkat pembelajaran, yang terdiri atas: Silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), Bahan ajar, LKS dan alat evaluasi (Trianto, 2007). 2. Pelaksanaan (Do) Tahap ini bertujuan untuk mengimplementasikan rancangan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran tersebut, salah satu dosen berperan sebagai pelaksana lesson study dan pakar maupun dosen yang lain bertindak sebagai pengamat atau observer dalam pelaksanaan pembelajaran PPBio yang melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan dan perangkat lain yang diperlukan. Para observer ini mencatat hal-hal positif dan negatif dalam proses pembelajaran, terutama dilihat dari segi minat dan kreativitas. Fokus pengamatan bukan pada penampilan dosen yang mengajar, tetapi lebih diarahkan pada kegiatan belajar mahasiswa dengan berpedoman pada prosedur dan instrumen yang telah disepakati pada tahap perencanaan. 3. Refleksi (See) Pada tahap refleksi, guru yang tampil dan para observer serta pakar mengadakan diskusi tentang pembelajaran yang baru saja dilakukan. Pertama dosen yang melakukan implementasi RPP diberi kesempatan untuk menyatakan kesan-kesannya selama melaksanakan pembelajaran, selanjutnya observer (dosen lain dan pakar) menyampaikan hasil analisis data observasi terutama yang menyangkut kegiatan mahasiswa dan ditanggapi oleh dosen yang melakukan implementasi. Hal penting dalam
17
tahap ini adalah mempertimbangkan kembali RPP yang telah disusun sebagai dasar untuk perbaikan selanjutnya (Cerbin, 2006).
C. RIP LPPM IKIP PGRI Semarang (2012-2016) Sebagai LPTK yang profesional dan berjati diri, proses pendidikan yang dilakukan sejak seleksi calon mahasiswa, kurikulum, proses belajar mengajar, tata tertib hingga sarana prasarana dilakukan dan disediakan sedemikian rupa untuk memenuhi visinya. IKIP PGRI diharapkan menjadi pusat pendidikan Guru Indonesia yang menghasilkan calon guru yang tidak saja profesional tetapi juga berkarakter dan memperhatikan hak-hak peserta didik. Visi tersebut sangat sesuai dengan visi dan fokus pembangunan pendidikan Indonesia, terlebih IKIP PGRI Semarang sebagai LPTK yang mendidik calon guru. Salah satu upaya yang dilakukan oleh IKIP PGRI Semarang adalah dengan memfasilitasi dosen melaksanakan riset dengan rumusan tema RIP LPPM IKI PGRI Semarang untuk meningkatkan kualitas lulusan yang mempunyai karakteristik unggul dan kompeten dibidangnya. Rincian roadmap penelitian dapat dilihat dalam tabel dibawah ini. KELOMPOK TOPIK PENELITIAN A. PENELITIAN PENDIDIKAN 1. Psikologi dan perkembangan peserta didik 2. Proses Belajar Mengajar di sekolah 3. Manajemen Pendidikan 4. Pengembangan Profesional Guru 5. Kebijakan Pendidikan 6. Kurikulum 7. Pendidikan karakter B. PENELITIAN IPTEK 1. Pembuktian dan pengembangan IPTEK 2. Pengembangan penelitian laboratorium
TH. 2012-2013 R&D Target : Penelitian R&D pada masing masing topik penelitian sampai menghasilkan produk reseach dan uji validasi terhadap produk (uji ahli maupun uji terbatas).
TH.2013-2014 TEKNOLOGI Target : Pengembangan penelitian berbasis tehnologi sebagai bentuk perbaikan terhadap produk yang dihasilkan.
TH. 2015 PRODUK Target : Produksi massal dan uji terbuka terhadap produk.
TH. 2016 MARKET Target : Sosialisasi dan marketing produk. Dapat dilakukan penelitian penelitian lain yang mendukung keberhasilan/ kegunaan produk tersebut.
18
Rincian Topik Penelitian IKIP PGRI Semarang Bagi Dosen Program S1 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
9.
TOPIK PENELITIAN
201 2 √
Penelitian – penelitian Pendidikan (kuantitatif dan kualitatif) Penelitian Kebijakan Pendidikan √ Penelitian R&D proses pembelajaran di √ sekolah Penelitian R&D model – model pembelajaran √ di sekolah Penelitian R&D media pembelajaran di √ sekolah Penelitian R&D assesmen pembelajaran di √ sekolah Penelitian R&D tentang pengembangan √ profesional guru Penelitian R&D tentang pembuktian √ pengembangan IPTEK sesuai dengan keragaman program studi Penelitian pengembangan IPTEK berbasis √ laboratory sesuai dengan keragaman program studi Berkaitan dengan hal tersebut, maka Program
2013
2014
2015
2016
√
√
√
√
√ √
√ √
√ √
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Studi (Prodi) Pendidikan
Biologi IKIP PGRI Semarang sebagai salah satu prodi penyelenggara tenaga kependidikan memiliki peranan penting untuk menyiapkan calon guru khususnya guru IPA Biologi bertujuan melakukan penelitian dengan tema reformulasi yang terintegrasi pada satuan pendidikan: Pembelajaran progresif berbasis lesson study teintegrasi. Tema penelitian ini mengacu pada roadmap penelitian IKIP PGRI Semarang 2012-2016. Lebih lanjut secara khusus penelitian ini sesuai dengan rincian topik IKIP PGRI Semarang yaitu penelitian R&D tentang pengembangan profesional guru. Penelitian ini juga dilandasi karena adanya problematika pada pembelajaran sains di sekolah menengah pertama. Hasil pelaksanaan observasi awal secara lesson study yang dikoordinir tim MGMP biologi Kota Semarang, menunjukan bahwa pembelajaran masih belum maksimal; 1) Pembelajaran tidak berjalan natural, suasana yang tegang, situasi dipaksakan agar sesuai dengan kehendak guru model. 2) Penjelasan materi selalu oleh guru, sehingga pembelajaran masih bersifat teacher centered. 3) Pertanyaan
19
siswa selalu di-handle guru, sehingga kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengemukakan pendapat ataupun menyampaikan pengetahuan yang dimiliki. 4) Saat guru menjelaskan dan menjawab pertanyaan media yang ada tidak dioptimalkan. 5) Waktu pembelajaran terlalu lama, sehingga banyak waktu terbuang. 6) Skenario urutan materi pembelajaran monoton sehingga membuat siswa bosan. 7) Assessment alternatif tidak maksimal, dengan teknik scoring masih membingungkan. Dengan demikian problematika yang tampak adalah guru belum berkompeten dengan tugas yang mereka emban, sehingga berdampak pada belum tercapainya tujuan pendidikan secara optimal. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian dengan judul “Reformulasi Pendidikan Tinggi Keguruan: Pembelajaran Progresif Pendidikan Guru Berbasis Lesson Study Terintegrasi” sangat layak untuk dilakukan terkait dengan Road map penelitian IKIP PGRI Semarang tahun 20122016 yang terdapat pada RIP LPPM IKIP PGRI Semarang 2012-2016. Terlebih permasalahan pendidikan saat ini sering dikaitkan dengan kualitas profesionalitas guru. Peneliti merasa sangat perlu memberi kontribusi dalam peningkatan kualitas pendidikan sebgai bentuk tanggung jawab IKIP PGRI Semarang sebagai lembaga pendidikan tinggi keguruan.
20
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Pendidikan berkarakter tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan tersendiri tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran, pengembangan diri dan budaya sekolah. Oleh karena itu pelaku pendidikan perlu mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah ada. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengembangkan pendidikan berkarakter melalui reformulasi pendidikan tinggi keguruan ; pembelajaran progresif pendidikan guru berbasis lesson study terintegrasi untuk mahasiswa Prodi Biologi IKIP PGRI Semarang dan guru IPA Biologi Kota Semarang. Untuk dapat mengimplementasikan pendidikan berkarakter tersebut maka perlu dikembangkan model pembelajaran progresif berbasis lesson study yang terdiri dari: 1. Mengembangkan need assessment berdasarkan studi lapangan 2. Menentukan indikator keefektifan perangkat model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi 3. Merencanakan aktivitas pengembangan perangkat model berbasis lesson study terintergrasi 4. Membuat desain pengembangan model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi teaching materialnya (Silabus, RPP, Bahan Ajar, LKS, Assesment). 5. Pembuatan panduan model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi (Silabus, RPP, LKS, CD panduan, Bahan ajar). Model
pembelajaran
progresif
berbasis
lesson
study
terintegrasi
diharapkan mampu diimplementasikan pada pendidikan keguruan tinggi dan
21
Sekolah Menengah Pertama di Kota Semarang melalui tim MGMP IPA Biologi Kota Semarang.
