Perencanaan Rehabilitasi Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah – T.A 2008 Interior
BAB VI URAIAN SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN INTERIOR
6.1.
PENDAHULUAN 1. Spesifikasi teknis ini berisi perincian syarat-syarat mutu kekuatan, syarat keindahan (estetika) serta syarat – syarat teknis pasangan/ pemasangan dari bahan-bahan atau campuran-campuran maupun alat-alat atau mesin-mesin kelengkapan bangunan yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pada proyek ini. 2. Apabila dalam spesifikasi teknis disebutkan suatu merk dagang atau produsen tertentu, maksudnya semata-mata untuk menunjang mutu yang diinginkan. 3. Penjelasan umum dan persyaratan teknis, termasuk gambar-gambar perencanaan serta instruksi dan informasi resmi kepada para calon kontraktor paket pekerjaan interior adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen keseluruhan seta prosedur penawaran paket pekerjaan ini. 4. Spesifikasi ini di susun dengan urutan sebagai berikut : A. PEKERJAAN PERSIAPAN & PEMBONGKARAN B. PEKERJAAN LANTAI C. PEKERJAAN DINDING D. PEKERJAAN PLAFOND E. PEKERJAAN KUSEN, PINTU & JENDELA F. PEKERJAAN FIXTURES & FITTINGS G. PEKERJAAN FURNITURE & AKSESORIS H. PEKERJAAN KHUSUS
IN- 1
Perencanaan Rehabilitasi Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah – T.A 2008 Interior
6.2. 6.2.1.
PEKERJAAN LANTAI Umum : 1. Pekerjaan lantai pada proyek ini meliputi : 1. Pekerjaan lantai keramik/ granite tile 2. Pekerjaan lantai marmer 3. Pekerjaan lantai granit 4. Pekerjaan lantai karpet 5. Pekerjaan lantai panggung Keseluruhannya termasuk pemasangan lantai kerja. 2. Kontraktor harus meneliti keadaan permukaan lantai sebelum pekerjaan dimulai, permukaan lantai harus dalam keadaan kering, rata dan bersih. 3. Apabila kondisilapangan tidak memenuhi persyaratan untuk penyelesaian pekerjaan secara sempurna, maka kontraktor harus memberitahukan secara tertulis kepada konsultan pengawas. 4. Pekerjaan tidak boleh dimulai apabila kerusakan dan kekurangannya belum diselesaikan.
6.2.2. 6.2.2.1.
Pekerjaan Lantai Keramik/ Granito Tile : Bahan : 1. Bahan keramik/ granito tile yang dipergunakan adalah bahan keramik/ granite tile dengan kualitas baik/ KW I, atau sesuai dengan spesifikasi sebagaimana tercantum dalam finishing schedule/ Bill of Quantity.
6.2.2.2.
Persyaratan : 1. Bahan keramik/ granito tile yang dipergunakan adalah keramik/ granito tile yang telah diseleksi dengan baik, bentuk dan ukuran masingmasing unit sama, tidak ada yang gompal, retak atau cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan konsultan pengawas. 2. Pemotongan keramik/ granito tile harus mempergunakan alat potong khusus, sesuai dengan petunjuk pabrik.
6.2.2.3.
Pemasangan : 1. Bahan keramik/ granito tile dipasang diatas lantai kerja yang telah memenuhi persyaratan tersebut pada pasal 6.2.1. 2. Pemasangan harus dilakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman. 3. Pattern/ pola lantai harus sama diperhatikan dan disesuaikan dengan gambar pola lantai atau petunjuk dari konsultan pengawas. 4. Lebar siar-siar harus sama dan kedalamannya maksimum 3 mm membentuk garis lurus. 5. Siar-siar diisi dengan semen berwarna yang dibuat khusus untuk itu (grouting) yang warnanya akan ditentukan kemudian. IN- 2
Perencanaan Rehabilitasi Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah – T.A 2008 Interior
6. Awal pemasangan keramik/ granito tile pada lantai kerj dan kemana sisa ukuran harus diadakan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan perencana/ konsultan pengawas sebelum pekerjaan dimulai. 7. Bekas kotoran semen harus segera dibersihkan dan selanjutnya dipoles dengan J-Wax Kit dan dipelihara kebersihannya hingga serah terima pekerjaan ke 2 (dua) 6.2.2.4.
Lokasi Pemasangan : Sesuai dengan gambar Pola Lantai dan Bill of Quantity
6.2.3.
Pekerjaan Lantai Marmer :
6.2.3.1.
Bahan : 1. Bahan marmer adalah jenis marmer alam, dengan spesifikasi sebagaimana tercantum dalam finishing schedule/ Bill of Quantity.
6.2.3.2.
Persyaratan : 1. Marmer yang dipasang diatas lantai kerja yang telah memenuhi persyaratan tersebut pada pasal 6.2.1. 2. Setelah marmer terpasang, jarak antara masing-masing unit marmer harus sama dsan membentuk garis lurus, bidang permukaan lantai harus rata, waterpas dan tidak ada bagian yang bergelombang. Naad diisi dengan semen khusus laticrete, warna sesuai dengan warna marmer. 3. Bekas kotoran semen harus segera dibersihkan dan selanjutnya dipoles dengan J-Wax Kit dan dipelihara kebersihannya hingga serah terima pekerjaan ke 2 (dua)
6.2.3.3.
Lokasi Pemasangan : 1. Sesuai dengan gambar Pola Lantai dan Bill of Quantity
6.2.4.
Pekerjaan Lantai Granit :
6.2.4.1.
Bahan : 1. Bahan granit adalah jenis granit alam, dengan spesifikasi sebagaimana tercantum dalam finishing schedule/ Bill of Quantity. Pesyaratan : 1. Granit yang dipasang adalah granit yang telah diseleksi dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada yang gompal, retak atau cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Perencana. 2. Pemotongan granit harus dilakukan dengan menggunakan mesin potong, bekas potongan harus digerinda sampai halus/ rata.
6.2.4.2.
IN- 3
Perencanaan Rehabilitasi Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah – T.A 2008 Interior
6.2.4.3.
6.2.4.4.
6.2.5. 6.2.5.1.
6.2.5.2.
6.2.5.3.
Pemasangan : 1. Bahan granit dipasang diatas lantai kerja yang telah memenuhipersyaratan tersebut pada pasal 6.2.1. 2. Setelah granit terpasang, jarak antara masing-masing unit granit harus sama dan membentuk garis lurus, bidang lantai harus rata, waterpass dan tidak ada bagian yang bergelombang. Naad diisi dengan semen khusus laticrete, warna sesuai dengan warna granit. 3. Bekas kotoran semen harus segera dibersihkan dan selanjutnya dipoles dengan J-Wax Kit dan dipelihara kebersihannya hingga serah terima pekerjaan ke 2 (dua) Lokasi Pemasangan : • Sesuai dengan gambar Pola Lantai dan Bill of Quantity. Pekerjaan Lantai Karpet : Bahan : 1. Bahan karpet yang dipergunakan adalah dengan spesifikasi sebagaimana tersebut dalam finishing schedule/ Bill of Quantity. Persyaratan : 1. Bahan karpet harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak cacat. 2. Beberapa bahan karpet tertentu masih harus dalam kemasan aslinya yang masih tersegel dan berlabel pabriknya. 3. Bahan karpet harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering/ tidak lembab, dan bersih seseuai persyaratan dari pabrik. 4. Bahan karpet harus memenuhi persyaratan atas kebakaran, kekorotan, kelembaban, anti static, tahan terhadap kaki meja serta roda ( trolley ). 5. Underlayer yang dipergunakan adalah dalam bentuk sponge foam atau rubber sheet dengan ketentuan berat 50-56 Oz (1,5-1,7 Liter) setiap 0,9 m². Pemasangan : 1. Bahan karpet jenis wall to wall carpet/ carpet tile dipasang diatas lantai kerja yang tidak lembab, keras dan telah memenuhi persyaratan tersebut pada pasal B.01. 2. Pekerjaan pemasangan harus dilakukan oleh pekerja yang ahli dan berpengalaman dalam pemasangan karpet sejenis. 3. Sebelum pemasangan harus diperhatikan pula apabila ditempat tersebut ada pekerjaan pemasangan elektrikal, plumbing atau lainnya. 4. Pekerjaan pemasangan baru dapat dimulai apabila pekerjaanpekerjaan tersebut telah siap terpasang. IN- 4
Perencanaan Rehabilitasi Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah – T.A 2008 Interior
5. Sebelum pemasangan karpet dimulai juga harus diperhatikan ukuran dan pola serta warna dari bahan tersebut yang harus disesuaikan dengan gambar perencanaan atau petunjuk dari Perencana dan Konsultan Pengawas. 6. Pengukuran yang tertera dalam gambar harus disesuaikan dengan kondisi lapangan dan keadaan lainnya, ssehingga tidak akan terjadi kekurangan bahan. 7. Dalam pemasangan ditentukan lebih dahulupeil yang dikehendaki (sesuai perencanaan). 8. Pemasangan underlayer harus dilakukan dengan baik, sambungan rapat dan permukaan rata, serta sesuai dengan persyaratan dari pabrik. 9. Dalam pemasangan karpet karpet untuk peletakan arah ditentukan oleh perencana/ konsultan pengawas atau sesuai petunjuk dari pabrik. 10. Pada dasarnya pemasangan wall to wall carpet tidak memerlukan perekat (kecuali pada jenis karpet tile). Perekat hanya digunakan apabila diperlukan untuk memperkuat pemasangan karpet pada penurunan peil lantai. 11. Pemasangan carpet gripper harus dilakukan dengan baik, dan penempelan harus kuat, sesuai persyaratan dari pabrik. 12. Sambungan-sambungan yang terjadi harus rapi sekali sehingga tidak terlihat. 13. Apabila diperlukan, pemotongan karpet merupakan tanggung jawab dari supplier karpet, terutama menyangkut pekerjaan lain seperti electrical outlet atau penambahan lainnya. 14. Hasil pemasangan harus rata, kuat dan tidak mengembung. 15. Setelah pemasangan, seluruhkarpet harus dibersihkan dan siap untuk dipakai. 16. Suppilar bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan yang timbul karena pekerjaan sendiri ataupun oleh kontraktor lain. 6.2.5.4.
