267
BAB V PERANCANGAN BAHAN AJAR 5.1 Rancangan Bahan Ajar Pantun Dalam memilih bahan ajar, guru sastra hendaknya mengutamakan karyakarya sastra yang mudah dipahami siswa dan berkaitan dengan kehidupannya. Dengan memperkenalkan budaya di sekitar
lingkungannya diharapkan siswa
menghargai budaya sendiri dan tidak mengagungkan budaya luar, dan menganggapnya lebih baik. Pantun Melayu Kota Tebing Tinggi memaparkan hal-hal yang menjadi realita kehidupan yang berkaitan dengan budaya masyarakat Melayu, yang merupakan masyarakat mayoritas di Kota Tebing Tinggi, serta mengandung nilainilai dan ajaran hidup yang bermanfaat bagi kehidupan siswa. Hal ini dapat mendekatkan siswa dengan karya sastra sekaligus melatih siswa memiliki kepekaan terhadap persoalan yang tengah terjadi di lingkungan, budaya, dan masyarakatnya. Hasil analisis struktur dan nilai karakter dalam pantun perlu dilakukan sebuah tindak lanjut dengan memanfatkannya sebagai bahan ajar. Pemanfaatan bahan ajar ditujukan sebagai bahan pembelajaran apresiasi sastra mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas VII pada semester 1. Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran terlebih dahulu dirancang bahan ajar yang akan digunakan dalam pembelajaran pantun dengan menggunakan hasil analisi. Bahan ajar yang akan dirancang adalah berupa lembar kerja siswa (LKS). Pemilihan LKS sebagai bahan ajar pantun berdasarkan teori para ahli yang telah diuraikan pada bab II, salah satunya menyatakan bahwa dengan penggunaan LKS guru dapat mengetahui kemampuan yang telah dicapai oleh siswa. Bagi siswa LKS menjadi alat untuk menguatkan respon (reinforcement), jika
pekerjaan yang dibuat benar. Dengan disediakan LKS,
pemberian umpan balik dapat dilakukan terus-menerus sehingga dorongan untuk Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
268
belajar yang bersifat intrinsik dapat dapat terpelihara pada diri siswa (Sumiati dan Asra, 2007: 172). Setelah LKS selesai dirancang langkah berikutnya adalah merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dan dapat menarik minat siswa untuk belajar, serta dapat merangsang kreatifitas siswa dalam menulis pantun. Dalam kegiatan pembelajaran pantun ini peneliti merancang RPP dengan menerapkan model Sinektetik. Penggunaan model sinektetik dipilih karena model ini dianggap mampu merangsang siswa lebih kreatif, hal ini sejalan dengan pendapat Gordon, (1961) “Sinektik adalah sebuah pendekatan untuk berpikir kreatif yang didasarkan pada pemahaman bersama, bahwa apa yang tampaknya berbeda dapat dikaitkan bersama”. Sinektik adalah metode pemecahan masalah yang merangsang proses berpikir yang mungkin tidak disadari oleh subjek. Sebenarnya ada dua strategi atau model pengajaran yang didasarkan pada prosedur-prosedur sinektik. Salah satu dari dua strategi tersebut, yakni membuat sesuatu yang baru (creating something new), dirancang untuk membuat hal-hal yang familiar menjadi asing, untuk membantu siswa melihat masalah-masalah, gagasan-gagasan dan hasil-hasil yang lama dengan cara yang baru, pandangan lebih kreatif. Sedangkan strategi yang lain, yakni membuat yang asing menjadi familiar (making the strange familiar), dirancang untuk membuat gagasangagasan yang baru dan tidak familiar menjadi lebih bermakna. Meskipun dua strategi ini menggunakan tiga jenis analogi tadi, sasaran, struktur, dan prinsi-pprinsip tanggapan keduanya berbeda. Strategi pertama membantu siswa melihat sesuatu yang biasa dengan caracara yang tidak biasa dengan menggunakan analogi-analogi untuk membuat jarak konseptual. Kecuali pada langkah terakhir dimana siswa kembali pada masalah yang semula, mereka tidak membuat perbandingan-perbanding sederhana. Sasaran strategi ini adalah untuk mengembangkan pemahaman baru: berempati dengan / pada sikap yang sedikit berlagak dan mengertak: merancang jalan masuk yang barn: memecahkan masalah-masalah sosial atau interpersonal, seperti sampah atau dua siswa yang saling berkelahi: atau memecahkan masalah-masalah pribadi Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
269
seperti bagaiamana berkonsentrasi dengan lebih baik saat membaca buku. Peran guru adalah berhati-hati terhadap analisis atau kesimpulan yang terlalu dini. Struktur Strategi Pertama: Membuat Sesuatu yang Baru Tahap pertama: mendeskripsikan situasi saat ini Guru meminta siswa mendeskripsikan situasi atau topik seperti yang mereka lihat saat ini Tahap kedua: analogi langsung Siswa mengusulkan analogi-analogi langsung, memilihnya, dan mengeksplorasi (mendeskripsikan) lebih jauh. Tahap ketiga: analogi personal Siswa menjadi analogi yang telah mereka pilih dalam tahap kedua tadi. Tahap keempat: konflik padat Siswa mengambil deskripsi-deskripsi dari tahap kedua dan ketiga, mengusulkan beberapa analogi konflik padat dan memilih salah satunya. Tahap kelima: analogi langsung Siswa membuat dan memilih analogi langsung yang lain, yang didasarkan pada analogi konflik padat. Tahap keenam: memeriksa kembali tugas awal Guru meminta siswa kembali pada tugas atau masalah awal dan menggunakan analogi terakhir dan atau seluruh pengalaman sinektiknya. Transkrip sesi sinektik menunjukkan seorang guru membantu siswa-siswanya melihat konsep yang biasa dengan cara-cara segar. Pada awalnya siswa memilih konsep biasa, untuk kemudian dideskripsikan dalam komposisi penulisan. Hal ini menggambarkan enam tahap model tersebut (Gordon, 1961: 7Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
270
