BAB III PEMAKNAAN MASYARAKAT DESA WONOSARI KECAMATAN SIWALAN KABUPATEN PEKALONGAN TERHADAP BATU AKIK
A. Gambaran Umum Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan 1. Letak Geografis Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan memiliki luas wilayah 158,963 Ha, dengan rincian 102,514 Ha tanah sawah, tanah kering (pekarangan/bangunan) seluas 16,288 Ha, tanah perkebunan seluas 23,102 Ha dan 17.059 Ha tanah lain-lain (sungai, jalan, kuburan, saluran, lapangan, sarana pendidikan, tempat ibadah). Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan memiliki tinggi 7 meter diatas permukaan laut (mdpl) dengan bentuk tanah datar dan suhu rata-rata 25º-30º celsius. Batas wilayah Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan sebelah timur yaitu Desa Tengeng Wetan, sebelah selatan Kelurahan Sragi, sebelah barat Desa Mejasem dan sebelah utara Desa Tengeng Kulon. Jarak antara pusat pemerintahan desa dengan ibukota
41
42
kecamatan yaitu ±3 Km, sedangkan dengan ibukota kabupaten ±25 Km dan dengan ibukota propinsi ±125 Km.1 2. Struktur Organisasi Tabel 4 Struktur organisasi pemerintah Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan tahun 2016.2
1
Kepala Desa
Sekretaris Desa
Slamet Haryanto
Slamet, SIP
Kaur. Pemerintahan
:-
Kaur. Pembangunan
:-
Kaur. Kesos
: Muslimin
Kaur. Umum
: Moch. Rochim
Pamong Tani
:-
Polisi Desa
: Sochadi
Kadus I (Limbangan)
: Rusjono
Kadus II(Wonosari)
: Darjat
Kadus III (Tegalborang)
:-
Dokumentasi Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan, Tanggal 10 Maret 2016. 2 Dokumentasi Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan, Tanggal 10 Maret 2016.
43
3. Pendidikan dan Pekerjaan Pendidikan
adalah
proses
membimbing
manusia
dari
kegelapan, kebodohan, dan pencerahan pengetahuan. Dalam arti luas pendidikan baik formal maupun informal meliputi segala hal yang memperluas pengetahuan manusia tentang dirinya sendiri dan tentang dunia tempat mereka hidup.3 Dari pandangan ini pendidikan dilihat dari suatu proses yang inheren dalam konsep manusia. Artinya manusia hanya dapat dimanusiakan melalui proses pendidikan, di dalam proses pendidikan terdapat pendidik dan peserta didik.4 Di Negara Indonesia terdapat bermacam bentuk pendidikan, pertama bentuk formal, yaitu pendidikan yang berstruktur dan berprogram. Kedua bentuk non formal, yaitu pendidikan yang rentang waktunya singkat dan tujuannya untuk memperoleh bentuk-bentuk pengetahuan atau keterampilan tertentu
yang langsung dapat
dimanfaatkan pemiliknya. Ketiga bentuk informal, yaitu pendidikan yang tidak mengenal jangka waktu tertentu, proses pendidikan informal terjadi seumur hidup.5 Untuk lebih jelasnya akan di klasifikasikan dalam tabel berikut.
3
M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak Dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: Amzah 2007) hlm. 21 4 H. A. R. Tilaar, Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002) hlm. 17. 5 H. A. R. Tilaar, Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia, hlm. 86.
44
Tabel 5 Bentuk pendidikan dan Lembaga Pendidikan6 No 1
Bentuk Pendidikan Pendidikan Formal
Lembaga Pendidikan
Sekolah (TK, SD, SMP, SMA, Universitas)
2
Pendidikan Non Formal
Madrasah
Kursus-kursus singkat (nonijazah formal)
3
Pendidikan Informal
Pelatihan-pelatihan
Masyarakat dan kebudayaan
Media massa
Perpustakaan
Di Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan jumlah penduduknya sekitar 2.573 jiwa dari 755 Kepala Keluarga. Adapun proses pendidikannya terdiri dari pendidikan formal, non formal, dan informal yang berjalan saling beriringan. Pendidikan masyarakat
Desa
Wonosari
Kecamatan
Siwalan
Kabupaten
Pekalongan dalam bentuk formal yang melibatkan 2.573 jiwa akan dipaparkan dalam tabel berikut beserta jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur. 6
H. A. R. Tilaar, Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia, hlm 87.
45
Tabel 6 Kependudukan7 KEPENDUDUKAN 1. JUMLAH KEPALA KELUARGA (kk): 755 KK 2. JUMLAH PENDUDUK
: 2. 573 Orang
(L : 1.259 + P : 1.314) KELOMPOK
KELOMPOK L
P
JML
UMUR
L
P
JML
UMUR
0
-
4
82
91
173
25
- 29
87
102
189
5
-
9
105 108
213
30
- 39
256
211
467
10
- 14
92
103
195
40
- 49
159
189
348
15
- 20
140 143
283
50
- 59
140
136
276
21
- 24
83
174
115
140
255
91
60 +
Tabel 7 Pendidikan Masyarakat Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan (5 tahun keatas)8
7
Dokumentasi Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan, Tanggal 10 Maret 2016. 8 Dokumentasi Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan, Tanggal 10 Maret 2016.
46
No
Pendidikan
Jumlah Jiwa
1
Tamat Perguruan Tinggi
48
2
Tamat SLTA/SLTP
401
3
Tidak tamat SD/Tamat SD
1793
4
Belum Tamat SD/Tidak Sekolah
331
Pekerjaan secara umum didefinisikan sebagai sebuah kegiatan aktif yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan sebuah karya bernilai imbalan dalam bentuk uang bagi seseorang. Kata lain dari pekerjaan adalah profesi.9 Di Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan pekerjaan masyarakatnya dipengaruhi oleh pendidikan yang diperoleh. Mayoritas pekerjaan masyarakat desa tersebut adalah bertani, hal ini sesuai dengan ciri-ciri masyarakat pedesaan yang menggantungkan hidup dari pertanian.10 Adapun jenis-jenis pekerjaan lain yang ada di Desa Wonosari Kecamatan Siwalan akan dipaparkan dalam tabel berikut.
9
https://id.wikipedia.org/wiki/Pekerjaan, diakses hari Kamis 10 Maret 2016 Esti Ismawati, Ilmu Sosial Budaya Dasar, (Yogyakarta: Ombak, 2012), hlm. 53
10
47
Tabel 8 Pekerjaan Masyarakat Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan11 No
Jenis Pekerjaan
Jumlah Jiwa
1
Petani
201
2
Buruh Tani
160
3
Peternak
11
4
Pedagang Keliling
21
5
Montir
3
6
Karyawan Perusahaan Swasta
48
7
TNI
2
8
Polisi
4
9
Pegawai Negeri Sipil
24
10
Pengusaha Kecil dan Menengah
14
11
Buruh Harian Lepas
418
4. Kebudayaan Kebudayaan adalah pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks,
meliputi
pengetahuan
pengetahuan
(knowledge),
kepercayaan (belief), seni (art), moral (morals), hukum (law), adat11
Dokumentasi Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan, Tanggal 10 Maret 2016.
48
istiadat/kebiasaan (costum), dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat.12 Unsur kebudayaan meliputi, bahasa, sistem teknologi, sistem mata pencaharian, organisasi sosial, sistem pengetahuan, religi, dan kesenian. Dari ketujuh komponen tersebut dinamakan sebagai unsurunsur kebudayaan univerasal, artinya unsur-unsur tersebut dapat dijumpai di seluruh kebudayaan dunia, baik yang masih primitif maupun modern.13 Kebudayaan suatu masyarakat sangat dipengaruhi oleh pendidikannya. Peranan pendidikan dalam perkembangan bahkan matinya suatu kebudayaan sangatlah besar. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan kebudayaan. Bahkan tanpa proses pendidikan tidak mungkin kebudayaan itu berlangsung dan berkembang bahkan memperoleh dinamikanya.14 Kebudayaan masyarakat Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten
Pekalongan
sangat
dipengaruhi
oleh
pendidikan
masyarakatnya. Kebudayaan juga dipengaruhi oleh letak geografi suatu daerah, seperti Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan masyarakatnya tergolong sebagai masyarakat desa. Ciriciri masyarakat desa yaitu,
12
Esti Ismawati, Ilmu Sosial Budaya Dasar, hlm. 5. Esti Ismawati, Ilmu Sosial Budaya Dasar, hlm. 9. 14 H. A. R. Tilaar, Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia, hlm. 49. 13
49
a. Homogenitas sosial, yaitu masyarakat yang terdiri dari satu atau beberapa kerabat saja, sehingga pola hidup tingkah laku maupun kebudayaan sama/homogen. b. Hubungan primer, pada masyarakat desa hubungan kekeluargaan dilakukan secara akrab, semua kegiatan dilakukan secara musyawarah. c. Gotong royong d. Ikatan sosial, masyarakat desa diikat dengan nilai-nilai adat dan kebudayaan secara ketat. Dari hasil observasi peneliti terhadap masyarakat Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan, gotong royong dalam berbagai macam hal merupakan kebudayaan masyarakat desa tersebut. B. Dalil Hadits Yang digunakan oleh Masyarakat Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan dalam Penggunaan Batu Akik Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada masyarakat Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan, mengenai dalil hadits yang berkaitan dengan penggunaan batu akik. Dengan informan kyai dan ustadz (kyai Buchori, ustadz Nurudin dan ustadz Sochadi). Muncul satu hadits yang dijadikan sebagai landasan dalil bagi
50
sebagian masyarakat Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan dalam penggunaan batu akik. Dalil hadits tersebut adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim pada kitab Shahih Muslim hadits no 2094 Bab Fi Khatam alWaraq Fashshuhu Khabasyiyyun dengan teks hadits sebagai berikut
Telah memberitahukan kepada kami Yahya bin Ayyub, telah memberitahukan kepada kami Abdullah bin Wahhab al-Miṣ ri, telah memberitahukan kepadaku Yūnus bin Yazīd, dari Ibnu Syihāb, telah memberitahukan kepadaku Anas bin Mālik, beliau berkata, cincin Rasulullah SAW terbuat dari perak dan mata cincinnya dari batu habasyah. (H.R. Muslim no 2094).
C. Pemahaman
Masyarakat
Desa
Wonosari
Kecamatan
Siwalan
Kabupaten Pekalongan Terhadap Hadits Tentang Batu Akik Dalam memahami hadits tentang batu akik yang telah disebutkan di atas. Masyarakat Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan cara memahaminya berbeda-beda. Ada yang memahaminya dari segi makna beserta lafadznya, ada yang memahaminya dari segi maknanya saja, ada yang memahaminya dari penjelasan atau maksud dari
15
Al-Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi, Shahih Muslim juz 3, (Indonesia: Maktabah Dahlan) hlm. 1658.
51
suatu hadits tanpa mengetahui teks haditsnya, dan adapula yang tidak mengetahui serta tidak memahami hadits tentang batu akik. Pemahaman hadits tentang batu akik dari segi makna beserta lafadznya, penulis dapatkan dari salah satu informan, yaitu kyai Buchori. Beliau menjelaskan bahwa hukum memakai cincin batu akik adalah sunnah. Hal ini dilandaskan pada hadits riwayat Imam Muslim yang telah disebutkan di atas.16 Selanjutnya pemahaman mengenai hadits tentang batu akik dari segi maknanya, penulis dapatkan dari salah satu informan, yaitu widi dengan penjelasan bahwa Rasulullah SAW pernah memakai cincin yang memiliki mata cincin dari batu akik. Batu tersebut adalah batu Habasyah atau lebih dikenal dengan sebutan Yaman Merah. Hal ini yang menjadikan pemakaian cincin batu akik sebagai kesunnahan.17 Pemahaman yang selanjutnya mengenai hadits tentang batu akik yaitu dengan cara memahaminya hanya dari maksud suatu hadits tanpa mengetahui teks haditsnya. Pemahaman seperti ini didapatkan dari seorang kyai. Informan yang menggunakan pemahaman ini diantaranya adalah ustadz Nurudin, ustadz Sochadi, Musbikhin, Rusjono dan Nur Sholeh.
16
Buchori, Kyai Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan, Wawancara Pribadi, tanggal 7 April 2016 17 Widi, Masyarakat Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan, Wawancara Pribadi, Tanggal 2 Maret 2016.
52
Selanjutnya masyarakat yang tidak mengetahui dan memahami dalil hadits tentang batu akik. Masyarakat tersebut diantaranya adalah Dasuki, Rochim, Mulsimin, Risalatul, Amanah dan Kasran. D. Pemaknaan
Masyarakat
Desa
Wonosari
Kecamatan
Siwalan
Kabupaten Pekalongan Terhadap Batu Akik Dalam melakukan penelitian tentang makna batu akik bagi masyarakat Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan, peneliti menemukan beberapa jawaban dari berbagai perspektif, antara lain: 1. Religi Dalam agama Islam, Al-Qur’an dan Hadits adalah sumber hukum utama. Pada penelitian ini lebih difokuskan kepada sumber hukum kedua, yaitu hadits. Hadits adalah semua perkataan, perbuatan, taqrir (penetapan), sifat dan segala keadaan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW. Praktek pengamalan suatu hadits sering disebut dengan istilah living hadits. Pengertian living hadits yaitu, tradisi yang hidup di masyarakat yang disandarkan kepada hadits. Dalam prakteknya hadits telah termanifestasikan dalam kehidupan masyarakat secara luas dalam tiga bentuk varian, yaitu tradisi tulis, tradisi lisan dan tradisi praktik.18
18
Alfatih Suryadilaga, Aplikasi Penelitian Hadits Dari Teks ke Konteks, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 184.
53
Tradisi praktik dalam living hadits ini cenderung banyak dilakukan oleh umat Islam. Hal ini didasarkan atas sosok Nabi Muhammad SAW dalam menyampaikan ajaran Islam. Di Indonesia sendiri tradisi-tradisi yang kemudian disandarkan kepada hadits telah banyak berkembang di masyarakat, dalam dunia akademik pun sudah banyak dilakukan penelitian mengenai tradisi yang berkembang di masyarakat yang kemudian disandarkan kepada sebuah hadits. Pada penelitian ini, peneliti melaksanakan penelitian di Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan mengenai praktik penggunaan batu akik di kalangan masyarakat desa tersebut. Menurut Kyai Buchori19, penjelasan batu akik dalam perspektif hadits, dijelaskan pada kitab Shahih Muslim hadits no 2094 Bab Fi Khatam al-Waraq Fashshuhu Khabasyiyyun dengan teks hadits sebagai berikut
Telah memberitahukan kepada kami Yahya bin Ayyub, telah memberitahukan kepada kami Abdullah bin Wahhab al-Miṣ ri, telah memberitahukan kepadaku Yūnus bin Yazīd, dari Ibnu Syihāb, telah memberitahukan kepadaku Anas bin Mālik, beliau berkata, cincin Rasulullah SAW terbuat dari perak dan mata cincinnya dari batu habasyah. (H.R. Muslim no 2094).
19
Buchori, Kyai Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan, Wawancara Pribadi, tanggal 7 April 2016 20 Al-Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi, Shahih Muslim juz 3, (Indonesia: Maktabah Dahlan) hlm. 1658.
54
Pemahaman masyarakat akan sebuah hadits tidak selalu tekstual saja, terkadang masyarakat hanya mengetahui maksud dari suatu hadits tanpa mengetahui bunyi teks aslinya. Seperti yang terjadi di Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan, dalam praktik penggunaan batu akik. Sebagian masyarakat menilai bahwa penggunaan batu akik (berupa cincin) adalah suatu kesunahan. Seperti yang diungkapkan oleh Widi21 “Menggunakan cincin dari batu akik merupakan sunnah Nabi, dikarenakan pada zaman dahulu Rasulullah SAW pernah memakai cincin yang memiliki mata cincin dari batu akik. Batu tersebut adalah batu Habasyah atau lebih dikenal dengan sebutan Yaman Merah.” Praktik penggunaan batu akik (berupa cincin) merupakan kesunnahan Nabi. Batu Yaman Merah adalah salah satu batu yang dipakai oleh Rasulullah SAW menurut sebagian kalangan masyarakat Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan, adapun dalil yang menjelaskan tentang kesunnahan menggunakan batu akik, mereka mengetahuinya dari penjelasan kyai.22 2. Ekonomi Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, fenomena batu akik yang populer di tahun 2015 dimaknai sebagai peluang usaha,
21
Widi, Masyarakat Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan, Wawancara Pribadi, Tanggal 2 Maret 2016. 22 Rusjono, Kadus 1 (Dukuh Limbangan) Desa Wonosari Kecamatan siwalan Kabupaten Pekalongan, Wawancara Pribadi, Tanggal 10 Maret 2016,dan Nur Sholeh, Pengrajin Batu Akik, Wawancara Pribadi, Tanggal 5 April 2016.
55
dengan kata lain bisa dijadikan usaha jual beli batu akik. Hal ini senada dengan apa yang dijelaskan oleh Musbikhin.23 “Fenomena batu akik yang merambah berbagai kalangan masyarakat bisa dijadikan sebagai peluang usaha. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan batu akik, kemudian saya membuka usaha jual beli batu akik ataupun batu mulia. Selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, peluang usaha ini juga bisa memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.” Orang yang bisa membaca peluang usaha kemudian menjadikan peluang
tersebut
enterpreneur.
menjadi
Zimmerer
bisnis dan
disebut
wirausahawan
Scarborough
atau
mendefinisikan
wirausahawan dengan seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan bisnis dengan cara mengidentifikasikan peluang dan menggabungkan sumber daya yang diperlukan untuk mendirikannya.24 Adapun pendapat lain dari perspektif ini, diungkapkan oleh Nur Sholeh25, pengrajin batu akik, sebagai berikut : “Fenomena batu akik pada tahun 2015, bisa meningkatkan ekonomi masyarakat kalangan bawah sampai menengah. Akan tetapi ada dampak lain, yaitu bagi masyarakat umum keuangannya bisa semrawut karena pengeluaran (untuk membeli batu akik) terkadang lebih besar daripada pemasukannya. Karena pada waktu itu semua lapisan masyarakat, baik anak kecil, orang dewasa, sampai tokoh masyarakat demam batu akik, sehingga rela mengeluarkan dana besar hanya untuk membeli batu akik.”
23
Musbikhin, Penjual Batu Akik, Wawancara Pribadi, tanggal 11 Maret 2016. Idri, Hadis Ekonomi Ekonomi dalam Perspektif Hadis Nabi, (Jakarta: Kencana, 2015),
24
hlm. 287. 25
Nur Sholeh, Pengrajin Batu Akik, Wawancara Pribadi, Tanggal 5 April 2016.
56
Sedangkan menurut widi26, yang memiliki hobi mengoleksi batu akik mengungkapkan “Mengoleksi batu akik selain sebagai hobi, terkadang juga bisa diperjualbelikan apabila ada penawaran yang cocok.” Mengenai harga jual dari batu akik maupun batu mulia, tidak ada patokan harga. Mahal atau tidaknya harga sebuah batu akik maupun batu mulia tergantung dari adanya stok batu tersebut. Jika barangnya sulit dicari, langka maka harganya mahal, seperti berlian, ruby, dan batu zamrud.27 Menurut Rusjono28 “Tidak ada standar harga dari batu akik maupun batu mulia, mahal atau tidaknya harga batu akik maupun batu mulia tergantung dari pembeli itu sendiri. Jika batu akik maupun batu mulia dilihat sebagai sebuah seni maka tidak ada standar harga.” Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa suatu benda yang memiliki nilai estetika tidak dapat diukur dengan materi, dalam hal ini yaitu batu akik maupun batu mulia. Tidak ada standar harga dari batu akik ataupun batu mulia bagi orang-orang yang memandangnya sebagai sebuah karya seni yang memiliki nilai estetika yang tinggi. 3. Mistik Kata mistik dalam KKBI (kamus besar bahasa Indonesia) berarti hal gaib yang tidak terjangkau oleh akal manusia biasa.29
26
Masyarakat Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan, Wawancara Pribadi, Tanggal 2 Maret 2016. 27 Musbikhin, Penjual Batu Akik, Wawancara Pribadi, Tanggal 11 Maret 2016. 28 Rusjono, Kadus 1 (Dukuh Limbangan) Desa Wonosari Kecamatan siwalan Kabupaten Pekalongan, Wawancara Pribadi, Tanggal 10 Maret 2016. 29 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia cet. 3, hlm. 749.
57
Menurut Kyai Buchori30 batu akik dari perspektif ini dijelaskan sebagai berikut “Batu akik terkadang memiliki manfaat tersendiri. Untuk mengetahui apa manfaatnya, bisa dengan menggunakan ilmu ngepal batu. Akan tetapi tidak semua orang tahu mengenai ilmu ini, hanya kalangan tertentu saja. Karena dikhawatirkan bias terjerumus kesifat musyrik.” Penjelasan batu akik dari perpektif ini juga diutarakan oleh Dasuki31 “Batu akik merupakan sebuah benda yang memiliki kekuatan magis. Semisal batu Sulaiman bisa bermanfaat bagi pertanian, dan bisa menjaga tubuh. Batu Combong bisa digunakan sebagai pengasihan.” Batu akik terkadang juga dijadikan sebagai jimat. Jimat adalah benda-benda keramat atau benda-benda pusaka yang dipercaya memiliki kekuatan ghaib sehingga dapat membantu menyelesaikan segala persoalan hidup.32 Benda yang memiliki kekuatan magis dalam hal ini batu akik, biasanya di dalamnya terdapat khadam. Kata khadam berasal dari bahasa Arab yaitu khadama yang berarti melayani, sedangkan khadam adalah arti dari isim fail khādimun (pelayan).33 Pengeritan khadam yang berada di dalam benda-benda yang memiliki
30
Buchori, Kyai Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan, Wawancara Pribadi, tanggal 7 April 2016 31 Dasuki, masyarakat Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan, Wawancara Pribadi, tanggal 12 Maret 2016. 32 Abu Umar Abdillah, Dukun Hitam Dukun Putih, (Klaten: Wafa Press, 2006), hlm. 67 33 Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia Terlengkap, (Surabaya: Pustaka Progressif, 2002), hlm. 326
58
kekuatan magis adalah jin yang menjadi pelayan atau pembantu bagi seseorang yang memiliki benda tersebut. Menurut Kasran34 “Ketika saya memakai cincin dari batu akik, tentunya di dalamnya terdapat penjaga atau dalam artian lain khadam, yang bisa memberikan energi khusus bagi pemakainya.” Bagi sebagian orang memaknai batu akik sebagai batu yang memiliki kekuatan mistik bagi para pemakainya. Seperti batu Junjung Drajat dipercaya bisa memberikan energi khusus yang bisa menjadi semangat dalam bekerja, batu Black Jade (Giok Hitam) dipercaya bisa untuk kesehatan.35 4. Seni Seni menurut Ki Hajar Dewantara merupakan hasil keindahan sehingga dapat menggerakkan perasaan indah orang yang melihatnya, oleh karena itu perbuatan manusia yang dapat mempengaruhi, dapat menimbulkan perasaan indah itu seni. Seni menurut bentuk media yang digunakan terbagi menjadi tiga, yaitu: a. Seni yang dapat dinikmati melalui media pendengaran (audio art), misalnya seni musik, seni suara dan lainnya. b. Seni yang bisa dinikmati melalui media penglihatan (visual art), misalnya lukisan, poster dan lainnya.
34
Kasran, masyarakat Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan, Wawancara Pribadi, tanggal 12 Maret 2016. 35 Rusjono, Kadus 1 (Dukuh Limbangan) Desa Wonosari Kecamatan siwalan Kabupaten Pekalongan, Wawancara Pribadi, Tanggal 10 Maret 2016.
59
c. Seni
yang bisa
dinikmati
melalui
media penglihatan
dan
pendengaran (audio visual art), misalnya pertunjukan music, pagelaran wayang, film dan lainnya.36 Batu akik merupakan batu yang memiliki beragam varian warna dan terkadang bermotif gambar.37 Secara bentuk seni batu akik merupakan seni yang bisa dinikmati melalui media penglihatan (visual art) seperti halnya lukisan. Pengertian batu akik dari perspektif ini adalah batuan alam yang memiliki nilai seni, yang terpendam dalam kurun waktu yang sangat lama, corak, warna dan motifnya pun berbedabeda tergantung dari tempat asalnya.38 Pemaknaan batu akik ke dalam kategori seni juga diungkapkan oleh Moch. Rochim39 “Batu akik merupakan batu yang memiliki unsur seni, karena di dalamnya terdapat keindahan, baik dalam segi warna, corak dan motif. Sehingga banyak orang tertarik untuk mengoleksi batu akik karena keunikan batu tersebut.” Hal senada juga diungkapkan oleh Muslimin,40 menganggap bahwa batu akik merupakan sebuah karya seni yang memiliki nilai estetika tinggi, sehingga layak dijadikan sebagai perhiasan atau aksesoris. Penggunaan batu akik sebagai perhiasan tidak hanya pada
36
https://id.wikipedia.org/wiki/Seni, diakses Hari Sabtu 12 Maret 2016. Nur Sholeh, Pengrajin Batu Akik, Wawancara Pribadi, Tanggal 5 April 2016. 38 Risalatul, Masyarakat Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan, Wawancara Pribadi Tanggal, 6 April 2016. 39 Moch. Rochim, Kepala Urusan Umum Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan, Wawancara Pribadi Tanggal 10 Maret 2016. 40 Muslimin, Kepala Urusan Kesosialan Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan, Wawancara Pribadi Tanggal 10 Maret 2016. 37
60
kalangan laki-laki saja, sebagian perempuan juga menggunakan batu akik (berupa cincin) sebagai perhiasan.41 Pada bab selanjutnya akan dibahas mengenai analisa penelitian yang diperoleh di Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan, berupa analisa terhadap hadits tentang batu akik serta pemahaman masyarakat mengenai hadits tersebut dan pemaknaan batu akik, baik dari perspektif religi, ekonomi, mistik dan seni.
41
Amanah, Masyarakat Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan, Wawancara Pribadi Tanggal, 7 April 2016.