BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut: 1. Peningkatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran tidak berbeda signifikan antara kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Siswa yang belajar di kelas eksperimen I dengan metode pembelajaran problem solving memiliki peningkatan rata-rata 0,40 sementara siswa yang belajar di kelas eksperimen II dengan metode pembelajaran problem posing memiliki nilai rata-rata 0,48. Analisis hipotesis pada peningkatan hasil belajar (N-gain THB) menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang diajar dengan metode pembelajaran problem solving di kelas eksperimen I dibandingkan siswa yang diajar dengan metode pembelajaran problem posing di kelas eksperimen II. Hal ini dapat dilihat berdasarkan α = 0,05 lebih kecil dari hasil uji Mann-Whithney U sebesar 0,161 untuk peningkatan hasil belajar (N-Gain THB), maka Ho diterima dan Ha ditolak. 2. Peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa setelah pembelajaran tidak berbeda signifikan antara kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Siswa yang belajar di kelas eksperimen I dengan metode pembelajaran problem solving memiliki peningkatan rata-rata 0,08 sementara siswa yang belajar di kelas eksperimen II dengan metode pembelajaran problem posing memiliki nilai rata-rata 0,07. Analisis hipotesis pada peningkatan keterampilan berpikir
102
103
kritis siswa (N-gain TBK) menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang diajar dengan metode pembelajaran problem solving di kelas eksperimen I dibandingkan siswa yang diajar dengan metode pembelajaran problem posing di kelas eksperimen II. Hal ini dapat dilihat berdasarkan α = 0,05 lebih kecil dari hasil uji Mann-Whithney U sebesar 0,127 untuk peningkatan keterampilan berpikir kritis (N-Gain TBK), maka Ho diterima dan Ha ditolak.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian, dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran problem solving dan problem posing dapat dijadikan alternatif pembelajaran oleh guru untuk meningkatan hasil belajar maupun keterampilan berpikir kritis siswa. 2. Peneliti selanjutnya, sebaiknya melakukan observasi awal terhadap waktu belajar siswa dan kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah yang mungkin dapat menggangu penelitian dan karakteristik siswa di sekolah yang akan dijadikan populasi penelitian agar meminimalisirkan gangguan yang mungkin terjadi saat penelitian dan untuk mengoptimalkan hasil penelitian. 3. Peneliti selanjutnya, sebaiknya apabila
ingin mengamati keterampilan
berpikir kritis siswa, indikator yang diamati jangan terlalu banyak tetapi lebih baiknya 3 atau 4 indikator saja tetapi 3 atau 4 indikator dapat di maksimalkan kegitan dalam pembelajarannya agar tercapai pada setiap pertemuannya.
104
DAFTAR PUSTAKA Abdul azis, Penerapan Pendekatan Problem Posing dalam Pembelajaran Pokok Bahasan Gerak Lurus Pada Siswa Kelas X Semester 1 SMAN 3 Palangkaraya Tahun ajaran 2012/2013, Skripsi sarjana. Palangka raya: STAIN Palangka Raya, 2013 Agus Susanta dan Rusdi, Model Pendekatan Heuristik pada Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, Jurnal Pendidikan, Vol.4, No.1, Maret, 2006 Akbar Sutawidjaja, Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika, Jurnal Teknologi Pembelajaran, Th. 6, No.3, 2000 Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian, Bandung: Refika Aditama, 2010, h. 236 D.C Giancoli. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2001 Depdiknas. Standar Kompetensi Kurikulum 2004. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum Depdiknas. 2003 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Undang–Undang dan Peraturan Pemerintah Ri Tentang Pendidikan. Jakarta : Depag RI, 2006. Edward de Bono, Revolusi Berpikir, Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2007 Gito Supriyadi, Pengantar dan Teknik Evaluasi Pembelajaran, Malang: Intimedia, 2011 Halliday Resnick. Fisika Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 1985 Kowiyah, “Kemampuan Berpikir Kritis”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 3, No. 5 desember 2012 Lia angraini, dkk, “Pembelajaran Fisika Melalui Metode Problem Solving Dan Problem Posing Ditinjau Dari Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreativitas”. Penelitian pendidikan, Surakarta: Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika“Pembelajaran Sains berbasis Kearifan Lokal”, 2013 Margaret E. Gredler, Belajar dan Membelajarkan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994 Marintis Yamin, Paradigm Pendidikan Konstruktivistik, Jakarta: GP. 2008
Marthen Kanginan. Fisika Untuk SMA Kelas XI Semester 2. Jakarta: Erlangga. 2006
105
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005 Muhammad Thobroni & Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011 Muhfahroyin. “Memberdayakan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Pembelajaran Konstruktivik”, Jurnal Pendidikan & Pembelajaran 16 (1).2009 Muhibin syah, Psikologi Belajar , Jakarta: Raja Grafindo persada, 2004 , cet 3, h.127 N. Sudirman, Ilmu pendidikan, Bandung : Remaja Karya, 2000 Nana Sudjana, CBSA dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1996 Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010 Nizlel Huda, Suatu Model Pengajaran untuk meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Pada Mahasiswa D2PGSD Prajabatan FKIP Universitas Jambi, Jurnal Gema Pendidikan, No.7, Tahun IV, Jambi, 2000 Paul. A. Tipler. Fisika untuk sains dan teknik edisi ketiga jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2001. Rahmah Zulaiha, Analisis secara Manual, Jakarta : PUSPENDIK, 2008 Ratna Wilis Dahar. Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga. 1989 Richard R. Hake, “Interactive-engagement versus traditional methods: A sixthousand-student survey of mechanics test data for introductory physicscourses,” Am. J. Phys. 66, 1998 Riduan dkk., Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 dan Aplikasi Statistik Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2013 Roland W Scholz & Barbara Fluckiger, Environmental Problem Solving Abilit : Profiles In Aplication Documents Of Research Assistants, Journal Of
106
Environmental Education; Summer97, Vol.28 Issue 4, p37, 8p, 3 charts, 3 diagram, 2 graphs. Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000 Sihana, “Pembelajaran Fisika Dengan Metode Problem Solving Dan Problem Posing Ditinjau dari Kemampuan Matematis Dan Kreativitas Siswa”, Tesis Megister, Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2010 Slameto, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1987 Sudjana, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998 Sufina Nurhasanah. “Pengaruh Pendekatan Reciprocal Teaching Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Belajar Matematika”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah. 2010 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2007 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2006 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, bandung: Alfabeta, 2009 Teguh Wahyono, 25 Model Analisis Statistik dengan SPSS 17, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif–Progresif : Konsep, Landasan, Dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta : Kencana, 2010 Wina Sanjaya, Kurukulum dan Pembelajaran : Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP), Jakarta: Kencana, 2009 Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Group. 2009 Winkel, W. S, Psikologi Pengajaran.. Jakarta: PT. Gramedia, 1996 Zubaidah, “Penguasaan Konsep oleh Siswa Melalui Metode Problem Solving pada Konsep Sistem Respirasi”. Tesis Megister, UIN Syarif Hidayatullah. 2010
107