BAB V KOMUNITAS PUNK DI SALATIGA Bab v ini merupakan isi dari penggambaran tujuan penelitian tentang „keberadaan komunitas punk di Salatiga‟. Keberadaan punk di Salatiga pada bab ini akan mulai digambarkan dari sejarah lahirnya komunitas punk di Salatiga, keberadaan komunitas anak muda sebagai komunitas punk, punk di Salatiga dilihat dari prinsip dan tindakannya, hingga pada penggambaran golongangolongan punk di Salatiga.
5.1.
Sejarah Komunitas Punk Di Salatiga Lahir dan berkembangnya komunitas punk di Salatiga tidak terlepas dari
keberadaan Universitas di Kota Salatiga, khususnya keberadaan Universitas Kristen Satya Wacana. Punk dikenal oleh remaja dan kaum muda Salatiga dari tiga media. Sebagaimana umumnya punk di kenal oleh remaja dan kaum muda di berbagai belahan dunia melalui media massa, aliran musik punk, dan melalui proses pengenalan. Yang berbeda dengan umumnya adalah jika ditempat lain lebih dipengaruhi oleh musik dan media massa, di Salatiga lebih dikenal oleh remaja dan kaum muda melalui tindakan pengenalan yang dilakukan oleh aktor. Punk mulai dijumpai di Salatiga pada sekitar tahun 2001 dan pada tahun 2003-an sampai dengan 2009 mengalami perkembangan yang dapat dikatakan pesat. Perkembangan komunitas punk ini sangat dipengaruhi oleh semakin banyaknya mahasiswa dari kota-kota besar ataupun komunitas punk dari luar kota masuk ke Salatiga. Sebelum berkembang seperti saat ini pada awalnya (sekitar 2001) punk di Salatiga diperkenalkan oleh seorang mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana yang berasal dari ibukota Jakarta. Aktor yang dianggap sebagai cikal bakal (pentolan) atau pionir komunitas punk di Salatiga ini di kenal dengan nama Rudy, mahasiswa fakultas hukum UKSW angkatan 2001 dan pada saat ini (2007) telah menyelesaikan studinya.
63
Rudy merupakan aktor awal generasi komunitas Punk di Salatiga. Anggota komunitas punk yang juga menjadi sumber informasi dalam penelitian ini menyatakan bahwa pada awalnya prinsip dan gaya berpakian punk diperkenalkan oleh Rudy. Daniel salah satu anggota komunitas punk di Salatiga mengakui bahwa awalnya ia mengatahui prinsip-prinsip perlawanan yang dilakukan oleh komunitas punk, aliran musik dan demontrasi gaya berpakian untuk memperolok kemapanan diperkenalkan oleh Rudy. Rudy sendiri mengetahui dan mempelajari punk sejak masa SLTP di Jakarta. Pada awalnya Rudy tertarik dengan punk karena aliran musiknya. Atas ketertarikan itu kemudian salah satu saudara Rudy meperkenalkan punk secara lebih dalam kepadanya. Melalui ketertarikan dan proses penganalan di atas Rudy mendalami berbagai prinsip-prinsip perlawanan yang diusung oleh komunitas punk sejak awal lahirnya di Inggris. Setelah lulus SLTA pada tahun 2001 Rudy memilih untuk melanjutkan studi di UKSW, disinilah dimulai proses terbentuknya generasi punk di Salatiga. Proses pengenalan yang dilakukan oleh Rudy dimulai dari mempertontonkan/mendemonstrasikan gaya berpakian yang berbeda dengan masyarakat umumnya. Melalui cara-cara demikian Rudy mulai menunjukkan eksistensi dirinya sebagai seorang punkers, barikut kutipan wawancara bersama Rudy seorang pionir lahirnya komunitas punk di Salatiga; „Pada saat masuk untuk menjadi mahasiswa disalah satu fakultas di UKSW tahun 2001, saya tidak menemukan/melihat seorangpun mahasiswa menggunakan asesoris Punk. Dengan tetap pada pendirian saya, setelah mengenal Punk sejak SLTP di Jakarta, saya tetap memakai atribut yang menggambarkan bahwa saya adalah salah satu mahasiswa dengan gaya hidup dan mempunyai prinsip hidup komunitas Punk‟1. Pada saat ini komunitas punk dapat dijumpai baik dalam kampus ataupun di luar kampus. Komunitas punk Salatiga tidak dapat dengan mudah untuk diketahui jumlah anggotanya. Hal ini karena dipengaruhi oleh, prinsip hidup yang dianut oleh mereka, bahwa mereka jarang sekali hidup dan menetap dalam suatu
1
Hasil wawancara bersama Rudy pada 21 September 2007.
