EDISI XIV - OKTOBER 2008
Departemen Kesehatan RI
Info sehat Untuk Semua
Bahaya Susu Bermelamin Gunakan Hati Nurani untuk Menolong Papua RSCM BANGUN WING INTERNASIONAL
RSUP SANGLAH Kembangkan Pelayanan Jantung Terpadu Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008|
ETALASE
Dari DariRedaksi Redaksi PENANGGUNG JAWAB dr. Lily S. Sulistyowati, MM PIMPINAN UMUM Dyah Yuniar Setiawati, SKM, MPS PIMPINAN REDAKSI drs. Sumardi SEKRETARIS REDAKSI Prawito, SKM, MM ANGGOTA REDAKSI Dra. Hikmandari A., M.Ed Drg. Anitasari S.M. Drg. Ria Purwanti, M.Kes Busroni, S.IP Nursila Dewi, Psi, M,Sc Mety Setiowati, SKM REPORTER Dra. Isti Ratnaningsih, MARS Resty Kiantini, SKM, M.Kes. Sri Wahyuni, S.Sos Giri Inayah, S.Sos FOTOGRAFER Aji Muhawarman, ST Wayang Mas Jendra, S.Sn SEKRETARIAT Agus Tarsono Waspodo Purwanto Sudirman Hambali Yan Zefrial ALAMAT REDAKSI : Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan Telp./Fax : 021-522 3002, 52960661 Email :
[email protected] |Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008
Haji dan akhir tahun Haji, ibadah yang rutin setiap tahun ini selalu mendapat sambutan yang luar biasa dari umat islam, khususnya Indonesia. Sehingga kuota 2 juta jamaah tahun 2008 masih terasa kurang. Banyak jamaah haji yang mengisi daftar tunggu untuk setahun atau dua tahun ke depan. Oleh sebab itu, pengelolaanya harus melalui mekanisme yang jelas dan terkendali. Dengan demikian, pedoman peneyelenggaraan haji menjadi penting keberadaannya. Tahun 2002 Departemen Kesehatan telah mengeluarkan panduan tersebut. Depkes, melalui unit terkait telah menyempurnakan panduan tersebut sesuai perkembangan zaman. Sehingga pelayanan kesehatan jemaah haji semakin baik pada masa mendatang. Perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pembinaan kesehatan ibadah haji menjadi tanggung jawab Menteri Kesehatan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang RI No 13 tahun 2008 pasal 31. Oleh sebab itu penyelenggaraan kesehatan haji harus dilakukan secara terpadu dan menyeluruh. Mulai dari aspek administrasi, teknis dan pentahapannya. Begitu juga hal yang terkait perencanaan, palakasanaan dan evaluasinya. Menjelang akhir tahun 2008, seluruh Kementerian dan Lembaga Pemerintah sibuk dengan realisasi pelaksanaan anggaran. Kondisi ini sebenarnya bukan hal yang baru, bahkan sudah menjadi tradisi akhir tahun. Entah sampai kapan kebiasaan kurang baik ini dapat diakhiri. Yang jelas kondisi akhir tahun tak dikehendaki oleh sebagian besar pelaksana. Sebab, selain harus kerja porsir, kejar tayang mengejar deadline, juga rawan kesalahan dalam pelaksanaanya. Semoga akhir tahun kali ini, semua jamaah haji dapat kembali ke tanah air dengan selamat dan memperoleh Haji Mabrur. Disamping itu para pelaksana anggaran dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Sehingga tak ada kesalahan, pemborosan dan perilaku negatif lainya. Terutama terbayarnya semua tanggungan pemerintah. Dan yang perlu disyukuri tahun ini yaitu telah terbayarnya honor tenaga kesehatan haji Indonesia.
Redaksi MEDIAKOM menerima naskah dari pembaca dan berhak mengedit sesuai kaidah bahasa jurnalistik. Naskah yang tidak dimuat menjadi dokumen redaksi. Naskah dapat dikirimkan melalui email Pusat Komunikasi Publik di :
[email protected] atau
[email protected]
DAFTAR ISI
PENGANTAR REDAKSI Dari Redaksi dan Daftar Isi ...................................................................
2-3
LAPORAN UTAMA 1. Bahaya Susu Bermelamin ................................................................ 2. RSCM Bangun Wings Internasional .............................................. 3. Sosialisasi Flu Burung Sebagai Tanggung Jawab .................... 4. Menkes Tinjau Posko Penanggulangan Gizi Masyrakat Miskin Jakarta ..................................................................................................... 5. Gangguan Jiwa Beban Berat Bagi Keluarga .............................. 6. Sehatkah Jiwa Kita .............................................................................. 7. RSUP Sanglah : Kembang Kan Layanan Jantung Terpadu .... 8. Menkes Resmikan Rs Bergerak Di Boven Digul ........................
12 13 - 14 15 16 - 17 18 - 19
BERITA : 1. Menkes : Gunakan Hati Nurani Untuk Menolong Papua ....... 2. Lebih Jauh Tentang Itd Universitas Airlangga .......................... 3. Menkes Kukuhkan Dasipena Regional Bali ................................ 4. Air Layak Minum Masih Sulit ........................................................... 5. Pertemuan Nasional Humas Kesehatan Tahun 2008 .............. 6. Rekomendasi Pertemuan Nasional Humas ................................ 7. Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia ....................................... 8. Netralitas Humas Pemerintah .........................................................
20 - 22 23 - 27 28 - 29 30 - 31 32 - 33 34 35 - 36 37 - 39
RAGAM Pengabdian Bidang Kesehatan PPIH Embarkasi Bekasi ..............
40 - 42
KOLOM Sehat Itu Pilihan ........................................................................................
43
RISET Antioksidan ................................................................................................ Patent Ductus Arteriosus Plus ..............................................................
44 - 46 47 - 48
WACANA Mengubah Wajah Pelayanan Kesehatan Jadi Sensitive Gender
49 - 54
PROFIL Bincang-Bincang Bareng : Sihngideni Jumantik Dari Mojokerto
55 - 56
PELITA HATI Capek Istirahatlah!! ...................................................................................
57 - 58
4-7 8-9 10 - 11
Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008|
LAPORAN UTAMA
Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari di dampingi Kepala Badan POM dr. Husniah Rubiana Thamrin Akib (kanan) dan Dirjen Bina Kefarmasian dan Alkes Depkes dra. Kustantinah Apt, (kiri) memberikan keterangan pers tentang produk susu asal China yang mengandung melamin
BAHAYA SUSU BERMELAMIN Pemerintah memusnahkan produk susu asal China yang terbukti mengandung melamin. Apa bahaya melamin bagi kesehatan, dan apa upaya yang dilakukan pemerintah? Tulisan berikut mencoba memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.
P
ada edisi 20 September 2 0 0 8 , K o r a nTe m p o melaporkan, Badan Administrasi Supervisi Kualitas, Inspeksi dan Karantina (AQSIQ otoritas pengawas makanan China, menemukan 10% susu produksi Mengniu Dairy Group dan Yili Industrial Group, dua perusahaan susu terbesar di sana, mengandung 8,4 mg melamin per kg susu. Mereka juga menyatakan susu dari Bright Dairy di Sanghai tercemar. Perkembangan itu merupakan |Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008
lanjutan dari kasus merebaknya susu formula tercemar melamin, yang menyebabkan 3 bayi meninggal dan lebih dari 6.000 menderita penyakit ginjal. Korban sudah berjatuhan, dan yang mengkawatirkan susu dan produk makanan berbasis susu buatan China masih juga beredar luas di Indonesia. Bagaimana Melamin Dicampur Susu? Melamin yang menggemparkan dunia itu adalah zat kimia dengan
rumus C3H6N6. Menurut Prof. Ismunandar, Guru Besar Kimia di FMIPA ITB, kandungan nitrogen dalam melamin bisa mencapai 66 %. Karena kandungan proteinnya yang tinggi itulah, para pemasok mencampurkan zat kimia itu ke dalam susu cair sebelum menjualnya ke perusahaan susu. Melamin juga bahan yang dikenal tahan panas. Campuran antara melamin dan formaldehid atau formalin dapat digunakan untuk pembuatan perkakas rumah tangga seperti piring, cangkir, mangkok, sendok, dan lain-lain. Selain itu juga digunakan untuk membuat lem dan pupuk. Jadi melamin yang diributkan saat ini berbeda dengan melamin plastik perkakas rumah tangga. Melamin yang diributkan adalah bahan dasar plastik melamin. Menurut Ismunandar, dengan mengutip situs WHO, pencampuran melamin pada susu berawal
LAPORAN UTAMA
dari tindakan pengoplosan susu dengan air. Akibat pengenceran ini, kandungan susu turun. Karena pabrikan (perusahaan susu) melakukan pengecekan kandungan protein melalui penentuan nitrogen, penambahan melamin dimaksudkan untuk mengelabuhi agar seolah-olah pada susu encer tadi kandungan proteinnya tetap tinggi. Bahaya Melamin Ismunandar menambahkan, bila melamin bercampur dengan asam sianurat (yang biasa juga terdapat sebagai pengotor melamin) akan berbentuk kristal yang dapat menjadi batu ginjal. Batu ginjal tampak pada hewanhewan korban kasus pengoplosan melamin tahun lalu. Batu ginjal inilah yang dapat menyumbat saluran kecil di ginjal yang kemudian dapat menghentikan produksi urine, gagal ginjal, dan
Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari memperlihatkan salah satu produk susu bermelamin
bahkan kematian. Melamin bersifat karsinogen pada hewan. Gejala yang diamati akibat kontaminasi melamin terdapat pada darah di urine, produksi urine yang sedikit atau sama sekali tidak dihasilkan, tanda-tanda infeksi
ginjal dan tekanan darah tinggi. Melamin tidak dapat dimetabolisme oleh tubuh. Data keselamatan menyatakan, senyawa ini memiliki toksisitas akut rendah LD50 di tikus, yaitu 3.161 mg per kg berat badan. Pada studi dengan menggunakan
PRODUK CHINA MENGANDUNG SUSU YANG TERDAFTAR DI BADAN POM No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Merk Dagang Jinwei Yougoo Jinwei Yougoo Jinwei Yougoo Guozhen Meiji indoeskrim Gold Monas Meiji Indoeskrim Gold Monas Oreo Oreo Oreo M&M’S M&M’S Snickers Dove Choc Dove Choc Dove Choc Merry X-Mas Penguin Nestle Nesvita Materna
19
Nestle Milkmaid
Jenis Pangan Susu Fermentasi Susu Fermentasi Susu Fermentasi Susu Bubuk Full Cream Es Krim Es Krim Stick wafer Stick wafer Chocolate Sandwich Cookie Kembang Gula Kembang Gula Biskuit Kembang Gula Kembang Gula Kembang Gula Kembang Gula Kembang Gula Makanan Ibu Hamil dan Menyusui Selai Susu
No. Registrasi ML 206509001378 ML 206509002378 ML 206509003378 ML 805309001478 ML 305509001116 ML 305509002116 ML 227109001450 ML 827109002450 ML 227109001552 ML 237409005385 ML 237409002385 ML 227109009385 ML 237409001385 ML 237409003385 ML 237409004385 ML 238409003311 ML 238409005311 ML 862109001322
Keterangan Produk asal Cina Produk asal Cina Produk asal Cina Produk asal Cina Produk asal Cina Produk asal Cina Produk asal Cina Produk asal Cina Produk asal Cina Produk asal Cina Produk asal Cina Produk asal Cina Produk asal Cina Produk asal Cina Produk asal Cina Produk asal Cina Produk asal Cina Produk asal Cina
ML 234709002206
Produk asal Cina
Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008|
LAPORAN UTAMA
per kg berat badannya. Bahkan kalau mengkonsumsi susu yang terkontaminasi 2.563 mg melamin per kg susu, dapat mencapai asupan 358,8 mg per kg berat badannya. Jauh melampaui batas toleransinya.
Ditarik dari Peredaran
Produk susu asal China yang mengandung melamin
hewan, terbukti asupan melamin murni yang tinggi mengakibatkan inflamasi kandung kemih dan pembentukan batu kandung kemih. Menurut Ismunandar, Food and Drugs Administration (Badan Pengawas Makanan dan Obat Amerika Serikat) menyatakan asupan harian yang dapat ditoleransi (tolerable daily intake) melamin adalah 0,63 mg per kg berat badan. Pada masyarakat Eropa, otoritas pengawas makanannya mematok standar yang lebih rendah yaitu 0,5 mg
per kg berat badan. Dari inspeksi yang dilakukan di China, dari 491 bateh (kelompok) yang dites, 69 di antaranya positif mengandung melamin berkisar dari 0,09 mg per kg susu sampai 619 mg per kg susu. Bahkan ada yang mencapai 2.563 mg per kg. Dengan konsumsi susu formula per kg berat badan bayi sekitar 140 gr per hari, ketika bayi mengkomsumsi susu yang terkontaminasi akan menerima asupan melamin 0,013-86,7 mg
PRODUK CINA MENGANDUNG MELAMIN
(Diumumkan oleh Agri-Food and Veterinary Authority/AVA Singapura) No.
Merk Dagang
1.
Natural Choice
2. 3. 4. 5.
Yili Bean Club Yili Bean Club Yili Prestiqe Chocliz Yili Super Bean
6.
Nestle Dairy Farm
7. 8. 9. 10.
Yili High Calcium Yili High Calcium Yili (250 ml) Yili (1L)
11.
Dutch Lady
12.
White Rabbit
13.
Yili Choice
Jenis Pangan Yogurt Flavoured Ice Bar with Real Fruit Matcha Red Bean Ice Bar Red Bean Ice Bar Dark Chocolate Bar Red Bean Chestnut Ice Bar Susu UHT (UHT Pure Milk 1 L (Catering)) Susu (Low Fat Milk Beveraqe) Minuman susu (Milk Beverage) Susu (Pure Milk) Susu (Pure Milk) Susu (Strawberry Flavoured Milk) (Ex. Cina, Hongkong, Sinqapura) Kembang Gula berbasis Susu (Creamy candy) - Berbagai Rasa Dairy Frozen Yoghurt Bar with real peach and pineapple fruit pieces
|Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008
Keterangan Produk asal Cina Produk asal Cina Produk asal Cina Produk asal Cina Produk asal Cina Produk asal Cina Produk asal Cina Produk asal Cina Produk asal Cina Produk asal Cina Produk asal Cina Produk asal Cina Produk asal Cina
Untuk melindungi masyarakat dari bahaya melamin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Departemen Kesehatan mengambil langkah tegas. Pada 18 September 2008, Depkes telah menginstruksikan Balai POM di seluruh Indonesia untuk melakukan pengamanan produk susu dan produk lain yang mengandung susu asal China, dengan cara menarik dari peredaran, menyegel, sampai ada penjelasan lebih lanjut dari Kepala Badan POM. Pada 24 September 2008, Depkominfo menggelar jumpa pers. Pada kesempatan itu, Menkes Siti Fadilah Supari menegaskan kembali bahwa tidak ada produk susu formula (susu untuk bayi) dari China yang beredar di Indonesia. Produk susu formula dan susu olahan yang diproduksi di Indonesia, menurut Siti Fadilah, telah memperoleh izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) dengan kode registrasi MD aman dikonsumsi. Sejauh ini pemerintah China telah mengumumkan 22 perusahaan susu yang mengandung melamin dan seluruh perusahaan tersebut tidak mendaftarkan produknya di Indonesia. ”Tidak ada produk susu formula bayi dari China yang didaftarkan di BPOM dan diedarkan
LAPORAN UTAMA
Produk susu mengandung melamin yang berhasil disita badan POM akan dimusnahkan
di Indonesia,” ujar Menkes. Tiga hari setelah itu, didampingi Kepala BPOM Husniah Rubiana Thamrin Akib, Menkes kembali menggelar konferensi pers. Dalam pernyatananya, Menkes menyatakan, berdasarkan pemeriksaan laboratorium BPOM, semua sampel produk susu asal Cina positif mengandung melamin antara 8.51 mg/kg (ppm) sampai 945.86 mg/kg. Selanjutnya produk yang mengandung melamin tersebut akan segera dimusnahkan. Menkes menambahkan, importir, distributor, dan pengecer yang masih membandel menjual produk tersebut dapat dikenakan sanksi sesuai UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, UU No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan, dan UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Bentuk sanksi berupa pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp 2.000.000.000 (dua milyar rupiah). Menkes meminta agar masyarakat tetap tenang dan tidak terhasut atau terprovokasi oleh pihak-pihak yang ingin memperkeruh suasana. “Susu formula yang diproduksi
di Indonesia dan telah terdaftar di BPOM bahan bakunya bukan berasal dari Cina, karena itu aman dikonsumsi,” ujar Siti Fadilah. Kepala BPOM Husniah Rubiana Thamrin Akib menambahkan, dari 19 produk impor asal China yang terdaftar dengan kode registrasi ML, setelah diperiksa BPOM, baru ditemukan 6 (enam) jenis produk. Selain itu juga ditemukan 6 jenis produk tidak terdaftar (ilegal), serta 13 produk susu yang mengandung melamin temuan Agri-Food & Veterinary Authority (AVA) Singapura. Masyarakat diimbau untuk membantu memberikan informasi bila menemukan produk susu impor asal China ke Unit Layanan Pengaduan Konsumen BPOM, telp. 021 – 4263333, 32199000, sms ke: 081511997772 atau email ulpk@ pom.go.id dan ulpkbadanpom@ yahoo.com.
Dimusnahkan Pada 27 Oktober 2008, pemerintah memutuskan untuk memusnahkan susu asal China yang berhasil diamankan BPOM. Sebanyak 12 truk siap dimusnahkan. Tapi, Menkes Siti Fadilah Supari membatalkan
rencana pemusnahan itu. Dalam keterangan pers, Menkes menyatakan, susu asal China itu bukannya tidak jadi dimusnahkan, tapi dimusnahkan namun tidak untuk dipublikasikan. Menurut Menkes dari hasil pengamatan ditemukan 15 jenis produk impor asal China yang mengandung melamin. Keseluruhan produk yang diamankan berjumlah 476.256 bungkus. Kepala Badan POM Husniah Thamrin Akib menambahkan, produk pangan dengan nama dagang (merek) yang sama hasil produksi dalam negeri dengan nomor registrasi MD, tetap aman untuk dikonsumsi. Pemusnahan akhirnya dilaksanakan hari itu juga di tempat pembuangan akhir sampah (TPA) di daerah Bekasi, tanpa kehadiran Menkes. Pemusnahan dilakukan dengan cara dibakar, disaksikan Kepala Badan POM dan salah satu wakil LSM. (smd)
Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008|
LAPORAN UTAMA
Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP(K) didampingi Dirut RSCM Prof. dr. Akmal Taher (kanan Menkes) dan dr. Mulya Hasjmy Direktur Yanmed Spesialistik saat meresmikan Wing Internasional
RSCM BANGUN WING INTERNASIONAL Jakarta, 23 September 2008
M
emasuki era globalisasi, penyelenggaraan pelayanan kesehatan rumah sakit di Indonesia menghadapi tantangan yang sangat berat. Pihak pengelola rumah sakit dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayanan medik secara maksimal sehingga memberikan kepuasan serta harapan kesembuhan terhadap seluruh pasien disertai peningkatan efisiensi dan produktifitas di bidang manajemen. Seiring dengan itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono minta Departemen Kesehatan untuk mengembangkan layanan kesehatan yang berkualitas setara dengan pelayanan rumah sakit lainnya di manca negara (World Class Hospital), khususnya pada rumah sakit pemerintah. Demikian Menkes Dr. dr. Siti Fadilah
Supari, Sp.JP(K) ketika melakukan pemancangan pondasi pertama pembangunan Wing Internasional RSUPN Cipto Mangunkusumo, di Jakarta (22/9).
Mangunkusumo, saat ini Depkes sedang mengembangkan rumah sakit bertaraf internasional lainnya yaitu RSUP Sanglah Denpasar, dan RS Kariadi Semarang.
Menurut Menkes, selain RSUPN Cipto
Untuk mengembangkan RSUPN Cipto Mangunkusumo bertaraf
Fasilitas RSCM yang telah ada saat ini : 1.
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Gedung Poliklinik * Poliklinik Sistem Cluster 14 unit * Klinik 24 Jam 1 unit * Radiology digital 1 unit * Laboratorium terpadu 1 unit Perawatan VVIP/VIP 76 unit Kamar operasi efektif 4 unit ICU/ICCU 6 unit Parkir Lift 96 mobil CMU2 : CSSD, aseptic dispensing dan stem cell centre Utilitas : genset, boiler
LAPORAN UTAMA
Lokasi Pembangunan Wings International RSCM
internasional dibutuhkan biaya sebesar 430 miliar rupiah. Pembangunannya akan dilaksanakan dalam tiga tahap dari tahun 2008 – 2010, ujar Dr. Siti Fadilah. Untuk tahap pertama, tahun 2008 ini Depkes mengalokasikan dana sebesar 141 miliar rupiah untuk pembangunan gedung dan 25 miliar rupiah untuk alat kesehatan. Pembangunan gedung tahap pertama antara lain berupa Poliklinik terpadu untuk 14 klaster, kamar operasi, ICCU, ICU, Ruang Rawat Inap VIP/VVIP dan Sterilisasi Sentral serta Tower Parking. Prof. Dr. Akmal Taher, Dirut RSCM, dalam laporannya mengatakan, World Class Hospital (RS bertaraf internasional) merupakan bagian dari rencana induk RSUPN Cipto Mangunkusumo yang didahului dengan pembangunan Public Wings untuk kelas III yang disebut
dengan Gedung Irna A (Instalasi Rawat Inap A) yang telah beroperasi sejak 4 bulan lalu. Dalam menjalankan fungsinya sebagai pusat rujukan nasional, RSCM dituntut untuk melayani berbagai kasus yang sulit dan kompleks. Inilah salah satu pengertian yang mendasar dari rumah sakit kelas dunia, yaitu kemampuan menanggulangi kasus-kasus yang sulit dengan
tingkat keberhasilan yang tinggi, ujar Prof. Akmal Taher. Ditambahkan, untuk memenuhi tuntutan masyarakat, RSCM saat ini sedang mengembangkan budaya pelayanan yang aman, nyaman dan ramah. Hal ini merupakan tantangan bagi RSCM sebagai rumah sakit kelas dunia sehingga dapat mengurangi orang Indonesia berobat keluar negeri, kata dr. Akmal Taher.
Fasilitas yang akan dibangun pada Tahap II (2009-2010), yaitu :
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Penambahan perawatan VIP/kls. I OK terpadu ICU/ICCU Burn Centre Stroke Centre Laundry/dapur terpadu
225 Unit 30 unit 40 unit 15 unit 20 unit 1 unit
Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008|
LAPORAN UTAMA
SOSIALISASI FLU BURUNG SEBAGAI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
pengendalian FB di Indonesia. Melalui Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2006 telah membentuk Komisi Nasional Pengendalian FB dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza (Komnas FBPI) guna mengkoordinasikan upaya pengendalian FB secara nasional. Presiden juga telah mengeluarkan Inpres No. 1 Tahun 2007 tentang Penanganan dan Pengendalian virus FB, untuk menekan jumlah penderita FB pada manusia.
dra. Kustantinah, Apt Dirjen Bina Kefarmasian dan Alkes membuka Sosialisasi Pengendalian FB dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza.
Penyakit flu burung (FB), masih menular dari unggas ke manusia. Padahal di banyak negara Asia, Eropa dan Afrika, sudah terjadi pandemi FB pada unggas. Dengan semakin seringnya menginfeksi manusia, dikhawatirkan virus FB yang Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI-H5N1) bermutasi menjadi virus yang menular antar manusia. Bila ini terjadi, maka bencana besar tidak bisa dielakkan. Jumlah kematian dan kesakitan akan banyak, selain itu juga akan terjadi kekacauan sosial ekonomi, kesedihan serta kesengsaraan umat manusia.
O
leh karena itu, semua pihak termasuk perusahaan multi nasional diminta memiliki strategi penanggulangan FB dan Pandemi Influenza. Selain itu sosialisasi pengendalian FB kepada karyawan dan lingkungannya menjadi bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan atau Corparate Social Responsibility (CSR). Demikian sambutan Menkes yang dibacakan Dirjen Bina Kefarmasian dan Alkes Dra. Kustantinah dihadapan 100 pemilik perusahaan (CEO) dari berbagai jenis bidang 10 |Med!akom|Edisi XIV|Agustus Oktober 2008
usaha, ketika membuka “Sosialisasi Pengendalian FB dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza di lingkungan perusahaan/industri“ di Jakarta (23/9). Kekhawatiran Menkes itu dilandasi pengalaman masa lalu ketika terjadi pandemi flu Spanyol tahun 1918 yang menimbulkan kematian 40-50 juta orang di seluruh dunia dalam waktu yang relatif singkat. Menurut Menkes Siti Fadilah Supari, pemerintah sangat serius dalam
Menkes menegaskan, tidak bijaksana bila kita tidak bersiapsiaga mengantisipasi ancaman pandemi influenza yang akan datang. Pencegahan timbulnya pandemi influenza di masa yang akan datang secara global sedang diupayakan. Jika upaya ini nanti ternyata tidak berhasil, maka dampak pandemi itu harus dapat ditekan sekecil mungkin dengan kesiapsiagaan yang terencana dan teruji rapi. Pengendalian F B d a n Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza di lingkungan perusahaan/industri merupakan bagian integral dari kesiapsiagaan nasional maupun global, harus direncanakan dan diujicoba secara rapi dan teliti. Kalau hal ini tidak dilakukan, sulit dampak pandemi itu dibuat sekecil mungkin di lingkungan perusahaan/industri. Hal ini berarti dampaknya terhadap masyarakat luas akan tetap besar sekali dan tidak terkendali. Padahal, episenter pandemi ini mungkin saja mulai terjadi di bagian tertentu di dunia, kata Menkes. Virus H5N1 pertama kali dideteksi pada ternak unggas pada bulan Agustus 2003 dan infeksi subtipe H5N1 pada manusia pertama kali dikonfirmasi di Indonesia Juli 2005.
