BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan tentang simpulan hasil penelitian ini yang telah dilakukan, implikasi penelitian dan keterbatasan penelitian. Saran untuk penelitian selanjutnya dijelaskan pada bagian akhir bab ini. 5.1. Simpulan Hasil penelitian ini memberikan simpulan sebagai berikut: Ukuran Dewan Komisaris, proporsi Komisaris Independen, Frekuensi Rapat Dewan Komisaris, Latar Belakang Pendidikan Komisaris, ukuran Komite Audit, Frekuensi Rapat Komite Audit tidak berpengaruh positif terhadap pengungkapan modal intelektual. Hanya Tenure Komisaris Independen dan Latar Belakang Pendidikan Komite Audit yang berpengaruh terhadap pengungkapan modal intelektual. 1. Ukuran Dewan Komisaris tidak berpengaruh terhadap pengungkapan modal intelektual. Hasil ini menunjukan bahwa Ukuran Dewan Komisaris hanya merupakan pemenuhan regulasi yang ada. Selain itu, Ukuran Dewan Komisaris yang besar menimbulkan masalah koordinasi dan komunikasi antar anggota dewan sehingga Komisaris kurang maksimal dalam menjalankan fungsinya. 2. Proporsi Komisaris Independen tidak berpengaruh terhadap pengungkapan modal intelektual. Hasil ini menunjukan bahwa karena kuatnya kendali pendiri perusahaan dan kepemilikan saham mayoritas menjadikan Komisaris tidak independen dan menyebabkan fungsi pengawasan menjadi tidak efektif karena timbulnya masalah dalam koordinasi, komunikasi dan pembuat keputusan. Selain
195
itu, Komisaris Independen di Indonesia termasuk independence in appearance, sehingga Komisaris Independen pada perbankan Indonesia masih sebatas pemenuhan regulasi yang ada. 3. Tenure Komisaris Independen berpengaruh terhadap pengungkapan modal intelektual. Hasil ini menunjukan bahwa Tenure Komisaris Independen dalam perusahaan menentukan tingkat pemahaman dan pengetahuan Komisaris pada kondisi perusahaan sehingga dapat meningkatkan pengungkapan atas modal intelektual. Semakin lama Tenure Komisaris maka semakin besar tingkat keluasan pengungkapan modal intelektual. 4. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris tidak berpengaruh terhadap pengungkapan modal intelektual. Hasil ini menunjukan bahwa pengungkapan modal intelektual tidak ditentukan berdasarkan Frekuensi Rapat yang dilakukan oleh Komisaris, tetapi kemungkinan lebih ditentukan pada kualitas rapat Komisaris. 5. Latar Belakang Pendidikan Komisaris tidak berpengaruh terhadap pengungkapan modal intelektual. Hasil ini menunjukan bahwa kompetensi yang harus dimiliki oleh Komisaris untuk meningkatkan pengungkapan modal intelektual
tidak
ditentukan oleh Latar Belakang Pendidikan Komisaris saja, tetapi juga berdasarkan pada pengalaman yang dimiliki oleh Komisaris. 6. Ukuran Komite Audit tidak berpengaruh terhadap pengungkapan modal intelektual. Hasil ini menunjukan bahwa Komite Audit bertugas untuk membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan monitoring terhadap perusahaan. Oleh sebab itu, ukuran Komite Audit yang dimiliki lebih banyak atau sedikit tidak dapat menjamin fungsi pengawasan berjalan efektif. 7. Frekuensi Rapat Komite Audit tidak berpengaruh terhadap pengungkapan modal intelektual. Hasil ini menunjukan bahwa pengungkapan modal intelektual tidak
196
ditentukan berdasarkan Frekuensi Rapat yang dilakukan oleh Komite Audit, tetapi kemungkinan lebih ditentukan pada kualitas rapat yang dilakukan Komite Audit. 8. Latar belakang pendidikan akuntansi atau keuangan yang dimiliki oleh Komite Audit di Perbankan Indonesia memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan modal intelektual. Hasil ini menunjukan bahwa pemahaman dan pengetahuan dari
anggota
Komite
Audit
mengakibatkan
mereka
dapat
mengenali
permasalahan dan memberikan masukan berupa informasi efektif bagi manajemen dan investor atas ketidakpastian dalam menginterpretasikan annual report
perusahaan
kepada
Komisaris,
sehingga
mampu
meningkatkan
pengungkapan modal intelektual dalam annual report perusahaan, sehingga menjadi value added bagi perusahaan di mata investors.
5.2 Implikasi Hasil penelitian ini memberikan implikasi, baik implikasi praktis, teoritis, maupun implikasi bagi pengambilan kebijakan.
5.2.1. Implikasi Praktis Implikasi praktis hasil penelitian ini a. Otoritas keuangan perlu membuat aturan tentang Tenure Komisaris yang disesuaikan dengan kompleksitas perbankan. Berdasarkan hasil penelitian ini,
197
Tenure Komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan modal intelektual. b. Otoritas keuangan perlu membuat aturan tentang evaluasi Latar Belakang Pendidikan Komite Audit di perbankan. Latar belakang pendidikan anggota Komite Audit telah memenuhi aturan yang berlaku oleh sebab itu perlu ditambahkan lagi regulasi tentang evaluasi Latar Belakang Pendidikan Komite Audit. c. Otoritas keuangan perlu menambahkan regulasi yang mengatur format pengungkapan modal intelektual secara khusus sehingga lebih mudah dipahami dan dimanfaatkan investor sebagai tambahan informasi dalam menilai kemampuan perusahaan di masa depan karena praktik pengungkapan modal intelektual yang dilakukan oleh perusahaan perbankan masih dalam bentuk naratif dibandingkan bentuk kuantitatif. Hal ini sangat bermanfaat bagi investor untuk pengambilan keputusan investasi.
5.2.2. Implikasi Teoritis Implikasi teoritis hasil penelitian ini adalah: a. Hasil penelitian ini mengkonfirmasi teori agency dimana pengungkapan modal intelektual dapat mengurangi asimetri informasi dalam konteks corporate governance pada perbankan di Indonesia. b. Hasil penelitian ini menghasilkan penyusunan indeks pengungkapan modal intelektual bagi perbankan di Indonesia.
198
5.3. Keterbatasan Keterbatasan dalam peneltian ini adalah: 1.
Penelitian ini meneliti pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap pengungkapan modal intelektual. Informasi berkaitan dengan efektivitas Komisaris tidak ada di annual report perusahaan. Perusahaan hanya mengungkapkan Ukuran Dewan Komisaris yang terdapat di dalam perusahaan.
5.4. Saran Berdasarkan keterbatasan penelitian ini, maka peneliti merumuskan saran berupa dilakukannya penelitian lanjutan, yaitu: 1. Penelitian lanjutan tentang Ukuran Dewan Komisaris sebagai variabel independen yang lebih membahas tentang pengaruh efektivitas Komisaris terhadap pengungkapan modal intelektual, dengan menggunakan penelitian yang berbeda. 2. Penelitian lanjutan tentang pengungkapan modal intelektual khususnya perbankan Indonesia dengan melakukan pengembangan model kualitas pengungkapan modal intelektual.
199