64
wilayah tertentu, melainkan berkelana dari satu kota ke kota yang lain. Namun satu yang dapat dipastikan bahwa pada saat ini komunitas punk pada sore hingga malam hari berkumpul di depan kampus UKSW. Kelompok ini berkumpul di depan book store UKSW, yang kebetulan juga salah satu anggotanya adalah pedagang kaki lima yang berjualan di depan kampus UKSW. Sejalan dengan pengakuan Rudy, anggota komunitas punk Salatiga yang juga menjadi informan kunci dalam penelitian ini
mengakui bahwa Rudy
merupakan seorang pelopor (pionir) untuk memperkenalkan punk di Salatiga. Sebagaimana di ungkapkan oleh Daniel ataupun Ahmed bahwa pada awalnya mereka mengenal punk di Salatiga karena diperkenalkan atau diceritakan oleh Rudy. Untuk lebih detil dibawah ini disampaikankutipan wawancara: „Kami mengenal Punk secara dalam melalui Rudy. Memang ada banyak informasi tentang Punk namun Rudy melalui gaya hidup, gaya berpakian dan pembicaraannya telah memperkenalkan prinsipprinsip Punk pada remaja dan kaum muda di Salatiga, khususnya pada remaja dan kaum muda disekitar kampus UKSW‟2. Berdasarkan data di atas, sejarah komunitas punk di Salatiga dipelopori oleh seorang mahasiswa asal ibu kota Jakarta. Melalui gaya hidup, gaya berpakian dan cerita-cerita dalam tongkrongan Rudy menunjukkan eksistensi dirinya sebagai punkers dan pada saat yang sama Rudy telah memperkenalkan punk bagi remaja dan kaum muda di Salatiga khususnya remaja dan kaum muda disekitar kampus UKSW. Sebagai mahasiswa Rudy secara tidak langsung juga telah memperkenalkan punk pada civitas akademika UKSW melalui demontrasi cara berpakian yang mencolok dan berbeda dengan umumnya. Berdasarkan data di atas punk di Salatiga merupakan sebuah komunitas yang lahir dari sebuah proses pengenalan. Proses pengenalan ini berjalan secara terus-menerus pada generasi-generasi selanjutnya. Rangkaian proses pengenalan yang paling nampak adalah bahwa Rudy mengenal punk karena diperkenalkan oleh saudaranya, kemudian pada saat studi di Salatiga Rudy memperkenalkan 2
Hasil wawancara bersama Ahmed salah satu anggota komunitas Punk di Salatiga yang juga merupakan mahasiswa UKSW. Wawancara dilakukan pada September 2007.
65
punk pada kaum muda di Salatiga. Demikian selanjutnya proses pengenalan ini dilakukan secara turun-temurun antar generasi. Proses mengenal punk ini kemudian membuat kaum muda ikut ambil bagian didalamnya dengan meniru cara berpakian dan prinsip-prinsip punk seperti punk yang lahir di Inggris. Hal yang jelas berbeda disini adalah bahwa punk di Inggris lahir atas respon masyarakat tehadap kondisi ekonomi yang kacau balau pada 1970-an tetapi di Salatiga lebih merupakan proses imitasi (meniru) punk di Inggris. Kelahiran punk di Inggris erat kaitannya dengan kebeprihakan terhadap kelompok pekerja yang tidak mendapat perhatian dari pemerintahan Inggris. Oleh karena itu berpengaruh terhadap gaya dandanan yang merepresentasikan keberpihakan terhadap kelompok pekerja. Jika di Inggris cara berpakian merupakan representasi dari keberpihakan terhadap kelompok pekerja, menurut komunitas punk Salatiga merekapun juga demikian. Cara-cara berpakian punk di Inggris adalah dengan menggunakan pakian-pakian kelas pekerja (sepatu boot, celana jeans, dan baju kaos) pada masa awal 1970-an. Sebagai komunitas yang lahir dari proses meniru komunitas di Inggris, punk di Salatiga juga menggunakan cara berpakian kelas pekerja ala Indonesia sebagai representasi keberpihakan terhadap kelompok pekerja. Akan tetapi pada saat ini juga terdapat banyak sekali kaum muda dan mahasiswa yang mengambil gaya berpakian punk sebagai style tanpa ikut mengambil spirit dan perlawana arahan perlawanan komunitas punk.