LAPORAN UTAMA
Tantangan FB semakin meningkat baik pada tingkat nasional maupun pada tingkat regional dan global. Kasus flu burung pada manusia sudah dideteksi di banyak negara yaitu Azerbaijan, Bangladesh, Cambodia, China, Djibouti, Mesir, Indonesia, Iraq, Laos, Myanmar, Nigeria, Pakistan, Thailand, Turkey dan Viet Nam. Pada tingkat nasional, jumlah provinsi endemik flu burung pada unggas sudah sangat meningkat sehingga hanya dua provinsi saja yang masih bebas FB yaitu Gorontalo dan Maluku Utara. Kejadian Luar Biasa (KLB) FB pada unggas masih terjadi secara sporadik di berbagai daerah, tambah Menkes. Menkes menyatakan, FB merupakan penyakit yang relatif baru. Karena itu masih memerlukan kajian dan penelitian dari berbagai ahli seperti epidemiologi, klinis, diagnostik, imunologi dan virologi. Contohnya, deteksi dini dan pengobatan awal FB di Puskesmas diperlukan suatu kit diagnostik cepat (rapid test) dengan tingkat sensitivitas dan spesifisitas tinggi. Begitu pula dalam aspek pencegahan, vaksin FB untuk manusia masih dalam proses penelitian produsen vaksin dan para ahli. Oleh karena itu, Departemen Kesehatan sedang berupaya mengembangkan vaksin FB manusia dan kit diagnostik cepat. Menkes mengakui, keberadaan unggas bagi masyarakat luas sangatlah penting dari segi ekonomi dan sosial. Investasi total dalam peternakan unggas mencapai 35 Milyar dollar Amerika dengan peredaran uang mencapai US$30 Milyar per tahun. Industri peternakan jugai menyerap 10 juta tenaga kerja. Sedangkan total ternak unggas mencapai 1,3 Milyar ekor, dimana 20% diantaranya merupakan peliharaan dibelakang rumah (backyard farm) oleh 30 juta rumah tangga di Indonesia. Dengan demikian, penanggulangan masalah FB di Indonesia tidak boleh dilakukan secara sembarangan, tetapi harus terencana dan terlaksana
dr. Marwan T Nusri MPH, Sekretaris Dirjen P2PL Depkes pada pembukaan sosialisasi pengendalian flu burung dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza di lingkungan perusahaan / Industri
secara teliti serta rapi. Seperti dalam pepatah “seperti menarik rambut dari tepung; tepung jangan terserak dan rambut jangan sampai putus”, ujar Menkes. Menkes menyatakan, Indonesia sudah mempunyai Rencana Stratejik Nasional untuk pengendalian FB dan Kesiapsiagaan Pandemi Influenza (National Strategic Plan for Avian Influenza Control and Pandemic Influenza Preparedness) 2006-2008. Beberapa kegiatan yang sedang ditingkatkan, antara lain: • Mengembangkan 8 laboratorium diagnostik regional dan laboratorium Badan Litbangkes menjadi BSL-3 (Bio Safety Level 3), untuk memeriksa virus hidup. • Meneruskan sosialisasi kebijakan dan intensifikasi penatalaksanaan kasus serta kecepatan rujukan kasus. • Memperkuat Early Warning System (deteksi dini) dan Surveilans. • Melengkapi alat-alat perawatan intensif di 100 rumah sakit rujukan. • Mengintensifkan komunikasi risiko dalam membangun kesadaran lapisan masyarakat. • M e n g e m b a n g k a n d e s a siaga di bidang kesehatan
•
•
• •
termasuk pencegahan dan penanggulangan FB. Mengembangkan “Pilot Project” pencegahan dan penanggulangan FB di Tangerang sebagai model, bekerja sama dengan pemerintah Singapura. Memperkuat koordinasi lintas sektor terutama dengan Departemen Pertanian yang kompeten dalam penanganan sumber infeksi pada unggas. Penelitian epidemiologi, klinis, lingkungan dan virologis. Memproduksi Oseltamivir dalam negeri dan mengembangkan vaksin berbasis strain H5N1 Indonesia dan rapid test untuk mendeteksi virus FB pada manusia, bekerjasama dengan luar negeri.
Selain itu, juga telah memiliki Rencana Kontijensi Pa n d e m i I n f l u e n z a . K a r e n a Indonesia merupakan negara kepulauan dengan 17.000 pulau, maka perlu sesegera mungkin mensosialisasikan ke daerah-daerah pedoman tentang penanggulangan FB termasuk pedoman tentang penatalaksanaannya sehingga kesiapsiagaan seluruh tanah air dapat ditingkatkan. (smd-gi) Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 11
LAPORAN UTAMA
Menkes Tinjau Posko Penanggulangan Gizi Masyarakat Miskin Jakarta
H
ari ini (21/11/08) Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K) tinjau langsung pelaksanaan pemberian makanan bergizi bagi rakyat miskin ibukota ”Posko Perbaikan Gizi Masyarakat Miskin” di Kel. Kali Baru, Kec. Cilincing, Jakarta Utara. Kegiatan Posko Perbaikan Gizi Masyarakat Miskin merupakan kerja sama Departemen Kesehatan dengan Serikat Rakyat Miskin Ibukota (SRMI) dibawah pimpinan Marlo Sitompul. Tujuannya adalah pemberian makanan bergizi kepada masyarakat miskin, terselenggaranya kegiatan promosi makanan bergizi dan terwujudnya masyarakat peduli dan tanggap terhadap pangan dan gizi. Dalam kerja sama ini Departemen Kesehatan memberikan bantuan sebesar Rp 1.018.062.500,- untuk pemberian makanan bergizi bagi 16.289 jiwa rakyat miskin yang tersebar di 52 rukun tetangga (RT), meliputi 12 Kelurahan, 8 Kecamatan di 4 wilayah kota DKI Jakarta selama 2 bulan. Menkes dr. Siti Fadilah Supari dalam kesempatan tersebut menyatakan, program ini dilandasi keprihatinan terhadap masyarakat miskin ibukota akibat kenaikan harga BBM yang mendorong melambungnya harga pangan. ”Kalau masyarakat tidak mampu di desa, masih dapat menanam pohon singkong dan tanaman lainnya sebagai penambah gizi, tetapi hal ini tidak bisa dilakukan masyarakat miskin ibukota. Keprihatinan itulah yang mendorong saya untuk memperbaiki gizi anak-anak yang berada di ibukota ”, ujarnya. Kegiatan ini merupakan proyek uji coba dengan memberikan makanan bergizi selama 5 kali dalam dua bulan. Ini adalah percobaan yang pertama di DKI Jakarta, kalau berhasil akan dilanjutkan di waktu mendatang, ujar Menkes. Ibu-ibu, bapak-bapak dan anak-anak warga miskin semuanya mendapatkan makanan 12 |Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008
yang bergizi.Tujuannya, mendidik ibu-ibu mengenal makanan yang bergizi disamping sekali dalam seminggu mendapatkan makanan yang bergizi. Selain itu bagi balita usia 6-2 tahun diberikan makanan pendamping ASI. Melalui kegiatan ini, ibu-ibu dengan t e t a n g g a n y a dapat makan bersama sekaligus menghidupkan warung nasi yang ada. Dengan cara itu, mudahmudahan program kesehatan lainnya seperti program jumat Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari saat meninjau Posko Perbaikan Gizi bersih, desa siaga, Masyarakat Miskin di Kel. Kali Baru, Kec. Cilincing penimbangan balita, 2.598 jiwa. Selain makanan bergizi dalam imunisasi dan sebagainya juga berjalan, kegiatan ini juga diberikan makanan ujar Dr. Siti Fadilah. pendamping air susu ibu (MP-ASI) kepada anak Balita usia 6-12 bulan. Sementara itu dr. Ina Hernawati, MPH, Direktur Bina Gizi Masyarakat Depkes Menurut Marlo, kegiatan Posko dimulai menyatakan terima kasih kepada SRMI yang tanggal 24 Oktober dan berakhir 21 membantu Depkes dalam menjembatani November 2008. Kegiatan dilaksanakan perbaikan gizi rakyat miskin kota. Kegiatan setiap hari Jumat. Sebelum dilaksanakan ini untuk mendidik masyarakat bahwa pembagian makanan, pada pagi harinya makanan yang bergizi seimbang itu tidak masyarakat miskin diarahkan untuk perlu yang mahal. Makanan yang murah melakukan kebersihan lingkungan untuk ada di sekitar kita. Makanan yang seimbang mencegah berbagai penyakit. Sedangkan itu ada nasinya, ada proteinnya (telor, penyaji makanan dalam kegiatan ini adalah tahu tempe), sayuran dan buah. Itu yang Warung Nasi setempat yang telah dilatih diajarkan kepada ibu-ibu karena harganya ahli gizi dari Depkes. Sedikitnya terdapat relatif murah, ujar dr. Ina. 108 Warung Nasi yang dilibatkan dalam kegiatan ini, ujar Marlo. Ketua SRMI, Marlo Sitompul dalam laporannya menyatakan kegiatan Posko Dengan adanya Posko ini, kata Marlo, Perbaikan Gizi Masyarakat Miskin berupa masyarakat dapat belajar menyajikan pemberian makanan yang mengandung menu makanan sehat, sehingga nantinya 700 kalori energi dan 23 gram protein. mereka terbiasa mengkonsumsi makanan Dilaksanakan seminggu sekali selama 5 sehat. Selain itu kegiatan ini juga ikut minggu kepada 16.289 jiwa yang tersebar membantu menambah penghasilan para di wilayah-wilayah kumuh di 4 Kota pemilik warung nasi. Masyarakat berharap, (Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Timur kata Marlo, kegiatan ini dilanjutkan di masa dan Jakarta Pusat). Khusus di Kel. Kali Baru mendatang. (Smd/Gi) ini jumlah sasarannya meliputi 719 KK atau
LAPORAN UTAMA
Gangguan Jiwa Beban Berat Bagi Keluarga menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi individu dan beban berat bagi keluarga, baik mental maupun materi karena penderita menjadi kronis dan tidak lagi produktif. Ganguan kesehatan jiwa, bukan hanya “psikotik” saja tetapi sangat luas mulai dari yang ringan yang tidak memerlukan perawatan khusus seperti kecemasan dan depresi, ketagihan NAPZA, alkohol dan rokok, kepikunan pada orang tua, sampai kepada yang sangat berat seperti skizophrenia.
Dirjen Pelayanan Medik dr. Farid W. Husain memberikan sambutan pada Puncak Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia di Bogor
P
roses globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi informasi memberi dampak terhadap nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat. Sementara tidak semua orang mempunyai kemampuan yang sama untuk menyesuaikan dengan berbagai perubahan tersebut. Akibatnya, gangguan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global. Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari jika mereka mungkin mengalami masalah kesehatan jiwa, karena masalah kesehatan jiwa bukan hanya gangguan jiwa berat saja. Justru gejala seperti depresi dan cemas kurang dikenali masyarakat sebagai masalah kesehatan jiwa. Dirjen Bina Pelayanan Medik dr.
Farid W. Husain pada Puncak Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia di Bogor (20/10) menyatakan, masalah gangguan kesehatan jiwa sangat mempengaruhi produktifitas dan kualitas kesehatan perorangan maupun masyarakat. Ini tidak mungkin ditanggulangi oleh sektor kesehatan saja. Mutu SDM tidak dapat diperbaiki hanya dengan pemberian gizi seimbang namun juga perlu memperhatikan 3 aspek dasar yaitu fisik / jasmani (organo biologis), mental-emosional/ jiwa (psikoedukatif ), dan sosial-budaya/lingkungan (sosiokultural). Gangguan jiwa walaupun tidak langsung menyebabkan kematian, namun akan
Hasil survey kesehatan mental rumah tangga (SKMRT) tahun 1995 menunjukkan adanya gejala gangguan kesehatan jiwa pada penduduk rumah tangga dewasa di Indonesia yaitu 185 kasus per 1.000 penduduk. Hasil SKMRT juga menyebutkan, gangguan mental emosional pada usia 15 tahun ke atas mencapai 140 kasus per 1.000 penduduk, sementara pada rentang usia 5 - 14 tahun ditemukan 104 kasus per 1.000 penduduk. HKJS diperingati setiap tanggal 10 Oktober, tahun ini merupakan peringatan ke-15 sejak tahun 1993. Peringatan HKJS tahun 2008 mengusung tema Making Mental Health Global Priority: Scaling up Services Trough Citizen Advocacy and Action (Menjadikan Kesehatan Jiwa Melalui Advokasi dan Aksi Masyarakat). Pada Peringatan HKJS tahun ini, Menkes menyampaikan 5 Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 13
LAPORAN UTAMA
Dirjen Pelayanan Medik Depkes dr. Farid W. Husain (tengah) didampingi Direktur Bina Kesehatan jiwa dr. H.M. Aminullah, Sp.KJ, MM (2 dari kiri) dan Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf (dua dari kanan) melakukan dialog pada puncak acara HKJS tahun 2008
pesan mengenai kesehatan jiwa Indonesia, yaitu: 1. Kesehatan jiwa adalah bagian integral dari kesehatan; tidak ada kesehatan tanpa kesehatan jiwa. kesehatan jiwa 2. Status individu sangat menentukan kualitas hidup, karena status kesehatan jiwa yang buruk akan menurunkan indeks pembangunan manusia Indonesia. jiwa harus 3. Kesehatan terintegrasi ke dalam semua aspek kesehatan, kebijakan publik, perencanaan sistem kesehatan serta pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. masalah 4. Penanggulangan kesehatan jiwa merupakan tanggung jawab pemerintah dan masyrakat, sektor swasta, lembaga swadaya masyarakat serta penderita 14 |Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008
dan keluarganya. 5. Setiap warga negara harus memelihara kesehatan jiwa dan raganya agar dapat hidup dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa dan negara. Menurut Menkes, ke-5 pesan ini telah dilaksanakan di beberapa wilayah seperti di Kelurahan Sindang Barang, Kota Bogor, Jakarta Barat, dan 8 Kab/Kota ada di provinsi Nangro Aceh Darussalam. Kepada wilayahwilayah tersebut, Menkes memberi penghargaan melalui pencanangan desa peduli kesehatan jiwa. Menkes menyebutkan beberapa kategori wilayah yang peduli kesehatan jiwa, diantaranya yaitu: melaksanakan 1. Telah musyawarah masyarakat desa yang dihadiri perwakilan aparat desa, tokoh masyarakat,
tokoh agama, tokoh wanita dan membuat keputusan menjadikan desanya sebagai desa peduli kesehatan jiwa; 2. Memiliki kader kesehatan jiwa terlatih sesuai standar kesehatan jiwa masyarakat, jumlahnya tergantung pada jumlah penduduk desa (1 kader kesehatan jiwa untuk 15-20 kepala keluarga); kegiatan3. Melaksanakan kegiatan kesehatan jiwa yang meliputi: deteksi kesehatan jiwa keluarga, penyuluhan kesehatan jiwa, terapi pasien gangguan jiwa, terapi aktivitas kelompok yang dilaksanakan oleh perawat kesehatan jiwa, dan rehabilitasi pasien gangguan jiwa di desa; dan 4. Memiliki standar administratif berupa struktur organisasi dan catatan kegiatan upaya kesehatan jiwa.
LAPORAN UTAMA
Sehatkah Jiwa Kita? jiwa dapat mempercayai orang lain dan senang menjadi bagian dari suatu kelompok. Jadi kesehatan jiwa meliputi bagaimana perasaan seseorang terhadap dirinya, bagaimana perasaan seseorang terhadap orang lain, dan bagaimana caranya mengelola stres yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
dr. H.M. Aminullah, Sp.KJ, MM. membuka seminar sehari dalam rangka Hari Kesehatan Jiwa Sedunia
“Tingginya stresor atau pemicu stres menyebabkan tingkat stres makin tinggi”, jelas dr. H.M. Aminullah, Sp.KJ, MM, saat seminar sehari dalam rangka Peringatan Hari kesehatan Jiwa Sedunia (HJKS) 2008, di Kantor Depkes Jakarta (16/10). Selain secara psikologis, stres ini juga berpengaruh kepada perubahan perilaku manusia. “Sebenarnya hal ini juga bergantung pada kemampuan mental indvidu”, lanjut Aminullah. Beberapa orang masih sanggup menghadapi apapun. Sebab individu yang bersangkutan masih bisa mengatasi stres itu. Tak hanya Indonesia, masalah kesehatan jiwa kini telah menjadi masalah global. Senada dengan Aminullah, psikolog Tika Bisono menyatakan kesehatan jiwa itu menyangkut well-being seseorang. Kesehatan jiwa, menurut Tika, menyangkut intensitas
seseorang sebagai manusia. Namun, Tika tidak mengkuatirkan mereka yang telah mendapatkan perawatan di rumah sakit. “Saya malah kuatir dengan kita-kita yang tampak sehat,” ujarnya sebagai moderator pada acara yang sama. Menurutnya, dengan kondisi yang semakin sulit, banyak yang tidak sadar sudah berada di border itu. Setiap orang pernah merasakan senang atau susah. Orang akan merasa nyaman ketika dirinya merasa bahagia, puas, gembira, dan sebagainya. Sebaliknya, orang akan merasa tidak nyaman jika dirinya sedih, kecewa, marah, duka, dan lainnya. Sebab itulah, setiap individu perlu mengetahui cara mengelola perasaannya. Sementara sehat jiwa adalah perilaku, pikiran, perasaan sehat, dan bahagia serta mampu menghadapi tantangan hidup. Orang yang sehat
Jika sedang mengalami stres atau juga bisa dikategorikan sebagai salah satu gangguna jiwa, bisa menjadi depresi. Akhirnya akan ada mekanisme pertahanan diri yang bersifat patologis. Misalnya menjadi agresif kepada diri sendiri yang pada akhirnya berujung pada keinginan untuk bunuh diri. Hal ini dianggap sebagai solusi yang paling tepat untuk ‘lari’ dari masalah. Taraf gangguan jiwa itu beragam. Mulai dari yang sangat ringan, tidak memerlukan perawatan khusus seperti kecemasan dan depresi. Kemudian bertahap ke tingkat ketagihan Napza, alkhol dan rokok, dan kepikunan pada orangtua. Tahap paling berat adalah skizofrenia dimana penderita tak mampu lagi membedakan antara kenyataan dengan khayalannya sendiri. Ada baiknya Anda ikut melakukan pengetesan agar stres yang terjadi tidak berubah menjadi salah satu gejala gangguan jiwa. (gi/berbagai sumber)
Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 15
LAPORAN UTAMA
RSUP SANGLAH KEMBANGKAN PELAYANAN JANTUNG TERPADU
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar Bali
B
ali sebagai daerah tujuan wisata dan tempat penyelenggaraan event nasional dan internasional, dituntut dapat menyediakan fasilitas pelayanan publik termasuk pelayanan kesehatan yang lengkap dan berkualitas. Untuk itu RS Umum Pusat Sanglah Denpasar, akan dilengkapi fasilitas Pelayanan Jantung Terpadu (PJT). Sebagai show window Indonesia yang sering dikunjungi pejabat negara baik dari dalam maupun luar negeri. Karena itu, keberadaan PJT RSUP Sanglah 16 |Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008
sangat mendukung medical tourism. Apalagi kelak PJT tersebut akan dilengkapi dengan fasilitas helipad di atas gedung. “Saat ini baru ada dua RS yang menjadi pusat pendidikan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, yakni RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta dan RS Dr. Soetomo Surabaya,” ujar Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K) ketika meletakkan batu pertama tanda dimulainya pembangunan PJT RSUP Sanglah, 14 Oktober 2008. di Denpasar Bali. Menurut
Menkes,
saat
ini
RSUP Sanglah sudah dikenal masyarakat lokal maupun internasional sebagai rumah sakit yang andal dalam penanganan kegawatdaruratan. Bahkan, ujar Menkes, penanganan oleh RSUP terhadap korban bom Bali pada 2005 memperoleh pujian dari pemerintah Australia. “Saya berharap untuk penyakit jantung pun penanganannya juga bisa diandalkan,” ujarnya. Apalagi, status RSUP Sanglah adalah rumah sakit rujukan untuk kawasan Indonesia Bagian Timur. Saat ini penyakit jantung dan pembuluh darah menjadi masalah
LAPORAN UTAMA
Di lantai 2 terdapat ruang Poliklinik Jantung Anak dan Dewasa, ruang ICCU, dan ruang penunjang (elektromedik, farmasi, linen, dan CSSD). Sedangkan lantai 3 dimanfaatkan untuk ruang Intermediate (VIP dan Umum), ruang konseling, ruang dokter dan sekretariat PJT, dan ruang penunjang. (Smd)
Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari Sp.JP(K) didampingi Gubernur Bali I Made Mangku Pastika Dan Dirut RSUP Sanglah Dr. I Gusti Lanang Made Rudiarta meletakan batu pertama PJT.
kesehatan di masyarakat dan menjadi penyebab kematian di urutan nomor satu di Indonesia. “Saya tidak tahu, mengapa di RS ini penyakit jantung menjadi penyebab kematian nomor dua,” kata Menkes. Di samping meningkatnya jumlah penderita penyakit jantung pada usia dewasa, menurut Menkes, ternyata penyakit jantung bawaan prevalensinya juga cukup tinggi dan membutuhkan perhatian pemerintah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, pada 2020 penyakit itu akan menjadi penyebab utama kematian warga di dunia. Departemen Kesehatan merencanakan pembangunan PJT serupa di Medan dan Semarang. Menanggapi usul penggantian nama RSUP Sanglah dengan nama salah seorang pahlawan asal Bali, Menkes menegaskan, karena RSUP Sanglah sudah
dikenal luas baik oleh masyarakat dalam dan luar negeri, maka sebaiknya nama RS Sanglah tetap digunakan. Direktur RSUP Sanglah Dr. I Gusti Lanang Made Rudiarta menyatakan selama ini RSUP Sanglah yang menjadi rujukan untuk wilayah Bali, NTT dan NTB, sudah memiliki fasilitas layanan penyakit jantung. Namun, masih belum terkonsentrasi sehingga pelayanannya tidak efektif dan efisien. “Ditargetkan, pembangunan PJT selesai akhir 2009. Total biaya yang dibutuhkan Rp55,6 milyar yang diusulkan dari APBN,” ujar Lanang Rudiarta. PJT RSUP Sanglah terdiri tiga lantai di atas tanah seluas 3.676 meter persegi. Lantai satu untuk ruang Pelayanan Emergency Jantung, ruang Pelayanan Emergency Stroke, ruang NICU, Ruang CT Scan, ruang penunjang (Farmasi, ECHO, tread mill, sampling medico legal).
Imunisasi Melindungi Ibu dan Anak Datang segera ke POSYANDU atau PUSKESMAS terdekat untuk imunisasi Polio, Tuberkolosis, Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B dan Campak
Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 17
LAPORAN UTAMA
MENKES RESMIKAN BEROPERASINYA RS BERGERAK
DI DISTRIK MINDIPTANA, BOVEN DIGOEL
D
aerah tertinggal, terpencil kepulauan terluar dan daerah perbatasan di Indonesia, selama ini masih mengalami kesulitan untuk mendapatkan pelayanan publik termasuk pelayanan kesehatan yang memadai. Untuk mengatasi persoalan ini, Departemen Kesehatan telah mengoperasikan 14 rumah sakit bergerak (mobile hospital) yang tersebar di daerahdaerah tersebut. “Walaupun sudah ada peningkatan derajat kesehatan di Indonesia, namun belum dapat dinikmati secara merata oleh seluruh rakyat khususnya yang bermukim di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan terluar”, ujar Menkes 18 |Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008
Dr. dr. Siti Fadilah Supari, SP. JP (K) ketika meresmikan beroperasinya RS Bergerak di Distrik Mindiptana, Kab. Boven Digoel, Provinsi Papua Barat 16 Oktober 2008 lalu. Menurut Menkes, masyarakat yang tinggal di daerah-daerah tersebut biasanya jauh dari sejahtera karena faktor alam, cuaca, terbatasnya sarana transportasi, rendahnya tingkat pendidikan dan pola hidup masyarakat yang masih sederhana. “ Rumah Sakit bergerak, meskipun kecil dari segi fisik tetapi mampu memberikan pelayanan medis spesialistik yang tidak kalah dengan rumah sakit pada umumnya”, ungkap dr. Siti Fadilah.
