BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1
Analisa perbandingan setelah menggunakan 5S
Penerapan 5S pada PT. TJM Internasional divisi warehouse terutama packing dilakukan dengan melibatkan pihak terkait dan disepakati untuk melakukan perubahan sesuai dengan kesepakatan tim. Hasil perubahan Nampak seperti Tabel 1 berikut :
Tabel 5.1 Tabel perbandingan sebelum dan sesudah penerapan 5S
Tahapan
Seiri
Sebelum Penerapan 5S
Sesudah Penerapan 5S
* Barang-barang packing masih tercampur baur baik yang masih digunakan atau yang sudah dipakai.
* Memisahkan antara peralatan packing yang sudah tidak dipakai lagi. Barang-barang yang sudah tidak berguna ditandai dengan label merah (red tag) agar mudah dibedakan dengan barang-barang yang masih berguna. Barang-barang dengan label merah kemudian disingkirkan dari tempat kerja.
65
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
Seiton
* Ruang packing masih tercampur dengan stok barang retur yang sudah tidak terpakai
* Barang retur / yang sudah tidak terpakai ditempatkan di gudang.
* Tidak adanya pengelompokan barang sesuai dengan penggunaannya.
* Menempatkan barang-barang packing yang masih berguna secara rapih dan tertata pada rak dengan diberikan label identitas barang.
* Tersedia rak yang dapat digunakan untuk meletakkan barang tetapi belum digunakan secara maksimal.
Seiso
Seiketsu
Shitsuke
* Sampah atau kotoran yang terjadi selama proses packing dibiarkan begitu saja mengakibatkan lingkungan kerja tidak nyaman dan dapat mengganggu kinerja para pekerja. * Kesadaran para pekerja atas tahapan seiri, seito, dan seiso masih kurang karena belum adanya peraturan yang mengikat.
* Rak atas digunakan untuk meletakkan perlengkapan packing berukuran besar. * Rak bawah digunakan untuk meletakkan barang-barang yang lebih sering digunakan dan cepat habis. * Memberikan barang yang telah ditata dengan rapi. * Membersihkan lantai produksi dan lantai ruang pengepakan. * Menjadi lingkungan kerja yang sudah rapi dan bersih menjadi suatu standar kerja.
* Belum adanya penyuluhan kepada para pekerja atas pentingnya kebersihan dan kerapihan dalam bekerja.
* Adanya penyuluhan dari pihak manajemen tentang pentingnya kesadaran atas kebersihan dan kerapihan kerja.
* Disiplin pekerja atas kebersihan dan kerapihan lingkungan kerja masih perlu ditingkatkan.
* Melakukan pengontrolan setiap hari dengan kartu evaluasi 5S. * Melakukan pembiasaan diri atas kebersihan tempat kerja.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, diketahui bahwa kondisi informasi khususnya tata letak barang pada divisi warehouse terutama packing sebelum dilakukan metode 5S terlihat sangat tidak ergonomis. Kardus atau karton box yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
digunakan untuk proses packing diletakkan tidak beraturan dilantai tercampur dengan peralatan packing lainnya. Tidak adanya labeling atau identifikasi barang menyulitkan para tim warehouse / para pekerja dalam mencari peralatan packing yang dibutuhkan. Dengan kondisi yang tidak ergonomis seperti ini, maka perlu dilakukan penataan ulang komponen yang ada dengan metode 5S yang didahului dengan proses partisipatori. Berikut tata letak barang sebelum dilakukan perbaikan dengan 5S Nampak pada Gambar 5.1, sedangkan setelah dilakukan perbaikan napak seperti pada Gambar 5.2
Gambar 5.1 Kondisi tata letak sebelum dilakukan perbaikan dengan Metode 5S
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
Gambar 5.2 Kondisi tata letak setelah dilakukan perbaikan dengan Metode 5S Setelah dilakukan penataan ulang divisi packing dengan metode 5S, terlihat kondisi informasi yang berbeda dari sebelumnya. Kondisinya terlihat lebih rapi dengan penataan barang-barang packing seperti carton box dan barang lainnya pada rak yang disusun dengan ketinggian yang dapat dijangkau oleh pekerja. Rak atas digunakan untuk meletakkan carton box yang besar serta terlihat jelas dan terjangkau serta ringan atau perlengkapan packing berukuran besar. Rak bawah digunakan untuk meletakkan barang-barang packing yang lebih sering digunakan dan cepat habis. Metode 5S yang digunakan memberikan dampak positif terhadap kondisi lingkungan kerja divisi packing PT. TJM Internasional. Menurut penelitian Simanjuntak (2000), 5S dapat meminimalkan gerakan tidak perlu seperti mencari-cari barang atau komponen kerja yang berakibat memperlama waktu kerja Secara umum keberhasilan penerapan metode 5S ini tidak terlepas dari budaya kerja dari PT. TJM Internasional sendiri. Sehingga para pekerja merasa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