5.2.
Kaum Muda Salatiga dan Punk Punk adalah komunitas yang lahir dari remaja dan kaum muda terpelajar
yang berasal dari kelas pekerja. Mereka membentuk komunitas dengan cara berpakian yang menunjukkan identitas sebagai kelompok pekerja. Hal ini dilakukan sebagai bentuk protes atas kebijakan ekonomi pemerintahan Inggris yang tidak memperhatikan kelompok pekerja. Selain itu kelompok muda terpelajar ini menggunakan gaya berpakian yang berbeda dengan gaya dandanan umumnya untuk memperolok kemapanan kelompok kapitalis dan penguasa.
66
Dengan memakai sepatu bot, bretel, potongan rambut yang khas dan unik, kaos ketat, dan musik yang menghentak-hentak merupakan suatu brikolasi simbolis yang penuh gaya yang menyampaikan pesan “ketegaran, maskulinitas, dan aroma kelas pekerja”. Paparan singkat di atas menunjukkan adanya hubungan erat antara kehidupan kaum muda (khususnya kaum muda terpelajar) dengan kemunculan Punk di Inggris. Demikian pula dengan di Salatiga kemunculan Punk mempunyai hubungan yang erat dengan kaum muda terpelajar. Sebagaimana telah di gambarkan dalam sejarah lahirnya bahwa lahirnya komunitas punk karena diperkenalkan oleh kaum muda terpelajar (mahasiswa). Hubungan erat antara lahirnya komunitas punk dengan kaum muda sepertinya dipengaruhi oleh sikap dan tindakan kaum muda selalu ingin mencoba sesuatu yang baru. Keinginan kaum muda untuk keluar dari batasan-batasan yang ada. Selain hal yang umum ini, hal yang mendasar adalah terkait dengan prinsip bahwa kelompok muda khususnya mahasiswa merupakan saat dimana idealisme keberpihakan mulai muncul dan berkobar-kobar. Terdapat berbagai motivasi yang melatarbelakangi remaja dan kaum muda di Salatiga untuk menganut semangat anti kemapanan yang diusung komunitas Punk. Motivasi itu, mulai dari ketertarikan terhadap musik, asesoris, gaya hidup hingga motivasi yang didasari pada hal yang substansial untuk ikut dalam prinsip pemberontakan Punk. Informan kunci dalam penelitian ini memiliki landasan motivasi yang berbeda-beda seperti tergambar dalam kutipan hasil wawancara bersama Ahmed dibawah ini : „Punk awalnya tidak saya kenal. Tetapi gaya dandanan punk sudah sering dilihat baik video klip musik, ataupun melihat kaum muda yang memakainya. Saya tertarik dengan gaya dandanan punk, kemudian barulah akhirnya sebagai gaya dengan ciri dan mempunyai makna yang mendalam semakin saya pelajari dan dalami‟3.
3
Wawancara bersama Ahmed dilakukan pada September 2007.
