BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden Dalam penelitian efektivitas komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan pada PT.Astra TSO - Auto
2000 Ciledug Jakarta Selatan Tahun 2011-2012,
karakteristik responden akan dijelaskan berdasarkan usia responden, domisili responden, pendidikan terakhir dan jenis kelamin responden.kuisioner disebarkan pada 50 responden yang adalah pegawai
PT.Astra pada tahun 2011-2012.
Penyebaran kuisioner dimulai sejak tanggal 2 April s/d 1 Mei 2012. Análisis karakteristik responden digunakan untuk memperoleh gambaran kinerja karyawan yang dipilih sebagai responden. 5.1.1 Jenis Kelamin Berdasarkan pada jenis kelamin responden, diperoleh data seperti tercantum pada tabel di bawah ini Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Jumlah
Presentase (%)
Laki-laki
47
94,00
Wanita
3
6,00
Total
50
100.00
Sumber : Olahan Data Primer, 2012
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin pria dengan prosentase 94%. Hal itu dimungkinkan karena PT. ASTRA adalah Perusahaan yang bergerak dibidang Otomotif atau kendaraan bermotor, sehingga banyak membutuhkan karyawan berjenis kelamin lakilaki (pria).
50
5.1.2 Usia Responsen Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia ( Tahun )
Jumlah
Persentase
≤ 20
7
14,00
21-25
14
28,00
26-30
11
22,00
31- 35
8
16,00
≥ 36
10
20,00
Total
50
100,00
Sumber : Olahan Data Primer, 2012
Secara keseluruhan jumlah responden untuk pegawai PT.Astra TSO-Auto 2000 Ciledug.VSP Jakarta Selatan, mayoritas berusia 21-30 tahun dengan prosentase sebesar 50 %. Karena pada usia tersebut merupakan usia yang produktif untuk bekerja.
5.1.3 Pendidikan Terakhir Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir responden, diperoleh data seperti tercantum dibawah ini : Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir
Jumlah
Persentase
SMA/Sederajat
16
32,00
Diploma
8
16,00
S1
26
52,00
Total
50
100,00
Sumber : Olahan Data Primer, 2012
51
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini sebagian besar responden berpendidikan S1 dengan prosentase 52%. Karena perusahaan PT.ASTRA merupakan perusahan internasional. Sehingga membutuhkan karyawan yang mempunyai latar belakang pendidikan S1.
5.1.4 Asal Etnis Responden
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Suku atau Etnis Daerah Asal Jawa Minang Etnis China Betawi Batak Sunda
Jumlah 32 2 1 7 2 6
Total
50
Persentase 64,00 4,00 2,00 14,00 4,00 12,00 100,00
Sumber : Output,Olahan Data Primer 2012
Tabel diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden berasal dari suku atau etnis Jawa dengan total prosentase 64% dikarenakan perusahaan tersebut berlokasi di Jakarta, Sehingga sebagian besar karyawan tersebut berasal dari daerah Jawa.
5.2 Karakteristik Variabel Penelitian 5.2.1 Komunikasi organisasi. Untuk mengetahui efektivitas komunikasi organisasi dilihat dari aspeknya yang meliputi pemahaman, kesenangan, pengaruh sikap, hubungan yang semakin baik dan tindakan. Maka data dapat dijelaskan pada tabel sebagai berikut:
52
Tabel 5.5 Hasil Pengukuran Tiap Aspek Komunikasi Organisasi Aspek
Rata-rata
Pemahaman 3,22 Kesenangan 2.98 Pengaruh pada sikap 3,14 Hubungan yang semakin 3,21 baik Tindakan 3,42 Komunikasi organisasi 3,19 Sumber: data primer diolah, 2012
standar deviasi 0,380 0,394 0,336 0,379 0,421 0,255
Kategori Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada seluruh aspek komunikasi organisasi memiliki kategori tinggi dengan tindakan yang memiliki nilai rata-rata yang paling tinggi yakni 3,42, yang berada pada nilai 3.25≤ x ≤ 4.00 dengan stándar deviasi 0,421 dan aspek kesenangan memiliki skor rata-rata yang paling rendah yakni 2,98, yang berada pada nilai 2.50 ≤ x < 3.25 dengan stándar deviasi sebesar 0,394, secara keseluruhan komunikasi organisasi memiliki skor rata-rata sebesar 3,19, yang berada pada nilai 2.50 ≤ x < 3.25 dengan stándar deviasi 0,255. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa efektivitas komunikasi organisasi tinggi.
