BAB IV ANALISA HASIL OPTIMASI THIRD CARRIER
Site yang diamati pada Tugas Akhir ini adalah site TELKOMSEL yang telah di optimasi menggunakan third carrier (f3). Penulis melakukan penelitian pada site di wilayah Surabaya dengan data pada table berikut. Tabel 4.1 Nama Site Uji OSS Site Name
RNC/BSC
N_MLG407MW1_TIRTOMOYOTBGMW RNC_Sawojajar1
F3 On Air Date 7-Sep-14
4.1 Analisa Parameter KPI (Key Performance Indicator) Jaringan 3G Parameter KPI dari tools database statistik yang dijadikan dasar oleh penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini dapat dilihat pada tabel 4.2. Standar Parameter KPI ini merupakan parameter acuan yang digunakan operator untuk melihat sejauh mana kualitas jaringan di wilayah tertentu melalui aplikasi yang ada dalam Network Monitoring Center ( NMC ). Setiap Operator bisa menetapkan nilai KPI yang berbeda-beda, perubahan nilai KPI bisa juga dilakukan sewaktuwaktu tergantung pada kebutuhan dan target yang ingin dicapai. Tabel 4.2 Parameter KPI Jaringan 3G TELKOMSEL Parameter KPI Accessibility CSSR (CS, PS, HS) Retain ability CCSR (CS, PS, HS) SHO Integrity IFHO ISHO
36
KPI Value (%) 98 99 99 88 88
37
4.1.1 Accessibility Accessibility adalah kemampuan user untuk memperoleh layanan sesuai dengan layanan yang disediakan oleh pihak penyedia jaringan. Parameter KPI ini mengukur CSSR (Call Setup Success Rate) yakni nilai yang digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan jaringan dalam memberikan pelayanan baik berupa voice call, video call maupun SMS.
Gambar 4.1 Persentase Pengukuran Parameter Accessibility Grafik diatas menunjukkan pengukuran accessibility CSSR CS, PS, HS dan HSUPA. Sebelum site di optimasi menggunakan frekuensi third carrier pada rentang tanggal 30 Agustus 2014 hingga 6 September 2014, site mengalami overload capacity sehingga terdapat failure yang terjadi RRC. Penurunan hasil (drop) parameter KPI accessibility terjadi pada layanan data baik baik di sisi PS, HS dan HSUPA. Berikut adalah sampling failure yang terjadi di RRC karena Congest Power.
38
Gambar 4.2 Grafik Kegagalan Akses di RRC Peningkatan jumlah user yang mengakses ke jaringan mengakibatkan jaringan kekurangan resource power sehingga rejection terjadi pada RRC (Radio Resource Control). Jaringan tidak mampu melayani user-user baru atau melepaskan user yang jaraknya lebih jauh ke Node B. Masalah pada kekurangan resource power bisa diatasi dengan penambahan f3 karena pada data terlihat setelah jaringan menggunakan f3 sudah tidak terjadi reject karena power pada jaringan. Dengan menghitung average accessibility harian sebelum dan sesudah optimasi jaringan menggunakan frekuensi third carrier maka diperoleh data berikut: Data tersebut berdasarkan hasil pengukuran average accessibility harian yang di dapat sebagai berikut:
39
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Accessibility Sebelum Optimasi f3 Waktu Pengukuran
CSSR_CS (%)
CSSR_PS (%)
Average of CSSR_HS (%)
Average of HSUPA (%)
30-Aug-14 31-Aug-14 1-Sep-14 2-Sep-14 3-Sep-14 4-Sep-14 5-Sep-14 6-Sep-14 Accessbility
95.0595 99.5228 99.3201 99.3903 94.9635 97.5401 98.6168 98.7962 97.9012
87.7736 90.8825 92.6668 93.9378 89.3134 90.7231 90.7412 89.9211 90.7449
87.6339 90.7828 92.6149 93.9132 89.1896 90.6677 90.6691 89.8059 90.6596
87.5072 90.4129 92.2751 93.5942 88.6427 91.0274 90.4889 89.6342 90.4478
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Accessibility Setelah Optimasi f3 Waktu Pengukuran
CSSR_CS (%)
CSSR_PS (%)
CSSR_HS (%)
HSUPA(%)
07-Sep-14 08-Sep-14 09-Sep-14 10-Sep-14 11-Sep-14 Accessbility
98.9752 98.9341 94.8818 98.5801 98.9240 98.0496
98.4041 99.6149 99.5124 99.6590 99.7242 99.2429
98.4163 99.6397 99.5347 99.6808 99.7348 99.2616
99.0154 99.8073 99.8244 99.8582 99.8485 99.5830
Tabel 4.5 Tabel Perbandingan CSSR Sebelum dan sesudah menggunakan f 3 Parameter KPI CSSR CS CSSR PS CSSR HS CSSR HSUPA % Accessibility
Sebelum f3 (%) 97.90 90.74 90.66 90.45 92.44
Setelah f3 (%) 98.05 99.24 99.26 99.58 99.03
Berdasarkan tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa terjadi peningkatan nilai CSSR sebesar 6.59% setelah jaringan tersebut ditambahkan f3. Nilai parameter KPI CSSR CS pada tanggal 9 September 2014 tidak memenuhi target, hal ini
40
dikarenakan pada pukul 03:00 pagi jaringan tidak menerima request sama sekali (NULL) untuk layanan Voice sehingga menyebabkan nikai CSSR CS menjadi turun karena nilai pembagi saat terjadi drop dengan total call attempt juga kecil.
