LAPORAN KERJA PRAKTEK
ASPHALT MIXING PLANT
BAB III PROSES PRODUKSI ASPHALT MIXING PLANT
3.1 Pengertian Asphalt Mixing Plant (AMP) Asphalt mixing plant/AMP (unit produksi campuran beraspal) adalah seperangkat peralatan mekanik dan elektronik dimana agregat dipanaskan,dikeringkan dan dicampur dengan aspal untuk menghasilkan campuran beraspal panas yang memenuhi persyaratan tertentu. Dilihat dari mobilitasnya, pada umumnya Asphalt Mixing Plant (AMP) dibagi menjadi dua tipe yaitu : (1) Asphalt Mixing Plant yang permanen, dengan beberapa jenis cara produksinya. (2) Asphalt Mixing Plant yang portable (mudah dipindah-pindah) dan dapat dipasang di dekat lokasi proyek untuk menghasilkan campuran aspal. Asphalt Mixing Plant dapat terletak di lokasi yang permanen atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain.Apabila ditinjau dari jenis cara memproduksi campuran beraspal dan kelengkapannya,ada beberapa jenis Asphalt Mixing Plant,yaitu: a) Asphalt Mixing Plant jenis takaran (batch plant) b) Asphalt Mixing Plant jenis drum pencampur (drum mix) c) Asphalt Mixing Plant jenis menerus (continuous plant) Namun secara umum kebanyakan Asphalt Mixing Plant dikategorikan atas jenis takaran (timbangan) atau jenis drum pencampur.Perbedaan utama dari Asphalt Mixing Plant jenis timbangan dan jenis drum adalah dalam hal kelengkapan dan proses bekerjanya,pada Asphalt Mixing Plant jenis timbangan komposisi bahan dalam campuran beraspal ditentukan berdasarkan berat masing-masing bahan sedangkan pada Asphalt Mixing Plant jenis pencampur drum komposisi bahan dalam campuran ditentukan berdasarkan berat masing-masing bahan yang diubah ke dalam satuan volume atau dalam aliran berat per satuan waktu.Terlepas dari perbedaan jenis dari Asphalt Mixing Plant,tujuan dasarnya adalah sama. Yaitu untuk menghasilkan campuran beraspal panas yang mengandung bahan pengikat dan agregat yang memenuhi semua persyaratan spesifikasi. Proses pencampuran campuran beraspal pada Asphalt Mixing Plant jenis takaran/timbangan dimulai dengan penimbangan agregat,timbangan untuk bahan pengisi (filler) bila diperlukan dan diperuntukkan aspal sesuai komposisi yang telah ditentukan berdasarkan Rencana Campuran Kerja (RCK) dan dicampur pada pencampur(mixer/pugmill) dalam waktu tertentu. UNIVERSITAS MERCU BUANA TEKNIK MESIN 2009
Page
LAPORAN KERJA PRAKTEK
ASPHALT MIXING PLANT
Pengaturan besarannya dilakukan untuk menyesuaikan gradasi agregat dengan rencanakomposisi campuran, sehingga aliran material ke masing-masing bin pada bin panas menjadi lancar dan berimbang. 3.2 KECEPATAN POMPA ASPHALT MIXING PLANT (AMP) Pada Asphalt Mixing Plant jenis pencampur drum,agregat panas langsung dicampur dengan aspal panas didalam drum pemanas atau di dalam silo pencampur di luar drum pemanas. Penggabungan agregat dilakukan dengan cara mengatur bukaan pintu pada bin dingin dan pemberian aspal ditentukan berdasarkan kecepatan pengaliran dari pompa aspal.Perbedaan dalam hal kelengkapan dari kedua jenis Asphalt Mixing Plant tersebut adalah;Asphalt Mixing Plant jenis takaran dilengkapi saringan panas (hot screen),bin panas (hot bin),timbangan (weight hopper) dan pencampur (pugmill/mixer) sedangkan pada Asphalt Mixing Plant jenis pencampur drum kelengkapan tersebut tidak tersedia.Tentunya kedua jenis Asphalt Mixing Plant tersebut juga mempunyai persamaan yaitu sama-sama dilengkapi bin dingin, pengontrol dan pengumpul debu serta pencampur. Pemimpin Proyek harus dapat melakukan pemeriksaan terhadap Asphalt Mixing Plant yang dipasang di Iokasi unit produksi campuran aspal dan siap beroperasi sesuai dengan spesifikasi yang diberikan,untuk itu Pemimpin Proyek harus mengenal dengan baik Asphalt Mixing Plant dengan segala peralatannya agar dapat menilai kondisi mekanikal tiap komponen-komponen Asphalt Mixing Plant tersebut agar dapat menentukan kelayakan operasional peralatan sesuai dengan spesifikasi dan syarat-syarat keamanan yang ditetapkan.Tiap hal-hal yang tidak benar atau tidak efisien harus dicatat dalam laporan kondisi mekanikal peralatan sesuai spesifikasi dan syarat-syarat keamanan yang ditetapkan, jika terdapat kesalahan mekanikal maka harus dikoreksi lagi setiap awal pengoperasian pencampuran.Kapasitas produksi minimum yang harus dicapai dan Asphalt Mixing Plant harus ditentukan oleh pemeriksa peralatan.
