BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Hasil Kuesioner Gaya Belajar Pemberian kuesioner dilakukan sebanyak tiga kali , yaitu setiap setelah siswa selesai mempelajari konsep sistem ekskresi, sistem koordinasi dan sistem reproduksi. Hasil kuesioner gaya belajar untuk tiga kelas IPA (n=112 siswa) menunjukkan keragaman gaya belajar untuk setiap siswa dalam setiap konsep sistem organ. Berikut merupakan data gaya belajar siswa pada konsep sistem ekskresi. Tabel 4.1 Kecenderungan Gaya Belajar Siswa pada Sistem Ekskresi (n=112 orang) Gaya Belajar
IPA 1
IPA 3
IPA 4
Rata-rata
Unimodal
67,5%
66,67%
72,22%
68,79%
Bimodal
17,5%
22,22%
13,89%
17,87
Trimodal
7,5%
5,55%
8,33%
7,13%
Quadmodal
7,5%
5,55%
5,55%
6,20%
Pada kelas IPA 1 unimodal yang digunakan siswa terdiri dari 10% Visual (V); 5% Aural (A); 5% Read/write (R); dan 47,5% Kinesthetic (K). Bimodal terdiri dari 10% VK dan 7,5% AK. Trimodal terdiri dari 5% VAK dan 2,5% VRK.
43
44
Pada kelas IPA 3 ditemukan unimodal yang terdiri dari 2,78% V; 8,33%R; dan 55,55% K. Bimodal terdiri dari 5,55% VK ; 11,11% AK; dan 5,55%AR. Serta trimodal yang terdiri dari 2,78% VAK dan 2,78% ARK. Pada kelas IPA 4 ditemukan unimodal yang terdiri dari 8,33% V; 5.55% A; 5,55%R; dan 52,78% K. Bimodal terdiri dari 8,33% VK dan 5,55% AK. Serta trimodal yang terdiri dari 2,78% VRK dan 5,55% ARK. Berikut ini merupakan data gaya belajar siswa pada konsep sistem koordinasi. Tabel 4.2 Kecenderungan Gaya Belajar Siswa pada Konsep Sistem Koordinasi (n=112 orang) Gaya Belajar
IPA 1
IPA 3
IPA 4
Rata-rata
Unimodal
67,5%
66,67%
72,22%
68,79%
Bimodal
22,22%
19,44%
19,44%
20,36
Trimodal
7,5%
11,11%
2,78%
7,13%
Quadmodal
2,5%
2,78%
5,56%
3,61%
Pada kelas IPA 1 unimodal yang digunakan siswa terdiri dari 5% V; 12,5% A; 5%R; dan 45% K. Bimodal terdiri dari 10% VK; 5% VA; dan 7,5% AK. Trimodal terdiri dari 2,5% VAK ; 2,5% VRK; dan 2,5% ARK. Pada kelas IPA 3 ditemukan unimodal yang terdiri dari 2,78% V; 11,11% A; 5,55%R; dan 47,22% K. Bimodal terdiri dari 5,55% VK; 5,55% AR; 5.55% AK; dan 2,78% RK. Serta trimodal yang terdiri dari 2,78% VAK ; 2,78% VAR; 2,78% VRK; dan 2,78% ARK.
45
Pada kelas IPA 4 ditemukan unimodal yang terdiri dari 5,55% V; 19,44% A; 8,33%R; dan 38,89% K. Bimodal terdiri dari 11,11% VK; 5,55% VA; dan 2,78% AK. Serta hanya satu macam kombinasi trimodal i 2,78% VAK. Berikut merupakan data gaya belajar siswa yang didapatkan pada konsep sistem Reproduksi. Tabel 4.3 Kecenderungan Gaya Belajar pada Konsep Sistem Reproduksi (n=112 orang) Gaya Belajar
IPA 1
IPA 3
IPA 4
Rata-rata
Unimodal
62,5%
63,89%
69,44%
65,27%
Bimodal
17,5%
22,22%
22,22%
20,64%
Trimodal
10%
11,11%
5,56%
8,89%
Quadmodal
10%
2,78%
2,78%
5,19%
Sama seperti pada data gaya belajar di konsep-konsep sebelumnya, pada konsep sistem reproduksi pun ditemukan keragaman dari setiap modalitas. Pada kelas IPA 1 unimodal yang digunakan siswa terdiri dari 7,5% V; 7,5% A; 12,5%R; dan 35% K. Bimodal terdiri dari 7,5% VK; 5% AK; dan 5% RK. Trimodal terdiri dari 5% VAR dan 5% VRK. Pada kelas IPA 3 ditemukan unimodal yang terdiri dari 5,55% V; 5,55% A; 8,33%R; dan 44,44% K. Bimodal terdiri dari 5,55% VK; 8,33% AK; 5,55% RK; dan 2,78% AR. Serta trimodal yang terdiri dari 2,78% VAR; 5,55% VAK; dan 2,78% ARK.
