28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Gambaran Umum Perusahaan Lokasi Perusahaan Dalam melakukan penelitian ini penulis memilih obyek di PT. Bank Rakyat Indonesia yang berlokasi di Gerendeng Tangerang Banten. Meskipun kantornya tidak terlalu besar, namun jenis transaksi dan mobilitas nasabah cukup tinggi sehingga menjadi salah satu alasan penulis untuk memilih tempat penelitian.
Sejarah Singkat Perusahaan
29
Pendiri Bank Rakyat Indonesia adalah Raden Aria Wirjaatmadja Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Adanya situasi perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuk Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintergrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.
Setelah berjalan selama satu bulan keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan Bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim).
Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor
30
dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai Bank Umum.
Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-undang perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang kepemilikannya masih 100% ditangan Pemerintah.
PT. BRI (Persero) yang didirikan sejak tahun 1895 didasarkan pelayanan pada masyarakat kecil sampai sekarang tetap konsisten, yaitu dengan fokus pemberian fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Hal ini antara lain tercermin pada perkembangan penyaluran KUK pada tahun 1994 sebesar Rp. 6.419,8 milyar yang meningkat menjadi Rp. 8.231,1 milyar pada tahun 1995 dan pada tahun 1999 sampai dengan bulan September sebesar Rp. 20.466 milyar.
Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat maka sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai Unit Kerja yang berjumlah 4.447 buah, yang terdiri dari 1 Kantor Pusat BRI, 12 Kantor Wilayah, 12 Kantor Inspeksi /SPI, 170 Kantor Cabang(Dalam Negeri), 145 Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor Cabang Khusus, 1 New York Agency, 1 Caymand Island Agency, 1 Kantor Perwakilan Hongkong, 40 Kantor Kas Bayar, 6 Kantor Mobil Bank, 193 P.POINT,3.705 BRI UNIT dan 357 Pos Pelayanan Desa.
Produk-produk yang dihasilkan
31
Bank Rakyat Indonesia Gerendeng Tangerang merupakan salah satu kantor unit pembantu yang membantu transaksi untuk daerah sekitar dengan produk yang dijual sebagai berikut : 1. Simpanan a. Tabungan Britama, yaitu jenis simpanan yang penarikannya dapat dilakukan kapan saja tanpa ada batasan waktu. b. Tabungan Simpedes, yaitu jenis simpanan yang penarikannya dapat dilakukan kapan saja tanpa ada batasan waktu. Bedanya dengan tabungan Britama adalah besarnya biaya administrasi bulanan, tabungan Simpedes dikenakan biaya administrasi yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan tabungan Britama. c. Giro Rupiah, yaitu simpanan dana pihak ketiga dalam mata uang rupiah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek/bilyet giro maupun sarana perintah pembayaran lainnya, sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat yang ditentukan oleh BRI d. Giro Valas, yaitu simpanan dana pihak ketiga dalam valuta asing yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan ketentuan yang telah ditentukan oleh BRI. e. Tabungan Haji, yaitu suatu jenis tabungan untuk calon jemaah haji dalam rupiah yang penyetoran dan penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat yang ditetapkan oleh BRI.
32
f. Deposito, yaitu simpanan dari deposan kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara deposan dan bank. Deposito BRI memiliki keuntungan : -
Dapat bertransaksi secara online di lebih dari 2000 unit kerja BRI online di seluruh indonesia.
-
Keleluasaan dalam memilih mata uang : rupiah, USD, EUR, SGD, JPY.
-
Keleluasaan dalam memilih jangka waktu mulai dari Deposit on Call (<1 bulan) atau jangka waktu 1, 2, 3, 6, 12, 18, dan 24 bulan.
-
Bebas biaya administrasi.
-
Dapat dijadikan jaminan kredit di BRI.
-
Pencairan Deposito BRI di unit kerja BRI lainnya.
g. Deposito Valas, yaitu simpanan dalam valuta asing yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara deposan dan bank. h. Sertifikat deposito, yaitu surat berharga dalam rupiah yang merupakan surat pengakuan hutang dari bank dan dapat diperjual belikan dalam pasar uang. 2. Jasa-jasa a. Transfer Rupiah, yaitu pengiriman uang dalam rupiah yang dilaksanakan secara pemindahbukuan melalui bank dari satu tempat ke tempat lain atas permintaan dan untuk kepentingan pengamanan.
