BABl PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian Proses pembangunan Indonesia mempunyai sifat dan cita-cita khas yang ditentukan oleh cita-cita dan nilai luhur Bangsa Indonesia seperti terdapat dalam Pancasila dan UUD 1945 khususnya pada pasal 33 ayat (1) yang berbunyi perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. U saha bersama tersebut adalah koperasi yang memiliki ruang gerak dan kesempatan usaha yang luas, yang menyangkut kepentingan kehidupan ekonomi rakyat. Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, karena koperasi merupakan salah satu bentuk badan hukum yang sudah lama dikenal di Indonesia. Ada beberapa jenis koperasi, termasuk di dalamnya adalah koperasi simpan pinjam atau koperasi kredit yang dikategorikan sebagai lembaga pembiayaan. Usaha yang dijalankan oleh koperasi simpan pinjam adalah usaha pembiayaan yaitu menghimpun dana dari para anggotanya dan kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggotanya atau masyarakat umum (Kasmir, 2004:270). Koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam sebagai lembaga keuangan yang bergerak disektor jasa keuangan mempunyai kedudukan yang sangat vital dalam menunjang sektor riil usaha masyarakat. Bagi masyarakat ekonomi lemah dan pengusaha kecil hanya mempunyai modal yang terbatas, sehingga koperasi kredit dalam hal ini unit simpan pinjam sangat dibutuhkan dan dimanfaatkan oleh I
2
anggota koperasi dalam meningkatkan modal usaha maupun untuk memenuhi kebutuhan hidup. Koperasi kredit atau simpan pinjam memperoleh modal dari anggota dalam bentuk simpanan. Semakin banyak simpanan anggota maka semakin besar modal koperasi kredit dan besaran pinjaman yang diberikan kepada anggota juga semakin besar. Sebagai lembaga keuangan perantara yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman, koperasi kredit harus menjaga kepercayaan masyarakat dalam mengelola dana, dengan menjaga dan meningkatkan kineija keuangan koperasi. Guna mencapai tujuan dari koperasi tersebut, maka sebuah koperasi perlu membuat laporan keuangan untuk menilai posisi keuangan serta perkembangan koperasi. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan keuangan (Susan, 2006:22). Kondisi keuangan koperasi sangat perlu diketahui oleh pihak-pihak yang sangat berkepentingan terhadap perkembangannya. Dalam mengembangkan perkoperasiannya, koperasi membutuhkan sumber dana yang banyak. Oleh karena itu, pihak koperasi berusaha memperoleh sumber-sumber dana baik yang berasal dari dalam atau dari para anggota koperasi seperti iuran wajib, iuran pokok, iuran sukarela, maupun yang berasal dari luar koperasi seperti dari pemerintah, perbankan, dan lembaga swasta lainnya Dana-dana tersebut dapat digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan koperasi, yang akan dilaporkan pada akhir tahun dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan yang dikeluarkan
3
digunakan untuk memudahkan kita dalam menganalisis kekuatan dan kelemahan kondisi koperasi melalui penilaian tingkat kesehatan dari berbagai aspek. Kesehatan koperasi adalah kondisi atau keadaan koperasi yang dinyatakan sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat, dan sangat tidak sehat. Tingkat kesehatan koperasi merupakan gambaran suatu koperasi ditinjau dari laporan keuangannya. Laporan keuangan memegang peranan yang sangat penting untuk mengetahui bagamana kondisi koperasi, apakah dapat dikatakan baik atau tidak baik. Suatu koperasi dikatakan sehat dapat dilihat dari basil pemberdayaan koperasi yang diukur dengan indikator tumbuh dan berkembangannya koperasi yang sehat, adanya manfaat koperasi bagi anggota, partisipasi anggota terhadap koperasi dan dukungan masyarakat serta pihak-pihak yang terkait. lndikator basil pemberdayaan koperasi menggambarkan keberhasilan kinerja koperasi. Penilaian kinelja keuangan koperasi kredit dalam mengelola dana dari masyarakat dilihat dari tingkat kesehatan koperasi merupakan faktor penting dalam suatu lembaga usaha. Dengan mengetahui tingkat kesehatan koperasi kredit, maka masyarakat (anggota) dapat dengan mudah meniliai kinelja lembaga tersebut (Anoraga, 2003:127). Indikator kinerja keuangan koperasi dapat dilihat dari tingkat kesehatannya. Berdasarkan Peraturan Menteri Koperasi dan UKM NO. 14 tahun 2009 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah NOMOR 20/PERIM.KUKMIXI/2008 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan yang terdiri atas Permodalan, Kualitas aktiva produktif, Manajemen, Efisiensi Likuiditas, Kemandirian dan Pertumbuhan, dan
4
Jati Diri Koperasi. Analisis tingkat kesehatan koperasi sangat diperlukan untuk mengetahui bagaimana kinerja koperasi dan tingkat kesehatannya, sehingga manajer dapat mengambil suatu keputusan yang tepat untuk menJaga kalangsungan hidupnya. U saha kecil dan menengah yang berkembang di Kabupaten Sikka adalah koperasi kredit. Dengan banyaknya koperasi kredit didirikan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat maka, pada tahun 2005 Bapak Bupati Sikka mencanangkan
Kabupaten
Sikka
sebagai
Kabupaten
Koperasi.
Dengan
pencanangan ini, banyak koperasi kredit maupun koperasi serba usaha yang semakin berkembang dari tahun ke tahun. Penelitian ini hanya berpusat pada Koperasi Kredit Tuke Jung. Koperasi Kredit Tuke Jung adalah salah satu koperasi kredit di Kabupaten Sikka yang perkembangan anggotanya sampai bulan november tahun 2012 berjumlah 7.111 orang, tetapi belum dilakukan penilaian tingkat kesehatan dari Dinas Koperasi untuk mengetahui kinerja keuangan koperasi.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah penelitian sebagai berikut: 1.
Bagaimana kinerja keuangan koperasi kredit dari aspek tingkat kesehatan koperasi kredit tahun 2009-2011?
2.
Masalah-masalah apa saja yang dihadapi koperasi kredit?
3.
Bagaimana solusi dalam memecahkan masalah yang dihadapi koperasi kredit?
5
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kinerja keuangan koperasi kredit dari aspek tingkat kesehatan koperasi kredit tahun 2009-2011, mengetahui masalah-masalah apa saja yang dihadapi koperasi kredit, dan memberi solusi dalam memecahkan masalah yang dihadapi koperasi kredit.
1.4 Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Teoretis Setelah penelitian ini dilakukan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti
selanjutnya
yang
akan
mengadakan
penelitian
di
bidang
perkoperasian dan secara umum bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan koperasi kredit di Indonesia. 2.
Manfaat Praktis Setelah penelitian ini dilakukan dapat menghasilkan penilaian tingkat kesehatan koperasi kredit dan membuktikan sejauh mana kinerja keuangan koperasi kredit dan memberi gambaran kinerja koperasi kredit bagi berberapa pihak, diantaranya pengurus, manajemen, anggota, dan calon anggota