Lokasi Pemasangan : 1. Sesuai dengan gambar pola dan Bill of Quantity.
IN- 5
Perencanaan Rehabilitasi Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah – T.A 2008 Interior
6.3. 6.3.1.
PEKERJAAN LANTAI Umum : 1. Pekerjaan dindingmeliputi penyedian tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik. 2. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya kepada konsultan pengawas dan perencanaan untuk mendapatkan persetujuan. 3. Spesifikasi teknis untuk pekerjaan dinding terdiri dari 2 (dua) pekerjaan dinding dasar, yaitu : 1. Dinding Bata. 2. Dinding Partisi Yang diikuti dengan uraian tentang jenis-jenis masing-masing pekerjaan dinding tersebut yang pada intinya mengacu pada penutup atau finishingnya.
6.3.2. 6.3.2.1.
Pekerjaan Dinding Bata : Bahan : 1. Batu Bata ex Local Ukuran : 5,5 x 11 x 22 cm 2. Semen Portland Mutu : I 3. Pasir aduk Memenuhi NI-3 pasal 14.2 4. Air Memenuhi PUB I 1982 pasal 9 Persyaratan : 1. Batu bata yang dipasang adalah dari mutu terbaik, siku, dan sama ukuran, sama warna serta telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. 2. Semen Portland yang digunakan harus dari satu merk produk. 3. Air untuk adukan pasangan harus air bersih, tidak mengandung lumpur/ minyak/ asam/ basa. Pemasangan : 1. Sebelum digunakan, batu bata harus direndam air dalam bak atau drum hingga jenuh. 2. Seluruh dinding dari pasangan bata merah dipasang dengan adukan yang merupakan campuran 1 PC : 5 Pasir Pasang, kecuali pasangan batu bata semen raam. 3. Untuk dinding rapat air dipasang dengan adukan campuran 1 PC : 3 Pasir Pasang, yakni pada dinding dari atas permukaan sloof/ balok/ pondasi, sampai minimum 20 cm diatas permukaan lantai setempat
6.3.2.2.
6.3.2.3.
IN- 6
Perencanaan Rehabilitasi Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah – T.A 2008 Interior
6.3.2.4.
untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah, serta pasangan batu bata dibawah permukaan tanah. 4. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap minimum 24 lapis per harinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding batu bata setengah batu yang luasnya maksimal 9 m2 harus ditambahkan kolom dan balok penguat praktis dengan kolom ukuran 13 x 13 cm, dari tulangan pokok 4 diameter minimal 10 mm, beugel diameter 6 mm jarak 20 cm, jarak antara kolom satu dengan yang lain dibuat maksimal 3 (tiga) meter. 5. Pelubangan akibat pembuatan perancah pada pasangan batu merah sama sekali tidak diperkenankan. 6. Bagian pasangan bata yang berhubungan engan tiap bagian pekerjaan beton diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm, yang terlebih tertanam dalam pasangan sekurang-kurangnya30 cm, kecuali bila disebabkan satu dan lain hal ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas. 7. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah lebih dari 2 (dua) bagian. 8. Pasangan dinding batu bata tebal setengah batu harus menghasilkan dinding finish setebal 15 cm setelah diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisinya. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapid an bemar-benar tegak lurus terhadap lantai serta merupakan bidang rata. 9. Pasangan batu bata semen raam bawah permukaan tanah/ lantai harus dibrapen dengan adukan 1 PC : 3 Pasir. 10. Pasangan batu bata dapat diterima/ diserahkan apabila deviasi bidang pada arah diagonal dinding seluas 9 m2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum diaci/ diplester). Adapun toleransi terhadap as dinding yang diizinkan maksimal 1 cm (sebelum diaci/ diplester). Plesteran dinding bata : 1. Semen Portland yang dipergunakan untuk pekerjaan plesteran dinding bata harus dari satu produk, mutu I dan disetujui oleh Konsultan Pengawas/ MK serta memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-8. 2. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 dan PUB I 1982. 3. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10. 4. Campuran (aggregate) untuk plester harus dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari segala macam kotoran dan melalui ayakan 1,6 – 2,0 mm (diameter lubang). 5. Seluruh plesteran dinding bata dengan adukan campuran 1 PC : 5 Pasir, kecuali pada dinding bata rapat air adukan campuran 1 PC : 3 Pasir. 6. Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan seperti yang dipersyaratkan. IN- 7
Perencanaan Rehabilitasi Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah – T.A 2008 Interior
7. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan diatas, tetapi dibutuhkan dari jenisnya dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. 8. Semen Portland yang dikirim kelokasi harus dalam keadaan tertutup atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak cacat. 9. Bahan harus disimpan ditempat yang kering, berventilasi baik, bersih, dan terlindung sesuai persyaratan dari pabrik. 10. Semua bahan sebelum dikerjakan harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas. 11. Tabal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15 cm atau sesuai gambar detail perencanaan. Ketebalan plesteran yang melebihi 2 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat plesteran, pada bagian pekerjaan yang diijinkan Konsultan Pengawas. 12. Pertemuan plesteran dengan jenis pekerjaan lain (kusen dan lain sebagainya), dibuat naad (tali air) lebar minimal 7 mm dalam 5 mm, kecuali bila ditentukan lain. 6.3.2.5.
Plesteran halus (acian) : 1. Untuk plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran yang homogeny, acian dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 (delapan) hari atau sampai betul-betul kering. 2. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar, tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik matahari langsung dengan bahan penutup yang terlihat kering dan melidungi dari terik matahari langsung dengan bahan penutup yang bias mencegah penyerapan air secara cepat. 3. Selama masa pelaksanaan dan garansi, Kontraktor wajib memperbaiki/ mengulang/ mengganti apabila ada kerusakantanpa biaya tambahan selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.