33
b. Kliring, yaitu kegiatan untuk menyelesaikan hutang piutang antar bank dalam bentuk giral, dimana bank penerima dan bank tertariknya berada dalam satu wilayah kerja lembaga penyelenggara dengan jadwal pelaksanaan yang telah ditetapkan. c. Safe Deposit Box (SDB), yaitu jasa layanan bank berupa penyewaan kotak yang dirancang secara khusus untuk menyimpan harta / surat berharga. d. Payment Point, yaitu penerimaan pembayaran oleh bank atas tagihan dari pihak ketiga kepada pelanggannya yang bersifat massal. e. Traveller’s Cheque, yaitu kertas berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh BRI dalam bentuk cek perjalanan, dimana bank akan melakukan pembayaran setelah nasabah menandatangani warkat secara lengkap. f. Kartu ATM BRI, yaitu fasilitas yang diberikan kepada pemegang rekening tabungan sebagai sarana untuk dapat bertransaksi melalui jaringan ATM dengan syarat-syarat dan ketentuan yang ditetapkan BRI. 3.Pinjaman / Kredit a. KPR BRI, yaitu kredit yang diberikan kepada perorangan untuk keperluan kepemilikan tempat tinggal / rumah kepada pegawai yang berpenghasilan tetap dari suatu instansi pemerintah / perusahaan swasta sesuai dengan ketentuan BRI. b. KKB BRI, yaitu kredit kepemilikan kendaraan bermotor yang diberikan kepada perorangan untuk keperluan pembelian kendaraan bermotor.
34
c. KUR, yaitu kredit usaha rakyat yang diberikan untuk pengembangan usaha bagi pemilik usaha kecil dan menengah sesuai dengan nilai agunan dan bunga yang relatif rendah. g. Kredit Multiguna, yaitu kredit yang diberikan kepada perorangan untuk keperluan konsumtif dengan pertimbangan atas dasar penghasilan dan agunan kebendaan.
Metode Penelitian Dalam melakukan penyusunan skripsi ini penulis menggunakan Metode Penelitian Deskriptif, yaitu menganalisis, mengidentifikasi dan mendeskripsikan sistem antrian yang terjadi pada PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Metode Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan yang terkait secara langsung maupun tidak langsung, maka dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan 2 (dua) cara/metode pengumpulan data, yaitu sebagai berikut : 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian ini dilakukan langsung di perusahaan yang menjadi obyek penelitian, dalam hal ini adalah PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) unit Gerendeng Tangerang. Dari penelitian ini diperoleh data primer dan sekunder.
35
a. Data Primer -
Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan dan melihat langsung tentang situasi dan kondisiantrian yang terjadi dan seperti apa sistem pelayanan nasabah yang diberikan serta kapan waktuwaktu sibuk terjadi.
-
Wawancara, yaitu dengan menanyakan langsung kepada staff dan karyawan, sehingga dapat diperoleh data-data serta informasi yang berhubungan dengan penelitian.
b. Data Sekunder Data ini diperoleh bersamaan pada saat melakukan observasi langsung ke perusahaan yang diteliti. Data-data sekunder yang diperoleh adalah sejarah perusahaan , struktur organisasi, dan datadata perusahaan lainnya (produk-produk yang dihasilkan).
Variabel dan Pengukurannya Varibel-variabel dalam metode antrian dibedakan dalam variabel variabel bebas dan variabel tergantung. Sistem antrian merupakan varibel bebeas yang jumlahnya selalu berubah-ubah sesuai dengan jumlah kedatangan nasabah dan banyaknya teller. Sedeangkan variabel tergantung dalam suatu antrian pelayanan perbankan terdapat pada waktu antrian, Waktu mengantri sangat ditentukan dan tergantung pada rata-rata banyaknya jumlah nasabah yang datang setiap harinya dan banyaknya teller yang melayani.
