BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.1. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian maka dapat diketahui bahwa kurangnya kemampuan siswa menyelesaikan soal yang diberikan disebabkan siswa kurang memahami rumus yang digunakan. Hal ini yang menyebabkan kurangnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan pengurangan bilangan bulat. Untuk itu, peneliti melakukan penelitian pada siklus I dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation untuk meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan pengurangan bilangan bulat sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa. Penelitian ini dilaksanakan mengacu pada capaian hipotesis dan indikator kinerja yang telah ditetapkan pada bahasan bab III sebelumnya. Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh, hipotesis dan indikator tersebut dapat tercapai setelah tindakan pembelajaran dilakukan melalui dua siklus.
1.2. Siklus I Pelaksanaan siklus I dapat dideskripsikan sebagai berikut : 1.2.1. Persiapan Pada tahap ini hal-hal yang dilakukan antara lain menyiapkan RPP, skenario pembelajaran, format penilaian guru dan siswa, format evaluasi kemampuan menyelesaikan pengurangan bilangan bulat, media pembelajaran, LKS, dan alat dokumentasi berupa kamera. Disamping itu, peneliti juga mengadakan konsultasi dengan guru mitra sebelum melaksanakan penelitian siklus I ini. Hal-hal yang
dikonsultasikan menyangkut masalah teknis pelaksanaan dan prosedur pemantauan serta evaluasi yang akan dilaksanakan pada siklus I. 1.2.2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dilakukan setelah semua tahap persiapan selesai. Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada tanggal 29 April 2013. Pelaksanaan tindakan ini melibatkan guru mitra sebagai pengamat kegiatan pembelajaran. Hal-hal yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan ini yaitu melaksanakan pembelajaran seperti yang telah direncanakan pada RPP yaitu membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, absensi, menyampaikan apersepsi “menyanyikan lagu “Balonku Ada Lima”, tanya jawab tentang isi lagu (dari lagu balonku ada lima, balonya ada berapa? Yang pecah ada berapa? Jadi balon tadi mengalami penjumlahan atau pengurangan? Nah pada hari ini kita akan belajar tentang pengurangan bilangan bulat”. Selanjutnya menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran, guru menjelaskan materi yang akan dipelajari, selanjutnya guru menyampaikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran group investigation. Kemudian guru membentuk siswa menjadi 4 kelompok yang heterogen dengan tingkat kemampuan yang bervariasi. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok. Setiap kelompok diberikan LKS, dan media berupa manik-manik bilangan yang bertanda positif (+) dan bertanda negatif (-). Kemudian masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk menyelesaikan soal-soal dengan LKS sebagai pedoman dan guru memberikan bimbingan agar mereka dapat menyelesaikan pengurangan bilangan bulat. Hasil yang diperoleh dituliskan pada kertas jawaban LKS, kemudian guru
membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari apa yang telah ditentukan. Setelah siswa selesai melakukan kerja kelompoknya, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya secara bergiliran, sementara kelompok lain memberikan tanggapan terhadap hasil kerja kelompok tersebut. Diskusi antar kelompok ini dapat merangsang terjadinya komunikasi dan saling bertukar informasi antar siswa di dalam kelas. Selama pembelajaran berlangsung, guru memberi bimbingan secara terus-menerus agar siswa tidak keliru dalam menyelesaikan pengurangan bilangan bulat serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum diketahui. Di samping bimbingan, guru memberi penguatan untuk kelompok, maupun secara individu. Pada akhir pembelajaran, guru memberikan kesimpulan dan meluruskan pemahaman siswa yang keliru terhadap materi pelajaran. Kemudian guru memberikan evaluasi. 1.2.3. Pemantauan dan Evaluasi Pemantauan dilakukan oleh guru mitra terhadap peneliti yang melakukan penelitian dan juga terhadap siswa sebagai subjek penelitian. Pemantauan dilakukan untuk mengetahui keberhasilan peneliti. Hasil observasi digunakan untuk menentukan kelemahan dalam pelaksanaan tindakan yang direfleksi. Aspek-aspek yang dinilai pada aktivitas guru dan juga siswa pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 2 dan lampiran 3 penelitian ini halaman 44 dan 45. Sedangakan hasil observasinya adalah sebagai berikut.
