BAB IV PEMBAHASAN
4.1
Evaluasi Praktik Kegiatan Murabahah Pada PT Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai Penulis menemukan perbedaan antara praktik yang berlangsung dengan alur pembiayaan murabahah pada bab 3. Pada alur pembiayaan yang terdapat dalam prosedur Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai : 1.
Proposal Pembiayaan dilakukan sebelum Credit Investigator (CI) melakukan checking, sedangkan dalam praktik yang berlangsung proposal dibuat setelah Credit Investigator (CI) melakukan checking. Evaluasi
dari
penulis
adalah
dalam
praktik
pelaksanaannya
pembuatan proposal sudah cukup baik mengenai waktunya. Saran dari penulis Bank Bukopin Syariah Cabang Melawai hanya perlu membuat ulang alur tersebut, agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan praktiknya. 2.
Banyak bagian yang tidak ditulis detail pada alur tersebut, contoh legal, dan credit investigator tidak terdapat dalam alur tersebut padahal kedua bagian tersebut juga berperan dalam transaksi murabahah di Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai. Saran dari penulis adalah Sebaiknya alur dibuat lebih detail terutama dalam menunjukan bagian-bagian yang bertanggung jawab dalam proses tersebut. 66
3.
Tidak terdapat flowchart pada Bank Syariah Bukopin, karena menurut pendapat penulis, flowchart sangat berfungsi sebagai petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan khususnya dalam pembiayaan.
4.
Penulis juga menemukan temuan pada proses akad. Akad yang dilaksanakan oleh Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai tidak efisien, karena akad dilangsungkan sebelum proses pengecekan dokumen
selesai
Administrasi
dilakukan
Pembiayaan.
oleh
Dalam
Administrasi teorinya,
Laporan
akad
dan
murabahah
seharusnya dilakukan setelah barang dibeli. Namun pada Bank Syariah
Bukopin
sesuai
dengan
prosedur
dan
praktiknya,
melangsungkan akad sebelum barang dibeli oleh bank.
4.2
Perhitungan dan Pencatatan Jurnal Pembiayaan Murabahah Pada PT.Bank Syariah Bukopin Pelaksanaan pembiayaan murabahah di Bank Syariah Bukopin terdiri dari dua jenis, yaitu Murabahah Pemilikan Rumah (MPR) dan Murabahah Pemilikan Mobil (MPM). Murabahah Kepemilikan Rumah (MPR) dan Murabahah Kepemilikan Mobil (MPM) merupakan pembiayaan yang bersifat konsumtif. Dimana bank membantu penyediaan dana bagi masyarakat untuk pembelian rumah tinggal yang telah selesai dibangun dan pembelian tempat usaha secara syariah.
67
4.2.1
Proses Pembiayaan Murabahah Pemilikan Rumah (MPR) Pada PT. Bank Syariah Bukopin (BSB) cabang Melawai Dalam Murabahah Pemilikan Rumah (MPR), rumah yang dibiayai, dapat berupa rumah, tinggal, ruko, apartemen atau rumah peristirahatan (villa) dengan kondisi baru maupun lama, dengan prioritas pembelian pembiayaan untuk ditempati sendiri. Bank akan membantu kepada nasabah Harga Pokok pembelian rumah tersebut beserta keuntungan yang akan diperoleh bank, apabila nasabah telah sepakat maka harga tersebut akan dicantumkan di dalam akad. Pasar sasaran untuk produk ini adalah para eksekutif /profesional/ karyawan tetap pada suatu instasi/perusahaan dan wirausahawan dengan usaha yang telah berjalan minimal 3 tahun. Besar pembiayaan atau biasa disebut plafond yang bisa dilakukan untuk produk murabahah ini sebesar Rp. 50.000.000,- sampai dengan Rp. 3.000.000.000,-. Jangka waktu cicilan antara 1 – 15 tahun dan berbeda-beda tiap jenis rumah. Margin yang dikenakan sekitar 15%. Dalam pembiayaan ini biasanya bank bekerjasama dengan pihak developer sebagai supplier (penyedia rumah) sehingga nasabah membayar uang muka (urbun) langsung ke pihak developer. Dalam hal permohonan pembiayaan dan pemenuhan syarat-syarat KPR nasabah dibantu oleh pihak developer, namun nasabah juga dapat mengurus sendiri permohonan pembiayaannya ke bank. Pemberian pembiayaan ini BSB mengenakan biaya yang langsung dibayar oleh nasabah ketika akad berlangsung. Adapun biaya-biaya tersebut adalah :
68
1. Biaya administrasi 2. Notaris (Pengikatan pembiayaan, APHT, dll) 3. Premi asuransi kebakaran 4. Premi asuransi jiwa (optional) 5. Materai Penetapan besarnya biaya sesuai dengan memorandum direksi. Bentuk pengikatan dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu: 1. Perjanjian pembiayaan a. Plafond ≤ Rp. 300.000.000,- : Perjanjian intern b. Plafond ≥ Rp. 300.000.000,- : Perjanjian notariil 2. Pengikatan jaminan : pemasangan hak tanggungan notariil Jaminan yang disyaratkan adalah sertifikat hak milik/hak guna bangunan atas nama debitur atau suami/istri atau anak kandung. Persyaratan bagi calon debitur yang ingin melakukan MPR adalah : 1. Warga Negara Indonesia (WNI) 2. Usia pemohon minimal 21 tahun dan atau telah menikah dan usia maksimum 60 tahun (sampai dengan pembiayaan lunas). 3. Dokumen yang harus dipersiapkan oleh calon debitur: a. Fotocopy KTP/SIM/Paspor pemohon dan istri/suami b. Fotocopy Kartu Keluarga c. Fotocopy Surat Nikah / Surat Keterangan Cerai d. Surat persetujuan dari suami / istri e. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
69
Untuk lebih jelasnya bagaimana pengakuan dan pengukuran transaksi pembiayaan MPR pada Bank Syariah Bukopin kantor cabang Melawai, dapat dilihat dari contoh perhitungan berikut : Pada tanggal 10 Januari 2011, Ibrahim mengajukan permohonan pembiayaan untuk pembelian sebuah rumah dengan harga Rp. 500.000.000,- dimana Ibrahim membayar uang muka kepada pihak developer sebesar 20% dari harga rumah yaitu sebesar Rp. 100.000.000, setelah bank melakukan penilaian terhadap permohonan tersebut, Ibrahim memiliki kesanggupan mengangsur selama 10 tahun (120 bulan). Bank melakukan kesepakatan dengan mengambil margin keuntungan sebesar Rp. 6.000.000,- pertahun. Maka penyelesaiannya sebagai berikut : Harga rumah
: Rp. 500.000.000,-
Urbun
: Rp. 100.000.000,-
Nilai MPR
: Rp. 400.000.000,-
Margin perbulan
= Rp. 6.000.000,12 = Rp. 500.000,-
Angsuran pertahun
= pokok pertahun + margin pertahun = (Rp. 400.000.000 ÷ 10) + Rp. 6.000.000,= Rp. 46.000.000,-
70
Angsuran perbulan
= pokok perbulan + margin perbulan 12 = Rp. 40.000.000 + Rp. 6.000.000 12 = Rp. 3.833.333,33,-
Maka berikut adalah jurnal yang dibuat oleh Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai dan perbedaan antara pencatatan jurnal di Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai dengan jurnal yang sesuai dengan PSAK 102 : 1. Saat menerima pendapatan administrasi yang dikenakan kepada Tuan Ibrahim sebelum akad adalah Rp. 4.000.000,-. Jurnalnya adalah : Dr Cr
Rek.Adam Pend.Administrasi
Rp. 4.000.000,Rp. 4.000.000,-
Keterangan : Jurnal biaya administrasi yang terdapat pada Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai sudah sesuai dengan jurnal yang terdapat dalam PSAK 102.
