DAFTAR PUSTAKA Akhdiat, 1990. Agroforestri suatu alternatif dalam peningkatan produksi lahan yang mengalami degradasi lingkungan. Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru. Aminudin. 1982. Light requirement of Dyera costulata seedlings. Malayan Forester 45 (2): 203 – 208. Andriesse. J.P. 1988. Nature and management of tropical peat soils. FAO Soils Bull. 59. 165 halaman. Anwar, K. 2000. Hambatan lahan gambut rawa untuk pengembangan tanaman pangan dan upaya penanggulangannya. Di dalam H. Daryono, Y.J. Sidik, Y. Mile, E. Subagyo, T.S. Hadi, A. Akbar, dan K. Budiningsih [Editor]. Upaya Rehabilitasi Pengelolaan Hutan Rawa Gambut Menuju Pengembalian Fungsi dan Pemanfaatan Hutan yang Lestari. Prosiding Seminar Pengelolaan Hutan Rawa Gambut dan Ekspose Hasil Penelitian di Hutan Lahan Basah. Banjarmasin, 9 Maret 2000. Balai Teknologi Reboisasi Banjarbaru. Banjarbaru. pp 144 – 150. Aquino, A.M., R.F. Silva, F.M. Mercante, M.E.F. Correria, M.F. Guimardes dan P. Lavelle. 2008. Invertebrate soil macrofauna under different ground cover plants in the no-till system in the Cerrado. European Journal of Soil Biology 44: 191 – 197. www.sciencedirect.com Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Tengah. 2005. Laporan Profil Penyusunan Bidang Usaha Unggulan Sub Sektor Perkebunan. Budidaya Jelutung. 27 halaman. [BB Litbang SDLP] Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. 2008. Laporan Tahunan 2008. Konsorsium penelitian dan pengembangan perubahan iklim pada sektor pertanian. Balai Pesar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor. Baker, G.H. 1998. Recognizing and responding to the influences of agriculture and other landuse practices on soil fauna in Australia. App. Soil Eco. 9: 303 – 310. www.sciencedirect.com Balai Penyuluh Pertanian Jabiren Raya. 2010. Laporan Kegiatan Penyuluhan Pertanian Tahun Kegiatan 2009. Kecamatan Jabiren Raya. Kabupaten Pulang Pisau. 28 halaman. [BPDAS] Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Kahayan. 2007. Laporan Kegiatan Pembangunan Area Model Rehabilitasi Hutan dan Lahan Gambut. Palangkaraya. 35 halaman. [BPDAS] Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Kahayan. 2009. Laporan Kegiatan Pembangunan Area Model Silvikultur Intensif (SILIN). Palangkaraya. 40 halaman.
156
Basri, H.M. 2001. Analisis margin pemasaran industri gula aren produksi pengrajin gula aren di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan. Jurnal Kalimantan Scientiae 58 Th. XIX: 55 – 71. Bastoni. 2001. Pertumbuhan hasil dan kualitas tapak hutan tanaman di Sumatera bagian Selatan. Laporan Hasil Penelitian. Balai Teknologi Reboisasi Palembang. Tidak dipublikasikan. Bastoni dan A.H. Lukman. 2006. Prospek pengembangan hutan tanaman jelutung (Dyera lowii) pada lahan rawa Sumatera. Di dalam S. Hidayat, H. Daryono, H. Suhaendi, M. Turjaman dan H. Mardiah [Editor]. Optimalisasi Peran Iptek dalam Mendukung Peningkatan Produktivitas Hutan dan Lahan. Prosiding Seminar Hasil-hasil Penelitian. Jambi, 22 Desember 2005. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor. pp 19 – 30. Bastoni dan H.D. Riyanto. 1999. Teknik Silvikultur untuk Rehabilitasi Hutan dan Lahan Basah Bekas Tebangan di Sumatera Selatan dan Jambi. Laporan Hasil Penelitian. Balai Teknologi Reboisasi Palembang. Tidak dipublikasikan. Borror, D.J. dan D.M. Delong. 2005. An introduction to the study of insect. Seventh edition. By: Holt, Rinehart and Winston Inc. Brown, S., J.M. Anderson, P.L. Woomer, M.J. Swift dan E. Barrios. 1994. Soil biological processes in tropical ecosystems. Di Dalam: P.L. Woomer dan M.J. Swift [Editor] The Biological Management of Tropical Soil Fertility. John Wiley & Sons. pp 15 – 46. Bruyn, L.A.L. 1999. Ants as bioindicators of soil function in rural environments. Agriculture, Ecosystem and Environment 74: 425 – 441. www.sciencedirect.com Buckman , H.O. dan N. C. Brady. 