Tabel 1 : Hasil observasi kegiatan guru pada siklus I Aspek Yang Dinilai ada 15 Point Jumlah Persentase (%)
SB 1 6,7 %
Kategori Penilaian B C 7 6 46,6 %
40 %
K 1 6,7 %
Keterangan : SB : Sangat baik
C : Cukup
B : Baik
K : Kurang
Tabel 2 : Hasil observasi kegiatan siswa siklus I Aspek Yang Dinilai ada 10 Point Jumlah
SB 0
Persentase (%)
0%
Kategori Penilaian B C 3 5 30 %
50 %
K 2 20 %
Keterangan : SB : Sangat baik
C : Cukup
B : Baik
K : Kurang
Observasi juga dilakukan oleh peneliti terhadap siswa selama proses pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mengukur tingkat kemampuan siswa dalam menyelesaikan pengurangan bilangan bulat pada siklus I dapat dilihat pada tabel 3 halaman 29
Tabel 3 : Hasil observasi kemampuan menyelesaikan pengurangan bilangan bulat siklus I Aspek Yang Dinilai
N
Mampu menyelesaikan
Mampu menyelesaikan
Mampu menyelesaikan
Mampu menyelesaikan
pengurangan bilangan
pengurangan bilangan bulat
pengurangan bilangan
pengurangan bilangan
bulat positif dengan
positif dengan negatif
bulat negatif dengan
bulat negatif dengan
positif
negatif
Nama Siswa
positif
o 4
3
2
1
4
3
√
2
1
Rahman Hasan
2
Aat S. Mohamad
3
Abdullah Hiola
4
Abdul Gias Sako
5
Azrin K. Saleh
6
Rifran Hamzah
7
Fitria Ibrahim
8
Zainab Domili
9
Popy B. Saleh
√
√
10
Ferawati K. Bano
√
√
11
Fitri Tahir
12
Nirmanti Kadir
13
Riska Pano
√
14
Ucin H. Saleh
√
15
Rosela Ibrahim
√
Persentase (%)
3
2
√
√
√
√
√ √
√
√ √
√
√
√
√
√
√ √ √
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
1
√
√ √
2
√ √
√
3
√
√
√
4
√
√
√
√
1
√
√
√
4
√
√
Jumlah
1
√
√
√
√
5
1
3
6
5
1
4
5
6
0
5
4
5
1
3
6
33,3
6,7
20
40
33,3
6,7
26,7
33,3
40
0
33,3
26,7
33,3
6.7
20
40
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
Keterangan : 4 : Sangat Mampu
2 : Kurang Mampu
3 : Mampu
1 : Tidak Mampu
1.2.4. Analisis dan Refleksi Berdasarkan tabel evaluasi siswa siklus I dapat dijelaskan sebagai berikut : a.
Dari 15 siswa yang dikenai tindakan menyelesaikan pengurangan bilangan bulat positif dengan positif, yang memperoleh kategori sangat mampu dan mampu sebanyak 6 orang atau 40 %, dan yang memperoleh kategori kurang mampu dan tidak mampu sebanyak 9 orang atau 60 %.
b.
Dari 15 siswa yang dikenai tindakan menyelesaikan pengurangan bilangan bulat positif dengan negatif, yang memperoleh kategori sangat mampu dan mampu sebanyak 6 orang atau 40 %, dan yang memperoleh kategori kurang mampu dan tidak mampu sebanyak 9 orang atau 60 %.
c.
Dari 15 siswa yang dikenai tindakan menyelesaikan pengurangan bilangan bulat negatif dengan positif, yang memperoleh kategori sangat mampu dan mampu sebanyak 6 orang atau 40 %, dan yang memperoleh kategori kurang mampu dan tidak mampu sebanyak 9 orang atau 60 %.
d.