2. Pada saat pelaksanaan droping atau pencairan dana lewat transfer ke rekening Tuan Ibrahim. Jurnalnya adalah : Dr Cr
Prsd. Murabahah Rek . Ibrahim
Rp. 400.000.000,Rp. 400.000.000,-
Keterangan : Jurnal saat pelaksanaan droping yang terdapat pada Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai sudah sesuai dengan jurnal PSAK 102. 71
Pada saat Tuan Ibrahim menyerahkan barang atau menyampaikan bukti pembelian rumah, dan kemudian menyerahkan barang atau bukti pembayaran tersebut kepada Tuan Ibrahim, maka Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai melakukan jurnal :
Pada saat penyerahan barang kepada Tuan Ibrahim : Dr Cr
Piutang Murabahah Persediaan
Rp. 400.000.000,Rp. 400.000.000,-
Dr Cr
Piutang Murabahah Margin Murabahah
Rp. 6.000.000,Rp. 6.000.000,-
Keterangan : Jurnal penyerahan barang yang terdapat pada Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai sudah sesuai dengan jurnal yang terdapat dalam PSAK 102.
3. Pada tanggal 10 Februari 2011, tanggal jatuh tempo angsuran diterima pembayaran secara tunai angsuran murabahah atas nama Tuan Ibrahim sebesar Rp. 3.833.333,33,- (dalam catatan bank angsuran tersebut dikandung unsur pokok sebesar Rp. 3.333.333,33 dan unsur margin atau keuntungan sebesar Rp. 500.000,-). Maka jurnal yang dibuat oleh Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai : Dr Tabungan Ibrahim Cr Piutang Murabahah
Rp. 3.833.333,33 Rp. 3.833.333,33
Dr Margin Murabahah ditangguhkan Cr Pendapatan margin murabahah
Rp. 500.000,Rp. 500.000,72
Keterangan : Jurnal yang pembayaran angsuran yang dibuat oleh Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai sudah sesuai dengan jurnal yang terdapat dalam PSAK 102.
4. Pada tanggal 10 Mei 2011, karena suatu hal Tuan Ibrahim tidak dapat melakukan pembayaran angsuran rumah pada Bank Syariah Bukopin, sebesar Rp. 3.833.333,33. Namun di rekeningnya terdapat sisa tabungan sebesar Rp. 3.500.000,-. Maka Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai akan membuat jurnal : a. Pembebanan pokok saja (pembayaran pokok saja) Dr Cr
Tabungan Ibrahim Piutang Murabahah
Rp. 3.333.333,Rp. 3.333.333,-
Yang dibayarkan hanya sebesar pokoknya saja. b. Pembebanan margin saja (pembayaran margin saja) Dr Cr Dr Cr
Tabungan Ibrahim Piutang Murabahah Margin Murabahah Ditangguhkan Pendapatan Margin Murabahah
Rp. 500.000,Rp. 500.000,Rp. 500.000,Rp. 500.000,-
Keterangan : Jurnal penunggakan yang dibuat oleh Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai sudah sesuai dengan jurnal yang terdapat dalam PSAK 102.
5. Pada tanggal 10 Januari 2016 tepatnya pada cicilan ke 61, Tuan Ibrahim membayar pelunasan tagihan cicilan. Sisa tagihan/cicilan yang harus di bayar
73
oleh Tuan Ibrahim dan mendapat potongan cicilan sebesar Rp. 10.000.000,perhitungannya adalah : Sisa cicilan
= Total Tagihan – Tagihan yang sudah dibayar = Rp. 460.000.000 – (Rp. 3.833.333 x 60) = Rp. 460.000.000 – Rp. 230.000.000 (pembulatan) = Rp. 230.000.000,-
Potongan Cicilan = Rp. 230.000.000 – Rp. 10.000.000 = Rp. 220.000.000,Sisa Margin
= Rp. 6.000.000 x 5 tahun (sisa tahun pembayaran) = Rp. 30.000.000
Jurnal yang dibuat oleh Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai adalah : Dr Cr
Tabungan Ibrahim Piutang Murabahah
Rp. 220.000.000 Rp.220.000.000
Dr Cr
Pend. Murabahah ditangguhkan Pendapatan margin Murabahah
Rp. 30.000.000 Rp. 30.000.000
Keterangan : Jurnal pelunasan dipercepat yang dibuat oleh Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai sudah sesuai dengan PSAK 102.
74
4.2.2 Proses Pembiayaan Murabahah Pemilikan Mobil (MPM) Pada PT. Bank Syariah Bukopin (BSB) cabang Melawai Murabahah Pemilikan Mobil (MPM) adalah pembiayaan yang diberikan oleh Bank Bukopin Syariah kepada nasabah, untuk membantu nasabah memiliki mobil yang digunakan untuk pribadi. Manfaat dari produk Murabahah Pemilikan Mobil (MPM) ini adalah untuk mempermudah bagi nasabah untuk memiliki mobil dengan pembayaran secara cicilan dan merupakan pemasukan bagi bank karena bank mendapatkan margin keuntungan yang telah disepakati sebelumnya. Besar pembiayaan atau yang biasa disebut plafond untuk pembiayaan MPM ini minimum sebesar 50 juta sampai dengan 1 milyar. Jangka waktu pembiayaan untuk mobil baru maksimum 60 bulan (5 tahun) dan untuk mobilbekas maksimum 36 bulan (3 tahun) dengan ketentuan usia mobil sanpai dengan kredit lunas adalah 8 tahun. Kesepakatan margin harus ditentukan satu kali pada awal Akad dan tidak akan berubah selama periode Akad. Pendapatan minimum nasabah yang berstatus karyawan minimal 3 juta/bulan dan untuk pengusaha, rata-rata saldo perbulan dalam 3 bulan terakhir minimal Rp. 7,5 juta. Uang Muka : 1. Apabila bank meminta nasabah untuk membayar Uang Muka atau urbun maka hal tersebut dilakukan pada saat penandatanganan kesepakatan awal pemesanan barang oleh nasabah. 2. Apabila nasabah batal membeli barang, maka Uang Muka yang telah dibayarkan nasabah menjadi milik Bank maksimal sebesar kerugian yang ditanggung oleh Bank akibat pembatalan tersebut. Apabila Uang Muka 75
kurang dari nilai kerugian yang harus ditanggung oleh Bank maka Bank dapat meminta lagi pembayaran sisa kerugiannya kepada nasabah.
