BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Rumah kaca University Farm, Cikabayan, Dramaga, Bogor. Ketinggian tempat di lahan percobaan adalah 208 m dpl. Pengamatan pascapanen dilakukan di Laboratorium Pascapanen, Departemen Agronomi dan Hortikultura. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – Juli 2010.
Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih padi yang berasal dari lima galur padi sawah hasil penelitian Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Muara, Bogor. Pupuk anorganik yang digunakan yaitu Urea dengan dosis 250 kg/ha, SP-18 200 kg/ha, dan KCl 100 kg/ha. Bahan lain yang digunakan dalam pemeliharaan adalah pestisida Furadan dan Decis secara terbatas. Alat yang digunakan di lapang terdiri atas seperangkat alat budidaya pertanian, ember, gelas ukur 1 liter, meteran, termometer, neraca analitik, alat tulis dan kamera digital.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) yang terdiri atas dua faktor. Faktor pertama adalah lima galur padi sawah (G) yaitu: (1) G1 = BP1027F-PN-1-2-1-KN-1-MR-3-3 (2) G2 = B10894B-MR-2-3-KN-2-1 (3) G3 = B10214F-KN-2-3-2-1 (4) G4 = B10214F-KN-2-1-1-2 (5) G5 = KAL9418F-KN-2-1-1-2. Faktor kedua adalah kombinasi frekuensi irigasi (I) dengan empat taraf perlakuan yaitu: (1) I1 = irigasi 4 hari sekali (bulan ke-1), 2 hari sekali (bulan ke-2), 1 hari sekali (bulan ke-3 hingga panen)
7
(2) I2 = irigasi 8 hari sekali (bulan ke-1), 4 hari sekali (bulan ke-2), 2 hari sekali (bulan ke-3 hingga panen) (3) I3 = irigasi 12 hari sekali (bulan ke-1), 6 hari sekali (bulan ke-2), 3 hari sekali (bulan ke-3 hingga panen) (4) I4 = irigasi 16 hari sekali (bulan ke-1), 8 hari sekali (bulan ke-2), 4 hari sekali (bulan ke-3 hingga panen). Dengan demikian terdapat 20 kombinasi percobaan, masing-masing dengan tiga ulangan sehingga seluruhnya terdapat 60 satuan percobaan. Model rancangan yang digunakan adalah sebagai berikut: Yijk = µ + αi + βj + τk + (αβ)ij + εijk Yijk
= Pengaruh galur ke-i, frekuensi irigasi ke-j, dan ulangan ke-k
µ
= Rataan umum
αi
= Pengaruh galur ke-i
βj
= Pengaruh frekuensi irigasi ke-j
τk
= Pengaruh ulangan ke-k
(αβ)ij = Pengaruh interaksi galur ke-i dan frekuensi irigasi ke-j εijk
= Pengaruh galat percobaan galur ke-i, frekuensi irigasi ke-j dan ulangan ke-k.
Analisis ragam terhadap data hasil pengamatan dilakukan dengan uji F hitung dan uji lanjut untuk perlakuan yang berbeda nyata dengan uji Tukey pada taraf 5%.
Pelaksanaan Penelitian Persiapan Media Tanam Media tanam yang digunakan berupa tanah sawah yang diperoleh dari kebun percobaan Sawah Baru. Tanah sawah yang dibutuhkan sebanyak 7 kg per ember. Tanah sawah yang digunakan terlebih dahulu dibersihkan dari batu dan gulma. Penanaman Penanaman dilakukan dengan menabur benih secara langsung ke dalam ember yang telah berisi media tanam. Jumlah benih yang ditanam yaitu 10 benih untuk tiap ember. Penjarangan dilakukan dengan menyisakan tiga bibit padi yang tumbuh pada 2 MST.
