Baserunning (Lari Ngider Base) Pemain Manapun Dapat Jadi Pelari Ulung
Regu yang menangan acap kali dinilai dari kemampuannya mencetak angka. Artinya mereka tidak selamanya dapat merangkai beberapa pukulan ‘hit’ dalam jumlah yang cukup untuk akhirnya mema-sukkan angka ‘run’. Sebagai contoh, seorang hitter yang mendapat ‘walk’, kemudian ia mencuri base dua, berhasil mencapai base tiga akibat pukulan ground ke arah base dua yang hitternya dilempar mati di base satu, dan akhirnya ia berhasil masuk home setelah terjadi pukulan lambung yang ter-tangkap dan dimatikan oleh outfielder. Jadi angka yang masuk itu diperoleh tanpa dibantu sebuah pukulan ‘base hit’. Keterampilan lain sebuah regu untuk mencetak angka tentu saja penting, namun satu hal yang dapat dipastikan, ‘baserunning’ yang dilakukan buruk akan menyia nyiakan peluang regu itu mencetak angka. Di pertandingan baseball, tak ada rasa malu yang lebih buruk daripada ketika pelari dimatikan di sebuah base atau ketika pelari membuat kesalahan mental. Ketika hal semacam itu terjadi, tak ada tempat bagi pemain untuk bersembunyi dan perjalanan menuju dugout akan terasa sebagai perjalanan panjang yang memalukan. Pemain boleh jadi menganggap dirinya ancaman serius regu bertahan karena keunggulan mencuri base-nya atau pemain senantiasa mengambil segala peluang untuk maju ke base berikut pada situasi tertentu. Apapun keketerampilan berlari yang dimiliki pemain, nilainya sebagai baserunner akan sangat berharga bagi regunya.
Mengenal Nilai Angka (Run)
Sebagai baserunner, pemain harus senantiasa menyadari seberapa besar nilai angka yang dapat dicetaknya. Tentu saja tergantung kepada situasi pertandingan pada suatu saat dan kepada kemam-puannya. Siasat yang dipakai akan selalu berbeda tergantung pada kedudukan angka dan kemajuan pertandingan (inning ke berapa). Pernahkah anda menyaksikan seorang pemain dilempar-matikan dengan cara ‘pickoff’ di base satu padahal regunya ketinggalanan 4 atau 5 angka? Peristiwa begitu dapat menggali liang kubur bagi regunya. Itu merupakan kesalahan mental yang dilakukan pemain pelari yang seharusnya tidak boleh terjadi, namun tetap saja terjadi juga, bahkan di tingkat pertan-dingan liga utama sekalipun! Bagian bagian berikut akan mewacanakan banyak aspek mendasar untuk menjadi baserunner yang bagus.
Baserunning - Home Ke Base Satu Meninggalkan Box Batter
Dari box sebelah manapun pemain memukul, langkah pertama yang akan dilakukannya akan merupa-kan sebuah langkah silang (crossover step). Segara tancap lari keluar dari box seakan akan pemain akan mencuri base. Pemain harus membiasakan dirinya untuk secepat kilat keluar meningggalkan box batter; dengan demikian ia akan tertolong ketika terjadi permainan yang nyaris mematikannya di base satu dan boleh jadi akan dapat mengubah pukulan single yang cukup jauh menjadi pukulan double base hit. Tatkala mengambil langkah langkah awal itu, segera cari dan awasi bola. Anggaplah akan ada perma-inan di base satu ketika memukul bola ke tanah atau membuat pukulan ‘line drive’. Segera sesudah mengetahui arah bola, segera memusatkan diri ke pada arah lari.
Larilah Sekencang Kencangnya! Matian Matian Larilah!
Pemain pemain di liga utama juga melakukan yang sama pada setiap pukulan. Ambillah contoh mereka sebagai teladan, berlarilah sekencangnya tatkala selesai memukul bola. Tak jadi soal apakah bola terpukul pelan ke arah pitcher atau bola terpukul lambung di infield atau di depan outfield tengah, segera gerakkan kedua kaki untuk berlari layaknya dikejar setan makan sambel menuju base di depan.
Lari Melewati Base Satu
Segera sesudah pelari menentukan bahwa bola akan dikuasai oleh seorang infielder, pusatkan perhatian pada bagian depan base satu. Seraya menginjak base, segera pula mengubah arah
langkah lari. Cara itu akan menciptakan ilusi kepada umpire, bahwa pelari sudah lebih dulu tiba di base daripada jika pelari baru mengubahnya ketika sudah melewati base. Setelah melintasi base, perlambat laju lari dan segera melihat ke arah kanan untuk melihat jangan jangan lemparan ke base satu itu luput ditangkap.
Mengambil Belokan
Jika bola akan melampaui kawasan infield, bersiaplah untuk membelokkan lari memutari base satu. Ubah arah lari sedikit ke arah daerah foul untuk menyiapkan membuat belokan tajam di base satu. Cobalah untuk menginjak sudut bagian dalam base (kalau bisa dengan kaki kiri). Ketika membuat tikungan itu bersikaplah agresip, beri tekanan kepada outfielder yang sedang akan menguasai bola supaya ia cukup tertekan dan lalu tak menangkap dan melempar dengan sempurna. Namun harus diperhatikan garis pembatas antara sikap agresip dengan sikap tolol memang acap kali buram. Siagalah untuk dapat mengambil manfaat peluang akibat kesalahan lawan tetapi jagalah agar tidak terperangkap terlalu jauh dari base.
Saran Coaching Bersicepat (hustle) wajib dilakukan! Jadikanlah aturan regu, setiap pemain harus berlari kencang pada setiap bola pukul. Kenakan hukuman untuk pelanggaran aturan ini (misalnya, pemain tidak dipasang pada pertandingan berikut.) tetapi coach harus tegas dan konsekwen, tanpa kecuali.