Biaya yang dikenakan meliputi biaya administrasi, biaya taksasi dan biaya pengikatan. Pencairan pembiayaan dilakukan dengan cara mentransfer langsung ke rekening pemasok. Apabila pembelian barang dilakukan langsung oleh nasabah maka pencairan dana dapat dilakukan ke rekening nasabah dengan disertai surat kuasa pembelian barang dari bank kepada nasabah (wakalah). Pengikatan pembiayaan berplafond sampai dengan Rp. 250 juta dilakukan perjanjian pembiayaan intern (legalisir notaris) dan dipasang fiducia bila debitur masuk dalam coll 3. sedangkan pembiayaan berplafond lebih dari Rp. 250 juta dilakukan perjanjian pembiayaan intern pengikatan jaminan fiducia notariil. Adapun persyaratan bagi calon debitur adalah sebagai berikut : 1. Warga Negara Indonesia (WNI) 2. Usia pemohon minimal 21 tahun dan atau telah menikah dan usia maksimum 60 tahun (sampai dengan pembiayaan lunas). 3. Dokumen yang harus dipersiapkan oleh calon debitur: a. Fotocopy KTP/SIM/Paspor pemohon dan istri/suami b. Fotocopy Kartu Keluarga c. Fotocopy Surat Nikah / Surat Keterangan Cerai d. Surat persetujuan dari suami / istri e. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
76
Untuk lebih jelasnya bagaimana pengakuan dan pengukuran transaksi pembiayaan MPR pada Bank Syariah Bukopin kantor cabang Melawai, dapat dilihat dari contoh perhitungan berikut : Pada tanggal 10 Januari 2011, Adam mengajukan permohonan pembiayaan untuk pembelian 2 unit mobil Mercedes Benz dengan harga Rp. 1.000.000.000,dimana Adam membayar uang muka kepada pihak dealer sebesar 20% dari harga mobil yaitu sebesar Rp. 200.000.000, setelah bank melakukan penilaian terhadap permohonan tersebut, Adam memiliki kesanggupan mengangsur selama 5 tahun (120 bulan). Bank melakukan kesepakatan dengan mengambil margin keuntungan sebesar Rp. 30.000.000 pertahun. Maka penyelesaiannya sebagai berikut : Harga mobil
: Rp. 1.000.000.000,-
Urbun
: Rp. 200.000.000,-
Nilai MPM
: Rp. 800.000.000,-
Margin perbulan
= Rp. 30.000.000,- ÷ 12 = Rp. 2.500.000,-
Angsuran pertahun
= pokok pertahun + margin pertahun = (Rp. 800.000.000 ÷ 5) + Rp. 30.000.000,= Rp. 190.000.000,-
77
Angsuran perbulan
= pokok pertahun + margin pertahun 12 = Rp. 160.000.000 + Rp. 30.000.000,12 = Rp. 15.833.333,33,-
Maka berikut adalah jurnal yang dibuat oleh Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai dan perbedaan antara pencatatan jurnal di Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai dengan jurnal yang sesuai dengan PSAK 102 : 1. Saat menerima pendapatan administrasi yang dikenakan kepada Tuan Adam sebelum akad adalah Rp. 8.000.000,-. Jurnalnya adalah : Dr Cr
Rek. Adam Pend.Administrasi
Rp. 8.000.000,Rp. 8.000.000,-
Keterangan : Jurnal biaya administrasi yang terdapat pada Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai sudah sesuai dengan jurnal yang terdapat dalam PSAK 102.
2. Pada saat pelaksanaan droping atau pencairan dana lewat transfer ke rekening Tuan Adam. Jurnalnya adalah : Dr Cr
Prsd. Murabahah Rek . Adam
Rp. 800.000.000,Rp. 800.000.000,-
Keterangan : Jurnal saat pelaksanaan droping yang terdapat pada Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai sudah sesuai dengan jurnal PSAK 102. 78
Pada saat Tuan Ibrahim menyerahkan barang atau menyampaikan bukti pembelian rumah, dan kemudian menyerahkan barang atau bukti pembayaran tersebut kepada Tuan Adam, maka Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai melakukan jurnal : Pada saat penyerahan barang kepada Tuan Adam : Dr Cr
Piutang Murabahah Persediaan
Rp. 800.000.000,Rp. 800.000.000,-
Dr Cr
Piutang Murabahah Margin Murabahah
Rp. 30.000.000,Rp. 30.000.000,-
Keterangan : Jurnal penyerahan barang yang terdapat pada Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai sudah sesuai dengan jurnal yang terdapat dalam PSAK 102. 3. Pada tanggal 10 Februari 2011, tanggal jatuh tempo angsuran diterima pembayaran secara tunai angsuran murabahah atas nama Tuan Ibrahim sebesar Rp. 15.833.333,33,- (dalam catatan bank angsuran tersebut dikandung unsur pokok sebesar Rp. 13.333.333,33 dan unsur margin atau keuntungan sebesar Rp. 2.500.000,-). Maka jurnal yang dibuat oleh Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai : Dr Tabungan Ibrahim Cr Piutang Murabahah
Rp. 15.833.333,33 Rp. 15.833.333,33
Dr Margin Murabahah ditangguhkan Cr Pendapatan margin Murabahah
Rp. 2.500.000,Rp. 2.500.000,-
79
Keterangan : Jurnal yang pembayaran angsuran yang dibuat oleh Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai sudah sesuai dengan jurnal yang terdapat dalam PSAK 102.
4. Pada tanggal 10 Mei 2011, karena suatu hal Tuan Ibrahim tidak dapat melakukan pembayaran angsuran rumah pada Bank Syariah Bukopin, sebesar Rp. 13.833.333,33. Namun di rekeningnya terdapat sisa tabungan sebesar Rp. 15.000.000,-. Maka Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai akan membuat jurnal : a. Pembebanan pokok saja (pembayaran pokok saja) Dr Tabungan Ibrahim Rp. 13.333.333,Cr Piutang Murabahah Rp. 13.333.333,Yang dibayarkan hanya sebesar pokoknya saja. b. Pembebanan margin saja (pembayaran margin saja) Dr Cr
Tabungan Ibrahim Piutang Murabahah
Rp. 2.500.000,Rp. 2.500.000,-
Dr Cr
Margin Murabahah Ditangguhkan Pendapatan Margin Murabahah
Rp. 2.500.000,Rp 2.500.000,-
Tuan Ibrahim dikenakan denda karena dari pengamatan bank yang bersangkutan tergolong mampu, karena adanya saldo rekening yang cukup banyak. Atas kelalaian tersebut, sesuai dengan kesepakatan pada akad bank mengenakan denda sebesar Rp. 791.666,67,-. Maka Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai akan membuat jurnal : Dr Cr
Tabungan Ibrahim Rekening ZIS
Rp. 791.666,67 Rp. 791.666,67
80
Keterangan : Jurnal penunggakan dan denda yang dibuat oleh Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai sudah sesuai dengan jurnal yang terdapat dalam PSAK 102.
5. Pada tanggal 10 Januari 2014 tepatnya pada cicilan ke 37, Tuan Ibrahim membayar pelunasan tagihan cicilan. Sisa tagihan/cicilan yang harus di bayar oleh Tuan Ibrahim adalah : Sisa cicilan
= Total Tagihan – Tagihan yang sudah dibayar = Rp. 460.000.000 – (Rp. 13.833.333 x 60) = Rp. 460.000.000 – Rp. 230.000.000 (pembulatan) = Rp. 230.000.000,-
Jurnal yang dibuat oleh Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai adalah : Dr Cr
Tabungan Ibrahim Piutang Murabahah
Rp. 13.833.333,33 Rp. 13.833.333,33
Dr Cr
Pend. Murabahah ditangguhkan Pendapatan margin murabahah
Rp. 60.000.000,Rp.60.000.000,-
Keterangan : Jurnal pelunasan dipercepat yang dibuat oleh Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai sudah sesuai dengan PSAK 102. Dalam PSAK 102, juga mengatur tentang potongan kewajiban nasabah. Potongan angsuran diakui jika disebabkan oleh pembeli membayar secara tepat waktu diakui sebagai pengurang keuntungan murabahah. Namun dalam prakteknya selain nasabah mendapat potongan angsuran/cicilan, nasabah juga harus membayar pinalti yang besarnya sesuai dengan kebijakan bank. Pinalti tersebut dikenakan
81
dengan alasan untuk menutupi biaya taksasi yaitu biaya pemantauan selama pembiayaan berlangsung dan menutupi biaya-biaya lainnya. Dari hasil proses perhitungan pembiayaan Murabahah Pemilikan Rumah (MPR) dan Murabahah Pemilikan Mobil (MPM), dapat terlihat bahwa pencatatan jurnal pada Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai sudah sesuai dengan aturan PSAK 102 tentang murabahah. Hal ini merupakan bukti kepatuhan Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai kepada peraturan yang ditetapkan dalam lembaga akuntansi. Proses perhitungan di Bank Bukopin Cabang Melawai memakai sistem komputerisasi yang dapat langsung membuat perhitungan dan jurnal yang sesuai dengan ketentuan PSAK 102.
4.3
Evaluasi Pengendalian Internal Pembiayaan Murabahah Kepada Pemesan Pembelian (KPP) Pada PT Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai Murabahah merupakan salah satu sumber pendapatan bagi bank. Kegiatan bank juga mempunyai resiko tinggi karena berurusan dengan uang dalam jumlah yang sangat besar sehingga dapat menimbulkan niat orang-orang yang terlibat di dalamnya untuk melakukan kecurangan dan dapat mengakibatkan kerugian bagi bank. Oleh karena itu dibutuhkan pengendalian yang memadai agar tidak terjadi kecurangan dan kerugian yang besar bagi perusahaan. Maka dari penulis akan menguraikan dan membahas penerapan pengendalian internal atas pembiayaan murabahah pada Bank bukopin Syariah cabang Melawai. Dalam bab ini penulis akan melakukan evaluasi pengendalian internal pembiayaan murabahah pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai dengan 82
menggunakan pendekatan COSO. Dalam subbab yang pertama, penulis akan berusaha mengevaluasi penerapan 5 komponen dari pengendalian internal menurut COSO pada Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai, yaitu lingkungan pengendalian (control environment), penilaian resiko (risk assessment), aktivitas pengendalian (control activities), informasi dan komunikasi (information communication) dan pemantauan (monitoring).
4.3.1 Lingkungan Pengendalian (Control Environment) Menurut Elder (2010) menyatakan bahwa ”lingkungan pengendalian yang baik berisi tindakan, kebijakan dan prosedur yang menunjukan perilaku dari manajemen puncak, direktur, kebijakan dan pemimpin dari entitas tentang pengendalian internal dan kepentingannya terhadap perusahaan.’ Dari hal diatas dapat kita ketahui bahwa esensi dari pengendalian internal yang efektif bergantung pada perilaku manajemen. Jika manajemen puncak menyadari bahwa pengendalian itu penting, maka bagian lain dari organisasi akan mengikuti dan merespons dengan manjaga dan memelihara pengendalian internal secara berkelanjutan. Disini peneliti akan melakukan evaluasi terhadap komponen pertama dari pengendalian internal yaitu lingkungan pengendalian, dengan menguraikannya menjadi 4 subkomponen: a) Integritas dan nilai etika Penulis dapat menilai pelaksanaan integritas dan nilai etika perusahaan, pada saat penulis melakukan observasi dan wawancara. Pertama kali penulis menilai dari kualitas pelayanan mereka kepada penulis selama melakukan penelitian. 83
Dalam penerapannya di perusahaan, integritas dan nilai etika berarti sikap seseorang dalam melakukan wewenang dan tanggungjawabnya dengan baik dan sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan. Integritas dan nilai etika juga berhubungan dengan bagaimana tingkat kejujuran seseorang terhadap pekerjaannya dan kualitas kinerjanya. Dari hasil observasi dan wawancara dengan bagian sumber daya, penulis menemukan beberapa hal yang sudah dengan baik dilaksanakan oleh perusahaan berhubungan dengan integritas dan nilai etika, yaitu : 1. Sikap staf yang selalu siap dan cermat menjawab pertanyaan penulis seputar topik skripsi yang dibahas dan penerapan khusus dalam penelitian oleh mahasiswa. 2. Setiap kali penulis melakukan penelitian, ada banyak hal baru yang didapat, meskipun ada beberapa pertanyaan yang tidak bisa dijawab, karena sifatnya detail dan menyangkut confidential perusahaan. Hal ini terjadi karena perusahaan memiliki aturan khusus tentang penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa di perusahaan, yaitu tentang informasi apa saja yang dapat diberikan dan sampai sejauh mana informasi dapat diberikan oleh pihak perusahaan. Melalui staf SDI, perusahaan mengatakan bahwa informasi yang bersifat confidental dan terlalu detail tidak dapat diberikan oleh perusahaan. Akibat dari adanya aturan perusahaan ini, penulis menjadi sedikit kesulitan untuk melakukan penelitian secara detail. Penelitian yang dilakukan penulis hanya pada simulasi
dari
proses
pembiayaan
jual-beli
murabahah
yang
digambarkan oleh seorang sumber dari bagian pembiayaan. Observasi 84
ke hal-hal yang bersifat rahasia seperti dokumen-dokumen nasabah tidak dapat dilihat langsung oleh penulis dengan alasan perusahaan harus menjaga kerahasiaan data nasabah. Dari hal ini saya dapat melihat bahwa pihak Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai, telah manjaga integritas dan nilai etikanya dengan baik. 3. Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai memiliki buku pedoman yang berisi visi dan misi. Dimana visi dari Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai yaitu menjadi Bank Syariah dengan pilihan pelayanan terbaik, sedangkan misi dari Bank Syariah Bukopin cabang melawai yaitu memberikan pelayanan terbaik bagi nasabah, membentuk sumber insani yang profesional dan ramah, memfokuskan pengembangan usaha pada sektor UMKM, dan meningkatkan nilai tambah bagi stakeholder. Dengan adanya penjelasan visi danmisi perusahaan tersebut diharapkan para karyawan akan bekerja dengan sebaik-baiknya untuk mendukung tercapainya visi dan misi perusahaan. Evaluasi penulis mengenai pelaksanaan intergritas dan etika perusahaan sudah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan visi dan misi Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai.
b) Filosofi dan gaya manajemen PT.Bank Syariah Bukopin memiliki visi dan misi yang, visi dan misinya tersebut yaitu : VISI “Menjadi Bank Syariah Pilihan dengan Pelayanan Terbaik” 85
MISI 1. Memberikan pelayanan terbaik pada nasabah 2. Membentuk sumber daya insani yang profesional dan amanah 3. Memfokuskan pengembangan usaha pada sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil & Menengah) 4. Meningkatkan nilai tambah kepada stakeholder Menurut visi dan misi diatas, saya menyimpulkan bahwa filosofi yang ditetapkan menekankan pada kualitas dalam menjalankan bisnisnya. PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai beranggapan bahwa untuk menjaga customer value, perusahaan harus selalu memberikan kualitas pelayanan yang baik dan menjadikan karyawan sebagai sumberdaya yang profesional dan amanah. Hasil dari evaluasi penulis, perusahaan telah memiliki filosofi yang baik, dimana perusahaan menganggap nasabah sebagai raja. Evaluasi yang diberikan hanya terkait bagaimana perusahaan mengimplementasikan keempat hal tersebut, yaitu bagaimana caranya memberikan pelayanan yang baik bagi nasabah. Di dalam Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai, antara atasan dan bawahan saling berhubungan baik, hal ini terlihat pada saat penulis melakukan observasi langsung ke perusahaan. Semua karyawan terlihat akrab dan saling membantu. Dan menurut wawancara dengan salah satu staf di bagian pembiayaan, apabila bawahan memberikan masukan atau pendapat kepada atasannya, maka atasannya akan mendengarkan masukan tersebut dan mempertimbangkan masukan dan motivasi kepada bawahannya dengan rasa 86
persaudaraan. Hal tersebut dilakukan, karena perusahaan ingin menciptakan suasana nyaman di dalam perusahaan sehingga kenyamanan tersebut, para personel di dalam perusahaan dapat bekerja dengan baik. Dengan begitu, gaya manajemen dalam memperlakukan bawahannya atau karyawannya dengan baik dan selalu mendukung karyawannya dalam menjalankan pakerjaannya. c) Struktur organisasi dan pembagian wewenang dan tanggung jawab Perusahaan telah memiliki struktur organisasi yang secara umum. (struktur organisasi dan pembagian wewenang dan tanggung jawab sudah dijelaskan pada bab 3). Namun struktur organisasi pada Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai hanya menunjukan bagannya saja tidak disertakan dengan penjabaran wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian/fungsi. Dan struktur organisasinya pun belum di update, padahal banyak bagian-bagian yang saat ini sudah ditiadakan pada kantor cabang Melawai dan dipindahkan ke pusat diantaranya bagian IT dan RPP. Buku panduan pelaksanaan pembiayaan hanya dipegang oleh kepala bagian saja. Setiap karyawan baru hanya diberikan buku tentang produk Bank Syariah Bukopin. Karena Bank Syariah Bukopin belum memiliki buku pedoman mengenai pembagian tugas dan wewenang. Maka tugas dan wewenang masing-masing bagian belum jelas. Dan dari hasil wawancara penulis dengan salah satu staf SDI, tugas dan wewenang masi mengacu pada buku pedoman tugas dan wewenang Bank Bukopin. Tugas dan wewenang yang penulis dapat adalah dari hasil wawancara dari staf SDI, staf pembiayaan, dan staf 87
Account Officer (AO) dan juga penulis simpulkan dari buku petunjuk pelaksanaan
pembiayaan
murabahah.
Penulis
menemukan
beberapa
perbedaan antara wewenang yang ada dalam buku petunjuk pelaksanaann dengan praktek langsung. Dalam
struktur
organisasinya
penulis
juga
menemukan temuan bahwa bagian Account Officer (AO) tidak terlihat di dalam struktur organisasi Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai. Dari hasil evaluasi tersebut penulis
menemukan temuan-temuan yang
penulis dapat dari evaluasi dari struktur organisasi dan pembagian wewenang dan tanggung jawab : 1. Struktur organisasi yang ada pada Bank Syariah Bukopin kurang jelas, karena tidak terdapat penjelasan mengenai tugas dan wewenang tiap masing-masing karyawan. 2. Struktur organisasi yang penulis lihat pada saat penelitian ternyata belum sempat di update untuk tahun 2011 sehingga nama-nama karyawan yang memegang posisi jabatan sekarang tidak sama dalam struktur organisasi tersebut. 3. Buku petunjuk pelaksanaan pembiayaan dan pedoman file/dokumen hanya dipegang oleh kepala bagian. 4. Dalam struktur oraganisasi tidak terdapat Account Officer, padahal bagian tersebut merupakan bagian penting dalam kegiatan di Bank Syariah Bukopin khususnya dalam pembiayaan. 5. Terjadi penumpukan tugas pada bagian Account Officer (AO). AO seharusnya lebih banyak waktu di kantor/perusahaan karena AO adalah pihak yang pertama kali ditemu oleh nasabah untuk 88
mengajukan pembiayaan murabahah. Namun pada saat saya melakukan observasi langsung ke perusahaan, di ruangan AO sangat sepi, dan keterangan yang penulis terima dari kondisi ruangan yang kosong tersebut adalah dikarenakan mereka sedang melakukan pemantauan langsung kepada nasabah yang rutin dilaksanakan, biasanya pemantauan rutin tersebut dibutuhkan pada pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Hal tersebut terjadi akibat tidak terdapat pemisahan bagian pada AO. Saran dari penulis mengenai struktur organisasi dan pembagian wewenang dan tanggung jawab dari evaluasi tersebut adalah sebaiknya Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai segera mengupdate struktur organisasi yang lebih detail dan legkap dengan pembagian tugas dan wewenang masingmasing pada setiap bagian. Karena struktur organisasi dan pembagian wewenang dan tanggung jawab sangat penting bagi kelancaran kegiatan pembiayaan murabahah, khususnya pada Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai. Dan seharusnya pada bagian AO terdapat pemisahan bagian untuk masing-masing jenis pembiayaan, sehingga tidak ada kekosongan karyawan pada bagian AO saat jam kerja. d) Kebijakan Dan Praktik Sumber Daya Manusia / SDI Secara umum, perusahaan telah melakukan proses seleksi pada saat penerimaan karyawan baru di dalam perusahaan dimana bagian SDI yang berada di pusat yang melakukan pekerjaan ini. Proses seleksi karyawan dilakukan oleh kantor pusat, kantor cabang hanya menerima karyawan yang
89
telah diberikan penempatan. Dalam proses seleksi ini, perusahaan melakukan psikotest, wawancara, test kesehatan. Bagi karyawan yang telah lulus dari tahap seleksi akan diberikan training selama 3 bulan dan setiap tahunnya, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki oleh karyawannya. Bank Bukopin Syariah Cabang Melawai melakukan evaluasi setiap 6 bulan sekali terhadap kinerja karyawannya. Di dalam evaluasi tersebut, manajer operasional mengevaluasi kinerja dan membuat penilaian hasil karya para karyawannya. Hal tersebut dilakukan oleh manajer operasional perusahaan dan dilaporkan ke bagian
untuk memberikan penghargaan
kapada para karyawannya, dan para karyawan tersebut diperbolehkan mengutarakan keluhan-keluhan yang menjadi kendala pada saat melakukan pekerjaannya dan perusahaan akan memberikan masukan atas kendalakendala tersebut. Namun, yang saya dapat dari hasil wawancara saya dengan staf bagian SDI di Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai, beberapa waktu lagi bagian SDI akan dipindahkan ke pusat saja dengan alasan bahwa bagian SDI di Bank Bukopin Syariah Cabang Melawai kurang efektif karena hanya menangani gaji dan bonus untuk karyawan saja. Selain itu, pimpinan perusahaan selalu menjamin hubungan yang baik dengan para karyawannya, dan antar karyawan juga saling menjaga hubungan baik untuk membantu proses kelancaran kegiatan yang ada di perusahaan. Pada setiap tahunnya perusahaan biasanya mengadakan acaraacara kebersamaan yang dapat meningkatkan hubungan baik dan menciptakan persaudaraan antara karyawan yang satu dengan yang lainnya. 90
Acara-acara tersebut misalnya dengan liburan bersama ke suatu tempat dimana pada saat itu diberikan acara-acara yang dapat mempererat hubungan antara karyawan dan keluarga karyawan dan karyawan dengan atasan. Namun dalam tahun terakhir ini acara kebersamaan ini belum terlaksana kembali. Saran
penulis dari hasil evaluasi sumber daya manusia pada Bank
Syariah Bukopin Cabang Melawai sebaiknya membuat kegiatan yang mengutamakan kebersamaan baik antar karyawan maupun antar keluarga karyawan di luar jam kerja. Karena hal tersebut dapat mempererat silaturahmi dan menambah semangat para karyawan.
4.3.2 Penilaian Resiko (Risk Assessment) Manajemen perusahaan telah melakukan penaksiran resiko atas kemungkinan salah saji material yang timbul karena : a. Resiko penempatan karyawan baru Untuk menghindari dan mengatasi resiko-resiko yang mungkin terjadi saat Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai menempatkan karyawan baru dalam aktivitas pembiayaan murabahah, perusahaan memberikan pelatihan terlebih dahulu sebelum mereka ditempatkan. Karyawan baru diberikan pembelajaran dan pelatihan-pelatihan yang dapat menigkatkan kemampuan
karyawan
dalam
menjalankan
aktivitas
pembiayaan
murabahah dengan baik dan dapat mengatasi masalah yang timbul dalam aktivitas pembiayaan tersebut. Selain itu, pada saat karyawan tersebut melaksanakan pekerjaannya, karyawan tersebut masih didampingi dan 91
dibimbing oleh karyawan lain yang telah berpengalaman dalam aktivitas pembiayaan murabahah. Hal ini dilakukan agar karyawan baru tersebut benar-benar mengerti dengan prosedur pembiayaan murabahah yang harus dijalankan dan dipatuhi oleh karyawan tersebut sehingga dapat meminimalkan kesalahan yang dilakukan oleh karyawan tersebut. b. Resiko penggunaan sistem Bank
Syariah
Bukopin
Cabang
Melawai
menerapkan
sistem
komputerisasi untuk memproses pembiayaan murabahah. Sistem ini bukan hanya memproses pembiayaam murabahah namun pembiayaanpembiayaan lainnya yang merupakan produk-produk pembiayaan Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai. Di dalam sistem tersebut mencatat data-data pembiyaaan, membuat jurnal dan laporan keuangan murabahah pembiayaan murabahah. Dalam penggunaan sistem ini tentunya manajemen perusahaan harus mempertimbangkan resiko-resiko yang akan timbul. Resiko-resiko yang dapat timbul akibat diterapkannya sistem tersebut dalam Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai, yaitu para karyawan yang berwenang menggunakan sistem tersebut tidak terlalu paham dan masih bingung dalam menjalankannya, sehingga seringkali karyawan tersebut salah dalam mengimput data-data yang diperlukan dalam aktivitas pembiayaan murabahah. Apalagi pada program tersebut tidak hanya pembiayaan murabahah yang dicatat tetapi pembiayaan lainnya. Untuk itu, manajemen perusahaan memberikan buku panduan tentang penggunaan sistem tersebut dan diberikan pelatihan-pelatihan kepada 92
bagian pembiayaan yang ditujukan agar secara teknis karyawannya dapat menjalankan program tersebut. c. Resiko Pengendalian Keamanan Data Untuk
mencegah
terjadinya
penyalahgunaan
wewenang
dalam
penggunaan aplikasi/sistem yang digunakan, perusahaan memberikan kode pengguna (user id) dan kode pengaman (password). Jadi hanya pihak yang berwenang yang dapat menggunakan sistem tersebut. Sistem yang terdapat dalam tiap bagian pun berbeda-beda. Pada bagian Administrasi Laporan (ADML) hanya terdapat sistem untuk menginput laporan master pembiayaan dan pada bagian Administrasi Pembiayaan (ADMP) terdapat sistem untuk mebuat jurnal dan pencatatan piutang. d. Resiko Pembayaran Cicilan Untuk menghindari dan mengatasi resiko-resiko yang mungkin terjadi pada saat penagihan atau pembayaran cicilan oleh nasabah, perusahaan membuat skala untuk mengukur lancar atau tidaknya nasabah dalam pembayaran.
93
Tabel 4.1 Tabel Penggolongan Kualitas Piutang Murabahah Pada Bank Syariah Bukopin
Kemampuan Membayar
Lancar
DPK
Kurang Lancar
Diragukan
Macet
Pembayaran angsuran tepat waktu dan tidak ada tunggakan serta sesuai dengan persyaratan akad.
Terdapat tunggakan angsuran pokok pembiayaan sampai dengan 90 hari
Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau margin yang telah melewati 90 hari sampai dengan 180 hari
Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pkok dan atau margin yang telah melewati 180 hari sampai dengan 270 hari
Terdapat tunggakan pembiayaan angsuran pokok pembiayan yang telah melampaui 270 hari
Nasabah selalu menyampaikan informasi keuangan secara teratur dan akurat Dokumentasi pembiayaan lengkap dan pengikatan agunan kuat
Nasabah menyampaikan informasi keuangan secara teratur dan masih akurat Dokumentasi perjanjian piutang lengkap dan pengikatan agunan kuat
Nasabah menyampaikan informasi keuangan secara teratur dan masih akurat Dokumentasi perjanjian piutang lengkap dan pengikatan agunan kuat
Nasabah tidak menyampaikan informasi keuangan atau tidak dapat dipercaya Dokumentasi pembiayaan tidak lengkap dan pengikatan agunan lemah
Pelanggaran terhadap persyaratan perjanjian piutang yang tidak prisipil
-
-
Pelanggaran terhadap pokok perjanjian piutang Perpanjanga n perjanjian piutang untuk menyembun yikan kesulitan keuangan
Dokumentas i perjanjian piutang dan atau pengikatan agunan tidak ada
Pelanggaran yang prinsipil terhadap persyaratan pokok/utama perjanjian piutang
Sumber : Bank Syariah Bukopin
94
Maka dengan penggolongan kualitas piutang tersebut dapat segera diketahui penanganan nasabah yang pembayarannya kurang lancar. Biasanya apabila masih pada golongan lancar, DPK dan kurang lancar maka yang menangani masalah tersebut adalah bagian Account Officer dan apabila telah digolongkan pada golongan diragukan dan macet maka bagian officer akan memberikan memo kepada bagian RPP yang berada di kantor pusat untuk menangani penagihan lebih lanjut.
4.3.3 Aktivitas Pengendalian (Control Activities) a. Prosedur otorisasi yang memadai Otorisasi perlu dilakukan dikarenakan bahwa setiap transaksi harus disahkan dengan benar untuk mewujudkan pengendalian internal yang memadai. Setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang dan persetujuan atas transaksi tersebut. Catatan, formulir dan dokumen merupakan media yang digunakan untuk merekam dan mencatat terjadinya transaksi. Oleh karena itu, penggunaannya harus diawasi sedemikian rupa, juga dalam pelaksanaannya setiap transaksi perlu di otorisasi dengan jelas dan sesuai. Berdasarkan hasil observasi Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai telah memiliki jenjang otorisasi yang jelas. Pengotorisasian telah dilakukan oleh orang yang tepat dan benar-benar berwenang terhadap fungsinya sebagai persetujuan dan pemberitahuan mengenai kegiatan pembiayaan murabahah yang terjadi diperusahaan.
95
Dalam transaksi pembiayaan murabahah, prosedur otorisasi diatur sebagai berikur : 1. Pada saat diterima informasi dari nasabah yang meminta pembiayaan, bagian account officer menyerahkan dokumen dan memo kepada bagian support pembiayaan bagian droping untuk diperiksa kelengkapan dokumen. Apabila sudah lengkap bagian droping memberikan paraf pada kolom menyerahkan. 2. Bagian droping menyerahkan dokumen file pembiayaan ke bagian administrasi file pembiayaan. Dan bagian administrasi file pembiayaan membubuhkan tandatangan pada buku register dokumen masuk file pembiayaan apabila dokumen file pembiayaan tersebut telah diperiksa kelengkapannya. 3. Apabila file pembiayaan telah lengkap maka akad siap dilaksanakan, dan pelaksanaan akad harus disaksikan langsung oleh nasabah, notaril dan Account Officer dan ketiga pihak tersebut melakukan penandatanganan dokumen pengikatan / akad. Dari
hasil
evaluasi
penelitian
penulis
mengenai
prosedur
pengotorisasian, penulis menilai sudah terlaksana dengan baik. Bank Syariah bukopin telah memiliki prosedur pengotorisasian yang baik
dan praktik
pelaksanaanya juga sudah sesuai dengan prosedur pengotorisasian.
b. Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang cukup Di dalam seluruh aktivitas pembiayaan murabahah yang dilakukan oleh Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai telah didukung oleh dokumen yang 96
lengkap. Dokumen tersebut diantaranya Memo Komite Pembiayaan (MKP), Surat Perjanjian, Surat Persetujuan Pemberian Fasilitas Pembiayaan (SPPFP), Tanda terima uang dari nasabah, Surat Sanggup, dan Surat Kuasa. Dimana transaksi dilakukan dengan penomoran yang berurutan, setiap transaksi pembiayaan murabahah dan perusahaan juga memiliki catatan dan laporanlaporan yang menunjang kelancaran dan ketertiban administrasi sehingga setiap pembiayaan dapat diperiksa dengan mudah. Seluruh transaksi pembiayaan murabahah dicatat tepat waktu, terbukti dengan pencatatan pembiayaan dilakukan sesuai dengan tanggal transaksi. Selain itu pencatatan juga dilakukan dengan menggunakan sistem komputerisasi . Dalam transaksi pembiayaan murabahah, aktivitas pengendalian perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang cukup telah dilakukan oleh Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai, sebagai berikut : 1.
Laporan nasabah baru dibuat secara rutin setiap hari berdasarkan print
number
dan
tanggal
dan
pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh bagian Administrasi Laporan. 2.
Terdapat rekap manual data nasabah yang melakukan pembiayaan yang dihitung dan dilaporkan setiap bulannya.
c. Pemisahan fungsi yang memadai Pembagian struktur organisasi merupakan salah satu dari pengendalian intern yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab fungsional
97
kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatankegiatan pokok perusahaan. Pembagian tugas dan wewenang dalam perusahaan ini belum memadai, tugas dan wewenang menjadi tidak jelas karena belum terdapat buku pedoman tugas dan wewenang untuk Bank Syaria Bukopin. Namun dengan adanya buku petunjuk pelaksanaan maka kegiatan pelaksanaan pembiayaan murabahah di Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai sudah dapat dikatakan berjalan dengan lancar meskipun dalam praktiknya ada belum sesuai dengan alur yang digambarkan. Berikut merupakan pemisahan fungsi dari penelitian dan observasi langsung penulis di Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai : 1. Fungsi penginputan data sudah terpisah dengan fungsi pencatatan piutang. Yang bertugas menginput data dalam master pembiayaan adalah ADML, sedangkan yang mencetak catatan piutang dan jurnal adalah ADMP. 2. Fungsi penyimpanan dokumen sudah terpisah dengan pendropingan (pencairan dana). Yang bertugas menyimpan data ke dalam tempat penyimpanan adalah bagian ADML. File penyimpanan dibagi menjadi 2, yaitu file pembiayaan dan file jaminan. File pembiayaan dapat disimpan langusng oleh ADML, sedangkan file jaminan harus melalui proses pengecekan ulang oleh bagian Legal. 98
Yang melakukan pendropingan adalah ADMP. Proses droping dilakukan setelah semua dokumen lengkap dan akad telah dilaksanakan. 3. Fungsi pencatatan Piutang sudah terpisah dari fungsi penagihan. Pencatatan piutang dilakukan oleh bagian ADMP, dan apabila nasabah
lalai
dalam
melakukan
pembayaran
maka
ADMP
memberikan laporan kepada Account Officer (AO) untuk dilakukan penagihan kepada nasabah. Dan apabila nasabah tergolong diragukan dan macet, maka AO akan membuat memo kepada bagian RPP untuk melakukan tindakan lebih lanjut dalam hal penagihan kepada nasabah. Dari evaluasi penulis mengenai pemisahan fungsi, penulis berpendapat bahwa pemisahan fungsing sudah cukup memadai, namun saran dari penulis adalah pada fungsi penagihan seharusnya dilakukan oleh bagian RPP saja. Karena Account Officer (AO) sudah cukup banyak memiliki tugas. Sehingga pekerjaan dapat lebih cepat terselesaikan.