B. Manfaat Penelitian 1. Diperoleh pengembangan need assessment berdasarkan studi lapangan 2. Diperoleh penentuan indikator keefektifan perangkat model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi 3. Diperoleh perencanaan aktivitas pengembangan perangkat model berbasis lesson study terintergrasi 4. Dihasilkan desain pengembangan model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi teaching materialnya (Silabus, RPP, Bahan Ajar, LKS, Assesment). 5. Dihasilkan panduan model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi (Silabus, RPP, LKS, CD panduan, Bahan ajar).
22
BAB IV METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang dilakukan untuk mengkaji tentang pendidikan karakter melalui reformulasi pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi di tingkat keguruan dan sekolah menengah pertama melalui tim MGMP IPA Biologi Kota Semarang. Pengembangan model pembelajaran ini didasarkan pada perkembangan kurikulum pendidikan yang mulai menekankan pada pendidikan berkarakter berbasis kearifan lokal. Secara diagramatik paradigma penelitian dapat dilihat pada gambar berikut; ANALISIS KEBUTUHAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 41 TAHUN 2007 (23 NOVEMBER 2007) : pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan salah satu yg dikembangkan adalah standar proses meliputi: perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
ANALISIS AWAL Banyaknya guru sains yang merasa kesulitan untuk mengimplementasikan students center dalam pembelajaran individual Belum adanya model pembelajaran sains yang dapat mengakomodasi reformulasi pendidikan tinggi keguruan melalui pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi
Perlu dikembangkan suatu model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi sebagai salah satu wujud reformulasi pendidikan tinggi keguruan dalam rangka pengembangan profesionalitas guru
Implementasi reformulasi pendidik keguruan yang masih tahap konsolidasi dan peletakan dasar-dasar Belum berkembangnya panduan pelaksanaan reformulasi pendidikan di tingkat keguruan melalui pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi
PERMASALAHAN PADA IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN PROFESIONALITAS GURU
Mengimplementasikan reformulasi pendidikan tinggi keguruan : sebagai wujud implementasi pengembangan profesionalitas guru
Gambar 1. Paradigma penelitian
Mengembangan model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi
23
B. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development) dengan modifikasi. Pemilihan desain penelitian R&D didasarkan pada kelebihan dan kesesuaian desain ini dengan permasalahan penelitian. Data hasil penelitian dianalisis dengan mengunakan mixed-method secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Dengan menggunakan metode ini diharapkan didapatkan gambaran lengkap tentang model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi
di
pendidikan
tinggi
keguruan
sebagai
implemntasi
guru
berkarakteritik unggul. Pada tahapan uji coba perangkat model digunakan desain eksperimen. Desain ini menggunakan penetapan subjek tertentu untuk dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk melihat efektivitasnya maka pretest dan posttest diberikan kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan assessment berbasis pengembangan profesionalitas yang sama dan dalam waktu yang bersamaan. Perlakuan penelitian dilakukan pada kelompok eksperimen, yaitu pengembangan model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi, sementara kelompok kontrol tidak menggunakan model pembelajaran progresif. Tabel 1. Desain validasi model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi Kelas
Pre-test
Perlakuan
Post-test
Eksperimen
A1
X1
T1
Kontrol
A2
-
T2
Keterangan: A
: uji kompeten awal mahasiswa
X1
: pembelajaran yang dilaksanakan dengan model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi
T
: uji kompeten akhir mahasiswa
24
C. Bagan desain penelitian tahun pertama 1.TAHAP STUDI PENDAHULUAN
Permasalahan penelitian Studi lapangan
Studi literatur Kerangka kerja konseptual pengembangan profesionalitas guru Berbagai hasil penelitian implementasi pembelajaran progresif
Analisis Analisis konsep perencanaan pembelajaran
Pendidikan tinggi keguruan
Analisis kinerja Dosen dan mahasiswa perencanaan pembelajaran
Model pembelajaran progresif Model lesson study
Identifikasi pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi
2.TAHAP PERENCANAAN Mengembangkan need assessment berdasarkan studi lapangan
Menentukan indikator keefektifan perangkat model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi
3. TAHAP PENGEMBANGAN
Merencanakan aktivitas pengembangan perangkat model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi
Membuat desain pengembangan model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi
4. TAHAP UJI COBA TERBATAS
Melakukan uji coba untuk mengukur efektivitas perangkat assessment
5. TAHAP ANALISIS
Tahapan pengolahan, analisis dan interpretasi data refleksi dan evaluasi perangkat model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi
25
D. Tahapan penelitian Penelitian ini akan dibagi dalam dua tahun, tahun pertama dilakukan pada tahap I sampai V, sedangkan tahun kedua dari VI sampai VIII. Berikut penjelasan tiap tahap pelaksanaan penelitian; Tahap 1: Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan untuk memetakan tentang penyelenggaraan tahapan ini difokuskan pada permasalahan yang telah diambil dari hasil observasi awal pada
tim MGMP IPA biologi kota semarang tentang guru
berkarakteritik unggul dalam pembelajaran melalui lesson study. Tahap 1 terdiri dari dua kegiatan yaitu studi literatur dan studi lapangan. Dalam studi literatur akan dikaji tentang kerangka kerja konseptual dari argumentasi serta berbagai hasil penelitian tentang model pembelajaran progresif berbasis lesson study. Kajian literatur kemudian akan difokuskan pada pengembangan perangkat pembelajaran dan assessment-nya. Fokus kedua dalam studi pendahuluan adalah studi lapangan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang penyelenggaraan pembelajaran progresif berbasis lesson study di pendidikan tinggi keguruan yang terkait dengan guru berkarakteritik unggul di Kota Semarang. Tahap 2: Perencanaan (Plan)
Pada tahap plan ini dilakukan perencanaan yang berdasarkan analisis kebutuhan bertujuan untuk memperoleh informasi tentang hal-hal yang perlu dikembangkan dalam merancang model assessment berdasarkan studi lapangan, menetukan indikator kefektifan perangkat model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi dan merencanakan aktivitas pengembangan perangkat model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi. Tahap3: Pengembangan (Do)
Pada tahap pengembangan dilakukan pembuatan desain model pembelajaran progrresif berbasis lesson study sebagai pengembangan dari profesionalitas calon guru di pendidikan tinggi keguruan dan MGMP IPA biologi Kota Semarang.
26
Tahap 4: Uji coba terbatas (Do)
Pada tahapan ujicoba dilakukan uji coba perangkat assessment yang telah dikembangkan untuk mengukur efektivitas model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi sebagai guru berkarakteritik unggul. Selanjutnya
tahap analisis dilakukan setelah tahapan validasi model
pembelajaran. Dari hasil tahapan validasi diperoleh kelebihan dan kekurangan dari perangkat assessment yang dikembangkan. Kemudian dilakukan revisi pada beberapa segi sehingga akhirnya diperoleh suatu model pembelajaran progresif berbasis lesson study yang efisien dan efektif sebagai reformulasi guru berkarakteritik unggul. Tahap 5: Analisis (See)
Pada tahap see ini dilakukan analisis dan interpretasi data yang merupakan hasil refleksi dan evaluasi perangkat model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi. Hasil analisis ini diharapkan dapat dikembangkan dengan pembuatan panduan model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi. E. Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian mixed-method yang menggunakan metode pengumpulan data secara kualitatif dan kuantitatif. Pengambilan data dilakukan secara simultan selama proses pengembangan perangkat model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi. F. Tempat dan waktu penelitian Pengambilan data dilakukan di wilayah IKIP PGRI Untuk perancangan penelitian, pengembangan perangkat
model
pembelajaran penelitian ini
