BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jakarta, Provinsi DKI Jakarta, pada bulan Oktober 2012 sampai dengan Februari 2013.
B. Metode Penelitian Dalam mengerjakan suatu penelitihan ilmiah, satu hal yang harus diingat adalah karya tersebut hendaknya dikerjakan dengan suatu sistem tertentu untuk memudahkan pelaksanaan tujuan yang ditentukan. Jika menggunakan metode yang baru, metode itu harus diyakinkan keandalannya. Berdasarkan metode dan teori yang ada, maka penelitian ini berbentuk penelitian Pengaruh (causal), yaitu penelitian yang menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel-variabel independennya adalah Laba per Lembar Saham (Earning per Share, EPS), Pengembalian atas Aktiva (Return On Asset, ROA), dan Rasio Pembagian Deviden (Devidend Payout Ratio, DPR) sementara variabel dependennya adalah Harga Saham. Penelitiannya sendiri menggunakan analisis transformasi regresi berganda.
37
C. Hipotesis Penelitian ini akan menganalisis pengaruh Laba per Lembar Saham (Earning per Share, EPS), Pengembalian atas Aktiva (Return On Asset, ROA) dan Rasio Pembagian Deviden (Deviden Payout Ratio, DPR) terhadap harga saham perusahaan BUMN Go Public yang terdaftar di BEI. Berdasarkan uraian dan kajian diatas, hipotesis penelitian ini adalah diduga analisis rasio keuangan dapat mempengaruhi terjadinya perubahan harga saham. HO1 : Laba per Lembar Saham (Earning per Share EPS) tidak berpengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan BUMN Go Public HA 1 : Laba per Lembar Saham (Earning per Share EPS) berpengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan BUMN Go Pubilc HO 2 : Pengembalian atas Aktiva (Return On Asset, ROA) tidak berpengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan BUMN Go Public HA 2 : Pengembalian atas Aktiva (Return On Asset, ROA) berpengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan BUMN Go Public HO 3 : Deviden Payout Ratio (DPR) tidak berpengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan BUMN Go Public HA 3 : Deviden Payout Ratio (DPR) berpengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan BUMN Go Public
38
HO 4
: Laba per Lembar Saham (Earning per Share, EPS), Pengembalian
atas Aktiva (Return On Asset, ROA) dan Rasio Pembagian Deviden (Deviden Payout Ratio, DPR) tidak berpengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan BUMN Go Public HA 4
: Laba per Lembar Saham (Earning per Share EPS), Pengembalian atas
Aktiva (Return On Asset, ROA) dan Deviden Payout Ratio (DPR) berpengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan BUMN Go Public
D. Variabel dan Skala Pengukuran 1. Variabel-variabel a. Variabel Bebas Variabel bebas merupakan variabel penyebab atau diduga memberikan suatu pengaruh atau efek terhadap peristiwa lain, atau varibel yang tidak dipengaruhi oleh varibel-variabel yang lain.
Variabel independen yang
digunakan pada penelitian ini adalah rasio-rasio keuangan yang terdiri dari: 1) Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share) Laba Per Lembar Saham yang diberi simbol ‘X1’ dengan indikator pendapatan setelah pajak dan jumlah lembar saham yang beredar EPS =
Pendapatan Jumlah Lembar Saham yang Beredar
39
2) Pengembalian Atas Aktiva (Return On Asset) Return On Asset yang diberi simbol ‘X2’ dengan inidikator jumlah laba bersih setelah pajak dan jumlah hutang lancar ROA =
Laba Bersih
x 100%
Total Aktiva 3) Rasio Pembagian Deviden (Devident Payout Ratio (DPR) Devident Payout Ratio yang diberi simbol ‘X3’ dengan indikator deviden dan laba bersih. DPR =
Deviden Laba Bersih
b. Variabel Terikat Variabel terikat merupakan varibel yang besar atau kecilnya dipengaruhi oleh varibel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Harga
Saham relatif 5 hari setelah publikasi laporan keuangan dari perusahaan BUMN yang telah go public yang terdaftar dalam pasar modal Indonesia yang telah mempublikasikan laporan keuangan dari 2009 – 2011 yang diberi dengan simbol ‘Y’. Periode penelitian didasarkan pada yang digunakan dalam analisis adalah dengan data historis, artinya data yang telah terjadi dan mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya pada saat analisis. Harga saham yang dimaksud adalah rata-rata harga saham relatif selama 5 hari setelah publikasi selama periode pengamatan.