Dari 15 siswa yang dikenai tindakan menyelesaikan pengurangan bilangan bulat negatif dengan negatif, yang memperoleh kategori sangat mampu dan mampu sebanyak 6 orang atau 40 %, dan yang memperoleh kategori kurang mampu dan tidak mampu sebanyak 9 orang atau 60 %. Dari analisis data tersebut, ternyata belum mencapai indikator kinerja yang
diharapkan, maka peneliti dan guru mitra mengadakan refleksi terhadap hasil siklus I. Sesuai dengan refleksi, peneliti dan guru mitra menetapkan beberapa kelemahan yang ditemukan pada pelaksanaan siklus I yaitu:(1) Apersepsi masih
kurang maksimal, apersepsi harus dilakukan dengan lebih luas sehingga pemikiran siswa lebih terarah kepada apa yang akan mereka pelajari, (2) Guru kurang membimbing siswa dalam proses belajar. Untuk itu, pada pelaksanaan penelitian selanjutnya guru dalam hal ini peneliti harus lebih mengoptimalkan bimbingan kepada siswa dalam pembelajaran. Terutama bimbingan dalam kelompok, (3) guru kurang memberi penguatan kepada siswa. Penguatan diperlukan untuk menambah kepercayaan diri siswa, (4) kurangnya kemampuan merespon partisipasi siswa secara positif, (5) kurangnya penggunaan bahasa yang baku dalam pembelajaran baik bahasa tulis maupun bahasa lisan, (6) pembelajaran yang kurang sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan, sehingga pada pelaksanaan tindakan selanjutnya, guru harus lebih memperhatikan alokasi waktu yang ditetapkan, (7) kurangnya motivasi atau tindak lanjut, motivasi dilakukan agar siswa bisa termotivasi untuk belajar, (8) siswa kurang merespon penjelasan guru, (9) kurangnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah yang berhubungan dengan materi, (10) Berinteraksi dalam kelompok pada siswa masih kurang, (11) kemampuan menarik kesimpulan pada siswa yang masing kurang optimal, (12) kurangnya penggunaan bahasa yang baik dalam merespon hasil kerja kelompok lain. Berdasarkan hasil refleksi tersebut, maka peneliti akan melakukan perbaikan terhadap kelemahan-kelemahan yang ditemui pada siklus I, untuk itu peneliti melanjutkan penelitian ini ke siklus berikutnya yaitu pelaksanaan tindakan siklus II.
1.3. Siklus II Pelaksanaan yang dilakukan pada siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut :
1.3.1. Persiapan Persiapan yang dilakukan pada siklus II tidak jauh berbeda dengan siklus I, hanya pada siklus II peneliti memperbaiki hal-hal yang dianggap masih kurang pada pelaksanaan siklus I. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini antara lain, memperbaiki RPP, skenario pembelajaran, mempersiapkan format-format penelitian, memperbaharui media pembelajaran, memperbaiki LKS agar siswa dapat dengan mudah memahami maksud dari LKS tersebut, menyiapkan dokumentasi dan konsultasi dengan guru mitra dalam penelitian. 1.3.2. Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2013. Gambaran pelaksanaan tindakan siklus II tidak jauh berbeda dengan siklus I, hanya pada siklus II lebih menekankan pada kelemahan-kelemahan yang ditemui pada pelaksanaan tindakan siklus I. Hal-hal ini antara lain, melakukan kegiatan awal yang hampir sama dengan siklus I hanya pada apersepsi yang berbeda. Apersepsinya seperti berikut “Ibu mempunyai uang 10.000 rupiah, kemudian Ibu membeli kue 10 biji dengan harga 500 rupiah perbiji. Berapa uang Ibu sekarang? (5000 rupiah). Dari cerita tadi, uang ibu mengalami penjumlahan atau pengurangan? (pengurangan). Nah pada hari ini kita akan belajar tentang pengurangan bilangan bulat. Setelah memberikan apersepsi, guru menjelaskan materi secara singkat, membagi siswa menjadi 4 kelompok dengan kemampuan yang bervariasi pada tiap – tiap kelompok. Setiap kelompok diberikan LKS, dan media berupa garis bilangan
yang
dijadikan
objek
untuk
menyelesaikan
pengurangan
bilangan
bulat.