5.2.2 Kinerja Karyawan. Dalam variabel kinerja karyawan diperoleh data dari 50 kinerja karyawan PT.Astra Auto 2000 yang menjadi responden didapat skor tertinggi adalah 50 dan skor terendah adalah 34. Perolehan data selengkapnya dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:
53
Tabel 5.6 Hasil Pengukuran Tiap Aspek Kinerja Karyawan Aspek
Rata-rata
Stándar Deviasi Kualitas Kerja 2,93 0.428 Kuantitas Kerja 3,38 0.411 Sikap 2,95 0.454 Ketepatan Waktu 2,66 0.445 Efektifitas 2,47 0.583 Kemandirian 3,06 0.511 Komitmen Kerja 3,38 0.490 Kinerja Karyawan 2,98 0.252 Sumber: data primer diolah, 2012
Kategori Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Tinggi
Pada tabel diatas terlihat bahwa hampir seluruh aspek kinerja menunjukkan kategori tinggi dengan skor rata-rata tertinggi sebesar 3,38, yang berada pada nilai 3.25≤ x ≤ 4.00 pada aspek kuantitas kerja dan komitmen kerja dan skor terendah sebesar 2.66, yang berada pada nilai 2.50 ≤ x < 3.25 pada aspek ketepatan waktu. Akan tetapi terdapat aspek yang masih rendah yakni aspek efektivitas dengan skor rata-rata sebesar 2,47 yang berada pada nilai 1.75≤ x < 2.50. Secara keseluruhan kinerja karyawan memiliki skor rata-rata sebesar 2,98 yang berada pada nilai 2.50 ≤ x < 3.25, yang masuk dalam kategori tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kinerja karyawan tinggi.
5.3. Efektivitas Komunikasi Organisasi Untuk mengukur efektif atau tidaknya komunikasi organisasi, digunakan skala pengukuran untuk mengetahui apakah komunikasi organisasi itu efektif atau tidak. dengan penggunaan kategori, yakni, sangat efektif, efektif, tidak efektif dan sangat tidak efektif. Jumlah ítem yang digunakan dalam mengukur komunikasi organisasi adalah 18 item. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari rentang adalah sebagai berikut: 54
Jumlah ítem Komunikasi Organisasai 18 x 4 = 72 Jadi R = Skor tertinggi – skor terendah Banyaknya Kategori = 72 - 18 4
= 54 4 = 13,5 Jadi range atau rata-rata adalah 13,5 dibulatkan 13.
Tabel 5.7 Deskripsi Hasil Pengukuran efektifitas komunikasi organisasi Skor
Kategori
skala likert
Jumlah kategori
60-72
Sangat Efektif
4
5
46-59
Efektif
3
45
32-45
Tidak Efektif
2
0
18-31
Sangat tidak Efektif
1
0
Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan skor 46 – 59 atau dalam kategori efektif dan 5 responden memberikan skor 60 – 72 atau dalam kategori sangat efektif sedangkan untuk kategori tidak efektif dan sangat tidak efektif tidak ada yang menjawab. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa komunikasi organisasi berjalan efektif.
5.4. Efektivitas Kinerja Karyawan Efektivitas kerja adalah sejauh mana organisasi mencapai berbagai sasaran (jangka pendek) dan tujuan (jangka panjang) yang telah ditetapkan, dimana penetapan sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan itu mencerminkan konstituen strategis, kepentingan
55
subjektif penilai, dan tahap pertumbuhan organisasi (Kusdi, 2009:94). Untuk mengukur efektif kinerja karyawan, digunakan skala pengukuran untuk mengetahui apakah kinerja karyawan itu efektif atau tidak. dengan penggunaan kategori, yakni, sangat efektif, efektif, tidak efektif dan sangat tidak efektif. Jumlah ítem yang digunakan dalam mengukur komunikasi organisasi adalah 14 item. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari rentang adalah sebagai berikut: Jumlah item kinerja karyawan 14 x 4 = 56. Jadi R = Skor tertinggi – skor terendah Banyaknya Kategori = 56 - 14 4 = 42 4 = 10,5, jadi range atau rata-rata adalah 10,5 dibulatkan menjadi 10. Tabel 5.8 Deskripsi Hasil Pengukuran kinerja karyawan Skor 47-56 36-46 25-35 14-24
Kategori Sangat Efektif Efektif Tidak Efektif Sangat tidak Efektif
skala likert 4 3 2 1
Jumlah kategori 3 43 4 0
Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat 43 responden yang memberikan skor 36 - 46 atau dalam kategori efektif dan 3 responden memberikan skor 47 - 56 atau dalam kategori sangat efektif sedangkan 4 responden menjawab untuk kategori tidak efektif dan sangat tidak efektif tidak ada yang menjawab. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kinerja karyawan efektif.
