BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Sekolah SMP N 4 Wates terletak di Jalan Terbahsari
3 Kecamatan Wates,
Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasinya cukup strategis dan kondusif untuk mendukung proses pembelajaran karena jauh dari jalan raya sehingga selama proses belajar mengajar tidak terganggu oleh bisingnya kendaraan yang berlalu lalang. SMP N 4 Wates sudah berdiri sejak tahun 1954, dan telah beberapa kali mengalami perubahan nama sebagai berikut: 1. Tahun 1954-1979
: SMEP N Wates
2. Tahun 1979-1996
: SMP N 3 Wates
3. Tahun 1997-sekarang
: SMP N 4 Wates
Visi dan Misi SMP N 4 Wates adalah sebagai berikut: Visi : Unggul dalam prestasi berlandaskan imtaq dan budi pekerti luhur Misi: 1. Melaksanakan pembelajaran, pelatihan, dan bimbingan secara efektif
72
2. Membina potensi siswa dalam bidang olahraga dan seni budaya secara optimal 3. Menanamkan dan membina kedisiplinan serta budi pekerti luhur 4. Membina peningkatan imtaq bagi semua warga sekolah 5. Membina sikap kesetiakawanan dan kepedulian sosial bagi semua warga sekolah Kegiatan belajar mengajar di SMP N 4 Wates dimulai pada pukul 06.55, selama 5 sampai dengan 10 menit digunakan untuk tadarus bersama sebelum memulai pelajaran. Hal ini sudah berlangsung selama beberapa tahun, guna mendukung visi dari SMP N 4 Wates yakni unggul dalam prestasi berlandaskan imtaq dan budi pekerti. 1. Data Hasil Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi data minat siswa dan hasil belajar siswa. keseluruhan data tersebut digunakan untuk menentukan ketercapaian tujuan penelitian ini. Adapaun rincian masingmasing data tersebut diuraikan sebagai berikut: 1. Data Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas 1) Instrumen Minat Belajar Siswa Instrumen untuk mengukur minat siswa berupa angket yang berisi 25 butir pernyataan. Skor tertinggi adalah 4 dan terendah adalah 1. Sebelum angket diberikan pada kelas yang akan diberi
73
perlakuan maka perlu diujikan terelebih dahulu pada kelas lain untuk validasi. Oleh karena itu kelas yang digunakan untuk uji validitas adalah kelas VII C. Uji validitas dilakukan dengan bantuan program SPSS seri 17.0. Butir pernyataan dinyatakan valid jika nilai ๐โ๐๐ก๐ข๐๐ >๐๐ก๐๐๐๐. Berikut hasil uji validitas angket:
Item N=25
Tabel 2.1 Hasil Uji Validitas Angket ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐=๐,๐๐๐ Keputusan ฮ=0,05; dk=n-1
No.1
0,387 >0,355
Valid
No.2
0,730 >0,355
Valid
No.3
0,330 <0,355
Tidak Valid
No.4
0,836 >0,355
Valid
No.5
0,387 >0,355
Valid
No.6
0,349 <0,355
Tidak Valid
No.7
0,417 >0,355
Valid
No.8
0,021 <0,355
Tidak Valid
No.9
0,519 >0,355
Valid
No.10
0,071 <0,355
Tidak Valid
No.11
0,417 >0,355
Valid
No.12
0,598 >0,355
Valid
No.13
-0,025 <0,355
Tidak Valid
74
No.14
0,766 >0,355
Valid
No.15
0,793 >0,355
Valid
No.16
0,528 >0,355
Valid
No.17
0,833 >0,355
Valid
No.18
0,341 <0,355
Tidak Valid
No.19
-0,101 <0,355
Tidak Valid
No.20
0,528 >0,355
Valid
No.21
0,771 >0,355
Valid
No.22
0,819 >0,355
Valid
No.23
0,528 >0,355
Valid
No.24
0,833 >0,355
Valid
No.25
0,431 >0,355
Valid