6.3.3. Pekerjaan Finishing Dinding Bata : 6.3.3.1. Finishing cat tembok : 6.3.3.1.1. Bahan : 1. Untuk dinding bata dengan finishing cat tembok, maka cat tembok yang dipergunakan adalah sebagaimana yang tercantum dalam finishing schedule/ Bill of Quantity. 2. Cat dasar yang digunakan yaitu Dulux Alkali Resisting Primer A-931/ 1050 6.3.3.1.2. Persyaratan : IN- 8
Perencanaan Rehabilitasi Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah – T.A 2008 Interior
1. Bahan-bahan yang akan dipergunakan, sebelumnya harus diajukan terlebih dahulu contoh-contohnya untuk mendapatakan persetujuan Konsultan Pengawas dan Perencana. 2. Kapasitas/ daya sebar cat minimal 10 m2/ liter untuk pengecatan 1 lapis dengan pengencer air bersih maksimum 20 %. 3. Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai, permukaan bidang pengecatan harus rata, kering dan bersih dari segala kotoran, minyak dan debu, dan pekerjaan-pekerjaan yang ada didalamnya (misalnya instalasi listrik, air, dsb) telah selesai terlebih dahulu. 4. Apabila terjadi pengkristalan pada tembok, harus dikeringkan dan tunggu 48 jam atau sampai betul-betul tidak terjadi pengkristalan kembali, kemudian dilanjutkan dengan pembersihan permukaan dri bekas percikan plesteran atau kotoran lainnya. 6.3.3.1.3. Pelaksanaan pekerjaan : 1. Bagian-bagian dinding yang retak atau kurang sempurna sebelum pekerjaan pengecatan dimulai diratakan terlebih dahulu dengan plamur tembok. 2. Sesudah 7 (tujuh) hari plamur terpasang dan percobaan warna telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Perencana, bidang plamur diamplas dengan amplas besi halus, kemudian dibersihkan permukaan tembok yang akan dicat. 3. Setelah dinding yang akan dicat dihaluskan, pekerjaan pengecatan dapat dimulai dengan aplikasi cat dasar alkali resistance primer, dengan pengenceran air maksimum 50 %. 4. Lapisan cat dasar dilakukan minimal 1 lapis sampai rata dan sama tebalnya. 5. Setelah kering tempo 24 jam siap dicat dengan cat yang telah disetujui perencana dan Konsultan Pengawas. 6. Pengecatan disyaratkan dengan menggunakan roller. Untuk permukaan dimana pemakaian roller tidak memungkinkan, dipakai kuas yang baik/ halus. 7. Setiap lapisan cat dilaksanakan, harus dihindarkan terhadap sentuhan benda-benda dan pengaruh pekerjaan-pekerjaan sekelilingnya selama 2 (dua) jam. 8. Lapisan pengecatan terdiri dari 3 lapis : Lapisan Pertama encer, Lapisan Kedua Kental dan Lapisan Ketiga encer. 9. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, tidak ada bagian yang belang-belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran. 6.3.3.2. Finishing cat tembok : 6.3.3.2.1. Bahan :
IN- 9
Perencanaan Rehabilitasi Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah – T.A 2008 Interior
•
•
Silicate based inorgranic polymer spray body texture coat, dengan spesifikasi sebagaimana yang tercantum dalam finishing schedule/ Bill of Quantity. Cat dasar yang digunakan adalah jenis acrylic resin solvent-borne sealer dengan kapasitas/ daya sebar maksimal 0.10 – 0.15 kg/m2 untuk pengecatan 1 lapis. Pengecatan : Thinner sesuai petunjuk cat dasar.
6.3.3.2.2. Persyaratan : 1. Bahan yang akan dipergunakan, sebelumnya harus diajukan terlebih dahulu contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan Perencana dan Konsultan Pengawas. 2. Sebelum pekerjaan pelapisan dimulai, permukaan bidang yang akan dilapis harus rata, kering dan bersih dari segala kotoran, minyak dan debu, dan pekerjaan-pekerjaan yang ada didalamnya (misalnya instalasi listrik, air, dsb) telah selesai terlebih dahulu. 3. Apabila terjadi pengkristalan pada tembok, harus dikeringkan dan tunggu 48 jam atau sampai betul-betul tidak terjadi pengkristalan kembali, kemudian dilanjutkan dengan pembersihan permukaan dari bekas percikan plesteran atau kotoran lainnya. 6.3.3.2.3. Pelaksanaan pekerjaan : 1. Bagian-bagian dinding yang retak atau kurang sempurna sebelum pekerjaan texture spray coating dimulai diratakan dengan plamur tembok. 2. Sesudah 7 (tujuh) hari plamur terpasang dan percobaan warna serta texture telah mendapat persetujuan dari perencana dan Konsultan Pengawas, bidang plamur diamplas dengan amplas besi halus, kemudian bersihkan permukaan tembok yang akan dicat. 3. Setelah dinding yang akan dicat dihaluskan, pekerjaan pengecatan dapat dimulai dengan aplikasi cat dasar jenis acrylic resin solvent borne sealer. 4. Lapisan cat dasar dilakukan minimal 1 lapis sampai rata dan sama tebalnya. 5. Setelah kering tempo 24 jam siap dilakukan pelapisan dengan coating material yang telah disetujui Perencana dan Konsultan Pengawas. 6. Setiap lapisan coating dilaksanakan, harus dihindarikan terhadap sentuhan benda-benda dan pengaruh pekerjaan-pekerjaan sekelilingnya selama 2 jam. 7. Aplikasi coating material dilaksanakan dengan sprayer serta sesuai dengan petunjuk produk yang dipergunakan. 8. Coating material setelah kering ditutup dengan top coat jenis semi gloss reactive polyurethane solvent base. IN- 10
Perencanaan Rehabilitasi Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah – T.A 2008 Interior
9. Setelah pekerjaan pelapisan selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata (tidak bergelombang), tidak ada bagian yang belang-belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoranpengotoran. 6.3.3.3.
Finishing wall covering :
6.3.3.3.1. Bahan : 1. Material wall cover yang dipergunakan adalah sebagaimana yang tercantum dalam finishing schedule/ Bill of Quantity.
6.3.3.3.2. Persyaratan : 1. Pengiriman material wall cover ke proyek dilakukan bila seluruh areal dinding yang akan dilapisi telah selesai konstruksinya. 2. Penyimpanan material wall cover sedemikian rupa sehingga terhindar dari proses detriosasi, staining dan soiling, dengan kelembaban normal dan temperature sekitar 400 derajat farenheit. 6.3.3.3.3. Pemasangan : 1. Pemasangan wall covering dilakukan bila semua persiapan telah selesai dan ruangan bebas dari debu. 2. Permukaan dinding harus bersih, kering dan bebas dari cacat. Semua keretakan dan tonjolan harus diratakan sesuai kondisi yang dipersyaratkan oleh produsen wall cover. 3. Pemasangan wall cover menggunakan perekat yang direkomendasikan oleh produsen wall cover. 4. Penyambungan harus dikerjakan dengan teliti sehingga sambungan tidak terlihat dan pola atau tektur terpasang sesuai dengan perencana. 5. Setelah wall cover terpasang bidang permukaan dinding harus rata, bersih dengan wall cover yang menempel kuat. 6.3.3.4. Finishing panelling : 6.3.3.3.1. Bahan : 1. Untuk dinding yang dilapisi paneling dengan material dan teknis pelaksanaan yang memenuhi persyaratan. 6.3.3.3.2. Persyaratan : 1. Panelling yang dipasang adalah paneling dengan material dan teknis pelaksanaan yang memenuhi persyaratan. 2. Bentuk dan ukuran paneling dapat dilihat pada gambar perencanaan. 3. Dalam keadaan dimana kondisi lapangan berbeda dengan perencanaan, maka Kontraktor wajib mengajukan usulan penyelesaian terkait keadaan tersebut berupa shop drawing untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan Perencana. IN- 11
Perencanaan Rehabilitasi Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah – T.A 2008 Interior
4. Sebelum dipasang pada dinding, paneling persetujuan Konsultan Pengawas dan Perencana.
harus
mendapat
6.3.3.3.3. Pemasangan : 1. Bahan paneling dipasang diatas dinding yang telah memenuhi persyaratan. 2. Untuk paneling yang berfungsi sebagai penutup dinding yang bersifat akustik, maka pemasangannya menggunakan rangka metal hollow dan/ atau kayu kamper 5/7 cm, ruang antaranya diberi material pengisi berupa glasswool 1” atau 2” (density 32 kg/ m3) dan wire mesh dengan panel penutup dari bahan plywood 18 mm diperforasi diameter 10 mm dan total open area sebanyak 22 %. Sementara finishing panel penutup disesuaikan dengan material yang tercantum dalam finishing schedule/ Bill of Quantity. 3. Lokasi pemasangan sesuai deengan gambar perencanaan dan finishing schedule/ Bill of Quantity. 6.3.4.
Pekerjaan Dinding Pastisi :
6.3.4.1.
Bahan : 1. Material dinding partisi ada 2 jenis : • Dinding partisi gypsum • Dinding partisi kayu 2. Untuk partisi gypsum, material panel yang dipergunakan adalah gypsum board 12 mm ex. Jaya Board, Elephant Brand atau setara. 3. Untuk partisi kayu, material panel yang dipergunakan adalah plywood 18 mm sesuai persyaratan (lihat 6.5.6.) 4. Material rangka adalah metal hollow atau kayu kamper dengan ukuran sesuai perencanaan serta memenuhi persyaratan (lihat 6.5.5.)
6.3.4.2.
Pemasangan : 1. Sebelum pemasangan dinding partisi, Kontraktor harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas. 2. Jika dipandang perlu diadakan penggantian bahan, maka bahan pengganti harus mendapatkan persetujuan Perencana dan Konsultan Pengawas. 3. Sebelum dilaksanakan pemasangan bahan-bahan pekerjaan tersebut, harus diperhatikan pula apabila ditempat pemasangan terdapat pelokasian instalasi elektrikal. 4. Pemasangan harus dilakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman. 5. Pelaksanaan dinding partisi harus dilakukan sebaik-baiknya sesuai gambar perencanaan. 6. Untuk dinding partisi gypsum, sambungan antara gypsum board menggunakan paper tape dan plester joint compound. IN- 12
Perencanaan Rehabilitasi Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah – T.A 2008 Interior
6.3.5. 6.3.5.1. 6.3.5.1. 6.3.5.2. 6.3.5.3.
