47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Gambaran Umum 1.
Objek Penelitian Di dalam penyusunan skripsi ini yang di jadikan objek penelitian
penulisan adalah perusahaan yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu : Nama perusahaan
: PT. TIMAH (Persero) Tbk
Alamat Kantor Pusat
: Jalan Jenderal Sudirman No. 51 Pangkalpinang,
Bangka Alamat Kantor Perwakilan
: Jalan Medan Merdeka Timur No.15, Jakarta
Bidang usaha
: Perusahaan Pertambangan Timah
Visi perusahaan
: Menjadi perusahaan pertambangan kelas dunia dan Pemimpin pasar timah global.
47
48
a.
Visi dan misi perusahaan 1) Visi perusahaan
:
Manjadi perusahaan pertanbangan kelas dunia dan pemimpin pasar timah global. 2) Misi Perusahaan
:
a) Mengoptimalkan nilai perusahaan, kontribusi kepada pemegang saham dan tanggungjawab sosial. b) Membangun SDM yang berkompeten dan memiliki nilai-nilai positif, integritas, kreativitas serta bermartabat. c) Memperluas produk-produk yang bernilai tambah. d) Mengembangkan usaha baru berbasis kompetensi. e) Mewujudkan harmonisasi dan komunikasi yang lebih baik kepada semua pihak. 3) Budaya kerja perusahaan
:
Perusahaan memiliki budaya perusahaan yang dikenal dengan sebutan 3K (kebersamaan, keterbukaan, dan kebersihan) yaitu tata nilai, falsafah, kebijakan dan pola perilaku yang menjiwai sikap kerja segenap karyawan dan seluruh jajaran manajemen Timah dalam manempuh perjalanan panjang, menghadapi
49
berbagai arus perubahan dan persaingan usaha demi memelihara kelangsungan hidup dan pertumbuhan perseroan.
a) Kebersamaan Kebersamaan mengandung makna bahwa seluruh karyawan dan manajemen mempunyai komitmen untuk melakukan pekerjaan secara bersama-sama sesuai fungsi dan peran masing-masing untuk menuju satu tujuan yang telah di tetapkan oleh perseroan. b) Keterbukaan Keterbukaan mengandung makna bahwa seluruh karyawan dan manajemen
mempunyai
kesiapan
diri
dalam
membuka
peluang
komunikasi terhadap gagasan, sasaran dan perubahan guna meningkatkan daya saing perusahaan. c) Kebersihan Kebersihan mengandung makna bahwa seluruh karyawan dan manajemen mempunyai semangat dan kesadaran untuk memelihara lingkungan kerja yang bersih dan suasana kerja yang bersih dan suasana kerja yang harmonis di lingkungan perseroan maupun masyarakat.
50
4) Sikap kerja
:
a) Percaya Terbinanya saling percaya antar sesama karyawan , bawahan dan pimpinan akan tercipta sikap kerja percaya sehingga menumbuhkan sinergi dan meningkatkan kerjasama dalam rangka kelangsungan dan pertumbuhan perseroan.
b) Terbuka Sikap kerja terbuka di wujudkan dalam tiga tindakan pokok: Aktif memberikan infonformasiriaan imasi yang benar, dengan memperhatikan batasan kerahasiaan informasi yang diijinkan untuk diketahui oleh tingkat jabatan tertentu Saling mengingatkan sesame rekan sekerja, agar tidak melakukan tindakan-tindakan yang berakibat merugikan perseroan. Satria, sanggup mamikul risiko dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya c) Positif Seluruh karyawan dan manajemen harus senantiasa berfikir positif, dengan sikap ini mampu :
51
Melihat orang lain dari sisi kebaikan dan keunggulanya, bukan dari sisi keburukan dan kelemahanya Melihat pekerjaan dari sisi manfaat atau kegunaanya, bukan dari sisi berat dan sulitnya d) Rasional Setiap rencan , keputusan, tindakan dan pengendalian selalu berpola piker yang berlandaskan pada logika/nalar, factual, lugas, objektif, tidak emosional dan adil.
e) Sadar biaya Seluruh karyawan dan manajemen selalu sadar bahwa biaya yang timbul atas keputusan yang di ambil, akan bias merugikan atau menguntungkan perusahaan dan akan mempengaruhi efisiensi dan efektifitas kegiatan perseroan secara umum. 2.
Sejarah singkat PT. TIMAH (Persero) Tbk PT Timah (Persero) Tbk mewarisi sejarah panjang usaha pertambangan
timah di Indonesia yang sudah berlangsung lebih dari 200 tahun. Sumber daya mineral timah di Indonesia ditemukan tersebar di daratan dan perairan sekitar pulau-pulau Bangka, Belitung, Singkep, Karimun dan Kundur.