Baserunning – Dari Base Satu Ke Base Dua Mengambil Awalan Lepas Dari Base
Segera sesudah tiba di base satu, prioritas pertama yang harus dilakukan adalah melihat ke base coach yang ada di base tiga untuk menerima tanda kode. Tak ada yang lebih membuat frustrasi coach daripada ketika ia ingin memberi tanda namun pemain di base ataupun yang di plate tidak kunjung memandang ke arahnya. Biasakanlah segera melihat ke base coach untuk menerima kode tanda setelah setiap lemparan pitch. Tetap di atas base sampai sudah menerima tanda dari coach dan pitcher sudah menyentuh karet pitching. Segera sesudah dia kontak dengan karet, barulah pelari mengambil awalan (lead). Ketika mengambil awalan, ingatlah hal hal berikut ini: • • •
•
Senantiasa mengambil sikap atletis siap waspada. Jangan mengambil awalan dengan berjalan. Senantiasa mengawasi pitcher setiap saat. Jangan membuat langkah silang dengan kaki kiri melintas di depan kaki kanan, karena akan mengakibatkan pemain memunggungi base satu; sehingga ia tak mungkin menjatuhkan diri untuk kembali ke base satu. Pitcher dilatih untuk mewaspadai pelari yang membuat langkah silang dan saat itu juga ia akan membuat gerakan ‘pickoff’ melempar mati pelari yang mengambil awalan dengan langkah silang. Dengan asumsi pemain tidak mencoba akan mencuri base. o Jangan sampai kena ‘pickoff’ ketika tidak sedang berusaha mencuri base dua. Senantiasa menyadari nilai angka yang mungkin dapat dicetaknya. Pemain sudah bersusah payah mencapai base satu, jadi jangan sampai terjadi membuat kesalahan mental yang bodoh lalu dimatikan dengan’pickoff’. (misalnya mengambil awalan terlalu jauh, dan/ atau tidak siaga) o Pada awal pertandingan, jika pitcher belum pernah melakukan gerak percobaan melempar mati ke base satu, pemain pelari harus mengambil awalan lebih jauh dari biasa untuk memancing pitcher melempar ke base satu. Semua pemain di regu
serang harus memperhatikan dengan mengamati bagaimana pitcher melakukan gerak ‘pickoff’nya. Sangatlah penting agar pelari yang melakukan pancingan itu agar waspada dan siaga terhadap gerak ‘pickoff’ pitcher bahkan ia harus mengantisipasinya) dan segera balik ke base satu.
Langkah ‘Shuffle’
Manakala pitcher sudah mulai melakukan gerak lempar, pelari mulai mengambil awalan lanjutan atau sekunder. Tujuan awalan sekunder adalah untuk memperpendek jarak ke base dua sambil mengambil ancang ancang momentum ke arah base dua. Mengambil awalan sekunder dilakukan dengan dua langkah geser (shuffle) ke arah base dua. Langkah geser dilakukan dengan merapatkan kaki kiri ke kaki kanan, kemudian melangkah dengan kaki kanan untuk merenggangkan kedua kaki kembali – ingat! Jangan melakukan langkah silang! Tujuannya adalah mengambil langkah geser sekunder yang kedua itu ketika bola melintasi atas plate. Jika bola terpukul ke tanah, pelari tinggal mengambil langkah silang dan melanjutkan lari ke base dua. Jika catcher menangkap bola, pelari segera berlari balik ke base satu.
Bola Kena Pukul
Ketika bola kena dipukul, pelari harus dengan cepat membaca arah lintasannya. Jika terpukul ke tanah, lakukan langkah silang (kaki kiri menyilang di depan kaki kanan) kemudian memutar badan dan lari secepat cepatnya seperti dikejar setan ke base dua. Jika bola pukul “line drive”, mematung sejenak untuk memastikan bola akan melampaui infielder sebelum melanjutkan lari ke base dua.
Baserunning - Sliding Ketika saya bermain baseball, tak seorangpun yang mengajari saya cara melakukan sliding. Sekiranya ketika itu diajari dengan benar, saya tak akan mengalami banyak besot besot dikaki, lengan dan bokong dan saya tak akan mengalami keseleo pergelangan. Jangan sekali kali karena anak anak secara alamiah dapat meluncur maka ia tahu bagaimana cara melakukan sliding. Sama saja dengan berasumsi bahwa seorang anak akan dapat memukul bola karena ia dapat mengayunkan sebatang bat. Salah satu cara sliding yang paling penting adalah sliding kaki dibengkokkan (bent leg sliding). Masalah yang kerap terjadi ketika sliding dengan kaki bengkok ialah bahwa anak anak pemain cenderung meluncur di”atas” sisi tubuhnya yang bergesekan dengan tanah. Cara sliding yang benar yang tidak menyakitkan adalah di”atas” bokong. Masalah lain yang sering dilakukan anak anak ialah ketika sliding ia suka ingin menurunkan tangannya sambil meluncur. Cara itu dapat menyebabkan jari jemari atau pergelangan yang keseleo.
Slide Kaki Bengkok - Bent Leg Slide Cara yang baik mengajarkan slide kaki bengkok ialah dengan memberikan pelajaran itu langkah demi langkah, jadi sama dengan cara memberi pelajaran keterampilan yang lain. 1. Diawali dengan menentukan kaki mana yang akan dibengkokkan ketika sliding. Minta pemain berdiri di atas satu kaki dan lutut sebelah kaki yang lain dibengkokkan dan ditempatkan di belakang kaki yang lain. 2. Minta pemain mengangkat kedua tangannya di atas kepala. 3. Minta pemain mulai gerakan berjongkok, seraya mempertahankan ketinggian kaki yang dibengkokkan, kemudian minta dia duduk. Pemain secara alamiah akan terguling ke belakang di atas punggungnya dan kedua kakinya akan terangkat ke udara. Kendatipun ketika sliding yang sesungguhnya itu tak akan terjadi, namun pada tahap ini dapat terjadi. Ketika ia sudah berguling kembali ke posisi duduk, ia seharusnya masih tetap mempertahankan kedua tangan di atas kepalanya dan kaki
sebelah depan dibengkokkan, bukan diluruskan. 4. Kalau ia sudah nyaman melakukannya, minta dia melangkah beberapa langkah dan lalu meluncur (sebaiknya di atas rumput). Kemudian minta dia berlari kecil (jog) lalu slide dan akhirnya minta dia berlari kencang kemudian “slide”. Hal hal yang perlu mendapat perhatian di tiap tahap:
•
• •
Kedua tangan dipertahankan di atas kepala jangan sampai kena tanah. Jang terlalu memperdulikan seberapa tinggi posisi kedua tangan itu. Mempertahankannya di atas kepala adalah sebuah cara untuk menghindarkan reaksi alamiah pemain untuk meletakkannya di tanah lalu membuatnya cedera. Pemain meluncur di atas bokong bukan di atas sisi tubuh. Kaki sebelah depan dibengkokkan agar “lentur” ketika menabrak base.