67
Tidak jauh berbeda dengan motivasi awal Ahmed untuk mengenal punk landasan motivasi ini
juga hampir sama dengan motivasi awal Denis untuk
mengenal punk, seperti dikutip dibawah ini; „Pada awalnya saya hanya tertarik dengan aliran musik punk. Bedasarkan ketertarikan itu kemudian musik, prinsip dan gaya berpakian serta maknamakna dari berbagai simbol punk diperkenalkan oleh teman, dengan mengajak saya bergabung ketempat tongkrongan mereka. Berawal dari pengenalan inilah kemudian akhirnya saya mengambil prinsip-prinsip dan semangat punk‟4. Berdasarkan data ini tampak jelas bahwa punk Salatiga merupakan hasil dari proses meniru yang dilakukan oleh kaum muda. Landasan motivasi yang melatarbelakangi ketertarikan terhadap punk lebih dilandasi oleh musik dan gaya berpakian dari pada sikap dan prinsip-prinsip ketidak puasan. Akan tetapi yang mendasar disini adalah bahwa gaya berpakian dan musik telah menjadi pintu masuk bagi motivasi kaum muda untuk mengenal punk secara lebih jauh khususnya terhadap prinsip-prinsip perlwanannya. Selain karena motivasi di atas, pada akhir-akhir ini tidak jarang remaja dan kaum muda mengambil semangat Punk untuk melegalkan berbagai sikap bebas mereka. Mereka mengambil gaya hidup Punk tanpa mengambil spiritnya. Bagi komunitas Punk
yang menjiwai nilai pemberontakan memandang Punk
merupakan kemandirian komunitas, adalah sebuah jiwa yang menolak bentuk struktur-struktur yang menjadi penindas. Namun juga dalam banyak kejadian banyak dari anggota komunitas yang salah mengartikan nilai Punk itu sendiri. „Salah satu Ideologi Punk adalah do it yourself, yang berarti kemadirian komunitas5, namun harus dibedakan secara tegas dengan be your self. Banyak anggota komunitas yang mengaku dirinya komunitas Punk dengan menentang suatu bentuk kemapanan untuk tidak mengikuti aturan lingkungan sosial bahkan pada lingkungan sosial 4
Wawancara di lakukan pada bulan awal Desember 2007. Kemandirian yang dimaksud adalah kamandirian dalam komunitas tersebut, misalnya kemandirian untuk menuju kesuatu kota tanpa harus mengeluarkan biaya, ataupun dapat melakukan hal yang umunya menurut orang mengluarkan biaya, sedangkan jika dilakuakn oleh komunitas ini tidak harus dengan mengeluarkan biaya. 5
68
terkecil. Apabila ada yang demikian itu hanya merupakan sangkalan belaka. Misalnya mereka tidak pergi sekolah karena memang mereka tidak menginginkan hal tersebut, dan orang tua mereka menuntut sedemikian rupa dalam kasus yang demikian tidak dapat dikatakan sebagi Ideologi komunitas do it yourself’6. Berdasarkan motivasi yang berbeda-beda untuk ikut dalam komunitas Punk pada akhirnya individu-individu didalamnya mempunyai pemahaman yang berbeda pula tentang Ideologi Punk. Ada anggota komunitas yang hanya ikut dalam suatu komunitas Punk dengan hanya mengambil fashion ala Punk sebagai suatu gaya hidup tanpa memahami makna dan keberpihakan gaya hidup demikian, ada pula anggota komunitas yang mengambil semangat anti kemapanan ini untuk melegalkan berbagai macam perilaku bebas, seperti mabuk-mabukkan ataupun mengkomsumsi narkotika. Namun meskipun demikian, diantara berbagai motivasi yang demikian diantara mereka terdapat motivasi-motivasi yang benar-benar dilandaskan pada prinsip dan keberpihakan Punk. „Saat ini tidak jarang kita menemukan komunitas yang menamakan dirinya sebagai Punkers, namun tidak memahami apa yang melandasi dan melatarbelakangi kehadiran Punk itu sendiri. Mereka hanya mengambil gaya hidup Punk tanpa memahami Punk sesungguhnya‟7. 5.3.
Komunitas Punk di Salatiga: Prinsip dan Tindakan Komunitas gerakan anak muda yang disebut Punk saat ini dapat dijumpai
di Salatiga, khususnya di sekitar kampus UKSW. Aktivitas keseharian „gerakan‟ anak muda yang disebut Punk sangat beragam, namun diantara beragamnya aktivitas satu yang dapat dipastikan adalah mereka mempunyai gaya hidup bahkan prinsip hidup yang sama. Namun, tidak gampang untuk langsung mengatakan komunitas yang memakai atribut Punk juga adalah juga komunitas yang 6
Di kutip berdasarkan hasil wawancara dengan Rudy pionir komunitas Punk di Salatiga, yang juga merupakan informan kunci dalam penelitian ini. Wawncara dilaksanakan pada November 2007 di Salatiga. 7 Dikutip berdasarkan hasil wawancara terhadap Daniel salah satu anggota komunitas Punk Salatiga. Wawancara dilakukan pada bulan November 2007.
