BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tesis manajemen risiko pengelolaan lumpur IPAL B3 adalah : 1. Dari hasil sintesis kondisi eksisting kedua perusahaan, maka karakter sistem pengelolaan lumpur B3 dipengaruhi oleh empat hal, yaitu: KPI yang akan dicapai; karakteristik lumpur IPAL-B3; Produktifitas Lumpur IPAL-B3; dan ketersediaan lahan dari tiap perusahaan 2. Ruang lingkup dari risiko ini hanya dibatasi KPI yang diterapkan pada sistem pengelolaan lumpur IPAL-B3 3. Dari hasil identifikasi risiko berdasarkan karakteristik sistem yang dibuat, teridentifikasi ada 11 risiko dan karena ada beberapa risiko menjadi agen risiko yang lain, maka risiko disederhanakan menjadi lima (5) yaitu lumpur tumpah saat penyimpanan dan pengiriman; paving rusak saat penyimpanan; pengiriman dan pemanfaatan, sedangkan agen risiko yang teridentifikasi ada 11. 4. Dari hasil penilaian dampak dengan fuzzy AHP risiko paving rusak saat pemanfaatan merupakan dampak paling tinggi yaitu dari skala 0-1, nilainya 0.70 dan merupakan dampak yang tinggi. 5. Sedangkan berdasarkan hasil brainstorming probabilitas risiko lumpur tumpah saat penyimpanan dan pengolahan untuk PT. A dan PT. B ada dibawah 0.2. PT. B memiliki probabilitas untuk paving penyimpanan; pengiriman; pemanfaatan ada dibawah 0.2. Tetapi PT. A probabilitasnya ada diatas 0.2 kecuali paving saat pemanfaatan 6. Dengan dilakukannya pemetaan risiko, risiko paving rusak saat pemanfaatan merupakan risiko yang signifikan, sedangkan ke-empat risiko yang lain berada pada risiko trivial 7. Dari hasil analisis risiko dengan Root Cause Analysis, diketahui akar penyebab risiko adalah masalah teknis dan manusia. 121
8. PT. A perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko paving rusak saat pemanfaatan, karena lokasi pemanfaatan paving PT. A tidak didalam lokasi perusahaan. 9. PT. B perlu memperbaiki dari teknis penyimpanan dan pengiriman lumpur agar risiko lumpur tumpah dapat terhindari.
6.2 Saran Saran untuk penelitian ini adalah : 1. Perlu adanya dokumentasi data yang berupa pencatatan laporan hasil dari setiap pemeriksaaan atau perbaikan kerusakan pada peralatan/fasilitas. 2. Perlu
adanya
penilaian
risiko
berdasarkan
likelihood
yang
lebih
komperehensif dengan memperhatikan likelihood dari tiap agen risiko. 3. Perlu adanya analisis sensitifitas dari hasil Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP) untuk penilaian risiko berdasarkan consequence. 4. Perlu adanya analisis risiko berdasarkan consequence dengan memperhatikan kondisi lingkungan, misal curah hujan dan karakteristik tanah di tiap perusahaan. 5. Perlu adanya analisis mitigasi risiko dengan memperhatikan sumber daya perusahaan dalam upaya melakukan mitigasi risiko, misal finansial.