6.3.5.2.
Pekerjaan Finishing Dinding Pastisi : Finishing cat tembok : Bahan : • Lihat 6.3.3.1. ( Finishing cat tembok) Persyaratan : • Lihat 6.3.3.1 ( Finishing cat tembok) Pelaksanaan Pekerjaan • Lihat 6.3.3.1 ( Finishing cat tembok) Finishing texture spray coating : Bahan : • Lihat 6.3.3.2. ( Finishing texture spray coating ) Persyaratan : • Lihat 6.3.3.2. ( Finishing texture spray coating ) Pelaksanaan Pekerjaan : • Lihat 6.3.3.2. ( Finishing texture spray coating )
6.3.5.3. Finishing wall cover : 6.3.5.3.1. Bahan : • Lihat 6.3.3.3. (Finishing wall cover) 6.3.5.3.2. Persyaratan : • Lihat 6.3.3.3. (Finishing wall cover) 6.3.5.3.3. Pemasangan : • Lihat 6.3.3.3. (Finishing wall cover) 6.3.5.4. Finishing panelling : 6.3.5.3.1. Bahan : • Lihat 6.3.3.4. (Finishing paneling) 6.3.5.3.2. Persyaratan : • Lihat 6.3.3.4. (Finishing paneling) 6.3.5.3.3. Pemasangan : • Lihat 6.3.3.4. (Finishing paneling)
IN- 13
Perencanaan Rehabilitasi Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah – T.A 2008 Interior
6.4. 6.4.1.
PEKERJAAN PLAPOND Umum : 1. Pada pekerjaan plafond perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang terkait pada area setempat. Pekerjaan lain termasuk ialah : a. Instalasi elektrikal, mencakup lighting, air conditioning, sound system, fire alarm/ detector, dsb. b. Instalasi mekanikal mencakup sprinkler, dsb. c. Pemasangan elektrikal fixtures mencakup lampu-lampu, AC diffuser, speaker, dsb. 2. Sebelum dilaksanakan pemasangan plafon, pekerjaan terkait yang terletak diatas plafon harus sudah terpasang. 3. Bila pekerjaan-pekerjaan terkait yang terletak pada gambar rencana plafon, maka harus diteliti pula gambarperencanaan M & E, special lighting, sound system atau conference system. 4. Rangka penggantung plafon, material panel dan polanya harus sesuai dengan gambar perencanaan dan spesifikasi material pada Bill of Quantity. Disamping itu harus pula diperhatikan benar-benar peilnya. 5. Rangka-rangka dasar harus waterpass dan yang miring harus sesuai dengan detail perencanaan. 6. Pertemuan plafon harus benar-benar diperhatikan dan dilaksanakan sesuai perencanaan. 7. Spesifikasi teknis untuk pekerjaan plafon menguraikan pekerjaan plafon dasar dengan menggunakan bahan : d. Gypsum Board
6.4.2. 6.4.2.1.
Pekerjaan plafon gypsum : Bahan : 1. Rangka : Metal Hollow 2/4 & 4/4 cm dizincromate 2. Hanger : dia. 6 mm dan kawat SWG 14. Hubungan rangka dengan kawat rivet. 3. Rangka tambahan : Kayu kamper 5/7 cm untuk detail-detail tepi. Kelembaban kayu max. 12 %. 4. Aksesoris : Sekrup-self tapping screw joint. Compound-jointing cement M 400 multi bond. Joint tape-special paper tape. 5. Panel : Gypsum board 9 mm ( area kering ) Gypsum board wet area 10 mm ( area basah ) Ex. Jaya board, Elephant Brand atau setara. IN- 14
Perencanaan Rehabilitasi Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah – T.A 2008 Interior
6.4.2.2.
Persyaratan : 1. Gypsum board yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unti sama, padat tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat lainnya. 2. Pemotongan gypsum board harus dilakukan dengan pisau yang tajam.
6.4.2.3.
Pemasangan : 1. Gypsum board dipasang dengan menggunakan sekrup, dipasang tenggelam pada permukaan gypsum board dengan jarak 20 cm. Sambungan antara gypsum board dengan gypsum board diisi joint cement dan selanjutnya ditutup dengan perforated tape. 2. Pemasangan dilakukan pada temperatur maksimum 30 derajat celcius. 3. Setelah gypsum board terpasang, permukaannya harus rata, bebas dari ketidak beresan pemasangan, bersih serta kering. 4. Selanjutnya plaofon gypsum siap untuk difinish dengan material finishing sesuai perencanaan.
6.4.3.
Pekerjaan finishing plafond : 1. Finishing plafond : sesuai finishing schedule/ Bill of Quantity terdiri dari 2 (dua) jenis pengecatan, yaitu : 1. Flushpaint finish 2. Stucco spraypaint finish 2. Material cat yang dipergunakan ialah Acrylic Emulsion Paint ex. ICI atau setara, dengan warna/ code nr. Sesuai finishing schedule/ Bill of Quantity atau ditentukan kemudian. Sementara untuk stucco spraypaint dipergunakan powder dengan besar butiran terhalus yang sebelumnya harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan perencana. 3. Selanjutnya untuk persyaratan dan pelaksanaan pekerjaan pengecatan plafond : lihat pasal C.03 ( finishing cat tembok ). 4. Disamping itu untuk finishing plafond terdapat kemungkinan penyelesaian plafond khusus yang disebut “ ceiling treatment/ plafond dekoratif”, untuk mana kontraktor diiwajibkan mempelajari Dokumen Gambar dan finishing schedule/ Bill of Quantity sebelum melaksanakannya.
IN- 15
Perencanaan Rehabilitasi Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah – T.A 2008 Interior
6.5. 6.5.1. 6.5.1.1.
PEKERJAAN KUSEN, PINTU & JENDELA Pekerjaan Kusen : Pekerjaan kusen Kayu : 1. Untuk pekerjaan kusen kayu maka bahan yang dipakai adalah : 3. Kusen : Kayu dengan kwalitas baik sesuai persyaratan dalam NI-5 Kelas keawetan I Kelas keawetan I – II 4. Aksesoris : Angker besi baja beton dia. 8 mm Jika ada harus diberi anti korosif Plat baja ketebalan 2 mm Sekrup dan baut jika ada harus diberi anti korosif 2. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus , kering dengan permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya. 3. Kelembaban kayu yang disyaratkan maksimum 15% diproyek, dengan menunjukan hasil test dilapangan. Diawetkan dengan bahan lain yang memenuhi syarat serta disetujui Konsultan Pengawas. 4. Bentuk dan ukurann sesuai dengan gambar perencana, dibuat dengan lubang dan pen. 5. Sebelum melaksanakan pemasangan, penimbunan kayu ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada area dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung, dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban. 6. Apabila pembuatan dilakukan diluar proyek, kontraktor harus meminta pemeriksaan dan persetujuan dari Konsultan Pengawas, sebelum melakukan penyetelan kusen. 7. Detail kusen dan sambungan dengan material lain harus disesuaikan dengan type kusen kayu yang akan dipasang. Tiap yang berhubungan dengan dinding, harus diberi angker dari besi beton sebanyak 6 buah untuk setiap kusen pintu dan 4 buah untuk kusen jendela, kemudian di cor dengan adukan 1 PC : 3 Pasir : 3 Koral. 8. Harus diperhatiakan semua sambungan dalam pemasangan klosklos, baut, angker dan penguat lain yang diperlukan, hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan serta menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan. 9. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku satu sama yang lain sisi-sisinya. IN- 16
Perencanaan Rehabilitasi Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah – T.A 2008 Interior
10. Setelah kusen terpasang, bidang permukaan kusen harus rata, waterpass serta lot dan tidak terdapat cacat lainnya, serta diberi pelindung terhadap benturan dan pengotoran akibat pelaksanaan pekerjaan lain. 11. Pertemuan antara tembok dan kusen ditutup dengan list kayu berprofil, bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar perencanaan. 12. Selanjutnya kusen difinish dengan material finishing sesuai dengan perencanan. Pelaksanaan finishing sesuai persyaratan finishing untuk masingmasing material. 6.5.2. Pekerjaan Daun Pintu : 6.5.2.1. Pintu Kayu : 6.5.2.1.1. Persyaratan : 1. Sebelum pekerjaan pintu kayu dilaksanakan, Kontraktor/ Pelaksana wajib mempelajari type-type pintu berikut hardwarenya pada door & hardware schedule/ spesifikasi pada Bill of Quantity serta gambar rencananya. 2. Apabila pada pintu-pintu kayu terdapat artwork treatment, maka kontraktor/ pelaksana harus melakukan koordinasi dengan artwork artist yang bersangkutan sehingga hasil akhir dari pada pekerjaan pintu sesuai dengan perencanaan dan terpasang dengan baik. 3. Untuk persyaratan pekerjaan dari material pintu kayu, lihat : - Pasal 6.5.5. (Pekerjaan Kayu) - Pasal 6.5.6. (Pekerjaan Plywood) - Pasal 6.5.7. (Pekerjaan finishing kayu) 6.5.2.1.2. Pemasangan 1. Untuk pemasangan pintu-pintu kayu, lihat : Pasal 6.5.5. (Pekerjaan Kayu) Pasal 6.5.6. (Pekerjaan Plywood) Pasal 6.5.7. (Pekerjaan Finishing Kayu) 6.5.2.2. Pintu Kayu : 6.5.2.2.1. Bahan : 1. Tempered Glass 12 mm. 6.5.2.2.2. Persyaratan 1. Sebelum melaksanakan pekerjaan pintu frameless glass, kontraktor/ Pelaksana wajib mempelajari gambar perencanaan dan melakukan pengukuran dilapangan. 2. Untuk persyaratan selanjutnya lihat pasal E.08 (Pekerjaan Kaca). 6.5.2.2.3. Pemasangan 1. Lihat 6.5.8. (Pekerjaan Kaca).
