45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1 Profile Kabupaten GunungKidul Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Pusat pemerintahan Kabupaten Gunungkidul berada di Kecamatan Wonosari dengan luas sekitar satu per tiga dari luas daerah induknya. Kabupaten Gunungkidul relatif rendah kepadatan penduduknya dibandingkan dengan
kabupaten-kabupaten yang berada pada wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta.
Kabupaten
GunungKidul
berbatasan
dengan Kabupaten
Klaten dan Kabupaten Sukoharjo di utara, Kabupaten Wonogiri di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman di barat. Kabupaten Gunungkidul memiliki 18 kecamatan. Sebagian besar wilayah kabupaten Gunungkidul berupa perbukitan dan pegunungan kapur yang merupakan bagian dari Pegunungan Sewu. Kabupaten Gunungkidul menyimpan kekhasan sejarah yang unik, selain potensi pariwisata, budaya, maupun kuliner. Sesuai namanya, Kabupaten Gunungkidul didominasi oleh pegunungan yang merupakan bagian barat dari Pegunungan Sewu atau Pegunungan Kapur Selatan (dari nama alias inilah "Gunungkidul" diturunkan), yang membentang di selatan Pulau Jawa mulai dari kawasan tersebut ke arah timur hingga Kabupaten Tulungagung. Pegunungan Kidul terbentuk dari batu gamping, menandakan bahwa pada masa lalu merupakan dasar laut. Temuan-temuan fosil hewan laut
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
purba mendukung anggapan ini. Kawasan ini mulai menjadi daratan akibat pengangkatan-pengangkatan tektonik dan vulkanik sejak Kala Miosen. Di bagian utara, yang berbatasan dengan Kabupaten Klaten, terdapat kawasan perbukitan campuran gamping dan batuan beku sisa aktivitas vulkanik purba yang kemudian terhenti yang dinamakan Perbukitan Baturagung. Di selatan Baturagung terletak Cekungan Wonosari, berupa dataran ketinggian menengah yang terbentuk karena aliran Sungai Oya. Sungai ini bermuara ke Sungai Opak. Cekungan Wonosari banyak menyimpan peninggalan dari masa prasejarah, sejakZaman Batu Tua sampai Zaman Batu Baru, yang unik yang tidak dijumpai di kabupaten lain di Yogyakarta. Di bagian timur laut, berbatasan dengan KabupatenWonogiri terdapat pegunungan kecil yang dikenal sebagaiPegunungan Panggung. Berdasarkan
temuan-temuan arkeologi,
kawasan
Gunungkidul
diperkirakan telah dihuni oleh manusia (Homo sapiens) sejak 700 ribu tahun lalu Banyak ditemukan petunjuk keberadaan manusia yang ditemukan di guagua &ceruk-ceruk di perbukitan karst Gunungkidul, terutama di Kecamatan Ponjong. Kecenderungan manusia menempati Gunungkidul saat itu disebabkan sebagian besar dataran rendah di Yogyakarta masih digenangi air. Kedatangan manusia pertama di Gunungkidul terjadi pada akhir periode Pleistosen. Saat itu, manusia Ras
Australoid bermigrasi
dari Pegunungan
Sewu diPacitan, Jawa
Timur melewati lembah-lembah karst Wonogiri, Jawa Tengah hingga akhirnya mencapai pesisir pantai selatan Gunungkidul melalui jalur Bengawan Solo purba. Dari sekitar 460 gua karst di Gunungkidul, hampir setengahnya menjadi hunian manusia purba. Dari 72 gua horizontal di ujung utara Gunung Sewu,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
tepatnya di Kecamatan Ponjong yang terapit Ledok Wonosari di barat dan Ledok Baturetno di timur, 14 goa di antaranya merupakan bekas hunian manusia purba, dan dua di antaranya sudah diekskavasi yaitu Song Bentar dan Song Blendrong. Di ceruk Song Bentar yang pernah menjadi hunian Homo sapiens ditemukan delapan individu yang terdiri dari: 5 dewasa, 2 anak-anak, dan 1 bayi juga ditemukan alat-alat batu seperti batu giling, beliung persegi, dan mata panah. Sementara di Song Blendrong ditemukan banyak tulang, peralatan batu, tanduk, dan serut kerang yang berserakan di lantai ceruk. Selain itu, di Goa Seropan di Kecamatan Semanu juga ditemukan bukti keberadaan manusia purba. Di lorong lama gua itu banyak ditemukan cetakan tulang purba di dinding-dinding lorong. Sementara di lorong baru, yang berada pada kedalaman 60 m, dan baru muncul setelah terjadinya banjir di sungai bawah tanah tahun 2008, ditemukan potongan tulang kaki, gigi, dan rusuk mamalia. Pada waktu Gunungkidul masih merupakan hutan belantara, terdapat suatu desa yang dihuni beberapa orang pelarian dari Majapahit. Desa tersebut adalah Pongangan, yang dipimpin oleh R. Dewa Katong saudara raja Brawijaya. Setelah R Dewa Katong pindah ke desa Katongan 10 km utara Pongangan, puteranya yang bernama R. Suromejo membangun desa Pongangan, sehingga semakin lama semakin rama. Beberapa waktu kemudian, R. Suromejo pindah ke Karangmojo. Perkembangan penduduk di daerah Gunungkidul itu didengar oleh raja Mataram Sunan Amangkurat Amral yang berkedudukan di Kartosuro. Kemudian ia mengutus Senopati Ki Tumenggung Prawiropekso agar membuktikan kebenaran berita tersebut. Setelah dinyatakan kebenarannya, Tumenggung Prawiropekso
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
menasihati R. Suromejo agar meminta izin pada raja Mataram, karena daerah tersebut masuk dalam wilayah kekuasaannya namun R. Suromejo tidak mau, dan akhirnya terjadilah peperangan yang mengakibatkan dia tewas. Begitu juga 2 anak dan menantunya. Ki Pontjodirjo yang merupakan anak R Suromejo akhirnya menyerahkan diri, oleh Pangeran Sambernyowo diangkat menjadi Bupati Gunungkidul I. Namun Bupati Mas Tumenggung Pontjodirjo tidak lama menjabat karena adanya penentuan batas-batas daerah Gunungkidul antara Sultan dan Mangkunegaran II pada tanggal 13 Mei 1831. Gunungkidul (selain Ngawen sebagai daerah enclave Mangkunegaran) menjadi kabupaten di bawah kekuasaan Kasultanan Yogyakarta. Mas Tumenggung Pontjodirjo diganti Mas Tumenggung Prawirosetiko, yang mengalihkan kedudukan kota kabupaten dari Ponjong ke Wonosari. Menurut Mr. R.M Suryodiningrat dalam bukunya ”Peprentahan Praja Kejawen” yang dikuatkan buku de Vorstenlanden terbitan 1931 tulisan G.P Rouffaer, dan pendapat B.M.Mr.A.K Pringgodigdo dalam bukunya Onstaan En Groei van het Mangkoenegorosche Rijk, berdirinya Gunungkidul (daerah administrasi) tahun 1831 setahun seusai Perang Diponegoro, bersamaan dengan terbentuknya kabupaten lain di Yogyakarta. Disebutkan bahwa ”Goenoengkidoel, wewengkon pareden wetan lepen opak. Poeniko siti maosan dalem sami kaliyan Montjanagari ing zaman kino, dados bawah ipun Pepatih Dalem. Ing tahoen 1831 Nagoragung sarta Mantjanagari-nipoen Ngajogjakarta sampoen dipoen perang-perang, Mataram dados 3 wewengkon, dene Pangagengipoen wewengkon satoenggal-satoenggalipoen dipoen wastani Boepati Wadono Distrik kaparingan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
sesebatan Toemenggoeng, inggih poeniko Sleman (Roemijin Denggong), Kalasan serta Bantoel. Siti maosan dalem ing Pengasih dipoen koewaosi dening Boepati Wedono Distrik Pamadjegan Dalem. Makanten oegi ing Sentolo wonten pengageng distrik ingkang kaparingan sesebatan Riya. Goenoengkidoel ingkang nyepeng siti maosan dalem sesebatan nipoen Riya.” Dan oleh upaya yang dilakukan panitia untuk melacak Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul tahun 1984 baik yang terungkap melalui fakta sejarah, penelitian, pengumpulan data dari tokoh masyarakat, pakar serta daftar kepustakaan yang ada, akhirnya ditetapkan bahwa Kabupaten Gunungkidul dengan Wonosari sebagai pusat pemerintahan lahir pada hari Jumat Legi tanggal 27 Mei 1831 atau 15 Besar Je 1758 dan dikuatkan dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Gunungkidul No : 70/188.45/6/1985 tentang Penetapan hari, tanggal bulan dan tahun Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul yang ditandatangani oleh bupati saat itu Drs KRT Sosro Hadiningrat tanggal 14 Juni 1985. Sedangkan secara yuridis, status Kabupaten Gunungkidul sebagai salah satu daerah kabupaten kabupaten yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta dan berkedudukan di Wonosari sebagai ibukota kabupaten, ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 jo Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1950 pada saat Gunungkidul dipimpin oleh KRT Labaningrat. Wilayah Kabupaten Gunungkidul termasuk daerah beriklim tropis, dengan topografi wilayah yang didominasi dengan daerah kawasan perbukitan karst. Wilayah selatan didominasi oleh kawasan perbukitan karst yang banyak terdapat goa-goa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
alam dan juga sungai bawah tanah yang mengalir. Dengan kondisi tersebut menyebabkan kondisi lahan di kawasan selatan kurang subur yang berakibat budidaya pertanian di kawasan ini kurang optimal. Kondisi klimatologi Kabupaten Gunungkidul secara umum menunjukkan kondisi sebagai berikut: Curah hujan rata-rata pada Tahun 2010 sebesar 1.954,43 mm/tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 103 hari/ tahun. Bulan basah 7 bulan, sedangkan bulan kering berkisar 5 bulan. Wilayah Kabupaten Gunungkidul sebelah utara merupakan wilayah yang memiliki curah hujan paling tinggi dibanding wilayah tengah dan selatan. Wilayah Gunungkidul wilayah selatan mempunyai awal hujan paling akhir. Suhu udara rata-rata harian 27,7° C, suhu minimum 23,2°C dan suhu maksimum 32,4°C. Kelembaban nisbi berkisar antara 80 % - 85 %, tidak terlalu dipengaruhi oleh tinggi tempat, tetapi lebih dipengaruhi oleh musim. Kabupaten Gunungkidul mempunyai beragam potensi perekonomian mulai dari pertanian, perikanan dan peternakan, hutan, flora dan fauna, industri, tambang
serta
potensi
pariwisata.
