BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Dalam rangka penyusunan skripsi ini penulis melakukan penelitian pada SMP Negeri 20 Kota Tangerang
Jl. Nuri raya Perumnas I Kota
Tangerang, gedung baru SMP Negeri 20 Kota Tangerang diresmikan penggunaannya oleh Walikota Tangerang, Drs. H. Wahidin Halim, pada tanggal 3 Desember 2003. gedung baru ini langsung baru bisa digunakan oleh para siswa kelas 7 dan siswa kelas 8 pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2003 – 2004, walaupun sebagian siswa harus rela menempati gedung lama yang sebelumnya dipergunakan untuk SD yang kondisinya kurang layak untuk di tempati. Hal ini di mungkinkan oleh semangat untuk mempunyai dan menempati gedung sendiri.
SMP Negeri 20 Kota Tangerang adalah sekolah rintisan atas dorongan kebutuhan dan keinginan masyarakat sekitar Perumnas untuk bersekolah negeri yang biayanya relatif lebih murah dari sekolah swasta. Disamping itu juga agar masyarakat disekitar Perumnas mendapatkan Pendidikan yang layak untuk dapat mencerdaskan putra – putrinya untuk bekal dimasa yang akan dating. Oleh karena itu Pendidikan adalah suatu kunci dari sebuah keberhasilan.
26
Berangkat dari kenyataan inilah dengan ijin Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang, Bapak Drs. H. Endi Suhardi, sebagai kepala sekolah SMP Negeri 6 Kota Tangerang mengambil inisiatif untuk membuka kelas jauh yang dalam kondisi sementara menempati gedung sekolah SMP Negeri 6 Kota Tangerang. Pada tahun kedua pembukaan kelas jauh ini, ternyata animo masyarakat makin bertambah, terbukti dengan meningkatnya jumlah rombongan belajar dari 5 (lima) kelas menjadi 6 (enam) kelas.
Dan dengan upaya yang tak kenal lelah dari seluruh personil SMP Negeri 6 Kota Tangerang, 11 (sebelas) rombongan belajar yang berjumlah 477 orang siswa kelas 7 dan 8 dipindahkan ke gedung baru pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2003-2004 sebagai murid SMP Negeri 20 Kota Tangerang. Pada Tahun Pelajaran 2004-2005, animo masyarakat ternyata lebihh meningkat lagi setelah SMP Negeri 20 memperoleh tambahan gedung baru sebayak 8 (delapan) RKB. Jumlah pendaftar mencapai 9 kelas sebanyak 360 orang siswa.
Pada Tahun pelajaran 2005-2006 pun demikian, dengan GAT dan satu pilihan, animo masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya tidak berkurang. Tidak kurang dari 600 orang pendaftar mengikuti GAT untuk merebutkan 360 kursi yang tersedia. Pada Tahun pelajaran 2006-2007 pun demikian, dengan system GAT dan dua pilihan, animo masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya tidak berkurang. Tidak kurang dari 1.609
27
terdiri dari
pilihan 1 sebanyak 535 dan pilihan 2 sebanyak 1.074 orang
pendaftar mengikuti GAT untuk merebut 280 kursi yang tersedia.
Pada tahun 2007-2008 pun demikian, dengan system GAT dan dua pilihan, animo masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya tidak berkurang. Tidak kurang dari 387 orang pendaftar mengikuti GAT untuk merebut 280 kursi yang tersedia. Sedangkan pada tahun ini, Tahun Pelajaran 2008-2009, menggunakan fasilitas internet dengan nama PSB online dengan 3 pilihan. Hal ini pun tidak menyurutkan minat masyarakat untuk memilih SMP Negeri 20 Kota Tangerang. Tidak kurang dari 481 pendaftar memperebutkan 320 tempat yang tersedia. Kondisi ini memang tidak terlepas dari lingkungannya SMP Negeri 20 Kota Tangerang di lingkungan perumahan yang padat penduduk.
Pada dasarnya SMP Negeri 20 Tangerang telah menjadi rintisan Sekolah yang berstandar nasional pada saat sekarang ini, dengan fasilitas yang secara perlahan dibangun melalui anggaran rutin yang dianggarkan oleh pemerintah daerah kota Tangerang. Pemerintah Kota Tangerang sebagai induk organisasi SMP Negeri melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang secara bertahap telah merelokasi semua bangunan sekolah yang ada dilingkungan pemerintahan Kota Tangerang termasuk SMP Negeri 20 Kota Tangerang yang telah secara resmi di sahkan oleh Walikota Tangerang Wahidi Halim pada tahun 2003.