Kecuali ketika melakukan pencurian base dua, jangan slide ke base dua mendahulukan kepala. Kemungkinan cedera dan terinjak amatlah besar. Untuk pemain muda, slide mendahulukan kepala sama sekali tidak disarankan kecuali ketika menjatuhkan diri kembali ke base satu. Slide kepala dulu menempatkan pemain pada posisi lemah dan mudah cedera tangan, bahu dan kepala. Slide kaki bengkok langsung ke base adalah cara terbaik dan teraman. Pemain harus melindungi dirinya sendiri dan mencegah terjadinya ‘double play’. Acapkali kita lihat pemain muda dengan kaki lecet lecet akibat sliding. Banyak pemain telah salah kaprah menyangka slide kaki bengkok dilakukan dengan meluncurkan badan di atas sisi kakinya. Cara yang benar adalah meluncur di atas bokong. Berlatih prakteklah di atas rumput lalu amati noda rumput di celana. Jika noda itu masih di sisi kaki, maka cara sliding masih salah. Masalah yang acapkali terjadi adalah pemain menempatkan tangannya di tanah ketika meluncur di tanah. Itulah yang menyebabkan cedera jari, pergelangan dan kadang kadang juga bahu. Biasakanlah meluncur dengan tangan di atas kepala. Jika pemain dapat senantiasa mengingat untuk meluncur dengan bokong dan tangan ke atas, maka ia akan dapat meluncur atau sliding tanpa rasa sakit lagi.
Baserunning – Mencuri Base Dua Mengambil Awalan - Leading Off
Setelah menerima tanda dari base coach di base tiga, pastikan tetap bersikap sama seakan akan tidak ada maksud mencuri base. Terlalu sering pemain muda mendapat tanda dari coach dan lalu menunjukkan perubahan sikap menjadi tidak biasa.
Apa Yang Harus Diperhatikan
Segera setelah mengambil awalan, perhatikan pitcher. Apa yang harus diperhatikan dan ditandai tergantung apakah pitcher itu kidal atau pelempar kanan.
Kepalanya
Posisi dan gerak gerik kepala pitcher acap memberi tanda apa yang akan dia lakukan sebelum ia bertindak. Tak ada yang secara spesipik dapat diamati seperti misalnya memperhatikan tumit-nya. Apa yang perlu diperhatikan adalah pola atau gerak gerik yang dapat menyingkapkan tindakan apa yang akan dilakukannya. Mungkin baru pada inning ke 3 atau 4 barulah pemain dapat menandai sesuatu, tetapi begitu sudah diketahui, maka pemain dapat memanfaatkan pengetahuan pertanda itu untuk keuntungannya dan untuk regunya. Salah satu contoh adalah pitcher yang selalu mengerling ke suatu titik ketika ia akan melempar ke base satu namun ia memusatkan perhatiannya ke tempat berbeda ketika ia akan melempar ke plate.
Irama - Rhythm Beberapa pitcher terbuai mengikuti irama tertentu ketika pitching, terutama jika lemparannya sedang “enak”. Mereka ingin segera mendapat kembali bola dari catcher, kembali ke bukit, melakukan gerak regang dan melempar bola. Kita sering kali dapat menduga waktu gerak gerik
pitcher sambil duduk di bangku pemain atau ketika sudah di box untuk batter. Jika pemain (pelari) sudah menandai waktu gerakan pitcher, maka ia akan dapat mendahului pitcher walaupun pelari tak mau mengambil awalan maksimalnya. Pelari mengambil awalan biasa saja untuk menunjukkan bahwa ia bukan ancaman untuk tindakan pencurian base.
PITCHER PELEMPAR KANAN Tumit Titik perhatian pada pitcher kanan adalah tumitnya. Jika ia mengangkat tumit kirinya, maka ia akan melempar ke home. Jika yang kanan yang diangkatnya, ia berniat melempar ke satu. Ketika memakai metoda ini, akan lebih mudah untuk lebih konsentrasi pada tumit kanannya daripada yang kiri. Karena jika terlihat ada gerak di kaki kiri tetapi tumit kanan tidak bergerak, maka jelas bahwa dia akan melempar ke home. Jika konsentrasi pada tumit kiri, maka pelari akan mengantisipasi segala macam gerak padahal dia akan melempar ke home. Kalau hanya dengan memperhatikan tumit pitcher sudah dapat diandalkan, mengapa pula harus mencari cari lagi pertanda lainnya? Pitcher dapat menyingkapkan kemana ia akan melempar sebelum ia mengangkat tumitnya. Jika pelari dapat sudah dapat mengetahui apa yang akan dilakukan pitcher sebelum ia mengangkat tumitnya, maka pelari sudah meningkatkan peluang keberhasilan mencuri base dua dari pitcher.
Bahu
Bagian ini sering kali bagus juga diperhatikan kalau pitcher mengambil sikap “set” dengan posisi sedikit terbuka (open). Ia lakukan itu guna mendapat pandangan pada pelari yang lebih baik ketika pelari mengambil awalannya. Keuntungan yang dapat diambil pelari ialah bahwa pitcher akan acap kali menutup (close) bahunya sebelum ia mengangkat tumitnya ketika ia melempar ke home. Jadi ketika pelari melihat bahu pitcher bergerak ke posisi tertutup … ia sudah lenyap melejit ke dua! Jika bahunya bergerak ke arah pelari, maka itu pertanda ia akan melempar ke satu.
PITCHER KIDAL Tendangan Kaki - Leg Kick Pitcher kidal acapkali membuat tendangan kaki yang lebih tinggi ketika ia melempar ke home daripada ketika ia melempar ke satu. Hal itu membuka peluang untuk pelari mendahului pitcher dengan lebih cepat karena ia dapat membuat start lari mencuri base ketika kaki terangkat lebih tinggi daripada titik dimana ketika pitcher akan melempar ke satu. Ketika akan menggunakan cara ini, pelari harus memastikan agar ia bukan mengantisipasi tindakan yang akan dilakukan pitcher. Pelari harus tetap menunggu saat sampai ketinggian kaki yang diangkat melewati posisi dimana ia akan melempar ke satu dan barulah pelari bergerak ke base dua.