52
Di masa kolonial, pertambangan timah di Bangka dikelola oleh badan usaha pemerintah kolonial "Banka Tin Winning Bedrijf" (BTW). Di Belitung dan Singkep
dilakukan
oleh
perusahaan
swasta
Belanda,
masing-masing
Gemeeenschappelijke Mijnbouw Maatschappij Biliton (GMB) dan NV Singkep Tin Exploitatie Maatschappij (NV SITEM). Setelah
kemerdekaan
R.I.,
ketiga
perusahaan
Belanda
tersebut
dinasionalisasikan antara tahun 1953-1958 menjadi tiga Perusahaan Negara yang terpisah. Pada tahun 1961 dibentuk Badan Pimpinan Umum Perusahaan Tambang-tambang
Timah
Negara
(BPU
PN
Tambang
Timah)
untuk
mengkoordinasikan ketiga perusahaan negara tersebut, pada tahun 1968, ketiga perusahaan negara dan BPU tersebut digabung menjadi satu perusahaan yaitu Perusahaan Negara (PN) Tambang Timah. Dengan diberlakukannya Undang-undang No. 9 Tahun 1969 dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1969, pada tahun 1976 status PN Tambang Timah dan Proyek Peleburan Timah Mentok diubah menjadi bentuk Perusahaan Perseroan (Persero) yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dan namanya diubah menjadi PT Tambang Timah (Persero). Krisis industri timah dunia akibat hancurnya The International Tin Council (ITC) sejak tahun 1985 memicu perusahaan untuk melakukan perubahan mendasar untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Restrukturisasi perusahaan yang dilakukan dalam kurun 1991-1995, yang meliputi programprogram reorganisasi, relokasi Kantor Pusat ke Pangkalpinang, rekonstruksi
53
peralatan pokok dan penunjang produksi, serta pelepasan aset dan fungsi yang tidak berkaitan dengan usaha pokok perusahaan. Restrukturisasi perusahaan berhasil memulihkan kesehatan dan daya saing perusahaan, menjadikan PT Timah (Persero) Tbk layak untuk diprivatisasikan sebagian. PT Timah (Persero) Tbk melakukan penawaran umum perdana di pasar modal Indonesia dan internasional, dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta, Bursa Efek Surabaya, dan The London Stock Exchange pada tanggal 19 Oktober 1995. Sejak itu, 35% saham perusahaan dimiliki oleh masyarakat dalam dan luar negeri, dan 65% sahamnya masih dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. Untuk memfasilitasi strategi pertumbuhan melalui diversifikasi usaha, pada tahun 1998 PT Timah (Persero) Tbk melakukan reorganisasi kelompok usaha dengan memisahkan operasi perusahaan ke dalam 3 (tiga) anak perusahaan, yang secara praktis menempatkan PT Timah (Persero) Tbk menjadi induk perusahaan (holding company) dan memperluas cakupan usahanya ke bidang pertambangan, industri, keteknikan, dan perdagangan. Saat ini PT Timah (Persero) Tbk dikenal sebagai perusahaan penghasil logam timah terbesar di dunia dan sedang dalam proses mengembangkan usahanya di luar penambangan timah dengan tetap berpijak pada kompetensi yang dimiliki dan dikembangkan
54
3. Kegiatan Usaha Perusahaan Bidang usaha pertambangan timah di jalankan oleh anak perusahaan, yakni PT. Tambang /Timah (TT) yang 99,99% sahamnya di miliki oleh PT.Timah (persero) Tbk. TT memiliki kuasa penambangan timah seluas total 386,185 ha di daerah Bangka, 87,615 ha di Belitung dan 47,266 ha di areal Karimun, Kundur dan Singkep dengan cadangan tereka dan terkira mencapai 357,641 ton. Sekitar 64% dan luas wilayah tersebut berada di daratan dan sisanya sebesar 36% berada di kawasan lepas pantai. TT memiliki armada kapal keruk 15 unit dengan kapasitas keruk 7.500 ton/tahun, mengoperasikan pabrik peleburan Timah di Muntok dengan 9 tanur dan serta di Kundur dengan 1 tanur. Total kapasitas produksi terpasang dari seluruh fasilitas peleburan tersebut adalah 66.500 ton/tahun. Selain TT, bidang usaha timah di jalankan oleh PT. Indometal (100% di miliki perseroan) yang bergerak dibidang perdagangan serta PT. Koba tin (25% dimiliki perseroan) yang bergerak di bidang penambangan timah. Bidang usaha tambang batu bara di jalankan melalui anak perusahaanya PT. Timah Investasi mineral (TIM), 99,9% sahamnya di kuasai PT.Timah (persero) Tbk, bergerak di bidang penjualan batu bara dan PT.Tanjung Alam Jaya (TAJ), 99,95% , sahamnya di kuasai PT. TIM dan TT, bertindak sebagai PKP2B seluas 9.721 ha di Kalimantan Selatan, dengan perkiraan cadangan sebesar 5.011.333 ton. Bidang usaha lainya terdiri atas beberapa bidang usaha, yakni: jasa konstruksi dijalankan oleh PT.Timah Industri (TI) yang mengelola balai karya las/konstruksi,
55
pengecoran logam dan pabrik zat asam, dengan pendapatan berasal dari pelanggan internal dan diluar operasional perseroan. Usaha Galangan kapal dijalankan oleh PT.Dok dan Perkapalan Air Kantung (DAK), dengan jasa yang di tawarkan berupa reparasi kapal serta angkutan laut untuk pasir dan batu bara. Usaha eksplorasi dijalankan oleh PT. Timah Ekslomin dengan jasa yang di tawawrkan adalah kegiatan eksplorasi bahan tambang.