1969. The Nature And Properties Of Soils. The Mac Millan Company, New York. Budiningsih, K. dan Ardhana, A. 2011. Laporan Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010. RPI Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu Pertukangan. Analisis ekonomi dan kelayakan finansial pembangunan hutan tanaman penghasil kayu pertukangan. Banjarbaru. Januari 2011. 44 halaman. Burkill. 1935. A Dictionary of Economic Products of Malaysia. pp 889 – 897. [CKPP] Central Kalimantan Peat Project. 2007. Mengelola Bencana Kebakaran Hutan Lahan dan Pekarangan. Palangkaraya. 120 halaman. Dahuri, R. 1997. Dampak lingkungan proyek pengembangan lahan gambut sejuta hektar dan arahan pengelolaannya. Jurnal Alami 2 (1): 7 – 12. Daryono, H. 2000. Teknik Membangun Hutan Tanaman Industri Jenis Jelutung (Dyera spp.). Informasi Teknis Galam No. 3/98. Balai Teknologi Reboisasi Banjarbaru. Kalimantan Selatan. Decaens, T., T. Dutoit, D. Alard dan P. Lavelle. 1998. Factor influencing soil macrofaunal communities in post-pastoral successions of western France. App. Soil Eco. 9: 361 – 367. www.sciencedirect.com
157
[Dephut] Departemen Kehutanan. 2009a. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.19/Menhut-II/2009 tentang Strategi Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu Nasional. Departemen Kehutanan. Jakarta. [Dephut] Departemen Kehutanan. 2009b. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.21/Menhut-II/2009 tentang Kriteria Dan Indikator Penetapan Jenis Hasil Hutan Bukan Kayu Unggulan. Departemen Kehutanan. Jakarta. Desa Mentaren II. 2011. Profil Desa Mentaren II. Desa Mentaren II. Kecamatan Kahayan Hilir. Kabupaten Pulang Pisau. Diemont, W.H., H.D. Rijksen, and M.J. Silvius, 1992. Development and conservation of lowland peat areas in Indonesia: how and where. In B.Y. Aminnudin [Editor]. Tropical Peat: Proceeding of The International Symposium on Tropic Peatland. 6 – 10 Mei 1991. Kuching, Sarawak, Malaysia. pp 169 – 179. Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, 2003. Pemberdayaan Petani Melalui Sistem Kebersamaan Ekonomi Berdasarkan Manajemen Kemitraan. Jakarta. Dombois, M dan H. Ellenberg. 1974. Aim and method of vegetation ecology. John Willey and Sons. New York. Dora, J.W. dan M. Safley. 1997. Defining and assessing soil health and suatainable productivity. Di Dalam: C. Pankhrust, B.M. Doube dan V.V.S.R. Gupta [Editor]. Biological Indicators of Soil Health. CAB International, New York, USA. pp 1 – 28. Effendy, M. 1983. Agroforestri suatu alternatif pemecahan masalah di wilayah padat penduduk. Duta Rimba. Majalah Bulanan Perum Perhutani No. 6162/IX. Jakarta. pp. 9 – 3. Elevitch, C. and K. Wilkinson. 2010. Agroforestry a way of farming that can work for everyone. Agroforestry ejournal. Website: http://www.agroforester.com. [27 Juli 2010]. Elliot, E.T. 1997. Rationale for developing bioindicators of soil health. Di Dalam: C. Pankhrust, B.M. Doube dan V.V.S.R. Gupta [Editor]. Biological Indicators of Soil Health. CAB International, New York, USA. pp 49 – 78. Euroconsult. 1984. Nationwide study of coastal and near coastal swamp-land in Sumatra, Kalimantan, and Irian Jaya. Vol. I and II, Arnhem. Foxworthy. 1972. Commercial timber trees of Malay. The Malayan Forester 3: 109 – 112. Harjowigeno, S. 1996. Pengembangan lahan gambut untuk pertanian suatu peluang dan tantangan. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Tanah Fakultas Pertanian IPB. 22 Juni 1996. Harsoyo, E. 2002. Keragaman dan dinamika makrofauna tanah pada berbagai pola penggunaan lahan di Pekalongan Jawa Tengah. Tesis Program Pasca Sarjana. Fakultas Kehutanan. Universitas Gadjah Mada. (tidak dipublikasikan).