11. Model sinektik menstimulasi siswa untuk melihat dan merasakan gagasan orisinil dengan cara-cara yang baru, yang lebih segar. Jika siswa ingin menyelesaikan masalah, kita berharap mereka akan melihat masalah itu dengan lebihbijaksana dan mengembangkan solusi-solusi yang dapat mereka eksplorasi. Sebaliknya, strategi kedua, membuat sesuatu yang asing menjadi familiar, mencari untuk meningkatkan pemahaman siswa dan internalisasi materi yang barn dan sulit secara substantif Dalam strategi ini metafora digunakan untuk menganalisis, tidak untuk membuat jarak konseptual sebagaimana dalam strategi pertama. Contoh, guru mungkin menyajikan konsep kebudayaan pada siswasiswanya. Dengan menggunakan analogi-analogi yang familiar (seperti dapur atau rumah) siswa mulai menjabarkan/membatasi/mejelaskan karakteristikkarakteristik yang hadir dan tidak ada dalam konsep. Strategi ini bersifat analitis dan kovergen: siswa secara terus menerus bergantian antara mendefinisikan karakteristik subjek yang lebih familiar dengan membandingkan subjek-subjek tersebut dengan karakteristik-karakteristik topik yang tidak familiar. Pada tahap pertama dalam strategi kedua ini, yakni menjelaskan topik baru, siswa disediakan informasi. Pada tahap kedua, guru atau siswa mengusulkan analogi langsung. Tahap ketiga meminta siswa untuk "menjadi hal-hal yang familiar" (mempersonalisasi analogi langsung). Pada tahap keempat, siswa mengidentifikasi dan menjelaskan poin-poin kesamaan antara analogi dengan materi substantif. Pada tahap kelima siswa menjelaskan perbedaan-perbedaan di antara analogi-analogi. Untuk mengukur perolehan-perolehan informasi barn, siswa dapat mengusulkan dan menganalisis analogi-analogi familiarnya pada tahap keenam dan tahap ketujuh.
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
271
Struktrur Strategi Kedua: Membuat Sesuatu yang Asing Menjadi Familiar Tahap pertama: input substantif Guru menyediakan informasi tentang topik baru Tahap kedua: analogi langsung Guru mengusulkan analogi langsung dan meminta siswa mendeskripsikannya. Tahap ketiga: analogi personal Guru meminta siswa menjadi analogi langsung Tahap keempat: membandingkan analogi-analogi Siswa mengidentifikasi dan menjelaskan poin-poin kesamaan antara materi baru dengan analogi langsung. Tahap kelima: menjelaskan perbedaan-perbedaan Siswa menjelaskan dimana saja analogi-analogi yang tidak sesuai Tahap keenam: eksplorasi Siswa mengeksplorasi kembali topik asli Tahap ketujuh: membuat analogi Siswa menyiapkan analogi langsung dan mengeksplorasi persamaanpersamaan dan perbedaan-perbedaan. Sinektik dirancang untuk meningkatkan kreatifitas individu dan kelompok. Mendiskusikan pengalaman sinektik dapat membangun perasaan kebersamaan antarsiswa. Siswa belajar tentang kawan sekelasnya saat mereka merespon gagasan atau masalah. Pemikiran-pemikiran dinilai sebagai kontribusi potensial dalam proses kelompok. Prosedur-prosedur sinektik membantu menciptakan komunitas kesetaraan dimana berfikir merupakan basis tunggal di dalamnya.
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
272
Standar yang sangat cukup menyenangkan seperti ini tentu akan memberikan dukungan pada peserta didik yang sangat pemalu. Prosedur-prosedur sinektik bisa diterpkan pada siswa dalam semua bidang kurikulum, baik sains maupun seni. Prosedur-prosedur ini dapat dihubungkan dengan diskusi guru-siswa dalam kelas dan pada materi-materi yang dibuat guru siswa. Hasil atau kendaraan aktivitas sinektik tidak selalu hams ditulis; hasil ini dapat dilisankan, atau hasil-hasil tersebut dapat berbentuk aktifitas-aktifitas bermain paran (role plays), seperti melukis dan menggambar, atau perubahanperubahan dalam perilaku. Ketika menggunakan sinektik untuk melihat massalahmasalah sosial atau perilaku anda mungkin ingin memberitahukan perilaku situasional sebelum dan sesudah aktivitas sinektik, serta mengamati perubahanperubahan. Hal ini juga menarik dilakukan untuk memilih gaya-gaya akspresif yang berbeda dengan topik awal, seperti meminta siswa melukis gambar tentang kerugian atau diskriminasi. Konsep abstrak, tetapi gaya ekspresinya hams konkret. Sinektik dapat diterapkan pada siswa di semua tingkatan umur, meskipun dengan siswa yang sangat muda, sinektik adalah cara terbaik untuk memberikan latihan-latihan peregangan (stretching exercises). Lebih dari itu pengaturannya juga sama seperti pendekatan laian dalam pengajaran –cermat bekerja dalam pengalaman, memperkaya penggunaan materi yang konkret, menerapkan secara hati-hati, dan merangkum prosedur-prosedur dengan jelas. Model ini sering kali berfungsi secara efektif, khususnya pada siswa-siswa yang mundur dari aktifitas-aktifitas pembelajaran akademik karena tidak rela untuk mengambil risiko yang salah. Sebaliknya siswa-siswa yang unggul yang hanya merasa nyaman saat memberikan respon yang mereka yakini benar sering kali merasa segan untuk berpartisipasi. Untuk alasan ini kami percaya bahwa sinektik bernilai bagi semua orang. Sinektik berkombinasi dengan model-model lain dengan mudah. Ia dapat memperpanjang konsep-konsep untuk dieksplorasi dengan kelompok model pengajaran memproses informasi; membuka dimensi-dimensi problem sosial yang Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
273