merupakan penelitian mixed-method yang menggunakan metode pengumpulan data secara kualitatif dan kuantitatif. Pengambilan data dilakukan secara simultan selama proses pengembangan perangkat model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi dan analisis data serta penyusunan laporan penelitian tahun pertama dilakukan di kota semarang. Waktu penelitian dimulai pada bulan
27
April 2012 untuk penyusunan proposal penelitian, sedangkan untuk pelaksanaan penelitian mulai dilaksanakan pada bulan April sampai Nopember 2013. G. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah mahasiswa prodi biologi IKIP PGRI Semarang. H. Instrumen Penelitian Perangkat model berbasis lesson study terintegrasi dikembangkan serta dirancang berdasarkan permasalahan penelitian dan tahapan penelitian. Secara garis besar instrumen dibagi menjadi dua yakni; 1) instrumen pada setiap tahapan penelitian untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan. 2) instrumen model pembelajaran
berbasis
lesson
study
terintegrasi
untuk
mengembangkan
profesionalitas guru dan calon guru. Menurut Hobri (2009) untuk mengukur kevalidan, kepraktisan, dan kefektifan model maka disusun dan dikembangkan instrumen penelitian. Instrumen yang dapat dipergunakan adalah (1) lembar validasi; (2) lembar observasi; (3) kuesioner respons siswa dan guru terhadap komponen dan kegiatan pembelajaran, (4) tes hasil belajar. Instrumen yang dikembangkan dalam tahapan penelitian disesuaikan dengan kebutuhan untuk tahapan studi lapangan dan tahapan uji coba. Tahapan studi pendahuluan dikembangkan instrumen yang diperlukan untuk studi lapangan, seperti tercantum pada tabel berikut: Tabel 2. Instrumen yang dikembangkan Aspek Penyelenggaraan pembelajaran IPA di sekolah menengah pertama
Indikator Kinerja guru dan siswa terkait dengan implementasi guru berkarakteritik unggul dalam kegiatan
Sumber data
Interaksi mahasiswa dan dosen, guru dan siswa Proses pembelajaran
Instrumen
Kuisioner Video taping Rekaman audio Ramburambu wawancara
Waktu Sebelum reformulasi pendidikan guru : pengembangan model pembelajaran progresif berbasis lesson
28
pendidikan Pengambangan karakter Guru yang diharapkan
Keadaan lingkungan. Sarana dan prasarana
guru berkarakteritik unggul : Menguasai soft skill maupun hard skill, Berperan serta dalam peningkatan mutu pendidikan nasional, Mempunyai keteladanan dalam berperilaku dan penyampaia n amteri pelajaran. Lingkungan sarana prasarana yang mendukung pembelajaran
Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Di IKIP PGRI Semarang
Mahasiswa
Lembar observasi Lembar observasi Catatan lapangan Ramburambu wawancara Assessment berbasis pendidikan karakter
study terintegrasi Sebelum reformulasi pendidikan guru : pengembangan model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi
Kuisioner Ramburambu wawancara Lembar observasi
Sebelum reformulasi pendidikan guru : pengembangan model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi
Pada tahapan ujicoba dikembangkan instrumen yang sesuai dengan validasi pakar dan validasi lapangan, seperti tampak pada tabel 3. Tabel 3. Tahapan validasi perangkat instrumen model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi Aspek
Indikator
Uji coba perangkat model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi
Berkembangnya karakter mahasiswa, guru, siswa yang meliputi displin, jujur
Sumber data Mahasiswa, dosen
Instrumen Pedoman observasi proses argumentasi, rekaman audiovisual,
Waktu Setelah tahap pengembangan dan setelah tahap validasi ahli, serta selama tahap validasi lapangan
29
keterbukaan, adil, kerjasama, tanggung jawab, menghirmati, menghargai, kemandirian, kritis, kreatif Pelaksanaan pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi
Dosen dalam proses pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi
pedoman wawancara argumentasi tertulis secara lisan, tes kemampuan argumentasi tertulis proses pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi
Setelah tahap pengembangan dan setelah tahap validasi ahli, serta selama tahap validasi lapangan
Untuk mengkaji terbentuknya karakter yang diharapkan pada mahasiswa dan siswa, dikembangkan perangkat model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4. Tahap 4. Instrumen model pengembangan pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi Perlakuan
Pengembangan karakter melalui model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi
Variabel Karakter yang berkembang secara individual
Karakter yang berkembang secara kelompok
Indikator karakter Disiplin, kreatif, tanggung jawab, kritis, kemadirian, jujur, adil
Kerja sama, saling menghormati, saling menghargai, tanggung jawab, terbuka
Jenis Instrumen
Waktu
Silabus, RPP, LKS, Lembar Observasi, rekaman audio visual disusun menjadi trnaskrip, pedoman interview, rubrik penilaian karakter. Silabus, RPP, LKS, Lembar Observasi, rekaman audio visual disusun menjadi trnaskrip, pedoman interview, rubrik penilaian karakter.
Selama proses tahap studi pendahuluan, selama proses validasi lapangan
Selama proses tahap studi pendahuluan, selama proses validasi lapangan dan desiminasi
30
I. Metode Analisis data Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan triangulasi mixmethod design yaitu dengan menganalisis secara simultan dari data kuantitatif dan data kualitatif serta data gabungan. Selanjutnya menggunakan hasil analisisnya untuk memahami permasalahan penelitian. Dasar pemikiran dari desain analisis data ini adalah kekurangan dari satu jenis data akan dilengkapi oleh jenis data yang lainnya. Dalam hal ini data kuantitatif menyediakan cara untuk megeneralisasi sementara data kualitatif menyediakan informasi tentang konteks dan setting. Uji kuantitatif dilakukan secara statistik untuk mengetahui gain karakter yang berkembang dari masing-masing perlakuan pada tahapan validasi lapangan (Hake, 2005). Sementara itu analisis diskriptif kualitatif dilakukan terhadap data angket, wawancara, lembar observasi serta transkrip pembelajaran, pada tahapan studi pendahuluan dan implementasi model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi, selama validasi lapangan. Tabel 5 menunjukkan secara jelas mengenai teknik analisis data yang merujuk kepada permasalahan penelitian. Proses analisis triangulasi data selanjutnya dilakukan dengan cara menganalisis kedua jenis data baik kualitatif maupun data kuantitatif secara terpisah kemudian membandingkan hasilnya dan selanjutnya dilakukan interpretasi apakah data tersebut saling mendukung atau saling berlawanan. Tabel 5. Teknik Analisis Data Permasalahan Penelitian Kesesuaian Model Pembelajaran Progresif Berbasis Lesson Study Terintegrasi Dengan Pengembangan Pendidikan Berkarakter Di IKIP PGRI Semarang
Teknik Analisis Data
Hasil Analisis
Analisis deskriptif kualitatif terhadap data angket, wawancara, lembar observasi, serta transkrip pembelajaran
Tanggapan mahasiswa, dosen terhadap program pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi
Analisis kuantitatif dengan uji anava terhadap data karakter yang berkembang
Respon mahasiswa, dosen terhadap model pembelajaran
31
Karakter yang berkembang setelah penerapan model pembelajaran
Keberhasilan desiminassi model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi dengan pengembangan pendidikan karakter di IKIP PGRI Semarang
Analisis triangulasi data kualitatif dan kuantitatif selama implementasi model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi dalam validasi lapangan dan tahapan revisi model
Perangkat pembelajaran
Kendala Implementasi model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi dengan pengembangan pendidikan berkarakter di IKIP PGRI Semarang
Analisis deskriptif kualitatif terhadap data angket, wawancara, lembar observasi, serta transkrip pembelajaran
Kesulitan mahasiswa, dosen dalam implementasi perangkat model pembelajaran
Respon mahasiswa, dan dosen terhadap perangkat model pembelajaran
J. Indikator Capaian Tahunan Tahun Pertama: 1. Peningkatan kinerja dosen dalam kegiatan pembelajaran. 2. Peningkatan hasil belajar mahasiswa secara kognitif, afektif, psikomotor. 3. Dihasilkan design pengembangan model pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi. 4. Dihasilkan perangkat assessment pembelajaran progresif yang efektif.
32
BAB V HASIL YANG DICAPAI A. Hasil Penelitian 1. Plan N o 1
2
3
4
Review Lesson Study th 2012 Diperoleh kesepakatan materi yang akan dibelajarkan dalam lesson study yaitu RPP. Penetapan waktu lesson study pada bulan april 2012. Pembagian kelompok belajar 1 kelas terdapat 6 Kelompok Dihasilkan instrumen dalam proses pembelajaran
Eksperimen I (Penelitian Pendahuluan) Diperoleh kesepakatan materi yang akan dibelajarkan dalam lesson study yaitu RPP.