nyaman dan dihargai dalam bekerja yang secara langsung berdampak pada produktivitas kerja. Salah satu budaya kerja yang diterapkan dalam perusahaan adalah melakukan kompetisi 5S terhadap semua divisi di pabrik pembahanan setiap bulan. pembahanan dan pengepakan berlomba-lomba untuk melakukan 5S sesuai dengan keadaan area masing-masing. Tentunya pihak manajemen melakukan sistem reward atau penghargaan bagi pekerja. Penghargaan yang diberikan dapat berupa uang atau barang yang dapat digunakan oleh divisi yang berprestasi. Hal ini dapat meningkatakan motivasi dan kesadaran pekerja untuk selalu menerapkan 5S dalam bekerja. Berikut adalah table fungsi dari 5S apabila tidak terpenuhi dan terpenuhi : 5.2
Sistem Periode Pesanan Tetap Sistem periode tetap adalah jumlah tetap yang sama di tambahkan pada
persediaan setiap kali sebuah pesanan untuk sebuah barang di tentukan dan untuk menggunakan model kuantitas tetap harus dipantau secara berkelanjutan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
Gambar 5.3 Model Periode Pesanan Tetap
Sistem persediaan periodik dikenal juga dengan waktu tetap, persediaan dihitung pada interval waktu tertentu misalnya tiap pecan atau pada tiap bulan, kerugian pada sistem ini adalah kurangnya pengendalian langsung. Tabel 5.2 Data Permintaan Customer PT. BBS Tetap Per Bulan No
Description
1 2 3 4 5 6
Lo-Temp O-Ring 70.333 97 Lo-Temp O-Ring 70.335 13 Lo-Temp O-Ring 70.338 34 Lo-Temp O-Ring 70.339 36 Lo-Temp O-Ring 70.339 38 Lo-Temp O-Ring 70.339 42
http://digilib.mercubuana.ac.id/
PARKER P/N 2-239 2-014 5-985 2-344 2-342 2-008
N0552-90 N0552-90 N0552-90 N0552-90 N0552-90 N0552-90
QTY
Stock
50 50 200 200 200 50
500 1000 1000 1000 1000 500
71
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Lo-Temp O-Ring 70.339 43 Lo-Temp O-Ring 70.339 45 Lo-Temp O-Ring 70.339 46 Lo-Temp O-Ring 70.339 47 Lo-Temp O-Ring 70.339 72 Lo-Temp O-Ring 70.339 74 Lo-Temp O-Ring 70.339 76 Lo-Temp O-Ring 70.339 77 Lo-Temp O-Ring 70.339 78 Lo-Temp O-Ring 70.339 79 Lo-Temp O-Ring 70.339 80 Lo-Temp O-Ring 70.339 81 Lo-Temp O-Ring 70.339 82 Lo-Temp O-Ring 70.339 83
2-009 2-011 2-012 2-110 2-330 2-332 2-334 2-335 2-336 2-337 2-338 2-339 2-340 2-341
N0552-90 N0552-90 N0552-90 N0552-90 N0552-90 N0552-90 N0552-90 N0552-90 N0552-90 N0552-90 N0552-90 N0552-90 N0552-90 N0552-90
150 300 50 100 200 200 50 200 250 150 200 100 100 200
Berikut adalah diagram pemesanan tetap pada customer : 1200 1000 800 600 400 200 0
Qty Permintaan PT. Bama Bumi Sentosa Stock PT. TJM Internasional
Gambar 5.4 Diagram Pemesanan tetap Customer
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1000 1000 500 1000 1000 1000 500 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000
72
5.3
Hasil Pembahasan 5.3.1
Observasi
Tabel 5.3 Hasil observasi karyawan PT. TJM Internasional 5R
Indikator / Parameter * Barang dan bahan * Alat-alat dan peralatan Kerja Ringkas * Area Kerja * Metode Penyimpanan * rak, keranjang ( nampan ) dan penyimpanan lain. * Label Penyimpanan * garis penanda / Arah Lorong Rapi * Mesin dan peralatan * Konveyor dan dongkarak dorong alat * Daftar perikasa dan pengumuman * Tanggung jawab kebersihan Resik * Mesin dan peralatan * Area Kerja * Pengendalian 3R Pertama Rawat * Peralatan dan alat-alat * Pemberi tanda * Kegiatan Rutin * Peraturan dan prosedur Rajin * Disiplin * Perbaikan (Improvement)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
Diagram 5R Ringkas, Rapi, Rawat 50%
Rawat 20%
Rajin 10%
Kendala ( Fasilitas, pelabelan dan faktor kepemimpinan warehouse PT. TJM Internasional
Gambar 5.5 Diaram total Pelakasanaan 5R di Warehouse ( Sumber : PT. TJM Internasional )
Pelakasanaan 5R di Warehouse PT. TJM Internasional telah mencapai 80% yaitu 3R pertama Ringkas, Rapi, dam Resik mencapai taraf 50%, ditambah rawat mencapai 20% dan rajin mencapai taraf 10%. Dalam pelaksanaan 5R terdapat beberapa kendala yang mencapai taraf persentase 20% yang terdiri dari fasilitas, pelabelan, dan faktor pemimpin Warehouse. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pie diagram tentang kendala 5R di Warehouse PT. TJM Internasional.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