Kaki
Pelari mungkin dapat memperkirakan kemana pitcher dengan memperhatikan kakinya. Ketika ia berniat melempar ke satu, jari kakinya akan terarah ke bawah sehingga telapak sepatunya tidak tampak. Kalau ia hendak melempar ke home jari kakinya akan menuju ke atas sehingga sedikit bagian telapak sepatunya akan tampak.
Bahu
Bahu pitcher juga dapat dijadikan petunjuk. Beberapa pitcher mempertahankan posisi bahunya tegak lurus terhadap pelari di satu jika ia akan melempar ke home. Kalau ia ingin bergerak melempar ke satu ia akan memutar tubuh atasnya ke arah satu agar dapat melempar ke base satu dengan baik. Jadi ia memberi arah ke sasaran lemparnya. Jadi jika pelari melihat bahu kanan pitcher mulai berputar ke arahnya, segera mundur kembali ke base.
Kesimpulan
Ada beberapa indikator yang lazim digunakan sebagai petunjuk ketika pelari mengambil awalan dari base satu. Pada pitcher kidal yang bagus indikator itu sukar ditandai. Pelari, coach di base satu, dan seluruh tim yang sedang duduk di bangku pemain wajib memperhatikan dan mencari titik kunci indikator yang dapat digunakan pelari untuk keuntungannya.
Kembali Ke Satu
Dilempar-matikan di satu sudah cukup memalukan. Harus dijaga agar tidak sering terjadi, namun harus diakui akan dapat terjadi. Dilempar-matikan di satu ketika pelari kembali ke base satu dalam keadaan berdiri tegak dan tidak melakukan sliding hersu benar benar dihindarkan. Itu sebuah pertanda kemalasan pemain dan menjadi bukti bahwa dia bersikap tidak terlalu perduli. Meluncur balik (slide back) ke satu merupakan satu satunya situasi dimana slide mendahulukan kepala dianggap metoda yang lebih dikehendaki. Ketika ada pertanda pitcher akan melempar ke satu, pelari membuat langkah silang dengan kaki kanannya dan lalu menjatuhkan diri ke arah base satu kepalanya dahulu.
Langkah-langkah Awal
Tak ada yang lebih ampuh daripada mencuri langkah mendahului pitcher ketika pelari akan mencuri base, tetapi banyak pelari banyak membuang waktu pada beberapa langkah awal berlarinya ke base dua.
Langkah Silang - Crossover Step
Gerak pertama yang dilakukan menuju base dua harus sebuah langkah silang. Acapkali pelari menggerakkan kaki kananya terlebih dahulu, mengangkatnya dan menggesernya beberapa sentimeter. Cara itu sangat membuang waktu dan tidak akan membawa pelari lebih dekat ke base dua. Baik ketika mencuri base maupun ketika bermain bertahan, mengangkat kaki sebelah depan kemudian menjejakkannya kembali merupakan gerak sia sia membuang waktu. Sebuah kebiasaan buruk yang harus dihilangkan.
Tetap Rendah Dan Manfaatkan Gerakan Tangan Agar supaya dapat bergerak lebih eksplosip ke base dua, maka pelari harus memperhatikan juga gerakan tangannya. Ketika mengangkat kaki kiri untuk mengambil langkah silang, manfaatkan juga tangan untuk menambah daya dorong awal ke arah base dua. Tangan kiri di”tonjok”kan ke arah base dua. Gerak itu membuat tubuh bagian atas terputar cepat ke arah base dua dan pelari dapat cepat bergarak. Tetap berlari dengan posisi tubuh rendah ketika melakukan “start”. Menegakkan badan hanya akan memperlambat pemain.
Pandangan Sekilas
Ketika pelari mencoba mencuri base sendiri atau ada perintah lari sesaat sebelum bola dilempar pitcher (biasa disebut siasat “run & hit” – lari mendahului pukulan), pelari perlu memandang sekilas ke arah home plate pada saat pelari mengantisipasi bola akan melintas di atas plate. Gunanya adalah untuk “menangkap” pandangan pada bola pada saat melintasi plate. Jika pukul-an hitter melambung tinggi, pelari perlu mengikutinya dan mengentikan langkahnya. Pelari boleh jadi akan perlu melakukannya setiap kali dia mencoba mencuri. Batter dapat saja lupa atau tak melihat tanda dari coach dan tetap mengayun untuk memukul ketika pelari mengira ia akan melepaskan bola. Pandangan sekilas itu juga dapat membantu pelari menentukan cara mencapai base dua.
Slide
Satu hal yang harus diperhatikan ialah bahwa jarak terdekat menuju base dua berbentuk garis lurus dan juga luncuran atau slide yang paling cepat adalah yang arahnya lurus ke depan menuju base. Banyak pemain yang juga belajar “hook slide” – meluncur sambil mengait, selain meluncur lurus. Satu satunya alasan melakukan “hook slide” adalah untuk menghindari “tagging” fileder ketika pelari yakin bahwa jika slidenya lurus saja ia akan kena tag. Kalau diyakini bahwa slide lurus akan memudahkan fielder men”tag” matikan pelari, cobalah slide lurus ke arah belakang base untuk memperbesar peluang “safe” ke base. Cara itu terutama sekali manjur jika infielder yang menjaga base tidak mengangkangi (straddle) base melainkan berdiri sedikit ke arah dalam infield.
Baserunning – Dari Satu Ke Tiga Pastikan Bola Lepas Dari Hadangan Pemain Infield
Jika dari base satu pelari yakin bahwa bola akan jatuh aman di outfield atau bola ground lepas dari hadangan infielder, maka pelari perlu menganalisa peluangnya untuk dapat aman mencapai base
tiga. Mulailah dengan sedikit keluar jalur (flare out) ketika berlari menuju base dua guna menyiapkan tikungan berlari menuju tiga.
Bola Pukul Ke Center Atau Left Field (Kiri)
Jika bola dipukul ke arah center sampai ke left field, maka pelari menghadapi bola dan dapat melihat situasi di depannya. Ia dapat menentukan sendiri apakah ada peluang untuk terus lari menuju base tiga atau tidak. Ingatlah bahwa dengan dicapainya base dua, pelari sudah tiba pada posisi berpeluang membuat angka (run). Jangan sembarangan mengambil risiko untuk terus lari ke base tiga jika lemparan biasa saja (apalagi yang kencang dan akurat) akan mematikannya. Jika pelari berketetapan untuk mencoba terus ke tiga, pastikan untuk memusatkan diri untuk menginjak base dua di sudut dalamnya ketika menikung. Segera sesudah melewati base dua lihat ke arah coach di base tiga, karena jika pelari mencoba melihat ke arah bola melalui bahunya, maka ia akan memperlambat dirinya. Coach di base tiga-lah yang akan memberi instruksi apakah perlu sliding atau tidak perlu.