Berdasarkan tabel di atas, dari 25 butir pernyataan terdapat 7 butir soal yang tidak valid. Hal ini dapat dilihat dari nilai ๐โ๐๐ก๐ข๐๐< 0,355. Sehingga diperoleh 18 butir pernyataan valid. Delapan belas butir pernyataan ini kemudian diberikan pada kelas yang digunakan untuk eksperimen, yakni kelas VII D. Angket minat ini diberikan sebanyak dua kali. Yakni pada saat pretest dan posttest. 2) Uji Validitas Tes (Hasil Belajar) Instrumen untuk mengukur hasil belajar siswa sebanyak 30 butir pertanyaan. Uji validitas tes dilakukan dengan menggunakan
75
bantuan program ITEMAN (Item and Test Analysis Program) versi 3.00. Baik tidaknya soal menurut Ebel dan Frisbie (1991: 232) dalam Essentials of Educational Measurement dikategorikan sebagai berikut: Tabel 2.2 Kriteria Validitas Butir Soal Point biserial Keterangan >0,4
Sangat baik
0,3-0,39
Baik
0,2-0,29
Dengan
beberapa
catatan
perlu
perbaikan <0,19
Dibuang
Berdasarkan tabel tersebut bahwa jika nilai ๐โ๐๐ก๐ข๐๐(point biser) lebih dari 0,4 maka butir soal tergolong sangat baik. Jika nilai ๐โ๐๐ก๐ข๐๐ (point biser) antara 0,3 sampai dengan 0,39 maka butir soal tergolong baik. Jika ๐โ๐๐ก๐ข๐๐(point biser) antara 0,2 sampai dengan 0,29 maka butir soal perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada responden. Jika ๐โ๐๐ก๐ข๐๐ (point biser) kurang dari 1,9 maka butir soal tergolong tidak baik sehingga tidak boleh diberikan kepada responden. Ini bisa disebabkan pertanyaan terlalu sulit atau terlalu mudah. Sehingga butir soal
76
dengan ๐โ๐๐ก๐ข๐๐ (point biser) kurang dari 1,9 secara langsung akan gugur(tidak valid). Berikut hasil uji validitas hasil belajar: Tabel 2.3 Hasil Uji Validitas Hasil Belajar No Point Biser Keputusan 1
0,468
Valid
2
0,420
Valid
3
0,718
Valid
4
0,279
Valid
5
0,787
Valid
6
0,569
Valid
7
0,267
Valid
8
0,465
Valid
9
0,401
Valid
10
0,516
Valid
11
0,249
Valid
12
0,219
Tidak Valid
13
0,408
Valid
14
0,582
Valid
15
0,318
Valid
16
0,233
Tidak Valid
77
17
0,417
Valid
18
0,237
Tidak Valid
19
0,507
Valid
20
0,695
Valid
21
0,279
Valid
22
0,261
Valid
23
0,520
Valid
24
0,369
Valid
25
0,369
Valid
26
0,391
Valid
27
0,787
Valid
28
0,059
Tidak Valid
29
0,335
Valid
30
0,329
Valid
Berdasarkan hasil validitas tersebut, dari 30 butir pertanyaan terdapat 5 butir pertanyaan yang tidak valid dan 25 butir pertanyaan yang valid. Dari 30 soal, terdapat 15 butir soal yang tergolong sangat baik, 6 butir tergolong baik, 4 butir soal perlu perbaikan, dan 5 butir soal tidak terpakai (tidak valid).
78
b. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dianggap baik (Riduan, dkk, 2011: 194). Berikut tingkat keterandalan instrumen menurut Suharsimi Arikunto (2006: 276): Tabel 2.4 Tingkat Keterandalan Instrumen Koefisien r Tingkat Keterandalan Antara 0,800 sampai 1,000
Sangat tinggi
Antara 0,600 sampai 0,800
Tinggi
Antara 0, 400 sampai 0,600
Cukup
Antara 0,200 sampai 0,400
Rendah
Antara 0,000 sampai 0,200
Sangat rendah
Berikut hasil uji reliabilitas angket minat dan hasil belajar:
No
Tabel 2.5 Hasil Uji Reliabilitas Angket Minat dan Hasil Belajar Variabel Koefisien Alpha Interpretasi
1.
Minat
0,898
Sangat Tinggi
2.
Hasil Belajar
0,798
Tinggi
2. Data Pretest Pretest diberikan sebelum pembelajaran dimulai untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Hasil pretest diolah menggunakan bantuan program SPSS seri 17.0.