Eksperimen II
Kontrol
Diperoleh kesepakatan materi yang akan dibelajarkan dalam lesson study yaitu LKS Penetapan Penetapan waktu lesson waktu lesson study pada bulan study pada 19 12 Juni 2013 Juni 2013
Diperoleh kesepakatan materi yang akan dibelajarkan dalam lesson study yaitu LKS Penetapan waktu lesson study pada 21 Juni 2013
Pembagian kelompok belajar 1 kelas terdapat 7 Kelompok Dihasilkan instrumen dalam proses pembelajaran
Pembagian kelompok belajar 1 kelas terdapat 7 Kelompok Dihasilkan instrumen dalam proses pembelajaran
Pembagian kelompok belajar 1 kelas terdapat 4 Kelompok Tidak ada perangkat Lesson Study
2. Do 2.1 Keterlaksanaan Pembelajaran Kegiatan
Review Eksperimen I Eksperimen Kontrol Keterangan Lesson (Penelitian II Study Pendahuluan) (Penelitian) th 2012
Keterlaksanaan 81, 25 Pembelajaran
84, 44
86,00
66
Dari eksperimen I ke eksperimen II terjadi Peningkatan sebesar 1,56%
33
eksperimen II dengan kontrol terjadi perbedaan yang sangat signifikan yakni 20%
2.2 Keaktivan Mahasiswa Keaktivan Mahasiswa
Review Lesson Study th 2012
Eksperimen I Eksperimen Kontrol (Penelitian II Pendahuluan) (Penelitian)
Kognitif, afektif, psikomotor
55,0
70,5
74,85
31,42
2.3 Ketercapaian Kompetensi Kegiatan Review Eksperimen I Eksperimen Kontrol Mahasiswa Lesson (Penelitian II Study Pendahuluan) (Penelitian) th 2012 Nilai Harian Nilai Mid Nilai Akhir semester
82
75,96
78,18
70,34
Keterangan
Dari eksperimen I ke eksperimen II terjadi Peningkatan sebesar 4,30% eksperimen II dengan kontrol terjadi perbedaan yang sangat signifikan yakni 43, 43%
Keterangan
Dari eksperimen I ke eksperimen II terjadi Peningkatan sebesar 2,22% eksperimen II dengan kontrol
34
terjadi perbedaan yang sangat signifikan yakni 7,84%
2.4 Observasi Proses Pembelajaran Aspek Review Lesson Study th 2012 Interaksi Terjadi antar interkasi yang mahasiswa komunikatif
Interaksi mahasiswa dengan pengajar
Interaksi mahasiswa dengan media/ sumber belajar
Eksperimen I
Eksperimen II
Kontrol
Baik, pada tahap eksplorasi, tetapi sangat kurang dalam tahap elaborasi dan konfirmasi. 1. Mahasiswa Baik, tetapi kurang hanya pada berinteraksi taraf jika dengan mahasiswa baik karena diberi keterbatasa pertanyaan dan n kosakata ditunjuk oleh dosen 2. Mahasiswa cenderung pasif, mahasiswa ragu-ragu untuk bertanya
Interaksi baik, karena didukung dengan settingan tempat duduk yang melingkar Baik, hanya posisi dosen sebaiknya tidak berpindahpindah saat diskusi dan merangkum
Dalam satu kelompok tidak ada koordinasi yang baik.
Mahasiswa sudah menggunakan media IT dengan baik
Baik, LCD kurang optimal karena file bukan power point.
LCD dikelas kurang optimal, hanya dibacakan, penyampaian pendapat hanya sekilas saja.
Baik, lebih baik apabila mahasiswa dikondisikan untuk memperharikan media terlebih dahulu, sehingga penjelasan lebih dapat tersampaikan
Mahasiswa aktif ketika ditanya oleh dosen
35
dengan baik Kurang, karena tidak semua mahasiswa aktif dalam pembelajaran, dan hanya mahasiwa tertentu saja. Saat-saat Mahasiswa Saat mahasiswa memperhatikan mahasiswa tidak aktif/ penjelasan tidak berhenti dosen terfasilitasi/ belajar tidak mendapat kesempatan untuk presentasi. Pengalaman Adanya berharga refleksi dalam bagi instrumen observer pembelajaran, dan penggunaan metode atau model yang digunakan. Interaksi mahasiswa dengan lingkungan
Interaksi yang terjadi b1elum optimal1
Baik, karena adanya respon terhadap kelompok lain
Belum terjadi interkasi dengan lingkungan
Saat mahasiswa fokus pada tugas.
Saat mahasiswa presentasi kebanyakan mahasiswa tidak memperhatikan
Model pembelajaran dan seting tempat duduk sangat baik untuk menumbuhkan aktifitas dan interaksi.
Tidak adanya Plan dalam pembelajaran, sehingga menyebabkan pembelajaran kurang optimal.
3. See (Refleksi) Pada pelaksanaan lesson study di tahun 2012, sebagai study pendahuluan diperoleh
hasil sebagai berikut: 1) Keaktivan belum maksimal, 2) Kesulitan
bahasa (bilingual), 3) Ada siswa yang dominan dalam kelompok, 4) Tidak terdapat leader dalam kelompok, 5) Tahapan pelaksanaan, 6) Standar kompetensi harus ditingkatkan, 7) Indikator diharapkan harus sesuai KD, 8) Apersepsi dan motivasi adalah dua hal yang berbeda dan dilaksanakan sendiri-sendiri, 9) Waktu presentasi kurang, sehingga tidak semua kelompok mendapatkan kesempatan untuk presentasi, 10) Dosen model sebaiknya memegang lembar observasi dan penilaian autentik, 11) Mahasiswa sebaiknya diberi kepercayaan memimpin diskusi, 12) Sebaiknya ada denah kode mahasiswa bagi observer sehingga observer tidak mengalami kesulitan identitas mahasiswa, 13) Mahasiswa belum
36
memahami penggunaan kata kerja operasional, 14) Mahasiswa belum memahami aspek kognitif, afektif, psikomotor. Sedangkan untuk pelaksanaan pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi pada bulan Mei 2013, diperoleh data sebagai berikut: 1) Ada kelompok yang tidak presentasi, sehingga diperlukan model pembelajaran, dimana semua kelompok dapat mempresentasikan hasil kerjanya, 2) Dosen dapat mefasilitasi mahasiswa yang pasif, sehingga mahasiswa yang menyampaikan ide / pendapat tidak hanya mahasiswa tertentu saja, 3) Media yang digunakan kurang optimal, 4) Evaluasi terhadap kinerja mahasiswa kurang, 5) Evaluasi terhadap media yang dibuat mahasiswa kurang, 6) Keterkaitan materi terhadap realita kehidupan kurang. Pada eksperimen II, sudah ada perbaikan pada evaluasi perkelompok dalam hal ini dosen memiliki catatan kelebihan dan kekukarangan dari produk yang dihasilkan dari masing-masing kelompok. Setting tempat duduk yang melingkar menimbulkan keaktivan, hal ini disebabkan akses antar mahasiswa lebih mudah untuk berdiskusi. Pada kelompok kontrol, pada masing-masing kelompok tidak terdapat leader sehingga kegiatan diskusi tidak terkoordinir dengan baik. Sedangkan untuk setting tempat duduk belum dikondisikan menghadap presenter, sehingga mahasiswa tidak memperhatikan penyampaian materi dan cenderung berbicara dengan temannya.
B. Pembahasan 1. Plan (Perencanaan) Perencanaan Lesson study tahun 2012 dilaksanakan pada bulan April 2012, dan tahun 2013 pada bulan Juni 2013. Bulan april merupakan pertengahan perkuliahan, sehingga ini lebih mematangkan hasil lesson study, dengan selisih waktu dua bulan pada mata kuliah yang sama. Sehingga diharapkan hasil pada tahun 2013 lebih maksimal dibandingkan tahun 2012. Tahun 2012 dibelajarkan pada mahasiswa PGMIPABI dengan jumlah 19 mahasiswa, yang dibagi menjadi 6
37
kelompok. Sedangkan untuk tahun 2013 jumlah mahasiswa 27 dibagi menjadi 7 kelompok, dengan begitu jumlah kelompok dan mahasiswa lebih banyak. Sehingga kendala yang dihadapi pada tahun 2013 di dalam kelas ada kelompok dengan jumlah lebih banyak pula. Pada plan tahun 2013 disepakati adanya materi LKS (Lembar Kegiatan Siswa) dan setting tempat duduk diperbaiki tidak lagi semua menghadap ke depan namun dengan posisi membentuk lingkaran besar saat berdiskusi.
2. Do (Pelaksanaan) Pada tahun 2012 keterlaksanaan pembelajaran sudah mendapatkan kategori baik dengan nilai 81,25. Sedangkan pada tahun 2013 mendapatkan nilai 84, 44 dengan kriteria baik. Terjadi peningkatan 3, 19 point, artinya kategori baik pada tahun 2012 karena didukung dengan Sumber Daya Mahasiswa kelas PGMIPABI dengan jumlah mahasiswa terbatas. Sedangkan tahun 2013 jumlah siswa lebih banyak, tetapi kelompok ditambah dengan tujuan supaya lebih fokus, sehingga keterlaksanaan pembelajaran pada tahun 2012 dan 2013 berada pada kategori yang sama yakni kategori baik. Hasil eksperimen II yang dilaksanakan pada tahun 2013 mencapai skor 86, dengan kategori sangat baik. Ada peningkatan dari eksperimen I ke eksperimen II yaitu 1, 56%. Eksperimen II bila dibandingkan dengan kontrol meningkat 20%. Peningkatan yang tinggi dari kontrol terhadap eksperimen I dikarenakan pada kontrol tidak ada perangkat Lesson Study. Sedangkan eksperimen I ke eksperimen II didukung oleh perangkat Lesson Study, media yang lebih optimal, setting tempat duduk yang variatif. Sehingga mahasiswa menjadi lebih aktif dalam pelaksanaan pembelajaran.