Menurut Menkes, RS Bergerak dilengkapi dengan unit gawat darurat (UDG), apotek, poliklinik umum dan spesialis, ruang operasi, ruang perawatan, ruang bersalin, ICU, laboratorium, radiology dan fasilitas lainnya dengan kapasitas 10 tempat tidur untuk dewasa dan anak-anak. Saat ini, kata Menkes, rumah sakit bergerak yang setara dengan RS kelas C dengan empat dokter spesialis sudah beroperasi di Kabupaten Gayo Luwes, Prov. Nanggroe Aceh Darussalam/NAD (2004), Kab. Natuna dan Kab. Lingga, Prov. Kepri (2005), dan Kab. Mamasa Prov. Sulbar (2006). Sedangkan RS Bergerak kelas D dengan dua orang dokter spesialis yang baru akan beroperasi
LAPORAN UTAMA
Antriop, Tinggam, Mawan, Kombut, Ninati, Ogunetan, Auyangk a, I niandit, Inico dan Mokbiran. “saya menempatkan rumah sakit bergerak di Boven Dogoel atas dasar rasa simpati saya terhadap rakyat Papua. Fasilitas kesehatan ini harus dimanfaatk an secara maksimal untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di seluruh distrik terdekat di sini, ujar Menkes. Sementara Dirjen Bina Pelayanan Medik Depkes dalam sambutan yang dibacakan dr. Mulya A. Hasjmy mengungkapkan, Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari Sp.JP(K) Foto bersama tenaga kesehatan di depan RS Bergerak selama ini kendala yang Boven Digul masih dihadapi pengoperasian RS Bergerak adalah keterlambatan tersebar di Kab. Bengkulu Utara, Rumah sakit bergerak yang RS Bergerak tiba di lokasi karena Prov. Bengkulu, Kab. Bener baru diresmikan di Mindiptana sulitnya sarana transportasi Neriah, Prov. NAD, Kab. Alor, Prov. Boven Digoel itu memiliki dan cuaca yang tidak menentu. NTT, Kab. Malinau Prov. Kaltim, tenaga kerja yang dibiayai oleh Sehingga pengiriman RS Bergerak Kab. Talaud dan Kab. Sitaro, Prov. Depkes sebanyak 25 orang. lebih lama dari waktu yang Sulut, Kab. Maluku Tenggara Barat Menkes berharap, Pemerintah diperkirakan. Selain itu, fasilitas dan Kab. Halmahera Utara, Prov. Daerah Boven Digoel mengerti tempat tinggal untuk tenaga Malut, Kab. Raja Ampat, Prov. bahwa rumah sakit itu sifatnya medis dan non media juga belum Papua dan Kab. Boven Digoel, sementara. Pemda tegas Menkes, tersedia, ungkapnya. Prov. Papua (2008). harus segera menyiapkan fasilitas kesehatan sesuai dengan Oleh karena itu, pihaknya terus RS Bergerak kelas D memiliki kebutuhan dalam waktu tiga melakukan koordinasi dengan minimal dua dokter spesialis dan tahun, sehingga nantinya rumah pemerintah daerah dalam kelas C memiliki minimal 4 dokter sakit bergerak tersebut dapat operasionalisasi RS Bergerak. spesialis. Biaya operasional RS dipindahkan ke daerah lain yang ” Ini agar RS permanen yang Bergerak pada tahun pertama membutuhkan. “Pemda nantinya diharapkan selesai pada akhir pada tahun pertama disediakan harus membangun fasilitas tahun keempat sejak RS Bergerak 100 persen oleh Depkes, Tahun kesehatan yang baik dan mampu beroperasi dapat direalisasikan”. kedua, 75 persen dari Depkes memberikan pelayanan yang Ujar Dirjen Bina Yanmed. (Smd/ dan 25 persen Pemda Kabupaten. aman, efektif dan bermutu,” jelas Isti) Pada tahun ketiga 50 persen Menkes. oleh Depkes dan 50 persen Pemda Kabupaten. Pada tahun Rumah sakit ini akan melayani keempat 100 persen oleh Pemda distrik-distrik di sekitarnya yaitu Kabupaten. Mudipan, Wapko, Arimop, Patriot, Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 19
BERITA
Menteri Kesehatan RI, DR. dr. Siti Fadilah Supari, Sp Jp (K) didampingi oleh Sekretaris Daerah Provinsi Papua dan Staf ahli Khusus Menkes pada pertemuan dengan para Bupati/Walikota dan Kadinkes Tanah Papua di Jayapura
Menkes:
Gunakan Hati Nurani untuk Menolong Papua
Departemen Kesehatan terus berupaya keras agar masalah kesehatan rakyat Papua, terutama soal penanggulangan HIV/AIDS, bisa secepatnya terselesaikan. “Kami ingin menyelamatkan rakyat Papua dari HIV/AIDS dan tingginya angka kematian ibu melahirkan. Tolong gunakan hati dan cinta kasih untuk menolong Papua”. Pernyataan tersebut ditegaskan Menteri Kesehatan, DR. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP(K) pada pertemuan dengan Bupati/Walikota dan Kepala Dinas Kabupaten Tanah Papua tentang Percepatan Pembangunan Bidang Kesehatan Tanah Papua (P2KTP) di Jayapura, 15 Oktober 2008. Menkes menyatakan sangat prihatin terhadap tingginya kasus penularan HIV/AIDS di Papua. Menurut Menkes 20 |Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008
hal ini sangat ironis dapat terjadi di daerah berpenduduk terkecil di Indonesia dengan prosentase angka penularan yang tinggi. “AIDS ternyata memiliki nilai lebih di tanah Papua sampai bisa terkenal di seluruh dunia. Kalau daerah lainnya di Indonesia itu jumlah kasusnya hanya 1 persen, tapi di Papua dengan penduduk yang relatif sedikit dapat mencapai 2,4 persen, bahkan sudah menjangkiti ibu dan anak-anak. Hal ini sangat tersimpan dalam di hati saya, bagaimana saya harus menyelamatkan seluruh rakyat Papua dari HIV/AIDS,”ungkap Menkes Siti Fadilah Supari.
Menurut Menkes tingginya kasus penularan HIV/AIDS bias disebabkan oleh dua hal. Yakni, kurangnya pemahaman masyarakat akan bahaya dari virus tersebut, dan kurangnya pos-pos kesehatan yang berfungsi memberikan pemahaman kepada masyarakat Papua tentang sebab akibat dari virus tersebut. “Saya lihat masayarakat masih hidup terkotak-kotak dan berpencar di daerah yang sangat luas ini. Sedangkan unit pelayanan kesehatan juga masih kurang, untuk itu perlu ditambahkan pos-pos kesehatan, saya rasa ini yang perlu kita perhatikan untuk menjawab permasalahan ini,” tegas Menkes. Depkes, menurut Siti Fadilah, telah menurunkan tim untuk mengadakan riset kesehatan secara serentak guna mencari tahu penyebab tingginya penularan HIV/ AIDS di Papua, dan apa saja yang dibutuhkan untuk memecahkan persoalan tingginya tingkat
BERITA
penularan penyakit tersebut. “Saya tahu kesulitan di daerah ini sangat besar, baik kondisi geografisnya, jumlah SDM, dan lain sebagainya. Maka saya mengambil jalan tengah bagaimana kalau kita lakukan training di sini untuk mengatasi masalah di daerah masing-masing, sehingga Kepala Dinas Kesehatan hanya memfasilitasi apa yang mereka butuhkan. Tolong pikirkan, masalah HIV/AIDS ini tidak akan berhenti kalau kita masih terus tidak tanggap.” Menkes berharap dengan cara seperti itu pemahaman masyarakat akan bahaya HIV/AIDS dapat ditingkatkan sehingga kasus penularannya dapat ditekan. Selain itu Menkes juga mengimbau kepada para Bupati dan Walikota serta para Kepala Dinas Kesehatan untuk saling bekerja sama dan tanggap terhadap permasalahan tersebut. “Saya mengimbau agar kita semua dapat bekerja sama dengan sungguh-sungguh untuk membantu masyarakat Papua dari keadaan yang membahayakan nyawa, saya ingin dapat menyelesaikan permasalahan ini dengan waktu yang dapat kita hitung, sehingga Papua benarbenar terbebas dari HIV/AIDS,” harap Menkes. Selanjutnya Menkes menegaskan, kesehatan adalah hak asasi setiap manusia. Karena itu, tugas kita adalah menyehatkan yang sakit dan berupaya mempertahankan yang sehat untuk tetap sehat. Tugas ini, tertuang dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H, bahwa setiap orang berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya. Saat ini, tandas Menkes, masalah pokok yang dihadapi dalam pembangunan kesehatan antara lain, masih rendahnya status kesehatan masyarakat,
Menteri Kesehatan RI, Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp Jp (K) secara simbolis memberikan bantuan kepada salah satu Bupati Papua
angka kesakitan dan kematian karena penyakit infeksi/menular masih tinggi. Selain itu perilaku masyarakatpun belum sepenuhnya mendukung upaya pembangunan kesehatan, dan akses pelayanan kesehatan bermutu masih rendah. Kurangnya tenaga kesehatan dan penyebarannya serta kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah turut menambah masalah. Berkaitan dengan permasalahan tersebut Menkes mengemukakan, dalam upaya mempercepat pembangunan di Papua telah ditetapkan Undang-undang N0. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus yang diikuti dengan terbitnya Inpres No. 5/2007 tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat.
Layanan Cepat Untuk mendukung implementasi UU dan Inpres itu, Departemen Kesehatan telah menyusun program khusus bidang kesehatan yang diturunkan ke dalam tiga
Keputusam Menteri Kesehatan. Salah satunya adalah Keputusan Menteri Kesehatan No.625/ Menkes/SK/VII/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Percepatan Pembangunan Bidang Kesehatan di Tanah Papua, atau disingkat P2KTP. Selanjutnya Menkes mengemukakan, salah satu upaya percepatan yang dilaksanakan adalah pelayanan Tim Mobile. “Salah satu upaya percepatan yang dilaksanakan adalah pelayanan Tim Mmobile yaitu pelayanan kesehatan pada masyarakat dari kampung ke kampung khususnya untuk pelayanan kesehatan ibu dan anak, HIV/AIDS, malaria dan tuberkulosis. Di samping itu, dikembangkan pula penguatan sistem kesehatan yang telah ada meliputi bidang sarana prasarana, ketenagaan dan berbagai upaya kesehatan lainnya melalui program rutin lainnya,” tegas Menkes Siti Fadilah Supari. Menkes menjelaskan, kegiatan Tim Mobile tahap I telah dilaksanakan di 13 Kabupaten/Kota pada AgustusMed!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 21
BERITA
Ambulans Gawat Darurat, 2 unit Tenda Pelayanan Kesehatan dan Sprayer Pump 100 unit.
Menteri Kesehatan RI, DR. dr. Siti Fadilah Supari, Sp Jp (K) secara simbolis memberikan bantuan kepada dr. Bagus Sukaswara Widjaja, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua.
Oktober 2008. Sedangkan kegiatan Tim Mobile II akan dilaksanakan di 16 Kabupaten/Kota pada Oktober – Desember 2008, yang diawali dengan pertemuan para Bupati, serta pelatihan tim yang akan dilaksanakan di Jayapura pada 2023 Oktober 2008. “Saya sangat mengharapkan dukungan dari segenap Muspida, masyarakat termasuk dunia usaha, untuk mendukung pembangunan kesehatan di tanah Papua melalui dukungan pelaksanaan mobile, dukungan biaya rujukan, dukungan pengembangan sistem kesehatan, dan dukungan pendidikan serta rekrutmen tenaga kesehatan,” tegas Menkes. Menurut Menkes, hal itu dapat diwujudkan dengan sebaikbaiknya bila diiringi dengan peningkatan komitmen dan peran aktif seluruh unsur, baik legislatif, eksekutif, maupun segenap potensi masyarakat termasuk swasta.
Beri Bantuan Pertemuan diakhir dengan penyerahan secara simbolis bantuan Menteri Kesehatan untuk Provinsi Papua, Papua Barat, Kabupaten 22 |Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008
Fak fak, Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Dinas Kesehatan Provinsi Irian Jaya Barat. Menkes berharap bantuan yang diberikan dapat bermanfaat bagi pengembangan pelayanan. “Kami harap bantuan yang diberikan dapat bermanfaat bagi pengembangan pelayanan kesehatan di tanah Papua. Khususnya daerah-daerah terpencil seperti di kampung-kampung dan daerah lainnya yang belum terjangkau, sehingga masyarakat di sana juga dapat merasakan pelayanan kesehatan seutuhnya,” pesan Menkes. Bantuan yang diberikan Menkes berupa uang sebesar Rp1 milyar untuk Provinsi Papua dan Papua Barat, satu unit kendaraan Ambulans Gawat Darurat untuk RSUD Manokwari Kabupaten Fak-fak. Bantuan lain diberikan kepada Dinas Kesehatan Provinsi Papua berupa satu unit kendaraan operasional double gardan (4x4), tenda pelayanan kesehatan 2 unit, Sprayer pump 100 unit, dan 1 unit Pos Kesehatan Keliling roda tiga. Sedangkan Dinas Kesehatan Provinsi Irian Jaya Barat mendapat bantuan satu unit kendaraan
Menkes juga menyerahkan bantuan peralatan untuk mendukung pelaksanaan Tim Mobile, berupa poliklinik set, bidan set, minor surgery set, personal life kit, personal emergency medical set, masing-masing sebanyak 32 paket serta 160 unit personal life kit. Dalam wawancara dengan “Mediakom”, dr Bambang Sardjono, MPH, Direktur Komunitas Depkes yang juga Ketua Pelaksana P2KTP, menjelaskan, pelaksanaan Tim Mobile Tahap II meliputi 16 kabupaten yaitu Kabupaten Waropen, Bika Numfor, Paniai, Keerom, Pegenungan Bintang, Tolikara, Biven Digul, Mappi, Asmat, Fak-fak, Sorong Selatan, Radja Ampat Teluk Bintuni, dan Kaimana. Selesai pertemuan dengan para Bupati/Walikota dan para Kepala Dinas Kabupaten Tanah Papua, Menkes melanjutkan kunjungan kerjanya ke Nabire pada esok harinya untuk memberikan pengarahan pada konferensi dan workshop yang dilaksanakan oleh Dewan Kesehatan Rakyat yang bertema “Pengembangan Desa Siaga sebagai Landasan awal Menuju Papua Yang Sehat”. Selanjutnya Menkes meninjau sekaligus meresmikan Rumah Sakit Lapangan di Distrik Mindiptana Kabupaten Boven Digul. “Rumah sakit ini selain memberikan kemampuan pelayanan bagi masyarakat sekitar juga merupakan tempat rujukan bagi masyarakat, yang pada pelayanan Mobile Health Team (Tim Mobile - red) belum bisa tertangani secara penuh. Rumah sakit ini juga sangat strategis karena terletak di wilayah perbatasan Indonesia-Papua Nugini,” jelas dr. Bagus Sukaswara Widjaja, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua. (isti)
BERITA
Lebih Jauh Tentang
Institute Of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair) merupakan salah satu unit riset kebanggaan Indonesia. Unit riset ini selain dapat melakukan penelitian berbagai penyakit seperti DBD, TBC, Malaria, Kusta, Demam Tifoid, Hepatitis, Avian Influenza, HIV&AIDS, pengembangan Human Genetic terkait penyakit infeksi, dan Stem Cell, juga sedang mengembangkan riset soal vaksin.
Institute Of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga
M
enteri Kesehatan Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP (K) di sela-sela kunjungannya ke Jawa Timur 7 Juli 2008, sempat meninjau fasilitas unit riset ini. Untuk mengetahui lebih jauh tentang ITD, Mediakom melakukan wawancara khusus dengan Ketua ITD Unair, DR. Dr. Nasronudin, Sp.PD, K-PTI. Berikut petikannya. Bagaimana perkembangan unit riset ini? Sebelumnya Institute of Tropical Disease (ITD) dikenal dengan
Tropical Disease Center (TDC) yang merupakan organisasi nirlaba. Dalam perkembangannya organisasi ini diharapkan mandiri dan lebih berperan terhadap Universitas Airlangga (Unair). Pengembangan riset dilakukan termasuk kerja sama dengan berbagai institusi dalam dan luar negeri. Selain kegiatan penelitian juga dilakukan kegiatan pelatihan dan penyuluhan serta Tropical Disease Diagnostic Center (TDDC). Apa saja fasilitasnya?
Menurut Maria Inge Lusida, dr., M.Kes., Ph.D., Sp.MK, ITD dilengkapi berbagai peralatan laboratorium canggih termasuk fasilitas BSL-3 (Biosafety Level-3) untuk kepentingan riset maupun memberikan pelayanan kepada masyarakat. Laboratorium pendukung yang ada di ITD Unair adalah : 1. Laboratorium Hepatitis 2. Laboratorium HIV &AIDS 3. Laboratorium Avian Influenza (Flu Burung) 4. Laboratorium Dengue 5. Laboratorium Rotavirus Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 23
BERITA
teknologi modern; Menyediakan fasilitas dan tehnologi untuk dimanfaatkan para peneliti lain, baik mahasiswa S1, S2, S3, maupun penelitian-penelitian kompetitif dana pemerintah serta penelitian lain.
Menkes Dr. Siti Fadilah Supari Sp.JP.(K) mengunjungi Laboratorium ITD Unair
6. Laboratorium Genetika Manusia 7. Laboratorium Gastro 8. Laboratorium Malaria 9. Laboratorium Entomologi 10. Laboratorium Parasit Usus 11. Laboratorium Leprosy 12. Laboratorium Tuberkolosis 13. Laboratorium Stem Cell Peralatan laboratorium di ITD Unair dapat digunakan para peneliti dari berbagai disiplin ilmu yang terkait, termasuk mahasiswa Pascasarjana (PPDS-1, PPDGS, PPFRS, S2, S3), peneliti perorangan, bahkan lembaga atau institusi lain. Apa tujuan didirikannya unit riset ini? Ada tujuh tujuan dikembangkannya ITD; a. Meningkatkan kualitas penelitian, pelatihan dan penyuluhan, serta pelayanan laboratorium konfirmatif terpadu secara berkesinambungan untuk mencapai keunggulan dalam persaingan dan kerja sama nasional dan internasional; b. Mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan menghasilkan penelitian yang handal dan sangat inovatif dalam teknologi 24 |Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008
c.
d.
e.
f.
g.
dalam bidang kedokteran tropis yang dapat bersaing dalam skala regional dan internasional. Menghasilkan produk-produk kesehatan yang canggih dan modern yang dapat menunjang perbaikan program kesehatan yang sangat berguna bagi masyarakat di daerah kawasan nasional, regional dan internasional. Melaksanakan pelatihan dan penyuluhan yang menunjang penelitian dan pengembangan Tropical Disease Diagnostic Center (TDDC) Menyebarluaskan pengetahuan dan teknologi serta hasil penelitian mutakhir dalam bidang kedokteran tropis dengan cara pelatihan dan penyuluhan sehingga dapat lebih dimanfaatkan oleh masyarakat luas Melaksanakan proses penyuluhan kesehatan yang menunjang sosialisasi hasil penelitian berdasarkan standar nasional dan internasional. Melakukan pelayanan rujukan laboratorium yang berfungsi sebagai pusat rujukan tertinggi dengan menggunakan
Bagaimana visi, misi, dan programnya? Visi ITD: Menjadi lembaga yang bergerak dan berkembang dalam penelitian dan bioproduk, pelatihan dan penyuluhan, serta tropical disease diagnostic centre (TDDC) penyakit tropis berbasis biologi molekuler terkemuka di tingkat nasional dan internasional berdasarkan moral agama. Misi ITD dijabarkan dalam lima poin: a. Menyelenggarakan penelitian berkualitas tinggi, pelatihan berbasis pengembangan ilmu dan kebutuhan kastemer serta pelayanan laboratorium terpadu yang prima dan memuaskan kastemer; b. Menyelenggarakan pelayanan rujukan laboratorium yang berfungsi sebagai pusat rujukan tertinggi dengan menggunakan teknologi modern; c. Membangun sumber daya manusia (SDM) profesional, akuntabel, yang berorientasi pada kastemer serta mempunyai integritas tinggi dalam memberikan pelayanan; d. Melaksanakan proses pelatihan kesehatan yang menunjang sosialisasi hasil penelitian berdasar standar nasional dan internasional; e. Melaksanakan penelitian yang mengarah pada pengembangan ilmu dan teknologi di bidang kedokteran dan kesehatan serta bidang lain yang menunjang; f. Membangun strategi fungsional pembelajaran dan pertumbuhan
BERITA
SEDANGKAN LINGKUP PROGRAM ITD c.
Reserch and Bio Product
Training and Lecture RTD Symposium Seminar Workshop
organisasi di tingkat nasional dan internasional. Program Penelitian dan Bioproduct Bidang penelitian ini merupakan kegiatan utama dari Institute of Tropical Disease (ITD) yang mengimplementasikan bio-science, health-science, dan social-science; meliputi penelitian dasar dan terapan serta penelitian inovatif terutama untuk penanggulangan penyakit tropis, biologi molekular, genetika. Bioproduk merupakan target unggulan ITD dalam rangka memenuhi kebutuhan yang berkembang di masyarakat, program pemerintah serta pengembangan di era global. HAKI merupakan target ilmiah dari produk ITD. Program Pelatihan dan Penyuluhan Program pelatihan dan penyuluhan yang diselenggarakan oleh ITD Universitas Airlangga dirancang berdasarkan etiologi, patofisiologi, diagnostik laboratorium, penatalaksanaan dari berbagai jenis penyakit tropis. Sasaran meliputi perorangan, masyarakat ilmiah, masyarakat awam, petugas pemerintah, dan petugas kesehatan. Bentuk kegiatan meliputi: Seminar, Workshop, RTD, dan Simposium. Pelatihan dan penyuluhan bersifat lokal, nasional dan internasional
TDDC Development Laboarory Service
Program TDDC Program kegiatan Tropical Disease Diagnostic Center (TDDC) dilakukan sebagai wujud kepedulian pelayanan kepada masyarakat dan pusat rujukan diagnostik laboratorik dengan memanfaatkan teknologi pemeriksaancanggih dan modern. Bagaimana strategi utama dan potensi kerja sama unit riset ini dengan swasta?
d.
e. f.
g.
STRATEGI UTAMA > Penyeimbangan Organisasi Internal ITD > Meningkatkan produk penelitian berkualitas tinggi, produk ilmiah lain Dan optimalisasi pemanfaatn TDDC > Membangun Pasar Potensial Strategi dan Rencana Pengembangan ITD a. Meningkatkan dan mengembangkan program penelitian berbasis biologi molekuler yang memanfaatkan fasilitas laboratorium Institute of Tropical Disease (ITD); b. Pengembangan penelitian di Lembaga Penyakit Tropis/ Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga berorientasi
h.
menghasilkan publikasi, HAKI dan bio product meliputi pembuatan vaksin, herbal medicine, dan kit diagnostic, Meningkatkan dan mengembangkan pelatihan dan penyuluhan dalam pengoperasian laboratorium tropical disease diagnostic center (TDDC); Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan tenaga peneliti dan tenaga analis Lembaga Penyakit Tropis dalam melaksanakan penelitian melalui simposium, seminar maupun workshop bidang penyakit tropis; Pembinaan tenaga peneliti dan analis secara terprogram yang komprehensif dan integratif; Meningkatkan dan mengembangkan jaringan kerjasama kemitraan dengan lembaga/institusi dalam dan luar negeri dalam bidang penelitian penyakit tropis; Meningkatkan citra ITD melalui kegiatan promosi Lembaga Penyakit Tropis/ Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga baik tingkat lokal, nasional maupun internasional; penyebaran Meningkatkan sumber-sumber informasi khususnya informasi yang berkaitan dengan penyakit tropis melalui jaringan global
Kerja sama dan Mitra kerja Jaringan kerja sama/mitra kerja yang dibangun ITD selama ini meliputi kerja sama tingkat nasional, regional, maupun internasional. Kerja sama tingkat internasional dibangun dalam rangka kolaborasi bekerja sama penelitian penyakit tropik seperti Kanazawa University, TORAY Foundation, Seoul National University, dan Research Center for Emerging and Re-emerging Infectious Disease (CRC-ERID), OITA University Japan, Tokyo University Japan, Osaka University Japan, Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 25
BERITA
Menkes Dr. Siti Fadilah Supari Sp.JP.(K) mengunjungi Laboratorium Flu Burung ITD Unair
• CD4 (menentukan status kekebalan tubuh penderita dan untuk evaluasi terapi) • Viral load (tes untuk mengukur jumlah virus /cc darah untuk evaluasi terapi) • Pemeriksaan serology HIV & AIDS 3 metode
Hokkaido University Japan, National Seishoen Leprosarium JICA-Japan, Institute of Medicine Nagasaki University Japan, ICMRT School of Medicine Kobe University-Japan, Groningen University, Netherland University, Charite University of Clinics Humboldt University, Ryukyu University, Nara University, Tottori University, Nagoya University, Ehime University, Free University Berlin and Robert Koch Insitute, Wagenigen University, WHO-SEARO, dan Erasmus Medical Center-Netherland.
Jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan apa saja? Jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan di ITD * Pemeriksaan Hepatitis, meliputi: • Viral load (untuk evaluasi terapi) HBV dan HCV • Genotyping (menentukan tipe virus berdasarkan genetik dikaitkan dengan sensitivitas terapi) HBV dan HCV. • Studi epidemiologi molekuler HEV.
* Pemeriksaan Malaria, meliputi: • Acridine Orange (screening malaria yang sensitif dan mobile) • Giemsa
Jaringan kerja sama tingkat nasional dilakukan dengan Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan Nasional, Kementerian Riset dan Teknologi, Dinas Kesehatan Propinsi dan Kabupaten/Kota di Indonesia, perguruan tinggi negeri/swasta, mitra kerja, dan institusi/lembaga riset nasional lainnya. Apa saja yang bisa dikerjasamakan dengan swasta?
