BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2013, dimana periode penelitian yang akan di analisis yaitu dari tahun 2009 sampai dengan 2013. Penelitian menggunakan metode kuesioner dalam pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Tempat penelitian ini dilakukan dengan mengambil data di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanah Abang Satu Jakarta Pusat. Dengan melakukan penelitian pada lokasi tersebut peneliti mengharapkan dapat mendapat jumlah responden yang cukup sehingga kekuatan generalisasinya lebih tinggi. Objek dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak terdaftar sampai dengan tahun 2013. B. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kausal yang akan menguji hubungan antar variabel yaitu pengaruh antara satu atau lebih variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kenaikan tarif PTKP, kesadaran membayar pajak, dan kepatuhan wajib pajak terhadap penerimaan pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanah Abang Satu Jakarta Pusat dalam membayarkan pajaknya.
41
42
C. Variabel dan Skala Pengukuran 1.
Operasional Variabel Dalam penelitian ini terdapat 4 (empat) variabel yang digunakan, yaitu 3
(tiga) variabel bebas (independent variable): Kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (X1), Kesadaran Membayar Pajak (X2), Kepatuhan Wajib Pajak (X3) dan 1 (satu) variabel terikat (dependent variable): Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi (Y). Definisi operasional dari masing-masing variabel tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: a.
Variabel independen (X) 1. Kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (X1) PTKP sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 UU No.77/2000 yang telah
diubah terakhir dengan UU No.36/2008 adalah faktor pengurangan penghasilan netto untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak (PKP) dari Wajib Pajak Orang Pribadi. Kenaikan penghasilan tidak kena pajak adalah perubahan besaran pengurang penghasilan netto yang semula Rp 15.840.000,- (2009-2012) menjadi Rp 24.300.000,- (2013). Jumlah pertanyaan: 10 pertanyaan yang dikembangkan oleh peneliti. Pengukuran variabel perubahan penghasilan tidak kena pajak menggunakan skala likert 5 point. Indikator pada kenaikan penghasilan tidak kena pajak sebagai berikut: 1. Wajib Pajak mengetahui adanya perubahan besaran PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) dari (UU 36/2008) besaran PTKP dari Rp.
43
15.840.000/tahun menjadi (PMK162/PMK.011/2012) besaran PTKP RP. 24.300.000/tahun. 2. Kenaikan PTKP membuat wajib pajak dapat lebih memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga wajib pajak dapat memenuhi Kehidupan Layak (KHL). 3. Perubahan besaran PTKP menaikkan taraf hidup wajib pajak 4. Kenaikan PTKP bertujuan untuk meningkatkan daya beli dan konsumsi masyarakat hingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi bangsa. 5. Kenaikan PTKP membuat wajib pajak menjadi lebih patuh dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. 6. Wajib
pajak
dapat
melakukan
saving
setelah
berlakunya
PMK162/PMK.011/2012. Karena bertambahnya sisa take home pay wajib pajak. 2. Kesadaran Membayar Pajak Kesadaran perpajakan adalah suatu kondisi dimana seseorang mengetahui, mengakui, menghargai dan menaati ketentuan perpajakan yang berlaku serta memiliki
kesungguhan
dan
kenginan
untuk
memenuhi
kewajiban
perpajakannya (Muliari, 2011). Kesadaran merupakan hal yang penting untuk mendorong kemauan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Perlu adanya kerelaan dan keikhlasan untuk membayar pajak yang telah menjadi tanggungannya.
44
3. Kepatuhan Wajib pajak Kepatuhan Wajib Pajak Orang pribadi adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan serta mempunyai kesadaran dan kesediaan untuk mematuhi dan memenuhi peraturan perpajakan yang telah ditetapkan. b. Variabel dependen (Y) 4. Penerimaan Pajak Penghasilan Penerimaan berasal dari kata terima yang berarti mendapat (memperoleh sesuatu), sedangkan penerimaan berarti perbuatan menerima. Maka dapat disimpulkan bahwa penerimaan pajak merupakan jumlah kontribusi masyarakat (yang dipungut berdasarkan undang-undang) yang diterima oleh negara dalam suatu masa yang akan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 2. Skala Pengukuran Skala pengukuran yang penulis gunakan adalah skala pengukuran interval, dimana pengukurannya menggunakan metode pengukuran likert. Skala ini digunakan untuk mengetahui pengaruh kenaikan tarif ptkp, kesadaran membayar pajak, dan kepatuhan wajib pajak terhadap penerimaan pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Tanah Abang Satu. Skala interval mengurutkan obyek berdasarkan suatu atribut
yang
memberikan informasi tentang interval antara satu obyek dengan obyek lainnya.