3.3 BAGIAN-BAGIAN ASPHALT MIXING PLANT (AMP) 3.3.1 Bagian-bagian Asphalt Mixing Plant timbangan adalah : 1.Bin dingin (cold bins) Bin penampung.
UNIVERSITAS MERCU BUANA TEKNIK MESIN 2009
Page
LAPORAN KERJA PRAKTEK
ASPHALT MIXING PLANT
2. Pintu pengatur pengeluaran agregat dari bin dingin (cold feed gate) Fungsi pintu pengatur (bukaan) bin agregat dingin pada Asphalt Mixing Plant tipe continous dan batch secara umum adalah sama,pada Asphalt Mixing Plant tipe continous proporsi dari ukuran agregat yang terpisah diatur oleh bukaan pada sistem pemasok (feeder) yang dapat disetel sehingga deposit agregat dapat secara langsung dialirkan ke dalam pugmill sedangkan aspal dialirkan ke dalam pugmill dengan menggunakan pompa meter yang telah dikalibrasi.Sebelum proses produksi dimulai maka harus dilaksanakan kalibrasi terhadap aliran agregat dari tiap bukaan sistem pemasok.Kontraktor harus mempunyai “operating instruction manual" dari pabrik pembuatnya yang dapat memberikan petunjuk mengenai kecepatan operasi dari feeder,kapasitas alur dari pompa aspal.
3. Sistem pemasok agregat dingin (cold elevator)(Cold Aggregate Feeder) Sistem pemasok agregat dingin umumnya digunakan pada unit produksi yang mudah dipindah-pindah dan dipasang pada empat atau lebih bin (penampung material),bukaan atau pintu yang dapat disetel,reciprocating feeder dan atau menggunakan ban pengangkut (conyeyer belt) feeder,dan material dingin pada ban pengangkut tersebut akan diteruskan oleh sistem pengangkut (dryer elevator) menuju pengering.Pada jenis lain dipasang bin yang terpisah,bukaan yang dapat diatur,dan sistem ban berjalan.Bukaan pada sistem pemasok harus dapat diatur sehingga didapat agregat dengan kuantitas dan ukuran yang tepat agar sesuai dengan job-mix formula yang diminta.