* Pemeriksaan Dengue, meliputi: • Diagnostik molekuler sampai dengan penentuan serotipe Den 1,2,3,4
* Pemeriksaan Avian Influenza, meliputi: • H5N1 (PCR, Serology, Sequencing, Rapid test)
* Pemeriksaan Leprosy, meliputi: • PCR M.leprae • ELISA IgM dan IgG
* Pemeriksaan meliputi: • PCR TBC
* Pemeriksaan HIV-AIDS, meliputi:
* Pemeriksaan Diarrhea, Demam typhoid, Leptospirosis
LENGKAP KEILMUWAN YANG POTENSIAL DAPAT BEKERJASAMA DENGAN MITRA KERJA
Hepatitis Human Genetik HIV DHF Sepsis
26 |Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008
Malaria Lepra Diare & Demam Tifoid Stem Cell Leptspirosis TB
Tuberculosis,
* Pemeriksaan Human Genetic, meliputi: • Tes identitas • PCR Down’s Syndrome • Tes Paternitas/maternitas • Identifikasi seks menggunakan PCR
BERITA
Jenis Pemeriksaan PCR Malaria GIEMSA AO
Kultur Faeces / Urine (9 / 12 antibiotik) PCR Salmonella PCR Lepra ELISA Lepra Kualitatif Purification Seuencing Typing
PCR Tuberculosis PCR Down Syndrome Tes Paternitas PCR Dengue Typing
Spesifikasi Pemeriksaan Identifikasi gen penyandi Plasmodium sp,yang menginfeksi penderita Sediaan hapusan darah dengan pengecatan Giemsa untuk menentukan adanya Plasmodium sp. Juga dapat diketahui tingkat parasitemia pada penderita Diagnosa Malaria secara cepat dengan pengecatan AO pada sediaan hapusan darah untuk menentukan adanya Plasmodium sp. Juga dapat diketahui tingkat parasitemia pada penderita. Cukup dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya sehingga tes ini praktis untuk penelitian di lapangan Isolasi bakteri patogen dan uji kepekaan terhadap antibiotik Identifikasi gen penyandi infeksi Salmonella typhosa pada penderita Identifikasi gen penyandi Mycobacterium leprae yang menginfeksi penderita Uji serologi (IgG & IgM) untuk identifikasi infeksi Mycobacterium leprae Pemeriksaan DNA untuk menentukan adanya infeksi virus HCV/HGV/HBV Mempersiapkan DNA murni untuk analisis genom dengan alat sekuenser Untuk mendeteksi mutan dengan menggunakan mesin sequencing model ABI Prism 310, menentukan genotipe dari virus HCV/HGV/HBV. Tahap lanjutan dari tes kualitatif yang positif untuk mengetahui genotipe/ sub-tipe virus HCV/HGV/HBV, bisa analisis hasil sequencing atau analisis ukuran dan jumlah fragmen DNA Pemeriksaan DNA untuk menentukan adanya infeksi Mycobacterium tuberculosis Pemeriksaan DNA untuk identifikasi adanya kelainan gen (Down’s Syndrome) Pemeriksaan DNA individu untuk menentukan hubungan keayahan, dengan teknik PCR Den 1, Den 2, Den 3, Den 4 Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga dilengkapi dengan berbagai fasilitas peralatan yang canggih dan modern seperti autoclave unit, UV transilluminator, digital camera system, centrifuge, ultracentrifuge, micro-centrifuge, clean-bench, HPLC, des-integrator, ultrasonic des-integrator, DNA–unit, electrophoresis, SDS PAGE, ELISA reader, fraction collector, freeze dryer, gene AMP PCR, genetic analyzer, hotplate, incubator, CO2 incubator, EPI fluorescence, microscope, phase contrast microscope, microwave oven, pH meter, real time PCR, deep freezer (30oC dan -80oC), DNA sequencing set, shaker, spectrophotometer, salinity tester, ultrasonic tester, tank for nitrogen, trans-blot semidry, thermotech sterilizer, oil rotary vacuum pump,
washer, water-bath. Selain fasilitas peralatan, juga dilengkapi beraneka jenis laboratorium seperti laboratorium hepatitis, laboratorium dengue, laboratorium human genetic, laboratorium diarrhea, laboratorium malaria, laboratorium entomology, laboratorium HIV & AIDS, Bio Safety Level 3 (BSL-3), aboratorium influenza / avian influenza, laboratorium perinatology, laboratorium tuberculosis, laboratorium tissue culture/stem cell, laboratorium parasit intestinal, laboratorium leprosy, laboratorium proteomik, serta laboratorium TDDC. (smd)
Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 27
BERITA
Menkes Kukuhkan Pemuda Siaga Peduli Bencana (DASIPENA) Regional Bali
Menkes Dr.dr. Siti Fadilah Supari Sp. JP(K) memberikan sambutan pada Pengukuhan Pemuda Siaga Peduli Bencana (DASIPENA) Regional Bali
P
emuda punya potensi besar untuk terlibat aktif dalam penanggulangan bencana. Keterlibatan pemuda merupakan bagian dari peran serta masyarakat, mengingat pemerintah tidak mungkin mampu menangani sendiri berbagai masalah dalam penanggulangan bencana. Menteri Kesehatan Dr. dr. Siti Fadilah Supari, SP.JP(K) menegaskan hal itu, usai mengukuhkan sekaligus membuka pelatihan bagi 1.500 anggota Dasipena Regional Bali di Arnawa Art Center, Denpasar, pertengahan Oktober 2008. Menurut Menkes, Indonesia termasuk negara rawan bencana, baik bencana alam (natural disaster), bencana karena ulah manusia (manmade disaster), maupun kedaruratan kompleks (complex emergency). Setiap bencana dapat menimbulkan 28 |Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008
krisis kesehatan seperti korban massal, pengungsian, masalah pangan dan gizi, masalah air bersih, masalah sanitasi lingkungan, gangguan vektor, penyakit menular, lumpuhnya pelayanan kesehatan, masalah post traumatic stress, dan kelangkaan tenaga kesehatan.
dan menjadi bagian tim kesehatan pertama yang dimobilisasi selama masa tanggap darurat,” ujar Siti Fadilah.
Berdasarkan data, pada 2006 terjadi 162 kali bencana dan 205 kali bencana pada 2007. Mengingat kerapnya bencana terjadi, Depkes membentuk Dasipena untuk mendukung upaya kesehatan terutama dalam fase tanggap darurat.
Dasipena Regional Bali merupakan Dasipena keempat. Sebelumnya Dasipena pertama diluncurkan di Regional Sulawesi Selatan, Makasar pada 5 Mei 2008 dengan melatih 1.600 orang, Dasipena kedua Regional Jawa Tengah, yang dibentuk pada 31 Juli 2008 dengan melatih 4.500 orang, dan Dasipena ketiga, Regional Jawa Timur di Surabaya sebanyak 5.000 orang.
Anggota Dasipena berasal dari mahasiswa, pemuda, santri pesantren, Saka Bakti Husada, pecinta alam, serta organisasi kepemudaan lainnya. “Dasipena berfungsi sebagai tim pendukung upaya kesehatan setempat dalam memberikan pelayanan kesehatan
Menkes menyatakan, Departemen Kesehatan selalu memantau setiap kejadian bencana yang berdampak pada masalah kesehatan, dan memberikan dukungan sepenuhnya untuk merespons dengan cepat, tepat, dan efesien. Menkes berharap semua Gubernur, Bupati, Kepala
BERITA
(DKR). Ini merupakan langkah awal pembentukan Banjar Siaga di seluruh desa di Provinsi Bali. DKR adalah lembaga masyarakat yang indipenden untuk mengkoordinasikan dan menyatukan inisiatif masyarakat agar ikut serta dalam perbaikan dan peningkatan kesehatan masyarakat, khususnya dalam pembangunan desa-desa siaga.
Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP. (K) mengukuhkan Dasipena Regional Bali
Dinas Kesehatan beserta aparat kesehatan terutama daerah yang rawan bencana, untuk selalu waspada dan mensiagakan tim reaksi cepat kesehatan yang tanggap, sehingga dapat memberikan bantuan kepada masyarakat secara tepat dan cepat. Dalam penanggulangan bencana, menurut Menkes, Depkes sudah menjadikan upaya kesiapsiagaan bencana sebagai prioritas program nasional. Hal itu diwujudkan dalam rencana aksi nasional untuk pengurangan risiko bencana (Disaster Risk Reduction). Hal itu sesuai dengan UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Dalam UU itu diamanatkan untuk melakukan upaya penanggulangan bencana secara cepat, tepat, berdasarkan prioritas, koordinasi, keterpaduan, berdaya guna, berhasil guna, transparansi, akuntabilitas, kemitraan, dan pemberdayaan. Sebagai implementasinya, Menurut Menkes, Depkes telah membentuk Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PPK) Regional di sembilan provinsi, sejak Desember 2008. Salah satu pusatnya ada di Provinsi Bali sebagai provinsi yang banyak dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Wilayah kerja PPK Bali meliputi wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Kepala PPK Departemen Kesehatan, dr. Rustam S. Pakaya, MPH, menambahkan, materi pelatihan Dasipena meliputi materi dasar, materi inti, dan materi penunjang. Materi dasar meliputi dasar-dasar penanggulang bencana di Indonesia dan standar pelayanan kesehatan. Materi inti meliputi penilaian awal (initial Assesment) korban bencana, triase pada korban bencana, langkah-langkah pertolongan pada korban kedaruraratan pernafasan, langkah-langkah pertolongan pada korban cedera muskulosceletal dan ekstrikasi, stabilitasi, dan transportasi korban. Sedangkan materi penunjang berupa BLC (building learning commitment). Sedangkan pelatih/ instruktur adalah Tim Fasilitator Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota, dan dosen Poltekkes masing-masing daerah. Dewan Kesehatan Rakyat Sebelumnya di tempat terpisah, Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari membuka workshop berdirinya Banjar Siaga sekaligus meresmikan berdirinya Dewan Kesehatan Rakyat
Dalam workshop tersebut, Menkes menyatakan, melalui Desa/Banjar Siaga - komunitas Desa/Banjar bisa secara mandiri dalam menanggulangi emergency kesehatan. Baik emergency kesehatan yang disebabkan kejadian luar biasa (KLB) penyakit atau disebabkan oleh bencana alam. “Dengan begitu, setiap desa/banjar bisa secara mandiri melindungi dirinya sendiri, sehingga orang yang jatuh sakit bisa ditangani di desa itu. Kalau di situ tidak bisa menangani karena terbatasnya peralatan dan kemampuan tenaga, bisa dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap. Karena itu di setiap Banjar Siaga minimal harus tersedia seorang bidan dibantu minimal dua orang aktivis atau kader, “ ujar Menkes. Untuk mempercepat pendirian Banjar Siaga, menurut Menkes, diperlukan orang-orang yang dapat menggerakkan forum banjar atau forum desa untuk mengetahui masalah-masalah kesehatan di daerah masing-masing. “Saya harapkan anggota DKR inilah yang nantinya menggerakkan forum banjar ini.” Langkah ini mencerminkan fokus perhatian Departemen Kesehatan sudah sampai ke ujung masyarakat, tidak hanya kuratif atau pengobatan saja. Tetapi promosi dan prevensi dengan cara memberdayakan masyarakat yang ada di desa-desa. Tanpa diikuti masyarakat di akar rumput, promosi hanya slogan. “Saya ingin mengubah persepsi dari slogan-slogan menjadi suatu perbuatan kongkret yang dilakukan sehari-hari,” tutur Menkes. (Smd/ Yuni) Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 29
BERITA
AIRLAYAKMINUMMASIHSULIT?
Kekurangan air bersih dewasa ini telah menjadi masalah yang melanda kota-kota besar di Indonesia. Air di Jakarta misalnya, sebenarnya sudah tak layak minum. Data Pemda dan Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2002 menyebutkan, air tanah di Jakarta antara lain telah tercemar bakteri ecoli. Sekitar 50% warga Jakarta mengkonsumsi air tercemar yang diambil dari sumur mereka, karena hanya 50% warga yang tersambung oleh pipa PAM.
S
ementara, menurut laporan pencapaian target MDGs sampai tahun 2006, baru sekitar 52,1% penduduk Indonesia mendapat akses air minum. Penelitian Basic Human Services tahun 2007 menunjukkan, meski air tanah itu dimasak, ada sekitar 47,5% yang masih terkontaminasi bakteri ecoli yang menjadi penyebab penyakit diare. Air layak minum adalah hak setiap warga negara dan merupakan kewajiban pemerintah untuk mengadakannya. Oleh karena itu diperlukan percepatan program pemerintah dalam penyediaan air layak minum bagi masyarakat Indonesia, khususnya di berbagai daerah yang masih langka air layak minum, salah satunya melalui aplikasi teknologi pengelolaan dan penyimpanan air minum bagi rumah tangga. Berbagai penelitian yang diadakan banyak pihak, menunjukkan bahwa dengan mensosialisasikan kebiasaan mengelola dan menyimpan air di lingkungan rumah tangga dapat memperbaiki kualitas kesehatan masyarakat kebanyakan secara signifikan. Namun demikian, hal ini tentu tidak mudah karena menyangkut berbagai aspek kehidupan di masyarakat. Untuk menjawab tantangan yang ada, Departemen Kesehatan menyelenggarakan Konferensi Nasional Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga (Konas PAM-RT) Pertama yang diadakan di Jakarta 30 |Med!akom|Edisi XIV|Agustus Oktober 2008
Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari membuka Konferensi Nasional Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga
tanggal 19 - 21 Agustus 2008. Acara yang diinisiasi oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan Depkes ini mengangkat tema “Air Sehat untuk Hidupku”. Tema Konas PAM-RT terkait dengan pencapai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009 dan komitmen Milenium Development Goals (MDG) dalam meningkatkan penyediaan air minum yang memenuhi standar kesehatan, meningkatkan perilaku pengelololaan air minum di rumah tangga, memperkenalkan aneka pilihan pengolahan air minum skala rumah tangga yang murah, terjangkau dan aman serta penggunaan dalam situasi bencana dan pelayanan pada daerah terpencil, perbatasan dan pulau-pulau terluar.
PAM-RT mencakup berbagai opsi pengolahan air minum. Cara penyimpanan air yang tepat telah berkontribusi dalam peningkatan kualitas air minum dan penurunan kasus diare. Hasil studi tahun 2007 menunjukkan bahwa dengan meningkatkan perilaku pengelolaan air minum yang aman di rumah tangga, kejadian diare akan menurun sebesar 39%. Metode pengelolaan air layak minum yang telah dikenalkan pemerintah adalah klorinisasi, filtrasi, dan solar water disinfectant (Sodis). Selain PAM-RT, Program Lingkungan Sehat sangat berperan dalam pembangunan kesehatan. Melalui perbaikan kesehatan lingkungan, sebagaian besar penyakit menular dapat dicegah. Khusus di daerah bencana, kebutuhan akan ketersedian air minum dan fasilitas
BERITA
214 kabupaten/kota di 27 Propinsi”, jelas dr. Nyoman.
Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari Sp. JP(K) bersama dr. I Nyoman Kandun (kanan) sedang mencoba air minum hasil olahan teknologi air minum pada Konas PAM - RT
sanitasi menjadi kebutuhan utama masyarakat yang terkena dampak. “Bila tidak terlayani dapat berakibat pada krisis kesehatan seperti Kejadian Luar Biasa penyakit menular”, ujar Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) saat membuka acara Konas PAM-RT, pertengahan Agustus lalu. Modal penting dalam pembangunan kesehatan, menurut Menkes, adalah melalui pemberdayaan masyarakat. Masyarakat didorong untuk mampu secara mandiri memenuhi kebutuhan kesehatan yang berkesinambungan. Contohnya, masyarakat dipacu untuk mengembangkan kegiatan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM). STMB merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk mengubah perilaku masyarakat agar lebih higienis melalui lima perilaku, yaitu stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, pengelolaan limbah rumah tangga, serta penanganan sampah yang aman. Sejak tahun 2005, Departemen
Kesehatan telah melakukan uji coba implementasi STMB di 6 kabupaten/ kota yang menekankan pada kesadaran masyarakat untuk tidak buang air besar di sembarangan tempat. Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan yang juga Dr. Nyoman Kandun yang juga Ketua Penyelenggaran Konas PAM-RT menyebutkan STBM telah diterapkan di beberapa lokasi oleh berbagai lembaga, baik pemerintah maupun non pemerintah. “Hasilnya cukup menggembirakan yaitu adanya perubahan perilaku stop buang air besar di sembarang tempat di sekitar 160 desa pada tahun 2006 dan 450 desa/komunitas pada tahun 2007. Diharapkan tahun 2008 penerapan pendekatan STBM dapat dilakukan di 10.000 desa dari
Dr. Nyoman menambahkan berdasarkan hasil studi WHO 2007, kejadian diare dapat diturunkan melalui beberapa cara, yaitu: • 32% melalui peningkatan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar, • 45% melalui perilaku mencuci tangan pakai sabun, • 39% melalui perilaku pengelolaan air minum yang aman di rumah tangga. dengan • Sedangkan mengintegrasikan ketiga perilaku tersebut, kejadian diare menurun sebesar 94%. Kondisi tersebut berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian diare di Indonesia. Hal ini terlihat dari angka kejadian diare nasional tahun 2006 sebesar 423/1.000 penduduk pada semua umur (hasil survei Subdit Diare, Ditjen PP&PL Depkes). SKRT tahun 2001 menyebutkan angka kematian diare pada Balita sebesar 75,3/100.000 balita, sementara angka kematian diare untuk semua umur sebesar 23,2/100.000 penduduk. Menurut dr. Nyoman, baik Program PAM-RT maupun STBM harus direplikasi ke semua desa. “Program-program ini mengacu pada pendekatan dan strategi baru yang berbasis masyarakat. Ini yang menjadikan Indonesia sebagai tempat belajar negara-negara lain seperti India, Bangladesh, Pakistan, Filipina, Laos, serta Timor Leste,” ungkapnya.(gi)
KO N A S PAM - R T 2 0 0 8 s e c a ra u m u m b e r t u j u a n u nt u k meningkatkan komitmen dan partisipasi para pembuat keputusan di Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota serta mitra terkait dalam upaya pengelolaan air minum yang aman bagi rumah tangga. Dan secara khusus acara ini bertujuan untuk mensosialisasikan strategi nasional STBM serta menjadi media pertukaran informasi dan pengalaman dalam penerapan PAM-RT. Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 31
BERITA
Pertemuan Nasional Humas Kesehatan Tahun 2008
Ajang Temu Insan Humas Kesehatan Seluruh Indonesia
Organisasi Perangkat Daerah mengakibatkan organisasi humas tidak kelihatan, tidak mungkin lagi pejabat humas itu adalah struktural. Selain itu pembiayaan di bidang humas masih sangat terbatas ... untuk itu diharapkan dari pertemuan nasional humas kesehatan ini bisa menyiapkan struktur humas para fungsional yang profesional yang dapat mengangkat citra institusi khususnya dan pemerintah umumnya.
Sekretaris Jenderal Depkes dr. Sjafii Ahmad MPH membuka Pertemuan Nasional Humas Kesehatan Tahun 2008
P
usat Komunikasi Publik (Puskom Publik) baru saja selesai menyelenggarakan Pertemuan Nasional Humas Kesehatan Tahun 2008. Pertemuan ini dilaksanakan dari tanggal 19 s/d 22 Oktober 2008 di Hotel JW Marriot Surabaya. Sebagai unit yang belum lama lahir Puskom Publik baru pertama kali melaksanakan pertemuan tingkat nasional ini dengan tujuan membangun sinergi meningkatkan jejaring humas kesehatan di seluruh Indonesia. Pertemuan ini mengundang Penanggung Jawab Humas Kesehatan Dinas Kesehatan di 33 Provinsi, Rumah Sakit UPT Pusat, Balai Besar Laboratorium Kesehatan, Unit Utama Dep.Kes.RI, Biro-Biro dan Pusat di Lingkungan Sekretariat Jenderal Dep.Kes.RI. Nara sumber pertemuan ini adalah pejabat pemerintah dan pakar komunikasi
32 |Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008
seperti Prof. Drs. Komarudin, MA, APU, Drs. Subagio, MS, Fitri Putjuk, Inke Maris, DR. Ermiel Thabrani, Esther D Ginting dan Lawrence Tjandra. Pertemuan ini dibuka oleh Bapak Sekretaris Jenderal Dep.Kes.RI yang didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan Kepala Pusat Komunikasi Publik. Dalam arahan Pak Sekjen disampaikan bahwa, Peranan humas ke depan sangat strategis karena humas merupakan penangung jawab (leader) dalam mengkomunikasikan, mengkoordinasikan dan menginformasikan visi, misi, peraturan, kebijakan, program, kegiatan pemerintah dan pembangunan kepada masyarakat. Sedangkan Kadinkes Prov. Jatim menyatakan bahwa, Dampak PP 38 dan PP 41 tahun 2007 tentang
Peserta antusias sekali mengikuti pertemuan ini, karena selain baru pertama kali dilaksanakan pesertanya juga berasal dari institusi kesehatan di seluruh Indonesia, nara sumbernya juga banyak para pakar komunikasi yang memberikan pengetahuan dalam bidang kehumasan. Peserta juga tidak sabar untuk mengeluarkan uneg-uneg permasalahan yang selama ini mereka rasakan selama menjalani tugas sebagai pengelola humas kesehatan diantaranya : • Kelembagaan humas di Dinas Kesehatan Provinsi tidak melekat pada struktur tapi lebih pada individu atau perorangan • Anggaran untuk kegiatan humas tidak ada, terkadang dititipkan ke program lain tapi sewaktu mau dipergunakan dananya sudah habis. • Sarana dan prasarana kurang • Humas dianggap sebagai program yang tidak punya peran sama sekali, SDM-nya melekat pada program lain sehingga tugas kehumasannya seringkali
BERITA
diabaikan. • Perlu penataan mekanisme kerja agar tugas humas tidak rancu dengan unit teknis atau unit pendukung lainnya. • Perlu workshop dan pelatihan humas yang bersertifikat. • Perlu dukungan Pusat Komunikasin Publik untuk lebih meningkatkan peran humas ke depan. • Perlu dilaksanakan pertemuan humas secara berkala • Perlu didukung Standar operasional pelaksanaan humas yang jelas, SDM yang berkompeten, anggaran yang cukup, sarana dan prasarana yang memadai
yang oke, pelayanan panitia yang profesional, materi yang bagus, dan penginapan yang mewah. Bahkan ada peserta yang memberikan komentar bahwa Pertemuan Nasional Humas Kesehatan ini bagaikan ”1000 Km dimulai dari 1 langkah” yang artinya Pertemuan Nasional Humas Kesehatan tahun 2008 ini merupakan momentum awal bagi humas kesehatan untuk terus berkarya dan berkiprah dalam meningkatkan citra pembangunan kesehatan, Insya Allah pertemuan ini akan dilaksanakan setiap tahun dengan nara sumber yang semakin oke, materi yang semakin bagus dan tentunya peserta yang lebih banyak lagi.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peserta meminta output pertemuan ini agar dihasilkan suatu rekomendasi yang berisi mengenai masukan, pendapat dan harapan peserta akan keberadaan, tugas dan fungsi humas kesehatan kedepan.