Bola Pukul Ke Kanan Atau Right Center Field – Kanan Tengah
Jika bola terpukul ke arah kanan atau tengah sampai kanan, maka pelari harus menggantungkan dirinya kepada base coach di base tiga untuk menentukan apakah tetap di dua atau mencoba terus ke tiga. Acapkali terjadi setelah pelari justru ketika pelari sudah berbelok melewati base dua! Ketika pelari baru ¾ jalan menuju dua, seharusnya ia sudah melihat bola dan posisi outfielder dan sudah menentukan apakah akan terus ke tiga. Karena hanya ada peluang untuk menengok bola hanya sekali saja, maka pelari perlu melihat ke arah base coach di tiga. Ia mungkin memberi tanda untuk tetap di dua, atau terus berlari, atau ia belum tahu pada saat itu. Jika tak ada tanda dari coach di tiga sebelum pelari tiba di dua, maka pelari harus menentukan sendiri dari pengamatannya atas bola yang semula telah dilakukannya. Jika tampaknya bola terpukul keras langsung ke arah fielder kanan, maka pelari mungkin sebaiknya langsung menuju base dua sambil segera melihat ke fielder kanan atau base coach di tiga. Jika bola dipukul “down the line” atau di ruang kosong dan pelari berantisipasi untuk mencoba terus ke tiga, maka ia harus membuat tikungan agresip di dua. Ia lalu melihat ke coach di tiga segera setelah menyentuh base dua. Ia seharusnya sudah dapat memberi perintah apakah dapat terus atau bertahan di base dua saja. Perbedaannya adalah pada skenrio pertama, pelari berencana untuk bertahan di dua kecuali coach di tiga memberi perintah berbeda; yang kedua, pelari sudah merencanakan untuk terus ke tiga kecuali coach menyuruhnya berhenti di dua.
Petunjuk Penting sekali agar pelari segera melihat base coach di tiga sebelum menyentuh base dua dan sekali lagi segera sesudah tiba di dua.
Baserunning - Mencuri Base Tiga Mencuri Dengan Mengakali Pitcher
Kaidah yang harus dipatuhi pada permainan baseball: Pelari tak boleh mati atau “out” di base tiga yang pertama atau yang ketiga. Apakah artinya kalau “out” yang kedua di base tiga masih dapat dibenarkan? Juga tidak! Sebagai pelari, ketika dia sudah berhasil mencapai base dua, ia sudah sangat tinggi nilainya bagi regunya. Ia sudah di posisi mencetak angka dan hanya perlu satu “base hit” saja untuk mema-
sukkannya ke home. Jadi peluang itu tak boleh di sia siakan dengan mencoba mencuri base tiga karena hanya dengan sebuah lemparan jarak dekat saja dari catcher pelari dapat dimatikannya. Pelari atau coach dapat mengambil risiko ketika tindakan itu memperbesar peluang masuk mencetak angka dan ada keyakinan bahwa pelari akan mampu melakukannya. Kendatipun memang catcher hanya perlu melempar jarak dekat, ada beberapa hal yang justru dapat berpihak kepada pelari..
Irama - Ritme
Pelari biasanya dapat mencuri base tiga ketika pitcher melakukan sesuatu, jadi bukan karena lengan lempar catcher yang lemah. Catcher yang lengan lemparnya lemahpun masih dapat melempar mati pelari jika ketika mengambil awalan dari dua ia tidak cukup jauh mendahului pitcher. Pitcher, terutama yang berusia muda, acap kali terjebak kepada kebiasaan mengikuti irama lempar tertentu. Ia menerima bola, melakukanj peregangan (stretch), siap, menghitung“?satu-ribu-satu?” lalu melempar. Manakala akan mencuri base tiga, ambil awalan seperti biasa seakan akan tidak ada niat akan mencuri. Tidak diinginkan agar pitcher atau infielder untuk menandai sesuatu yang berbeda. Namun ‘pendahuluan’ atau ‘jump’ akan berbeda dari biasa. Ketika memilih saat yang tepat untuk melejit, segera sesudah pitcher siap lempar (set), ketika ‘?satu-rib’? pelari segara melejit lari. Walaupun hanya mendahului setengah detik saja pelari sudah mendapat keuntungan lari maju beberapa langkah untuk memperbesar peluang sampai ke tiga dengan selamat. Pastikan tidak melejit terlalu dini yang dapat membuat infielder waspada dan meneriaki pitcher untuk lepas kaki dari karet.
Hitungan Pitch - Pitch Count
Salah satu titik perhatian lain tentang pitcher bagi sipengamat yang akan mencoba mencuri adalah kecenderungan pitcher pada hitungan pitch tertentu. Misalnya, jika hitter mendapat dua strike dan belum ada ball dan pitcher suka mencoba men”strike out” batter dengan lemparan curveball keluar dan rendah, maka pelari punya peluang besar mencuri base ketika ia melempar pitch seperti itu.
Hitter Pemukul Kanan
Ketika mencuri base tiga, pelari punya mendapat keuntungan jika di dalam batter box ada hitter pemukul kanan. Manakala catcher yang menangkap bola dan harus melempar, lemparannya akan menjadi lebih sulit karena ia harus terlebih dahulu menghindar dari terhalangnya dia oleh hitter itu.