56
5.5 Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja Karyawan 5.4.1 Uji Prasarat uji Hipotesis
Uji Normalitas Tabel 5.9 Hasil Uji Normalitas dengan Uji Chi- Square
No
Variabel
1. 2.
Komunikasi Organisasi Kinerja Karyawan
Df X2 Tabel (α = 0,05) 12 21.03 14 23.69
X2 Hitung 20.200 17.800
Distribusi Normal Normal
Sumber : Olahan Data Primer, 2012
Berdasarkan tabel di atas nampak besarnya nilai chi-square hitung ( x²hitung ) untuk variabel Komunikasi Organisasi adalah 20.200 dan lebih kecil dari nilai ChiSquare tabel (x²tabel) yakni sebesar 21.03 ( dengan degree of freedom atau derajat kebebasan 12 pada taraf signifikansi α = 5%). dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel komunikasi organisasi berdistribusi normal. Adapun untuk variabel kinerja karyawan, nampak bahwa nilai Chi-Square hitung ( x²hitung ) sebesar 17.800 dan lebih kecil dari Chi-Square tabel ( X²tabel ) yakni sebesar 23.69 ( dengan degree of freedom atau derajat kebebasan 14 pada taraf signifikansi α = 5%). hal ini berarti variabel kinerja karyawan berdistribusi normal.
Uji Linieritas Tabel 5.10 Tabel Uji Linearitas Sum of Squares
KO * KK
Between Groups
(Combined)
df
Mean Square
F
Sig.
359.176
14
25.655
3.041
.004
39.462
1
39.462
4.677
.037
319.714
13
24.593
2.915
.006
Within Groups
295.324
35
8.438
Total
654.500
49
Linearity Deviation from Linearity
Sumber : Olahan Data Primer, 2012 57
Dari tabel diatas menunjukkan besarnya nilai F.linear adalah 4.677 dengan probalitas ( p ) sebesar 0.037 < 0,05. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara komunikasi organisasi dan kinerja karyawan menunjukkan bahwa hubungan tersebut membentuk garis linier.
5.4.2 Uji Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh efektifitas komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan sebagai dasar perhitungan korelasi product moment. Perhitungan ini digunakan untuk memperoleh nilai hubungan efektifitas komunikasi organisasi (Variabel X) dengan kinerja karyawan (Variabel Y) di PT. Astra Internasional, Devisi TSO-Auto 2000 Ciledug.VSP Jakarta Selatan.dengan koefisien korelasi r (Cukup), sebesar 0,573 dengan signifikansi 0,05.
Tabel 5.11 Tabel Uji Hipotesis Correlations KO
KO
Pearson Correlation
KK 1
Sig. (2-tailed)
044.
N
KK
.573
50
50
Pearson Correlation
.573
1
Sig. (2-tailed)
044
N
50
50
Sumber : Olahan Data Primer, 2012
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel X dan variabel Y. Besarnya hubungan anatara dua variabel tersebut adalah 0.573. Demikian halnya jika dilihat dari arah korelasinya menunjukkan arah yang positif, artinya semakin efektif komunikasi organisasi maka semakin tinggi pula kinerja karyawan. Apabila dilihat dari besarnya pengaruh 58
(sumbangan efektif) variabel efektifitas
komunikasi organisasi terhadap kinerja
karyawan yang dapat dihitung melalui koefisien determinasi (R²) yakni sebesar 0,328 (kuadrat dari 0.573). Hal ini berarti besarnya pengaruh variabel efektifitas komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan adalah sebesar 32,8%, sedangkan sisanya yakni sebesar 67,2% diterangkan oleh variabel lain yang tidak diteliti.