46
Pada kelas IPA 4 ditemukan unimodal yang terdiri dari 5,55% V; 22,22% A; 5,55%R; dan 36,11% K. Bimodal terdiri dari 16,67% VK; 2,78% VA; dan 2,78% AK. Serta trimodal yang terdiri dari 2,78% VAR; dan 2,78% VRK. Dari data-data di atas dapat terlihat kecenderungan gaya belajar siswa untuk ketiga konsep tersebut dalam grafik-grafik di berikut ini,
Grafik 4.1 Sistem Ekskresi 6% 7%
Unimodal Bimodal
18%
Trimodal 69%
Quadmodal
Gambar 4.1 Persentase Gaya Belajar Siswa pada Sistem Ekskresi
Grafik 4.2 Sistem Koordinasi 4% 7%
Unimodal
20%
Bimodal Trimodal 69%
Quadmodal
Gambar 4.2 Persentase Gaya Belajar Siswa pada Sistem Koordinasi
47
Grafik 4.3 Sistem Reproduksi 5% 9%
Unimodal Bimodal
21% 65%
Trimodal Quadmodal
\ Gambar 4.3 Persentase Gaya Belajar Siswa pada Sistem Reproduksi
Berikut merupakan penjabaran setiap kombinasi gaya belajar untuk keseluruhan sampel penelitian. Tabel 4.4 Persentase Tipe-tipe gaya belajar unimodal dari tiga kelas (112 siswa) Gaya
Sistem
Sistem
Sistem
belajar
Ekskresi
Koordinasi
Reproduksi
V
7,14%
4,46%
6,25%
A
3,57%
14,28%
11,61%
R
6,25%
6,25%
8,93%
K
51,78%
43,75%
38,39%
Tabel 4.5 Persentase Tipe-tipe gaya belajar bimodal dari tiga kelas (112 siswa) Gaya
Sistem
Sistem
Sistem
belajar
Ekskresi
Koordinasi
Reproduksi
VA
0
3,57%
0,89%
VR
0
0
0
VK
8,04%
8,93%
9,82%
AR
1,79%
1,79%
0,89%
48
AK
8,04%
5,36%
5,36%
RK
0
0,89%
3,57%
Tabel 4.6 Persentase Tipe-tipe gaya belajar trimodal dari tiga kelas (112 siswa) Gaya
Sistem
Sistem
Sistem
belajar
Ekskresi
Koordinasi
Reproduksi
VAR
0
0,89%
3,57%
VAK
2,68%
2,68%
1,79%
VRK
1,79%
1,79%
2,68%
ARK
2,68%
1,79%
0,89%
Tabel 4.7 Persentase Tipe-tipe gaya belajar quadmodal dari tiga kelas (112 siswa) Gaya
Sistem
Sistem
Sistem
belajar
Ekskresi
Koordinasi
Reproduksi
VARK
6,25%
3,57%
5,36%
2. Hasil Wawancara Wawancara dilakukan pada perwakilan siswa yang memiliki gaya belajar unimodal (2 orang V, 4 orang A, 2 orang R, dan 5 orang K), bimodal (2 orang VK, 2 orang AK), trimodal (VAR), dan quadmodal (2 orang VARK). Hasil wawancara menunjukan adanya kesesuaian kebiasaan belajar mereka dengan hasil kuesioner. Untuk siswa dengan gaya belajar V memiliki kesamaan jawaban pada pertanyaan no 1, 4, 5, 6, 9, dan 14. Hasil wawancara terhadap siswa dengan gaya belajar A menunjukkan adanya kesamaan jawaban pada pertanyaan wawancara no 1,4, 6, 7, dan 14. Siswa dengan gaya belajar R memiliki kesamaan jawaban untuk pertanyaan no 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 8. Siswa dengan gaya belajar K memiliki
49
kesamaan jawaban pada pertanyaan no 1, 6, 10, dan 13. Jawaban siswa dengan gaya belajar bimodal, trimodal dan quadmodal menunjukkan adanya perpaduan dari ciri-ciri beberapa gaya belajar unimodal.