Baserunning: Dari Tiga Menuju Home Mengambil Awalan Lepas Base - Leading Off
Ketika masih menginjak base, terima tanda dari coach. Disini keadaan lebih kritis daripada tempat tempat lain karena pelari akan memunggungi pitcher. Setelah menerima tanda, segera lepas base ambil awalan. Perbedaan lain dengan pengambilan awalan pendahuluan (primer) di base tiga dengan dari base satu ialah bahwa pelari harus tetap berada di daerah foul. Ia harus menghindarkan persoalan ketika terkena bola pukul, jika ia jelas jelas ada di daerah foul. Perbedaan lain ialah bahwa pitcher mungkin akan melempar dari posisi regang (stretch) atau bisa juga dari posisi windup; namun apapun posisi pitcher, tujuan pengambilan awalan sekunder (lanjutan) adalah untuk mendapatkan momentum pergerakan menuju home plate untuk memaksimalkan upaya mendahului pitcher jika bola terpukul. Pastikan agar pelari tidak bergeser memasuki daerah ‘fair’ ketika mengambil awalan sekunder. Usahakan agar saat kaki kanan menjejak ke tanah terjadi ketika bola memasuki daerah pukul (hitting zone). Senantiasa ikuti bola dengan mata dari mulai ketika lepas dari tangan pitcher sampai ke plate. Lintasan lemparan itu dapat memberi pertanda akan apa yang akan terjadi selanjutnya. Yang juga harus diperhatikan ketika mengambil awalan sekunder adalah untuk tetap memastikan agar pinggul dan bahu menghadap ke lapangan sehingga pelari dapat dengan mudah berbalik kembali ke base tiga jika perlu atau lanjut ke home. Catcher yang baik yang melihat posisi bahu pelari justru menghadap ke arahnya akan segera melempar ke base tiga. Posisi bahu danpinggul yang menghadap catcher tidak saja akan memperlambat pelari balik kembali ke tiga, tetapi juga akan memperbanyak lemparan dari catcher itu.
Balik Kembali
Ketika bola memasuki daerah pukul, maka bola dapat terpukul, jadi foul, luput dari tangkapan catcher atau berhasil ditangkapnya. Jika bola berhasil ditangkap catcher, pelari harus menempatkan bobot tubuhnya di sebalah kanan. Mendorong dengan kaki kanan dan lalu melangkah silang kembali ke base tiga dan daerah ‘fair’. Kendatipun ketika mengambil awalan dilakukan di daerah foul, pelari harus kembali ke base di daerah ‘fair’. Cara itu akan mempersulit penjaga base tiga melakukan ‘tag’ cepat dan dapat berakibat lemparan buruk yang mungkin mengenai pelari atau justru tembus menuju ‘left field’. Bagaimanapun juga, pelari telah memberi tekanan tambahan kepada catcher dengan cara kembali ke base di daerah ‘fair’ itu. Kalau bola terpukul ke udara, pelari harus segera kembali ke base tiga. Kaidah umum yang mengharuskan pelari “mematung” dahulu ketika bola terpukul “line drive”, tidak berlaku di base tiga. Ketika bola terpukul ‘line drive’ dan tembus melewati infield, pelari masih dapat dengan mudah masuk ke home mencetak angka walaupun mulanya ia kembali dulu ke base tiga. Jika bola terpukul lambung, maka pelari harus kembali ke tiga untuk kembali menyentuh base (tag up).
Ground Ball
Untuk mengetahui kapan harus berlari menuju home ketika bola terpukul ke tanah ketika belum ada mati atau baru satu mati amatlah sulit. Kedalaman posisi jaga shortstop dan penjaga base dua dapat menjadi pertanda ke”rela”an mereka untuk membiarkan masuk satu angka atau tidak. Jika mereka berjaga cukup dalam (deep) maka pelari dari third dapat mencetak angka ketika bola terpukul ke tanah ke arah mereka. Banyak coach di base tiga akan memberi instruksi apa yang harus dilakukan pelari tergantung kepada situasi saat itu, ia dapat memerintahkan untuk bertahan jika bola terpukul ke arah pitcher atau penjaga base tiga dan memerintahkan lari masuk home jika bola terpukul ke arah lain. Walaupun ada instruksi itu, pelari masih tetap harus membaca permainan dan menentukan apa yang harus dilakukannya.
Baserunning – Situasi ‘Tag Up’ (Belum 2 out) Situasi situasi ini akan berbeda dari satu base ke base yang lain namun ada kaidah umum yang berlaku pada semua situasi. Pertama, pelari harus selalu kembali menyentuh ulang base asalnya ketika bola terpukul ke daerah foul, karena hanya dengan cara saja ia kemudian baru dapat maju lagi pada ‘play’ tersebut. Segera pelari berketetapan hati bahwa bola akan foul, ia harus segera menyentuh kembali base-nya kemudian baru menentukan apakah ia dapat maju ke base berikut atau tidak. Kedua, pelari harus segera berhenti dan/atau segera kembali ke base pada pukulan ‘line drive’. Memang dapat jadi peluang terjadinya double play gampang bagi regu bertahan jika pelari tidak cukup tanggap dengan baik. Pelari hanya dapat maju jika ia yakin bola akan tembus dari penjagaan. Ketiga, walaupun tampak jelas pemain acap lupa dan tetap kembali dan menyentuh ulang base atau tidak langsung lari ketika bola terpukul lambung atau pukulan lambung dekat di dalam infield padahal sudah ada dua mati (out). Biasakanlah untuk selalu mengingatkan semua pelari dengan perintah lisan, “Dua mati, kalau bola terpukul lari saja!”.