36
Definisi Operasional Variabel Dalam penyusunan skripsi ini, terdapat variabel operasional, yaitu sebagai berikut : 1. Sumber masukan (input) adalah populasi pelanggan/nasabah yang berada pada suatu tempat tertentu yang nantinya akan bergabung untuk membuat antrian dan menerima fasilitas pelayanan. 2. Pola kedatangan, yaitu tingkat kedatangan rata-rata para nasabah yang bersifat independen pada setiap satuan waktu dan membuat antrian sebelum menerima jasa pelayanan/dilayani oleh teller. 3. Disiplin antrian, yaitu pedoman yang digunakan dalam menyeleksi nasabah untuk dapat dilayani terlebih dahulu berdasarkan kepada urutan datangnya permintaan pelayanan. 4. Struktur antrian, yaitu jumlah saluran antrian yang disediakan oleh suatu perusahaaan bagi para pelanggan/nasabahnya sebelum mendapatkan pelayanan, baik yang berjumlah satu saluran maupun banyak saluran. 5. Pola pelayanan, yaitu waktu rata-rata yang digunakan oleh setiap nasabah untuk dilayani kebutuhannya pada masing-masing teller yang tersedia. 6. Waktu nasabah menunggu dalam antrian (Wq), yaitu waktu yang dibutuhkan oleh seorang nasabah untuk menunggu sebelum mendapatkan giliran untuk menerima pelayanan.
37
7. Waktu nasabah berada dalam sistem keseluruhan, yaitu waktu yang dibutuhkan oleh seorang nasabah untuk menunggu ditambah dengan waktu nasabah yang sedang dilayani oleh teller. 8. Jumlah nasabah menunggu dalam antrian (Lq), yaitu jumlah nasabah yang berada dalam antrian sebelum mendapatkan pelayanan. 9. Jumlah nasabah berada dalam sisitem keseluruhan (Ls), yaitu jumlah nasabah yang berada dalam antrian ditambah dengan nasabah yang sedang dilayani oleh teller. 10. Utilitas pelayanan (ρ), yaitu proporsi waktu rata-rata yang diperlukan oleh seorang teller untuk melayani nasabahnya.
Metode Analisis Data Untuk menganalisis operasional situasi antrian sehingga dapat diketahui jumlah teller yang optimal sehingga kinerja dari situasi antrian dapat diukur, maka digunakan rumusan-rumusan (formula) dengan pendekatan statistik dan analisis yang dibatasi asumsi-asumsi matematis. Rumusan-rumusan (formula) kunci yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Tingkat kegunaan (utilitas) untuk fasilitas pelayanan ( ρ ).
ρ=
λ Mµ
38
Dimana :
λ = Rata-rata
kecepatan kedatangan (jumlah kedatangan per
satuan
waktu). M = Jumlah pelayanan (jumlah teller).
µ = Rata-rata kecepatan pelayanan (jumlah
satuan yang dilayani per
Satuan waktu).
2. Probabilitas tidak terdapat pelanggan dalam sistem (Po).
Po =
1 n = s −1 1 λ n 1 λ M Mλ ∑ + − n ! µ M ! µ M λ λ n =0
Dimana :
λ = Rata-rata
kecepatan kedatangan (jumlah kedatangan per
waktu). M = Jumlah pelayanan (jumlah teller).
µ = Rata-rata kecepatan pelayanan (jumlah
satuan yang dilayani per
Satuan waktu).
3. Jumlah pelanggan rata-rata dalam antrian (Lq). m
λµ λ µ Lq = Po 2 (M − 1)!(Mµ − λ )
satuan
39
Dimana :
λ = Rata-rata
kecepatan kedatangan (jumlah kedatangan per
satuan
waktu). M = Jumlah pelayanan (jumlah teller).
µ = Rata-rata kecepatan pelayanan (jumlah
satuan yang dilayani per
Satuan waktu). Po = Probabilitas tidak terdapat pelanggan dalam sistem.
4. Jumlah pelanggan rata-rata dalam sistem (Ls).
Ls = Lq +
λ µ
Dimana : Lq = Jumlah pelanggan rata-rata dalam antrian.
λ
= Rata-rata kecepatan kedatangan (jumlah kedatangan per waktu).
µ = Rata-rata kecepatan pelayanan (jumlah
satuan yang dilayani per
Satuan waktu). 5. Waktu menunggu rata-rata dalam antrian (Wq).
Wq = Lq
λ
satuan
40
Dimana : Lq = Jumlah pelanggan rata-rata dalam antrian.
λ
= Rata-rata kecepatan kedatangan (jumlah kedatangan per
satuan
waktu).
6. Waktu menunggu rata-rata dalam sistem (Ws).
Ws = Wq + 1
µ
Dimana : Wq = Waktu menunggu rata-rata dalam antrian.
µ=
Rata-rata kecepatan pelayanan (jumlah Satuan waktu).
satuan yang
dilayani
per