dieksplorasi melalui bermain peran, investigasi kelompok, atau berfikir yurisprudensi; dan mengembangkan kekayaan masalah dan perasaan-perasaan yang dikuak oleh model-model lain dalam kelompok model pengajaran personal. Penerapan model sinektik yang paling efektif selalu berkembang setiap waktu is memiliki hasil jangka pendek dalam memperluas pandangan tentang konsep dan masalah, tetapi ketika siswa diekspos untuk menerapkan model ini secara berulang-ulang maka mereka dapat belajar bagaimana menggunakannya dengan cara meningkatkan ketrampilan, dan mereka belajar rnemasuki gaya metaforis dengan cara meningkatkan ketenangan dan kesempurnaan. Strategi ini secara umum cukup atraktif, dan kombinasi keberuntungannya dalam meningkatkan pemikiran produktif, empati yang mendidik, dan kedekatan impersonal menjadikannya dapat diterapkan pada siswa diseluruh tingkatan umur dan semua bidang kurikulum. Manfaat lain dari metode sinektik adalah dapat membentuk kreatifitas individu dan kelompok. Pengalaman sinektik dapat menumbuhkan jiwa sosial para siswa. Mereka belajar bersama dengan melihat bagaimana rekan-rekarmya bereaksi kepada suatu ide atau masalah. Hal ini akan menyebabkan setaiap individu berpartsipasi dalam suasana belajar yang menyenangkan. Penerapan Model Sinektik dalam Pembelajaran Anilisis Pantun dan Nilai Karakter Struktur Strategi Pertama: Membuat Sesuatu yang Baru Tahap pertama: mendeskripsikan pantun berdasarkan jenisnya
Guru meminta siswa memperhatikan kegiatan berpantun yang ada pada rekaman yang ditampilkan
Tahap kedua: analogi langsung Guru memaparkan tentang analisis struktur pantun, berupa larik, suku kata, Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
274
rima, sampiran , dan isi. Siswa mengkaitkan antara larik, suku kata, rima, sampiran , dan isi dengan salah satu pantun yang ada dalam rekaman Siswa membuat puisi sendiri berdasarkan aspek struktur pantun ( larik, suku kata, rima, sampiran, dan isi) dan mendeskripsikannya lebih jauh. Tahap ketiga: analogi personal
Siswa menjadi analogi dari pantun yang telah mereka buat dalam tahap kedua tadi.
Tahap keempat: konflik padat (perbandingan yang kuat)
Siswa mengambil deskripsi-deskripsi dari tahap kedua dan ketiga, mengusulkan beberapa analogi konflik padat (perbandingan yang kuat) dan memilih salah satunya.
Tahap kelima: analogi langsung
Siswa membuat dan memilih analogi langsung yang lain yaitu pantun karya dia sendiri yang didasarkan pada analogi konflik padat.
Tahap keenam: memeriksa kembali tugas awal
Guru meminta siswa kembali pada pembahasan aspek struktur (larik, suku kata, rima, sampiran, dan isi) atau masalah awal dan menggunakan analogi terakhir
( pilihan analisis menurut siswa) dan atau seluruh pengalaman
sinektiknya.
Struktrur Strategi Kedua: Membuat Sesuatu yang Asing Menjadi Familiar Tahap pertama: input substantif Guru menyampaikan dua buah pantun, yaitu pantun orang tua dan pantun orang muda Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
275
Tahap kedua: analogi langsung Guru mengusulkan analogi langsung kedua puisi tersebut dan meminta siswa mendeskripsikannya berdasarkan analisis struktur (larik, suku kata, rima, sampiran, dan isi) Tahap ketiga: analogi personal Guru meminta siswa untuk membuat sebuah analogi/ perumpamaan tersendiri berdasarkan penagalaman siswa sendiri sebuah pantun berdasarkan aspek struktur (larik, suku kata, rima, sampiran, dan isi). Tahap keempat: mebandingkan analogi-analogi Siswa mengidentifikasi dan menjelaskan poin-poin kesamaan aspek analisis struktur antara pantun orang tua dan pantun orang muda yang ada pada contoh dengan pantun karya siswa sendiri. Tahap kelima: menjelaskan perbedaan-perbedaan Siswa menjelaskan aspek apa saja yang tidak bersesuaian berdasarkan analisis struktur antara pantun orang tua dan pantun orang muda yang ada pada contoh dengan pantun karya siswa sendiri. Tahap keenam: eksplorasi Siswa mengeksplorasi kembali pantun orang tua dan pantun orang muda yang ada pada contoh Tahap ketujuh: membuat analogi Siswa menyiapkan pantun karya sendiri dan mengeksplorasi persamaanpersamaan dan perbedaan-perbedaan dengan pantun orang tua dan pantun orang muda yang ada pada contoh
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
276
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran A. Identitas Sekolah dan Standar Kompetensi
Sekolah
: SMP
Mata Pelajaran
: Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/semester
: VII/ 1
Aspek pembelajaran : Menulis karya sastra Standar Kompetensi : Mengekspresikan,pikiran, perasaan, dan, pengalaman melalui, pantun dan dongeng
Kompetensi dasar
:Menulis pantun yang sesuai dengan syarat pantun
Indikator : 1. Menemukan unsur /struktur pantun (larik, suku kata, rima, sampiran, dan isi) 2. Menemukan nilai-nilai karakter dalam pantun 3. Menulis pantun Alokasi waktu : 4 X 45 menit (2 kali pertemuan) B. Tujuan pembelajaran 1. Siswa mampu menemukan unsur/struktur pantun (larik, suku kata, rima, sampiran, dan isi) dan nilai-nilai karakter dalam pantun, 2. Siswa mampu menulis pantun yang memenuhi syarat. C. Materi pokok pembelajaran : Pantun: Unsur/Struktur (larik, suku kata, rima, sampiran, dan isi) dan nilai karakter
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
277
D. Model pembelajaran Model pembelajaran sinektik yang terdiri atas dua struktur pengajaran yaitu: E. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan ke-1 Langkah – langkah Pembelajaran Aktivitas guru
Aktivitas peserta didik
Karakter yang dibangun
Alokasi Waktu
Kegiatan Pendahuluan 1. Prasyarat pengetahuan: Guru me lakukan/menanyakan pengalaman siswa terkait kegiatan berpantun
1. Menjawab pertanyaan guru
10”
2. Memperhatikan dan 2. Memotivasi siswa menjawab pertanya- an dengan menyampaikan guru manfaat pembelajaran bagi kehidupan meraka 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Eksplorasi
3. Mendengarkan guru
Kegiatan Inti Eksplorasi
1. Menyajikan rekaman 1. Menyimak rekaman kegiatan berpantun kegiatan berpantun 60 “ 2. Guru membagi LKS 1 2. Membaca LKS 1 serta kemudian meminta menanyakan bila peserta didik untuk kurang mengerti. membacanya, serta menanyakan bila kurang mengerti.
