BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini berada di Kampung Sayangan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta.
B. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah jenis data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber data. Metode yang digunakan untuk memperoleh data primer adalah metode survey dengan teknik wawancara langsung (direct interview). Data primer didapatkan dari pengamatan langsung berupa observasi atau wawancara langsung dengan masyarakat disekitar proyek. Data primer yang digunakan pada penelitian ini adalah jarak, waktu, dan data pekerjaan warga sekitar. Data sekunder adalah data yang bersumber dari instansi dan lembaga-lembaga terkait di wilayah proyek Kota Surakarta maupun literature pendukung lainnya. Instansi-instansi tersebut antara lain : Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta, Badan Perencanaan Daerah (BAPPEDA) Kota Surakarta, Dinas Pekerjaan Umum, Kantor Kecamatan Laweyan, Kantor Kelurahan Laweyan, Kantor Kelurahan Pajang, dan lainlain.
27
28
Jenis data sekunder yang dibutuhkan antara lain : 1.
Data Monografi dan Topografi daerah yang mendapat dampak langsung dari Pembangunan Jembatan Sayangan.
2.
Karakteristik lokasi pembangunan jembatan yang menghubungkan Kelurahan Laweyan dengan Kelurahan Pajang.
3.
Data total biaya Proyek Jembatan Sayangan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta.
C. Teknik Pengambilan Data Teknik yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian ini adalah : 1. Kuesioner Teknik pengambilan data dengan cara membuat daftar pertanyaan yang kemudian diajukan kepada pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini. 2. Studi Pustaka Teknik pengambilan data dengan cara mencari literatur berupa data dan teori yang berhubungan dengan masalah dalam penelitian ini.
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan dari kelompok orang, peristiwa, atau objek-objek lain yang sedang menjadi perhatian untuk diselidiki dan kemudian dapat dikenai generalisasi dari hasil penelitian itu
29
(Sarwoko, 2007). Populasi dari penelitian ini adalah jumlah Kepala Keluarga (KK) yang berada di RW III Kampung Sayangan dan RW IX Kampung Bratan yang berjumlah 320 KK. 2. Sampel Menurut Mendenhall dan Reinmuth (1993), menyatakan bahwa sampel adalah sebuah sub himpunan dari pengukuran-pengukuran yang dipilih dari populasi yang menjadi perhatian kita. Jadi, sampel merupakan bagian dari populasi. Salah satu cara pengukuran sampel penelitian dari populasi dapat ditentukan menggunakan rumus Slovin (1960) sebagai berikut : ?
=
=
=
? È ? ?? ???
? ? ? ? ? Æ? ? ? ???
? ? ? ? ? Æ? ? ? ??? ??
= 76,2 Keterangan : n = ukuran sampel, N = ukuran populasi, E = tingkat kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir (nilai kritis) Dari hasil perhitungan sampel dengan menggunakan metode slovin didapatkan jumlah sampel sebanyak 76,2. Akan tetapi dalam
30
penelitian ini jumlah sampel dibulatkan menjadi 76 sampel dan dalam penenuntuannya menggunakan teknik purposive sampling. Tabel 3.1 Ukuran Sampel
Daerah Kampung Bratan RW IX Kampung Laweyan RW III Jumlah Sumber : Data diolah 2016
Populasi 195 125 320
Ukuran Sampel Rumus Slovin Pembulatan 60.9% x 76 46 39.1% x 76 30 76
Persentase 60.9% 39.1% 100%
E. Definisi Operasional Variabel 1.
Capital (Modal) Modal adalah modal awal yang digunakan untuk investasi kegiatan pembangunan Jembatan Sayangan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta yang diukur dalam satuan rupiah.
2.
Benefit (Manfaat) Manfaat langsung yang diperoleh dari kegiatan suatu proyek yang diukur dalam satuan rupiah. Manfaat langsung yang diterima fungsi awal dari dibangunnya Jembatan Sayangan, Kecamatan Laweyan,
Kota
Surakarta
yaitu
adanya
akses
jalan
yang
menghubungkan Keluahan Laweyan dengan Kelurahan Pajang. 3.
