BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI AP5 SMK Negeri I Gorontalo dengan jumlah siswa 34 orang dan I orang guru mitra. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, yang di awali dengan observasi terhadap terhadap subjek penelitian sebagai data awal yang menjadi dasar di pilihnya masalah dalam penelitian ini. Setelah di laksanakan penelitian tindakan kelas dengan melakukan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) di peroleh hal-hal sebagai berikut: 4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I 1) Hasil Pengamatan Kegiatan Pembelajaran Pengambilan data untuk siklus I dilakukan bersama-sama oleh peneliti dan
guru
pengamat.
Kegiatan
guru
dan
siswa
selama
proses
pembelajaran berlangsung di pantau melalui lembar observasi kegiatan guru dan lembar kegiatan siswa. a. Hasil Pengamatan Guru Pada siklus I Berikut ini akan disajikan hasil pengamatan guru terhadap kegiatan peneliti dalam proses pembelajaran. Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh kolabolator yang waktu pelaksanaannya bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan oleh peneliti. Dalam hal ini, observasi guru difokuskan kepada kegiatan peneliti pada waktu menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel I berikut ini: Tabel I. Hasil Pengamatan Guru Terhadap Kegiatan Penelitian Siklus I
Kriteria Aspek Sangat Baik (SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K) Jumlah
Jumlah Aspek 3 19 8 30
% 10 63.33 26.67 100
Dari tabel di atas terlihat bahwa dalam proses belajar mengajar khususnya kegiatan peneliti belum maksimal, hal ini di sebabkan masih ada (8) kegiatan peneliti yang mendapat kriteria cukup, kekurangan itu akan di bahas lebih lanjut pada tahap refleksi. Hasil pengamatan guru terhadap peneliti dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together. Pada pertemuan ini, dari data di atas di peroleh hasil sebagai berikut: Dari 30 aspek yang di amati, 3 di antaranya memperoleh kategori baik atau 10% dan 19 aspek yang di amati memperoleh kategori cukup atau 63.33%, sedangkan kurang berjumlah 8 aspek atau 26,67%. Dengan demikian dapat di katakan bahwa terjadi peningkatan atau perbaikan
proses pembelajaran yang di lakukan oleh peneliti, terutama kriteria yang mendapatkan cukup. b. Hasil Pengamatan Siswa Pada Siklus I Pengamatan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran dilakukan oleh guru intra sebagai pengamat. Lembar pengamatan kegiatan siswa ini terdiri dari 26 aspek dengan kriteria pengamatan yang di gunakan adalah: SB (sangat baik), B (baik), C (cukup), K (kurang). Seperti yang terlihat dalam tabel lampiran 3 secara singkat di uraikan dalam tabel 2 berikut ini: Tabel 2. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus I
Kriteria Aspek Sangat Baik (SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K) Jumlah
Jumlah Aspek 12 14 26
% 41.51 53.84 100
Dari tabel hasil pengamatan kegiatan siswa di atas, yang memperoleh kriteria cukup berjumlah 12 aspek, sedangkan yang memperoleh kriteria kurang berjumlah 14 aspek. 2) Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I Di samping melakukan pengamatan terhadap siswa peneliti juga melakukan evaluasi untuk mengetahui efek pelaksanaan tindakan,
dengan memberikan tes tertulis dalam bentuk essay pada materi surat pengaduan yang dapat di lihat dalam tabel berikut ini. Tabel 3. Analisis Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I skor 75 ke atas Di bawah 75
Jumlah Siswa 16 orang 18 orang
% 47.05% 52.94%