B. PEMBAHASAN Gaya belajar siswa pada saat mempelajari konsep sistem organ cukup beragam. Namun dari data kuesioner dapat terlihat kecenderungannya untuk 112 orang siswa dari tiga kelas. Dari ketiga konsep sistem organ yang dicari gaya belajarnya menunjukkan adanya kemiripan dari nilai persentase penggunaan jenis gaya belajar tertentu. Hal tersebut menunjukkan bahwa gaya belajar siswa pada materi sistem organ manusia cukup konsisten. Dari tiga kali pengukuran yaitu satu kali untuk setiap satu konsep sistem organ, didapatkan jumlah pengguna gaya belajar unimodal, bimodal, trimodal, dan quadmodal yang cenderung konsisten. Hal tersebut dapat dilihat dari Gambar 4.1, 4.2 dan 4.3 , di sana terlihat persentase unimodal, bimodal, trimodal, dan quadmodal cenderung sama pada ketiga konsep sistem organ yang diteliti. Dari keseluruhan hasil kuesioner menunjukkan bahwa unimodal berupa gaya belajar kinesthetic memiliki persentase pengguna yang paling besar yaitu sekitar 67,61%. Sedangkan persentase pengguna untuk multimodal secara berurutan dari yang terbesar sampai ke yang terkecil adalah bimodal (19,62%), trimodal (7,72%), dan quadmodal (5%). Kecenderungan tersebut memiliki kemiripan dengan hasil penelitian Baycan dan Nacar (2007). Perbedaannya pada penelitian tersebut multimodal memiliki persentase pengguna yang lebih besar
50
dibandingkan unimodal. Siswa umumnya menggunakan unimodal karena dalam kegiatan belajarnya mereka terbiasa dengan menggunakan satu modalitas saja. Sehingga hanya sedikit siswa yang menggunakan lebih dari satu modalitas ketika belajar. Dari data diketahui bahwa pengguna quadmodal paling sedikit. Quadmodal berarti terdiri dari empat modalitas sekaligus yaitu V,A,R, dan K. Sehingga dalam kegiatan belajar siswa menggunakan kemampuan visual, aural, read/write, dan kinesthetic sekaligus ketika belajar. Namun berdasarkan obeservasi dan hasil wawancara di kelas yang menjadi sampel penelitian, pembelajaran konsep sistem organ tidak menuntun siswa untuk menggunakan quadmodal. Materi umumnya disampaikan dengan metode konvensional berupa ceramah. Dari data gaya belajar siswa yang diambil dari tiga konsep sistem organ dapat terlihat kecenderungan gaya belajar yang sama. Unimodal digunakan oleh sekitar 67%. Unimodal tersebut paling dominannya adalah gaya belajar kinesthetic. Kajian dalam sistem organ memang perlu dipelajari melalui hal-hal yang konkret. Karena pada konsep-konsep tersebut siswa dihadapkan pada suatu struktur organ yang komplek dengan berbagai aktifitas fisiologis di dalamnya. Sistem organ memiliki saling keterkaitan dalam aktivitasnya. Keberlangsungan hidup manusia ditunjang oleh kinerja organ yang baik. Siswa sangat tertarik dalam mempelajari konsep-konsep tersebut bila yang dipelajarinya aplikatif dan penuh dengan contoh-contoh nyata yang mudah dikenali dalam kesehariannya. Maka tidak heran jika gaya belajar kinesthetic paling banyak digunakan siswa. Sesuai dengan sifat pembelajar kinesthetic yang menyukai kegiatan praktikum dan
51
sesuatu yang nyata serta aplikatif (Fleming, 2001). Hasil penelitian Ferreira (2009) juga menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa memiliki gaya belajar kinesthetic ketika mempelajari biologi. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelajaran Biologi memiliki karakteristik materi yang akan mudah dipahami siswa jika dipelajari dengan gaya belajar kinesthetic. Hal ini sesuai dengan karakteristik mata pelajaran Biologi menurut Depdiknas (2006) yang salah satu poinnya menyatakan bahwa, pembelajaran Biologi memerlukan kegiatan eksperimen yang melibatkan keterampilan proses dan dilandasi sikap ilmiah. Selain itu pembelajaran Biologi
mengembangkan rasa ingin tahu melalui inkuiri
berdasarkan pengalaman langsung yang dilakukan melalui kerja ilmiah untuk memanfaatkan fakta, membangun konsep, teori, dan hukum. Selain itu hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kognitif siswa umumnya berada pada tingkat operasional konkret. Bila dilihat dari segi individu, gaya belajar siswa dari pada tiga konsep sistem organ menunjukkan keragaman pula. Tidak semua siswa konsisten dalam gaya belajarnya. Dari 112 orang siswa yang diteliti , 45 orang (40.18%) menunjukkan konsistensi gaya belajar. Gaya belajar yang konsisten tersebut terdiri dari 2 orang V, 3 orang A, 2 orang R, 31 orang K, 2 orang VK, 4 orang AK, dan 1 orang VARK. Gaya belajar menurut Dunn dalam DePorter (2009, 110) dipengaruhi oleh banyak variabel yaitu mencakup faktor-faktor fisik, emosional, sosiologi, dan lingkungan. Hal tersebut menjadi beberapa faktor penyebab timbulnya ketidakkonsistenan gaya belajar siswa, di samping adanya perbedaan konsep sistem organ yang dipelajari.