79
a. Minat belajar siswa sebelum diberi perlakuan Untuk menentukan kecenderungan variabel sebagai berikut, setelah nilai minimum (Xmin) dan nilai maksimum (Xmax) diketahui maka selanjutnya mencari nilai rata-rata (Mi) dengan rumus Mi=1โ2 (Xmax+Xmin), mencari standar deviasi (SDi) dengan rumus SDi= 1โ (Xmax-Xmin). Pada minat belajar pretest diperoleh skor maksimal 6 56, dan skor minimal 32. Mean variabel minat sebesar 44,88. Standar deviasi adalah sebesar 4,449. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dikategorikan menjadi 3 kelas sebagai berikut: 1) Rendah
= < Mi - 1Sdi = < 40,43
2) Sedang
= Mi โ 1Sdi sampai dengan <Mi + 1Sdi = 40,43 sampai dengan 49,32
3) Tinggi
= โฅ Mi + 1Sdi = โฅ 49,32
Berikut data minat belajar sebelum diberi perlakuan: Tabel 2.6 Kategori Minat Belajar Siswa Pretest Frekuensi Persentase X<40,43(rendah)
2
6,3%
40,43<x<49,32(sedang) 26
81,3%
x>49,32(tinggi)
12,5%
4
80
Berdasarkan tabel tersebut, minat siswa kelas VII D sebelum diberi perlakuan sebesar 6,3% rendah, 81,3% sedang, dan 12,5% tinggi. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa cenderung sedang. Minat siswa yang tinggi hanya sebesar 12,5 %. Jika digambarkan dalam bentuk diagram pie maka hasilnya adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Diagram Minat Belajar Siswa Pretest b. Hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan Untuk hasil belajar, diperoleh data sebagai berikut, nilai maksimal adalah sebesar 72 dan nilai minimal sebesar 32. Mean sebesar 56,25, besarnya standar deviasi adalah 8,374. Berdasarkan penghitungan tersebut dapat dikategorikan menjadi 3 kelas yaitu:
81
a. Rendah
= < Mi - 1Sdi = < 47,88
b. Sedang
= Mi โ 1Sdi sampai dengan <Mi + 1Sdi = 47,88 sampai dengan 64,62
c. Tinggi
= โฅ Mi + 1Sdi = โฅ 64,62
Tabel 2.7 Kategori Hasil Belajar Siswa Pretest Frekuensi Persentase X<47,88(rendah)
2
6,3%
47,88<x<64,62(sedang) 27
84,4%
x>64,62(tinggi)
9,4%
3
Berdasarkan tabel tersebut, hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan adalah 6,3% rendah, 84,4% sedang, dan 9,4% tinggi. Dari hasil tersebut maka hasil belajar siswa cederung sedang dengan presentase 84,4%. Sedangkan hasil belajar siswa yang tinggi hanya sebesar 9,4%. Jika digambarkan dalam bentuk diagram pie maka hasilnya adalah sebagai berikut:
82
Gambar 2.2 Diagram Hasil Belajar Siswa Pretest a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal. Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan kolmogorov-smirnov dengan bantuan program SPSS 17.0. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.8 Hasil Uji Normalitas Data No Data Kolmogorov Sig
keterangan
Smirnof 1
Minat belajar
0,673
0,756
Normal
2
Hasil belajar
1,023
0,246
Normal
Beradasarkan hasil di atas, skor kolmogorov smirnof minat belajar adalah sebesar 0,673 dengan perolehan Sig sebesar 0,756. Sehingga diperoleh 0,756>0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data minat belajar
83
siswa berdistribusi normal. Pada data hasil belajar diperoleh skor kolmogorov smirnof sebesar 1,023 dengan perolehan Sig sebesar 0,246. Sehingga diperoleh 0,246>0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar berdistribusi normal. b. Uji Hipotesis Uji hipotesis (uji-t) dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan minat belajar dan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan menggunakan media Word Search Puzzle. 3. Data Postest Posttest diberikan kepada siswa setelah pembelajaran selesai dilaksanakan. Posttest diberikan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa setelah diberi perlakuan menggunakan media. Data hasil posttest kemudian diolah dengan bantuan program SPSS seri 17.0. Berikut data hasil posttest: a. Minat belajar siswa setelah diberi perlakuan Tabel 2.9 Kategori Minat Belajar Siswa Postest Frekuensi Persentase x<62,3 (rendah)