Pertanian
yang
dimiliki
Kabupaten
Gunungkidul sebagian besar adalah lahan kering tadah hujan (± 90 %) yang tergantung pada daur iklim khususnya curah hujan. Lahan sawah beririgasi relatif sempit dan sebagian besar sawah tadah hujan. Sumberdaya alam tambang yang termasuk golongan C berupa : batu kapur, batu apung, kalsit, zeolit, bentonit, tras, kaolin dan pasir kuarsa. Kabupaten Gunungkidul juga mempunyai panjang pantai yang cukup luas terletak di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, membentang sepanjang sekitar 65 Km dari Kecamatan Purwosari sampai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
Kecamatan Girisubo. Potensi hasil laut dan wisata sangat besar dan terbuka untuk dikembangkan.Potensi lainnya adalah industri kerajinan, makanan, pengolahan hasil pertanian yang semuanya sangat potensial untuk dikembangkan. Status gizi serta perilaku kesehatan masyarakat Kabupaten Gunungkidul sampai pada tahun 2011 mengalami pasang surut, berdasarkan dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, saat ini terdapat rata-rata penduduk sakit per tahun sebanyak 5.856 orang, sedangkan Prevalensi Balita Gizi Buruk sebanyak 0,73%. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, pemerintah senantiasa meningkatkan dan melakukan penambahan-penambahan fasilitas kesehatan dengan cakupan yang semakin luas, dekat dengan masyarakat dan dibutuhkan masyarakat. Peningkatan fasilitas tersebut berupa penambahan polindes sebanyak 31 unit, puskesmas keliling sebanyak 42 unit, puskesmas pembantu sebanyak 110 unit, Rumah Sakit Umum tipe C sebanyak 1 unit, dan Laboratorium sebanyak 1 unit. Bentuk wilayah atau fisografi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pola kehidupan sosial budaya pada masyarakat. Unsur sosial budaya merupakan salah satu instrumen penting dalam pembangunan, hal ini terkait perencanaan, sasaran, dan capaian target kinerja pembangunan. Karakteristik sosial budaya masyarakat Gunungkidul adalah masyarakat tradisional yang masih memegang teguh budaya luhur warisan nenek moyang. Sehingga dalam melaksanakan pembangunan, pemerintah berupaya untuk mengadopsi karakteristik sosial budaya agar dapat berimprovisasi dengan kultur masyarakat yang ada.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
Masyarakat Kabupaten Gunungkidul secara umum menggunakan bahasa lokal (bahasa jawa) dalam berkomunikasi, sementara bahasa nasional (bahasa Indonesia) secara resmi dipakai dalam lingkungan formal (kantor, pendidikan, fasilitas umum, dan lain-lain). Organisasi kesenian sebagai budaya yang terus dipupuk dan dilestarikan oleh masyarakat berjumlah 1.878 organisasi, dengan tokoh pemangku adat berjumlah 144 orang. Sementara itu desa budaya yang dikembangkan oleh pemerintah untuk menunjang kesejahteraan masyarakat sebanyak 10 desa budaya, cagar budaya yang dimiliki sebanyak 5 buah serta benda cagar budaya sejumlah 692 buah yang tersebar di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Pergerakan barang dan jasa di Kabupaten Gunungkidul dipengaruhi oleh fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia, salah satunya adalah sarana jalan. Fasilitas tersebut di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2010 berpengaruh dalam menunjang aksesbilitas yang dibutuhkan masyarakat. Panjang jalan nasional sepanjang 61,42 Km, jalan provinsi sepanjang 260,33 Km, dan jalan kabupaten sepanjang 686 Km. Selain sarana dan prasarana jalan, kebutuhan mendasar yang tidak kalah penting adalah penyediaan sarana dan prasarana air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Terkait dengan penyediaan sarana dan prasarana air bersih hambatan utama adalah kondisi geografi Gunungkidul yang berbukit-bukit sehingga membutuhkan investasi yang cukup besar, akan tetapi Pemerintah tetap berupaya mencukupi kebutuhan air bersih bagi masyarakatnya antara lain dengan memanfaatkan sumber air bawah tanah yang tersedia melimpah di Kabupaten Gunungkidul. Optimalisasi terhadap sumber air bawah tanah ini dijadikan solusi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
dan terus ditingkatkan pemanfaatannya untuk menghadapi permasalahan kekeringan yang datang pada musim kemarau. Secara makro ekonomi Kabupaten Gunungkidul perekonomiannya di dominasi sektor pertanian dalam arti luas yang berkontribusi besar terhadap pembentukan PDRB (33,84%). Prioritas utama sektor perekonomian adalah memacu pertumbuhan ekonomi berbasis usaha kecil, menengah dan industri lokal. Sektor ini diharapkan bisa menjadi motor pengerak bagi sektor lainnya akan tetapi ternyata peranannya belum optimal, terbukti kontribusi PDRB Kabupaten Gunungkidul masih didominasi dari sektor pertanian. PDRB Kabupaten Gunungkidul atas dasar berlaku pada tahun 2011 sebesar Rp. 7.250.682, kontribusi PDRB ini sebagian besar diperoleh dari sektor pertanian 33,84%, sektor jasa-jasa 17,30%, dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran 14,60%. Upaya pengembangan sektor perdagangan dan jasa di Kabupaten Gunungkidul terus ditingkatkan. Selain itu, untuk dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi, sektor lain yang diharapkan propektif dapat memberikan kontribusi besar adalah sektor keuangan,sewa dan jasa perusahaan. Perkembangan sektor ini tercermin dalam meningkatnya jumlah koperasi aktif 204 unit dan pasar tradisional sebanyak 39 buah. Kondisi keuangan daerah saat ini semakin membaik, yang tercermin pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada tahun 2011 sebesar Rp. 54.462.418.772,18 yang mengalami kenaikan sebesar Rp. 11.920.387.383,57 (21,89 %) dibandingkan tahun yang lalu, sementara itu rasio PAD terhadap APBD sebesar
5,77%.
Penerimaan
APBD
pada
tahun
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2012
sebesar
Rp.
54
879.921.168.345,86, sedangkan pengeluaran rutin/belanja tidak langsung Rp. 7.746.752.304.399,84 dan pengeluaran pembangunan/belanja langsung sebesar Rp.
2328.575.807.431,5.
Jumlah
Dana
Alokasi
Khusus
(pagu)
Rp.
59.168.700.000,00 dengan realisasi sampai bulan Desember 2012 sebesar Rp. 59.156.800.000 atau 99,98%.1 4.1.2. Visi dan Misi Kabupaten GunungKidul Visi Kabupaten Gunungkidul yaitu : Mewujudkan Gunungkidul sebagai Daerah Tujuan Wisata yang Terkemuka dan Berbudaya menuju masyarakat yang berdaya saing, maju, mandiri, dan sejahtera Tahun 2021” Sedangkan misi yang akan diwujudkan yaitu : 1.
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good governance).
2.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing.
3.
Memantapkan pengelolaan pariwisata yang profesional.
4.
Meningkatkan
infrastruktur
yang
memadai
untuk
menggerakkan
perekonomian yang tangguh berbasis potensi daerah. 5.
Mengembangkan sektor-sektor unggulan daerah dan iklim investasi yang kondusif.
6.
Meningkatkan pengelolaan dan Perlindungan sumber daya alam secara berkelanjutan.
1 www.gunungkidul.go.id
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
IV.1.3. Struktur Organisasi Dinas Pariwisata Kabupaten GunungKidul DINAS PARIWISATA Kepala
: Saryanto, ST
Sekretaris : Antonius Hary Sukmono, ST 1. Subbagian Perencanaan : Supriyanta, SSos, MM 2. Subbagian Keuangan : Dra Heppy Ethiwi, MAP 3. Subbagian Umum : Wakijan, SE Bidang Industri dan Kelembagaan Kepala
: Eli Martono, SIP, MPP, MEng
Seksi : - Indsutri Pariwisata : Nunuk Maryati, SIP, MSi - Kelembagaan
: Yunus Hanafi, BSc
Bidang Pengembangan Destinasi Kepala
: Supartono, ST, MT
Seksi : - Obyek dan Daya Tarik Wisata : Aris Sugiyantoro, SE - Sarana Wisata
: Yohanes Nanang Putranto, SSiT
Bidang Pemasaran Kepala
: Yuni Hartini, SP, MSi
Seksi : - Promosi dan Informasi : Purnomo Sumardamto, SHut, MA, MEng - Bina Usaha Wisata : Sudjarwono, SH
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
IV.1.4. Tugas dan Fungsi Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul Sesuai dengan Peraturan Bupati Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, Dan Tata Kerja
Dinas Pariwisata Kabupaten
Gunungkidul , tugas dan fungsi Bidang Pemasaran adalah sebagai berikut : (1)
Bidang
Pemasaran
mempunyai
tugas
melaksanakan
pembinaan,
pengembangan, dan pengendalian kegiatan usaha, promosi, informasi dan pemasaran wisata. (2)
Bidang Pemasaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15,
Bidang Pemasaran mempunyai fungsi: a.
penyusunan rencana kegiatan Bidang Pemasaran;
b.
perumusan kebijakan teknis di bidang pemasaran;
c.
penyusunan rencana dan penetapan kinerja Bidang Pemasaran;
d.
pelaksanaan pembinaan, pengembangan usaha, promosi dan informasi pariwisata;
e.
pelaksanaan
pengendalian
kegiatan
usaha,
promosi
dan
informasi
pariwisata; f.
pelaksanaan pembinaan dan pengawasan standarisasi usaha pariwisata;
g.
pengkajian analisa pasar pariwisata;
h.
pelaksanaan dan peningkatan promosi wisata;
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
i.
pengembangan kerja sama promosi wisata;
j.
pengembangan informasi pariwisata;
k.
pengendalian dan pelaksanaan norma, standar, pedoman, dan petunjuk operasional di bidang pemasaran; dan
l.
