BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Pada bab penutup berisi pemaparan mengenai simpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya. 5.1
Simpulan Antrian terjadi jika banyaknya pelanggan yang akan dilayani melebihi
kapasitas layanan yang tersedia, sehingga terjadi situasi di mana pelanggan harus antri untuk mendapatkan layanan. Teori ini tepat menggambarkan terjadinya antrian di pintu keluar Stasiun Tanahabang, di mana sarana yang tersedia di stasiun tidak lagi mampu melayani penumpang yang jumlahnya sangat banyak, terutama ketika pagi hari. Sistem ticketing yang berlaku, dari semula tiket kertas menjadi tiket elektronik yang mengharuskan penumpang melakukan tapping out di pintu keluar, berdampak memunculkan antrian baru di Stasiun Tanahabang. Sistem verifikasi Tiket Harian Berjaminan (THB) yang hanya menempelkan (tapping) tiket ketika hendak keluar stasiun, lebih mempersingkat waktu antrian di pintu keluar dibandingkan tiket single trip yang harus memasukkan tiket ke dalam card slot. Antrian penumpang yang panjang dan waktunya lama terjadi ketika ada dua KA masuk ke stasiun dan berhenti di peron yang sama. Umumnya ini terjadi jika ada KRL terlambat masuk stasiun yang mengakibatkan jadwal kereta akan saling berdekatan antara kereta yang sesuai jadwal dengan kereta yang tidak sesuai jadwal (terlambat). 106
Keputusan memindahkan pintu keluar (gate out) terpisah dengan pintu masuk (gate in) terbukti mampu mengurangi lama antrian penumpang dan memperlancar arus antrian dari yang semula macet (stuck) dan berdesak-desakan di peron dan tangga menjadi ramai lancar. Namun karena lokasi gate out baru yang lebih jauh dari peron dibandingkan gate out sebelumnya, mengakibatkan lama waktu rata-rata yang dihabiskan penumpang menuju pintu keluar lama dan baru menjadi kurang lebih sama. Selain itu, lokasi yang jauh mengakibatkan sebagian penumpang yang tidak sabar mangantri di peron, memutuskan turun ke rel untuk menuju cross passanger. Perlintasan kereta dan crossing passangers menjadi tempat yang harus dilalui oleh penumpang di peron jalur 5 dan 6 jika hendak menuju pintu keluar atau pindah rute. Perlintasan rel adalah lokasi paling berbahaya bagi penumpang sehingga pihak stasiun menempatkan banyak petugas keamanan di area perlintasan rel dan crossing passangers. Jumlah mesin tapping out yang tersedia di pintu keluar (gate out) berpengaruh terhadap lama antrian. Jumlah mesin tapping out yang tersedia banyak mampu mempercepat layanan dan menghindari antrian yang semakin panjang. Sistem antrian di pintu keluar Stasiun Tanahabang sesuai dengan tiap-tiap komponennya adalah sebagai berikut: 1. Komponen Kedatangan ukuran kedatangan populasi (size of the arrival population) adalah tidak terbatas (unfinite population). Pola kedatangan populasi adalah acak. Perilaku kedatangan populasi termasuk penumpang yang sabar.
107
2. Komponen Disiplin Antrian baris antrian penumpang adalah adalah tidak terbatas. Gate out stasiun memiliki 10 mesin tapping out (multiple lines) yang mampu mempercepat antrian. Aturan antrian di pintu keluar menganut sistem first in first out (FIFO), di mana penumpang yang lebih dulu sampai di area gate out akan lebih dulu melakukan tapping out. 3. Komponen Layanan desain dasar sistem antrian adalah multiple channels, single phase (jalur berganda, satu tahap). Distribusi waktu pelayanannya adalah acak. Upaya yang telah dilakukan pihak manajemen Tanahabang untuk mengurangi kepadatan dan antrian penumpang antara lain adalah mengalihkan pemberangkatan KA ekonomi ke stasiun lain, memindahkan gate out penumpang terpisah dengan gate in, pengaturan jalan menuju gate out berbelok-belok (untuk penumpang di peron jalur 5 dan 6) untuk mengurai antrian, dan upaya terus meningkatkan pnjualan kartu multi trips (KTM). 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan dalam Bab IV, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Peron adalah salah satu sarana penting di setiap stasiun, termasuk Stasiun
Tanahbang. Menyikapi bertambahnya pernumpang maka perlu difikirkan untuk penambahan panjang peron. Peron yang pendek di sebelah timur perlu diperpanjang.