1
3,1%
62,3<x<66,58(sedang)
24
75%
x>66,58(tinggi)
7
21,9%
Berdasarkan tabel tersebut, minat siswa setelah diberi perlakuan adalah sebesar 3,1% rendah, 75% sedang, dan 21,9% tinggi. Jika dibandingkan dengan minat belajar sebelum diberi perlakuan (pretest)
84
maka minat belajar siswa yang tinggi mengalami peningkatan, yakni dari 12,5% menjadi 21,9% dengan skor rata-rata 44,88 menjadi 53,00. Sedangkan minat siswa yang sedang mengalami penurunan dari 81,3% menjadi 75%, begitu pula dengan minat siswa yang rendah dari 6,3% menjadi 3,1%. Jika digambarkan dengan diagram pie maka hasilnya adalah sebagai berikut:
Gambar 2.3 Diagram Minat Belajar Siswa Postest b. Hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan Tabel 2.10 Kategori Hasil Belajar Siswa Postest Frekuensi Persentase x<70,74(rendah)
2
6,3%
70,74<x<84,01(sedang) 21
65,6%
x>84,01(tinggi)
28,1%
9
85
Berdasarkan tabel diatas, hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan adalah sebesar 6,3% rendah, 70,74% sedang, dan 28,1% tinggi. Jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan, maka hasil belajar siswa yang tinggi mengalami peningkatan, dari 9,4% menjadi 28,1%. Sedangkan hasil belajar siswa yang sedang mengalami penurunan dari 84,4% menjadi 65,6%. Jika digambarkan dengan diagram pie maka hasilnya adalah sebagai berikut:
Gambar 2.4 Diagram Hasil Belajar Siswa Posttest c. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal. Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan
kolmogorov-smirnov
dengan
bantuan
program SPSS 17.0. Kaidah pengambilan keputusan adalah apabila
86
nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan Sig maka data berdistribusi normal. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.11 Hasil Uji Normalitas Data Postest No Data Kolmogorov Sig Keterangan Smirnof 1
Minat belajar
1,233
0,960
Normal
2
Hasil belajar
0,818
0,515
Normal
Berdasarkan hasil diatas menunjukkan bahwa pada minat belajar, skor kolmogorov smirnof adalah 1,233 dengan Sig sebesar 0,960. Maka 0,960>0,05 sehingga berdasarkan kadiah pengambilan keputusan dapat disimpulkan bahwa data minat belajar siswa berdistribusi normal. Pada hasil belajar siswa, diperoleh skor kolmogorov smirnof sebesar 0,818 dengan Sig sebesar 0,515. Maka 0,515>0,05 sehingga berdasarkan kaidah pengambilan keputusan dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar berdistribusi normal. d. Uji Hipotesis Uji hipotesis (uji-t) dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan minat dan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan menggunakan media Word Search Puzzle. Hasil penghitungan uji-t adalah sebagai berikut, Pada minat belajar diperoleh ๐กโ๐๐ก๐ข๐๐ sebesar
8,430.
Nilai ๐ก๐ก๐๐๐๐ dengan
taraf
87
kepercayaan 5% dan derajad kebebasan df (n-2)=30 adalah senilai 2,04. Maka diperoleh ๐กโ๐๐ก๐ข๐๐ >๐ก๐ก๐๐๐๐ . Sehingga berdasarkan kaidah kriteria pengambilan keputusan maka Ha diterima. Dengan kata lain ada perbedaan yang signifikan minat belajar sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Sedangkan Pada hasil belajar diperoleh ๐กโ๐๐ก๐ข๐๐ sebesar 11,412. Nilai ๐ก๐ก๐๐๐๐ dengan taraf kepercayaan 5% dan derajad kebebasan df (n-2)=30 adalah senilai 2,04, diperoleh ๐กโ๐๐ก๐ข๐๐ >๐ก๐ก๐๐๐๐ . Sehingga berdasarkan kaidah kriteria pengambilan keputusan maka Ha diterima. Dengan kata lain ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan. 4. Nilai Gain Untuk melihat peningkatan minat dan hasil belajar siswa maka data hasil pretest dan posttest dihitung selisihnya menggunakan gain. Uji gain yang digunakan adalah standar gain. Adapun data nilai gain adalah sebagai berikut: a. Gain Minat Belajar Siswa Tabel 2.12 Nilai Gain Minat Belajar Siswa Skor Gain Minat Belajar Gain Skor Skor Score/Kenaikan No Pretest Posttest Skor 1 45 65 0.74 2 44 63 0.68 3 42 62 0.67 4 48 62 0.58
Kriteria Tinggi Sedang Sedang Sedang
88
5 46 65 6 44 63 7 43 66 8 45 63 9 49 65 10 40 68 11 55 67 12 41 64 13 47 63 14 42 66 15 56 68 16 46 62 17 44 64 18 48 66 19 40 63 20 40 67 21 50 64 22 35 63 23 44 62 24 41 70 25 45 68 26 43 64 27 39 63 28 44 63 29 52 65 30 47 63 31 46 62 32 45 63 b. Gain Hasil Belajar Siswa
0.73 0.68 0.79 0.67 0.70 0.88 0.71 0.74 0.64 0.80 0.75 0.62 0.71 0.75 0.72 0.84 0.64 0.76 0.64 0.94 0.85 0.72 0.73 0.68 0.65 0.64 0.62 0.67
Tabel 2.13 Nilai Gain Hasil Belajar Siswa Skor Gain Hasil Belajar Siswa Gain Skor Skor Score/Kenaikan No Pretes Posttest Skor 1 56 80 0.55 2 52 76 0.50 3 60 72 0.30
Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Kriteria Sedang Sedang Rendah
89
4 48 5 60 6 68 7 64 8 52 9 56 10 64 11 52 12 60 13 72 14 52 15 60 16 64 17 32 18 64 19 52 20 36 21 52 22 60 23 56 24 68 25 52 26 56 27 52 28 60 29 48 30 52 31 60 32 60 Sedangkan rata-rata
84 84 68 76 72 76 88 72 72 80 76 92 84 72 64 76 80 88 76 72 80 64 84 80 76 84 72 76 80 perolehan nilai
0.69 0.60 0.00 0.33 0.42 0.45 0.67 0.42 0.30 0.29 0.50 0.80 0.56 0.59 0.00 0.50 0.69 0.75 0.40 0.36 0.38 0.25 0.64 0.58 0.40 0.69 0.42 0.40 0.50 gain minat
Sedang Sedang Rendah Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Rendah Rendah Sedang Tinggi Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Tinggi Sedang Rendah Rendah Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang dan hasil belajar siswa
adalah sebagai berikut: Tabel 2.14 Perolehan Rata-Rata Nilai Gain Komponen Minat Belajar Hasil Belajar Rata-Rata nilai Gain
0,72
0,47
90
Kriteria
Tinggi
Sedang
B. Pembahasan Pengambilan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dilakukan dari tanggal 16 Januari 2014 sampai 6 Februari 2014 di SMP N 4 Wates. Kelas yang digunakan sebagai kelas eksperimen adalah kelas VII D, terdiri dari 32 siswa. Pada pertemuan pertama, kegiatan pembelajaran dimulai dengan tadarus bersama selama kurang lebih 10 menit, dilanjutkan dengan memberi salam pada siswa. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan menanyakan apa yang dimaksud dengan HAM. Selanjutnya guru meminta salah satu siswa untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan HAM. Kegiatan apersepsi dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang akan dipelajari. Setelah kegiatan apersepsi, guru memberikan pretest kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Soal pretest dikerjakan selama 30 menit. Setelah siswa selesai mengerjakan pretest, guru memberikan angket minat unutk diisi oleh siswa. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran. Kemudian
guru
meminta siswa untuk berkelompok, satu kelompok terdiri dari 4 siswa. Pembagian kelompok dilakukan secara acak dengan cara berhitung. Guru
91
meminta siswa untuk duduk sesuai dengan kelompok masing-masing, kemudian guru membagikan lembar Word Search Puzzle kepada siswa. Guru menjelaskan kepada siswa cara mengerjakan Word Search Puzzle. Setelah siswa memahami cara mengerjakan Word Search Puzzle, mereka mulai mengerjakan dengan antusias. Namun terlihat ada beberapa anak yang tidak mau membantu temannya mengerjakan, dan malah mengganggu teman kelompok lain. Kegiatan diskusi selesai, guru menjelaskan satu persatu setiap butir soal. Dan memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Sebelum pelajaran diakhiri, guru memberikan pekerjaan rumah pada siswa untuk menjelaskan 