UNIVERSITAS MERCU BUANA TEKNIK MESIN 2009
Page
LAPORAN KERJA PRAKTEK
ASPHALT MIXING PLANT
UNIVERSITAS MERCU BUANA TEKNIK MESIN 2009
Page
LAPORAN KERJA PRAKTEK
ASPHALT MIXING PLANT
4. Pengering (dryer) Dari pemasok dingin maka campuran agregat diangkat ke dalam pengering untuk dipanaskan dan dikeringkan pada temperatur dan kelembaban yang diminta.Komponen yang terdapat pada sistem pengering adalah : - Silinder berputar (pengering) yang umumnya berdiameter 91 sampai dengan 305 cm dan mempunyai panjang dari 610 sampai dengan 1.219 cm. - Ketel pengering (burner) yang berisi gas atau minyak bakar untuk penyalaan. - Kipas (fan) sebagai bagian dari sistem pengumpul debu,tapi fungsi utamanya adalah untuk memberikan udara atau oksigen untuk pembakaran dalam drum. Pada pengering dipasang serangkaian baris irisan atau potongan metal yang melengkung atau dilas dalam bentuk bervariasi dan melekat pada permukaan di bagian sebelah dalam silinder tersebut.Potongan-potongan ini dikenal sebagai "lifting flights atau flight cup" dan bentuk lainnya dengan fungsi yang relatif serupa.Flight yang dipakai untuk mengangkat dan menjatuhkan agregat melalui gas panas pembakaran umumnya berbentuk "L".Jumlah,bentuk dan susunan flights penting untuk efisiensi pengeringan.Bentuk pengering,kecepatan putaran,diameter,panjang,jumlah,dan disain dari flight mempengaruhi atau mengontrol lamanya waktu yang diperlukan pada proses pengeringan di dalam sistem pengering. Selanjutnya agregat dari pengering menuju elevator panas (hot elevator) melalui lubang atau pintu pengeluaran dekat pembakar di akhir alat pengering. Sebuah alat sensor dari instrumen thermometrik ditempatkan pada lubang pengeluaran yang akan mencatat atau memberikan data temperatur agregat yang keluar dari sistem pengering.
UNIVERSITAS MERCU BUANA TEKNIK MESIN 2009
Page
LAPORAN KERJA PRAKTEK
ASPHALT MIXING PLANT
UNIVERSITAS MERCU BUANA TEKNIK MESIN 2009
Page
LAPORAN KERJA PRAKTEK
ASPHALT MIXING PLANT
5. Pengumpul debu (dust collector) Alat pengumpul debu berfungsi sebagai alat kontrol polusi udara,gas buang didorong oleh kipas dari sistem pengering dan akibat adanya kecepatan dari gas buang maka terbawa pula partikel debu dari sistem pengering yang selanjutnya dibawa ke pengumpul debu.Pada sistem pengumpul debu terdapat beberapa jenis kombinasi pengumpul debu,yaitu kantong filter untuk partikel yang sangat halus pada gas buang lalu debu tersebut ditransfer ke dalam bin untuk mineral filler,pengumpul debu cyclone untuk mengumpulkan partikel yang selanjutnya dikembalikan ke bin panas melalui sistem pengatur udara (air lock damper), pengumpul debu tipe basah (wet scrubber dust collector) mengumpulkan debu lebih lanjut dari gas buang setelah melalui pengumpul debu tipe cyclone atau kombinasi lainnya untuk sistem pengumpul debu.Muatan udara yang berisi partikel debu,asap,dan gas harus direduksi atau dikontrol sampai ambang batas yang telah ditentukan oleh peraturanperaturan mengenai dampak Iingkungan untuk mencegah polusi pada atmosfir.
UNIVERSITAS MERCU BUANA TEKNIK MESIN 2009
Page
LAPORAN KERJA PRAKTEK
ASPHALT MIXING PLANT
6. Cerobong pembuangan (exhaust stack) Dengan sedikit penyemprotan air,di Cerobong pembuangan agar debu tidak berterbangan terbawa angin.
7. Sistem pemasok agregat panas (hot elevator) Berguna membawa agregat yg telah di panaskan, siap untuk percampuran
UNIVERSITAS MERCU BUANA TEKNIK MESIN 2009
Page
LAPORAN KERJA PRAKTEK
ASPHALT MIXING PLANT
8. Unit ayakan panas (hot screening unit) Pada unit ayakan Asphalt Mixing Plant tipe batch dan continous,agregat panas yang dibawa oleh bucket elevator dikirim ke unit ayakan untuk selanjutnya disaring dan dipisahkan ke dalam ukuran-ukuran yang diminta dan sisa berbagai ukuran tersebut dikirim ke dalam binpenampung agregat bergradasi.Kebanyakan Asphalt Mixing Plant memakai ayakan tipe datar dengan sistem penggetar yang biasanya terdiri dan empat dek,ukuran dari ayakan pada tiap dek tergantung dari agregat yang ingin dihasilkan.Bagian atas dan dek ditutup oleh ayakan 'scalping" yang akan menggerakkan material oversize dan mengurangi material tersebut ke dalam pintu pembuang.Unit ayakan harus dibersihkan tiap hari dan dicek dan kemungkinan rusak atau robek,Jika terjadi kerusakan maka ayakan tersebut harus diganti.
9. Bin panas (hot bins) Campuran aspal panas biasanya disimpan dalam bin penampung yang didesain untuk maksud tersebut,tiap bin penampung harus dicek untuk menentukan penerimaan pada waktu tampung spesifik (specific holding times).Penerimaan berdasarkan kemampuan bin penampung untuk menahan dan mengeluarkan campuran dengan spesifikasi kriteria kualitas yang telah ditentukan dalam job-mix formula dan bebas dari segregasi,penyaluran ke dalam bin penampung sebaiknya tidak langsung tapi melalui sebuah timbangan pengatur. UNIVERSITAS MERCU BUANA TEKNIK MESIN 2009
Page
LAPORAN KERJA PRAKTEK
ASPHALT MIXING PLANT
10. Timbangan Agregat (weigh box) Pada Asphalt Mixing Plant tipe batch terdapat tiga macam timbangan yaitu timbangan agregat,timbangan bahan halus (filler),dan timbangan aspal.Pada Asphalt Mixing Plant tipe batch,timbangan untuk agregat dikunci langsung di bawah bin agregat bergradasi.Berat dad hopper diteruskan atau ditransmisikan oleh mekanisme timbangan yang biasanya dipasang skala penunjuk tanpa pegas sehingga berat agregat dari tiap bin dan jumlahnya dalam tiap batch dapat dibaca dan dicatat,urutan penimbangan dari tiap bin harus diamati secara cermat dan sebaiknya penimbangan fraksi agregat yang besar atau kasar didahulukan.Jika unit Asphalt Mixing Plant akan beroperasi sebaiknya skala timbangan dibersihkan,tiap bagian dicek,dan harus dilaksanakan kalibrasi timbangan secara periodik oleh instansi yang berwenang.Asphalt Mixing Plant sebaiknya menggunakan sistem kontrol yang otomatis untuk mendapatkan pencampuran dengan proporsi yang benar.
UNIVERSITAS MERCU BUANA TEKNIK MESIN 2009
Page
LAPORAN KERJA PRAKTEK
ASPHALT MIXING PLANT
11. Pencampur (mixer atau pugmill) Setelah ditimbang, maka agregat dan aspal dicampur di dalam pencampur pugmill. Pencampur pugmill adalah suatu corong kembar pencampur yang didesain untuk mencampur material dengan sebaik-baiknya dan menyelimutkan agregat dengan aspal, waktu pencampuran harus sesingkat mungkin untuk mendapatkan penyelimutan agregat yang seragam pada semua butir agregat.Waktu pencampuran yang berlebihan cenderung menimbulkan degradasi pada agregat dan aspal terbakar,setelah agregat masuk ke pugmill dan suatu periode singkat dari pengeringan campuran terjadi akan diikuti oleh pencampuran basah setelah aspal disemprotkan ke dalam pugmill.Pencampur pugmill terdiri dari suatu ruang (chamber) dan poros kembar (twin shaft) untuk mencampur corong dengan rotasi (counter rotating shafts) dengan kayuh atau pedal (paddles) pada ujung setiap tangkai pedal dan batang penyemprot aspal.Pedal dibentuk untuk menghasilkan efisiensi maksimum dalam pencampuran dan harus dalam posisi yang sedemikian rupa agar supaya ruang bebas (clearance) antara ujung (tip) pedal dan dinding ruang pencampuran kurang dari 1,5 kali ukuran maksinum agregat karena kalau tidak,daerah sumbatan dapat bertambah sehingga material tidak tercampur dan terselimuti oleh aspal secara merata.