Terima kasih khususnya kepada Kepala Pusat Komunikasi Publik, Para Kepala Bidang dan Kepala Bagian atas dukungan dan masukannya dalam pelaksanaan Pertemuan Nasional Humas Kesehatan ini. Kerjasama yang baik dari temanteman panitia seperti Mas Prawito dan kawan kawan ... Pokoknya semua acara & perlengkapan di ruang sidang aman, Dr. Hariyadi dan kawan-kawan ...hayo siapa yang sakit sini aku kasih resep .. jangan lupa jemput nara sumber yah, Isti
Banyak materi tentang kehumasan yang menarik disampaikan pada pertemuan tersebut diantaranya mengenai UU Keterbukaan Informasi Publik dan Implikasinya terhadap Humas Pemerintah, Peran Humas dalam keterbukaan Informasi Publik, Komunikasi Publik, Komunikasi Risiko, Revitalisasi Peran Humas Pemerintah, Communication Mix, Tehnik Berhubungan dengan Media, Kiat-kiat Beriklan, Hubungan Kemitraan, Perilaku Kehumasan dan Bagaimana Cara Memanfaatkan Media Internal. Peserta banyak menyatakan kepuasan pada Pertemuan Nasional Humas Kesehatan Tahun 2008, ini ditandai dengan hasil evaluasi yang dibagikan ternyata peserta memberikan nilai rata 9,5 (hampir sempurna) woow, peserta berterima kasih karena nara sumber
Ratnaningsih dan kawan-kawan... Mana rekaman dan laptopnya ? abis sesi yang ini notulen kita susun samasama yah ... , Meti dan kawan-kawan, ... Bapak Ibu tolong surat tugas, tiket dan SPPD dikumpulkan, kalau tidak lengkap transportnya engga dibayar lho ... dan teman-teman sekretariat lainnya, terima kasih atas kerja kerasnya, tanpa peran teman-teman semua pertemuan ini tidak akan berjalan dengan sukses. Tidak lupa terima kasih untuk Inke Maris Association atas peran dan dukungannya sehingga Pertemuan Nasional Humas Kesehatan terlaksana dengan sukses, megah dan eksklusif. Untuk Ester, Dian, Toni, Dwi, dan kawan-kawan lainnya terima kasih atas bantuannya mudah-mudahan kerjasama yang baik ini dapat kita teruskan di masa mendatang …. SELAMAT BERTUGAS INSAN HUMAS KESEHATAN, ANDA ADALAH GARDA TERDEPAN INSTANSI KESEHATAN, CITRA PEMBANGUNGAN KESEHATAN ADA DITANGAN ANDA, MARILAH KITA BERSAMA-SAMA MENCAPAINYA
dr. Lily S. Sulistyowati, MM Kepala Pusat Komunikasi Publik melaporkan pelaksanaan Pertemuan Nasional Humas Kesehatan tahun 2008 Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 33
BERITA
Rekomendasi Pertemuan Nasional Humas Kesehatan Surabaya, 19 S/d 22 Oktober 2008 Pertemuan Nasional Humas Kesehatan Tahun 2008 diikuti oleh Penanggung jawab di Bidang Humas kesehatan pada 33 Dinas Kesehatan Provinsi, 30 Rumah Sakit Vertikal, 4 Balai Besar Laboratorium Kesehatan, 8 Unit Utama Dep.Kes RI, 5 Biro dan 6 Pusat Sekretariat Jenderal Dep.Kes RI. Nara Sumber adalah Sekretaris Jenderal Dep.Kes.RI, Kepala Pusat Komunikasi Publik Dep.Kes.RI, Pejabat Depkominfo, Staf Ahli Menpan dan para pakar Komunikasi. Tempat pertemuan diselenggarakan di Hotel JW Marriott Surabaya pada tanggal 19 s/d 22 Oktober 2008 dengan tema ”Revitalisasi Peran Humas Kesehatan”, dibuka secara resmi oleh Bapak Sekretaris Jenderal Dep.Kes.RI didampingi oleh Kadinkes Provinsi Jawa Timur pada tanggal 20 Oktober 2008 dan ditutup oleh Kepala Pusat Komunikasi Publik pada tanggal 22 Oktober 2008. Setelah mendengarkan arahan, hasil dialoq dan mempelajari materi yang disampaikan oleh : 1. Sekretaris Jenderal Dep.Kes.RI 2. Prof.Drs.Komarudin, MA, APU –Staf Ahli Menpan 3. Drs. Subagyo – Direktur Kelembagaan Komunikasi Pemerintah Depkominfo 4. DR. Emil Thabrani – UPR Communications & Pengajar London School of Public Relations. 5. Inke Maris – Inke Maris & Associated (IMA) 6. Fitri Futjuk – John Hopkins Bloomberg School Public Health Dalam rangka mensinergikan program komunikasi dan informasi yang strategis serta implementasi maka segenap peserta menyepakati rekomendasi sebagai berikut : 1. Diperlukan pengembangan kerjasama komunikasi dan informasi serta koodinasi baik internal maupun eksternal, pusat maupun daerah dalam wadah jejaring humas kesehatan dengan memanfaatkan teknologi informasi. 2. Diperlukan pembentukan pengembangan kelembagaan humas kesehatan dalam model struktur minimal atau tim yang harus dimiliki oleh unit humas kesehatan di institusi kesehatan. 3. Diperlukan sumber daya dalam bentuk sarana, 34 |Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008
prasarana dan peningkatan profesionalisme melalui pelatihan SDM humas kesehatan yang terakreditasi. 4. Dalam upaya peningkatan kapasitas dan kompetensi humas maka perlu penyediaan pembiayaan yang mendukung pelaksanaan tugas humas kesehatan. 5. Perlu dilaksanakan pertemuan teknis yang berkesinambungan dalam rangka mendukung koordinasi komunikasi dan informasi antar jejaring humas kesehatan minimal sekali dalam setahun. 6. Perlu disusun pedoman dan Standar Prosedur Operasional (SPO) humas kesehatan yang digunakan sebagai panduan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi humas kesehatan. 7. Hasil pertemuan ini akan menjadi : a. Bahan masukan dan kajian untuk penyeragaman struktur organisasi humas kepada pimpinan dalam rangka pengembangan fungsi humas kesehatan di Rumah Sakit Vertikal dan UPT Depkes lainnya, Unit Utama Dep.Kes.RI, Biro dan Pusat di Sekretariat Jenderal dep.Kes.RI. b. Peserta Dinas Kesehatan Provinsi diharapkan menindaklanjuti hasil pertemuan humas kesehatan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/ kota. Hal-hal tersebut diatas akan menjadi rekomendasi Sekretaris Jenderal Dep.Kes.RI melalui surat edaran yang akan ditujukan kepada para Gubernur, para Kepala Dinas Kesehatan dan para Pimpinan Unit Utama Dep.Kes.RI. Surabaya, 22 Oktober 2008 Tim Perumus : 1. Syafiin S. Napu, SKM (Dinkes Provinsi Gorontalo) 2. Fachrudin Ali Ahmad, S.Sos (Badan Litbangkes) 3. Nova Wijanarko, M.Si (Dinkes Provinsi DIY) 4. Bambang Purwanto, SH. MH (RS Dharmais) 5. dr. IGNA Putra Wibawa, S.Ked, MH (RSUP Sanglah) 6. Yulianti, S.Sos, M.Kes (Ditjen Yanmedik) 7. Herlinawati, SKM, MSc,(PH) (Pusat Pembiayaan & Jaminan Kesehatan) 8. Resty Kiantini, SKM, M.Kes (Pusat Komunikasi Publik)
BERITA
Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia Diselenggarakan Untuk Pertama Kalinya
drg. Naydial Roesdal, Msc.PH, Staf Ahli Menkes Bidang Pembiayaan dan Pemberdayaan Masyarakat memberikan sambutan pada peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun S edunia (HCTPS)
C
uci tangan dengan sabun merupak an kegiatan penting k arena kegiatan ini sebagai implementasi dari paradigma baru dalam pelaksanaan program – program kesehatan. Paradigma baru tersebut merupak an terjemahan dari amanat UUD 1945, bahwa “setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, ber tempat tinggal, dan mendapatk an lingkungan hidup yang baik dan sehat ser ta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.” Hal itu disampaik an Menteri Kesehatan, Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K ) dalam sambutan yang dibacak an drg. Naydial Roesdal, Msc. PH, Staf Ahli Menkes Bidang Pembiayaan dan
Pemberdayaan Masyarak at pada peringatan Hari Cuci Tangan Pak ai Sabun Sedunia (HC TPS) di Lapangan Mark as Besar Angk atan Udara (MBAU), Pancoran, Jak ar ta Selatan (15/10). Peringatan HC TPS ini merupak an acara peringatan yang per tama k ali diselenggarak an sebagai jawaban dari seruan R apat Umum PBB untuk meningk atk an praktik higien dan dan sanitasi di seluruh dunia. Menurut Menkes, fokus HC TPS tahun 2008 adalah anak sekolah sebagai ‘Agen Perubahan’. Hal ini dimaksudk an bahwa anakanak perlu membiasak an diri untuk melakuk an cuci tangan pak ai sabun. Dengan
demik ian, ini juga berar ti mengajark an anak-anak dan seluruh keluarga hidup sehat sejak dini sehingga pola hidup bersih dan sehat ak an ter tanam kuat di diri pribadi anak-anak dan anggota keluarga lainnya. Acara ini serentak dilaksanak an di 50 negara seper ti China, Bangladesh, I ndia, Vietnam, Pak istan, dan Filipina di Asia; Madagask ar, Afrik a Selatan, Uganda, Kenya, Mesir, Mali, dan Etiopia di Afrik a; Kolombia, Peru, N ik aragua, dan Mexico di Amerik a Latin; ser ta negara lain seper ti Amerik a Serik at dan I nggris. Peringatan HC TPS ini dihadiri per wak ilan Duta Besar negara Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 35
BERITA
peser ta HC TPS, per wak ilan badan-badan internasional seper ti UNICEF, WHO dan melibatk an 5.000 anak dan 5.000 ibu di Jak ar ta, Bandung, Yogyak ar ta, dan Surabaya. Menurut Menkes, sejak 20 Agustus 2008 telah diresmik an pendek atan baru Sanitasi Total Berbasis Masyarak at (STBM) dan pada tanggal 9 September 2008 diterbitk an Keputusan Menteri Kesehatan tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarak at, di mana Cuci Tangan Pak ai Sabun merupak an pilar kedua dari 5 pilar STBM. Dengan demik ian diharapk an kegiatan ini ak an terus menerus dilakuk an sehingga mencakup seluruh desa. Hal ini juga merupak an bagian dari kegiatan pemberdayaan masyarak at untuk Hidup Sehat dan mewujudk an seluruh desa menjadi Desa Siaga. Sehingga nantinya ak an tercipta masyarak at yang berperilaku hidup bersih dan sehat, papar drg. Naydial Roesdal.
Kegiatan cuci tangan yang diperagakan oleh anak-anak
Call Center Depkes RI Untuk memberi pelayanan informasi yang cepat dan akurat, Pusat Komunikasi Publik telah melalukan beberapa jenis layanan informasi kesehatan media cetak maupun elektronik. Informasi melalui media cetak antara lain; mediakom, info kesehatan, press release dan kliping berita. Sedang yang disebarluaskan melalui media elektronik berupa tayangan B4M ( BincangBincang Bareng Bu Menkes) di Metro TV yang tayang setiap Senin pukul 08.00 – 09.00 dan TV Trans7 setiap jum’at pukul 17.30-18.30. Untuk melengkapi layanan informasi kesehatan kepada masyarakat, Pusat Komunikasi Publik melakukan uji coba Call Centre Depkes RI. Masyarakat cukup Telepon (021) 30413700 untuk mendapat informasi yang disediakan dengan menekan angka 1 untuk layanan satu atap dan angka 2 untuk informasi kesehatan atau tekan 0 untuk berbicara dengan operator. Mudahkan, Selamat mencoba…! 36 |Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008
BERITA
NETRALITAS HUMAS PEMERINTAH
N
etralitas humas pemerintah dalam mensukseskan pemilu 2009. Inilah salah satu ciri humas pemerintah yang professional. Tema ini diangkat diangkat dalam Pertemuan Nasional Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah (Bakohumas) tahun 2009 yang diselenggarakan 28 – 29 Agustus 2008 di Batam. Seperti diketahui bahwa transparansi dan kebebasan memperoleh informasi bukan saja merupakan satu wujud dari demokratisasi dalam pemenuhan hak azasi manusia, tetapi juga mendorong terciptanya clean government dan good governance. Menyikapi perubahan dalam tatanan demokrasi dan transparansi, akan membawa dampak yang cukup berarti terhadap bidang tugas kehumasan umumnya, khususnya kehumasan pemerintah. Dalam penyampaian informasi tentang kebijaksanaan Pemerintah, termasuk didalamnya informasi tentang Pemilu 2009. Keberadaan humas pemerintah adalah sangat penting dalam menyatukan langkah strategis untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara professional. Hal ini sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat serta kemajuan teknologi di bidang komunikasi dan informasi. BAKOHUMAS sebagai wadah keterpaduan humas - humas pemerintah dengan pola penyampaian informasi yang terkoordinasi, terintegrasi dan sinkronisasi. Saat ini terus berupaya
Penyajian dari para Narasumber
seoptimal mungkin untuk meningkatkan peranannya sebagai humas pemerintah. Adapun tujuan pertemuan tahunan Bakohumas adalah : 1) meningkatkan peran dan fungsi humas Pemerintah dalam pengelolaan dan pelayanan informasi public secara professional; 2) mewujudkan peran dan fungsi humas pemerintah yang kredibel, kreatif, dan inovatif, serta responsive untuk menyerap aspirasi yang berkembang di masyarakat; 3) meningkatkan koordinasi humas-humas pemerintah untuk mensinergikan program-program kerja humas, dan pelancaran arus informasi antar Pusat dan Daerah, atau sebaliknya; serta 4) mengaktualisasikan netralitas humas pemerintah dalam mensukseskan Pemilu 2009.
Pertemuan dibuka oleh Menteri Komunikasi dan Informatika yang diwakili oleh Dirjen Dirjen Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi, Drs.Freddy Herman Tulung, MUA, yang dihadiri kurang lebih 445 peserta. Dari jajaran kehumasan pemerintah pusat dan daerah, non departemen, BUMN, Perguruan Tinggi dan Swasta, hadir pula sejumlah pejabat dari Depkominfo, Deplu, PAN, Dephut, Depdagri dan Menpora. Sesi pertama pertemuan ini di isi dengan diskusi panel, yang membahas topic “Aktualisasi peran humas pemerintah yang profesional dalam menyukseskan Pemilu 2009”. Kemudian dilanjutkan topic “Peningkatan kualitas sistem layanan informasi yang profesional bagi humas pemerintah dalam rangka implementasi UU No. 14 Tahun 2008 Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 37
BERITA
Para peserta Lokakarya Nasional BAKOHUMAS
tentang KIP serta komitmen humas pemerintah dalam menyukseskan Pemilu 2009 secara profesional. Disampaikan pula topik ajakan untuk menanam pohon Indonesia yang pada Nopember dijadikan bulan menanam nasional oleh Staf ahli Menteri Kehutanan. Sesi kedua yang membahas isu aktual nasional terkait dengan penyelenggaraan Pemilu 2009, dalam bentuk paparan dengan tema” Peranan dan Tanggung jawab KPU dalam menyukseskan Pemilu 2009 oleh KPU, dan dilanjutkan dengan “Pengembangan Zona Ekonomi Terpadu dalam mendorong akselerasi pembangunan di Batam“ oleh Pejabat Batam, Syamsul Bahrum. Dalam arahan Menkominfo mengingatkan kembali pada pertemuan tahunan nasional Bakohumas tahun 2007 di Bali, tgl 30-31 Agustus 2007 yang lalu, Presiden Susilo Bambang Yudoyono menyatakan : “Kita ingin meningkatkan fungsi humas untuk membangun citra positif di dalam maupun luar negri, baik citra bangsa Indonesia secara keseluruhan maupun citra pemerintah”. Penegasan senada juga pernah disampaikan sebelumnya oleh Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla 38 |Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008
dalam pengarahan kepada peserta Pertemuan tahunan nasional Bakohumas, 14 Desember 2006, antara lain berisi tuntutan bahwa : “fungsi dan peran para praktisi humas saat ini perlu direposisi dan di re-orientasi dari sekedar menjadi “corong” pemerintah, pembuat kliping, dan siaran pers atas peristiwa yang sudah kadaluarsa menjadi fungsi dan tugas-tugas yang lebih strategis sesuai dengan tuntutan situasi yang telah mengalami upaya peningkatan profesionalisme dan kredibilitas para praktisi humas. Bagi SDM Kehumasan di lingkungan Institusi Pemerintah, pernyataan yang pernah disampaikan oleh Presiden dan Wakil Presiden setahun lalu tersebut, sampai saat ini masih actual untuk dijadikan referensi dan informasi. Sementara paparan yang disampaikan dari Menpan menyebutkan peranan kehumasan kedepan sangat strategis, yaitu mengkomunikasikan, mengkoordinasikan dan menginformasikan visi, misi, kebijak an,program, kegiatan pemerintahan dan pembangunan kepada masyarakat. Penyampaian informasi harus dengan citra dan itikad yang baik, serta saling
menghargai dan toleransi. Tugas komprehensif unit kehumasan pemerintah adalah menginformasikan, menjelaskan, memberikan saran, membujuk, atau mempengaruhi, mengajak dan menyakinkan, memberikan pendidikan dan mengemas informasi dengan cara yang menggunakan prinsip good governance kepada publik. Untuk itu perlu adanya reformasi kehumasan baik di bidang kelembagaan maupun sumberdaya manusia melalui jalan merevitalisasi peranan kehumasan yang ada. Humas pemerintah mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan terutama dalam menyuseskan pemilu. Pada era keterbukaan informasi, kebutuhan untuk merevitalisasi Humas sangat penting guna mengoptimalkan fungsi humas, karena humas tidak hanya ber fungsi sebagai unit kerja yang sekedar meneruskan informasi pimpinnan, atau menanggapi berita-beita sumir saja. Perannya perlu dikembangkan agar lebih proaktif sehingga mampu mengemas informasi, meluruskna fakta-fakta yang benar dan berimbang sehingga dapat membentuk opini publik yang proporsional, karena informasi merupakan penggerak utama (prime mover) dalam komunikasi antar lembaga. Dalam era keterbukaan,informasi sangat penting untuk melakukan mindset dan cultural set aparatur humas pemerintah. Tindakan atau upaya mengubah mindset humas merupakan tugas yang cukup sulit dan memerlukan kerjasama erat antar lembaga pemerintah. Untuk meningkatkan kinerja aparatur kehumasan agar profesional diperlukan wawasan pengetahuan dibidang kehumasan dengan sasaran yaitu : 1. Terbentuknya aparatur humas
BERITA
yang profesional dan kompeten; 2. Terbentuknya opini publik yang positif; 3. Tersosialisasinya kebijakan dan program pemerintah; 4. Tersedianya pelayanan data dan informasi publik; 5. Berkembangnya aspirasi dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan masyarakat; kepercayaan 6. Meningkatnya masyarakat kepada pemerintah. Pemerintah harus terus mengikuti perkembangan maupun perubahan dalam masyarakat yang banyak dipengaruhi oleh arus globalisasi, perubahan perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta datangnya era demokrasi dan transparansi. Perubahan tersebut memberi dampak yang cukup signifikan terhadap bidang tugas kehumasan. Untuk itu Humas pemerintah dituntut untuk melakukan reposisi peran, tugas dan tanggungjawab serta pelayanan informasi kepada masyarakat. Untuk mencapai keberhasilan dan memasyarakatkan kebijakan pemerintah, maka unsur komunikasi memegang peranan yang penting. Komunikasi dalam kontek ini haruslah komunikasi timbal balik, disatu pihak melaksanakan penyebaran informasi kepada masyarakat, dilain pihak perlu menampung dan mengolah masyarakat terhadap informasi yang disampaikan. Saat ini masih banyak substansi mengenai kehumasan belum dipahami dan dimengerti, serta belum disebarluaskan kepada seluruh jajaran instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Kompetensi SDM aparatur kehumasan pemerintahpun masih rendah antara lain dalam pengelolaan sistem informasi, lemahnya sistem manajemen standar layanan informasi dan posisi institusi kehumasan dalam struktur organisasi pemerintah
Penerima Anugrah Media Humas 2008
sehingga berdampak kepadatidak efektifnya kinerja para pelaksana dilapangan. Beberapa kelemahan yang terjadi saat ini : a) Diseminasi informasi kebijakan belum berjalan secara sinergi; b) Belum lancarnya penyebaran informasi dari pusat ke daerah, antar daerah dan di daerah itu sendiri; c) banyaknya kebijakan pemerintah yang tidak sampai ke masyarakat; d) Belum optimalnya upaya layanan informasi untuk mengatasi kesenjangan kemampuan masyarakat; serta e) Belum maksimalnya pendayagunaan aparatur kehumasan pemerintah sesuai bidang disiplin ilmu dan keahlian di sektor informatika dan komunikasi. Menkominfo juga mengatakan sukses atau tidaknya pelaksanaan Pemilu 2009 nanti sebagai proses transisional kehidupan politik di Indonesia sangatlah ditentukan oleh peran serta seluruh komponen masyarakt dan bangsa Indonesia, termasuk didalamnya peranan para pejabat Humas pemerintah. Para pejabat humas diminta atau tidak diminta, harus ikut bertanggungjawab untuk menjaga dan membangun kesadaran masyarakat yang mengekspresikan dan menciptakan suasana yang
realitas bahwa Pemilu 2009 merupakan perwujudan pesta demokratis perjalanan sejarah pendidikan poltik rakyat Indonesia. Adapun pada malam harinya disampaikan pengumuman dan penyerahan piala anugerah media Humas tahun 2008,berupa produkproduk kehumasan baik website, media internal, kalender, brosur, leaflet dan buletin serta aspekaspek yang dinilai dalam lomba itu adalah terkait dengan perspektif kehumasan, muatan rubrikasi, komposisi informasi, edukasi, opini dan hiburan serta kreativitas penulisannya dan dinilai oleh dewan juri yang berasal dari praktisi kehumasan, wartawan media nasional dan virtual consulting. Pada kesempatan ini Departemen Kesehatan cq Puskom Publik mendapat penghargaan harapan tiga untuk katagori leaflet (leaflet mengenai ”Bahaya Merokok”) serta juara tiga untuk katagori Profil Lembaga (audio visual) dengan judul ”Kilas Balik Pembangunan Kesehatan”. Harapan ditahun mendatang akan lebih baik lagi. (dyw)
Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 39
RAGAM
Pengabdian Bidang Kesehatan PPIH Embarkasi Bekasi Deden Dewanto, SKM (Sekretaris Bidang Kesehatan PPIH Embarkasi Bekasi)
E
m b a r k a s i K o t a B e k a s i t e l a h b e r t a h u n - t a h u n menyelenggarakan pelayanan kesehatan jamaah haji. Embarkasi ini melayani jamaah haji dari seluruh provinsi Jawa Barat. Dengan jumlah jamaah terbesar dibanding embarkasi lain di Indonesia, mempunyai banyak pengalaman yang dapat diambil pelajaran bagi embarkasi lain dan pihak terkait. Bagaimana gambaran pengabdian bidang kesehatan di Embarkasi Bekasi mengelola jamaah haji?. Berikut ini wawancara Mediakom dengan Deden Dewanto SKM, Sekretaris Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)Embarkasi Bekasi.