Tanggung
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
278
Jawab 3. meminta siswa mengerjakan LKS 1, yaitu menganalisis struktur pantun pada pantun yang telah mereka dengar
3. Mengerjakan LKS, yaitu menganalisis struktur pantun pada pantun yang telah didengar
4. Melakukan tanya 4. Melakukan tanya jawab jawab tentang tentangstruktur pantun struktur pantun pada pada pantun yang telah pantun yang telah didengarkan (larik, mereka dengarkan suku kata, rima, (larik, suku kata, rima, sampiran, dan isi) serta sampiran, dan isi) serta nilai yang terkandung nilai yang terkandung di dalamnya di dalamnya Elaboraasi
Rasa ingin tahu
Elaboraasi
5. Guru meminta siswa 5. Mendata peristiwamendata peristiwaperistiwa menarik yang peristiwa menarik pernah dialami yang pernah mereka alami.
Kreaatif
6. Meminta siswa untuk 6. Memilih satu peristiwa memilih satu peristiwa untuk dijadikan untuk dijadikan bahasan dalam pantun bahasan dalam pantun yang akan dibuat. yang akan mereka buat Mandiri 7. Membagikan LKS 2 7. Mengerjakan LKS 2, kemudian meminta yaitu menulis sebuah siswa mengerjakannya pentun yang sesuai yaitu menulis sebuah dengan syarat atau pentun yang sesuai struktur pantun, dengan syarat atau berkaitan dengan struktur pantun, peristiwa yang mereka berkaitan dengan alami. peristiwa yang mereka alami. 8. Meminta salah satu 8. Salah satu siswa untuk siswa untuk menuliskan pantun yang menuliskan pantun dibuatnya di papan tulis
Karja keras
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
279
yang dibuatnya papan tulis
di
Konfirmasi
Konfirmasi
jujur
9. Bersama-sama dengan 9. Bersama-sama dengan siswa menganalisis guru menganalisis pantun tersebut dari pantun tersebut dari aspek struktur maupun aspek struktur maupun nilai yang terkandung nilai yang terkandung di di dalamnya. dalamnya. Kegiatan Penutup 1. Guru bersama dengan 1. Guru bersama dengan siswa melakaukan siswa melakaukan refleksi refleksi 2. Guru meminta siswa untuk mengulang lagi pembeljaran di rumah
10 “
2. Guru meminta siswa untuk mengulang lagi pembeljaran di rumah
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan ke-2 Langkah – langkah Pembelajaran Aktivitas guru
Aktivitas peserta didik
Kegiatan Pendahuluan 1. Guru melakukan 1. Menjawab dan bertanya apersepsi dengan tentang menganalisis melakukan tanya struktur pantun pada jawab tentang pelajaran sebelumnya. kegiatan siswa dalam menganalisis struktur pantun pada pelajaran sebelumnya
Karakter yang dibangun
Alokasi Waktu
10”
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
280
Eksplorasi
Kegiatan Inti Eksplorasi
1. Guru menyampaikan dua pantun, yaitu pantun orang tua dan pantun orang muda, kemudian melakukan tanya jawab tentang peristiwa yang berkaitan dengan pantun tersebut berdasarkan isi pantun
1. mendengarkan pantun yang disampaikan oleh guru, kemudian melakukan tanya jawab tentang peristiwa yang berkaitan dengan pantun tersebut berdasarkan isi pantun.
2. Guru membagi LKS 1 dan meminta peserta didik untuk membacanya, serta menanyakan bila kurang mengerti.
2. Membaca LKS 1 serta menanyakan bila kurang mengerti.
Elaborasi
Elaborasi
3. meminta siswa mengerjakan LKS 1, yaitu menganalisis struktur pantun pada pantun yang telah mereka dengar.
3. mengerjakan LKS 1, yaitu menganalisis struktur pantun pada pantun yang telah mereka dengar.