2 butir soal yang telah dikerjakan. Pada pertemuan kedua, kegiatan pembelajaran dimulai dengan tadarus bersama, dilanjutkan dengan mengucapkan salam dan mengulang materi yang telah disampaikan pada pertemuan pertama. Kemudian guru meminta siswa untuk mengumpulkan tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Lalu guru meminta siswa untuk duduk sesuai dengan kelompok masingmasing. Guru memberikan lembar Word Search Puzzle untuk dikerjakan secara berkelompok. Diskusi dilakukan selama kurang lebih 15 menit. Siswa terlihat antusias mengerjakan, dan bertanya kepada guru ketika ada soal yang kurang dipahami. Setelah siswa selesai mengerjakan, guru menjelaskan materi yang kata kuncinya berada pada lembar Word Search Puzzle yang telah
92
dikerjakan oleh siswa. Siswa terlihat mencocokan apakah jawaban mereka benar atau salah. Pada kegiatan penutup, guru bersama dengan siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari. Pada pertemuan ketiga, kegiatan dimulai dengan tadarus bersama kemudian dilanjutkan dengan mengucapkan salam dan mengulang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya guru melanjutkan materi. Setelah satu jam pelajaran selesai, guru memberikan postest kepada siswa, juga memberikan angket minat untuk diisi oleh siswa. 1. Pengaruh Penggunaan Media Word Search Puzzle terhadap Minat Belajar Siswa Instrumen yang digunakan untuk mengukur minat belajar siswa berupa angket minat. Angket minat ini terdiri dari 18 butir pernyataan. Nilai maksimal adalah 4 dan nilai minimal adalah 1. Angket minat diberikan sebanyak dua kali, yakni pada saat sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan. Berdasarkan data yang telah diperoleh, angket minat terlebih dahulu diuji normalitas untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas diperoleh hasil bahwa data berdistribusi normal Setelah diketahui hasil bahwa data berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji-t untuk menguji hipotesis.. Hasil uji-t yang dilakukan terhadap minat siswa adalah sebesar 8,430 (๐กโ๐๐ก๐ข๐๐ ). Nilai ๐กโ๐๐ก๐ข๐๐ ini lebih besar dari
93
nilai ๐ก๐ก๐๐๐๐ . Berdasarkan kadiah pengambilan keputusan, dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ๐กโ๐๐ก๐ข๐๐ > ๐ก๐ก๐๐๐๐ , sehingga hipotesis penelitian diterima (Ha), yaitu ada perbedaan minat belajar siswa setelah diberi perlakuan dengan menggunakan media Word Search Puzzle. Selain angket, peneliti membuat lembar observasi. Lembar observasi ini berisi tentang rangkuman kegiatan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan media Word Search Puzzle. Dalam proses pembelajaran, kelas dibagi menjadi 8 kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 4 siswa. pembagian kelompok ini dilakukan secara acak dengan cara berhitung. Pertama kali diberikan media Word Search Puzzle, siswa belum paham bagaimana cara mengerjakannya. Setelah memahami bagaimana cara kerjanya siswapun mengerjakan lembar Word Search Puzzle secara berkelompok. Siswa tampak antusias mengerjakan, namun ada beberapa siswa putra yang kurang antusias dan malah mengganggu teman kelompok lain. Pada pertemuan kedua, guru kembali memberikan lembar Word Search Puzzle kepada siswa untuk dikerjakan secara berkelompok. Namun pada pertemuan pembagian kelompok dilakukan dengan cara yang berbeda, yakni berdasarkan tempat duduk. Dua meja menjadi satu kelompok. Siswa terlihat lebih antusias dengan pembagian kelompok yang kedua. Selanjutnya guru memberikan Word Search Puzzle untuk dikerjakan siswa. setelah
94
menerima lembar Word Search Puzzle siswapun segera mengerjakan. Mereka tampak antusias mengerjakan. Tidak ada lagi siswa yang saling mengganggu
teman
kelompok
lain.