Dari tabel di atas terlihat bahwa dari jumlah total 34 orang, yang memiliki nilai minimal 75 ke atas ada 16 orang siswa atau mencapai 47.05%, sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah 75 ada 18 siswa atau mencapai 52.94%. Artinya hasil belajar siswa belum mencapai target seperti indikator yang di harapkan yaitu secara klasikal siswa di katakan tuntas belajar minimal 80% dari jumlah siswa telah memperoleh nilai 75 ke atas. Adapun rata-rata kelas pada siklus I sebesar 71.61% dengan daya serap klasikal sebesar 71.61%. 3) Refleksi hasil Tindakan Siklus I Refleksi dilakukan dengan kolabolator, guru mitra yang bertindak selaku
pengamat
dalam
proses
belajar
mengajar,
refleksi
yang
dimaksudkan untuk memperoleh gambaran apakah tindakan yang dilaksanakan telah sesuai dengan apa yang di harapkan. Dalam hal ini meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran menangani surat. Refleksi dilakukan dengan cara melihat hasil observasi dan hasil belajar siswa melalui tes tertulis sebagaimana dikatakan di atas, dari
refleksi yang dilakukan pada siklus I ini di temukan bahwa masih terdapat beberapa aspek kegiatan yang belum mencapai kriteria keberhasilan yang telah di tetapkan dari kegiatan peneliti menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together. Aspek-aspek tersebut antara lain: 1. Guru belum mampu menciptakan interaksi yang aktif antara siswa dengan siswa, serta siswa dengan guru. 2. Pemberian bimbingan kepada siswa belum optimal 3. Menjelaskan kegiatan yang dilaksanakan belum optimal 4. Mengarahkan siswa kedalam kegiatan metode diskusi belum optimal 5. Interaksi antara guru dengan siswa masih kurang 6. Pengelolaan waktu masih belum di upayakan secara maksimal 7. Hasil belajar siswa baik secara individu maupun secara klasikal belum mencapai target yang di harapkan. Belum optimalnya aspek-aspek keterampilan peneliti dalam aktivitas siswa yang telah di uraikan diatas akhirnya berdampak pada hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa yang di harapkan meningkat belum dapat di wujudkan, bertolak dari hasil refleksi tersebut, maka disepakati bahwa tindakan akan dilanjutkan dan di sempurnakan pada siklus berikutnya. 4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II
Sebagaimana kegiatan yang dilakukan pada siklus I, pada siklus II ini kegiatan juga berawal dengan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan penelitian hasil belajar siswa. Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini merupakan rencana perbaikan tindakan untuk mencapai tujuan yang belum optimal pada siklus I. Yang perencanaanya dibuat berdasarkan pada hasil refleksi, dari hasil refleksi pada siklus I maka peneliti perlu membuat perencanaan penyempurnaan aspek-aspek kegiatan belajar mengajar yang belum terlaksana dengan baik. Kegiatan yang di rencanakan sebagai revisi tindakan pada siklus II meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Guru berupaya menciptakan interaksi yang lebih aktif diantara sesama siswa atau antara guru dan siswa 2. Guru berusaha memberikan motivasi kepada siswa sehingga perhatian siswa pada materi pelajaran yang diberikan lebih baik. 3. Mengoptimalkan bimbingan atau tutor kepada siswa 4. Mengoptimalkan pengelolaan waktu Selanjutnya, peneliti melaksanakan tindakan dalam pembelajaran siklus II ini sama halnya pada pelaksanaan tindakan siklus I, dengan kegiatankegiatan yang mengacu pada skenario pembelajaran yang telah di tetapkan. Berdasarkan perencanaan tersebut maka pembelajaran siklus II di laksanakan dan hasilnya seperti yang di uraikan berikut ini:
1) Hasil pengamatan kegiatan pembelajaran a. Hasil pengamatan kegiatan guru pada siklus II Berdasarkan langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam melaksanakan tindakan siklus II, maka diperoleh hasil pengamatan guru terhadap kegiatan peneliti dalam proses pembelajaran.
