BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengelolaan Risiko Asuransi Syariah PT. Asuransi Sinar Mas (ASM) Cabang PekalonganSasaran kebijakan manajemen risiko adalah mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan jalannya kegiatan usaha dengan tingkat risiko yang wajar secara terarah, terintegrasi dan berkesinambungan. Dengan demikian, manajemen risiko berfungsi sebagai filter atau pemberi peringatan dari (aerly warning system) terhadap kegiatan usaha statu lembaga keuangan syariah. Manajemen risiko merupakan kecukupan prosedur metodologi pegelola risiko sehimgga kegiatan usaha bank terdapat (manageable) pada batas/ limit yang dapat diterima serta menguntungkan bank-bank. Perbankan syariah dan asuransi syariah saling berkaitan dalam investasi dan risiko pembiayaan selain juga yang umum didapati dalam mengasuransikan gedung. Asuransi syariah menginvestasikan dananya ke bank syariah dalam bentuk deposito dan bank syariah dalam pembiayaan bekerjasama dengan asuransi syariah menanggulangi risiko-risiko kerugian yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Unsur terjadinya risiko pada PT. Asuransi Sinar Mas (ASM) Cabang Pekalongan yaitu :
60
61
1.
Chance Of Loss Chance of loss Adalah kemungkinan kerugian diartikan sebagai kemungkinan terhadap kejadian buruk yang akan terjadi, Chance of loss mempunyai 2 aspek yaitu: a. Objective Probabilit adalah frekuensi relatif jangka panjang suatu kejadian berdasarkan pada asumsi terhadap jumlah yang terbatas dari observasi dan dari tiadanya kesempatan dalam kondisi yang mendasar. b. Subjective Probability
adalah
perkiraan
seseorang
terhadap
kemungkinan untuk rugi. 2.
Peril dan Hazard 1. Peril adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan kerusakan, kerugian yang dapat ditimbulkan oleh: a. Alam (Api, Badai, Tsunami, Gempa, Banjir, dan sebagainya) b. Perbuatan Manusia (Pencurian, Huru- hara, Sabotase) c. Ekonomi (Perubahan kebijakan moneter dan yang lainnya) 2. Hazard
adalah
kejadian
atau
kondisi
yang
meningkatkan
kemungkinan timbulnya peril/ kondisi yang dapat meningkatkan kemungkinan timbulnya kejadian yang merugikan. 1 Asuransi jiwa syariah dan konvensional mempunyai tujuan sama yaitu pengelolaan atau penanggulangan risiko. Perbedaan mendasar adalah cara pengelolaannya. Pengelolaan risiko asuransi konvensional berupa 1
Wawancara dengan Bapak Agung Damar, bagian Marketing, tgl. 22 Juli 2010, waktu
16.30 W ib
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
62
transfer risiko dari para peserta kepada perusahaan asuransi (risk tranfer) sedangkan asuransi jiwa syariah menganut azas tolong menolong dengan membagi risiko diantara peserta asuransi jiwa (risk sharing). Selain perbedaan cara pengelolaan risiko, ada perbedaan cara mengelola unsur tabungan produk asuransi. Pengelolaan dana pada asuransi jiwa syariah menganut investasi syariah dan terbebas dari unsur riba. PT. Asuransi Sinar Mas (PT. ASM) Pekalongan merupakan salah satu intrumen transaksi, yang secara sistem operasional disesuaikan dengan syariah Islam. Sehingga akad, mekanisme pengelolaan dana, mekanisme operasional perusahaan, budaya perusahaan (shariah corporate culture), marketing, produk dan sebagainya, harus sesuai dengan syariah. Namun yang perlu digaris bawahi juga adalah, bahwa asuransi syariah tidak semata- mata harus menjalankan sistem operasionalnya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Namun lebih dari itu, ia juga harus mengimplementasikan suatu nilai yang menjadi ”jantung” dari prinsip-prinsip syariah. 2 Berpegang pada nilai- nilai ini sangat penting. Karena nilai- nilai inilah sesusungguhnya yang merupakan ruh dari sistem operasional yang dilakukan secara syariah. Hilangnya nilai- nilai ini akan berdampak pada hi langnya “ruh” dari syariah. Sebagai contoh dalam aspek hubungan mudharabah, dimana terdapat dua pihak : shahibul maal (pemilik modal), dan mudharib (pengusaha). Shahibul maal meminta kepada mudharib untuk
2
Wawancara dengan Bapak Agung Damar, bagian Marketing, tgl. 22 Juli 2010, waktu
16.30 W ib
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
63
mengelola dananya, namun dengan syarat bahwa nisbah bagi hasil yang akan dihasilkan dibagi dua 90% untuk shahibul maal dan 10% untuk mudharib. Secara fiqh, akad mudharabah yang dilakukan oleh kedua belah pihak di atas adalah sah. Karena telah memenuhi semua rukun dan syarat akad mudharabah. Namun secara “nilai”, akad tersebut cacat karena tidak memberikan porsi keadilan bagi mudharib. Mudharib
hanya mendapatkan keuntungan 10% sementara
shahibul maal 90%. Untuk itulah, dalam menjalankan usaha asuransi syariah, juga sangat diperlukan tegaknya nilai- nilai syariah, agar operasional asuransi syariah benar-benar mencerminkan ruh syariah yang sesungguhnya. 3 Dalam hal ini pengelolaan dalam berbagai bentuk risiko yang berhubungan dengan operasional bank sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Dalam mengidentifikasi risiko ada hal- hal yang perlu diperhatikan yaitu: proses transaksi pembiayaan, proses manajemen, sumber daya alam, teknologi dan lingkungan eksternal, penilaian risiko menjelaskan semua dampak dari semua kondisi yang berpotensi mnyebabkan kerugian/ kerusakan yang terkait dengan operasi. Aktivitas monitoring tidak hanya meliputi Manajemen Bank Islam, tetapi juga melibatkan Dewan Pengawas Syariah.