Membimbing siswa dalam menyelesaikan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan media garis bilangan serta memberikan penguatan agar siswa lebih semangat dalam menyelesaikan soal-soal. Setelah semua kelompok selesai menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap kelompok menyampaikan hasil kerja kelompoknya secara bergantian sementara kelompok lain memperhatikan dan memberikan tanggapan serta membantu siswa dalam menyimpulkan materi. Setelah selesai diskusi guru menegaskan kembali cara menyelesaikan pengurangan bilangan bulat serta memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat dalam belajar. 1.3.3. Pemantauan dan Evaluasi Pemantauan dilakukan oleh guru mitra pada pelaksanaan tindakan siklus II. Pemantauan dilakukan oleh guru mitra terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan juga terhadap siswa sebagai objek penelitian. Pedoman yang digunakan untuk pengamatan siklus II sama dengan lembar observasi pada siklus I. Obserasi juga dilakukan oleh peneliti terhadap siswa dalam menyelesaikan pengurangan bilangan bulat. Untuk hasil observasi kegiatan guru pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4, sedangkan kegiatan siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 4 : Hasil observasi kegiatan guru pada siklus II Aspek Yang Dinilai ada 15 Point Jumlah Persentase (%)
SB 5 33,3 %
Kategori Penilaian B C 9 1 60 %
6,7 %
K 0 0%
Keterangan : SB : Sangat baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
Tabel 5 : Hasil observasi kegiatan siswa siklus II Aspek Yang Dinilai ada 10 Point Jumlah
SB 1
Persentase (%)
Kategori Penilaian B C 8 1
10 %
Keterangan : SB : Sangat baik
80 %
B : Baik
K 0
10 %
C : Cukup
0%
K : Kurang
Untuk lebih jelasnya aspek-aspek yang dinilai pada observasi guru dan siswa pada siklus II dapat di lihat pada lampiran 8 halaman 61 dan lampiran 9 halaman 62. Hasil observasi kemampuan menyelesaikan pengurangan bilangan bulat pada siklus II dapat dilihat pada tabel 6 halaman 34. Tabel 6 : Hasil observasi kemampuan menyelesaikan pengurangan bilangan bulat siklus II Aspek Yang Dinilai
N o
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Rahman Hasan Aat S. Mohamad Abdullah Hiola Abdul Gias Sako Azrin K. Saleh Rifran Hamzah Fitria Ibrahim Zainab Domili Popy B. Saleh Ferawati K. Bano Fitri Tahir Nirmanti Kadir Riska Pano Ucin H. Saleh Rosela Ibrahim Jumlah Persentase (%)
Mampu menyelesaikan pengurangan bilangan bulat positif dengan positif
Mampu menyelesaikan pengurangan bilangan bulat positif dengan negatif
Mampu menyelesaikan pengurangan bilangan bulat negatif dengan positif
4 √ √
4
4
3
2
1
3 √
2
1
√ √ √
√ √ √ √ √ √
86,6 %
6,7 %
6,7 %
4
3 √ √
√
√ √
√
√ √
√ √
√
√
√ √ √
√ √ √
√ √ √ √
√ √
0
√ √ 10
4
1
0
0 %
66,7 %
26,7 %
6,7 %
0 %
1
√
√
√
2
√
√
√
1
1
√ √
1
2
√
√ √ √
√ √ √ √ √ √ 13
3 √
Mampu menyelesaikan pengurangan bilangan bulat negatif dengan negatif
6
√ 8
1
40 %
53,3 %
6,7 %
0
√ √ 5
9
1
0
0 %
33,3 %
60 %
6.7 %
0 %
Keterangan : 4 : Sangat Mampu 3 : Mampu
2 : Kurang Mampu 1 : Tidak Mampu
1.3.4. Analisis dan Refleksi Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus II yang dapat dianalisis sebagai berikut : a.
Dari 15 orang siswa yang dikenai tindakan menyelesaikan pengurangan bilangan bulat positif dengan positif, yang memperoleh kategori sangat mampu dan mampu sebanyak 14 orang atau 93,3 %, dan yang memperoleh kategori kurang mampu dan tidak mampu sebanyak 1 orang atau 6,7 %.
b.
Dari 15 siswa yang dikenai tindakan menyelesaikan pengurangan bilangan bulat positif dengan negatif, yang memperoleh kategori sangat mampu dan mampu sebanyak 14 orang atau 93,3 %, dan yang memperoleh kategori kurang mampu dan tidak mampu sebanyak 1 orang atau 6,7 %.
c.
Dari 15 siswa yang dikenai tindakan menyelesaikan pengurangan bilangan bulat negatif dengan positif, yang memperoleh kategori sangat mampu dan mampu sebanyak 14 orang atau 93,3 %, dan yang memperoleh kategori kurang mampu dan tidak mampu sebanyak 1 orang atau 6,7 %.
d.
Dari 15 siswa yang dikenai tindakan menyelesaikan pengurangan bilangan bulat negatif dengan negatif, yang memperoleh kategori sangat mampu dan mampu sebanyak 14 orang atau 93,3 %, dan yang memperoleh kategori kurang mampu dan tidak mampu sebanyak 1 orang atau 6,7 %. Setelah pelaksanaan tindakan siklus II, dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada materi pengurangan bilangan
bulat, dan memperhatikan kelemahan-kelemahan dari hasil refleksi siklus sebelumya, maka peneliti bersama guru mitra melakukan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan siklus II Berdasarkan hasil refleksi, bahwa pada pelaksanaan siklus II sudah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan. Sehingga pelaksanaan tindakan tidak dilanjutkan ke siklus selanjutnya.