69
mempunyai prinsip hidup Punk. Karena tidak jarang remaja atau kaum muda yang mengambil semangat anti kemapanan yang diusung komunitas Punk hanya sebagai trend gaya hidup, ataupun hanya sekedar gaya dandanan. Mereka tidak mengambil spirit dari prinsip Punk namun hanya meniru penampilan luarnya. Komunitas Punk di Salatiga terbentuk dari beragam latar belakang idndividu, maupun latar belakang sosial budaya. Perbedaan ini dilatarbelakangi oleh beragamnya suku dan latar belakang kehidupan masyarakat Salatiga. Misalnya saja Rudy dari Jakarta, Ahmed dari Jawa Tengah, ataupun Dennis dari Bandung dan anggota lainnya dengan latar belakang sosial dan budaya masingmasing. Dengan prinsip anti terhadap kemapanan komunitas Punk yang terdiri dari
individu-individu
melebur
menjadi
satu
bagian
komunitas
untuk
mendemontrasikan prinsip hidup dan pemberontakan kaum Punk melalui penampilan juga melalui aliran musik. Dalam sejarahnya Punk merupakan sebuah identitas, gaya hidup sekaligus prinsip hidup. Bagi komunitas yang menganut prinsip menganggap bahwa Punk adalah, suatu rasa tidak paus, suatu pemberontakan, suatu kemarahan, suatu kebencian terhadap kemapanan. Menurut mereka musik ataupun asesoris Punk hanya merupakan media penyampaian ide atau pesan kemarahan dan kebencian terhadap kemapanan yang ada. Sejalan dengan itu kemudian dibawah ini petikan wawancara bersama Ahmed8, anggota komunitas Punk di Salatiga. „Punk tidak lain adalah sebutan bagi komunitas yang menentang atau anti hirarki, komunitas anti pemerintah. Artinya anti terhadap suatu bentuk ketidak adilan dalam pemerintahan atau sebuah sikap memberontak. Punk pada dasarnya adalah sebuah ideologi pemberontakan, media penyampaian pesan dan seruan-seruannya adalah musik dan gaya hidup‟9. Dengan demikian maka sangatlah jelas bahwa Punk bukanlah sekedar aliran musik, bukan pula sekedar gaya hidup akan tetapi merupakan sebuah prinsip. Melalui musik dan asesoris atau atribut-atributnya sebagai bentuk ekspresi jiwa, komunitas Punk menyampaikan pesan-pesan secara verbal dan 8 9
Ahmed anggota komunitas Punk di Salatiga. Dikutip berdasarkan hasil Wawancara yang dilaksanakan padaNovember 2007, di Salatiga.
70
nonverbal kepada struktur dan kepada publik akan penolakan komunitas Punk terhadap keadaan yang normal (menurut mereka keadaan yang berpihak pada elit). Bagi komunitas Punk di Salatiga, prinsip pemberontakan yang diusung, penyampaiannya tidak terbatas pada aliran musik dan gaya hidup tetapi juga dapat langsung diserukan dalam aksi-aksi demonstrasi. Komunitas punk Salatiga pernah bergabung dalam beberapa aliansi seperti Salatiga bersatu tolak kenaikan BBM tahun 2005, ataupun rakyat Salatiga peduli air (RSPA) tahun 2007, dan aliansi anti nuklir tahun 2007 dan 2008. Walaupun terdapat banyak pandangan bahwa komunitas Punk di Indonesia tidak lahir dari tanggapan atas kondisi tertentu, warna pemberontakan atas kemapanan tetap menjadi roh perjuangan komunitas Punk. Di Salatiga komunitas Punk berulang kali terlibat langsung dalam demonstrasi untuk melakukan orasi-orasi atas rasa ketidaksetujuan. Contoh paling sederhana adalah ketika komunitas Punk bersama-sama dengan organisasi mahasiswa dan organisasi masyarakat ikut dalam demontrasi dan orasi-orasi penolakan terhadap rencana pembangkit tenaga nuklir di Jepara. „Kami terus terlibat dalam demontrasi dan orasiorasi, khususnya tentang rencana pembangunan tenaga nuklir. Menurut kami nuklir adalah sebuah senjata yang tidak mendatangkan keuntungan, nuklir hanya merugikan saja. Seperti apa yang terjadi di Rusia ketika proyek tersebut mengalami kebocoran, maka orang yang ada dalam radius nuklir menjadi mutan (wajah tak berbentuk manusia). Nuklir tidak lain adalah alat penghancur paling berbahaya dan tidak mendatang keuntungan yang positif bagi masyarakat‟10. Komunitas punk di Salatiga menunjukkan identitas mereka sebagai kelompok yang tidak hanya meniru cara berpakian dan penikmat musik punk tetapi melalui demontrasi mereka terus mengaspirasikan ketidakpuasan dan ketidak setujuan. Ini membuktikan bahwa bentuk-bentuk tindakan perlawanan komunitas punk Salatiga tidak terbatas pada gaya rambut yang berbeda dengan gaya rambut umumnya, cara berpakian yang berbeda dengan cara berpakian umumnya ataupun asesoris lain yang berbeda dengan yang normal berlaku di 10
Dikutip berdasarkan hasil Wawancara bersama Rudy salah satu informan kunci dalam penelitian ini, wawancara dilaksanakan pada November 2007 di Salatiga.