pelaksanaan
monitoring,
evaluasi,
dan
pelaporan
kegiatan
Bidang
Pemasaran. 4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Deskripsi Penemuan Dalam melaksanakan proses ada acuan – acuan dari proses decoding atau perumusan yang dilakukan sebelumnya yaitu branding guidline dan city branding platform. Pemerintah daerah Kabupaten Gunungkidul mengeluarkan peraturan dan kebijakan melalui Dinas Pariwisata dalam melaksanakan proses city branding. proses ini melalui beberapa tahapan sesuai perumusan indicator sebagai berikut; No
Aspek 1 Kebijakan
2
Brand
3 Wisatawan
4
Investor
Tema Pertanyaan *Peraturan (Undang – undang, peraturan daerah) *Visi dan Misi *Tujuan dan Target *Program - Program *Brand Awareness *Brand Asosiasi *Brand Identity *Brand Image *Brand Personality *Brand Ekuitas * Analisa Pasar * Segmentasi * Statistik Pengunjung * Networking
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
5
*Partnership * Sejarah * Latar Belakang Budaya * Karakteristik Warga Lokal * Peran Warga * Pembinaan dan Pelatihan
Budaya
6 Warga
Tabel 1. Susunan Indikator
Bentuk konsep yang ditentukan pada penerapan city branding Kabupaten Gunungkidul berjalan secara komprehensif dan pararel pada semua aspek yang dapat memperkuat city branding yaitu brand yang dirancang sesuai dengan karakteristik
Kabupaten
Gunungkidul,
brand,
kebijakan
pemerintah
daerah,budaya, investasi, budaya, warga local, turis/wisatawan. 4.2.2. Hasil Analisis Data Pada penelitian ini peneliti melakukan kunjungan langsung ke Kabupaten Gunungkidul untuk menemui narasumber dan melakukan wawancara secara langsung. Pada proses wawancara tersebut peneliti menggunakan konsep indicator yang menjadi acuan dalam menyusun pertanyaan – pertanyaan kepada nara sumber. Indikator – indicator tersebut mengacu kepada tinjauan pustaka yang ada pada bab 2 penelitian ini. Namun wawancara dilakukan secara mengalir sehingga terjadi pengembangan pertanyaan – pertanyaan dari peneliti kepada narasumber. 4.2.2.1.Kebijakan Kebijakan adalah salah satu instrument yang mendukung proses city branding. Peneliti melakukan wawancara dengan narasumber di Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul yaitu Ibu Yuni Hartini selaku kabid Pemasaran dan Bina usaha. Peneliti ingin mengetahui dimulainya kegiatan city branding Kabupaten Gunungkidul dalam meningkatkan potensi pariwisata.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
“Sejak kapan Kabupaten Gunungkidul gencar melakukan promosi dalam meningkatkan potensi pariwisata?” “Sejak Otonomi daerah diberlakukan di Indonesia melalui UndangUndang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah .Ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi pemerintah daerah untuk membuktikan kemampuannya dalam melaksanakan kewenangan yang menjadi hak daerah. Pemerintah daerah bebas berkreasi dan berekspresi dalam rangka membangun daerahnya, tentu saja dengan tidak melanggar ketentuan perundang-undangan. Berdasarkan hal tersebut Pemerintah Kabupaten Gunungkidul membentuk Dinas yang akan menangani bidang –bidang tertentu sesuai kebutuhannya, yang salah satunya adalah Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan” Peneliti ingin mengetahui latar belakang dari Kabupaten Gunungkidul dalam melakukan city branding dalam meningkatkan potensi pariwisata. “Apa yang menjadi latar belakang Kabupaten Gunungkidul Melakukan branding?” “Sesuai dengan Visi Kabupaten Gunungkidul “Mewujudkan Gunungkidul sebagai Daerah Tujuan Wisata yang Terkemuka dan Berbudaya menuju masyarakat yang berdaya saing, maju, mandiri, dan sejahtera Tahun 2021” , Peneliti ingin mengetahui target dan tujuan city branding Kabupaten Gunungkidul dalam meningkatkan potensi pariwisatanya. “Apa tujuan dan target dari kegiatan city branding yang dilakukan Kabupaten Gunungkidul?” “Tujuannya adalah melaksanakan promosi wisata dengan memanfaatkan secara maksimal teknologi informasi, pengembangan jaringan kerjasama promosi wisata, koordinasi dengan sektor pendukung pariwisata, promosi wisata nusantara di dalam dan luar negeri dan target yang ingin dicapai adalah semakin tersebarnya informasi tentang potensi wisata dan destinasi wisata di Kabupaten Gunungkidul.” Pada proses city branding memerlukan perencanaan program yang baik sehingga dapat menghasilkan tujuan dan target yang telah ditentukan. Peneliti ingin
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
mengetahui perencanaan program serta program – program yang telah dilaksanakan oleh Kabupaten Gunungkidul. “Apa saja program – progam Kabupaten Gunungkidul selama periode 2016 dan perencanaan program – program Kabupaten Gunungkidul selama periode 2017 untuk mendukung kegiatan city branding khususnya promosi potensi objek wisata ?” “Adapun program – program promosi Kabupaten Gunungkidul selama periode tahun 2016 adalah;Analisa pasar ,Peningkatan Pemanfaatan TI, Pengembangan Jaringan Kerjasama, Pelaksanaan Promosi, Melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya untuk menunjang promosi wisata” Pada kegiatan promosi diperlukan anggaran untuk mendukung kegiatan promosi. Angaran merupakan salah satu kebijakan dari pemerintah daerah kabupaten Gunungkidul dalam melaksanakan proses promosi dalam rangka city branding Kabupaten Gunungkidul. “Berapa anggaran yang dianggarkan pemerintah daerah Kabupaten Gunungkidul dalam melakukan branding?” “Budget yang dianggarkan oleh pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk promosi adalah Rp.1.702.715.000.000,- dengan alokasi seperti program – program yang telah direncanakan pada periode 2016 – 2017 disamping itu juga untuk pengadaan booklet, leaflet, paper bag, kalender wisata, peta wisata, peta jalur wisata, branding mobil wisata, lomba foto, lomba video pendek, pemilihan dimas diajeng sekaligus pembekalannya, dan pelatihan untuk pemandu wisata.”
Branding yang dilakukan Kabupaten Gunungkidul memiliki tujuan jangka panjang yang ingin dicapai oleh pemerintah daerah. “Apa tujuan jangka panjang dari kabupaten Gunungkidul khususnya di sektor pariwisata?” “Tujuan jangka panjang adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat khususnya di sektor pariwisata”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
“Dengan adanya logo, slogan, promosi - promosi yang dilakukan maka kabupaten Gunungkidul sudah melakukan yang nama namanya branding. Seberapa besar dukungan yang diberikan pemerintah daerah Kab. Gg.Kidul dalam program ini?” “Pemerintah Daerah pastinya mendukung dengan program baru dari SKPD yang melakukan sesuatu yang baru demi kemajuan Gunungkidul” Proses branding yang dilakukan oleh Kabupaten Gunungkidul selaku salah satu kabupaten Daerah istimewa Yogyakarta juga harus mendapatkan dukungan dari pemerintah provinsi Daerah istimewa Yogyakarta. Hal ini juga disampaikan oleh Ibu kencana selaku analis sub bidang kesejahteraan rakyat Bappeda DIY. “Dalam membangun brand sebuah daerah , tidak luput dari beberapa factor seperti kekuatan brand itu sendiri, arahan investasi, kekuatan masyrakat local, Budaya, dan kebijakan? Apa dan bagaimana bentuk dukungan dari pemerintah Provinci Daerah Istimewa Jogjakarta untuk mendukung program pembangunan daerahnya?” “Pemerintah Daerah DIY menyusun Perda no 1 tahun 2012 tentang RIPPARDA (Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah DIY) dan Pemkab GK menyusun Perda Kab GK no. 3 tahun 2014 tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten GK). Detail bisa dilihat di file Ripparda dan Ripparka yang saya attach.” “Menteri Arief Yahya menjadikan sector pariwisata sebagai andalan perolehan devisa baik devisa negara maupun pendapatan daerah , Apakah yang dilakukan provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta untuk mendukung program dari kementerian pariwisata ini?” “Menyusun Ripparda (Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah DIY) yang dituangkan dalam Perda No, 1 Tahun 2012. bisa dilihat di file Ripparda” 4.2.2.2.Brand Potensi daerah yang menjadi kekuatan dari kegiatan city branding kabupaten Gunungkidul. Peneliti ingin mengetahui potensi daerah yang memiliki daya tarik bagi wisatawan di Kabupaten Gunungkidul.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
“Apa potensi daerah yang menjadi kekuatan dan memiliki daya Tarik dari Kabupaten Gunungkidul ?” “Wisata alam pantai, Wisata alam Goa, Wisata Kuliner, Atraksi wisata dan budaya ,Daya Tarik Wisata Berbasis Buatan, Wisata Pendidikan” Potensi
daerah
yang
dimiliki
oleh
Kabupaten
Gunungkidul
harus
dikomunikasikan kepada khalayak luas agar dapat diketahui. Strategi komunikasi yang baik dapat menjadi salah satu factor penentu keberhasilan penyampaian pesan. Jika pesan yang dapat diterima dengan baik, maka akan mendapat feedback dari penerima pesan. Peneliti ingin mengetahui cara yang dilakukan oleh Kabupaten Gunungkidul agar khalayak menerima pesan mengenai keberadaan potensi daerah yang dimiliki Kabupaten Gunungkidul. “Bagaimana cara yang dilakukan agar masyarakat luar tertarik dengan dengan apa yang ditawarkan oleh Kabupaten Gunungkidul ?” “Dengan melakukan berbagai kegiatan dijabarkan pada point - point diatas”
promosi
sebagaimana
Unique Selling daerah menjadi salah satu kekuatan sebuah daerah ketika melakukan
city
branding.