40
Harga saham disini dihitung denga harga saham relatif menggunakan rumus: Rit =
Pti – (Pt – i) (Pt-i)
Rit = Return realisasi saham ke-i pada periode ke-t Pti
= Harga saham pada periode ke-t
Pt – I = Harga saham pada periode ke t-1 2. Skala Pengukuran Skala yang digunakan adalah skala Rasio. Skala jenis ini bukan hanya memiliki sifat membedakan, namun juga memiliki nilai nol mutlak (angka nol dalam arti sesungguhnya). Skala rasio merupakan skala pengukuran pada level yang tertinggi sehingga data berskala rasio dapat dikenai operasi matematika.
E. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan adalah data laporan keuangan tahunan untuk periode 2009 – 2011 di mana pada periode tersebut dianggap cukup mewakili kondisi BEI yang relatif normal. Populasi penelitian ini juga menggunakan data dari Indonesian Capital Market Directory, Fact Book BEI, JSX Monthly Statistic, Annual Report dan Homepage BEI dengan alasan BEI merupakan bursa terbesar dan representatif di Indonesia.
41
Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Dokumentasi. Metode ini mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, notulen rapat, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan sebagainya. Metode dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data-data tertulis dari Laporan Keuangan Emiten/Perusahaan yang dipublikasikan JSX LQ45. Data-data yang diambil adalah: 1. Harga saham; yang diambil dari data harga saham relatif di JSX LQ45 tahun 2009 – 2011 2. Pengembalian atas asset (Return On Asset, ROA); yang didapat dari hasil pembagian laba bersih setelah pajak dengan total aktiva, yang terdapat dalam JSX LQ 45 tahun 2009 – 2011 3. Rasio pembayaran deviden (Devidend Payout Ratio, DPR); yang didapat dari hasil pembagian Devidend Per Share dengan laba bersih, yang terdapat dalam JSX LQ45 tahun 2009 – 2011 4. Laba per lembar saham (Earning Per Share, EPS); yang didapat dari hasil pembagian Pendapatan Setelah Pajak dengan jumlah lembar saham yang beredar yang terdaftar dalam JSX LQ45 tahun 2009 – 2011.
F. Jenis Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diambil dari suatu sumber dan biasanya data tersebut telah dikompilasi terlebih dahulu oleh instansi tertentu/pemilik data. Data-data 42
yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Indonesian Capital Market Directory, Fact Book BEI, JSX Monthly Statistic, Annual Report dan Homepage BEI.
G. Populasi Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Populasi juga dapat diartikan sebagai totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung ataupun pengkuran kuantitaf mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifatnya. Populasi paling sedikit mempunyai sifat yang sama. Dalam penelitian ini tidak dilakukan pengambilan sampel mengingat terbatasnya jumlah perusahaan BUMN terbuka di Indonesia. Populasi yang digunakan adalah keseluruhan perusahaan-perusahaan BUMN yang telah go public yang terdaftar dalam BEI Indonesia yang berjumlah 14 perusahaan sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 sebagaimana terdapat pada Tabel 3.1 sebagai berikut:
43
Tabel 3.1 Perusahaan BUMN Go Public yang menjadi Sampel dalam Penelitian No.
Nama Perusahaan BUMN Go Public
KODE
1
PT Tambang Batu Bara Bukit Asam (Persero) Tbk
PTBA
2
PT Timah (Persero) Tbk
TINS
3
PT Aneka Tambang, Tbk
ANTM
4
PT Semen Gresik (Persero) Tbk
SMGR
5
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
BBRI
6
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
PGAS
7
PT Bank Negara Indonesia, Tbk
BBNI
8
PT Jasa Marga (Persero) Tbk
JSMR
9
PT Kimia Farma (Persero) Tbk
KAEF
10
PT Adhi Karya (Persero) Tbk
ADHI
11
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
BMRI
12
PT Indofarma (Persero) Tbk
INAF
13
PT Wjaya Karya (Persero) Tbk
WIKA
14
PT Telkom, Tbk
TLKM
Jumlah
14
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dilihat dari tahun listing di BEI, yang termasuk dalam sampel ditunjukkan dalam Tabel 3.2 sebagai berikut:
44
Tabel 3.2 Distribusi Tahun Terdaftar di BEI (Listing) No
Tahun Listing di BEI
Frekuensi
Presentase
1
1991 – 1995
3
21,43%
2
1996 – 2000
2
14,29%
3
2001 - 2005
7
50,00%
4
2006 – 2010
2
14,29%
14
100%
Jumlah Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan Tabel 3.2 di atas, terlihat bahwa sebagian besar perusahaan BUMN Go Public yang menjadi sampel dalam penelitian terdaftar di BEI pada tahun 2001 – 2005 dengan presentasi sebesar 50%, selebihnya terdaftar pada tahun 1991 – 1995 sebanyak 21,43%, sementara tahun 1996 – 2000 sebanyak 14,29%, dan tahun 2006 – 2010 sebanyak 14,29%. Jenis perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini sebagian besarnya adalah perusahaan-perusahaan BUMN Go Public yang bergerak dalam bidang Pertambangan (Mining) dan Keuangan (Finance). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut:
45
Tabel 3.3 Jenis Perusahaan No.