4.1.2
Retainability Adalah kemampuan user untuk mempertahankan layanan setelah layanan
tersebut berhasil diperoleh. Parameter yang berhubungan dengan retainability adalah CCSR (Call Completion Success rate). CCSR merupakan kemampuan jaringan dalam mempertahankan Radio Access Bearer sampai layanan tersebut berakhir, atau mengukur persentase tingkat kesuksesan suatu hubungan sejak tersambung hingga salah satu pihak melakukan pemutusan. Gambar 4.3 dibawah ini menunjukkan hasil pengukuran retainability jaringan sebelum dan sesudah optimasi jaringan menggunakan f 3. CCSR CS menunjukkan success rate yang rendah dibadingkan dengan parameter CCSR lainnya.
Gambar 4.3 Grafik Retainability
41
Tabel hasil pengukuran CCSR dibawah ini menggambarkan average CCSR harian pada jaringan. Parameter CCSR CS tidak memenuhi standard nilai yang di tetapkan sebelum menggunakan frekuensi carrier tambahan. Hasil pengukuran CCSR CS setelah optimasi jaringan menggunakan f 3 terlihat juga masih belum memenuhi standard nilai CCSR. Tabel 4.6 Hasil Pengukuran Retainability Sebelum Optimasi f3 Waktu Pengukuran 30-Aug-14 31-Aug-14 01-Sep-14 02-Sep-14 03-Sep-14 04-Sep-14 05-Sep-14 06-Sep-14 Retainability
CCSR_CS (%) 95.5898 95.6267 99.0653 98.5131 95.6402 97.5757 98.6304 97.3041 97.2431
CCSR_PS (%) 99.9577 99.9674 99.9643 99.9790 99.9635 99.9528 99.9694 99.9783 99.9666
CCSR_HS (%) 99.5821 99.7266 99.7116 99.7357 99.6601 99.5307 99.6882 99.6919 99.6659
HSUPA Retainability(%) 99.5683 99.7251 99.7581 99.7608 99.6569 99.6080 99.6955 99.7545 99.6909
Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Accessibility Setelah Optimasi f3
Waktu Pengukuran
CCSR_CS (%)
CCSR_PS (%)
CCSR_HS (%)
07-Sep-14 08-Sep-14 09-Sep-14 10-Sep-14 11-Sep-14 Retainability
98.9521 98.9473 98.8758 97.8078 99.5737 98.7555
99.9939 99.9948 99.9916 99.9949 99.9933 99.9938
99.7760 99.8254 99.7932 99.8313 99.9003 99.8113
HSUPA Retainability( %) 99.7893 99.7314 99.7285 99.7626 99.8575 99.7655
Penulis melakukan pengecekan sampling failure untuk CCSR CS yang terjadi di Radio yaitu pada RAB (Radio Access Bearer). RAB merupakan kanal penghubung antara jaringan dengan user, pada RAB terjadi delay dengan laju bit yang cukup tinggi sehingga menyeabkan terjadi error atau layanan menjadi drop.
