Panduan Belajar Ilmu Ke
eran F
k & Me
BAB V IDENTIFIKASI FORENSIK A. Tujuan pembelajaran Para mahasiswa diharapkan mampu : Memeriksa ciri khas tubuh korban. Mengumpulkan data-data ante mortem. Menentukan pemeriksaan laboratorium yang sesuai untuk identifikasi Memahami berbagai metode identifikasi forensik Memahami penanganan identifikasi jenazah pada bencana massal B. Pertanyaan dan persiapan dokter muda Apa pentingnya identifikasi forensik? Metode apa saja yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi?
59
Fakultas Kedokteran UGM
Algoritme kasus
60
Panduan Belajar Ilmu Ke
eran F
k & Me
4. Penjabaran prosedur Pemeriksaan identifikasi jenazah, antara lain: Pakaian, perhiasan dan barang-barang milik korban Dokumen Ciri khas tubuh Golongan darah Sidik jari DNA Gigi-geligi Antropologi Semua metode hendaknya diperiksa pada jenazah sehingga didapatkan data post mortem selengkap-lengkapnya. Data ante mortem yang berasal dari informasi keluarga korban, dokumen, rekam medis dll digunakan untuk mencocokkan dengan data post mortem yang ada. Untuk kasus-kasus jenazah dalam kubur, yang perlu diperhatikan: Lokasi a. dalam areal kuburan b. di sembarang tempat Jumlah korban a. tunggal b. massal Kondisi jenazah a. masih segar (baru dikubur) b. sudah lama, tetapi masih terbalut jaringan lunak c . berupa rangka Kondisi rangka a. lengkap/tidak lengkap b. utuh/tidak utuh c . primer/sekunder d. posisi/orientasi/konteks dan sebagainya
61
Fakultas Kedokteran UGM
Untuk keperluan pemeriksaan rangka jenazah seyogyanya dimulai dari dalam kubur (liang lahat) dan dilanjutkan diluar liang lahat (di lapangan/ di laboratorium). Sesudah rangka dalam keadaan aslinya terkubur terlihat, catat situasi, kondisi, konteks, posisi, orientasi, dan sebagainya. Sesudah kering karena udara, lakukan inventarisasi dari tengkorak sampai ujung kaki, perhatikan lateralisasi. Beri nomor dan kode/catatan pada tulang – tulang tersebut, dengan dasar tippex dan diatasnya diterakan tinta hitam yang tidak luntur (baik tengkorak atau keping tengkorak, maupun bagian tulang yang lain dari yang besar sampai yang kecil). Perhatikan lateralisasi, jangan dicampur antara kiri dan kanan; perhatikan tulang belakang (dirangkai dengan tali sesuai dengan urutan dan bagiannya—cervical, thoracal, lumbal, dsb); perhatikan juga tulang iga, dirangkai sesuai dengan urutannya; perhatikan tulang–tulang kecil pangkal tangan dan kaki; demikian juga metacarpus dan metatarsus, serta phalangas). Masukan dalam kantung plastik dalam keadaan terpisah–pisah, jangan dicampur aduk. Pengambilan tulang bisa dilakukan didalam liang lahat lalu dimasukan dalam kantung plastik/kain, bisa juga tulang diangkat dan dikeringkan diluar liang lahat dengan diangin-anginkan di tempat yang teduh. Pemeriksaan : a. Jenazah harus diperiksa : - Dilakukan Identifikasi - Menentukan kematiannya wajar atau tidak - Menentukan saat kematian - Menentukan sebab kematian b. Untuk identifikasi rangka : Perhatikan berbagai aspek rangka tersebut missal kondisi, lengkap/tidak, utuh/tidak, keadaan tulang (rapuh/tidak, dsb), 62
Panduan Belajar Ilmu Ke
eran F
k & Me
keadaan patologis (penyakit, tindakan hewan, tindakan manusia, dsb). Pemeriksaan secara makroskopik (dalam anthroposkopi). Lakukan osteoskopis dan cranioskopis, odontoskopis. Tentukan untuk bayi/fetus/neonatus, apakah imatur/premature/aterm. Pemeriksaan anthropometrik Untuk bayi tentukan panjang badan, berat badan, dan lingkar kepala. Untuk dewasa : a. Ukuran tinggi dan panjang b.Ukuran lebar c . Ukuran dalam ( depth) d.Ukuran lingkaran Pemeriksaan antropogenetis : Baik kelainan maupun penyakit, termasuk golongan darah, sebaiknya multi sistem untuk identifikasi. Contoh golongan ABO, MN, dan Rhesus. Dermatoglify (sidik jari), tidak sama dengan yang dilakukan polisi bagian identifikasi (Dactyloskopi). Pemeriksaan tinggi badan a. Langsung (direct method) b. Tidak langsung (indirect method), hasil dimasukan kedalam rumus. Prinsip semua tulang panjang dapat digunakan untuk menentukan tinggi badan. Pemeriksaan jenis ras : Tentukan jenis rasnya, apakah Monggoloid, Australomelanesid, Caucasid, Negrid, ataukah Khoisanid berdasar ciri–ciri fisik yang sama maupun berbeda terutama yang khas. Pemeriksaan jenis kelamin : a. Melihat alat kelamin primer b. Melihat alat kelamin sekunder
63
Fakultas Kedokteran UGM
c . Melihat berbagai ciri fisik pada tulang : Pada tengkorak Pada Mandi bula Pada tulang pinggul (pelvis) Pada tulang paha (femur—linea aspera) Pemeriksaan umur, secara umum baik bayi maupun dewasa, yaitu: Melihat pusat penulangan (harus dengan x-ray) Fusi epi dan diaphyse tulang Erupsi gigi Pola permukaan articulatio symphisis pubis Fusi sutura cranium
64