Cost (Biaya) Biaya adalah pengeluaran yang dikeluarkan pada saat pembangunan
proyek,
biaya
operasional
pemeliharaan yang diukur dalam satuan rupiah.
dan
biaya-biaya
31
4.
Social Discount Rate (tingkat bunga) Tingkat bunga yang digunakan adalah tingkat bunga yang berlaku pada saat dilakukannya investasi awal diukur dalam satuan persen(%).
F. Alat Analisis Data Metode yang digunakan untuk menganalisis evaluasi proyek yaitu pemberian nilai secara subjektif disetiap kriteria dan sub-kriteria kelayakan proyek. Berikut ini kriteria-kriteria yang digunakan dalam praktek untuk evaluasi dan penilaian proyek desain (ADB,2015) 1.
Relevance Relevansi adalah sejauh mana proyek yang diusulkan (atau program) cocok dengan prioritas dan kebijakan dari kelompok sasaran, penerima dan donor. Dalam mengevaluasi relevansi suatu proyek atau program berguna untuk mempertimbangkan tujuan dari program ini berlaku / masih berlaku, output dari proyek atau program sudah konsisten dengan tujuan keseluruhan dan pencapaian tujuannya dari proyek atau program dan dengan dampak yang dimaksudkan. Evaluasi relevansi suatu proyek terdapat sub-kriteria yang harus diperhatikan. Berikut sub kriteria dalam mengevaluasi relevansi : (Sabarguna,2008)
32
Tabel 3.2 Sub-Kriteria Evaluasi Relevansi Sub-Kriteria 1. Dukungan Kebijakan
Parameter 1. Konsistensi dengan prioritas nasional
Indikator 1. Tingkat konsistensi dari tujuan proyek dengan konstitusi. 2. Tingkat konsistensi dari tujuan proyek dengan undang-undang terkait.
2. Konsistensi dengan orang yang membutuhkan
3. Tingkat konsistensi dari tujuan proyek dengan pembangunan jangka menengah dan mitigasi perubahan iklim. 4. Tingkat konsistensi dari tujuan proyek dengan peningkatan kesejahteraan sosial.
5. Tingkat konsistensi dari tujuan proyek dengan generasi pendapatan yang lebih. 3. Konsistensi dengan komitmen global.
6. Tingkat konsistensi dari tujuan proyek dengan perjanjian internasional tentang hak sipil dan politik. 7. Tingkat konsistensi dari tujuan proyek dengan perjanjian internasional tentang hak ekonomi, sosial, dan budaya. 8. Tingkat konsistensi dari tujuan proyek dengan pembangunan jangka panjang dan mitigasi perubahan iklim.
33
Sub-Kriteria 2. Pemilihan Teknologi
Parameter 1. Teknologi berbasis sumber daya. 2. Aksesibilitas
3. Pengalihan
3. Masalah Lingkungan
Indikator 1. Tingkat sumber daya lokal yang digunakan. 2. Aksesibilitas pengetahuan proyek dan teknologi untuk masyarakat setempat 3. Pengalihan pengetahuan proyek dan teknologi untuk masyarakat setempat
1. Konsistensi rencana 1. Tingkat konsistensi tata ruang. lokasi proyek untuk rencana tata ruang 2. Sustainabillity 2. Tingkat manajemen proyek dalam mempromosikan lingkungan. 3. Tingkat manajemen proyek dalam melindungi keanekaragaman hayati. 3. Peringanan 4. Tingkat manajemen proyek dalam mengadopsi bencana. 4. Konsistensi rencana 1. Tingkat konsistensi tata ruang. lokasi proyek untuk rencana tata ruang 5. Sustainabillity 2. Tingkat manajemen proyek dalam mempromosikan lingkungan. 3. Tingkat manajemen proyek dalam melindungi keanekaragaman hayati. 6. Peringanan 4. Tingkat manajemen proyek dalam mengadopsi bencana.
4. Aspek Sosial Budaya
1. Lingkungan Masyarakat
1. Tingkat dampak proyek yang diusulkan terhadap perbaikan masyarakat.
34
Sub-Kriteria
Parameter 2. Kesetaraan Gender
3. Perlindungan Budaya
5. Aspek Kelembagaan
1. Pemerintahan yang baik
2. Kapasitas pemerintahan daerah
2.
Indikator 2. Tingkat dampak proyek yang diusulkan terhadap dukungan kesetaraan gender. 3. Tingkat dampak proyek yang diusulkan terhadap perlindungan budaya. 1. Tingkat manajemen proyek dalam menggunakan prinsip pemerintahan yang baik 1. Tingkat dampak proyek yang diusulkan pada peningkatan kapasitas pemerintah daerah
Effectiveness Efektivitas adalah ukuran sejauh mana suatu proyek atau program mencapai tujuannya. Dalam mengevaluasi efektivitas suatu proyek atau program berguna untuk mempertimbangkan sejauh mana tujuan yang dicapai atau kemungkinan akan dicapai dan mengevaluasi faktor utama yang mempengaruhi pencapaian atau non-pencapaian tujuan. Penilaian Efektivitas prinsipnya berhubungan dengan menilai hasil kemungkinan intervensi (program, proyek, langkah-langkah kebijakan, reformasi) pada kesejahteraan masyarakat, rumah tangga, dan individu, termasuk pembayar pajak dan pemilih, dan juga pada negara dan "donor". Penilaian efektivitas adalah penilaian tentang bagaimana kebijakan, program dan proyek yang dievaluasi akan mempengaruhi hasil, termasuk risiko hasil yang tidak diinginkan.
35
Evaluasi efektivitas suatu proyek terdapat sub-kriteria yang harus diperhatikan. Berikut sub kriteria dalam mengevaluasi efektivitas : (Sabarguna,2008) Tabel 3.3 Sub-Kriteria Efektivitas Sub-Kriteria
Parameter
1. Aspek Sosial Budaya
1. Konsisten dengan yang dibutuhkan orang.
2. Aspek Mental
1. Konsisten dengan rencana tata ruang. 2. Keberlanjutan
Indikator
1. Tingkat konsistensi kinerja proyek terhadap kesejahteraan sosial. 2. Tingkat konsistensi kinerja proyek terhadap generasi pendapatan lebih. 3. Tingkat konsistensi kinerja proyek terhadap politik konvensional dan hak sipil internasional. 4. Tingkat konsistensi kinerja proyek terhadap sosial ekonomi konvensional dan hak budaya internasional. 5. Tingkat konsistensi kinerja proyek terhadap Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs) dan mitigasi perubahan iklim. 1. Tingkat konsistensi lokasi proyek terhadap rencana tata ruang. 2. Tingkat manajemen proyek dalam mendukung keberlanjutan lingkungan 3. Tingkat manajemen proyek dalam melindungi keanekaragaman hayati
36
Sub-Kriteria
Parameter
3. Mitigasi
3.
Indikator
4. Tingkat manajemen proyek dalam mengadopsi mitigasi bencana.
Efficiency Secara keseluruhan ada dua langkah kunci efisiensi ketika menilai kualitas proyek potensial: efisiensi ekonomi dan efisiensi kelembagaan. Efisiensi ekonomi secara langsung berkaitan dengan penggunaan optimal dari sumber daya keuangan dan efisiensi kelembagaan yang bersangkutan dengan penggunaan optimal dari sumber daya manusia, proses kelembagaan dan organisasi. Evaluasi efisiensi suatu proyek terdapat sub-kriteria yang harus diperhatikan. Berikut sub kriteria dalam mengevaluasi efisiensi : (Sabarguna,2008) Tabel 3.4 Sub-Kriteria Efisiensi Sub-Kriteria
Aspek Ekonomi dan Finansial
Parameter
1. Kelayakan Finansial
Indikator
1. Pay back Period 2. Internal Rate of Return 3. Net Present Value 4. Profitability Index 5. Elastisitas hasil proyek untuk pertumbuhan ekonomi 6. Elastisitas hasil proyek untuk pengurangan kemiskinan 7. Elastisitas hasil proyek untuk penciptaan lapangan pekerjaan 8. Konektivitas antar daerah
37
Sub-Kriteria
Parameter
Indikator
2. Stabilitas Ekonomi
1. Tingkat kinerja proyek dalam mencapai kesinambungan fiskal 2. Tingkat kinerja proyek dalam mencapai neraca pembayaran 3. Tingkat kinerja proyek dalam mencapai inflasi yang ditargetkan
Berdasarkan Tabel 3.3 hasil analisis kelayakan investasi proyek masuk kedalam sub-criteria yang digunakan dalam menentukan efficiency proyek. Dalam rangka mencari ukuran yang menyeluruh sebagai dasar penerimaan atau penolakan atau pengurutan suatu proyek, telah dikembangkan berbagai cara yang dinamakan kriteria investasi (Gray, et.al. 1993). Kriteria analisis kelayakan investasi terdiri dari : a. Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) merupakan selisih antara benefit (penerimaan) dengan cost (pengeluaran) yang telah di-presentvalue-kan. Dalam mengkaji usulan suatu proyek dengan menggunakan metode NPV apabila hasil yang didapat dari perhitungan menggunakan metode ini positif (NPV > 0 ), maka proyek tersebut layak untuk dijalankan. Artinya suat proyek dapat dinyatakan bermanfaat untuk dilaksanakan bila NPV proyek tersebut sama atau lebih besar dari nol. Jika NPV = 0, berarti proyek mengembalikan persis sebesar social opportunity cost faktor produksi modal. Sebaliknya apabila hasil yang
38
didapa negatif (NPV < 0 ), maka proyek tersebut dianggap tidak layak. Ini berarti bahwa sumber-sumber yang dipakai untuk proyek tersebut sebaiknya dialokasikan pada penggunaan lain yang lebih menguntungkan. Berikut adalah rumus untuk menghitung NPV (Gray, 2005:65-66): ? ?? Dimana :
b.
?
?
?? ?
? ? − ?? ÆÈ ? ?
NPV
= Net Present Value
Bt
= Benefit atau manfaat bruto proyek pada tahun t
Ct
= Cost atau manfaat bruto proyek pada tahun t
n
= Umur ekonomis proyek
i
= Social doscount rate
Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat bunga yang menggambarkan bahwa antara benefit (penerimaan) yang telah di-present-value-kan
dan cost (pengeluaran) yang telah di-
present-value-kan sama dengan nol. Dengan demikian IRR ini menunjukkan kemampuan suatu proyek untuk menghasilkan suatu returns, atau tingkat keuntungan yang akan dicapai oleh proyek tersebut. IRR akan selalu mendekati besarnya (i) sehingga sering dijadikan pedoman tingkat bunga yang berlaku (i). Berdasarkan kriteria investasi IRR, suatu proyek akan dipilih apabila IRR > social discount rate, sedangkan IRR kurang dari
39
social discount rate maka proyek tersebut akan ditolak. Berikut adalah rumus untuk menghitung IRR (Gray,2005:72):
c.
??
? ??? Æ?Ä− ?′ ? ?? ?−? ??Ä
Dimana :
?? ?
IRR
= Internal Rate of Return
i’
= Tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif
i”
= Tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif
NPV’
= Net Present Value positif
NPV”
= Net Present Value negatif
Benefit Cost Ratio (BCR) Benefit cost ratio adalah perbandingan antara jumlah dari nilai NPV dan investasi awal dengan invetasi awal proyek. Suatu proyek akan dipilih jika BCR > 1, apabila BCR < 1 maka usulan proyek akan ditolak. Berikut adalah rumus untuk menghitung BCR (Rahardjo, 2010): ? ??
? ?? ?
?
Keterangan :
BCR = Benefit Cost Ratio NPV = Net Present Value C
= Cost (Biaya) Investasi Awal
d. Payback Period (PBP) Payback Period merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan seluruh modal yang digunakan pada
40
investasi awal, jika PBP lebih pendek dari umur proyek maka usul investasi tersebut diterima, jika umur PBP lebih panjang dari umur proyek maka usul investasi tersebut ditolak. Berikut rumus perhitungan PBP (Gray, 2005:79): ???
? ?
Æ? ? ?
? È ?? ℎ? ?
?
Dimana :
4.
PBP
= Payback Period
A
= Besar Angsuran
i
= Tingkat Bunga
t
= Tahun
Sustainability Keberlanjutan berkaitan dengan mengukur manfaat dari suatu kegiatan cenderung terus berlanjut atau tidak setelah pendanaan donor telah ditarik. Proyek harus berkelanjutan secara finansial. Evaluasi keberlanjutan suatu proyek terdapat sub-kriteria yang harus diperhatikan. Berikut sub kriteria dalam mengevaluasi keberlanjutan : (Sabarguna,2008) Tabel 3.5 Sub-Kriteria Keberlanjutan Sub-Kriteria
1. Aspek Sosial Budaya
Parameter 1. Kapasitas Masyarakat lokal
Indikator
1. Kapasitas untuk keberlanjutan manfaat 2. Kapasitas untuk mempertahankan manfaat
41
Sub-Kriteria
Parameter
Indikator
3. Kapasitas untuk meniru masyarakat lokal dan regional lainnya 2. Aspek Ekonomi dan Finansial
1. Aspek Ekonomi
2. Aspek Finansial
3. Aspek Lingkungan
1. Kapasitas untuk mempertahankan
2. Kapasitas untuk meningkatkan
1. Kapasitas keberlanjutan tanpa dana baru 1. Meningkatkan Pendapatan 2. Meningkatkan Manfaat 1. Kapasitas untuk mempertahankan program 2. Kapasitas untuk mempertahankan manfaat 1. Kapasitas untuk meningkatkan manfaat 2. Kapasitas untuk mengurangi polusi
4. Aspek Kelembagaan
1. Kapasitas untuk mempertahankan
1. Kapasitas untuk mempertahankan organisasi 2. Kapasitas untuk mempertahankan pengelolaan
2. Kapasitas untuk meningkatkan
5.
3. Kapasitas untuk mempertahankan manfaat 1. Kapasitas untuk meningkatkan organisasi 2. Kapasitas untuk meningkatkan manfaat
Impact Perubahan positif dan negatif yang dihasilkan oleh intervensi pembangunan, langsung atau tidak langsung, disengaja maupun tidak. Ini melibatkan dampak utama dan efek yang dihasilkan dari
42
aktivitas di pembangunan sosial, ekonomi, lingkungan dan indikator pembangunan lainnya. Pemeriksaan harus peduli dengan hasil baik yang diharapkan maupun tidak diharapkan dan juga harus mencakup dampak positif dan negatif dari faktor eksternal, seperti perubahan dalam hal perdagangan dan kondisi keuangan. Evaluasi dampak suatu proyek terdapat sub-kriteria yang harus diperhatikan. Berikut sub kriteria dalam mengevaluasi dampak: (Sabarguna,2008) Tabel 3.6 Sub-Kriteria Dampak Sub-Kriteria
Aspek Institusional
Parameter
1. Mengadopsi tata pemerintahan yang baik 2. Perbaikan Masyarakat
3. Kesetaraan Gender
4. Kapasitas pemerintah daerah
5. Pelestarian Budaya
Indikator
1. Tingkat manajemen proyek dalam mengadopsi prinsip pemerintahan yang baik 2. Tingkat dampak proyek yang diusulkan pada peningkatan masyarakat setempat 3. Tingkat dampak proyek yang diusulkan pada dukungan kesetaraan gender 4. Tingkat dampak proyek yang diusulkan pada peningkatan kapasitas pemerintah daerah 5. Tingkat dampak yang diusulkan pada pelestarian budaya
G. Perhitungan Biaya (Cost) Cost atau biaya yang dimaksud disini adalah semua pengeluaran untuk pelaksanaan pekerjaan kontruksi (capital cost atau biaya investasi permulaan) serta biaya operasi dan pemeliharaan setelah pekerjaan
43
kontruksi dilaksanakan agar tercapai maksud atau manfaat diadakannya pekerjaan kontruksi tersebut untuk waktu yang optimum.
H. Perhitungan Manfaat (Benefit) Manfaat yang dimaksud disini adalah semua manfaat yang bisa dirupiahkan dan perhitungannya langsung berdampak pada pembangunan proyek tersebut.