BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi mengenai kesimpulan dan rekomendasi dari penelitian yang telah dilakukan. Rekomendasi bertujuan sebagai bahan kajian dan interpretasi baik untuk pihak sekolah, guru, siswa, serta peneliti berikutnya yang akan mengkaji masalah yang relevan. Adapun simpulan dari penelitian ini sebagai berikut: A. Simpulan Peningkatan interaksi sosial asosiatif siswa melalui pemanfaatan tayangan Indonesia Bagus dalam pembelajaran IPS siswa kelas VIII-A SMP Negeri 4 Bandung dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Perencanaan pembelajaran IPS melalui pemanfaatan tayangan Indonesia Bagus sudah pada kualifikasi baik dalam upaya meningkatkan interaksi sosial asosiatif siswa di kelas VIII-A SMP Negeri 4 Bandung. Rencana pembelajaran IPS yang meliputi pengamatan atau observasi terlebih dahulu di kelas VIII-A, meminta guru mitra untuk menjadi observer, menyusun
administrasi
atau
perangkat
yang
akan
membantu
proses
pembelajaran di kelas berupa Rencana Program Pengajaran (RPP) yang disesuaikan dengan silabus SMP/Mts mata pelajaran IPS kelas VIII kurikulum 2013, menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk membantu pembelajaran yang dijadikan sebagai media dan alat evaluasi mengukur interaksi sosial asosiatif siswa. LKS Individu terkait penilaian persepsi siswa dari pengalaman belajar dan LKS kelompok terkait proses pembuatan karya, serta menyusun instrumen penelitian yang berupa angket, lembar observasi siswa, lembar observasi guru, rubrik penilaian interaksi sosial asosiatif, rubrik penilaian diskusi dan presentasi kelompok dalam kegiatan penelitian yang akan berlangsung. 383 Inge Indah Pratiwi, 2015 PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
384
2. Pelaksanaan
penerapan
pembelajaran
IPS
melalui
pemanfaatan
tayangan Indonesia Bagus sudah pada kualifikasi baik dalam upaya meningkatkan interaksi sosial asosiatif siswa di kelas VIII-A SMP Negeri 4 Bandung. Pelaksanaan dilakukan dalam tiga siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tiga tindakan. Secara umum setiap tindakan memiliki karakteristik tersendiri. Pada tindakan siswa melakukan interpretasi materi IPS, setelah itu siswa melakukan interpretasi tayangan Indonesia Bagus, dan pembuatan tugas secara berkelompok yang pada pertemuan sebelumnya telah ditugaskan oleh guru dengan panduan LKS. Pada tindakan dua siswa secara berkelompok melakukan presentasi terkait tema yang dibuat berkaitan dengan tayangan Indonesia Bagus dan materi IPS. Pada tindakan tiga melanjutkan kegiatan presentasi dan pengisian LKS individu terkait persepsi siswa dari pengalaman belajar.
LKS tersebut diberikan untuk mengetahui persepsi siswa setelah
melakukan pengalaman belajar.
Setelah tindakan tiga,
guru melakukan
refleksi untuk mengetahui keberhasilan atau merencanakan solusi pada siklus berikutnya. 3. Hasil peningkatan interaksi sosial asosiatif siswa setelah melalui pemanfaatan tayangan Indonesia Bagus sudah pada kualifikasi baik dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-A SMP Negeri 4 Bandung. Penelitian yang dilakukan selama tiga siklus dengan masing-masing siklus tiga tindakan, secara garis besar mengalami fluktuasi yang meningkat, yaitu siklus satu dengan kualifikasi cukup, kemudian siklus dua dengan kualifikasi baik,
dan
siklus
tiga
juga
baik.
Secara khusus fluktuasi
peningkatan dari siklus satu sampai siklus tiga diawali pada indikator yang meraih persentase terkecil adalah indikator interaksi. Namun berdasarkan Inge Indah Pratiwi, 2015 PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
385
stimulus yang dilakukan pada setiap siklusnya indikator ini mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Walaupun dibandingkan indikator lainnya persentasenya terkecil. Hal ini terbukti dengan pada siklus satu diperoleh 58,3% (cukup), siklus dua 73,8% (baik), dan siklus tiga 84,5% (baik). Kemudian untuk indikator lainnya telihat fluktuasi yang tidak konsisten dan masing-masing dari indikator tersebut mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dengan demikian upaya meningkatkan interaksi sosial asosiatif siswa melalui pemanfaatan tayangan Indonesia Bagus dalam pembelajaran IPS dinyatakan berhasil. Hal ini terbukti dengan kualifikasi cukup pada siklus pertama dan pada siklus ke tiga dinyatakan baik dengan persentase tertinggi 95,2% yaitu indikator toleransi. 4. Kendala dan upaya yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan interaksi sosial asosiatif siswa melalui pemanfaatan tayangan Indonesia Bagus dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-A SMP Negeri 4 Bandung. Pada pelaksanaan penelitian yang dilakukan tiga siklus
peneliti
menemukan beberapa kendala baik itu kendala yang ringan, serta kendala yang cukup berat. Namun, seiring proses dengan ditunjang refleksi yang dilakukan peneliti bersama guru mitra akhirnya peneliti bisa menemukan solusi terkait kendala tersebut. Berikut peneliti klasifikasikan kendala dan solusi yang dilakukan: Pada siklus satu kendala yang ditemui, yaitu pertama, Guru terlihat masih kurang dapat mengkondusifkan. Solusi yang dilakukan peneliti adalah pada
tahap
apersepsi guru memberikan motivasi pada siswa melalui