1.4. Pembahasan Pembelajaran materi menyelesaikan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada siswa kelas IV SDN 9 Bongomeme, seperti telah dijelaskan pada indikator sebelumnya yaitu “minimal 75 % siswa yang dikenai tindakan mampu menyelesaikan pengurangan bilangan bulat”. Model pembelajaran yang diterapkan pada pembelajaran ini yaitu model pembelajaran kooperatif tipe group investigation. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation ini dijelaskan oleh Eggen & Kauchak (dalam Maimunah, 2005:21) mengemukakan Group investigation adalah strategi belajar yang menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation ini sangat cocok diterapkan disekolah dasar sebagai pengenalan awal pembelajaran yang melakukan investigasi terhadap suatu masalah dan melatih siswa untuk bekerja secara kooperatif dalam memecahkan suatu masalah. Pada
pelaksanaan
tindakan
siklus
I,
dengan
menerapkan
model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada materi pengurangan bilangan
bulat maka data yang diperoleh adalah siswa yang memperoleh kategori sangat mampu dan mampu mencapai 40 % atau 6 orang artinya masih terdapat sebanyak 60% atau 9 siswa yang memperoleh kategori kurang mampu dan tidak mampu menyelesaikan pengurangan bilangan bulat. Ini berarti indikator kinerja yang telah ditentukan belum tercapai. Sesuai dengan hasil refleksi bahwa belum tercapainya indikator kinerja yang diharapkan dikarenakan oleh beberapa kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada siklus I seperti: (1) Apersepsi masih kurang maksimal, (2) guru kurang membimbing siswa dalam proses belajar, (3) guru kurang memberi penguatan kepada siswa, (4) kurangnya kemampuan merespon partisipasi siswa secara positif, (5) kurangnya penggunaan bahasa yang baku dalam pembelajaran baik bahasa tulis maupun bahasa lisan, (6) pelaksanaan pembelajaran yang tidak sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan, (7) kurangnya motivasi atau tindak lanjut, (8) siswa kurang merespon penjelasan guru, (9) kurangnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah yang berhubungan dengan materi, (10) partisipasi siswa dalam kelompoknya yang masih kurang, (11) kemampuan menarik kesimpulan pada siswa yang masih kurang, dan (12) kurangnya penggunaan bahasa yang baik dalam merespon hasil kerja kelompok lain. Maka berdasarkan hal tersebut, pelaksanaan tindakan harus dilanjutkan ke siklus selanjutnya atau siklus II sebagai penyempurnaan pelaksanaan tindakan pada siklus I. Pada pelaksanaan siklus II, pembelajaran mengacu pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dan dengan memperhatikan hasil refleksi dari siklus I.
Dari hasil perbaikan yang dilakukan pada siklus II, maka data yang diperoleh yaitu siswa yang memperoleh kategori sangat mampu dan mampu sebanyak 14 orang atau 93,3 % sedangkan yang memperoleh kategori kurang mampu dan tidak mampu sebanyak 1 orang atau 6,7 %. Siswa yang yang memperoleh kategori kurang mampu dan tidak mampu sebanyak 1 orang atau 6,7% tersebut dibimbing secara khusus dengan cara menjelaskan kembali materi yang belum di pahami kemudian di berikan tugas dengan tujuan untuk mengukur kemampuan siswa tersebut. Perbedaan pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II yaitu pada penggunaan media pembelajaran. Pada siklus I menggunakan media manik-manik bilangan, sedangkan pada siklus II pembelajaran lebih diarahkan dengan media yang sering mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti mistar penggaris atau garis bilangan. Di samping itu, peran guru dalam membimbing siswa lebih ditingkatkan. Jika dibandingkan dengan penelitian dari Sri Della T.AS Towadi yang relavan dengan penelitian ini, terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian ini. Penelitian Sri Della T.AS Towadi ini lebih menekankan pada hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation. Persamaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation namun perbedaannya adalah materi pembelajaran. Hasil penelitian Sri Della T.AS Towadi menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe group investigation ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian dari Iswandi (2009). Penelitian Iswandi ini lebih menekankan pada peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran group investigation. Persamaan dengan penelitian ini yaitu pada model pembelajaran yang sama namun perbedaannya
adalah
materi
pembelajaran.
Hasil
penelitian
dari
Iswandi
menunjukkan bahwa model pembelajaran group investigation dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, menjadikan siswa lebih aktif dalam berkomunikasi. Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan ini, jelas terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan pengurangan bilangan bulat pada pelaksanaan siklus I dan pelaksanaan siklus II. Ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada pembelajaran ini menunjukkan perubahan yang positif. Jadi hipotesis yang berbunyi “Jika melalui model pembelajaran group investigation, maka kemampuan menyelesaikan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN 9 Bongomeme akan meningkat” diterima.