Unique
selling
daerah
menjadi
diferensiasi
dibandingkan dengan daerah lainnya. Unique selling daerah juga menjadi salah satu kekuatan yang dapat dijadikan kekuatan sebuah brand . sehubungan dengan hal ini peneliti ingin mengetahui Unique selling daerah yang dimiliki oleh Kabupaten Gunungkidul.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
“Unique Selling apa yang ditawarkan oleh Kabupaten Gunungkidul yang membedakan dengan daerah lain ?” “Daya tarik wisata unggulan alam pantai, daya tarik wisata unggulan alam pegunungan, daya tarik wisata unggulan alam bentang alam Karst serta masyarakatnya yang masih mengedepankan tradisi gotong royong dan keramah tamahan” Hal yang sama juga diungkapkan oleh seorang pengunjung yaitu Dwi, yang sempat diwawancarai oleh peneliti. “Bagaimana menurut Anda objek wisata ini ( pantai Sepanjang)? “ cukup bagus, masih asri dengan background tebing yang bagus dan tidak terlalu ramai. Namun terlalu banyak pedagang sehingga mengurangi keindahan dan kebersihan pantai” Media televisi merupakan salah satu alat promosi yang memiliki pengaruh dalam penyebaran informasi. Pada saat ini banyak media televisi memiliki program – program yang meliput tempat – tempat wisata di Indonesia. “Apakah Kabupaten Gunungkidul menjalin kerjasama dengan pihak televise untuk mempromosikan objek - objek wisata yang ada di Kabupaten Gunungkidul?” “Selama ini telah terjalin kerjasama dengan Media Elektronik baik TV Nasional Maupun TV Lokal untuk menayangkan spot-spot wisata Kabupaten Gunungkidul, disamping itu juga kegiatan- kegiatan yang dilakukan di obyek wisata juga diliput oleh media tersebut.” Dalam kegiatan promosi erat kaitannya dengan pesan yang ingin disampaikan. Dan pesan ini harus kreatif secara visual seperti dalam bentuk logo, slogan, tagline, jingle dan sebagainya. “Apakah program Kabupaten Gunung Kidul dalam melakukan kegiatan promosinya memperhatikan hal tersebut?” “Kabupaten Gunungkidul mempunyai slogan atau tagline untuk mendukung kegiatan promosi wisatanya. Tagline yang selama ini dipakai adalah “EXOTIC GUNUNGKIDUL”. Tagline ini mulai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
dipublikasikan sejak tahun yang lalu tepatnya 2016. Tahun ini ada program untuk lomba branding wisata Gunungkidul” Pada kegiatan promosi ada alat – alat yang digunakan untuk mendukung kegiatan promosi. Alat – alat tersebut sering disebut promotion mix. Peneliti ingin mengetahui alat – alat promosi yang digunakan Kabupaten Gunungkidul dalam mendukung proses city brandingnya. “Bentuk iklan seperti apa yang telah dan akan dilakukan oleh kabupaten Gunung Kidul? “Kabupaten Gunungkidul menggunakan baik jasa iklan cetak maupun elektronik sebagai sarana untuk memasarkan produk-produk pariwisatanya. Iklan cetak tersebut berupa Banner, Baliho, Spanduk, Bookleat, Leaflet dan Brosur. Sedangkan Elektronik Kab. Gunungkidul juga menjalin kerjasama dengan partner swasta seperti stasiun-stasiun TV baik local maupun nasional seperti RCTI, ANTV, TRANS TV dan sebagainya” “Bentuk promosi penjualan seperti apa yang telah dan akan dilakukan oleh kabupaten Gunung Kidul?” “Promosi Penjualan Kami lakukan melalui kegiatan TRAVEL DIALOG dimana dalam kegiatan ini kami bekerjasama dengan lembaga swasta seperti lembaga-lembaga pendidikan, perusahaan-perusahaan sektor swasta baik di Gunungkidul maupun di luar DIY yang terdiri dari Birobiro dan Agen-agen perjalanan, juga melibatkan pengrajin dan pelaku seni dan sebagainya.” “Kegiatan hubungan masyarakat dan publisitas apa yang telah dan akan dilakukan oleh kabupaten Gunung Kidul?” “Hubungan masyarakat atau publisitas Kab. Gunungkidul bekerjasama dengan asosiasi-asosiasi yang ada seperti misalnya POKDARWIS, Para pelaku wisata kuliner, toko oleh oleh, hotel/penginapan, dan Desa Wisata” “apakah Kabupaten Gunungkidul juga melakukan pameran untuk mengenalkan potensi pariwisatanya?”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
“Kabupaten Gunungkidul khususnya Pariwisata mempunyai agenda event untuk menyelenggarakan pameran wisata yang sejauh ini telah banyak digelar di kota-kota besar di Indonesia seperti Surabaya, Bandung, Semarang, Batam, Tahun 2017 ini kami mengagendakan untuk pameran sebanyak 6 kali, baik di Jawa dan luar jawa” “Bagaimana peran promosi dari mulut ke mulut melalui travel bloger, komunitas backpacker, web site, internet, maupun review dari para traveler?” “Untuk memasifkan promosi wisata Kab. Gunungkidul kami juga menjalin relasi dengan komunitas Blogger, Website, Komunitas Sosial Media khususnya yang bertema atau mempunyai peminatan di bidang pariwisata.” Branding memiliki hubungan erat dengan positioning. Positioning suatu daerah berkaitan dengan citra serta karakteristik daerah tersebut. Dalam kegiatan promosi Kabupaten Gunungkidul memiliki tujuan, pesan atau citra yang ingin dibentuk. “citra daerah seperti apa yang ingin ditonjolkan oleh Kabupaten Gunungkidul kepada khalayak luas?” “JOGJA ISTIMEWA adalah citra yang menjadi acuan untuk kabupaten Gunungkidul dan juga seluruh kabupaten di wilayah Jogja.” Slogan merupakan salah satu alat positioning
sebuah daerah. Karena slogan
sebuah daerah mewakili citra dan karakteristik daerah tersebut. Maka dalam penentuan slogan Kabupaten Gunungkidul disesuaikan dengan karakteristik budaya, warga local, serta tipografi Kabupaten Gunungkidul. Brand tidak sekedar dirancang tetapi juga dapat mewakili karakteristik kota tersebut. “Apa arti dari slogan Handayani dan logo handayani?” “Hijau . Penghijaun harus terus dilakukan, karena penghijauan sebagai kunci dari pembangunan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
Aman . Suasana di gunungkidul harus senantiasa aman dan tenteram demi mewujudkan stabilitas nasional Normatif . Semua kegiatan aparatur pemerintah dan masyarakat senantiasa berpedoman dengan undang2 dab hukum yang berlaku demi mewujudkan masyarakat yang sadar terhadap hukum D - Dinamis . Dalam melaksanakan pembangunan, masyarakat dilandasi dengan penuh semangat jiwa dan tenaga, sehingga mudah beradaptasi dengan lingkungan dan mencapai keberhasilan Yakin . Keyakinan sebagai modal dasar untuk melangkah dalam menjalankan program2 kerja, baik dalam bertindak ataupun dalam mengambil keputusan, sehingga permbangunan akan berhasil dengan baik dan lancar. Asah Asih Asuh . Dalam melaksanakan pembangunan, senantiasa mengembangkan
sikap
mendidik
dengan
penuh
kasih
sayang,
membimbing dan memelihara supaya berkemampuan untuk menjadi mandiri. Nilai Tambah . Hasil dari setiap apa yang dilakukan diharapkan akan mempunyai nilai tambah yang nantinya akan menaikkan kesejahteraan masyarakat Indah. Keindahan Gunungkidul harus senantiasa dijaga, baik objek2 wisata, budaya, religi, dan sejarah. sehingga akan meningkatkan pendapatan daerah setempat”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
4.2.2.3.Wisatawan/turis Penentuan segmentasi merupakan hal penting dan tidak dapat diabaikan. Dari beberapa segmentasi yang dituju , perlu ditetapkan segmentasi yang dianggap potensial. Dalam hal ini segmentasi yang dimaksud adalah segmen yang memiliki demand. Segmentasi yang dimaksud pada penelitian ini adalah wisatawan yang menjadi segmentasi dari potensi daerah Kabupaten Gunungkidul. Sehingga peneliti ingin mengetahui segmentasi dari kegiatan promosi yang dilakukan oleh Kabupaten Gunungkidul “Siapakah segmentasi dari program-program promosi yang dilakukan oleh Kabupaten Gunungkidul?” “Segmen usia : remaja, pelajar, mahasiswa dan karyawan “Segmen Geografis : Wisatawan Nusantara dan Mancanegara” Media massa dianggap sebagai media yang mampu menjangkau sasaran secara lebih luas. Kabupaten Gunungkidul menggunakan beberapa media untuk menunjang kegiatan promosinya. Peneliti ingin mengetahui media – media yang digunakan oleh Kabupaten Gunungkidul dan media yang memiliki pengaruh paling tinggi. “Apa saja media yang digunakan untuk menunjang kegiatan promosi kabupaten Gunungkidul?” “Media yang digunakan untuk menunjang kegiatan promosi adalah media cetak, elektronik, media online, dan media social” “Media apa yang dianggap paling berperan dalam meningkatkan brand awareness masyarakat tentang Kabupaten Gunungkidul ?” “Media elektronik dan Media Sosial” Hal ini didukung oleh pernyataan Dwi, ketika mengunjungi Pantai sepanjang yang peneliti wawancara.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
“darimana Anda mengetahui atau mendapatkan informasi tentang wisata di kabupaten Gunungkidul?” “ dari teman dan dari media sosial” Media social merupakan media baru, namun perkembangannya sangat pesat. Media social yang memiliki pengaruh terhadap city branding Kabupaten Gunungkidul “Apakah media social sangat berpengaruh ?” “Media Sosial Facebook, Twitter dan Instagram sangat berpengaruh terhadap program promosi” Perbedaan yang unik dari kabupaten Gunungkidul yang merupakan daya tarik tersendiri bagi turis dibandingkan dengan daerah lain baik dari sisi kebudayaan, pariwisata, adat istiadat maupun kehidupan penduduk lokal dalam keseharian. “Apa Perbedaan yang unik dari Kabupaten Gunung Kidul yang kira – kira dapat menarik perhatian turis, dibandingkan daerah lain? Baik dari sisi kebudayaan, pariwisata, adat istiadat maupun kehidupan penduduk local dalam keseharian. Dan dengan pembeda tersebut turis akan kembali lagi ke Kabupaten Gunung Kidul”?. “Gunungkidul memiliki segudang destinasi wisata yang unik dan menarik untuk dijelajahi. Gunungkidul juga mempunyai kuliner-kuliner ekstrim seperti belalang goreng yang merupakan makanan khas Gunungkidul, kaya juga akan pantai-pantai pasir putih yang indah, Goa-goa eksotik dan tebing-tebing terjal di pesisir pantai. Banyaknya potensi-potensi wisata di Gunungkidul inilah yang menjadi kekuatan daya tarik utama karena keunikan dan kekhasannyalah mampu menarik minat para wisatawan lokal maupun manca untuk selalu datang berkunjung. Keunikan ynag lain adalah Gunungkidul termasuk dalam wilayat karst, formasi batuan unik yang masuk dalam Global Geopark Network UNESCO”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
“Apa strategi pemerintah daerah untuk menarik turis local maupun turis mancanegara untuk dating ke Kab.Gunung Kidul” “Strategi Kab. Gunungkidul untuk mempromosikan pariwisata adalah Melalui jaringan social media Website, blog dan juga melalui pameran yang digelar pihak ketiga seperti ARSITA Jogja dimana kemudian kami akan menitipkan browser atau leaflet dsb sebagai alat promosi wisata Kab. Gunungkidul. Hal menarik yang dijual tentu saja keunikan obyek wisata dan pelayannya”. Sebelum menetapkan startegi branding dan kegiatan promosi
sebuah daerah
memerlukan analisis pasar agar keputusan dalam menentukan startegi dan pelaksanaan strategi tersebut dapat efektif dan efisien. “apakah Pemerintah daerah melakukan riset kecil terhadap turis local maupun turis mancanegara tentang persepsi mereka terhadap Kabupaten Gg.Kidul sebelum menetapkan strategi promosi?” “Pemerintah daerah telah melakukan riset kecil dengan cara analisa pasar pariwisata yang diselenggarakan dari Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA. (terlampir)” “Tempat – tempat wisata / adat –istiadat / budaya mana/apa sajakah yang menjadi favorit turis jika dating ke Kab.Gg.kidul?” “Semua obyek turis domestik dan mancanegara senang dengan obyek di GK dan semua tergantung dengan kebutuhan turis tersebut mau wisata minat khusus atau yang lain. Semua ada di Gunungkidul.” Media – media promosi yang digunakan oleh Kabupaten Gunungkidul memiliki pengaruh terhadap kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Gunungkidul. Peneliti ingin mengetahui peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Gunungkidul. “Berapa jumlah wisatawan yang berkunjung Gunungkidul Tahun ?
ke Kabupaten
“Pada tahun 2011 jumlah wisatawan amncanegara dan wisatawan nusantara berjumlah 616.696 maka di tahun 2012 mengalami pertumbuhan sebanyak 13% menjadi 1.000.387. Pertumbuhan wisatawan terus bertumbuh pada tahun 2013 menjadi 1.337.438 yang berarti mengalami pertumbuhan sebanyak 18%. Dan pada 2014 jumlah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
ini pun semakin meningkat jumlah wisatawan menjadi 1.955.807 jika dipersentasikan menjadi 26%. Jumalah wiasatawan mancanegara dan nusanatara pada tahun 2015 menjadi 2.642.759 yang berarti pertumbuhannya sekitar 35%., dapat dilihat pada table pengunjung” Wisatawan No.
Tahun Anggaran Mancanegara
Nusantara
Jumlah
1.
2011
1.299
615.397
616.696
2.
2012
1.800
998.587
1.000.387
3.