penayangan video yang menarik dan bermakna. Ke dua, siswa masih sulit untuk memahami hal-hal yang abstrak. Solusi yang dilakukan peneliti adalah Guru memberikan contoh konkret kepada siswa yang dekat dengan kehidupan siswa. Ketiga, Siswa belum dapat memanfaatkan waktu seefektif mungkin dalam pembuatan kliping di kelas. Ke empat, pada saat memberikan komentar Inge Indah Pratiwi, 2015 PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
386
dan pertanyaan kepada kelompok lain, hanya terdapat satu hingga dua orang saja dari kelompok yang berani berbicara. Selain itu masih terlihat kurang dalam menghargai pendapat teman luar kelompoknya. Solusi yang dilakukan peneliti adalah dengan memberikan LKS pada setiap kegiatan kelompok (tugas kelompok) yang memiliki petunjuk pengerjaan yang lebih jelas. Kemudian pada LKS tersebut disertakan waktu pengumpulannya. Serta untuk menunjang semangat siswa agar mengerjakan tugas tepat waktu, diberikan reward berupa stiker bintang yang setiap akhir pembelajaran stiker diberikan kepada siswa yang teraktif. Ke lima, siswa masih sulit untuk memahami pertanyaan yang diajukan guru dalam LKS penilaian diri. Solusi yang dilakukan peneliti adalah memberikan petunjuk LKS yang lebih jelas selain itu pernyataan pada soal lebih dikembangkan secara sederhana, sehingga siswa bisa memahami. Pada siklus dua kendala yang ditemui, yaitu pertama, terdapat satu kelompok yang belum dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu dan dua orang siswa yang tidak diizinkan mengerjakan tugas kelompok oleh teman kelompoknya sendiri. Hal ini membuktikan siswa tersebut dalam berinteraksi masih terdapat adanya halangan dan batasan. Solusi yang dilakukan adalah memberikan motivasi pada siswa tersebut terhadap pentingnya berinteraksi secara asosiatif Pada siklus tiga seperti yang telah dijelaskan pada siklus sebelumnya, pada siklus tiga peneliti tidak menemukan kendala. Hal ini ditunjukkan dengan indikasi pencapaian indikator interaksi sosial asosiatif yang baik, yaitu: a. Siswa sudah dapat menunjukkan upaya pendekatan terhadap sesama dalam proses pembelajaran. b. Siswa sudah dapat menunjukkan interaksi tanpa ada halangan dan batasan selama proses pembelajaran. Inge Indah Pratiwi, 2015 PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
387
c. Siswa sudah dapat menunjukkan toleransi yang ditandai dengan menghargai perbedaan pendapat antar siswa. d. Siswa sudah dapat menunjukkan persatuan terhadap latar belakang persepsi siswa yang berbeda. Hal ini ditunjukkan dengan bukti karya film dokumenter tersebut. berdasarkan
indikasi
diatas
yang
ditunjang
dengan
berbagai
pelaksanaan solusi pada siklus sebelumnya, maka dengan ini peneliti merasa sudah memperoleh hasil yang baik. Oleh karena itu peneliti tidak melanjutkan pada siklus berikutnya. B. Saran Berdasarkan
pengalaman
peneliti
selama
melakukan
penelitian
dalam
peningkatan interaksi sosial asosiatif siswa melalui pemanfaatan tayangan Indonesia Bagus dalam pembelajaran IPS terdapat hal-hal yang menjadi saran peneliti untuk berbagai pihak terkait penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Bagi pihak sekolah Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyarankan agar pihak sekolah dapat terus mendukung siswa dalam mengaplikasikan proses interaksi sosial asosiatif. Karena sekolah merupakan salah satu lembaga primer yang dapat membangun siswa dalam bersosialisasi. Selain itu, sekolah juga merupakan wadah dimana siswa bertemu dengan siswa yang lainnya. Oleh karena itu, siswa harus mampu melakukan pendekatan, interaksi tanpa ada halangan dan batasan, toleransi, dan persatuan antar siswa. 2. Bagi pihak guru Berdasarkan
hasil
transformator
dapat
penelitian,
peneliti menyarankan
mendorong
siswa
untuk
agar
guru
mengaplikasikan
sebagai interaksi
asosiatif melalui pengalaman belajar yang menstimulus kemampuan interaktif siswa. Inge Indah Pratiwi, 2015 PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
388
3. Bagi siswa Berdasarkan hasil penelitian,
peneliti menyarankan agar setelah melalui
penerapan pembelajaran IPS dengan pemanfaatan tayangan Indonesia Bagus untuk
meningkatkan interaksi sosial asosiatif diharapkan siswa mampu
melakukan pendekatan intensif dengan teman-teman, siswa dapat berinteraksi secara asosiatif tanpa adanya halangan dan batasan, siswa dapat bertoleransi dalam memberikan pendapatnya dan menghargai pendapat orang lain untuk menciptakan persatuan. 4. Bagi Peneliti selanjutnya Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti berharap pada penelitian selanjutnya dapat lebih menstimulus siswa untuk menghargai dan bertoleransi terhadap perbedaan
etnis,
kearifan
lokal,
ras,
dan
perbedaan
lainnya
dalam
memanfaatkan tayangan Indonesia Bagus dalam pembelajaran IPS, agar lebih menunjang terciptanya siswa yang dapat secara optimal berinteraksi asosiatif di lingkungan sekolah dan sosialnya.
Demikian simpulan dan saran yang dapat peneliti kemukakan. Semoga pengalaman belajar yang siswa peroleh dapat memberikan manfaat terhadap peningkatan kemampuan interaksi sosial asosiatif siswa yang tertanam secara konsisten, serta menjadi landasan kehidupan siswa sebagai makhluk sosial yang senantiasa bersosialisasi.
Inge Indah Pratiwi, 2015 PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN IND ONESIA BAGUS D ALAM PEMBELAJARAN IPS Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu