BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 1 Bolaang Uki dengan jumlah siswa 20 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus untuk mengamati kegiatan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar serta untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu. Deskripsi hasil penelitian yang telah dilakukan diuraikan dalam setiap siklus yang dijabarkan sebagai berikut: 4.1.1 Siklus I a. Hasil Pengamatan Kegiatan Pembelajaran Pengumpulan data dalam siklus I dilakukan bersama-sama oleh peneliti dan guru mitra sebagai pengamat, dimana kegiatan guru dan kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dipantau melalui lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan siswa. 1. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Pengamatan proses pembelajaran dilakukan oleh guru mitra yang bertindak sebagai pengamat dalam penelitian ini. Lembar pengamatan guru terdiri dari 17 aspek yaitu 2 aspek (11,76%) mencapai kriteria baik sekali, 9 aspek (52,94%) mencapai kriteria baik, dan 6 aspek ( 35,30%) mencapai kriteria cukup. Secara rinci data tersebut disajikan pada Tabel 2.dan data hasil lengkap disajikan pada lampiran 5.
31
Tabel 2. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru pada Siklus I Aspek yang Diamati Jumlah Persentase (%) 2 11,76
No
Rentang Nilai
Kriteria Aspek
1.
90 – 100
Baik Sekali
2.
75 – 89
Baik
9
52,94
3.
60 – 74
Cukup
6
35,30
4.
40 – 59
Kurang
-
-
5.
0 – 39
Kurang Sekali
-
-
17
100
Jumlah Total
Berdasarkan Tabel 2 di atas, hasil pengamatan guru yang memperoleh kriteria baik sekali 2 aspek yang meliputi silabus / rencana pelaksanaan pembelajaran dan penguasaan bahan ajar.Selanjutnya yang memperoleh kriteria baik 9 aspek yang meliputi lembar evaluasi, buku penunjang, lembar observasi, apersepsi,relevansi dan standar kompetensi, kesesuaian materi dengan belajar kelompok, penguasaan alat bantu, membuat kesimpulan materi, dan memberikan tes proses belajar. Selanjutnya yang memperoleh kriteria cukup sebanyak 6 aspek yang meliputi motivasi, intervensi guru dalam kelompok, intervensi guru dalam kelas. penggunaan materi dan tugas, teknik bertanya,dan peranan guru dalam menyelesaikan masalah. 2. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Pengamatan kegiatan siswa juga dilakukan oleh guru mitra yang meliputi 8 aspek sebagaimana terdapat pada lampiran 6.Jumlah aspek yang memperoleh kriteria penilaian baik sekali 1 aspek (12,5%), kriteria baik3 aspek (37,5%), dan kriteria cukup 4 aspek (50%). Data selengkapnya tertera pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa pada Siklus I No
Rentang Nilai
Kriteria Aspek
1.
90 – 100
Baik Sekali
Aspek yang Diamati Jumlah Persentase (%) 1 12,5
2.
75 – 89
Baik
3
37,5
3.
60 – 74
Cukup
4
50
4.
40 – 59
Kurang
-
-
5.
0 – 39
Kurang Sekali
-
-
8
100
Jumlah Total
Dari Tabel 3 Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa di atas yang memperoleh kriteria baik sekali 1 aspek yaitu interaksi antara guru dan siswa.Dan yang memperoleh kriteria baik berjumlah 3 aspek yang meliputi kemampuan merespon penjelasan guru pada awal pembelajaran,
kemampuan
dalam
bertanya,dan
kemampuan
dalam
mengerjakan
tugas.Sedangkan yang memperoleh kriteria cukup berjumlah 4 aspek yang meliputi interaksi dalam kelompok,kemampuan dalam menguasai materi, dapat menjawab pertanyaan guru, dan dapat menarik kesimpulan. b. Hasil Belajar Siswa Pengukuran terhadap hasil belajar siswa pada siklus I dilakukan dengan menggunakan tes (evaluasi) tindakan secara tertulis sebagaimana tertera pada lampiran 7. Tes yang diberikan kepada siswa untuk mengevaluasi tindakan pada siklus I sebanyak 5 butir soal essay, dengan bobot maksimal capaian siswa 100. Dari hasil analisis tes pada siklus I menunjukkan bahwa dari 20 orang siswa yang dikenai tindakan 13 orang siswa (65%) memperoleh nilai 7,5 ke atas, dan 7 orang siswa (35%) memperoleh nilai kurang dari 7,5 dengan nilai rata-rata kelas 7,42. Hasil ini belum mencapai ketuntasan belajar dan masih dilakukan perbaikan sebagai tindak lanjut pada siklus II.Data selengkapnya disajikan pada Tabel 4, serta deskripsi ketuntasan nilai siswa disajikan pada lampiran 8. Tabel 4. Analisis Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I
Nilai
Jumlah Siswa
Persentase
≥ 7,5
13
65
< 7,5
7
35
Jumlah
20
100
c. Refleksi Hasil Pelaksanaan Tindakan Refleksi pada pelaksanaan siklus I ini dilakukan melalui diskusi antara peneliti dan guru mitra sebagai pengamat. Dari hasil diskusi ini akan diperoleh gambaran mengenai tindakan yang dilakukan pada siklus I yang belum terlaksana seperti yang diharapkan atau belum mencapai kriteria keberhasilan. Ini didasarkan pada hasil belajar siswa yang memperoleh nilai 7,5 ke atas berjumlah 65% sehingga belum mencapai ketuntasan. Ternyata hasil tindakan kelas pada siklus I ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki diantaranya sebagai berikut: 1. Pemberian motivasi kepada siswa yang belum maksimal, oleh karena itu perlu ditingkatkan lagi pada siklus selanjutnya. 2. Intervensi guru dengan kelompok perlu ditingkatkan dengan cara mengintensifkan pemantauan terhadap cara belajar siswa dan memberikan pengarahan kepada siswa yang bermasalah dalam proses tindakan. 3. Guru belum memiliki teknik bertanya yang baik akibatnya siswa kurang merespon pertanyaan yang diberikan guru. Untuk itu perlu diperbaiki metode bertanya guru agar siswa lebih memahami pokok permasalahan yang diangkat. 4. Peranan guru dalam menyelesaikan masalah dalam diskusi kelompok masih rendah sehingga masih ada sebagian siswa yang kurang bersemangat untuk belajar. Dalam hal ini perlu
diperhatikan kembali pola penyelesaian masalah oleh guru sehingga merangsang semangat siswa dalam memahami konsep yang diajarkan. 5. Penggunaan materi dan tugas dalam kegiatan permainan TGT belum maksimal, sehingga perlu ditingkatkan lagi pada siklus selanjutnya. 6. Persentase hasil belajar siswa belum memenuhi kriteria yang diharapkan sehingga dibutuhkan upaya yang lebih efektif. 7. Hasil belajar siswa belum mencapai target yang diharapkan.
4.1.2 Siklus II a. Hasil Pengamatan Kegiatan Pembelajaran Siklus II dilaksanakan untuk menyempurnakan tindakan yang dilaksanakan pada siklus I. Ini menandakan bahwa aspek-aspek yang belum dilaksanakan secara optimal pada siklus I lebih dimaksimalkan pada siklus II.
1. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Pengamatan kegiatan guru pada siklus II juga dilakukan oleh guru mitra sebagai pengamat pada kegiatan ini dan terdapat 17 aspek yang harus diterapkan oleh guru serta perlu adanya penekanan pada 6 aspek yang belum dilakukan secara maksimal penerapannya. Hasil pengamatan kegiatan guru pada siklus II mencapai 47,06% dengan kriteria baik sekali, dan 52,94% kriteria baik.Data analisis hasil pembelajaran disajikan pada Tabel 5.dan lampiran 9. Tabel 5. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru pada Siklus II No
Rentang Nilai
Kriteria Aspek
Aspek yang Diamati Jumlah Persentase (%)
1.
90 – 100
Baik Sekali
8
47,06
2.
75 – 89
Baik
9
52,94
3.
60 – 74
Cukup
-
-
4.
40 – 59
Kurang
-
-
5.
0 – 39
Kurang Sekali
-
-
17
100
Jumlah Total
Berdasarkan Tabel 5 di atas, hasil pengamatan kegiatan guru yang memperoleh baik sekali sejumlah 8 aspek yang meliputi silabus / RPP, lembar evaluasi, lembar observasi, apersepsi, intervensi guru dalam kelas, penguasaan bahan ajar, membuat kesimpulan, dan memberikan tes proses belajar. Sedangkan yang memperoleh kriteria baik sejumlah 9 aspek yang meliputi buku penunjang, motivasi,relevansi dengan standar kompetensi,intervensi guru dengan kelompok, kesesuaian materi dengan belajar kelompok, penguasaan alat bantu, penggunaan materi dan tugas, teknik bertanya, dan peranan guru dalam menyelesaikan masalah. 2. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Keberhasilan tindakan pada siklus II untuk pengamatan kegiatan siswa juga dilakukan oleh guru mitra selaku pengamat yang meliputi 8 aspek seperti pada siklus I. Hasil pengamatan kegiatan siswa pada siklus II ini, yang memperoleh kriteria baik sekali 37,5%, sedangkan kriteria baik 50%, dan kriteria cukup 12,5%. Data selengkapnya disajikan pada Tabel 6 dan lampiran 10. Tabel 6. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa pada Siklus II Aspek yang Diamati Jumlah Persentase (%) 3 37,5
No
Rentang Nilai
Kriteria Aspek
1.
90 – 100
Baik Sekali
2.
75 – 89
Baik
4
50
3.
60 – 74
Cukup
1
12,5
4.
40 – 59
Kurang
-
-
5.
0 – 39
Kurang Sekali
-
-
Jumlah Total
8
100
Berdasarkan Tabel 6 di atas, hasil pengamatan kegiatan siswa yang memperoleh kriteria baik sekali sejumlah 3 aspek yang meliputi interaksi antara guru dan siswa, kemampuan dalam bertanya, dan kemampuan dalam mengerjakan tugas. Dan yang memperoleh kriteria baik sejumlah 4 aspek yang meliputi kemampuan merespon penjelasan guru pada awal pembelajaran, interaksi dalam kelompok baik dalam kelompok ahli maupun kelompok asal, kemampuan dalam menguasai materi, dan dapat menarik kesimpulan.Sedangkan yang memperoleh kriteria cukup sejumlah 1 aspek yaitu dapat menjawab pertanyaan guru. b. Hasil Belajar Siswa. Keberhasilan tindakan yang dilaksanakan pada siklus II, diketahui dengan menilai penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan.Siswa diberikan tes yang berjumlah 5 butir soal dengan skor maksimum semua soal berjumlah 100. Hasil analisis tes pada siklus II (lampiran 12) menunjukkan bahwa dari 20 orang siswa yang dikenai tindakan, 18 orang siswa atau 90% memperoleh nilai 7,5 ke atas dan 2 orang siswa atau10% memperoleh nilai kurang dari 7,5. Rata-rata kelas pada siklus II ini mencapai 8,92 dan rata-rata daya serap mencapai 89,2%. Data selengkapnya disajikan pada Tabel 7dan lampiran 12. Tabel 7. Analisis Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II Nilai
Jumlah Siswa
Persentase
≥ 7,5
18
90
< 7,5
2
10
Jumlah
20
100
c. Refleksi Hasil Pelaksanaan Tindakan
Refleksi dilakukan pada akhir siklus dengan tujuan untuk mendapat gambaran mengenai tindakan yang dilaksanakan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.Kegiatan ini dilaksanakan oleh peneliti dan guru mitra (pengamat). Berdasarkan refleksi yang dilakukan maka hasil pengamatan pada aspek kegiatan belajar mengajar memperlihatkan peningkatan keberhasilan yaitu hasil belajar siswa telah mencapai target yang telah ditetapkan dengan persentase siswa yang memperoleh nilai 7,5 ke atas sejumlah 90%. Oleh karena itu pelaksanaan tindakan tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya, karena hasil belajar siswa telah mencapai standar yang telah ditetapkan.
4.2 Pembahasan Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT), terlebih dahulu diawali dengan apersepsi dan motivasi kemudian dilanjutkan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami sendiri masalah yang mereka pelajari. Dengan demikian siswa dapat memahami serta mencari jawaban atas masalah yang sedang mereka pelajari.Hal inilah yang membuat siswa dapat memecahkan masalah yang diberikan oleh guru untuk dapat menarik suatu kesimpulan dari belajar kooperatif. Hasil penelitian pada mata pelajaran IPS Terpadu melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT), menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II yang mendapat nilai ≥ 7,5 yaitu 65% menjadi 90%. Hal ini terjadi akibat alternatif tindakan yang dilakukan pada proses pembelajaran. Peningkatan hasil belajar tersebut dapat dilihat bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT), siswa memiliki kesempatan untuk dapat berusaha menemukan sendiri
jawaban atas pemecahan masalah, yang sedang mereka pelajari pada mata pelajaran IPS Terpadu. Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) pada pembelajaran yaitu adanya pembentukan kelompok-kelompok kecil siswa yang heterogen yang terdiri dari 5 (lima) orang siswa dengan kemampuan akademik masing-masing siswa yang berbeda-beda. Baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah serta anggota kelompoknya berasal dari ras dan suku yang berbeda. Siswa mampu bekerja sama dan saling membantu satu sama lain untuk dapat menyelesaikan materinya dan guru dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah dalam setiap kelompoknya. Evaluasi yang dilakukan pada akhir siklus I menunjukkan bahwa dari 20 orang siswa yang dikenai tindakan, terdapat 13 orang siswa (65%) yang memperoleh nilai ≥ 7,5 dan 7 orang siswa (35%) yang memperoleh nilai kurang dari 7,5 dengan nilai rata-rata kelas 7,42. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa masih belum memenuhi kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan.Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya belum optimalnya pembelajaran yang diterapkan oleh guru, respon siswa dalam menerima pelajaran belum mampu dibangkitkan oleh guru, dan siswa belum terbiasa dengan penggunaan pendekatan yang diterapkan oleh guru sehingga hanya siswa tertentu saja yang aktif dalam memecahkan masalah. Hal ini dapat dilihat pada hasil pengamatan kegiatan guru dan siswa pada siklus I. Dari hasil pengamatan kegiatan guru pada siklus I terdapat 17 aspek yang diamati, 2 aspek (11,76%) kriteria baik sekali, 9 aspek (52,94%) kriteria baik, dan 6 aspek (35,30%) kriteria cukup. Sedangkan hasil pengamatan kegiatan siswa pada siklus I terdapat 8 aspek yang diamati, 1 aspek (12,5%) kriteria baik sekali, 3 aspek (37,5%) kriteria baik, dan 4 aspek (50%) kriteria cukup.
Berbagai kekurangan yang terdapat pada siklus I selanjutnya disempurnakan pada siklus II. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan pada akhir pelajaran, menunjukkan bahwa dari 20 orang siswa yang dikenai tindakan yang mencapai ketuntasan adalah 18 orang siswa (90%) dengan nilai ≥ 7,5 dan 2 orang siswa (10%) memperoleh nilai kurang dari 7,5 dengan nilai rata-rata kelas 8,92. Ini dapat dilihat dari hasil pengamatan kegiatan pembelajaran guru dan siswa. Hasil pengamatan kegiatan guru pada siklus II terhadap 17 aspek yang diamati, 8 aspek (47,06%) kriteria baik sekali, dan 9 aspek (52,94%) kriteria baik. Sedangkan hasil pengamatan kegiatan siswa pada siklus II dari 8 aspek yang diamati, 3 aspek (37,5%) kriteria baik sekali, 4 aspek (50%) kriteria baik, dan 1 aspek (12,5%) kriteria cukup. Bila dibandingkan antara capaian pada siklus I dan siklus II dapat meningkat dengan peningkatan dari 65% menjadi 90%. Data di atas menunjukkan bahwa terdapat kenaikan hasil belajar siswa sebesar 25% siswa yang memperoleh nilai ≥ 7,5 dari siklus I ke siklus II. Dengan demikian hipotesis tindakan yang berbunyi “Jika digunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT), maka hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 1 Bolaang Uki akan meningkat”, dinyatakan terbukti benar dan dapat diterima.