UNIVERSITAS MERCU BUANA TEKNIK MESIN 2009
Page
LAPORAN KERJA PRAKTEK
ASPHALT MIXING PLANT
12. Penyimpanan bahan pengisi (mineral filler storage) Tempat penyimpanan agregat sebelum ditimbang .
13. Tangki aspal (hot asphalt storage) Tangki aspalt yang di dalamnya ada pipa besar untuk pembakaran aspalt.
UNIVERSITAS MERCU BUANA TEKNIK MESIN 2009
Page
LAPORAN KERJA PRAKTEK
ASPHALT MIXING PLANT
14. Sistem penimbangan aspal (aspal weigh bucket) Tempat penimbangan aspalt setelah di aduk dengan agregat.
Asphalt Mixing Plant jenis takaran ( batch plant )
UNIVERSITAS MERCU BUANA TEKNIK MESIN 2009
Page
LAPORAN KERJA PRAKTEK
ASPHALT MIXING PLANT
3.4 Penjelasan Asphalt Mixing Plant Pada Asphalt Mixing Plant jenis takaran agregat digabungkan,dipanaskan dan dikeringkan serta secara proporsional dicampur dengan aspal untuk memproduksi campuran beraspal panas.Asphalt Mixing Plant dapat berukuran kecil atau besar tergantung dari kuantitas campuran yang dihasilkannya,disamping itu ditinjau dari mobilitasnya,pada umumnya Asphalt Mixing Plant jenis takaran dapat digolongkan atas: a) AMP yang permanen b) AMP yang mudah di pindah-pindah dan dapat dipasang di dekat lokasi proyek. 3.5 Kapasitas Asphalt Mixing Plant Kapasitas AMP bervariasi dan umumnya berkisar dari 500 kg sampai 1200 kg per batch atau lebih besar,proses pencampuran untuk masing-masing batch sekitar 40 menit. Untuk jalan-jalan dengan lalu-lintas padat dan berat disarankan menggunakan kapasitas AMP yang lebih besar dari 800 kg per batch. Beberapa keunggulan dari penggunaan kapasitas 800 kg per batch atau lebih adalah sebagai berikut: Penggunaan kapasitas yang besar akan membantu menghasilkan campuran yang relatif seragam dan mengurangi faktor ketidakpastian. Kapasitas yang lebih besar relatif lebih menjamin kelancaran pasokan campuran beraspal ke unit penghampar.Pasokan yang tidak lancar pada unit penghampar dapat mengakibatkan permukaan jalan tidak rata dan kepadatan tidak tercapai karena campuran di bawah alat penghampar telah dingin sehingga pada bagian tersebut sulit diratakan dan dipadatkan. Kapasitas yang besar akan mempercepat penyelesaian pekerjaan yang berarti mengurangi gangguan terhadap kelancaran lalu-lintas.Pada jalan-jalan utama gangguan akibat adanya pekerjaan pelapisan ulang sangat besar pengaruhnya. 3.6 Penjelasan Proses Produksi Proses produksi campuran beraspal panas dengan menggunakan Asphalt Mixing Plant dimulai dari memasok agregat dingin dari bin dingin dengan jumlah terkontrol,kemudian dipanaskan dan dikeringkan melalui pengering (dryer). Selanjutnya agregat disaring dengan unit saringan panas (hot screen) yang akan memisahkan agregat berdasarkan ukuran fraksinya lalu dimasukkan ke dalam bin panas. Masing-masing agregat dari bin panas ditimbang sesuai proporsi yang diinginkan.Bila diperlukan, bahan pengisi (filler) ditambahkan melalui pemasok bahan pengisi.Selanjutnya dicampur kering dalam pencampur.Aspal dengan jumlah terkontrol ditambahkan setelah pencampuran kering.Bila pencampuran agregat dengan aspal telah homogen, campuran selanjutnya dituangkan ke dalam truk pengangkut dan dibawa ke tempat penghamparan. UNIVERSITAS MERCU BUANA TEKNIK MESIN 2009
Page