158
Hartrisari, 2007. Sistem Dinamik Konsep Sistem dan Pemodelan untuk Industri dan Lingkungan. Seameo Biotrop. Bogor. Huxley, P.A. 1999. Tropical Agroforestry. Blackwell Science Ltd. London. Indrayatie, E.R. dan Suyanto. 2009. Penyusunan Database Digital Karakteristik Habitat Jelutung (Dyera polyphylla Miq. V. Steenis) di Lahan Basah Kalimantan Selatan. Laporan Penelitian. Fakultas Kehutanan. Manajemen Hutan. Universitas Lambung Mangkurat (tidak dipublikasikan). Jouquet, P., J. Dauber, Lagerlof, P. Lavelle dan M. Lepage. 2006. Soil invertebrate as ecosystem engineers: Intended and accidental effect on soil and feedback loops. Appl. Soil Ecol. 32: 153 – 164. www.sciencedirect.com Kartamihardja, E.S. 2002. Pembukaan lahan gambut di Kalimantan Tengah: mega proyek pemusnahan sumberdaya perikanan. Makalah falsafah sains (PPs 702). Program Pasca Sarjana/S3. Institut Pertanian Bogor. Bogor. pp. 25. Karyono, O.K. 2008. Peluang Usaha Budidaya Jelutung (Dyera costulata) pada Lahan Gambut di Kalimantan Tengah. Majalah Kehutanan Indonesia (MKI) Edisi II/2008. Jakarta. Kelurahan Kalampangan. 2010. Laporan Profil Kelurahan Kalampangan Tahun 2010. Kelurahan Kalampangan. Kecamatan Sabangau. Kota Palangkaraya. 30 halaman. King, K.F.S. dan M.T. Chandler. 1978. The watershed lands. The Program of Work on The International Council for Research in Agroforestry (ICRAF). Roma. King, K.F.S. 1979. Concept of Agroforestry. Di dalam: M.T. Chandler dan D. Spurgeon [Editor]. Proceeding of an International Conference in Agroforestry. ICRAF. Nairobi, Kenya. pp. 1 – 14. Konstantin, B.G., T. Pearson dan A.D. Pokazhevskii. 2008. Effect of soil temperature and moisture on the feeding activity of soil animals as determined by the baitlamina test. Appl. Soil Ecol. 39: 84 – 90. www.sciencedirect.com Kramer, P.J. dan T.T. Kozlowski. 1960. Physiology of trees. Mc Grow Hill Company. New York. 642 halaman. Lahjie, A.M. 2001. Teknik Agroforestry. Penerbit UPN “Veteran Jakarta” (Grafika-UPNVJ). Jakarta. Laossi, K.R., S. Barot, D. Carvalho, T. Desjardins, P. Lavelle, M. Martins, D. Mitja, A.C. Rendeiro, G. Rousseau, M. Sarrazin, E. Velasquez dan M. Grimaldi. 2008. Effects of plant diversity on plant biomass production and soil macrofauna in Amazonia pastures. Pedobiologia 51: 397-407. www.sciencedirect.com Lavelle, P. 1994. Soil fauna and sustainable land use in the humid tropics. Di Dalam: D.I. Greenland dan I. Szabolcs [Editor]. Soil Resilience and Sustainable Land Use. CAB International. Oxon.