45
Adapun skala likert yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Skala Likert 1
STS
SangatTidakSetuju
2
TS
TidakSetuju
3
N
Netral
4
S
Setuju
5
SS
SangatSetuju
Sumber : Imam Ghazali (2011), Analisis Multivariate dengan program SPSS. D. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan dan studi lapangan. 1. Studi Kepustakaan (Library Research) Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topic atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi dapat diperoleh dari wawancara secara mendalam, buku–buku ilmiah, laporan penelitian, peraturan-peraturan, ketetapan–ketetapan, dan sumber–sumber tertulis baik tercantum maupun elektronik iklan. 2. Studi Lapangan (Field Research)
46
Studi lapangan adalah salah satu proses kegiatan observasi pengungkapan fakta–fakta dalam proses memperoleh keterangan atau data dengan cara terjun langsung kelapangan. Studi lapangan yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan daftar pertanyaan atau melakukan kuesioner. Kuesioner tersebut akan disebarkan secara acak kepada wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Tanah Abang Satu. E. Jenis Data Data adalah semua hasil observasi yang telah dicatat untuk suatu penelitian tertentu. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Sumber data primer pada penelitian ini diperoleh langsung dari para WP orang pribadi yang ada di Tanah Abang Satu yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Jakarta Pusat. Data ini berupa kuesioner yang telah diisi oleh para WP orang pribadi yang menjadi responden terpilih dalam penelitian ini. F. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Sugiyono (2010) dalan Nia (2012) populasi adalah : “Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetaokan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak pribadi yang terdafrtar di KPP Pratama Tanah Abang Satu.
47
Berikut ini adalah tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi wilayah KPP Tanah Abang Satu dari tahun 2009-2013 : Tabel 3.2 Tabel Jumlah WP Terdaftar dan WP yang Efektif dalam membayar Pajak di KPP Pratama Tanah Abang Satu TAHUN WP Terdaftar WP Efektif % WP Efektif 83,14091 6.323 5.257 2009 85,52985 7.436 6.360 2010 92,17321 7.436 6.854 2011 93,93126 7.827 7.352 2012 90,9433 8.237 7.491 2013 2. Sampel Sampel merupakan sebagian atau beberapa dari populasi yang akan digunakan sebagai dasar pengujian hipotesis, sehingga kesimpulan yang diperoleh dari sampel dianggap berlaku untuk populasi. Data penelitian diambil dengan metode convenience sampling dimana sample penelitian ini adalah metode pemilihan sampel dari elemen populasiyang datanya mudah diperoleh sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat dengan biaya yang relatif murah.
Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian haruslah sampel yang representatif, maksudnya sampel yang dapat mewakili populasinya. Dalam penelitian
ini
untuk
menentukan
jumlah
sampel
yang
digunakan
menggunakan rumus slovin. Menurut Slovin cara menghitung jumlah sampel adalah sebagai berikut : =
1 + ( )2
48
98,80 =
8237 1 + 8237(0.1 )
Keterangan : = 98,80
jumlah sampel
= 100
(dibulatkan)
N = 8,237
jumlah populasi
= 0.1
G. Metode Analisis data Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda, yaitu suatu metode statistik yang umum digunakan untuk meneliti hubungan antara sebuah variabel dependen dengan beberapa variabel independen. Analisis ini digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis tersebut. Adapun analisis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis frekuensi. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dan pengumpulan, peringkasan, dan penyajian hasil minimum, maximum, mean, dan standar deviasi dari hasil rata-rata jawaban responden untuk masing-masing variabel yaitu kesadaran membayar pajak, pemahaman peraturan pajak, kualitas layanan pajak, dan kegiatan sosialisasi pajak dalam kemauan membayar pajak
49
wajib pajak orang pribadi. Sedangkan analisis frekuensi digunakan untuk melihat gambaran secara umum karakteristik data responden yang telah dikumpulkan melalui kuesioner. 2. Uji Instrumen Penelitian Menurut Hair et all, (1996) dalam Aryobimo (2012) kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi dengan uji validitas dan uji reabilitas. Pengujian tersebut bertujuan untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrumen. Prosedur pengujian kualitas data adalah sebagai berikut: a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner. Uji validitas penulis dilakukan dengan menggunakan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk. Uji validitas diukur dengan membandingkan nilai hitung dengan r table. Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikan 0,1 kriteria pengujian adalah sebagai berikut : a) Jika r hitung > r table (uji 2 sisi dengan sig 0,1) maka instrumen atau item-item pernyataan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).