3. Observasi (Pengamatan) Pada pelaksanaan lesson study di tahun 2012, diperoleh data bahwainteraksi antar mahasiswa sudah interaktif dan sudah baik. Hal ini disebabkan karena pelaksanaan lesson study dilaksanakan pada kelas unggulan, yakni kelas 4.A. Karater kelas unggulan adalah memiliki kemampuan akademik di
38
atas rata-rata kelas yang lain. Sehingga ini diduga menjadi faktor pendukung dalam keberhasilan suatu pembelajaran. Sedangkan pada tahun 2013 mengalami penurunan, mahasiwa mengalami kesulitan pada tahap elaborasi dan konfirmasi. Hal ini diduga karena pelaksanaan pembelajaran progresif berbasis lesson study terintegrasi dilaksanakan dikelas reguler dengan kemampuan akademik standar, dan ini dimungkinkan menjadi faktor kurang berhasilnya pelaksanaan di tahap tersebut. Interkasi mahasiswa dengan pelajar tahun 2012 berjalan kurang optimal, karena keterbatasan kosakata, pembelajaran lebih banyak menggunakan bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia. Meskipun demikian mahasiswa masih dapat mengikuti pembelajaran. Sedangkan pada tahun 2013 interaksi menurun kualitasnya, mahasiswa hanya merespon ketika diberi pertanyaan oleh dosen. Hal ini diduga karena penyetingan tempat duduk mahasiswa yang berbanjar, sehingga belum memungkinakan mahasiswa untuk berdiskusi aktif dalam pembelajaran. Interaksi mahasiswa dengan media/ sumber belajar pada pelaksanaan tahun 2012 sudah menggunakan IT dengan baik. Hal tersebut terjadi karena didukung oleh fasislitas yang disediakan oleh IKIP PGRI Semarang yang berupa area hotspot dengan line internet access yang lancar. Sehingga memungkinkan mahasiswa menggali informasi dan pengetahuan yang terkait dengan materi sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya. Sedangkan tahun 2013 pemanfaatan hotspot belum optimal, hal ini terjadi karena pada hari pelaksanaan dosen belum menginformasikan bahwa dalam kegiatan belajar yang hendak dilaksanakan mahasiswa diperbolehkan memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Sehingga dalam pelaksanaannya mahasiswa hanya menggunakan buku teks, lembar kegiatan mahasiswa (LKM), dan PPT dari dosen sebagai sumber belajar. Kemudian untuk interaksi mahasiswa dengan lingkungan pada tahun 2012 belum optimal, hal tersebut dikarenakan waktu yang diberikan kepada mahasiswa untuk mengerjakan tugas dari dosen pada saat proses pembelajaran cukup terbatas, tetapi jumlah tagihan yang harus diselesaikan oleh mahasiswa cukup banyak. Pada saat pembelajaran mahasiswa diminta untuk membuat
39
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) beserta komponen-komponennya dalam waktu 40 menit. Hal ini diduga menjadi mahasiswa hanya konsentrasi dalam kelompok dan kurang merespon lingkungan sekitar yang dalam hal ini adalah kelompok lain. Sedangkan tahun 2013 pembelajaran kurang optimal, karena hanya mahasiswa tertentu yang aktif berinterkasi dengan kelompok lain. Hal ini disebabkan karena dalam kelompok terdapat leader yang bertanggung jawab dalam penyampaian pendapat sehingga mahasiswa beranggapan bahwa hanya leader saja yang punya kesempatan untuk mengemukakan pendapat.
4. See (refleksi) Kekurangan pada tahun 2012 yaitu untuk: mahasiswa keaktifan belum optimal, hal ini disebabkan karena mahasiswa kesulitan dalam bilingual, dan adanya dominasi dalam kelompok. Sedangkan untuk tahapan pelaksanaan kurang terorganisir, standar kompetensi perlu ditingkatkan, sistematika RPP dan indikator menyesuaikan KD. Dosen belum melakukan penilaian autentik. Pada tahun 2013 eksperimen I tidak semua kelompok mendapat kesempatan presentasi, sehingga kesempatan untuk mengoptimalkan opini dari mahasiswa tidak dapat tersampaikan dengan baik. Selain itu penggunaan media kurang optimal, assessment alternatif tidak dilaksanakan. Evaluasi media yang dibuat mahasiswa juga kurang. Pada eksperimen II semua kelompok mendapatkan kesempatan presentasi. Masing-masing kelompok tampak berkompetisi, dapat dilihat dari banyaknya mahasiswa yang ingin mewakili kelompoknya dalam berpendapat. Keaktifan masing-masing individupun juga terlihat saat mempresentasikan produk LKSnya, dimana tidak hanya ketua kelompoknya saja yang menjelaskan namun seluruh anggota kelompok juga ikut aktif menjawab atau menanggapi pertanyaan dari kelompok lain. Mahasiswa tampak lebih responsif dalam mengkritisi hasil kerja kelompok lain. Sedangkan pada kelompok kontrol, tidak terkoordinirnya diskusi dapat disebabkan karena tidak adanya plan sebelum pelaksanaan pembelajaran, sehingga tidak adanya perangkat Lesson Study. Model pembelajaran yang dipilih
40
juga tidak diambil yang terbaik sebagaimana yang telah didiskusikan oleh Lesson Study pada kelas eksperimen II. Keaktifan siswa masih kurang pada kelas kontrol dapat disebabkan oleh setting tempat duduk yang tidak diatur dengan baik, hal itu karena dosen mempersiapkannya secara mandiri, tanpa adanya planning bersama dengan dosen yang lain.
41
BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Pelaksanaan penelitian tahun kedua yakni Implementasi pembelajaran Progresif berbasis lesson study terintegrasi di lingkungan sekolah, diantaranya adalah pelatihan dan workshop bagi guru-guru IPA di MGMP mata pelajaran Biologi Kota Semarang.
42
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Perkuliahan pada Perguruan Tinggi Keguruan dapat ditingkatkan kualitas pembelajarannya dengan menggunakan Lesson Study. B. Saran 1.
Perguruan Tinggi Keguruan sebaiknya menerapkan Lesson Study untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
2.
Perguruan
Tinggi
sebaiknya
dapat
memfasilitasi
sarana
pelaksanaan Lesson Study. 3.
Sosialisasi Lesson Study dilaksanakan oleh semua stakeholder.
prasarana
43
DAFTAR PUSTAKA Akcay, B. 2009. Problem Base Learning In Science Education. Journal of Turkish Education. 6(1): 26-35. Akinoglu, O, R.O.T. 2007. The Effects Of Problem Based Learning In Science Education On Students Academic Achievement, Attitude And Concept Learning. Eurasia journal of mathematics, science & technology education. 3(1): 71-81. Carol. 2007. Creativity, Problem Solving and Innovative Science: International Education Journal, ISSN 1443-1475 2007 Shannon Press. http://
[email protected] [accessed 02/02/09] Cerbin and B.Kopp. 2006. Lesson Study a Model For Building Pedagogical Knowledge and Improving Teaching. International Journal of Teaching and Learning in Higher Education. 18 (3): 250-257. Depdiknas, 2002. Kurikulum Hasil Belajar Sains. Jakarta: Puskur Balitbang, Depdiknas. Depdiknas, 2008. Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta: Pusat Kurikulum, Depdiknas. Dikti, 2012. Panduan Penelitian Dikti Edisi VIII. www.dikti.net Hake. 2005. Will the No Child Left Behind ActPromote Direct Instruction of Science? American Journal of Physics 24. 245 Hatteras St., Woodland Hills, CA, USA 91367, http://www.physics.indiana.edu/~hake [accessed 10/27/09] Hendayana S, Suryadi D, Karim AM, Sukirman, Ariswan, Sutopo, Supriatna A, Sutiman, Santosa, Imansyah H, Paidi, Ibrohim, Sriyati S, Permanasari A, Hikmat, Nurjanah, Joharmawan R. 2007. Lesson Study Suatu Strategi Untuk Meningkatkan Keprofesionalan Pendidik (Pengalaman IMSTEPJICA). Bandung: FPMIPA UPI-JICA. Hendon, ST. Abdullah, S. Khalijah. 2007. Science teaching for enlightenment: A holistic approach in developing a teacher's guide for best practices to teach at secondary level, Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching, 8, Issue 1, Article 12 (June, 2007). http://www.ied. edu.hk/apfslt/v8_issue1/hendon index.htm&prev=1 [accessed 02/02/09] Hobri. 2009. Metodologi Penelitian Pengembangan (Developmental Research) : (Aplikasi Pada Penelitian Pendidikan Matematika). Jember : Word Editor Office 2003. Karim, Muchtar A. 2006. Implementation of Lesson Study For Improving The Quality of Mathematics Instruction in Malang. Tsukuba journal of educational study in mathematics. 25: 67-73.