STRUKTUR KORPORASI DAN BIDANG USAHA
Tambang Timah Koba tin Indometal (London) Timah Industri PT. Timah (persero) Tbk
Dok & perkapalan Air Katung Kutaraja Tembaga Raya Asuransi Jiwa Tugu Mandiri Timah Investasi Mineral Timah Eksplomin
(Gambar 3.1: Struktur Korporasi dan Bidang Usaha) Sumber: Anual Repport PT. TIMAH (Perseroan)Tbk
56
4. Organ Perseroan Perseroan terdiri atas rapat umum pemegang saham, dewan komisaris dan direksi yang masing-masing mempunyai peran penting dalam pelaksanaan GCG secara efektif. Rapat umum pemegang saham merupakan instansi tertinggi perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak di berikan kepada direksi atau dewan komisaris dalam batas yang di tentukan dalam anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selanjutnya dewan komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum atau khusus, serta member nasihat kepada direksi. Sedangkan direksi merupakan organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perusahaan untuk kepentingan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan. 5. Sejarah Singkat (Bursa Efek Indonesia)BEI Pasar modal di Indonesia yang sekarang ini kita kenal sebagai Bursa Efek Indonesia (BEI) sebenarnya sudah ada sejak jaman pemerintahan kolonial Belanda. Pada awalnya di kenal dengan Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang di dirikan di Batavia pada tanggal 14 Desember 1912 oleh Vereniging Voer de Effektenhandel. Bursa tersebut menghentikan aktifitasnya menjelang perang dunia (PD) II, dan bursa efek Jakarta mulai di buka kembali pada tahun 1952. program nasionalisasi yang di lakukan pada tahun 1956 menyebabkan terhentinya aktiftas pasar modal. Tanggal 10 Agustus 1977, pemerintah mengaktifkan kembali
57
kegiatan pasar modal dengan mendirikan Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM) yang diresmikan oleh presiden Soeharto. Pada April 1990 menteri Keuangan J.B Sumarlin membentuk komite persiapan
pendirian
PT.
Bursa
Efek
Jakarta
berdasarkan
SK.
No.478/KMK.013/1990, sebagai tindak lanjutnya pda bulan Desember 1990, dan SK Menteri Keuangan No.1548/1990 yang intinya mendiptakan pasar modal yang efisien, terbuka, tertib, dan sehat guna melindungi kepentingan investor. Selain itu kedua SK tersebut juga memisahkan fungsi BAPEPAM dari pelaksana sekaligus Pembina, menjadi Pembina dan pengawas pasar modal yang menyerupai SEC (Security Exchange Commision) di Amerika Serikat, sedangkan fungs penyelenggara bursa di serahkan kepada pihak swasta yaitu PT. Bursa Efek Jakarta. Pada tanggal 16 April 1952, BAPEPAM secara resmi menyerahkan BEJ kepada PT. Bursa Efek Jakarta dengan akta notaries Titik Poerbaningsih Adiwarsito. S. H. yang di umumkan dalam tambahan NO. 1335 dari berita Negara RI.No.25 tanggal 27 Maret 1992. peresmian swastanisasi Bursa Efek Jakarta baru di lakukan Menteri Keuangan J>B Sumarlin pada tanggal 13 Juli 1952. Begitu PT. BEJ tahun 1955 merupakan tahun bersejarah , BEJ pindah gedung dari Jl.Merdeka Selatan, Jakarta PUsat ke kawasan Niaga Terpadu di Jalan Sudirman Kav 52-53 Jakarta. Dan tahun 1995 BEJ memasuki babak baru, pada tanggal 22 Mei 1995 BEJ meluncurkan sebuah system perdagangan otomatis yang menggantikan system perdagangan manual. System ini dapat memfasilitasi
58
perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang “fair” dan transparan di banding sisten perdaganan menual. Pda Juli 2000 BEJ menetapkan perdagangan tanpa warkat untuk mempercepat proses penyelesaian transaksi. Tahun 2002 BEJ juga memulai menerapkan perdagangan jarak jauh (remove trading)
sebagai upaya meningkatkan akses pasar, efisiensi pasar,
kecepatan dan frekuensi perdagangan. Bursa efek terus berkembang seiring dengan tambahnya usia dan keadaan pun semakin menunjukan bahwa bursa efek semakin
banyak
peminatnya.