159
Lavelle, P., T. Decaens, M. Aubert, S. Barot, M. Blouin, F. Beureau, P. Margerie, P. Mora dan J.P. Rossi. 2006. Soil invertebrates and ecosystem services. European Journal of Soil Biology 42: S3 – S15. www.sciencedirect.com Lilies, C.S. 1991. Kunci Determinasi Serangga. Program Nasional Pelatihan dan Pengembangan Pengendalian Hama Terpadu. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 223 halaman. Limin, S.H., A. Jaya, A. Dohong, dan Y. Jagau. 2003. Pokok-pokok pikiran tentang penanganan kawasan eks-PLG Kalimantan Tengah. CIMTROP Universitas Negeri Palangkaraya. Palangkaraya. Limin, S.H. 2004. Kondisi hutan rawa gambut di Kalimantan Tengah dan strategi pemulihannya. Di dalam A.P. Tampubolon, T.S. Hadi, W. Wardani dan Norliani [Editor]. Kesiapan Teknologi untuk Mendukung Rehabilitasi Hutan dan Lahan Rawa Gambut di Kalimantan Tengah. Prosiding Seminar Ilmiah. Palangkaraya, 12 Mei 2004. Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kehutanan. Yogyakarta. pp 1 – 14. Maftu’ah, E., M. Alwi, dan M. Willis. 2005. Kelimpahan dan Diversitas makrofauna tanah sebagai bioindikator kualitas tanah gambut. Jurnal Bioscientiae 2, 1: 15 – 25. Maltby, E. and C.P. Immirzi. 1996. The sustainable utilization of tropical peatlands. In E. Maltby [Editor]. Proceeding of a Workshop on Integrated Planning and Management of Tropical Lowland Peatlands. IUCN. pp 1 – 16. Miranda, E.D., F.S. Pinero dan A.G. Megias. 2009. Different microhabitats affect soil macroinvertebrate assemblages in a mediterranean arid ecosystem. Appl. Soil Ecol. 41: 329 – 335. www.elsevier.com Miura, F., T. Nakamoto, S. Kaneda, S. Okano, M. Nakajima dan T. Murakami. 2008. Dynamic of soil biota at different depths under two contrasting tillage practices. Soil Biology & Biochemistry 40 : 406 – 414. www.elsevier.com Moersidi, S. 1999. Phosfat alam sebagai bahan baku dan pupuk Phosfat. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor .82p. Monika. 2002. Kelayakan Investasi Proyek Perkebunan Jelutung di Kota Palangkaraya. Program Studi Magister Manajemen Agribisnis. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. 88 halaman. Muslihat, L. 2003. Teknik Penyiapan Lahan untuk Budidaya Pertanian di lahan Gambut dengan Sistem Surjan. Wetlands Internasional Indonesia. Indonesia Programme. Bogor. Mutalib, A.A., J.S. Lim., M.H. Wong dan L. Koonvai. 1991. Characterization, distribution and utilization of Peat in Malaysia. Di Dalam: B.Y. Aminuddin [Editor]. Tropical Peat: Proceeding of The International Symp. on Tropic Peatland. Kuching, Sarawak, Malaysia. 6 - 10 May 1991. pp 7 – 16.
160
Nair, P.K.R. 1993. An Introduction to Agroforestry. Kluwer Academic Publishers in Cooperation with International Centre for Research In Agroforestry, ICRAF. Netherlands. Najiyati, S., A. Asmana, I.N. N. Suryadiputra. 2005. Pemberdayaan masyarakat di lahan gambut. Proyek Climate Change, Forest and Peatlands in Indonesia. Wetlands International-Indonesia Programme and Wildlife Habitat Canada. Bogor, Indonesia. Noor, M. 2001. Pertanian Lahan Gambut: Potensi dan Kendala. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Notohadinegoro, T. 1996. Perspektif pengembangan lahan basah: maslahat dan mudarat. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Peringatan Setengah Abad Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. 25 – 26. September 1996. Yogyakarta. Notohadiprawiro, T. 2006. Pemapanan agroforestri selaku bentuk pemanfaatan lahan menurut kriteria pengawetan tanah dan air. Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada. Jogjakarta. 12 halaman. Page, S.E., R.A.J. Wüst, D. Weiss, J.O. Rieley, W. Shotyk, and S.H. Limin. 