71
masyarakat tetapi juga melalui demonstrasi yang dengan tegas menunjukkan perjuangan mereka melalui orasi-orasi yang bersifat politik. Walaupun demikian, oleh karena gaya hidup yang berbeda dengan gaya hidup yang diluar dari yang normal pada banyak tindakan mereka tidak jarang komunitas Punk dianggap masyarakat bahkan masyarakat kampus sekalipun sekedar sebagai komunitas pembuat onar, preman ataupun brandalan. Pada awalawal tumbuhnya komunitas Punk di sekitar UKSW terdapat banyak sikap penolakan yang mereka alami. Akan tetapi sikap penolakan yang demikian tidak menjadi hambatan berarti bagi komunitas yang melakukan pergerakan sosial dari demonstrasi gaya hidup dengan prinsip pemberontakannya. Menurut mereka sebagian kecil dari alasan perjuangan pemberontakan Punk adalah pada bentukbentuk kemapanan yang hanya berpihak pada kelompok masyarakat elit penguasa ketimbang masyarakat miskin dan kelas pekerja. Dengan demikian Punk di Salatiga juga merupakan sebuah perjuangan dan keteguhan mempertahankan prinsip Punk. Oleh karena itu maka, terlepas dari komunitas yang hanya mengambil fashion sebagai gaya hidup, Punk di Salatiga perlu dipahami sebagai perjuangan atau pemberontakan yang berlandaskan pada sebuah prinsip yang tidak hanya sekedar penampilan luarnya.
5.4.
Golongan-Golongan Punk Di Salatiga Komunitas Punk di Salatiga dapat digolongkan dalam beberapa golongan
berdasarkan ciri-ciri dan kekhasan tertentu yang dijadikan sebagai identitas dari kelompoknya. Berdasarkan golongan-golongan dalam berbagai aliran Punk maka Punk di Salatiga dapat dikategorikan menjadi beberapa macam yaitu; Anarcho Punk; Glam Punk; Ska Punk; dan Punk Fashion.
72
5.4.1. Anarcho Punk Anarcho Punk adalah komunitas Punk yang menutup diri dengan orang lain. Kekerasan menjadi bagian dari kehidupan komunitas ini. Tidak jarang komunitas ini terlibat bentrokan dengan sesama komunitas Punk golongan lain. Dalam semangat anti kemapanan seperti diusung idologi Punk, Ideologi yang dianut oleh komunitas ini adalah anti Authoritarianism dan anti Capitalis. Crass, Conflick, Flux of Pink Indians merupakan sebagian band yang berasal dari Anarcho Punk. Komunitas punk Salatiga dengan golongan anarcho salah satunya adalah Rudy. Sebenarnya pada awal lahirnya punk di Salatiga jika dilihat dari golongannya maka golongan anarcho adalah golongan yang pertama ada. Komunitas golongan anarcho Salatiga menempati tempat tongkrongan didepan kampus UKSW, baik itu didepan book store UKSW ataupun didepan Gereja Kristen Jawa (GKJ) saat ini dikedua tempat ini dibangun halte. Tempat ini mulai dijadikan tempat tongkrongan oleh komunitas punk golongan anarcho sekitar tahun 2005-an hingga saat ini (2009). Kebetulan tempat tongkrongan berdampingan dengan salah satu warung anggota komunitas punk. Pada saat-saat tertentu kedua tempat tongkrongan ini juga dijadikan tempat tongkrongan golongan punk lainnya misalnya ska punk, ataupun oleh kelompok anak muda yang lain. Golongan Anarcho memiliki ciri sebagai golongan punk yang dikenal dengan sikap yang keras, menutup diri dan selalu berpegang pada prinsip perlawanan. Golongan ini seringkali terlibat dalam bentrokan baik itu dengan golongan punk yang lain ataupun anak jalanan. Jika diperhatikan secara seksama gaya berpakian golongan ini
sedikit
berbeda
dengan
golongan
lainnya.