108
2. Penumpang yang turun ke tengah rel sangat berbahaya untuk keselamatan
dirinya dan penumpang lain. Untuk menyikapi hal ini maka perlu sosialisasi masif kepada penumpang untuk tidak melompat ke tengah rel hanya karena menhindari antrian. Informasi masif dapat melalui selebaran yang diberikan kepada penumpang di dalam kereta, di pintu masuk, di pintu keluar, dan melalui announcer stasiun maupun penyampaian oleh masinis/asisten masinis KRL melalui pengeras suara yang ada di dalam rangkaian kereta. 3. Keterlambatan kedatangan KRL mengakibatkan penumpukan di peron
stasiun, oleh karena itu perlu upaya untuk memaksimalkan ketepatan waktu kedatangan kereta. 4. Diperkirakan jumlah penumpang yang memanfaatkan Stasiun Tanahabang
akan terus meningkat. Untuk mengantisipasi kepadatan penumpang sehingga terjadi antrian yang parah menuju pintu keluar stasiun, maka perlu dipertimbangan alternatif beberapa pintu baru (tambahan) untuk setidaknya satu atau dua. Lokasi pembukaan pintu baru dapat dibangun di sebelah selatan stasiun. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan untuk membuka pintu baru di sebelah selatan stasiun adalah: a. Lokasi di sebelah selatan masih cukup luas b. Dekat dengan Blok G dan Blok A Pasar Tanahabang sehingga selaras dengan upaya pemda DKI untuk mengurai kemacetan di depan Stasiun Tanahabang. c. Lokasi di sebelah utara stasiun telah tertata rapi sejak Gubernur DKI merelokasi penjual kaki lima di depan stasiun pindah ke Blok G.
109
5. Pintu keluar (gate out) baru yang saat ini ada tidak memenuhi kebutuhan
keamanan penumpang karena melewati perlintasan rel dan cross passangers yang letaknya di tengah perlintantasan rel. Maka perlu diadakan sarana alternatif yang memenuhi rasa keamanan penumpang. Misalnya dibangun tangga-tangga baru atau eskalator untuk menghindari penumpang melewati rel. 6. Penjagaan petugas keamanan sangat membantu untuk saat ini, terutama
karena beberapa lokasi menuju pintu keluar stasiun sangat berbahaya bagi penumpang. Namun pemanfaatan petugas keamanan untuk waktu lama perlu dipertimbangkan terutama dari segi biaya perusahaan. 7. Meniru sistem keberangkatan dan kedatangan penumpang di bandara,
dimana penumpang yang datang tidak bertemu dengan penumpang yang hendak pergi, maka salah satu usulan terobosan menghindari kepadatan penumpang terkonsentrasi pada satu titik adalah pemisahan peron penumpang yang akan naik kereta dengan penumpang yang baru tiba di stasiun. 8. Tetap memaksimalkan upaya memasarkan dan meningkatkan penjualan tiket
KMT. Bila jumlah penumpang yang memiliki KMT lebih banyak dibandingkan THB maka penumpang diuntungkan dengan tidak perlu antri lagi untuk membeli kartu THB, selain itu tidak perlu naik turun tangga utama untuk refund kartu THB. Lokasi penumpang melakukan refund tiket perlu diperhatikan atau tidak berdekatan dengan penumpang keluar gate out karena potensial memunculkan antrian baru di area gate out.
110