8
Pemeliharaan Pemeliharaan yang dilakukan antara lain pemupukan, pengendalian gulma, dan pengendalian hama dan penyakit. Pemupukan dilakukan sesuai dosis yang direkomendasikan. Urea diberikan tiga kali, yaitu pada 3 MST, 7 MST, dan 12 MST. Pupuk SP-18 dan KCl diberikan seluruhnya pada 3 MST. Pengendalian gulma dilakukan secara manual dengan membersihkan gulma yang ada di ember. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan pestisida yang berbahan aktif deltametrin dan karbofuran. Perlakuan Perlakuan yang digunakan terdiri atas empat taraf frekuensi irigasi dan lima galur padi sawah yang berbeda. Ketinggian genangan air yaitu 2.5 cm diukur dari permukaan tanah. Perlakuan pengaturan pengairan mulai dilakukan pada 3 MST. Hal ini dilakukan karena pada awal penanaman kondisi tanaman masih labil dan perlu ketersediaan air yang cukup. Frekuensi irigasi diubah menjadi 2 hari sekali, 4 hari sekali, 6 hari sekali, dan 8 hari sekali pada bulan kedua setelah perlakuan. Frekuensi irigasi diubah lagi menjadi 1 hari sekali, 2 hari sekali, 3 hari sekali, dan 4 hari sekali pada bulan ketiga. Perubahan frekuensi irigasi dilakukan untuk menghindari kematian tanaman akibat cekaman kekeringan. Pemanenan Panen dilakukan secara bertahap pada tiap rumpun tanaman padi yang telah memenuhi kriteria panen. Kriteria panen yaitu pada saat 90 % malai telah menguning dan bulir padi yang terletak di bagian malai terbawah telah masak.
Pengamatan Pengamatan pertumbuhan tanaman dan komponen hasil dilakukan terhadap semua tanaman. Pengamatan mulai dilakukan saat tanaman berumur 3 MST. Peubah-peubah yang diamati meliputi: 1. Tinggi tanaman, diamati setiap satu minggu sekali dari 3 MST sampai 10 MST, diukur dari pangkal tanaman sampai ujung daun tertinggi
9
2. Jumlah anakan/rumpun, diamati setiap satu minggu sekali dari 3 MST sampai 10 MST, dihitung semua anakan yang daunnya telah terbuka penuh 3. Panjang dan lebar daun, dilakukan pada saat panen dengan mengambil satu daun di bawah daun bendera 4. Nisbah panjang/lebar daun, yaitu perbandingan antara panjang daun dengan luas daun 5. Umur berbunga, dilakukan pada saat malai pertama keluar dari ujung batang tanaman padi pada tiap rumpun 6. Umur panen, dihitung pada saat 90 % malai telah menguning dan bulir padi yang terletak di bagian malai terbawah telah masak 7. Jumlah anakan produktif/rumpun, dilakukan pada saat panen dengan menghitung anakan yang menghasilkan malai pada satu rumpun 8. Panjang malai, diukur dari pangkal malai sampai ujung malai 9. Jumlah malai/rumpun, dihitung dengan cara menghitung seluruh malai yang terbentuk pada saat panen 10. Jumlah gabah/malai, dihitung dari jumlah gabah pada satu malai 11. Persentase bobot gabah isi, yaitu perbandingan bobot gabah isi dengan gabah total 12. Persentase jumlah gabah isi, yaitu perbandingan jumlah gabah isi dengan gabah total 13. Bobot 100 butir gabah, dihitung dari jumlah 100 butir gabah isi dan ditimbang dengan timbangan analitik 14. Bobot kering tajuk, yaitu bobot bagian tajuk setelah dikeringkan dengan menggunakan oven selama tiga hari dengan suhu 60˚C 15. Kadar air gabah panen, yaitu kandungan air dalam gabah hasil panen 16. Bobot gabah kering panen, yaitu bobot gabah pada saat panen 17. Bobot gabah kering giling, yaitu bobot gabah pada saat kadar airnya ±14% 18. Persentase penurunan produksi, yaitu persentase penurunan produksi gabah kering giling yang dihasilkan pada kondisi kekurangan air terhadap produksi pada kondisi ketersediaan air optimum
10
19. Evapotranspirasi
harian
(mm/hari).
Evapotranspirasi
dihitung
berdasarkan neraca air yaitu irigasi=evapotranspirasi+Δtinggi air. Karena tinggi air dikembalikan ke kondisi awal setiap kali irigasi maka Δtinggi air=0. Jadi, evapotranspirasi dalam satuan mm diperoleh dengan membagi volume irigasi dengan luas permukaan pot/ember.