Mereka
menggunakan pakian-pakian yang sangat mencolok dan memiliki
73
atribut yang banyak. Ini sengaja ditampilkan sebagai sebuah identitas dari ekpresi keras dan prinsip perlawanan yang diunsung. Komunitas golongan Anarcho Punk ini adalah komunitas yang cukup banyak dianut oleh kaum muda di Salatiga. Pada awal tumbuh dan berkembangnya Punk di Salatiga komunitas golongan Anarcho
Punk
adalah
golongan
punk
yang
dianut
dan
diperkenalkan oleh Rudy. Pada saat ini komunitas golongan anarcho punk di Salatiga dan jumlahnya tidak lebih dari belasan orang. Walaupun merupakan golongan punk yang pertama dikenalkan namun anggotanya kebanyakan berasal dari luar Salatiga dan hanya menetap di Salatiga dengan alasan studi, dan ketika lulus akan kembali ke kotanya masing-masing. Oleh karena itu kemudian komunitas golongan punk keanggotaannya hampir selalu berganti.
5.4.2. Glam Punk Anggota komunitas Punk golongan Glam Punk merupakan komunitas yang terdiri dari seniman. Realitas yang dialami seharihari menjadi acuan penting bagi komunitas ini untuk menuangkan berbagai ekspresi jiwa termasuk perlawanan untuk dituangkan dalam karya seni. Dengan demikian komunitas sangat berbeda dengan Anarcho Punk yang tidak jarang terlibat dalam bentrokan fisik, golongan glam Punk adalah komunitas yang jarang bahkan tidak bersentuhan dengan bentrokan-bentrokan fisik. Golongan ini tidak selalu menggunakan gaya dandanan punk umumnya. Golongan ini lebih bebas, namun tetap menunjukkan kebepihakan pada kelas pekerja. Ciri perlawanan golongan ini adalah dengan mengekspresikan prinsip perlawanan melalui hasil karya seperti karikatur, grafitty, dan lain sebagainya.
74
Kelompok ini lebih mempunyai ciri sebagai seniman sekaligus sebagai komunitas punk. Satu yang mencolok dari golongan ini adalah bahwa mereka dapat dikatakan sebagai „seniman‟ yang melakukan perlawanan melalui karya-karyanya. Kelompok ini merupakan kelompok muda dengan gaya dandanan punk dan mengekspresikan karya-karya yang menunjukkan perlawanan terhadap keadaan yang normal (mapan). Komunitas-komunitas seperti ini juga dapat dijumpai di Salatiga walaupun komunitas tidak banyak jumlahnya, golongan ini tidak secara tegas menyatakan dirinya sebagai bagian dari komunitas Punk.
5.4.3. Ska Punk Ska Punk merupakan penggabungan antara Punk sebagai Ideologi perlawanan dengan aliran musik asal Jamaica Reggae. Gaya hidup sebagai identitas golongan ini adalah gaya hidup Punk sekaligus gaya hidup reggae sebagai aliran musik asal Jamaica yang terkolaborasi dalam Ideologi pemberontakan. Tumbuhnya golongan ini ditandai oleh masuknya punk pada tahun sekitar 2001 dan minat kaum muda Salatiga yang menikmati musik reggae. Band-band reggae sejak sekitar tahun 2000-an banyak lahir di Salatiga. Misalnya saja band reggae Langen Suko ataupun band Papua Roots. Ciri golongan ini adalah mereka menggabungkan antara idiologi pemberontakan punk dengan berbagai prinsip-prinsip perlawanan terhadap ketertindasan yang diusung melalui lagu reggae oleh Bob Marley di Jamaica pada sekitar 1970-an. Gaya dandanan reggae yang paling mencolok adalah rambut yang dibuat gimbal, ataupun asesoris lain seperti gelang hingga baju dan topi yang menggabungkan tiga warna sekaligus seperti merah, kuning
75
dan hijau yang biasanya juga dihiasi gambar daun ganja. Gaya dandanan dengan ciri reggae ini dipadukan gaya dandanan punk menjadi sebuah gaya dandanan dengan prinsip perlwanan terhadap kemapanan.