50
b) Uji r hitung < r table (uji 2 sisi dengan sig 0,1) maka instrument atau item-item pernyataan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid). b. Uji Reabilitas Uji reabilitas adalah alat mengukur untuk suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pernyataan yang merupakan indikator suatu variabel dan disususn dalam suatu bentuk kuesioner. Pengukuran realibel akan menunjukkan instrumen yang sudah dipercaya dan dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya pula. Dalam pengujian ini uji statistik Cronbach Alpha (a) suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha (a) > 0,6 (Ghozali, 2006 dalam Aryobimo, 2012). 3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen keduanya memiliki distibusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah data normal atau mendekati normal. Caranya adalah dengan normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Data yang normal atau mendekati distribusi normal memiliki bentuk seperti lonceng. Alat analisis yang digunakan dalam uji ini adalah uji komolgorov-smirnov dengan koreksi Lilliefors.
51
Pengambilan keputusan mengenai normalitas adalah sebagai berikut : 1) Jika p< 0,05 maka distribusi data tidak normal 2) Jika p > 0,05 maka distribusi data normal
b. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah adanya suatu hubungan linier yang sempurna antara beberapa atau semua variabel independen. Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (Ghozali, 2006) dalam Aryobimo (2012). Pada program SPSS, ada beberapa metode yang sering digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas. Salah satunya adalah dengan cara mengamati nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan TOLERANCE. Batas dari VIF adalah 10 dan nilai dari TOLERANCE adalah 0,1. Jika nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai TOLERANCE kurang dari 0,1 maka terjadi multikolinearitas.
Bila
ada
variabel
independen
yang
terkena
multikolinearitas, maka penanggulangannya adalah salah satu variabel.
c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
maka
disebut
heteroskedastisitas.
homoskedastisitas
Regresi
yang
baik
dan
jika
seharusnya
berbeda
disebut
tidak
terjadi
52
heteroskedastisitas. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan model karena variance gangguan berbeda antara satu variance gangguan berbeda antara satu observasi ke observasi lain. Salah satu uji untuk menguji heteroskedastisitas ini adalah uji Park yaitu meregresikan nilai residual (Lnei2) dengan masing-masing variabel dependen. 4. Uji Hipotesis a. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2) Koefisien determinasi untuk melihat seberapa besar variabel X1 dan X2 mempunyai hubungan terhadap variabel Y, maka digunakan koefisien determinasi (Kd) yang merupakan kuadrat korelasi. Semakin besar R2 (mendekati 1), maka semakin baik hasil regresi tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel dependen. Analisis koefisien determinasi dapat dianalisis menggunakan program SPSS versi 20.0. Rumus analisis Koefisien Determinasi :
Kd = (ys)2 x 100%
Keterangan : Kd = Koefisien Determinasi Ys = Koefisien Korelasi Rank Sepearme
53
b. Pengujian Menyeluruh atau Simultan (Uji F) Uji F dilakukan mengetahui hubungan variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen maka digunakan tingkat signifikan 0,05. Kriteria Uji : (1) Jika F hitung > F table, maka H0 ditolak dan Ha diterima (2) Jika F hitung < F table, maka H0 diterima dan Ha ditolak Jika F hitung lebih besar dari F table maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya model regresi dikatakan memiliki variabel independen yang berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika F hitung lebih kecil dari F table maka H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya model regresi dinyatakan memiliki variabel independen yang tidak berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. c. Pengujian Individu atau parsial (Uji t) Untuk mengetahui anggapan atau dugaan tersebut benar atau tidak, maka dilakukan tes yang dinamakan uji t. Adapun uji t adalah suatu prosedur yang memungkinkan keputusan, apakah keputusan tersebut diterima atau ditolak terhadap anggapan atau hipotesis yang diajukan. Untuk mencari t :
= Dimana :
.√ − √ − ²
54
r = Koefisien regresi n = banyaknya responden
Dalam penelitian ini peneliti memperoleh hasil t hitung dari hasil output analisis regresi linier sederhana dengan menggunakan statistical product and service soluction (SPSS) versi 2.0. Dengan tarif signifikan 0,05 kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut : a. H0 diterima jika – t table ≤ t hitung ≤ t table b. H0 ditolak jika – t hitung < -t table atau t hitung > t table 5. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis Regresi Linier Berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen, apakah masingmasing variabel independen berhubungan positif atau negatif terhadap variabel dependen. Dengan analisis ini, penulis mengadakan analisis terhadap data yang digunakan melalui data kuesioner. Data kuesioner tersebut penulis menganalisis dengan menghitung dan melihat seberapa besar pengaruh kenaikan tarif ptkp, kesadaran membayar pajak, dan kepatuhan wajib pajak. Analisis ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh antara variabel X dan Y : Y = α + β1x1 + β2x2 + β3x3 Dimana : Y
= Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi
55
α
= Konstanta
β1x1 = Kenaikan Tarif PTKP β2x2 = Kesadaran Membayar Pajak β3x3 = Kepatuhan Wajib Pajak