Pelari (runner) di Tiga
Kaidah umum yang berlaku adalah pelari harus kembali menyentuh base-nya ketika bola terpukul melambung. Jika bola dapat ditangkap coach akan menentukan apakah ia akan memerintahkan lari atau bertahan. Kalau pelari tidak sedang ada dibase ketika bola tertangkap, maka coach tidak dapat melakukannya. Kalau bola tidak berhasil dikuasai dengan baik, pelari masih mungkin masuk membuat angka dengan cukup mudah. Satu satunya pengecualian melakukan sentuh base ulang di tiga adalah ketika bola terpukul lambung tapi masih dekat di infield atau dekat di outfield karena pelari masih belum mungkin berlari setelah bola ditangkap tanpa dapat dimatikan. Pada situasi seperti itu pelari harus beringsut kembali ke base ketika melihat bola pukul lambung yang dekat. Kalau ia atau coach melihat kecilnya peluang masuk membuat angka jika bola ditangkap, maka pada saat bola dipukul lambung pelari harus mulai beringsut lepas base ke arah home dan mengambil awalan sejauh
jauhnya namun tetap menjaga agar ia masih dapat kembali ketiga ketika bola ternyata ditangkap. Jika bola ternyata tidak tertangkap, pelari ada pada posisi masuk home dan membuat angka. Boleh jadi situasi itu cukup sulit dibaca pelari dan juga coach di tiga, sehingga pelari harus selalu bergerak kembali ke tiga sampai ia atau coach sudah memastikan bahwa ada peluang sangat baik jika ia maju ke arah home. Salah satu faktor kunci membuat putusan itu ialah melihat dan menaksir pemain jaga mana yang paling mungkin menangkap bola. Jika infielder lebih dekat tempat ‘play’ akan terjadi dan ia berlari membelakangi infield, maka pelari sebaiknya kembali menyentuh ulang base, karena masih mungkin lari masuk home dengan selamat, karena mement gerakan infielder mendorongnya ke arah outfield. Jika ia luput menangakp bola dan outfielder tidak berada di dekatnya, maka pelari masih punya peluang masuk mencetak angka. Jika infielder atau outfielder berhasil menangkap bola sementara berposisi menghadap ke infield, maka tidak banyak peluang bagi pelari untuk lari masuk setelah kembali menyentuh ulang base-nya. Dalam kasus seperti itu pelari harus beringsut maju mengantisipasi bola yang keliru ditangani atau dimainkan. Memang sulit bagi pelari mengambil keputusan yang tepat. Pemain muda sebaiknya mematok tujuan untuk kembali menyentuh base (tag-up) pada semua bola pukul lambung dan kemudian kalau sudah cukup matang dan lebih berpengalaman mulai berlatih mengasah keterampilan mencari saat meninggalkan base lebih dini mengantisipasi bola yang salah ditangani atau tak berhasil ditangkap. Catatan: Banyak juga coach yang lebih agresip memerintahkan pelarinya lari masuk dari tiga ketika bola pukul lambung itu, jika tertangkap, akan menghasilkan situasi dua mati. Ketika ada pelari di tiga dan baru satu mati, maka coach harus mengamati dulu siapa pemukul berikut yang ‘on deck’, seberapa cepat lari pelari yang ada di tiga, dan seberapa mematikannya lemparan outfielder. Kombinasi ke tiga faktor itu yang dijadikan acuan menentukan bagaimana coach akan bertindak pada pukulan lambung.
Baserunning – Masuk Home Pada Bola Luput Dari Tangkapan Catcher atau Ketika Lemparan Pitch Liar (Wild Pitch) Memang semakin tinggi peringkat permainan, semakin matang pemain yang bertanding, kejadian bola yang luput ditangkap catcher atau lemparan pitch liar semakin jarang terjadi. Namun di level pemain pemain muda lemparan pitch liar atau bola luput (passed ball) merupakan peluang emas memasukkan pelari dari tiga ke home. It gets more difficult and happens less often as players get older, but in youth baseball a wild pitch or passed ball often presents a great opportunity to score a runner from third. Di kalangan pemain pemain muda tidak jarang 4 dari lima angka yang masuk akibat terjadinya bola luput dari tangkapan catcher dan tiga diantaranya terjadi ketika sudah dua mati! Beberapa kali menyaksikan pertandingan baseball yang dimainkan anak anak yang masih beliau dan saya masih merasa heran akan banyaknya peluang membuat angka yang tidak dimanfaatkan karena pemain tak mengambil awalan cukup agresip dan kemudian tidak waspada mengantisipasi bola yang lepas dari tangkapan catcher. Memang bagi pemain mungkin cukup sulit mengambil keputusan untuk apakah akan mencoba masuk home atau tidak ketika bola luput dari catcher; keraguannya acapkali mehilangkan peluang sangat berharga. Hal pertama yang harus diusahakan adalah menghilangkan tekanan bagi pemain jika ia diserahi tugas mengambil keputusan masuk atau bertahan di tiga. Falsafahnya adalah agar selalu mencoba masuk ketika bola luput dari tangkapan catcher kecuali jelas jelas pelari tak mungkin berhasil tiba di home dengan selamat. Pemain diwajibkan harus senantiasa mencoba masuk pada setiap peluang dan coach di base tiga yang akan menentukan kapan untuk TIDAK mencobanya. Tentu saja ada beberapa situasi ketika sikap konservatip lebih diinginkan, tetapi coach seharusnya dapat menanganinya kasus demi kasus dari tempatnya berdiri di dekat base tiga. Sebaiknya pemain harus selalu mengantisipasi ‘passed ball’ pada setiap lemparan pitch. Lebih mudah menghentikan pemain lari masuk home dari base tiga daripada memerintahkannya berlari masuk. Komunikasi dari coach base tiga sangatlah penting dan perlu dilakukan pada setiap lemparan pitch. Segera sesudah pelari mencapai base tiga, ingatkan dia untuk melihat situasi dan beritahukan kepadanya bahwa ia perlu agresip mencoba masuk home kalau terjadi ‘passed ball’. Pada situasi dimana perlu sekali sangat agresip untuk mencoba masuk home maka pada setiap
lemparan pitch ia diingatkan untuk mengantisipasi terjadinya ‘passed ball’ dan ia harus mengambil awalan yang agresip pula. Tekanan bagi Coach Bersikap agresip ketika ‘passed ball’ akan memberi tekanan pada coach di base tiga agar ia tahu kapan menyuruh pemain masuk kapan bertahan. Kalau coach tidak percaya diri membuat keputusan itu, maka coach itu akan mendapat kesulitan. Namun berdasarkan pengamatan, coach akan lebih cepat menguasai keadaan daripada para pemain karena ia mengawasi setiap inning. Siapapun pemain yang sedang ada di tiga, coach akan segera ‘belajar’ kapan ia harus masuk dan kapan bertahan. Memang akan memerlukan latihan latihan dan boleh jadi awalnya akan banyak pemain yang dimatikan di home, namun coach akan berhasil memasukkan beberapa angka yang amat diperlukan regunya sepanjang musim pertandingan. Ketika latihan, tempatkan pitcher di bukit dan catcher di belakang plate dan pelari di base tiga. Coach menempatkan dirinya di bd box coach base tiga seperti biasa. Perintahkan pitcher melempar pitch dan setiap beberapa lemparan minta dia melempar ke tanah. Catcher dapat berlatih mencoba memblok bola; pitcher berlatih melindungi home; pelari dilatih bersikap agresip; dan coach berlatih membuat putusan tepat. Jalankan drill itu pada beberapa kali latihan dan coach bersama pemainnya akan jadi lebih percaya diri pada situasi situasi serupa di pertandingan. Apa yang Harus Diperhatikan di Lapangan
•
• • •
Perhatikan cara bola mantul dari ‘backstop’. Ada ‘backstop’ yang ada bahan kayunya akan memantulkan bola kembali ke catcher sehingga pelari di tiga sulit untuk maju masuk. Ada yang memantul ke samping atau sekonyong konyong berhenti di pagar. Catat di kepala masing masing apa yang terjadi itu sehingga semua siap mengelola pelari yang sudah berhasil tiba di base tiga dan membuatnya masuk home. Juga perhatikan kecepatan catcher mengambil bola yang luput dari tangkapannya. Tentu saja catcher yang kurang tangkas di belakang plate akan menyediakan peluang lebih besar. Apakah catcher mampu melempar “kedut” (snap throw) ke base untuk mencoba melempar mati (pickoff) pelari? Jika ya, pastikan bahwa semua pelari mengetahuinya dan agar mereka mengambil awalan sekunder lebih pendek dan untuk secepatnya kembali ke base. Perhatikan pitcher, bukan saja kontrol atas sasarannya tetapi juga daya tanggapnya segera sesudah bola “in play”. Apakah ia sigap ikut menjaga base? Apakah ia berlari melindungi base satu ketika bola terpukul ke sebalah kanan? Ataukah ia hanya jadi penonton? Hal itu dapat dijadikan petunjuk apakah ia mungkin akan cukup cepat menjaga home ataukah tidak jika situasi menuntutnya melakukan itu.