52
1. Gaya Belajar pada Konsep Sistem Ekskresi Pada konsep Sistem Ekskresi gaya belajar yang digunakan siswa secara berurutan dari yang jumlahnya terbesar sampai terkecil yaitu,
unimodal ,
bimodal, trimodal dan quadmodal. Unimodal digunakan oleh ± 69% siswa. Unimodal tersebut terdiri dari 7.14% V; 3.57%A ;
6.25% R;
dan 51.78% K. Siswa lebih dominan
menggunakan gaya belajar kinesthetic. Hal ini disebabkan oleh sifat materi konsep sistem eksresi yang cukup abstrak, yaitu adanya struktur organ serta peristiwa fisiologis yang terjadi di dalamnya. Maka siswa lebih paham mengenai konsep tersebut bila dipelajari secara konkret. Orang dengan gaya belajar kinesthetic kesulitan dalam mempelajari konsep abstrak. Menurut Baycan dan Nacar (2006,1), pembelajar kinesthetic perlu belajar melalui pengalaman langsung, contoh nyata dalam kehidupan dan sesuatu yang aplikatif. Gaya belajar bimodal yang ditemukan pada konsep ini adalah VK, AR, dan AK dengan persentase secara berurutan yaitu 8.04%, 1.79%, dan 8.04%. gaya belajar trimodal VAK, VRK, dan ARK ditemukan pada pembelajar konsep ini. Serta quadmodal VARK juga ditemukan.
2. Gaya Belajar Konsep Sistem Koordinasi Pada konsep sistem Koordinasi siswa menunjukkan kecenderungan gaya belajar yang tidak jauh berbeda dengan konsep sistem Ekskresi. Gaya belajar unimodal digunakan oleh sekitar 69% siswa. Unimodal tersebut terdiri dari 4.46% V ;14.28% A; 6.25% R; dan 43.75%K. Sama halnya dengan gaya belajar pada
53
konsep sistem Ekskresi, pada konsep sistem Koordinasi pun gaya belajar kinesthetic merupakan gaya belajar yang paling banyak digunakan siswa. Hal ini berhubungan dengan sifat materi atau kajian dalam konsep sistem Koordinasi memang mirip dengan sistem Ekskresi. Perbedaan yang paling menonjol adalah dari gaya belajar bimodal yang muncul. Pada konsep ini terdapat lima kombinasi gaya belajar bimodal yaitu VA, VK, AR, AK, dan RK. Di antara kelima gaya belajar bimodal tersebut, gaya belajar VK lebih banyak digunakan oleh siswa. Hal ini disebabkan oleh kajian dalam konsep sistem Koordinasi yang meliputi sistem saraf dan alat indera banyak mempelajari gambar-gambar struktur organ dan skema jalannya impuls saraf. Pada konsep sistem saraf siswa harus mampu memahami kinerja saraf dengan memperhatikan keterkaitan antara otak dan saraf-saraf di seluruh tubuh dari segi letak organ otak dan percabangan saraf-sarafnya. Dalam hal ini berarti siswa menggunakan visualnya dalam belajar. Kajian tentang sistem saraf cukup sulit untuk dipelajari hanya dengan membaca atau membayangkannya. Dalam mempelajari konsep tersebut siswa harus diberikan contoh-contoh nyata dari peristiwa jalannya impuls. Untuk itu siswa juga menggunakan gaya belajar kinesthetic sebagai pelengkap gaya belajar visual dalam memahami konsep tersebut. Sebagai mana telah dijelaskan sebelumnya bahwa orang kinesthetic harus dihadapkan dengan contoh-contoh nyata (Baycan dan Nacar, 2006). Sama halnya ketika mempelajari alat indera, siswa akan lebih paham jika ditunjukkan model alat indera serta contoh-contoh nyata terkait alat indera.