74
Faktor Pemimpin Warehouse PT. TJM (5%) Pelabelan (5%)
Fasilitas (10%)
Gambar 5.6 Diagram kendala Pelaksanaan 5R di Warehouse ( Sumber : PT. TJM Internasional ) 5.3.2
Angket Metode angket dibuat berdasarkan observasi di Warehouse berisi
tentang implementasi budaya 5R ( ringkas, rapi, resik, rawat dan rajin ) diberikan kepada karyawan warehouse PT. TJM Intenasional. Angket akan dijawab oleh karyawan PT. TJM Intenasional. Angket akan dijawab oleh karyawan Warehouse serta seluruh staff untuk mengetahui apakah penerapan budaya kerja 5R telah dilaksanakan dengan baik. Tabel 5.4 tingkat Implementasi 5R
No
Tingkat Implementasi 5R di warehouse
1
Pelakasanaan kegiatan 5R di warehouse
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Jumlah kesesuaian 0% s/d 39% 40% s/d 55% 56% s/d 65% 66% s/d 79% 80% s/d 100%
Tingkat Implementasi 5R Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
75
Menghitung tingkat implementasi 5R di warehouse dilakukan dengan caramenjumlah angka yang diperoleh dari responden dikalikan 100%.
Dimana TR = Tinglat Implementasi ∑A = Jumlah Responden yang menjawab “ Ya” ∑B = Jumlah Responden Kkriteria Angket yang akan menunjukkan tingkat implementasi dilakukan dengan berpedoman sebagai berikut : a) Pencapaian 80% sampai dengan 100%, sangat tinggi. b) Pencapaian 66% sampai dengan 79%, tinggi. c) Pencapaian 56% sampai dengan 65%, cukup. d) Pencapaian 40% sampai dengan 55%, rendah. e) Pencapaian 0% sampai dengan 39%, sangat Rendah. Angket yang dibagikan kepada karyawan warehouse dan seluruh staff yang lainnya berdasarkan kisi-kisi angket. Angket telah diuji coba untuk mengetahui kehandalan (reliable) dan kesesuaian (Valid) data. Uji Coba angket diberikan kepada 10 karyawan warehouse dan 40 karyawan sebagai sampel responden dari jumlah total populasi 50 karyawan di warehouse dan seluruh staff. Data angket karyawan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
76
responden tersebut dianalisis untuk mengetahui tingkat implementasi 5R di warehouse. Sample responden 30 orang tersebut menjawab pertanyaan anget yang tercantum pada hasil angket penelitian sebagai berikut pada table 5.4 : Tabel 5.5 Hasil Angket dari 30 Responden
Sample Karyawan
∑A = Jumlah Responden Menjawab " Ya "
Prosentase pencapaian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
27 25 29 21 23 30 22 27 26 26 22 23 28 29 22 24 25 28 26 29 21 23 26 27 22
87% 80% 93,5% 67,7% 74% 96% 70% 87% 84% 84% 70% 74% 90% 93,5% 70% 77% 80% 90% 84% 93,5% 67,7% 74% 84% 87% 70%
http://digilib.mercubuana.ac.id/
77
26 27 28 29 30
5.4
30 23 27 25 29
96% 74% 87% 80% 94,5%
Pembahasan 5.4.1
Penerapan Budaya 5R Keberhasilan Penerapan Budaya 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan
Rajin) oleh Karyawan di Warehouse PT. TJM Internasional. Penerapan budaya 5R di warehouse adalah tinggi. Sesuai analisis yang diperoleh dari data-data tersebut tingkat implemetasi 5R di warehouse PT. TJM Internasional telah diterapkan secara baik dengan berbagai kegiatan yang dilakukan (kedisiplinan, pemahaman 5R, Kegiatan Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin). Dari data tersebut dapat diketahui juga hasil rendah terhadap tingkat keberhasilan implementasi 5R di PT. TJM Internasional akibat dari karyawan yang belum memberi label warna merah untuk barang yang tidak digunakan dan kepala unit/kepala bagian kurang melakukan kontrol serta melakukan koreksi bila ditemukan penyimpangan. 5.4.2
Kegiatan Budaya 5R Kegiatan Budaya 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin) di
Warehouse) PT. TJM Internasional. a. Menjaga kebersihan unit dari segi penyusunan bahan barang jadi, penyusunan box
http://digilib.mercubuana.ac.id/
78
b. Menata, mengatur, memantau, dan evaluasi dari pihak Kepala Unit, Kepala Bagian, maupun ketua kelompok. c. Melakukan kegiatan pemahaman terus-menerus 5R dengan tujuan pembudayaan karakter pekerja. d. Kepala Unit, Kepala Bagian Warehouse mengawasi, memberikan contoh, mengingatkan agar selalu terjaga makna dari 5R, serta turba (turun ke bawah langsung) ke bagian produksi. e. Jumat bersih 5R, pagi jam 07.00 s/d 08.00 WIB untuk penyegaran badan, kemudian karyawan Warehouse membersihkan lingkungan kerja. f. Melakukan penambahan sarana dengan menambah RTB (rak, troli, box)di dalam gudang. g. Menyediakan alat kebersihan dan mengganti yang sudah usang.