Ramainya
tanggapan
publik
dan
selalu
bertambahnya perusahaan yang go public adalah wujud dari kemajuan bursa efek. Tahun 2007 kembali menjadi sejarah karena Bursa Efek Surabaya (BES) bergabung dengan (Bursa Efek Jakarta) BEJ, dan mengganti nama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI), dan penggabungan ini cukup berdampak baik bagi pasar, karena makin ringannya biaya listing yang di keluarkan emiten sehingga biaya pasar menjadi lebih efisien, karena sebelumnya emiten yang menlakukan dual listing baik di BES maupun di BEJ mengeluarkan biaya listing pada kedua bursa tersebut. Setelah menjadi BEI kini produk pasar modal Indonesia menjadi cukup variatif. BEI memberikan pilihan bagi produk derivative lain yaitu produk derivative yang sifatnya optional dengan perdagangan berjangka, dan investor kini dengan mudah dalam hal monitoring.
59
6.
Penerapan konsep (corporate social responsibility) CSR pada PT. TIMAH (Persero) Tbk Sebagai perusahaan pertambangan yang telah beroperasi dalam kurun
waktu sangat lama, sekitar 300 tahun dihitung sejak dikelola oleh pemerintah kolonial, perseroan sangat memahami arti pentingnya hubungan yang harmonis dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. Kurun waktu operasional yang panjang memberikan pengalaman betapa jatuh bangunya kinerja perseroan sering di pengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitarnya. Undang-undang No.40 tahun 2007 kemudian menetapkan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan (Corpotate Social Responsibility). Untuk menunjukan kepedulian pada perkembangan kondisi lingkungannya dan untuk memenuhi peraturan sesuai amanat undang-undang tersebut di atas, perseroan sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saat ini menjalankan lima program pokok terkait tanggungjawab sosial kepada masyarakat serta keselamatan dan kesehatan lingkungan sekitar, kelima program pokok tersebut adalah : hubungan dengan karyawan, program pembinaan usaha kecil dan koperasi, bina lingkungan, pelestarian lingkungan serta program kesehatan dan keselamatan kerja.
60
a.
Hubungan dengan karyawan Merupakan program yang bertujuan memelihara kondisi internal
perusahaan agar tetap kondusif dalam jangka panjang. Hubungan antar karyawan yang baik akan memungkinkan terciptanya suasana kondusif tersebut. Agar pola hubungan tersebut dapat terjalin dalam jangka panjang tidak terbatas sebagai hubungan kerja, juga untuk menjamin kehidupan karyawan paska tugas, perseroan mendukung terbentuknya serikat pekerja karyawan PT. Timah, dengan nama Ikatan Karyawan Timah (IKT). Melalui wadah ini, maka kebijakan menajemen menyangkut strategi jangka panjang dan operasional yang berdampak teradap karyawan dapat disosialisasikan dahulu sebelum implementasi. Selain menyangkut aspek operasional, perseroan sangat memperhatikan kondisi kesejahteraan karyawannya, melalui pemberian berbagai insentif yang berkaitan erat dengan pemenuhan kebutuhan karyawan akan kondisi kesehatan dan kesejahteraan yang lebih baik. Hal ini di lakukan dengan tujuan agar seluruh potensi karyawan dapat terkonsentrasikan kepada pengembangan perusahaan. Program-program yang di lakukan untuk lebih menunjang aspek kesejahteraan karyawan meliputi: 1) Peningkatan kesejahteraan bagi karyawan aktif : a) Program pendidikan yang di biayai oleh perseroan ( magister program ) b) Fasilitas program pemilikan rumah mandiri (PPRM)
61
c) Fasilitas program pemilikan kendaraan mandiri (PPKM) d) Fasilitas program beasiswa untuk anak karyawan (program pembiayaan anak mandiri/PPAM)