122
DAFTAR PUSTAKA Bramanti, G. W. (2007). Analisa Risiko Kesehatan Kualitas Air Minum PDAM Kota Surabaya. Surabaya: Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember . Checkland, P., & Scholess, J. (1991). Soft System Methodology in Action. New York, USA: John Wiley & Sons. Fenton, N., & Wang, W. (2006). Risk and Confidence Analysis for Fuzzy Multicriteria Decision Making. Knowledge-Based System 19 , 430-437. Fitria, L. (2006). The Design of Decision Support System To Choose The Transportation Service Using Fuzzy AHP (Case Study : PT. X). Surabaya, Indonesia: Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Floyd, D. W. (1991). The Hazard of Risk Management. The Environmentalist, Vol. 11, No. 4 , 293-296. Frantzen, K. A. (2002). Environmental Risk Management. In K. A. Frantzen, Risk-Based Analysisnfor Environmental Managers (pp. 19-57). United States of America: Lewis Publisher. Hadisaputro, M. (2006). Pemilihan Alternatif Penggunaan Energi dengan Penerapan Metode Fuzzy-ANP. Surabaya, Indonesia: Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Harris, H. J., Wenger, R. B., Harris, V. A., & Devault, D. S. (1994). A Method for Assessing Environmental Risk: A Case Study of Green Bay, Lake Michigan, USA. Environmental Management Vol. 18, No. 2 , 296-306. Hermann, B. G., Kroeze, C., & Jawjit, W. (2006). Assessing Environmental Performance by Combining Life Cycle Assessment, Multi-criteria Analysis and Environmental Performance Indicator. Journal of Cleaner Production xx , 1-10. Hwong, w. M. (2000). The Incorporation of Stochasticity in Risk Analysis and Management: a case study. Stochastic Environmental Research and Risk Assessment 14 , 195-206. 123
LaGrega, M. D., Buckingham, P. D., & Evans, J. C. (2001). Hazardous Waste Management. Singapore: McGraw-Hill. Pintenich, J. L. (1990). Management of Sludges from Treatment of Toxic Wastewater. In J. L. Pientenich, Toxicity Reduction : In Industrial Effluents (pp. 273-315). United States of America: Lewis Publisher. Poper, T. (2006). Evaluation of Environmental Aspects Significance in ISO 14001. Environmental Management Vol. 37 No. 5 , 732-743. Ramanathan, R. (2001). A Note on The Use of The Hierarchy Process for Environmental
Important
Assessment.
Journal
of
Environmental
Important 63 , 27-35. Shah, K. L. (2000). Basics of Solid and Hazardous Waste Management Technology. United States of America: Prentice-Hall. Smith, B. P. (1987). Exposure and Risk Assessment. In E. J. Martin, & J. H. Johson Jr, Hazardous Waste Management Engineering (pp. 37-79). United States of America: Van Nostrand Renhold Company Inc. The Association of Insurance and Risk Managers (AIRMIC) and ALARM The National Forum for Risk Management. (2002). Risk Management Standard. United Kingdom: AIRMIC; ALARM; IRM. Zhukinskii, V. N. (2003). Environmental Risk and Environmental Damage to Surface Water Quality: Topicality; Terminology; Quantitative Estimates. Water Resources Vol. 30 No. 2 , 191-198.
124
PROFIL PENULIS Penulis lahir di Surabaya, 1 Oktober 1983. Penulis mendapatkan gelar Sarjana Teknik di Teknik Lingkungan ITS. Penulis menempuh pendidikan di Tenik Lingkungan ITS selama empat (4) tahun (20012005). Saat menempuh pendidikan Sarjananya, penulis aktif membuat karya tulis ilmiah, seperti topik sampah plastik di Surabaya; teknologi membran untuk meningkatkan kualitas air bersih Surabaya. Penelitian yang dilakukan untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana di Teknik Lingkungan ITS mengenai perencanaan air bersih untuk meningkatkan kualitas pariwisata Kebun Binatang Surabaya. Setelah lulus dari Teknik Lingkungan ITS, penulis bekerja di konsultan untuk proyek lingkungan, seperti proyek pengelolaan lingkungan di Rumah Sakit yang ada di Irian Jaya; Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Bersih di Kalimantan; Status Lingkungan Hidup Kota Surabaya. Penulis melanjutkan pendidikannya di Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik Industri ITS, bidang keahlian Rekaya Kualitas. Dalam penelitian untuk mendapatkan gelar Magister, penulis meneliti mengenai Analisis Manajemen Risiko Lingkungan Limbah Berbahan Berbahaya dan Beracun (B3) Berdasarkan Penilaian Risiko dengan Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP) di dua perusahaan ternama di Surabaya.
167