Mereka
berusaha
untuk
menyelesaikannya sebelum waktu habis. Siswa bertanya kepada guru ketika ada pertanyaan yang kurang dipahami. Siswa mampu bekerjasama dengan baik, mereka saling membagi tugas untuk dapat menyelesaikan Word Search Puzzle dengan cepat. Ada siswa yang mencari jawaban di buku, dan siswa yang lain mencari jawaban di lembar Word Search Puzzle. Dan akhirnya mereka mampu menyelesaikan Word Search Puzzle dengan baik dan tepat waktu. Kempt&Dayton sebagaimana dikutip oleh Azhar Arsyad (2011:21) mengatakan bahwa media dapat diasosiasikan sebagai penarik dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan. Kejelasan dan keruntutan pesan, daya tarik image yang berubah-ubah, penggunaan efek khusus yang menimbulkan keingintahuan menyebabkan sisswa tertawa dan berpikir, yang kesemuanya menunjukkan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media Word Search Puzzle dapat menarik perhatian siswa, sehingga menimbulkan minat bagi diri siswa. Teka-teki yang ada dalam media Word Search Puzzle menimbulkan rasa penasaran bagi siswa, sehingga mereka berusaha untuk menyelesaikannya. Dengan menyelesaikan teki-teki tersebut, siswa akan
95
mengingat kata-kata yang telah mereka temukan, sehingga memudahkan mereka untuk belajar. 2. Pengaruh Penggunaan media Word Search Puzzle terhadap Hasil Belajar Siswa Hasil belajar yang dilihat dalam penelitian ini adalah dalam ranah kognitif. Sehingga penilaian dilakukan dengan tes. Tes dilakukan sebanyak dua kali. Yakni pretest dan posttest. Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan. Posttest dilakukan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa setelah diberi perlakuan. Berdasarkan data yang telah diperoleh, soal dilakukan uji normalitas terlebih dahulu untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas diperoleh hasil data berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji-t untuk menguji hipotesis. Hasil uji-t adalah sebesar 11, 412(๐กโ๐๐ก๐ข๐๐ ). Ini menunjukkan bahwa ๐กโ๐๐ก๐ข๐๐ lebih besar dari ๐ก๐ก๐๐๐๐ . Berdasarkan kaidah pengambilan keputuasan bahwa ๐กโ๐๐ก๐ข๐๐ >๐ก๐ก๐๐๐๐ , maka dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian diterima (Ha), yaitu ada perbedaan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan dengan menggunakan media Word Search Puzzle. Faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah minat. Minat termasuk dalam aspek psikologis. Ketika seseorang menaruh minat terhadap sesuatu maka ia akan memberikan perhatian yang lebih.
96
Dalam penelitian ini, minat siswa mengalami peningkatan setelah diberi perlakuan dengan menggunakan media Word Search Puzzle. Dengan meningkatnya minat, maka hasil belajar pun ikut meningkat. Hal ini telah dibuktikan dengan hasil uji hipotesis yang menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar setelah diberi perlakuan, yakni terjadi peningkatan hasil belajar. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa media Word Search Puzzle berpengaruh terhadap minat dan hasil belajar siswa. C. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti mengalami beberapa keterbatasan, diantaranya: 1. Ada kemungkinan munculnya variabel asing, yakni variabel yang dapat muncul selain variabel yang telah ditentukan. Variabel asing ini juga dapat mempengaruhi hasil yang diharapkan, misalnya kematangan (maturation),
kemunduran
(regression),
pemilihan
(selection),
mortalitas (mortality), dan lain-lain. Yang dimaksud dengan kematangan disini adalah bahwa siswa dapat berubah
selama proses perlakuan,
seperti bertambah usia, lebih bijaksana, lebih kuat, dan bertambah pengalaman.
Perubahan-perubahan
ini
kemungkinan
dapat
mempengaruhi nilai pretest posttest mereka. Selanjutnya yang dimaksud dengan kemunduran adalah ketika peneliti memilih individu untuk kelompok berdasarkan skor yang ekstrim, mereka akan melakukan lebih baik atau lebih buruk pada posttest daripada pretest tanpa menghiraukan
97
perlakuan. Pemilihan subjek juga dapat mempengaruhi hasil penelitian, misalnya siswa yang baik, mau menerima perlakuan dengan baik, atau lebih mengenal perlakuan.
Mortalitas menunjukkan bahwa ketika
sedang berlangsung proses eksperimen, siswa keluar dalam jumlah yang cukup besar dengan beberapa alasan. Ini akan menyebabkan penarikan kesimpulan berdasarkan perolehan skor sulit untuk dilakukan. 2. Pretest mempunyai keuntungan maupun kelemahan. Mereka harus dapat mengatur waktu dan usaha. Mereka juga dapat meningkatkan dugaan subjek mengenai hasil. Pretest dapat mempengaruhi perlakuan eksperimen. Ketika kelakuan dan tes prestasi digunakan sebagai pretest, maka skor pada pretest dapat mempengaruhi skor pada posttest karena subjek dapat mengetahui lebih dulu pertanyaan pada posttest berdasarkan pengalaman mereka pada pretest (Creswel, 2012: 298).
98