kegiatan
pengamatan ini dilakukan oleh kolabolator waktu pelaksanaannya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan oleh peneliti. Dalam hal ini, observasi
guru di
fokuskan
pada
kegiatan
peneliti pada
waktu
menggunakan pembelajaran kooperatif. Tipe Number Heads Together dan kegiatan siswa, selama proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan format yang sama sepert pada siklus I. Dari hasil pengamatan guru terhadap kegiatan peneliti pada siklus II diperoleh sebagai berikut: Tabel 4. Hasil pengamatan guru terhadap kegiatan peneliti pada siklus II % Kriteria Aspek Jumlah Aspek Sangat Baik (SB) 11 36,67 Baik (B) 19 63.33 Cukup (C) Kurang (K) Jumlah 30 100 Dari tabel diatas, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran khususnya kegiatan peneliti sudah lebih baik, dimana dari 30 aspek kegiatan peneliti yang diamati oleh guru mitra sebagai kolabolator sudah tidak ada lagi kegiatan yang memperoleh kegiatan kurang.
Pada pengamatan guru terhadap kegiatan peneliti pada pertemuan siklus II, diperoleh hasil sebagai berikut: dari 30 aspek yang diamati, 11 aspek memperoleh kategori sangat baik atau 36.67% dan 19 aspek lainnya
memperoleh baik atau 63.33%. Dengan demikian dapat
dikemukakan bahwa telah terjadi peningkatan kemampuan peneliti dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together pada proses pembelajaran keterampilan memproses surat tidak ada lagi kegiatan peneliti yang mendapatkan kriteria cukup, kriteria yang diperoleh adalah baik dan sangat baik. b. Hasil pengamatan siswa siklus II Pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam proses pembelajaran dilakukan oleh guru mitra dengan 26 aspek kegiatan yang harus diamati dalam proses pembelajaran dan dapat dilihat pada lampiran 7, sedangkan kriteria yang digunakan adalah sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), kurang (K). Untuk hasil pengamatan pada siklus II dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini: Tabel 5. Hasil pengamatan kegiatan siswa siklus II Kriteria Aspek Sangat Baik (SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K) Jumlah
Jumlah Aspek 10 16 26
% 38.46 61.53 100
Dari tabel diatas, hasil pengamatan kegiatan siswa yang memperoleh kriteria sangat baik sejumlah 10 aspek atau 38.46%. Sedangkan yang memperoleh kriteria baik sejumlah 16 aspek atau 61.53%.
2) Hasil belajar siswa pada siklus II Dengan melihat hasil pengamatan kegiatan guru dan siswa pada siklus II yang sebelumnya sudah diadakan perbaikan pada aspek yang berkaitan dengan keaktifan siswa maupun guru sehingga secara garis besar dapat disimpulkan hasil pengamatan pada siklus II ini lebih baik jika dibandingkan dengan pelaksanaan pada siklus I. Hasil belajar siswa setelah dilakukan siklus II seperti yang di uraikan dalam tabel di bawah ini: Tabel 6. Analisis hasil belajar siswa pada siklus II skor 75 ke atas Di bawah 75
Jumlah Siswa 30 orang 4 orang
% 88.23% 11.76%
Hasil belajar siswa, seperti yang terlihat pada tabel diatas menunjukan bahwa dari 34 siswa yang memperoleh nilai maksimal 75 keatas 30 siswa atau 88.23%, sedangkan yang memperoleh nilai dibawah 75 adalah 4 siswa atau 11.76%. Artinya, hasil belajar siswa sudah mencapai target seperti pada indikator penelitian yang di harapkan yaitu secara klasikal siswa di katakan tuntas belajar apabila minimal 80% dari jumlah siswa
yang telah memperoleh nilai 75 keatas. Rata-rata kelas pada siklus II ini sebesar 81.91% dan daya serap klasikal sebesar 81.91%.