2013
3.751
1.333.687
1.337.438
4.
2014
3.060
1.952.747
1.955.817
5.
2015
4.125
2.638.634
2.642.759
Tabel III. Data pengunjung wisatawan di Kabupaten Gunung Kidul.
4.2.2.4.Investasi Kegiatan city branding tidak dapat lepas dari instrument investasi. Investasi diperlukan sebuah daerah untukemmbangun sarana prasarana serta fasilitas – fasilitas pendukung. “untuk mengembangkan potensi daerah tentu saja dibutuhkan infrastruktur , infrastruktur -infrastruktur apa sajakah yang sudah diwujudkan Kabupaten Gg.Kidul untuk meningkatkan potensi - potensi daerah sehingga mecapai sesuatu yang lebih baik?” “Sarplas jalan sudah dan sedang dilakukan unrtuk menunjang seperti Jalan Jalur lintas selatan dan pengeprasan jalan yang susah diakses, rambu2 petunjuk jalan sudah di perbanyak untuk mempermudah akses.” “Apakah pemerintah daerah melakuakan kerjasama dengan pihak swasta dalam membangun networking agar promosi Kab.Gg kidul dapat dilakukan maksimal? Hal ini juga dapat memancing investor untuk berinvestasi, atau pemerintah pusat, atau Negara lain?” “Pihak swasta namun dari sosmed”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
Salah satu pengunjung objek wisata juga menyatakan harapan bahwa fasilitas pendukung perlu ditingkatkan dan diperbanyak seperti hotel atau resort yang dapat dikelola dengan menggaet investor. “Bagaimana fasilitas objek wisata di Kabupaten Gunungkidul?” “cukup baik, jalanan bagus, petunjuk arah juga jelas, fasilitas umum seperti toilet juga ada. Namun perlu ditingkatkan kerapihan dan kebersihan saja” “Apa harapan Anda kedepannya tentang objek – objek wisata di Kabupaten Gunungkidul? “ Harapan saya objek wisata di sini lebih dikemas secara baik, dikelola lebih rapi,dan lebih banyak fasilitas pendukung seperti rumah makan, hotel, atau paket – paket wisata agar memudahkan untuk pengunjung dalam memilih objek wisata. Karena objek wisata cukup banyak disini.” 4.2.2.5. Budaya “Dalam kegiatan Promosi kabupaten Gunung Kidul memilki tujuan, pesan atau citra seperti apa yang ingin dibentuk oleh pemerintah daerah ? misalnya makasar punya tujuan menjadikan makasar smart city mereka memiliki aplikasi khusus ttg kota makasar agar mempermudah masyarakat local maupun wisatawan untuk lebih mengenal makasar. Atau Solo ingin menjadi spririt of java menjadi kota yang memiliki jiwa atau adat yang sangat kental.” “JOGJA ISTIMEWA adalah citra yang menjadi acuan untuk kabupaten Gunungkidul dan juga seluruh kabupaten di wilayah Jogja.” “Bagaimana citra Kabupaten Gunung Kidul menurut Bpk/Ibu?” “Gunungkidul dahulu mempunyai citra susah air namun sekarang sudah lain cerita untuk obyek wisata ada berbagai macam dan masyarakat berlomba untuk mengelola atau menemukan obyek baru” Ibu kencana dari Bappeda DIY menambahkan mengenai kondisi budaya local Kabupaten Gunungkidul.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
72
“Apakah potensi utama yang dimiliki kabupaten Gunung Kidul agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyaratnya? Apakah sector budaya, pariwisata, perdagangan, pertanian atau lainnya?” ”Pariwisata menjadi potensi utama kab GK. Terbukti, pengembangan pariwisata di wilayah ini telah menaikkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari 4M pada tahun 2012 menjadi 24 M pada tahun 2016.” “Kabupaten Gunung Kidul merupakan salah satu kabupaten yang memiliki stigma merupakan daerah miskin, tandus dan taraf kehidupan yang masih rendah. Apakah hal itu benar? Jika benar , apa factor – factor yang menyebabkan hal tersebut?” “Data tahun 2013, Gunungkidul menduduki angka kemiskinan tertinggi se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Namun, prosentase kemiskinan Kabupaten Gunungkidul berdasarkan rilis yang diterima dari Badan Pusat Statistik tahun 2013 menurun 1,01 persen. Dari 22,71 persen pada tahun 2012 menjadi 21,7 persen pada tahun 2013. Menurut perhitungan BPS, transaksi mewakili daya beli masyarakat. Tradisi yang menjadi budaya, masyarakat Gunungkidul lebih senang menyimpan dan melakukan barter dibandingkan transaksi perdagangan hasil panen. Dengan kebiasaan ini seolah-olah tidak terjadi peningkatan konsumsi masyarakat sehingga Gunungkidul ditetapkan sebagai kabupaten tertinggi yang memiliki banyak penduduk miskin di DIY. Namun, Kabupaten Gunungkidul sejatinya mempunyai ketahanan pangan yang baik. Hingga tahun 2015.” 4.2.2.6. Warga “Dalam menghadapi era globaliasi dan persaingan apa yang dilakukan pemerintah daerah untuk mempersiapkan penduduk local dalam menghadapi situasi tersebut?” “Menyiapkan sumber daya manusia masyarakat agar tidak kaget dengan cara pelatihan pelatihan Bina Usaha” Dalam meningkatkan potensi pariwisata , pasti berkaitan dengan jasa atau hospitality ( hotel, travel). “Apakah pemerintah daerah Kab.Gunung Kidul memiliki program atau pelatihan – pelatihan atau sosialiasi dalam peningkatan kompetensi penduduk local dalam melayani turis?” “Pelatihan pemanduan setiap tahun dilakukan berisi materi bahasa inggris”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
Ibu kencana dari Bappeda DIY menambahkan mengenai kondisi warga local kabupaten gunungkidul. “Kabupaten Gunung Kidul adalah merupakan bagian dari provisi Daerah Istimewa Jogjakarta. Seperti apakah latar belakang masyarakat Kabupaten Gunung Kidul? Baik pendidikan, social budaya, ekonomi, agama dan lain – lain” “Secara sosial ekonomi, GK masih menjadi kabupaten yang paling miskin di DIY. Hingga tahun 2015, Secara kependudukan, berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas 2015), mayoritas penduduk GK (65,46%) berusia produktif, yakni 15-64 tahun. Degan demikian angka ketergantungan (dependency ratio) GK adalah sebesar 52,77.Ini berarti, setiap 100 penduduk usia produktif di GK menanggung sekitar 53 penduduk usia muda dan tua. Secara pendidikan, Angka Partisipasi Sekolah hasil susenas pun menunjukkan bahwa seluruh penduduk GK usia 7-15 tahun bersekolah pada jenjang pendidikan SD dan SMP. Namun, hanya 77,18 % penduduk usia 16-18 tahun yang melanjutkan pendidikannya ke SMA dan hanya 20,04% yang berkuliah. Lebih lanjut, menarik juga untuk diketahui bahwa 15, 20% penduduk GK yang berusia 10 tahun ke atas masih buta huruf. Sementara itu di Kabupaten Gunung Kidul pun tercatat sebagai daerah yang memiliki rata-rata lama sekolah terendah diatara kabupaten.kota lainnya” “Program – program pemberdayaan masyrakat seperti apa yang diberikan pemerintah Daerah Istimewa Jogjakarta untuk mendukung kesejahteraan masyrakat Kabupaten Gunung Kidul?” Pembentukan LPMD, BUMDES, Posyandu, PKK, dan Desa Prima (Perempuan Indonesia Maju Mandiri). Bisa dianalisis dari file RKPD 2018 sektor Pemberdayaan Masyarakat dan file Desa Prima. 4.3.Pembahasan. 4.3.1. Kebijakan City Branding Kabupaten Gunungkidul Berdasarkan hasil wawancara peneliti dan narasumber , bahwa menggeliat kota – kota dan kabupaten – kabupten melakukan city branding adalah berawal dari Undang – undang otonomi daerah yang mengizinkan setiap daerah memiliki kewenangan untuk mengolah daerahnya. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
74
City branding lahir dari kebijakan otonomi daerah yang diberlakukan di Indonesia melalui Undang – undang Nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah. Pelaksanaan otonomi daerah merupakan titik focus yang penting dalam rangka memperbaiki kesejahteraan rakyat. Pengembangan suatu daerah dapat disesuaikan oleh pemerintah daerah dengan potensi dan kekhasan daerah masing – masing. Otonomi daerah ini memberikan hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan perundang – undangan. Kebijakan otonomi daerah merupakan cikal bakal dari pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi daerahnya secara mandiri. Pemerintah daerah lebih mengetahui portensi mana sajakah yang dapat menjadi andalan daerah dan menetapkan strategi – strategi yang lebih aplikatif , efisien , efektif sesuai dengan kemampuan dan karakteristik daerah. City branding daerah – daerah di Indonesia juga digerakkan oleh peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 50/2011 tentang rencana Induk pembangunan kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025 maka disebutkan bahwa tujuan pembangunan kepariwisataan nasional yaitu mengkomunikasikan destinasi pariwisata Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif, efisien, dan bertanggung jawab. Salah satu hal yang perlu digarisbawahi yaitu
mengkomunikasikan
(
dalam
hal
ini
kepariwisataan
Indonesia)
menggunakan media pemasaran secara efketif, efisien dan bertanggung jawab. Kabupaten Gunungkidul merupakan bagian dari daerah propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sehingga setiap kebijakan – kebijakan yang dibuat untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
75
mendukung program city branding harus sejalan dengan kebijakan pemerintah daerah Daerah Istimewa Yogyakairta. Pemerintah Provinsi Daerah istimewa Yogyakarta mengeluarkan peraturan daerah provinsi daerah istimewa Yogyakarta Nomor 1 tahun 2012 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012 -2025 yang memiliki visi terwujudnya Yogyakarta sebagai destinasi pariwisata berbasis budaya terkemuka di Asia tenggara , berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, mampu mendorong pembangunan daerah untuk kesejahteraan masyarakat. Kebijakan – kebijakan inilah yang menjadi landasan dasar dari Kabupaten Gunungkidul dalam melakukan proses city brandingnya. Dalam penetapan visi misi serta program – program city branding. Sesuai dengan Peraturan Bupati Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016 maka Bidang pemasaran memiliki tugas dan fungsi dalam bidang pemasaran wisata Kabupaten Gunungkidul. Dalam melaksnaakan tugasnya yaitu pembinaan, pengembangan dan pengendalian kegiatan usaha, promosi , informasi dan pemasaran wisata tentu Dinas Pariwisata perlu di dukung oleh kebijakan yang menjadi landasan kerjanya. Pemerintah daerah mendukung dengan program baru Satuan kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang melakukan sesuatu yang baru demi kemajuan Gunungkidul. Namun tidak setiap program kerja didukung oleh kebijakan. Adapun Dasar Hukum Pelaksanaan dalam melakukan kegiatan – kegiatan kepariwisataan kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut: 1. Undang – undang RI Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
76
2. Peraturan Daerah Provinsi daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 tahun 2012 tentang Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012- 2025 3. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 5 Tahun 2013 tentang Kepariwisataan; 4. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 68 Tahun 2011 tentang Uraian Tugas Dinas Pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Gunungkidul. Sesuai dengan wawancara peneliti dengan narasumber, bahwa strategi – strategi yang dilakukan dan akan dilakukan dituangkan dalam program – program kerja tahun 2016 dan tahun 2017. Dimana program – program tersebut memiliki tujuan meningkatkan brand awareness masyarakat tentang pariwisata Kabupaten Gunungkidul. Dalam program – program yang sesuai dengan visi dan misi Kabupaten Gunungkidul melaksanakan kegiatan – kegiatan promosi dalam mengembangkan potensi pariwisatanya. Namun tentu saja hal ini memerlukan dukungan dana yang dianggarkan pada APBD kabupaten Gunungkidul . Berdasarkan wawancara dengan narasumber , pada tahu 2016 – 2017 anggaran yang
dianggarkan
untuk
program
–
program
promosi
adalah
Rp.1.702.715.000.000,-. Anggran ini juga termasuk pengadaan booklet, leaflet, paper bag, kalender wisata, peta wisata, peta jalur wisata, branding mobil wisata, lomba foto, lomba video pendek, pemilihan dimas diajeng sekaligus biaya pembekalan dan pelatihan pemandu wisata. Namun adakalanya terjadi gap antara program kerja yang akan dilakukan dengan kebijakan yang belum siap. Misalnya dalam menertibkan wilayah dagang pantai.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
77
Kabupaten Gunungkidul terkenal dengan wisata pantai dengan barisan pantai berpasir putih dan tebing – tebing karst sebagai latar belakangnya. Namun seperti Pantai Baron dan Pantai Sepanjang dimana posisi para pedagang belum sepenuhnya diatur dan tertata rapi sehingga mengurangi indahnya obyek pariwisata pantai ini. Berdasarkan perbincangan saya dan narasumber , bahwa peraturan tentang ini sebenarnya telah dalam proses pengajuan namun sudah lebih kurang 2 tahun belum ada penyelesaian dari peraturan ini. Hal ini terkendala karena pengelola asli pantai – pantai ini adalah warga local. Sehingga Pemerintah Kabupaten Gunungkidul mengalami kesulitan untuk merelokasi dan menata kembali para pedagang ini sesuai dengan standar objek wisata pantai. Hal ini juga dirasakan oleh salah satu pengunjung yang peneliti temui, mengungkapkan harus dilakukannya pembenahan tata ruang pada objek wisata. Khususnya penataan para pedagang yang ada di bibir pantai. Gap antara kebijakan dan praktek dilapangan kerap terjadi.