Persiapannya apa saja untuk dapat melayani jamaah haji di Embarkasi Kota Bekasi ? Persiapan yang dilakukan adalah pra embarkasi. Pada fase ini telah dilakukan pemeriksaan dan penilaian pendahuluan sanitasi asrama dan katering haji yang dilaksanakan 3 bulan sebelum operasional embarkasi. Disamping itu juga dilakukan pemeriksaan dan penilaian tahap ke 2 sanitasi asrama, katering haji dan pemeriksaan kualitas air bersih, dilaksanakan 1 minggu sebelum operasional embarkasi. Kemudian juga dilakukan pemeriksaan kesehatan dan usap dubur kepada semua penjamah makanan catering haji. Hasil pemeriksaan penjamah makanan menunjukan tidak ada petugas yang terkontaminasi oleh bakteri enterik. Berikutnya melakukan rapat koordinasi 40 |Med!akom|Edisi XIV|Agustus Oktober 2008
yang melibatkan Dinas Kesehatan provinsi, Dinas Kesehatan Kota Bekasi dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi. Kemudian BBTKL Jakarta dan KKP Jakarta. Sebab KKP Cirebon tidak mungkin melaksanakan tugas sendiri, tanpa bantuan dari instansi yang lain. Terakhir kita melakukan rapat konsolidasi untuk mendapatkan penjelasan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Apa kendala dalam mempersiapkan pra embarkasi ? Terkait dengan kendala, terutama adalah waktu yang terkesan agak mendadak. Tapi semua dapat kita atasi. Kemudian terkait dengan dana, ya memang sudah seperti ini keadaanya.Tapi Alhamdulillah, semua dapat diatasi dengan baik, sebab instansi terkait yang terlibat juga mengikut sertakan pendanaannya juga. Hal ini dilakukan karena instansi terkait khususnya, Dinas Kesehatan Provinsi, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi mempunyai kepentingan terhadap pekerjaan. Sehingga mereka menganggarkan sendiri. Sehingga kami menjadi lebih ringan. Terkait dengan tenaga penjamah, bagaimana pembinaannya ? Pembinaan penjamah terhadap sanitasi dan hygiene makanan. Selain pemeriksaan, juga dilakukan penyuluhan. Kegiatan ini dilakukan 2 hari. Satu hari untuk pemeriksaan dan hari kedua adalah penyuluhan penjamah makanan. Terkait dengan petugas penjamah, ini pihak catering yang
menentukan.Tapi ada juga petugas yang secara rutin melakukan pemeriksaan. Catering mempunyai petugas tetap dan ada petugas musiman. Petugas tetap mempunyai buku pemeriksaan. Memang sudah menjadi kewajiban pihak catering untuk memeriksa petugas penjamahnya secara rutin. Selain hal tersebut, juga mempersiapkan logistik. Khusus terkait dengan obat-obatan dilakunan oleh Ditjen Yanfar –Depkes, termasuk tas pinggang yang berisi obat. Kita mendapatkan bantuan rompi risti (risiko tinggi) dari Ditjen P2PL, Depkes. Khusus Tenaga Kesehatan Haji Indonesia ( TKHI) dari berbagai daerah Jawa Barat mendapat buku-buku panduan. Buku tersebut berisi petunjuk pelayanan kesehatan bagi jamaah haji. Setelah datang di embarkasi, semua TKHI harus menghadap bagian bidang kesehatan untuk mendapat pengarahan. Adapun kewajiban yang harus dilakukan oleh TKHI adalah; pengisian buku, penyerahan buku saat diembarkasi, melihat pasien poliklinik minimal yang satu kloter, dan memantau jamaah risti. Yang dimaksud jamaah risti itu seperti apa ? Risti itu ada dua, yaitu risti penyakit dan non penyakit. Risti penyakit ditandai dengan adanya indikasi penyakit. Sedangkan risti non penyakit adalah obesitas dan manula. Ternyata sampai saat ini perbandingan risti penyakit dan non penyakit fifty-fifty. Untuk menghadapi jamaah risti ini, maka tugas TKHI harus memantaunya secara
RAGAM
TKHI asal Kloter 82 Kab Cirebon setelah mendapat pengarahan “Kesehatan Mandiri” di Embarkasi Bekasi instensif. Kita berusaha jika ada yang sakit, segera merujuk ke rumah sakit yang sudah ditentukan. Sehingga kalau ada kasus yang meninggal itu tidak terjadi di pondokan. Walaupun hal ini sulit menghindarinya. Sebab kapan datangnya kematian itu tak dapat diprediksi sebelumnya. Terkait dengan risti yang paling banyak adalah jantung. Termasuk 8 orang yang meninggal itu semua jantung. Bagaimana dengan pelaksanaan pelayanan jamaah haji selama ini ? Pelaksanaan kedatangan jamaah mulai 4 November dan akan berakhir pada 2 Desember 2008. Jumlah jamaah yang diberangkatkan 37.801orang dalam 85 kloter. Sedangkan kloter 85 ini akan bergabung dengan Jawa Timur. Sebab pesawat yang dipakai jenis Boing dengan kapasitas 450 penumpang. Dari seluruh jamaah yang berangkat dari embarkasi Kota Bekasi, 5 orang ditolak berangkat karena kondisi kesehatannya dan 4 orang batal berangkat atas keinginanya sendiri juga karena kondisi kesehatannya tidak memungkinkan. Disamping itu juga ditemukan 9 orang jamaah haji hamil, 3 diantaranya di tolak berangkat karena usia kehamilan belum memenuhi syarat ( memenuhi syarat penerbangan usia kehamilan 14 -26 minggu) kurang atau lebih dari (14-26 minggu) tidak memenuhi syarat penerbangan. Kemudian ada 1 orang jamaah yang hamil juga ditolak
berangkat karena belum dilakukan vaksinasi miningitis. Provinsi mana yang terbesar dalam jumlah pemberangkatan jamaah haji? Jika dilihat secara provinsi, Jawa Barat ini paling banyak memberangkatkan jamaah haji. Kalau dilihat Jawa Timur memang memberangkatkan 88 kloter. Tapi bercampur dengan provinsi lain. Sedang embarkasi bekasi, murni dari Jawa Barat. Apa kendala yang dihadapi? Ada sedikit kendala, khususnya terkait dengan fasilitas asrama yang ada di Bekasi. Sebab kamampuanya hanya menampung 3 kloter. Sementara rata-rata per hari, embarkasi Bekasi kedatangan 3-4 kloter/ hari. Artinya dengan kondisi itu, jamaah diupayakan tidak terlalu lama menginap di asrama. Rata-rata mereka menginap 8 – 12 jam. Ada juga yang sampai 24 jam, tapi ada juga yang hanya transit dengan ratarata tinggal 4-5 jam. Kloter yang transit 14-15 kloter. Terkait dengan transit ini memang ada sedikit masalah dengan kelelahan. Karena datang dari jauh, lalu dipersilahkan duduk, kemudian dilakukan pemeriksaan dokumen dan kesehatan. Kemudian dilanjutkan dengan pembagian paspor yang membutuhkan waktu 3-4 jam. Kemudian dalam pelaksanaan di embarkasi, apa saja yang dilakukan
oleh bidang kesehatan.? Ketika jamaah haji datang dari daerah dengan menggunakan bus, kemudian masuk kedalam aula, maka petugas survailen melakukan pemantauan kondisi kesehatan jamaah. Jika ada jamaah yang udzur, maka petugas surveilen dibantu petugas PPIH menyiapkan kursi roda, kemudian dibawa ke poliklinik untuk melakukan observasi. Berikutnya, setelah istirahat, dilakukan serah terima dari petugas daerah kepada petugas embarkasi bekasi dan dilanjutkan pemeriksaan dokumen kesehatan. Yang diperiksa dalam dokumen ini adalah status kesehatan jamaah. Baik saat pemeriksaan pertama, kedua dan ketiga. Sebab kita harus tahu kesehatan jamaah dan riwayat penyakit jamaah. Kemudian melegalisir ICV atau sertifikat internasional vaksin, bagi jamaah yang sudah mendapat vaksin. Kebetulan di Jawa Barat ini KKP hanya satu, Cirebon. Ada yang bertanya, kenapa harus dari Cirebon ?. Padahal diantara tugas pokok dan fungsinya adalah melegalisir itu. Berikutnya, melegalisasi daftar obat yang akan dibawa oleh jamaah. Obat apa saja yang dilegalisasi ? Jadi jamaah mencatat nama obat sesuai dengan kepentingan kesehatan masingmasing. Kemudian kita legalisasi. Ini sangat penting sekali, sebab kalau obat tidak dilegalisasi, ketika sampai di Arab Saudi obat tersebut dirampas. Oleh sebab itu, sosialisasi masalah ini harus benar-benar. Sebab jamaah Jawa Barat ini 30% usia lanjut. Disamping tingkat pendidikannya juga kurang menunjang. Kondisi seperti ini pasti agak kesulitan, maka sesama jamaah saling mengingatkan. Oleh sebab itu bagi yang bermasalah ( sakit atau riwayat sakitnya tidak jelas), bisa juga wanita usia subur yang hasil test kehamilannya tidak jelas. Sering kita menemukan jamaah yang mempunyai riwayat TB Paru, tapi riwayat pengobatannya tidak jelas. Sudah sembuh belum, termasuk hasil pemeriksaan BTA ( TB Paru) tidak dicantumkan dalam buku. Sehingga kita rujuk ke poliklinik untuk diperiksa ulang BTA-nya. Walaupun secara fisik kelihatan sehat. Karena sudah menjadi peraturan melalui Keputusan Menteri Kesehatan tidak boleh memberangkatkan jamaah dengan BTA positif. Termasuk wanita Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 41
RAGAM usia subur juga dilakukan pemerikasaan kehamilan. Sebab ada juga jamaah yang tidak mencantumkan hasil test kehamilan. Atau dicantumkan, tapi tidak ditulis tanggalnya. Sebab ini bisa saja dua bulan yang lalu diperiksa, sekarang sedang hamil. Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan ulang. Terbukti kita menemukan 3 jamaah yang positif hamil. Hampir semua jamaah sakit yang dirujuk sudah mencapai 34 orang. Ada yang dirujuk ke RSUD Bekasi dan RS Pondok Gede. Pemeriksaan apa lagi yang dilakukan setelah pemeriksaan dokumen ? Melakukan rekapitulasi pra manives. Sebab waktu melakukan pemeriksaan itu kita menggunakan 4 tim. Buku pra manives ini kemudian diserahkan kepada Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI). Tujuan buku tersebut sebagai pegangan/ panduan TKHI dalam memantau jamaah yang mempunyai risiko tinggi. Dengan pra manives ini TKHI sudah tahu siapa yang beresiko tinggi. Outputnya pemeriksaan kesehatan di embarkasi selain legalisasi, juga pra manives ini. Apa yang dilakukan pemeriksaan di Poliklinik ? Alur jamaah berikutnya adalah poliklinik. Jamaah haji memperoleh pemeriksaan kesehatan rawat jalan, pemeriksaan rujukan dan pemeriksaan laboratoriu sederhana. Semua jamaah yang sakit pasti akan masuk poliklinik. Apabila poliklinik tidak sanggup memberi pelayanan, maka poliklinik memberi rujukan kepada RS yang sudah ditetapkan. Rawat inap yang dilakukan disebabkan karena faktor kelelahan. Mereka diistirahatkan sampai menjelang keberangkatan. Ada yang seperti itu. Poloklinik ini penting, sebab pemeriksaan embarkasi yang terdiri dari pemeriksaan dokumen kesehatan, poliklinik dan sanitasi makanan merupakan pemeriksaan paling akhir, sehingga harus mendapat perhatian yang tinggi. Pemeriksaaan apa yang terkait dengan sanitasi ? Terutama pengawasan sanitasi lingkungan asrama yang meliputi pengendalian air limbah, sampah, vektor penyebar penyakit, sanitasi 42 |Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008
makanan dan penyediaan air bersih. Terkait dengan pengendalian sampah, maka sampah jangan terlalu lama disimpan, sebab jika terlalu lama akan meningkatkan jumlah lalat. Embarkasi bekasi ini sehari 2 kali membuang sampah dari tong kecil ke kontainer besar yang kemudian dibuang ditempat pembuangan sampah akhir. Apalagi dapur, tidak boleh ada sampah, dan harus segera dibuang. Hal ini dilakukan agar tidak mengundang lalat berdatangan. Alhamdulillah itu dapat kita laksanakan, sehingga populasi lalatnya dapat dikendalikan. Itu kaitannya dengan sampah. Untuk sampah, kita sudah kerja sama dengan Pemkot Bekasi harus setiap hari membuang sampah. Jadi itu wajib. Sebab sudah ada komitmen sebelum embarkasi beroperasi. Bagaimana dengan air limbah dan vektor? Terkait dengan air limbah, kita hanya mengurusi kelancaran air limbah. Alhamdulillah, sampai saat ini walau musim hujan, air limbahnya dapat dibersihkan dari selokan-selakokan yang ada, belum pernah ada kemacetan. Khusus pengendalian vektor, kita sebelum operasional telah melakukan foging untuk pemberantasan nyamuk. Setelah operasional, kita belum melakukan penyemprotan lagi, sebab sudah banyak petugas dan jamaah. Sementara untuk menghilagkan bau residu pestisidannya membutuhkan waktu yang cukup lama. Sehingga akan mengganggu kenyamanan jamaah. Kita hanya melakukan penyemprotan tempat sampah dan depan dapur untuk menghindari meningkatnya jumlah lalat. Bagaimana dengan ketersediaan air bersih dan sanitasi makanan? Air bersih disini ada sekitar 5-7 titik berupa Jet Pam. Airnya lumayan bersih, sehingga kita tinggal menaburkan tawas dan kaporit. Khusus sanitasi makanan, kita mengawasi menu makanan, sudah sesuai dengan standar gizi apa belum, mengawasi penyajian makanan. Jatahnya jamaah haji mendapat makan sehari 3 kali, pagi, siang dan sore. Ketika jamaah haji datang langsung mendapat makan dalam bentuk box. Apa kendala yang dihadapi saat
melakukan pemeriksaan jamaah haji ? Kendalanya ketika kloter datang berbarengan. Kita akan kesulitan dalam mengatur waktu pemeriksaan. Sebab idealnya untuk memeriksa satu kloter membutuhkan waktu 2-3 jam. Akhirnya, kita harus mengatur sistem atau formasi pemeriksaan, agar tidak terjadi kemacetan. Ini akan mempercepat pemeriksaan. Sebab kelelahan berpotensi terjadinya kesalahan pemeriksaan. Bagaimana dengan proses rujukan ? Kemarin, kita mendapatkan SK rujukan itu terlambat. Sementara rujukan yang kita harapkan di RSUD Bekasi, sebab posisinya lebih dekat. Pihak RSUD Kota Bekasi ada keraguan terhadap SK rujukan tersebut, sehingga terjadi hambatan. Disamping RSUD Kota Bekasi sendiri kebanjiran pasien jamkesmas. Sehingga ketika melakukan rujukan dengan sangat menyesal mereka menolak, karena tidak ada tempat tidur yang kosong. Mudah-mudahkan kedepan lebih baik lagi koordinasinya. Sebab ini baru mulai lagi kerjasama dengan RSUD, belum terbiasa. Untuk antisipasi, maka sebelum mengirim rujukan kita kontak dulu dengan RSUD, ada tempat apa enggak. Jika tidak ada tempat langsung di rujuk ke RS Haji Pondok Gede. Alhamdulillah RS Haji Pondok Gede Standby. Bagaimana kondisi secara umum ? Secara umum baik, lancar. Kapasitas air cukup. Makanan cukup. Hanya dari sisi petugas ada kebosanan. Bukan dari sisi menu, kualitasnya baik, tapi faktor kebosanan saja. Walau kadang-kadang jadwal kloter datang tidak teratur. Misal, menurut jadwal kedatangan kloter jam 16.00. Tapi jam 14.00 sudah datang. Ini kendala, tapi alhamdulillah seluruh petugas sudah biasa, sigap dan siap dengan berbagai keadaan, bahkan tengah malam sampai pagi. Ini terkait dengan kedisiplinan. Pernah satu kali kita 10 jam berturut-turut tanpa istirahat. Ini karena ketidakdisiplinan kedatangan kloter. Mungkin koordinasi daerah dengan embarkasi kurang solid, sehingga perlu disolidkan lagi. (ito )
KOLOM
SEHAT ITU INVESTASI Oleh : Prawito
S
ehat atau sakit, itu pilihan. Jika manusia ditanya memilih sehat atau sakit, pasti jawabnya pilih sehat. Tapi fakta perilakunya tidak sehat. Padahal, sehat banyak ditentukan oleh pola hidupnya. Diantaranya pola makan yang seimbang, olah raga yang teratur dan istirahat yang cukup. Inginnya sehat, tapi pola makannya tidak sehat. Ini tidak nyambung. Mustinya jika ingin sehat, pola makan yang sehat pula, begitu idialnya. Tapi untuk melakukan yang ideal, tidak mudah. Hidup yang tidak sehat, salah satu penyebabnya adalah cara makan yang tidak sehat. Apalagi makanan enak dan menantang selera. Gratis lagi. Siapapun akan menyantapnya. Jika ini terus berkelanjutan, tentu akan berdampak buruk terhadap kesehatan. Memang susah mengendalikan makan, walau sudah ada anjuran “makanlah ketika lapar, dan berhenti makan sebelum kenyang”. Sayang….! Begitulah ungkapan ketika makanan banyak tersisa, kata sebagian saudara kita. Kemudian makan lagi, bahkan menghabiskannya. Bukan untuk orang lain, tapi dimakan lagi berikutnya. Bayangkan jika ini berulang kali, pasti gemuk. Tubuh gemuk banyak menimbun lemak, protein dan karbohidrat. Timbunan ini pelan, tapi pasti akan menyebabkan gejala penyakit dalam tubuh. Jantung dan darah tinggi termasuk jenis penyakit favorit dewasa ini. Jenis penyakit ini sering disebut degeneratif. Penyakit yang
disebabkan oleh pola makan dan pola hidup yang tidak sehat.
karena belum sarapan pagi langsung berangkat kerja. Alasannya diet.
Dulu, gemuk itu makmur, begitu ungkapan yang sering disematkan kepada orang gemuk, karena sebelumnya kurus. Sehingga dapat disimpulkan ciri kemakmuran seseorang adalah berbadan gemuk. Walau tidak mempunyai uang kalau gemuk, makmur. Begitulah kesannya. Sekalipun anggapan seperti ini tidak tepat.
Serumit inikah persoalan makan ?. Betul, apalagi bagi masyarakat yang tidak memahami hakekat makan. Mereka akan makan apa saja yang ada. Tanpa memilih, memilah kebutuhan gizi tubuhnya. Padahal saat ini sebagian besar masyarakat masih belum peduli dengan pengaturan asupan makanan diri dan keluarga. Baik yang tinggal di pedesaan maupun perkotaan.
Kini, paradigma telah berubah. Gemuk bukan idaman. Sedapat mungkin harus dihindari dengan berbagai cara. Disamping tidak sehat, sumber penyakit, juga tidak estetis. Tidak sedap dipandang mata. Oleh sebab itu banyak yang berusaha untuk menurunkan berat badan dengan berbagai cara. Mulai dari yang alami sampai dengan menggunakan bahan kimia. Semua cara dicoba. Hasilnya.. gagal lagi, gagal lagi. Biasanya kegagalan ini terjadi karena tidak dapat mengendalikan makan, termasuk suka ngemil. Sehingga tetap saja gemuk. Terkadang beralasan “ Saya keturunan orang gemuk, walau sedikit makan tetap saja gemuk”. Bisa jadi benar, mungkin karena masalah hormonal. Tapi mungkin juga keturunan orang doyan makan. Merasa gemuk dan tidak estetis menyebabkan semangat diet meningkat, segera ingin turun berat badanya, sehingga tidak melakukan diet dengan benar. Akibatnya justru negatif, misalnya anemi, kurang gizi dan dampak buruk lainnya. Bahkan ada yang pinsan di tempat kerja,
Mengetahui pentingnya pola makan yang sehat saja belum tentu dipraktekkan, apalagi yang tidak tahu sama sekali. Padahal prosentasi masyarakat masih banyak yang belum mengerjakan pola makan yang sehat. Jika tidak mengerjakan pola makan yang sehat, kaya atau miskin sama saja. Tidak sehat. Sedang, si miskin tentu lebih sulit. Kesulitan makanan, jika lapar. Sulit mencari pelayanan kesehatan jika sakit, dan kesulitan-kesulitan beruntun berikutnya. Dengan demikian masih terbuka lebar ladang berkarya bagi siapa saja. Memberi bimbingan dan mengajak kepada masyarakat untuk melakukan pola makan yang sehat. Terutama petugas kesehatan, kader posnyandu, PKK, dan siapa saja yang bersedia. Mengarahkan diri, keluarga, saudara, tetangga secara formal maupun informal kepada pola makan yang sehat. Mengarahkan untuk memilih sehat secara sadar. Jadi, sehat itu memang pilihan, bukan kebetulan.(pra)
Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 43
RISET
Antioksidan Oleh : Nyoman Fitri, S.Si. Apt. Puslitbang Biomedis dan Farmasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes
D
alam kehidupan sehari hari, masyarakat menggunakan banyak bahan kimia, tanpa menyadari bahaya dan dampak buruk bahan kimia tersebut. Misalnya, penggunaan asbes sebagai langit langit, dan atap rumah, karena harga jauh lebih murah jika dibandingkan dengan kalau menggunakan genteng atau seng. Atau pemakaian formalin sebagai pembunuh kuman, untuk membersihkan lantai kapal dan gudang, serta pengawet bahan pakaian. Kadang-kadang masyarakat menggunakan formalin untuk bahan pengawet makanan seperti tahu dan bakso. Demikian juga penggunaan berbagai obat obatan anti serangga pada industri, Serta penggunaan dalam bidang Pertanian dan Pertambangan . Rhodamin B sebagai zat warna yang digunakan pada pabrik kertas, tekstil, sabun kayu dan kulit, kadang kadang juga disalahgunakan sebagai campuran pengawet pada pembuatan terasi, sirup dan kerupuk agar terasa renyah dan sedap. Bahan berbahaya di atas selama ini mudah ditemui dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Tanpa disadari asupan makanan dalam jumlah kecil dan dalam waktu yang lama secara rutin dapat menyebabkan kerusakan sel dan selanjutnya menyebabkan kanker. 44 |Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008
Kanker dan tumor banyak disepakati ilmuwan sebagai penyakit yang diawali oleh adanya mutasi gen atau DNA sel. Radikal bebas dan reaksi oksidasi berantai berperan penting pada proses mutasi ini.
Pengertian Radikal Bebas Radikal bebas, yaitu suatu molekul yang relatif tidak stabil, mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan di orbit luarnya. Molekul yang tidak stabil dan akibatnya ia akan selalu berusaha mencari pasangan elektron, tetapi dengan cara yang radikal, yaitu merebut pasangan elektron dari molekul lain. Sehingga ia juga disebut Reactive Oxygen Species (ROS). Radikal bebas tersebut jika sudah terbentuk dalam tubuh maka akan terjadi reaksi berantai dan menghasilkan radikal bebas yang baru yang akhirnya jumlahnya akan terus bertambah.
Sumber-sumber Radikal Bebas ° Diproduksi sendiri oleh tubuh (endogen) Berupa senyawa yang sebenarnya berasal dari proses biologi normal. Untuk radikal bebas ini sebenarnya tubuh kita secara normal telah mempunyai penangkalnya, berupa enzim. Enzim tersebut misalnya enzim superoksida dismutase (SOD) dan glutation peroksidase (disebut juga antioksidan enzimatis. Enzim SOD akan mengubah oksigen yang reaktif itu menjadi H2O2 yang selanjutnya enzim
glutation peroksidase akan mengubahnya menjadi air. Antioksidan enzimatis endogen ini pertama kali dikemukakan oleh J.M. Mc Cord dan I. Fridovich (ilmuwan Amerika pada 1968) yang menemukan enzim antioksidan alami dalam tubuh manusia dengan nama superoksida dismutase (SOD). Hanya dalam waktu singkat setelah teori tersebut disampaikan, selanjutnya ditemukan enzim - enzim antioksidan endogen lainnya seperti glutation peroksidase dan katalase yang mengubah hidrogen peroksidase menjadi air dan oksigen.
° Berasal dari luar tubuh (eksogen) Radikal bebas ini banyak terdapat dalam asap rokok, hasil pembakaran kendaraan bermotor, paparan sinar ultra violet yang berlebihan, dan sebagainya. Semua yang mempunyai sifat buruk pasti juga mempunyai kebaikan. Begitu juga dengan radikal bebas. Radikal bebas dalam kadar tertentu justru diperlukan oleh tubuh kita dalam sistem pertahanan tubuh. Saat kuman masuk ke dalam tubuh, maka sistem pertahanan tubuh akan menghancurkan kuman dengan bantuan radikal bebas. Sementara, kalau tubuh membentuk radikal bebas dalam jumlah
RISET
peroksidase. Vitamin E disimpan dalam jaringan adiposa dan dapat diperoleh dari minyak nabati, terutama minyak kecambah, kacang-kacangan, gandum, dan sayuran hijau. ° Beta karotenoid (pro-Vitamin A) Bekerja dengan cara menstabilkan membran sel dan mempertahankan konsentrasi enzim glutation peroksidase. Banyak terdapat dalam wortel, kentang, papaya dan labu.
Buah-buahan yang mengandung antioksidan
berlebihan dan didukung oleh kondisi lingkungan yang tidak baik (misalnya polusi udara), tubuh akan tidak mampu lagi menetralisir efek radikal bebas sehingga timbul kerusakan jaringan. Akibatnya selsel akan rusak, mati, atau bahkan terjadi mutasi. Bahaya lain yang ditimbulkan oleh radikal bebas adalah jika ia bereaksi dengan low-density lipoprotein (LDL) – kolesterol menjadi bentuk yang reaktif, dikenal sebagai faktor resiko penyakit jantung. Pada saat inilah kita perlu mendapatkan asupan antioksidan yang cukup untuk tubuh kita baik dari makanan sehari-hari maupun berupa produk yang biasanya dijual bebas (produk suplemen).
Pengertian Antioksidan Antioksidan sebenarnya didefinisikan sebagai senyawa yang bekerja menghambat oksidasi dengan cara bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk radikal bebas tak reaktif yang relatif stabil.
Tetapi mengenai radikal bebas yang berkaitan dengan penyakit, akan lebih sesuai jika antioksidan didefinisikan sebagai senyawasenyawa yang melindungi sel dari efek berbahaya radikal bebas oksigen reaktif.
Senyawa Antioksidan yang Biasa Terdapat dalam Makanan ° Vitamin C (Asam Ascorbat) Bersifat mudah dioksidasi menjadi asam dehidroaskorbat. Artinya vitamin C dapat menghambat reaksi oksidasi yang berlebihan dalam tubuh dengan cara bertindak sebagai antioksidan. Vitamin C banyak terkandung dalam sayuran berwarna hijau dan buah-buahan seperti brokoli, strawberi dan tomat. ° Vitamin E (Tocopherol) Sama seperti beta karotenoid, vitamin E juga bekerja dengan cara menstabilkan membran sel dan mempertahankan konsentrasi enzim glutation
° Licopene Dapat menghentikan radikal bebas sehingga tidak berkeliaran mencari asam lemak tidak jenuh dalam sel. Licopene ini banyak terkandung dalam tomat. Penduduk negara mediterania, seperti Italia, Yunani dan Spanyol memiliki tradisi mengkonsumsi tomat. Studi epidemiologi di beberapa daerah di Italia dan Yunani menunjukkan angka kejadian yang rendah untuk penyakit kardiovaskular dan beberapa jenis kanker seperti kolon, payudara dan prostat. Struktur kimia licopene berubah menjadi senyawa nonpolar yang lebih mudah larut dalam minyak. Tradisi masakan mediterania yang berbahan tomat dan dimasak dengan minyak zaitun (olive oil) ternyata menghasilkan pelepasan licopene secara optimal dan membuatnya lebih efisien penyerapannya. ° Lutein dan Zeasantin Seperti licopene, senyawa ini juga termasuk dalam senyawa carotenoid terpenoid. Mempunyai mekanisme kerja yang sama dengan licopene. Senyawa ini banyak dikandung Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 45
RISET
dalam bayam, tomat dan wortel serta ikan salmon. ° Kuersetin Merupakan kelompok senyawa flavonoid, kuersetin menunjukkan aktivitasnya untuk menghambat reaksi oksidasi low-density lipoprotein (LDL) secara invitro. Kuersetin banyak terdapat dalam tomat, teh, anggur, bawang. ° Selenium (Se) Selenium merupakan salah satu mineral yang terdapat dalam jumlah kecil dalam tubuh tetapi sangat dibutuhkan. Selenium telah terbukti dapat menurunkan angka kejadian kanker prostat. Tetapi harus diingat bahwa penggunaan dalam dosis tinggi dapat menyebabkan keracunan. Jadi penggunaan selenium harus dengan dosis yang tepat. Secara alami selenium banyak terdapat dalam ikan, kerang, daging merah, telur, biji bunga matahari, dan lain sebagainya.
