BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dan didukung oleh teori-
teori yang dipelajari dan hasil pembahasan yang diperoleh mengenai analisis prediksi kebangkrutan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan model Altman Z-Score, maka dapat diperoleh simpulan sebagai berikut : 1. Kondisi Rasio-Rasio Keuangan yang digunakan dalam Model Altman ZScore pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2011, yaitu : a. Working Capital to Total Assets (X1) Nilai rata-rata variabel Working Capital to Total Assets dari tahun 2006-2011 cenderung naik setiap tahunnya (kecuali tahun 2011). Nilai variabel Working Capital to Total Assets pada tahun 20062007 yang terkecil berada pada PT. Akasha Wira International, Tbk., sedangkan nilai yang terbesar berada pada PT. Delta Djakarta, Tbk. Pada tahun 2008, nilai variabel Working Capital to Total Assets yang terkecil berada pada PT. Akasha Wira International, Tbk., sedangkan nilai yang terbesar berada pada PT. Cahaya Kalbar, Tbk.
Pada tahun 2009-2011, nilai variabel
Working Capital to Total Assets yang terkecil berada pada PT.
115
116
Multi Bintang Indonesia, Tbk., sedangkan nilai yang terbesar berada pada PT. Delta Djakarta, Tbk. b. Retained Earnings to Total Assets (X2) Nilai rata-rata variabel Retained Earnings to Total Assets dari tahun 2006-2011 cenderung naik setiap tahunnya. Nilai variabel Retained Earnings to Total Assets pada tahun 2006 yang terkecil berada pada PT. Sekar Laut, Tbk., sedangkan nilai yang terbesar berada pada PT. Delta Djakarta, Tbk. Pada tahun 2007-2011, nilai variabel Retained Earnings to Total Assets yang terkecil berada pada PT. Akasha Wira International, Tbk., sedangkan nilai terbesar berada pada PT. Delta Djakarta, Tbk. c. EBIT to Total Assets (X3) Nilai rata-rata variabel EBIT to Total Assets dari tahun 2006-2011 cenderung naik setiap tahunnya (kecuali tahun 2007). Nilai variabel EBIT to Total Assets pada tahun 2006-2008 yang terkecil berada pada PT. Akasha Wira International, Tbk., sedangkan nilai yang terbesar berada pada PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. Pada tahun 2009-2011, nilai variabel EBIT to Total Assets yang terkecil berada pada PT. Sekar Laut, Tbk., sedangkan nilai terbesar berada pada PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. d. Market Value Of Equity to Book Value of Total Liabilities (X4) Nilai rata-rata variabel Market Value Of Equity to Book Value of Total Liabilities dari tahun 2006-2011 cenderung berfluktuasi
117
setiap tahunnya. Nilai variabel Market Value Of Equity to Book Value of Total Liabilities pada tahun 2006 yang terkecil berada pada PT. Akasha Wira International, Tbk., sedangkan nilai yang terbesar berada pada PT. Ultrajaya Milk and Trading Company, Tbk. Pada tahun 2007, nilai variabel Market Value Of Equity to Book Value of Total Liabilities yang terkecil berada pada PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk., sedangkan nilai yang terbesar berada pada PT. Akasha Wira International, Tbk. Pada tahun 2008, nilai variabel Market Value Of Equity to Book Value of Total Liabilities yang terkecil berada pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk., sedangkan nilai yang terbesar berada pada PT. Ultrajaya Milk and Trading Company, Tbk. Pada tahun 2009, nilai variabel Market Value Of Equity to Book Value of Total Liabilities yang terkecil berada pada PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk., sedangkan nilai yang terbesar berada pada PT. Delta Djakarta, Tbk. Pada tahun 2010, nilai variabel Market Value Of Equity to Book Value of Total Liabilities yang terkecil berada pada PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk., sedangkan nilai yang terbesar berada pada PT. Delta Djakarta, Tbk. Pada tahun 2011, nilai variabel Market Value Of Equity to Book Value of Total Liabilities yang terkecil berada pada PT. Cahaya Kalbar, Tbk., sedangkan nilai yang terbesar berada pada PT. Delta Djakarta, Tbk.
118
e. Sales to Total Assets (X5) Nilai rata-rata variabel Sales to Total Assets dari tahun 2006-2011 cenderung stabil setiap tahunnya. Nilai variabel Sales to Total Assets pada tahun 2006 yang terkecil berada pada PT. Akasha Wira International, Tbk., sedangkan nilai yang terbesar berada pada PT. Sekar Laut, Tbk. Pada tahun 2007, nilai variabel Sales to Total Assets yang terkecil berada pada PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk., sedangkan nilai yang terbesar berada pada PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk. Pada tahun 2008-2009, nilai variabel Sales to Total Assets yang terkecil berada pada PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk., sedangkan nilai yang terbesar berada pada PT. Cahaya Kalbar, Tbk. Pada tahun 2010-2011, nilai variabel Sales to Total Assets yang terkecil berada pada PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk., sedangkan nilai yang terbesar berada pada PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk. 2. Nilai-Nilai Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Berdasarkan Model Altman Z-Score pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2011, yaitu : Nilai-nilai model Altman Z-Score pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006, 2009 dan 2011 nilai Z-Score terendah dimiliki oleh PT. Akasha Wira International, Tbk., sedangkan nilai Z-Score tertinggi dimiliki oleh PT. Delta Djakarta, Tbk. Pada tahun 2007, nilai Z-Score terendah dimiliki oleh PT. Akasha Wira
119
International, Tbk., sedangkan nilai Z-Score tertinggi dimiliki oleh PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. Pada tahun 2008, nilai Z-Score terendah dimiliki oleh PT. Akasha Wira International, Tbk., sedangkan nilai ZScore tertinggi dimiliki oleh PT. Cahaya Kalbar, Tbk. Pada tahun 2010, nilai Z-Score terendah dimiliki oleh PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk., sedangkan nilai Z-Score tertinggi dimiliki oleh PT. Delta Djakarta, Tbk.
5.2
Saran Dari penelitian analisis model Altman Z-Score dalam memprediksi
kebangkrutan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2011 maka saran yang diberikan adalah sebagai berikut : 1.
Untuk penelitian menggunakan model Altman Z-Score, data-data yang digunakan dikumpulkan selengkap mungkin dan telah diaudit. Agar data yang akan dipakai adalah data yang terpecaya dan lengkap. Bila data yang diperoleh kurang lengkap dan kurang terpecaya maka perhitungan yang dilakukan akan menjadi sulit dan kurang tepat.
2.
Sebaiknya menggunakan periode data yang lebih lama untuk memperoleh hasil yang lebih akurat.
3.
Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan model-model prediksi kebangkrutan lainnya yang dapat dijadikan sebagai pembanding dalam memprediksi kebangkrutan.