5.5
Hasil Penelitian Tahap 1. Melakukan mengobservasi langsung terhadap penerapan delapan aspek ergonomi di lingkungan kerja PT. TJM Internasional. Pada tahap ini ditujukan untuk mencari masalah krusial yang perlu dipecahkan khususnya pada divisi warehouse. Tahap 2. Pada tahap ini dilakukan proses partisipatori melalui wawancara dan dilanjutkan dengan FGD kepada pekerja untuk memperlancar implementasi 5S dan menyelesaikan masalah terkait dengan ergonomi. Langkah –langkah yang dilakukan adalah:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
79
a) Identifikasi keluhan. Pada tahap ini karyawan yang bekerja di kantor dan shopfloor diwawancarai mengenai keluhan yang dirasakan terhadap kondisi sistem kerja terkait dengan delapan aspek ergonomi. b) Meminta saran kepada tim ergonomi partisipatori. Untuk melakukan pemecahan masalah ergonomi yang berhubungan dengan lingkungan kerja fisik dan konsep 5S, saran dimintai berdasarkan keahlian masing-masing. Tim terdiri dari pekerja, pemilik, dan orang yang berpengalaman dalam bidang ergonomi. c) Rancangan perbaikan. Pada tahap ini karyawan dimintai tanggapan untuk menentukan desain perbaikan mengenai tata ulang sistem kerja divisi packing dengan metode 5S. d) Menerapkan rancangan perbaikan. Pada langkah ini dilakukan penerapan rancangan perbaikan yang telah disetujui oleh pihak yang terkait dalam tim partisipatori. Tahap 3. Setelah menentukan perbaikan 5S yang dilakukan dengan cara partisipatori dengan kesepakatan stakeholders, kemudian dilakukan penerapan metode 5S. Tahap 4.; Melakukan wawancara dan penyebaran kuesioner atas dampak perubahan setelah diterapkan metode 5S terhadap kinerja karyawan yaitu tingkat efektivitas kerja dan produktivitas karyawan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
80
Gambar 5.7 Penataan Ulang Seluruh Gudang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
81
Tabel 5.6 Analisa Apabila 5R tak terpenuhi dan terpenuhi
Seiri / Ringkas
Apabila tak Terpenuhi
Apabila Terpenuhi
* Suasana kegiatan terganggu
* Tidak ada pemborosan ruangan
* Sulit meningkatkan produktivitas, efisiensi dan efektivitas kerja * Penataan barang masih Berantakan
Seiton / Rapi
Seiso / Resik
* Sampah masih belum dibuang pada tempatnya
* Alat-alat yang digunakan cepat rusak karena tidak terawat * Keterlambatan karyawan
Shitsuke / Rajin
* K3 Lingkungan kerja meningkat * Produktivitas kerja meningkat * Tidak terjadi penumpukan barang * Barang tertata rapih sesuai dengan label dan No. urut * Barang yang sudah tidak digunakan dibuang pada tempatnya
* Barang terpasang label pada kardus yang sudah tersusun sesuai no labelnya * Lingkungan masih kotor * Barang terlihat bersih dari debu * Suasana kerja tidak nyaman * Lingkungan kerja sehat dan nyaman * Suasana Lingkungan tidak nyaman karena lingkungan kerja kotor dan tidak terawat
Seiketsu / Merawat
* Ruangan termanfaatkan secara efisien
* Mempertahankan kondisi lingkungan kerja yang sudah baik * Harus ada standar yang seragam, dalam pembelian label petunjuk pada semua kondisi operasi * Memeriksa keadaan tempat kerja dan peralatan yang digunakan * Tersedianya tempat sampah * Tidak ada pemborosan
* Pelayanan tepat waktu * Deadline pembuatan barang tidak terpenuhi * Tidak ada keluhan / complain dari pelanggan
http://digilib.mercubuana.ac.id/