Dosis Antioksidan yang Aman Suplemen vitamin banyak beredar di pasaran dalam berbagai dosis. Namun perlu diketahui, hingga saat ini para ahli masih sulit memastikan berapa komposisi yang seimbang antara radikal bebas dan antioksidan di dalam tubuh.
vitamin E lebih dari 400 IU sehari akan meningkatkan resiko kematian dan harus dihindari. Sementara dosis konsumsi vitamin E bagi orang dewasa normal cukup 8-10 IU per hari. Selama ini di pasaran produk suplemen vitamin C dan E umumnya dijual dalam dosis relatif tinggi. Beberapa produk mengandung vitamin C 1000 mg per tablet. Padahal, kecukupan gizi vitamin C per hari bagi orang dewasa yang hidup tenang, adalah sekitar 60-75 mg per hari atau cukup dari asupan makanan sehari-hari. Untuk mereka yang tinggal di kota besar yang penuh polusi dan hidup dibawah tekanan, dosis 500 mg bisa diterima. Kadar vitamin C yang berlebih dapat membuat vitamin C yang semula bersifat antioksidan menjadi pro-oksidan. Mekanismenya di dalam tubuh sebagai berikut, vitamin C sebagai antioksidan akan menangkap (scavenging) radikal bebas. Setelah bereaksi dengan radikal bebas, vitamin C akan menjadi vitamin C radikal, yang sifatnya cukup reaktif seperti radikal bebas. Vitamin C radikal juga dapat merusak sel, seperti yang dilakukan radikal bebas. Karena itu, vitamin C radikal tersebut akan dinetralisir oleh glutation, sehingga vitamin C yang radikal menjadi stabil kembali.
Kadar antioksidan yang tinggi pada suatu makanan atau minuman tidak selalu disimpan tubuh dalam kadar yang tinggi pula. Semua tergantung pada bagaimana tubuh menyerap dan menggunakan antioksidan tersebut.
Tetapi sebaliknya, ketika kadar vitamin C dalam tubuh berlebihan, meski sebagian dapat larut bersama urine, vitamin C radikal dalam tubuh dalam jumlah tinggi akan sulit dinetralkan oleh glutation. Akibatnya, vitamin C radikal akan berkeliaran merusak jaringan sel.
Vitamin C dan E merupakan antioksidan yang paling banyak dikonsumsi. Berdasarkan hasil studi epidemiologi ditunjukkan asupan
Kadar vitamin E yang berlebihanpun dalam tubuh juga akan melahirkan vitamin E radikal. Selain itu, vitamin E bersifat akumulatif dalam jaringan
46 |Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008
adiposa sehingga dikhawatirkan dapat menyebabkan keracunan. Beberapa ahli juga mengkhawatirkan vitamin E berlebih dalam tubuh dapat menyebabkan darah sulit membeku jika terjadi luka, karena vitamin E berfungsi sebagai antikoagulan (anti-pembekuan darah). Seperti yang direkomendasikan oleh US Food and Drug Administration (FDA), lebih baik mengonsumsi langsung bahan makanan yang mengandung antioksidan daripada menggantungkan diri pada suplemen. Sebab, melalui bahan makanan langsung, risiko berlebihan sangat kecil. Jadi, makanlah buahbuahan dan sayuran setiap hari.
Daftar pustaka 1. e n . w i k i p e d i a . o r g / w i k i / Antioxidant 2. Hagfors, L., et. al. Antioxidant intake, plasma antioxidants and oxidative stress in a randomized, controlled, parallel, Mediterranean dietary intervention study on patients with rheumatoid arthritis, Nutrition Journal, 2003. 3. Hercberg, S., Antioxidant Supplementation Increases the Risk of Skin Cancers in Women but Not in Men, American Society for Nutrition, September, 2007. 4. http://www.oxfordbiomed. com 5. http://www.depkes.go.id 6. http://www.beritaiptek.com 7. http://www.chem-is-try.org
RISET
Patent Ductus Arteriosus Dr. Poppy S. Roebiono, SpJP(K)
Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Jakarta
Patent Ductus Arteriosus (PDA) masuk dalam golongan Penyakit Jantung Bawaan (PJB) tidak biru dengan insidens sekitar 5 – 10 % dari seluruh PJB dan lebih sering ditemukan pada perempuan.
P
ada bayi normal, duktus arteriosus, pembuluh darah yang menghubungkan aorta (pembuluh nadi utama yang keluar dari jantung kiri ke tubuh) dan arteri pulmonalis (pembuluh nadi utama yang keluar dari jantung kanan ke paru-paru) mulai mengecil dalam 12 jam pertama setelah bayi lahir dan menutup lengkap pada umur 2-3 minggu. Apabila duktus arterious ini tetap terbuka maka disebut PDA. Melalui PDA ini aliran darah bersih dari aorta masuk kembali ke arteri pulmonalis yang menuju ke paru-paru dan menyebabkan meningkatnya aliran darah ke paru-paru. PDA ini seringkali ditemukan pada bayi prematur dengan paru-paru yang belum sempurna, akibat kadar prostaglandin dalam darahnya yang masih tinggi. Bayi dengan PDA yang kecil biasanya tidak menimbulkan keluhan. Bila PDA tersebut besar maka akan terjadi keluhan dan tanda-tanda gagal jantung akibat peningkatan aliran darah ke paru yang bermakna yang
Dr. Poppy S. Roebiono, SpJP(K)
kemudian membebani jantung kiri. Keluhan tersebut antara lain, sesak nafas, mudah lelah saat menetek sehingga sering berhenti dan waktu menetek menjadi lebih lama (lebih dari setengah jam), gagal tumbuh kembang akibat asupan gizi yang kurang dan mudah terserang infeksi saluran pernafasan bagian bawah atau paru-paru. Karena
keluhan-keluhan
diatas maka PDA tersebut harus segera ditutup. Tetapi walaupun PDA itu kecil dan tidak menyebabkan keluhan, tetap harus ditutup karena dapat menyebabkan infeksi pada jantung dikemudian hari. Yang selalu harus dipertimbangkan adalah bila dan bagaimana cara menutupnya. Bila tidak ada keluhan maka penutupan PDA dilakukan pada usia lebih dari 12 minggu karena sampai usia Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 47
RISET
tersebut masih bisa diharapkan dapat menutup secara spontan. Bila terdapat tanda-tanda gagal jantung yang kemudian tidak respons terhadap pemberian obat-obat maka penutupan harus dilakukan walaupun usia kurang dari 12 minggu. Ada 3 macam cara melakukan tindakan penutupan PDA, yaitu dengan (1) obat indometasin yang hanya dapat diberikan pada bayi prematur yang baru lahir, (2) tindakan bedah, atau (3) tindakan non-bedah. Tindakan bedah yang dilakukan adalah dengan cara mengikat PDA tersebut melalui sayatan di dada di bawah ketiak kiri yang dapat dilakukan tanpa menggunakan mesin pengganti fungsi jantung dan paru. Dalam 3 (tiga) dekade terakhir ini telah dikembangkan pilihan tindakan tanpa bedah yang jauh lebih menguntungkan karena tanpa sayatan di dada yang tentunya tidak menyebabkan bekas luka
operasi, waktu rawat di rumah sakit yang lebih singkat, dan tidak pada anak yang lebih besar tidak memerlukan bius umum. Penutupan PDA cara non bedah ini dilakukan dengan memasang alat penyumbat melalui kateter yang dimasukkan melalui pembuluh darah di lipat paha. Alat tersebut bermacam-macam dan selalu dikembangkan terus untuk dicari yang terbaik, antara lain ada yang berbentuk seperti payung (umbrella), kumparan (coil) atau seperti jamur (Amplatzer duct occluder = ADO). Alat yang berbentuk seperti payung sudah lama ditinggalkan dan yang banyak dipakai sekarang adalah bentuk kumparan atau coil (antara lain Gianturco coil, detachable coil dan yang terbaru PFM Nitoccluder) yang dipasang pada PDA ukuran kecil atau sedang (diameter kurang dari 3 – 4 mm) dan ADO untuk ukuran PDA yang lebih besar (diameter lebih dari 4 – 5 mm). Sayangnya walaupun
Dr. Poppy S. Roebiono, SpJP(K) bersama ahli Jantung dari Jerman (bertopi) sedang memberikan penjelasan tentang PDA kepada reporter Metro TV (tengah) 48 |Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008
memiliki banyak keuntungan, tetapi penutupan PDA dengan cara ini biayanya lebih mahal dibandingkan operasi dan memerlukan persyaratan tertentu, antara lain berat badan lebih dari 6 – 8 kg, besar dan bentuk PDA tertentu, serta tidak disertai kelainan jantung lain seperti kebocoran sekat jantung atau kelainan katup jantung. Hasil tindakan penutupan PDA non bedah yang telah dilakukan di Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Jakarta, telah dipresentasikan di ASEAN Congress of Cardiology ke 17 di Hanoi Vietnam pada Oktober 2008. Sejak November 1998 sampai dengan September 2008, telah dilakukan tindakan penutupan PDA secara non bedah pada 264 pasien dengan 3 (tiga) macam alat yang berbedabeda : 1. Detachable coil pada 30 pasien (perempuan 20 dan 10 laki-laki) 2. ADO pada 218 pasien (perempuan 170 dan 46 lakilaki) dengan median usia 5 tahun (0,6 – 41 tahun) 3. Nit-occluder pada 13 pasien (perempuan 9 dan 4 laki-laki) dengan median usia 6 tahun (0,6 - 14 tahun). (Publikasi : Roebiono P, Harimurti GM, Rahayoe AU, dan sakijan I. Transcatheter closure of Patent Ductus Arteriosus. 10year experience at the National Cardiovascular Center Harapan Kita, Jakarta, Indonesia. ASEAN Heart Journal 2008; 17, Suppl: p73). (izin edit tulisan & penyunting gambar/foto – isti)
WACANA
MENGUBAH WAJAH PELAYANAN KESEHATAN JADI SENSITIVE GENDER Oleh : dr. Rabitta Sjafii Ahmad. Ketua Unit Dharma Wanita Depkes
Perempuan dan laki-laki memang berbeda, tetapi bukan untuk dibeda-bedakan Latar belakang
Banyak reaksi beragam tentang gender, diantaranya ada yang bereaksi bahwa sebaiknya laki-laki lah yang perlu diceramahi tentang gender, karena perempuan selalu mengalami tindak diskriminasi karena sub ordinasi. Sementara itu masyarakat lain ada pula yang bereaksi bahwa kuota 30 persen harus dipertahankan, walaupun pada kenyataannya perempuan belum bisa berbicara banyak pada level pembuatan keputusan. Dari kondisi ini bisa disimak bahwa pengertian masyarakat termasuk kaum perempuan sendiri tentang gender belum tepat. Masyarakat masih banyak mempersepsikan gender adalah feminisme atau emansipasi perempuan. Selagi mind set masyarakat masih menganggap gender adalah milik perempuan (feminisme), sekaligus laki-laki harus disingkirkan di ruang publik. Pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudoyono di koran Kompas tanggal 7 November yang lalu memperjelas pemahaman tentang gender, dikatakan beliau gender ibarat burung garuda, yang mana burung garuda tidak akan bisa terbang tinggi jika hanya mempergunakan satu sayap, tapi harus kedua-duanya. Makna dari pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudoyono ini adalah
bahwa dalam keluarga peran laki-laki dan perempuan harus dijalankan bersama sama, termasuk dalam mengisi pembangunan lakilaki dan perempuan harus saling mengisi. Sebenarnya yang perlu diperjuangkan bagaimana gender memberikan ruang publik yang tidak membuat kesenjangan peran publik pada perempuan dan lakilaki. Semuanya harus dimulai dari nilai-nilai yang diyakini bersama. Adapun nilai nilai yang sesuai dengan nilai kesetaraan gender menurut Prof. Siripoon dari “Centre for Womens and Health” Khonkaen University adalah “peace and harmony” bahwa kalau kita bicara gender perempuan dan laki-laki harus berada dalam suasana yang seimbang. Semangat kompetisi harus dihilangkan dari benak kita, kalau kita berbicara gender. Gender membutuhkan nilai-nilai yang dijadikan sebagai konsep diri agar timbul keyakinan dan percaya diri untuk menghadapi tantangan hidup dalam menjalani suatu perubahan. Seseorang tidak akan mungkin melakukan banyak hal dan akan menjadi hidup dengan rasa penuh percaya diri, tanpa melakukan suatu terobosan terobosan. Setiap pribadi manusia memiliki batas-batas kemampuan yang meskipun sulit digambarkan, tetapi sangat mengekang dirinya, dan sering membuatnya frustasi.
Oleh karena itu tidak boleh kita mengeluhkan apapun yang kita miliki, karena sikap itu akan membuat kita tidak melihat potensi penggunannya untuk mencapai terobosan berikutnya. Untuk pemberdayaan laki-laki dan perempuan dalam kesehatan reproduksi, pemahaman tentang hak reproduksi juga sangat diperlukan. Keadaan menunjukkan bahwa di tingkat bawah, perempuan telah berperan serta aktif dalam pengorganisasian dan pelaksanaan kegiatan terutama dibidang sosial, namun dan belum banyak terlibat dalam proses perencanaan, program, kegiatan dan penganggaran serta penetapan kebijakan. Partisipasi perempuan sudah saatnya ditingkatkan melalui diskusi-diskusi dan pembahasan tentang berbagai masalah-masalah didaerah serta keikutsertaannya pada penyusunan perencanaan tanggap gender.
Gender dari sudut Agama Islam
Begitu tinggi penghormatan Islam kepada kaum wanita, ditegaskan secara jelas baik dalam Al-Quran maupun Hadits Rasulullah SAW. Menurut Almaghfurlah Prof.KH Ibrahim Hosen LML, seorang ahli hukum (fikih) dan ushul fikih (filsafat hukum) perbandingan, kedudukan wanita dimuliakan oleh Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 49
WACANA
Allah, karena itu wanita memiliki kesederajatan yang sama dengan kaum pria. Dengan perbedaan fungsi tersebut, Allah SWT juga membedakan wanita dengan pria berdasarkan pada keimanan mereka terhadap Allah. Prof Dr.Chuzaimah T Yanggo, MA, Ketua MUI Bidang Pengkajian dan Pengembangan, mengutip pendapat Ibrahim Hosen, ”Belumlah tentu seorang suami memiliki keimanan dan ketakwaan sebesar istri. Dalam hal demikian pastilah derajat sang istri menjadi lebih tinggi di mata Allah.”Yang membedakan pria dan wanita adalah fungsinya di masyarakat. Seorang pria memiliki tugas mengayomi dan melindungi istri dan anak-anaknya. Sedangkan wanita diberi keistimewaan dengan kemampuan untuk hamil, melahirkan, menyusui, serta mendidik anak-anak yang dititipkan oleh Allah SWT. Dalam hal spiritual, tak ada perbedaan kedudukan antara perempuan dengan laki-laki. Dalam Al-Quran disebutkan:” Dan barang siapa mengajarkan amal soleh, baik laki-laki maupun perempuan, sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rejeki, didalamnya tanpa hisab. “(Al Mukmin:40).
Pengertian gender :
Untuk memahami konsep gender, harus dibedakan kata gender dengan kata sex. 1. Sex adalah perbedaan jenis kelamin yang ditentukan secara biologis, yang secara fisik melekat pada masingmasing jenis kelamin, laki-laki dan perempuan.Perbedaan jenis kelamin merupakan kodrat atau ketentuan Tuhan, sehingga sifatnya permanent 50 |Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008
dan universal. Jadi jelas bahwa jenis kelamin atau sex adalah perbedaan biologis hormonal dan anatomis antara perempuan dan lakilaki. Sex tidak bisa berubah, permanen dan tidak bisa dipertukarkan antara laki-laki dan perempuan. 2. Gender adalah perbedaan dalam hal tanggung jawab, persifatan, peran, fungsi, hak perilaku yang dibentuk oleh masyarakat karenanya bersifat relatif, dapat berubah dan dapat dipertukarkan. Perubahan ciri dan sifat-sifat itu dapat terjadi dari waktu ke waktu dan dari satu tempat ketempat yang lain. 3. Kesetaraan gender (Gender Equality) Kesetaraan gender merupakan keadaan tanpa diskriminasi (sebagai akibat dari perbedaan jenis kelamin) dalam memperoleh kesempatan, pembagian sumber-sumber dari hasil pembangunan, serta akses terhadap pelayanan. 4. Keadilan gender (Gender Equity) Keadilan gender adalah keadilan (fairness, justice) dalam distribusi manfaat dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan, yang didasari atas pemahamanan bahwa lakilaki dan perempuan mempunyai perbedaan kebutuhan dan kekuasaan. 5. Peran Gender Peran gender adalah peran ekonomi dan social yang dipandang layak oleh masyarakat untuk diberikan kepada laki-laki atau perempuan.
Gender dan Reproduksi: Seperti
Kesehatan
diketahui,
gender
mempunyai pengaruh besar terhadap kesehatan laki-laki dan perempuan.Hal ini semakin dirasakan dalam ruang lingkup kesehatan reproduksi antara lain: 1. Masalah kesehatan reproduksi dapat terjadi sepanjang siklus kehidupan manusia, misalnya masalah yang terjadi pada masa kanak-kanak dirumah, masalah pergaulan bebas pada masa remaja, aborsi yang tidak aman, dan kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi dan masalah kesehatan reproduksi lainnya. 2. Perempuan lebih rentan dalam menghadapi resiko kesehatan reproduksi seperti kehamilan, melahirkan dan aborsi yang tidak aman dan pemakaian alat kontrasepsi. reproduksi tidak 3. Masalah terpisahkan dari hubungan lakilaki dan perempuan. 4. Laki-laki juga mempunyai masalah kesehatan reproduksi. 5. Perempuan rentan terhadap kekerasan dalam rumah tangga (kekerasan domestik) atau perlakuan kasar, yang pada dasarnya bersumber pada subordinasi perempuan terhadap laki-laki atau hubungan gender yang tidak setara. Kesehatan reproduksi secara sederhana dapat kita lihat dari hal berikut: • Organ Reproduksi Organ reproduksi laki-laki maupun perempuan harus bebas dari berbagai penyakit serta dapat berfungsi sebagaimana mestinya. • Hubungan seks Dalam melakukan hubungan seks harus terbebas dari rasa tidak nyaman, rasa takut akan hamil dan tertular berbagai
WACANA
jenis penyakit kelamin. • Kehamilan Seorang ibu hamil harus terbebas dari komplikasi kehamilan yang serius dan janin yang dikandungnya harus dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam rahim ibu. • Persalinan Seorang ibu harus bersalin dengan normal dan terbebas dari komplikasi persalinan yang serius selama dan setelah persalinan.
Pengaruh gender terhadap kesehatan reproduksi lakilaki Sehubungan dengan peran gendernya, laki-laki tidak terlalu tertarik untuk mempelajari kesehatan seksual dan reproduksinya.Sehingga pengetahuan mereka cenderung terbatas.
Hak-hak reproduksi individu adalah: • Menentukan secara bebas dan bertanggung jawab jumlah anak dan kapan akan melahirkan. • Memperoleh informasi yang memadai untuk membuat keputusan teresbut (informed choice). • Mencapai standar kesehatan reproduksi dan seksual secara optimal • Membuat keputusan sendiri tanpa ada paksaan dan kekerasan. Manfaat manfaat kesetaraan dan keadilan gender bidang kesehatan: Berbagai manfaat dalam melakukan kesetaraan dan keadilan gender dibidang Kesehatan adalah dengan melakukan: • Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengenal isu-
isu gender dibidang kesehatan • Meningkatkan keterlibatan masyarakat (laki laki dan perempuan) dalam meningkatkan derajat kesehatan perempuan dan laki-laki melalui pelayanan kesehatan berperspektif gender dan sensitive gender. • Melibatkan masyarakat dalam upaya promotif program pemeliharaan kesehatan reproduksi perempuan.
Gender Empowerment Measure (GEM) atau Indeks Pemb erdayaa n Gender Indonesia (IGD): Landasan Kerangka Tindak (Platform for Action) yang telah disepakati di Konferensi Dunia di Beijing, 4 -15 September 1995, dimana keterlibatan perempuan dalam mengambil keputusan atau dikenal sebagai partisipasi perempuan dalam politik, tercantum sebagai salah satu dari sari 12 bidang keprihatinan dunia tentang perempuan. Dua belas bidang keprihatinan Dunia tentang perempuan ialah: 1). Perempuan dan Kemiskinan; 2). Pendidikan dan Pelatihan Perempuan; 3). Perempuan dan Kesehatan; 4). Tindak Kekerasan terhadap Perempuan; 5). Perempuan dan Konflik Bersenjata; 6). Perempuan dan Ekonomi; 7). Perempuan dalam Kekuasaan dan Pengambilan Keputusan; 8). Mekanisme Kelembagaan bagi Kemajuan Perempuan; 9). Hak Azasi Perempuan; 10). Perempuan dan Media Massa; 11). Perempuan dan Lingkungan Hidup; dan 12). Anak Perempuan.
Hal yang sangat krusial adalah beberapa kebijakan kesehatan belum sensitive gender sehingga berimplikasi sangat rendah pada ‘Health Development Index’bahkan terburuk di Negara-negara ASEAN. Sebagai tindak lanjut hal tersebut dikeluarkannya INPRES No. 9/ 2000 tentang Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan Nasional dan SK Menkes No. 878/Menkes/ SK/XI/2006, tentang Struktur Tim PUG-BK . Gender Empowerment Measure (GEM) atau Indeks Pemberdayaan Gender Indonesia (IGD) tahun 1996 mencapai 58,8. Pada tahun 2002 kondisinya menjadi menurun 54,6. Hal ini terjadi karena pasang surutnya keadaan ekonomi Indonesia dimasa tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut Departemen Kesehatan telah membuat Rencana Aksi Nasional PUG-BK dengan salah satu strateginya melakukan : ‘Mobilisasi sumber - sumber kebijakan dan program dilingkungan Departemen Kesehatan yang bersperspektif Gender’ di bidang Kesehatan. dengan melibatkan semua Unit Utama di Departemen Kesehatan.
Dampak gender pada status kesehatan laki-laki dan perempuan: Pemerataan kesempatan untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan harus tersedia, untuk semua orang, baik perempuan ataupun laki-laki harus diberdayakan untuk berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan keputusan-keputusan penting yang mempengaruhi kehidupan mereka. Hasil berbagai analisis permasalahan yang menyangkut Perempuan menunjukkan ketidak berdayaan perempuan dalam mengambil Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 51
WACANA
keputusan tentang hal-hal yang menyangkut kesehatan dirinya; Kita ketahui banyak yang menghalangi perempuan menyadari hak-hak kesehatan. Misalnya budaya yang sudah menjadi tradisi, pemahaman ajaran agama yang keliru, tingkat pendidikan yang rendah dan kondisi ekonomi. Bahkan seringkali diperkuat dengan hukum dan kebijakan yang tidak memihak perempuan. Selain itu juga rendahnya peran perempuan dalam proses pengambilan keputusan pada tingkat legislative, eksekutif, dan yudikatif menyebabkan kurang terakomodasinya aspirasi dan kepentingan perempuan dalam pembangunan bangsa dan Negara. Berkaitan dengan semua hal diatas diperlukan komitmen dan kesadaran dari berbagai pihak termasuk kaum perempuan bahwa dengan meningkatnya keterwakilan kaum perempuan di berbagai level pembuat keputusan baik legislative dan eksekutif akan berdampak baik bagi perbaikan taraf kesehatan bangsa.