Disinilah
kebijakan perlu dibuat untuk menjembatani antara kepentingan pemerintah daerah dan kepentingan masyarakat local dimana masyarakat lokal adalah penggerak utama sector pariwisata. Kebijakan tidak hanya berbicara tentang penertiban , strategi atau program – program pemerintah daerah namun juga harus mencakup sumber daya manusia yang berkualitas. Anggaran pelatihan tidak hanya diberikan kepada masyarakat local namun juga pada para pelaku manajemen pariwisata. Kita mengetahui bahwa perangkat - perangkat yang ada pada Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul tidak semua memiliki latarbelakang atau pengalaman dalam bidang branding khususnya city branding. Sehingga pelatihan dan seminar
http://digilib.mercubuana.ac.id/
78
ataupun workshop sangat diperlukan untuk menambah wawasan dalam bidang pemasaran, promosi khususnya branding. Karena pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan berprinsip pada terjaminnya keberlanjutan sumber daya pendukung pembangunan pariwisata sebagai satu syarat penting bagi terciptanya manajemen pariwisata yang memadai dan handal serta berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dan diintegrasikan dengan lingkungan alam, budaya dan manusia. Untuk menuju manajemen pariwisata yang memadai dan handal maka diperlukan pembekalan dalam pengembangan city branding khusunya city branding bagi kota – kota kecil yang tidak memiliki kompleksitas yang terlalu tinggi jika dibandingkan dengan kota – kota besar. Kebijakan merupakan salah satu factor penting dalam mendukung keberhasilan city branding sehingga hendaknya kebijakan yang dibuat saling mendukung dan terkoordinir. 4.3.2. Branding Kabupaten Gunungkidul Factor yang dapat mendukung city branding berikutnya adalah brand. Brand dapat dikenal jika dilakukan komunikasi terhadap brand tersebut. Namun agar komunikasi tersebut berhasil maka diperlukan strategi komunikasi. Startegi komunikasi yang dijalankan oleh Kabupaten Gunungkidul disesuaikan dengan visi Kabupaten Gunungkidul yaitu mewujudkan Gunungkidul sebagai daerah tujuan wisata yang terkemuka dan berbudaya menuju masyarakat yang berdaya saing, maju, mandiri dan sejahtera tahun 2021. Kabupaten Gunungkidul menggunakan media sebagai medi dalam adalah meningkatkan attention (perhatian) target audience terhadap Kabupaten Gunungkidul. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan media seperti;
http://digilib.mercubuana.ac.id/
79
1. Media elektronik (TV,radio) melalui acara – acara seperti berikut; a) My Trip My Adventure Trans Tv versi Gunungkidul 9 Oktobr 2015 b) Ummat Trans TV – Hijab Traveller Gunungkidul 14 sept 2016 c) Orang Pinggiran – Pencari Ungkrung Gunungkidul 26 Des 2012 d) Metrotvnews – Pantai Gunungkidul jadi Destinasi favorit wisatawan 7 mei 2016 e) Video Metro News
- kerajinan dari kampong bamboo di
Gunungkidul 14 Oktober 2016 f) Citizen jpurnalist ; Net Tv – Wisata pantai Sadeng Gunungkidul g) Travel Cowok Keren – Trans tv Gunung Purba Gunungkidul h) Gunungkidul Tv 2. Media cetak ( majalah,tabloid,surat kabar,billboard, booklet,leaflet), 3. Media online dan media social seperti instagram pariwisata_gunungkidul , facebook
pariwisata_gunungkidul
dan
twitter
@pariwisata_GK.
Kabupaten Gunungkdiul juga memiliki website yang cukup informative dengan alamat www.wisata.gunungkidulkab.go.id. Saat ini dihalaman facebook terdapat akun gunungkidul online dengan rincian community yaitu 9678 orang yang menyukai dan 9639 orang yang mengikuti akun ini. Untuk akun pariwisata_gunungkidul dengan rincian community yaitu 1782 orang yang menyukai dan 1781 orang yang mengikuti akun ini. Sedangkan untuk Instagram pariwisata_gunungkidul dengan rincian memiliki followers 1700 dan telah memposting 212 upload gambar yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
80
rata – rata mendapatkan 100 likes untuk setiap postingannya. Serta alamat web www.wisata.gunungkidulkab.go.id memiliki rincian blog traffic dalam 24 jam ( 23 Februari 2017) telah dikunjungi sebanyak 769 , dalam 7 hari telah dikunjungi sebanyak 3.537 dan dalam 30 hari dikunjungi sebanyak12.383. Promosi penjualan dilakukan untuk menarik respon target audience yang lebih kuat dan cepat termasuk efek jangka panjang. Promosi penjualan yang dilakukan Kabupaten Gunungkidul adalah melakukan kegiatan Travel Dialog. Kegiatan ini adalah membangun jaringan dengan lembaga swasta seperti biro perjalanan, agent perjalanan, lembaga pendidikan, pengrajin dan pelaku seni. Karena hal ini dapat mencuri perhatian dan mengarahkan konsumen terhadap produk. Hal ini juga dapat menjadi factor pendorong. Dalam menarik perhatian target audience agenda event berupa pameran wisata juga dilakukan pada tahun 2017 kabupaten Gunungkidul mengagendakan pameran sebanyak 6 kali baik dijawa dan diluar Jawa. Setelah perhatian didapatkan maka langkah selanjutnya yang dilakukan Kabupaten Gunungkidul adalah membuat target audience tertarik (Interest). Interest dapat diperoleh jika sesuatu yang ditawarkan oleh Kabupaten Gunungkidul merupakan sesuatu yang baru atau berbeda dibandingakn dengan daerah wisata lainnya. Maka unique selling yang ditawarkan oleh Kabupaten Gunungkidul adalah ; 1) Daya Tarik Wisata Unggulan alam pantai dengan pendukung wisata budaya, wisata kuliner dan wisata petualangan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
81
2) Daya Tarik Wisata Unggulan alam pegunungan dengan pendukung wisata pendidikan, konservasi dan petualangan dan wisata budaya 3) Daya Tarik Wisata Unggulan alam bentang alam Karst dengan pendukung wisata petualangan 4) Infrastruktur jalan dan sarana prasarana yang cukup memadai 5) Masyarakatnya yang masih mengedepankan tradisi gotong royong dan keramah tamahan ( kearifan local) Tahapan startegi berikutnya adalah desire yaitu keinginan. Target audience harus memiliki keinginan jika akan melakukan decision yang berakhir dengan action. Keinginan para pendatang/ turis ditentukan oleh destinasi yang ditawarkan oleh Kabupaten Gunungkidul seperti : a) Wisata alam pantai,yaitu Baron, Kukup, Drini,Sepanjang,Krakal, Sundak,Pulangsawal,Siung,Ngrenehan,Ngobaran,Nguyahan,Nglambor ,Wediombo,dll, b) Wisata alam Goa : Goa Pindul, Kalisuci,Goa Cokro, Goa Jomblang dan Grubug,Cokro dan Gremeng, Goa Jlamprong, Goa Sinden, Goa Ngingrong, Goa Cerme, Goa Songgilap, Goa Glatik, Goa Rancang Kencono dan Goa Senen. c) Wisata Berbasis Budaya yang meliputi Upacara Adat Sedekah Laut, Sedekah Goa Sigologolo, upacara Nyadran, Bersih Desa, Cing cing Goling
dan
Pertapaan
Kembang
Lampir,Pesanggrahan
Gambirowati,Petilasan Gunung Gambar, Situs Megalitik Sokoliman
http://digilib.mercubuana.ac.id/
82
d) Wisata Kuliner, yang menyajikan aneka makanan khas Gunungkidul e) Atraksi wisata dan budaya diantaranya Wayang Kulit, Reog, Jathilan,Campursari,Tayub,musik Gejok Lesung, kesenian Rinding Gubeng,
Karawitan,Thoklik,
Sholawat,Doger,
Kethoprak,
Jlantur,Wong Ireng, dll f) Daya Tarik Wisata Berbasis Buatan, yang meliputi Embung Nglanggeran, Embung Sriten, Embung Jlamprong g) Wisata Pendidikan, yang meliputi Monumen Radio AURI, Monumen Gelaran Jendral Sudirman, Monumen Perjuangan, Penelitian Biota Laut, Kawasan Karst Pegunungan Sewu, Geo site Gunung Api Purba Nglanggeran, Geosite Goa Pindul, Geosite Air Terjun Sri Gethuk,Geo site Lembah Karst Mulo, Geo site Lembah Bengawan Solo Purba, Geo site Turunan, Geosite Pantai Siung, Wediombo, Gunungbatur, Geosite Wanagama. Langkah berikutnya adalah decision yaitu keputusan yang dibuat oleh para calon pendatang/turis untuk memutuskan tempat tujuan mereka berwisata ke Kabupaten Gunungkidul. Dan pada akhirnya yaitu action yang merupakan aktivitas pembelian. Pada tahap decision atau keputusan pemilihan tempat tujuan , para pendatang atau turis menyesuaikan dengan keinginan mereka . Pada tahap ini tempat tujuan wisata dibagi brdasarkan segementasi pasar. Dengan banyaknya pilihan yang ditawarkan maka masing – masing tempat wiasata tersebut memiliki target
http://digilib.mercubuana.ac.id/
83
audience nya masing – masing. Dalam hal ini target yang ditentukan oleh Kabupaten Gunungkidul memang belum secara spesifik mensegmentasikan masing – masing objek wiasata dengan target audience serta startegi komunikasinya. Segemtasi yang ditetapkan oleh program -program promosi Kabupaten Gunungkidul hanya berdasarkan segmen usia dan segmen geografis saja. Segemntasi kabupaten Gunungkidul sebagai berikut; 1. Segmen usia
: remaja, pelajar, mahasiswa dan karyawan
2. Segmen Geografis : Wisatawan Nusantara dan Mancanegara Proses product awareness atau dalam penelitian ini adalah Kabupaten Gunungkidul memerlukan biaya. Kabupaten Gunung Kidul menetapkan anggran pemerintah
daerah
untuk
program
promosi
adalah
sebesar
Rp.