44
Mashadi Imron. 2008. Makalah Pendidikan Progresif. http://lintangabyasa.blogspot.com/2008/08/makalah-pend-progresif.html Muhadjir, Noeng. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi VI. Yogyakarta: Rakesarasin Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Mustikasari, A. 2008. Menuju Guru yang Profesional Melalui Lesson Study. http://edu-articles.com/category/lesson-study/ (13 September 2009). Ngasbun Egar dkk. 2011. GATI IKIP PGRI KU: Pendidikan karakter dalam pembelajaran di IKIP PGRI Semarang. Semarang: IKIP PGRI Semarang Press Nur, Muhammad. 1983. Keterampilan Proses Calon Guru Sains. Jurnal Analisis Pendidikan. 4(4) Sahono, Bambang. 2004. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Hasil belajar IPA: Studi eksperimen pada peserta didik kelas V Sd di kota Bengkulu. Jurnal Kependidikan Triadik, 7(2) Santyasa, W.I. 2009. Implementasi Lesson Study dalam Pembelajaran. Makalah disajikan dalam “Seminar Implementasi Lesson Study dalam Pembelajaran bagi Guru-Guru TK, Sekolah Dasar, dan Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Nusa Penida”. (13 September 2009). Sudrajat A. 2008. Lesson Study Untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Pembelajaran. Jurnal Penelitian:.http://akhmadsudrajat.wordpress. com/2008/02/22/lesson-study-untuk-meningkatkan-proses-dan-hasilpembelajaran/ Sunyono. 2008. Pengembangan LKS Berbasis Lingkungan Pada Mata Pelajaran IPA. Jurnal Penelitian: http://pustakailmiah.unila.ac.id/wp-content/ uploads/2009/07/Sunyono-pengembangan-lembar-kerja1.pdf.03September 2009 Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka Yates. M. 2007. Teachers´perceptions of their professional learning activities. International Education Journal, 8 (2) 213-221. ISSN 1443-1475 Shannon Research Press. http://
[email protected] [accessed 10/27/09]
45
46
Gambar 1. Kegiatan Plan bersama dosen Pendidikan IKIP PGRI Semarang, (tahap studi pendahuluan).
Gambar 2. Dosen memberikan masukan dalam kegiatan Plan (tahap studi pendahuluan).
47
Gambar 3. Dosen model mengajar materi RPP (Do) (tahap studi pendahuluan).
Gambar 4. Observer mengamati keaktifan mahasiswa (tahap studi pendahuluan).
48
Gambar 5. Kegiatan See (tahap studi pendahuluan).
Gambar 6. Dosen model menyampaikan hasil pembelajarannya (tahap studi pendahuluan).
49
Gambar 7. Dosen model mengajar materi RPP (tahap eksperimen I).
Gambar 8. Keaktifan mahasiswa dalam menjawab pertanyaan (eksperimen I).
50
Gambar 9. Observer mengamati kinerja mahasiswa (Tahap eksperimen I).
Gambar 10. Observer mengamati keaktifan mahasiswa (tahap eksperimen I).
51
Gambar 11. Dosen model memberikan penjelasan pada kelompok kecil (tahap eksperimen 1).
Gambar 12. Mahasiswa mempresentasikan hasil RPP yang dibuat (Tahap eksperimen I).
52
Gambar 13. Proses kegiatan Pembelajaran (pada kelas kontrol).
Gambar 14. Kegiatan berdiskusi mahasiswa (pada kelas kontrol)
53
Gambar 15. Mahasiswa mempresentasikan hasil diskusi (pada kelas kontrol).
Gambar 16. Dosen model menstimulus keaktifan mahasiswa untuk menjawab pertanyaan (pada kelas kontrol).
54
Gambar 17. Proses Pembelajaran dengan materi LKS (tahap eksperimen II).
Gambar 18. Keaktifan mahasiswa padakegiatan diskusi-presentasi (tahap eksperimen II),
55
Gambar 19. Desain diskusi dengan tempat duduk melingkar (tahap eksperimen II).
Gambar 20. Mahasiswa bersiskusi difasilitasi oleh dosen model (tahap eksperimen II).
56
RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN
Mata Kuliah / SKS Perguruan Tinggi Fakultas Program studi Pertemuan/ AlokasiWaktu
: Perencanaan Pembelajaran Biologi / 3 sks : IKIP PGRI Semarang : FPMIPA : Pendidikan Biologi : 14 / 3 x 50 menit
A. Deskripsi Perkuliahan Perkuliahan ini mengkaji prinsip-prinsip, model, dan langkah-langkah dalam pengembangan pembelajaran sebagai suatu sistem. Selain itu juga mempelajari prosedur silabus berdasarkan KTSP, pengembangan RPP, prosedur dan skenario pembelajaran berdasarkan silabus. Fokus lain dari program ini adalah studi tentang pengelolaan kelas dan pengembangan lembar kerja siswa sebagai sarana pelaksanaan silabus berdasarkan KTSP. B. Standar Kompetensi: Memahami dan menerapkan prosedur pengembangan rencana pembelajaran dan skenario pembelajaran berdasarkan silabus. C. Kompetensi Dasar: Dikembangkan rencana pembelajaran dan skenario pembelajaran berdasarkan silabus. D. Indikator: 1. Memahami makna RPP. 2. Memahami tentang terkait antara RPP dengan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Silabus. 3. Memahami tentang komponen-komponen dan prinsip-prinsip rencana pembelajaran. 4. Memahami prosedur untuk pengembangan rencana pembelajaran. 5. Terapkan prosedur pengembangan rencana pembelajaran dan skenario pembelajaran berdasarkan silabus. E. Karakter yang Diharapkan Diharapkan terbentuk karakter: kritis, kerjasama, dan menghormati orang lain. F. Materi Pembelajaran 1. Analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. 2. Prinsip dan komponen RPP 3. Prosedur untuk pengembangan RPP
57
LEMBAR PENGAMATAN KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN
Petunjuk Pengisian Berilah tanda check (√) pada kolom yang sesuai dengan penilaian Anda sesuai rubrik penilaian (terlampir). 1 = tidak baik/sesuai 2 = cukup 3 = baik 4 = sangat baik No.
Aspek yang diamati 1
I. 1. 2.
PRA PEMBELAJARAN Mempersiapkan mahasiswa untuk belajar Melakukan kegiatan apersepsi
II. A. 3. 4. 5.
KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Penguasaan Materi Pelajaran Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik mahasiswa Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
6. B. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Pendekatan/Strategi Pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakaterstik mahasiswa Melaksanakan pembelajaran secara runtut Menguasai kelas Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan
C. 13. 14. 15.
Pemanfaatan Sumber Belajar/Media Pembelajaran Menggunakan media secara efektif dan efisien Menghasilkan pesan yang menarik Melibatkan mahasiswa dalam pemanfaatan media
D.
Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Ketertiban Mahasiswa Menumbuhkan partisipasi aktif mahasiswa dalam pembelajaran
16.
Skor 2 3
4
58
17. 18. E. 19. 20.
F. 21. 22. III. 23. 24.
Nilai =
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons mahasiswa Menumbuhkan keceriaan dan antusisme mahasiswa dalam belajar Penilaian Proses dan Hasil Belajar Memantau kemajuan belajar selama proses Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) Penggunaan Bahasa Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai PENUTUP Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan mahasiswa Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan
Jumlah skor maximal - skor minimal 5
Kriteria: 96 ≤ 82 81 ≤ 67 66 ≤ 52 51 ≤ 37 36 ≤ 24
: Sangat baik : Baik : Cukup : Kurang baik : Tidak baik Semarang, Observer,
Juni 2013
______________________ _ Komentar dan Saran : ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................
59
....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... .......................................................................................................
60
LEMBAR OBSERVASI RANAH AFEKTIF MAHASISWA
Kelompok : I dan II Petunjuk : Tuliskan skor 1, 2, atau 3 sesuai rubrik skala ranah afektif Domain Indikator Afeksi A1 Menerima
I.1
A2
Merespon
A3
Menghargai
A4
Mengorganisasikan
A5
Karakterisasi Menurut Nilai
Skala ranah afektif:
12 – 15: sangat baik 8 – 11 : baik 5 – 7 : kurang baik
Kelompok I I.2 I.3
I.4
II.1
Kelompok II II.2
II.3
Observer,
(.................................)
61
LEMBAR OBSERVASI RANAH AFEKTIF MAHASISWA
Kelompok : III dan IV Petunjuk : Tuliskan skor 1, 2, atau 3 sesuai rubrik skala ranah afektif Domain Indikator Afeksi A1 Menerima
III.1
A2
Merespon
A3
Menghargai
A4
Mengorganisasikan
A5
Karakterisasi Menurut Nilai
Skala ranah afektif:
Kelompok III III.2 III.3
12 – 15: sangat baik 8 – 11 : baik 5 – 7 : kurang baik
III.4
IV.1
Kelompok IV IV.2 IV.3
IV.4
Observer,
(.................................)
62
LEMBAR OBSERVASI RANAH AFEKTIF MAHASISWA
Kelompok : V dan VI Petunjuk : Tuliskan skor 1, 2, atau 3 sesuai rubrik skala ranah afektif Domain Indikator Afeksi A1 Menerima
V.1
A2
Merespon
A3
Menghargai
A4
Mengorganisasikan
A5
Karakterisasi Menurut Nilai
Skala ranah afektif:
Kelompok V V.2 V.3
12 – 15: sangat baik 8 – 11 : baik 5 – 7 : kurang baik
V.4
VI.1
Kelompok VI VI.2 VI.3
VI.4
Observer,
(.................................)