e) Asuransi hari tua berupa jaminan hari tua (JHT) dan mandiri, melalui BNI Life f) Biaya pengobatan yang di tanggung oleh perseroan 2) Penjaminan kehidupan karyawan pasca tugas berupa tanggungan biaya kesehatan pensiunan oleh perseroan. b. Program Pembinaan Usaha Kecil Dan Koperasi Program ini menunjukan komitmen yang kuat dari perseroan untuk mengembangkan pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah operasionalnya, khususnya dalam bidang ekonomi, bagi peningkatan taraf hidup dan perekonomian masyarakat. Konsep yang di terapkan dalam pemberian bantuan adalah membantu, bukan melahirkan ketergantungan kepada perusahaan. Karena bantuan yang di salurkan perusahaan bukan dalam bentuk charity (derma), tetapi sebagai pinjaman yang pada saatnya akan dikembalikan oleh penggunanya. Dengan demikian konsep tersebut juga mengandung pengertian bahwa perusahaan dan mitra bianaanya sama-sama memikul tanggung jawab bagi kesinambungan program ini. Tujuan utama dari program ini adalah membantu Usaha Kecil dan
62
Mikro (UKM) termasuk koperasi yang sudah berjalan agar dapat semakin berkembang dan mandiri. Termasuk juga yang menjadi tujuan program ini adalah, terdorongnya kegiatan usaha dan pertumbuhan ekonomi masyarakat dalam rangka pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha. Tidak sedikit masyarakat profinsi Bangka-Belitung (Babel) yang telah menikmati manfaat digulirkannya program PPUK, masyarakat pulau Singkep dan propinsi Riau kepulauan juga turut menjadi mitra binaan PT. Timah (persero) Tbk melalui program ini. Belakangan masyarakat di DKI Jakarta, di mana perseroan memiliki kantor perwakilan dan areal pergudangan, bahkan di Bandung dan Yogyakarta, juga telah turut dilibatkan untuk menjadi mitra melalui program ini. c.
Bina Lingkungan Program ini semata-mata merupakan wujud perhatian perseroan untuk
turut serta mensejahterakan masyarakat di sekitar wilayah operasionalnya. Implementasi program ini dapat dilihat dari peran aktif PT. Timah (persero) Tbk dalam kegiatan-kegiatan social kemasyarakatan, seperti pembangunan sarana dan fasilitas umum, rumah ibadah, sarana pendidikan, rumah sakit dan sarana kesehatan, pembangunan rumah tidak layak huni, bantuan beasiswa, bantuan bencana alam, dan sebagainya. Program bina lingkungan mengacu kepada asas manfaat dan transparansi. Berapapun dana yang dialokasikan diharapkan dapat member manfaat bagi
63
masyarakat. Asas lain yang mendasari pelaksanaan program bina lingkungan adalah transparansi yang menurut semua pihak, baik perusahaan maupun masyarakat penerima, mengelola dana secara terbuka. Berbeda dengan PPUK yang tidak meninggalkan aspek ekonomi dalam penyaluranya, program bina lingkungan merupakan bantuan lepas, dalam arti tidak mewajibkan pihak penerima untuk mengembalikannya kepada perseroan. Namun demikian pemanfaatanya harus di laksanakan secara bijak dan bertanggungjawab serta sesuai rencana peruntukannya. Penerapan
tanggung
jawab
sosial
perusahaan
(corporate
social
responsibility) yang berkelanjutan telah berjalan dengan baik, berdasar dengan sudah berjalannya konsep tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) pada PT. TIMAH (Persero) Tbk, serta untuk mendukung visi dan misinya. Perusahaan telah menganggap masalah lingkungan bukan karena masalah teknisnya dan yurudis formalnya saja melainkan sebagai masalah hati nurani yang telah berjalan berupa kesadaran dan kepedulianya terhadap lingkungan. Peraturan Pemerintah No. 29/1986, Peraturan AMDAL No 51/1993 mengharuskan
perusahaan
pertambangan
memasukkan
aspek
pelestarian
lingkungan di dalam rencana penambangannya. Hukum Pertambangan (Pasal 11/1967) mengharuskan perusahaan pertambangan menerapkan ambang batas rehabilitasi lingkungan di wilayah penambangannya. PT Timah (Persero) Tbk
64
setuju untuk mengikuti Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Aktivitas pemantauan berdasarkan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) meliputi bidang: a. Penanganan "lapisan tanah atas" b. Pengawasan
penanaman
tumbuhan,
pertumbuhan
dan
tingkat
kelangsungan tumbuhnya c. Pemantauan kualitas air d. Pemantauan kualitas udara di tempat kerja Sementara aktivitas pemantauan berdasarkan Rencana Pemantauan Lingkungan (RKL) meliputi: a. Keseluruhan kegiatan penambangan dan teknik penambangan b. Seleksi spesies dan teknik penanaman c. Kebijakan rehabilitasi dan tekniknya d. Pengontrolan polusi lepas pantai 7.
Lingkup (Corporate Social Responsibility) CSR pada PT. TIMAH
(Persero) Tbk Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) pada PT. TIMAH (Persero) Tbk, di terapkan ke dalam tiga aspek (triple bottom line) yaitu ekonomi, aspek sosial, dan aspek lingkungan.
65
1) Program Ekonomi (Kemitraan Usaha Kecil dan menengah) Tercermin dari kiprah PT TIMAH (persero) Tbk dalam membangun ekonomi kerakyatan. Meski sebagai sebuah korporat, PT Timah (Persero) Tbk memiliki misi bisnis untuk mencapai keuntungan, namun diantara deru mesinmesin produksi masih terbersit kuat komitmen perusahaan untuk mengembangkan pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah operasionalnya. Dalam bidang ekonomi, PT Timah (Persero) Tbk memiliki kepedulian bagi peningkatan taraf hidup dan perekonomian masyarakat melalui Program Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK). Program yang dilaksanakan secara rutin dan terjadwal ini telah menyalurkan dana pinjaman modal dalam jumlah
milyaran
rupiah
kepada
mereka
yang
membutuhkan
untuk
mengembangkan usaha. Tidak sedikit masyarakat Propinsi Bangka-Belitung (Babel) yang telah menikmati manfaat digulirkannya program PUKK, belakangan masyarakat Pulau Singkep, dan Propinsi Riau Kepulauan juga telah turut menjadi mitra binaan PT Timah (Persero) Tbk melalui program ini. Tujuan utama dari program ini adalah membantu usaha kecil dan mikro (UKM) termasuk koperasi yang sudah berjalan agar dapat semakin berkembang dan mandiri. Termasuk juga yang menjadi tujuan program ini adalah, terdorongnya kegiatan usaha dan pertumbuhan ekonomi masyarakat dalam rangka pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha.
66
Konsep yang selalu menjadi tolok ukur dalam pemberian bantuan adalah membantu, bukan melahirkan ketergantungan kepada perusahaan. Karenanya bantuan yang disalurkan perusahaan tidak dalam bentuk charity (derma), tetapi sebagai pinjaman yang pada saatnya akan dikembalikan oleh penggunanya. Dengan demikian konsep tersebut juga mengandung pengertian bahwa perusahaan dan mitra binaannya sama-sama memikul tanggung jawab bagi kesinambungan program ini.
2) Program Sosial (Pemberdayaan dan Bantuan Sosial) Program Bina Lingkungan merupakan bantuan lepas, dalam arti tidak mewajibkan pihak penerima untuk mengembalikannya kepada perusahaan. Namun demikian pemanfaatannya harus dilaksanakan secara bijak dan bertanggungjawab, serta sesuai rencana peruntukannya. Program Bina Lingkungan mengacu kepada asas manfaat dan transparansi. Berapapun dana yang dialokasikan diharapkan dapat memberi manfaat bagi masyarakat. Asas lain yang mendasari pelaksanaan program Bina Lingkungan adalah transparansi yang menuntut semua pihak - baik perusahaan maupun masyarakat penerima - mengelola dana secara terbuka. Program ini semata-mata merupakan wujud perhatian perusahaan untuk turut serta mensejahterakan masyarakat di sekitar wilayah operasionalnya. Implementasi program ini dapat dilihat dari peran aktif PT Timah (Persero) Tbk
67
dalam kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti pembangunan sarana dan fasilitas umum, rumah ibadah, sarana pendidikan, rumah sakit dan sarana kesehatan, pembangunan rumah tidak layak huni, bantuan bea siswa, bantuan bencana alam, dan sebagainya. Program Bina Lingkungan PT Timah (Persero) Tbk tidak hanya bergulir sebatas wilayah Pulau Bangka-Belitung (Babel), Pulau Singkep, Riau Kepulauan saja, namun dalam praktiknya program ini juga merambah beberapa wilayah lain termasuk Aceh, bahkan DKI Jakarta hingga Bandung dan Jogjakarta, sesuai dengan tingkat kebutuhan dan kepentingannya.
Upaya pengembangan masyarakat melalui program Bina Lingkungan selalu diupayakan dengan melakukan koordinasi dan kerjasama dengan para pihak lainnya, seperti Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, serta instansi atau tenaga professional lainnya. Seluruh program semaksimal mungkin dilaksanakan secara terpadu
dengan
mengajak
masyarakat
untuk
bersama-sama
berusaha
meningkatkan taraf hidup dengan memanfaatkan segenap potensi yang ada. 3) Program Lingkungan (Bina Lingkungan) Perhatian utama PT Timah (Persero) Tbk adalah menyatukan teknik penambangan yang efisien dengan kebijakan pelestarian lingkungan. Dengan demikian yang menjadi perhatian PT Timah (Persero) Tbk bukan hanya sekadar
68
keuntungan ekonomi saja tetapi juga meminimalisasi dampak penambangan terhadap lingkungan. Setiap tahap aktivitas penambangan karenanya dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang cermat untuk menjaga kelestarian lingkungan di wilayah penambangan. Eksploitasi penambangan di lingkungan yang masih alami harus diakhiri dengan mengembalikan lahan menjadi sealami mungkin. Untuk menjaga supaya kebijakan ini benar-benar terlaksana, PT Timah (Persero) Tbk mengambil beberapa tindakan: 1) Mengikuti batasan-batasan yang telah ditentukan oleh RKL dan RPL Perusahaan. 2) Teknik dan operasionalisasi penambangan juga harus sesuai dengan peraturan dan dilaksanakan secara cermat untuk mengurangi dampaknya terhadap lingkungan serta nantinya tidak menghambat kegiatan reklamasi. 3) Menerapkan program rehabilitasi dan reklamasi yang bisa memenuhi tuntutan peraturan. Menjaga limbah kegiatan penambangan tetap memenuhi ambang batas tuntutan masyarakat dan masa depan lingkungan lokal tetap terjaga. 4) Melakukan pemantauan lingkungan secara terus menerus. Termasuk pemantauan: 5) kualitas udara 6) kualitas air
69
7) dampak dan komitmen sosial ekonomi 8) kegiatan reklamasi 9) Melaksanakan secara benar "house keeping", mengefektifkan penggunaan bahan bakar maupun sisa pembuangannya, menggiatkan konservasi dan pemantauan kualitas air dan teknik-teknik penambangan lain untuk meminimalisasi dampak lingkungan kegiatan operasional PT Timah (Persero) Tbk. 10) Melaporkan hasil kegiatan pelestarian lingkungan setiap bulannya pada Dewan Direksi. 11) Menjaga supaya semua karyawan sadar dan patuh pada kebijakan perusahaan mengenai pelestarian lingkungan, dan supaya seluruh jajaran perusahaan menerima tanggung jawab atas penerapan kebijakan pelestarian lingkungan ini. 12) Secara terus menerus melakukan penelitian untuk menemukan cara baru yang lebih baik dalam melakukan penambangan supaya bisa memenuhi tuntutan pelestarian lingkungan pada era 1990-an. 13) Memastikan investasi teknologi, metodologi operasional, dan personil dilakukan sesuai dengan antisipasi dan tanggung jawab kebijakan pelestarian lingkungan perusahaan di masa depan. Supaya pengeluaran dana dan usaha tidak menjadi sia-sia. 14) Menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban perusahaan terhadap masyarakat (lingkungan) yang belum terpenuhi di masa lalu.
70
15) Menggunakan pengawas lingkungan dari luar untuk bisa secara obyektif memenuhi ambang batas yang dituntut pemerintah maupun perusahaan sendiri. Demi perlindungan kelestarian lingkungan, karyawan, maupun masyarakat yang lebih luas.
B.
Metodologi Penelitian
1. Metode Pengumpulan Data Metode yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian Korelasional yaitu metode yang di gunakan untuk mengetahui Hubungan konsep Corporate Social Responsibility
( CSR ) yang di terapkan di PT. Timah
(Persero) Tbk dengan pergerakan harga sahamnya. Guna mandukung penulisan skripsi ini di perlukan data-data sebagai bahan untuk analisis/evaluasi. Data merupakan sumber utama dalam penulisan suatu karya ilmiah. Secara umum data terbagi atas data kualitatif dan data kuantitatif. Selanjutnya, data terbagi menjadi data diskrit dan data kontinu. Dalam penulisan skripsi ini penulis menjaring atau mengumpulkan data dengan menggunakan data dokumenter. Artinya data-data untuk penulisan skripsi ini di peroleh dan data-data sekunder yang berupa dokumen-dokumen. Data-data sekunder tersebut meliputi data kuantitatif yang berupa angka-angka dalam laporan keuangan dan data tentang pergerakan harga saham, dan data kualitatif
71
yang berupa penjelasan informasi dalam laporan tahunan (annual report) atau literature lainya. Data kuantitatif yang di jadilkan analisis/evaluasi dalam skripsi ini adalah data-data laporan keuangan dan data tentang pergerakan harga saham PT. Timah (Persero) Tbk Data-data tersebut penulis peroleh dan Bursa Efek Indonesia (BEI) di tambah dengan data-data lain yang mendukung untuk penelitian yang diperoleh dan berbagai sumber seperti media massa, perpustakaan, dan lain-lain.
C. Hipotesis Berdasarka pada uraian sebelumnya maka di susunlah hipotesis sebagai berikut: HO : Tidak ada Hubungan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan perubahan harga saham pada PT. TIMAH (Persero) Tbk Hi
: Ada Hubungan Corporate Social Responsibility ( CSR ) terhadap
perubahan harga saham pada PT. TIMAH (Persero) Tbk
72
D.Variable dan pengukurannya Di dalam penelitian ini terdapat dua variable yaitu variable bebas (independent variable) atau variable yang mempengaruhi dan variable terikat (dependent variable) atau di sebut variable yang dipengaruhi. Dengan menggunakan pengukuran skala rasio (Ratio Scale). Variabel bebas (X) : Corporate Social Responsibility (CSR
Variabel terikat (Y) : harga saham
E. Definisi operasional variabel Variabel bebas (X) : Corporate Social Responsibility ( CSR) agar dapat di lakukan pengukuran, maka peneliti mengambil data dan semua biaya yang di keluarkan untuk pelaksanaan konsep Corporate Social Responsibility ( CSR itu sendiri, dan biaya yang di jadikan yaitu biaya yang di keluarkan setiap tahun oleh perusahaan. Variabel terikat (Y) : harga saham di ambil dari rata-rata closing price dari 4 (empat) kuarta per tahun agar pergerakan harga saham dapat di nilai dan satu focus pengaruh yaitu pengaruh Corporate Social Responsibility ( CSR ), mulai dan tahun 2007 sampai dengan tahun 2010.
73
F. Metode Pengumpulan Data Di dalam penelitian mi, metode pengumpulan data di lakukan, dengan dua cara yaltu penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research). Di mana penelitian kepustakaan di lakukan dengan memperoleh data sekunder yang ada dalam jurnal, majalah, makalah, text book, dan menelusuri melalui media internet. Penelitian lapangan di lakukan juga untuk mendapatkan data sekunder yang berupa sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan data-data perusahaan baik mengenai mengenai keseluruhan konsep Corporate Social Responsibility ( CSR ) yang di lakukan perusahaan, maupun pergerakan harga sahamnya dan tahun ke tahun.
G.Metode Analisis Data Metode analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Data Korelasional, yang di gunakan untuk menganalisa hubungan antara variabel bebas dan varibel terikat. Besar tidaknya Hubungan antar variabel x dan variabel y dapat di ukur dengan suatu nilai yang di sebut dengan Analisis Pearson Product Moment. Analisis Pearson Product Moment adalah metode yang digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui arah
74
hubunghan yang terjadi. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi Pearson Product Moment di mana nilai korelasi (r) berkisar antara 1 sampai -1, di mana nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat, dan sebaliknya nilai semakin mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukan hubungan searah artinya jika variabel x naik maka variabel y juga naik, dan nilai negatif menunjukan arah yang sebaliknya di mana jika variabel x naik maka variabel y akan turun. yang mana pengolahanya menggunakan IMB SPSS Statistic Versi 19.0.1 Multilingual Computer bukan manual.
A.
Analisis Korelasi Sederhana Interpretasi Koefisien korelasi yang di gunakan adalah : 0,00 – 0,199 = Hubungan Sangat Rendah 0,20 – 0,399 = Hubungan Rendah 0,40 – 0,599 = Hubungan Sedang 0,60 – 0,799 = Hubungan Kuat 0,80 – 1,000 = Hubungan Sangat Kuat
75
Koefisien korelasi Pearson dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
rxy =
n ∑ xy – (∑x) (∑y) √ [ n ∑ x 2 – (∑x)2 ][n∑y2-(∑y)2]
Keterangan : x = Variabel x y = Variabel y n = Jumlah Data
B.
Prosedur Statistik
Penelitian ini menggunakan prosedur statistik Sebagai berikut : 1)
Menentukan Formulasi Hipotesis Ho : Tidak ada Hubungan antara Variabel x dengan Variabel y Hi : Ada Hubungan antara Variabel x dengan Variabel y
2)
Menentukan Tingkat Signifikansi Pengujian menggunakan Uji dua sisi dengan tingkat signifikansi α = 5 %. Tingkat signifikansi dalam hal dalam hal ini berarti kita mengambil risiko salah dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesis yang benar sebanyak-banyaknya 5%.
76
3)
Menentukan t hitung
Rumus mencari t hitung adalah :
T hitung =
r√n–2 √1-r2
4)
Menentukan t tabel
5)
Menentukan Kriteria Pengujian Ho di terima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel Ho di tolak jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
6)
Membandingkan t hitung dengan t tabel dan signifikansi
7)
Kesimpulan