2004. A record of late pleistocene and holocene carbon accumulation and climate change from an equatorial peat bog (Kalimantan, Indonesia): implications for past, present and future carbon dynamics. Journal of Quaternary Science 19: 625–635. Prijono, A. 1999. Populasi dan keragaman makrofauna tanah pada berbagai sistem penggunaan tanah di Jambi. Thesis Program Pasca Sarjana. Fakultas Kehutanan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta (tidak dipublikasikan). Rahmawaty. 2004. Studi keanekaragaman mesofauna tanah di kawasan hutan wisata alam Sibolangit (Desa Sibolangit, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara). www.library.usu.ac.id. Raintree, J.B. 1990. Theory and practice of agroforestry diagnosis and design. In: K.G. Macdiken and N.T. Vergara [Editors]. Agroforestry: Classification and Management. John Wiley and Sons, Inc. New York. Ramli, R. dan G. Rosita. 1991. Sistem penunjang dalam pengembangan usahatani di lahan bergambut. Penelitian Sistem Usahatani Lahan Gambut di Kalimantan Selatan. Balai Penelitian Tanaman Pangan. Banjarbaru. Reijntjes, C., B. Haverkort dan A.W. Bayer. 1999. Pertanian Masa Depan. Pengantar untuk Pertanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah. Y. Sucoko [Penerjemah]. E. van de Fliert dan B. Hidayat [Editor]. Terjemahan dari: Farming for The Future, An Introduction to Low-External-Input and Sustainable Agriculture. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Ridlo, R. 1977. Emisis CO2 pada pembukaan lahan gambut sejuta hektar di Kalimantan. Jurnal Alami 2 (1): 57 – 58. Rieley, J.O., A.A. Shah and M.A. Brady. 1996. The extern and nature of tropical peat swamps. Di dalam: E. Maltby [Edito]. Proceeding of a Workshop on
161
Integrated Planning and Management of Tropical Lowland Peatlands. IUCN. pp 17 – 54. Rusmana, E. 2007. Teknik Produksi Bibit Jenis-Jenis Pohon Rawa Gambut Secara Generatif Dan Vegetatif. Bahan Ajar disampaikan pada Alih Teknologi Pembangunan Hutan Rakyat Sistem Agroforestri. Banjarbaru. 15 halaman. Rusmana, E., P.B. Santoso dan B. Hermawan. 2005. Teknik Pembuatan Bibit Stek dengan Metode KOFFCO. Balai Penelitian Kehuatanan Banjarbaru. Banjarbaru. 15 halaman. Rydin, H. and J.K. Jeglum. 2006. The Biology of Peatlands. Oxford University Press. New York. Sabarnurdin, 2000. Agroforestry untuk Agribisnis. Buletin Kehutanan (Forestry Bulletin) Nomor 42 Tahun 2000. Fakultas Kehutahan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Salampak. 1999. Peningkatan produksi tanah gambut yang disawahkan dengan pemberian bahan amelioran tanah mineral berkadar besi tinggi. Disertasi Doktor Program Pasca Sarjana IPB. (tidak dipublikasikan). Samekto, R. 2006. Pupuk Kompos. Penerbit PT Citra Aji Parama. Yogyakarta. 44 halaman. Santosa, P.B. 2008. Teknik Penanaman di Lahan Rawa Gambut. Bahan Ajar disampaikan pada Alih Teknologi Pembangunan Hutan Tanaman. Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru. Banjarbaru. 18 halaman. Schimada, S., H. Takahashi, A. Haraguchi, and M. Kaneko. 2001. The carbon content characteristics of tropical peats in Central Kalimantan, Indonesia: Estimating their spatial variability in density. Journal Biogeochemistry 53: 249 – 267. Sileshi, G., P.L. Mangofoya, R. Chintu dan F.K. Akinnifesi. 2008. Mixed-species legume fallows affect faunal abundance and richness and N cycling compared to single species in maize-fallow rotations. Soil Biology & Biochemistry 40: 3066 – 3075. www.elsevier.com Soewono,S. 1997. Fertility management for sustainable agriculture on tropical ombrogenous peat. Di dalam J.O. Rieley dan S.E. Page [Editor]. Biodiversity and Sustainability of Tropical Peatlands. Proceedings of the International Symposium on Biodiversity, Environmental Importance and Sustainability of Tropical Peat and Peatlands. Held in Palangkaraya, Central Kalimantan, Indonesia, 4-8 September 1995. Sorensen, K.W. 1993. Indonesian peat swamp forests and their role as a carbon sink. Journal Chemosphere 27 (6): 1065–1082. Stigter, C.J. 1984. Shading a traditional method of micro climate manipulations. Neth. J. April-32: 81 – 86.