Dampak Gender pada kesehatan jemaah haji :
Departemen Kesehatan merupakan salah satu departemen yang bertanggung jawab dalam bidang kesehatan calon / jemaah haji Indonesia. Hal ini didasari aspek regulasi bahwa Departemen Kesehatan menjalankan amanah UU No.17 Tahun 1999 (Pasal 16 ayat 1-2) dan dari aspek tehnis merupakan institusi paling bertanggung jawab dalam penyelenggaraan kesehatan haji bagi warga Negara Republik Indonesia. Pada musim haji tahun 1428H/ 2007 M, total jemaah Haji Indonesia yang diberangkatkan sebanyak 212.101 orang (195.810 orang jemaah haji biasa / regular dan 52 |Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008
16.291 orang jemaah haji khusus). Jumlah jemaah laki-laki 45,1 %. Jumlah kematian tercatat laki-laki 465 orang (62%). Pada tahun 2008 Indonesia memberangkatkan 194.271 jemaah haji biasa/regular dan 18.973 ONH plus, dimana 45,7% diantaranya adalah laki-laki. Beberapa faktor-faktor resiko yang ada pada diri jemaah haji Indonesia tahun-tahun sebelumnya antara lain Usia (sebagian besar usia jemaah diatas 60 tahun, sex (lebih separuh jemaah haji adalah wanita),status gizi (kebanyakan jemaah petani), pendidikan rendah(tidak tamat SD, stress kejiwaan, penyakit penyakit degeneratif ), berasal dari latar belakang kultural yang beragam). Besarnya faktor resiko yang dialami jemaah haji baik laki-laki dan perempuan, merupakan hal yang krusial karena berdampak pada tingginya Angka kematian jemaah haji., Ada kesenjangan yang perlu dipertanyakan yaitu: Mengapa Angka kematian jemaah haji lakilaki lebih besar dibandingkan jemaah haji perempuan? Kalau kita analisis adanya beberapa faktor gender yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan jemaah haji laki-laki ketimbang perempuan antara lain adalah : (exposure) 1. Keterpaparan laki-laki lebih besar terhadap penyakit dari perempuan, karena umumnya laki-laki sangat banyak menghabiskan waktu untuk beribadah (mungkin melakukan ibadah sepanjang hari) pada tempat tempat ibadah diluar pondokan dibandingkan jemaah perempuan. Sementara jemaah haji Indonesia belum terbiasa menghadapi cuaca dingin (tahun 2007 dan tahun 2008 suhu di Mina dan Madinah bisa minus) 2. Persepsi : pendidikan jemaah
yang rata-rata rendah sehingga memiliki persepsi yang keliru dalam mengenal penyakit yang dideritanya. 3. Sikap: Sikap laki-laki yang cenderung kurang peka dalam menghadapi masalah kesehatan dibandingkan perempuan, sehingga laki-laki kurang berhati-hati menjaga kesehatan dibandingkan perempuan. 4. Akses informasi: laki-laki jarang terpapar dengan informasi tentang kesehatan, karena laki-laki kurang peduli dan kurang yakin dengan nasihat nasihat yang diberikan oleh petugas kesehatan ketimbang perempuan. 5. Perilaku: akibat persepsi tentang kesehatan yang keliru, serta sikap laki-laki yang kurang peka dalam menghadapi masalah kesehatan ketimbang perempuan, maka laki-laki terlambat mencari pertolongan kesehatan. 6. Akses pelayanan: laki-laki jarang mau mengakses pelayanan kesehatan karena menjaga harga dirinya dan citra dirinya. 7. Manfaat kesehatan: laki-laki kurang mendapatkan manfaat atas pelayanan kesehatan yang diterimanya, karena pelayanan kesehatan belum sensitive gender (belum melihat pengaruh gender pada laki-laki dan perempuan). petugas kesehatan: 8. Sikap belum sensitive gender (netral gender) sehingga perlakuan pelayanan tidak peka melihat kebutuhan kesehatan laki-laki dan perempuan. Tidak mudah menjadi petugas kesehatan yang sensitif gender. Ada sejumlah tantangan yang perlu anda cermati, antara lain: Tantangan petugas kesehatan
WACANA
yang sensitive gender • Bagaimana meningkatkan kesehatan pasien secara optimal, dengan tidak lupa memperhatikan aspek medis, namun juga memperhatikan aspek gender. • Berupaya memiliki pemahaman tentang gender dalam kaitannya dengan kesehatan. perubahan • Mendorong kebiasaan dan nilai sosial budaya yang merugikan kesehatan, terutama kesehatan perempuan. • B e r u p a y a m e l a l a k u k a n pelayanan kesehatan yang sensitive gender berdasarkan kebijakan yang ada. Gender membutuhkan nilai-nilai yang dijadikan sebagai konsep diri agar sanggup melalui berbagai tantangan hidup dalam menjalani suatu perubahan. Masyarakat menunggu terobosan terobosan yang mampu memberikan nilai keberhasilan bagi pembangunan kesehatan, khususnya pelayanan kesehatan haji yang pesertanya meningkat terus setiap tahun. Saat ini kesenjangan gender belum bisa dianalisa karena data penyakit belum terpilah. Jika data penyakit sudah terpilah, pelayanan kesehatan dimasa depan bisa lebih mengintervensi berbagai faktor gender yang jika tidak diantisipasi bisa mendatangk an disk riminasi dan kerugian akibat ketidak responsifan para penyelenggara pelayanan kesehatan terhadap kebutuhan pelayanan baik lakilaki dan perempuan. Departemen Kesehatan perlu melakukan berbagai reformulasi kebijakan dalam pelayanan kesehatan seperti pemilahan data jemaah laki-laki dan perempuan, sehingga
pengelola program kesehatan haji bisa melihat besarnya kesenjangan gender di masing masing kelompok resiko kesehatan yang ada apakah pada laki-laki maupun perempuan.
Health Gender Budgeting (Penganggaran Gender Kesehatan) Isu gender merupakan ‘Cross Cutting Issue’, yang bisa masuk ke semua program kesehatan. Isu gender kesehatan bisa timbul di setiap kelompok usia sepanjang kehidupan manusia. Isu gender di kelompok usia bayi/anak misalnya: budaya yang ada di masyarakat yang syarat dengan budaya patriarkhi, lebih mengistimewakan perhatian/pengasuhan bayi/ anak laki-laki ketimbang anak perempuan. Sehingga biasanya anak laki-laki makan duluan, sedangkan anak perempuan makan belakangan dari sisa makanan yang dimakan anak lakilaki. Perlakuan diskriminasi ini akan berdampak pada status kesehatan anak. Dengan Health Gender Bugetting intervensi berbagai masalah gender dan kesehatan lebih fokus kepada sasarannya yaitu kesenjangan gender dan kesehatan. Biasanya program gender terintegrasi di semua program, sehingga dalam membuat perencanaan anggaran kesehatan yang berperspektif gender kata-kata gender tidak harus dimunculkan. Yang terpenting adalah tujuan program adalah fokus untuk mengatasi isu isu gender kesehatan. Misalnya : pengadaan obat-obatan dan peralatan medis dan pengadaan tenaga kesehatan haji (TKHI) lebih fokus pada mengatasi penyakit penyakit terbesar seperti penyakit
saluran pernafasan serta rekruitmen tenaga memprioritaskan pada pengadaan tenaga spesialis paruparu, karena ada kesenjangan gender (isu gender kesehatan haji) yaitu kasus penyakit saluran pernafasan lebih banyak diderita jemaah laki-laki ketimbang pada jemaah perempuan.Isu isu gender kesehatan yang lain bisa dicari dengan tehnik GAP. Dengan health gender budgeting perencanaan pembangunan kesehatan lebih tepat sasaran. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah menganalisa kesenjangan gender, dengan menggunakan tehnik analisis GAP (Gender Analysis Pathway). Tehnik analisis GAP memiliki banyak kelebihan daripada tehnik tehnik analisis lainnya seperti Moser ataupun Harvard. Karena analisis GAP menggunakan langkah-langkah yang sangat rinci dan menganalisis faktor kesenjangan gender dan penyebabnya baik internal dan eksternal. Sehingga tehnik analisis GAP disebut juga sebagai “pisau analisis gender kesehatan”. Faktor yang mempengaruhi kesenjangan gender yaitu: Akses, manfaat, partisipasi dan penguasaan. Sebab faktor kesenjangan internal adalah: lembaga, uu/peraturan/kebijakan/ program; proses perencanaan. Sedangkan sebab faktor kesenjangan eksternal adalah: lembaga dan proses implementasi di masyarakat. Manfaat lainnya dari Analisis GAP adalah tehnik ini bisa membantu para pengelola program dalam menghasilkan suatu “Rencana Aksi Bidang Gender dan Kesehatan” Membina keharmonisan adalah kebutuhan sensitive gender. Salah satu strategi gender adalah membangun suatu budaya yang sensitive gender. Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 53
WACANA
Professor Siripoon dari Faculty of nursing, Khonkaen University Thailand berpendapat tentang strategi kesetaraan gender, yaitu membina hubungan yang harmonis dan damai (peace and harmony) yang kelihatannya sederhana, tetapi cukup memiliki nilai strategis tinggi dan dapat hidup ditengah tengah semangat untuk menghilangkan ketidaksetaraan gender. Jalan yang sudah terbuka bagi kaum perempuan harus disikapi dengan strategi lainnya yaitu bagaimana kaum perempuan membekali dirinya dengan sikap bijaksana dan kepribadian yang matang agar mendapatkan kesempatan untuk melakukan kontrol terhadap berbagai akses program pembangunan seperti pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Konsekwensi dari kuota yang dituntut kaum perempuan sendiri bisa menjadi bumerang jika kaum perempuan tidak mampu menggali seluruh potensi yang dimilikinya. Berkaitan dengan daya tarik dan daya dorong pada diri seseorang ini tentu saja diperlukan pencapaian keseimbangan melalui proses tertentu yang disebut sebagai proses tawar menawar (bargaining process) dalam diri, sehingga seseorang benar-benar dapat mencapai titik keseimbangan tertentu. Oleh karena itu untuk mengaktualisasikan kesetaraan gender sejalan dengan posisi tawar yang dimiliki perempuan, maka beberapa strategi yang harus dilaksanakan, diantaranya adalah : Strategi Pelayanan Kesehatan sensitive Gender: A. Reformulasi kebijaksanaan: 1. Legislatif: a. Revisi Undang-undang untuk mengakkomodir kepentingan perempuan secara signifikan. 54 |Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008
b.
M e n i n g k a t k a n kualitas dan kuantitas keterwakilan perempuan di lembaga legislative dengan pendidikan dan pelatihan memadai agar mampu menyuarakan kepentingan kesehatan perempuan. c. Memantapkan kerjasama antar organisasi perempuan dan LSM di bidang politik dan pengambilan keputusan penting berkaitan dengan kesehatan kaum perempuan. 2. Eksekutif: tim a. memantapkan Pengarusutamaan gender bidang Kesehatan. b. M e n i n g k a t k a n Koordinasi, Advokasi, Fasilitasi, Sosialisasi dan Evaluasi peran perempuan di bidang eksekutif. peran c. Meningkatkan eksekutif melalui berbagai forum lintas sektoral B. Strategi: a. Mendorong para pengambil keputusan di semua tingkat wilayah agar dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program kesehatan selalu berperspektif gender. b. Meningkatkan jejaring antara lintas sektor untuk memperoleh masukan tentang pelaksanaan pelayanan di lapangan. c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas petugas kesehatan dengan pendidikan dan pelatihan. d. memantapkan kerja sama dan antar organisasi
perempuan dan LSM dalam mewujudkan keterwakilan perempuan 30 % Rencana Aksi: • Koordinasi : dilakukan bersama lintas sektor, Agama, LSM, organisasi kemasyarakatan dan keagamaan. terhadap para • Advokasi pengambil keputusan didalam memperluas jangkauan, peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan. • Fasilitasi didalam memperluas jangkauan, peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan. • Sosialisasi keseluruh jenjang organisasi pelayanan kesehatan pusat s/d daerah. • Evaluasi : untuk memperoleh data dan informasi ttg perkembangan permasalahan dan peningkatan Pelayanan kesehatan Kepustakaan: 1. Buku Panduan Kesadaran Bernegara, Satker Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, 2007 2. Panduan Pelayanan Sensitif Gender bagi Petugas Kesehatan, Departemen Kesehatan RI. 3. Panduan Rencana Aksi , Deputi Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan, Kementrian Pemberdayaan Perempuan RI, tahun 2006. 4. Psikologi Konseling, Prof. DR.H.Mohamad Surya, Pustaka Bani Quraisy 5. Pengarus-utamaan Gender dalam Bidang Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta 2007. 6. Majalah Wanita, Republika Jakarta.
PROFIL
Bincang-Bincang Bareng
Sihngideni Jumantik dari Mojokerto S
ihngideni (58 th), warga Jl. Punawan No.176 Mojokerto ini tidak berbeda dengan kader kesehatan lainnya. Yang membedakan, ia semula kader Posyandu dan sejak 1976 menjadi juru pemantau jentik di wilayahnya. Sihngideni merupakan salah satu tamu Menkes dalam acara B4M yang membahas masalah pengendalian DBD. Berikut bincang-bincang Sihngideni dengan Mediakom Saya sejak tahun 1978 adalah kader Posyandu. Kemudian sejak tahun 2006 tertarik menjadi Jumantik bersamaan dimulainya kegiatan PSN (pemberantasan sarang nyamuk). Untuk keberhasilan PSN, setiap RT harus ada satu orang kader. Saya tertarik, karena rasanya seperti ada kepuasan tersendiri melihat banyak orang yang terbebas dari demam berdarah. Sebab kalau sampai menderita demam berdarah, untuk opname di kelas 3 rumah sakit bisa mengeluarkan biaya sampai dua juta rupiah.
kelurahan. Kemudian hari Senin berikutnya disetorkan dari kelurahan ke kecamatan dan Puskesmas. Hari selasa laporan harus sudah sampai di meja Walikota. Kegiatan Jumantik tertolong karena di Mojokerto setiap hari Jumat dilakukan gerakan jumat bersih. Setelah apel, Walikota dan tim pengendali Pemerintah Kota ikut terjun langsung bersama-sama masyarakat melakukan gerakan kebersihan. Masyarakat merasa senang, karena pemimpinnya saja mau turun tangan melakukan gerakan kebersihan.
Setiap RT harus tersedia kader satu orang, dan di setiap RW ada satu orang koordinator. Kebetulan sekarang suami saya Ketua RW, jadi saya menjadi koordinatornya. Dahulu menjadi kader, sekarang menjadi koordinator, ujar Sihngideni.
Di awal-awal tugasnya, menjadi kader itu tidak enak. Karena kalau mau masuk rumah warga, kadangkadang ada orangnya tetapi malah menutup pintu. Bahkan malah anjingnya yang keluar. Tetapi semenjak Walikota Mojokerto Ir. H. Abdul Gani Suhartono, MM pada Februari 2007 membuat statement bahwa warga yang menolak jumantik tidak akan dilayani apabila berurusan dengan pemerintahan, maka gerakan pemberantasan sarang nyamuk berjalan lancar.
Kegiatan Jumantik dilakukan Setiap Jum’at. Setelah memeriksa jentikjentik di rumah-rumah penduduk, langsung membuat laporan. Hari dan jam itu juga dikirim ke
Namanya saja Jumantik, maka tugasnya adalah memeriksa jentikjentik nyamuk baik di dalam maupun di luar rumah. Bila di dalam rumah yang diperiksa adalah bawah kulkas,
tempat minum burung, perangkap semut yang diletakkan dibawah meja, lalu kamar mandi, bak-bak penampungan air. Sedangkan kalau di luar rumah, pohon pisang (pelepahnya) ditempat itu biasanya menampung air hujan. Caranya hanya digoyang-goyang agar airnya tumpah. Dengan berbekal lampu senter, Sihngideni melakukan pemantauan jentik-jentik nyamuk di tempat-tempat yang telah disebutkan tadi. Bila menemukan jentik-jentik nyamuk, langsung saja airnya dituang agar jentik-jentiknya mati. Untuk Mojokerto memang air bukan masalah, karena persediaan air melimpah. Sayangnya air di Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 55
PROFIL
sana mengandung yodium (di kota ini berdiri pabrik Yodium), jadi warga sudah terbiasa dengan menguras bak mandi. Bahkan seminggu bisa dua kali menguras bak mandi, karena kalau tidak dikuras airnya kekuning-kuningan. Masalahnya nyamuk berkembang biak di mana saja ditempattempat penampungan air jernih. Itulah tugas Jumantik melakukan pemantauannya. Sedangkan di tempat-tempat penampungan air yang sulit dikuras, diberikan bubuk larvasida yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota. Jadi selain melakukan pemantauan jentik, tugas lainnya adalah penyuluhan dan membagikan bubuk larvasida. Kegiatan ini dilakukan secara rutin seminggu sekali. Kalau sampai terjadi ada warga yang terkena demamberdarah, oleh petugas Puskesmas dilakukan penyelidikan apakah di tempat itu terdapat jentikjentik nyamuk. Kalau memang ada jentik-jentik nyamuk yang malu adalah kadernya. Tapi biasanya orang tertular dari tempat lain. Menjadi kader pastinya senang dan bangga karena melakukan tugas mulia. Ketika diberikan penaratan pun tidak dibahas tentang insentif. Tetapi mulai tahun kedua (sejak 2008) ada insntif Rp 20.000,- per bulan dari Dinas Kesehatan Kota dan dibayarkan setiap tiga bulan sekali. Kedatangan Sihngideni ke Jakarta, juga didampingi Kepala Subdin Pengendalian Penyakit (P2) Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, drg. Mujiwati, M.Kes. Berikut penuturannya kepada Mediakom. drg. Mujiwati, menjabat Kepala Sub Dinas Pengendalian Penyakit (P2) Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, sejak tahun 2001. Ternyata di Sub Dinas P2 itu lain dengan sudin-sudin yang lain. Sudin P2, menangani masalah penyakit menular yang langsung berhubungan dengan masyarakat banyak. Di awal 56 |Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008
menduduki jabatan itu, ia merasa heran mengapa meningkat terus dari tahun ke tahun sampai kewalahan. Saya harus memutar otak, bisa atau tidak melakukan fogging terus menerus. Ada kebiasaan dari tahun ke tahun setiap musim penghujan, setiap malam ada telpon dari masyarakat minta fogging dan lain sebagainya. Tetapi tidak menuntaskan masalah, karena setelah 2 minggu dilakukan fogging, ada lagi kasus yang meninggal. Akhirnya saya beranikan diri untuk bagaimana ini menjalankan PSN itu. Ternyata saya mempunyai Walikota yang baik, sehingga ide untuk melakukan gerakan PSN didukung oleh Kepala Daerah. Konsep Jumantik di Mojokerto, sebetulnya pada tahun 1989, sudah ada percontohan di satu kelurahan. Bahkan sempat dikunjungan staf WHO. Tetapi dengan adanya otonomi daerah, daerah percontohan Jumantik tersebut tidak jalan lagi. Tahun 2004 – 2005 dirintis lagi gerakan PSN tapi hanya per kelurahan, hasilnya tidak optimal. Sejak 2006, kita berhasil untuk menjalankan gerakan PSN ke seluruh kelurahan. Dahulu setiap terjadi ada kasus DBD, masyarakat minta dilakukan fogging. Tetapi, agar fogging efektif, harus dilakukan secara massal di semua kelurahan. Saat ini untuk melakukan fogging di 18 kelurahan, biayanya kurang lebih Rp 800 juta sampai 1 Miliar rupiah. Sumber dananya dari APBD. Sekarang dengan adanya Jumantik, maka untuk insentif para Jumantik sebesar Rp 20.000,- per bulan, untuk seluruh kota biayanya sekitar Rp 400 juta. Sedangkan anggaran untuk kesehatan seluruhnya kurang lebih 10% dari APBD. Selain itu, penyuluhan terus dilakukan baik melalui radio maupun bekerja sama dengan PKK. PKK itu kan organisasi yang
sampai ke bawah. Apalagi di Mojokerto merupakan kota transit jadi mobilitasnya itu sangat tinggi. Rumahnya disitu, tetapi kerjanya di Surabaya dan tempat-tempat lain. Kalau ada kasus, pastinya dari tempat kerja dan lain sebagainya. Selain itu, adanya budaya malu. Kalau Jumantik menemukan jentikjentik nyamuk di rumah warga akan diumumkan di RW nya. Kalau si A misalnya, rumahnya positif ada jentik-jentik, hal itu dibawa dalam rapat Kelurahan. Setiap bulan Lurah akan melakukan evaluasi dan mengumumkan laporan Jumantik. Laporan selanjutnya disampaikan ke Dinkes Kota setiap minggu sekali. Kalau ada laporan angka bebas jentiknya masih dibawah 95%, kita akan datangi kesana. Pada hari Jumat berikutnya, selain Pak Walikota , dinas kesehatan dan puskesmas juga ikut turun menggerakkan masyarakat. Di Kota Mojokerto terdapat 18 Pos Kesehatan Desa, 14 Puskesmas Pembantu, dan 5 Puskesmas dengan jumlah penduduk 115 ribu jiwa. Dari jumlah itu sekitar 20% tergolong keluarga miskin dan tidak mampu. (Smd/Aji/Sur).
PELITA HATI
H
idup ini seperti perjalanan jauh, terkadang harus menyelusuri perbukitan terjal. Suatu ketika juga harus melalui aneka tikungan tajam dan curam, mendaki dan menurun. Ada yang selamat dan tidak sedikit yang kemudian berakhir dengan duka nestapa. Inilah lika-likunya perjalanan panjang, selalu ada suka dan duka yang menyertainya. Demikian pula dengan kehidupan kita, adakalahnya penuh dengan aktifitas dari pagi sampai malam, bahkan ada yang 24 jam tanpa henti. Tapi ada juga orang yang sepi dari aktifitas, pekerjaanya hanya menunggu orang lain memberi pekerjaan. Setiap hari pekerjaanya hanya menunggu, menunggu dan menunggu. Berbagai aktifitas itu, pasti akan berdampak pada kelelahan. Ada yang lelah secara fisik, tapi pikiran dan perasaanya normal. Akibatnya kerja fisik tidak maksimal. Ada pula yang secara fisik normal, tapi pikiran dan perasaannya lelah. Akibatnya fisik yang kuatpun akan lelah juga. Karena kerja fisiknya akan terbebani oleh kelelahan pikiran dan perasaannya. Bagaimana kalau fisik, pikiran dan perasaan terjadi kelelahan secara bersamaan?. Pasti, berhenti total, tak ada aktifitas. Kalau dipaksapun pasti tidak maksimal, bisa jadi malah kontraproduktif. Ini sudah menjadi Sunatullah, hukum kauniyahnya (alam) begitu. Apalagi tidak semua tujuan aktifitas itu tercapai, ada yang tertunda, bahkan tidak sedikit yang gagal. Setelah diulang, gagal lagi. Secara beruntun gagal, gagal, dan gagal lagi. Hal ini pasti akan semakin menambah capek, lelah dan letih yang sempurna.
Capek, istirahatlah…!
Apalagi sederet problem mendesak masih terus mengintai dan belum menemukan jalan keluarnya. Lengkaplah sudah kelelahan itu. Kondisi seperti ini hampir semua orang mengalami, tanpa terkecuali. Mulai dari kopral sampai jenderal, dari rakyat sampai pejabat. Wajar kalau kemudian berulang kali menyebut, capek..dech..! Jika capek, lelah, maka istirahatlah...!. Inilah jalan terbaik, tak ada lagi cara lain. Walau ada yang menganjurkan dopping, memakan suplemen yang dapat menambah tenaga dan vitalitas. Tapi ini hanya sementara. Dalam jangka panjang akan berdampak buruk pada kesehatan organ tubuh lainnya misal: jantung, ginjal, hati
dll. Itulah sebabnya mengapa istirahat itu penting; yaitu untuk mengatur keseimbangan seluruh variabel kehidupan. Sehingga tidak ada variabel yang berlebih perhatianya, sementara variabel lainya terlantar, tak tersentuh oleh perhatian kita sama sekali. Variabel itu meliputi pikiran, perasaan dan fisik kita. Pikiran, merupakan varibel penting dalam kehidupan kita. Mereka harus terpenuhi nutrisi (gizinya). Aktifitas membaca, merenung, evaluasi dan introspeksi diri adalah bagian kecil dari nutrisi itu. Sebab aktivitas ini akan menambah wawasan, kesadaran, kepedulian, keinsyafan dan kekerdilan dihadapan Yang Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 57
PELITA HATI
Maha Kuasa. Kedewasaan berfikir, kesadaran bertindak, kearifan keputusan, kepedulian pada sesama, keinsyafan atas kekeliruan dan selalu berharap pada pertolongan Yang Maha Kuasa merupakan bentuk keseimbangan cara berfikir kita. Inilah aktivitas istirahatnya pikiran kita. Perasaan, juga variabel penting yang tak boleh terabaikan. Mereka juga harus terpenuhi nutrisinya. Aktifitas melihat, mendengar dan membandingkan berbagai fakta kehidupan merupakan bagian kecil dari suplemen perasaan. Lihatlah orang yang terkapar kaku di tengah jalan akibat kecelakaan. Lihatlah tergulungnya rumah, mobil, mayat dan benda-benda lainya oleh dahsatnya tsunami. Dengarlah rintihan anak-anak miskin, yatim yang mengamen, mengemis, kehujanan, kepanasan yang menghuni gubung reot pinggir rel kereta. Jika lagi apes satu-satunya tempat teduh itu diobrak-abrik oleh tramtib tanpa ampun. Terdengarkah rintihan mereka oleh perasaan kita? Inilah salah satu cara memberi nutrisi kepada perasaan, sehingga
58 |Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008
persaan kita menjadi lembut. Tak mudah terbakar oleh emosi dan provokasi. Rasa syukur terhadap nikmat semakin dalam, betapun kecilnya nikmat itu. Sehingga dalam kondisi apapun, rasa syukur selalu menjadi benteng terdepan yang mengendalikan perasaannya. Fisik, merupakan variabel yang paling mudah terlihat oleh panca indera. Fisik menjadi fokus terbesar kita dalam memberi nutrisi. Coba perhatikan..! Berapa biaya, waktu dan perhatian tertuju pada fisik ini? Hampir kita menghabiskan sumber daya untuk ini. Makan, minum, sandang, papan, kendaraan dan asesoris fisik lainya. Hampir semuanya berlebih disatu sisi, tapi banyak kekurangan disisi lain. Contoh; keseimbangan pola makan belum terjaga dan olah raga belum menjadi kebiasaan. Meningkatnya jumlah penderita penyakit degeneratif ( jantung, darah tinggi, kanker, diabetes dll) sebagai bukti ketidak keseimbangan pola makan itu. Apalagi merujuk pada halal dan haram makanan yang masuk ke dalam perut kita. Sebagian besar
belum terjadi keseimbangan, apalagi membandingkan keseimbangan nutrisi untuk fisik, pikiran dan perasaan kita, tentu masih jauh dari harapan. Untuk istirahat fisik tak selalu harus dengan banyak tidur, tapi berpindahnya satu pekerjaan kepekerjaan lain juga sudah bagian dari istirahat. Atau berpindahnya dari aktifitas fisik, ke aktifitas pikir atau ke aktifitas perasaan dan seterusnya juga bagian dari istirahat. Jadi, istirahat itu menyeimbangkan kebutuhan nutrisi ke tiga variabel tersebut secara proporsional. Setiap orang mempunyai ukuran proporsionalitas yang berbedabeda. Oleh sebab itu, ukuran ini harus menurut kebutuhan individu, tak dapat digeneralisir. Tidak ada kata sulit bagi yang mau, Insya Allah mampu. Capek, beristirahatlah, semoga sehat dan lebih produktif lagi. (pra)
Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 59
60 |Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008