5.4.4. Punk Fashion Golongan terakhir adalah golongan kaum muda dan mahasiswa biasa yang hanya meniru gaya dandanan Punk. Mereka tidak menjiwai idologi perlawanan Punk namun mereka memiliki ketertarikan dengan gaya berpakaian komunitas Punk. Terkadang dalam usaha meniru gaya dandanan tidak jarang komunitas ini terkesan merusak gaya dandanan Punk karena gaya dandanan Punk dikolaborasikan dengan trend berpakian saat ini. Jika dilihat dari gaya dandanan saja golongan punk fashion ini hampir tidak dapat dibedakan dengan komunitas punk sesungguhnya. Hal ini karena berbagai gaya dandanan punk beserta asesoris ditiru dan kemudian dijadikan sebagai gaya berpakian oleh kelompok ini. Walaupun gaya dandanannya hampir sama namun terdapat sedikit cela yang membedakan antara kelompok punk fashion dengan punk yang mengusung prinsip perlawanan. Punk yang mengusung perlawanan, menggunakan pakaian yang terlihat kusam (warna pudar), menggunakan pakaian dengan merk lokal bahkan tanpa merk yang menggambarkan keberpihakan terhadap kelompok buruh (kelas pekerja), sedangkan kelompok punk fashion menggunakan pakaian yang terlihat rapi dan mewah, menggunakan pakaian dengan label-label tertentu yang tidak dapat dijangkau oleh kaum buruh. Jelas bahwa golongan punk fashion tidak mewakili prinsip perlawanan apa-apa. Jumlah komunitas ini semakin hari semakin bertambah, apalagi didukung oleh pandangan pasar saat ini yang telah berubah
76
menjadi komoditas. Saat ini atribut Punk dengan sangat mudah dijumpai ditoko-toko dengan harga yang murah. Ironis memang bagi sebuah pergerakan dengan prinsip yang kuat, karena pengaruh pasar telah berubah menjadi komoditas.
77
Tabel 5.4. Golongan-Golonngan Punk Berdasarkan Ciri dan Jumlah Komunitas Golongan
Ciri
Wilayah
Jumlah Komunitas
Anarcho
Glam
Ska
Fashion
Ciri anarkho punk adalah sikap keras dan tertutup. Golongan ini adalah golongan yang mengutamakan prinsip perlawanan. Gaya berpakian kusam, dengan banyak atribut lainnya, sangat mewakili kaum pekerja.
Komunitas punk golongan ini memiliki wilayah tongkrongan di depan UKSW khususnya didepan book store UKSW dan didepan GKJ Diponegoro 50. Saat sekarang (2009) tempat tongkrongan komunitas golongan anarkho adalah dihalte wilayah depan kampus UKSW.
Golongan ini tidak selalu menggunakan gaya dandanan punk umumnya. Golongan ini lebih bebas, namun tetap menunjukkan kebepihakan pada kelas pekerja. Ciri perlawanan golongan ini adalah dengan mengekspresikan prinsip perlawanan melalui hasil karya seperti karikatur, grafitty, dan lain sebagainya. Menggabungkan antara idiologi pemberontakan punk dengan prinsip perlawanan terhadap ketertindasan yang diusung oleh musik reggae. Golongan ini memiliki gaya dandanan punk umumnya, yang khas adalah golongan ini mengkolabarikan gaya dandanan punk dengan rambut gimbal, dan atribut-atribut reggae.
Tidak dapat dipastikan tempat tongkrongan golongan ini di Salatiga. Karena mereka lebih terbuka dalam bergaul.
Punk fashion menggunakan pakaian yang terlihat rapi dan mewah, menggunakan pakaian dengan label-label tertentu yang tidak dapat dijangkau oleh kaum buruh (kelas pekerja).
Komunitas golongan ini memiliki beberapa tempat tongkrongan. Di lapangan pancasila Salatiga dan terkadang diwilayah depan kampus UKSW. Komunitas golongan ini tidak selalu nampak diwilayah tongkrongan, namun kelompok ini dapat dengan mudah dijumpai ketika ada pertunjukkan band-band reggae. Kelompok ini dapat dijumpai di berbagai tempat di Salatiga.
20 - 30 Orang. Data ini sangat sulit untuk dipastikan. Karena prinsip hidup berkelana dari kota satu ke kota yang lain menjadikan komunitas ini tidak hidup menetap. 15 orang
40 Orang
Jumlahnya tidak dapat dipastikan. Masalahnya kelompok hampir setiap hari berganti
Sumber: Disusun berdasarkan hasil wawancara terhadap Ibeng dan Ahmed anggota komunitas punk Salatiga pada tanggal 16 Juli 2009.
78