1.702.715,000,000,-. Anggaran ini digunakan untuk menjalankan program – program yang ditetapkan selama periode 2016- 2017 yaitu ; 1) Analisa pasar untuk Promosi dan Pemasaran Obyek Wisata 2) Peningkatan
Pemanfaatan
tehnologi
informasi
dalam
Pemasaran
Pariwisata 3) Pengembangan Jaringan Kerjasama Promosi Pariwisata 4) Pelaksanaan Promosi Pariwisata Nusantara 5) Pelaksanaan Promosi Pariwisata melalui media 6) Melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya untuk menunjang promosi wisata
http://digilib.mercubuana.ac.id/
84
Pada kegiatan pemasaran tidak lepas dari sebuah produk. Produk yang memiliki karakter hendaknya mengandung pesan yang kuat dan mencerminkan karakter produk itu sendiri. Merk ada produk pesan yang memiliki konten yang rumit. Kabupaten Gunungkidul memilki pesan terhadap produk nya. Menurut American association, merk didefinisikan sebagai istilah , symbol, tanda, rancangan, atau kombinasi dari hal – hal tersebut. Kabupaten Gunungkidul menetapakn Gunungkidul Handayani sebagai merk yang mewakilkan budaya local Kabupaten Gunungkidul. Dalam penetapan logo Kaupatengunungkidul melibatkan masyarakat luas dalam menggelar sayembara logo city branding Kabupaten Gunungkidul pada Maret 2015. Pada program promosi objek – objek wisata, pemerintah Kabupaten Gunungkidul menetapkan slogan atau tagline “EXOTIC Gunungkidul” tagline ini mulai dipublikasikan sejak tahun 2016 bersamaan dengan launching logo hasil dari sayembara yang dilakukan tahun sebelumnya. Slogan “ EXOTIC Gunungkidul dituangkan di berbagai produk promosi seperti bookleat, leaflet, brosur dan paper bag. Semua proses ini adalah proses branding yang dilakukan oleh kabupaten Gunungkidul. Tentu masih banyak yang harus digali dalam melakukan aktivitas startegi komunikasi yang lebih efisien dan efektif. Hal ini harus ditunjang dengan segmentasi yang elbih spesifik sehingga dapat ditentukan bauran promosi yang sesuai dengan target audience yang ingin disasar. 4.3.3.Wisatawan Kabupaten Gunungkidul Target dalam city branding tentu saja adalah turis atau wisatawan, karena turis dan wisatawan inilah yang menjadi target pasar city branding. Berdasarkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
85
wawancara yang dilakukan peneliti bahwa kabupaten telah bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA melakukan riset kecil dengan cara analisa pasar pariwisata. STP AMPTA adalah sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA yang terletak di Jl. Laksda Adisucipto KM.6.Sleman, Yogyakarta. Riset ini adalah dasar – dasar penetapan – penetapan strategi promosi yang dilakukan oleh kabupaten Gunungkidul. Pada riset ini pemerintah Kabupaten Gunungkidul melakuakn riset terhadap turis local dan turis mancanegara tentang persepsi mereka terhadap Kabupaten gunungkidul setelah dilakukan kegiatan – kegiatan promosi. Berdasarkan sumber Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul bahwa pertumbuhan wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Gunungkidul terus mengalami peningkatan jika dilihat pada tahun 2011 jumlah wisatawan amncanegara dan wisatawan nusantara berjumlah 616.696 maka di tahun 2012 mengalami pertumbuhan sebanyak 13% menjadi 1.000.387. Pertumbuhan wisatawan terus bertumbuh pada tahun 2013 menjadi 1.337.438 yang berarti mengalami pertumbuhan sebanyak 18%. Dan pada 2014 jumlah ini pun semakin meningkat jumlah wisatawan menjadi 1.955.807 jika dipersentasikan menjadi 26%. Jumalah wiasatawan mancanegara dan nusanatara pada tahun 2015 menjadi 2.642.759 yang berarti pertumbuhannya sekitar 35%. Sebagai gambaran Berikut adalah statistic pengunjung Kabupaten Gunungkidul ; Wisatawan
No.
Tahun Anggaran
1.
2011
1.299
615.397
616.696
2.
2012
1.800
998.587
1.000.387
Mancanegara
Nusantara
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Jumlah
86
3.
2013
3.751
1.333.687
1.337.438
4.
2014
3.060
1.952.747
1.955.817
5.
2015
4.125
2.638.634
2.642.759
Tabel 2. Statistic Pengunjung Kabupaten Gunungkidul Sumber.Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul
Hasil analisis pasar kabupaten Gunungkidul yang dilakukan oleh Sekolah Tinggi Pariwista AMPTA menunjukkan bahwa hasil survey terhadap 173 wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Gunungkidul mayoritas yaitu 83% berasal dri Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini menunjukkan bahwa wisatawan dari luar DIY masih relative rendah. Hal ini dapat dikarenakan kurangnya informasi dan perencanaan promosi. Untuk status pekerjaan yang menjadi mayoritas pengunjung daerah wisata kabupaten Gunungkidul adalah Mahasiswa ( 27%) yang selebihnya diisi oleh karyawan ( 24%), usahawan ( 19%) , Ibu rumah tangga ( 8%) , pelajar ( 5%) , buruh ( 4%), dan lain – lain ( 4%). Hal ini didukung dengan data bahwa mayoritas wisatawan Kabupaten Gunungkidul sebanyak 42% mendapatkan informasi dari media sosial. Dampak word to mouth (WOM) dinilai efektif sebagai sumber terpercaya bagi calon wisatawan untuk berkunjung, dampak WOM ini sebanyak 37% sementara dari internet atau portal wisata sebanyak 21%. Jika dianalisa lebih lanjut hasil penelitian tersebut dapat menjadi dasar bagi pemerintah daerah Kabupaten Gunungkidul menentukan segementasi serta target audience nya. Sehingga dapat menentukan media yang efektif yang digunakan untuk melakukan promosi. Misalnya jika mayoritas wisatawan adalah mahasiswa maka promosi – promosi melalui media sosial dan komunitas – komunitas backpacker dapat menjadi salah satu alternative media promosi. Media sosial
http://digilib.mercubuana.ac.id/
87
dapat dimaksimalkan fungsi nya menjadi ajang interaktif bagi pengelola objek wisata dengan calon wisatawan. Media sosial dapat dijadikan pusat informasi baik informasi tentang objek wisata , event budaya local, ajang perlombaan seperti fotografi, surfing, mountain climbing, body surfing dan lain - lain. 4.3.4. Investor city branding Kabupaten Gunungkidul Proses city branding tidak dapat dipisahkan dengan pembangunan sebagai penunjang fasilitas objek wisata. Obyek wisata tidak dapat berdiri sendiri hanya mengandalkan obyek wisata alam saja, namun juga memerlukan sarana pendukung. Sarana – sarana pendukung tersebut salah satunya adalah investor. Investor memiliki fungsi sebagai mitra bagi pembangunan daerah. Berdasarkan artikel Tribun Jogja, bahwa pemerintah Kabupaten Gunungkidul mencatat jumlah inveestasi yang masuk mencapai 300 miliar terhitung bulan Juni 2016, sector pariwisata salah satu penyumbang terbesar. Dan dalam menarik investor, kabuptaen Gunungkidul membuka pelayanan terpadu guna memudahkan investor dalam memeproses perijinan. Dalam rangka menciptakan iklaim investasi yang kondusif maka pemerintah Kabupaten Gunungkidul memberikan pelayanan perijinan berupa kebijakan – kebijakan yang mengatur tentang investasi, kebijakan dan peraturan. Kabupaten Gunungkidul pun membuka hotline yang dapat dihubungi yang difasilitasi oleh Kantor Penanaman Modal dan pelayanan Terpadu. Investasi Kabupaten Gunungkidul di bidang kepariwisataan diarahkan bagi pemberdayaan pemerintah dengan masyarakat serta memberikan kepastian pelaksanaan investasi di bidang pariwisata. Strategi dalam membangun investasi di bidang kepariwisataan dengan cara ; memfasilitasi pembentukan dan penguatan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
88
kelembagaan desa dan masyarakat dalam investasi di bidnag kepariwisataan, memfasilitasi jaringan kemitraan antara pelaku investasi dengan desa dan masyarakat dan menyusun standar operasional prosedur pelaksanaan investasi di bidang kepariwisataan. Berdasarkan data statistic Kabupaten Gunungkidul bahwa wisatawan yang mengunjungi objek wisata di Kabupaten Gunungkidul mencapai angka 2,6 juta sampai dengan akhir 2015 membuat para investor tertarik untuk menanamkan investasinya dalam bidang resort ataupun pengelolaan wisata. Namun untuk melakukan investasi banyak factor – factor yang harus dilalui investor seperti permasalahan perizinan dan AMDAL ( analisis dampak lingkungan). Ada beberapa tahapan investor yang bukan menjadi otoritas kabupaten seperti pemeriksaan AMDAL yang merupakan kewenangan provinsi. Berdasarkan wawancara peneliti dengan narasumber, saat investor yang dijaring oleh kabupaten Gunungkidul khususnya untuk bidang pariwisata adalah pihak swasta melalui media – media sosial. Dimana hal ini belum efektif dan maksimal, karena hal ini dapat dilihat dari table berikut :
Tabel. IV. Persentase Realisasi Investasi Hingga Tahun 2016 Per Kabupaten/Kota Sumber: BKPM DIY, Tahun 2017* (* data sementara)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
89
Diihat pada table diatas bahwa realisasi investasi di kabupaten Gunungkidul masih yang terkecil diantara Kabupaten lainnya yaitu 8.2% dari jumlah keseluruhan. Hal ini dapat disebabkan usaha dalam penarikan investor belum dilakukan secara berkala dan itensif. Penarikan investor tidak hanya mengandalkan sumber daya alam yang ada namun harus didukung oleh kebijakan investasi yang menarik. Dan di dukung oleh system pemerintahan yang transparan, birokrasi yang tidak menyulitkan serta mudahnya informasi untuk diakses. Public relation dan publisitas jugadiperlkan dalam menarik investor agar tertarik untuk melakukan investasi. 4.3.5. Budaya Lokal Kabupaten Gunungkidul City Branding sebuah kota tidak dapat dipisahkan oleh karakteristik kebudayaan local daerah tersebut.Unsur sosial budaya merupakan salah satu instrument penting dalam pembangunan, hal ini terkait perencanaan, sasaran, dan capaian target kinerja pembangunan. Karakteristik sosial budaya masyarakat Gunungkidul adalah masyarakat tardisional yang masih memegang teguh budaya luhur warisan nenek moyang. Sehingga dalam melaksanakan pembangunan, pemerintah berupaya untuk mengadopsi karakteristik sosial budaya agar dapat berimprovisasi dengan budaya masyarakat yang ada. Tradisi yang menjadi budaya, masyarakat Gunungkidul lebih senang menyimpan dan melakukan barter dibandingkan transaksi perdagangan hasil panen. Dengan kebiasaan ini seolaholah tidak terjadi peningkatan konsumsi masyarakat sehingga Gunungkidul ditetapkan sebagai kabupaten tertinggi yang memiliki banyak penduduk miskin di DIY. Namun, Kabupaten Gunungkidul sejatinya mempunyai ketahanan pangan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