54
Gaya belajar trimodal hampir sama dengan yang digunakan pada konsep sistem Ekskresi yaitu digunakan oleh sekitar 7% siswa. Namun kombinasi yang muncul ada empat macam yaitu VAK, VAR, VRK dan ARK. Untuk gaya belajar quadmodal hanya digunakan oleh sekitar 4% siswa.
3. Gaya Belajar Konsep Sistem Reproduksi Proporsi penggunaan gaya belajar pada Sistem Reproduksi juga hampir sama dengan sistem-sistem sebelumnya (lihat Gambar 4.3). Dimana unimodal paling banyak digunakan siswa yaitu sekitar 65%. Unimodal tersebut terdiri dari 6.25% V;11.61%A; 8.93% R; dan 38,39% K. Gaya belajar kinesthetic tetap paling banyak digunakan. Gaya belajar bimodal yang muncul hampir sama dengan yang muncul pada konsep sistem Koordinasi. VA, VK, AR, AK dan RK memiliki persentase yang cenderung sama. VK digunakan paling banyak dibandingkan kombinasi bimodal lainnya. Dari Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa kombinasi trimodal VAR paling banyak dibandingkan tiga kombinasi trimodal lainnya. Quadmodal yang muncul pada konsep ini hanya sekitar 5% siswa. Konsep sistem reproduksi memiliki karakteristik yang hampir sama dengan konsep sistem organ lainnya. Perbedaannya adalah dalam konsep sistem reproduksi kajiannya cukup banyak karena melibatkan keterkaitan antara konsep hormon dan peristiwa fisiologis dalam organ reproduksi laki-laki dan perempuan. Kajiannya
dimulai
dari
proses
pembelahan
dan
pembentukan
gamet,
perkembangan janin sampai melahirkan, fase menstruasi pada perempuan, dan
55
beragam cara atau alat penghambat fertilisasi. Peristiwa gametogenesis cukup abstrak karena siswa harus mampu memahami pembelahan sel dan perubahan jumlah kromosom hingga dihasilkannya gamet. Peristiwa menstruasi juga termasuk cukup abstrak karena melibatkan koordinasi berbagai jenis hormon. Untuk kajian perkembangan janin siswa akan mudah dalam mempelajarinya jika diberikan visualisasi nyata dari perkembangan janin di dalam rahim. Hasil wawancara terhadap beberapa orang dari sampel siswa dapat menunjang data hasil kuesioner. Dari hasil wawancara tersebut diperoleh informasi gaya belajar siswa yang sesuai dengan data hasil kuesionernya. Dengan demikian data gaya belajar pada penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Siswa dengan gaya belajar V menunjukkan ciri-ciri dari pembelajar visual menurut DePorter (2007), seperti belajar dari gambar, membuat catatan berupa mind map,mengingat dengan asosiasi visual, dan tidak terganggu oleh suasana ribut (Silbermen,2004). Siswa dengan gaya belajar A juga menunjukkan ciri-ciri pembelajar Aural (DePorter, 2007), seperti belajar dari sesuatu yang didengar, menyenangi suasana belajar yang sepi, dan menjelaskan sesuatu kepada orang lain secara lisan. Gaya belajar R memiliki ciri diantaranya belajar dominan melalui catatan dan bacaan (Fleming,2001). Siswa dengan gaya belajar R memiliki kebiasaan mencatat dari penjelasan guru atau merangkum bacaan. Catatan pembelajar R biasanya berupa deskripsi lengkap dengan kalimatkalimat yang jelas. Sedangkan siswa dengan gaya belajar K dominan belajar dari praktek atau dihadapkan dengan model organ serta contoh-contoh yang mudah dikenali dalam keseharian. Pembelajar K tidak bisa hanya duduk diam selama
56
kegiatan belajar karena mereka senang melakukan gerakan-gerakan kecil seperti menggoyangkan kaki, memainkan bolpoin. Berdasarkan hasil wawancara juga menunjukkan bahwa siswa dengan gaya belajar K kesulitan jika dihadapkan pada konsep abstrak. Menurut Lujan dan DiCarlo (2005) pembelajar kinesthetic memang menyukai dan mudah dalam menerima konsep konkret, konsep abstrak bisa diterima bila disampaikan dengan analogi yang tepat serta contoh-contoh yang nyata (real-life example).