42
Tabel 4.8 menunjukkan failure masih sering terjadi di jaringan setelah optimasi jaringan menggunakan f3. Terdata total failure hanya berkurang 0.18% berdasarkan perbadingan CS_RAB_Success dengan CS_RAB_ATT. Tabel 4.8 Data Failure RAB N_MLG407MW1_ TIRTOMOYOTBGMW CS_RAB_Sebelum f3 CS_RAB_Setelah f3
CS_RAB_Success
CS_RAB_FAIL
CS_RAB_ATT
21412 15247
133 123
21545 15370
Berikut adalah perbandingan nilai parameter KPI retainability sebelum dan sesudah jaringan di optimasi menggunakan f3: Tabel 4.9 Perbandingan CCSR Sebelum dan sesudah menggunakan f3 Parameter KPI CCSR CS CCSR PS CCSR HS CCSR HSUPA Retainability
Sebelum f3 (%) 97.24 99.97 99.67 99.69 99.14
Setelah f3 (%) 98.75 99.99 99.81 99.77 99.58
Dari data hasil pengukuran nilai retainability meningkat sebesar 0.44% dibandingkan dengan nilai yang dicapai sebelum menggunakan f3.
4.1.3 Integrity Adalah derajat pengukuran disaat layanan berhasil diperoleh oleh user. Kemampuan mobilitas mobile phone untuk melakukan handover termasuk dalam rangka menjaga integritas jaringan agar layanan tidak terputus sehingga handover dimasukkan ke dalam kategori integrity.
43
a) SHO (Soft Handover)
Gambar 4.4 Grafik SHO Success Rate Gambar 4.4 diatas menunjukkan proses handover pada site tersebut memiliki success rate yang relatif sama sebelum dan setelah penambahan f 3. Nilai achievement harian jariangan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.10 Hasil Pengukuran SHO Waktu Pengukuran 30-Aug-14 31-Aug-14 01-Sep-14 02-Sep-14 03-Sep-14 04-Sep-14 05-Sep-14 06-Sep-14 Nilai sebelum optimasi 07-Sep-14 08-Sep-14 09-Sep-14 10-Sep-14 11-Sep-14 Nilai setelah optimasi
SHO (%) 99.9577 99.9637 99.9574 99.9649 99.9616 99.9562 99.9660 99.9654 99.9616 99.9675 99.9635 99.9577 99.9639 99.9786 99.9629
44
b) IFHO (Interfrequency Handover)
Gambar 4.5 Grafik IFHO Success Rate
Gambar diatas menunjukkan success rate IFHO rendah sebelum optimasi jaringan menggunakan f3. Berikut adalah nilai harian IFHO yang di dapat oleh jaringan: Tabel 4.11 Hasil Pengukuran IFHO Waktu Pengukuran
IFHO (%)
30-Aug-14 31-Aug-14 01-Sep-14 02-Sep-14 03-Sep-14 04-Sep-14 05-Sep-14 06-Sep-14 Nilai sebelum optimasi 07-Sep-14 08-Sep-14 09-Sep-14 10-Sep-14
97.0900 96.6110 98.6277 98.9353 96.8452 97.9976 98.5768 98.4431 97.8908 99.0929 99.2166 99.1818 99.2154
45
11-Sep-14 Nilai setelah optimasi
99.5563 99.2526
Dari hasil perhitungan nilai IFHO 97.89% lebih rendah dari nilai standard yang di tetapkan. Rendahnya IFHO dipengaruhi oleh resource capacity pada carrier lain yang terbatas atau full.
c) ISHO (Inter System Handover)
Gambar 4.6 ISHO Success Rate Gambar 4.6 menunjukkan pada jaringan sering terjadi NULL ISHO (tidak ada perpindahan user inter radio). Null ISHO bisa disebabkan karena user sudah dilayani oleh jaringan 3G sehingga hampir tidak terjadi handover ke jaringan 2G. Kondisi yang sama juga terjadi pada jaringan setelah optimasi jaringan. Berikut adalah hasil pengukuran nilai ISHO harian:
46
Tabel 4.12 Hasil Pengukuran ISHO Waktu Pengukuran 30-Aug-14 31-Aug-14 01-Sep-14 02-Sep-14 03-Sep-14 04-Sep-14 05-Sep-14 06-Sep-14 Nilai sebelum optimasi 07-Sep-14 08-Sep-14 09-Sep-14 10-Sep-14 11-Sep-14 Nilai setelah optimasi
ISHO (%) 69.7758 83.0128 94.8413 72.8894 84.9022 84.4444 84.6444 86.7975 82.6635 76.1488 80.2778 90.0000 94.3386 59.5652 80.0661
Tabel pengukuran diatas menunjukkan jaringan tidak memenuhi standar nilai ISHO yang ditetapkan, hal ini dipengaruhi oleh NULL ISHO (Low Attempt ISHO) sehingga ketika terjadi drop maka pembagi nilai akan kecil dan mempengaruhi persentase nilai ISHO. Pengelola
jaringan
biasanya
mengajukan
justifikasi
nilai
ISHO
berdasarkan data ISHO attempt. Gambar dibawah ini merupakan data pengukuran ISHO attempt ke jaringan yang menunjukkan rendahnya jumlah user yang melakukan perpindahan antar sistem (ke 2G). Nilai ISHO setelah proses justifikasi akan naik menjadi sesuai target yaitu sebesar 88%
47
Gambar 4.7 Grafik ISHO Attempt Untuk melihat pengaruh perubahan nilai parameter KPI yang didapat oleh jaringan setelah optimasi layanan menggunakan f 3 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.13 Hasil Pengukuran KPI Jaringan Parameter KPI Accessibility Retainability SHO IFHO ISHO Overall KPI
Achievement Sebelum f3 (%) 92.44 99.14 99.96 97.89 82.66 94.42
Achievement Sesudah f3(%) 99.03 99.58 99.96 99.25 88.00 (Just) 97.17
Pada data tersebut peningkatan achivement KPI jaringan setelah optimasi menggunakan f3 meningkat dengan selisih nilai peningkatan sebesar 2.75%.
48
4.2 Analisa Trafik Pada jaringan yang mengalami permasalahan dengan kapasitas atau ekspansi jaringan dengan penambahan kapasitas, Operator perlu melakukan pengukuran trafik pada jaringan sehingga proses hasil ekspansi dapat dilihat dan dimonitoring dengan baik. Trafik adalah jumlah rata-rata panggilan yang sedang berlangsung (satuan Erlang). Dibawah ini merupakah grafik monitoring trafik layanan voice sebelum dan sesudah optimasi jaringan ke f3.
Gambar 4.8 Grafik Voice Traffic (erlang) Dari gambar diatas terlihat site mampu menangani peningkatan trafik bahkan lonjakan trafik pada waktu tertentu setelah optimasi f 3. Trafik terlihat turun pada rentang waktu pukul 01:00 dan kembali mengalami kenaikan di pukul 04:00 sebagai pertanda aktifitas pelanggan sudah mulai kembali berlangsung setiap hari. Rata-rata trafik yang dilayani oleh jaringan per jam adalah 3.67 erlang meningkat menjadi 5.67 erlang setelah optimasi jaringan menggunakan f3. Hasil
49
ini menunjukkan jaringan dapat menghandle peningkatan trafik sebesar 20.41% setelah optimasi jaringan menggunakan f3dari kapasitas trafik sebelumnya. Semakin banyak user yang bisa dilayani oleh Oprator maka akan semakin meningkat juga revenue yang bisa diperoleh. Sebagai gambaran peningkatan revenue atau keuntungan yang di peroleh oleh operator yang melakukan optimasi jaringan menggunakan f3, penulis melakukan sampling data payload HSDPA pada jaringan N_MLG407MW1_TIRTOMOYOTBGMW.
Gambar 4.9 Grafik Payload HSDPA Payload HSDPA merupakan salah satu parameter monitoring untuk melihat revenue (keuntungan) yang diperoleh oleh Operator dari setiap byte yang digunakan. Gambar 4.9 diatas menunjukkan peningkatan usage data pelanggan setelah optimasi jaringan menggunakan f3. Berdasarkan hasil pengukuran, rata-rata penggunaan layanan data pelanggan sebelum jaringan menggunakan f3 adalah 15339.28 MB dan meningkat menjadi 19897.83 MB setelah menggunakan f 3. Keuntungan yang diperoleh oleh PT Telkomsel setelah optimasi ke f3 dari site tersebut meningkat sebesar 12.94%.