Bagaimana Situasi? Situasi pertandingan juga berperan menentukan ke agresipan di base tiga. Ketika belum ada mati dan pemain pemain inti akan segera mendapat giliran pukul, maka sepantasnya sikap konservatip tentulah lebih pantas, karena kita akan mengandalkan agar para hitter itulah yang akan memasukkan para pelari. Tentu saja coach tidak menginginkan pelarinya di tiga dimatikan di home kemudian ternyata hitter nomor tiga atau nomer empat membuat pukulan ke daerah kosong melampaui pemain bertahan. Di lain pihak, jika coach menghadapi situasi dimana yang mendapat giliran pukul adalah hitter giliran buntut yang biasany lemah sedangkan sudah ada dua mati, maka ia patut mengambil sikap lebih agresip. Ia harus mempertimbangkan kedudukan angka, inning ke berapa, seberapa piawai batter yang akan memukul berikut, dan seberapa cepat pelari di tiga dapat berlari merupakan faktor faktor tambahan yang harus diperhtiungkan. Pemain Yang Lebih Matang Pemain yang lebih matang harus memikul tanggung jawab menentukan kapan ia harus lari masuk home karena bola yang dikuasai catcher dapat membuatnya mudah dimatikan di base tiga. Pemain yang lebih matang perlu mengamati lintasan bola pitch guna mencari peluang. Kalau pengamatannya membuatnya menduga bola akan terlempar ke tanah, maka pemain pelari itu dapat bersikap lebih agresip ketika mengambil awalan sekunder atau awalan tambahannya dan lalu mengamati lagi ada tidaknya peluang. Ada sebauh drill yang dapat digunakan untuk membina keterampilan mengamati lintasan bola, akan kita bahas kemudian.
Rangkuman Hal hal menguntungkan dapat terjadi ketika regu bertahan mendapat tekanan dari regu serang. Jika pitcher takut seorang pelari akan masuk home membuat angka akibat ‘passed ball’ atau lemparan pitch yang liar, maka fokusnya kepada batter akan terganggu.Jadi kendatipun pelari tidak mungkin masuk home membuat angka ketika bola luput dari catcher, ke agresipan pelari dapat menguntungkan hitter. Selain itu, regu akan mampu menambah angka dengan cara mempelajari cara menentukan kapan saat baik menggunakan peluang yang muncul. Tak ada yang dapat menggantikan peran latihan bagi pemain. Dengan banyak latihan rasa percaya diri pemain dan regu akan bertambah dan menjadi semakin pintar dan agresip meraih peluang peluang yang ada untuk meraih kemenangan.
Drill Mengenal Lintasan Bola Pitch Maksud Mengembangkan kemampuan pemain mengenal lintasan bola lemparan pitch dan menentukan apakah akan terlempar ke bawah. Juga melatih regu bertahan untuk bertahan pada situasi seperti itu (bola ke tanah). Perlengkapan Bola bola baseball, catcher berpakaian pengaman lengkap, helm untuk batting Persiapan Tempatkan pemain infield di posisi masing masing termasuk menyiapkan beberapa catcher dengan perlengkapan masing masing. Coach melempar pitch. Sisa tim dengan memakai helm menjadi pelari. Tidak diperlukan hitter. Pelaksanaan: Variasikan situasi dengan mengubah ubah jumlah pelari di base. Awali dengan pelari di base satu, kemudian satu dan dua, dan akhirnya semua base penuh. Coach melempar pitch kepada catcher. Setiap beberapa lemparan ia akan melempar ke tanah. Jika pelari melihat bahwa lemparan akan ke tanah, ia harus bersikap lebih agresip dengan mengambil awalan tambahan dan mengantisipasi kemungkinan dapat maju ke base berikut jika terjadi passed ball atau bola di blok catcher. Hanya satu pelari di satu, perintahkan pelari mencuri ketika mereka menentukan bahwa bola akan terlempar ke tanah. Jika pandangan mereka benar, mereka dapat dengan mudah mencuri base dua kendatipin bola berhasil diblok catcher dn/atau ditangkap ketika memantul di tanah. Ketika berada di base dua dan tiga, pelari bersikap lebih agresip mengambil awalan tambahan lalu menentukan apakah akan terus lari maju atau tetap disitu. Sasaran drill adalah agar pemain terbiasa mem’baca’ lemparan pitch dan menghindarkan diri dari sikap ragu yang acap terjadi ketika bola pitch memantul ke tanah. Bagi pertahanan, drill ini memberi peluang catcher berlatih memblok bola pitch seakan akan di pertandingan sesungguhnya. Minta catcher melempar bola jika pelari tampak terlalu jauh lepas dari base. Kesempatan bagi catcher belajar kapan saatnya melempar dan kapan mengejar balik pelari. Juga bermanfaat bagi pelari karena mereka dapat belajar seberapa jauh mereka dapat lepas base dan bagaimana cara kembali dengan cepat.
Piet Burhanuddin Mei 2009