3
Wawancara dengan bapak Damar, bagian Marketing, tgl. 22 Juli 2010, waktu 16.30
Wib
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
64
B. Strategi yang dilakukan Asuransi Syariah di PT. Asuransi Sinar Mas (ASM) Cabang Pekalongan Dalam Meminimalisir Risiko Beberapa strategi untuk meminimalisir risiko-risiko asuransi di PT. ASM Cabang Pekalongan diantaranya sebagai berikut: 1.
Mencari peluang kerjasama kemitraan, dalam hak ini PT. ASM Syariah mencoba
terobosan
baru
dan
menggandeng
lembaga- lembaga
pemerintahan untuk menambah mitra kerjasama. 2.
Mempercepat proses jawaban (akseptasi) klaim yang diajukan, sehingga pihak Bank tidak terlalu lama menunggu keputusan diterima tidaknya klaim tersebut.
3.
Pola pikir yang agamis dan tradisional disikapi dengan positif dan pendekatan yang dilakukan saat ini adalah dengan pola syariah. PT. Asuransi Sinar Mas (ASM) Syariah menerapkan di internal perusahaan bahwa memberikan konsep syariah yang dipasarkan tersebut adalah konsep yang terbaik pemahaman mengenai konsep syariah ini harus bener-bener dilakukan, sehingga tidak ada keraguan bagi PT. ASM Syariah ini harus benar-benar dilakukan, sehingga tidak ada keraguan bagi PT. ASM Syariah cabang untuk memasarkannya.
4.
Selalu
melakukan
monitoring
terhadap
polis-polis
renewal
(perpanjangan kontrak) dan tetap berusaha untuk memperoleh extention bisnis dari renewal tersebut. 5.
Terus mengembangkan bisnis-bisnis baru dari customer baru dengan pola pemasaran “menebar jaring” yaitu dengan sebanyk-banyaknya
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
65
memberikan penawaran-penawaran kepada para pengusaha yang ada di wilayah Pekalongan dan sekitarnya. Bahkan PT. ASM Syariah juga telah melakukan penyebaran brousur simas mobil dan simas motor dengan menyelipkannya pada koran yang dipasarkan oleh tukang koran. 6.
Terus mengembangkan bisnis-bisnis baru diwilayah kerja Pekalongan dan sekitarnya, terutama menjalin kerjasama yang baik de ngna pihak Bank.
7.
Lebih aktif dalam melakukan kunjungan-kunjungan ke berbagai institusi perbankan baik yangn swasta maupun pemerintah, leasingleasing dan showroom yang ada diwilayah kerja Pekalongan dan sekitarnya dengan tujuan untuk memelihara dan membina hubungan kerjasama yang telah terjalin sebelumnya.
8.
Tetap mengembangkan jaringan pemasaran PT. ASM Syariah melalui agen. Sehingga diharapkan mampu mendongkrak perolehan premi secara lebih efisien selain itu, pembinaan agen akan dilakukan secara consisten dan berkelanjutan dengan lebih mempertahankan kinerja dan hak-hak para agen. 4 Dalam hal ini PT. Asuransi Sinar Mas (ASM) Syariah harus
melakukan perbaikan-perbaikan untuk meminimalisir risiko tersebut, seperti pada SDM (Sumber Daya Manusia) PT. ASM Syariah yang merupakan orang-orang konvensional. Hal ini harus diperhatikan oleh PT. ASM Syariah karena dalam prkatiknya ada beberapa hal yang diasuransikan konvensional 4
Wawancara dengan bapak Agung Damar, bagian Marketing, tgl. 2 5 Juli 2010, waktu
10.30 W ib
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
66
sudah biasa dilakukan tapi diasuransikan syariah dilarang jika karyawan tidak memahami hal tersebut bisa berakibat fatal dan kesyariahan. Dari PT. ASM Syariah harus membekali para karyawannya dengan pengetahuan tentang asuransi syariah sehIngga dalam praktinya halhal yang tidak boleh dilakukan dapat dihindari dan tidak ada keraguan pada diri karyawan itu sendiri, selain itu PT. ASM Syariah juga perlu mencari SDM bisnis syariah, khususnya asuransi syariah yanng berkualitas agar dalam perkembangan PT. ASM Syariah dapat menjadi lembaga asuransi syariah yang benar-benar syariah yang dipercaya oleh masyarakat. PT. ASM Syariah juga harus melakukan perbaikan sistem secara menyeluruh dan memberikan penjelasan dari kerja sistem tersebut agar para karyawan dapat melakukan pekerjaannya secara maksimal dan customer merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. Sedangkan dalam job discription, sebaiknya dipisah antara PT. ASM Syariah dan PT. ASM Konvensional. 5
5
Wawancara dengan bapak Agung Damar, bagian Marketing, tgl. 25 Juli 2010, waktu
10.30 W ib
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/