4.2 Pembahasan Salah satu konsep yang dipelajari dalam mata pelajaran menangani surat di SMK I adalah dari bagaimana cara memproses surat masuk dan keluar. Tujuan pembelajaran tersebut dapat diwujudkan melalui proses pembelajaran yang dalam hal ini erat kaitannya dengan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together. Dalam model pembelajaran tersebut siswa diharapkan mampu untuk belajar aktif, dalam mengikuti pembelajaran siswanya menjadi saling bekerja sama dalam kelompok sehingga siswa merasa tidak bosan atau tidak jenuh dalam menerima materi. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Number heads together, guru dalam proses belajar mengajar hanya bertugas sebagai pengarah bukan pengajar sehingga segala aktivitas yang terjadi dalam kelas atas inisiatif dari siswa dan diarahkan oleh guru. Dengan melalui pengamatan yang dilakukan oleh pengamat pada saat pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Number heads together siswa lebih jeli dan bervariasi dalam proses belajar mengajar. Hal ini dapat dilihat dari data hasil penelitian yang dilaksanakan dalam dua siklus yaitu
untuk siklus I, pengamatan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran dilakukan oleh guru mitra sebagai pengamat. Lembar pengamatan kegiatan siswa ini terdiri dari 26 aspek dengan kriteria yang digunakan adalah sangat baik (SB) 0% , baik (B) 0%, cukup (C) 53.84%, dan kurang (K) 41.51%. Dari hasil pengamatan kegiatan siswa diatas yang memperoleh kriteria cukup berjumlah 12 aspek. sedangkan yang memperoleh kriteria kurang berjumlah 14 aspek. Dari data yang diperoleh tersebut dapat digambarkan bahwa masih perlu adanya perbaikan terutama pada hasil belajar siswa baik secara individual maupun klasikal kelemahankelemahan yang terjadi pada siklus I adalah (1) guru belum mampu menciptakan interaksi yang aktif antara siswa dengan siswa serta siswa dengan guru, (2) pemberian bimbingan kepada siswa belum optimal, menjelaskan kegiatan yang dilaksanakan belum optimal, (3) mengarahkan metode diskusi belum optimal, interaksi antara guru dan siswa kurang, (4) pengelolaan waktu masih belum di upayakan secara maksimal, dan (5) hasil belajar siswa baik secara individu maupun klasikal belum mencapai target yang di harapkan. Selanjutnya guru melaksanakan perbaikan-perbaikan pada siklus II, dengan adanya perbaikan-perbaikan maka pada siklus II telah terjadi peningkatan baik itu kegiatan guru, kegiatan siswa maupun hasil belajar itu sendiri. Hal ini terlihat pada pengamatan kegiatan guru bahwa aspek yang diamati diperoleh kualifikasi baik menjadi 19 aspek.
Dari hasil pengamatan kegiatan siswa yang memperoleh kriteria sangat baik sejumlah 10 aspek. Sedangkan yang memperoleh kriteria baik sejumlah 16 aspek yang terdiri dari: kemampuan dalam mengerjakan tugas dan dapat menjawab pertanyaan guru. Dari hasil penelitian penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together tersebut telah terjadi perubahan peningkatan hasil belajar dalam kualifikasi pembelajaran sebagai berikut: siswa yang memperoleh nilai 75 keatas pada siklus I sebesar 47.05% meningkat menjadi 88.23% pada siklus II. Perubahan terjadi pada siklus II antara lain: (1) pendekatan guru seperti apersepsi, motivasi, dan pengelolaan kelas sudah sangat baik dan sesuai, sehingga siswa bergairah untuk belajar aktif dalam mengikuti pelajaran, siswanya menjadi kreatif, terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan siswa merasa tidak bosan atau tidak jenuh dalam menerima materi. (2) partisipasi dan respon siswa dalam membahas, memberikan pendapat ataupun ide yang sudah sangat memenuhi target yang diharapkan dan (3) daya serap siswa dalam penguasaan konsep atau materi sudah memenuhi criteria belajar dan ketuntasan penelitian. Dengan memperhatikan hasil belajar yang diperoleh siswa dari siklus I dengan capaian sebesar 47.05%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 88.23%, hal ini berarti hipotesis yang dikemukakan yaitu “Jika guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (number heads together) maka hasil belajar siswa kelas XI AP5 pada mata
pelajaran menangani surat di SMK Negeri I Gorontalo akan meningkat”. Telah teruji dengan benar dan dapat di terima.