90
yang baik. Hingga tahun 2015, sembilan dari total 18 kecamatan di GK masih dinyatakan sebagai kecamatan miskin, meski saat ini perekonomian di wilayah tersebut sudah menggeliat. Kabupaten Gunungkidul sarat dengan kebudayaan local yang mengutamakan kearifan local. Sesuai dengan slogan yang diusung yaitu Handayani. Handayani merupakan
slogan
yang
mencerminkan
karakteristik
dari
Kebudayaan
Gunungkidul. Masyarakat di kabupaten Gunungkidul masih mengedepankan tradisi gotong royong dan keramahtamahan. Kabupaten Gunungkidul memiliki kebudayaan yang dapat menjadi daya tarik tersendiri sering disebit dengan Daya tarik wistaa budaya yang merupakan daya tarik wisata berupa hasil olah cipta, rasa dan karsa manusia sebagai mahlukbudaya. Daya tarik wisata budaya yang bersifat berwujud seperti ( tangible) antara lain ; cagar budaya,perkampungan tradisional dengan adat dan tradisi budaya masyarakat yang khas dan museum. Sedangkan daya tarik wisata budaya bersifat tidak berwujud ( intangible) antara lain; kehidupan adat dan tradisi masyarakat dan aktifitas budaya masyarakat yang khas dan kesenian. Daya tarik wisata budaya bersifat tidak berwujud seperti meliputi upacara adat sedekah laut, sedekah goa sigologolo, upacara Nyandran, bersih Desa, Cing Cing Goling dan pertapaan kembang lampir menjadi wisata budaya yang dimiliki oleh Kabupaten Gunungkidul. Tradisi – tradisi ini melambangkan rasa syukur masyarakat Gunungkidul atas berkah dan rezeki yang melimpah. Dan tradisi ini biasanya
didanai
secara
swadaya
oleh
masyarakat
setempat,
hal
ini
menggambarkan bahwa sifat gotong royong masih sangat kental dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/
91
masyarakat kabupaten Gunungkidul. Tradisi ini merupakan salah stu unique selling daerah yang tidak setiap daerah memilikinya. Tradisi – tradisi ini merupakan peninggalan nenek moyang yang dilestarikan oleh Kabupaten Gunungkidul selain memiliki makna yang dalam hal ini dapat menjadi magnet para wisatawan untuk melihat tardisi – tardisi seperti ini. Kebijakan pariwisata Kabupaten Gunungkidul tidak lepas dari program induk kepariwisataan propinsi Yogyakarta. Pembangunan kepariwistaan daerah berkarakter Yogyakarta khas Kabupaten Gunungkidul sekurang - kurangnya meliputi kondisi alam dan lingkungan , budaya dan kesenian, adat istiadat dan kebiasaan, perindustrian dan kerajinan, bangunan dan infrastruktur , pendidikan, kesehatan, dan seluruh aspek kehidupan masyarakat dan pemerintahan. Kabupaten Gunungkidul memiliki rencana bahwa akan disusun agenda wisata budaya dengan tanggal yang tetap agar dapat mudah dipromosikan secara lebih luas lagi. Dan lebih mudah dalam perencanaan promosinya. Namun ada kendala yang dimiliki dalam menentukan agenda wisata budaya ini. Setiap tradisi ini dilakukan penetapan harinya berdasarkan hitungan tanggalan Jawa. Sehingga apabila Kabupaten Gunungkidul ingin mempromosikan wisata tradisi ini mengalami kesulitan dalam menyusun planning jadwal promosi. Seperti diketahui bahwa ketika dalam melakukan promosi setiap informasi harus jelas tertera pada aktivitas promosi. Namun jika subjek promosi nya belum jelas pelaksanaan nya maka pihak yang mempromosikan seperti mempromosikan sesuatu yang tidak pasti. Sedangkan di dalam birokrasi pemerintahan semua program harus tersusun secara terencana dan prosedural.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
92
4.3.6. Warga lokal Kabupaten Gunungkidul Dalam perkembangan sector wisata kabupaten Gunungkidul tidak dipungkiri bahwa warga/ sumber daya manusia sangat berperan. Sumber daya manusia tidak hanya berkaitan dengan warga namun juga para perangkat daerah. City branding erat kaitan nya dengan citra sebuah kota. Citra sebuah kota atau brand image erat juga dengan positioning sebuah kota. Dalam pembentukan citra sebuah kota dibentuk dari sisi internal terlebih dahulu yaitu warga local. Warga local dan perangkat daerah dipersiapkan dengan cara melakukan pembekalan – pembekalan dan pelatihan – pelatihan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi warga local terhadap perkembangan kotanya. Kesiapan atas pengetahuan atas pelayanan dan jasa khususnya di sector pariwisata sangatlah penting. Pelatihan bagi warga untuk mengembangkan potensi – potensi daerah yang dimiliki nya dapat menjadi salah satu peluang pasar dalam berkembangnya sector pariwisata. Pembangunan sumber daya manusia harus didukung oleh pemerintah pusat dan daerah. Dimana arah kebijakan pembangunan sumber daya manusia meliputi; 1) Optimalisasi
dan
akselerasi
kompetensi
sumber
daya
manusia
pemerintahan daerah 2) Mendorong kemitraan antara institusi pendidikan kepariwisataan dengan masyarakat; 3) Standarisasi dan sertifikasi sumber daya manusia di bidang usaha kepariwistaan; dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
93
4) Pemenuhan kebutuhan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia pariwisata Ke empat pokok arahan di atas harus difasilitasi oleh pemerintah daerah sebagai pemegang otoritas dengan cara mengoptimalisasi kapasitas sumber daya manusia di Satuan Kerja perangkat Daerah, membangun jejaring kerja dengan institusi pendidikan kepariwisataan, memfasilitasi standardisasi dan sertifikasi sumber daya manusia di bidang usaha kepariwisataan, memfasilitasi peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang kepariwistaan dan pemberdayaan sumber daya manusia. Sosialisasi, pelatihan , bimbingan dan pendampingan dapat menjadi cara dalam pengembangan potensi, kapasitas dan partisipasi masyarakat dalam menggerakkan potensi wisata. Peningkatan akses permodalan antara lembaga keuangan dengan industry kecil dan menengah dan usaha pariwisata skala usaha mikro, kecil dan menengah yang dikembangkan masyarakat local. Peningkatan potensi dan kapasitas sumber daya local melalui pengembangan usaha produkstif misalnya, warga kabupaten Gunungkidul memiliki kemampuan mengolah walang atau belalang menjadi pangan. Hal ini dapat ditunjang oleh pemerintah daerah dalam mengadakan pelatihan membudidayakan walang dan mengemas walang dalam kemasan yang menarik. Warga juga dapat dibekali oleh pengetahuan hospitality yang baik guna melayani wisatawan baik local maupun local. Para Birokrat yang memiliki fungsi dan tugas dalam sector wisata hendaknya diberikan pelatihan atau mengikuti seminar baik kelas nasional maupun internasional sehingga memiliki wawasan dan kemampuan dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/
94
melakukan program – program promosi yang efektif dan efisien. Hal ini untuk mengatasi gap antara tugas dan fungsi dan latar pendidikan yang tidak semuanya berlatar belakang bidang pemasaran. Positioning dapat ditentukan oleh citra kota tersebut. Misalnya kota Makasar yang mempositioningkan kota nya menjadi smart city, dengan aplikasi yang dapat di download melalui smartphone maka menuntut warga nya untuk lebih sadar akan tehnologi ini, bagaiman wisatawan dapat percaya jika Makasar merupakan smart city jika warga lokalnya tidak memaksimalkan aplikasi yang menceminkan smart ctity tersebut. Kabupaten Gunungkidul, berdasarkan pengamatan peneliti belum mendalami positioning ini. Kabupaten Gunungkidul dapat menonjolkan kearifan local sebagai citra kota dan positioning. Kearifan local sangat kental dalam masyarakat Kabupaten Gunungkidul. Kearifan local dapat dikemas menjadi sebuah image kota yang unik. Pengembangan kepariwisataan di kabupaten Gunungkidul harus dikembangkan dan dikelola sasaran yang lebih tersegmentasi
(mass tourist, special interest
tourist) baik pada daya tarik wisata alam, budaya, maupun minat khusus. Pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Gunungkidul sudah semestinya dikembangkan secara sustainable tourism development, dimana
dalam
pengembangan destinasi baru harus menjaga kelangsungan destinasi yang ada dan membentuk reputasi destinasi untuk menciptakan keunikan dan keunggulan. Untuk mencapai hal tersebut perlu disiapkan manajemen SDM dan kelembagaan yang memadai melalui pelatihan-pelatihan dan sertifikasi bagi SDM pelaku pariwisata. Serta masyarakat yang memiliki perilaku dan komunikasi yang siap
http://digilib.mercubuana.ac.id/
95
dalam menghadapi perkembangan daerah. Karena warga lokal adalah pelaku pariwisata yang dapat memberikan image langsung kepada para pengunjung atau wisatawan tentang bagaimana karakteristik kabupaten/kota. Interaksi warga lokal dan wisatawan memiliki pengaruh yang cukup kuat atas kredibilitas brand sebuah kota. Untuk membangun kepercayaan atas sebuah brand kota harus dimulai dengan warga lokal yang mempercayai brand kotanya sendiri barulah para wisatawan akan percaya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/