4. Meminta siswa mengidentifikasi dan menjelaskan poinpoin yang sama dan yang berbeda dari aspek analisis struktur, antara pantun orang tua dan pantun orang muda yang menjadi contoh dengan pantun karya sendiri pada pembelajaran sebelumnya
4. Mengidentifikasi dan menjelaskan poin-poin yang sama dan yang berbeda dari aspek analisis struktur, antara pantun orang tua dan pantun orang muda yang menjadi contoh dengan pantun karya sendiri pada pembelajaran sebelumnya
Rasa ingin
60 “
tahu
Kreaatif
Mandiri
Karja keras
jujur
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
281
Konfirmasi
Konfirmasi
5. Melakukan tanya 5. Melakukan tanya jawab jawab dengan siswa dengan guru untuk untuk mengeksplorasi mengeksplorasi kembali kembali struktur struktur pantun orang tua pantun orang tua dan dan pantun orang muda pantun orang muda yang menjadi contoh yang menjadi contoh 6. Membagikan LKS 2, 6. Mengerjakan LKS 2, dan meminta siswa dengan menganalisis menganalisis persamaan dan persamaan dan perbedaan antara pantun perbedaan antara karyanya sendiri dengan pantun karyanya pantun orang tua dan sendiri dengan pantun pantun orang muda yang orang tua dan pantun menjadi contoh orang muda yang menjadi contoh 7. Meminta siswa 7. Mengeksplorasi mengeksplorasi persamaan-persamaan persamaan-persamaan serta perbedaanserta perbedaanperbedaan antara pantun perbedaan antara karyanya sendiri dengan pantun karyanya pantun orang tua dan sendiri dengan pantun pantun orang muda yang orang tua dan pantun menjadi contoh orang muda yang menjadi contoh Kegiatan Penutup 3. Guru bersama dengan siswa melakaukan refleksi
3. Guru bersama dengan siswa melakaukan refleksi
4. Guru meminta siswa untuk mengulang lagi pembeljaran di rumah
4. Guru meminta siswa untuk mengulang lagi pembeljaran di rumah
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
282
F. SUMBER BELAJAR DAN MEDIA 1) Buku Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII Erlangga 2) LKS 3) Rekaman Pantun G. PENILAIAN 1) Teknik
: Tes Unjuk kerja
2) Bentuk Instrumen
: Unjuk kerja dan proses
3) Kisi – Kisi soal penilaian Standart Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mengekspresikan,pikiran, Menulis perasaan,
Indikator Instrumen
pantun Tulislah
sebuah
pantun
dan, yang sesuai dengan sesuai dengan syarat-syarat
pengalaman
melalui, syarat pantun
pantun
pantun dan dongeng
Pedoman Penskoran Aspek yang dinilai
Skor 4
Pantun unsur /Syarat Pantun
memenuhi semua unsur/ syarat pantun
3
2
Terdapat
Terdapat
1
unsur 2
unsur
yang
yang
tidak
tidak
terpenuh
terpenuh
dalam
dalam
pantun
pantun
J 1
Terdapat 3
0
Jlh Skor
Nilai
Semua
unsur unsur
yang tidak tidak terpenuhi
terpenuh
dalam
dalam
pantun
pantun
Skor = jumlah skor diperoleh X 100 Skor maksimal( 4) Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
N
283
LEMBAR KERJA SISWA
Menulis Pantun
Oleh Nurdamayanti
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
284
LEMBAR KERJA SISWA 1 (Pertemuan I) Sekolah
: SMP
Mata Pelajaran
: Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/semester
: VII/ 1
Standar Kompetensi : Mengekspresikan,pikiran, perasaan, dan, pengalaman melalui, pantun dan dongeng
Kompetensi dasar
:Menulis pantun yang sesuai dengan syarat pantun
Indikator
: 1. Menemukan unsur /struktur pantun (larik, suku kata, rima, sampiran, dan isi) 2. Menemukan nilai-nilai karakter dalam pantun 3. Menulis pantun
Bacalah pantun berikut ini dengan seksama!
Kain basah bawa mandi, sudah mandi dibawa pulang. Amal ibadah dibawa mati, harta pusaka ditinggal orang
Setelah membaca pantun di atas jawablah pertanyaan di bawah ini! 1. Terdiri dari berapa larik/baris pantun di atas? 2. Berapakah jumlah suku kata dari setiap larik/baris pantun di atas?
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
285
3. Jelaskan hal apa yang dibahas dalam sampiran pantun di atas, yaitu pada baris ke-1 dan ke-2! 4. Jelaskan hal apa yang dibahas dalam isi pantun di atas, yaitu pada baris ke-3 dan ke-4! 5. Jelaskan nilai apa yang terkandung dalam isi pantun di atas! Pedoman Penilaian No 1
2
Aspek
Deskriptor
Penilaian Larik
Jumlah
1. Menuliskan jumlah larik dengan benar
1
2. Jumlah larik yang yang ditulis tidak benar
0
suku 1. Menuliskan jumlah suku kata pada semua larik dengan
kata
Skor
benar
4 3
2. terdapat kesalahan penulisan jumlah suku kata pada 2 satu larik
1
3. terdapat kesalahan penulisan jumlah suku kata pada dua 0 larik 4. terdapat kesalahan penulisan jumlah suku kata pada tiga larik 5. semua penuliskan jumlah suku kata pada semua larik tidak benar 3
Sampiran
1. Penjelasan tentang bahasan sampiran pantun tepat
Pantun
2. Penjelasan tentang bahasan sampiran pantun kurang 2 tepat 3. Penjelasan tentang bahasan
3
1 sampiran pantun tidak 0
tepat 4. Tidak menjelaskan tentang bahasan sampiran pantun 4
5
Isi Pantun
Nilai
1. Penjelasan tentang bahasan isi pantun tepat
3
2. Penjelasan tentang bahasan isi pantun kurang tepat
2
3. Penjelasan tentang bahasan isi pantun tidak tepat
1
4. Tidak menjelaskan tentang bahasan isi pantun
0
yang 1. Penjelasan tentang nilai yang terkandung dalam isi
Terkandung
3
pantun tepat 2. Penjelasan tentang nilai yang terkandung dalam isi
2
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
286
pantun kurang tepat
3. Penjelasan tentang nilai yang terkandung dalam isi
1
pantun tidak tepat 4. Tidak menjelaskan tentang nilai yang terkandung dalam 0 isi pantun Skor Maksimal
14
Skor = jumlah skor diperoleh X 100 Skor maksimal (14)
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
287
LEMBAR KERJA SISWA 2 (Pertemuan I) Sekolah
: SMP
Mata Pelajaran
: Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/semester
: VII/ 1
Standar Kompetensi : Mengekspresikan,pikiran, perasaan, dan, pengalaman melalui, pantun dan dongeng
Kompetensi dasar
:Menulis pantun yang sesuai dengan syarat pantun
Indikator
: 1.