5.5 Pembahasan Berdasarkam hasil yang diperoleh, untuk menjawab tujuan yang pertama tentang keefektifan organisasi terhadap kinerja karyawan. dinyatakan bahwa komunikasi organisasi efektif dengan perolehan skor nilai sebesar 45 dengan rata-rata 13,5 dan perolehan skor nilai kinerja karyawan sebesar 43 dengan rata-rata 10,5. Dalam hal ini komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan dinyatakan efektif. Dan dilihat dari hasil penelitian untuk menjawab tujuan yang kedua, menunjukan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel X (Komunikasi Organisasi) dan variabel Y (Kinerja Karyawan). Besarnya hubungan antara dua variabel tersebut adalah 0.573 dan berdistribusi normal dengan uji liniaritas sebesar 0,37, hal ini menunjukan pengaruh korelasi positif karena semakin efektif komunikasi organisasi maka semakin tinggi pula kinerja karyawan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di PT.Astra Internasional, Devisi TSO-Auto 2000 Ciledug VSP Jakarta Selatan pada tahun 2011-2012. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara efektifitas komunikasi organisasi dengan kinerja karyawan. Karena memperbaiki komunikasi perusahaan berarti memperbaiki kinerja karyawan. Argumen ini didasarkan oleh sebuah logika bahwa semua pekerjaan di dalam perusahaan pada kenyataanya saling berhubungan. dan buruknya kinerja sebuah divisi akan berpengaruh negatif pada divisi lain serta terhadap perkantoran itu sendiri. Hal ini dapat ditujang ciri-ciri dari teori dari Max Weber tentang birokrasi, karena organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama dan salah satu cirinya Max Weber adalah suatu organisasi terdiri dari hubungan-hubungan yang telah ditetapkan dan tujuan atau rencana organisasi terbagi
59
ke dalam tugas-tugas organisasi disalurkan di antara berbagai-berbagai jabatan sebagai kewajiban resmi. Kesimpulan yang dapat diambil adalah tinggi rendahnya kinerja karyawan ada hubungannya dengan efektifitas komunikasi organisasi. Makin efektif komunikasi yang dilakukan, maka semakin tinggi pula kinerja karyawan. Hal ini di tunjang oleh pendapat Gibson bahwa ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja 1) Faktor individu:
kemampuan,
keterampilan,
latar
belakang
keluarga,
pengalaman
kerja,tingkat sosial, dan demografis seseorang. 2) faktor psikologis: persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi
dan kepuasan kerja 3) faktor organisasi: struktur
organisasi, komitmen, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system), yang didalamnya terdapat komunikasi organisasi (dalam Cokroaminoto, 2007). Oleh karena itu dalam penelitian ini komunikasi organisasi digunakan sebagai variabel yang berperan dalam menjelaskan perubahan kinerja karyawan pada PT. Asra Auto 2000. Tepatnya di Ciledug Jakarta Selatan. Sehingga terdapat hubungan positif yang signifikan antara efektifitas komunikasi organisasi dengan kinerja karyawan. Hal ini ditandai dengan adanya korelasi yang sedang atau cukup dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima berarti terdapat korelasi positif yang signifikan antara efektifitas komunikasi Organisasi (Variabel X) dengan kinerja karyawan (Variabel Y) karena dari hasil t hitung yang lebih besar dari t tabel, Karena memperbaiki komunikasi perusahaan berarti memperbaiki kinerja perusahaan. Argumen ini didasarkan oleh sebuah logika bahwa semua pekerjaan di dalam perusahaan pada kenyataanya saling berhubungan. Kurang baiknya kinerja sebuah divisi akan berpengaruh negatif pada devisi lain serta terhadap perkantoran itu sendiri. Hal ini dapat ditujang ciri-ciri dari teori dari Max Weber tentang birokrasi. Penelitian yang serupa tentang kinerja karyawan dalam menopang kesuksesan suatu perusahaan sudah pernah dilakukan oleh fakultas psikologi tentang analisis pengaruh kompetensi komunikasi, kecerdasan emosional, dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan studi pada PT. POS INDONESIA ( PERSERO ) SEKOTA SEMARANG yang menunjukkan bahwa kompetensi komunikasi, kecerdasan emosional dan budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. 60
Sebab pada dasarnya bekerja tidak hanya membutuhkan sebuah penghargaan bersifat materi saja akan tetapi bekerja juga membutuhkan interaksi sosial, dengan rekan kerja ataupun atasan yang ramah dan bersahaja, dengan suasana komunikasi yang harmonis maka akan menghantarkan seseorang pada kinerja yang baik pula.
61