162
Subagyo, H. 2000. Inventarisasi karakteristik tanah gambut sebagai penunjang pengelolaan hutan produksi lestari (PHPL). Di dalam H. Daryono, Y.J. Sidik, Y. Mile, E. Subagyo, T.S. Hadi, A. Akbar, K. Budiningsih [Editor]. Upaya Rehabilitasi Pengelolaan Hutan Rawa Gambut Menuju Pengembalian Fungsi dan Pemanfaatan Hutan yang Lestari. Prosiding Seminar Pengelolaan Hutan Rawa Gambut dan Ekspose Hasil Penelitian di Hutan Lahan Basah. Balai Teknologi Reboisasi Banjarbaru. Banjarmasin, 9 Maret 2000. pp. 126 – 137. Subhan, A. 2003. Pengaruh lama perendaman terhadap perkecambahan benih jelutung rawa (Dyera lowii Hook. F). Laporan Praktek Lapang. Jurusan Ilmu Kehutanan STIPER Sriwigama. Palembang. Suharjito, D., L. Sundawati, Suyanto dan S.R. Utami. 2003. Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestri. Bahan Ajar Agroforestri 5. World Agroforestry Centre (ICRAF). Bogor. Suin, M.N. 1997. Ekologi hewan tanah. Bumi Aksara-ITB. Jakarta. Suprayogo, D. K. Hairiyah, N. Wijayanto, Sunaryo dan M. van Noordwijk. 2003. Peran agroforestri pada skala plot: analisis komponen keberhasilan atau kegagalan pemanfaatan lahan. Bahan Ajar Agroforestri 4. ICRAF. Bogor. Suryapratama,W. 2004. Peranan zeolit dalam bidang peternakan. 8P. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional dan Pertemuan Nasional Luar Biasa Forum Komunikasi Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah (FOKUSHIMITI), pada tanggal 10 Mei 2004. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto. Syakir, M. 1994. Pengaruh naungan, unsur hara P dan Mg terhadap iklim mikro, indeks pertumbuhan dan laju pertumbuhan tanaman lada. Buletin Littro Volume IX Nomor 2 Tahun 1994. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. pp 106 – 114. Triyono, P. 2000. Perkembangan posisi tawar petani dalam pemasaran damar mata kucing di Lampung. Jurnal Sosial Ekonomi 1, 1: 49 – 61. Utomo, M. 1990. Budidaya Pertanian Tanpa Olah Tanah. Teknologi untuk Pertanian Berkelanjutan. Direktorat Produksi Padi dan Palawija. Departemen Pertanian. Jakarta. Vohland, K. dan G. Schroth. 1999. Distribution patterns of the litter macrofauna in agroforestry and monoculture plantation in central Amazonia as affected by plant species and management. Appl. Soil Ecol. 13: 57 – 68. www.sciencedirect.com Wallwork. 1970. Nematodes Diversity in Dutch Soils From Rio to a Biological Indicator for Soil Quality. Nematology Monographs and Perspectives. 2: 469-482. Whitmore, T.C. 1972. Tree flora of Malay a manual for forester. Longman, London. Vol. II. Pp 13 – 15. Widianto, K. Hairiah, D. Suharjito danM.A. Sardjono. 2003. Fungsi dan Peran Agroforestri. Bahan Ajar Agroforestri 3. ICRAF. Bogor. Indonesia.
163
Wiersum. K.F. 1984. Social forestry: sebuah rekontruksi pengalaman. Sylva Indonesia. No. 1 Tahun 1. Wijk C.I. Van. 1950. Enkele Antekeningen over de verjonging van djelutung (Dyera lowii Hook L f) tectona XXXX: 167 – 173. Winarko. 2011. Profil Wilayah Kerja Balai Penyuluh Pertanian Jabiren Raya. Balai Penyuluh Pertanian Jabiren Raya. Kecamatan Jabiren Raya. Kabupaten Pulang Pisau. 35 halaman. Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah. Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Penerbit Gava Media. Yogyakara. Yap, S.K. 1980. Jelutong phenology. Fruit and Seed Biology. Malaysian Forester 43 (3): 309 – 315. Zimmer, M. 2002. Is decomposition of woodland leaf litter influenced by its species richness?. Short communication. Soil Biology & Biochemistry 34: 277 – 284.