IN- 17
Perencanaan Rehabilitasi Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah – T.A 2008 Interior
6.5.3.
Pekerjaan Daun Jendela : 1. Untuk pekerjaan dan jendela, kontraktor/ Pelaksana wajib mempelajari gambar perencanaan serta door & hardware schedule/ Spesifikasi pada Bill of Quantity yang mencantumkan type-type daun jendela berikutnya hardwarenya. 2. Selanjutnya untuk persyaratan pekerjaan, lihat pasal-pasal yang menguraikan tentang material pekerjaan terkait.
6.5.4.
Pekerjaan Perlengkapan Pintu & Jendela (Iron Mongeries) : 1. Untuk pekerjaan perlengkapan pintu & jendela : lihat door & hardware schedule/ spesifikasi pada Bill of Quantity.
6.5.5. 6.5.5.1.
Pekerjaan Kayu : Bahan : 1. Untuk rangka dalam, maka kayu yang dipakai adalah kayu kamper dengan mutu baik, keawetan kelas I dan kekuatan kelas I-II. 2. Untuk rangka luar/ tampak, maka bahan yang digunakan ialah kayu kamper dengan mutu baik, keawetan kelas I dan kekuatan II. Persyaratan : 1. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5 (PKKI th. 1961). 2. Kelembaban yang dipersyaratkan maksimum 15% diawetkan dengan bahan tanahlith CT 106 sistem vacuum pressure atau dengan bahan lain yang memenuhi syarat. 3. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus kering dengan permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainya. Pemasangan : 1. Dalam melaksanakan pekerjaan kayu, Kontraktor/ Pelaksana harus melakukan pekerjaan sesuai dengan gambar kerja detail-detail dan persyaratan teknik yang telah ditentukan. Kecuali jika oleh suatu sebab, ditentukan lain oleh perencanaan dan Konsultan Pengawas. 2. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor/ Pelaksana diwajibkan meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi dilapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, layout/ penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail. 3. Kecuali ditentukan lain oleh Perencana dan konsultan pengawas, semua ukuran yang tertera dalam dokumen gambbar perencanaan adalah ukuran jadi, yaitu ukuran kayu setelah selesai dikerjakan dan terpasang.
6.5.5.2.
6.5.5.3.
IN- 18
Perencanaan Rehabilitasi Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah – T.A 2008 Interior
4. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan pintu ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada area dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban. Persiapan, penyambungan dan pemasangan semua pekerjaan harus sedemikian rupa, sehingga kalau terjadi penyusutan karena kondisi tertentu, tidak akan mempengaruhi bentuk dan kekuatan pekerjaan kayu yang sudah jadi. 5. Pemotongan kayu sebagian/ seluruhnya, atau pada jenis sambungan yang telah ditentukan, harus lurus, rata dan presisi. Jika dalam sambungan ada kemiringan, sudutnya harus sesuai dengan petunjuk gambar kerja detail. 6. Harus diperlihatkan semua sambungan siku/ sudut untuk rangka kayu dan penguat lain yang diperlukan sehingga terjamin kekuatannya dengan memperlihatkan kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan. 7. Setiap sambungan kayu baik dengan kontruksi kayu itu sendiri, maupun sekrup dan paku harus diperkuat dengan perekat kayu. 8. Pemasangan sekrup, paku dan lem pada sambungan harus sedemikian sehingga sambungan kuat, dan permukaan kayu bebas dari tonjolan. 9. Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik Ex. Acia Aibon atau setara. 10. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi-sisinya. 11. Jarak sisi daun pintu terhadap kusen yang diperkenanankan maksimum 2mm. 12. Untuk pekerjaan kayu pada permukaan daun pintu, harus menutup betul terhadap skonengan kusen dan rata terhadap permukaan kusen yang dipasang. 13. Untuk pekerjaan lis kayu maka sambungan antara unit-unit kayu pada bagian pojok harus dikerjakan dengan sambungan adu manis, alur-alur profil harus tepat bertemu. Finishing lis kayu sebaiknya dilakukan sebelum lis dipasang agar pekerjaan finishing dapat dilakukan dengan sempurna. 14. Apabila pekerjaan kayu dilakukan diluar proyek, kontraktor/ Pelaksana harus meminta pemeriksaan dan persetujuan dari konsultan Pengawas sebelum pemasangan/ penyetelan. 6.5.6.
6.5.6.1.
Pekerjaan Plywood : Pekerjaan pemasangan plywood meliputi seluruh detail yang disebutkan dalam dokumen gambar perencanaan atau sesuai petunjuk Perencana dan Konsultan Pengawas. Bahan : IN- 19
Perencanaan Rehabilitasi Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah – T.A 2008 Interior
1. Plywood/ Nyatoh plywood produk local Ex. ASAHI atau setara Kelas mutu : 1 Ketebalan sesuai gambar
6.5.6.2.
6.5.6.3.
6.5.7.
Persyaratan : 1. Plywood harus dipilih yang padat, dengan sambungan antara lapisan tidak ada yang lepas. Pemasangan : 1. Sambungan antara plywood atau dengan kayu menggunakan sekrup atau paku dan diperkuat dengan lem kayu merk PONAL atau setara. 2. Lubang-lubang bekas paku, sekrup pada permukaan plywood harus ditiadakan dengan bahan penutup ( dempul kayu ), sehingga menghasilkan permukaan yang rata. 3. Pada bagian-bagian tertentu akhiran dari bidang plywood dilapisi lis kayu dengan ketebalan dan bentuk sesuai dengan gambar perencanaan. 4. Plywood dipergunakan juga sebagai rangka pembentuk untuk bidangbidang lengkung, kalau perangkatnya tidak bias dicapai oleh kayu kamper 5/7 cm. Pekerjaan Finishing Kayu : 1. Pekerjaan finishing kayu meliputi berbagai aspek mulai dari persiapan permukaan, penggosokan, peralatan, pengajuan contoh panel yang diifinish proses pelapisan sampai dengan pembersihan dan penyelsaian akhir. 2. Sebelum memulai pekerjaan finishing, Kontraktor/ Pelaksana terlebih dahulu mengajukan contoh material untuk disetujui Perencana dan Konsultan Pengawas. 3. Finishing kayu sepenuhnya mengikuti gambar detail dan spesifikasi material Perencana, kecuali terdapat perubahan yang secara tertulis telah disetujui perencana.
6.5.7.1. Finishing Melamic : 6.5.7.2.1. Bahan : Wood Fillter : Ultran SHWood Stain : Ultran WSSending Sealer : Ultran MSS: Melamine lack jenis dof/ semi gloss/ gloss Pengencer : Thinner KMA/ SQ 6.5.7.2.2. Persyaratan : 1. Merk atau pabrik dari bahan-bahan finishing harus sesuai dengan daftar material. 2. Pengiriman barang harus dalam keadaan baik dan tidak terbuka. IN- 20
Perencanaan Rehabilitasi Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah – T.A 2008 Interior
3. Untuk pelaksanaan finishing kayu dengan spray painting harus memakai peralatan yang disetujui oleh Perencana. 4. Pengecatan harus dilakukan dalam keadaan kering dan bersih.