63
LEMBAR OBSERVASI RANAH AFEKTIF MAHASISWA
Kelompok : VII Petunjuk : Tuliskan skor 1, 2, atau 3 sesuai rubrik skala ranah afektif Domain Afeksi A1 Menerima
Indikator VII.1
A2
Merespon
A3
Menghargai
A4
Mengorganisasikan
A5
Karakterisasi Menurut Nilai
Skala ranah afektif:
12 – 15: sangat baik 8 – 11 : baik 5 – 7 : kurang baik
Kelompok VII VII.2 VII.3
VII.4
Observer,
(.................................)
64
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN MAHASISWA Kelompok : I dan II Petunjuk : Tuliskan skor 1, 2, 3, 4, atau5 sesuai rubrik skala keaktifan No Indikator Kelompok I I.1 I.2 I.3 1 Menjawab pertanyaan dosen 2 Mengajukan pertanyaan 3 Menggunakan media/sumber pembelajaran 4 Bekerjasama dengan teman dalam kelompok 5 Bekerjasama dengan kelompok lain 6 Membuat kesimpulan 7 Mempresentasikan hasil diskusi Skala keaktifan: 30 – 35: sangat aktif 24 – 29: aktif 19 – 23: cukup aktif 13 – 18: kurang aktif 7 – 12 : tidak aktif
I.4
Kelompok II II.1 II.2 III.3
Observer,
(...................................)
65
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN MAHASISWA Kelompok : III dan IV Petunjuk : Tuliskan skor 1, 2, 3, 4, atau5 sesuai rubrik skala keaktifan No Indikator Kelompok III Kelompok IV III.1 III.2 III.3 III.4 IV.1 IV.2 IV.3 IV.4 1 Menjawab pertanyaan dosen 2 Mengajukan pertanyaan 3 Menggunakan media/sumber pembelajaran 4 Bekerjasama dengan teman dalam kelompok 5 Bekerjasama dengan kelompok lain 6 Membuat kesimpulan 7 Mempresentasikan hasil diskusi Skala keaktifan: 30 – 35: sangat aktif 24 – 29: aktif 19 – 23: cukup aktif 13 – 18: kurang aktif 7 – 12 : tidak aktif
Observer,
(...................................)
66
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN MAHASISWA Kelompok : V dan VI Petunjuk : Tuliskan skor 1, 2, 3, 4, atau5 sesuai rubrik skala keaktifan No Indikator Kelompok V V.1 V.2 V.3 V.4 1 Menjawab pertanyaan dosen 2 Mengajukan pertanyaan 3 Menggunakan media/sumber pembelajaran 4 Bekerjasama dengan teman dalam kelompok 5 Bekerjasama dengan kelompok lain 6 Membuat kesimpulan 7 Mempresentasikan hasil diskusi Skala keaktifan: 30 – 35: sangat aktif 24 – 29: aktif 19 – 23: cukup aktif 13 – 18: kurang aktif 7 – 12 : tidak aktif
Kelompok VI VI.1 VI.2 VI.3 VI.4
Observer,
(..................................)
67
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN MAHASISWA Kelompok : VII Petunjuk : Tuliskan skor 1, 2, 3, 4, atau5 sesuai rubrik skala keaktifan No Indikator Kelompok VII V.1 V.2 V.3 1 Menjawab pertanyaan dosen 2 Mengajukan pertanyaan 3 Menggunakan media/sumber pembelajaran 4 Bekerjasama dengan teman dalam kelompok 5 Bekerjasama dengan kelompok lain 6 Membuat kesimpulan 7 Mempresentasikan hasil diskusi Skala keaktifan: 30 – 35: sangat aktif 24 – 29: aktif 19 – 23: cukup aktif 13 – 18: kurang aktif 7 – 12 : tidak aktif
V.4
Observer,
(.......................................)
68
RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN
Mata Kuliah / SKS Perguruan Tinggi Fakultas Program studi Pertemuan/ AlokasiWaktu
: Perencanaan Pembelajaran Biologi / 3 sks : IKIP PGRI Semarang : FPMIPA : Pendidikan Biologi : 15 / 3 x 40 menit
A. Deskripsi Perkuliahan Perkuliahan ini mengkaji prinsip-prinsip, model, dan langkah-langkah dalam pengembangan pembelajaran sebagai suatu sistem. Selain itu juga mempelajari prosedur silabus berdasarkan KTSP, pengembangan RPP, prosedur dan skenario pembelajaran berdasarkan silabus. Fokus lain dari program ini adalah studi tentang pengelolaan kelas dan pengembangan lembar kerja siswa sebagai sarana pelaksanaan silabus berdasarkan KTSP. B. Standar Kompetensi: Mahasiswa mampu mengaplikasikan pengelolaan kelas serta pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai sarana penerapan silabus berbasis KTSP. C. Kompetensi Dasar: Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa dapat memahami dan mengaplikasikan mengenai pengembangan Lembar Kerja Siswa sebagai sarana penerapan silabus berbasis KTSP. D. Indikator: 1. Mengidentifikasi pendekatan, metoda dan indikator pembelajaran sebagai dasar penyusunan LKS 2. Menganalisis tipe-tipe LKS 3. Mengurutkan sistematika LKS 4. Mendeskripsikan prinsip-prinsip pengembangan LKS 5. Menyusun LKS yang baik dan benar E. Karakter yang Diharapkan Diharapkan terbentuk karakter: kreatif, terbuka, dan menghormati orang lain. F. Materi Pembelajaran Lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan siswa akan memuat paling tidak; judul, KD yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan/bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan. Dalam menyiapkan lembar kegiatan siswa dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Analisis kurikulum Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang memerlukan bahan ajar LKS. Biasanya dalam menentukan materi dianalisis dengan cara melihat materi pokok dan pengalaman belajar dari materi yang akan diajarkan, kemudian kompetesi yang harus dimiliki oleh siswa. Menyusun peta kebutuhan LKS
69
Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan guna mengetahui jumlah LKS yang harus ditulis dan sekuensi atau urutan LKS-nya juga dapat dilihat. Sekuens LKS ini sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan. Diawali dengan analisis kurikulum dan analisis sumber belajar. Menentukan judul-judul LKS Judul LKS ditentukan atas dasar KD-KD, materi-materi pokok atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu KD dapat dijadikan sebagai judul modul apabila kompetensi itu tidak terlalu besar, sedangkan besarnya KD dapat dideteksi antara lain dengan cara apabila diuraikan ke dalam materi pokok (MP) mendapatkan maksimal 4 MP, maka kompetensi itu telah dapat dijadikan sebagai satu judul LKS. Namun apabila diuraikan menjadi lebih dari 4 MP, maka perlu dipikirkan kembali apakah perlu dipecah misalnya menjadi 2 judul LKS. Penulisan LKS dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: - Perumusan KD yang harus dikuasai, rumusan KD pada suatu LKS langsung diturunkan dari dokumen SI. - Menentukan alat Penilaian Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja peserta didik. Karena pendekatan pembelajar-an yang digunakan adalah kompetensi, dimana penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompeten-si, maka alat penilaian yang cocok adalah menggunakan pendekatan Panilaian Acuan Patokan (PAP) atau Criterion Referenced Assesment. Dengan demikian guru dapat menilainya melalui proses dan hasil kerjanya. -
Penyusunan Materi Materi LKS sangat tergantung pada KD yang akan dicapai. Materi LKS dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai sumber seperti buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian. Agar pemahaman siswa terhadap materi lebih kuat, maka dapat saja dalam LKS ditunjukkan referensi yang digunakan agar siswa membaca lebih jauh tentang materi itu. Tugas-tugas harus ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang seharusnya siswa dapat melakukannya, misalnya tentang tugas diskusi. Judul diskusi diberikan secara jelas dan didiskusikan dengan siapa, berapa orang dalam kelompok diskusi dan berapa lama. Struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut: 1. Judul 2. Petunjuk belajar (Petunjuk siswa) 3. Kompetensi yang akan dicapai 4. Informasi pendukung 5. Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja 6. Penilaian
G. Metode Pembelajaran 1. Metode yang diterapkan adalah: ceramah dan diskusi 2. Model pembelajaran adalah: Explicit Instruction (Pembelajaran Langsung) H. Langkah-langkah pembelajaran Aktivitas Dosen 1. Pembukaan Mempersiapkan
Mahasiswa
Waktu 5 menit
70
Orientasi
Appersepsi
Motivasi
mahasiswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran dengan: - Mempresensi mahasiswa - Meminta siswa untuk berdoa bersama - Melakukan apersepsi dengan memberi pertanyaan: “ Sebagai seorang desainer pembelajaran, dalam membuat RPP Saudara harus menentukan alat, bahan, dan sumber belajar. Apasajakah contohnya?” - Membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian siswa akan pentingnya LKS dengan kalimat: ”Siswa yang kreatif akan terbentuk dari guru yang kreatif pula. Sehingga sebagai seorang guru, Saudara nanti harus kreatif untuk bisa membuat LKS sendiri karena gurulah yang benar-benar mengetahui karakteristik dari siswa dan potensi yang ada di sekolah. Seperti seseorang yang akan membuat kue jika tanpa panduan dan petunjuk yang jelas, apa yang akan terjadi?” - Dijelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang akan dicapai
Berdoa
Menjawab pertanyaan dosen
Memperhatikan penjelasan dosen
Menjawab pertanyaan dosen
Memperhatikan penjelasan dosen
2. KegiatanInti • Eksplorasi
105 menit - Menanyakan kepada mahasiswa yang mereka ketahui tentang LKS. - Mendemonstrasikan materi tentang LKS - Membimbing mahasiswa berdiskusi secara
- Menjawab pertanyaan dosen - Memperhatikan penjelasan dosen - Berdiskusi dengan teman 1 kelompok
71
kelompok untuk mengecek produk LKS • Elaborasi
• Konfirmasi
3.Penutup
- Memfasilitasi diskusi kelas - Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik - Meminta mahasiswa duduk secara melingkar dan memfasilitasi diskusi kelas untuk mengkonfirmasi hasil diskusi. - Memfasilitasi mahasiswa untuk refleksi dalam memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, sehingga pembelajaran lebih bermakna.