d. Pengendalian fisik atas kekayaan catatan Cara yang paling baik dalam perlindungan kekayaan dan catatan adalah menyediakan perlindungan secara fisik. Pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan ini sudah diterapkan dalam Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai, yaitu sebagai berikut : 1. File pembiayaan harus disimpan pada ruangan yang aman dan terkunci di bawah tanggung jawab 2 (dua) orang yang ditunjuk oleh 99
pejabat yang berwenang. Pejabat yang berwenang yaitu staf pembiayaan bagian file pembiayaan. 2. File pembiayaan harus diperiksa dan dicatat secara detail ke dalam buku register dokumen pembiayaan yang masuk dan mempunyai nomor urut. 3. Setiap terjadi mutasi file pembiayaan dari ruangan penyimpanan harus dicatat dalam buku peminjaman dan pengembalian yang dibubuhi tanda tangan peminjam pada saat peminjaman dan pengembaliannya. 4. File yang biasa dipinjam adalah file pembiayaan, apabila file jaminan di perlukan maka harus dilakukan konfirmasi dahulu kepada bagian legal. Walaupun perusahaan telah memiliki perlindungan fisik terhadap dokumen dan catatan dengan baik, tetapi masih terdapat kelemahan dalam pelaksanaannya. Dari hasil evaluasi, penulis menemukan kelemahan yaitu tidak semua dokumen yang disimpan diberikan nomor urut. Sedangkan nomor urut sangat penting agar dokumen tidak hilang dan mudah ditemukan untuk dicari apabila sewaktu-waktu diperlukan. Saran dari penulis adalah sebaiknya semua dokumen dan catatan diberikan nomor urut.
e. Review atas kinerja Perusahaan telah menerapkan pengendalian intern melalui review atas kinerja, penerapan yang dilakukan perusahaan adalah sebagai berikut : 100
1. Perusahaan melakukan review atas kinerja dari masing-masing karyawan yang dilakukan oleh manager. 2. Data yang digunakan adalah absensi, hasil kerja (seberapa besar tingkat kesalahan yang dilakukan) dan khusus untuk bagian Account Officer seberapa banyak nasabah yang masuk dan apakah tujuan dan target yang telah ditetapkan oleh perusahaan telah tercapai. 3. Penilaian tersebut dilakukan secara rutin setiap sebulan sekali, agar perusahaan dapat menilai apakah tujuan atau target yang telah ditetapkan akan tercapai. 4. Hasil dari penilaian tersebut diumumkan pada 6 bulan sekali, biasanya karyawan yang kontribusinya tinggi untuk perusahaan, akan diberikan bonus pada akhir tahun. Saran dari penulis adalah sebaiknya hasil penilaian tersebut dilakukan setiap sebulan sekali, agar karyawan terus termotivasi supaya berkerja lebih giat dan memiliki kontribusi lebih bagi perusahaan..
4.3.4
Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) Perusahaan telah mendapat sistem akuntansi yang cukup memadai dengan adanya prosedur-prosedur yang memperlihatkan bagaimana transaksi yang terjadi dilaksanakan. Dengan adanya prosedur tersebut cukup membuktikan adanya informasi tertulis. Pelaksanaan yang dilakukan oleh perusahaan yang berhubungan dengan informasi dan komunikasi adalah sebagai berikut :
101
1.
Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai memiliki buku panduan produk pembiayaan yang ada di dalam perusahaan dan diberikan kepada seluruh karyawan. Sehingga karyawan menjadi tahu produk apa saja yang dimiliki oleh Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai.
2.
Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai memiliki buku panduan prosedur pelaksanaan penerimaan pembiayaan yang dipegang oleh Account Officer dan bagian staf pembiayaan. Dengan begitu karyawan mengetahui langkahlangkah untuk melakukan proses pembiayaan.
3.
Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai memiliki buku petunjuk pelaksanaan mengenai administrasi file pembiayaan yang dipegang oleh Account Officer, ADML dan ADMN.
4.
Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai memiliki buku petunjuk proses pelaksanaan komite pembiayaan yang dipegang oleh bagian Account Officer, staf pembiayaan dan legal.
5.
Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai memiliki sistem yang selalu online agar selalu terhubung dengan kantor pusat. Temuan penulis dalam kelemahan pelaksanaan teknologi dan informasi
pada Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai adalah belum adanya staf IT yang menetap, sehingga apabila ada kerusakan harus menghubungi kantor pusat, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama dan kurang efisien dalam menangani permasalahan dalam bidang teknologi yang menyangkut sistem. Saran dari penulis adalah sebaiknya terdapat staf IT yang menetap, agar penanganan masalah sistem dan komputer yang rusak dapat ditangani dengan cepat sehingga tidak ada karyawan yang tertunda pekerjaannya. 102
4.3.5
Pemantauan (Monitoring) Dalam Bank Bukopin Syariah Cabang Melawai, fungsi monitoring ini dilakukan oleh manajer operasional dan dibantu oleh divisi internal control dan auditor internal atau biasa yang disebut SKAI dalam perusahaan. 1. Pemantauan yang dilakukan oleh manajer operasional Manajer operasional melakukan pemantauan setiap hari. Laporan harian yang masuk di periksa setiap harinya. Laporan tersebut diperiksa untuk di cek kebenarannya. Dan setiap sebulan sekali manajer melakukan laporan akumulasi dari bagian ADML. 2. Pemantauan yang dilakukan oleh divisi Internal Control Internal control mengecek ulang kebenaran dari semua laporan yang masuk. Internal control tidak hanya memeriksa dokumen pebiayaan saja, namun semua transaksi yang ada di Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai. 3. Pemantauan yang dilakukan oleh Audit Internal (SKAI) Audit Internal (SKAI) melakukan pemeriksaan keseluruhan laporan setiap 6 bulan sekali di Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai. SKAI memeriksa laporan dan pelaksanaan kegiatan pembiayaan dan transaksi lainnya, apakah sudah sesuai dengan prosedur.
Proses pemantauan yang dilakukan oleh PT Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai sudah terlaksana dengan baik. Yang didukung oleh manager operasional, divisi internal control dan Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).
103