6.5.7.2.3. Pemprosesan : 1. Seluruh permukaan kayu yang akan difinish harus dibersihkan dari segala macam kotoran: debu, minyak, dsb. Sesudah betul-betul bersih, digosok dengan amplas kayu sehingga rata dan licin, tidak terdapat lagi serat kayu. 2. Apabila seluruh permukaan kayu sudah licin, pori-pori kayu harus ditutup melamic wood filler secukupnya. Wood filler dilaburkan pada permukaan kaayu dengan memakai kain, kemudian digosok dengan kain bal hingga halus. Permukaan kayu yang telah diplamir dengan wood filler, selanjutnya diamplas dengan amplas duco no. 360 s/d 400 yang halus, kemudian debu bekas amplas dibersihkan. 3. Seluruh permukaan kayu yang telah licin dan tertutup wood filler tersebut diberi warna dengan memakai pengecer thiner yang sesuai sehingga didapat suatu panduan warna yang disetujui Perencana. 4. Cara memberikan warna pada kayu adalah dengan kuas sampai rata dan mengikuti alur/ urat kayu. Apabila warna belum sesuai harus diulang sampai dua kali atau lebih. Diantara pengulangan pemberian warna kayu, permukaan yang difinish dapat dihaluskan dengan amplas halus agar tidak terdapat bintik debu yang tertinggal. 5. Apabila seluruh permukaan telah diberi warna dengan rata, perlu ditutup dengan melamine sanding sealer terdiri dari 2 (dua) campuran yaitu: 10% hardener, 90% sealer, pengecer melamic yang thiner sebanyak 40%-30%. Cara pelapisan dengan semprot agar didapat hasil merata. 6. Lapisan terakhir disemprotkan, tunggu sampai 5 jam sebelum diberikan pengulangan penyemprotan melamic yang kedua dan kalau perlu yang ketiga. Antara penyemprotan permukaan kayu harus diamplas halus agar tidak ada debu yang tertinggal. 6.5.7.2. Finishing Plastik Laminate : 6.5.7.2.1. Bahan : 1. Plastik laminate : Merk, nomor catalog, warna, dsb - Sesuai finishing schedule/ spesifikasi pada Bill of Quantity. 2. Lem : Ex. Aica atau setara IN- 21
Perencanaan Rehabilitasi Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah – T.A 2008 Interior
6.5.7.2.2. Persyaratan : 1. Pelapisan tidak boleh diterapkan pada kayu dengan kadar kelembaban lebih dari 15% atau diruangan yang bersuhu kurang dari 15° C. 2. Lem yang dipergunakan, bahan dasarnya urea dan harus tahan air, sesuai intruksi dari pabrik. 3. Untuk permukaan yang datar, digunakan plastic laminate dengan ketebalan 0,8 mm. 4. Arah serat dari plastic laminate harus sesuai yang ditunjukkan dalam gambar kerja/ detail. 5. Finish plastic laminate adalah standard satin atau furniture, sesuai dengan yang disarankan. Sample yang memperlihatkan permukaan bertekstur/ berpola harus disetujui oleh Perencana. 6.5.7.2.3. Pemasangan : 1. Laminasi apabila mungkin dilakukan dengan menggunakan mesin press di work shop. 2. Pelapisan diusahakan pada bidang yang sesuai dengan plastic laminate. 6.5.8. 6.5.8.1.
6.5.8.2.
6.5.8.3.
Pekerjaan Kaca : Jenis kaca yang dipakai adalah : a. Kaca polos tebal 5 mm b. Kaca tempered polos tebal 12 mm c. Kaca cermin tebal 5 mm Ex. ASAHIMAS atau setara Persyaratan : 1. Seluruh kaca jenis dari proses float, dipasang pada kusen, pintu kaca, jendela kaca atau yang disebutkan dalam gambar. 2. Kaca yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang bergelombang, gompal dan cacad lainnya. Pemasangan : 1. Kontraktor/ Pelaksana harus memberi contoh jenis kaca tersebut diatas sebelum kaca dipasang untuk dimintakan persetujuannya Perencana dan Konsultan Pengawas. 2. Untuk kaca-kaca frameless, pemasangan menggunakan sealant warna sesuai warna kaca. 3. Kaca yang telah selesai dipasang harus rapih, kokoh dan tidak bergetar. 4. Untuk pengaman kaca diberikan tanda-tanda dari potongan kertas yang direkatkan dengan lem kanji yang dibersihkan setelah penyerahan pekerjaan.
IN- 22
Perencanaan Rehabilitasi Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah – T.A 2008 Interior
5. Setelah penyerahan seluruh pekerjaan kaca harus bersih, dan apabila terdapat kaca yang dipecah, retak atau gompal, Kontraktor atau Pelaksana harus menggantinya.
6.6. 6.6.1. 6.6.1.1.
PEKERJAAN FIXTURES & FITTINGS Pekerjaan Fixtures & Fittings : Umum : 1. Lighting fixtures & fittings yang termasuk dalam pekerjaan interior dalam hal ini bersifat general lighting fixtures & fittings. 2. Apabila terdapat lighting fixtures & fittings khusus, maka yang dimaksud adalah lighting fixtures & fittings yang ditentukan oleh disainer interior dalam kaitannya lebih kepada estetika. 3. Untuk lighting fixtures & fitting khusus yang lebih terkait fungsional teknis (contoh: stage ligting), Kontraktor/ Pelaksana wajib mempelajari perencanaan special lighting dan M & E. 4. Ligting fixtures & fitting terdiri dari : - Armature berikut komponen-komponennya. - Switches, dan outlets 5. Kontraktor/ Pelaksana wajib mempelajari tipe-tipe fixtures & fittings schedule/ Bill of Quantity serta gambar perencanaan. 6. Semua material yang disuplay dan dipasang oleh kontraktor/ Pelaksana disamping harus sesuai spesifikasi, juga baik dan baru, hal mana ditunjukkan melalui surat order pengiriman dari dealer/ agen/ pabrik. 7. Kontraktor/ Pelaksana wajib mengisi daftar material lighting fixtures & fittings yang akan disuplay serta dipasang dengan menyebutkan merk, type, kelas serta jumlahnya yang dilengkapi dengan brosur/ catalog produk yang bersangkutan. 8. Apabila terjadi bahwa kontraktor/ Pelaksana tidak dapat mengadakan material termasuk diakibatkan oleh suatu alas an yang kuat dan dapat diterima oleh pemberi Tugas, Perencana dan Konsultan Pengawas, maka kontraktor/ Pelaksana dapat mengajukan usulan penggantian yang setara.
6.6.1.2.
Armatur : 1. Semua armatur harus dipasang sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi, dimana sebelum dilaksanakan pemasangannya harus mendapatkan persetujuan Perencanaa/ Konsultan Pengawas. 2. Pemasangan komponen-komponen armatur seperti ballast, capacitor, starter lamp holder, dsb. Harus dapat memudahkan pemeliharaan. IN- 23
Perencanaan Rehabilitasi Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah – T.A 2008 Interior
6.6.1.3.
Switches & Outlets : 1. Pemasangan switches & outlets pada dinding atau partisi dilakukan sesuai petunjuk dalam gambar rencana. 2. Switches & outlets dipasang dengan roset-roset yang terbuat dari bahan galvanis (tidak berkarat).
6.6.2.
AC Diffuser, Sprinkler & Speaker : - AC diffuser : • Lihat Spesifikasi Perencanaan M&E - Sprinkler : • Lihat Spesifikasi Perencanaan M&E - Speaker : • Lihat Spesifikasi Perencanaan M&E
6.6.3.
Toilet Fixture & Fitting : Pekerjaan toilet fuxture & fitting mencakup pengadaan, pemasangan peralatan serta perlengkapan toilet pada : a. Executive Toilet 1. Sebelum mengadakan barang, pelaksana wajib meneliti gambar kerja dan spesifikasi perencana. Apabila ditemukan ketidak sesuaian antara toilet fixtures & fittings yang ditentukan, maka hal tersebut harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas/ MK dan Perencana. 2. Untuk spesifikasi toilet fixtures & fittings items : lihat fixtures & fitting schedule/ spesifikasi pada Bill of Quantity. 3. Sebelum dilakukan pemasangan, Pelaksana diwajibkan mengadakan pengukuran kembali atas lokasi pemasangan. 4. Seluruh fixtures dan fittings items harus terpasang sesuai persyaratan. Lavatory, closet dan urinal dipasang pada posisi sesuai perencanaan, waterpass, tidak goyang, tidak ada bocoran, tidak tersumbat dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Demikian pula halnya dengan faucets, floor drain dan toilet accessories. 5. Selesai pemasangan harus dibersihkan dari segala kotoran, dan selanjutnya dijaga kebersihannya agar tidak mampet.
6.6.1.4.
IN- 24
Perencanaan Rehabilitasi Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah – T.A 2008 Interior
6.7. 6.7.1. 6.7.1.1.
6.7.1.2.