Menemukan unsur /struktur pantun (larik, suku kata, rima, sampiran, dan isi)
2.
Menemukan nilai-nilai karakter dalam pantun
3.
Menulis pantun
Dalam menulis pantun ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu; 1. satu bait terdiri dari 4 larik/baris; 2. satu larik/baris terdiri dari 8 sampai 10 suku kata; 3. larik/baris ke-1 dan ke-2 merupakan sampiran sedangkan larik/baris ke-3 dan ke-4 merupakan isi; 4. Berima akhir dengan pola a-b-a-b atau a-a-a-a.
Kerjakanlah tugas berikut ini! Buatlah sebuah pantun yang sesuai dengan syarat pantun di atas berdasarkan peristiwa yang pernah kamu alami!
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
288
Pedoman Penilaian Aspek yang dinilai
Skor 4
3
Memenuhi unsur
semua
/Syarat
unsur/
Pantun
syarat pantun
2
Jumlah 1
0
Skor
Terdapat 1 Terdapat 2 Terdapat 3 Semua unsur
unsur yang unsur yang unsur
yang tidak tidak
tidak
tidak
terpenuh
terpenuh
terpenuhi
terpenuh
dalam
dalam
dalam
dalam
pantun
pantun
pantun
pantun
Skor = jumlah skor diperoleh X 100 Skor maksimal( 4)
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
289
LEMBAR KERJA SISWA 1 (Pertemuan II) Sekolah
: SMP
Mata Pelajaran
: Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/semester
: VII/ 1
Standar Kompetensi : Mengekspresikan,pikiran, perasaan, dan, pengalaman melalui, pantun dan dongeng Kompetensi dasar
:Menulis pantun yang sesuai dengan syarat pantun
Indikator
: 1. Menemukan unsur /struktur pantun (larik, suku kata, rima, sampiran, dan isi) 2. Menemukan nilai-nilai karakter dalam pantun 3. Menulis pantun
Bacalah dua bait pantun berikut ini dengan seksama!
Sirih Aceh warnanya perang, kuntum melati sukar digubah. Berpisah jauh kita sekarang, di dalam hati jangan berubah. Jika tuan pergi ke Kelantan, tembak rusa pelanduk jangan. Amal ibadah dibaw mati, iman dan taqwa jadi pedoman.
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
290
Jawablah pertanyaan di bawah ini! a. Terdiri dari berapa larik (baris) setiap bait pada pantun di atas? b. Berapakah jumlah suku kata dalam setiap larik dari ke dua pantun pantun di atas? c. Jelaskan hal apa yang dibahas dalam sampiran kedua pantun di atas, yaitu pada larik ke-1 dan larik ke-2! d. Jelaskan hal apa yang dibahas dalam isi kedua pantun di dai atas, yaitu pada larik ke-3 dan larik ke-3! e. Jelaskan nilai apa yang terkandung dalam isi kedua pantun di atas!
Pedoman Penilaian No 1
Aspek
Deskriptor
Penilaian Larik
Skor
1. Menuliskan jumlah larik dari kedua bait pantun dengan 2 benar
1
2. terdapat kesalahan penulisan jumlah larik pada satu bait
0
pantun 2. Jumlah larik yang yang ditulis dari ke dua bait pantun tidak benar 2
Jumlah kata
suku 1. Menuliskan jumlah suku kata semua larik dari kedua 4 bait pantun dengan benar 2. terdapat kesalahan penulisan jumlah suku kata pada 1 - 3 2 larik dari kedua bait pantun 3. terdapat kesalahan penulisan jumlah suku kata pada 3- 2 4 larik dari kedua bait pantun 4. terdapat kesalahan penulisan jumlah suku kata pada 5-6 1 larik dari kedua bait pantun 5. semua penuliskan jumlah suku kata pada semua larik 0 dari kedua bait pantun tidak benar
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
291
3
Sampiran
1. Penjelasan tentang bahasan sampiran dari kedua bait 4
Pantun
pantun tepat
3
2. Penjelasan tentang bahasan sampiran hanya satu bait pantun yang tepat.
2
4. Penjelasan tentang bahasan sampiran dari kedua bait pantun kurang tepat
1
3. Penjelasan tentang bahasan sampiran dari kedua bait pantun tidak tepat 4. Tidak menjelaskan tentang bahasan
0 sampiran dari
kedua bait pantun 4
Isi Pantun
1. Penjelasan tentang isi dari kedua bait pantun tepat
3
2. Penjelasan tentang isi hanya satu bait pantun yang 2 tepat.
1
4. Penjelasan tentang isi dari kedua bait pantun kurang 0 tepat 3. Penjelasan tentang isi dari kedua bait pantun tidak tepat 4. Tidak menjelaskan tentang isi dari kedua bait pantun 5
Nilai
yang 1. Penjelasan tentang nilai yang terkandung dalam isi 3
Terkandung
pantun dari kedua bait pantun tepat 2. Penjelasan tentang nilai yang terkandung dalam isi 2 pantun hanya satu bait yang tepat. 4. Penjelasan tentang nilai yang terkandung dalam isi 1 pantun dari kedua bait kurang tepat 3. Penjelasan tentang nilai yang terkandung dalam isi 0 pantun dari kedua bait tidak tepat 4. Tidak menjelaskan tentang nilai yang terkandung dalam isi pantun dari kedua bait pantun Skor Maksimal
14
Skor = jumlah skor diperoleh X 100 Skor maksimal (14)
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
292
LEMBAR KERJA SISWA 2 (Pertemuan II) Sekolah
: SMP
Mata Pelajaran
: Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/semester
: VII/ 1
Standar Kompetensi : Mengekspresikan,pikiran, perasaan, dan, pengalaman melalui, pantun dan dongeng
Kompetensi dasar
:Menulis pantun yang sesuai dengan syarat pantun
Indikator
: 1. Menemukan unsur /struktur pantun (larik, suku kata, rima, sampiran, dan isi) 2. Menemukan nilai-nilai karakter dalam pantun 3. Menulis pantun
Setelah kamu mengerjakan LKS 1, selanjutnya kerjakanlah tugas-tugas berikut ini! 1 . Jelaskan hal apa yang sama antara pantun pada bait 1 dan bait 2 dalam pantun yang ada dalam LKS 1! 2. Jelaskan hal apa yang berbeda antara pantun pada bait 1 dan bait 2 dalam pantun yang ada dalam LKS 1! 3. Apakah ada perbedaan dan persamaan antara kedua pantun yang ada dalam LKS 1 dengan pantun yang kamu buat? Jelaskan!