Jenis Perusahaan
Jumlah
Presentase
1
Mining
3
21,43%
2
Basic Industry & Chemicals
1
7,14%
3
Finance
3
21,43%
4
Energy
1
7,14%
5
Infrastructure, Utilities and Transportation
1
7,14%
6
Consumer Goods Industry
1
7,14 %
7
Property, Real Estate and Buiding Construction
2
14,29%
8
Others Miscellaneous Industry
1
7,14%
9
Telecommunication
1
7,14%
Jumlah
14
100%
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan Tabel 3.3 di atas terlihat bahwa 21,43% perusahaan BUMN Go Public bergerak di bidang Mining, dan Finance, sebesar 14,29% perusahaan yang bergerak dalam bidang Property, Real Estate and Building Construction, dan 7,14% lainnya bergerak di bidang yang berbeda-beda, yaitu Basic Industry & Chemicals, Energy, Infrastructure, Utilities and Transportation, Consumer Goods Industry, Others Miscellaneous Industry, dan Telecommunication.
46
H. Metode Analisis Data 1. Metode Analisis Data Metode analisis data adalah cara pengolahan data yang terkumpul untuk kemudian dapat memberikan intrepretasi hasil pengolahan data ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan, penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi untuk mengukur pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di pasar modal Indonesia. a. Analisis Deskriptif Data stasitik yang diperoleh dalam penelitian perlu diringkas dengan baik dan teratur. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang sekumpulan data yang diperoleh baik mengenai sampel atau populasi. b. Analisis Regresi Berganda Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengarus rasio keuangan terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di pasar modal Indonesia. Untuk pengujian dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 18.0
47
Adapun bentuk model yang akan diuji dalam penelitian ini yaitu: Y = β0 + β 1X1+ β2X2+ β 3X3+e Dimana: Y
: Harga Saham
B0
: Konstanta
B1,B2,B3
: Koefisien Persamaan Regresi Prediktor X1,X2,X3
X1
: Variabel Laba per Lembar Saham (Earning Per Share, EPS)
X2
: Variabel Pengembalian atas Aktiva (Return On Assset, ROA)
X3
: Rasio Pembayaran Deviden (Devidend Payout Ratio, DPR)
e
: error
2. Pengujian Data Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: a. Analisis Data 1) Uji Bersama-sama (Uji F-Statistik) Uji F-Statistik digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh varibel independen secara bersama-sama terhadap varibel dependen.
Untuk pengujian dalam penelitian ini digunakan program
SPSS 13.0
48
Untuk menentukan nilai F tabel, tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5% dengan perumusan hipotesis statistik: - H0
: B1 = B2 = 0, artinya X1 dan X2 secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap Y
- Ha
: B1 = B2 =/ 0, artinya X1, dan X2 secara bersama-sama (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap Y
Dengan kaidah pengambil keputusan: - Terima H0, jika koefesien F hitung signifikan pada taraf lebih besar dari 5% (lihat taraf signifikansi pada output ANOVA) - Tolak H0, jika koefisien F hitung signifikan pada taraf lebih kecil atau sama dengan 5% (lihat taraf signifikansi pada output ANOVA) 2) Uji Parsial (Uji t) Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari varibel independennya. Untuk pengujian dalam penelitian ini digunakan program SPSS 13.0. Untuk menentukan nilai t-statistik tabel, digunakan dengan tingkat signifikansi 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k-1), dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah varibel. Perumusan statistik yang digunakan: - H0
: B1 = B2 = 0, artinya X1 dan X2 secara parsial (sendiri-sendiri) tidak berpengaruh signifikan terhadap Y
- Ha
: B1 = B2 =/ 0, artinya X1 dn X2 secara parsial (sendiri-sendiri) berpengaruh signifikan terhadap Y 49
Dengan kaidah pengambil keputusan: - Terima H0, jika koefisien t hitung signifikan pada taraf lebih besar dari 5% (lihat taraf signifikansi pada output Coefficient) - Tolak H0, jika koefisien t hitung signifikan pada taraf lebih kecil atau sama dengan 5% (lihat taraf signifikansi pada output Coefficient) 3) Koefisien Determinasi Dalam penelitian ini menggunakan regresi linear berganda, maka masing-masing varibel independen yaitu Laba Per Lembar (Earning Per Share, EPS), Pengembalian Atas Aktiva (Return On Asset, ROA), Devidend Payout Ratio (DPR) secara parsial maupun bersama-sama mempengaruhi variabel dependen, yaitu harga saham (Y) yang dinyatakan dalam R2 untuk menyatakan koefisien determinasi atau seberapa besar pengaruh EPS, ROA, DPR secara bersama-sama atau bersama-sama terhadap harga saham (Y), sedangkan r2 untuk menyatakan koefisien determinasi parsial variabel independen terhadap variabel dependen. b. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang diperoleh dapat menghasilkan estimator linear yang baik.
Agar dalam
analisis regresi diperoleh model regresi yang bisa dipertanggungjawabkan, maka harus diperhatikan asumsi-asumsi sebagai berikut:
50
1) Terdapat hubungan linear antara variabel bebas dan variabel terikat 2) Besarnya varian error (faktor pengganggu) bernilai konstan untuk seluruh variabel bebas (bersifat homoscedasticity) 3) Independensi dari error (non autocorrelation) Dalam analisis regresi linear berganda perlu menghindari penyimpangan asumsi klasik supaya tidak timbul masalah dalam penggunaan analisis tersebut. Untuk tujuan tersebut maka harus dilakukan pengujian terhadap empat asumsi klasik berikut ini: 1) Uji Normalitas Uji normalitas berujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah yang memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal.
Pengujian normalitas
dalam penelitian ini menggunakan analisis grafik.
Dengan melihat
normal probality plot, yang membandingkan distribusi sesungguhnya dengan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Untuk mendapatkan hasil yang lebih handal maka digunakan juga pengujian Skewness,
51
dimana dalam pengujian ini, data dianggap terdistribusi normal jika Z hitung < dari Z table. 2) Uji Multikolinieritas Pengujian asumsi ini untuk menunjukkan adanya hubungan linear antara variabel-variabel bebas dalam model regresi maupun untuk menunjukkan ada tidaknya derajat kolinearitas yang tinggi di antara variabel-variabel bebas. sempurna,
maka
Jika antar variabel bebas berkorelasi dengan
disebut
multikolinearitasnya
sempurna
(perfect
multicolineariy), yang berarti model kuadrat terkecil tersebut tidak dapat digunakan. Indikator untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas adalah menguji asumsi tersebut dengan uji korelasi antar variabel independen dengan matriks korelasi. 3) Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan korelasi atau hubungan yang terjadi di antara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu (data time series) maupun tersusun dalam rangkaian ruang yang disebut data cross sectional.
Salah satu pengujian yang
umum digunakan untuk menguji adanya autokorelasi adalah uji statistik durbin watson. Uji ini dihitung berdasarkan jumlah selisih kuadrat nilainilai faktor-faktor gangguan berurutan.
52
4) Uji Heteroskedastis Penyimpangan uji asumsi klasik ini adalah adanya gejala heteroskedastisitas, artinya varians variabel dalam model tidak sama. Konsekuensi dari adanya gelaja heteroskedastis adalah penaksir yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel besar maupun kecil walaupun penaksir diperoleh menggambarkan populasinya dalam arti tidak bias. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan uji scatterplot. 5) Uji Linearitas Uji ini biasanya digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan dalam suatu studi berbentuk empiris sebaiknya berbentuk linear, kuadrat atau kubik.
Dengan uji linearitas akan diperoleh informasi apakah
model empiris sebaiknya linear, kuadrat atau kubik.
53