PEKERJAAN FURNITURE & AKSESORIS Pekerjaan Furniture : Umum : 1. Pelaksanaan pekerjaan furniture harus dilakukan dengan sebaikbaiknya, sesuai dengan gambar rencana, baik yang ada maupun yang akan diusulkan oleh Konsultan Pengawas. 2. Contoh beberapa jenis pekerjaan harus dibuat untuk diuji sesuai dengan kondisi pemakaian sesungguhnya kelak dan disetujui sebelum produksi yang sesungguhnya dimulai. 3. Kontraktor/ Pelaksana harus memberi jaminan sedikitnya satu tahun atas pekerjaannya terhadap kemungkinan terjadinya kerusakan akibat mutu bahan yang digunakan maupun mutu pekerjaannya, yang ditunjukan dengan surat jaminan dari Kontraktor/ Pelakasana kepada Pemberi Tugas. 4. Semua contoh bahan-bahan lunak yang mempunyai kecendrungan terbakar seperti textile, upholstery, wall cover yang diajukan untuk mendapatkan persetujuan harus disertai dengan spesifikasi detail yang menunjukkan struktur maupun jenis serat yang digunakan. 5. Dan harus disertai dengan jaminan tertulis dari pabrik pembuatannya atau agen penjualannya, sesuatu keterangan yang menunjukan bahwa bahan-bahan tersebut sudah flame rated dan diproses untuk menjadi kondisi flame resistetance (diproses untuk mencegah penyebaran api melalui bahan-bahan tersebut). Khusus : 1. Furniture harus dibuat dengan persyaratan: a. Bersifat heavy duty dalam arti tahan untuk digunakan dalam batas maksimal pemakaian suatu furniture. Mutu kerja dan bahan harus kelas satu. b. Tidak diperbolehkan menggunakan chipboard atau particle board. c. Semua sambungan dibuat sekuat-kuatnya. d. Item yang selesai harus sesuai dengan gambar detail maupun spesifikasi. 2. Pembuatan shop drawing untuk furniture sesuai syarat-syarat teknis umum pekerjaan interior pasal D.02. 3. Contoh Prototip a. Kontraktor/ Pelaksana diwajibkan untuk membuat contoh prototip untuk setiap item dari furniture lepas yang jumlah totalnya 6 (enam) atau lebih. b. Prototip ini dibuat berdasarkan gambar detail untuk membandingkan kualitas bahan dan keahlian tukang dengan tujuan desainnya. IN- 25
Perencanaan Rehabilitasi Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah – T.A 2008 Interior
6.7.1.3.
c. Perencanaan akan melakukan pemeriksaan berkala pada waktu pekerjaan prototip untuk menilai metode pengerjaan, penyambungan dan penyetelannya, sehingga dapat memastikan pekerjaan tersebut dapat dilanjutkan. d. Setelah prototip selesai dan disetujui secara tertulis oleh perencana, prototip ini menjadi standar acuan yang harus diikuti oleh kontraktor/ pelaksana. e. Untuk item yang disorder dan jumlahnya melebihi 25 (dua puluh lima) buah prototip harus dibuat sebagai bagian tambahan dan akan disimpan oleh perencanaan atau pemberi tugas sebagai pembanding dalam pembelian. f. Untuk item yang jumlah ordernya kurang dari 25 buah, prototip sudah termasuk dalam jumlah tersebut. 4. Penyimpanan dan proteksi furniture : a. Kontraktor/ pelakasana bertanggung jawab untuk menyimpan dan memelihara seluruh item furniture sebelum dilakukan penyerahan resmi kepada pihak Pemberi Tugas. b. Apabila pemilih tugas memina kontraktor/ pelaksana untuk menyimpan barangnya setelah tanggal penyerahan barang, maka atas persetujuan bersama biaya penyimpanan akan dinegosiasikan. c. Setiap item furniture harus dikirim kepada Pemberi tugas dalam keadaan terbungkus dan berlabel yang menunjukkan : - Nama pelaksana - Nomr gambar item furniture - Tempat tujuan d. Adanya perbedaan suhu dibengkel dan proyek, akan mempengaruhi kadar kelembaban dan finishing dari item furniture. Apabila setelah furniture ditempatkan diproyek diperlukan finishing kembali, maka biaya yang timbul ditanggung oleh kontraktor/ Pelaksanna. Bahan-bahn dan pengerjaannya : 1. Bahan-bahan furniture dibagi menjadi : - Bahan kayu - Pekerjaan cat & melamic - Pekerjaan perlengkapan metal - Plastik laminate 2. Bahan kayu : - Kayu dalam bentuk solid dan blockboard atau coreboar baik yang dilapis veneer maupun tidak. Syarat utama bagi bahan dasar kayu adalah bahan kayu yang terbaik yang dipakai. - Semua bahan kayu harus sudah melalui proses pengawetan dan pengeringan baik alam, maupun mesin hingga mencapai dasar kelembaban antara 10%-12% (WMC). IN- 26
Perencanaan Rehabilitasi Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah – T.A 2008 Interior
-
Kayu harus bersih dari pecahan, mata kayu, pinggiran rusak dan lain kerusakan yang memungkinkan pihak Konsultan Pengawas memutuskan tidak menggunakan dalam proyek ini. Warna dan serat kayu harus sama. - Semua kayu harus sudah dianti rayap. - Pekerjaan kayu yang tertutup oleh upsholstery dapat terbuat dari kayu keras. Pekerjaan furniture kayu yang mensyaratkan kekuatan atau yang terliahat sebagian kayunya, harus diawetkan dan kontraktor/ Pelaksana harus membuktikan dengan suatu sertifikat. 3. Bahan kayu dalam bentuk Solid wood : - Solid wood yang digunakan untuk furniture adalah kayu nyatoh. Kayu harus lurus, tidak ada yang cacat atau tidak sama lekuknya. - Pemasangan harus betul-betul rata dengan permukaan kayu tidak boleh terdapat celah. Apabila terdapat profil pada garis lurus, pertemuan sudut diadu manis, dan alur-alur profil harus tepat bertemu. - Ontruksi pertemuan kayu adalah standard mortise dan tenon, dowel, ekor burung, cross halved, mitred, tongue and groove, tenon harus tepat bertemu dengan mortise. 4. Bahan kayu dalam bentuk semi manufactured board : - Plywood maupun boardboard berasal dari sumber yang harus disetujui Perencana/ Konsultan Perencana dan yang dianggap memenuhi syarat produk yang dapat dipakai dalam proyek ini. - Merupakan plywood dengan mutu terbaik dengan serat padat, memadai untuk dilapisi veneer, dicat rata, dilapisi plastik laminate sesuai dengan yang dipersyaratkan. - Untuk hal-hal tertentu seperti dasar laci, plywood harus dilapisi dengan plastik laminate ex. Local dengan warna yang akan ditentukan.. - Bahan penguat berupa sekrup, paku dan sebagainnya terbuat dari metal anti karat. Sekrup yang terlihat harus sesuai dengan penyelessaian hardware. Sekrup yang terlihat harus ditanam dan lubangnya ditutup kayu dengan warna dan serat yang sama. Lubang bekas paku pada permukaan yang terlihat, ditutup dempul kayu dengan warna yang sama. - Finishing sepenuhnya mengikuti gambar detail dan spesifiikasi perencanaan. Variasi diluar yang ditunjukkan tidak akan diterima kecuali apabila sebelumnya ada persetujuan tertulis dari perencana.
IN- 27
Perencanaan Rehabilitasi Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah – T.A 2008 Interior
-
-
Apabila kayu difinish natural, warna dan serta setiap bagiannya sebelum dipasang. Demikian pula halnya apabila kayu diberi warna tertetu. Bagian belakang lemari/ rak treatment dengan bahan pengawet kayu.
5. Pekerjaan cat dan melamic : - Mencakup semua permukaan furniture yang ditunjukkan pada gambar perencanaan dan didalam bagan spesifikasi bahan dan finishing. - Pekerjaan cat atau pemolesan termasuk pekerjaan persiapan permukaan, penggosokan peralatan cat, pengajuan contoh panel yang dicat, hasil analisa cat apabila diperlukan, pemeliharaan dan sebagainnya. Pekerjaan pembersihan dan penyelesaian akhir diperlukan agar hasil lebih sempurna. - Merk atau pabrik cat dan melamic serta bahan pewarna harus sesuai dengan daftar material. Pengiriman barang harus dalam keadaan baik dan tidak terbuka. - Spray painting harus menggunakan peralatan yang disetujui Konsultan Pengawas, dan dalam Pelaksanaannya harus dilakukan dalam keadaan kering dan bersih. - Selanjutnya untuk pekerjaan cat dan melamic lihat pasal E.07. (Pekerjaan Kusen, pintu & jendela-finishing kayu). 6. Pekerjaan Perlengkapan Metal : - Pengadaan dan produksi hardware berkualitas baik dan sama dengan sample yang diberikan. Sample ini dapat diambil dari beberapa sumber supplier untuk bahan pertimbangan Perencana. - Pelaksana hardware termasuk pengadaan sekrup, pemeliharaan, striking plate, dsb. Pemasangan termasuk pengepasan, pemotongan, pembentukan, mortise, pembongkaran, penyetelan, pelumasan dan sebagainya. - Hardware yang terlihat, difinishing sesuai dengan bahan spesifikasi finishing. - Pekerjaan chrome dibuat dari bahan dasar tembaga atau kuningan sesuai dengan standard british dan amerika untuk kondisi pelapisan chrome diluar ruangan. Aluminium difinish anodize dan sesuai dengan sample yang diberikan kepada Perencana. IN- 28
Perencanaan Rehabilitasi Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah – T.A 2008 Interior
-
-
Bahan kuningan padat atau lembaran yang dipoles. Difinishing lebih lanjut dengan lapisan polyurethane bening sebagai pelapisan pelindung. Semua pintu lemari pada bagia pintu harus dilengkapai dengan door stop (magnit catch, rubber roller catch atau bullet catch). Kunci-kunci yang digunakan adalah ex. HAFFELE atau setara, dengan anak kunci 2 buah. Handle/ tarikan/ pegangan yang digunakan adalah kualitas yang terbaik & sesuai dengan spesifikasi perencana.
-
Engsel untuk pintu digunakan engsel sendok dari bahan metal kualitas terbaik ex.lecco, Ferari atau setara. - Rel untuk lacidigunakan rel metal ex. Blum/USA atau setara - Grendel untuk pintu double adalah dari bahan stainless steel kualitas terbaik. Untuk pintu sorong dengan rel plastik. 7. Plastik laminate : - Pekerjaan plastik laminate untuk furniture: lihat 6.5.7. (Pekerjaan kusen, Pintu & Jendela-Finishing kayu). 6.7.2. 6.7.2.1.
Pekerjaan Furnishings : Bantalan & Upholstery : 1. Bantalan : - Bahan bantalan (super busa/ plastik foam) harus terbuat dari bahan terbaik, kekenyalan dan ketebalan yang merata. Contoh material harus diserahkan dan disetujui oleh perencana sebelum dilaksanakan. - Bantalan harus dibungkus dahulu dengan kain pelapis yang berlubang-lubang, tiap lubang diperkuat dengan mata ayam dari kuningan/ almunium, dan dipasang dibagian sandaran atau dudukan disetiap bantalan kursi. Jumlah lubang harus cukup agar udara mudah masuk keluar untuk mencegah sobeknya upholstery. 2. Upholstery : - Apabila kain upholstery beropola, fabrikasi tidak boleh dimulai oleh kontraktor/ Pelaksana sebelum mendapat petunjuk yang jelas dari perencana tentang arah pola dan cara penyambungannya. Sebelum dilapis dengan bahan pembungkus, foam dilapisi dengan kain pelapis. - Bahan upholstery berkualitas kelas satu dilengkapi webbing, pegas/ per danbantalan sesuai dengan gambar. Kain penutup dijahit, diberi futed dan pinggiran bertali seperti yang ditunjukkan. IN- 29
Perencanaan Rehabilitasi Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah – T.A 2008 Interior
-
-
Bahan texstil untuk upholstery harus scotchguard dan preshrunk hingga faktor penyusutan dari 2% (kecuali yang telah termasuk persyaratan pabrik). Vinly upholstery harus dari jenis breathable dengan strechbacking dan mudah untuk dibersihkan. Heavy duty textured knitted fabric yang diterima untuk dipakai. Upholstery fabric material memenuhi persyaratan fire resistance.
6.7.3.
Pekerjaan Tirai dan korden : 1. Pekerjaan Tirai Horizontal blind : a. Material : bilah-bilah aluminium perfoforated lebar 25 mm : cord lock system : Ex. TACHIKAWA/ setara Warna : akan ditentukan kemudian Lengkap dengan tuas tirai dan aksesoris pelengkap lainnya. b. Tirai dipasang dengan menggunakan sekrup kuningan sedemikian rupa sehingga letak ketinggian sesuai dengan gambar perencanaan, waterpass dan tidak macet-macet. c. Pemasangan tirai dilakukan setelah semua pekerjaan fixed interior selesai. Setelah pekerjaan tirai selesai seluruh kotoran harus dibersihkan dan selanjutnya harus dilaporkan kepada konsultan pengawas.
6.8. 6.8.1. 6.8.1.1.
PEKERJAAN KHUSUS Pekerjaan Elemen Estetis : Paket Terpisah - Untuk pekerjaan elemen plastik/ artwork terdapat jenis-jenis pekerjaan sebagai berikut : a. Pekerjaan pembuatan item-item elemen estetis b. Pekerjaan finishing c. Pekerjaan pemasangan Sehubungan dengan hal tersebut, sebelum melaksanakan pekerjaan pembuatan, finishing dan pemasangan elemen estetis, Kontraktor/ Pelaksana harus mempelajari program elemen estetis/artwork programme, memperhatikan pembagian paket pelaksanaan pekerjaan, serta melakukan koordinasi aktif dan padu penerapannya dengan artwork specialist. Pekerjaan Daun Pintu Kaca Frameless : Lingkup Pekerjaan : 1. Pekerjaan tersebut merupakan daun pintu kaca frameless dari bahan kaca tanpa bingkai atau frame termasuk rangka kusen dari bahan aluminium dan segala peralatan yang digunakan, dilakukan pada
6.8.2. 6.8.2.1.
IN- 30
Perencanaan Rehabilitasi Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah – T.A 2008 Interior
pintu-pintu utama serta seluruh detail yang disebutkan/ Dinyatakan dalam gambar sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. 6.8.2.2.
Persyaratan bahan : 1. Bahan panil daun pintu kaca lembaran jenis plot glass (Tempered glass) produk dari sinar rasa yang bermutu baik merk ASAHI Mass ataudari merk lain yang setara dan disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Perencana. 2. Tebal bahan kaca minimal 12 mm, ukuran dan lokasi pemasangan sesuai dengan kebutuhan dan sesuai yang ditunjukkan/ dinyatakan dalam detail gambar. 3. Bahan kaca yang digunakan dari mutu AA serta memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982 pasal 63 dan memenuhi SII 0819-78. 4. Toleransi bahan: a. Untuk ukuran panjang dan lebar dengan toleransi yang diijinkan maksimal 2 mm. b. Dari kesikuan bahan kaca akibat pemotongan dari lembaran kaca yang digunakan yang berbentuk segi empat, harus mempunyai sudut siku serta tapi potongan yang rata dan lurus, dengan toleransi kesikuan maksimal 1,5 mm untuk setiap 1 meter panjang. c. Adapun untuk ketebalan bahan kaca lembaran dengan toleransi yang diijinkan maksimal 0.3 mm. 5. Segala peralatan dan alat-alat bantu atap atau pelengkap yang diperlukan dalam pekerjaan daun pintu framelees harus terbuat dari bahan stainless steel atau sesuai yang disyaratkan dari pabrik yang bersangkutan dan sesuai petunjuk konsultan Pengawas.
6.8.2.3.
Syarat-Syarat Pelaksanaan : 1. Sehubungan pekerjaan dilakukan, Kontraktor/ Pelaksana diwajibkan untuk meneliti dengan seksama gambar-gambar dan keadaan lapangan yang ada (ukuran serta lubang-lubang yang ada hubungannya dengan pekerjaan tersebut) termasuk mempelajari bentuk, pola layout/ penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar yang ada. 2. Sebelum pelaksana dimulai, penimbunan bahan-bahan ditempat pekerjaan harus pada lokasi dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan akibat pekerjaan lain dan tidak lembab. 3. Hasil pemasangan daun pintu harus rata dengan permukaan rangka kusen/ frame, siku, tidak membentur permukaan lantai dan semua peralatan yang dipasang dapat berfungsi dengan baik dan sempurna. 4. Bahan kaca yang dipergunakan harus bebas dari gelembung (ruangruang yang berisi gas yang terdapat dalam kaca), bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu pandangan, bebas dari IN- 31
Perencanaan Rehabilitasi Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah – T.A 2008 Interior
keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau keseluruhan dari tebal kaca), bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar kearah keluar/ masuk), bebas dari benang (sting) dan gelombang (wave), bebas dari bintik-bintik (spots) dan awan serta goresan dan bebas dari lengkungan. 5. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas. 6. Semua sisi kaca bekas pemotongan dan sisi-sisi lain, harus digerinda sampai licin, rata dan halus. 7. Pekerjaan ini harus dikerjakan oeleh tenaga-tenaga yang khusus yang telah berpengalaman dalam bidang pemasangan pintu frameless dan hasil pemasangan harus baik, sempurna dan seluruh peralatannya dapat berfungsi dengan baik. 8. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan akibat pekerjaan yang lain dan terlindung dari segala benturan serta diberi tanda pengaman yang dapat mudah dikenali.
IN- 32