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
293
Pedoman Penilaian No 1
Aspek
Deskriptor
Penilaian Persamaan
Skor
1. Penjelasan tentang persamaan bait 1 dengan bait 2 tepat
3
pada bait 1 2. Penjelasan tentang persamaan bait 1 dengan bait 2 2 dengan bait 2
kurang tepat
1
3. Penjelasan tentang persamaan bait 1 dengan bait 2 tidak 0 tepat 4. Tidak menjelaskan tentang persamaan bait 1 dengan bait 2 2
Perbedaan
1. Penjelasan tentang perbedaan bait 1 dengan bait 2 tepat
3
pada bait 1 2. Penjelasan tentang perbedaan bait 1 dengan bait 2 2 dengan bait 2
kurang tepat
1
3. Penjelasan tentang perbedaan bait 1 dengan bait 2 tidak 0 tepat 4. Tidak menjelaskan tentang perbedaan bait 1 dan bait 2 3
Persamaan
1. Menjelaskan persamaan dan perbedaan antara bait 4
dan
pantun pada contoh dengan karya sendiri disertai bukti
perbedaan
dan alasan
antara pantun contoh
3
bait 2. Menjelaskan persamaan dan perbedaan antara bait pada
pantun pada contoh dengan karya sendiri tanpa bukti
2
dan alasan
dengan karya 3. Hanya menjelaskan persamaan atau perbedaan antara 1 sendiri
bait pantun pada contoh dengan karya sendiri disertai bukti dan alasan
0
4. Hanya menjelaskan persamaan atau perbedaan antara bait pantun pada contoh dengan karya sendiri tanpa disertai bukti dan alasan 5. Tidak menjelaskan
persamaan ataupn
perbedaan
antara bait pantun pada contoh dengan karya sendiri Skor Maksimal
10
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
294
5.2 Hasil Uji Kelayakan LKS Sebagai Bahan Ajar di SMP Tahap uji kelayakakan LKS ini dilakukan dengan
cara meminta
pertimbanagan kepada tiga orang guru Bahasa Indonesia yang mengajar di SMP Negeri 3 dan SMP Negeri 14 Bandung, Yaitu: (1) Ibu Mulyati, (2) Ibu Heni Herlina P. dan (3) Bapak Jalaludin. Ibu Mulyati menyatakan LKS yang telah dirancang sudah baik, karena telah memenuhi komponen LKS yang baik. Beliau menyarankan sebaiknya setiap satu pertemuan dalam pembelajaran hanya satu LKS yang diberikan kepada anak untuk efisiensi waktu. Pendapat Ibu Heni Herlina juga sama dengan pendapat Ibu Mulyati, yang menyatakan LKS yang telah dirancang telah baik, telah memenuhi semua komponen LKS, dan sebaiknya setiap satu pertemuan dalam pembelajaran hanya satu LKS yang diberikan kepada anak untuk efisiensi waktu. Hal yang serupa juga disampaikan oleh Bapak Jalaludin bahwa LKS yang digunakan sudah memenuhi komponen LKS yang baik, tapi perlu perbaikan sedikit dari segi penulisan, karena pada contoh LKS yang diberikan untuk ditimbang terdapat kesalahan print. Contoh pantun yang ada di LKS tidak lengkap, terpotong ketika diprint. Beliau juga
menyarankan hal yang sama
dengan kedua guru di atas, sebaiknya satu LKS untuk setiap pertemuan dan tambahkan penjelasan tentang materi. 5.3 Perbaikan Bahan Ajar Berdasarkan hasil pertimbangan para guru yang telah melakukan pertimbangan terhadap LKS yang telah dirancang, maka peneliti menyimpulkan bahwa LKS sudah layak untuk digunakan dalam pembelajaran menulis pantun. Namun, agar lebih baik maka perlu perbaikan sedikit sesuai dengan saran dari para guru yang telah menimbang LKS dan LKS yang akan digunakan cukup dua saja, satu LKS untuk satu pertemuan. Adapun hasil LKS yang telah diperbaiki adalah sebagai berikut.
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
295
LEMBAR KERJA SISWA (Pertemuan I) Sekolah
: SMP
Mata Pelajaran
: Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/semester
: VII/ 1
Standar Kompetensi : Mengekspresikan,pikiran, perasaan, dan, pengalaman melalui, pantun dan dongeng
Kompetensi dasar
:Menulis pantun yang sesuai dengan syarat pantun
Indikator
: Menulis pantun yang sesuai dengan syarat pantun
Perhatikan teks pantun berikut ini!