- Dosen membimbing mahasiswa menyimpulkan materi telah dipelajari. - Dosen memberikan tindak lanjut hasil diskusi dengan merevisi dan mengumpulkan tugas LKS dalam bentuk cetakan.
- Setiap kelompok mempresentasikan produk LKS ke depan kelas
- Merefleksi hasil dikusi dengan menanggapi produk LKS kelompok lain agar memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, sehingga pembelajaran lebih bermakna.
Mahasiswa menyimpulkan pembelajaran. .
10 menit
H. Sumber, Alat, dan Bahan Sumber Joyce, B., Marsha, W., dan Emily C. 2009. Model Pengajaran. New Jersey: Pearson Education, Inc Harlen, Wynne. 2003. Mengajar, Belajar, dan assesing Sains 5-12. California: SAGE Publications Inc Lawson, A. E. 1995. Ilmu Pengajaran. California: Wadsworth Publishing Company Belmont. Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Rosda. Munthe, B. 2009. Desain Pembelajaran. 2009. Desain Pembelajaran. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. Prabowo, S.L. dan Faridah, N. 2010. Perencanaan Pembelajaran. Malang: UIN Maliki-Press. Pribadi, A. P. 2010. Model Desain Pembelajaran Telkomnika. Jakarta: Dian Rakyat. Harga, K.M. dan Karna, L.N. 2011. Perencanaan Instruksi Efektif. Kanada: Wadworth. Samani, M dan Hariyanto. 2011. Konsep Dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
72
Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan Desain Pembelajaran Telkomnika. Jakarta: Kencana Predana namanya Media Group. Sutanto. 2008. Penyusunan Silabus Dan RPP Berbasis Visi KTSP. Surabaya: Mata Pena. Uno, H.B. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Alat: laptop, LCD proyektor Bahan : power point materi LKS. J. Penilaian 1. Produk LKS (lembar penilaian produk terlampir) 2. Keaktifan (lembar observasi terlampir) 3. Ranah afektif (lembar observasi terlampir)
Dosen Pengampu,
Eko Retno M., M.Pd.
73
Instrumen Evaluasi Formatif Produk LKS INSTRUMEN EVALUASI FORMATIF Judul Bahan Ajar : ........... Materi : ........... Penulis (Kelompok) : ........... Evaluator : ........... Tanggal : ........... Petunjuk pengisian Berilah tanda check (v) pada kolom yang paling sesuai dengan rubrik penilaian Anda. 1 = kurang baik/sesuai 2 = baik/sesuai 3 = sangat baik/sesuai No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Komponen
1
2
3
KELAYAKAN ISI Kesesuaian dengan SK, KD Kesesuaian dengan kebutuhan siswa Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar Kebenaran substansi materi Manfaat untuk penambahan wawasan pengetahuan Kesesuaian dengan nilai-nilai, moralitas, sosial KEBAHASAAN Keterbacaan Kejelasan prosedur Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia EFEK PSIKOLOGIS Menimbulkan aktifitas Pemberian motivasi Interaktivitas (stimulus dan respond) KEGRAFISAN Penggunaan font (jenis dan ukuran) Lay out, tata letak Ilustrasi, grafis, gambar/foto, warna Desain tampilan
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, selanjutnya Anda dapat melakukan revisi atau perbaikan terhadap bahan ajar yang Anda kembangkan. Setelah itu, bahan ajar siap untuk Anda manfaatkan dalam proses pembelajaran.
Komentar/saran evaluator: .......................................................................................... .......................................................................................... ..........................................................................................
74
RUBRIK EVALUASI PRODUK LKS KOMPONEN ASPEK INDIKATOR SKOR Kelayakan Isi 1. Kesesuaian Sangat sesuai dengan kurikulum 3 dengan SK, Cukup sesuai dengan kurikulum 2 KD Kurang sesuai dengan kurikulum 1 2. Kesesuaian Materi layak untuk dibuat LKS 3 dengan Materi tidak harus dibuat LKS 2 kebutuhan Materi tidak perlu dibuat LKS 1 siswa 3. Kesesuaian Guru merasa perlu untuk membuat 3 dengan LKS sebagai bahan ajar kebutuhan Guru tidak harus membuat LKS 2 bahan ajar sebagai bahan ajar Guru tidak perlu membuat LKS 1 sebagai bahan ajar 4. Kebenaran Terdapat komponen tujuan, 3 substansi ringkasan materi, prosedur kerja, materi dan evaluasi secara lengkap Terdapat 3 komponen 2 Terdapat 2 komponen 1 5. Manfaat untuk Sangat bermanfaat 3 penambahan Cukup bermanfaat 2 wawasan Kurang bermanfaat 1 pengetahuan 6. Kesesuaian Nilai karakter sangat sesuai 3 dengan nilai dengan kegiatan pembelajaran karakter Nilai karakter cukup sesuai dengan 2 kegiatan pembelajaran Nilai karakter cukup sesuai dengan 1 kegiatan pembelajaran Kebahasaan 7. Keterbacaan Bahasa yang digunakan lugas dan 3 mudah dipahami Bahasa yang digunakan kurang 2 lugas tapi mudah dipahami Bahasa yang digunakan kurang 1 lugas dan sulit dipahami 8. Kejelasan Prosedur runtut dan jelas 3 prosedur Prosedur runtut tapi kurang jelas 2 Prosedur kurang runtut dan kurang 1 jelas
75
9. Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia
Efek Psikologis
Kegrafisan
Sesuai dengan tata tulis Ejaan yang Disempurnakan (EYD) Cukup sesuai dengan tata tulis Ejaan yang Disempurnakan (EYD) Kurang dengan tata tulis Ejaan yang Disempurnakan (EYD) 10. Menimbulk LKS menimbulkan aktifitas siswa an aktifitas yang tinggi LKS menimbulkan aktifitas siswa yang sedang LKS menimbulkan kepasifan bagi siswa 11. Pemberian LKS dapat memotivasi siswa motivasi sehingga dapat menjadikan siswa sangat antusias untuk mempelajari materi LKS cukup memotivasi siswa sehingga dapat menjadikan siswa cukup antusias untuk mempelajari materi LKS kurang memotivasi siswa sehingga dapat menjadikan siswa kurang antusias untuk mempelajari materi 12. Interaktivit Dapat terjadi interaksi yang sangat as (stimulus intensif dan respon) Dapat terjadi interaksi yang cukup intensif Dapat terjadi interaksi yang kurang intensif 13. Penggunaa Keseimbangan font sangat sesuai n font (jenis bagi siswa SMP/SMA dan ukuran) Keseimbangan font cukup bagi siswa SMP/SMA Keseimbangan font kurang bagi siswa SMP/SMA 14. Lay out, Lay out dan tata letak rapi dan tata letak efisien Lay out dan tata letak cukup rapi dan cukup efisien Lay out dan tata letak kurang rapi
3 2 1 3 2 1 3
2
1
3 2 1 3 2 1 3 2 1
76
15.Ilustrasi, grafis, gambar, dan foto 16.Desain tampilan
dan kurang efisien Terdapat ilustrasi, grafis, gambar/foto, dan warna yang lengkap Terdapat 2-3 komponen Terdapat 1 komponen Desain tampilan menarik Desain tampilan cukup menarik Desain tampilan kurang menarik
3
2 1 3 2 1