28
Pada mulanya jumlah pegawai di SMP Negeri 20 Kota Tangerang berawal dari mutasi pegawai dan guru dari SMP Negeri 6 Kota Tangerang, karena sebelum bangunan selesai didirikan SMP Negeri 20 masih ikut kegiatan belajar mengajarnya pada SMP Negeri 6 Kota Tangerang. Jumlah pegawai pendidik maupun tenaga kependidikan pada dasarnya setiap tahun bertambah dengan adanya mutasi pegawai maupun tenaga kependidikan dari sekolah yang ada pada lingkungan pemerintahan Kota Tangerang maupun dari luar kota Tangerang. Dan juga dengan adanya pengangkatan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dengan formasi jabatan untuk tahun 2006 sampai dengan 2007. dan juga sebelum adanya pengangkatan SMP Negeri 20 Kota Tangerang masih mempunyai Guru Bantu Sementara ( GBS ) dengan jumlah 5 orang , akan tetapi kini sudah di angkat menjadi pegawai negeri sipil pada tahun anggaran 2007. tapi masih banyak juga tenaga pendidik dan kependidikan yang statusnya masih honorer dengan jumlah 33 orang. Jadi pada saat ini jumlah pegawai yang ada pada SMP Negeri 20 Kota Tangerang adalah 66 orang termasuk pegawai negeri sipil maupun pramubhakti.
B. Metode Penelitian Dalam hal ini penulis menggunakan metode analisa deskriptif yaitu mendefinisikan perhitungan anggaran belanja rutin sehingga menjadi suatu susunan anggaran dan didalam pelaksanaannya dilakukan pertanggung jawaban kegiatan melalui SPJ, selain itu peneliti juga menggunakan data yang telah disediakan oleh bagian keuangan, kemudian data tersebut dipaparkan
29
dan digambarkan dengan kata – kata atau kalimat menurut kategori tertentu seperti baik, cukup baik, kurang baik serta tidak baik untuk menilai dari pelaksanaan penyalur anggaran. Dalam hal ini juga penulis membandingkan antara prosedur yang telah ditetapkan dengan keadaan yang sebenarnya sehingga dapat ditarik kesimpulan serta memberikan saran berdasarkan kategori seperti diatas.
C. Definisi Variabel Operasional Dalam menyusun skripsi ini penulis mendefinisikan Variabel Operasional sebagai berikut : 1. Penyusunan Perhitungan Anggaran Rutin adalah untuk penyusunan perhitungan anggaran rutin permata anggaran sehingga menjadi RAK ( Rencana Anggaran Kegiatan ). 2. Pertanggung Jawaban atas Pelaksanaan Anggaran Belanja Rutin maksudnya adalah setiap pengeluaran anggaran belanja rutin haruslah berbentuk laporan SPJ (Surat Pertanggung Jawaban). Suatu penyusunan anggaran akan diakhiri dengan pertanggung jawaban anggaran. Sehingga penulis mempunyai asumsi bahwa apabila Penyusunan Anggaran yang dilakukan dengan baik dalam arti sesuai dengan peraturan, akurat, jelas dan tepat waktu, maka pada pertanggung jawabannya akan berhasil dengan baik. Begitu pula sebaliknya, apabila Penyusunan anggaran tidak dilakukan dengan baik maka pertanggung jawabannya pun tidak akan baik pula.
30
D. Metode Pengumpulan Data Untuk mendapatkan gambaran yang cukup jelas dalam penyusunan skripsi ini, penulis berusaha mengumpulkan data yang di butuhkan dengan di sertai analisa yang diperoleh dari obyek penelitian yaitu pada SMP Negeri 20 Kota Tangerang yang terdiri dari : 1. Penelitian Kepustakaan Penelitian ini adalah hal utama yang dilakukan untuk memperoleh landasan teori dengan maksud agar dapat digunakan untuk menganalisa masalah yang menjadi judul penulis. Dasar – dasar teoritis ini diperoleh dengan masalah yang dibahas, baik melalui buku – buku, literature dan catatan kuliah yang ada. 2. Penelitian Lapangan Penelitian didasarkan atas penelitian langsung pada obyek yang dituju guna mendapatkan data secara nyata, dalam hal ini untuk mendapatkan data dalam penelitian dilakukan dengan berbagai cara, yaitu : a. Data Primer Adalah Data anggaran yang dikutip dan diolah langsung oleh peneliti dari responden individual. b. Data Sekunder Adalah data yang telah disediakan oleh unit atau lembaga dimana data itu dihasilkan. Contohnya : data yang sudah jadi dalam bentuk laporan.
31
E. Metode Analisa Data Dalam hal ini penulis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif yaitu analisa data berdasarkan jumlah – jumlah atau angka – angka yang terlampir dalam proses pengolahan anggaran rutin dan analisis deskriptif kualitatif pada pernyataan keadaan dan ukuran kualitas pada anggaran rutin, selain itu peneliti juga menggunakan data yang telah disediakan oleh bagian keuangan, kemudian data tersebut dipaparkan dan digambarkan dengan kata – kata atau kalimat menurut kategori tertentu seperti baik, cukup baik, kurang baik serta tidak baik untuk menilai dari pelaksanaan penyalur anggaran. Dalam hal ini juga penulis membandingkan antara prosedur yang telah ditetapkan dengan keadaan yang sebenarnya
sehingga
dapat ditarik kesimpulan serta
memberikan saran berdasarkan kategori seperti diatas.
32