Kain basah bawa mandi, sudah mandi dibawa pulang. Amal ibadah dibawa mati, harta pusaka ditinggal orang
Dalam menulis pantun ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu; 1. satu bait terdiri dari 4 larik/baris; 2. satu larik/baris terdiri dari 8 sampai 10 suku kata; 3. larik/baris ke-1 dan ke-2 merupakan sampiran sedangkan larik/baris ke-3 dan ke-4 merupakan isi; 4. Berima akhir dengan pola a-b-a-b atau a-a-a-a. Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
296
Kerjakanlah tugas berikut ini! Buatlah sebuah pantun yang sesuai dengan syarat pantun di atas berdasarkan peristiwa yang pernah kamu alami! Pedoman Penilaian Aspek yang dinilai
Skor 4
3
Memenuhi unsur
semua
/Syarat
unsur/
Pantun
syarat pantun
2
Jumlah 1
0
Skor
Terdapat 1 Terdapat 2 Terdapat 3 Semua unsur
unsur yang unsur yang unsur
yang tidak tidak
tidak
tidak
terpenuh
terpenuh
terpenuhi
terpenuh
dalam
dalam
dalam
dalam
pantun
pantun
pantun
pantun
Skor = jumlah skor diperoleh X 100 Skor maksimal( 4)
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
297
LEMBAR KERJA SISWA (Pertemuan II) Sekolah
: SMP
Mata Pelajaran
: Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/semester
: VII/ 1
Standar Kompetensi : Mengekspresikan,pikiran, perasaan, dan, pengalaman melalui, pantun dan dongeng Kompetensi dasar
:Menulis pantun yang sesuai dengan syarat pantun
Indikator 1. Menjelaskan isi pantun 2. Menemukan nilai-nilai karakter dalam pantun Bacalah dua bait pantun berikut ini dengan seksama!
Sirih Aceh warnanya perang, kuntum melati sukar digubah. Berpisah jauh kita sekarang, di dalam hati jangan berubah. Jika tuan pergi ke Kelantan, tembak rusa pelanduk jangan. Amal ibadah dibawa mati, iman dan taqwa jadi pedoman.
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
298
Kedua pantun di atas
merupakan pantun yang telah memenuhi
struktur/syarat pantun yang baik, yaitu: 1. satu bait terdiri dari 4 larik/baris; 2. satu larik/baris terdiri dari 8 sampai 10 suku kata; 3. larik/baris ke-1 dan ke-2 merupakan sampiran sedangkan larik/baris ke-3 dan ke-4 merupakan isi; 4. Berima akhir dengan pola a-b-a-b. Pada bait pertama berdasarkan isinya, pada larik ke-3 yaitu: Berpisah jauh kita sekarang. dan
pada larik ke-4, yaitu: di dalam hati jangan berubah,
menggambarkan tentang harapan sepasang kekasih yang sedang terpisah jauh, walaupun jarak terpisah jauh, janji yang talah diucapkan harus tetap dipegang teguh, merupakan jenis pantun orang muda. Sedangkan pada bait kedua, berdasarkan isinya, pada larik ke-3 yaitu: Perintah tuhan jangan lalaikan, dan pada larik ke-4, yaitu: iman dan taqwa jadi pedoman, merupakan suatu penggambaran keadaan bahwa setiap muslim harus melaksanakan setiap perintah Allah Swt.
karena rasa keimanan dan
ketaqwaannya, merupakan jenis pantun orang tua atau pantun nasihat.
Kerjakanlah tugas-tugas berikut ini! 1. Jelaskan nilai apa yang terkandung di dalamnya! 2. Jelaskan hal apa yang sama antara pantun pada bait 1 dan bait 2 dalam pantun yang ada dalam LKS 1! 2. Jelaskan hal apa yang berbeda antara pantun pada bait 1 dan bait 2 dalam pantun yang ada dalam LKS 1! 3. Apakah ada perbedaan dan persamaan antara kedua pantun di atas dengan pantun yang kamu buat? Jelaskan! Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
299
Pedoman Penilaian No 1
Aspek
Deskriptor
Penilaian Nilai
Skor
yang 1. Penjelasan tentang nilai yang terkandung dalam pantun 3
terkandung
pada bait 1 dan bait 2 tepat 2. Penjelasan tentang nilai yang terkandung dalam pantun 2 pada bait 1 dan bait 2 kurang tepat 3. Penjelasan tentang nilai yang terkandung dalam pantun 1 pada bait 1 dan bait 2 tidak tepat 4. Tidak menjelaskan tentang nilai yang terkandung dalam 0 pantun
2
Persamaan
1. Penjelasan tentang persamaan bait 1 dengan bait 2 tepat
3
pada bait 1 2. Penjelasan tentang persamaan bait 1 dengan bait 2 2 dengan bait 2
kurang tepat 3. Penjelasan tentang persamaan bait 1 dengan bait 2 tidak 1 tepat 4. Tidak menjelaskan tentang persamaan bait 1 dengan
0
bait 2 3
Perbedaan
1. Penjelasan tentang perbedaan bait 1 dengan bait 2 tepat
3
pada bait 1 2. Penjelasan tentang perbedaan bait 1 dengan bait 2 2 dengan bait 2
kurang tepat 3. Penjelasan tentang perbedaan bait 1 dengan bait 2 tidak 1 tepat 4. Tidak menjelaskan tentang perbedaan bait 1 dan bait 2
4
Persamaan
1. Menjelaskan persamaan dan perbedaan antara bait 4
dan
pantun pada contoh dengan karya sendiri disertai bukti
perbedaan
dan alasan
antara pantun contoh
0
bait 2. Menjelaskan persamaan dan perbedaan antara bait 3 pada
pantun pada contoh dengan karya sendiri tanpa bukti dan alasan
dengan karya 3. Hanya menjelaskan persamaan atau perbedaan antara 2 sendiri
bait pantun pada contoh dengan karya sendiri disertai
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
300
bukti dan alasan 4. Hanya menjelaskan persamaan atau perbedaan antara 1 bait pantun pada contoh dengan karya sendiri tanpa disertai bukti dan alasan 5. Tidak menjelaskan
persamaan ataupn
perbedaan 0
antara bait pantun pada contoh dengan karya sendiri Skor Maksimal
16
Skor = jumlah skor diperoleh X 100 Skor maksimal( 13)
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu